Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Dharma Pancasila Tentang Perokok Pasif

(1)

TINGKAT

PANC

UN

AT PENGETAHUAN SISWA SMA DH

NCASILA TENTANG PEROKOK PA

Oleh

NURULHUDA BT SHAMSUDDIN NIM: 080100340

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

DHARMA

PASIF


(2)

TINGKAT

PANC

Karya Tulis Ilmliah

AT PENGETAHUAN SISWA SMA DH

NCASILA TENTANG PEROKOK PA

KARYA TULIS ILMIAH

liah ini diajukan sebagai salah satu syarat un kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh

NURULHUDA BT SHAMSUDDIN NIM: 080100340

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011

DHARMA

PASIF


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Dharma Pancasila Tentang Perokok Pasif

Nama : Nurulhuda bt Shamsuddin NIM : 080100340

Pembimbing Penguji I

(dr. Bugis Mardina Lubis, Sp.A) (dr. Tri Widyawati, Msi)

NIP: 140355917 NIP: 197607092003122001

Penguji II

(dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes)

NIP: 196906091999032001

Mengetahui:

Universitas Sumatera Utara Fakultas Kedokteran

Dekan

Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD, KGEH NIP: 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Latar belakang: Perokok pasif merupakan individu yang tidak merokok yang terpapar kepada asap rokok. Banyak studi telah membuktikan bahwa perokok pasif mempunyai bahaya atau risiko yang sama dengan perokok aktif menyangkut masalah kesehatan. Remaja hari ini semakin banyak terpapar kepada asap rokok pasif daripada orang tua, keluarga serta teman-teman.

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif.

Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriftif dengan pendekatan studi cross sectional. Jumlah sampel atau responden dalam penelitian ini adalah 80 orang. Teknik pengambilan sampel adalah cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 17.0.

Hasil: Dari 80 orang responden, 48.8% adalah siswa dari kelas X dan 51.3% adalah siswa dari kelas XI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 46.3% responden mempunyai tingkat pengetahuan baik, 31.3% sedang dan 22.5% mempunyai tingkat pengetahuan buruk.

Kesimpulan: Tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif adalah baik


(5)

ABSTRACT

Background: Passive smoker refers to individual who are not smoking but exposed to cigarrette smoke.Many studies have proven that passive smokers would have the same risks as active smokers to get health problems. Teenagers nowadays were largely exposed to passive smoke from parents, family and friends.

Objective: This study is aimed to learn the knowledge of the students of SMA Dharma Pancasila, Medan about passive smoker.

Methods: This is a descriptive observation study done through cross sectional design method. The amount of subjects was 80 people and cluster sampling was chosen as a sampling technique in this study. Questionnaires are used to collect the information from the subjects and data was analyzed using SPSS (Statistical Package for Social Science) program version 17.0. From all 80 respondents, 48.8% of them came from the class X, while 51.3% are from the class XI.

Result: This study shows that 46.3% respondents have good knowledge, 31.3% moderate, and 22.5% have poor knowledge on passive smoker.

Conclusion: The students of SMA Dharma Pancasila have a good knowledge about passive smoker.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini. Adapun judul penelitian ini adalah ‘Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Dharma Pancasila Tentang Perokok Pasif’.

Penulis menyadari bahwa isi maupun susunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena keterbatasan yang ada pada penulis. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada dr Bugis Mardina Lubis, SpA, yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Keluarga penulis yang tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan doa selama menyiapkan penelitian ini.

2. Seluruh dosen, staf Program Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Teman-teman seperjuangan penulis yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan selama menyiapkan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Semua pihak yang terlibat secara langung atau tidak langsung dalam proses penyiapan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata, penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat dan makna tersendiri bagi para pembaca.


(7)

Penulis DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN.... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Definisi pengetahuan...………. 5

2.2 Definisi remaja...……….. 8

2.3 Efek tembakau terhadap kesehatan……… 9

2.4 Perokok pasif……….. 12


(8)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 22

3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 22

3.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran... 22

BAB 4 METODE PENELITIAN... 24

4.1 Jenis Penelitian... 24

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 24

4.3 Populasi dan Sampel... 25

4.4 Teknik Pengumpulan Data... 26

4.5 Pengolahan dan Analisis Data... 27

4.6 Uji validitas dan reliabilitas... 28

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 29

5.1 Hasil Penelitian... 29

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 29

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 29

5.1.3. Hasil Analisa Data... 30

5.2 Pembahasan... 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 35

6.1. Kesimpulan... 35

6.2. Saran... 35

DAFTAR PUSTAKA... 37 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Efek daripada sebagian bahan dalam asap rokok... 10

3.1 Variabel dan definisi operasional... 22

3.2 Kategori tingkat pengetahuan mengikut rentang skor... 23

5.1 Distribusi responden berdasarkan kelas... 30

5.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin... 30

5.3 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif... 31

5.4 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan kelas... 31

5.5 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin... 32

5.6 Distribusi jawaban responden tentang perokok pasif pada kuesioner... 32


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar 2.1. Skema menunjukkan langkah-langkah daripada

paparan terhadap asap rokok pasif sehingga menyebabkan kanker sebagai akibat daripada

karsinogen ... 15 Gambar 2.2. Gambaran mekanisme asap rokok menyebabkan

kejadian kardiovaskuler akut... 17 Gambar 3.1. Kerangka konsep tingkat pengetahuan siswa SMA


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran I Daftar Riwayat Hidup Lampiran II Lembar Penjelasan Lampiran III Lembar Persetujuan Lampiran IV Kuesioner

Lampiran V Lembar Uji Validitas Isi

Lampiran VI Lembar Persetujuan Komisi Etik (Ethical Clearance) Lampiran VII Surat Izin Penelitian


(12)

ABSTRAK

Latar belakang: Perokok pasif merupakan individu yang tidak merokok yang terpapar kepada asap rokok. Banyak studi telah membuktikan bahwa perokok pasif mempunyai bahaya atau risiko yang sama dengan perokok aktif menyangkut masalah kesehatan. Remaja hari ini semakin banyak terpapar kepada asap rokok pasif daripada orang tua, keluarga serta teman-teman.

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif.

Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriftif dengan pendekatan studi cross sectional. Jumlah sampel atau responden dalam penelitian ini adalah 80 orang. Teknik pengambilan sampel adalah cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 17.0.

Hasil: Dari 80 orang responden, 48.8% adalah siswa dari kelas X dan 51.3% adalah siswa dari kelas XI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 46.3% responden mempunyai tingkat pengetahuan baik, 31.3% sedang dan 22.5% mempunyai tingkat pengetahuan buruk.

Kesimpulan: Tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif adalah baik


(13)

ABSTRACT

Background: Passive smoker refers to individual who are not smoking but exposed to cigarrette smoke.Many studies have proven that passive smokers would have the same risks as active smokers to get health problems. Teenagers nowadays were largely exposed to passive smoke from parents, family and friends.

Objective: This study is aimed to learn the knowledge of the students of SMA Dharma Pancasila, Medan about passive smoker.

Methods: This is a descriptive observation study done through cross sectional design method. The amount of subjects was 80 people and cluster sampling was chosen as a sampling technique in this study. Questionnaires are used to collect the information from the subjects and data was analyzed using SPSS (Statistical Package for Social Science) program version 17.0. From all 80 respondents, 48.8% of them came from the class X, while 51.3% are from the class XI.

Result: This study shows that 46.3% respondents have good knowledge, 31.3% moderate, and 22.5% have poor knowledge on passive smoker.

Conclusion: The students of SMA Dharma Pancasila have a good knowledge about passive smoker.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Asap rokok pasif adalah campuran dari dua jenis asap yaitu asap daripada tembakau (rokok) yang dibakar (sidestream smoke)dan asap yang diekshalasi oleh perokok (mainstream smoke). Orang ramai beranggapan bahwa kedua jenis asap ini adalah sama. Hakikatnya, asap dari tembakau yang dibakar mempunyai konsentrasi karsinogen yang lebih tinggi berbanding asap yang diekshalasi oleh perokok. Ia juga mengandungi partikel-partikel yang lebih kecil, yang memudahkan ia masuk ke dalam sel-sel tubuh.

Individu yang tidak merokok yang terpapar kepada asap rokok disebut merokok secara involunter atau merokok pasif. Perokok pasif menginhalasi nikotin dan bahan toksik lainnya dari tembakau dalam jumlah yang sama dengan perokok aktif. Hal ini amat merugikan karena semakin banyak mereka terpapar, semakin meningkat bahan toksik tersebut di dalam badan mereka tanpa mereka sedari.

Asap rokok pasif mengandungi lebih daripada 4000 komponen kimia, dan tidak kurang daripada 250 daripada komponen ini yang berbahaya pada kesehatan tubuh manusia, seperti hidrogen sianida, karbon monoksida dan ammonia. Sekurang-kurangnya 69 daripada komponen toksik yang terkandung dalam asap rokok pasif ini bisa menyebabkan kanker, yaitu arsenik, benzena, berilium, 1,3-Butadiene, kadmium, kromium, etilina oksida, nikel, polonium-210, vinil klorida, formaldehid, toluen, dan sebagainya. Banyak faktor yang mempengaruhi komponen kimiawi manakah yang ditemui dalam asap rokok pasif. Antaranya adalah jenis tembakau, bahan kimia yang


(15)

ditambahkan ke dalam tembakau, cara bagaimana tembakau dibakar, serta kertas pembalut tembakau(U.S. National Cancer Institute).

