THE USE OF MIND MAPPING IN TEACHING YOUNG LEARNERS VOCABULARY.

(1)

PEMBINAAN SIKAP DISIPLIN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA UNTUK MEMBANGUN KARAKTER SISWA

THESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Sri Woerijanti 1004838

PRODI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

==================================================================

PEMBINAAN SIKAP DISIPLIN SISWA

MELALUI KEGIATAN PRAMUKA

UNTUK MEMBANGUN KARAKTER

SISWA

Oleh Sri Woerijanti

S.H Sekolah Tinggi Hukum Bandung,1996

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana

© Sri Woerijanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Thesis dengan berjudul “PEMBINAAN SIKAP DISIPLIN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA UNTUK MEMBANGUN KARAKTER SISWA” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014 Yang Membuat Pernyataan,

Sri Woerijanti NIM 1004838


(6)

ABSTRAKS

Sri Woerijanti (1004838) “Pembinaan Sikap Disiplin Siswa Melalui Kegiatan Pramuka Untuk Membangun Karakter Siswa”

Pendidikan karakter menjadi isu utama pendidikan di Indonesia. Perilaku siswa di sekolah berkaitan dengan kedisiplinan kini banyak dilanggar oleh siswa. misalnya siswa terlambat datang ke sekolah, tidak mengerjakan PR, dan lain-lain. Kesemuanya tidak sesuai dengan sikap disiplin yang diharapkan sekolah. Penelitian ini mengkaji tentang pembinaan sikap disiplin siswa di SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara Kota Bandung, dengan sasaran penelitian siswa anggota Pramuka SMK Angkasa. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui kedisiplinan siswa anggota Pramuka di SMK Angkasa, 2) mengetahui latihan kegiatan Pramuka di SMK Angkasa, 3) mengetahui nilai karakter bangsa yang ditanamkan dalam kegiatan Pramuka di SMK Angkasa selain sikap disiplin, dan 4) mengetahui metode among yang dilaksanakan dalam kegiatan pramuka. Pendekataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan responden Kepala Sekolah, WKS Kesiswaan, Guru PKn, Guru BK, Pembina Pramuka Putra, Pembina Pramuka Putri dan Siswa anggota Pramuka. Penelitian ini dikembangkan melalui metode deskriptif analisis dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian menjelaskan 1) Kedisiplinan siswa anggota pramuka di SMK Angkasa lebih mentaati tata tertib sekolah, 2) Latihan kegiatan pramuka di SMK Angkasa yang dapat membentuk sikap disiplin siswa anggota pramuka berupa upacara bendera, pelantikan anggota Pramuka baru, pengembaraan, berkemah, rock claimbing dan lain-lain. 3) nilai karakter bangsa yang dapat ditanamkan dalam latihan kegiatan pramuka di SMK Angkasa selain sikap disiplin yaitu percaya diri, patuh pada aturan-aturan social, menghargai keragaman, berpikir logis, kritis dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, pengabdian, tertib serta konstruktif, 4) metode among identik dengan Pramuka, hal itu dapat dilihat dari cara pengkaderan anggota pramuka yang berprinsip kepada ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani. Jadi kegiatan pramuka merupakan strategi untuk melaksanakan pendidikan karakter di sekolah secara optimal. Untuk membina sikap disiplin, seharusnya pihak sekolah bersungguh-sungguh mendukung baik moril maupun metril guna memaksimalkan kegiatan pramuka sebagai strategi pendidikan karakter bangsa di sekolah.


(7)

ABSTRACT

Sri Woerijanti (1004838) “Student’s discipline development through Boys Scout, to build student’s character”.

Character education become a major education issue in indonesia. Students behaviour in school pertaining to disciplinary is violated by the students. For examples are late to school, don ' t do homework, and others. All of them are not in accordance with the discipline attitude that is expected in school. This research about a discipline attitude development of students in SMK Angkasa Lanud Husein Bandung, the target research are boy scouts students in SMK Angkasa. The aim of this research is 1 ) To know the discipline of students at SMK Angkasa, especially a member of the boy scouts 2 ) To know the activity of exercise SMK Angkasa boys scouts, 3 ) To know the value of a nation character that is implanted in the activities of SMK Angkasa boys scouts in addition to discipline attitude, and 4 )To know a method of among which was held in the activities of boys scout. This research use a qualitative approach, with respondents schoolmistress vice schoolmistress, the PKn teacher, counseling teacher, boys scout supervisor, girl scout supervisor and the member of boys scouting in SMK Angkasa.This research developed through a method of descriptive analysis with the technique of collecting data in the form of observation, interview documentation and the study of literature. Research results explanation 1) Students discipline from a members of boys scout in SMK Angkasa more obey the school code of conduct, 2) Scout exercise activities in the SMK Angkasa which could build the attitude of student members of the boys scout are Scout flag ceremony, the inauguration of new members of the Boy Scouts, adventure, camp, rock claimbing and others. 3) value character that can be embedded in the exercise of activities of the Scouts in SMK Angkasa in addition to the attitude of discipline that is confident, obedient on social rules, respect diversity, think logically, critically and brave, independent, innovative, hard-working, diligent, persistent, tenacious/discipline, visionary, earthy, vibrant, dynamic, orderly, constructive as well as devotion, 4) Scouts identical with among methods, it can be seen from the way the principled members of the cadre of Scouts to ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. So boys scouting is the strategy for implement character education at school optimally. To foster attitude of discipline, should the school meant it supports both morale and metril in order to maximise the Scout activities as national character education strategies in school.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjakan kehadiran Allah S.W.T yang maha berkehendak atas segalanya, limpahan rahmat dan pertolongan-Nya yang telah memberikan skenario terbaik pada peneliti untuk dapat menyelesaikan penelitian tesis yang berjudul “Pembinaan Sikap Disiplin Siswa Melalui Kegiatan Pramuka Untuk Membangun Karakter Siswa”.

Tesis ini sebagai bentuk kepedulian peneliti terhadap upaya pembentukan karakter bangsa, khususnya sikap disiplin yang merupakan salah satu ciri individu yang baik. Selain itu, tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Peneliti menyadari bahwa hasil karya peneliti masih banyak kekurangan-kekurangan yang memerlukan perbaikan. Maka peneliti sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan hasil karya penelitian berikutnya.

Bandung, Agustus 2014


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Rasa syukur peneliti panjatkan kepada Allah S.W.T atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang tiada henti menyertai kehidupan peneliti. Penlitian tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak kepada peneliti baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu peneliti ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd selaku Rektor UPI

2. Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed selaku Ketua Prodi Pendidikan Kewarganegaraan SPS UPI beserta seluruh dosen PKn baik S.Ps maupun S1 UPI.

3. Prof. Dr. Endang Danial, AR. M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dengan baik.

4. Kepala Sekolah, Guru-guru, Staf TU, Pembina Pramuka dan semua siswa anggota Pramuka SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung.

5. Kepala Sekolah, Guru-guru dan Staf TU SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung.

6. Kedua orang tua, almarhum. Bapak Dimyati dan almarhumah. Ibu Hayati yang telah memberikan kasih sayang kepada peneliti semasa hidupnya, yang tersayang kakak-kakakku dan semua keponakanku yang telah memberikan dukungan moril kepada peneliti.

7. Semua rekan PKn S.Ps UPI 2010 baik kelas A dan B khususnya Martalena Siburian, Vini Agustin Hadian, Yulianawati Rukmana, Yohanes Sabat, Suryaman, terimakasih sudah saling memberikan dukungan moril.

8. Semua teman dan sahabat peneliti yang telah memberikan dukungan moril. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut


(10)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN………. i

ABSTRAK………. ii

KATA PENGANTAR……… iii

UCAPAN TERIMAKASIH………... iv

DAFTAR ISI……….. vi DAFTAR TABEL……….. ix

DAFTAR GAMBAR………. x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian... 7

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian... 7

F. Struktur Organisasi Tesis... 8

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Sikap Disiplin Siswa Sebagai Bagian Dari Pendidikan Karakter... 10

1. Hakekat Pendidikan Karakter... 10

2. Tinjauan Tentang Sikap... 31

3. Tinjauan Tentang Disiplin... 36

4. Tinjauan Tentang Siswa... 46

B. Kegiatan Ekstrakurikuler... 47

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler... 47

2. Visi dan Misi Ekstrakurikuler... 48

3. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler... 48

4. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler... 49

5. Prinsip-Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler... 50

6. Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler... 51


(11)

8. Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler... 55

C. Kegiatan Pramuka... 55

1. Sejarah Gerakan Kepanduan... 55

2. Sejarah Pramuka... 57

3. Tujuan Dan Fungsi Pramuka... 59

4. Prinsip Dasar Kepramukaan... 60

5. Metode Kepramukaan... 60

6. Kode Kehormatan Pramuka... 61

7. Keanggotaan Kepramukaan... 63

8. Lambang Gerakan Pramuka... 64

9. Struktur Organisasi Pramuka Indonesia... 67

10.Model Pendidikan Dalam Pramuka... 68

D. Hubungan Antara Pendidikan Karakter, Kegiatan Pramuka Dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)... 69

E. Hasil Penelitian Yang Relevan... 72

BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Metode Penelitian ... 74

1. Pendekatan Penelitian ... 74

2. Metode Penelitian ... 75

B. Instrumen Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data ... . 75

1. Instrumen Penelitian ... 75

2. Teknik Pengumpulan Data ... 76

C. Lokasi Dan Subjek Penelitian ... 78

1. Lokasi Penelitian ... 78

2. Subjek Penelitian ... 78

3. Sumber Data………... 79

D. Definisi Operasional... 80

E. Tahapan Penelitian ... 81

1. Tahap Pra Penelitian ... 81

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 81


(12)

