PENGGUNAAN METODESPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORYUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACACEPAT (PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang).

(1)

KecamatanGaneasKabupatenSumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh SILYAWATI

0903224

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2013


(2)

PENGGUNAAN METODESPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORYUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACACEPAT

(PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)

Oleh SILYAWATI

Sebuahskripsi yang

diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanapada Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

© Silyawati2013

UniversitasPendidikan Indonesia Juni 2013

HakCiptadilindungiundang-undang.

Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhyaatausebagian,


(3)

PENGGUNAAN METODESPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORYUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACACEPAT

(PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)

Disetujuidandisahkanoleh: Pembimbing I

Drs. H. DedeTatangSunarya, M.Pd. NIP. 195703251985031005

Pembimbing II

AniNurAeni, M.Pd. NIP. 197608222005012002

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Kelas

Riana Irawati, M.Si. NIP. 19801125 200501200


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGGUNAAN METODESPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORYUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACACEPAT

(PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)

Oleh: SILYAWATI

0903224

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I Penguji II Penguji III

Julia Kartawinata, M.Pd. NIP. 198205132008121002

Drs. H. DedeTatang S, M.Pd. NIP. 195703251985031005

Maulana, M.Pd. NIP. 198001252002121002

Mengetahui,

Ketua Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar S1 Kelas

Riana Irawati, M.Si. NIP. 198011252005012002


(5)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan Judul “PenggunaanMetodeSpeed Reading, SQ3Rdan Super Great MemoryuntukMeningkatkanKemampuanMembacaCepat(PenelitianTindakanKela sdi Kelas V SDNegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)”, beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada yang mengklaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013 Yang membuat pernyataan

SILYAWATI NIM. 0903224


(6)

PENGGUNAAN METODE SPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACA CEPAT

(PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)

SILYAWATI ABSTRAK

Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan terhadap siswa kelas V SDN Ganeas 1 diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa dalam membaca cepat masih jauh dari harapan. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata / bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menerapkan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam membaca cepat dan menemukan gagasan utama.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapkan metode pembelajaran speed reading, SQ3R dan super great memory yaitu, 1) Setiap siswa diberikan teks bacaan oleh guru, 2) guru menugaskan siswa untuk melakukan kegiatan membaca cepat dengan menggunakan metode speed reading yaitu dengan tidak melakukan kebiasaan buruk membaca seperti, gerakan bibir, bersuara, gerakan kepala, dan menunjuk bacaan dengan jari, lalu dengan menggunakan metode SQ3R dengan langkah - langkah, survey, question, read, recite ataureccal, dan review, 3) Siswa melakukan kegiatan membaca cepat dan menemukan gagasan utama dengan menggunakan metode.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian yang mengacu pada model Spiral Kemmis dan Mc.Taggart dengan empat tahapan, yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan refleksi. Subjek dalam penelitian yang dilakukan yaitu siswa SDN Ganeas 1 kelas V tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 34 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, dan lembar tes hasil belajar siswa. Validasi data yang digunakan yaitu teknik member check, triangulation, audit trail, dan expert opinion.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, baik kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Di antaranya adalah hasil kinerja guru pada iklus I sebanyak 70% yang menunjukkan criteria baik, pada siklus II sebanyak 89% dengan criteria sangat baik dan pada siklus III sebanyak 97% dengan criteria sangatbaik. Aktivitas siswa siklus I memiliki tafsiran baik 33%, cukup 41%, kurang 26%. Kemudian pada siklus II 74 % yang menunjukkan tafsiran baik, cukup 26%, dan tidak terdapat siswa pada tafsiran kurang. Siklus III sebanyak 97% dengan tafsiran baik, cukup 3% serta tidak ada siswa yang memiliki tafsiran kurang. Hasil tes belajar siswa pada siklus I sebanyak 47%, kemudian siklus II meningkat menjadi 76%, dan siklus III 91%. Dengan demikian metode speed reading, SQ3R, dan super great memory dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN Ganeas 1.


(7)

i

LEMBAR PENGESAHAN ... i

MOTTO ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. RumusandanPemecahanMasalah ... 7

1. Rumusan Masalah ... 7

2. Pemecahan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 13

E. Batasan Istilah ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. HakikatPembelajaranBahasa Indonesia di SekolahDasar ... 16

1. PembelajaranBahasa Indonesia di SD ... 16

2. PrinsipPembelajaranBahasa Indonesia ... 17

3. TujuanPembelajaranBahasa Indonesia di SD ... 19

4. LandasanPembelajaranBahasa Indonesia ... 19

B. PembelajaranMembacadi SD ... 20

1. PengertianMembaca ... 20

2. ManfaatMembaca ... 21

3. TujuanMembaca ... 22

4. Prinsip-PrinsipMembaca ... 24

5. Macam-MacamMembaca ... 25

6. FokusPerhatianMembaca ... 26

C. MembacaCepatatauSpeed Reading ... 26

1. PengertianMembacaCepatatauSpeed Reading ... 26

2. ManfaatMembacaCepatatauSpeed Reading ... 27

3. Pemahaman aalam Speed Reading ... 28

4. Penghambat MembacaCepatatauSpeed Reading dan Cara Mengatasinya ... 29

5. Teknik MembacaCepatatauSpeed Reading ... 32

D. MetodeSQ3R ... 33


(8)

