STRATEGI BERTAHAN HIDUP KOMUNITAS PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL AMPLAS MEDAN.

(1)

STRATEGI BERTAHAN HIDUP KOMUNITAS PEDAGANG ASONGAN

DI TERMINAL AMPLAS MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

MIHADI MANGARAJA PUTRA 3102122003

JURUSAN PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

MIHADI MANGARAJA PUTRA, NIM: 3102122003, STRATEGI

BERTAHAN HIDUP KOMUNITAS PEDAGANG ASONGAN DI

TERMINAL AMPLAS MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang kehidupan para pedagang asongan di sekitar Terminal Amplas Medan, dan mengetahui strategi pedagang asongan untuk bertahan hidup, serta hambatan/kendala yang dialami oleh para pedagang asongan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini akan dilakukan di Terminal Amplas Kecamatan Amplas Medan. Dalam penelitian ini memiliki 7 informan dengan 6 informan dari pedagang asongan dan 1 informan merupakan pegawai dinas perhubungan di terminal Amplas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, pemaparan data, dan simpulan melalui hasil penelitian dan verifikasi data.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi ekonomi para pedagang asongan ini relatif stagnan (tidak berkembang), hal ini ditunjukkan dengan lamanya mereka bekerja sebagai pedagang asongan, serta minimnya variasi strategi yang mereka jalankan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam hal ini mengindikasikan bahwa kurang adanya peningkatan yang signifikan pada kondisi perekonomian keluarga para pedagang asongan tersebut. Para pedagang menganggap bahwa pekerjaan yang dijalaninya merupakan salah satu usaha untuk bertahan hidup di kota. Saat ini, upaya realistis yang banyak dikembangkan penduduk miskin untuk bertahan hidup adalah, berupaya memperkecil rasio ketergantungan dengan cara seluruh anggota keluarga berusaha untuk bekerja dan mencari sumber-sumber penghasilan alternatif yang dapat memperkuat tiang penyangga ekonomi keluarga.

Penulis pada akhirnya menyimpulkan Pedagang asongan yang berjualan di sekitar Terminal Terpadu Amplas Medan mempunyai strategi bertahan hidup yang monoton dan tidak berkembang bahkan hanya menjalankan kelangsungan perekonomian keluarga, diantaranya dengan pengelolaan keuangan keluarga dengan memprioritaskan kebutuhan yang penting serta mengelola agar pengeluaran tidak melebihi pemasukan, pendistribusian alokasi keuangan untuk pendidikan, makan sehari-hari dan lainnya, melalui pinjaman, ada pula dengan menabung. Kondisi ini ditemukan pada pedagang asongan di Terminal Terpadu Amplas Medan.


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa menyertai dan memberikan rahmat yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Strategi Bertahan Hidup Komunitas Pedagang Asongan di Terminal Amplas Medan. Shalawat beruntaikan salam juga tidak pernah lupa penulis hanturkan untuk baginda Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga kelak mendapatkan safaat dari beliau. Tulisan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Penulis berharap tulisan ini bisa bermanfaat kepada semua pihak yang membacanya baik untuk tujuan pemahaman maupun untuk penelitian lebih lanjut. Meskipun demikian, penulis juga berharap untuk diberikan saran masukan berguna, karena Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya, hal ini tentunya disebabkan karena segala keterbatasan yang di milki oleh penulis.


(7)

Penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si

2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, Dr. H. Restu M.Si.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial (FIS) yang telah banyak memberi bantuannya dalam bidang Akademis selama ini.

4. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Antropologi dan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan perhatian dan dukungannya kepada mahasiswa/mahasiswi stambuk 2010 dalam menyusun skripsi.

5. Bapak Bakhrul Khair Amal, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Ibu Dra. Nurjannah, M.Pd selaku Penguji I yang telah memberikan masukkan dan bimbingan untuk menjadikan tulisan ini lebih baik. 7. Ibu Murni Eva Marlina, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan masukan dan bimbingan yang berguna bagi penulis untuk menjadikan tulisan ini dengan baik.