F. Analisa Data ... 82

1. Analisa Data ... 82

G. Penentuan Responden dan Kisi-kisi Penelitian... 85

1. Responden... 85

2. Kisi-kisi Penelitian... 85

H. Uji Validitas... 86

1. Triangulasi... 86

2. Member Check... 86

I. Tahapan-tahapan Penelitian Di Lapangan... 87

J. Desain Penelitian ... 89

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi lokasi penelitian... 90

2. Deskripsi hasil observasi dan wawancara... 94

3. Deskripsi hasil observasi kegiatan pramuka... 132

4. Kedisiplinan Siswa yang mengikuti Kegiatan Pramuka ... 135

5. Latihan Kegiatan pramuka... 139

6. Nilai karakter bangsa... 144

7. Model pendidikan... 148

B. Pembahasan Penelitian 1. Kedisiplinan Siswa Yang Mengikuti Pramuka... 152

2. Latihan Kegiatan Kepramukaan yang ada ... 155

3. Nilai Karakter Bangsa Yang Ditanamkan ... 160

4. Metode among sebagai cara melaksanakan pendidikan karakter bangsa di kepramukaan ... 162

BAB V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan... 166

1. Umum... 166

2. Khusus... 166


(13)

DAFTAR PUSTAKA... . 169 LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pilar Satuan Pendidikan ... 22

Tabel 2.2 Pilar Keluarga ... 23

Tabel 2.3 Pilar Masyarakat... 24

Tabel 2.4 Nilai Dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa... 27

Tabel 2.5 Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler... 51

Tabel 2.6 Matrik Ekstrakurikuler Dan Nilai-Nilai Karakter... 54

Tabel 2.7 Empat Golongan Latihan Kepramukaan... 71

Tabel 4.1 Matrik Deskripsi Hasil Penelitian... 120


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Koherensi Karakter Dalam Konteks Totalitas... 12

Gambar 2.2 Alur Pikir Pengembangan Karakter Bangsa... 14

Gambar 2.3 Strategi Kebijakan Pendidikan Karakter... 17

Gambar 2.4 Konteks Mikro Pendidikan Karakter... 21

Gambar 2.5 Hubungan Antara Nilai, Sikap, Motivasi Dan Dorongan... 32

Gambar 2.6 Langkah-Langkah Perubahan Sikap... 35

Gambar 2.7 Robert Baden Powell... 55

Gambar 2.8 Lambang Kepanduan Internasional... 56

Gambar 2.9 Cover Scouting For Boy... 57

Gambar 2.10 Visualisasi Keanggotaan Pramuka... 63

Gambar 2.11 Lambang Gerakan Pramuka Bentuk Silluete Tunas Kelapa. 65 Gambar 2.12 Lambang Gerakan Pramuka Indonesia... 65

Gambar 2.13 Struktur Organisasi Pramuka Indonesia... 67

Gambar 3.1 Component Of Data Analysis: Interaktive Model... 83

Gambar 3.2 Desain Penelitian... 89


(16)

Foto 1 : Anggota Pramuka Penegak Bantara – Laksana SMK Angkasa


(17)

Foto 3 : Upacara Penerimaan Anggota Pramuka Baru


(18)

Foto 5 : Tehnik Memadamkan Api


(19)

Foto 7 : Perjalanan Menuju Pos Selanjutnya


(20)

Foto 9 : Jurit Malam


(21)

PEMBINAAN SIKAP DISIPLIN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA UNTUK MEMBANGUN KARAKTER SISWA

Oleh

Sri Woerijanti (1004838) Abstrak

Kedisiplinan banyak dilanggar siswa, seperti keterlambatan, tidak mengerjakan PR, dan sebagainya. Penelitian mengkaji “pembinaan sikap disiplin siswa di SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara Kota Bandung”, sasaran penelitian anggota Pramuka. Tujuan penelitian mengetahui 1) kedisiplinan anggota Pramuka; 2) latihan Pramuka; 3) nilai karakter bangsa dalam Pramuka; 4) metode among Pramuka. Pendekataan kualitatif dengan responden Kepala Sekolah, Kesiswaan, Guru PKn dan BK dan Siswa anggota Pramuka. Penelitian menggunakan metode deskriptif analisis dengan pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian 1)siswa anggota pramuka lebih mentaati tata tertib sekolah, 2) latihan kegiatan pramuka membentuk sikap disiplin berupa upacara bendera, berkemah, dan sebagainya. 3) nilai karakter bangsa dalam kepramukaan berupa disiplin, tanggungjawab dan sebagainya 4) metode among identik dengan Pramuka, dalam pengkaderan anggotanya, berprinsip ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Pramuka merupakan strategi pendidikan karakter bangsa di sekolah, maka harus mendapat dukungan guna memaksimalkan kegiatan pramuka.


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Maraknya isu yang dihadapi sekolah-sekolah pada saat ini dalam menciptakan iklim sekolah yang sosial dan emosionalnya baik adalah masalah kedisiplinan siswa. Kedisiplinan yang dilaksanakan saat ini cenderung menurun dikalangan siswa karena istilah disiplin sering kali dianggap sepele, dalam arti mudah diucapkan dan dipahami namun sulit dalam pelaksanaannya. Kenyataan itu sangat mencemaskan berbagai kalangan terutama para pendidik yang memang mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam pengembangan dan pembinaan karakter bangsa melalui pendidikan di sekolah. Kecemasan itu sangatlah beralasan karena jika hal itu tidak segera ditanggulangi maka bangsa ini akan mengalami kemunduran dalam kedisiplinan, Lickona (dalam Megawangi, 2004, hlm. 8) mengemukakan ada sepuluh gejala perilaku individu yang mengarah pada kehancuran suatu bangsa, yaitu 1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, 2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, 3) pengaruh peer group yang kuat dalam tindakan kekerasan, 4) meningkatnya perilaku merusak diri, 5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, 6) menurunnya etos kerja, 7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, 8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga Negara, 9) membudayanya perilaku ketidakjujuran, 10) adanya rasa saling curiga dan kebencian diantaran sesama.

Hasil penelitian Megawangi (2004, hlm. 8-10) mengenai menurunnya etos kerja; menunjukkan bahwa dari 5 (lima) Sekolah Menegah Kejuruan Teknik Industri (SMK TI) di Bogor menunjukakan 87% sering tidak mengerjakan PR, 75% sering membolos, 57% gemar duduk-duduk di pinggir jalan, 33% keluyuran dengan kawan pada waktu jam sekolah. Di sisi lain terjadi pula peningkatan perilaku semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk yaitu dengan muncul sikap tidak merasa bersalah ketika berbohong


(23)

2

atau mencuri, sikap menganggap mencontek atau berbohong atau menggunakan kata-kata kasar adalah hal yang lumrah. Kemudian semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, hal ini bisa dilihat dan dirasakan oleh hampir semua guru berkaitan dengan adanya penurunan rasa hormat dan sopan santun di kalangan siswanya.

Naim (2012, hlm. 146) menyatakan bahwa dalam konteks pembelajaran di sekolah, ada beberapa bentuk kedisiplinan yang diharapkan pertama hadir di ruangan tepat pada waktunya. Kedisiplian hadir di ruangan pada waktunya akan memacu kesuksesan dalam belajar. Siswa yang sering terlambat hadir di ruangan kelas akan ketinggalan dalam memperoleh pelajaran. Kedua, tata pergaulan di sekolah. Sikap untuk berdisiplin dalam tata pergaulan di sekolah ini bisa diwujudkan dengan tindakan-tindakan menghormati semua orang yang tergabung di dalam sekolah, menghormati pendapat mereka, menjaga diri dari perbuatan-perbuatan dan sikap yang bertentangan dengan agama, saling tolong menolong dalam hal yang terpuji serta harus selalu bersikap terpuji. Ketiga, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler juga merupakan serentetan program sekolah, siswa dituntut untuk aktif mengikutinya dengan mencurahkan segala potensi yang dimiliki, baik bersikap fisik, mental, emosional dan interktual. Keempat, belajar di rumah. Dengan kedisiplinan belajar di rumah siswa menjadi lebih ingat terhadap pelajaran yang akan dihadapi atau yang akan diberikan oleh gurunya sehingga siswa akan lebih paham terhadap suatu pelajaran. Namun pada kenyataannya yang sering disaksikan dan didengar justru siswa yang perilakunya tidak sesuai peraturan bahkan bertentangan dengan sikap moral yang baik misalnya siswa datang terlambat atau bolos sekolah, berpakaian seragam tidak sesuai dengan PSAS, berambut gondrong, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mencontek pada saat ulangan, bermain hand phone pada saat guru menerangkan, membuat keributan di kelas, berkelahi, tidak hormat pada orang tua dan guru, berbohong, tawuran antar pelajar dan lain-lain.

