TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN DIABETASOL DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi).

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA

TENTANG IKLAN DIABETASOL DI TELEVISI

(Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi)

SKRIPSI

Oleh : Khairil Hamdani NPM. 04 4301 0100

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA 2010


(2)

Judul : TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN DIABETASOL DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi)

Nama : Khairil Hamdani

NPM : 04 4301 0100 Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah diuji dan diseminarkan pada tanggal 7 Mei 2010 Pembimbing Utama 1. Penguji I

Juwito, S.Sos, MSi Juwito, S.Sos, MSi

NPT. 367049500361 NPT. 367049500361

2. Penguji II

Dra. Herlina Suksmawati, MSi NIP. 19641225 199402 1001

3. Penguji III

Drs. Saifuddin Zuhri MSi NPT. 370069400351 Mengetahui

Ketua Program Studi Komunikasi

Juwito, S.Sos, MSi NPT. 367049500361


(3)

Judul : TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN DIABETASOL DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi)

Nama : Khairil Hamdani

NPM : 04 4301 0100 Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi

Menyetujui, Pembimbing Utama

Juwito, S.Sos, MSi NPT. 367049500361

Mengetahui DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi NIP. 030 175 349


(4)

KATA PENGANTAR Bismillahirarahmanirrahim,

Dengan mengucap puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Unversitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa banutan dari berbagai pihak, maka dengan kesungguhan hati pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Juwito, S. Sos. MSi., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu guna mengarahkan dan memberi dorongan serta ilmu yang bermanfaat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito, S. Sos., MSi., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(5)

ii

3. Kepada seluruh staf dosen dan T.U. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Kepada orang tua penulis, bapak dan ibu tercinta, terimakasih atas segala-galanya yang telah bapak dan ibu berikan.

5. Teman-teman angkatan 2004, terimakasih atas kebersamaan kita selama ini. 6. “Ria”, terimakasih atas dukungan dan semangat yang selalu kau berikan

dengan penuh kasih sayang.

Penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karenanya apabila terdapat kekurangan didalam menyusun skripsi ini, penulis dengan senang hari menerima segala saran dan kritik demi sempurnanya skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan berguna untuk penlitian berikutnya.

Walhamdulillahirombilallamin

Surabaya, Mei 2010


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1. Landasan Teori ... 8

2.1.1. Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa ... 8

2.1.2. Definisi Iklan ... 12

2.1.3. Unsur–Unsur Iklan ... 18

2.1.4. Tingkat Pengetahuan ... 20

2.1.5. Teori SOR ... 21

2.1.6. Pemirsa Sebagai Khalayak Media ... 23

2.2. Kerangka Berpikir ... 24


(7)

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Definisi Operasional ... 26

3.2. Populasi, Sampel dan Tehnik Penarikan Sampel ... 29

3.2.1. Populasi ... 29

3.2.2. Sampel dan Tehnik Penarikan Sampel ... 29

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.4. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 33

4.1.1. Diabetes Militus ... 33

4.1.2. Produk Diabetasol ... 35

4.2. Penyajian Analisis Data ... 40

4.2.1. Identitas Responden ... 40

4.2.2. Pertanyaan Tentang Media ... 4.2.2.1. Frekuensi Melihat Iklan Diabetasol Versi ”Majalah” Di Televisi ... 43

4.2.2.2. Durasi Melihat Iklan Diabetasol Versi ”Majalah” Di Televisi ... 44

4.2.3. Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi ”Majalah” Di Televisi ... 44

4.2.3.1. Pengetahuan Tentang Adanya Seseorang Yang Berjalan Dari Satu Lembar Ke Lembar Yang Lain Dalam Majalah Yang Menjadi Model ... 45


(8)

4.2.3.2. Pengetahuan Tentang Adanya Orang-Orang Yang Sedang Melakukan Olahraga ... 46 4.2.3.3. Pengetahuan Tentang Adanya Sebuah Keluarga

Di Akhir Iklan ... 47 4.2.3.4. Pengetahuan Tentang Majalah Sebagai Alat

Peraga ... 48 4.2.3.5. Pengetahuan Tentang Adanya Makanan Sebagai

Alat Peraga ... 49 4.2.3.6. Pengetahuan Tentang Adanya Buah-Buahan

Yang Dimakan Oleh Seseorang Sebagai Alat Peraga ... 50 4.2.3.7. Pengetahuan Tentang Adanya Satu Kotak Susu

Diabetasol Sebagai Alat Peraga ... 51 4.2.3.8. Pengetahuan Tentang Adanya Satu Gelas Susu

Diabetasol Sebagai Alat Peraga ... 52 4.2.3.9. Pengetahuan Mengenai Taman Olah Raga

Sebagai Latar Belakang ... 53 4.2.3.10.Pengetahuan Mengenai Suasana Pagi Hari

Sebagai Latar Belakang ... 54 4.2.3.11.Pengetahuan Mengenai Sebuah Ruang Tamu

Sebagai Latar Belakang ... 55 4.2.3.12.Pengetahuan Mengenai Slogan “Menemani Diet

Diabetes Anda” ... 56


(9)

4.2.3.13.Pengetahuan Mengenai Makna Dari Slogan

“Menemani Diet Diabetes Anda” ... 57

4.2.3.14.Pengetahuan Mengenai Lirik Lagu Dalam Iklan Diabetasol ... 58

4.2.3.15.Pengetahuan Mengenai Pemahaman Dengan Lirik Lagu ... 59

4.2.3.16.Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1. Kesimpulan ... 62

5.2. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Responden Berdasarkan Umur ... 41

Tabel 4.2. Responden Berdasarkan Pendidikan ... 41

Tabel 4.3. Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 42

Tabel 4.4. Frekuensi Melihat Iklan Diabetasol Versi ”Majalah” Di Televisi ... 43

Tabel 4.5. Durasi Melihat Iklan Diabetasol Versi ”Majalah” Di Televisi .. 44

Tabel 4.6. Adanya Seseorang Yang Berjalan Dari Satu Lembar Ke Lembar Yang Lain Dalam Majalah Yang Menjadi Model ... 45

Tabel 4.7. Adanya Orang-Orang Yang Sedang Melakukan Olahraga ... 46

Tabel 4.8. Adanya Sebuah Keluarga Di Akhir Iklan ... 47

Tabel 4.9. Majalah Sebagai Alat Peraga ... 48

Tabel 4.10. Adanya Makanan Sebagai Alat Peraga ... 49

Tabel 4.11. Adanya Buah-Buahan Yang Dimakan Oleh Seseorang Sebagai Alat Peraga ... 50

Tabel 4.12. Adanya Satu Kotak Susu Diabetasol Sebagai Alat Peraga ... 51

Tabel 4.13. Adanya Satu Gelas Susu Diabetasol Sebagai Alat Peraga ... 52

Tabel 4.14. Mengenai Taman Olah Raga Sebagai Latar Belakang ... 53

Tabel 4.15. Mengenai Suasana Pagi Hari Sebagai Latar Belakang ... 54

Tabel 4.16. Mengenai Sebuah Ruang Tamu Sebagai Latar Belakang ... 55

Tabel 4.17. Mengenai Slogan “Menemani Diet Diabetes Anda” ... 56

Tabel 4.18. Makna Dari Slogan “Menemani Diet Diabetes Anda” ... 57

Tabel 4.19. Mengenai Lirik Lagu Dalam Iklan Diabetasol ... 58


(11)

Tabel 4.20. Mengenai Pemahaman Dengan Lirik Lagu ... 59 Tabel 4.21. Tingkat Pengetahuan Perempuan Tentang Iklan Diabetasol

Versi “Majalah” di Televisi ... 60


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Teori S-O-R (Effendy, 2003:255) ... 22 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Tingkat pengetahuan masyarakat

Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi ”Majalah” di Televisi ... 25


(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Gambar Iklan Diabetasol Versi ”Majalah”


(14)

ABSTRAKSI

Khairil Hamdani, TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN DIABETASOL DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi)

Di dalam menghadapi persaingan, setiap perusahaan memiliki strategi tersendiri agar tetap eksis dalam bisnis, iklan merupakan hal yang paling tidak bisa dihindari. Diabetasol adalah salah satu iklan produk makanan dan minuman dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Iklan diabetasol munul mengingat jumlah penderita diabetes di Indonesia berdasarkan perkiraan organisasi kesehatan dunia (WHO) akan mengalami kenaikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang iklan diabetasol versi ”Majalah” di televisi.

Teori yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah teori S-O-R (Stimuli-Organism-S-O-Respons). Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Populasi yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia 17 tahun hingga 59 tahun, dengan teknik penarikan sampel purposive sampling.

Hasil analisis menunjukkan bahwa bahwa tingkat pengetahuan tentang unsur-unsur iklan diabetasol veris “Majalah” di televisi sebagian besar berada pada kategori tinggi yang menunjukkan bahwa responden mampu menganalisa berbagai informasi yang diberikan tentang unsur iklan dari iklan diabetasol versi “Majalah” ini yang mungkin sangat dibutuhkan oleh para penderita diabetes saat ini, selain itu para responden tersebut sudah memiliki kesadaran yang baik tentang pentingnya menjaga kesehatan dirinya agar terhindar dari penyakit diabetes yang kapan saja dapat menyerang mereka. Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh responden yang sudah cukup banyak sehingga membuat responden sudah bisa mengerti makna dari iklan diabetasol.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan responden tetang iklan diabetasol versi “Majalah” sangat tinggi, ini berarti responden mampu menganalisa semua unsur dari iklan tersebut. Responden memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit, khususnya diabetes. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Masyarakat, Unsur Iklan, Diabetasol


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan iklan semakin hari semakin pesat, seiring dengan kemajuan masyarakat yang semakin kompleks dan kemajuan teknologi. Iklan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem ekonomi dan sosial masyarakat modern. Dewasa ini, iklan sudah berkembang menjadi sistem komunikasi yang sangat penting bagi masyarakat.

Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas. Iklan juga menjadi instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas.

Berkembang pesatnya dunia periklanan di Indonesia tidak terlepas dari peranan televisi. Munculnya televisi dengan iklan televisinya berhasil menggeser posisi iklan media cetak dan radio. Setiap tayangan hiburan, informasi, film, kuis dan lain-lain tidak bisa dipisahkan dari iklan. Melalui iklan televisi ini, para produsen dan kreator iklan berharap hasil karyanya dapat diterima komunikan. Karena melalui televisi masyarakat lebih paham isi dan tujuan iklan yang ditayangkan di televisi tersebut.