Anak-anak khususnya mempunyai efek yang lebih besar apabila terpapar asap rokok pasif atas beberapa faktor. Antaranya adalah mereka masih berkembang secara fisik, mempunyai kadar pernafasan yang lebih tinggi berbanding orang dewasa, dan juga mereka tidak mempunyai keupayaan untuk mengontrol lingkungan. Berdasarkan beberapa studi yang telah dijalankan oleh United States Environmental Protection Agency (EPA), antara efek-efek merokok pasif terhadap anak-anak adalah asma pada anak-anak yang sebelumnya tidak pernah menunjukkan simptom, meningkatkan risiko Sudden Infant Death Syndrome, bagi anak-anak berusia dibawah enam tahun, mempunyai risiko infeksi salur pernafasan bawah seperti pneumonia dan bronkitis dan yang keempat risiko infeksi telinga tengah.

Pada orang dewasa yang tidak pernah merokok, asap rokok pasif bisa menyebabkan penyakit jantung dan/atau kanker paru. Perokok pasif mempunyai risiko sekitar 25-30% untuk mendapat penyakit jantung, manakala risiko untuk mendapat kanker paru adalah 20-30%. Selain itu, diperkirakan sebanyak 46000 kematian akibat penyakit jantung pada perokok pasif yang terpapar dengan asap rokok, dan 3400 kematian akibat kanker paru (Centers for Disease Control and Prevention).

Apabila seorang perokok pasif menginhalasi asap rokok, tubuhnya mula memetabolisme nikotin yang terdapat dalam asap tersebut, menghasilkan kotinin. Paparan terhadap nikotin serta asap rokok pasif bisa diukur dengan menguji saliva, urin, atau darah untuk mendeteksi kehadiran kotinin. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, paparan terhadap asap rokok pasif telah menurun dari tahun ke tahun di Amerika Serikat. Pada tahun 1988-1991, sebanyak 87.9% individu yang tidak merokok mempunyai kadar kotinin yang signifikan, semakin berkurang pada


(16)

tahun 1999-2000 sebanyak 52.5% dan terkini, pada tahun 2007-2008 sebanyak 40.1%.

Kebanyakan perokok mula merokok pada usia remaja. Lebih daripada 80% perokok dewasa mula merokok sebelum mencapai usia 18 tahun. Di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa setiap hari, remaja sewal usia 12 hingga 17 tahun mulai merokok buat kali pertama. Studi menunjukkan pada tahun 2009, sebanyak 17.2% remaja berusia 14-17 tahun adalah perokok. Manakala untuk remaja berusia 11-13 tahun, sebanyak 5.2% merupakan perokok (Centers for Disease Control and Prevention).

Hasil riset Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (Republika, 1998) melaporkan bahwa anak-anak di Indonesia sudah ada yang mulai merokok pada usia 9 tahun. Smet (1994) mengatakan bahwa usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara usia 11-13 tahun dan meraka pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun. Data WHO juga semakin mempertegas bahwa seluruh jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja (Republika, 1998). Hampir 50% perokok di Amerika Serikat termasuk usia remaja (Theodorus, 1994). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok dimulai pada saat masa anak-anak dan masa remaja (Komalasari, Helmi).

Antara faktor-faktor yang menyebabkan penggunaan rokok di usia muda adalah status sosioekonomi rendah, pengaruh dari teman atau saudara, kurang kemahiran untuk menahan pengaruh penggunaan rokok, orang tua yang merokok, aksesibilatas dan harga yang mampu dicapai, persepsi bahwa merokok adalah perkara normal, tahap akademis yang rendah, serta perasaan rendah diri.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang perokok pasif setelah melihat begitu tingginya persentase remaja yang terlibat merokok agar mereka sadar bahwa perbuatan mereka itu tidak hanya merugikan diri sendiri, malah orang di sekitarnya. Selain itu, penelitian juga


(17)

turut dilakukan kepada remaja yang tidak merokok untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka tentang perokok pasif agar mereka dapat melakukan upaya untuk menghindari asap rokok.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif.

1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan umum:

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang perokok pasif. 1.3.2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif berdasarkan kelas.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif berdasarkan jenis kelamin.

1.4. Manfaat penelitian

• Dapat menjadi masukan kepada Dinas Kesehatan kota Medan dalam meningkatkan penyuluhan tentang bahaya menjadi perokok pasif.

• Dapat menjadi informasi kepada pihak sekolah agar dapat menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang bebas asap rokok.

• Supaya dapat menjadi panduan kepada orang tua tentang bahaya perokok pasif supaya mereka bisa memperbaiki perilaku merokok mereka terutama apabila bersama keluarga.


(18)

• Sebagai panduan kepada responden agar mereka lebih peka tentang bahaya perokok pasif.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan dapat diartikan secara luas mencakup segala sesuatu yang diketahui (Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia). Hal ini sejalan dengan pernyataan Suriasumantri bahwa pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu. Menurut Notoadmodjo, pengetahuan merupakan hasil tahu setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan remaja diperoleh melalui mata dan telinga. Hal ini sejalan dengan pernyataan Soekanto, bahwa pengetahuan merupakan hasil penggunaan panca indera dan akan menimbulkan kesan dalam pikiran manusia (Hasanah, 2007).

Benjamin S. Bloom, dkk seperti dikutip oleh Anas Sudijono mengemukakan bahwa taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan harus mengacu kepada tiga jenis ranah, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik. Selanjutnya dikatakan bahwa pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu: a. Tahu (know)

Merupakan mengingati suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingati kembali (recall) terhadap sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkat pengalaman yang paling rendah.


(19)

b. Memahami (comprehension)

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar obyek yang diketahui. Orang telah paham akan obyek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu obyek dalam komponen-komponen dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut.

e. Sintesis (synthesis)

Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa, pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui dan kemampuan mengenal dan mengingat kembali yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar yang diperoleh melalui pengalaman setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Tingkat pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antaranya adalah:

a. Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam & Pariani, 2000).


(20)

b. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu (Suwono, 1992). Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula menerima pengetahuan yang dimiliknya (Nursalam & Pariani, 2000).

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan diri dan keluarga.

d. Sosial dan ekonomi

Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan kebutuhan lain yang lebih mendesak (Nasrul, 1998).

Pengetahuan dapat diperoleh dari berbabgai sumber, antara sumber pengetahuan manusia adalah:

a. Tradisi

Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan dimana setiap orang tidak dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah. Akan tetapi tradisi mungkin terdapat kendala untuk kebutuhan manusia karena beberapa tradisi begitu melekat sehingga validitas, manfaat, dan kebenarannya tidak pernah diteliti. b. Autoritas

Dalam masyarakat yang semakin majemuk adanya suatu autoritas seseorang dengan keahlian tertentu, pasien memerlukan perawat atau dokter dalam lingkup medik. Akan tetapi seperti halnya tradisi jika keahliannya tergantung dari pengalaman pribadi sering pengetahuannya tidak teruji secara ilmiah. c. Pengalaman seseorang


(21)

Kita semua memecahkan suatu permasalahan berdasarkan observasi dan pengalaman sebelumnya, dan ini merupakan pendekatan yang bermanfaat. Kemampuan untuk menyimpulkan, mengetahui aturan dan membuat prediksi berdasarkan observasi adalah penting bagi pola penalaran manusia. Akan tetapi pengalaman individu tetap mempunyai keterbatasan pemahaman. d. Trial dan error

Kadang-kadang kita menyelesaikan suatu permasalahan keberhasilan kita dalam menggunakan alternatif pemecahan melalui coba dan salah. Meskipun pendekatan ini untuk beberapa masalah lebih praktis sering tidak efisien. Metode ini cenderung mengandung resiko yang tinggi, penyelesaiannya untuk beberapa hal mungkin idiosyncratic.

e. Alasan yang logis

Kita sering memecahkan suatu masalah berdasarkan proses pemikiran yang logis. Pemikiran ini merupakan komponen yang penting dalam pendekatan ilmiah, akan tetapi alasan yang rasional sangat terbatas karena validitas alasan deduktif tergantung dari informasi dimana seseorang memulai, dan alasan tersebut mungkin tidak efisien untuk mengevaluasi permasalahan.

f. Metode ilmiah

Merupakan pendekatan yang paling tepat untuk mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang terstruktur dan sistematis serta dalam mengumpulkan dan menganalisa datanya didasarkan pada prinsip validitan dan reliabilitas (Nursalam, 2000).

2.2. Definisi remaja

Menurut World Health Organization (WHO) yaitu sebuah badan PBB untuk kesehatan dunia batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sesuai dengan UU Perlindungan Anak dan Konvesi Hak remaja adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun (menikah maupun belum menikah). Sementara itu, menurut BKKBN


(22)

(Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun (Safitri, 2010).

