ANALISIS MUSIK FILM PAPERMAN (2012).

(1)

1

ANALISIS MUSIK FILM PAPERMAN (2012)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

YULIA ADHIA ANWAR

NIM. 209142057

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul ”Analisis Musik Film Paperman (2012)”.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis mengalami berbagai kesulitan. Namun, berkat Doa, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Di sini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan,

3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan,

4. Uyuni Widiastuti, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan dan selaku Pembimbing Skripsi I yang selalu sabar memberikan arahan dan bimbingan dengan rendah hati,

5. Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Musik Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan,

6. Mukhlis Hasbullah, M.Sn selaku kepala Laboratorium Musik dan selaku Pembimbing Skripsi II yang senantiasa membimbing penulis serta memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini,

7. Dosen Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS Unimed yang telah banyak memberikan sumbangan ilmu selama perkuliahan,


(3)

8. Kepada Camden Tilley yang telah dengan baik hati memberikan hasil aransemennya secara gratis di Internet, dan Walt Disney Animation Studios. I know maybe you all will not see my scription (skripsi), but I just wanted to

say that there are no words that can say how I’m very gratefull for all of you,

especially all the people in the project Paperman short film,

9. Kedua Orang Tua, papaku tersayang Anwar Efendi Nasution, dan Mamaku tersayang Purnama Batubara dan juga adikku tersayang yang juga menyelesaikan Tugas Akhirnya, Hary Harun Nasution. Ai, terima kasih ya dek udah ngejar, karena dikejar kakak jadi lari mengejar skripsi kakak. Mama, terima kasih atas segala doa dan dukungan yang tiada habisnya. Papa, lapor kapten, wasiat terakhir sudah dijalankan, anak kapten sudah S.Pd kapten,

10. Untuk sahabat Nine Heroesku tercinta, sahabat Academyku tersayang dan seluruh teman-teman seperjuangan Seni Musik ’09 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih karena telah membuat masa kuliahku indah dan berwarna.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap kerangka acuan skripsi ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khususnya.


(4)

i ABSTRAK

Yulia Adhia Anwar, NIM 209142057, Analisis Musik Film Paperman (2012), Program Studi Pendidikan Seni Musik, Universitas Negeri Medan 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil analisis musik film Paperman (2012) dan untuk mengetahui struktur penyajian musik film pada film Paperman (2012).

Teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakup pengertian dari analisis, musik, film, musik film, dan film Paperman (2012).

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif yang dimana data tersebut di teliti melalui pengumpulan data, dalam bentuk partitur musik, karya tulis ilmiah maupun elektronik (video) yang bahan materinya berdasarkan topik dari penelitian. Penelitian ini memilih lokasi di Laboratorium Musik, Gedung A Lt. 2 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Dalam penelitian ini, penulis tidak menggunakan populasi tetapi langsung memilih sampel yaitu partitur musik film Paperman (2012) versi piano duet aransemen Camden Tilley, dan rekaman/ video film Paperman (2012) yang berdurasi 6 menit 33 detik.

Setelah analisis ini dilakukan, ditemukan hasil bahwa Musik film Paperman (2012) versi piano duet aransemen Camden Tilley ini memiliki 120 birama, yang terdiri dari : 8 motif untuk piano 1 bagian A, 8 motif untuk piano 1 bagian B, 8 motif untuk piano 2 bagian A, dan 8 motif untuk piano 2 bagian B. Karya ini terdiri dari 27 frase di dalam 6 kalimat, yaitu: Kalimat A (berisi frase 1- 6), Kalimat B (berisi frase 7-10), Kalimat C (berisi frase 11-16), Kalimat D (berisi frase 17-18), Kalimat E (berisi frase 19-22), dan Kalimat F (berisi frase 23-27). Kemudian, dalam struktur penyajian musik film pada film Paperman (2012) penulis menemukan bahwa didalam sajian film terdapat kesinambungan antara musik film Paperman dengan film Paperman terutama di bagian dinamika dan tempo. Penulis menemukan bahwa dari pergerakan dinamik dan tempo dapat menciptakan gambaran emosi dari film, baik itu dinamik dalam musik film maupun dinamik dalam film tersebut. Musik film menciptakan dinamik agar tercipta pula emosi, maka orang yang menangkap dinamik pasti akan menangkap emosi. Penelitian ini menemukan bahwa pada titik-titik tertentu, terdapat pergerakan dinamik antara Acting/adegan dan musik yang jatuhnya sama. Kesimpulannya, hitungan jatuhnya musik dan adegan dalam film harus pas pada titik-titik tertentu. Jadi, musik film tidak bisa lepas dari filmnya. Musik film yang diputar tanpa tampilan filmnya hanyalah musik. Musik film adalah musik yang disajikan bersamaan dengan filmnya.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Pembatasan Masalah... 6

