REPRESENTASI MUSIK SEBAGAI SEBUAH IDEOLOGI DI PESANTREN DALAM FILM BAIK-BAIK SAYANG
REPRESENTASI MUSIK SEBAGAI SEBUAH IDEOLOGI DI PESANTREN DALAM FILM BAIK-BAIK SAYANG THE REPRESENTATION OF MUSIC AS AN IDEOLOGY OF PESANTREN IN MOVIE BAIK-BAIK SAYANG
Dzulfikar Al-anbiya, Aquarini Priyatna, R.M. Mulyadi
Program Studi Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran Jln. Raya Bandung Sumedang KM.21 e-mail: d7u1fik4r@gmail.com, aquarini@unpad.ac.id, r.m.mulyadi@unpad.ac.id
Naskah Diterima: 10 September 2018
Naskah Direvisi: 5 Oktober 2018
Naskah Disetujui: 8 November 2018
Abstrak
Artikel ini membahas musik di pesantren yang direpresentasikan sebagai sebuah ideology dalam film Baik-Baik Sayang . Perdebatan ideologi yang membolehkan dan melarang musik masih diperdebatkan di kalangan ulama dapat diargumentasikan sebagai manifestasi ideologi sebuah instansi pendidikan berbasis agama Islam tertentu. Perdebatan ideologi tersebut direpresentasikan dalam film Baik-Baik Sayang dengan mengangkat cerita perjalanan sebuah band musik bernama Wali yang dibentuk di Pesantren La Tansa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan konsep media representasi Stuart Hal dan kajian sinema. Penelitian ini menunjukkan bahwa film merepresentasikan musik sebagai ideologi secara biner. La Tansa dan Band Wali merupakan representasi ideologi yang membolehkan musik di pesantren. Ideologi yang berlawanan direpresentasikan melalui tokoh antagonis. Film juga merepresentasikan fenomena bentuk ideologi lain yang lebih negosiatif dalam sosok a yah Fa’ank.
Kata kunci: ideologi, representasi, pesantren, musik.
Abstract
This article discusses music at the pesantren which is represented as an ideology in the film Baik-Baik Sayang. The ideological debate that allows and prohibits music is still debated among ulama can be argued as an ideological manifestation of a particular Islamic-based educational institution. The ideological debate is represented in the film Baik-Baik Sayang by raising the story of the journey of a music band called Wali which was formed at the Pesantren La Tansa. This study uses a qualitative approach using the concept of media representation Stuart Hal and the study of cinema. This research shows that film represents music as an ideology in a binary manner. La Tansa and Band Wali are ideological representations that allowing music in pesantren. The opposite ideology is represented by an antagonist. The film also represents another
more negotiative ideological phenomenon in Ayah Fa’ank. Keywords: ideology, representation, pesantren, music.
angka penjualan tinggi. Namun, film ini Artikel ini membahas bagaimana dipilih karena di dalamya terdapat hukum memainkan dan mendengarkan perdebatan mengenai isu membolehkan musik di pesantren direpresentasikan dan melarang memainkan, mendengarkan sebagai sebuah ideology dalam film Baik- musik di pesantren. Baik Sayang. Film ini bukan merupakan
A. PENDAHULUAN
Pada konteks hukum agama Islam peraih penghargaan maupun film dengan atau syari’at (halal dan haramnya) musik
404 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 403 - 418 masih diperdebatkan. Perdebatan tersebut (akidah agama Islam), tafsir (ilmu
terjadi karena adanya pandangan sebagian menafsirkan Qur’an), hadis (ilmu ulama yang membolehkan dan sebagian mendalami hadis dan riwayat Nabi), yang
melarang mendengarkan dan bahasa Arab. Sedangkan pesantren memainkan musik. Azra (1997) pada kata modern sudah memasukkan berbagai pengantar
Bilik-Bilik disiplin ilmu yang baru termasuk musik. Pesantren menyebutkan bahwa kaum
buku
Majid
Musik sebagai disiplin ilmu yang salafiy 1 yang sering mengkritik pesantren. berasal dari luar wilayah ilmu Islam
Kritik tersebut dilakukan karena pesantren tradisional, mulai masuk ketika era yang dekat dengan tasawuf dan thariqat modernisasi pendidikan di Indonesia pada
selalu melakukan 2 bid’ah . Lebih spesifik awal abad 19 (Majid, 1997). Pesantren lagi, kaum salafiy melarang segala bentuk Gontor merupakan pesantren pertama pada
pengajaran yang jauh dari ajaran rasul atau 3 tahun 1926 yang memasukkan muatan Nabi Muhammad. Mereka memandang pelajaran berbasis kebudayaan seperti
musik bukan berasal dari ajaran dan contoh musik, serta olah raga. Gontor sebagai Nabi. Namun, sebagian ulama yang lain pesantren yang memulai modernisasi membolehkan
memainkan dan lembaga pesantren menjadi model lembaga mendengarkan musik dalam kehidupan pendidikan yang memperbolehkan musik sehari-hari bahkan menjadikan musik dalam kehidupan dan pendidikan Islam sebagai sebuah bahan pengajaran dan syiar sekarang. Islam.
Mengacu pada fakta Pesantren Perdebatan-perdebatan
tersebut Gontor pada paragraf sebelumnya, musik kemudian
berdampak pada dalam pendidikan Islam atau pesantren keberlangsungan
lembaga terpengaruh oleh pandangan kelompok pendidikan yang berbasis keagamaan. ulama yang membolehkan bermain dan Salah satunya adalah pesantren. Dhofier belajar musik. Musik yang menjadi ciri (1994) berpendapat pesantren merupakan Pesantren Gontor, menjadikan pesantren lembaga pendidikan tradisional Islam tersebut masuk kepada kategori modern. untuk mempelajari dan memahami ajaran Menurut pemahaman yang diajukan Islam sebagai pedoman perilaku kehidupan Eagleton (1991), ideologi merupakan sehari-hari.
sistem
pondok karakteristik ide sebuah kelompok atau pesantren dapat dikategorikan menjadi kelas tertentu. Dengan demikian, dapat dua, yaitu pesantren salafiyah (tradisional) diargumentasikan bahwa sebuah pesantren dan khalafiyah (modern). Pesantren yang yang melibatkan musik dalam kehidupan terbagi menjadi dua jenis tersebut pembelajaran
Secara
umum
merupakan manifestasi menunjukkan sebuah perbedaan yang ideologi dari kelompok ulama yang mencolok. Majid (1997) mengemukakan membolehkan belajar dan bermain musik. bahwa
menjadi tempat melingkupi pengajaran ilmu nahwu penyebaran ideologi ulama terhadap
pesantren tradisional hanya
Pesantren
(struktur kalimat bahasa Arab), saraf 4 santri . Ulama bekerja dengan (pembentukkan kata bahasa Arab), fiqh mengonstruksi pendidikan di dalam (hukum dan peraturan agama), a’qaid pesantren sesuai dengan ideologi mereka.