(16)

Kelebihan iklan televisi adalah lebih banyak informasi yang diberikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat lebih paham dan mengerti tentang isi iklan yang ditayangkan di televisi tersebut. Salah satu iklan televisi yang terus dimunculkan adalah iklan UMKM yaitu iklan yang berisi tentang pembinaan usaha yang ditujukan untuk masyarakat menengah ke bawah, yang melatarbelakangi program UMKM tersebut adalah karena saat ini mayarakat yang tergolong dalam masyarakat menengah ke bawah mengalami kesulitan jika akan membuka suatu usaha sendiri. Salah satu kesulitan tersebut adalah mengenai modal usaha yang belum mereka miiki, maka dari itu pemerintah menyelenggarakan program pemberian bantuan melalui progam UMKM.

Program UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan suatu subyek yang penting dalam analisa kebijakan pemerintah Indonesia, yang didasari oleh beberapa alasan (Hill, 2001). Pertama, UMKM di negara manapun memainkan suatu peran yang sangat penting di dalam pembangunan ekonomi. Mereka secara khas mempekerjakan 60% atau lebih banyak lapangan kerja industri dan menghasilkan sampai separuh output. UMKM merupakan suatu komponen penting dalam proses industrialisasi yang lebih luas. Kedua, UMKM merupakan sarana untuk mempromosikan bisnis pribumi dan oleh karena itu sebagai alat redistribusi aset secara etnik. Lebih umum lagi, ada suatu pemisahan antara standar pendekatan ahli ekonomi terhadap intervensi kebijakan, yang menekankan solusi orientasi pasar sebagai kunci pembangunan ekonomi yang cepat. Ketiga, tidak bisa diasumsikan bahwa jenis kebijakan yang sama yang


(17)

dikeluarkan untuk industri besar akan berlaku bagi UMKM. UMKM menunjukkan suatu konsentrasi aktivitas khusus dalam industri. Mereka biasanya memperlihatkan suatu konsentrasi yang lebih sedikit di sekitar pusat kota dibandingkan dengan perusahaan besar. Hanya sebagian kecil UMKM yang dimiliki oleh orang asing (atau pemerintah) dan hanya sedikit yang berorientasi ekspor, paling tidak ekspor langsung. Keempat, pengalaman internasional menyatakan bahwa sektor UMKM kondusif bagi pertumbuhan industri yang cepat dan merupakan struktur industri yang fleksibel. Taiwan sering dijadikan sebagai suatu contoh perekonomian yang dibangun atas dasar sektor UMKM yang efisien.( http://diswandi.ntbblogs.com/2009/10/02/strategi-pengembangan-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm-di-indonesia/)

Program UMKM diselenggarakan karena badai krisis ekonomi yang mulai terjadi di Indonesia pada pertengahan 1997 yang telah menerpa hampir seluruh perusahaan terbukti dengan ditutupnya beberapa perusahaan. Selain berdampak terhadap perusahaan badai krisis juga berdampak langsung pada karyawan yaitu terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sehingga menjadi pengangguran. Kebanyakan jumlah pengangguran sekarang berasal dari lulusan sekolah yang tidak mempunyai pengalaman tapi mereka ingin bekerja, tapi kebanyakan yang dibutuhkan sekarang yang mempunyai pengalaman sehingga kesempatan kerja mereka kecil atau tidak ada sehingga mereka menjadi pengangguran.

Dalam rangka mengatasi dampak yang pengangguran, Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mengambil beberapa tindakan,


(18)

diantaranya adalah menyenggarakan program UMKM yang di sosialisasikan dalam iklan yang ditayangkan di televisi. Melalui program UMKM ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memberikan peluang untuk membuka usaha sendiri.

UMKM mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi. karena tingkat penyerapan tenaga kerjanya yang relatif tinggi dan kebutuhan modal investasinya yang kecil, UMKM bisa dengan fleksibel menyesuaikan dan menjawab kondisi pasar yang terus berubah. Hal ini membuat UMKM tidak rentan terhadap berbagai perubahan eksternal. UMKM justru mampu dengan cepat menangkap berbagai peluang, misalnya untuk melakukan produksi yang bersifat substitusi impor dan meningkatkan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Karena itu, pengembangan UMKM dapat menunjang diversifikasi ekonomi dan percepatan perubahan struktural, yang merupakan prasyarat bagi pembangunan ekonomi jangka panjang yang stabil dan berkesinambungan. (http://siap-bos.blogspot.com/2009/05/peran-dan-permasalahan-usaha-mikro.html)

Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi nasional ke depan serta mengurangi pengangguran dan sekaligus untuk mampu bersaing dalam pasar global dan dinamika perubahan situasi dalam negeri, maka pengembangan UMKM perlu mempertimbangkan aspek potensial yang ada. Tujuannya selain untuk menyesuaikan dengan karakteristik pengusaha dan jenis usaha di setiap daerah dan setiap sektor usaha, juga untuk memperluas kegiatan ekonomi yang


(19)

lebih merata. (http://siap-bos.blogspot.com/2009/05/peran-dan-permasalahan-usaha-mikro.html)

Menyadari pentingnya program UMKM, maka peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan masyarakat di Surabaya terhadap iklan UMKM.. Tingginya tingkat pengetahuan masyarakat, pada awalnya akan menjadi tambahan informasi yang berguna bagi masyarakat. di masa yang akan datang, masyarakat tidak takut jadi pengangguran karena ada UMKM. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang UMKM ini akan diukur berdasarkan pengetahuan masyarakat tentang informasi-informasi yang disajikan oleh media televisi meliputi pengetahuan tentang pengertian dan tujuan iklan UMKM, bagaimana prosedur untuk mendapatkan bantuan UMKM dari pemerintah.

Sebagaimana diketahui, manusia bersifat ingin mengetahui dan mengenal segala sesuatu melalui akal pikirannya. Sehingga akal pikiran akan terus berkembang mencari sesuatu yang ingin diketahuinya melalui proses berpikir. Menurut Suriasumantri (1998) pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu dan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung maupun tidak langsung turut memperkaya kehidupan. Salah satu sumber pengetahuan adalah bentuk informasi yang didapat, diperoleh secara formal maupun informal. Seseorang dapat memperluas pengetahuan dan mencari cara mendapatkan informasi sebanyak mungkin. Informasi merupakan faktor paling penting dalam proses mendapat pengetahuan. Pentingnya informasi itu dijelaskan oleh Toffler (dalam Harmoko, 2006), bahwa


(20)

informasi dapat merupakan salah satu pengetahuan terpenting dalam masyarakat. Informasi dapat menyajikan fakta, mengembangkan perasaan, membentuk dan menentukan arah yang kesemuanya apabila disebarkan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Dengan demikian pengetahuan dapat mempengaruhi sikap individu terhadap suatu obyek tertentu dan faktor penting dalam kehidupan individu. Dalam hal ini peneliti berharap semakin tinggi tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang ”UMKM” ini maka akan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tetap berusaha meskipun krisis melanda.

Surabaya dipilih sebagai obyek penelitian karena tingkat pengangguran di Surabaya terbilang cukup tinggi. Jumlah pengangguran yang telah mendapatkan pekerjaan hingga bulan Agustus hanya sekitar 25 persen. Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya, pengangguran di Kota Pahlawan ini sebanyak 91.158 orang. Pemerintah menargetkan pengangguran yang mendapatkan pekerjaan tahun 2007 sebesar 2.150 orang. Namun hanya terealisasi 1.357 orang bekerja di dalam negeri dan bekerja di luar negeri sebanyak 164 orang

(http://surabaya.detik.com/read/2007/08/27/144554/822185/466/jumlah-pengangguran-di-surabaya-capai-91158-orang). Data di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Surabaya menunjukkan pengangguran di Surabaya pada 2005-2009 tercatat sekitar 93.000 orang. Itu hanya data dari mereka yang mencari kartu kuning ke kantor Disnaker. Padahal, masih banyak pencari kerja lain yang tidak mengurus kartu kuning (http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act =view&id=a2a561ffc61849e2ba1ad94624ad4e0b&jenis=c81e728d9d4c2f636f067


(21)

f89cc14862c). Sementara masyarakat dalam penelitian ini adalah pemirsa televisi yang bertempat tinggal di Surabaya dan minimal berusia 17 tahun, karena dalam usia tersebut merupakan usia seseorang telah lulus sekolah dan mulai untuk mencari pekerjaan.

1.1. Perumusan Masalah

Menyadari pentingnya masalah ini, maka peneliti menetapkan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan UMKM di televisi?

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian kali ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan UMKM di televisi.

1.3. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Secara Teoritis

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya pengaruh media elektronik, dan lebih melengkapi khasanah ilmu pengetahuan.

b. Secara Praktis

Dapat menjadi masukan bagi masyarakat Surabaya untuk jangan takut kalau ingin punya usaha tapi tidak mepunyai modal karena pemerintah sekarang sudah membantu lewat program UMKM.


(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan ( Engel, 1994 : 316 ). John R. Anreson dalam Engel ( 1994 : 316 ) terdapat dua jenis pengetahuan dasar : deklaratif dan procedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui, sementara pengetahuan procedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas subjektif.

Menurut Poedjawijantna ( 2004 : 14 ) orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan. Jadi pengetahuan tidak lain dari hasil tahu. Pengetahuan berasal dari kata tahu, bahwa manusia itu sesuatu, rasanya tak disangkal seseorang. Manusia tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya sendiri, akan orang-orang lai, ia tahu akan yang baik dan buruk, yang indah dan tidak indah. Oleh karena itu dalam pengetahuan ada pengakuan sesuatu terhadap sesuatu maka adalah dua sesuatu dalam putusan, sehingga putusan selalu ada bagiannya, yaitu menjadi dasar pengakuan dan yang diakui terhadap dasar itu.

Banyak penggunaan manusia itu untuk hidupnya sehari-hari. Pengetahuan terutama pengetahuan umum sangat bermanfaat bagi manusia


(23)

untuk keperluan sehari-hari. Pengetahuan yang dipergunakan orang, terutama untuk kehidupannya sehari-hari tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya tidak mengetahui sebabnya demikian dan apa sebabnya harus demikian dinamakan pengetahuan biasa ( Poedjwijatna, 2004 : 23 ).