Definisi remaja juga bervariasi mengikut pelbagai program, sumber dana dan kebutuhan. Menurut Centers for Disease Control, remaja dibataskan pada usia 10 hingga 24 tahun. Sedangkan Maternal Child Health Bureau (MCHB) mendefinisikan remaja sebagai individu yang berumur antara 11 hingga 21 tahun (Virginia Department of Health, 2009).

Masa remaja (adolescence) berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti berkembang menuju kedewasaan. Masa remaja berarti tahap kehidupan yang berlangsung antara masa kanak-kanak (childhood) dan masa dewasa (adulthood) (Turner & Helms,1995). Masa remaja adalah periode perkembangan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Kedewasaan yang dimaksud adalah kematangan dalam hal fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual (Rice, 1999). Rentang usia individu sebagai remaja berbeda-beda. Menurut Papalia et al. (2004), individu pada masa remaja berusia antara 11 tahun sampai dengan 20 tahun (Valentini & Nisfiannor, 2006).

2.3. Efek tembakau terhadap kesehatan

Tembakau merupakan penyebab eksogen kanker yang tersering, terutamanya kanker paru yaitu kira-kira 90% daripada kanker paru disebabkan oleh konsumsi tembakau. Cara penggunaan tembakau yang paling membahayakan kesehatan adalah dengan merokok. Walaupun begitu, tidak bermaksud penggunaan rokok yang tidak mengandung tembakau tidak mempunyai efek buruk, malah ia merupakan penyebab penting bagi kanker mulut. Penggunaan tembakau bukan sahaja memberi efek buruk terhadap individu itu sendiri, malah turut berdampak negatif pada individu lain yang tidak merokok yang berada dalam lingkungan merokok (merokok pasif). Secara global, merokok menyumbang kepada lebih dari 4 juta kematian setiap tahun, paling banyak disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, pelbagai jenis kanker, dan masalah


(23)

respiratori kronis. Diasumsikan bahwa pada tahun 2020, sebanyak 8 juta kematian yang berkaitan dengan konsumsi tembakau setiap tahun, terutamanya di negara-negara yang sedang membangun (Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell, 2007).

Tembakau mengandungi antara 2000-4000 bahan kimia. Tabel berikut menunjukkan beberapa bahan kimia dalam tembakau dan efeknya terhadap tubuh manusia. Nikotin, sejenis alkaloid yang ada dalam daun tembakau bukanlah suatu penyebab langsung kepada penyakit yang berkaitan dengan merokok, tetapi ia menyebabkan ketergantungan kepada para pengguna rokok. Tanpa nikotin, pasti mudah bagi perokok untuk menghentikan kebiasaan merokok mereka. Nikotin berikatan dengan reseptor di otak yang menyebabkan pelepasan katekolamin, yang bertanggungjawab kepada efek akut dari merokok, seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah serta peningkatan kontraktilitas jantung dan curah jantung. Penyakit paling sering yang disebabkan oleh merokok yang melibatkan paru adalah emfisema, bronkitis kronik, dan kanker paru (Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell, 2007). Tabel 2.1. Efek daripada sebagian bahan dalam asap rokok

Bahan kimia Efek

Tar Karsinogenesis

Polisiklik aromatik hidrokarbon Karsinogenesis

Nikotin Stimulasi dan depresi ganglionik

Fenol Promosi tumor; iritasi mukosa

Benzopirene Karsinogenesis

Karbon monoksida Mengganggu traspor dan penggunaan oksigen

Formaldehid Toksik terhadap silia; iritasi mukosa Nitrogen oksida Toksik terhadap silia; iritasi mukosa


(24)

Bahan daripada asap rokok mempunyai pengaruh langsung terhadap mukosa trakeobronkial, menyebabkan inflamasi dan meningkatkan produksi mukus (bronkitis). Asap rokok juga menyebabkan lebih banyak pergerakan leukosit ke paru, seterusnya meningkatkan produksi elastase dan menyebabkan kerusakan pada jaringan paru yang berakibat kepada emfisema. Komponen daripada asap rokok, terutamanya polisiklik hidrokarbon dan nitrosamin merupakan karsinogen yang poten terhadap hewan dan terlibat terutamanya menyebabkan karsinoma paru pada manusia. Resiko untuk mendapatkan kanker paru tergantung pada intensitas pemaparan terhadap asap rokok. Selain itu, merokok juga meningkatkan pengaruh karsinogen lain, yaitu resiko untuk mendapatkan kanker paru pekerja asbes yang merokok adalah sepuluh kali lipat berbanding pekerja asbes yang tidak merokok. Malah, merokok juga meningkatkan resiko kanker mulut jika dikonsumsi bersamaan dengan alkohol karena terjadinya interaksi antara keduanya (Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell, 2007).

Aterosklerosis dan komplikasi majornya, infark miokard mempunyai kaitan rapat dengan merokok. Mekanisme penyebabnya disebabkan oleh berlaku beberapa perubahan, termasuk peningkatan agregasi platelet, penurunan suplai oksigen miokard (yang disebabkan oleh penyakit paru yang signifikan, ditambah dengan kondisi hipoksia yang disebabkan oleh afinitas pengikatan karbon monoksida (CO) yang terkandung dalam asap rokok terhadap oksigen yang tinggi), kebutuhan oksigen yang meningkat, dan penurunan ambang fibrilasi ventrikel. Hampir sepertiga serangan jantung disebabkan oleh merokok. Merokok mempunyai efek yang multipel apabila bergabung dengan hipertensi dan hiperkolesterolemia (Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell, 2007).

Selain daripada kanker paru, merokok juga menyumbang kepada terjadinya kanker kavitas oral, esofagus, dan kandung kemih. Interaksi antara konsumsi alkohol dan merokok menyebabkan kanker laring. Merokok di kalangan ibu hamil


(25)

meningkatkan resiko abortus spontan dan bayi lahir preterm serta retardasi perkembangan fetus intrauterin (Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell, 2007).

2.4. Perokok pasif 2.4.1. Definisi

Perokok pasif bermaksud inhalasi asap tembakau oleh individu yang tidak merokok. Asap rokok mengandungi partikel dan gas yang terhasil daripada pembakaran tembakau serta kertas pembalutnya yang dibakar pada suhu yang tinggi. Asap rokok pasif (secondhand smoke) bermaksud asap mengkontaminasi ruangan terbuka atau tertutup yang diinhalasi oleh individu yang tidak merokok. Kandungan asap rokok pasif adalah campuran daripada dua jenis asap, yaitu asap sampingan yang terhasil daripada pembakaran rokok tersebut, yang disebut sidestream smoke dan asap utama yang diekshalasi oleh perokok tersebut, yang disebut mainstream smoke. Asap sampinganmengandungi konsentrasi toksin yang lebih tinggi berbanding asap utama. Asap rokok pasif mengalami perubahan dari segi karakteristik dan konsentrasinya bersama waktu dan jarak yang telah ia jalani sejak ia dihasilkan. Ukuran dan komposisi partikel asap rokok berubah karena komponen gas yang bersifat mudah menguap (U.S. Department of Health and Human Services, 2010). 2.4.2. Toksikologi asap rokok pasif

Ciri-ciri kimia dan fisik dari asap sampingan serta asap utama telah diteliti oleh pelbagai pihak (Jenkins et al. 2000; Hoffmann et al. 2001; International Agency for Research on Cancer [IARC] 2004; California Environmental Protection Agency [Cal/EPA] 2005). Tinjauan yang dijalankan oleh IARC (2004) menunjukkan bahwa 4000 bahan kimia terdapat di dalam asap rokok utama (Robert 1988), dan secara kualitatif komposisi bahan-bahan tersebut adalah hampir identikal bagi asap rokok utama, asap rokok sampingan dan asap rokok pasif. Suatu penilaian yang dilakukan oleh National Research Council (1986) tentang perbedaan antara komposisi dalam


(26)

asap utama dan asap sampingan adalah sebagian bahan diemisikan sebanyak sepuluh kali lipat oleh asap sampingan berbanding dengan asap utama. Program Toksikologi Nasional atau The National Toxicology Program (USDHHS 2000) mengestimasi bahwa tidak kurang daripada 250 sebatian yang terdapat dalam asap rokok pasif bersifat toksik atau karsinogenik (U.S. Department of Health and Human Services, 2010).

2.4.3. Efek-efek merokok pasif

a. Efek merokok pasif terhadap reproduksi dan perkembangan

Wanita yang merokok mempunyai resiko 2-4 kali lipat berbanding wanita yang tidak merokok untuk melahirkan anak yang kecil untuk usia gestasi. Terdapat peningkatan sebanyak 50-100% dalam kasus penyakit respiratori akut pada anak-anak yang lahir yang terpapar dengan asap rokok. Tambahan lagi, bayi-bayi yang ibunya merupakan perokok pasif mempunyai jumlah sel darah merah yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa suplai oksigen adalah rendah ketika hamil. Hal ini turut ditemukan pada wanita yang merupakan perokok aktif sewaktu hamil. Bayi mempunyai resiko untuk meninggal akibat sudden infant death syndrome (SIDS) jika ibu mereka masih merokok setelah melahirkan. Untuk mendeteksi sama ada bayi itu terpapar kepada asap rokok pasif atau tidak, kita dapat memeriksa rambutnya segera setelah lahir dengan menemukan nikotin dan kotinin (Haustein& Groneberg, 2010).