ii

2. ManfaaatSQ3R ... 34

E. MetodeSuper Great Memory ... 34

1. PengertianSuper Great Memory ... 34

2. ManfaatSuper Great Memory ... 35

F. HasilPenelitian yang Relevan ... 35

G. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan WaktuPenelitian ... 38

1. LokasiPenelitian ... 38

a. KondisiSekolah ... 38

b. KeadaanSiswa ... 39

c. Keadaan Guru ... 40

2. WaktuPenenlitian ... 40

B. SubjekPenelitian ... 41

C. MetodedanDesainPenenlitian ... 41

1. MetodePenelitian ... 41

2. DesainPenelitian ... 43

D. ProsedurPenelitian ... 45

1. TahapPerencanaanTindakan ... 46

2. TahapPelaksanaanTindakan ... 47

3. TahapObservasi ... 49

4. TahapAnalisisdanRefleksi ... 49

a. Analisis Data ... 49

b. Refleksi ... 49

E. Instrumen ... 50

1. LembarObservasi ... 50

2. PedomanWawancara ... 51

3. CatatanLapangan ... 51

4. LembarTesHasilBelajar ... 52

F. TeknikPengolahan Data danAnalisis Data ... 52

1. TeknikPengolahan ... 52

a. Pengolahan Data ... 52

b. Pengolahan Data HasilBelajar ... 56

2. Analisis Data ... 58

G. Validasi Data ... 58

1. Member Check ... 59

2. Triangulasi ... 59

3. Audit Trail ... 59

4. Expert Opinion ... 60

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 61

1. Data HasilObservasiKinerja Guru ... 61

2. Data HasilObservasiAktivitassiswa ... 62


(9)

iii

2. Paparan Data PerencanaanSiklus I ... 69

3. Paparan Data PelaksanaanSiklus I ... 71

4. Paparan Data HasilSiklus I ... 76

5. AnalisisdanRefleksiSiklus I ... 79

C. Paparan data TindakanSiklus II ... 82

1. Paparan Data PerencanaanSiklus II ... 83

2. Paparan Data PelaksanaanSiklus II ... 85

3. Paparan Data HasilSiklus II ... 90

4. AnalisisdanRefleksiSiklus II... 97

D. Paparan Data TindakanSiklus III ... 100

1. Paparan Data PerencanaanSiklus III ... 101

2. Paparan Data PelaksanaanSiklus III... 103

3. Paparan Data HasilSiklus III ... 107

4. AnalisisdanRefleksiSiklus III ... 110

E. PaparanPendapatSiswadan Guru ... 111

1. PaparanPendapatSiswa ... 112

2. PaparanPendapat Guru ... 112

F. Pembahasan ... 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 118

B. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 123


(10)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 DaftarSiswa SDN Ganeas 1 ... 39

Tabel 3.2 DaftarTenagaPengajar SDN Ganeas I... 40

Tabel 4.1 Data HasilObservasiAktivitasSiswapada Data Awal ... 64

Tabel 4.2HasilTesKecepatanMembacadanPemahamanBacaanSiswa Kelas V SDN Ganeas 1 pada Data Awal ... 65

Tabel 4.3Kebiasaanyang MunculpadaSaat Proses MembacaCepat Berlangsungpada Data Awal ... 66

Tabel 4.4Data HasilObservasiKinerja Guru Siklus I ... 73

Tabel 4.5Data HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus I ... 75

Tabel 4.6HasilTesKecepatanMembacadanPemahamanBacaanSiswa Kelas V SDN Ganeas 1 PadaSiklus I ... 77

Tabel 4.7Kebiasaan Yang MunculpadaSaat Proses MembacaCepat BerlangsungpadaSiklus I ... 78

Tabel 4.8RangkumanHasilSiklus 1 ... 82

Tabel 4.9Data HasilObservasiKinerja Guru Siklus II ... 87

Tabel 4.10Data HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus II ... 89

Tabel 4.11PeningkatanHasilAktivitasSiswa ... 90

Tabel 4.12HasilTesKecepatanMembacadanPemahamanBacaanSiswa Kelas V SDN Ganeas 1 padaSiklus II ... 91

Tabel 4.13Kebiasaanyang MunculPadaSaat Proses MembacaCepat BerlangsungpadaSiklus II ... 92

Tabel 4.14RangkumanHasilSiklus II ... 100

Tabel 4.15Data HasilObservasiKinerja Guru Siklus III ... 105

Tabel 4.16Data HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus III ... 106

Tabel 4.17 PeningkatanHasilAktivitasSiswa ... 107

Tabel 4.18 HasilTesKecepatanMembacadanPemahamanBacaanSiswa Kelas V SDN Ganeas 1 padaSiklus III... 108

Tabel 4.19 Kebiasaanyang MunculpadaSaat Proses MembacaCepat BerlangsungpadaSiklus III ... 109

Tabel 4.20 RangkumanHasilSiklus III ... 111


(11)

v

Gambar1.1Rumus untukMencari KEM ... 11 Gambar 3.1 Denah SDN Ganeas 1 ... 39 Gambar 3.2 Model Spiral dariKemmisdan Taggart ... 44 Gambar 4.1PeningkatanPersentaseKinerja Guru, AtivitasSiswa, dan


(12)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

LAMPIRAN A DATA AWAL

A.1Tabel Data AwalTesHasilBelajarSiswa ...

126A.2HasilAwalTesBelajarSiswa ... 127

LAMPIRAN B SIKLUS I B.1RencanaPelaksanaanPembelajaranSiklus I ... 129

B.2 TabelHasilTesBelajarSiswaSiklusI ... 134

B.3 HasilTesBelajarSiswaSiklusI ... 136

B.4HasilLembarKerjaSiswaSiklus I ... 151

B.5HasilObservasiKinerja Guru Siklus I ... 159

B.6HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus I ... 160

B.7HasilCatatanLapanganSiklus I ... 161

B.8FotoKegiatanPembelajaranSiklus I ... 163

LAMPIRAN C SIKLUS II C.1RencanaPelaksanaanPembelajaranSiklus II ... 165

C.2 TabelHasilTesBelajarSiswaSiklusII ... 170

C.3 HasilTesBelajarSiswaSiklusII ... 172

C.4HasilLembarKerjaSiswaSiklus II ... 181

C.5HasilObservasiKinerja Guru Siklus II ... 191

C.6HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus II ... 192

C.7HasilCatatanLapanganSiklus II ... 193

C.8FotoKegiatanPembelajaranSiklus II ... 195

LAMPIRAN D SIKLUS III D.1RencanaPelaksanaanPembelajaranSiklusIII... 198

D.2 TabelHasilTesBelajarSiswaSiklusIII ... 202

D.3 HasilTesBelajarSiswaSiklusIII... 204

D.4HasilLembarKerjaSiswaSiklus III ... 214

D.5HasilObservasiKinerja Guru Siklus III ... 224

D.6HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus III ... 225

D.7HasilWawancaraSiswaSiklus ... 226

D.8HasilWawancara Guru Siklus ... 227

D.9HasilCatatanLapanganSiklus III ... 228


(13)

vii

E.1.2 SoalTesHasilBelajarSiklusII ...

