HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN KETERAMPILAN SOSIAL REMAJA DI JALAN. KUALI KELURAHAN SEI PUTIH TENGAH KECAMATAN MEDAN PETISAH.

(1)

Hubungan Pola Komunikasi Dalam Keluarga

Dengan Keterampilan Sosial Remaja

Usia 12-18 Tahun

(Studi Kasus di Jalan Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan

Medan Petisah)

SKRIPSI

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

OLEH :

NOVITA HUTAGALUNG 108 141 023

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ Hubungan Pola Komunikasi Dalam Keluarga Dengan Keterampilan sosial Remaja Usia 12-18 Tahun di Jl. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Medan. Pada Kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atas bantuan moril, materil maupun doa dalam penulisan skripsi ini khusus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Drs. Nasrun, M.S selaku Dekan FIP UNIMED.

3. Bapak Prof. Dr. Yusnardi, M.S selaku pembantu Dekan I FIP UNIMED juga Guru besar Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, yang banyak membimbing penulis selama dalam perkuliahan.

4. Ibu Dra. Hj. Rosdiana, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UNIMED yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.


(6)

5. Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UNIMED yang telah membimbing dalam perkuliahan terlebih dalam memfasilitasi penulis pada pelaksanaan seminar dan terlebih pada saat ujian mempertahankan skripsi.

6. Bapak Drs. Faber Simorangkir, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selama dalam penulisan telah memberikan bimbingan, saran dan koreksian juga dorongan yang sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Dra. Nasriah, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik, yang selama ini membimbing penulis dalam perkuliahan.

8. Dosen-dosen penguji penulis yakni Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S, Drs. Elizon Nainggolan, M.Pd dan Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd yang telah memberikan bimbingan, saran dan koreksian juga dorongan yang sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi.

9. Bapak dan Ibu dosen jurusan PLS yang telah membekali berbagai pengetahuan dan pengalaman yang mendukung penyusunan skripsi ini, serta pegawai di lingkungan FIP UNIMED yang telah membantu dalam penyelesaian surat-surat. 10. Teristimewa kepada orang tua penulis P. Hutagalaung dan Ibunda R. Br. Sagala,

serta saudara-saudara saya Johan Hutagalung dan Rosita Hutagalung yang memberikan motivasi selama menjalani perkuliahan.

11. Kawan-kawan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) stambuk 2008, yang akan selalu terkenang di hati dan pikiran penulis.


(7)

12. Buat orang yang sangat spesial Leonardo Panjaitan, yang selalu mendukung dan member motivasi untuk aku sehingga skripsi ini dapat aku selesaikan dengan baik.

13. Sahabat-sahabat penulis di kampus Chris Natalia Simanungkalit, Johnfery Simbolon, Devi Arista Harahap, Faisal Reza dan adik-adik stambuk 2009 dan 2010 Mariva Pasaribu, Lamria Saripela Bancin, Mery Novita Siboro, junjung panjaitan dan Rika Ginting dan teman-teman lain yang tidak dapat disebut namanya satu persatu, semoga persaudaraan kita tetap untuk selamanya.

14. Untuk Kakak Surya Indra wati, S.Pd yang telah banyak membantu penulis dalam administrasi selama kuliah, terlebih pada saat penulisan skripsi.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua dan menjadi bahan masukan bagi pengembangan dunia pendidikan

Medan, Agustus 2014 Penulis

Novita Hutagalung 108141023


(8)

ABSTRAK

Novita Hutagalung. NIM. 108141023. Hubungan Pola Komunikasi Dalam Keluarga Dengan Keterampilan Sosial Remaja di Jalan. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah.

Masalah dalam penelitian ini yaitu terdapat kesenjangan antara keterampilan sosial remaja dengan keterampilan sosial remaja di Jl. Kuali Keluarahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah terkhusus remaja usia 12-18 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan yang terdapat antara Komunikasi dalam keluarga dengan keterampilan sosial remaja pada usia 12-18 tahun di Jl. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah.