(8)

8. Ibu Noviy Hasanah, M.Hum selaku Dosen Penguji III yang telah memberikan masukan dan bimbingan untuk menjadikan tulisan ini lebih baik.

9. Seluruh Dosen dan civitas akademik Program Studi Pendidikan

Antropologi terima kasih atas ilmu, pengalaman dan motivasi selama ini.

10.Ayahanda Sangkot Pohan dan Ibunda Sugiarti yang telah

membesarkan dan mencurahkan segalanya untuk anak-anaknya, baik secara materi maupun nonmateri.

11.Keluarga besar Ayahanda dan Ibunda yang telah banyak berjasa dalam segala hal serta doa dan dukungan yang tidak henti-hentinya.

12.Bapak BUS selaku sekretaris dishub terminal Amplas yang telah membantu dalam penyelesaian Skripsi ini sebagai informan pembantu dan pemandu yang sangat terbuka.

13.Sahabat-sahabat seperjuangan Agusman Telaumbanua, Jan Milson

Ginting, dan semua angkatan 2010 serta seluruh mahasiswa Pendidikan Antropologi baik Kakanda maupun Adinda.

14.Reny Widya Barus yang telah memberikan motivasi, doa dan

perhatiannya dalam penyelesaian Skripsi ini.

15.Dan semua orang yang telah menjadi bagian dalam hidup penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyak terima kasih.


(9)

Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Januari 2014

Mihadi Mangaraja Putra NIM. 310 212 2003


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 6

1.5.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.5.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Penelitian Terdahulu ... 8

2.2Kerangka Konseptual ... 12

2.2.1 Masyarakat ... 12

2.2.2 pedagang Asongan ... 14

2.2.3 Pengertian Sektor Informal ... 15

2.2.4 Semangat Kerja dan Interaksi ... 17

2.2.5 Strategi Bertahan Hidup ... 17

2.3 Landasan Teori ... 20

2.3.1 Teori Kemiskinan ... 20

2.3.2 Teori Survival ( Bertahan Hidup ) ... 23

2.3.3 Teori Struktural Fungsional ... 26

2.4 Kerangka Berpikir ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Subjek Penelitian ... 32

3.3 Lokasi Penelitian ... 33

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.4.1 Observasi ... 34

3.4.2 Wawancara ... 35

3.4.3 Dokumentasi ... 35

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37

4.1.1 Terminal Amplas ... 37

4.1.2 Fasilitas yang Tersedia ... 41


(11)

4.2 Latar Belakang Kehidupan Sosial Komunitas Pedagang Asongan ... 46

4.2.1 Tingkat Pendidikan Rendah ... 47

4.2.2 Tidak Ada Pekerjaan Lain ... 48

4.2.3 Ekonomi Rendah ... 49

4.3 Strategi Bertahan Hidup Pedagang Asongan ... 51

4.3.1 Strategi Pemasaran Barang Dagang ... 51

4.3.2 Perilaku Kerja Komunitas Pedagang Asongan ... 57

4.3.3 Strategi Bertahan Hidup ... 63

4.3.4 Pedagang Bertahan Karena Mereka Bekerja ... 66

4.4 Kendala Yang dialami Pedagang Asongan ... 69

4.4.1 Lokasi berdagang ... 70

4.4.2 Jenis Dagangan ... 71

4.4.3 Tanggungan Keluarga ... 72

4.4.4 Tingkat Penghasilan ... 75

4.4.5 Pungutan Liar ... 76

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan dan Saran ... 79

5.1.1 Simpulan ... 79

5.1.2 Saran ... 80 Daftar Pustaka


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Table 1 Laporan Pendapatan Retribusi TPR Pada Terminal Penumpang Tipe A Amplas Medan Bulan Februari 2014 ... 39 Table 2 Tarif Fasilitas/Sarana Terminal Terpadu Amplas ... 42


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Terminal Terpadu Amplas ... 37

