PERUBAHAN RANGKAIAN RITUAL THAIPUSAM DI KUIL SREE SOEPRAMANIEM NAGARATTAR PADA ETNIK TAMIL DI KOTA MEDAN.

PERUBAHAN RANGKAIAN RITUAL THAIPUSAM DI KUIL
SREE SOEPRAMANIEM NAGARATTAR PADA
ETNIK TAMIL DI KOTA MEDAN

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

AGUS RIYAF
3111122002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK
Agus Riyaf, NIM. 3111122002. Tahun 2015. Judul Skripsi: Perubahan
Rangkaian Ritual Thaipusam di Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar Pada

Etnik Tamil di Kota Medan. Skripsi ini terdiri dari 5 bab dan 97 halaman, 2
daftar tabel, dan 3 daftar gambar.
Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan ritual
Thaipusam pada Etnik Tamil di Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar, mengetahui
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan ritual Thaipusam, mengetahui makna
filosofi perayaan ritual Thaipusam, dan menjelaskan perubahan-perubahan yang
ada di dalam perayaan ritual Thaipusam di kuil Sree Soepramaniem Nagarattar.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Penulis menggunakan penelitian lapangan (field research)
dengan bentuk observasi non partisipasi (non partisipan observer). Selain field
research, penulis juga menggunakan teknik pengumpulan data antara lain yaitu:
wawancara (interview), Observasi serta studi pustaka (library research), dan
dokumentasi untuk menambah data yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan.
Berdasarkan metode yang digunakan diperoleh hasil penelitian sebagai
berikut: (1) Proses pelaksanaan Ritual Thaipusam diawali dengan mendoakan
susu putih (Paal Kudam) yang dibawa ke Kuil, lalu Maha Abisegam,selanjutnya
Alanggaram, Archanai, Maha Puja, Maheswara Puja, selanjutnya yaitu Maha
Puja dengan membawa Shri Subramaniam Swami bersama mayil waghanam
keliling kuil dan selanjutnya membawa Arca Murugan keluar berkeliling jalanan

kota dengan menggunakan Radhem dengan terlebih dahulu melakukan Archanai.
Sampai pada pemujaan terakhir kepada Dewa Murugan usai di arak-arak. (2)
Pihak yang terlibat dalam mensukseskan perayaan Ritual Thaipusam diantaranya
para Pandita, para pengurus kuil, para umat yang tergabung dalam kumpulan
Chettyar, para teknisi lampu, petugas pembersih kuil serta para petugas yang
memasak makanan di dapur umum kuil. (3) Makna yang terkandung pada
perayaan ini adalah untuk mengenang jasa serta menghormati Dewa Murugan
yang telah berhasil mengalahkan kekuatan jahat dimuka bumi. (4) Perubahan yang
terjadi dalam praktik pelaksanaannya adalah ritual cucuk tubuh, menginjakkan
kaki ke bara api, Kavadi, pecah kelapa serta arak-arak kereta kencana (Radhem).
Kesimpulannya adalah bahwa di dalam perayaan Ritual Thaipusam di Kuil
Sree Soepramaniem Nagarattar terdapat berbagai macam perubahan yaitu Ritual
cucuk tubuh, menginjakkan kaki ke dalam bentangan bara api, kavadi, pecah
kelapa serta arak-arak kereta kencana (Radhem). Semua ini terjadi dengan
berbagai alasan yang melatarbelakanginya.
Kata Kunci : Thaipusam, perubahan
i

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim


Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan
semesta alam, yang senantiasa memberikan banyak keberkatan, kenikmatan, dan
petunjuk serta kemudahan yang tidak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Perubahan Rangkaian Ritual Thaipusam
di Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar Pada Etnik Tamil di Kota Medan”.
Shalawat berangkaikan salam juga tidak pernah lupa penulis hadiahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat,
semoga mendapatkan safaat di yaumil akhir kelak. Amiin.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Selama penyusunan skripsi ini penulis
banyak sekali mendapatkan ilmu yang bermanfaat mendapatkan semangat,
motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak serta peran serta berbagai pihak
dalam penulisan ini. oleh karenanya pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Dr. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas
Negeri Medan.