Althusser (2008) menyatakan bahwa
1 Terdapat perbedaan antara istilah salafiy yang lembaga pendidikan merupakan bagian menunjukkan ideologi kelompok dalam
dari ISA (ideologicalstatesapparatuses) memandang hukum syariat, fiqh Islam dan
yang menyebarkan ideologi tertentu. istilah kategori salafiy tradisional dalam konteks kategori pesantren.
Lihat pengantar Bilik-Bilik Pesantren: sebuah Thasawuf dan thariqat merupakan cabang potret perjalanan Nurcholis Majid. ilmu agama Islam dan bid’ah merupakan istilah ajaran yang tidak diajarkan nabi. 4 Santri adalah istilah untuk pelajar di pesantren
Representasi Musik.....(Dzulfikar Al-anbiya, Aquarini P, R.M. Mulyadi) 405 Pemerintah membentuk ISA dengan tujuan dikenal. Selain itu, menurut Siregar (2011)
agar kekuasaannya bertahan. Sekolah yang film ini juga memasukkan latar belakang didirikan oleh pemerintah pasti memiliki pendidikan pesantren yaitu La Tansa untuk ideologi yang sama dengan pemerintahan. menarik pasar Indonesia yang mayoritas Fungsi
sekolah
sebagai
lembaga beragama Islam.
pendidikan berusaha agar mendidik La Tansa yang ditampilkan dalam masyarakat sesuai dengan harapan dan film merupakan pesantren yang terletak di aturan pemerintah. Ideologi negara secara Parakansari Banten. Didirikan tahun 1991 persuasif disampaikan kepada masyarakat oleh Drs. K.H Ahmad Rifai seorang ulama melalui sekolah. Artikel ini akan yang dari kecil mengenyam pendidikan meminjam cara kerja negara dalam pesantren di DaaruAs-salam atau Gontor. menyebarkan
ideologinya dengan Latar belakang pendidikan Islam dan menggunakan ISA. Posisi kelompok ulama organisasi Ahmad Rifa’i menjadi pengaruh yang
dalam yang kuat bagi ideologi pendidikan di menentukan sebuah ideologi sama seperti 5 pesantren yang didirikannya . Kenyataan
mempunyai
otoritas
sebuah negara dan pesantren sebagai bahwa pendiri La Tansa pernah belajar di lembaga pendidikan dapat disejajarkan Pesantren Gontor, serta pengaruh Gontor dengan sekolah negara sebagai ISA. Proses terhadap Ahmad Rifa’i merupakan salah sosialisasi ideologi ulama dilakukan secara satu fenomena penyebaran ideologi. persuasif dalam pesantren.
Pengaruh pendidikan Gontor yang melekat Barker (2004) juga mendefinisikan pada Ahmad Rifa’i dituangkan ke dalam ideologi mengacu kepada sebuah usaha
peraturan serta pendidikan di La Tansa. dalam
untuk Peraturan tersebut merupakan eksistensi melanggengkan kuasa kelompok sosial, material dari sebuah ideologi. Argumentasi kelas, etnis tertentu. Maka dapat tersebut sejalan dengan pandangan disimpulkan bahwa pesantren merupakan Althuser yang dikutip Durham dan Kellner tempat menyebarkan dan melanggengkan (2001)
memaknai
sesuatu
bahwa ideologi merupakan ideologi para ulama, dalam konteks representasi dari hubungan imajiner antara penelitian ini ideologi tersebut adalah isu individu dengan kondisi nyata mereka. mengenai membolehkan bermain dan Ideologi juga tidak hanya mempunyai belajar musik di pesantren.
eksistensi spiritual tapi juga ada dalam Kenyataan perdebatan mengenai bentuk material. Bentuk material dari musik dalam Islam khususnya di dunia ideologi dapat dilihat dari peraturan, faham pesantren ditampilkan dalam film berjudul atau ide yang sudah ditubuhi oleh Baik-Baik Sayang . Film ini menceritakan seseorang dan dianggap alamiah. kesuksesan salah satu grup musik bernama
Hall (1995) berpendapat bahwa Wali. Band Wali merupakan band yang ideologicalstatement dibuat oleh individu. dibentuk oleh para santri atau pelajar di
Ideologicalstatement yang dijelaskan pesantren La Tansa. Siregar (2011) Stuart Hall dalam essainya dapat dimaknai mengemukakan bahwa film ini merupakan sebagai ekspresi individu sebagai subjek salah satu cara Band Wali untuk ideologi.Namun,
ideologi bukan mempromosikan
mereka. merupakan hasil dari kesadaran atau Momentum keberhasilan lagu Baik-Baik keinginan subjek ideologi secara individu. Sayang menjadi alasan untuk menjadikan Argumentasi ini menunjukkan bahwa judul film yang sama. Hal tersebut sejalan ekspresi seseorang merupakan manifestasi dengan pernyataan wawancara Band Wali dari ideologi yang sudah ditubuhinya. yang dikutip dari laman web resmi
musik
Nagaswara (2010), bahwa kesuksesan lagu 5 Informasi mengenai La Tansadiperoleh dari Baik-Baik Sayang sebagai RBT terlaris lamanweb resmi https://latansa.sch.id/sejarah- merupakan bukti bahwa Band Wali sudah la-tansa/ dan https://latansa.sch.id/pendiri-
pesantren/
406 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 403 - 418 Ke putusan
dalam tidak murni, melainkan dipengaruhi oleh memperbolehkan pendidikan musik di konstruksi sosial. Representasi juga selalu
Ahmad
Rifa’i
Pesantren La Tansa merupakan identik dengan isu kekuasaan. ideologicalstatement yang dihasilkan dari
Film sebagai sebuah media dalam pengalaman pendidikannya di Gontor.
ideologi akan Althusser
menyebarkan
juga merepresentasikan kembali kenyatan yang mengemukakan bahwa setiap individu sudah terdistorsi oleh kekuasaan maupun berperan dalam menyebarkan ideologi dan pengaruh kelompok tertentu. Setiawan menjadikan masyarakatnya tunduk pada yang dikutip oleh Budiman (2018) ideologi tertentu yang muncul dalam menyebutkan bahwa narasi film memiliki mitos, agama, dan interaksi sosial.Ideologi potensi untuk membentuk wacana maupun bekerja dengan cara menginterpelasi atau ideologi dominan yang berkaitan erat memanggil individu menjadi subjek dengan kepentingan kelompok tertentu. ideologi
yang Kepentingan dan ideologi dominan dalam merealisasikan
yang
terpanggil,
ideologi dalam artikel ini adalah kepentingan ideologi kesehariannya.