235E.1.3 SoalTesHasilBelajarSiklusIII ... 238

E.2Format TesHasilBelajar ... 240E.3LembarKerjaSiswa ... 245

E.3.1 LembarKerjaSiswaSiklus I ... 245

E.3.2 LembarKerjaSiswaSiklus II ... 249

E.3.3LembarKerjaSiswaSiklus III ... 253

E.4 Format ObservasiKinerja Guru... 257

E.5 FormatObservasiAktivitasSiswa ... 263

E.6PedomanWawancaraPadaSiswa ... 266

E.76Pedoman WawancaraPada Guru... 267

E.8CatatanLapangan ... 268

LAMPIRAN F SURAT-SURAT F.1JadwalPenelitian ... 270

F.2SK Pembimbing ... 271

F.3SuratIjinPenelitian ... 272

F.4SuratKeteranganPenelitian ... 273F.5 Monitoring ... 274


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari semua bidang studi.Menyadari peran yang demikian, pembelajaran bahasa diharapkan dapat membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartsipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya (KTSP, 2006:317). Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan masyarakat Indonesia (KTSP, 2006:231).

Pada hakikatnya bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi.Oleh karena itu pembelajaran bahasa harus diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Keterampilan berbahasa merupakan suatu keterampilan yang perlu dikuasai oleh setiap orang.Karena, dengan terampilnya seseorang berbahasa, maka diharapkan seseorang itu mampu untuk mengimbangi perkembangan dan adanya kemajuan jaman.

Pengembangan keterampilan berbahasa di Sekolah Dasar sangat diperlukan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah seluruh pengetahuan yang akan diterima oleh para siswa, dengan melatih berbahasa berarti melatih keterampilan berpikir siswa. Dengan adanya hal tersebut, guru mempunyai kewajiban untuk memberikan berbagai latihan keterampilan berbahasa secara formal, dengan memberikan pembelajaran keterampilan berbahasa berdasarkan kaidah-kaidah bahasa yang telah ditentukan didalam kurikulum.

Sehubungan dengan kaidah-kaidah tersebut Tarigan (2008:1)


(15)

yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca,

dan keterampilan menulis.”Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat

dengan proses-proses yang mendasari pemerolehan bahasa.Semakin terampil seseorang dalam berbahasa maka semakin jelas jalan pikirannya, karena bahasa seseorang mencerminkan jalan pikirannya.

Keterampilan membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa.Setiap guru haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa membaca adalah suatu keterampilan berbahasa yang kompleks, rumit, dan mencakup serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Kemampuan membaca tidak dapat dilaksanakan dengan cara yang cepat melainkan harus dengan belajar yang berkelanjutan. Pada pembelajaran di SD membaca merupakan satu keterampilan yang cukup sulit, maka setiap guru haruslah dapat membantu serta membimbing para pelajar untuk mengembangkan serta meningkatkan keterampilan-keterampilan yang mereka butuhkan dalam membaca. Pada keterampilan membaca tidak hanya kemampuan untuk mengenal huruf-huruf yang disusun menjadi kalimat atau kemampuan melafalkannya saja tetapi keterampilan membaca juga melatih kemampuan mental yang terarah sehingga sanggup menangkap dan memahami gagasan-gagasan yang tersirat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010) membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau dalam hati). Membaca merupakan kegiatan yang positif karena memberikan banyak manfaat kepada siapa pun diantara kita yang melakukannya.Salah satu manfaatnya adalah menambah wawasan dan pengetahuan.

Membaca merupakan suatu kegiatan yang banyak melibatkan banyak hal diantaranya melafalkan tulisan, melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.Seperti yang diungkapkan oleh Djuanda (2008:112) bahwa membaca pada hakikatnya adalah “suatu kegiatan yang banyak melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif”.

Membaca adalah proses yang harus dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis


(16)

3

melaluipenguraian kode-kode ke dalam bunyi atau menguraikan kode-kode grafis yang mewakili bahas ke dalam makna tertentu.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata-kata/ bahasa tulis (Tarigan, 2008: 7).Jadi, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pesan atau makna yang hendak disampaikan oleh penulis dengan menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.

Kegiatan membaca ini memiliki berbagai tujuan.Dalam kegiatan pembelajaran, tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai setelah mengajarkan pokok atau sub pokok bahasan.

Dalam pembelajaran membaca, tujuan membaca bermacam-macam, tergantung dari mana seseorang memandangnya.Downing and Leong, (Nurhadi, 2008:134) menyimpulkan :

1. Gerakan bola mata waktu membaca berubah kecepatannya sejalan dengan perubahan tujuan membacanya;

2. Kemampuan seseorang dalam memahami bahan bacaan secara nyata dipengaruhi oleh tujuan membacanya (tujuan yang jelas akan meningkatkan pemahaman bacaan, sedangkan tujuan yang kurang jelas akan menghambat pemahaman);

3. Tujuan membaca yang terumuskan secara jelas akan mempengaruhi pemerolehan pemahaman bacaan;

4. Seseorang yang mempunyai daya baca tinggi (baik), mampu memanfaatkan teknik membaca yang bervariasi sejalan dengan tujuan membaca yang akan dicapainya.

Jadi menurut Downing dan Leong, adanya tujuan membaca dapat mempengaruhi gerakan bola mata saat membaca dan meningkatkan pemahaman seorang pembaca.Hal ini diperkuat oleh pendapat dari Nurhadi (2008).