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional. Dengan mencari seberapa besar hubungan antara komunikasi dalam keluarga dengan keterampilan sosial remaja usia 12-18 tahun. Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan angket. Objek dalam penelitian ini adalah remaja usia 12-18 tahun yang berjumlah 106 orang, namun sesuai pendapat Notoajmodjo dengan menggunakan rumus maka sampel yang diambil 81 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada remaja usia 12-18 tahun di Jl. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah.

Dari hasil pengolahan dan analisis data kecenderungan variabel komunikasi dalam keluarga (X) rendah yang dibuktikan 48% responden masuk dalam kategori rendah, sedangkan kecenderungan variabel keterampilan sosial remaja (Y) adalah tinggi yang dibuktikan dengan 40% responden masuk dalam kategori tinggi. Hasil perhitungan korelasi antar variabel diperoleh rXYsebesar

t a b e h i t u n gt

t  (0,470 > 0,396) dan thitungttabel atau 2,568 > 1,71. Berdasarkan analisa deskriptif dan korelasional variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa antara variabel komunikasi dalam keluarga dengan keterampilan sosial remaja terdapat hubungan yang nyata. Dari pernyataan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini diterima. Temuan ini memberikan masukan bagi semua pihak dalam upaya meningkatkan keterampilan sosial remaja melalui komunikasi dalam keluarga.


(9)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.6. Batasan Masalah... 6

1.4. Rumusan Masalah ... 6

1.5. Tujuan Penelitian ... 7

1.3. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Konsep Remaja ... 8

2.1.1 Pengertian Remaja ... 8

2.1.2 Kebutuhan Remaja………. ... 9

2.2.3 KrisisPada Remaja………... ... 10

2.3 Komunikasi……… ... 12

2.3.1 DefenisivKomunikasi………. . 12

2.3.2 Proses Komunikasi……… .. 13

2.3.3 Pola Komunikasi………... .. 14

2.3.3.1 Komunikasi Efektif……… .. 14

2.3.3.2 Komunikasi Tidak Efektif………... ... 16

2.4Komunikasi Dalam Keluarga……….. .... 17


(10)

vii

2.6 Konsep Keterampilan Sosial………... ... 21

2.6.1 Defenisi Keterampilan……….. .. 21

2.6.2Defenisi Keterampilan Sosial……… ... 22

2.6.3 Model Keterampilan Sosial……….. ... 23

2.6.3.1 Social expressivity………. .. 23

2.6.3.2 Social Sensitivity………... ... 23

2.6.3.3 Social Control……… .. 24

2.6.4Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan sosial remaja…… ... 24

2.7Kerangka Konseptual……… ... 28

2.8Hipotesis Penelitian……….. ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian………. .. 31

3.2 Populasi dan Sampel……… .. 31

3.2.1 Populasi………. .. 31

3.2.2 Sampel………... .. 32

3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional………..………… . 33

3.3.1 Variabel Penelitian……… .. 33

3.3.2 Defenisi Operasional………. .. 33

3.4 Teknik Pengumpulan Data……….. ... 34

3.3.1 Validitas Instrumen ……….. .. 38

3.3.2 Pengujian Reliabilitas ………... 39

3.5 Teknik Analisis Data……… .. 40

3.6 Lokasi Penelitian……….. .. 42

3.7 Waktu Penelitian……….. .. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian……… . 44

4.1.1 Variabel Pola Komunikasi Dalam Keluarga………. .. 44

4.1.2 Variabel Ketrampilan Sosial Remaja……… .. 46

4.2. Pengujian Persyaratan Analisis………... .. 48


(11)

viii

4.3 Pengujian Hipotesis………. ... 49 4.4 Pembahasan………. ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………. ... 55 5.2 Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA ... 57


(12)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3. 6 Kisi-Kisi Angket……… 35