ii

3. Ibu Dra.Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan
Antropologi sekaligus dosen penguji II yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk penulis dalam meminta bimbingan dan arahan.
4. Ibu Noviy Hasanah, M.Hum selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah
membantu penulis dalam proses pembimbingan skripsi. Beliau bersedia
meluangkan waktu kapan dan di mana saja bagi penulis untuk memberikan
bimbingan serta arahan. Memberikan nasihat, semangat dan senantiasa selalu
mendoakan penulis agar penelitian yang dilakukan berjalan dengan lancar.
5. Ibu Supsiloani, M.Si selaku dosen penguji I sekaligus pembimbing akademik
yang banyak memberikan masukan, semangat serta kritikan membangun yang
berguna untuk penulisan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Trisni Andayani, M.Si selaku penguji III yang memberikan saran dan
masukan yang bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh dosen-dosen Pendidikan Antropologi terima kasih telah membimbing
dan memberikan ilmu yang bermanfaat serta nasihat dan semangat yang
diberikan kepada penulis, terkhusus kepada Ibu Rosramadhana, M.Si dan Ibu
Murni Eva Rumapea, M.Si yang bersedia meluangkan waktu untuk

memberikan inspirasi dan masukan terbaik dan terima kasih Ibu yang telah
meminjamkan buku-buku terbaiknya kepada penulis.
8. Bapak N.Kanagasabay Selaku wakil ketua kuil Sree Soepramaniem
Nagarattar yang telah memberikan informasi serta telah mengizinkan penulis
untuk mengadakan penelitian. Beliau telah menyempatkan waktunya kapan
saja kepada penulis untuk membagikan informasi terkait dengan penelitian

iii

yang penulis lakukan. Serta kepada para Informan yang telah memberikan
penulis informasi-informasi berharga yang membantu penulis dalam
mengumpulkan data. Bapak Krisna, bapak Silen, bapak Manan, Ibu R. Silva
Santi, Ane Terna dan Ane Kiren Kumar selaku pandita kuil Sree
Soepramaniem Nagarattar dan Ane Sad Agustin Ganesha Putra S.PdH, Ane
Magen, Saravenan dan seluruh pihak kuil yang tidak bisa disebutkan satupersatu.
9. Abah (Alm. Nazaruddin) dan Mamak (Asiyah), terima kasih yang teramat
sangat untuk segala usaha yang telah kalian lakukan terutama untuk Mamak
sehingga dapat mengantarkan penulis sampai mencapai gelar sarjana. Terima
kasih atas segala doa, dukungan moril dan materil serta semangat kerja
kerasnya selama ini yang menjadikan itu sebagai inspirasi dalam hidup penulis

dan semoga penulis bisa menjadi manusia pekerja keras seperti orang tua
tercinta. Takkan ada yang bisa membalas segala jasa dan pengorbanan yang
kalian lakukan buat penulis. Hanya untaian doa yang dapat penulis panjatkan
semoga Allah SWT senantiasa kiranya selalu memberikan kesehatan,
kekuatan dan selalu melindungi orang tua penulis tercinta. Amiin
10. Teruntuk saudara-saudari penulis Salbiah (kakak), Ibnu Chaidir Solin (abang
ipar), Fauziah (kakak), Said Idris (abang ipar), Hari Sandi (abang), Fadly
(abang), Desimawaty Tafona’o (kakak ipar) dan Akbar Sanjani Solin, Desi
Kunata Solin, Ridhika Hanafi Solin, My Friend Solin, Fajar Oktafani Solin,
M. Rehan Al- Ikhsan, Nadia Safira (keponakan) yang selalu memberikan doa

iv

dan semangat penulis. Kalian adalah saudara-saudaraku yang hebat, Semoga
kebahagiaan selalu menyertai keluarga kita. Amiin
11. Untuk keluarga besar Jupri Efendi Lubis dan keluarga Dame Depari serta
keluarga abangda Syahrul Sultan Bagindo terima kasih penulis haturkan atas
dukungan baik secara moril ataupun materil yang diberikan kepada penulis
dan keluarga, semoga Allah SWT senantiasa selalu mencurahkan rezeki yang
berlimpah, kebahagiaan serta kesehatan selalu untuk keluarga abangda.