Dengan terpanggilnya kelompok yang melegalkan musik dalam individu oleh ideologi, semua sendi pesantren. kehidupan menjadi terpengaruh oleh
Berdasarkan argumentasi dan ideologi tersebut dan individu tersebut pandangan serta konsep-konsep yang berusaha mewujudkan dan mengikuti apa sudah dijelaskan, artikel ini membahas yang diinginkan ideologi tersebut.
bagaimana musik sebagai sebuah ideologi Penjelasan mengenai ideologi dan serta Band Wali dan La Tansa sebagai cara ideologi bekerja yang sudah subjek ideologi direpresentasikan dalam dijelaskan pada paragraf sebelumnya film Baik-Baik Sayang. merupakan sudut pandang yang dipakai
artikel ini dalam memandang legalitas B. METODE PENELITIAN
musik sebagai sebuah ideologi di Untuk membahas film Baik-Baik pesantren.
Bila diperhatikan lagi, Sayang pendekatan yang digunakan adalah kenyataan Gontor sebagai pesantren kajian film (film studies) yang ditawarkan pertama yang melegalkan musik, serta oleh Amy Villarejo dan Himawan Ahmad Rifa’i sebagai alumni Gontor Pratista.Villarejo
(2006) memandang sekaligus pendiri Pesantren La Tansa bahwa film merupakan sesuatu yang merupakan fenomena subjek ideologi. terstruktur seperti sebuah bahasa. Film Lebih spesifik lagi, keberadaan Band Wali dibentuk dari unit-unit yang fundamental
sebagai alumni Pesantren La Tansa 6 yang disebut shots lalu digabungkan merupakan subjek ideologi yang sudah 7 melalui proses editing menjadi sequensce . terinterpelasi.
Proses pembentukan film tersebut sama Band Wali yang merupakan subjek dengan
pembentukan kata yang ideologi dari La Tansa direpresentasikan digabungkan menjadi sebuah kalimat dan dalam film, yang dibahas dalam artikel ini. kalimat menjadi sebuah paragraf. Satuan- Hall (2003) mengemukakan bahwa istilah satuan kecil dalam film yang digabungkan representasi secara umum memiliki dua arti yaitu untuk menghadirkan kembali “torepresent”, menggambarkan “todepict”
segala sesuatu yang sebenarnya sudah ada 6 Shots merupakan satuan film yang terekspose melalui media masa baik media cetak, dan belum melalui proses editing lihat
televisi, radio. Dalam membahas hal yang glosssarium dalam Vilarejo (2006). sama,Barker (2004) menegaskan juga 7 Sequence merupakan rangkaian shot yang bahwa konsep representasi biasanya dijadikan satu dalam ruang dan waktu melalui merefleksikan sebuah kenyataan yang proses editing lihat glossarium dalam Villarejo
Representasi Musik.....(Dzulfikar Al-anbiya, Aquarini P, R.M. Mulyadi) 407 akan menghasilkan sebuah gambaran utuh
Pada hal yang sama, menurut atau cerita.
Pratista (2008) film setidaknya dibagi Mengacu kepada penjelasan Hall menjadi dua unsur pembentuk yaitu, unsur (2003), representasi bekerja menggunakan naratif dan unsur sinematik. Unsur naratif bahasa untuk mengatakan sesuatu yang merupakan bahan atau materi yang akan bermakna atau untuk menghadirkan diolah menjadi film, sedangkan unsur kembali segala sesuatu yang memiliki arti sinematik
adalah cara untuk kepada orang lain. Representasi juga mengolahnya.Unsur naratif sebuah film menurut Gillesdan Middleton yang dikutip berhubungan dengan aspek cerita dari film oleh Poyk dan Pandjaitan (2016) tersebut. Unsur naratif dalam film juga merupakan praktik kunci dalam produksi merupakan suatu rangkaian peristiwa yang sebuah makna (meaning). Lebih khusus saling berhubungan, terikat oleh logika lagi
berarti serta terikat dalam ruang dan waktu.Boggs memproduksi dan bertukar makna antara dan Petrie yang dikutip oleh Nurfaidah anggota sebuah kebudayaan. Hammer dan (2016) juga menyatakan hal yang lebih Kellner (2009) juga menyatakan bahwa spesifik, bahwa unsur naratif dalam film teori representasi menekankan bagaimana dapat terdiri dari tema, alur dan proses representasi terjadi dan bagaimana penokohan. Namun, penjelasan mengenai makna representasi tersebut dibentuk unsur naratif dalam artikel ini akan terutama di media masa. Representasi juga dituangkan dalam bentuk sebuah cerita. merupakan kaitan yang erat produksi Penjelasan cerita ini hanya difokuskan makna media masa dengan kekuasaan dan pada unsur yang mendukung representasi ideologi.
representasi
dapat
Berdasarkan pandangan ideologi Pesantren La Tansa dan Band mengenai representasi tersebut dapat Wali. Penjelasan cerita film ini juga diargumentasikan bahwa representasi yang ditujukan sebagai materi pendukung dalam berkaitan dengan film sebagai media, penjelasan bagian analisis. dibentuk menggunakan bahasa film.
Data yang mendukung untuk dapat Bahasa film yang dimaksud adalah struktur menjelaskan fenomena yang terjadi dalam dan teknik narasi dalam film.
film juga diperoleh dari unsur sinematik. Lebih spesifik lagi, Humpries yang Pratista (2008) mengemukakan bahwa dikutip oleh Villarejo (2006) menganggap unsur sinematik lebih menekankan kepada bahwa kajian film adalah mempertanyakan teknik pengambilan gambar seperti nilai dan gagasan dalam film. Nilai dan framing, dan shot. Unsur sinematik gagasan dalam film didapatkan setelah merupakan unsur penting dalam film yang memahami unsur-unsur dalam film mendukung
unsur naratif dalam tersebut.Villarejo
(2006) berpendapat menggambarkan cerita dan detail dari film. bahwa untuk memahami unsur-unsur
dalam film, kita harus faham bagaimana C. HASIL DAN BAHASAN segala sesuatu yang membentuk film 1. Representasi La Tansa, Band Wali
ditampilkan atau disebut mise-enscene.
dan Musik
Selain dari mise-enscene, hal Film Baik-Baik Sayang merupakan lainnya yang penting dalam menganalisis film karya Somad Sutedja yang bergenre
film adalah sinematografi. Villarejo (2006) drama
Pratista (2008) mengartikan sinematografi sebagai segala mengemukakan bahwa genre biografi
biografi.
sesuatu yang berhubungan dengan kamera. merupakan film yang mengisahkan Apabila mise-enscene berkaitan dengan perjalanan hidup seorang tokoh terkenal unsur pembentuk film, cinematography sebelum dia terlibat dalam sebuah berkaitan dengan bagaimana kamera peristiwa besar, sedangkan drama adalah menangkap segala sesuatu yang akan film yang banyak mengisahkan kisah yang ditampilkan dalam film.