Tabel 3.8 Waktu Penelitian……… 43

Tabel 4.1 Skala Nilai Pola Komunikasi Dalam Keluarga………. 44

Tabel 4.2 Kecenderungan Pola Komunikasi Dalam Keluarga……….. 45

Tabel 4.3 Skala Nilai Keterampilan Sosial Remaja………... 46

Tabel 4.4 Kecenderungan Ketrampilan Sosial Remaja……….. 47


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.6 ParadigmaPenelitian………... 27 Gambar 4.1 Diagram Batang Variabel Pola Komunikasi Dalam Keluarga………… 45 Gambar 4.3 Diagram Batang Variabel Ketrampilan Sosial Remaja……… 47


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Angket Pola Komunikasi Dalam Keluarga………. 60

Lampiran 2 Angket Kegiatan Pola Komunikasi Dalam Keluarga………. 59

Lampiran 3 Perhitungan Validitas Angket Pola Komunikasi Dalam Keluarga….. 66

Lampiran 4 Perhitungan Reliabiltas Angket Pola Komunikasi Keluarga……... 69

Lampiran 5 Daftar Angket Keterampilan Sosial Remaja……… 72

Lampiran 6 Angket Kegiatan Keterampilan Sosial………... 74

Lampiran 7 Perhitungan Validitas Angket Keterampilan Sosial Remaja…………. 77

Lampiran 8 Perhitungan Reliabiltas Angket Keterampilan Sosial Remaja………. 79

Lampiran 9 Tabulasi Data Masing-masing Variabel Penelitian……….. 82

Lampiran 10 Perhitungan Harga Rata-rata, Standar deviasi Variabel X………… 83

Lampiran 11 Perhitungan Harga Rata-rata, Standar Deviasi Variabel Y………... 85

Lampiran 12 Uji Kecenderungan Variabel Pola Komunikasi……….... 87

Lampiran 13 Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana dan Uji Kelinieran…… 90

Lampiran 14 Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel………... 95

Lampiran 15 Pengujian Hipotesis……….. 96

Lampiran 16 Tabel Harga Kritik dari r Product Moment……….. 97

Lampiran 17 Nilai- Nilai Dalam Distribusi t………. 99


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang begitu cepat.Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta keprbadian remaja.Hurlock (1991) mengatakan bahwa “remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa”. Menurut Mappiare dalam Psikologi Remaja (1982:9), “masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 atahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria”. Rentang usia remaja dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12-18 tahun adalah remaja awal dan usia 18-22 adalah remaja akhir. Masa remaja sebenarnya adalah sebuah fase rawan bagi seorang remaja karena kelabilan jiwanya yang sering membuatnya berpikir dan bertindak secara naïf. Disinilah peran orang tua dan keluarga sangat penting bagi remaja. Lalu bagaimana proses pencarian identitass remaja? Salah satunya dengan mulai berinteraksi dengan kelompok sebaya (peer group).

Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan perilaku yang dipelajari. “Remaja dengan keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain” (Hargie, Saunders, & Dickson dalam Gimpel & Merrell, 1998). Keterampilan sosial individu berkembang karena adanya dorongan rasa ingin tahu


(16)

2

terhadap segala sesuatu yang ada di dunia sekitarnya. Dalam perkembangannya, setiap individu ingin tahu bagaimanakah cara melakukan komunikasi yang baik dan aman dengan lingkungan sekitarnya, baik yang bersifat fisik maupun sosial. Keterampilan sosial diartikan sebagai “cara-cara individu berinteraksi terhadap orang-orang disekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya” (Anna Alisyahbana, dkk. 1984). Keterampilan sosial ini menyangkut juga penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Karena sebagai makhluk sosial, remaja dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku.

Keterampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting dan menentukan manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan pada masa remaja, remaja sudah memasuki dunia pergaulan yang masih luas yang pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan. Berdasarkan kondisi tersebut amatlah penting bagi remaja untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial dan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan keterampilan sosial remaja yaitu: “1). Keluarga, 2). Lingkungan sekolah, dan 3). Lingkungan Masyarakat” (Mohammad Ali, dkk. 2008). Dari beberapa faktor di atas faktor dari lingkungan keluarga paling penting karena remaja hidup dalam suatu kelompok individu yang disebut keluarga. Keluarga merupakan salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi perilaku remaja baik dalam lingkungan sosialnya. Harmonis tidaknya interaksi antar anggota keluarga akan mempengaruhi perkembangan sosial remaja, oleh sebab itu faktor keluarga merupakan faktor yang paling mempengaruhi keterampilan sosial remaja tersebut.


(17)

3

Permasalahan yang dialami remaja yang didapat dari masyarakat di lokasi penelitian pada umumnya dikarenakan adanya krisis identitas tanpa adanya faktor pendukung dari dalam keluarga remaja sehingga remaja tidak dapat memecahkan masa krisis identitas remaja tersebut. Permasalahan yang terjadi dalam lingkungan remaja tersebut mencakup masalah merokok, mengkonsumsi alkohol, cara berpakaian yang kurang rapi, cara berbicara dengan orang lain tidak sopan, lebih mempercayai temannya daripada orang tuanya dan bolos dalam jam pelajaran. Sehingga remaja tidak memiliki dan tidak dapat mengembangkan keterampilan sosialnya

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti dari permasalahan diatas pada awal bulan Maret 2013 sebanyak 10 orang remaja dengan kasus penyimpangan masalah merokok, bolos dari jam pelajaran sekolah, cara berpakaian, cara bahasanya untuk berkomunikasi dengan lawan bicara dan cara berperilaku yang kurang baik dantidak mematuhi tata tertib sekolah. Peneliti melakukan wawancara kepada remaja tersebut sebanyak 5 orang, hasil yang didapatkan sebanyak 100% remaja memiliki komunikasi yang kurang baik (tidak efektif) dengan keluarganya khususnya orang tua sehingga hubungan remaja dengan teman sebayanya lebih dekat daripada keluarga mereka.

Dengan terjalinnya pola komunikasi yang baik antara remaja dan keluarga diharapkan tercipta pula keterampilan sosial yang baik pada remaja yang didasarkan atas cinta dan kasih sayang dengan memposisikan remaja sebagai objek yang harus dibina, dibimbing dan dididik. Terjadinya keterampilan sosial yang baik pada remaja diawali dalam keluarga dan cara orang tua mengekspresikan dirinya, kemudian cara tersebut diidentifikasikan menjadi peran dan sikapnya dan akhirnya terbentuklah self yang diawali dari dalam keluarga, remaja yang berkembang melalui proses sosialisasi dengan cara berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Karena keterampilan sosial


(18)

4

remaja diawali dari rumahnya sendiri yang kemudian berkembang dalam ruang lingkup yang lebih luas, seperti sekolah dan teman sebaya. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua remaja mampu mencapai keterampilan sosial yang baik dalam lingkungan sekitarnya karena orang tua tidak memiliki waktu untuk berkomunikasi dengan anaknya oleh karena sibuk dengan pekerjaannya, seperti: kurangnya rasa saling menghargai antara remaja yang satu dengan yang lain, kurang peduli dengan remaja lainnya, kurang mendengarkan pembicaraan teman yang sedang berbicara, suka membicarakan keburukan teman, dan memilih-milih teman dalam bergaul.

Oleh karena itu kurangnya komunikasi dalam keluarga yang dialami pada masa remaja, dapat mempengaruhi aspek sosial remaja dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Akibat kurangnya komunikasi pada remaja mengakibatkan kurang berinteraksi dengan orang lain. Hal ini tentunya mempengaruhi keterampilan sosial yang dimiliki oleh seorang remaja. “Keterampilan sosial merupakan kemampuan seseorang dalam berinteraksi secara baik dengan lingkungan dan menghindari konflik secara fisik maupun verbal” (Matson, Ollendick dan Afiati, 2006).