Tingkat pengetahuan disini merupakan proses pemanggilan kembali ingatan individu tentang apa yang dilihat dalam iklan. Tingkat dalam pengetahuan disini adalah variable, pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari kesadaran perubahan yang terjadi dari efek kognitif. Efek kognitif terjadi apabila terjadi perubahan dari apa yang diketahui, dipahami, atau persepsi oleh khalayak serta terkait dengan transmisi pengetahuan ( Rakhmat, 1994 : 219 ). Definisi tingakat pengetahuan mengacu pada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu isu tersebut, sehingga ia dapat secara jelas mengambil sikap terhadap isu tersebut ( Eriyanto, 1999 : 239 ). Pada penelitian ini melihat sejauh mana komunikan menerima atau mengingat unsur – unsur iklan layanan masayarakat “ UMKM Program P3KUM versi bengkel “ di televisi versi bengkel “ di telivisi, yang ditangkap oleh panca indera.

Menurut Moekijat ( 1993 : 137 ), penggunaan kata-kata baik tertulis maupun lisan disebut dengan verbal. Jadi pengukuran subjek penelitian adalah skor pernyataan verbal mengenai unsur-unsur iklan yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat Program P3KUM versi Bengkel di televisi. Indikator untuk tingkat pengetahuan adalah melalui kualitas


(24)

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner, dimana nantinya jawaban responden tersebut diberikan skor sehingga dapat diketahui tinggi, sedang dan rendahnya tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah sejauh mana pemirsa Surabya dalam menirima atau mengingat isi pesan iklan layanan masyarakat UMKM Program P3KUM Departemen koperasi versi “ Bengkel “ di televisi, yang diukur melalui skor jawaban yang diberikan oleh pemirsa di wilayah Surabaya.

2.2.2. Iklan

Iklan adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non personal yang biasanya dibiayai dan bersifat persuasive, tentang produk ( barang, jasa dan gagasan ) oleh sponsor yang teridentifikasi, melalui berbagai macam media ( Widyatama, 2007 : 13 ). Menurut Kasali, periklanan itu bertujuan untuk menanamkan informasi atau mengembangkan sikap atau mengharapkan suatu tindakan yang meguntungkan bagi pengiklan ( Kasali, 1992 : 51 ). Karena dari iklan, maka konsumen akan merasakan keberadaan dari produk tersebut.

Periklanan adalah bagian dari pemasaran yang membuat produk atau jasa diketahui oleh konsumen dan iklan tersebut adalah sesuatu yang tidak gratis alias harus bayar. Oleh karena itu, dalam beriklan perusahaan harus dapat mempengaruhi konsumen yang telah ada atau calon konsumen untuk membeli produk tersebut ( Tandjung, 2004 : 83 ).


(25)

Dalam beriklan kita harus menyadari tentang tindakan perilaku konsumen yang biasa disingkat dengan AIDA sebagai berikut ( Tandjung, 2004 : 84 ) :

A : Attention ( perhatian ) I : Interest ( minat ) D : Desire ( keingatan ) A : Action ( tindakan )

Jadi iklan harus dapat menarik perhatian konsumen, menciptakan minat terhadap produk atau jasa, menimbulkan keinginan untuk membeli sampai pada tingkatan untuk melakukan pembelian. Apabila suatu iklan dapat mendorong calon konsumen untuk melakukan pembelian maka dapat dikatakan bahwa iklan tersebut telah berhasil.

Adapun tujuan iklan umumnya mengandung misi komunikasi artinya suatu komunikasi yag harus dibayar untuk menarik kesadaran, mennamkan informasi, mengembangkan sikap atau mengubah sikap khalayak apabila terlebih dahulu mempengaruhi kognisi mereka.

Dari beberapa pendapat tersebut tampak bahwa iklan adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh pengiklan untuk mempengaruhi konsumen guna membeli suatu produk yang di iklankan. Iklam akan berhasil mempengaruhi / membujuk konsumen apabila dikemas dengan sepersuasif mungkin sehingga konsumen bisa mengerti dan memahami isi pesan dari iklan itu sendiri dan pada akhirnya konsumen akan menentukan sikap.


(26)

2.1.3. Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat yaitu jenis iklan yang bersifat tidak mencari keuntungan akibat dari pemasangannya kepada khalayak. Iklan Lyanan Masyarakat tidak terlalu terikat pada penataan yang ketat, perencanaan yang rumit, pemilihan media yang sesuai, sampai pada penentuan khlayak sasaran maupun pemilihan tempat dan waktu yang benar-benar pas ( Liliweri, 1992 : 32 ). Dengan demikian iklan layanan masyarakat bisa muncul sewaktu-waktu tanpa melihat adanya masyarakat ( khlayak ) tertentu yang harus menyaksikan iklan layanan masyarakat tersebut. Dengan munculnya iklan layanan masyarakat di televise ini , menurut Kuswandi ( 1996 : 124 ) terdapat tiga hal pokok yang dapat dilihat , yakni : dapat menggugah kesadaran pemirsa untuk berbuat sesuatu, isi pesannya menggunakan kata himbauan atau anjuran, dan isinya pesannya bersifat umum.

Dari pengertian diatas, maka iklan layanan masyarakat tentang bagaimana masyarakat dapat mengetahui program Departemen Koperasi yang merupakan wakil dari pemerintah yaitu iklan UMKM - Program P3KUM ( Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi dan usaha Mikro ) serta keuntungan menjadi anggota koperasi. Iklan layanan masyarakat ini diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat yang telah melihat Iklan layanan masyarakat tentang program P3KUM ( Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi dan usaha Mikro ) serta keuntungan menjadi anggota koperasi versi bengkel agar dapat berbuat sesuatu seperti


(27)

anjuran dalam iklan tersebut yakni dapat menjadi anggota koperasi dan dengan bantuan modal dapat membuka lapangan kerja sendiri sehingga dapat menguarangi pengangguran.

2.1.4. Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat UMKM Program P3KUM Departemen Koperasi Versi Bengkel

Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. Tanpa pesan, iklan tidak akan terwujud. Bila di media cetak, ia hanya ruang kosong tanpa tulisan, gamabar, atau bentuk apapun. Dalam Iklan UMKM versi bengkel yang ditanyangkan di televise berisikan tentang :

1. Meningkatnya jumlah pengagguran

Karena badai krisis ekonomi berdampak langsung pada karyawan yaitu terjadi pemutusan hubungan kerja ( PHK ) sehingga terjadi peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia, peningkatan pengangguran ini juga disebabkan kurangnya perhatian pemerintah mengenai pemberian modal usaha bagi rakyat yang ingin membuka usaha guna mengurangi jumlah pengangguran.

2. Minimnya ketersediaan lapangan kerja

Selain banyaknya jumlah pengangguran juga semakin meningkatnya perusahaan yang gulung tikar yang mengakibatkan berkurangnya jumlah ketersediaan lapangan pekerjaan. Minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan membuat rakyat untuk berinisiatif untuk


(28)

membangun usaha sendiri sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

3. Keahlian yang dimiliki

Banyak masyrakat yang mempuyai keterampilan tetapi tidak memiliki modal untuk membuka suatu usha guna memanfaatkan keahliannya tesebut. Dengan keahlian dan modal yang dimiliki tersebut seseorang bisa membuka suatu usahasehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran, terutama kriminalitas.

4. Program koperasi

Melalui program UMKM yakni program P3KUM ( Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi dan usaha Mikro ), pemerintah memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk membuka usaha mikro, kecil dan menengah melalui koperasi. Dengan bantuan yang diberikan oleh pemerintah melalui koperasi tersebut, masyarakat bisa membuka kesempatan untuk mambangun suatuusaha sendiri.

5. Keuntungan menjadi anggota koperasi

Banyak keuntungan yang didapat dengan menjadi anggota koperasi salah satunya memperoleh bantuan dana pinjaman untuk membuka usaha. Dengan bantuan tersebut seseorang bisa berinisiatif untuk membuka peluang usaha.


(29)

2.1.5. Unsur-Unsur Iklan

Teknik visualisasi adalah salah satu bagian dari unsure iklan, yang merupakan teknik-teknik pekerjaan yang dipadukan sedemikian rupa dengan merekayasa gambar atau produk yang ingin ditampilkan secara audio visual menjadi sebuah karya seni yang dapat mempengaruhi khalayak. Sehingga gambar dapat menarik perhatian khalayak atau pemirsa.

Unsur-unsur iklan yang dimaksud adalah bagian-bagian dalm iklan yang ditayangkan di televisi, yang terdiri dari suara ( audio), model ( talent ), peraga ( props ), latar ( setting ), gambar ( visual ) ( Menurut Effendi, 1993 : 178 ).

1. Unsur Suara ( Audio )

Unsur suara atau audio dalam iklan di televis, pada dasarnya sama dengan di radio, yaitu dengan memanfaatkan musik, lagu-lagu singkat ( jingle ), atau suara orang ( voice ). misalnya seorang model iklan menyampaikan pesan, langsung kepada khlayak melalui dialog yang terekam dalam kamera.

Salah satu cara untuk menyampaikan pesan secara tepat dan cepat adalah degan menggunakan kata-kata singkat yang menarikpada iklan layanan masyarakat UMKM program P3KUM, pada iklan tersebut suara atau voice yang menjelaskan kehidupan masyarakat ( dikampung ) yang didalamnya terdapat orang-orang yang berlalu-lalang, seperti anak-anak sekolah yang berlari-lari serta orang yang berjalan serta juga


(30)

suara sepeda motor. Selain itu juga suara model yang berbicara tentang susahnya mencari modal serta suara orang yang sepeda motornya mogok. Juga suara lelaki yng menjelaskan adanya program pemerintah dalam hal ini departemen koperasi tentang program P3KUM yang memberikan modal bagi calon anggota koperasi.

2. Model ( talent )

Salah satu unsur terpenting dalam iklan di televisi adalah model iklan, yang berperan dalam menyampaikan pesan yang dapat menarik perhatian khlayaknya. Dalam iklan layanan masyarakat UMKM versi bengkel di televisi terdapat beberapa model iklan yaitu juru parker, satpam, orang yang mencari pekerjaan, pengurus koperasi, beberapa orang yang sedang bermain kartu, anak-anak sekolah, seorang wnita yang berjalan dan beberapa orang yang mengajukan pertanyaan kepada pengurus koperasi.