menggugah emosi serta dramatik. Tokoh
408 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 403 - 418 yang menjadi sentral dalam film ini adalah Islam yang melarang musik dalam
personel Band Wali. kehidupan. Pandangan tersebut dituangkan Band Wali merupakan group menjadi latar belakang pengetahuan kedua musik yang mengusung musik pop dengan orang tua Fa’ank. Adegan Ayah Fa’ank balutan tema religi sesuai dengan latar memutuskan untuk memindahkan sekolah belakang pendidikan mereka yang berasal dilakukan dengan teknik penggambilan dari Pesantren La Tansa. Band ini terdiri gambar atau framing. Pratista (2008) dari Fa’ank vokalis, Apoy gitaris, menjelaskan bahwa framing merupakan
Tomidrumer dan Ovie pianis. Kesuksesan pembatasan gambar oleh kamera dengan Band Wali digambarkan dalam film ini tujuan menjelaskan objek secara detail atau bermula dari pertemuan awal para personel menggambarkan emosi karakter secara band di Pesantren La Tansa.
detail. Ideologi melarang memainkan dan Adalah vokalis Fa’ank yang paling mendengarkan musik yang terdapat dalam
banyak diceritakan dalam film. Fa’ank a yah Fa’ank tergambar jelas dalam menjadi tokoh protagonis yang menulis ekspresi wajahnya melalui tekni0k framing salah satu lagu Band Wali paling terkenal tersebut. Selain dari ekpresi yang berjudul Baik-Baik Sayang. Judul film ini diperjelas teknik framing, keberadaan pun diambil dari judul lagu yang sama. Hal ideologi melarang memainkan dan tersebut dikarenakan tema utama dari film mendengarkan musik juga dapat dilihat ini menceritakan kesuksesan Band Wali dalam kutipan dialog antara Fa’nk dan melalui lagunya tersebut.
ayahnya berikut ini:
Fa’ank diceritakan berasal dari keluarga 8 sederhana yang jauh dari Fa’ank : pesantren Bi ?
kedekatan dunia musik. Kedua orang Ayah :iya pesantren !, kenapa?, Kamu tuanya yang berlatar belakang muslim
mengecilkan hati fanatik
jangan
terlihat dari penggambaran pesantren.Fa’ank, Fa’ank, hei, beberapa adegan dalam film yang
lihat Abi, lihat Abi. Beberapa melarang Fa’ank terlibat dalam dunia
teman Abi anaknya disekolahkan musik seperti menonton konser musik.
di pesantren. Jadi Abi tahu jelas Namun, kecintaan Fa’ank terhadap musik
kalau pesantren ini sekolah yang membuat dia melakukan perlawanan
bagus. Para santri digembleng dengan cara membohongi kedua orang
untuk menjadi manusia yang tuanya.
berdisiplin tinggi, berkualitas Kebohongan
dan yang pasti kamu nggak bisa Fa’ank demi kecintaannya terhadap salah
yang
dilakukan
lagi bermain gitar, bernyanyi- satu band yang juga terkenal saat itu yaitu
nyanyi yang nggak jelas. Ngerti Kangen Band, berhasil membuat Fa’ank
kamu?
menonton konser mereka.
Namun, Fa’ank : iya Bi, iya”
kebohon gan Fa’ank berbuah kesialan. Fa’ank mengalami kecelakaan sepulang
Adegan dan dialog antara ayah dari menonton konser. Orang tua Fa’ank Fa’ank dan Fa’ank dapat dibaca sebagai
merasa marah dan kecewa terhadap representasi ideologi kelompok ulama kelakuan Fa’ank. Kedua orang tua Fa’ank yang
memainkan dan memutuskan untuk memindahkan sekolah mendengarkan musik. Ayah Fa’ank sudah Fa’ank ke Pesantren La Tansa dengan memiliki ideologi bahwa pesantren harap an Fa’ank akan menjauh dari dunia merupakan tempat di mana anaknya tidak musik dan menjadi santri yang soleh.
melarang
akan bermain musik. Ideologi ini Satu hal yang menarik dari bagian film ini adalah adanya pandangan yang berasal dari salah satu kelompok ulama 8 Abi merupakan panggilan ayah dalam bahasa
Arab
Representasi Musik.....(Dzulfikar Al-anbiya, Aquarini P, R.M. Mulyadi) 409 ditunjukkan dengan kalimat yang terdapat
(musik itu haram, musik dalam dialog: “...dan yang pasti kamu
melemahkan iman) tidak bisa lagi bermain gitar, bernyanyi- Sosok Hamzah disorot dengan tehnik nyanyi yang ng gak jelas”. teknik framing framing medium shot yang bertujuan yang menunjukkan wajah a yah Fa’ank meperlihatkan gestur dan raut wajah ditampilkan bersamaan dengan dialog Hamzah yang menolak musik dalam tersebut. Wajah a yah Fa’ank juga diambil kehidupannya. Lebih spesifik lagi, unsur dengan menggunakan sudut kamera naratif film memosisikan Hamzah sebagai closeup . Gabungan teknik narasi dan tokoh antagonis utama. Hal tersebut teknik film tersebut mengajak penonton menarik, karena selain sebagai musuh dari melihat dengan jelas apa yang akan para personel Band Wali, Hamzah juga disampaikan oleh a yah Fa’ank. Lebih direpresentasikan memiliki ideologi yang khususnya
tersebut melarang memainkan dan mendengarkan memberikan penekanan bahwa apa yang musik. Ideologi tersebut semakin jelas diucapkan oleh a yah Fa’ank merupakan ketika Hamzah menyebutkan musik itu hal yang disengaja dan disadari, sehingga haram. penonton dapat melihat posisi a yah Fa’ank
lagi
adegan
Hamzah sebagai tokoh antagonis terhadap anaknya.
utama dalam film, juga menjadi Posisi
Fa’ank representasi ideologi kelompok ulama direpresentasikan oposisi secara ideologis yang
a yah
memainkan dan terhadap kegiatan bermusik Fa’ank. mendengarkan
melarang
musik. Dilekatkannya Namun, a yah Fa’ank tidak mengetahui ideologi tersebut dalam tokoh Hamzah bahwa Pesantren La Tansa memiliki menjadikan
konflik antara tokoh ideologi yang membolehkan memainkan protagonis dan antagonis ideologis. dan mendengarkan musik. Urutan unsur Hubungan yang terjadi antara tokoh naratif tersebut direpresentasikan dalam protagonis
antagonis dapat film
dan
agar mengajak penonton diargumentasikan merupakan representasi membandingkan antara ideologi yang dari perdebatan ideologi antara subjek dimiliki a yah Fa’ank dengan La Tansa.