Komunikasi antara orang tua dengan remaja mempengaruhi pertumbuhan kepribadiannya. Di samping itu komunikasi juga erat hubungannya dengan perilaku dan pengalaman dalam keluarga. Melalui komunikasi remaja dapat menemukan dirinya sendiri, mengembangkan konsep diri, dan dapat menetapkan hubungan remja dengan lingkungan. Hubungan antara orang tua dengan anak/remaja akan menentukan intelektualitas dan kualitas hidup orang tersebut. Jika orang tua tidak memahami gagasan anak remaja dan pesan dari remaja itu menjengkelkan mereka, ini berarti ada problema yang tidak berhasil diatasi. Jika remaja menentang pendapat orang tua, maka orang tua tidak "dalam berkomunikasi" dengan remaja. Jika semakin sering


(19)

5

orang tua berkomunikasi namun semakin jauh jaraknya dengan mereka, dan jika orang tua selalu gagal untuk memotivasi remaja untuk bertindak, berarti orang tua telah gagal berkomunikasi. Dengan kata lain komunikasi antara orang tua dengan remaja tidak efektif.

Penelitian mengenai pola komunikasi dalam keluarga yang dihubungkan dengan keterampilan sosial remaja di Indonesia masih sangant terbatas. Berdasarkan hasil penelitian, hal tersebut dinilai penting oleh peneliti guna memberikan informasi mengenai hubungan komunikasi dalam keluarga dengan keterampilan sosial masyarakat di Indonesia, khususnya remaja. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna melihat “Hubungan Antara Komunikasi Dalam Keluarga Dengan Keterampilan Sosial Pada Remaja 12-18 Tahun Di Jalan Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah”.

1.2 Identifikasi Masalah

Sebagaimana diterangkan dalam latar belakang diatas agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian tentang masalah yang diteliti, maka perlu identifikasi masalah terkait dengan judul diatas yaitu :

1. Remaja berperilaku menyimpang di Jln. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah

2. Orang tua yang tidak punya waktu untuk anaknya di Jln. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah

3. Faktor dari lingkungan keluarga yang mempengaruhi berkembangnya perilaku menyimpang pada remaja.


(20)

6

4. Remaja lebih dekat dengan teman sebayanya dibandingkan keluarganya sendiri, sehingga remaja lebih mendengar apa yang dikatakan teman sebayanya.

5. Kurangnya penerapan pola komunikasi efektif yang dilakukan orang tua pada remaja

1.3 Batasan Masalah

Masalah keterampilan remaja dapat disebabkan oleh banyak hal seperti yang diutarakan di latar belakang. Namun faktor orang tua dipandang sebagai faktor yang sangat mempengaruhi, sebab anak tersebut masih dalam taraf pengawasan orang tua. Sementara faktor-faktor lain dianggap masih dapat dikendalikan apabila orang tua dapat memberi pola komunikasi yang cukup terhadap anak. Oleh karena itu penulis mencoba membatasi masalahnya hanya pada “Hubungan Pola Komunikasi Dalam Keluarga Dapat Berhubungan Dengan Keterampilan Sosial Remaja 12-18 Tahun Di Jalan Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah”. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan hal-hal di atas.

1.4 Rumusan Masalah

Untuk lebih memperkaya batasan masalah di atas peneliti mencoba merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu

“Apakah terdapat hubungan antara Pola Komunikasi dalam keluarga dengan keterampilan sosial pada remaja?”.


(21)

7

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga remaja di Jln Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah

2. Untuk mengetahui keterampilan sosial remaja di Jln Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah

3. Untuk mengetahui hubungan antara Pola komunikasi dalam keluarga dengan keterampilan sosial remaja di Jln Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Keluarga

1. Sebagai masukan bagi orang tua betapa pentingnya penerapan komunikasi yang efektif dalam keluarga khusunya pada remaja, untuk dapat Meningkatkan keterampilan sosial pada remaja.