3. Peraga ( props )

Peralatan-peralatan yang digunakan untuk mendukung pengiklan sebuah produk. Fungsi utama alat peraga ini harus merefleksikan karakter, kegunaan dan keuntungan produk, seperti logo, kemasan dan cara penggunaan suatu produk.

Dalam iklan layanan masyarakat UMKM di televisi, seperti motor, gitar, bengkel, Koran, pulpen serta kartu.


(31)

4. Latar ( setting )

Latar adalah tempat atau lokasi dimana pengambilan gambar ( shotting ) ketika adegan tertentu dalam iklan berlangsung. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan tema iklan.

Pada iklan layanan masyarakat UMKM versi bengkel di televisi mengambil lokasi di sebuah perusahaan, perkampungan, tempat bermain kartu, bengkel dan kantor koperasi.

5. Gambar ( visual )

Unsure gambar atau tampilan yang bisa dilihat pada iklan di televisi merupakan stimulus yang merangsang perhatian khlayak dalam menerima kehadiran sebuah proyek, dan diharapkan khlayak akan lebih mudah menerima dan mempersepsikan makna yang disampaikan.

2.1.6. Media televisi

Iklan bagaikan sebuah dunia magis yang dapat mengubah komoditas kedalam situasi gemerlap yang memikat dan mempesona, sebuah system yang keluar dari imajinasi dan muncul ke dalam dunia nyata melalui media. Televisi merupakan media yang paling disukai oleh pengiklan. Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai unsure audio dan visual. Sehingga para pengiklan percaya bahwa televise mampu menambah daya tarik iklan dibanding media lain.


(32)

Televisi juga diyakini sangat berorientasi mengingatkan khlayak sasaran terhadap pesan yang disampaikan.

Televisi merupakan media dari jaringan komunikasi dengan cirri-ciri yang dimilki oleh komunikasi massa. Televisi lahir karena perkembangan teknologi semakin maju. Sebagai media massa yang muncul belakangan dibandingkan media cetak, televisi baru berperan selama tiga puluh tahun. Televisi ini sendiri lahir setelah adanya penemuan teknologi, seperti telepon, telegraf, fotografi serta rekaman suara. Terlepas dari itu, pada kenyataannya media televisi dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi isi pesan maupun penggunaannya ( Kuswandi, 1996 : 6 ).

Bukti keefektifan televisi sebagai media beriklan disebabkan oleh beberapa kekuatanyang dimiliki media televisi, sebagaimana dinyatakan oleh Kasali ( 1992 : 121 ) sebagai berikut :

1. Efensiesi Biaya

Banyak para pemasang iklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersial atau non komersial. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Televisi tidak hanya menjakau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya, tetapi juga khalayak yang tidak tejangkau oleh media cetak.


(33)

2. Dampak yang kuat

Keunggulan lainnya adalah kemampuan menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen atau penonton, dengan tekanan pada sekaligus dua indera, yitu pengelihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkmbinasikan gerakan, suara, kencantikan , warna, drama dan humor.

3. Pengaruh yang kuat

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khlayak sasaran. Sebagian besar masyarakat meluangkan waktunya di depan televisi, sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Sebagai calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisidari pada tidak sama sekali, sebab hal itu merupakan cerminan dari bonafiditas.

Dari beberapa pendapat di atas tampak bahwa televisi merupakan media komunikasi iklan yang efektif dan efesien. Hal ini dilihat dari beberapa factor misalnya efensiensi biaya, dampak yang dihasilkan dari iklan sangat kuat dan juga pengaruh yang dihasilkan dari media televisi juga sangat kuat. Hal ini yang membuat para pengiklan berbondong-bondong menggunakan televisi sebagai saran pengiklanan, dan juga perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat iklan melewati televisi lebih menarik.


(34)

2.1.7. Teori SOR

Teori yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah teori S – O – R ( Stimuli – organism – Respons ). Menurut teori ini, efek yang di timbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian pesan dan reaksi komunikan. Unsure-unsur dalam model ini adlah :

1. Pesan ( Stimuli ), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa lambing atau tanda

2. Kominkan ( Organism ), merupakan keadaan komunikan disaat menerima pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima sebagai informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan, melalui tanda dan lambing. Selajutnya, komunikan menciba untuk mengartikan dan memahami setipa pesan yang disampaikan oleh komunikator.

3. Efek ( Respon ), merupakan dampak daripada komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan perilaku ( Effendy, 1993 : 253 )

Efenndy ( 2000 : 254 ) mengutipakan pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap ada tiga variable


(35)

penting, yaitu : perhatian, pengertian, penerimaan. Secara sistematis digambarkan sebagai berikut

Organisme - Perhatian - Pengertian - Penerimaan

Stimulus Respons

Gambar 2.1 : Gambra Teori S – O – R

Pada gambar diatas menunjukan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komuikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan, kemampuan komunikan mengerti tentang stimulus atau pesan ada setelah sebelumnya komunikan menerima dan mengolah pesan tersebut, selanjutnya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya melihat perubahan efek kognitif saja. Isi pesan iklan layanan masyarakat “ Program UMKM versi bengkel “ merupakan stimulus yang jika selanjutnya diterima oleh pemirsa televisi ( masyarakat warga kota Surabaya ) maka warga kota Surabaya akan dapat dengan mudah memahami apa saja yang di maksud ( penambahan pengetahuan ) pada isi iklan layanan masyarakat tersebut.


(36)

2.2. Kerangka Berpikir

Berkembang pesatnya dunia periklanan di Indonesia tidak terlepas dari peran televisi. Munculnya televisi dengan iklan televisinya berhasil menggeser posisi iklan media cetak dan radio. Kelebihan iklan televisi adalah lebih banyak informasi yang diberikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat lebih paham dan mengerti tentang isi iklan yang ditayangkan di televisi tersebut. Salah satu iklan televisi yang terus dimunculkan adalah iklan departemen koperasi yaitu iklan UMKM program P3KUM yitu iklan yang berisi tentang pembinaan usaha yang ditujukan untuk masyarakat menengah kebawa, yang melatar belakangi program P3KUMtersebut adalah karena saat ini masyarakat yang tergolong dalam masyarakat menengah ke bawah mengalami kesulitan jika akan membuka suatu usaha. Salah satu kesulitan tersebut adalah mengenai modal usaha yang belum mereka miliki , maka dari itu pemerintah menyelenggarakan program pemberian bantuan memalui program UMKM yaitu melaui program P3KUM.

Program P3KUMdiselenggarakan karena badai krisis ekonomi yang mulai terjadi di Indonesia pada pertengahan 1997 yang telah menerpa hamper seluruh perusahaan terbukti dengan ditutupnya beberapa perusahaan. Selain berdampak terhadap perusahaan badai krisis juga berdampak langsung pada karyawan yitu terjadi Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) sehingga menjadi pengangguran. Kebanyakan jumlah


(37)

pengangguran sekarang berasal dari lulusan sekolah yang tidak mempunyai pengalaman tapi mereka ingin bekerja, tapi kebanyakan yang dibutuhkan sekarang yang mempunyai pengalaman sehingga kesempatan kerja mereka kecil atau tidak ada sehingga mereka menjadi pengangguran.. Dalam rangka mengatasi dampak yang pengangguran, Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mengambil beberapa tindakan, diantaranya adalahan menyelenggarakan program P3KUM yang disosialisasikan dalam iklan yang ditayangkan di televisi. Melalui program P3KUM diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memberikan peluang untuk membuka usaha sendiri.

Dengan adanya tayangan Iklan Layanan Masyarakay di media televisi tersebut mengenanai program P3KUM maka diharapkan membawa dampak bagi masyarakat, yitu :

a. Dampak kognitif, yaitu kemampuan memahami seseorang atau pemeirsa untuk menyerap atau memahami iklan P3KUM melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.

b. Dampak peniruan yitu pemirsa diharapkan pada tren actual yang ditayangkan televisi yaitu mampu membuka usaha sendiri dengan bantuan koperasi.

c. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan iklan layanan masyarakat di televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


(38)

Tetapi dalam penelitian ini hanya melihat efek kognitifnya saja. Hal ini didasarkan karena media massa lebih besar dan dirasa lebih dapat memberikan pengaruh pada pengetahuan atau kognisi khalayak. Maka dapat ditarik suatu indicator penelitian dalam tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan layanan masyarakat “UMKM - Program P3KUM versi bengkel “ oleh Departemen Koperasi ditelevisi yaitu dari gaya atau dari model iklan, dialog yang disampaikan oleh model iklan, pesan iklan, karakter dari model iklan, alat, gambar yang digunakan, dan setting iklan. Untuk lebih jelasnya, dapat diterangkan melalui bagan dibawah ini :

Masyarakat Surabaya ( pemirsa televisi )

- Perhatian - Pengertian - Penerimaan Stimulus yang berupa isi

pesan iklan layanan masyarakat “ Program P3KUM “ Departemen Koperasi di televisi

Tingkat pengetahuan tentang iklan layanan masyarakat P3KUM versi bengkel di televisi :

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah


(39)

Gambr 2.2 : Kerangka Berpikir Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Iklan Layanan Masyarakat ” Program P3KUM versi Bengkel “ di televisi


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan analisa deskriptif, dimana akan menggambarkan secara sistematis mengenai tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan Diabetasol di televisi. Dalam survey, informasi dikumpulkan dari responden dengan mengadakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

Yang dimaksud dengan definisi operasional disini adalah suatu pembatasan atau perincian kegiatan-kegiatan operasional yang dilakukan guna mengukur variabel serta indikatornya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Surabaya tentang iklan diabetasol versi ”Majalah” di televisi. Untuk memudah pengukurannya, maka tingkat pengetahuan masyarakat dioperasionalkan sebagai berikut :

Tingkat pengetahuan Masyarakat merupakan suatu pengetahuan pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan Diabetasol versi ”Majalah” di televisi, yang dinyatakan melalui pernyataan meliputi pengetahuan mengenai iklan diabetasol. Dalam iklan Diabetasol versi ”Majalah” tersebut menampilkan tentang bagaimana pola hidup yang sehat dengan menampilkan berbagai latar tempat, sehingga iklan tersebut dioperasionalisasikan unsur-unsur iklan diabetasol, yang terdiri dari :


(41)

27

1. Talent

Adalah model atau orang dari iklan Diabetasol versi “Majalah” yaitu orang yang berjalan, orang-orang yang sedang berolahraga dan sebuah keluarga.