Ketidak disiplinan ini tidak sesuai dengan pembinaan karakter sikap disiplin yang diharapkan sekolah. Jika ketidak disiplinan itu dibiarkan saja


(24)

3

dan tidak segera diatasi maka akan mengancam generasi muda bangsa yaitu mengalami kemunduran dalam sikap disiplin. Dengan kata lain masih banyak siswa yang tidak disiplin sehingga menghambat jalannya pembelajaran, sikap disiplin diperlukan karena dengan disiplin siswa ikut mengembangkan keberhasilan perilaku siswa secara akademik maupun sosial, sehingga diperlukan cara untuk mendisiplin siswa, salah satu program kegiatan siswa yaitu kegiatan ekstrakurikuler berupa Pramuka.

Menurut Budimansyah (2010, hlm. 90) menyatakan “…kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk lebih memantapkan pembentukan

kepribadian peserta didik…”.

Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan kaum muda yang menyelengarakan Kepramukaan dengan dukungan dan bimbingan anggota dewasa. Kepramukaan adalah proses pendidikan diluar lingkungan sekolah, dan diluar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang, menyenangkakan, sehat, teratur dan terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan menerapkan prinsip dasar Kepramukaan dan metode keparamukaan yang sasaran akhirnya adalah terbentuknya watak, akhlak dan budi pekerti luhur.

Dalam Pramuka Trisatya dan Dasa Darma merupakan sistem nilai yang dijadikan pedoman dalam menyelenggarakan keparamukaan. Janji Pramuka penegak disebut Trisatya Penegak. Trisatya pada Pramuka penegak berisi : Demi kehormatan aku berjanji akan bersungguh-sungguh 1) menjalankan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, 2) menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat, 3) menepati Dasa Darma. Sedangkan ketentuan moral Pramuka penegak disebut Dasa Darma Penegak berisi : 1) takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2) cinta alam dan kasih sayang kepada manusia, 3) patriot yang sopan dan kesatria, 4) rela menolong dan tabah, 5) patuh dan suka bermusyawarah, 6) rajin, terampil dan gembira, 7) hemat cermat dan bersahaja, 8) disiplin, berani dan setia, 9) bertanggung jawab dan dapat dipercaya, 10) suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.


(25)

4

Berdasarkan alasan di atas maka pembinaan karakter pada siswa sangatlah penting. Pemerintah mengeluarkan Desain Individu Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 (2010, hlm. 1) bahwa “secara filosofis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah kebutuhan asasi dalam proses berbangsa karena hanya bangsa yang memiliki karakter dan jati diri

yang kuat yang akan eksis”.

Sebagaimana dituturkan oleh Budimansyah (2010, hlm. 1) inti karakter adalah kebajikan (goodness), dalam arti berpikir baik (thingking good), berperasaan baik (feeling good), dan berperilaku baik (behaving good). Jadi bisa dimaknai bahwa dalam membangun karakter yang baik haruslah secara menyeluruh yang meliputi pikiran, perasaan, dan perilakunya.

Hal itu diperkuat dengan dikeluarkanya nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa oleh Pusat Kurikulum (2010, hlm. 9-10) yang meliputi :

Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, berbahasa/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, serta tanggung jawab. Disiplin merupakan nilai karakter yang sangat penting dalam pembinaan karakter bangsa.„Disiplin merupakan merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan

peraturan‟ (Pusat Kurikulum, 2010, hal. 9).

Disiplin tidak bisa terbangun secara instan. Dibutuhkan proses panjang agar disiplin menjadi kebiasaan yang melekat kuat dalam diri seorang anak. Oleh karena itu, penanaman disiplin harus dilakukan sejak dini. Penanaman disiplin sejak dini dilandasi oleh kenyataan bahwa disiplin mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengarahkan kehidupan manusia untuk mencapai cita-cita. Tanpa adanya disiplin, maka seseorang tidak mempunyai patokan tentang apa yang baik dan buruk dalam tingkah lakunya.Tujuan disiplin adalah untuk mengarahkan anak agar mereka belajar mengani hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa. Jika sejak dini sudah ditanamkan disiplin, mereka akan menjadikannya sebagai kebiasaan dan bagian dari dirinya. Dalam pelaksanaan disiplin di sekolah yang


(26)

5

memberlakukan peraturan terlalu ketat tanpa meletakkan kualitas emosional yang dituntut dalam hubungan interpersonal antara guru dengan murid dan sesama murid ataupun sesama guru akan menimbulkan rasa tak aman, ketakutan, serta keterpaksaan dalam perkembangan anak. Tetapi sebaliknya sekolah yang dapat memperlakukan peraturan secara rapi yang dilandasi oleh kualitas emosional yang baik dalam hubungan guru dan murid atau manusia lainnya, sehingga akan menghasilkan ketaatan yang spontan. Jadi dalam mendisiplinkan siswa harus diawali dari pendekatan secara emosional yang baik sehingga siswa memperbaiki tingkah lakunya atas dasar kesadaran yang tumbuh dari dalam dirinya. Jadi tujuan diciptakannya kedisiplinan siswa bukan untuk memberikan rasa takut atau pengekangan pada siswa, melainkan untuk mendidik para siswa agar sanggup mengatur dan mengendalikan dirinya dalam berperilaku serta bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Dalam membentuk warga Negara yang baik, diperlukan penguasaan kompetensi kewarganegaraan yang saling komplementer. Kompetensi kewarganegaraan menurut Bronson (dalam Winataputra dan Budimansyah,

2007, hlm. 186) terdiri atas “civic knowledge, civic sklills, dan civic dispositions”. Civic knowledge berarti pengetahuan kewarganegaraan, civic skills berarti kecakapan kewarganegaraan dan civic dispositions berarti watak kewarganegaraan. Pengembangan kecakapan kewarganegaraan (civic skills) tidak hanya diperoleh dilingkungan keluarga, tetapi juga di sekolah.

Menurut Desain Individu Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 (2010, hlm. 31) bahwa pendidikan karakter dalam konteks mikro berpusat pada satuan pendidikan secara holistic. Satuan pendidikan merupakan sektor utama yang secara optimal memanfaatkan dan memberdayakan semua lingkungan belajar yang ada untuk menginisiasi, memperbaiki, menguatkan, dan menyempurnakan secara terus-menerus proses pendidikan karakter di satuan pendidikan. Pendidikanlah yang akan melakukan upaya sungguh-sungguh dan senantiasa menjadi garda depan dalam upaya membentuk karakter manusia Indonesia sesungguhnya.


(27)

6

Pengembangan karakter dibagi dalam empat pilar yaitu kegiantan belajar-mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk pengembangan budaya satuan pendidikan, kegiatan ko-kurikuler dan atau ekstrakurikuler, serta kegiatan keseharian di rumah dan masyarakat.

Salah satu upaya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa, sikap disiplin merupakan salah satu nilai karakter bangsa, yang dapat ditanamkan melalui kegiatan ekstrakurikuler berupa Pramuka. Dengan dikelurkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka yang bertujuan melahirkan generasi muda yang memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, kerja sama, rasa kebangsaan, toleransi, perduli sosial dan lingkungan, cinta damai, kerja keras dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia.

Dengan latar belakang masalah di atas maka peneliti berminat mengadakan penelitian secara kualitatif dengan judul “PEMBINAAN SIKAP DISIPLIN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA UNTUK MEMBANGUN KARAKTER SISWA”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Sikap disiplin merupakan karakter yang utama dan merupakan modal dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam hal ini siswa sebagai mahluk sosial untuk hidup bermasyarakat, serta sebagai penerus bangsa yang merupakan cerminan warga Negara yang baik.

2. Pelaksanaan kegiatan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler.

3. Kegiatan Pramuka merupakan salah satu kegiatan dan tempat yang mampu membina sikap disiplin siswa lebih efektif.

4. Model pendidikan dengan metode among yang dilaksanakan dalam kegiatan Pramuka.


(28)

7

C. Rumusan Masalah Penelitian

Adapun rumusan masalah penelitian, dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran bentuk sikap disiplin anggota Pramuka di SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung?

2. Bagaimana latihan kegiatan Pramuka di SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung?

3. Bagaimana nilai karakter bangsa yang ditanamkan dalam kegiatan Pramuka di SMK Angkasa selain sikap disiplin?

4. Bagaimana model pendidikan dengan metode among yang dilaksanakan dalam kegiatan Pramuka?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang diharapkan bisa dicapai adalah :

1. Mengetahui gambaran bentuk sikap disiplin anggota Pramuka di SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung.

2. Mengetahui latihan kegiatan Pramuka di SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung.

3. Mengetahui nilai karakter bangsa yang ditanamkan dalam kegiatan Pramuka di SMK Angkasa selain sikap disiplin.

4. Mengetahui model pedidikan dengan metode among yang dilaksanakan dalam kegiatan Pramuka.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan secara teoritis dan kegunaan praktis sebagai berikut :

1. Kegunaan secara teoritis :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan terutama tentang gambaran kegiatan Pramuka sebagai sarana pembinaan sikap disiplin siswa dalam


(29)

8

pengembangan keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran pengembang pendidikan karakter bangsa.

2. Kegunaan secara praktis : a. Sekolah

Memberikan bahan masukan khususnya mengenai strategi pembinaan pendidikan karakter sikap disiplin secara mikro melalui kegiatan Pramuka secara efektif.

b. Gudep, Kwartir, Kwarcab, Kwarda, Kwarnas

1) Memberikan bahan masukan untuk menghidupkan kembali kegiatan Pramuka secara optimal di sekolah-sekolah.