Gambar 2 Kegiatan Di Terminal Amplas ... 42

Gambar 3 Bapak Damanik Sedang Berdagang ... 53

Gambar 4 Ibu Boru Sihaloho ... 54


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan kota yang semakin pesat tidak diikuti dengan pertambahan lapangan kerja yang memadai, menjadikan masyarakat yang tidak mendapatkan tempat pada sektor formal akan beralih ke sektor informal yang tidak menuntut banyak keahlian dan pendidikan yang memadai. Sektor informal yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan kota Medan pada khususnya adalah pedagang.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30621/4/Chapter%20I.pdf)

Beberapa jenis pekerjaan yang termasuk di dalam sektor informal, salah satunya adalah pedagang kaki lima, seperti warung nasi, penjual rokok, penjual koran dan majalah, penjual makanan kecil dan minuman, dan lain-lainnya. Keberadaan sektor informal terkadang memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di beberapa tempat. Walaupun keberadaannya seringkali dapat mengganggu ketertiban umum dan seringkali ada upaya untuk menggeser keberadaan pelaku sektor informal seperti operasi penertiban dan penetapan aturan yang melarang eksistensi pedagang asongan. Pedagang asongan menjadi stimulan yang muncul dan berkembangnya usaha-usaha mikro dengan menjadi penyedia barang-barang dagangan yang dijajakan pedagang asongan. Peluang ini dimanfaatkan oleh kalangan industri menengah. Produsen minuman, koran atau rokok, misalnya, mulai banyak yang memanfaatkan


(15)

pedagang asongan sebagai tenaga pemasar yang dapat secara langsung menyentuh konsumen.

Saat ini sektor informal berkembang pesat di Indonesia, khususnya di kota-kota besar termasuk Medan. Hal itu disebabkan sektor informal memberi ruang kepada masyarakat yang tidak memiliki skill dalam sektor ekonomi formal. Pedagang asongan tidak hanya ditemukan di pinggir-pinggir jalan, jembatan, terminal bis, angkutan umum, bis kota, kereta, kampus, instasi pemerintah dan swasta dengan beragam bentuk. Di satu sisi kegiatan ekonomi dan sosial penduduk yang dibarengi dengan kebutuhan yang tinggi semakin memerlukan ruang untuk meningkatkan kegiatan penduduk sehingga menyebabkan semakin bertambahnya ruang untuk mendukung kegiatan sektor informal.

Karakteristik sektor informal yaitu bentuknya tidak terorganisir, kebanyakan usaha sendiri, cara kerja tidak teratur, biaya dari diri sendiri atau sumber tidak resmi, dapatlah diketahui betapa banyaknya jumlah anggota masyarakat memilih tipe usaha ini, karena mudah dijadikan sebagai lapangan kerja bagi masyarakat strata ekonomi rendah yang banyak terdapat di negara kita terutama pada kota besar maupun kecil.

Sekarang ini pedagang asongan yang terjadi di Medan semakin lama-semakin banyak. Pedagang asongan menjamur di jalanan kota Medan. Hal ini tentu berimplikasi pada ketertiban dan kenyamanan pengguna jalan, sebab biasanya pedagang asongan tidak tertib, baik dalam hal kebersihan maupun dalam hal


(16)

memberi kesan bahwa jalan raya di kota Medan tidak hanya dipakai oleh pengendara saja. Jalan raya ini juga dijadikan sebagai tempat usaha yang dapat memberikan keuntungan ekonomis, salah satunya dengan berjualan (pedagang asongan).

Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar di Sumatera dan menjadi tempat yang sangat potensial bagi sektor informal untuk mencari rezeki terutama bagi pedagang asongan. Selain faktor wilayah yang luas dan memungkinkan para pekerja di sektor informal untuk beroperasi, jumlah pengguna jalan yang tergolong besar, menjadi faktor penarik bagi pedagang asongan.

Banyak cara dan usaha ditempuh pedagang asongan dalam menunjang kondisi sosial ekonominya di tengah derasnya arus perkembangan kota yang setiap hari selalu menuntut persaingan dan kerja keras dari seluruh elemen masyarakat. Komunikasi dengan sesama pedagang asongan belum tentu baik. Hal ini disebabkan adanya persaingan dan ambisi untuk mendapatkan keuntungan.