2. Props

Merupakan alat peraga yang dipergunakan sebagai pelengkap dalam memperjelas pesan atau informasi yang disampaikan iklan Diabetasol versi “Majalah”. Seperti majalah, makanan, buah-buahan, satu kotak susu diabetasol dan segelas susu diabetasol.

3. Setting

Yaitu lokasi atau tempat yang dipergunakan dalam pembuatan atau pasca produksi iklan Diabetasol versi “Majalah” di televisi. Seperti taman olahraga, pagi hari, dan ruang tamu.

4. Slogan

Merupakan bahasa atau kata yang digunakan dalam iklan Diabetasol versi “Majalah” di televisi yaitu “Menemani Diet Diabetes Anda”. 5. Jinggel

Adalah lirik lagu yang dinyanyikan pada saat iklan berlangsung. Pengukuran Variabel

Pengukuran tingkat pengetahuan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri atas 2 alternatif pilihan yang dapat dipilih responden, yaitu :


(42)

28

a. Mengetahui --- diberi skor 2

b. Tidak Mengetahui --- diberi skor 1

Tingkat pengetahuan iklan diabetasol digolongkan menjadi 3 tingkat yaitu tinggi, sedang dan rendah yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing-masing responden. Jumlah skor yang menjadi batasan skor untuk lebar interval tingkat tinggi, sedang dan rendah menggunakan rumus :

Skor Jawaban Tertinggi – Skor Jawaban Terendah Jenjang yang diinginkan

Responden akan diberikan 15 pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuan pemirsa dengan perhitungan sebagai berikut :

Skor terendah = 15 x 1 = 15 Skor tertinggi = 15 x 2 = 30 Skor interval = 30-15 = 5 3

Jadi, batasan skor dalam lebar interval tingkat pengetahuan pemirsa tentang iklan diabetasol adalah rendah, sedang, dan tinggi.

 Kategori penilaian rendah bila jumlah skor antara 15 – 19, yang

menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang rendah mengenai unsur-unsur iklan Diabetasol versi “Majalah” di televisi.

 Kategori penilaian sedang bila jumlah skor antara 20 – 24, yang


(43)

29

sedang mengenai unsur-unsur iklan Diabetasol versi “Majalah” di televisi.

 Kategori penilaian tinggi bila jumlah skor antara 25 – 30, yang

menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai unsur-unsur iklan Diabetasol versi “Majalah” di televisi.

3.2 Populasi, Sampel dan Tehnik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan kharakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2003:257). Dengan demikian populasi merupakan keseluruhan atas objek penelitian yang akan diteliti. Populasi yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia 17 tahun hingga 59 tahun yang berjumlah 48.883 orang (BPS, 2006).

3.2.2 Sampel dan Tehnik Penarikan Sampel

Sampel menurut Sugiyono (1999:73) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Tehnik sampel yang

digunakan adalah metode non propobality secara bertujuan (purposive


(44)

responden-30

responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel dan sampel tersebut merupakan representative dari populasi.

Adapun alasan dipilihnya sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Responden pernah menonoton iklan diabetasol di televisi min. 3 kali.

2. Respon bertempat tinggal di wilayah Surabaya.

3. Responden berusia 17-59 tahun

Untuk mendapatkan sampel yang diinginkan, maka dapat digunakan rumus Yamane (Rakhmat, 2002:82) sebagai berikut:

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = presisi (derajat ketelitian) (Rakhmat, 2001: 82)

Dalam penelitian, presisi (d) yang digunakan adalah 10 %

dengan tingkat kepercayaan sebesar 90%. Maka, dari populasi sebesar 48.883 orang diperoleh sampel sebesar:

1 ) 1 , 0 ( 883 . 48 883 . 48 2   n 1 ) 01 , 0 ( 883 . 48 883 . 48   n 83 , 489 883 . 48  n

n = 99,8 ≈ 100. jadi responen dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. 1

. 2 

d N

N n


(45)

31

Sehingga, sampel yang dijadikan responden untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam angket/kuesioner adalah sebanyak 100 orang responden.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden berdasarkan data primer dan data sekunder. Yang dimaksud data primer adalah data yang berupa jawaban dari kuesioner yang diberikan yaitu kuesioner tertutup dan terbuka. Sementara data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku-buku penunjang.

Peneliti akan mendampingi responden selama melakukan pengisian kuesioner. Hal ini dilakukan untuk menjaga-jaga dari kemungkinan munculnya pertanyaan dari responden yang tidak memahami kata-kata, arti dan maksud pertanyaan dalam kuesioner. Sedangkan yang kedua adalah bahan-bahan pustaka yang terkait dengan masalah-masalah yang terkait sebagai data sekunder. Bahan-bahan pustaka didapat dari buku-buku literatur atau informasi tertulis lainnya. Data sekunder juga diperoleh dari Badan Pusat Statistik Surabaya dan instansi-instansi terkait.

3.4 Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden, peneliti akan menganalisa data tersebut melalui suatu pengolahan data yang terdiri dari tahap pengeditan data secara


(46)

32

keseluruhan, mengkode data tersebut dan dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan diabetasol.

Untuk menghitung prosentase dari masing-masing tabel, maka digunakan rumus :

% 100 x N F P

Keterangan :

P = Persentase responden F = Frekuensi responden N = Jumlah sampel responden.


(47)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Diabetes Millitus

Pengertian Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah istilah untuk sebutan penyakit yang di Indonesia dikenal dengan nama penyakit gula atau kencing manis, istilah ini berasal dari bahasa Yunani. Diabetes artinya mengalir terus, mellitus artinya madu atau manis. Jadi istilah ini menunjukan tentang keadaan tubuh penderita, yaitu adanya cairan manis yang mengalir terus. Penyakit Diabetes mellitus ini biasa timbul secara mendadak pada anak-anak dan orang dewasa muda. Pada orang yang telah berumur, penyakit ini sering muncul tanpa gejala dan kerap baru diketahui bila yang bersangkutan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Apabila penyakit ini dibiarkan tidak terkendali atau penderita tidak menyadari penyakitnya bertahun tahun kemudian akan timbul berbagai komplikasi kronis yang berkaitan patal, seperti penyakit jantung, terganggunya fungsi ginjal, kebutaan, pembusukan kaki yang kadang memerlukan amputasi, atau timbulnya impotensi yang sangat merisaukan. Diabetes mellitus tidak hanya dianggap sebagai gangguan metabolisme karbohidrat, tetapi juga mencakup metabolism protein dan lemak yang diikuti dengan komplikasi yang bersifat kronis terutama terjadi pada struktur dan fungsi pembuluh darah.


(48)

34

Menurut buku yang dikutip dari Rahasia Kekayaan Alam (RKA), Diabetes adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan menurunnya kemampuan atau hilangnya sama sekali kesanggupan tubuh untuk memanfaatkan karbohidrat. Karbohidrat biasanya diproses dalam sel tubuh menjadi glukosa, sumber energi tubuh yang utama. Insulin, hormon yang dihasilkan pada pankreas, dibutuhkan untuk memasukkan glukosa dari darah ke dalam sel. Pada penderita DM, insulin yang dihasilkan tidak memadai, itu sebabnya glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga terkumpul dalam darah, menyebabkan timbulnya gejala-gejala yang semakin menghebat dari kekacauan mental sampai koma.

Gejala utama DM adalah haus yang berlebihan, sering buang air kecil, nafsu makan bertambah dan berat badan yang semakin menurun. Gejala-gejala ini, meskipun kurang menonjol adalah otot-otot kaku, penglihatan kabur, gatal-gatal pada kulit, dan luka-luka yang sulit sembuh.

Komplikasi pada penderita DM dapat timbul karena 2 hal: Hipoglikemia

Timbul karena turunnya gula darah secara mendadak yang bisa menyebabkan dari mulai pusing, berdebar-debar, keringat dingin sampai kehilangan kesadaran

Hiperglikemia


(49)

35

sehingga menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun dan terjadi banyak kerusakan pada banyak organ:

Syaraf: rasa tebal atau kesemutan di telapak kaki, disfungsi ereksi Kulit: dermatitis sampai infeksi

Mata: katarak glaukoma sampai kebutaan

Penyumbatan pembuluh darah: stroke, serangan jantung, hipertensi Gagal ginjal

Kerusakan hati

Metode pengobatan medis untuk DM dengan diet khusus. Dalam kasus penyakit ringan, DM dapat ditangani dengan diet dan olahraga ringan. Dalam kasus penyakit parah, pengaturan diet bersamaan dengan minum obat atau injeksi untuk meningkatkan jumlah insulin yang dihasilkan pankreas.

4.1.2. Produk Diabetasol

Diabetasol merupakan salah satu susu untuk penderita diabetes yang diproduksi oleh perusahaan farmasi papan atas PT Kalbe Farma, perusahaan ini didirikan oleh Dr. Boenjamin Setiawan tahun 1966. Bagi orang yang peduli dengan kesehatan terutama mengenai masalah pengendalian kadar gula darah tentunya tahu bahwa diet makanan bukanlah salah satunya cara untuk menjaga kualitas hidup khususnya bagi diabetisi.


(50)

36

Dalam iklan diabetasol berisikan tentang informasi mengenai bagai hidup sehat. Demi menjaga kesehatan, harus tetap berolahraga secara rutin. Umumnya orang sudah menyadari bahwa harus berolahraga namun terkadang kurang paham dalam memilih latihan fisik yang teraman dan terbaik untuk dilakukan sehari-hari.

Untuk itu Diabetasol hadir sebagai solusi dalam mempermudah pengaturan pola makan diabetesi. Diabetasol adalah Nutrisi pengganti makan yang diformulasikan khusus bagi penderita diabetes melitus dimana komposisinya aman dan sesuai dengan kebutuhan diabetesi. Keunggulan Diabetasol :

1. Nutrisi lengkap dan seimbang, dapat membantu menjaga kesehatan dan dapat digunakan sebagai pengganti makan utama (pagi dan malam).

2. Disempurnakan dengan Vita digest, kombinasi karbohidrat lepas lambat sehingga kenaikan gula darah tidak langsung melonjak tinggi melainkan naik secara perlahan.

