UJI ORGANOLEPTIK KUE STIK DARI KOMBINASI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG GAYAM DENGAN PERBANDINGAN BERBEDA Uji Organoleptik Kue Stik Dari Kombinasi Tepung Terigu Dan Tepung Gayam Dengan Perbandingan Berbeda.

UJI ORGANOLEPTIK KUE STIK DARI KOMBINASI TEPUNG TERIGU
DAN TEPUNG GAYAM DENGAN PERBANDINGAN BERBEDA

PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

AYUK TRIWIRAT SAPUTRI
A 420 120 042

PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

i

ii


iii

iv

UJI ORGANOLEPTIK KUE STIK DARI KOMBINASI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG GAYAM
DENGAN PERBANDINGAN BERBEDA
Abstrak
Tanaman gayam merupakan tanaman lokal yang memiliki kandungan nutrisi baik dan manfaat bagus buat kesehatan.
Biji gayam yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat karena dianggap memiliki nilai ekonomi
kurang dan pengolahan rumit, sehingga mendorong peneliti untuk meningkatkan pemanfaatan biji gayam dengan
perbandingan tepung terigu menjadi produk yang bernilai ekonomi seperti stik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kualitas stik dari kombinasi tepung terigu dan tepung gayam dengan menggunakan perbandingan.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola factorial dengan 1 faktor perlakuan. Faktor 1
adalah perbandingan tepung terigu:tepung gayam (K) yaitu K1= 5 : 1,0; K2= 2,5 : 1,5; K3 = 2,5 : 2,0; K4 =2,5 : 2,5;
K5 = 3,0 : 1,0; K6 = 3,0 : 1,5; K7 = 3,0 : 2,0; K8 = 3,0 : 2,5; K9 = 3,5 : 1,0; K10 = 3,5 : 1,5; K11 = 3,5 : 2,0; K12 =
3,5 : 2,5; K13 = 4,0 : 1,0; K14 = 4,0 : 1,5; K15 = 4,0 : 2,0 dan K16 = 4,0 : 2,5. Parameter yang diamati yaitu kualitas
stik yang meliputi warna, aroma, rasa, tekstur serta daya terima. Daya terima masyarakat merupakan kesediaan
masyarakat untuk menerima suatu hasil produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat bisa menerima
inovasi stik dari tepung terigu dan tepung gayam. Stik dari kombinasi tepung terigu dan tepung gayam yang sangat di
sukai adalah pada perlakuan K16 yaitu tepung terigu : tepung gayam ( 4:2,5 ) dengan presentase daya terima 2,8.

Kata kunci : Tepung Terigu, Tepung Gayam, Stik.
Abstracts
The Gayam plant is a local plant that contains the good nutrision and useful for health. The gayam has not been used
maximally by society because it is considered less luctrative and difficult to be culvited, then the researcher interetsed
to increase the used of Gayam with comparasion wheat flour become the product has been precious economic like
as Stik product. This research purpose for knowing the proteint contents and quality of stik that combination of
wheat flour and gayam flour with using comparasion. This research used Rancangan Acak Lengkap (RAL) factorial
pola and one treatment factor away. The first factor is the comparasion of wheat flour : gayam flour ( K ) that is
yaitu K1= 5 : 1,0; K2= 2,5 : 1,5; K3 = 2,5 : 2,0; K4 =2,5 : 2,5; K5 = 3,0 : 1,0; K6 = 3,0 : 1,5; K7 = 3,0 : 2,0; K8 = 3,0
: 2,5; K9 = 3,5 : 1,0; K10 = 3,5 : 1,5; K11 = 3,5 : 2,0; K12 = 3,5 : 2,5; K13 = 4,0 : 1,0; K14 = 4,0 : 1,5; K15 = 4,0 :
2,0 dan K16 = 4,0 : 2,5. The observed parameter is the proteint contents and quality of stik include the color, aroma,
taste, and teksture with the capacity acceptance. The acceptance capacity of society form of the willingness to
received a result of product. Research result indicate that the society can received the inovation of wheat flour and
gayam flour stik.. The most good acceptance capacity of society that is K16 treatment wheat flour : gayam flour
(4:2,5) as big as 2,8.
Keywords: Wheat Flour, Gayam Flour, Stik.

1.