Dengan kondisi yang serba kekurangan, dan tidak didukung aset produksi yang memadai, maka yang dapat dilakukan keluarga miskin saat ini pada akhirnya hanyalah bagaimana mereka bisa bertahan hidup, dan berusaha semaksimal mungkin agar tidak tergerus pusaran krisis yang akan semakin menyengsarakan mereka. Bagi keluarga miskin di kota, mereka sebetulnya tidak pernah terlalu berani berharap bahwa mereka akan dapat melakukan mobilitas vertikal dengan cepat atau menjadi orang yang mapan tanpa harus dibayang-bayangi tagihan utang. Bagi orang miskin,


(17)

asalkan mereka dapat bertahan hidup dan tidak makin miskin, sesungguhnya hal itu sudah merupakan kemewahan tersendiri.

Di kalangan penduduk miskin di kota, utang boleh dikatakan adalah hal yang lazim dan paling populer. Mekanisme gali lubang tutup lubang bagi penduduk miskin adalah sesuatu hal yang biasa dilakukan, karena memang hanya dengan cara itu mereka dapat memperpanjang nafas untuk melangsungkan kehidupannya. Berbeda dengan keluarga yang secara ekonomi mapan dan biasanya memiliki tabungan untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya mendadak. Yang namanya keluarga miskin di kota rata-rata kehidupan sehari-harinya sangat rentan, tidak memiliki tiang penyangga atau tabungan yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya mendadak, sehingga ketika kebutuhan itu sudah ada di depan mata, maka tidak ada cara lain yang dapat dilakukan kecuali utang ke sana-sini, termasuk utang ke rentenir yang acapkali meminta beban bunga yang tinggi.

Bagi penduduk miskin, keberadaan kelompok dan kohesi sosial yang kuat, merupakan sesuatu yang fungsional – semacam garansi sosial untuk mendukung kelangsungan penduduk miskin, terutama ketika mereka menghadapi masalah. Dengan modal yang terbatas atau bahkan sama sekali tidak ada, dan juga karena koneksi yang serba terbatas, disadari responden bahwa ruang gerak mereka untuk berkembang dan mengembangkan usahanya menjadi sangat sempit. Di tengah kondisi perekonomian yang tak kunjung membaik, memang tidak mudah bagi


(18)

Alih-alih maju, bahkan sebagian besar responden khawatir justru usaha yang mereka tekuni collapse akibat daya beli masyarakat yang menurun drastis, sementara biaya produksi yang dikeluarkan justru naik karena efek domino dari krisis ekonomi.

Selama ini belum banyak studi yang mengkaji pedagang asongan di terminal Amplas, padahal fenomena pedagang asongan semakin marak dengan bertambahnya pedagang asongan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis ingin mengetahui tentang keberadaan pedagang asongan, khususnya di terminal angkutan umum Amplas Medan. Untuk itu penulis mengangkat judul Strategi Bertahan Hidup Komunitas Pedagang Asongan di Terminal Amplas Medan. 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

1. Dampak positif dan negativ kehadiran pedagang asongan bagi pengguna jalan maupun terminal Amplas tersebut

2. Interaksi yang terjadi antara pedagang asongan dengan sesamanya maupun dengan pembeli

3. Kehidupan sosial ekonomi pedagang asongan di terminal Amplas

4. Latar belakang sosial budaya pedagang asongan di sekitar terminal amplas

5. Permasalahan yang dialami oleh para pedagang asongan

6. Strategi yang di bangun oleh komunitas pedagang asongan dalam


(19)

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan deskripsi pada latar belakang di atas, penulis mencoba mengerucutkan persoalan agar lebih memudahkan objek penelitian dan menghindari luasnya pembahasan yang dilakukan. Berkenaan dengan itu penulis berupaya membatasi masalah yang diteliti, maka pokok yang akan dibahas adalah bagaimanakah strategi bertahan hidup masyarakat pedagang asongan di terminal Amplas.

1.4 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :

1. Apa latar belakang kehidupan para pedagang asongan di sekitar terminal Amplas Medan ?

2. Apa strategi pedagang asongan untuk bertahan hidup ?

3. Apa hambatan yang dialami oleh para pedagang asongan ?

1.5 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.5.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui latar belakang kehidupan para pedagang asongan di sekitar Terminal Amplas Medan.