Efek asap rokok pasif terhadap reproduksi dan perkembangan dapat terjadi dalam tiga periode penting yaitu prekonsepsi, gestasi, dan postpartum. Mekanisme biologik yang terjadi pada ketiga-tiga periode ini adalah berbeda antara satu sama lain. Pada periode prekonsepsi, paparan ibu hamil terhadap asap rokok pasif memberi efek terhadap kesuburan ibu tersebut dengan mengganggu keseimbangan hormon yaitu hormon pertumbuhan, kortisol, LH, dan prolaktin, yang akhirnya memberi kesan kepada produksi oosit. Periode kedua, yaitu periode gestasi atau sewaktu hamil, efek yang mungkin terjadi adalah aborsi spontan, restriksi pertumbuhan fetus, dan malformasi kongenital. Efek yang paling parah bisa terjadi pada minggu 3 hingga 8


(27)

yaitu sewaktu proses organogenesis sedang aktif. Periode terakhir, yaitu postpartum. Bayi dan anak-anak-anak yang baru lahir sangat rentan terhadap asap rokok pasif jika dibandingkan dengan orang dewasa karena pertumbuhan dan perkembangannya yang belum sempurna. Kelainan yang bisa terjadi adalah gangguan kognitif (U.S. Department of Health and Human Services, 2010).

b. Efek merokok pasif terhadap respiratori anak-anak

Efek merokok pasif terhadap respiratori anak-anak telah lama menjadi perhatian samada di bidang klinikal maupun kesehatan masyarakat. Paparan terhadap anak-anak terjadi daripada ibu dan/atau kedua orang tua yang merokok sebelum dan setelah hamil, serta paparan daripada individu lain selain orang tua mereka. Laporan daripada U.S. Surgeon General pada 1985 menunjukkan bukti yang mencukupi bahwa berlaku peningkatan frekuensi penyakit respiratori akut pada bayi yang terpapar asap rokok pasif daripada orang tua mereka. Sedangkan bagi anak yang lebih tua, berlaku peningkatan frekuensi batuk dan phlegm, serta infeksi pada telinga tengah(U.S. Department of Health and Human Services, 2010).

Terdapat berbagai variasi penyakit respiratori pada anak-anak akibat merokok pasif yang didasari oleh rangkaian mekanisme patogenesis, termasuklah infeksi, perubahan pada struktur paru sewaktu kehamilan, inflamasi, serta tindak balas alergi. Efek-efek yang terjadi pada setiap individu adalah berbeda karena variasi sukseptibilitas genetik individu serta interaksi antara genetik-lingkungan. (U.S. Department of Health and Human Services, 2010). Antara kelainan yang bisa terjadi pada anak-anak akibat merokok pasif adalah penyakit salur nafas bawah, infeki telinga tengah, simptom-simptom respiratori dan asma pada anak usia sekolah, onset asma, atopi, dan penurunan fungsi paru (U.S. Department of Health and Human Services, 2010).

c. Efek merokok pasif terhadap kanker pada orang dewasa

Setiap hembusan asap rokok mangandungi campuran daripada ribuan jenis sebatian kimia, termasuk lebih dari 60 karsinogen. Karsinogen yang terdapat dalam


(28)

asap rokok terdiri daripada berbagai kelas, yaitu hidrokarbon aromatik polisiklik (polycyclic aromatic hydrocarbon), N-nitrosamin, amin aromatik (aromatic aminea), aldehida (aldehydes), hidrokarbon organik volatil (volatile organic hydrocarbons) dan metal. Laporan daripada Surgeon General pada 2004 menyimpulkan bahwa ada bukti yang mencukupi untuk menunjukkan bahwa merokok merupakan kausal bagi kanker paru, laring, kavitas oral, faring, esofagus, pankreas, kandung kemih, ginjal, serviks, lambung, kolorektal dan hepar. Mekanisme bagaimana terjadinya kanker sebagai akibat daripada paparan terhadap asap rokok digambarkan dalam gambar 2.1. Gambar 2.1. menunjukkan bahwa pemaparan terhadap karsinogen akan menyebabkan terbentuknya ikatan kovalen antara karsinogen dengan DNA. Hal ini mengakibatkan onkogen dan gen tumor supresor termutasi, seterusnya menyebabkan pembelahan sel yang terjadi secara tidak terkontrol. Hal inilah yang akan memacu kepada terjadinya kanker akibat daripada paparan terhadap asap rokok secara pasif(U.S. Department of Health and Human Services, 2010).

Aktivasi Miskoding metabolik persisten Detoksifikasi metabolik Perbaikan

Ekskresi DNA normal

Gambar 2.1. Skema menunjukkan langkah-langkah daripada paparan terhadap asap rokok pasif sehingga menyebabkan kanker sebagai akibat daripada karsinogen

Pemapar an terhadap asap rokok pasif Uptake karsinogen Aduksi

DNA Kanker

Mutasi onkogen dan gen supresor tumor


(29)

d. Efek merokok pasif terhadap penyakit kardiovaskuler

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian di negara-negara industri. Pada tahun 1995, sebanyak 481,287 kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh PJK, dan merokok merupakan faktor resiko utama kepada terjadinya PJK. Beberapa studi telah dijalankan untuk menunjukkan keterkaitan antara merokok dan PJK. Kadar kotinin dalam serum digunakan sebagai parameter untuk mengukur kadar pemaparan terhadap asap rokok. Suatu meta-analisis menunjukkan bahwa pemaparan terhadap asap rokok pasif mempunyai asosiasi dengan peningkatan 25% untuk mendapatkan PJK. Suatu lagi meta-analisis menunjukkan resiko PJK pada individu tidak merokok adalah lebih tinggi apabila pasangan merekan merokok, dibandingkan dengan individu yang pasangannya tidak merokok (Haustein& Groneberg, 2010).

Merokok menyebabkan berlaku iskemia miokard kepada perokok serta individu non-merokok yang terpapar terhadap asap rokok dengan mengganggu keseimbangan antara kebutuhan dengan suplai oksigen dan nutrisi miokard. Stimulasi daripada nikotin terhadap sistem saraf simpatis dan jantung menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen dan nutrisi jantung. Selain itu, asap rokok juga meningkatkan kadar epinefrin dan norepinefrin plasma serta kadar ekskresinya (Benowitz dan Gourlay 1997). Merokok secara reguler meningkatkan denyut nadi dalam jangka pendek (20 kali per menit) dan sepanjang hari (rata-rata peningkatan sebanyak 7 kali per menit). Nikotin juga turut meningkatkan denyut nadi, tekanan darah dan kontraktilitas miokard. Semua perubahan hemodinamik ini akan mengakibatkan peningkatan kerja jantung yang memerlukan lebih banyak aliran darah (U.S. Department of Health and Human Services, 2010).


(30)

Gambar 2.2. Gambaran mekanisme asap rokok menyebabkan kejadian kardiovaskuler akut Oksidan Partikel Produk pembakaran lain Karbon monoksida Nikotin Inflama si Aktivasi platele/ trombosis Disfungsi endotel Ketersediaa n oksigen menurun Aktivasi sistem saraf simpatis Vasokonstriksi koroner Denyut nadi meningkat Tekanan darah meningkat Kontraktilitas Suplai darah, oksigen dan nutrisi miokard menurun Oklusi koroner Kebutuhan oksigen dan nutrisi miokard meningkat Iskemia miokard Infark miokard Sudden death


(31)

e. Efek merokok pasif terhadap respiratori dewasa

Efek terhadap respiratori termasuk simptom respiratori akut serta kronik (batuk, mengi, sulit bernafas), asma, penurunan fungsi paru dengan menggunakan spirometri sebagai indikator, dan penyakit paru obstruktif. Asap rokok mengandungi piridin yang menghasilkan bau yang tidak menyenangkan serta bahan lain seperti partikel, nikotin, akrolein, dan formaldehida yang menyebabkan iritasi mukosa. Hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan terhadap individu tersebut dalam kehidupan seharian (U.S. Department of Health and Human Services, 2010).

Asap rokok pasif jelas mengganggu variabel-variabel fungsi paru. Volume ekspirasi paksa (VEP1) dan kapasitas vital paksa (KVP) karyawan yang terpapar kepada asap rokok pasif telah diperiksa di dalam suatu penelitian yaitu Scottish MONICA Survey: VEP1 berkurang sebanyak 254 (84-420) ml dan KVP sebanyak 273 (60-480) ml dibandingkan dengan karyawan yang tidak terpapar. Apabila individu laki-laki dan wanita yang tidak merokok dipaparkan asap rokok sampingan yang telah diencerkan selama 7.33 jam/hari selama lima hari, terlihat penurunan daripada nilai VEP1 dan KVP yang signifikan. Penurunan fungsi pulmonal juga disertai oleh gangguan aliran darah yang tidak diinduksi oleh noradrenalin yang mengakibatkan bronkokonstriksi (Haustein& Groneberg, 2010).