PENDAHULUAN

Tanaman gayam merupakan tanaman lokal yang memiliki manfaat baik untuk kesehatan tubuh, pada umumnya
pemanfaatan gayam belum dilakukan secara maksimal. Pada saat ini, pemanfaatan gayam dilakukan dengan mengolah
gayam menjadi gayam rebus dan keripik. Biji gayam di Indonesia yang kurang di minati masyarakat, karena biji gayam yang
dianggap memiliki nilai ekonomi kurang, cara pengolahannya yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama.
Hasil penelitian Epriliati dkk (2002), bahwa biji gayam memiliki kandungan nutrisi yang baik dan memiliki
manfaat yang bagus buat kesehatan. Kandungan gizi pada gayam yaitu karbohidrat 76,74%, protein 11,66%, lipid 8,21%, abu
3,39% dan biji gayam memiliki keseimbangan nutrisi yang meliputi mineral, lemak, protein. Menurut peneliti Setyowati
(2010), biji gayam dapat diolah menjadi kripik. Selain kripik, biji gayam dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar tepung,
karena mempunyai kandungan karbohidrat cukup tinggi. Didukung Penelitian Astawan (2007), biji nangka yang memiliki
kandungan karbohidrat yang tinggi dapat diolah menjadi tepung, selanjutnya dari tepung dapat dihasilkan berbagai macam
bahan olahan. Tepung adalah produk olahan setengah jadi, untuk menghasilkan produk makanan olahan (Gardjito dkk,
(2013). Pada umumnya biji gayam diolah menjadi produk makanan yang nilai ekonominya kurang, oleh karena itu perlu
dilakukan upaya untuk meningkatkan pemanfaatan biji gayam menjadi produk yang bernilai ekonomi. Salah satu olahannya
yaitu makanan ringan berupa stik.
Makanan olahan seperti stik ini merupakan salah satu jenis makanan ringan di pasar tradisional yang diminati
masyarakat. Kesukaan masyarakat terhadap stik ini menjadikannya sebagai salah satu produk olahan makanan ringan yang
menjanjikan untuk diproduksi. Stik banyak mengalami perkembangan dengan memanfaatkan bahan dasar dari daerah (lokal).
Menurut Penelitian Dangkua (2013), stik dari bahan dasar rumput laut dengan perlakuan 10% merupakan
perlakuan terbaik yang memiliki kandungan protein 2,32% - 2,36%, sedangkan dari penelitian Ningsih (2013), hasil tepung
v1


terigu dan gayam berpengaruh terhadap kesukaan Chiffon Cake gayam yang meliputi warna dan rasa, hasil terbaik didapat
pada perlakuan 2,5: 2,5 (tepung terigu : tepung gayam). Didukung oleh penelitian Kurniawati (1998), tentang pemanfaatan
tepung gayam untuk pembuatan biscuit dalam rangka penganekaragaman pangan didapat hasil bahwa secara umum biscuit
yang dihasilkan disukai panelis dan yang terbaik merupakan biscuit dengan perbandingan 2:3 (tepung gayam : tepung terigu).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini berjudul “Uji Protein pada Kue Stik dari Kombinasi Tepung
Terigu dan Tepung Gayam dengan Perbandingan Berbeda”
2. METODE
Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta pada bulan November 2015 sampai Maret 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas stik dari
kombinasi tepung terigu dan tepung gayam dengan menggunakan perbandingan. Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) pola factorial dengan 1 faktor perlakuan. Faktor 1 adalah perbandingan tepung terigu:tepung gayam
(K) yaitu K1= 5 : 1,0; K2= 2,5 : 1,5; K3 = 2,5 : 2,0; K4 =2,5 : 2,5; K5 = 3,0 : 1,0; K6 = 3,0 : 1,5; K7 = 3,0 : 2,0; K8 = 3,0 :
2,5; K9 = 3,5 : 1,0; K10 = 3,5 : 1,5; K11 = 3,5 : 2,0; K12 = 3,5 : 2,5; K13 = 4,0 : 1,0; K14 = 4,0 : 1,5; K15 = 4,0 : 2,0 dan
K16 = 4,0 : 2,5.Bahan yang digunakan dalam membuat stik adalah tepung gayam, tepung terigu, margarine, telur, garam,
bawang putih dan minyak goreng.. Uji organoleptik adalah stik yang dihasilkan. Alat yang digunakan adalah penggiling mie,
kompor gas, timbangan digital, spatula, gelas ukur 100 ml, nampan, wajan, serok, sutel, gunting, nampan, gelas ukur,
timbangan analitik, spatula, tabung reaksi, rak tabung reaksi, mikropipet, waterbath, spektrofotometer, toples, alat tulis dan
lembar angket uji organoleptik.
Pelaksanaan penelitian di awali dengan menyiapka alat dan bahan, kemudian menimbang bahan-bahan yang akan

digunakan. Memasukkan telur, margarin,bumbu dan tepung terigu, tepung gayam sesuai dengan perlakuan sedikit demi
sedikit sambil tetap diuleni sampai kalis. Masukkan adonan yang sudah jadi kedalam mesin penggiling dengan ketebalan
nomor 2 potong-potong adonan sampai 5 cm. Memanaskan minyak goring dalam api sedang, menggoreng adonan stik
tingga kuning kecoklatan dan kering. Angkat dan tiriskan. Memasukkan dalam toples dan di beri label pada setiap perlakuan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
Tabel 4.1 Hasil uji organoleptik stik tepung terigu dan tepung gayam dengan perbandingan berbeda.
Hasil
Perlakuan