3. Bebas kolesterol dan Asam lemak trans, membantu mengurangi resiko penyakit jantung koroner.

4. Kromium Pikolinat, Meningkatkan efektifitas kerja hormon insulin. Diabetasol mengandung serat (4,2 g/100 g) dan diformulasikan bebas kolesterol. Serat dapat membantu mengurangi penyerapan glukosa


(51)

37

dalam usus. Mengkonsumsi makanan rendah kolesterol diiringi dengan konsumsi serat dalam jumlah yang cukup banyak dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung, suatu penyakit yang dipengaruhi oleh banyak faktor.

Diabetasol dilengkapi dengan Kromium, suatu mikromineral yang berfungsi untuk membantu:

1. Meningkatkan kerja hormon insulin

2. Meningkatkan toleransi glukosa dalam tubuh 3. Menjaga kestabilan gula darah

Komposisi yang terkandung dalam diabetasol antara lain adalah Maltodekstrin, Konsentrat Whey Protein, Kaseinat, Minyak Nabati, Frukto Oligosakarida, Susu skim, Lesitin Kedelai, Sukralosa, Perisa, Vitamin dan Mineral.

Selain itu Diabetasol terdapat pula rangkaian produk yang aman dikonsumsi bagi penyadang diabetesi yaitu rangkaian Nulife. Nulife No Calorie Swetener merupakan Pemanis tanpa kalori dengan kandungan Sukralosa sehingga aman untuk mendukung pola hidup sehat anda terutama untuk diet dan diabetes. Keunggulan Nulife No Calorie Swetener: 1. Pemanis sukralosa, berasal dari tebu, lebih alami, aman dan umum

dikonsumsi oleh masyarakat.


(52)

38

3. Stabil pada suhu panas dan dingin.

4. Kemanisannya 600 kali dibanding gula tebu. 5. Aman dikonsumsi oleh diabetesi.

Nulife Oatmeal Oatbran merupakan sarapan kaya serat dengan Oatbran yang baik untuk menjaga kesehatan jantung dan pencernaan. Keunggulan Nulife Oatmeal Oatbran:

1. Mengandung oatbran dan tinggi serat larut (Betaglukan), membantu menurunkan kolesterol dan mengendalikan kadar gula darah.

2. Bebas kolesterol dan Bebas Asam Lemak Trans, untuk membantu mengurangi resiko penyakit jantung koroner.

3. Serat tidak larut 60%, untuk memberikan rasa kenyang, mencegah konstipasi(sembelit, wasir).

4. Praktis, dapat disajikan secara instant tanpa perlu dimasak terlebih dahulu.

5. Cocok untuk makan pagi, dapat dikombinasi dengan susu sehingga mendapatkan manfaat ganda dari susu dan serat.

Nulife Crispy Cereal Bar merupakan snack sehat dengan coklat bebas gula dan mengandung serat sehingga mempermudah mengontrol kalori harian. Keunggulan Nulife Crispy Cereal Bar:


(53)

39

1. Kalori terkontrol, hanya 90 kkal / saji sehingga mempermudah pengaturan kalori harian dan membantu mempertahankan gaya hidup sehat.

2. Bebas Gula, sehingga aman bagi Diabetisi dan menghindarkan resiko penyakit akibat menkonsumsi gula berlebih.

3. Mengandung serat, bebas kolesterol dan bebas asam lemak trans, membantu mengurangi resiko penyakit jantung koroner.

4. Indeks Glikemik rendah, setelah dikonsumsi tidak langsung menaikkan kadar gula darah, sehingga aman bagi Diabetesi.

5. Praktis, dikemas dengan sachet sehingga praktis untuk dibawa pada saat aktivitas.

Saran penyajian diabetasol dapat digunakan sebagai makanan selingan atau pengganti makanan total. Untuk menyiapkan 250 ml larutan, tambahkan empat (4) sendok takar Diabetasol (? 60 g) ke dalam 200 ml air matang hangat, sambil diaduk perlahan-lahan hingga larut.

1. Secara oral : Diabetasol dapat diminum segera setelah disiapkan 2. Makanan sonde : Ikuti petunjuk dokter atau ahli gizi dalam pemberian

melalui sonde.

Melakukan gaya hidup sehat dengan olahraga teratur, konsultasikan ke dokter, dan kontrol kadar gula darah secara teratur dan konsumsi Diabetasol 2 kali sehari, Maka hidup akan lebih sehat dan juga berkualitas.


(54)

40

4.2. Penyajian Analisis Data

Pada bab ini akan disajikan dan diuraikan temuan–temuan data yang diperoleh dari lapangan, Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Non probability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dan daerah yang dipilih dalam penelitian ini adalah Surabaya, sampel yang diambil yaitu sebanyak 100 responden yang diambil, kuesioner atau angket disebarkan pada 100 orang untuk dijadikan sebagai responden.

Data atas pertanyaan – pertanyaan dalam kuesioner yang kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi untuk selanjutnya di interpresentasikan untuk mengetahui jawaban dari perumusan masalah yang diajukan.

4.2.1. Identitas Responden

Penyajian data pada bagian ini meliputi karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan dan pekerjaan selengkapnya tertera pada tabel berikut :

a. Identitas berikut ini adalah umur reponden yang disajikan dalam tabel frekuensi dapat dilihat sebagai berikut :


(55)

41

Tabel 4.1.

Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi Prosentase (%)

1 17 – 30 tahun 36 36

2 31 – 40 tahun 20 20

3 41 – 50 tahun 28 28

4 51 – 59 tahun 16 16

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah berusia antara 17 sampai dengan 30 tahun yakni sebanyak 36 orang atau sebesar 36%, kemudian yang berusia antara 41 sampai dengan 50 tahun yakni sebanyak 28 orang atau sebesar 28%, lalu yang berusia antara 31 sampai dengan 40 orang yakni sebanyak 20 orang atau sebesar 20% dan sisanya adalah responden yang berusia antara 51 – 59 tahun yakni sebanyak 16 orang atau sebesar 16%.

b. Identitas berikut ini adalah pendidikan terakhir responden yang disajikan dalam tabel frekuensi dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.2.

Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

1 SMU 15 15

2 D3 20 20

3 S1 40 40

4 S2 25 25

Jumlah 100 100


(56)

42

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pendidikan setingkat S1 yakni sebanyak 40 orang atau sebesar 40%, kemudian responden yang mempunyai pendidikan setingkat S2 yakni sebanyak 25 orang atau sebesar 25%, lalu yang mempunyai pendidikan setingkat D3 yakni sebanyak 20 orang atau sebesar 20%, serta yang mempunyai pendidikan setingkat SMU yakni sebanyak 15 orang atau sebesar 15%.

c. Identitas berikut ini adalah pekerjaan responden yang disajikan dalam tabel frekuensi dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.3.

Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)

1 Pegawai Swasta 25 25

2 Pegawai Negeri 18 18

3 Wiraswasta 35 35

4 Pelajar/Mahasiswa 22 22

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta yakni sebanyak 35 orang atau sebesar 35%, kemudian responden yang mempunyai pekerjaan sebagai pegawai swasta yakni sebanyak 25 orang atau sebesar 25%, lalu yang mempunyai pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa yakni sebanyak 22


(57)

43

orang atau sebesar 22%, serta yang mempunyai pekerjaan sebagai pegawai negeri yakni sebanyak 18 orang atau sebesar 18%.

4.2.2. Pertanyaan Tentang Media

Periklanan dipandang sebagai media yang paling lazim digunakan suatu perusahaan (khususnya produk konsumsi/consumer goods) untuk mengarahkan komunikasi yang persuasif pada konsumen. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek.

4.2.2.1.Frekuensi Melihat Iklan Diabetasol Versi ”Majalah” Di Televisi Tabel 4.4.

Frekuensi Melihat Iklan Diabetasol Versi ”Majalah” Di Televisi

No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 > 5 kali 89 89

2 < 5 kali 11 11

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

Sesuai dengan tabel di atas dapat diketahui bahwa banyaknya responden yang menjawab lebih dari 5 kali dalam melihat iklan Diabetasol versi ”Majalah” di televisi tersebut yakni sebanyak 89 orang atau sebesar 89%, hal ini dikarenakan menurut responden memang iklan Diabetasol versi ”Majalah” di televisi ini sangat menarik dan membawa informasi tentang kesehatan yang banyak, kemudian sebanyak kurang dari 5 kali yakni sebanyak 11 orang atau sebesar 11%.


(58)

44

4.2.2.2.Durasi Melihat Iklan Diabetasol Versi ”Majalah” Di Televisi Tabel 4.5.

Durasi Melihat Iklan Diabetasol Versi ”Majalah” Di Televisi

No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 > 15 detik 79 79

2 < 15 detik 21 21

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

Sesuai dengan tabel di atas dapat diketahui bahwa banyaknya responden yang menjawab lebih dari 15 detik dalam melihat iklan Diabetasol versi ”Majalah” di televisi tersebut yakni sebanyak 79 orang atau sebesar 79%, hal ini dikarenakan menurut responden memang iklan Diabetasol versi ”Majalah” di televisi ini ditayangkan hampir tiap hari dan banyak mengandung informasi yang mungkin sangat membantu responden. Kemudian untuk responden yang melihat Diabetasol versi ”Majalah” di televisi selama kurang dari 15 detik yakni sebanyak 21 orang atau sebesar 21%.

4.2.3. Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi ”Majalah” Di Televisi

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan Diabetasol versi ”Majalah” di televisi, maka akan disajikan data yang menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan


(59)

45

Diabetasol versi ”Majalah” di televisi dimana tingkat pengetahuan tersebut dibedakan menjadi 15 (lima belas) pertanyaan dengan perincian sebagai berikut :

4.2.3.1. Pengetahuan Tentang Adanya Seseorang Yang Berjalan Dari Satu Lembar Ke Lembar Yang Lain Dalam Majalah Yang Menjadi Model

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

Tabel 4.6.