D.Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Pengertian Analisis ... 9

2. Pengertian Musik ... 16

3. Pengertian Film ... 20

4. Pengertian Musik Film ... 21

5. Paperman (2012) ... 25

B. Kerangka Konseptual ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Metode Penelitian... 28

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

a. Waktu ... 29

b. Tempat... 29

C. Populasi dan Sampel ... 30

a. Populasi ... 30

b. Sampel ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31


(6)

E. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

A. Analisis Musik Film Paperman (2012) ... 36

B. Struktur Penyajian Musik Film pada Film Paperman (2012) ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 114

A. Kesimpulan ... 114

B. Saran ... 116

GLOSARIUM ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 120


(7)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater/ peran. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuan-kemajuan lainnya, salah satunya kemajuan teknologi. Salah satu bidang seni yang ada berkat kemajuan teknologi yaitu seni media. Hal ini sesuai dengan pendapat Edy Sedyawati dkk (2009:3) bahwa,

"Seni media adalah seni yang bentuk sajian yang disampaikan kepada penontonnya setelah mengalami tahapan perekaman dan pengemasan hasil akhir. Tersimpan dalam silinder, piringan hitam, tape (dari reel hingga casette), sampai ke compact disc (CD) dan seterusnya yang dapat kita jumpai kini".

Salah satu bentuk seni media disebut film.Film ada yang berupa film hiburan, film serius, film dokumenter, film kartun/ animasi, film eksperimental, maupun film pendek edukasi. Semua jenis film ini dimasukkan kedalam kategori seni media rekam atau yang sering disebut seni media.

Film adalah sebuah karya seni serta media komunikasi yang memiliki banyak parameter. Indikator untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan film tidak hanya terletak pada hal yang terlihat di layar kaca/ layar lebar saja. Berbagai indikator yang tidak terlihatpun turut serta menentukan berhasil dan atau sukses tidaknya sebuah film.

Film juga merupakan disiplin seni yang sangat fleksibel karena dapat di isi dengan berbagai cabang seni bahkan dapat menggabungkan berbagai cabang seni


(8)

2

yang pernah ada. Seni peran sudah pasti menjadi bagian dari film, selain seni peran, film juga mencakup seni rupa dan seni musik dan bahkan untuk beberapa genre, film juga mengadopsi seni bela diri.

Seiring perkembangan zaman, film juga ikut berkembang. Mulai dari film bisu, film bersuara, sampai film dengan sentuhan efek dan ilustrasi musik yang disebut musik film. Kekuatan film terdapat pada hasil produksi sekelompok orang yang berpengaruh terhadap hasil film, termasuk dari musik film yang juga berperan besar dalam kesuksesan sebuah film.

Film menjadi media yang mudah diingat dan tidak membosankan dikarenakan audio dan visual bekerjasama dengan baik dalam karya film. Dengan kata lain, saat menikmati sajian film kita tidak hanya melihat, tetapi juga mendengar. Hal itulah yang membuat film sangat menyenangkan untuk dinikmati.