ideologi kelompok ulama yangmelarang Ideologi
mengenai kelompok memainkan dan mendengarkan musik ulama yang melarang mendengarkan dan dengan yang membolehkan musik. memainkan musik juga terdapat di adegan
memainkan dan lain yakni adegan ketika Fa’ank dan para mendengarkan musik sebagai hal yang
Larangan
personel lainnya
harus ideologis berkelindan dengan konflik yang membersihkan toilet. Salah satu teman terjadi antara antagonis dan protagonis. sekamar mereka Hamzah yang menjadi Setiap detail konflik di antara mereka tokoh antagonis melaporkan kesalahan selalu berkaitan dengan ideologi tersebut. Fa’ank dan kawan-kawan. Dalam adegan Teknik
terpaksa
kameracmenampilkan detail tersebut Hamzah ditegur oleh Apoy seperti konflik perbedaan ideologi tersebut. terdapat dalam kutipan percakapan berikut Adapun dialog antara Hamzah dan ini:
personel Band Wali ditampilkan dengan Apoy
: Zah!! limaatukridzina Lay teknik kamera berbeda. Dialog yang naa? dilakukan Hamzah menggunakan medium
(kenapa kamu benci kepada shot , sehingga secara kuantitas hanya kita?) 9 menampilkan seseorang. Sedangkan dialog
Hamzah : al-ginnaharaam, al Gina yang dilakukan Apoy menggunakan yud’aifuul-iman
sehingga jumlah personel yang terbawa oleh shot untuk Apoy lebih banyak. Hal tersebut 9 Terjemahan dan transliterasi dari bahasa Arab
medium longshot,
menunjukkan bahwa ideologi Band Wali oleh DzulfikarAl-anbiya.
410 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 403 - 418 lebih dominan dibandingkan dengan serta bertanggung jawab terhadap kegiatan
ideologi Hamzah. Dominasi tersebut juga bermusik di lingkungan pesantrennya dapat terlihat lebih jelas dengan menyoroti melalui adegan pemberitaan acara televisi. La Tansa s ebagai latar terjadinya adegan Adegan ini menggunakan framing medium tersebut.
memperjelas dan La Tansa direpresentasikan sesuai memperlihatkan latar adegan. Latar kenyataan aslinya. Semua latar yang digambarkan seperti studio acara televisi diambil merupakan lokasi sebenarnya dari (gambar 1). Pembawa acara dalam adegan Pesantren La Tansa. Detail dari pesantren ini membacakan berita yang secara tersebut tidak dirubah ataupun disamarkan. eksplisit menyebutkan musik sebagai ciri Simbol pesantren dan gapura pintu khas La Tansa: “pemirsa...keunikan dari gerbang luar La Tansa ditampilkan dengan pesantren ini adalah apresiasinya yang gerakan kameratilt-up, sehingga dapat begitu tinggi terhadap dunia kesenian terlihat situasi dan keadaan pesantren yang populer. Selain kegiatan marawis yang luas dan megah. Teknik tilt-up juga memang ada di pesantren-pesantren, La memberikan keyakinan bahwa segala Tansa
longshot untuk
memiliki kegiatan unsur naratif yang ditampilkan dalam film ekstrakurikuler drumband. Nah...ini dia berada di La Tansa. Selain itu, (Pratista uniknya, grup band juga ada dan biasa (2008))
juga
mengemukakan bahwa menyanyikan lagu- lagu populer”. penggunaan latar yang sesuai dengan kenyataan atau shot on location bertujuan untuk memberi efek nyata dan membantu unsur naratif dalam film. Shot on location juga meyakinkan penonton bahwa La Tansa merupakan pendukung utama Band Wali menjadi terkenal. Argumentasi tersebut sesuai dengan kenyataan bahwa terdapat ekstrakurikuler dan pengajaran
musik yang menjadi wadah para personel Band Wali bermusik.
Gambar 1. La Tansa Diberitakan dalam Acara La Televisi Tansa sebagai instansi Sumber:
pendidikan yang membolehkan https://m.youtube.com/watch?v=9KTLqc15d8w memainkan dan mendengarkan musik
digambarkan juga dalam film dengan Selanjutnya mudir melakukan menayangkan adegan
marchingband . wawancara dengan presenter. Teknik Adegan tersebut diambil dengan tehnik kamera adegan ini menggunakan point of framing medium shot dalam durasi viewshot . Kamera memandang sama persis
shotlongtake yang bertujuan untuk dengan apa yang dipandang tokoh dalam memperlihatkan kondisi marchingband film. Salah satu tokoh dalam adegan dan
bahwa sedang menonton acara televisi tersebut. marchingband santri diikuti oleh santri Teknik ini digunakan agar kita bisa baik lelaki dan perempuan serta merasakan sensasi dan sudut pandang menonjolkan jumlah santri pengikut tokoh dalam adegan. Dalam adegan ini marchingband yang banyak.
menekankan
detail
mudir memberikan pernyataan jelas Representasi La Tansa sebagai mengenai posisi
La Tansa yang instansi yang membolehkan musik tidak mendukung kegiatan b ermusik: “dakwah
hanya dengan memunculkan kegiatan itu bisa dilakukan dengan cara apa saja marchingband. Film
bahkan dan dalam bentuk apa saja, selain juga menunjukkan secara eksplisit bahwa dengan
ini
berdakwah yang cara Pesantren La Tansa mendukung penuh konvensional. Termasuk juga lewat
Representasi Musik.....(Dzulfikar Al-anbiya, Aquarini P, R.M. Mulyadi) 411 bernyanyi, dan kalau ada grup band yang
penggemarnya ribuan, kenapa kita tidak 2. Representasi Bentuk Ideologi yang
coba berdakwah melal ui hal itu”.
berbeda dalam Sosok Hamzah dan
Dalam acara interview itu juga
Ayah Fa ’ank
ditunjukkan para santri perempuan yang Tokoh dalam film yang akan melakukan aktivitas bermain musik dibahas pada bagian ini merupakan lawan marawis . Adegan para santri tersebut dari ideologi yang dimiliki La Tansa dan daimbil seolah-olah berada dalam acara tv Band Wali. Adalah Hamzah dan ayah dengan menampilkan watermark atau logo Fa’ank yang direpresentasikan memiliki dari televisi tersebut. Film ini juga ideologi kelompok ulama yang melarang merepresentasikan bahwa Pesantren La memainkan dan mendengarkan musik. Tansa memang benar-benar pesantren Kedua tokoh ini baik secara unsur naratif yang mendukung pendidikan dalam bidang maupun sinematik semua menunjukkan seni musik. Beberapa adegan dalam film ideologi tersebut. ‘Baik-Baik
Hamzah tokoh antagonis dalam menggambarkan bahwa Pesantren La film
Sayang’
tersebut
menunjukkan ideologi Tansa merupakan pesantren yang plural berlawanan dengan La Tansa dan Band dan terbuka terhadap kebudayaan.