Adanya Seseorang Yang Berjalan Dari Satu Lembar Ke Lembar Yang Lain Dalam Majalah Yang Menjadi Model

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 65 65

2 Tidak Tahu 35 35

Jumlah 100 100

Sumber : Pertanyaan Kuesioner No. 8

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian yakni sebanyak 65 orang atau sebesar 65% ini menyatakan mengetahui tentang adanya seseorang yang berjalan dari satu lembar ke lembar yang lain dalam majalah yang menjadi model dalam iklan Diabetasol versi ”Majalah” di televisi, menurut responden model tersebut menggambarkan bahwa dengan berjalan – jalan tubuh seseorang akan sehat karena memang tubuh ini dilatih untuk terus bergerak, sehingga otot – otot yang kejang bisa lemas. Sedangkan sisanya yakni sebanyak 35 orang atau sebesar 35% menyatakan tidak mengetahui tentang adanya


(60)

46

seseorang yang berjalan dari satu lembar ke lembar yang lain dalam majalah yang menjadi model dalam iklan Diabetasol versi ”Majalah” di televisi, menurut responden model tersebut tidak bisa menarik penonton untuk selalu menonton karena iklan yang disajikan sangat monoton dan tidak dapat menarik minat dari penonton.

4.2.3.2.Pengetahuan Tentang Adanya Orang-Orang Yang Sedang Melakukan Olahraga

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

Tabel 4.7.

Adanya Orang-Orang Yang Sedang Melakukan Olahraga No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 71 71

2 Tidak Tahu 29 29

Jumlah 100 100

Sumber : Pertanyaan Kuesioner No. 9

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 71 orang atau sebesar 71% menyatakan bahwa mereka mengetahui tentang adanya orang-orang yang sedang melakukan olahraga dalam iklan Diabetasol versi ”Majalah” di televisi, hal ini menurut responden memang di dalam iklan tersebut ditampilkan dengan detail setiap orang yang sedang olahraga disertai dengan keterangan yang menerangkan kegiatan yang dilakukan sehingga masyarakat sangat paham dengan isi dari iklan tersebut, sedangkan sebanyak 29 orang atau sebesar 29% menyatakan tidak mengetahui


(61)

47

tentang adanya orang-orang yang sedang melakukan olahraga dalam iklan Diabetasol versi ”Majalah” di televisi, hal ini menurut responden mereka tidak terlalu melihat secara seksama setiap scene yang ditampilkan dalam iklan tersebut, karena memang dari awal iklan tersebut sudah tidak menarik lagi.

4.2.3.3.Pengetahuan Tentang Adanya Sebuah Keluarga Di Akhir Iklan

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

Tabel 4.8.

Adanya Sebuah Keluarga Di Akhir Iklan

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 66 66

2 Tidak Tahu 34 34

Jumlah 100 100

Sumber : Pertanyaan Kuesioner No. 10

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 66 orang atau sebesar 66% menyatakan mengetahui adanya sebuah keluarga di akhir iklan dalam iklan Diabetasol versi ”Majalah” di televisi, menurut responden dengan adanya salah satu keluarga dalan scene tersebut menandakan bahwa memang iklan ini sangat bermanafaat sekali untuk keutuhan dan kesehatan sebuah keluarga dalam menjalankan kehidupan sehari – hari yang memang banyak tekanan baik itu dari luar maupun dari dalam keluarga itu sendiri. Sedangkan sebanyak 34 orang atau sebesar 34% menyatakan tidak


(62)

48

mengetahui tentang adanya sebuah keluarga di akhir iklan dalam iklan Diabetasol versi ”Majalah” di televisi, menurut responden memang dari awal iklan ini sudah tidak menraik untuk ditonton mereka lebih melihat dari acara yang ditayangkan sebelum adanya iklan ini, sehingga ketika iklan itu tayang mereka malah menggantinya dengan tontonan yang lain.

4.2.3.4.Pengetahuan Tentang Majalah Sebagai Alat Peraga

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

Tabel 4.9.

Majalah Sebagai Alat Peraga

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 73 73

2 Tidak Tahu 27 27

Jumlah 100 100

Sumber : Pertanyaan Kuesioner No. 11

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 73 orang atau sebesar 73% responden mengaku bahwa mereka mengetahui tentang majalah sebagai alat peraga, hal ini menurut responden iklan yang ada telah menyebutkan memperlihatkan bahwa dengan adanya majalah tersebut menurut responden sangat membantu responden menelaah iklan yang disajikan mengingat majalah merupakan konsumsi bacaan yang disukai oleh masyarakat saat ini karena memang mengandung banyak informasi di dalamnya apalagi yang berkaitan dengan kesehatan.


(63)

49

Sedangkan sebanyak 27 orang atau sebesar 27% menyatakan tidak mengetahui tentang majalah sebagai alat peraga, menurut responden mereka tidak pernah melihat iklan tersebut dari sisi tampilan dan alat peraga yang diamati akan tetapi mereka lebih melihat dari sisi informasi yang disajikan oleh iklan yang mungkin sampai saat ini iklan kesehatan tersebut jarang ada di televisi, mengingat iklan – iklan sekarang hanya menyajikan kelebihan suatu produk tanpa menginformasikan pentingnya untuk masyarakat kedepannya.

4.2.3.5.Pengetahuan Tentang Adanya Makanan Sebagai Alat Peraga

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

Tabel 4.10.

Adanya Makanan Sebagai Alat Peraga

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 77 77

2 Tidak Tahu 23 23

Jumlah 100 100

Sumber : Pertanyaan Kuesioner No. 12

Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang mengetahui adanya makanan sebagai alat peraga, menurut responden dengan mengetahui adanya makanan sebagai alat peraga mereka mengerti tentang pesan yang disampaikan dalam iklan tersebut, dengan menunjukkan makanan sebagai alat peraga hal ini dapat dikatakan bahwa creator dari iklan ingin mengajak masyarakat untuk selalu makan makanan yang


(64)

50

bergisi mengandung 4 sehat 5 sempurna yang mungkin sudah sangat jarang dilakukan oleh masyarakat pada saat sekarang ini adalah sebanyak 77 orang atau sebesar 77%, sedangkan dengan jumlah sebanyak 23 orang atau sebesar 23% menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya makanan sebagai alat peraga. Hal tersebut menurut responden iklan yang disajikan tidak begitu komplit dan membuat responden tidak mengerti kalau ada makanan sebagai alat peraga, karena memang iklan yang disajikan terlalu banyak scene yang membuat penonton menjadi bingung.

4.2.3.6.Pengetahuan Tentang Adanya Buah-Buahan Yang Dimakan Oleh Seseorang Sebagai Alat Peraga

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh informasi sebagai berikut:

Tabel 4.11.

Adanya Buah-Buahan Yang Dimakan Oleh Seseorang Sebagai Alat Peraga

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 83 83

2 Tidak Tahu 17 17

Jumlah 100 100

Sumber : Pertanyaan Kuesioner No. 13

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 83 orang atau sebesar 83% responden menyatakan bahwa mereka mengetahui adanya buah-buahan yang dimakan oleh seseorang sebagai alat peraga, hal ini dikarenakan pada iklan tersebut memang ditampilkan secara jelas buah apa yang diperlukan untuk konsumsi atau tambahan vitamin dari tubuh, karena


(65)

51

memang di dalam buah – buahan mengandung banyak vitamin yang memang masyarakat sekarang sangat jarang mengkonsumsi buah – buahan tersebut, dengan adanya iklan tersebut dapat membantu masyarakat menjadi lebih mengerti manfaat buah – buahan, sedangkan sebanyak 17 orang atau sebesar 17% menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya buah-buahan yang dimakan oleh seseorang sebagai alat peraga, hal ini dikarenakan menurut responden iklan yang disajikan sangat tidak jelas, alur yang disajikan tidak bisa membuat penonton paham tentang maksud dari iklan tersebut, buah – buahan yang ditampilkannya pun tidak mempunyai makna untuk mendukung iklan tersebut.

4.2.3.7.Pengetahuan Tentang Adanya Satu Kotak Susu Diabetasol Sebagai Alat Peraga

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

Tabel 4.12.

Adanya Satu Kotak Susu Diabetasol Sebagai Alat Peraga No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 80 80

2 Tidak Tahu 20 20

Jumlah 100 100

Sumber : Pertanyaan Kuesioner No. 14

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 80 orang atau sebesar 80% menyatakan bahwa mereka mengetahui adanya satu kotak susu diabetasol sebagai alat peraga, hal ini menurut responden


(66)

52

memang produk dari iklan ini sangat jelas yaitu susu yang mengandung banyak vitamin yang berisi mulai dari buah – buahan sampai bisa membuat masyarakat kenyang dengan hanya meminum susu tersebut, selain itu kotak susu tersebut ditampikan sangat lama, sehingga masyarakat sangat jelas melihatnya, sedangkan sebanyak 20 orang atau sebesar 20% menyatakan mereka tidak mengetahui adanya satu kotak susu diabetasol sebagai alat peraga, hal ini menurut responden mereka tidak terlalu memikirkan produknya, karena memang itu hanya tipuan agar dapat menarik konsumen untuk membeli susu tersebut.

4.2.3.8.Pengetahuan Tentang Adanya Satu Gelas Susu Diabetasol Sebagai Alat Peraga

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

Tabel 4.13.

Adanya Satu Gelas Susu Diabetasol Sebagai Alat Peraga No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 51 51

2 Tidak Tahu 49 49

Jumlah 100 100

Sumber : Pertanyaan Kuesioner No. 15

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini yakni sebanyak 51 orang atau sebesar 51% menyatakan bahwa mereka mengetahui adanya satu gelas susu diabetasol sebagai alat peraga, menurut responden gelas tersebut hanya sebagai media untuk


(67)

53

menyampaikan kepada masyarakat hanya dengan segelas susu masyarakat bisa merasakan khasiat yang ada di dalam susu tersebut, sehingga masyarakat tidak kecewa ketika sudah membeli dan mengkonsumsinya sebagai minuman sehari – hari, sedangkan dengan jumlah sebanyak 49 orang atau sebesar 49% menyatakan tidak mengetahui adanya satu gelas susu diabetasol sebagai alat peraga, menurut responden karena memang responden masih merasa bahwa tersebut hanyalah sebuah iklan biasa yang bisa membuat masyarakat tertarik, akan tetapi masyarakat dalam melihat iklan itu hanya sekilas karena memang dari awal mereka sudah tidak tertarik.

4.2.2.9. Pengetahuan Mengenai Taman Olah Raga Sebagai Latar Belakang Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

Tabel 4.14.