Dibandingkan dengan media yang lain, film menjadi media yang paling berpengaruh karena film merupakan bentuk perwujudan dari pemikiran seseorang, baik itu pemikiran yang Real (nyata) maupun yang Unreal (tidak nyata). Pemikiran-pemikiran tersebut bisa berasal dari kehidupan pribadi atau kehidupan sosial masyarakat, dan bisa juga berasal dari mimpi atau khayalan semata. Namun, hal sebaliknya juga bisa terjadi. Sajian film juga dapat menimbulkan pemikiran-pemikiran yang tadinya tidak ada menjadi ada, misalnya, film-film produksi Hollywood yang menyajikan film tentang kebengasan ikan piranha yang menyerang manusia. Ternyata setelah diteliti, piranha merupakan ikan rakus yang mudah stres yang tidak akan menyerang manusia kalau tidak


(9)

3

diganggu. Film ini mempengaruhi pemikiran masyarakat bahwa piranha adalah ikan yang berbahaya. Dimulai dari pemikiran-pemikiran penulis cerita, lalu dirangkai kembali oleh penulis skenario yang kemudian direalisasikan oleh sutradara, penata fotografi, penyunting, penata artistik, penata suara, penata musik, kru, dan para pemeran (baik itu aktris, aktor, atau tokoh) kedalam bentuk film, yang kemudian disajikan ke penonton. Bukan tidak mungkin para penonton film pernah berpikir atau berkhayal tentang hal itu juga.

Selain tampilan visual film, musik film sebagai sajian audio dari film juga ikut andil dalam keberhasilan film dalam mempengaruhi penontonnya. Ketepatan pemilihan dan penempatan musik film pada setiap adegan film, tanpa sadar mampu memperkuat makna dalam setiap adegan film tersebut. Itulah sebabnya banyak orang yang berfikir bahwa apa yang terjadi di dalam film tersebut seperti atau sedang atau akan terjadi pada dirinya.

Penulis berpendapat bahwa banyak penikmat film yang tidak menyadari peran penting musik film terhadap keberhasilan sebuah film. Penonton yang menyukai film tertentu akan mengingat judul film serta para aktor dan aktris selaku pemeran utama dari film, dan terkadang juga sampai mengingat nama sutradara film. Tapi sangat jarang sekali yang akan memperhatikan siapa komposer musik film dari film tersebut. Ini sangat disayangkan mengingat tugas komposer musik film tidaklah mudah. Hal inilah yang menarik minat peneliti tentang bagaimana komposisi musik pada film, struktur penyajian musik film, dan dan bagaimana kaitannya dengan fungsi musik film pada film tersebut.


(10)

4

Berdasarkan tulisan di atas, penulis memilih salah satu film popular untuk dianalisis musik film nya, yaitu sebuah film pendek animasi yang berjudul Paperman (2012). Film Paperman (2012) disutradarai oleh John Kahrs dengan komposer musik film/ film music composer Christophe Beck.

Paperman (2012) adalah pemenang penghargaan pada kategori Film Animasi Pendek Terbaik Academy Awards ke-85, dan Annie Award untuk Subjek Animasi pendek terbaik di Annie Awards ke-40. Paperman (2012) adalah film pendek animasi pertama yang diproduksi oleh Walt Disney Animation Studios yang memenangkan Academy Award sejak terakhir dimenangkan oleh It's Tough to Be a Bird pada tahun 1969.

Paperman (2012) adalah film animasi berlatar tahun 1940-an yang menceritakan tentang pertemuan singkat antara George dan Meg di stasiun kereta api yang mana pertemuan tersebut terjadi karena lembaran-lembaran kertas. Banyak unsur menarik dalam film pendek ber genre komedi romantis ini. Takdir, Jodoh, dan waktu sangat berperan penting dalam film ini yang akhirnya menunjukkan bahwa usaha keras pada setiap kesempatan adalah hal terpenting, walau pada akhirnya takdirlah yang menentukan (sumber: en.m.wikipedia.org/wiki/Paperman).