yang
Wali. Hamzah digambarkan sebagai sosok Penggambaran La Tansa dalam yang iri dan dengki terhadap para personel film secara eksplisit menunjukkan ideologi Band Wali. Argumentasi tersebut dapat kelompok ulama yang membolehkan terlihat sejak awal film. Bagian awal film musik. La Tansa direpresentasikan diceritakan Fa’ank mengigau dan menjadi menggunakan teknik-teknik kamera yang bahan lawakan personel band lainnya. menonjolkan sisi keunggulannya. Point of Latar adegan ini berada di dalam asrama. view shot adegan wawancara mudir dapat Kejadian tersebut disaksikan oleh Hamzah dibaca sebagai pesan bahwa La Tansa yang terbangun karena kegaduhan para sudah
banyak berpengaruh bagi personel Band Wali. Pada adegan ini masyarakat.
juga Hamzah memperlihatkan ekspresi sinis dan merupakan gambaran bahwa La Tansa kesal karena terganggu tidurnya. Kamera dengan ideologinya berhasil membuat menampilkan
Adegan
tersebut
wajah Hamzah Band Wali terkenal. Argumentasi tersebut menggunakan teknik framing dan jarak didapat jika melihat kenyataan Band Wali shot closeup . Wajah Hamzah menjadi sebagai subjek ideologi La Tansa yang fokus utama adegan tersebut. Ekspresi ditampilkan memecahkan rekor MURI Hamzah akan menjadi fokus penonton sebagai RBT 10 terlaris.
sehingga akan terlihat bahwa Hamzah Berangkat dari semua unsur naratif diposisikan sebagai antagonis. dan sinematik yang ditampilkan dalam
Selanjutnya adegan yang menjadi film, dapat diargumentasikan bahwa La bukti bahwa Hamzah tokoh antagonis Tansa dan Band Wali dalam film adalah adegan dihukumnya semua personel merupakan representasi dari kelompok Band Wali oleh mudir. Hamzah yang pada ulama yang membolehkan memainkan dan adegan sebelumnya terganggu tidurnya mendegarkan musik. La Tansa sebagai oleh kegaduhan para personel Band Wali ISA dan Band Wali sebagai subjek ternyata melaporkan kejadian tersebut. ideologinya yang juga tokoh utama Hamzah melaporkan bahwa para personel direpresentasikan dalam film sebagai Band Wali berbicara menggunakan bahasa ideologi yang lebih ditonjolkan dan Indonesia di dalam lingkungan La Tansa. dominan.
Hamzah juga direpresentasikan sebagai musuh bebuyutan para personel Band Wali. Adegan para personel Band
10 RBT atau Ring Back Tone merupakan Wali sedang menjalani hukuman menjadi layanan nada sambung pada telepon selular
412 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 403 - 418 dasar argumentasi tersebut. Hamzah bahagia untuk protagonis. Unsur naratif
menjadi bahan pergunjingan para personel tersebut berpihak pada Band Wali sebagai Band Wali. Perbincangan tersebut selalu protagonis dan juga sebagai subjek menggunakan bahasa Indonesia. namun ideologi La Tansa. semua perbuatan Band ketika Hamzah lewat mereka segera Wali sebagai representasi dari idelogi menggunakan
bahasa Arab karena kelompok yang membolehkan musik akan mengetahui
akan bedampak pada Hamzah sebagai antagonis mengadukan mereka. Hamzah juga bahkan dan representasi subjek ideologi lawan. sampai
bahwa
Hamzah
sebagai representasi melakukan ekstrkurikuler pencak silat.
ideologi yang berbeda dapat kita buktikan Adegan yang dibahas pada dengan beberapa adegan. Penelusuran beberapa
paragraf sebelumnya bukti tetrsebut terlihat dari adegan menunjukkan bukti bahwa Hamzah dalam penolakan Hamzah terhadap ajakan Band film diposisikan sebagai sosok antagonis. Wali untuk latihan band bersama. Apoy Pentingnya posisi Hamzah sebagai sosok melihat Hamzah berjalan melewati mereka antagonis
berhubungan
dengan dan memanggilnya :
representasi ideologi kelompok ulama
: Zah! satatamaaran And yang
ma’anaa?
mendengarkan musik. Musik yang ( Zah ! kamu mau latihan band direpresentasikan sebagai sebuah hal yang bareng kita?) ideologis di pesantren menjadi sudut Hamzah : Na’udzubillahi min dzaalika! pandang artikel ini. Hamzah yang memiliki
Harram!
konflik dengan personel Band Wali dapat ( aku berlindung kepada Tuhan dibaca lebih mendalam. Selain konflik
dari hal tersebut! 11 haram!) antara protagonis dan antagonis, hubungan
Hamzah dan personel Band Wali Hamzah menolak ajakan Band Wali. merupakan konflik yang ideologis. Sepeti Penolakan tersebut merupakan bentuk yang sudah dijelaskan pada bagian konflik ideologis. Hamzah menyebutkan pertama, bahwa setiap konflik tokoh utama bahwa musik itu haram. Lebih spesifik dengan antagonis berkelindan dengan lagi, urutan naratif adegan tersebut ada konflik ideologis mereka. setelah adegan konflik Hamzah dan Band Konflik ideologis antara Hamzah Wali yang sudah dijelaskan pada bagian dan Band Wali terlihat dari cara kamera pertama. Ajakan Band Wali dapat menampilkan kedua tokoh yang berbeda. dikatakan seperti ejekan untuk Hamzah, Hamzah sebagai antagonis mendapatkan pasalnya mereka sudah mengetahui bahwa teknik kamera yang kurang berpihak Hamzah memiliki ideologi yang melarang terhadapnya. Konflik yang ditampilkan memainkan dan mendengarkan musik. film selalu lebih berpihak kepada La Tansa Unsur sinematik pada adegan tersebut dan Band Wali sebagai ideologi yang juga lebih memihak personel Band Wali ditonjolkan oleh film. Hal tersebut dapat dibandingkan posisi Hamzah. Band Wali dilihat dari setiap unsur sinematik dan selalu ditampilkan menggunakan teknik naratif yang berhubungan dengan konflik medium longshot. Jumlah tokoh yang yang terjadi di antara mereka. Sebagai tertangkap kamera oleh teknik tersebut antagonis, Hamzah selalu melakukan lebih banyak, serta latar yang ditampilkan perbuatan yang
menghalangi dan
juga ikut terbawa. Sedangkan sosok mengganggu Band Wali. Namun, teknik
kamera dan unsur-unsur naratif selalu dikondisikan memihak para pemeran 11 Kalimat ini merupakan terjemahan literal utama. Seperti pada film bergenre drama dari bahasa Arabnya. Namun, kalimat tersebut yang umum, akhir cerita selalu berakhir digunakan untuk menunjukkan ekspresi