2) Menambah keyakinan bahwa pendidikan karakter bangsa dapat dibentuk melalui kegiatan keparmukaan.

c. Pemerintah

Memberikan bahan masukan untuk bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan karakter bangsa.

F. Struktur Organisasi Tesis

Dalam penulisan tesis ini, peneliti mempergunakan sistematika yang meliputi lima bab. Dimulai dari PERNYATAAN, ABSTRAK, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV dan BAB V, DAFTAR PUSTAKA dan diakhiri dengan LAMPIRAN.

Pada BAB I diuraikan tentang PENDAHULUAN yang meliputi Latar Belakang Penelitia, Identifikasi Masalah Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur Organisasi.

Pada BAB II diuraikan tentang KAJIAN PUSTAKA yang meliputi Sikap Disiplin sebagai bagian dari Pendidikan Karakter, Kegiatan Ekstrakurikuler, Kegiatan Pramuka, Hubungan antara Pendidikan Karakter, Kegiatan Pramuka dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Hasil Penelitian yang Relevan.


(30)

9

Pada BAB III diuraikan tentang METODE PENELITIAN yang meliputi Pendekatan dan Metode Penelitian, Istrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data, Lokasi dan Subjek Penelitian, Tahapan Penelitian, Analisis Data, Uji Validitas, Desain Penelitian.

Pada BAB IV diuraikan tentang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN yang meliputi Analisis Data dan Analisis Temuan tentang pembinaan sikap disiplin siswa melalui kegiatan Pramuka untuk membangun karakter siswa.

Pada BAB V diuraikan tentang SIMPULAN DAN REKOMENDASI yang meliputi simpulan dari seluruh isi yang telah diuraikan dan dibahas dalam tesis, selanjutnya sebagai penutup peneliti memberikan sekedar rekomendasi kepada semua pihak yang terkait dan mudah-mudahan tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.


(31)

74

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena peneliti meneliti aktivitas sekelompok manusia di satu tempat, yang mengandung nilai-nilai karakter bangsa. Tepatnya siswa anggota Pramuka SMK Angkasa yang sedang melaksanakan aktivitas yang mengadung nilai-nilai karakter bangsa di sekolah. Creswell (dalam Machfiroh, 2011, hlm. 85) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut:

“Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The research build a complex, holistic picture, analysis words, repirt detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting”

Dari definis yang tersebut dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah proses penelitian untuk memahami yang didasarkan pada tradisi-tradisi metodologi penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau masalah yang berkaitan dengan manusia. Peneliti membuat gambaran kompleks yang bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan-pandangan pada informan secara rinci, dan melakukan penelitian dalam suatu situasi yang alamiah.

Hal ini yang menjadi konsentrasi peneliti dalam penelitian kualitatif adalah perubahan sikap disiplin siswa, maka peneliti harus langsung meneliti ke objek penelitiannya. Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Machfiroh, 2011, hlm. 86) pengumpulan data dalam penelitian kualitatif hendaknya dilakukan sendiri oleh peneliti dengan cara mendatangi sumbernya secara langsung.

Data yang didapatkan dalam penelitian ini berupa data deskriptif tentang suatu aktivitas siswa anggota Pramuka SMK Angkasa yang diambil


(32)

75

dalam situasi yang wajar, maka dibutuhkan ketelitian dalam mengamati segala aspek yang sedang dicermati. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “the researcher is the key instrument”. Jadi peneliti merupakan instrument kunci dalam penelitian kualitatif, karena peneliti menjadi segala dari keseluruhan penelitian, maksudnya peneliti menjadi perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir, yang pada akhirnya peneliti menjadi pelapor penelitiannya.

2. Metode Penelitian

Stake (dalam Machfiroh, 2011, hlm. 87) bahwa studi kasus merupakan penelitian, dimana peneliti di dalamnya meneliti, menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu yang dibatasi waktu dan peristiwa. Metode ini dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu kelompok, organisasi, lembaga atau gejala tertentu.

Penelitian tesis ini menggunakan studi kasus karena mencermati suatu aktivitas sekelompok individu, program, yang dibatasi waktu. Adapun penelitiannya berupa proses kedisiplian siswa anggota Pramuka SMK Angkasa, kegiatan Pramuka di SMK Angkasa.

B.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendapat yang dikemukakan Creswell (dalam Machfiroh, 2011, hlm. 88) bahwa “peneliti berperan sebagai instrumen kunci (researcher as key instrumen) atau yang utama” yang secara penuh mengadaptasikan diri ke dalam situasi yang dimasukinya, sehingga proses penelitian sangat penting daripada hasil yang diperoleh.

Creswell (2010, hlm. 264) menyatakan peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan para partisipan. Instrumen utama dalam penelitian tesis ini adalah peneliti sendiri yang langsung turun ke lapangan untuk mencari informasi tentang kedisiplinan


(33)

76

siswa anggota Pramuka SMK Angkasa melalui observasi atau wawancara dengan semua warga SMK Angkasa. Di dalam penelitian tesis ini, peneliti berkomunikasi dengan Kepala Sekolah, WKS Kesiswaan, Guru PKn, Guru BK, Pembina Pramuka Putra, Pembina Pramuka Putri serta siswa anggota Pramuka di SMK Angkasa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur.

a. Observasi

Menurut Creswell (2010, hlm. 267) observasi yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah observasi yang didalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti adalah instrumen utama (key instrument) dalam pengumpul data.

Dalam teknik observasi, peneliti meneliti tentang sikap disiplin siswa anggota Pramuka SMK Angkasa, latihan kegiatan Pramuka di SMK Angkasa, nilai karakter bangsa yang ditanamkan dalam latihan kegiatan Pramuka di SMK Angkasa, serta metode among yang dilakukan dalam kegiatan Pramuka di SMK Angkasa.

b. Wawancara

Alwasilah (2003, hlm. 154) berpandangan bahwa wawancara adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh lewat observasi. Wawancara juga digunakan untuk mengetahui proses kreatif yang merupakan proses kejiwaan yang tidak nampak sehingga sulit untuk diobservasi. Melalui wawancara peneliti dapat mendapatkan informasi yang mendalam karena beberapa hal, antara lain :

a. Peneliti dapat menjelaskan pertanyaan yang tidak dimengerti responden


(34)

77

c. Responden cenderung menjawab bila diberi pertanyaan

d. Responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa silam dan masa mendatang

Berdasarkan hal tersebut, maka metode ini memungkinkan pihak yang diwawancarai untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti, tidak sekedar menjawab pertanyaan.

Sebagaimana Lincoln dan Guba (dalam Sugiono, 2007, hlm. 322) mengemukakan langkah-langkah dalam pengunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu 1) menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan, 2)menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan, 3) membuka alur wawancara dan melangsungkan alur wawancara, 4) mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya, 5) menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, dan 6) mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

Dalam teknik wawancara peneliti melakukan wawancara tentang pembinaan disiplin melalui kegiatan Pramuka di sekolah, dengan responden 1) Kepala Sekolah, 2) WKS Kesiswaan, 3) Guru PKn, 4) Guru BK, 5) Pembina Pramuka Putra, 6) Pembina Pramuka Putri, dan 7) Siswa anggota Pramuka SMK Angkasa

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data kualitatif yang sudah lama digunakan, karena sangat bermanfaat seperti yang diungkapkan oleh Moleong (2011, hlm. 161), yaitu “...dokumen sebagai sumber data untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan”. Lebih lanjut Creswell (2010, hlm. 267-270) menyatakan pengumpulan data dalam kualitatif melalui dokumen dapat dilakukan melalui dokumen public (seperti koran, majalah, laporan kantor) ataupun dokumen privat (buku harian, diary, surat, email) dan materi audio visual berupa foto, objek-objek, seni, video tape atau segala jenis suara atau bunyi.


(35)

78

Dalam teknik dokumentasi, diperlukan peneliti untuk memperoleh data-data yang bersifat primer dan sekunder yang relevan dengan fokus penelitian, seperti catatan kegiatan Kepramukaan, foto-foto kegiatan Kepramukaan, cerita dari alumni anggota Pramuka SMK Angkasa. d. Studi Literatur

Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Teknik dilakukan dengan cara membaca, mempelajari buku-buku dan sebagainya. Faisal (dalam Machfiroh, 2011, hlm. 92) mengemukakan bahwa “hasil studi literatur bisa dijadikan masukan dan landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah-maslah yang akan diteliti, termasuk juga memberi latar belakang mengapa masalah tadi penting diteliti”. Dalam teknik studi literatur, peneliti mempelajari sejumlah literatur yang berupa buku-buku, jurnal, dan sumber kepustakaan lainnya guna mendapatkan informasi yang menunjang dan berhubungan dengan pendidikan kewarganegaraan, kegiatan Pramuka, pendidikan karakter.

C.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian berada di SMK ANGKASA Lanud Husein Sastranegara, yang beralamat di Jalan Lettu Subagio No 22 Kota Bandung 40173.

2. Subjek Penelitian

Subjek pelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih secara purposif bertalian dengan tujuan tertentu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Creswell (dalam Machfiroh, 2011, hlm.94) bahwa partisipan dan lokasi penelitian itu dipilih secara sengaja dan penuh perencanaan, penelitian yang dapat membantu peneliti memahami masalah penelitian.