Alasan mengapa penulis memilih film tersebut adalah karena film tersebut merupakan film bisu dimana musik film berperan sebagai pembawa dialog yang bertugas menjelaskan aktivitas dalam film sebagai pengganti suara dan juga sebagai lambang suasana. Mulai dari musik saat berjalan, tergesa-gesa (dikejar waktu), dalam bahaya, terpesona, bahagia, semuanya dijelaskan melalui musik


(11)

5

film. Musik dibuat sedemikian rupa seolah-olah melambangkan waktu yang tidak pernah berhenti ataupun mundur kembali. Hal ini menarik minat peneliti karena musik film pada film fiksi memiliki kesulitan tersendiri dimana musik film tersebut harus dapat membuat sesuatu yang tidak nyata dalam film tersebut menjadi terasa, terdengar serta terlihat nyata.

Peneliti akan menganalisis musik film pada film Paperman (2012) mulai dari bentuk musik serta struktur penyajian musik film pada film tersebut. Permasalahan ini sangat menarik untuk diteliti dengan judul, “ANALISIS MUSIK FILM PAPERMAN (2012)".

B. Identifikasi Masalah

Menurut Hawadi (2002: 107) Identifikasi adalah suatu prosedur yang dipilih dan yang cocok dengan ciri-ciri yang akan dicari dan selaras dengan program yang mau dikembangkan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas terdapat beberapa permasalahan yang dapat diteliti. Permasalahan dalam "Analisis Musik Film Paperman (2012)" adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran musik terhadap film Paperman (2012)? 2. Bagaimana dampak musik film terhadap film Paperman (2012)? 3. Bagaimana analisis musik film Paperman (2012)?

4. Bagaimana struktur penyajian musik film pada film Paperman (2012)? 5. Mengapa film Paperman (2012) membutuhkan musik?


(12)

6 C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang berkaitan dengan yang akan diteliti, maka agar penelitian itu lebih terarah pada tujuan yang diharapkan, dalam hal ini penulis membuat pembatasan masalah untuk mempermudah dalam memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam penelitian ini.

Batasan masalah adalah pembatasan ruang lingkup yang dilakukan dalam penelitian, dimana pembatasan tersebut meliputi: tema/topik, area atau wilayah yang diteliti, sumber informasi, lokasi penelitian serta waktu penelitian (sumber: belajarpsikologi.com/contoh-proposal-penelitian-terbaru/).

Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sukardi (2009:30) yang mengatakan bahwa:

“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum ke dalam beberapa pertanyaan yang jelas”.

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana analisis musik film Paperman (2012)?


(13)

7 D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan.

Berdasarkan uraian di atas, hal ini sejalan dengan pendapat Maryeani (2005:14), yang mengatakan bahwa:

“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga bisa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan”

Berdasarkan uraian baik latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Analisis musik film Paperman (2012)?".

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian sudah pasti menuju pada tujuan, dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan dalam penelitian. Tujuan dari Analisis musik film Paperman (2012)yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hasil analisis musik film Paperman (2012).


(14)

114 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis membuat kesimpulan, yaitu: 1. Musik film Paperman (2012) versi piano duet aransemen Camden Tilley ini terdiri dari 120 birama, yang terdiri dari : 8 motif untuk piano 1 bagian A, 8 motif untuk piano 1 bagian B, 8 motif untuk piano 2 bagian A, dan 8 motif untuk piano 2 bagian B. Karya ini terdiri dari 27 frase di dalam 6 kalimat yaitu kalimat A, B, C, D, E, dan F.

Untuk piano 1 bagian A diisi dengan m 1, m 2 (m 2.1, m 2.2 dan m 2.3), m 3 (m 3.1, m 3.2, m 3.3, dan m 3.4), m 4 (m 4.1 dan m 4.2), m 5, m 6, m 7 (m 7.1), dan m 8.

Untuk piano 1 bagian B diisi dengan m 1 (m 1.1, m 1.2, m 1.3), m 2 (m 2a), m 3, m 4 (m 4.1, m 4.2 dan m 4a), m 5 (m 5.1 dan m 5.2) m 6, m 7 ( m 7.1, m 7.2, m 7.3, dan m 7.4), dan m 8 (m 8a, dan m 8a.1).