2.6. Penanganan masalah 2.6.3. Masalah merokok pasif

Laporan daripada U.S. Department of Health and Human Services (2010) mengkonklusikan bahwa tiada cara lain yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dan keluarga dari paparan asap rokok selain daripada memastikan persekitaran yang 100% bebas daripada asap rokok. Antara hal-hal yang dapat dilakukan adalah:

a. Memastikan bahwa rumah dan mobil bebas dari asap rokok.


(32)

c. Memastikan bahwa pusat jagaan anak-anak atau sekolah anak-anak anda bebas dari asap rokok.

d. Memilih rumah makan yang bebas asap rokok. Berterima kasihlah kepada pemilik rumah makan yang membuat undang-undang bebas asap rokok. Sedangkan pada pemilik rumah makan yang yang belum membuat undang-undang tersebut, berilah masukan kepada mereka bahwa merokok pasif bisa membahayakan kesehatan anda dan keluarga anda.

e. Mengajar anak-anak anda untuk menghindari asap rokok pasif.

f. Menghindari paparan asap rokok pasif terutamanya jika anak anda mempunyai masalah pernafasan, penyakit jantung, ataupun jika anda sedang hamil.

g. Jika anda seorang perokok, cara yang mungkin paling berhasil adalah dengan berhenti merokok jika anda ingin melindungi keluarga anda dari paparan asap rokok pasif.

2.6.2. Masalah merokok di kalangan remaja a. Mengadakan pekan olahraga

Penelitian menunjukkan bahwa remaja pada mulanya mencoba konsumsi alkohol dan tembakau atas alasan untuk menghilangkan rasa bosan. Jadi, apa yang perlu dilakukan adalah dengan mengisi masa lapang remaja tersebut dengan aktivitas lain yang lebih bermanfaat dan menarik agar mereka terhindar daripada melakukan perkara-perkara tersebut. Dengan mengadakan pekan olahraga secara konsisten, remaja akan berusaha untuk mengekalkan kesehatan mereka supaya mereka dapat menyertai olahraga tersebut. Jadi, mereka akan cenderung untuk berhenti merokok karena merokok dapat memberi impak negatif terhadap kesehatan, yang akhirnya akan membataskan kegiatan olahraga (Shoko, 2010).


(33)

b. Mengadakan seminar edukasi tentang bahaya tembakau

Kebanyakan remaja hari ini masih kurang pengetahuan mereka tentang bahayanya konsumsi tembakau terhadap kesehatan. Informasi yang didapat oleh mereka selama ini hanya berbentuk cakap-cakap, mereka tidah didedahkan dengan fakta yang sebenarnya disertai bukti yang kukuh yang dapat meyakinkan mereka untuk berhenti merokok. Jadi, untuk mengatasi perkara ini kita bisa melakukan seminar untuk menerangkan kepada mereka tentang bahayanya merokok dengan mempresentasikan kepada mereka statistik penyakit yang terjadi akibat daripada merokok. Selain itu, kita juga bisa menjemput individu yang pernah menderita penyakit kronik akibat merokok agar mereka dapat melihat realiti itu sendiri (Shoko, 2010).

c. Mengawasi penjualan rokok kepada remaja

Banyak toko-toko yang menjual rokok tanpa batasan umur. Jadi, akses remaja kepada remaja menjadi amat mudah karena betapa banyaknya toko yang menjual rokok sewenang-wenangnya. Selain itu, banyak juga penjual rokok yang beroperasi di jalanan, menambahkan lagi akses kepada rokok tanpa kawalan. Jadi, pihak-pihak yang berkenaan wajib melakukan memonitor toko-toko agar mereka tidak menghancurkan masa depan remaja-remaja tersebut (Shoko, 2010).

d. Menaikkan harga rokok

Cara ini merupakan salah satu cara yang dianjurkan oleh WHO dalam rangka untuk mengawal konsumsi rokok di kalangan remaja. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa harga rokok yang mahal merupakan sebab kedua tertinggi yang membuatkan perokok berhenti merokok, setelah yang pertama yaitu takut akan efek merokok terhadap kesehatan. Apabila harga rokok meningkat, remaja akan merasakan sulit bagi mereka untuk mendapatkannya, jadi mereka akan berhenti daripada membeli rokok (Shoko, 2010).

e. Konsultasi daripada dokter

Selain daripada mengadakan seminar, cara yang lebih berkesan sebenarnya adalah melalui konsultasi secara individual oleh dokter yang merawat pasien yang


(34)

merokok. Hal ini adalah karena dokter mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap pasien. Beberapa penelitian juga membuktikankan bahwa pasien yang mendapat perhatian dan nasihat daripada dokternya mempunyai persentase berhenti merokok lebih besar berbanding pasien yang tidak di bawah perhatian dokternya. Hal ini jelas menunjukkan betapa besarnya peran dokter dalam membantu individu merokok untuk menghentikan tabiat mereka (Fiore MC, Bailey WC, Cohen SJ, Dorfman SF, Goldstein MG, Gritz ER, et al, 2008).

f. Mengurangkan pengaruh media

Suatu studi yang dijalankan oleh The Lancet menunjukkan bahwa pengaruh daripada filem amat kuat terhadap remaja. Penelitian yang dijalankan di Darthmouth College menemui bahwa perilaku merokok dalam sesebuah filem meningkatkan keinginan remaja untuk mencoba merokok sebanyak tiga kali lipat (Menon). Selain daripada itu, pengaruh daripada komersil merokok turut mempunyai pengaruh kuat untuk ramaja merokok. Jadi, sebagai salah satu usaha untuk menguranngkan merokok di kalangan remaja, perlulah dikurangkan komersil merokok di televisi, serta mengurangkan aksi-aksi merokok dalam sesebuah filem (U.S. Department of Health and Human Services, 1994).

g. Pengobatan secara farmakologi

Merokok juga bisa membantu perokok untuk berhenti merokok. U.S. Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 2006 meluluskan obat Chantix (veranicline tartrate). Bahan aktifnya, veranicline tartrate bekerja di bagian otak yang dipengaruhi oleh nikotin, yaitu bahan yang menyebabkan adiksi. Bahan ini bekerja dalam dua cara yaitu: dengan menghasilkan efek menyerupai nikotin untuk mengurangkan simptom putus obat (withdrawal syndrome) dan memblok efek nikotin jika seseorang perokok itu mula merokok lagi (FDA, 2006).


(35)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1. : Kerangka konsep tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif.

3.2. Definisi Operasional

Tabel 3.1. : Variabel dan definisi operasional No

.

Variabel Definisi operasional

Cara Ukur

Alat ukur Hasil ukur Skala ukur 1. Tingkat

pengetahuan

Segala

sesuatu yang diketahui responden tentang perokok pasif

Angket Kuesioner 1. Baik (15.8-18) 2. Sedang (13.4-15.7) 3. Kurang (11-13.3)

Interval

2. Kelas Kelas responden sekarang di SMA Dharma Pancasila

Angket Kuesioner 1. Kelas X 2. Kelas XI

Nominal

3. Jenis kelamin Jenis kelamin responden

Angket Kuesioner 1.Lelaki 2.Perempuan Nominal Tingkat pengetahuan siswa Perokok pasif • Kelas

• Jenis kelamin •


(36)

Tingkat pengetahuan siswa tentang perokok pasif diambil berdasarkan skor yang dicapai mereka dalam kuesioner yang telah diberi dan dijawab selama proses penelitian. Skor tertinggi yang bisa dicapai adalah 18 sedangkan skor terendah adalah 9. Pada penelitian ini, skor tertinggi yang dapat dicapai oleh responden adalah 18 dan skor terendah adalah 11. Sehingga bisa ditentukan tingkat pengetahuan responden menurut langkah-langkah berikut:

a. Menentukan skor tertinggi = 18.0 b. Menentukan skor terendah = 11.0

c. Menentukan rentang skor = skor tertinggi - skor terendah 18.0 -11.0 = 7.0

d. Menentukan jumlah kategori = 3 (baik, sedang, buruk)

e. Menentukan panjang interval = rentang skor / jumlah kategori 7.0 / 3 = 2.3

Tabel 3.3. Kategori Tingkat Pengetahuan Mengikut Rentang Skor Kategori tingkat pengetahuan Rentang skor

Baik 11.0-13.3

Sedang 13.4-15.7


(37)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif, yakni menggambarkan tingkat pengetahuan remaja berusia antara 15 hingga 18 tahun yaitu siswa kelas X dan XI SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif. Metode penelitian deskriptif bertujuan sebagai suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross-sectional yaitu dilakukan pengamatan sesaat dalam satu waktu untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif yang diperoleh melalui pengisian kuesioner yang telah disediakan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama Maret-Desember 2011, sedangkan pengambilan data dilakukan selama Juni-Juli 2011. Penelitian ini didahului pemilihan masalah yang akan diteliti, penelusuran tinjauan pustaka, penyusunan proposal penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, seminar proposal, dan dilanjutkan dengan penelitian lapangan mulai dari pengumpulan data hingga ke penulisan laporan.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Dharma Pancasila, Medan. Pemilihan lokasi ini adalah karena SMA ini mempunyai jumlah siswa yang relatif banyak sehingga sampel dan populasi yang diperlukan untuk penelitian ini dapat ditemukan dan belum pernah diadakan penelitian mengenai tingkat pengetahuan remaja tentang perokok pasif sebelum ini di sekolah tersebut.