12. Sahabatku Opung Jabier (OPJ) Osi Karina Saragih, Siti Yuni Fadlina Amin,
Desyanti Girsang, Abet Nego Terkelin Bangun, Giot Marito Marbun, Victor
Sinaga, Mei Santi Napitupulu, dan Febhy Rizki Tanjung yang selalu
memberikan dukungan, semangat dan doa sehingga penulis tetap semangat
dalam penulisan ini. Semoga persahabatan ini tetap langgeng sampai
kapanpun. Juga kepada Safri Lubis yang telah bersusah payah membantu
penulis menemani penelitian seharian dan mengantarkan penulis pulang
hingga larut malam untuk mendapatkan data dan dokumentasi foto-foto untuk
keperluan penelitian. Kepada Ilham Ilahi, Jojor Anna Theresia Nababan,
Sabda Marbun, Indah Permata Sari, Sri Sundari, Rafika Amelia Lubis, Dini
Adillah Lubis, Ayu Lusoi Siburian, Nova Sembiring, Leo Situmorang, Ateng
Nainggolan, Abdus Salam, Ahmad Afandi dan kawan-kawan 2011 Semoga
kita kelak akan menjadi manusia yang berguna dan berhasil di masa yang akan
datang. Amiin

v

13. Kakanda Ayu Febriyani S.Pd yang telah membantu penulis dalam mengurusi
berkas-berkas yang dibutuhkan serta berbaik hati meminjamkan buku kepada
penulis. Fira Gustina Tanjung S.Pd dan Salvina Andria Harahap yang telah

memberikan semangat kepada penulis. Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada alumni 2008, 2009 dan 2010, adik-adik stambuk 2012, 2013 dan 2014
di Prodi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan.
14. Kepada rekan-rekan Remaja Mesjid Islamiyah terima kasih atas semangat,
dukungan serta doanya sehingga penulis mampu menjalankan segala hal
terkait dengan penulisan ini. Semoga kiranya Allah SWT melindungi dan
mempermudah segala hal yang kita perbuat.
Semoga Allah SWT dapat membalas segala kebaikan yang telah diberikan.
Dan semoga segala kerja keras dalam penyelesaian skripsi ini kelak dapat
bermanfaat bagi seluruh pihak. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan disana-sininya dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu segala
macam kritikan dan saran yang membangun penulis terima sebagai

sebuah

bentuk perbaikan. Semoga Allah SWT meridhoi tulisan ini sehingga dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Amin ya Rabbal’alamin.
Medan, 30 Juli 2015

Penulis

Agus Riyaf
NIM. 3111122002

vi

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...............................................................................................................

i

KATA PENGANTAR .............................................................................................

ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

vii


DAFTAR TABEL ...................................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................

5


1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................

6

1.4 Rumusan Masalah .....................................................................................

6

1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................

7

1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................................

7

1.6.1 Manfaat Teoritis ...............................................................................

7

1.6.2 Manfaat Praktis ................................................................................

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI.......................................

9

2.1 Tinjauan Pustaka.......................................................................................

9

2.2 Kerangka Teori .........................................................................................

10

2.1.1 Teori Perubahan .........................................................................

10

2.2.1 Teori Azas-azas Religi................................................................

14

2.2.2 Teori Tentang Dewa Tertinggi ....................................................

16

2.2.3 Kebudayaan................................................................................

19

vii

2.3 Kerangka Konseptual ................................................................................

22

2.3.1 Etnik Tamil ................................................................................

22

2.3.2 Ritual .........................................................................................

24

2.3.3 Makna ........................................................................................

25

2.3.4 Nilai ...........................................................................................

25

2.3.5 Simbol........................................................................................

27

2.2.6 Agama Hindu .............................................................................

28

2.4 Kerangka Berfikir .....................................................................................

30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................