Untuk piano 2 bagian A diisi dengan m 1 (m 1.1, m 1.2 m 1.3, m 1.4, m 1.5, m 1.6, m 1.7, m 1.8, dan m 1.9), m 2 (m2a dan m 2a.1), m3 (m 3.1 dan m 3.2), m 4 (m 4.1, m 4.2, m 4.3, m 4a, dan m 4a.1), m 5, m 6, m 7 (m 7.1 dan m 7.2) dan m 8.

Untuk piano 2 bagian A diisi dengan m 1 ( m 1.1, m 1a, m 1a.1, m 1a.2, m 1b dan m 1c), m 2 (2.1, m 2.2, dan m 2.3) m 3 (m 3.1, m 3.2, dan m 3.3, m 3.4, m 3.5), m 4 (m 4.1, m 4.2, m 4.3, m 4a, dan m 4b), m 5 (m 5.1), m 6, m 7, dan m 8 (m 8.1, m 8.2, m 8.3).


(15)

115

2. Terdapat kesinambungan antara musik film Paperman dengan film Paperman terutama di bagian dinamika dan tempo. Penulis menemukan bahwa dari pergerakan dinamik dan tempo dapat menciptakan gambaran emosi dari film, baik itu dinamik dalam musik film maupun dinamik dalam film tersebut. Dinamik berasal dari kata dinamis yang artinya bergerak. Emosi dapat ditunjukkan melalui pergerakan, baik itu pergerakan pada raut wajah (ekspresi) maupun dari gerakan lainnya. Apa yang dilakukan musik film adalah kebalikannya. Musik film menciptakan dinamik agar tercipta pula emosi, maka orang yang menangkap dinamik pasti akan menangkap emosi. Sedangkan, tempo dapat mempengaruhi detak jantung si pendengar. Bila tempo cepat, maka detak jantung semakin cepat. Begitu juga sebaliknya, jika tempo musiknya lambat, maka detak jantung juga ikut melambat. Dengan kata lain, musik film menyamakan dinamik antara musik dan adegan. Bila gerak para aktor/ aktris cepat maka musik juga cepat dan bila gerak para aktor/ aktris lambat, maka musik ikut pelan/lambat. Penelitian ini menemukan bahwa pada titik-titik tertentu, terdapat pergerakan dinamik akting/ adegan dan musik yang jatuhnya sama. Kesimpulannya, hitungan jatuhnya musik dan adegan dalam film harus pas pada titik-titik tertentu. Jadi, musik film tidak bisa lepas dari filmnya. Musik film yang diputar tanpa tampilan filmnya hanyalah musik. Musik film adalah musik yang disajikan bersamaan dengan filmnya.


(16)

116 B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada para pecinta film agar lebih mengapresiasi para penata musik film/ film music composer dengan cara (setidaknya) mengingat siapa piñata musik film dalam film yang ditonton.

2. Kepada para musisi, jangan takut untuk mencoba membuat karya musik film hanya karena buku, panduan, atau teori tentang pembuatan musik film belum cukup banyak kita jumpai di Indonesia, khususnya di Kota Medan.

3. Kepada para penata musik film/ film music composer, khususnya di Indonesia diharapkan dapat memberi lebih banyak referensi atau buku-buku mengenai ilmu pembuatan musik film agar dapat bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan.

4. Dalam membuat skripsi ini mungkin masih banyak kekurangan, harapan kedepannya ada mahasiswa yang akan meneliti serta mendalami topik yang saya analisis yaitu musik film.


(17)

120

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Wahyu. 2013. Sila ke 6: Kreatif Sampai Mati!. Bentang Pustaka, Yogyakarta.

Akbar-Hawadi, Reni. 2002. Identifikasi Keberbakatan Intelektual Melalui Metode Non-tes.PT. Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta.

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Kanisius, Yogyakarta.

Bernhard, Sandra. 2007. Les Musik untuk Anak Anda. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Djelantik, A.A.M. 1999. ESTETIKA Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Djohan. 2005. Psikologi Musik. Buku Baik, Yogyakarta.

Edi Sedyawati, Rahayu Supanggah, Marselli Sumarno, I Gusti Ngurah Putu Wijaya, dan Achmad Syaeful Anwar. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia jilid V: Seni Pertunjukan dan Seni Media. Raja GrafindoPersada, Jakarta.