Tujuan membaca dianggap sebagai modal dalam membaca.Bahkan menurut hasil penelitian, hubungan antara tujuan membaca sangat sinifikan. Inilah yang mendorong para ahli menyepakati bahwa tujuan membaca merupakan modal utama seseorang untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka.Tujuan yang jelas akan memberikan motivasi instrinsik yang besar bagi seseorang. Seseorang yang sadar sepenuhnya akan tujuan membacanya akan dapat mengarahkan saran daya pikir kritisnya dalam mengolah bahan bacaan sehingga memperoleh kepuasan dalam membaca.


(17)

Salah satu keterampilan membaca yaitu kemampuan membaca cepat perlu dilatihkan kepada setiap orang sejak dini.Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.

Muchlishoh (1992: 153) mengatakan membaca cepat yaitu jenis membaca yang diberikan dengan tujuan agar para siswa dalam waktu singkat dapat membaca secara lancar, serta dapat memahami isinya.

Pemahaman akan isi bacaan berjalan seiring dengan kecepatan kita saat membaca. Seperti yang diungkapkan oleh Widiatmoko (2011:20) bahwa dalam membaca cepat, terkandung pemahaman yang cepat pula.

Keterampilan membaca cepat jarang dilatihkan kepada anak usia sekolah karena keterbatasan waktu yang dimiliki guru untuk melatihkan keterampilan tersebut. Metode dan teknik membaca yang diterapkan untuk melatihkan keterampilan membaca cepat belum efektif dan terkesan monoton.Akibatnya, kemampuan membaca anak relatif rendah terutama dalam kecepatan membaca dan pemahaman bacaan.

Selain itu, rendahnya minat baca juga menjadi faktor pendukung rendahnya tingkat kecepatan membaca. Dengan minat baca yang tinggi, motivasi membaca akan semakin tinggi sehingga dengan sendirinya tumbuh kebiasaan membaca dan kecepatan membaca semakin meningkat dan pemahan yang meningkat pula.

Berdasarkan uraian di atas, siswa harus mampu menguasai kemampuan membaca yang baik, karena membaca sangat signifikan bagi kehidupan siswa di masa yang akan mendatang. Siswa tidak hanya dituntut untuk bisa membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat, atau paragraf demi paragraf, tetapi juga siswa harus mampu membaca cepat dan memahami apa makna yang telah dibaca dalam membaca cepat.

Dalam kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, terdapat standar kompetensi membaca yakni, memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi. Serta dalam kompetensi dasar yaitu, menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata/menit.


(18)

5

Namun pada kenyataan yang terjadi di lapangan, tujuan pembelajaran dalam membaca cepat 75 kata/menit dan menemukan utama dalam suatu bacaan belum sepenuhnya tercapai.Hal ini didapat berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas V SDN Ganeas I terhadap kemampuan membaca cepat. Dalam temuan hasil pengamatan antara lain siswa belum mampu melaksanakan membaca cepat dan efektif, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menemukan gagasan utama suatu bacaan dengan membaca cepat. Berikut adalah data observasi aktivitas siswa pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kegiatan membaca cepat, terlihat:

1. Pada awal pembelajaran siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.

2. Siswa terlihat kurang meminati teks bacaan yang sudah guru sediakan. Karena teks bacaan membaca cepat yang disediakan oleh guru tidak sesuai dengan tingkat keterbacaan siswa kelas V.

3. Siswa tidak terlalu memahami bacaan dalam teks sehingga siswa sulit untuk menemukan gagasan utama.

4. Dalam pembelajaran di kelas masih banyak siswa yang bergurau dan mengobrol dengan temannya sehingga suasana kelas tidak efektif dan efisien. 5. Munculnya masalah-masalah yang terkait dalam proses membaca, diantaranya

siswa banyak melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menghambat kegiatan membaca sehingga dapat mengurangi kecepatan membaca siswa.

Dari hasil penelitian yang didapat, ternyata masih banyak siswa yang melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat proses membaca cepat, kebiasaan-kebiasaan tersebut di antaranya; gerakan bibir, gerakan kepala, bersuara, dan menunjuk bacaan dengan jari.

Dari hasil observasi aktivitas siswa berdasarkan aspek kemampuan siswa membaca cepat 75 kata/menit dapat diketahui bahwa hanya ada 1 orang atau 3% dikatakan baik, 22 orang atau 65% cukup, dan 11 orang siswa atau 32% yang kurang.


(19)

Selain data observasi aktivitas siswadi atas, dianalisis juga kinerja guru pada saat proses pembelajaran keterampilan membaca cepat adalah sebagai berikut:

1. Guru tidak melakukan apersepsi dan tidak berusaha membuka skemata awal siswa.

2. Guru tidak menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran. 3. Guru tidak membuat LKS.

4. Guru tidak mengetahui bagaimana cara menghitung keterbacaan suatu teks bacaan.

5. Pembelajaran masih bersifat konvensional dan terkesan monoton.

6. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru kurang kondusif, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan optimal.

7. Guru langsung memberikan tugas untuk membaca cepat tanpa memberi petunjuk.

8. Guru kurang memahami tentang berbagai metode, strategi, dan teknik pembelajaran membaca cepat.

9. Guru tidak melakukan refleksi terhadap pembelajaran.

Hasil tes akhir pada kecepatan membaca siswa yang diukur menggunakan stopwatch dan pemahaman siswa dalam menemukan gagasan utama suatu bacaan pada data observasi data awal masih rendah hanya 9 orang atau 27% yang tuntas dari jumlah total siswa 34, dan 25 orang atau 73% yang belum tuntas. Hal tersebut belum mencapai standar yang dikemukakan oleh para ahli.Menurut Harjasujana (1997:59) bahwa pemahaman seseorang dalam kegiatan membaca minimal 70%.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan alternatif pemecahan masalah, yaitu Penggunaan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat dan Menemukan Gagasan Utama. Karena pada hakikatnya membaca itu harus melalui tahapan-tahapan pramembaca, saat membaca, dan pasca membaca, sehingga pembelajaran membaca bisa lebih bermanfaat.