32

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................................

32

3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................................

32

3.3 Subjek dan Objek Penelitian .....................................................................

33

3.3.1 Subjek Penelitian .........................................................................

33

3.3.2 Objek Penelitian ..........................................................................

34

3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................

35

3.4.1 Wawancara..................................................................................

35

3.4.2 Observasi ....................................................................................

36

3.4.3 Studi Pustaka (Studi Literatur).....................................................

38

3.4.4 Dokumentasi ..............................................................................

38

3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................

39

3.5.1 Mengelompokan Hasil Data ........................................................

39

3.5.2 Menginterpretasikan Data............................................................

39

3.5.3 Menganalisis Data .......................................................................

39

3.5.4 Membuat Kesimpulan .................................................................

40

BAB IV HASIL PENELITIAN ...............................................................................

41

4.1 Gambaran Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar .......................................

41

4.1.1 Sejarah Berdirinya Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar .............

44

viii

4.1.2 Letak Wilayah dan Komponen Banguan Kuil Sree
Soepramaniem Nagarattar ..........................................................

46

4.1.3 Struktur Kepengurusan di Kuil Sree Soepramaniem
Nagarattar ..................................................................................

50

4.2 Sejarah Kedatangan Etnik Tamil ke Sumatera Utara .................................

53

4.2.1 Sejarah Perayaan Ritual Thaipusam dan Pelaksanaannya
di Kota Medan ............................................................................

57

4.2.2 Perayaan Ritual Thaipusam di Kuil Sree Soepramaniem
Nagarattar ...................................................................................

65

4.3 Pihak Yang Terlibat Dalam Perayaan Thaipusam di Kuil
Sree Soepramaniem Nagarat ........................................................

69

4.4 Makna Filosofi Ritual Thaipusam Bagi Umat Tamil .................................

71

4.5 Perubahan Rangkaian Ritual Thaipusam yang terjadi
di Kuil Sree Soperamaniem Nagarattar ........................................

74

4.5.1 Ritual Cucuk Tubuh .............................................................

76

4.5.2 Menginjak Bara Api ............................................................

80

4.5.3 Kavadi ................................................................................

81

4.5.4 Pecah Kelapa ......................................................................

84

4.5.5 Arak-arakan Kereta Kencana (Radhem) ...............................

86

4.5.6 Rangkaian yang umumnya dilaksanakan dalam perayaan
Ritual Thaipusam dan perubahan rangkaian di Kuil
Sree Soepramaniem Nagarattar ..........................................

89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................

95

5.1 Kesimpulan ...................................................................................

95

5.2 Saran .............................................................................................

97

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix

x

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Urutan rangkaian acaraThaipusam di Kuil Sree Soperamaniem Nagarattar
dengan menggunakan istilah dalam bahasa Tamil ........................................

67

Tabel 2. Rangkaian yang umumnya dilaksanakan dalam perayaan Ritual
Thaipusam dan perubahan rangkaian di Kuil Sree Soepramaniem
Nagarattar ...................................................................................................

90

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berfikir ...................................................................................

30

Gambar 2. Denah Lokasi Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar ................................

50

Gambar 3. Struktur Kepengurusan di Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar ..............