(36)

79

Dalam penelitian ini, teknik penentuan subjek penelitian dimaksudkan agar peneliti dapat sebanyak mungkin memperoleh informasi dengan segala komplesitas yang berkaitan dengan pembinaan karakter kedisiplinan melalui kegiatan Pramuka di sekolah. Meskipun demikian, pemilihan subjek penelitian tidak dimaksudkan untuk mencari persamaan yang mengarah pada pengembangan generaliasi, melainkan untuk mencari informasi secara rinci yang sifatnya spesifik yang memberikan ciri khas dan unik.

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah : a. Kepala Sekolah

b. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan c. Guru PKn

d. Guru BK

e. Pembina Pramuka Putra f. Pembina Pramuka Putri

g. Siswa anggota Pramuka SMK Angkasa

Sebagaimana dikemukakan oleh peneliti bahwa penelitian ini menggunakan sampel purposive sehingga besarnya sampel ditentukan oleh adanya pertimbangan perolehan informasi. Penentuan sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai pada titik jenuh yang dikemukakan oleh Nasution (1996, hlm. 32-33) bahwa :

Untuk memperoleh informasi sampai dicapai taraf “redundancy” ketentuan atau kejenuhan artinya bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang dianggap berarti.

Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa dalam pengumpulan data dari responden didasarkan pada ketentuan atau kejenuhan data dan informasi yang diberikan.

3. Sumber Data

Informasi dalam bentuk lisan dan tulisan dalam penelitian kualitatif berturut-turut menjadi data primer dan sekunder penelitian. Data primer yang dikumpulkan mencakup persepsi dan pemahaman personal serta


(37)

80

deskripsi lainnya yang berkaitan dengan fokus penelitian, sedangkan data sekunder adalah data mengenai jumlah person dan kualifikasinya serta berkas kerja yang dapat mengungkapkan informasi tentang pembinaan karakter disiplin melalui kegiatan Pramuka di SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara Kota Bandung.

D.Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan tafsir atas konsep yang digunakan, maka perlu diberikan penjelasan atas istilah teknis yang digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan menjelaskan maksud dari istilah tersebut :

1. Disiplin

Yang dimaksud kedisiplinan dalam penelitian ini adalah keadaan tertib dimana siswa yang tergabung dalam warga sekolah harus tunduk dan patuh pada peraturan atau tata tertin sekolah yang telah ada.

2. Pramuka

Pramuka atau Praja Muda Karana adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya adalah pembentukan akhlak mulia dan budi pekerti luhur serta membentuk watak warga Negara yang baik.

3. Karakter

Karakter merupakan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi cirri khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun Negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang mampu membuat suatu keputusan dan siap memper-tanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang dibuatnya.


(38)

81

E.Tahapan Penelitian 1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap pra penelitian ini yang pertama kali dilakukan adalah memilih maslaah, menentukan judul dan lokasi penelitian dengan tujuan menyesuaikan keperluan dan kepentingan fokus penelitian yang akan diteliti. Setelah masalah dan judul penelitian dinilai tepat dan disetujui pembimbing, peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mendapat gambaran awal tentang subjek yang akan diteliti.

Setelah diperoleh gambaran mengenai subjek yang akan diteliti serta masalah yang dirumuskan relevan dengan kondisi objektif di lapangan, selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian. Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu ditempuh prosedur perizinan sebagai berikut : a. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada

Ketua Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Pascasarjana, selanjutnya diteruskan kepada Asisten Direktur I untuk mendapatkan surat rekomendasi dari Kepala BAAK UPI yang secara kelembagaan mengatur segala jenis urusan administrative dan akademis.

b. Pembantu Rektor I atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Bandung. c. Meminta izin kepada kepala SMK Angkasa Lanud Husein Sasatranegara

Kota Bandung dengan membawa surat rekomendasi dari Sekolah Pasca Sarjana UPI.

2. Tahap Pelaksanan Penelitian

Setelah tahap pra penelitian selesai, maka peneliti mulai ke lapangan untuk memulai penelitian. Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari responden. Selain mengumpulkan hasil observasi di lapangan, juga memperoleh data melalui wawancara dengan responden. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :


(39)

82

a. Menghubungi Kepala SMK Angkasa Lanud Husein Sasatranegara Kota Bandung untuk meminta izin pelaksanaan penelitian

b. Menentukan waktu observasi

c. Menentukan responden yang akan diwawancara

d. Melakukan observasi untuk mendapat gambaran awal yang diperlukan selama proses penelitian.

e. Melakukan wawancara untuk mendapat informasi yang mendetil mengenai pengaruh kegiatan Pramuka di SMK Angkasa Lanud Husein Sasatranegara Kota Bandung

f. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan dianggap berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

g. Melakukan studi literatur untuk memperkuat hipotesa

h. Mengikuti kegiatan yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Setelah selesai mengadakan peneilitan dengan responden, peneliti menuliskan kembali data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data secara terperinci. Data yang diperoleh dari hasil penelitian disusun dalam bentuk laporan secara lengkap.

3. Tahap Pengolahan Data

Dalam tahap pengolahan data, data yang sudah diambil diproses secara terususun dengan terlebih dahulu dikategorikan serta dikaitkan dengan topik yang akan diteliti untuk diambil maknanya. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan.

F. Analisa Data 1. Analisa Data

Pada dasarnya tidak ada suatu teknis analisis penelitian kualitatif yang dapat dijadikan satu-satunya pedoman (Creswell, dalam Machfiroh, 2011, hlm. 100). Peneliti dapat memilih dan menggunakan model-model yang telah dikembangkan oleh para peneliti sebelumnya atau bersifat pemilihan.


(40)

83

Oleh sebab itu penelitian ini akan menggunakan setidaknya dua model teknik analisis yaitu (Miles dan Huberman, 2009; Creswell, 2008; dalam Machfiroh, 2011, hlm. 100).

Proses analisis data kualitatif mencakup penggalian makna yang ada di dalam data tertulis maupun gambar. Proses ini meliputi persiapan analisis data, analisis pemilihan data, penggalian makna yang mendalam terhadap data, penyajian data dan membuat interprestasi yang lebih luas tentang makna data (Creswell dalam Machfiroh, 2011, hlm. 100)

Analisa data kualitatif dari tiga alur kegiatan yang dilakukan secara bersamaan yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan / verifikasi. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi dan transformasi terhadap data “kasar” yang diperoleh dari catatan lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yang bertujuan untuk menajamkan, mengelompokkan, memfokuskan, pembuangan yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data untuk memperoleh kesimpulan final. Penyajian data dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun dalam suatu kesatuan bentuk yang disederhanakan, selektif dalam konfigurasi yang mudah dipakai sehingga memberi kemungkinan adanya pengambilan keputusan. Setelah data terjalin secara baik dan terorganisasi maka dilakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi. (Miles dan Huberman, dalam Machfiroh, 2011,

hlm. 101) Gambar 3.1

Components of Data Analysis: Interaktive Model (Miles and Huberman, 2009: 23)

Data Collection

Data Reduction

Data Display

Conclusions Drawing/ Veifying


(41)

84

Proses pengumpulan dan analisis data (termasuk penulisan laporan) merupakan proses yang simultan dalam penelitian kualitatif. Pada saat pengumpulan data penelitian dapat langsung melakukan analisis informasi yang terkandung dalam data untuk menemukan gagasan pokok. Proses ini juga dapat bersifat interaktif, dimana pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan secara bolak-balik dan seterusnya. Jadi peneliti dapat melakukan wawancara ulang terhadap individu apabila terjadi kekurangan data atau terjadi kesimpangsiuran data, yang diberikan oleh responden kepada peneliti. (Creswell, dalam dalam Machfiroh, 2011, hlm. 101).

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa dalam pengolahan data dan menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, memerlukan pencatatan secara teliti dan rinci. Untuk itu data dirangkum dan dipilih hanya hal-hal yang pokok dan penting yang berkaitan dengan kegiatan Pramuka di SMK Angkasa.

b. Display Data

Data yang telah direduksi kemudian disajikan atau ditampilkan dalam bentuk deskripsi sesuai dengan aspek-aspek penelitian. Penyajian data ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti menafsirkan data dan menarik kesimpulan. Sesuai dengan aspek-aspek penelitian ini, maka data atau infromasi yang diperoleh dari lapangan disajikan secara berturut-turut mengenai keadaan aktual lokasi penelitian dan strategi implementasi pembinaan karakter dan disiplin siswa melalui kegiatan Pramuka.

c. Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan diambil secara bertahap, diawali dengan pengambilan kesimpulan sementara. Namun dengan bertambahnya data kemudian dilakukan verifikasi data yaitu dengan mempelajari kembali data-data yang ada (yang direduksi maupun disajikan). Untuk penguatan keputusan yang


(42)

85

dibuat yang dibuat, peneliti juga meminta pertimbangan dengan pihak-pihak yang terkait dengan penelitiana ini. Setelah hal itu dilakukan, peneliti mengambil keputusan akhir.

G.Penentuan Responden dan Kisi-kisi Penelitian 1. Responden

Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif, maka subjek dalam penelitian ini ditentukan secara snow ball sampling, artinya subjek penelitian relative sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian, namun subjek penelitian dapat terus bertambah sesuai keperluan. Dalam penelitian ini, teknik snow ball sampling dilakukan apabila dalam pengumpulan datanya tidak cukup hanya dari satu sumber, maka dikumpulkan juga dari sumber-sumber lain yang berkompeten. Misalnya jika pengumpulan data tidak cukup hanya dari Kepala Sekolah dan Guru PKn saja, maka perlu penambahan responden dari WKS Kesiswaan, Guru BK, Pembina Pramuka Putra, Pembina Pramuka Putri, dan Siswa anggota Pramuka SMK Angkasa. Teknik-teknik penentuan jumlah subjek penelitian seperti ini adalah snow ball sampling Bogdan dan Biklen (dalam Machfiroh, 2011, hlm. 104).