1.6.2 Jurusan PLS – FIP Unimed

a. Sebagai bahan tambahan tentang karakteristik remaja dan pola komunikasi dalam keluarga dengan keterampilan sosial remaja.

b. Diharapkan pendidikan mampu menciptakan remaja yang mampu mencapai keterampilan sosialnya secara normal.


(22)

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari deskripsi data, analisis hipotesis dan pembahasan, serta temuan-temuan maka kesimpulan penelitian ini dapat diuraikan yaitu:

1. Komunikasi yang dapat dilakukan dalam keluarga dengan remaja adalah komunikasi dua arah, supaya pesan yang disampaikan oleh orang tua dapat diterima oleh remaja, maka komunikasi antara orang tua dan remaja dapat terjalin dengan baik.Sehingga remaja dapat mengembangkan keterampilan sosialnya 2. Kecenderungan variabel Keterampilan Sosial Remaja adalah cenderung tinggi yang

dilihat dari hasil angket yang diberikan kepada responden pada saat penelitian. Pada penjumlahan nilai-nilai angket tersebut terlihat hasil yang tinggi mengenai keterampilan sosial mereka.

3. Terdapat hubungan antara Pola Komunikasi Dalam Keluarga dengan Keterampilan Sosial Remaja di Jln. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah dilihat dari penjumlahan dan pengolahan data yang dilakukan berdasarkan hasil angket yang telah diperoleh dari responden. ini juga sesuai dengan hasil pengujian

hipotesis menyatakan bila rhitungrtabel dan hitung

tabel maka dalam penelitian tentang hubungan Pola Komunikasi Dalam Keluarga dengan Keterampilan Sosial Remaja terdapat hubungan positif, namun berdasarkan fakta yang ada bahwa di Jl. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah Komunikasi dalam keluarga sangat rendah karena kurangnya komunikasi dalam keluarga dengan remaja sehingaa keterampilan sosial remaja juga rendah.


(23)

Bila orang tua menerapkan pola komunikasi efektif kepada remaja, maka remaja akan lebih percaya diri terhadap kemampuan dirinya sendiri serta meningkatkan keterampilan sosial yang baik pula dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat.

5.2 Saran

1. Saran untuk sekolah

Pihak sekolah dapat memberikan bimbingan terhadap remaja yang memiliki keterampilan yang kurang baik

2. Saran untuk keluarga

Untuk orang tua, apapun kegiatan orang tua dan sesibuk-sibuknya otang tua tua sebaiknya meluangkan waktu yang cukup untuk berkomunikasi kepada remaja melalui komunikasi, apa saja yang dibicarakan, bertukar pikiran, bahkan melalui komunikasi persepsi anak terhadap sesuatu yang negatif bisa berubah menjadi yang positif.Sehingga orang tua tahu perkembangan remaja.Karena Komunikasi dalam keluarga sangat penting dalam meningkatkan keterampilan sosial remaja.

3. Saran Untuk Peneliti Yang Lain

Kepada peneliti yang lain agar lebih memperhitungkan faktor-faktor lain yang memiliki hubungan dengan keterampilan sosial remaja seperti kurangnya kasih sayang orang tua dan perlakuan orang tua yang keras terhadap remaja.

4. Saran Untuk Peneliti

Diharapkan bagi peneliti lain yang mengkaji masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini kiranya untuk hasil penelitian ini sebagai bahan masukan yang positif sehingga diperoleh hasil yang objektif untuk penelitian berikutnya.


(24)

57

DAFTAR PUSTAKA

Agoes. 2012. Kontrol Sosial dan Pengendalian Sosial, (Online), dalam http://agoes.blog.fisip.uns.ac.id/2012/07/29/kontrol-sosial-atau-pengendalian-sosial, diakses 29 July 2012

Ali, M. & Asrori. 2008. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta; Bumi Aksara

Effendy, Onong Uchajana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung; Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.