Warna

Aroma

Rasa

Tekstur

Daya terima


T1G1

Kuning Kecoklatan

Cukup khas gayam

Cukup gurih

Cukup renyah

Cukup suka

T1G2

Kuning Kecoklatan

Cukup khas gayam

Cukup gurih


Cukup renyah

Cukup suka

T1G3

Coklat

Khas gayam

Gurih

Renyah

Suka

T1G4

Coklat


Khas gayam

Gurih

Cukup renyah

Suka

T2G1

Kuning Kecoklatan

Cukup khas gayam

Cukup gurih

Cukup renyah

Cukup suka


T2G2

Kuning Kecoklatan

Cukup khas gayam

Cukup gurih

Cukup renyah

Cukup suka

T2G3

Kuning Kecoklatan

Cukup khas gayam

Cukup gurih


Cukup renyah

Cukup suka

T2G4

Kuning Kecoklatan

Khas gayam

Cukup gurih

Cukup renyah

Cukup suka

T3G1

Kuning Kecoklatan


Cukup khas gayam

Gurih

Cukup renyah

Suka

T3G2

Kuning Kecoklatan

Cukup khas gayam

Cukup gurih

Cukup renyah

Cukup suka

T3G3

Coklat

Cukup khas gayam

Cukup gurih

Cukup renyah

Cukup suka

T3G4

Coklat

Khas gayam

Cukup gurih

Cukup renyah

Cukup suka

T4G1

Kuning Kecoklatan

Cukup khas gayam

Gurih

Cukup renyah

Cukup suka

T4G2

Kuning Kecoklatan

Cukup khas gayam

Gurih

Cukup renyah

Cukup suka

T4G3

Kuning Kecoklatan

Cukup khas gayam

Cukup gurih

Cukup renyah

Cukup suka

T4G4

Coklat

Cukup khas gayam

Gurih

Renyah

Suka

3.2 Pembahasan
3.2.1 Uji Organoleptik
Warna
Pada perlakuan K13 memiliki warna kuning kecoklatan, sedangkan pada perlakuan K16 memiliki warna
coklat. Hal ini dikarenakan warna dari tepung gayam berwarna coklat, sehingga semakin banyak perbandingan
tepung gayam maka stik yang dihasilkan berwarna kuning kecoklatan sampai coklat didukung oleh penelitian
2
vi