2. Kisi-kisi Penelitian

Nasution (dalam Machfiroh, 2011, hlm. 104) berpendapat bahwa “peneliti adalah key instrument yaitu peneliti sendiri bertindak sebagai pengamat, untuk mengumpulkan data secara mendalam yang dibantu dengan pedoman observasi dan pedoman wawancara”. Agar penelitian ini terarah, maka sebelum melakukan penelitian di lapangan, peneliti terlebih dahulu menyusun kisi-kisi penelitian yang selanjutnya dijadikan acuan untuk membuat pedoman wawancara, studi dokumentasi dan observasi.


(43)

86

H.Uji Validitas 1. Triangulasi

Pengujian triangulasi data dalam hasil penelitian ini menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur dengan menggunakan sumber yang sama. Hal tersebut dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan ulang temuan antar sumber data, metode pegumpul data dan teori yang relevan dengan fokus penelitian. Menurut Creswell (dalam Machfiroh, 2011, hlm. 104) Triangulasi adalah mentriangulasi sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema-tema secara koheren. Triangulasi dipandang penting dilakukan oleh peneliti kualitatif karena dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data bila hanya dibandingkan dengan satu pendekatan.

Sedangkan menurut Alwasilah (2003, hlm. 175) Triangulasi adalah teknik yang merujuk pada pengumpulan informasi atau data dari individu dan latar dengan menggunakan berbagai metode. Cara ini baik untuk mengurangi bias yang melekat pada satu metode dan memudahkan melihat keluasan penjelasan yang dikemukakan. Yang perlu dicermati di sini adalah bahwa triangulasi tidak menjamin bebasnya ancaman terhadap validitas. Untuk itu ada dua hal yang harus dihindari, yaitu : 1) Tidak menggunakan metode yang memiliki bias yang sama; dan 2) Tidak menggunakan metode yang berbeda dengan tujuan untuk mendukung kesimpulan yang ada.

2. Member Check

Dalam tahap member-check dilakukan pemantapan informasi atau data penelitian yang telah terkumpul selama tahap eksplorasi atau studi lapangan, dengan demikian hasil penelitian dapat diharapkan memiliki singkat validitas yang tinggi. Dalam kaitan hal itu, data yang diperoleh melalui teknik wawancara dibuat dalam bentuk transkrip.


(44)

87

Demikian juga halnya dengan data yang diperoleh melalui penggunaan teknik studi dokumentasi, dan data yang diperoleh melalui teknik observasi dibuat bentuk catatan-catatan lapangan. Apabila ditemukan ada informasi yang tidak sesuai maka peneliti harus segera berusaha memodifikasinya, apakah dengan cara menambah, mengurangi, atau bahkan menghilangkannya sampai kebenarannya dapat dipercaya. Hal itu sesuai dengan pendapat Creswell (dalam Machfiroh, 2011, hlm. 105) yang mengemukakan bahwa member-check adalah membawa kembali hasil laporan akhir atau deskripsi tema-tema spesifik terhadap partisipan untuk mengecek apakah peneliti merasa bahwa laporan tersebut sudah akurat.

I. Tahap-tahap Penelitian di Lapangan

Dalam setiap proses penelitian kualitatif batas antara satu tahapan dengan tahapan berikutnya sulit dinyatakan secara tegas. Mengenai tahap penelitian, yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap penelitian sebagai berikut.

1. Tahap Pra-Lapangan :

Tahap ini meliputi berbagai studi kepustakaan mengenai Pramuka, membuat desain penelitian, menentukan lokasi penelitian yaitu di SMK Angkasa, mengurus perizinan, dan menyiapkan kelengkapan kegiatan penelitian lapangan.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan :

Tahap ini diawali dengan observasi pendahuluan ke lokasi penelitian untuk memperoleh gambaran awal yang sesuai dengan fokus kajian penelitian. Setelah itu, peneliti mempelajari lokasi, subjek yang diteliti, melakukan pengamatan, wawancara, membuat catatan lapangan, mengambil pola kejadian secara langsung, dan mengumpulkan berbagai dokumen yang relevan. Dalam kegiatan ini juga peneliti melakukan kegiatan analisis data secara bertahap.


(45)

88

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data :

Tahap ini terdiri dari kegiatan-kegiatan mencari dan merumuskan tema membuat hipotesis kerja, bekerja dengan hipotesis kerja, menafsirkan hasil analisis data serta menguji validitas data.

4. Tahap Penyajian Laporan Hasil Penelitian :

Tahap ini berbentuk kegiatan pengetikan naskah laporan, penyuntingan, penyusunan naskah akhir, pengesahan pembimbing, penggandaan dan pencetakan naskah jadi, penyerahan naskah kepada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan siap untuk diuji dihadapan penguji dan pembimbing.


(46)

89

J. Desain Penelitian

Gambar 3.2 Desain Penelitian

SIKAP SISWA PRAMUKA SMK ANGKASA KARAKTER SISWA

1. Siswa datang terlambat ke sekolah

2. Siswa bolos sekolah 3. Siswa berpakaian seragan

tidak sesuai dengan PSAS 4. Siswa laki-laki berambut

panjang

5. Siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah

6. Siswa mencontek saat ujian

7. Siswa bermain HP pada saat KBM

8. Siswa berbohong 9. Siswa berkelahi

1. Latihan Upacara Bendera 2. Pelantikan Anggota

Pramuka 3. Pengembaraan 4. Berkemah 5. Rock Climbing

6. Kepanitiaan Cabang dan Daerah

7. Raimuna 8. Lokantara 9. Terjun Payung 10. Latihan Menembak 11. Kursus Pamong

Dirgantara

1. Disiplin

2. Bertanggung jawab

3. Percaya diri

4. Patuh pada aturan-aturan

sosial

5. Berpikir logis

6. Kritis

7. Kkreatif dan inovatif

8. Mandiri

9. Pemberani

10.Bekerja keras

11.Tekun

12.Ulet / gigih

13.Bersemangat

14.Dinamis

15.Pengabdian


(47)

120

Matrik Deskripsi Hasil Penelitian

NO NARASUMBER PROGRAM KEGIATAN NILAI KARAKTER MODEL AMONG

1 Kepala Sekolah Melaksanakan dengan tegas Tata

Tertib SMK Angkasa

Menjalankan Tata Tertib secara tegas, lugas, dan tepat sasaran.

Disiplin,

bertanggungjawab, patuh pada aturan-aturan sosial, tertib, dinamis, konstruktif

Pendidikan yang memberikan kebebasan untuk bergerak (motorik), kebebasan berkreatifitas dan berani untuk

bertindak serta tidak saling menyalahkan, tetapi saling asah asih dan asuh.

2 WKS Kesiswaan Melaksanakan dengan tegas Tata

Tertib SMK Angkasa

Menjalankan Tata Tertib secara tegas, lugas, dan tepat sasaran.

Disiplin,

bertanggungjawab, patuh pada aturan-aturan sosial, tertib, dinamis, konstruktif

Metode among adalah metode pendidikan dalam Pramuka dengan azas asah, asih dan asuh

3 Guru PKn Melaksanakan dengan tegas Tata

Tertib SMK Angkasa

Menjalankan Tata Tertib secara tegas, lugas, dan tepat sasaran.

Disiplin,

bertanggungjawab, patuh pada aturan-aturan sosial, tertib, dinamis, konstruktif

Metode among adalah metode pendidikan yang menganut falsafah Ing Ngarso

Suntulodo, I Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani

4 Guru BK Melaksanakan dengan tegas Tata

Tertib SMK Angkasa

Menjalankan Tata Tertib secara tegas, lugas, dan tepat sasaran.

Disiplin,

bertanggungjawab, patuh pada aturan-aturan sosial, tertib, dinamis, konstruktif

Metode among adalah metode pendidikan yang mengacu kepada


(48)

121

keteladanan yang penuh dengan kasih sayang.

5 Pembina Pramuka

A (Putra)

Membimbing anggota Pramuka dalam menjalankan Dasa Dharma dan Trisatya

Memberi bimbingan, teladan serta

mengarahkan anggota Pramuka agar dapat selalu berprilaku sesuai dengan Dasa Dharma dan Trisatya

Bertanggung jawab,percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri,

pemberani, bekerja keras, tekun, ulet / gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, pengabdian, tertib serta konstruktif

Among memberikan kebeasan kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat, ide dan potensi dengan tujuan untuk menumbuhkan kreatifitas dan percaya diri, sehingga diharapkan peserta didik bisa mandiri dan mampu terjun langsung dalam kehidupan bermasyarakat.

6 Pembina Pramuka

B (Putri)

Membimbing anggota Pramuka dalam menjalankan Dasa Dharma dan Trisatya

Memberi bimbingan, teladan serta

mengarahkan anggota Pramuka agar dapat selalu berprilaku sesuai dengan Dasa Dharma dan Trisatya

Bertanggung jawab,percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri,

pemberani, bekerja keras, tekun, ulet / gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, pengabdian, tertib serta konstruktif

Among memberikan kebeasan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya secara mengayomi dan memberikan bimbingan supaya anak mandiri dan bisa berinteraksi dengan pembina dan rekan-rekan nya


(49)

122

sehingga peserta didik dapat terbuka dengan pembinanya.