(20)

3. Untuk mengetahui hambatan/kendala yang dialami oleh para pedagang asongan.

1.5.2 Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Akademis

Dari hasil penelitian ini, diharapakan berfungsi sebagai sumbangan bagi perkembangan ilmu sosial pada umumnya dan Sosiologi pada khususnya.

2. Kegunaan Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penambah wawasan peneliti mengenai gambaran kehidupan sosial dan ekonomi para pedagang asongan di terminal Amplas Medan.

3. Manfaat Teoritis

penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau perbandingan bagi peneliti lain yang hendak mengkaji tentang kehidupan sosial, budaya dan ekonomi para pedagang asongan di terminal Amplas Medan maupun di lokasi penelitian yang berbeda.


(21)

BAB V PENUTUP 1.1Simpulan dan Saran

5.1.2 Simpulan

Pedagang asongan sebagai salah satu sektor informal berfungsi sebagai sektor alternatif bagi para migran cukup memberikan sumbangan bagi pembangunan perkotaan. Selain membuka kesempatan kerja, kegiatan tersebut juga dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat kota.

Pedagang asongan yang berjualan di sekitar Terminal Terpadu Amplas Medan mempunyai strategi bertahan hidup yang kurang bervariasi, diantaranya adalah dengan menjalankan kelangsungan perekonomian keluarga, diantaranya dengan pengelolaan keuangan keluarga dengan memprioritaskan kebutuhan yang penting serta mengelola agar pengeluaran tidak melebihi pemasukan, pendistribusian alokasi keuangan untuk pendidikan, makan sehari-hari dan lainnya, melalui pinjaman, ada pula dengan menabung. Kondisi ini ditemukan pada pedagang asongan di Terminal Terpadu Amplas Medan.

Apabila ditinjau lebih jauh lagi, kondisi ekonomi para pedagang asongan ini relative stagnan, hal ini ditunjukkan dengan lamanya mereka bekerja sebagai pedagang asongan, serta sedikitnya variasi strategi yang mereka jalankan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam hal ini mengindikasikan bahwa kurang adanya peningkatan yang signifikan pada kondisi perekonomian keluarga para pedagang asongan tersebut.


(22)

Pelaku sektor informal di terminal menjalankan rutinitasnya dengan berbagai profesi disebabkan karena adanya keterbatasan dalam aspek ekonomi keluarga sebagai faktor utama yang mendorong mereka memilih sektor informal menjadi lahan basah peruntungan ekonomi bagi mereka untuk bisa memenuhi kebutuhannya, dan bertahan hidup. Selain itu faktor lain yang menyebabkan seseorang menjadi pedagang asongan adalah faktor usia kerja, tidak adanya pendidikan yang lebih memadai dan tidak adanya pekerjaan lain.

Untuk menjaga kelangsungan usaha para pelaku sektor informal ada berbagai cara yang ditempuhnya. Modal usaha menjadi salah satu faktor penentu kelangsungan usaha pedagang asongan, strategi lokasi, pendapatan/keuntungan, kiat berjualan, waktu berjualan dan semangat pentang menyerah.

5.1.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka dapat dikemukakan saran bahwa:

1.Bagi komunitas pedagang asongan penulis memberikan saran supaya lebih semangat lagi dalam menjalan aktivitas kerjanya, jangan mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam melakukan aktivitas kerja serta penghasilan yang rendah dan tidak menentu. Karena semangat dan ketegaran dalam bekerja merupakan merupakan suatu cermin bagi para pedagang Asongan untuk tidak menyerah menghadapi kenyataan hidup, demi mencukupi kebutuhan keluarga dan demi masa depan anak-anaknya.

2.Sebaiknya kepada pihak terminal agar memperlakukan pedagang asongan sebagai objek sekaligus subjek pembangunan, karena mereka adalah manusia


(23)

yang mempunyai harkat dan martabat serta nilai tertentu, agar tidak sewenag-wenang dalam membinanya sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang yang pada akhirnya menjadi kegiatan ekonomi formal.