Edmund, Karl. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta. Effendy, Heru. 2009. Mari Membuat Film. Erlangga, Jakarta.

Kristianto, Jubing. 2007. Gitarpedia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Margono S. Drs. 2007. Metologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Bumi Aksara, Jakarta. Sugiono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta, Bandung.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara, Yogyakarta. Sumarno, Marselli. 1996. Dasar-dasar Apresiasi Film. Grasindo,Jakarta.

Supranto, J. 2004. Proposal Penelitian dan Contoh. Universitas Indonesia (UI-PRESS), Jakarta.


(18)

121 Website:

en.m.wikipedia.org/wiki/Paperman

http://mediainformasill.blogspot.com/2012/04/pengertian-definisi-analisis.html?m=1

id.m.wikipedia.org/wiki/arti-harafiah

http://www.bimbingan.org/definisi-film.htm

http://ariefdiaster.blogspot.com/2012/11/metode-penelitian.html Www.belajarpsikologi.com/contoh-proposal-penelitian-terbaru/


(1)

7 D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan.

Berdasarkan uraian di atas, hal ini sejalan dengan pendapat Maryeani (2005:14), yang mengatakan bahwa:

“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga bisa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan”

Berdasarkan uraian baik latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Analisis musik film Paperman (2012)?".

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian sudah pasti menuju pada tujuan, dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan dalam penelitian. Tujuan dari Analisis musik film Paperman (2012)yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hasil analisis musik film Paperman (2012).


(2)

114 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis membuat kesimpulan, yaitu: 1. Musik film Paperman (2012) versi piano duet aransemen Camden Tilley ini terdiri dari 120 birama, yang terdiri dari : 8 motif untuk piano 1 bagian A, 8 motif untuk piano 1 bagian B, 8 motif untuk piano 2 bagian A, dan 8 motif untuk piano 2 bagian B. Karya ini terdiri dari 27 frase di dalam 6 kalimat yaitu kalimat A, B, C, D, E, dan F.

Untuk piano 1 bagian A diisi dengan m 1, m 2 (m 2.1, m 2.2 dan m 2.3), m 3 (m 3.1, m 3.2, m 3.3, dan m 3.4), m 4 (m 4.1 dan m 4.2), m 5, m 6, m 7 (m 7.1), dan m 8.

Untuk piano 1 bagian B diisi dengan m 1 (m 1.1, m 1.2, m 1.3), m 2 (m 2a), m 3, m 4 (m 4.1, m 4.2 dan m 4a), m 5 (m 5.1 dan m 5.2) m 6, m 7 ( m 7.1, m 7.2, m 7.3, dan m 7.4), dan m 8 (m 8a, dan m 8a.1).

Untuk piano 2 bagian A diisi dengan m 1 (m 1.1, m 1.2 m 1.3, m 1.4, m 1.5, m 1.6, m 1.7, m 1.8, dan m 1.9), m 2 (m2a dan m 2a.1), m3 (m 3.1 dan m 3.2), m 4 (m 4.1, m 4.2, m 4.3, m 4a, dan m 4a.1), m 5, m 6, m 7 (m 7.1 dan m 7.2) dan m 8.

Untuk piano 2 bagian A diisi dengan m 1 ( m 1.1, m 1a, m 1a.1, m 1a.2, m 1b dan m 1c), m 2 (2.1, m 2.2, dan m 2.3) m 3 (m 3.1, m 3.2, dan m 3.3, m 3.4, m 3.5), m 4 (m 4.1, m 4.2, m 4.3, m 4a, dan m 4b), m 5 (m 5.1), m 6, m 7, dan m 8 (m 8.1, m 8.2, m 8.3).