(38)

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Dalam penelitian populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu(Wahyuni, 2011). Populasi bagi penelitian ini adalahsiswa SMA Dharma Pancasila, Medan dari kelas 10 dan 11 yang berumur sekitar 15 hingga 18 tahun.

4.3.2. Sampel

Tehnik penarikan sampel untuk penelitian ini adalah dengan Cluster Sampling.Caranya adalah dengan mengambil sampel di dalam gugusan atau kelompok. Penelitian ini dilakukan pada populasi sebesar 360 orang (N=360). Setelah dihitung, sampel yang akan diambil adalah sebanyak 80 orang (n=80), dengan teknik gugus dua tahap.tahap pertama adalah dengan mengambil 2 kelas di SMA Dharma Pancasila yaitu kelas X dan XI. Kemudian sampel yang ada di kelas tersebut akan diambil secara acak (Notoatmodjo, 2010).

4.3.3. Besar sampel

Perkiraan besar sampel digunakan menurut rumus (Wahyuni, 2011). Pemilihan rumus ini berdasarkan populasi anak-anak SMA yang sudah diketahui.

n = N.Z21-α/2P.(1-P) (N-1)d2 + Z21-α/2P.(1-P) Keterangan:

N= besar populasi n= besar sampel


(39)

P= harga proporsi di populasi

Z21-α/2= nilai distribusi normal baku (table Z) pada α tertentu

Diketahui bahwa jumlah populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 360. Oleh itu:

n = N x Z21-α/2 x P x (1-P) (N-1) x d2 + Z21-α/2 x P x (1-P) n = 360 x (1.96)2 x 0.5 x (1-0.5)

(360-1) x (0.1)2 + (1.96)2 x 0.5 x (1-0.5) n = 75.98

Oleh itu, sampel minimum yang akan diambil adalah sekitar 80 sampel. Kriteria Inklusi:

i. Semua siswa yang bersedia mengikuti penelitian. Kriteria Eksklusi:

i. Siswa yang tidak hadir sewaktu penelitian dijalankan. 4.4. Teknik pengumpulan data

4.4.1. Data primer

Data primer diperoleh dari sampel dengan menggunakan instrumen kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan uji realibilitas terlebih dahulu. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada sampel agar dapat mengungkapkan kondisi-kondisi yang berkenaan dengan penelitian yang


(40)

dilakukan. Kemudia kuesioner tersebut akan akan diberikan kepada sampel untuk diisi. Ada beberapa formulir yang akan disertakan dengan instrumen penelitian.

Formulir A:

Formulir ini berisi tentang penjelasan kepada responden tentang penelitian yang akan dijalankan yang memuatkan tandatangan peneliti. serta

Formulir B:

Adalah informed consent yang memuat tandatangan responden sebagai tanda persetujuan.

Formulir C:

Kuesioner yang akan diisi oleh responden. 4.4.2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari bagian pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Dharma Pancasila, yakni berupa informasi dan jumlah siswa kelas X dan XI SMA Dharma Pancasila, Medan.

4.5. Pengolahan dan Analisa data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu seperti editing, coding, entry, dan cleaning data. Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Apabila ada data belum lengkap ataupun ada kesalahan, data dilengkapi dengan mewawancarai ulang responden. Data yang terkumpul dan dikoreksi ketepatan kemudian diberi kode secara manual kemudian dimasukkan ke dalam program komputer dengan program SPSS. Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer untuk menghindar terjadinya kesalah (Wahyuni, 2007). Setelah itu,


(41)

dilakukan analisa dengan cara deskriptif dengan melihat persentase data yang terkumpul dan disajikan dalam tabel-tabel distribusi frekuensi.

4.6. Uji Validitas dan Realibilitas

Instrument penelitian berupa kuisioner yang dipergunakan dalam penelitian ini akan diuji validitas dan realibilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach dengan menggunakan programe Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 17.0.

Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang hampir sama dengan sampel penelitian di mana peneliti mengambil sampel sebanyak 20 orang subjek.

Pembagian kuesioner dilakukan pada responden yang telah diminta informed consent-nya apabila kuesioner telah valid. Dalam kuesioner yang disediakan, sebanyak 9 dari 12 soalan yang valid. Uji reliabilitas dilakukan pada pertanyaan yang telah valid agar keusioner dapat dipercaya dan diandalkan.


(42)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner dan data diambil dari hasil jawaban pada lembar kuesioner siswa SMA Dharma Pancasila. Pengambilan data telah dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 Juni 2011. Kuesioner yang telah lengkap diisi dikumpulkan dan analisis data dilakukan untuk menilai tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif. Hasil yang didapatkan dapat disimpulkan seperti di bawah.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di SMA Dharma Pancasila yang beralamat Jalan Dr.T. Mansyur No.71-C, Medan. Jumlah siswa di sekolah ini pada tahun 2010/2011 adalah sebanyak 501 siswa dan terdiri dari lima kelas X, empat kelas XI, dan empat kelas XII. Sekolah ini termasuk sekolah yang banyak diminati masyarakat, hal ini terbukti dari banyaknya jumlah pelajar yang mendaftarkan diri pada setiap tahun ajaran baru. Selain daripada kegiatan akademik, SMA Dharma pancasila turut menawarkan pelbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, olah raga, beladiri aikido dan paskibraka serta kegiatan pengembangan diri seperti English Club, Tilawatil Quran, Pengajian Siswa dan lain-lain.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden untuk penelitian ini terdiri daripada 80 siswa yang diambil menggunakan tehnik Cluster Sampling. Responden didistribusikan menurut karakteristik kelas dan jenis kelamin seperti tabel berikut:


(43)

Distribusi responden berdasarkan karakteristik kelas dipaparkan dalam tabel berikut: Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelas

Kelas Frekuensi Persen

X 39 48.8

X1 41 51

Total 80 100

Dari seluruh sampel yang diambil, terdapat 39 orang daripada kelas X (48.8%). Sedangkan responden dari kelas XI adalah sebanyak 41 orang (51%)

Distribusi responden berdasarkan karakteristik kelas dipaparkan dalam tabel berikut: Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persen

Laki-laki 40 50

Perempuan 40 50

Total 80 100

Jumlah responden adalah 80 orang, jumlah responden laki-laki dan perempuan berdistribusi secara rata yaitu masing–masing 40 orang siswa (50%). 5.1.3. Hasil Analisa Data

Tingkat pengetahuan siswa tentang perokok pasif diambil berdasarkan skor yang dicapai mereka dalam kuesioner yang telah diberi dan dijawab selama proses penelitian. Skor tertinggi yang bisa dicapai adalah 18 sedangkan skor terendah adalah 9. Pada penelitian ini, skor tertinggi yang dapat dicapai oleh responden adalah 18 dan skor terendah adalah 11.


(44)

Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi seperti di bawah:

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Skor Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Dharma Pancasila Tentang Perokok Pasif

Kategori Frekuensi Persen

Baik 37 46.3

Sedang 25 31.3

Buruk 18 22.5

80 100.0

Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah tinggi yaitu sebanyak 37 orang (46.3%), sedang 25 orang (31.3%) dan buruk sebanyak 18 orang (22.5%).

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang perokok pasif berdasarkan karakteristik kelas dapat dilihat pada tabel di bawah:

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan kelas

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Sedang Buruk

f % F % f %

Kelas X 19 23.8 15 18.8 5 6.3 39

XI 18 22.5 10 12.5 13 16.3 41

Total 37 46.3 25 31.3 18 22.6 80

Dari tabel 5.4, didapatkan bahwa tingkat pengetahuan baik lebih banyak pada kelas X yaitu sebanyak 19 orang (23.8%) sedangkan tingkat pengetahuan buruk lebih banyak pada responden kelas XI yaitu 13 orang (16.3%).


(45)

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin

Tingkat Pengetahuan

Total Baik Sedang Buruk

f % F % f % f %

Jenis kelamin

Laki-laki 20 25 12 15 8 10 40 50

Perempuan 17 21.3 13 16.3 10 12.5 40 50

Total 37 46.3 25 31.3 18 23 80 100

Tabel diatas menjelaskan bahwa laki-laki mempunyai tingkat pengetahuan tentang perokok pasif lebih baik dibanding perempuan yaitu sebanyak 20 orang (25%). Sedangkan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan buruk tentang perokok pasif lebih didominasi oleh perempuan yaitu 10 orang (12.5%).