penolakan
Representasi Musik.....(Dzulfikar Al-anbiya, Aquarini P, R.M. Mulyadi) 413 Hamzah
kembali ditampilkan dari bagian pinggul hingga tumit untuk menggunakan teknik medium shot. menangkap detail celana Hamzah yang Perbedaan penggunaan teknik tersebut basah terkena air seni. Tiltdownserta berakibat pada seberapa banyak dominasi kombinasi lowangle juga mempertegas setiap ideologi. Band Wali yang selalu perawakan Hamzah yang besar (gambar 2). ditampilkan kompak dengan jumlah yang Unsur sinematik, yang diberikan pada lebih banyak menandai jumlah subjek adegan tersebut bertujuan agar sosok ideologi yang terinterpelasi lebih banyak Hamzah menjadi lucu. dibandingkan dengan Hamzah yang selalu ditampilkan sendiri. Lebih spesifik lagi, ditinjau dari latar La Tansa sebagai tempat kejadian. Hamzah merupakan satu-satunya tokoh
yang selalu
ditampilkan
mengharamkan musik di pesantren. Adegan lain yang menunjukkan konflik ideologis antara Hamzah dan Band Wali adalah setiap Hamzah mendapat kesialan. Pada paragraf sebelumnya sudah
Gambar 2. Celana Hamzah yang terkena air disebutkan
seni. mencederai
bahwa Hamzah
pernah
Sumber: melakukan pencak silat. Sekilas adegan https://m.youtube.com/watch?v=9KTLqc15d8w tersebut
antagonis. Namun, urutan unsur naratif Kesialan yang menimpa Hamzah lebih memihak tokoh utama. Setelah merupakan unsur naratif dan sinematik adegan
kembali yang dibuat membedakan tokoh antagonis. ditampilkan dikelilingi sahabat-sahabatnya Latar adegan Hamzah dimarahi oleh guru di ruang UKS 12 . Tampilan latar yang juga ditampilkan lebih memihak terhadap diberikan kepada Apoy berbanding terbalik Band Wali. Hamzah berada pada posisi ketika Hamzah diceritakan mendapatkan yang dikerumuni oleh guru yang kesialan setelah melaporkan perkelahian merupakan representasi dari La Tansa, antara Fa’ank dan Tomi. Hamzah, tokoh sedangkanBand Wali berada pada posisi antagonis yang dicirikan sebagai seorang bersama dengan teman-teman satu asrama pengadu berharap personel Band Wali yang lain. Setelah Hamzah dimarahi dan mendapatkan hukuman dari guru. Namun, ditampilkan menggunakan unsur sinematik para personel Band Wali serta para santri yang sedemikian rupa, Hamzah dijadikan yang lainnya sepakat untuk menutupi bahan lelucon semua penghuni asrama dan kejadian tersebut, sehingga Hamzah anggota Band Wali. Hamzah terlihat mendapatkan teguran dari gurunya karena direpresentasikan sebagai sosok antagonis tidak dapat membuktikan laporannya. yang ideologinya berbeda. Kebencian Hamzah ditampilkan dengan ekspresi Hamzah terhadap ideologi memainkan dan ketakutan karena melihat sang guru marah mendengar musik dalam Band Wali terhadapnya. Kamera menggunakan teknik terlihat menjadi hal yang lebih mencolok closeup untuk memperjelas ekspresi wajah perbedaannya. hamzah yang takut. Selain itu, teknik
tersebut,
Apoy
Adegan lain yang menggambarkan kamera medium shot dengan gerakan Hamzah menjadi bahan lelucon dan sosok
tiltdown digunakan untuk menyoroti yang berbeda adalah ketika liburan bagian kaki Hamzah. Kamera bergerak semester tiba. Semua santri pulang ke rumah masing-masing dan berpamitan kepada mudir. Semua santri termasuk
12 UKS unit kesehatan siswa atau ruangan Band Wali ditampilkan berkerumun perawat sekolah.
bersama-sama.
Ekspresi bahagia
414 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 403 - 418 ditampilkan pada wajah para santri karena seharusnya menerima kunjungan dari
mereka dijemput oleh orang tua masing- kedua orang tuanya. Namun, Fa’ank masing. Namun, Hamzah tidak dijemput didatangi oleh ibunya. Ayah Fa’ank tidak oleh orang tua melainkan oleh ajudan dapat hadir karena harus mengunjungi ayahnya. Hamzah terpaksa harus naik kakak Fa’ank yang seorang taruna di mobil pick-up yang berisikan kambing Akademi M iliter. Fa’ank menunjukkan dikarenakan mobil yang menjemputnya kekecawaannya dengan sindiran yang mogok. Semua santri yang melihat terdapat pada percakapan dengan ibunya kejadian tersebut tertawa terbahak-bahak. berikut: Terlebih lagi, sosok ajudannya diperankan
: Aduh, apa kabar kamu nak? oleh Tessy. Pada adegan ini, kamera Kamu sehat-sehat saja? menyoroti kedua kubu dengan teknik Fa’ank : Alhamdulilah mi,umi ke sini
Ibu
medium
longshot. Teknik
tersebut
sama siapa mi? memperjelas latar kedua kubu. Hamzah
: Sama ibu Tina, waduh tapi ditampilkan berdua dalam frame dengan Ke mana dia ya? Fa’ank! sang ajudan, sedangkan Band Wali berada Ternyata anaknya ada yang pada frame bersama santri yang lain. sekolah di sini juga, tapi kelas Tampilan adegan tersebut dapat dibaca
Ibu
satu
juga Fa’ank : Abi mana mi?koga ikut? (raut wajah murung) merepresentasikan ideologi Hamzah yang
sebagai posisi Hamzah yang berbeda. Posisi
Hamzah
tersebut
: Abi lagi ke Magelang. Kakakmu berlawanan serta membedakannya dari
Ibu
sakit!
Band Wali dan La Tansa. Fa’ank :Tentara?! sakit juga? (bernada Tokoh
adalah a Fa’ank, kenapa sih kamu sinis
merepresentasikan ideologi
berlainan
yah Fa’ank. Berbeda dengan gitu sama kakak kamu?jangan
Ibu
Hamzah, a yah Fa’ank bukanlah antagonis. Ayah Fa’ank dapat dikatakan hanya pernah berpikir kalau abi kamu
pilih kasih antara kakakmu dan memiliki konflik dengan anaknya karena perbedaan ideologis. Ayah Fa’ank kamu ya! di rumah terasa sepi
karena ngga ada kamu ank merupakan sosok yang digambarkan (sambil menghela nafas) fanatik
Islam. Fa’ank :Ajak aja abi bercanda!! abi kan Argumentasi tersebut didukung oleh fakta
terhadap
agama
lucu mi !!
dalam film yang selalu mengaitkan ayah
Fa’ank dengan sesuatu yang berbau Islam. : Hus! Ko gitu sih ngomongnya Ayah Fa’ank ditampilkan selalu
Ibu
Kekecewaan Fa’anktersebut menunjukkan menggunakan peci. Fanatisme ayah Fa’ank bahwa terjadi konflik dengan a
juga ditampilkan melalui nama panggilan. yah Fa’ank.