Gunarsa, Singgih. 1990. Dasar & Teori Perkembangan Anak. Jakarta; PT BPK Gunung mulia

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta; Pustaka Pelajar

Hurlock, Elizabeth. 2006. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga

Husain, Ilmaddin. 2013. Kepekaan Sosial itu Penting, (Online), dalam http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/03/kepekaan-sosial-itu-penting-530503.html, diakses 03 February 2013

Lestari, S. 2012. Psikologi Remaja, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam keluarga. Jakarta; Kencana

Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta; Gosyen Publishing

Permata, S. I. 2011. Hubungan Antara Keberfungsian Keluarga dengan Kematangan Emosi Remaja Laki-Laki. Skripsi. USU


(25)

58

Septiyani, A & Sukarti. 2007. Hubungan Antara Persepsi Remaja Awal Terhadap Peran Ayah Dalam keluarga dengan Keterampilan Sosial. Naskah disajikan pada Seminar Nasional diselenggarakan Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung; Alfabeta

Sunarto,Prof. Dr. H.dan Dra.Ny.B. Agung Hartono,1999.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT.Rineka Cipta

Wahyuningsih, S. 2009. Hambatan dan Kegagalan Komunikasi antara Orang Tua

dan Anak, (Online), dalam


(1)

6 4. Remaja lebih dekat dengan teman sebayanya dibandingkan keluarganya sendiri, sehingga remaja lebih mendengar apa yang dikatakan teman sebayanya.

5. Kurangnya penerapan pola komunikasi efektif yang dilakukan orang tua pada remaja

1.3 Batasan Masalah

Masalah keterampilan remaja dapat disebabkan oleh banyak hal seperti yang diutarakan di latar belakang. Namun faktor orang tua dipandang sebagai faktor yang sangat mempengaruhi, sebab anak tersebut masih dalam taraf pengawasan orang tua. Sementara faktor-faktor lain dianggap masih dapat dikendalikan apabila orang tua dapat memberi pola komunikasi yang cukup terhadap anak. Oleh karena itu penulis mencoba membatasi masalahnya hanya pada “Hubungan Pola Komunikasi Dalam Keluarga Dapat Berhubungan Dengan Keterampilan Sosial Remaja 12-18

Tahun Di Jalan Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah”.

Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan hal-hal di atas.

1.4 Rumusan Masalah

Untuk lebih memperkaya batasan masalah di atas peneliti mencoba merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu

“Apakah terdapat hubungan antara Pola Komunikasi dalam keluarga


(2)

7 1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga remaja di Jln Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah

2. Untuk mengetahui keterampilan sosial remaja di Jln Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah

3. Untuk mengetahui hubungan antara Pola komunikasi dalam keluarga dengan keterampilan sosial remaja di Jln Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Keluarga

1. Sebagai masukan bagi orang tua betapa pentingnya penerapan komunikasi yang efektif dalam keluarga khusunya pada remaja, untuk dapat Meningkatkan keterampilan sosial pada remaja.

1.6.2 Jurusan PLS – FIP Unimed

a. Sebagai bahan tambahan tentang karakteristik remaja dan pola komunikasi dalam keluarga dengan keterampilan sosial remaja.

b. Diharapkan pendidikan mampu menciptakan remaja yang mampu mencapai keterampilan sosialnya secara normal.


(3)

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari deskripsi data, analisis hipotesis dan pembahasan, serta temuan-temuan maka kesimpulan penelitian ini dapat diuraikan yaitu:

1. Komunikasi yang dapat dilakukan dalam keluarga dengan remaja adalah komunikasi dua arah, supaya pesan yang disampaikan oleh orang tua dapat diterima oleh remaja, maka komunikasi antara orang tua dan remaja dapat terjalin dengan baik.Sehingga remaja dapat mengembangkan keterampilan sosialnya 2. Kecenderungan variabel Keterampilan Sosial Remaja adalah cenderung tinggi yang

dilihat dari hasil angket yang diberikan kepada responden pada saat penelitian. Pada penjumlahan nilai-nilai angket tersebut terlihat hasil yang tinggi mengenai keterampilan sosial mereka.