3.Bagi masyarakat yang bekerja di sektor formal seharusnya memberikan pengarahan dan pembinaan kepada para pedagang asongan agar tidak menganngu tata tertib aktifitas terminal dan lalu lintas.

4.Untuk Pemerintah medan dalam hal ini terminal disarankan agar tetap memberikan hak atau kebebasan kepada setiap pedagang asongan yang ada di Terminal Terpadu Amplas Medan untuk menjalankan aktivitasnya sebagai pedagang dengan mentaati peraturan dan ketertiban yang telah ada. Karena pekerjaan tersebut merupakan satu-satunya pekerjaan yang bisa dan mampu mereka lakukan dalam usaha memperoleh penghasilan guna mencukupi kebutuhan keluarganya.

5.Pertumbuhan sektor informal yang pesat tanpa mendapat penanganan yang baik dan terencana akan menimbulkan persoalan bagi kota. Untuk itu, pemerintah kota harus jeli dalam menangani masalah sektor informal itu. Sehingga, sektor informal dapat tumbuh dengan subur tanpa mengganggu kepentingan umum, terutama tidak mengganggu keamanan, ketertiban dan keindahan kota.


(24)

Daftar Pustaka

Bandoro, Bantarto dan Permita Banyu. Pengantar Kajian Strategis, Graha Ilmu Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi, Jakarta: Kencana Prenata Media

Group

Endraswara, Suwardi, 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakatra: Gadjah Mada University Press.

Giddens Anthony. 2007. Kapitalisme dan Teori Sosial Modern. Edisi Indonesia-Malaysia. Jakarta: Universitas Indonesia Press

Herimanto, Winarno, 2011. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Cetakan ke-4, Jakarta: Bumi Aksara.

Koenjaraningrat, 1982. Aspek Manusia Dalam Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia.

Lestari, Prapti, Endah. Pemasaran Strategik (bagaimana meraih keunggulan kompetitif). Graha Ilmu

Moleong, Lexy J. (1998). Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-9. Bandung : Rosda Karya.

Poloma, Margaret. Sosiologi Kontemporer, Cetakan ke-8. Jakarta: Pt RajaGrafindo Persada.

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. 2007. Teori Sosiologi Modern (Edisi VI). Jakarta: Kencana.

Simanjuntak, Antonius, Bungaran, 2008. Kapita Selekta ( Teori-Teori Antropologi Dan Sejarah Sosiologi ). Medan: Bina Media Perintis.

Spradley, James, 2007. Metode Etnografi. Edisi ke-2, Yogyakarta: Tiara Wacana. Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R Dan D. Cetakan

ke-3. Bandung: Alfabeta.

Sukanto, Soerjono. (1982). Teori Sosiologi tentang Pribadi dan Masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suyanto, Bagong.2010. sosiologi ekonomi, Jakarta: Prenada Media Group.

Sztompka, Piotr. 1993. Sosiologi Perubahan Sosial, cetakan ke-1. Jakarta: Prenada Media Group.


(25)

Sumber Lain

Arjun Appadurai dalam artikelnya yang berjudul “DEEP DEMOCRACY: URBAN GOVERNMENTALITY AND THE HORIZON OF POLITICS”

Paulus Rudolf Yuniarto dalam jurnalnya yang berjudul “ DARI PEKERJA KE

WIRAUSAHA: MIGRASI INTERNASIONAL, DINAMIKA TENAGA KERJA, DAN PEMBENTUKAN BISNIS MIGRAN INDONESIA DI TAIWAN ”

Rokhmad Prastowo dalam skripsinya yang berjudul KARAKTERISTIK

SOSIAL EKONOMI DAN PERILAKU KERJA PEREMPUAN PEDAGANG ASONGAN”.

Retno Mardelia Sari dalam skripsinya yang berjudul “REALITA KONDISI

SOSIAL DAN EKONOMI PARA PEDAGANG ASONGAN

TERMINAL SEBAGAI PENOPANG KEHIDUPAN KELUARGA”

Zulkifli Al-Humami dalam tesisnya yang berjudul “ KAPITA SOSIAL

PEDAGANG KAKI LIMA”.