7 Siswa 1 (AC) - Latihan Upacara Bendera

- Pelantikan Anggota Pramuka

- Pengembaraan

- Berkemah

- Peringatan HUT

Pramuka

- Peringatan HUT RI

- Upacara Pembukaan

Diklat Saka Dirgantara

- Upacara HUT Kota

Bandung

- Pengibaran Bendera

KAA

- Pelantikan Ambalan

- Pelantikan Bantara

dan Laksana

- Navigasi

- Caving

- Survival

- Perkemahan / Praktek

lapangan

- Yout Leadership

Camp Bertanggung jawab, nasionalis, disiplin, bersemangat, pengabdian, toleran, menghargai keberagaman dan kebersamaan. Bertanggung jawab,percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri, disiplin, bersahaja, bersemangat dan pengabdian.

Bertanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri, pemberani, tekun, ulet / gigih, disiplin,bersahaja, bersemangat dan dinamis. Mandiri, tangguh, tidak cepat putus asa, disiplin, bertanggung jawab, saling menghormati, saling

Metode among adalah metode mendidik Pramuka Muda dengan cara memberi

kepercayaan pada kakak tingkat untuk dapat membina adik tingkat nya.


(50)

123

- Rock Claimbing

- Kepanitiaan Cabang dan Daerah

- Raimuna

- Rock Claimbing

- Wall Claimbing

- Pekan Raya Pramuka

- Memantau TPS

Pemilu Jabar

- Rapat Gerak Jalan

- Rapat Cap Gomeh

- Rapat KAA

- Rapat BLO

- Rapat Funwalk

- Raimuna Cabang

- Raimuna Daerah

- Raimuna Nasional

menghargai,

berempati.religius, kreatif, tekun

Bertanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, ulet / gigih, disiplin, tertib. Bertanggung jawab,percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri,

pemberani, bekerja keras, tekun, ulet / gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, pengabdian, tertib serta konstruktif

Bertanggung jawab, percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, pemberani,


(51)

124

- Lokatara

- Terjun Payung

- Latihan Menembak

- Lomba Pionering

- Terjun Payung

- Latihan Menembak

bekerja keras, tekun, ulet / gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, pengabdian, tertib serta konstruktif

Bertanggung jawab, percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, ulet / gigih, disiplin,

bersemangat, dinamis, pengabdian, tertib serta konstruktif

Bertanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri, pemberani, tekun, disiplin, bersemangat, dinamis, tertib.

Bertanggungjawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri, pemberani, disiplin, bersemangat, dinamis, tertib.


(52)

125

- Kursus Pamong Dirgantara - Kewiraan Diklat Saka

Dirgantara

Percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan-aturan sosial, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, disiplin, bersahaja, bersemangat,

dinamis,pengabdian, tertib.

8 Siswa 2 (FK) - Latihan Upacara Bendera

- Pelantikan Anggota Pramuka

- Pengembaraan

- Peringatan HUT

Pramuka

- Peringatan HUT RI

- Upacara Pembukaan

Diklat Saka Dirgantara

- Upacara HUT Kota

Bandung

- Pengibaran Bendera

KAA

- Pelantikan Ambalan

- Pelantikan Bantara

dan Laksana - Navigasi - Caving - Survival Bertanggung jawab, nasionalis, disiplin, bersemangat, pengabdian, toleran, menghargai keberagaman dan kebersamaan. Bertanggung jawab,percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri, disiplin, bersahaja, bersemangat dan pengabdian.

Bertanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri,

Metode among adalah metode mendidik dengan cara menuntun adik tingkat agar dapat memiliki SKU yang diharapkan.


(53)

126

- Berkemah

- Rock Claimbing

- Kepanitiaan Cabang dan Daerah

- Perkemahan / Praktek

lapangan

- Yout Leadership

Camp

- Rock Claimbing

- Wall Claimbing

- Pekan Raya Pramuka

- Memantau TPS

Pemilu Jabar

- Rapat Gerak Jalan

- Rapat Cap Gomeh

- Rapat KAA

- Rapat BLO

- Rapat Funwalk

pemberani, tekun, ulet / gigih, disiplin,bersahaja, bersemangat dan dinamis. Mandiri, tangguh, tidak cepat putus asa, disiplin, bertanggung jawab, saling menghormati, saling menghargai,

berempati.religius, kreatif, tekun

Bertanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, ulet / gigih, disiplin, tertib. Bertanggung jawab,percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri,

pemberani, bekerja keras, tekun, ulet / gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, pengabdian, tertib serta konstruktif


(54)

127

- Raimuna

- Lokatara

- Terjun Payung

- Raimuna Cabang

- Raimuna Daerah

- Raimuna Nasional

- Lomba Pionering

- Terjun Payung

Bertanggung jawab, percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, ulet / gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, pengabdian, tertib serta konstruktif

Bertanggung jawab, percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, ulet / gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, pengabdian, tertib serta konstruktif

Bertanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri, pemberani, tekun, disiplin, bersemangat, dinamis,


(55)

128

- Latihan Menembak

- Kursus Pamong Dirgantara

- Latihan Menembak

- Kewiraan Diklat Saka

Dirgantara

tertib.

Bertanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri, pemberani, tekun, disiplin, bersemangat, dinamis, tertib.

Percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan-aturan sosial, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, disiplin, bersahaja, bersemangat,

dinamis,pengabdian, tertib.

9 Siswa 3 (LPSW) - Latihan Upacara Bendera - Peringatan HUT

Pramuka

- Peringatan HUT RI

- Upacara Pembukaan

Diklat Saka Dirgantara

- Upacara HUT Kota

Bandung

- Pengibaran Bendera

KAA Bertanggung jawab, nasionalis, disiplin, bersemangat, pengabdian, toleran, menghargai keberagaman dan kebersamaan. Metode Among adalah metode mendidik dengan cara memberi contoh yang baik pada adik tingkat.


(56)

129

- Pelantikan Anggota Pramuka

- Pengembaraan

- Berkemah

- Rock Claimbing

- Kepanitiaan Cabang dan Daerah

- Pelantikan Ambalan

- Pelantikan Bantara

dan Laksana

- Navigasi

- Caving

- Survival

- Perkemahan / Praktek

lapangan

- Yout Leadership

Camp

- Rock Claimbing

- Wall Claimbing

- Pekan Raya Pramuka

- Memantau TPS

Pemilu Jabar

Bertanggung jawab,percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri, disiplin, bersahaja, bersemangat dan pengabdian.

Bertanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri, pemberani, tekun, ulet / gigih, disiplin,bersahaja, bersemangat dan dinamis. Mandiri, tangguh, tidak cepat putus asa, disiplin, bertanggung jawab, saling menghormati, saling menghargai,

berempati.religius, kreatif, tekun

Bertanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, ulet / gigih, disiplin, tertib. Bertanggung jawab,percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai


(57)

130

- Raimuna

- Lokatara

- Rapat Gerak Jalan

- Rapat Cap Gomeh

- Rapat KAA

- Rapat BLO

- Rapat Funwalk

- Raimuna Cabang

- Raimuna Daerah

- Raimuna Nasional

- Lomba Pionering

keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri,

pemberani, bekerja keras, tekun, ulet / gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, pengabdian, tertib serta konstruktif

Bertanggung jawab, percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, ulet / gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, pengabdian, tertib serta konstruktif

Bertanggung jawab, percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, ulet /


(58)

131

- Terjun Payung

- Latihan Menembak

- Kursus Pamong Dirgantara

- Terjun Payung

- Latihan Menembak

- Kewiraan Diklat Saka

Dirgantara

gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, pengabdian, tertib serta konstruktif

Bertanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri, pemberani, tekun, disiplin, bersemangat, dinamis, tertib.

Bertanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri, pemberani, tekun, disiplin, bersemangat, dinamis, tertib.

Percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan-aturan sosial, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, disiplin, bersahaja, bersemangat,


(59)

169

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaedar. (2003). Pokonya Kualitatif. Cetakan Kedua. Jakarta: Kiblat Buku Utama

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakterk. Jakarta: Rineka Cipta

Asmani, Jamal Ma’mur. (2011). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter

Di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press

Aqib, Zainal. (2011). Panduan & Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya

Aqib, Zainal. (2011). Pendidikan Karakter: Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: Yrama widya

Aqib, Zainal. (2012). Pendidikan Karakter Di Sekolah: Membangun Karakter Dan Kepribadian Anak. Bandung: Yrama widya

Aunillah, Nurla Isna. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah. Jogjakarta: Laksana

Bogdan, R.C. dan Biklen, S. K. (1992). Qualitative Research For Educational Theory And Methods. London: Allyn And Bacon Inc

Budimansyah, Dasim. (2012). Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter. Bandung: Widya Aksara

Creswell, John W. (1998). Qualitative Inquiry And Research Design: Choosing Among Five Tradition. London: Sage Publication

Creswell, John W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Darmayanti, Deni. (2014). Panduan Implementasi Pendidkan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Araska

Denzin, Norman K. Dan Yvonna S. Lincoln. (2009). Handbook Of Qualitative Research. Terjemahan Oleh Dariyanto dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Estiarti, Arindiah. (2000). Perjalanan Gugus Depan Gerakan Pramuka Kodya Bandung 03016-03017 Di Lanud Husein Sastranegara Dari Masa Ke Masa Dan Pembentukan Gugus Depan Gerakan Pramuka Kodya Bandung 18051-18052 Di Pangkalan SKB Bandung Kota. Bandung: Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Bandung Kota Kotamadya Bandung


(60)

170

Fathurrohman, Pupuh. Dkk. (2013). Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama

Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi. Bandung: Alfabeta

Ilyas dan Qoni. (2012). Buku Pintar Pramuka. Yogyakarta: Familia

Lickona, Thomas. (1992). Educating For Character How Our Schools Can Teach Respect And Responsibility. New York-Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books

Lincoln, Y.S. dan Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquiry. Beverly Hills: Sage Publication

Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. (2009). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode Metode Baru. Jakarta: UI Press

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter: Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation

Moleong, Lexy J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitativ (Edisi Revisi). Cetakan 29. Bandung: Rosda

Muis, A. (2005). Morfonsitaksis. Bandung: Rineka Cipta

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Aksara Naim, Ngainun. (2012). Character Building. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Poerwadarminta. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Sulaeman dan Prihatna. (2007). Dasar Kepramukaan. Bandung : Aku Suka

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuanitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Syarbini. (2012). Buku Printar Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Karakter Anak Di Sekolah, Madrasah dan rumah. Jakarta: Asa Prima

Tulus, Tu’u. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.


(1)

- Terjun Payung

- Latihan Menembak

- Kursus Pamong Dirgantara

- Terjun Payung

- Latihan Menembak

- Kewiraan Diklat Saka Dirgantara

dinamis, pengabdian, tertib serta konstruktif

Bertanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri, pemberani, tekun, disiplin, bersemangat, dinamis, tertib.

Bertanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri, pemberani, tekun, disiplin, bersemangat, dinamis, tertib.

Percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan-aturan sosial, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, disiplin, bersahaja, bersemangat,


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaedar. (2003). Pokonya Kualitatif. Cetakan Kedua. Jakarta: Kiblat Buku Utama

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakterk. Jakarta: Rineka Cipta

Asmani, Jamal Ma’mur. (2011). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press

Aqib, Zainal. (2011). Panduan & Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya

Aqib, Zainal. (2011). Pendidikan Karakter: Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: Yrama widya

Aqib, Zainal. (2012). Pendidikan Karakter Di Sekolah: Membangun Karakter Dan Kepribadian Anak. Bandung: Yrama widya

Aunillah, Nurla Isna. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah. Jogjakarta: Laksana

Bogdan, R.C. dan Biklen, S. K. (1992). Qualitative Research For Educational Theory And Methods. London: Allyn And Bacon Inc

Budimansyah, Dasim. (2012). Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter. Bandung: Widya Aksara

Creswell, John W. (1998). Qualitative Inquiry And Research Design: Choosing Among Five Tradition. London: Sage Publication

Creswell, John W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Darmayanti, Deni. (2014). Panduan Implementasi Pendidkan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Araska

Denzin, Norman K. Dan Yvonna S. Lincoln. (2009). Handbook Of Qualitative Research. Terjemahan Oleh Dariyanto dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Estiarti, Arindiah. (2000). Perjalanan Gugus Depan Gerakan Pramuka Kodya Bandung 03016-03017 Di Lanud Husein Sastranegara Dari Masa Ke Masa Dan Pembentukan Gugus Depan Gerakan Pramuka Kodya Bandung 18051-18052 Di Pangkalan SKB Bandung Kota. Bandung: Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Bandung Kota Kotamadya Bandung


(3)

Fathurrohman, Pupuh. Dkk. (2013). Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama

Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi. Bandung: Alfabeta

Ilyas dan Qoni. (2012). Buku Pintar Pramuka. Yogyakarta: Familia

Lickona, Thomas. (1992). Educating For Character How Our Schools Can Teach Respect And Responsibility. New York-Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books

Lincoln, Y.S. dan Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquiry. Beverly Hills: Sage Publication

Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. (2009). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode Metode Baru. Jakarta: UI Press

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter: Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation

Moleong, Lexy J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitativ (Edisi Revisi). Cetakan 29. Bandung: Rosda

Muis, A. (2005). Morfonsitaksis. Bandung: Rineka Cipta

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Aksara Naim, Ngainun. (2012). Character Building. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Poerwadarminta. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Sulaeman dan Prihatna. (2007). Dasar Kepramukaan. Bandung : Aku Suka

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuanitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Syarbini. (2012). Buku Printar Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Karakter Anak Di Sekolah, Madrasah dan rumah. Jakarta: Asa Prima

Tulus, Tu’u. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.


(4)

Wahab, Abdul A., Sapriya. (2011). Teori Dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta

Winataputra, Udin dan Budimansyah. (2007). Civic Education (Konteks Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas). Bandung : Program Studi PKn SPs UPI

Wiyani. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter: Konsep Dan Implementasinya Di Sekolah. Yogyakarta: Pedagoga

Skripsi, Thesis dan Disertasi

Dharmawan, Tommi. (2011). Penerapan Hukuman Terhadap Peningkatan Kedisiplinan Siswa Di Sekolah : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri Situraja..Skripsi, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Maghfiroh, Rifa Atul. (2012). Pengaruh Kegiatan Pramuka Terhadap Upaya Peningkatan Sikap Nasionalisme Mahasiswa Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (Ukm) Pramuka Di Upi. Skripsi, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Purwanti, Reni Yulia. (2000). Peranan Guru PKn Dalam Membina Kedisiplinan Siswa Di Sekolah Melalui Pendekatan Keteladanan Guru. Skripsi, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Raharjo, Aep Slamet. (2007) Peranan Kegiatan Eksul Pramuka Dalam Mengembangkan Sikap Kepemimpinan Siswa.Skripsi, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Rahayu, Tuti. (2007). Hubungan Antara Tingkat Kedisiplinan Siswa Dengan Prestasi Belajarnya Pada Mata Pelajaran PKn.Skripsi, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Suryati. (2009). Upaya Pembinaan Perilaku Disiplin Siswa Melalui Kegiatan Ekskul. Skripsi, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Dahliyana, Asep. (2011). Pengembangan Habituasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah (Studi Kasus Pendidikan Karakter Di SMAN 3 Bandung). Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Machfiroh, Runik. (2011). Revitalisasi Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Pengembangan Budaya Lokal :Studi Kasus Budaya


(5)

Macapat di Kota Surakarta Thesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia

Peraturan dan Undang Undang

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. (2010). Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing Dan Karakter Bangsa (Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan). Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. (1992). Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Menengah (Dirjen Dikdasmen) Nomor : 226/C/Kep/0/1992. Jakarta: Depdikbud

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. (2003).Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas. (2008). Permendiknas No.39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan. Jakarta: Kemendiknas

Kemendikbud. (2013) Permendikbud No.81A Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementrian Pendidikan Kebudayaan

Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas

Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Pemerintah Republik Indonesia. (2010). Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025. Jakarta

Pemerintah Republik Indonesia. (2010). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka. Jakarta


(6)

Sumber Internet

www.pramukanet.org Diakses 20 Juli 2014

http://kuwarasanku.blogspot.com/2012/03/logo-pramuka.html Diakses 20 Juli 2014

http://en.wikipedia.org/wiki/File:Gerakan_Pramuka.png Diakses 20 Juli 2014

http://materipramukasatryarovers.wordpress.com/2009/11/19/biografi-baden-powell/ Diakses 20 Juli 2014


Dokumen yang terkait

The teaching of vocabulary by using game, song and story techniques to young learners based on teachers’ perspectives (descriptive qualitative study at Madrasah Ibtida’iyyah Pembangunan UIN Jakarta in the 2014/2015 academic year)

0 8 0

The Teaching of English Vocabulary to Young Learners (A Case Study at B Group Students of TK Negeri Pembina I Kota Tangerang Selatan in Academic Year 2015/2016)

2 21 132

The Teaching of English Pronunciation to Young Learners (A Case Study at The Sixth Grade Students of SDN 06 Ciputat)

0 8 103

THE USE OF NUMBER CONCEPT VOCABULARY CARD IN TEACHING ENGLISH TO YOUNG LEARNERS The Use Of Number Concept Vocabulary Card In Teaching English To Young Learners At Sd Negeri Duwet 02 In 2014/2015 Academic Year.

0 2 12

THE USE OF NUMBER CONCEPT VOCABULARY CARD IN TEACHING ENGLISH TO YOUNG LEARNERS The Use Of Number Concept Vocabulary Card In Teaching English To Young Learners At Sd Negeri Duwet 02 In 2014/2015 Academic Year.

0 2 12

THE USE OF STORYTELLING TECHNIQUE IN TEACHING VOCABULARY TO YOUNG LEARNERS: A case study in One of English for Young Learner Courses in Bandung.

0 0 10

The Use of Picture Books in Teaching Literacy to Young Learners.

13 56 38

The Use of ‘Simon Says’ Game: A Teaching Method of Total Physical Response (Tpr) in Teaching English Vocabulary to Young Learners.

5 18 18

Teachers` perception on the use of pictures in teaching English to young learners.

0 0 98

Teaching Young Learners with the Use of Contextualised Language Instruction

0 0 27