52

DAFTAR LAMPIRAN
1. LAMPIRAN FOTO
2. PEDOMAN WAWANCARA
3. GLOSARIUM
4. DAFTAR NARASUMBER
5. BIODATA ALUMNI
6. SURAT PENUNJUKAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
7. SURAT PERMOHONAN JUDUL PROPOSAL
8. BERITA ACARA PERBAIKAN JUDUL PROPOSAL PENELITIAN
9. SURAT IZIN MENGADAKAN PENELITIAN DARI PRODI
10. SURAT IZIN MENGADAKAN PENELITIAN DARI FAKULTAS
11. SURAT IZIN MENGADAKAN PENELITIAN DARI TEMPAT PENELITIAN
12. SURAT TELAH SELESAI MENGADAKAN PENELITIAN DARI TEMPAT
PENELITIAN
13. SURAT KETERANGAN PERPUSTAKAAN
14. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Medan merupakan ibukota dari Sumatera Utara yang ditemukan oleh Guru
Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. Pada tahun 1909 Medan merupakan
sebuah Kota yang sangat berpengaruh dan sangat penting, terutama semenjak di
zaman era kolonial Belanda. Menurut bahasa Melayu Medan berarti tempat
berkumpul, karena sejak zaman dahulu Medan dijadikan sebagai tempat
berkumpulnya orang-orang dari Hamparan Perak, Sukapiring dan lain-lain yang
pada umumnya adalah untuk berdagang (Sinar: 1991).
Medan merupakan Kota yang didiami oleh berbagai macam suku bangsa,
agama, kebudayaan dan lain-lain. Oleh karenanya Medan juga dijuluki sebagai
salah satu kota yang majemuk. Walau beragam, masyarakatnya cenderung
kondusif tanpa adanya terdengar isu-isu konflik antar tiap kelompoknya. Salah
satu kelompok etnik yang masih bertahan dan hidup berdampingan dengan
beberapa kelompok lainnya adalah Etnik Tamil.
Etnik Tamil merupakan salah satu etnik di Kota Medan yang menambah
cikal bakal keberagaman yang ada di Kota Medan. Etnik Tamil ini merupakan
sebuah bukti kongkret kemajemukan yang ada di Kota Medan. Etnik Tamil
umumnya bermukim disalah satu kawasan yang ada di jantung Kota Medan yang
bernama Kampung Madras, atau yang lebih akrab disapa dengan Kampung
Keling. Akibat persebaran Etnik Tamil ini mengakibatkan lahirnya sebuah
kebudayaan-kebudayaan baru berbau Tamil di Kota Medan.

1

Salah satu dari banyak kegiatan yang dimiliki Etnik Tamil diantaranya
adalah ritual Thaipusam yang masih tetap eksis dan masih dilaksanakan hingga
saat ini oleh umat Hindu Tamil yang ada di Kota Medan.Terkhusus Etnik Tamil
yang melaksanakannya di Jl. Kebun Bunga No.6 yaitu di Kuil Sree
Soepramaniem Nagarattar Medan. Thaipusam merupakan satu bentuk pagelaran
yang mempertontonkan kekayaan budaya dari Etnik Tamil.
Thaipusam merupakan sebuah perayaan untuk menghormati Dewa
Murugan atau Dewa Subramaniam sebagai dewa pembawa kedamaian pada
masyarakat Hindu. Pemaknaan lain dalam ritual Thaipusam ini adalah sebagai
sebuah perayaan dalam menunaikan nazar serta memohon ampun atas dosa-dosa
yang telah diperbuat selama hidup. Perayaan Thaipusam sendiri diadakan pada
bulan “Thai” yaitu bulan ke sepuluh pada kalender umat Tamil.
Perayaan Thaipusam ini begitu memiliki makna filosofi yang amat berarti
bagi penganut Hindu terkhusus Etnik Tamil sendiri. Hal ini terbukti dari
serangkaian kegiatan yang dilakukan selama perayaan ini berlangsung. Maka
tidak heran jika acara ini dilaksanakan selama satu hari penuh dari pagi hingga
malam hari. Diantara kegiatan yang biasa dilakukan Etnik Tamil dalam
merayakan Thaipusam ini adalah membawa susu putih yang diletakan di dalam
cawan atau yang biasa disebut dengan paal kudam.
Selain kegiatan mengangkat susu atau Paal Kudam dalam Perayaan
Thaipusam juga ada kegiatan mengarak patung Dewa Murugan keliling jalanan
kota. Hal yang menarik pada arak-arakan ini adanya kegiatan memecahkan kelapa
yang dilakukan oleh Etnik Tamil selama arak-arakan berlangsung. Selain itu