Fa’ank selalu memanggil ayah dan ibunya Pada bagian pertama sudah dijelaskan dengan panggilan abi dan umi. Fanatisme bahwa penyebab Fa’ank berakhir di La
ini juga yang menjadikan a yahnya. Fa’ank merasa
yah Fa’ank bahwa ayahnya tidak bertanggung jawab memiliki ideologi yang berbeda dari
Tansa adalah a
karena tidak menjenguknya. Ayah Fa’ank Fa’ank, Band Wali dan La Tansa. seperti lebih mengutamakan anaknya yang
yang sudah dijelaskan pada bagian menjadi taruna di Akademi Militer. pertama,
a yah Fa’ank berideologi Konflik ideologis lebih jelas terlihat karena melarang memainkan dan mendengarkan sebelumnya a yah Fa’ank sangat kecewa musik. dengan anaknya yang bermain musik. Konflik ideologis pertama ayah Ayah Fa’ank yang kecewa Fa’ank
terhadap kegia tan bermusik Fa’ank juga kunjungan
ke pesantren. Fa’ank ditampilkan pada adegan yang kedua,
Representasi Musik.....(Dzulfikar Al-anbiya, Aquarini P, R.M. Mulyadi) 415 perjalanan ketika liburan semester tiba.
Ayah Fa’ank terlihat lebih bangga dan Dilihat dari urutan naratifnya, adegan ini bahagia dengan kakak Fa’ank yang merupakan adegan a yah Fa’ank yang
seorang taruna. Selama perjalanan tersebut benar-benar menolak ideologi memainkan
a yah Fa’ank membandingkan prestasi dan mendengarkan musik di pesantren antara kakak dan adik. Keberpihakan ayah secara jelas. Konflik ideologis a yah Fa’ank Fa’ank terlihat pada percakapan berikut:
pada beberapa adegan sebelumnya tidak secara langsung memberikan penolakan
Ayah : Ank! sebentar lagi kakak kamu kepada La Tansa sehingga dengan adanya akan dilantik menjadi letnan. adegan ini dan diperkuat oleh adegan Hahaha...abi bangga dengan
kakak kamu. Makanya kamu yah
sebelumnya
Fa’ank dapat
memiliki ideologi harus rajin belajar. Jangan berlawanan dengan La Tansa dan Band sampai kamu ketinggalan sama
diargumentasikan
Wali.
kakak kamu! Ya kan bu? Namun, konflik ideologis ayah (ekspresi wajah bahagia)
film tidak menatap wajah Fa’ank)” merepresentasikannya sebagai antagonis
Fa’ank
dalam
Ibu :iya..(sambil mengangguk dan
layaknya Hamzah. Perbedaan ideologi Ayah : yang pasti Fa’ank, jadi tentara itu
punya banyak kesempatan untuk yah Fa’ank direpresentasikan lebih
negosiatif terhadap ideologi memainkan meniti karir masa depan. Iya kan dan mendengar musik. Hal tersebut dapat bu? (wajah serius) dilihat di beberapa adegan terakhir dalam Ibu
:(ibu menjawab dengan
pertama yang
menunjukkan posisi a Dalam adegan percakapan tersebut,
yah Fa’ank yang Fa’ank negosiatif adalah ketika Band Wali sukses
digambarkan kecewa sembari dipeluk dan mendapatkan rekor MURI untuk RBT ibunya. P enyebab kekecewaan Fa’ank terbanyak di Indonesia. Band Wali dalam adalah pandangan a yah Fa’ank yang adegan ini berada dalam sebuah acara menganggap karir TNI lebih cerah. Kedua penghargaan televisi. Dalam adegan ini adegan percakapan tersebut menunjukkan terdapat unsur sinematik dan unsur naratif bahwa a yah Fa’ank lebih memilih karir TNI untuk Fa’ank dibandingkan musik. yang menunjukkan argumentasi tersebut.
Adapun posisi negosiatif ditunjukkan Konflik ideologis selanjutnya tidak dalam percakapan i bu Fa’ank dan ayah berkaitan langsung dengan Fa’ank. Namun, berkaitan dengan Pesantren La Fa’ank berikut:
Tansa tempat Fa’ank mendapatkan Ibu : Abi! Abi!Fa’ank nyanyi abi dukungan bermain musik. Konflik ini
(menunjuk ke arah televisi) terdapat pada adegan ketika a yah Fa’ank Ayah : Fa’ank ? (sembari berjalan dari menonton acara televisi yang menampilkan
ruangan lain ke ruang keluarga interview mudir La Tansa. Ayah Fa’ank Ibu
: iya ! (menunjukkan ekspresi menunjukkan
pandangan mudir yang mengizinkan musik Ayah : Fa’ank.... (menunjukkan ekspresi ada di pesantren seperti yang terlihat pada
kagum)
percakapan berikut: Ibu
: Bi pondok bi! (sambil menunjuk Ayah Fa’ank ditampilkan mulai menerima
ke arah mudir di dalam televisi) Fa’ank yang sukses dengan karir
musiknya. Kamera menyoroti wajah ayah Ayah :haaa...ngaco! yang enggak
enggak aja. Masa di pesantren ada Fa’ank dengan teknik closeup sehingga detail wajah yang menunjukkan ekspresi band? kagum terlihat jelas. Posisi ideologi ayah
416 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 403 - 418 Fa’ank ditampilkan lebih negosiatif. Pada musik merupakan ideologi yang paling
satu sisi aya h Fa’ank menolak ideologi ditonjolkan dalam film. La Tansa sebagai yang memainkan dan melarang musik, di instansi yang menaungi Band Wali sisi lain kagum terhadapa pencapaian direpresentasikan
memiliki ideologi Fa’ank bersama Band Wali.
membolehkan bermain dan mendengarkan Pencapaian
yang musik. La Tansa juga direpresentasikan ditampilkan dalam televisi juga diambil layaknya ISA yang menginterpelasi Band menggunakan teknik kamera tilt dengan Wali
Fa’ank
subjek ideologi jarak medium closeup. Kamera bergerak membolehkan bermain dan mendengarkan mulai dari foto kakak Fa’ank yang musik. menggunakan seragam Akademi Militer
zsebagai
Film juga menampilkan ideologi hingga ke arah televisi yang menampilkan bermain dan mendengarkan musik secara Band Wali di dalamnya. Teknik tersebut biner.
ideologi lain mengarahkan penonton agar bisa melihat direpresentasikan melalui tokoh antagonis bahwa pandangan a yah Fa’ank mengenai yaitu Hamzah. Hamzah ditampilkan lebih TNI mempunyai keunggulan dibandingkan berbeda dari La Tansa dan Band Wali. karir bermusik Fa’ank mengalami Secara sinematik dan naratif Hamzah perubahan.
Bentuk
selalu ditampilkan menggunakan teknik Selanjutnya, a yah Fa’ank sebagai berbeda untuk menekankan perbedaan representasi dari kelompok ideologi secara ideologis. melarang mendengarkan dan memainkan