(20)

7

Teknik Speed Reading merupakan salah satu metode membaca cepat yang didalamnya melalui tahapan-tahapan kegiatan membaca yang disertai dengan latihan-latihan untuk meningkatkan kecepatan membaca dengan melatih gerakan mata secara cepat.Di dalam tahapannya peneliti mengembangkan berdasarkan teori skemata dan reading process.Rahim (2005:38) menyatakan bahwa, “Memahami suatu teks merupakan suatu proses interaktif antara latar belakang pengetahuan pembaca dengan teks bacaan”. Dengan adanya teori membaca ini, maka guru harus mampu mengarahkan siswa dalam kegiatan pra membaca, saat baca, dan pasca membaca.Maka diharapkan dengan diterapkannya metode Speed Reading ini dapat meningkatkan kecepatan membaca siswa.

Metode SQ3R merupakan suatu metode membaca yang semakin popular digunakan.Metode ini dimaksudkan untuk menemukan gagasan utama dalam suatu bacaan.Menurut Hidayah (2012:74) Metode membaca ini dikemukakan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1941. Metode membaca SQ3R terdiri dari lima tahapan yaitu, Survey, Question, Read, Recite, dan Review.

Metode Super Great Memory merupakan suatu metode yang praktis dilakukan oleh anak usia dini untuk meningkatkan daya ingat anak dengan cepat, hal tersebut sependapat dengan Widiatmoko (2011:124) yang menyatakan bahwa “Super Great Memory adalah metode lengkap dan praktis untuk melejitkan daya

ingat berdasarkan cara kerja otak, yaitu otak kiri dan otak kanan”. Dengan

penggunaan metode Super Great Memory ini maka dapat meningkatkan daya ingat siswa dengan apa yang telah dibacanya.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti mengadakan penelitian dengan judul

“Penggunaan MetodeSpeed Reading, SQ3R Dan Super Great Memoryuntuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang”.

B. Rumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.


(21)

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang? 1) Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V

V SDN Ganeas 1 dengan menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory?

2) Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Ganeas 1 dengan menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory?

c. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca cepat siswa kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang dengan menerapkan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya yakni siswa kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang mengalami kesulitan dalam dalam membaca cepat 75 kata/menit dan menemukan gagasan utama dalam suatu bacaan.

Adapun target hasil yang ingin dicapai untuk kriteria ketuntasan belajar adalah 75% artinya apabila rata-rata kelas sudah mencapai 75% maka pembelajaran sudah dianggap tuntas. Target proses (kinerja guru dan aktivitas siswa) adalah 90% artinya apabila rata-rata penilaian kinerja guru sudah mencapai 90% maka pembelajaran sudah dianggap tuntas.

Tindakan yangpeneliti lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut ialah dengan cara menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R Dan Super Great Memory dalam membaca cepat dengan kecepatan 75 kata/menit.Dengan digunakannya metode Speed Reading dalam pembelajaran membaca cepat yaitu siswa dapat membaca dengan cepat dan meningkatkan pemahaman siswa dalam


(22)

9

isi bacaan dengan tepat tanpa siswa melakukan kebiasaan-kebiasaan membaca yang dapat menghambat proses membaca cepat. Kebiasaan-kebiasaan itu diantaranya adanya gerakan bibir, gerakan kepala, bersuara, dan menunjuk bacaan dengan jari.

Dalam pembelajaran membaca cepat siswa diharapkan tidak melakukan kebiasaan-kebiasaaan tersebut, adapun cara untuk menghilangkan kebiasaan tersebut adalah dalam proses membaca posisi duduk siswa harus tegak, lalu tangan kiri menempel pada pipi sehingga jika siswa melakukan gerakan kepala dapat terasa, dan jari telunjuk pada tangan kanan disimpan dibawah bibir, hal tersebut untuk mengatasi jika siswa membaca dengan bersuara dan melakukan gerakan bibir, maka dengan hal tersebut siswa tidak dapat menunjuk bacaan dengan jari, karena kedua tangannya sudah mempunyai tugas masing-masing sehingga kebiasaan tersebut dapat diatasi dengan mudah.

Kesulitan siswa dalam menemukan gagasan utama dapat dibantu oleh metode SQ3R, dengan penggunaan metode ini diharapkan siswa dapat dengan cepat menemukan gagasan utama pada suatu bacaan dengan tepat dan cepat. Karena di dalam metode SQ3R ini terdapat lima tahapan yang harus dilakukan ketika kita mau membaca suatu teks bacaan.

Menurut Soedarso (2006:59) SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah, yaitu:

a. Survey b. Question c. Read

d. Recite atau Recall e. Review

Survei atau disebut juga dengan proses prabaca adalah suatu teknik untuk mengenal suatu bacaan sebelum kegiatan membaca dilakukan. Kegiatan survey atau prabaca ini dilakukan hanya beberapa menit, tetapi dengan cara yang sistematis ini, dapat menemukan gagasan utama dalam suatu bacaan. Adapun langkah-langkah kegiatan Survei ini menurut Soedarso (2006:61) pada Survei artikel yaitu:


(23)

b. Baca semua subjudul.

c. Amati juga tabel dan lain-lain, kalau ada.

d. Baca pengantar, kalau tidak ada pengantar, baca dua paragraph pertama.

e. Baca kalimat utama sub-bab.

Question.Bersamaan pada saat survei, ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan itu, dengan mengubah judul dan subjudul serta sub dari subjudul menjadi sebuah pertanyaan.

Read. Setelah melewati tahap survei dan question, maka langkah selanjutnya adalah: read atau membaca. Dalam kegiatan membaca ini dilakukan dengan kegiatan membaca cepat. Baca semua yang ada dalam bacaan, dan temukan jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat pada tahap kedua yaitu question. Pada tahap ini fokuskan pada penguasaan untuk menemukan gagasan utama.Menurut Soedarso (2006:63), pada tahap ini ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu, (1) jangan membuat catatan-catatan. Ini akan memperlambat kegiatan membaca. (2) jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata.