2

kegiatan yang ada di dalam perayaan Thaipusam pada umumnya adalah
penuntasan nazar.
Nazar merupakan perwujudan atas rasa syukur seseorang terhadap apa
yang telah diberikan atas diri seorang pemohon tersebut. Oleh karenanya seorang
pemohon meluapkan rasa syukurnya tersebut dalam ritual Thaipusam ini. Bentuk
penuntasan nazar ini bermacam-macam caranya mulai dari bersedekah, mencukur
rambut hingga botak, lalu ada pula yang membuat kavadi. Selain itu biasanya ada
pula orang yang menuntaskan nazarnya dengan cara yang ekstrem yaitu
melakukan ritual cucuk tubuh.
Ritual cucuk tubuh merupakan salah satu bentuk penuntasan nazar yang
biasanya dilakukan oleh seseorang di dalam perayaan Thaipusam ini. Ritual cucuk
tubuh ini dilakukan dengan cara mencucuk panah besi ke lidah, pipi sampai
menembus. Selain itu ada juga yang mengaitkan/menusuk bagian belakang badan
dengan mata kail pancing. Selain ritual cucuk tubuh ada pula tradisi lain dalam
perayaan Thaipusam, yaitu menginjak bentangan bara api yang diletakan di dalam
satu wadah.
Bentuk penuntasan nazar yang dilakukan di dalam perayaan Thaipusam
terkhusus ritual cucuk tubuh dan menginjak bara api merupakan salah satu daya
tarik dari perayaan Thaipusam pada umumnya. Pada pandangan masyarakat
umum pasti ritual ini sangatlah tidak masuk akal dalam logika berfikir mengingat
resiko yang akan diperoleh. Melihat segenap rangkaian acara yang disajikan,
sepertinya tidak layak seorang manusia melakukan hal-hal seperti itu. Hanya
dalam kadar penebusan nazar dan mengharapkan semata-mata dosanya akan

3

terampuni ketika mereka menyakiti dirinya sendiri dengan cara-cara yang sudah
diterangkan sebelumnya.
Walau demikian Etnik Tamil percaya bahwa perayaan Thaipusam ini
merupakan sebuah perayaan yang sangat cocok untuk merenungi hal-hal yang
telah diperbuat selama hidupnya. Pada perayaan ritual Thaipusam terkhusus di
kuil Sree Soepramaniem Nagarattar ada beberapa rangkaian yang umumnya ada
dalam perayaan Thaipusam tetapi sudah tidak dijalankan lagi dalam praktinya di
Kuil ini.
Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar yang berada di Jl. Kebun Bunga
Medan masih tetap melaksanakan perayaan Thaipusam tiap-tiap tahunnya. Hanya
saja dalam praktiknya ada beberapa perubahan rangkaian yang biasanya ada
dalam perayaan Thaipusam tetapi sudah tidak tampak lagi saat ini, khususnya
dalam hal penuntasan nazar. Salah satunya adalah ritual cucuk tubuh, yang sudah
tidak dijalankan lagi praktinya di dalam perayaan ritual Thaipusam.
Ritual menginjakkan kaki ke bara api juga sudah tidak dilaksanakan lagi
dalam perayaan ritual Thaipusam terkhusus di Kuil Sree Soepramaniem
Nagarattar. Selain itu membuat Kavadi juga sudah mulai ada pergeseran dalam
pelaksanaannya dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut
untuk mendapat pemahaman yang lebih mendalam mengenai “Perubahan
Rangkaian Ritual Thaipusam di Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar Pada Etnik
Tamil di Kota Medan”.