Mengenai Taman Olah Raga Sebagai Latar Belakang No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 77 77

2 Tidak Tahu 23 23

Jumlah 100 100

Sumber : Pertanyaan Kuesioner No. 16

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 77 orang atau sebesar 77% menyatakan mereka mengetahui mengenai taman olah raga sebagai latar belakang, hal ini menurut responden iklan yang disajikan sudah memperlihatkan secara jelas tentang taman yang digunakan untuk oleh


(68)

54

raga atau sekedar berjalan – jalan saja, sehingga dapat dilihat dengan jelas sebuah taman yang dipakai yang memang dikhususkan untuk masyarakat berolah raga, sedangkan dengan jumlah sebanyak 23 orang atau sebesar 23% menyatakan tidak mengetahui mengenai taman olah raga sebagai latar belakang, hal ini menurut responden memang dalam iklan ditampakkan sebuah taman sebagai latar belakang tetapi yang lebih menonjol dalam iklan itu yaitu para model yang sedang berolahraga di taman tersebut, sehingga masyarakat yang menonton iklan ini tidak bisa melihat apakah yang dipakai dalam latar belakang tersebut benar – benar taman atau ahany sebuah background buatan.

4.2.2.10. Pengetahuan Mengenai Suasana Pagi Hari Sebagai Latar Belakang Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

Tabel 4.15.

Mengenai Suasana Pagi Hari Sebagai Latar Belakang No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 74 74

2 Tidak Tahu 26 26

Jumlah 100 100

Sumber : Pertanyaan Kuesioner no. 17

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 74 orang atau sebesar 74% menyatakan mereka mengetahui mengenai latar belakang suasana pagi hari, hal ini menurut responden iklan yang ada sudah disajikan secar jelas sehingga masyarakat bisa memahami suasana


(69)

55

iklan yang ada, karena memang iklan ini disajikan kepada masyarakat memperlihatkan suasana pagi yang cerah untuk memulai suatu aktivitas terutama olrah raga yang dilakukan pada pagi hari. Sedangkan sebanyak 26 orang atau sebesar 26% menyatakan tidak mengetahui mengenai latar belakang suasana pagi hari, hal ini dikarenakan menurut responden iklan yang disajikan tidak menjelaskan suasananya tetapi hanya memperlihatkan latar belakang yang banyak orang-orang yang melakukan oleh raga yang diasumsikan orang berolah raga dilakukan pada pagi hari.

4.2.2.11. Pengetahuan Mengenai Sebuah Ruang Tamu Sebagai Latar Belakang

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

Tabel 4.16.

Mengenai Sebuah Ruang Tamu Sebagai Latar Belakang No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 56 56

2 Tidak Tahu 44 44

Jumlah 100 100

Sumber : Pertanyaan Kuesioner No. 18

Berdasarkan tabel di atas sebanyak 56 orang atau sebesar 56% menyatakan mereka mengetahui mengenai sebuah ruang tamu yang ditampilkan pada akhir iklan, dimana dalam iklan tersebut menunjukkan bahwa ruang tamu merupakan tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga setelah seharian beraktivitas. Berkumpul dengan keluarga


(70)

56

menunjukkan suasana keluarga yang harmonis dan saling mendukung memberi semangat sesama anggota keluarga, seringnya berkumpul dengan keluarga merupakan salah satu gaya hiudp yang sehat. Sedangkan sebanyak 44 orang atau sebesar 44% menyatakan bahwa responden tidak mengetahui bahwa adanya sebuah ruang tamu yang ditampilkan pada akhir iklan, hal ini disebabkan karena responden hanya terfokus pada gaya hidup yang ditampilkan pada awal dan pertengahan iklan saja, responden tidak melihat iklan sampai akhir.

4.2.2.12. Pengetahuan Mengenai Slogan “Menemani Diet Diabetes Anda” Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

Tabel 4.17.

Mengenai Slogan “Menemani Diet Diabetes Anda” No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 74 74

2 Tidak Tahu 26 26

Jumlah 100 100

Sumber : Pertanyaan Kuesioner No. 19

Berdasarkan tabel di atas sebanyak 56 orang atau sebesar 56% menyatakan mereka mengetahui bahwa adanya slogan “Menemani Diet Diabetes Anda” dalam iklan Diabetasol, dalam slogan tersebut memberikan informasi kepada masyarakat bahwa dengan mengkonsumsi diabetasol dalam keseharian dalam mencegah dan mengurangi kadar gula dalam darah, sehingga dapat mencegah maupun mengurangi kadar


(1)

4.2.2.16. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi

Tabel 4.21.

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi

No Kategori Jumlah Prosentase (%)

1 Tinggi 67 67

2 Sedang 33 33

3 Rendah 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Lampiran 2

Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat surabaya tentang iklan diabetasol versi “Majalah” di televisi sebagian besar berada pada kategori tinggi yakni sebanyak 67 orang atau sebesar 67%, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dari responden cukup tinggi sehingga mampu menganalisa berbagai informasi yang diberikan tentang unsur iklan dari diklan diabetasol versi “Majalah” ini yang mungkin sangat dibutuhkan oleh para penderita diabetes saat ini, selain itu para responden tersebut sudah memiliki kesadaran yang baik tentang pentingnya menjaga kesehatan dirinya agar terhindar dari penyakit diabetes yang kapan saja dapat menyerang mereka, proses penyampaian materi iklan tersebut juga sudah sepenuhnya dipahami oleh masyarakat di Surabaya. Kemudian sisanya berada pada kategori sedang yakni sebanyak 33 orang atau sebesar 33%, hal ini menunjukkan bahwa tingkat


(2)

pengetahuan atau pemahaman responden mengenai unsur iklan diabetasol versi “Majalah” ini belum sepenuhnya mengerti, karena iklan tersebut tidak telalu sering penayanganya sehingga masyarakat kurang memahami dengan unsur iklan. Banyaknya responden yang memiliki tingkat pengatahuan yang tinggi dikarenakan memang sebelumnya responden memiliki informasi dan mengerti apa yang dimaksud dengan penyakit dibates yang saat ini memang menjadi penyakit yang berbahaya. Selain itu juga dikarenakan pengetahuan yang dimiliki oleh responden sudah cukup banyak sehingga responden sudah bisa mengerti makna dari iklan diabetasol. Ditambah lagi latar belakang pendidikan terakhir mereka yang sudah cukup baik untuk menelaah sebuah informasi dan yang membuat mereka lebih mendapat pengetahuan dari interaksinya dengan lingkungan.


(3)

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penyajian dan analisis data, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan tentang unsur-unsur iklan diabetasol veris “Majalah” di televisi sebagian besar berada pada kategori tinggi yang menunjukkan bahwa responden mampu menganalisa berbagai informasi yang diberikan tentang unsur iklan dari diklan diabetasol versi “Majalah” ini yang mungkin sangat dibutuhkan oleh para penderita diabetes saat ini, selain itu para responden tersebut sudah memiliki kesadaran yang baik tentang pentingnya menjaga kesehatan dirinya agar terhindar dari penyakit diabetes yang kapan saja dapat menyerang mereka. Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh responden yang sudah cukup banyak sehingga membuat responden sudah bisa mengerti makna dari iklan diabetasol.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapat dari penelitian yang dilakukan maka penelitian dapat mengajukan beberapa saran antara lain:

1. Bagi masyarakat

Disarankan untuk bias menjaga kesehatan mereka dengan rutin periksa ketika mereka sudah merasakan adanya gejala dari penyakit diabetes ini,


(4)

selain itu hendaknya masyarakat lebih waspada dengan makanan yang dikonsumsi dan gaya hidup mereka sehingga dapat terhindarkan dari penyakit diabetes mulai saat ini.

2. Bagi Pemerintah

Hendaknya pemerintah bisa menyebarkan informasi dan mansosialisasikan kepada masyarakat di daerah lain yang mungkin saat ini mereka belum mengetahui penyebab dari timbulnya penaykit diabetes yang saat ini merupakan salah satu penyebab penduduk Indonesia banyak yang meninggal, sehingga dampak yang akan terjadi terhadap penderita tersebut dapat ditanggulangi sejak awal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong, Uchjana, 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bhakti.

Jefkins, Frank, 2004. Periklanan, Erlangga.

Kasali, Renald, 1995. Manajemen Periklanan, Jakarta. Pustaka Utama Grafiti. Kotler, Philip, 1997. Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta, PT. Intermedia.

Krisyanto, Rakhmat, 2006. Teknik Praktik Riset Komunikasi, Jakarta, PT. Kencana.

Liliweri, Alo, 2002, Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan, Yogyakarta, PT. Pustaka.

Lowe, 2003, Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan, Bandung, PT. Citra. Mulyana, Deddy, 2001, Ilmu Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Djalaludin, 2002, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya.

___________, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1999, Pengantar Komuniksi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka.

Severin, Tanker, 2001, Teori Komunikasi, Jakarta, PT. Kencana.

Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Singarimbun, Masri, Effendy, Sofyan, 1995, Metode Penelitian Survey, PT. Pustaka LP3ES.

Sugiharto, 2003, Teknik Sampling, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Umum.

Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1993, Pengantar Ilmu Komunikasi, Dept. pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Terbuka.

Shimp, Terence, 2003, Perilaku Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi


(6)

Non Buku:

http://organisasi.org/informasi_diabetes_mellitus_kencing_manis_penyakit_gula_ darah_pengertian_definisi_pencegahan_perawatan_petunjuk_dll


Dokumen yang terkait

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT VERSI SME TOWER (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower di Televisi).

1 3 82

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN LAYANAN MASYRAKAT ”E-KTP” di TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyrakat ”E-KTP” Di Televisi).

0 0 79

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Ades Versi “Langkah Kecil Memberikan Perubahan” di Televisi).

0 1 77

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ”TRAFFICKING” (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat di Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat ”Trafficking” di Televisi).

0 2 84

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi).

0 4 91

TINGKAT PENGETAHUAN PENGANGGURAN TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT UMKM VERSI BENGKEL (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Pengangguran di Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat UMKM Versi Bengkel Di Televisi)

0 0 21

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi)

0 0 23

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Ades Versi “Langkah Kecil Memberikan Perubahan” di Televisi)

0 0 19

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG - TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN LAYANAN MASYRAKAT ”E-KTP” di TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyrakat ”E-KTP” Di Televisi)

0 0 20

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN DIABETASOL DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi)

0 0 21