Recite atau recall. Kegiatan ini adalah kegiatan dimana kita akan berusaha mengingat-ingat dan menceritakan kembali isi bacaan yang sudah kita baca. Sependapat dengan Hidayah (2012:90) yaitu, “… jadi pengertian dari recite secara umum adalah mengingat kembali isi bacaan kemudian menyebutnya atau menceritakannya kembali dengan bahasa kita sendiri”.

Terdapat berapa langkah yang menurut Soedarso (2006:63) penting untuk melakukan langkah recite ini yaitu “setiap selesai membaca suatu bagian, berhentilah sejenak, cobalah menjawab bagian-bagian penting dari bagian itu, buat catatan seperlunya, jika masih kesulitan, ulangi membaca bab itu sekali lagi”. Review.Setelah keempat langkah di atas selesai, maka ulangi untuk menelusuri kembali judul-judul dan subjudul dan bagian penting lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu diingat kembali.Tahap ini membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman pada suatu bacaan.

Metode Super Great Memory dimaksudkan untuk membantu anak untuk mengingat bacaan dengan menggunakan cara kerja otak kiri dan kanan. Dengan


(24)

11

menggunakan metode Super Great Memory, siswa diharapkan dapat mengingat bacaan yang telah dibacanya.

Berdasarkan latar belakang tersebut diharapkan dengan penerapan MetodeSpeed Reading, SQ3R Dan Super Great Memory ini dapat mengatasi permasalahan siswa dalam membaca cepat dan menemukan gagasan utama tanpa melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat proses membaca cepat.

Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam membaca cepat dan menemukan gagasan utama maka yang digunakan adalah penghitungan KEM (Kecepatan Efektif Membaca).

Gambar 1.1

Rumus untuk Mencari KEM Widiatmoko (2011:8) Keterangan :

K = jumlah kata Wd = waktu baca (detik) B = soal yang benar SI = skor ideal

Kpm = kecepatan (kata per menit) P = pemahaman

Adapun prosedur pelaksanaan membaca cepat dengan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory adalah sebagai berikut.

a. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang membaca cepat dan menemukan gagasan utama.

b. Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran. Rumus untuk mencari KEM

Kecepatan (kata per menit) = [ �

�� × 60] Pemahaman = B × SI


(25)

c. Guru memberikan intruksi untuk kegiatan membaca cepat agar siswa tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat proses membaca cepat.

d. Siswa memperhatikan guru yang sedang memberikan intruksi yang menghambat kegiatan membaca.

e. Guru menjelaskan petunjuk yang harus dilakukan siswa pada saat membaca cepat berlangsung dengan menggunakan langkah-langkah pada metode SQ3R, yaitu pertama, siswa harus melakukan survey teks bacaan, keduaquestion, ketiga read,keempat recite atau recall, dan yang terakhir review.

f. Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan petunjuk kegiatan membaca cepat.

g. Guru memberikan teks untuk membaca cepat kepada masing-masing siswa, secara bergantian siswa yang satu melakukan membaca cepat dan teman sebangku mengawasi siswa yang sedang membaca cepat dengan menghitung juga dengan menggunakan stopwatch.

h. Siswa melakukan kegiatan membaca cepat dengan petunjuk yang guru sampaikan dan dihitung dengan menggunakan stopwatch.

i. Guru memperhatikan dan membimbing siswa yang sedang melakukan proses membaca cepat.

j. Apabila ada siswa yang telah selesai membaca maka teman sebangku yang menghitung kecepatan menuliskannya pada kertas selembar.

k. Begitupun selanjutnya sampai semua siswa selesai membaca.

l. Setelah semua siswa selesai membaca, siswa harus menuliskan gagasan utama pada setiap paragraf tanpa melihat ulang teks bacaan.

m. Guru mengawasi siswa yang sedang menuliskan gagasan utama.

n. Setiap siswa diberikan lembar kerja siswa (LKS) dan LKS yang satu didalamnya terdapat sekumpulan kata yang harus dibaca dengan cepat dan siswa kembali menuliskannya pada kolom yang telah disediakan, LKS ini untuk melatih daya ingat siswa.


(26)

13

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah yang peneliti kemukakan di atas, maka tujuan penulisan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran Metode MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang. 2. Untuk mengetahui proses pembelajaran MetodeSpeed Reading, SQ3R dan

Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.

a. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Ganeas 1 dengan menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat.

b. Untuk mengetahuiaktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Ganeas 1 dengan menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat.

3. Untuk mengetahui hasil pembelajaran MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Merujuk pada rumusan masalah, maka manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Siswa

a. Dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar.

b. Melalui pembelajaran menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory, siswa diharapkan memperoleh pengalaman dalam membaca cepat.


(27)

c. Mempermudah siswa dalam membaca cepat dan memahami makna isi bacaan untuk menemukan gagasan utama.

d. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat serta meningkatkan hasil belajar.

e. Dapat merasakan pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan. 2. Guru

a. Dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai MetodeSpeed Reading, SQ3R Dan Super Great Memory dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca cepat.

b. Meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dalam membaca cepat 75 kata/menit.

c. Mengembangkan kemampuan mengajar guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

d. Bermanfaat juga sebagai bahan refensi bagi guru dalam mengajar.

e. Meningkatkan atau memperbaiki mutu proses pembelajaran di kelas sekaligus ketercapaian ketuntasan belajar siswa.