3. Terdapat hubungan antara Pola Komunikasi Dalam Keluarga dengan Keterampilan Sosial Remaja di Jln. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah dilihat dari penjumlahan dan pengolahan data yang dilakukan berdasarkan hasil angket yang telah diperoleh dari responden. ini juga sesuai dengan hasil pengujian

hipotesis menyatakan bila rhitungrtabel dan hitung

tabel maka dalam penelitian tentang hubungan Pola Komunikasi Dalam Keluarga dengan Keterampilan Sosial Remaja terdapat hubungan positif, namun berdasarkan fakta yang ada bahwa di Jl. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah Komunikasi dalam keluarga sangat rendah karena kurangnya komunikasi dalam keluarga dengan remaja sehingaa keterampilan sosial remaja juga rendah.


(4)

Bila orang tua menerapkan pola komunikasi efektif kepada remaja, maka remaja akan lebih percaya diri terhadap kemampuan dirinya sendiri serta meningkatkan keterampilan sosial yang baik pula dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat.

5.2 Saran

1. Saran untuk sekolah

Pihak sekolah dapat memberikan bimbingan terhadap remaja yang memiliki keterampilan yang kurang baik

2. Saran untuk keluarga

Untuk orang tua, apapun kegiatan orang tua dan sesibuk-sibuknya otang tua tua sebaiknya meluangkan waktu yang cukup untuk berkomunikasi kepada remaja melalui komunikasi, apa saja yang dibicarakan, bertukar pikiran, bahkan melalui komunikasi persepsi anak terhadap sesuatu yang negatif bisa berubah menjadi yang positif.Sehingga orang tua tahu perkembangan remaja.Karena Komunikasi dalam keluarga sangat penting dalam meningkatkan keterampilan sosial remaja.

3. Saran Untuk Peneliti Yang Lain

Kepada peneliti yang lain agar lebih memperhitungkan faktor-faktor lain yang memiliki hubungan dengan keterampilan sosial remaja seperti kurangnya kasih sayang orang tua dan perlakuan orang tua yang keras terhadap remaja.

4. Saran Untuk Peneliti

Diharapkan bagi peneliti lain yang mengkaji masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini kiranya untuk hasil penelitian ini sebagai bahan masukan yang positif sehingga diperoleh hasil yang objektif untuk penelitian berikutnya.


(5)

57

DAFTAR PUSTAKA

Agoes. 2012. Kontrol Sosial dan Pengendalian Sosial, (Online), dalam http://agoes.blog.fisip.uns.ac.id/2012/07/29/kontrol-sosial-atau-pengendalian-sosial, diakses 29 July 2012

Ali, M. & Asrori. 2008. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta; Bumi Aksara

Effendy, Onong Uchajana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung; Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.

Gunarsa, Singgih. 1990. Dasar & Teori Perkembangan Anak. Jakarta; PT BPK Gunung mulia

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta; Pustaka Pelajar

Hurlock, Elizabeth. 2006. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga

Husain, Ilmaddin. 2013. Kepekaan Sosial itu Penting, (Online), dalam http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/03/kepekaan-sosial-itu-penting-530503.html, diakses 03 February 2013

Lestari, S. 2012. Psikologi Remaja, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam keluarga. Jakarta; Kencana

Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta; Gosyen Publishing

Permata, S. I. 2011. Hubungan Antara Keberfungsian Keluarga dengan Kematangan Emosi Remaja Laki-Laki. Skripsi. USU


(6)

58

Septiyani, A & Sukarti. 2007. Hubungan Antara Persepsi Remaja Awal Terhadap Peran Ayah Dalam keluarga dengan Keterampilan Sosial. Naskah disajikan pada Seminar Nasional diselenggarakan Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung; Alfabeta

Sunarto,Prof. Dr. H.dan Dra.Ny.B. Agung Hartono,1999.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT.Rineka Cipta

Wahyuningsih, S. 2009. Hambatan dan Kegagalan Komunikasi antara Orang Tua

dan Anak, (Online), dalam