“THE JOURNAL OF DESIGN STRATEGIES CHANGE DESIGN” © The New School 2010. All rights reserved. ISSN: 1935-0112.ISSN: 1935-0120 (online).


(1)

3. Untuk mengetahui hambatan/kendala yang dialami oleh para pedagang

asongan.

1.5.2 Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Akademis

Dari hasil penelitian ini, diharapakan berfungsi sebagai sumbangan bagi

perkembangan ilmu sosial pada umumnya dan Sosiologi pada khususnya.

2. Kegunaan Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penambah

wawasan peneliti mengenai gambaran kehidupan sosial dan ekonomi para pedagang

asongan di terminal Amplas Medan.

3. Manfaat Teoritis

penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau perbandingan

bagi peneliti lain yang hendak mengkaji tentang kehidupan sosial, budaya dan

ekonomi para pedagang asongan di terminal Amplas Medan maupun di lokasi


(2)

79 BAB V PENUTUP 1.1Simpulan dan Saran

5.1.2 Simpulan

Pedagang asongan sebagai salah satu sektor informal berfungsi sebagai

sektor alternatif bagi para migran cukup memberikan sumbangan bagi

pembangunan perkotaan. Selain membuka kesempatan kerja, kegiatan tersebut

juga dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat kota.

Pedagang asongan yang berjualan di sekitar Terminal Terpadu Amplas

Medan mempunyai strategi bertahan hidup yang kurang bervariasi, diantaranya

adalah dengan menjalankan kelangsungan perekonomian keluarga, diantaranya

dengan pengelolaan keuangan keluarga dengan memprioritaskan kebutuhan yang

penting serta mengelola agar pengeluaran tidak melebihi pemasukan,

pendistribusian alokasi keuangan untuk pendidikan, makan sehari-hari dan

lainnya, melalui pinjaman, ada pula dengan menabung. Kondisi ini ditemukan

pada pedagang asongan di Terminal Terpadu Amplas Medan.

Apabila ditinjau lebih jauh lagi, kondisi ekonomi para pedagang asongan

ini relative stagnan, hal ini ditunjukkan dengan lamanya mereka bekerja sebagai

pedagang asongan, serta sedikitnya variasi strategi yang mereka jalankan untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam hal ini mengindikasikan bahwa

kurang adanya peningkatan yang signifikan pada kondisi perekonomian keluarga


(3)

Pelaku sektor informal di terminal menjalankan rutinitasnya dengan

berbagai profesi disebabkan karena adanya keterbatasan dalam aspek ekonomi

keluarga sebagai faktor utama yang mendorong mereka memilih sektor informal

menjadi lahan basah peruntungan ekonomi bagi mereka untuk bisa memenuhi

kebutuhannya, dan bertahan hidup. Selain itu faktor lain yang menyebabkan

seseorang menjadi pedagang asongan adalah faktor usia kerja, tidak adanya

pendidikan yang lebih memadai dan tidak adanya pekerjaan lain.

Untuk menjaga kelangsungan usaha para pelaku sektor informal ada

berbagai cara yang ditempuhnya. Modal usaha menjadi salah satu faktor penentu

kelangsungan usaha pedagang asongan, strategi lokasi, pendapatan/keuntungan,

kiat berjualan, waktu berjualan dan semangat pentang menyerah.

5.1.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah

diuraikan diatas maka dapat dikemukakan saran bahwa:

1.Bagi komunitas pedagang asongan penulis memberikan saran supaya lebih

semangat lagi dalam menjalan aktivitas kerjanya, jangan mudah menyerah

dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam melakukan aktivitas kerja serta

penghasilan yang rendah dan tidak menentu. Karena semangat dan ketegaran

dalam bekerja merupakan merupakan suatu cermin bagi para pedagang

Asongan untuk tidak menyerah menghadapi kenyataan hidup, demi mencukupi

kebutuhan keluarga dan demi masa depan anak-anaknya.


(4)

81

yang mempunyai harkat dan martabat serta nilai tertentu, agar tidak

sewenag-wenang dalam membinanya sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang

yang pada akhirnya menjadi kegiatan ekonomi formal.