3. Sekolah

a. Memberikan motivasi yang positif bagi sekolah untuk menemukan cara-cara yang tepat dalam menciptakan suasana pembelajaran yang lebih kondusif.

b. Sebagai bahan evaluasi dan tolak ukur pencapaian tujuan mengajar di sekolah dasar.

c. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

d. Sebagai peran yang dapat membantu sekolah dalam menggunakan model pembelajaran terbaru dalam perkembangan pendidikan.

e. Memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas kelulusan. 4. Peneliti

Meningkatkan pemahaman dari disiplin ilmu yang telah dipelajari, serta dapat menerapkan teori-teori yang dipelajari, yang telah diperoleh dalam


(28)

15

perkuliahan. Serta dapat dijadikan sebagai pengalaman yang berharga bagi peneliti sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok masalah yang diteliti, berikut ini akan dijelaskan secara operasional beberapa istilah yang dipandang perlu untuk diketahui kejelasannya sebagai berikut ini.

1. Speed Reading merupakan sistem membaca cepat dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang di bacanya(Ahmad, 2010: 41).

2. Metode Super Great Memory adalah metode lengkap dan praktis untuk melejitkan daya ingat berdasarkan cara kerja otak, yaitu otak kiri dan otak kanan(Widiatmoko, 2011: 124).

3. Metode SQ3R merupakan suatu metode membaca yang semakin popular digunakan. Metode ini dimaksudkan untuk menemukan gagasan utama dalam suatu bacaan. Metode membaca ini dikemukakan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1941. Metode membaca SQ3R terdiri dari lima tahapan yaitu, Survey, Question, Read, Recite, dan Review(Hidayah, 2012:74).

4. Membaca cepat yaitu jenis membaca yang diberikan dengan tujuan agar para siswa dalam waktu singkat dapat membaca secara lancar, serta dapat memahami isinya (Muchlishoh, 1992: 153).


(29)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ganeas 1 yang terletak di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang. Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan bahwa di sekolah dasar ini terdapat kelas yang mempunyai permasalahan dalam membaca cepat dan menemukan gagasan utama, khususnya di kelas V (lima).

Adapun alasan dipilihnya lokasi penelitian tersebut adalah sebagai berikut. a. Dalam pembelajaran membaca di sekokah dasar, masih banyak siswa yang

mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama.

b. Masih perlunya pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa secara maksimal.

c. Masih membutuhkan solusi dan inovasi pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan dalam pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama.

a. Kondisi Sekolah

Sekolah ini memiliki tujuh ruangan kelas, satu ruangan perpustakaan, satu ruang guru dan ruang kepala sekolah, satu dapur, satu WC guru, dua WC siswa, satu lapangan, satu mushola dan satu gudang. Berikut adalah denah lokasi SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.


(30)

39

Gambar 3.1

Denah SDN Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang b. Keadaan Siswa

Keadaaan siswa pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2012/2013, yang berjumlah 34 orang siswa yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan.

Tabel 3.1

Daftar Siswa SDN Ganeas I

No Kelas

Banyak Siswa

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 I 25 24 49

2 II 17 21 38

3 III 31 18 49

4 IV 24 20 44

5 V 19 15 34

6 VI 25 18 43

Jumlah 140 116 257

Keterangan : Subjek Penelitian

Ruang Guru dan Kepala Sekolah Mushola WC Siswa WC Guru Kelas IV Kelas II Kelas III Kelas V Kelas VI Kelas I-A Kelas I-B Perpusta-kaan Dapur Lapangan Upacara


(31)

c. Keadaan Guru

SDN Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang mempunyai tenaga pengajar sebanyak 16 orang, yang terdiri dari pegawai negeri sipil 13 orang dan sukwan sebanyak 3 orang. Selain itu terdapat 1 orang penjaga sekolah.

Tabel 3.2

Daftar Tenaga Pengajar SDN Ganeas I

No Nama NIP Gol Jabatan

1 Upi Ahmad Hanafi. S.Pd. 196004031981091002 IV/a Kepala Sekolah 2 Ating Sutisna, S.Pd.SD. 196003051982041006 IV/a Guru kelas VI 3 H. Sadikin, S.Pd.I. 196105181982041001 IV/a Guru Kelas IV 4 Nana Sukmana, S.Pd. 196306011984101003 IV/a Guru kelas II 5 Yati Haryati, S.Pd. 196310101984102011 IV/a Guru PJOK 6 Mimin Mintarsih, S.Pd. 196512051986102006 IV/a Guru kelas III 7 Wawat Sunengsih, S.Pd.I. 196605291986102002 IV/a Guru PAI II-VI 8 Eni Kartini, S.Pd.SD. 196708082006042015 II/d Guru kelas I 9 Dewi Setiawati, S.Pd.SD. 197204042003122006 III/a Guru kelas IV 10 Aas Aryani, S.Pd. 198302172009022003 II/c Guru Kelas III 11 Dadan Kurnia, S.Pd. 198309082009021001 II/c Guru kelas VI 12 Teja Rosita, S.Pd. 198412172010012014 III/a Guru kelas I 13 Neneng Yulianingsih, S.Pd. 198612162010012009 III/a Guru kelas V

14 Rahmat Adi Wijaya - - Guru PJOK II-IV

15 Sri Hartini, S.Pd.I - - Guru PAI kelas I

16 Ending Laelasari, S.Pd. - - Guru B. Inggris III-VI

17 Otong Suwardi - - Penjaga

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini direncanakan selama tujuh bulan terhitung dari bulan Desember 2012 sampai dengan Juni 2013.Waktu tersebut mencakup waktu penyusunan perencanaan, pelaksanaan penelitian hingga penyusunan laporan hasil penelitian (jadwal penelitian terlampir).