(3)

115

2. Terdapat kesinambungan antara musik film Paperman dengan film Paperman terutama di bagian dinamika dan tempo. Penulis menemukan bahwa dari pergerakan dinamik dan tempo dapat menciptakan gambaran emosi dari film, baik itu dinamik dalam musik film maupun dinamik dalam film tersebut. Dinamik berasal dari kata dinamis yang artinya bergerak. Emosi dapat ditunjukkan melalui pergerakan, baik itu pergerakan pada raut wajah (ekspresi) maupun dari gerakan lainnya. Apa yang dilakukan musik film adalah kebalikannya. Musik film menciptakan dinamik agar tercipta pula emosi, maka orang yang menangkap dinamik pasti akan menangkap emosi. Sedangkan, tempo dapat mempengaruhi detak jantung si pendengar. Bila tempo cepat, maka detak jantung semakin cepat. Begitu juga sebaliknya, jika tempo musiknya lambat, maka detak jantung juga ikut melambat. Dengan kata lain, musik film menyamakan dinamik antara musik dan adegan. Bila gerak para aktor/ aktris cepat maka musik juga cepat dan bila gerak para aktor/ aktris lambat, maka musik ikut pelan/lambat. Penelitian ini menemukan bahwa pada titik-titik tertentu, terdapat pergerakan dinamik akting/ adegan dan musik yang jatuhnya sama. Kesimpulannya, hitungan jatuhnya musik dan adegan dalam film harus pas pada titik-titik tertentu. Jadi, musik film tidak bisa lepas dari filmnya. Musik film yang diputar tanpa tampilan filmnya hanyalah musik. Musik film adalah musik yang disajikan bersamaan dengan filmnya.


(4)

116 B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada para pecinta film agar lebih mengapresiasi para penata musik film/ film music composer dengan cara (setidaknya) mengingat siapa piñata musik film dalam film yang ditonton.

2. Kepada para musisi, jangan takut untuk mencoba membuat karya musik film hanya karena buku, panduan, atau teori tentang pembuatan musik film belum cukup banyak kita jumpai di Indonesia, khususnya di Kota Medan.

3. Kepada para penata musik film/ film music composer, khususnya di Indonesia diharapkan dapat memberi lebih banyak referensi atau buku-buku mengenai ilmu pembuatan musik film agar dapat bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan.

4. Dalam membuat skripsi ini mungkin masih banyak kekurangan, harapan kedepannya ada mahasiswa yang akan meneliti serta mendalami topik yang saya analisis yaitu musik film.


(5)

120

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Wahyu. 2013. Sila ke 6: Kreatif Sampai Mati!. Bentang Pustaka, Yogyakarta.

Akbar-Hawadi, Reni. 2002. Identifikasi Keberbakatan Intelektual Melalui Metode Non-tes.PT. Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta.

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Kanisius, Yogyakarta.

Bernhard, Sandra. 2007. Les Musik untuk Anak Anda. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Djelantik, A.A.M. 1999. ESTETIKA Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Djohan. 2005. Psikologi Musik. Buku Baik, Yogyakarta.

Edi Sedyawati, Rahayu Supanggah, Marselli Sumarno, I Gusti Ngurah Putu Wijaya, dan Achmad Syaeful Anwar. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia jilid V: Seni Pertunjukan dan Seni Media. Raja GrafindoPersada, Jakarta.

Edmund, Karl. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta. Effendy, Heru. 2009. Mari Membuat Film. Erlangga, Jakarta.

Kristianto, Jubing. 2007. Gitarpedia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Margono S. Drs. 2007. Metologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Bumi Aksara, Jakarta. Sugiono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta, Bandung.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara, Yogyakarta. Sumarno, Marselli. 1996. Dasar-dasar Apresiasi Film. Grasindo,Jakarta.

Supranto, J. 2004. Proposal Penelitian dan Contoh. Universitas Indonesia (UI-PRESS), Jakarta.


(6)

121 Website:

en.m.wikipedia.org/wiki/Paperman

http://mediainformasill.blogspot.com/2012/04/pengertian-definisi-analisis.html?m=1

id.m.wikipedia.org/wiki/arti-harafiah

http://www.bimbingan.org/definisi-film.htm

http://ariefdiaster.blogspot.com/2012/11/metode-penelitian.html Www.belajarpsikologi.com/contoh-proposal-penelitian-terbaru/