3.Bagi masyarakat yang bekerja di sektor formal seharusnya memberikan

pengarahan dan pembinaan kepada para pedagang asongan agar tidak

menganngu tata tertib aktifitas terminal dan lalu lintas.

4.Untuk Pemerintah medan dalam hal ini terminal disarankan agar tetap

memberikan hak atau kebebasan kepada setiap pedagang asongan yang ada di

Terminal Terpadu Amplas Medan untuk menjalankan aktivitasnya sebagai

pedagang dengan mentaati peraturan dan ketertiban yang telah ada. Karena

pekerjaan tersebut merupakan satu-satunya pekerjaan yang bisa dan mampu

mereka lakukan dalam usaha memperoleh penghasilan guna mencukupi

kebutuhan keluarganya.

5.Pertumbuhan sektor informal yang pesat tanpa mendapat penanganan yang

baik dan terencana akan menimbulkan persoalan bagi kota. Untuk itu,

pemerintah kota harus jeli dalam menangani masalah sektor informal itu.

Sehingga, sektor informal dapat tumbuh dengan subur tanpa mengganggu

kepentingan umum, terutama tidak mengganggu keamanan, ketertiban dan


(5)

Daftar Pustaka

Bandoro, Bantarto dan Permita Banyu. Pengantar Kajian Strategis, Graha Ilmu

Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi, Jakarta: Kencana Prenata Media Group

Endraswara, Suwardi, 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakatra: Gadjah Mada University Press.

Giddens Anthony. 2007. Kapitalisme dan Teori Sosial Modern. Edisi Indonesia-Malaysia. Jakarta: Universitas Indonesia Press

Herimanto, Winarno, 2011. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Cetakan ke-4, Jakarta: Bumi Aksara.

Koenjaraningrat, 1982. Aspek Manusia Dalam Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia.

Lestari, Prapti, Endah. Pemasaran Strategik (bagaimana meraih keunggulan kompetitif). Graha Ilmu

Moleong, Lexy J. (1998). Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-9. Bandung : Rosda Karya.

Poloma, Margaret. Sosiologi Kontemporer, Cetakan ke-8. Jakarta: Pt RajaGrafindo Persada.

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. 2007. Teori Sosiologi Modern (Edisi VI). Jakarta: Kencana.

Simanjuntak, Antonius, Bungaran, 2008. Kapita Selekta ( Teori-Teori Antropologi Dan Sejarah Sosiologi ). Medan: Bina Media Perintis.

Spradley, James, 2007. Metode Etnografi. Edisi ke-2, Yogyakarta: Tiara Wacana. Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R Dan D. Cetakan

ke-3. Bandung: Alfabeta.

Sukanto, Soerjono. (1982). Teori Sosiologi tentang Pribadi dan Masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suyanto, Bagong.2010. sosiologi ekonomi, Jakarta: Prenada Media Group.


(6)

x Sumber Lain

Arjun Appadurai dalam artikelnya yang berjudul “DEEP DEMOCRACY: URBAN GOVERNMENTALITY AND THE HORIZON OF POLITICS” Paulus Rudolf Yuniarto dalam jurnalnya yang berjudul “ DARI PEKERJA KE

WIRAUSAHA: MIGRASI INTERNASIONAL, DINAMIKA TENAGA KERJA, DAN PEMBENTUKAN BISNIS MIGRAN INDONESIA DI TAIWAN ”

Rokhmad Prastowo dalam skripsinya yang berjudul KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN PERILAKU KERJA PEREMPUAN PEDAGANG ASONGAN”.

Retno Mardelia Sari dalam skripsinya yang berjudul “REALITA KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI PARA PEDAGANG ASONGAN TERMINAL SEBAGAI PENOPANG KEHIDUPAN KELUARGA” Zulkifli Al-Humami dalam tesisnya yang berjudul “ KAPITA SOSIAL

PEDAGANG KAKI LIMA”.

“THE JOURNAL OF DESIGN STRATEGIES CHANGE DESIGN” © The New School 2010. All rights reserved. ISSN: 1935-0112.ISSN: 1935-0120 (online).