4

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan ritual Thaipusam, ada serangkaian kegiatan yang biasa
dilakukan oleh Etnik Tamil, khususnya di Kuil Sree Soepramaniem
Nagarattar.
2. Bagi umat Tamil Thaipusam merupakan acara ritual yang memiliki makna
filosofi yang amat berarti.
3. Pelaksanaan ritual Thaipusam khususnya di kuil Sree Soepramaniem
Nagarattar banyak pihak-pihak yang terlibat dan turut andil dalam
perayaan ritual ini.
4. Ritual Thaipusam juga ada ritual pecah kelapa di depan kereta kencana
(Radhem).
5. Ritual Thaipusam umat yang hadir bukan hanya dari kalangan Etnik Tamil
saja, melainkan dari kalangan etnik maupun agama lain yang ikut
memeriahkan perayaan ritual Thaipusam ini.
6. Ritual Thaipusam ini juga ada tradisi penunaian nazar dan ada pula arakarakan patung Dewa Murugan dengan menggunakan kereta kencana.
7. Pada perayaan ritual Thaipusam di Kota Medan khususnya di kuil Sree
Soepramaniem Nagarattar ada beberapa perubahan rangkaian tradisi yang
umumnya dilakukan di dalam perayaan Thaipusam, tetapi dalam
praktiknya sudah tidak dijalankan lagi saat ini.

5

1.3. Pembatasan Masalah
Penelitian ini berfokus pada “Perubahan Rangkaian Ritual Thaipusam di
Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar Pada Etnik Tamil di Kota Medan”.
1. Terdapat serangkaian kegiatan yang biasanya dilakukan oleh Etnik Tamil,
di Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar.
2. Pihak yang terlibat dan turut andil dalam perayaan ritual Thaipusam.
3. Makna filosofi dari perayaan ritual Thaipusam bagi Etnik Tamil.
4. Perubahan rangkaian yang umumnya dilakukan di dalam perayaan
Thaipusam, tetapi dalam praktiknya sudah tidak dijalankan lagi saat ini.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana rangkaian kegiatan pelaksanaan ritual Thaipusam pada Etnik
Tamil di Kuil Sree Soepramaniem Nagarattari?
2. Siapa saja yang terlibat dalam perayaan ritual Thaipusam di Kuil Sree
Soepramaniem Nagarattar?
3. Apakah makna filosofi dari ritual Thaipusam?
4. Perubahan-perubahan apa sajakah yang tampak dalam perayaan ritual
Thaipusam di Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar

6

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan ritual Thaipusam pada Etnik
Tamil di Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar
2. Untuk mengetahui siapa-siapa pihak yang terlibat dalam pelaksanaan ritual
Thaipusam.
3. Mengetahui makna filosofi pada ritual Thaipusam bagi Etnik Tamil
4. Menjelaskan perubahan-perubahan rangkaian yang ada di dalam perayaan
ritual Thaipusam di kuil Sree Soepramaniem Nagarattar.
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
1. Memberikan dan memperluas pengetahuan kepada penulis dan juga
kepada pembaca tentang nilai-nilai kebudayaan yang ada di dalam suatu
masyarakat.
2. Memberikan sumbangsih terhadap ilmu yang sedang penulis tekuni yaitu
Antropologi, yang di dalamnya membahas mengenai tujuh unsur
kebudayaan. Salah satu dari unsur itu adalah religi yang di dalamnya
mengulas tentang kegiatan keagamaan salah satunya pelaksanaan ritual
Thaipusam ini.
3. Memberikan sebuah gambaran mengenai pemaknaan suatu ritual
kebudayaan yang dijalankan oleh umat Hindu yang dijadikan sebuah
identitas kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, serta gambaran

7

tentang bagaimana Etnik Tamil yang menjadikan ritual keagamaan
menjadi sebuah ajang untuk menunaikan nazar dan menjadikan ritual ini
sebagai sebuah kesempatan untuk menebus dosa.
4. Memberikan sebuah pemahaman kepada masyarakat luas tentang ritual
Thaipusam ini beserta tradisi-tradisi yang dilakukan di dalamnya. Serta
mengetahui

perkembangannya

pada

saat

ini,

sehingga diketahui

pergeseran bahkan perubahan yang ada di dalamnya sesuai dengan
tuntutan zaman.
1.6.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian
dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian-penelitian
selanjutnya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
media informasi bagi masyarakat yang belum mengetahui sesungguhnya
kekayaan yang ada pada Etnik Tamil, terkhusus Etnik Tamil yang ada di
Medan dengan ritual-ritual yang diadakan dan salah satunya adalah ritual
Thaipusam pada tulisan ini.