Tabel 5.6. Distribusi jawaban responden tentang perokok pasif pada kuesioner

Pernyataan Tahu

Tidak tahu

f % F %

Pengertian perokok pasif 57 71.3 23 28.8

Pengertian tentang komponen asap rokok pasif 63 78.8 17 21.3 Jumlah bahan kimia yang terdapat dalam asap rokok


(46)

Apakah merokok pasif membahayakan kesehatan 64 80 16 20 Individu yang palin rentan terhadap bahaya asap rokok

pasif 54 67.5 26 32.5

Kesannya ibu hamil terpapar kepada asap rokok pasif 69 86.3 11 13.8 Penyakit yang paling parah dan sering terjadi pada

anak-anak akibat merokok pasif 55 68.8 25 31.3

Penyakit infeksi yang bisa terjadi kepada perokok

pasif di kalangan anak-anak 21 26.3 59 73.8

Sampel yang diambil dari tubuh untuk mengukur

kadar kotinin 68 85 12 15

Soal yang paling banyak dijawab dengan benar adalah nomor 6, apakah kesannya jika ibu hamil terpapar kepada asap rokok pasif, yaitu sebanyak 69 responden (86.3%). Sedangkan soal yang paling banyak dijawab salah adalah nomor 8, apakah penyakit infeksi yang bisa terjadi kepada perokok pasif di kalangan anak-anak, yaitu sebanyak 59 responden (73.8%).

5.2. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik adalah sebanyak 37 orang (46.3%) dan yang memiliki tingkat pengetahuan yang sedang adalah sebanyak 25 orang (31.3%) sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang buruk adalah sebanyak 18 orang (23%). Mayoritas siswa SMA Dharma Pancasila telah mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang perokok pasif. Hal ini mungkin dikarenakan lokasi sekolah ini yang terletak di tengah kota memungkinkan para siswa mendapat akses kepada sumber


(47)

informasi tentang perokok pasif. Sumber-sumber informasi yang tersedia adalah warung internet, televisi, surat kabar, majalah, dan sebagainya.Hal ini sejalan dengan pernyataan Notoatmodjo (2003), bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber informasi sehingga dapat membentuk keyakinan bagi seseorang. Maka, seharusnya perlu dilakukan sosialisasi mengenai perokok pasif yang dapat diterima melalui televisi, radio, majalah, serta kader ataupun petugas kesehatan dalam masyarakat sebagai suatu upaya dalam peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya remaja mengenai pemeriksaan perokok pasif.

Tingkat pengetahuan yang baik tentang perokok pasif juga didominasi oleh laki-laki dibanding perempuan. Hal ini mungkin karena kaum laki-laki lebih banyak merokok, jadi mereka mempunyai informasi yang lebih banyak dan tepat tentang bahaya merokok terhadap diri mereka juga untuk orang di sekitarnya. Berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Aryadi (2011) tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap bahaya perokok pasif di Suryowijayan, Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap terhadap bahaya merokok.

Siswa kelas X ternyata mempunyai pengetahuan lebih baik tentang perokok pasif dibanding dengan siswa kelas XI. Ternyata tingkatan kelas yang lebih tinggi bukan berarti pengetahuan tentang perokok pasif juga lebih baik. Hal ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Nursalam & Pariani, 2000 bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula menerima pengetahuan yang dimiliknya.


(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

a. Tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif adalah baik yaitu sebanyak 46.3%.

b. Siswa laki-laki SMA Dharma Pancasila yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang perokok pasif adalah sebanyak 25%, lebih tinggi daripada siswa perempuan (21.3%).

c. Siswa kelas X yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang perokok pasif adalah sebanyak 23.8%, lebih tinggi daripada siswa dari kelas XI (22.5).

6.2. Saran

a. Bagi responden

Walaupun tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif dapat dikategorikan sebagai baik, namun masih ada yang mempunyai pengetahuan kurang. Jadi mereka harus lebih peka akan sumber-sumber informasi yang ada di sekeliling mereka tentang perokok pasif, agar mereka dapat mempertingkat pengetahuan mereka, mengingat bahwa menjadi perokok pasif membahayakan kesehatan. Siswa yang mempunyai pengetahuan yang baik juga dapat membantu untuk teman-teman mereka untuk mempertingkat pengetahuan, seperti mengedarkan risalah tentang perokok pasif. Hal ini dilihat mungkin akan memberi impak yang besar karena remaja lebih mudah untuk dipengaruhi oleh teman sebaya mereka.


(49)

Pihak sekolah memegang peran yang besar dalam membantu siswa untuk mempertingkat pengetahuan mereka tentang perokok pasif. Hal yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah adalah kempen anti merokok pasif untuk meningkatkan wawasan mereka tentang perokok pasif.

c. Bagi peneliti

Untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian, perlu dilakukan penelitian yang tidak hanya tentang tingkat pengetahuan sahaja, malah perlu dibuat juga tentang gambaran sikap dan perilaku siswa terhadap perokok pasif untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak dan akurat tentang perokok pasif.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Aryadi, M.R., 2011. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri terhadap Bahaya Rokok. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia.

Fiore M.C., Bailey W.C., Cohen S.J., Dorfman S.F., Goldstein M.G., Gritz E.R., et al, 2008. Treating Tobacco Use and Dependence: 2008 Update—Clinical Practice

Guidelines. Rockville (MD): U.S. Department of Health and Human Services, Public Health Service, Agency for Healthcare Research and Quality.

Hasanah, N.L., 2007. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Mikrobiologi Dengan Sikap Terhadap Kesehatan Siswa Man Leuwiliang Bogor. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah: 7-12.

Haustein, K.O., Groneberg, D., 2009. Passive Smoking. In: Tobacco or Health? Physiological and Social Damages Caused by Tobacco Smoking. 2nd ed. Berlin: Springer.

Institute of Medicine, 2009. Secondhand Smoke Exposure and Cardiovascular Effects: Making Sense of the Evidence. Washington: National Academy of Sciences, Institute of Medicine.

Komalasari D., Helmi A.F. Faktor-faktor Penyebab Remaja Merokok. Universitas Islam Indonesia, Universitas Gadjah Mada.

Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., Mitchell, R.N., 2007. Robbins Basic Pathology. 8th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Menon, B. Influence of Smoking depicted in movies, on teens. Available from: http://www.buzzle.com/editorials/4-1-2004-52423.asp [Accessed 18 May 2011]


(51)

Notoadmojo, Soekidjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta. PT. Rineka Cipta, EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, Pariani, S., 2000. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Nursalam, 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek.

Salemba Medika.

Office of Environmental Health Hazard Assessment (OEHHA), 1997. Health Effects of Exposure to Environmental Tobacco Smoke. Final Report. Sacramento, CA: California Environmental Protection Agency.

Safitri, Yunita, 2010. Program Kesehatan Reproduksi Remaja Anak Jalanan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universiti Indonesia.

Shoko, J., 2010. Four Effective Ways to Reduce Teenage Smoking. Available from: http://www.buzzle.com/articles/four-effective-ways-to-reduce-teenage

smoking.html [Accessed 2 May 2011]

Sudijono, A. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo Persada h.49 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka dan Depdiknas, 2005) hal. 1121

U.S. Department of Health and Human Services, 1994. Preventing Tobacco Use Among Young People: A Report of the Surgeon General. Atlanta: U.S. Department of Health and Human Services, Public Health Service, Centers for Disease Control and Prevention, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Office on Smoking and Health.


(52)

U.S. Department of Health and Human Services, 2006. The Health Consequences of Involuntary Exposure to Tobacco Smoke: A Report of the Surgeon General. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and Prevention, Coordinating Center for Health Promotion, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Office on Smoking and Health.

U.S. Department of Health and Human Services, 2010. How Tobacco Smoke Causes Disease: The Biology and Behavioral Basis for Smoking Attributable Disease: A Report of the Surgeon General. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and Prevention, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Office on Smoking and Health.

U.S. Environment Protection Agency, 1992. Respiratory Health Effects of Passive Smoking (Also Known As Exposure to Secondhand Smoke or Environmental Tobacco Smoke ETS). Washington, DC: U.S. Environmental Protection Agency, Office of Research and Development, Office of Health and Environmental Assessment

U.S. Food and Drug Administration, 2006. The FDA Approves Novel Medication for Smoking Cessation. FDA Consumer.

Valentini, V., Nisfiannoor, M., 2006. Identity achievement dengan intamacy pada remaja SMA. Dalam: 2006. Jurnal Provitae. Jakarta. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta, Yayasan Obor Indonesia: 6.

Virginia Department of Health, 2009. Adolescent Health. Virginia: Bright Futures Guidelines for Health Supervision of Infants, Children, and Adolescents.


(53)

Available from: http://www.vahealth.org/adolescenthealth/ [Accessed 1 May 2011]

Wahyuni, A.S., 2011. Statistika Kedokteran. Jakarta Timur: Bamboedoea Communication


(54)

Lampiran I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurulhuda bt Shamsuddin

Tempat/Tanggal Lahir : Malaysia/2 Januari 1989

Agama : Islam

Alamat : Kg. Titi Haji Idris, 06500 Langgar, Kedah Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan Titi Haji Idris

2. Maktab Rendah Sains MARA Langkawi 3. Alliance University College of Medical Sciences (AUCMS)

Riwayat Organisasi : 1. Persatuan Mahasiswa USU 2. PKPMI


(55)

Lampiran II

LEMBAR PENJELASAN

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DHARMA PANCASILA TENTANG PEROKOK PASIF

Saya, Nurulhuda bt Shamsuddin dengan NIM 080100340 merupakan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang melakukan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila tentang perokok pasif.