Kurniawati (1998) warna biscuit dipengaruhi oleh derajat putih tepung. Derajat putih tepung gayam jauh lebih
rendah dibandingkan tepung terigu.
Aroma
Aroma stik gayam di uji dengan menggunakan indra penciuman menghasilkan aroma cukup khas gayam
dan aroma khas gayam seperti pada tabel 4.2 perlakuan yang memiliki aroma cukup khas gayam pada perlakuan
K13 tepung terigu : tepung gayam (4:1), sedangkan perlakuan yang memiliki aroma khas gayam pada K4
perbandingan antara tepung terigu dan tepung gaym sama yaitu 2,5:2,5. Didukung oleh penelitian Ningsih (2013)
bahwa penggunaan tepung gayam yang banyak menyebabkan aroma gayam semakin meningkat.
Rasa
Rasa dari stik gayam seperti pada tabel 4.1 memiliki rasa cukup gurih dan gurih. Perlakuan K12 memiliki
rasa cukup gurih, sedangkan perlakuan K4 memiliki rasa gurih. Hal ini sesuai dengan penelitian Ningsih (2013),
bahwa rasa pada penggunaan tepung yang semakin banyak menghasilkan rasa yang semakin tajam.
Tekstur
Berdasarkan tabel 4.1 tekstur stik yaitu cukup renyah dan renyah. Perlakuan K13 memiliki tekstur yang
cukup renyah dan perlakuan K16 memiliki tekstur yang renyah. Tekstur stik dipengaruhi oleh perbandingan antara
tepung terigu dan tepung gayam, pembuatan tepung gayam yang kurang halus dan saat penggorengan stik.
Daya Terima
Daya terima stik yang cukup disukai penelis pada perlakuan K4 memiliki warna coklat, aroma khas
gayam, rasa gurih dan tekstur renyah. Daya terima stik yang paling disukai pada perlakuan K16 memiliki warna
coklat, aroma cukup khas gayam, rasa gurih, dan tekstur renyah.
4. PENUTUP
Berdasarkan analisis data dan pembahasan stik tepung terigu dan tepung gayam dengan perbandingan berbeda, maka
dapat disimpulkan bahwa Kuaitas kue stik dari kombinasi tepung terigu dan tepung gayam dengan perbandingan yang
berbeda berdasarkan daya terima masyarakat perlakuan K16 tepung terigu : tepung gayam ( 4:2,5) sabgat disukai para panelis
memiliki warna coklat, aroma cukup khas gayam, rasa gurih, tekstur renyah.
Saran dari peneliti adalah Perlu adanya inovasi olahan biji gayam untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi.
Perlu dilakukan penelitian mengenai biji gayam pada perbandingan konsentrasi diatas 2,5 dan perlu dilakukan penelitian
tentang pembuatan tepung gayam supaya memiliki derajat putih yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. 2007. Nangka sehatkan Mata. http://Cybermed. Cbn. Net. Id. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2015.
Dangkua, S.W. 2013. Karakteristik Organoleptik dan Kimiawi Produk Stik Rumput Laut. Skripsi. Gorontalo: Universitas
Negeri Gorontalo.
Epriliati I., Haryadi, P dan Apriyantono, A. 2002. Komposisi Kimia Biji dan Sifat Fungsional Pati Gayam. Jurnal Teknologi dan
Industri Pangan. Vol XIII (2).
Gardjito, Murdijati, Anton Djuwardi, dan Eni Hermayani. 2013. Pangan Nusantara Karakteristik dan Prospek untuk Percepatan
Diversifikasi Pangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kurniawati, Eni. 1998. Pemanfaatan Tepung Gayam Untuk Pembuatan Biskuit dalam Rangka Penganekaragaman Pangan.
Skripsi. Bogor: IPB.
Ningsih, Retno W. 2013. Pengaruh Proporsi Tepung Terigu dan Tepung Gayam (Incorpus Endulis) terhadap tingkat Kesukaan
Chiffon Cake. Ejournal Boga. Volume 2, nomor 1, tahun 2013, edisi yudisium periode Februari 2013, hal 219225.
Setyowati, N dan A. H. Wawo. 2010. Mengungkapkan Keberadaan dan Potensi Gayam sebagai Sumber Pangan Alternatif di
Sukabumi, Jawa Barat. Jurnal Penelitin. Vol 1 (1).

3
vii

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Tepung Talas, Pati Talas, dan Tepung Terigu dengan Penambahan CMC terhadap Sifat Kimia dan Organoleptik Mi Instan

0 31 143

Pembuatan Kue Bolu Dari Tepung Pisang Sebagai Substitusi Tepung Terigu Dengan Pengayaan Tepung Kedelai

5 60 71

UJI ORGANOLEPTIK KUE STIK DARI KOMBINASI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG GAYAM DENGAN PERBANDINGAN BERBEDA Uji Organoleptik Kue Stik Dari Kombinasi Tepung Terigu Dan Tepung Gayam Dengan Perbandingan Berbeda.

0 4 15

PENDAHULUAN Uji Organoleptik Kue Stik Dari Kombinasi Tepung Terigu Dan Tepung Gayam Dengan Perbandingan Berbeda.

0 6 4

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BISKUIT TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DENGAN Uji Kadar Protein Dan Organoleptik Biskuit Tepung Terigu Dan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Dengan Penambahan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

0 2 14

UJI KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK BISKUIT DENGAN RATIO TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG DAUN Uji Kadar Protein Dan Uji Organoleptik Biskuit Dengan Ratio Tepung Terigu Dan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Yang Ditambahkan Sari Buah Nanas (Ananas comosus)

0 4 13

UJI GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DARI PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DAN BEKATUL.

0 1 7

KAJIAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAN FISIKOKIMIA COOKIES KOMBINASI TEPUNG TERIGU TEPUNG MILLET MERAH DAN TEPUNG UBI JALAR UNGU.

0 0 10

Pembuatan Kue Bolu Dari Tepung Pisang Sebagai Substitusi Tepung Terigu Dengan Pengayaan Tepung Kedelai

0 0 11

Pembuatan Kue Bolu Dari Tepung Pisang Sebagai Substitusi Tepung Terigu Dengan Pengayaan Tepung Kedelai

0 1 13