8

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan oleh peneliti dengan
menggunakan jenis penelitian yang bersifat kualitatif dengan pendekatan
deskriptif dan didukung oleh hasil observasi dan wawancara dengan subjek yang
mengetahui dan memahami tentang ritual Thaipusam pada Etnis Tamil yang ada
di Kota Medan, maka peneliti merumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. Rangkaian perayaan ritual Thaipusam diawali dengan mendoakan susu
putih (Paal Kudam) yang dibawa ke Kuil, lalu Maha Abisegam dengan
menggunakan sesajen salah satunya Paal Kudam. Melakukan pemujaan
dan menghias Dewa Murugan dalam rupa yang sebagus mungkin
(Alanggaram).

Selanjutnya

melakukan

archanai,

lalu

melakukan

pemujaan dengan mempersembahkan bunga, wangi-wangian, lampu, air
dan nasi sebagai sesajen dalam pemujaan (Maha Puja). Berikutnya makan
bersama (Maheswara Puja), selanjutnya yaitu Maha Puja dengan
membawa

Shri

Subramaniam

Swami

bersama

mayil

waghanam

(kendaraan berupa burung merak) keliling kuil dan untuk selanjutnya
membawa Arca Murugan keluar berkeliling jalanan kota dengan
menggunakan kereta kencana (Radhem) sebelum diarak-arak terlebih
dahulu pandita melakukan Archanai di depan kereta kencana. Sampai

95

kepada pemujaan terakhir kepada Dewa Murugan setelah usai di arakarak.
2. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam mensukseskan perayaan ritual
Thaipusam ini antara lain adalah para pandita, para pengurus kuil, para
umat yang tergabung dalam kumpulan Chettyar, para teknisi yang
memperbaiki keadaan Radhem dan teknisi lampu, juga ada petugas
pembersih kuil serta para petugas yang memasak makanan di dapur umum
kuil.
3. Makna yang terkandung pada perayaan ini adalah untuk mengenang jasa
serta menghormati Dewa Murugan yang telah berhasil mengalahkan
kekuatan jahat dimuka bumi serta meneladani sikap dan tingkah laku
Murugan dalam membawa agama Hindu menjadi suatu ajaran yang baik.
Serta mengambil sebuah intisari dari suatu perayaan ini bahwa apa yang
dilakukan Murugan dapat diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari.
4. Dalam perayaan Thaipusam khususnya di kuil Sree Soperamaniem
Nagarattar ada beberapa perubahan yang terjadi dalam praktik
pelaksanaannya di antaranya adalah ritual cucuk tubuh, menginjakkan kaki
kebara api, Kavadi, ritual pecah kelapa serta arak-arak kereta kencana
(Radhem). Berbagai perubahan tersebut terjadi dengan alasan masingmasing yang melatarbelakanginya.

96

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah:
1. Bagi pihak kuil selaku penyelenggara agar kiranya waktu untuk arakarakan kereta kencana (Radhem) diharapkan lebih dipercepat dalam
perjalanannya agar kembalinya kereta kencana (Radhem) ke kuil juga
tidak larut malam. Karena umat yang mengikuti acara bukan hanya orang
dewasa tetapi juga ada anak-anak. Serta menghindari kemacetan yang
terlalu lama, mengingat jalanan yang dilalui kereta kencana (Radhem) juga
dilalui pengguna jalan lainnya.
2. Kepada Pemerintah Kota Medan, diharapkan dapat mengangkat ritual
Thaipusam ini sebagai agenda tahunan dalam program pemerintah. Serta
menjadikan perayaan ritual Thaipusam ini sebagai ajang promosi
khususnya dalam bidang pariwisata untuk meningkatkan minat para
wisatawan untuk berkunjung ke Kota Medan, mengingat Medan memiliki
potensi yang sangat besar akan hal tersebut .

97