Untuk mendukung penelitian ini, saya memerlukan jasa baik saudara untuk mengisi kuesioner ini. Pengisian kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis. Pengisian kuesioner ini hanya akan mengambil masa sekitar 5 menit. Kerahasiaan semua informasi yang saudara berikan akan dijaga oleh saya dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian sahaja.

Jawablah segala pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner ini dengan benar mengikut pendapat saudara. Sekiranya ada soalan yang tidak dipahami bolehlah ditanya langsung kepada saya. Jika saudara bersetuju untuk menjadi responden bagi penelitian ini, sila turunkan tanda tangan saudara di tempat yang disediakan. Saudara juga berhak menolak sekiranya saudara tidak mahu menjadi responden bagi penelitian ini. Atas perhatian dan kesediaan saudara, saya dahului dengan ucapan terima kasih.

Medan, Juni 2011 Peneliti,


(56)

Lampiran III

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

Saya, yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara berikut:

Nama: Nurulhuda bt Shamsuddin NIM: 080100340

Judul penelitian: Tingkat Pengetahuan Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Dharma Pancasila Tentang Perokok Pasif

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk kepada saya dan keluarga saya. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian.

Medan,……Juni 2011 Responden,


(57)

Lampiran IV

KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DHARMA PANCASILA TENTANG

PEROKOK PASIF

Tanggal hari ini: Identitas Responden: Nama:

Umur: Kelas:

Jenis kelamin:

1. Apakah yang dimaksudkan dengan perokok pasif?

a. Inhalasi asap tembakau oleh individu yang tidak merokok b. Merokok dalam jumlah yang sedikit

c. Individu yang telah berhenti merokok

2. Apakah komponen asap rokok pasif?

a. Asap sampingan yang terhasil daripada pembakaran rokok tersebut dan asap utama yang diekshalasi oleh perokok tersebut

b. Asap yang dihembus oleh perokok sahaja

c. Asap yang terhasil daripada pembakaran rokok sahaja

3. Berapakah jumlah bahan kimia yang terdapat dalam asap rokok pasif? a. 1000

b. 10000 c. 4000


(58)

4. Adakah merokok pasif membahayakan kesehatan anda? a. Sangat membahayakan

b. Kurang membahayakan c. Tidak membahayakan

5. Siapakah yang paling rentan terhadap asap rokok pasif? a. Orang dewasa

b. Bayi dan anak-anak yang baru lahir c. Orang tua

6. Apakah kesannya jika ibu hamil terpapar kepada asap rokok pasif? a. Bayi lahir dengan berat badan rendah

b. Bayi lahir tidak cukup bulan c. Jawaban A dan B benar

7. Apakah penyakit yang paling parah dan sering terjadi pada anak-anak akibat merokok pasif?

a. Asma

b. Penyakit jantung c. Demam

8. Apakah penyakit infeksi yang bisa terjadi kepada perokok pasif di kalangan anak-anak?

a. Infeksi mulut

b. Infeksi telinga tengah c. Malaria

9. Kadar paparan terhadap asap rokok pasif diukur melaui kadar kotinin dalam tubuh. Sampel manakah yang diambil dari tubuh untuk mengukur kadar kotinin tersebut?


(59)

a. Darah, air ludah, air seni b. Tinja, kulit, air mata c. Keringat, darah, tinja


(60)

Lampiran V

Hasil uji validitas isi

Telah dilakukan Uji Validitas Isi (Content Validity) terhadap kuesioner untuk penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Dharma Pancasila Tentang Perokok Pasif” dan dinyatakan butir-butir pertanyaan sebanyak 9 buah pertanyaan adalah valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. Uji validitas dilakukan oleh: dr. Bugis Mardina Lubis, SpA selaku dosen pembimbing.

Peneliti Yang melakukan Uji Validitas


(61)

Lampiran VIII

Data induk

NO. UMUR KELAS JK P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Pto % TP

1 16 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 15 83 2

2 16 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 15 83 2

3 16 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

4 16 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 12 67 3

5 16 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

6 16 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 12 67 3

7 16 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

8 16 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

9 16 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 12 67 3

10 16 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 14 78 2

11 18 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 11 61 3

12 17 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 12 67 3

13 16 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 14 78 2

14 17 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 13 72 3

15 18 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 100 1

16 16 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 100 1

17 16 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 16 89 1

18 15 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 13 72 3

19 15 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

20 15 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 14 78 2

21 15 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 16 89 1

22 15 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 14 78 2

23 15 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 94 1

24 15 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 94 1

25 17 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 94 1

26 17 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 16 89 1

27 16 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 13 72 3

28 17 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 12 67 3

29 17 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 94 1

30 16 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 94 1

31 16 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 94 1

32 17 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 16 89 1


(62)

34 16 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

35 17 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

36 17 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 15 83 2

37 16 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 15 83 2

38 17 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

39 16 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 15 83 2

40 17 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

41 17 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

42 17 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 94 1

43 17 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 16 89 1

44 16 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 13 72 3

45 16 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

46 16 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

47 17 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 100 1

48 16 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 16 89 1

49 15 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

50 15 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

51 15 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 94 1

52 16 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 100 1

53 16 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 94 1

54 17 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 15 83 2

55 16 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

56 15 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

57 14 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 14 78 2

58 15 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 15 83 2

59 15 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 15 83 2

60 16 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

61 15 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 14 78 2

62 16 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

63 15 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

64 16 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 13 72 3

65 15 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 94 1

66 15 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 94 1

67 14 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

68 15 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 14 78 2

69 15 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 13 72 3

70 16 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 100 1


(63)

72 15 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

73 16 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 16 89 1

74 18 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 12 67 3

75 17 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 14 78 2

76 17 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 11 61 3

77 17 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

78 18 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 11 61 3

79 18 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 11 61 3


(1)

4. Adakah merokok pasif membahayakan kesehatan anda? a. Sangat membahayakan

b. Kurang membahayakan c. Tidak membahayakan

5. Siapakah yang paling rentan terhadap asap rokok pasif? a. Orang dewasa

b. Bayi dan anak-anak yang baru lahir c. Orang tua

6. Apakah kesannya jika ibu hamil terpapar kepada asap rokok pasif? a. Bayi lahir dengan berat badan rendah

b. Bayi lahir tidak cukup bulan c. Jawaban A dan B benar

7. Apakah penyakit yang paling parah dan sering terjadi pada anak-anak akibat merokok pasif?

a. Asma

b. Penyakit jantung c. Demam

8. Apakah penyakit infeksi yang bisa terjadi kepada perokok pasif di kalangan anak-anak?

a. Infeksi mulut

b. Infeksi telinga tengah c. Malaria


(2)

a. Darah, air ludah, air seni b. Tinja, kulit, air mata c. Keringat, darah, tinja


(3)

Lampiran V

Hasil uji validitas isi

Telah dilakukan Uji Validitas Isi (Content Validity) terhadap kuesioner untuk penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Dharma Pancasila Tentang Perokok Pasif” dan dinyatakan butir-butir pertanyaan sebanyak 9 buah pertanyaan adalah valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. Uji validitas dilakukan oleh: dr. Bugis Mardina Lubis, SpA selaku dosen pembimbing.

Peneliti Yang melakukan Uji Validitas


(4)

Lampiran VIII

Data induk

NO. UMUR KELAS JK P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Pto % TP

1 16 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 15 83 2

2 16 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 15 83 2

3 16 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

4 16 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 12 67 3

5 16 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

6 16 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 12 67 3

7 16 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

8 16 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

9 16 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 12 67 3

10 16 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 14 78 2

11 18 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 11 61 3

12 17 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 12 67 3

13 16 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 14 78 2

14 17 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 13 72 3

15 18 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 100 1

16 16 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 100 1

17 16 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 16 89 1

18 15 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 13 72 3

19 15 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

20 15 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 14 78 2

21 15 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 16 89 1

22 15 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 14 78 2

23 15 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 94 1

24 15 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 94 1

25 17 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 94 1

26 17 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 16 89 1

27 16 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 13 72 3

28 17 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 12 67 3

29 17 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 94 1

30 16 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 94 1


(5)

34 16 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

35 17 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

36 17 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 15 83 2

37 16 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 15 83 2

38 17 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

39 16 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 15 83 2

40 17 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

41 17 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

42 17 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 94 1

43 17 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 16 89 1

44 16 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 13 72 3

45 16 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

46 16 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

47 17 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 100 1

48 16 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 16 89 1

49 15 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

50 15 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

51 15 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 94 1

52 16 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 100 1

53 16 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 94 1

54 17 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 15 83 2

55 16 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

56 15 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

57 14 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 14 78 2

58 15 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 15 83 2

59 15 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 15 83 2

60 16 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

61 15 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 14 78 2

62 16 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

63 15 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

64 16 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 13 72 3

65 15 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 94 1

66 15 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 94 1

67 14 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

68 15 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 14 78 2


(6)

72 15 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 89 1

73 16 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 16 89 1

74 18 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 12 67 3

75 17 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 14 78 2

76 17 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 11 61 3

77 17 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 15 83 2

78 18 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 11 61 3

79 18 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 11 61 3