(32)

41

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ganeas 1 tahun ajaran 2012/2013 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang yang berjumlah 34 siswa, yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Alasan penelitian dilakukan terhadap siswa kelas V SDN Ganeas 1, dengan pertimbangan bahwa siswa dalam kemampuan membaca cepat dan menemukan gagasan utama masih rendah, sehingga dibutuhkan perbaikan dalam pengajaran agar hasil pembelajaran siswa dapat meningkat.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK).PTK termasuk ke dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Digunakannya metode kualitatif dalam penelitian tindakan kelas adalah didasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Moleong (1994: 5):

Penelitian kualitatif lebih mudah apabila dihadapkan dengan kenyataan ganda, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden, dan pendekatan kualitatif ini lebih peka dan lebih dapat menyelesaikan diri dengan banyak penajaman bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Dalam hubungannya antara peneliti dengan responden tersebut terjadi pada seorang guru dan siswa di dalam kelas, sehingga jika penelitian tindakan kelas menggunakan penelitian kualitatif dapat lebih efisien karena penyelesaian masalah dalam pembelajaran di kelas akan lebih mudah teratasi. Karena PTK termasuk kepada penelitian yang mendesak sehingga permasalahan yang ditemukan di lapangan dapat segera diatasi dengan baik serta maksimal.

Terdapat beberapa pengertian tentang penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Creswell (Wiriaatmadja, 2005: 8):

Penelitian kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda. Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks dan holistik,


(33)

menganalisis kata-kata.Melaporkan pandangan atau opini para imforman, dan keseluruhan studi berlangsung dalam latar situasi yang alamiah/wajar (natural setting).

Bogdan dan Taylor (Sumadayo, 2013: 3) mendefinisikan bahwa

“Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati”.McMillan dan Schumacher (Syamsuddin, 2006) mendefinisikan

bahwa “Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka secara langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian”.

Menurut Sumadayo (2013: 5) mengemukakan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti suatu keadaan sosial sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Penelitian dilakukan dengan dengan cara menganalisis hal-hal yang telah ditemukan dan dilaporkan dalam bentuk deskriptif berdasarkan fakta sesungguhnya yang ada di lapangan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).Metode Penelitian tindakan Kelas (PTK) digunakankarena permasalahan dalam penelitian ini muncul dari permasalahan faktual yang terjadi pada praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung oleh guru dan siswa di dalam kelas, yaitu masalah pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama.Kasbolah (1999:22)

mengemukakan bahwa “Permasalahan faktual adalah permasalahan yang timbul

dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru”.Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran tersebut.


(34)

43

Ada beberapa pengertian penelitian tindakan (PTK) menurut beberapa para ahli adalah sebagai berikut:

Ebbut (Wiriaatmadja, 2005:12) menjelaskan bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Selanjutnya menurut Hopkins (Muslich, 2009:8) bahwa PTK adalah suatu bentuk reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadao kondisi dalam pembelajaran.

Sedangkan menurut Kemmis (dalam Wiriaatmadja, 2005: 12) bahwa: Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalisme dan keadilan dari: a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka; b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan itu; dan c) situasi yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan praktek itu.

Berdasarkan definisi dari pendapat beberapa para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses pembelajaran yang dapat mengevaluasi kegiatan proses belajar-mengajar yang dilaksanakan secara sistematik dan menggunakan teknik-teknik yang relevan.

2. Desain Penelitian

Adapun desain dalam penelitian ini adalah mengacu pada rancangan penelitian model spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriatmadja, 2005).Desain Kemmis dan Mc. Taggart ini menggunakan model yang dikenal sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan tahap perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali. Desain Kemmis dan Mc. Taggart ini berupa untaian-untaian dengan satu perangkat yang terdiri dari empat komponen yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dinamakan satu siklus.Pengertian siklus pada desain penelitian ini adalah suatu putaran kegiatan


(35)

yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.Namun pada pelaksanaannya siklus ini sangat tergantung pada permasalahan yang dihadapi dan perlu dipecahkan.

Berikut ini merupakan gambar model Spiral menurut Kemmis dan Mc. Taggart. RENCANA OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N PERBAIKAN RENCANA OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N PERBAIKAN RENCANA Gambar 3.2


(36)

45

Perencanaan (planning) berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan melalui pengamatan awal di lapangan telah ditemukan bahwa siswa kurang mampu untuk membaca cepat dan menemukan gagasan utama dalam suatu bacaaan.Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat dan menemukan gagasan utama merencanakan tindakan dengan menerapkan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory.

Pelaksanaan (action) tindakan merupakan implementasi dari semua rencana yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan ini berupa langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan rencana yang telah disusun yaitu Ppnggunaan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.

Pengamatan (observing) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen yang dikembangkan oleh peneliti. Kegiatan ini yaitu mengamati proses kinerja guru dan aktivitas siswa serta hasil yang diperoleh setelah pembelajaran dilaksanakan.

Refleksi (reflecting) merupakan tahapan untuk memproses data yang diperoleh saat dilakukan pengamatan.Data yang telah diperoleh kemudian ditafsirkan serta dianalisis terhadap semua informasi yang diperoleh dari hasil observasi selama model pembelajaran dilaksanakan.Refleksi tersebut bertujuan untuk memperbaiki segala kekurangan pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga diharapkan adanya peningkatan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Tahapan dalam desain penelitian ini dilakukan selama penelitian dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa siklus hingga target penelitian dapat tercapai.


(37)

Adapun pelaksanaan setiap siklus pada pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama dengan penggunaan metodespeed reading, SQ3Rdan super great memory adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan disusun berdasarkan pada masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan agar terjadi suatu perubahan dan peningkatan dalam pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama dengan penggunaan metodespeed reading, SQ3R dan super great memory.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut. a. Melakukan kunjungan ke SD, mengurus perizinan kepada kepala sekolah

mengenai penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan.

b. Mewawancarai guru kelas yang kelasnya akan dijadikan objek penelitian mengenai kendala-kendala dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

c. Mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data pada proses pembelajaran dan data hasil pembelajaran membaca cepat di kelas V SDN Ganeas 1.

d. Peneliti mengolah data awal dari berbagai instrumen dan merumuskan permasalahan yang harus diatasi di kelas.

e. Berdiskusi dengan guru untuk mengadakan perbaikan terhadap hasil pembelajaran awal yang sudah dilaksanakan dengan penggunaan metodespeed reading, SQ3Rdan super great memory untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat dan menemukan gagasan utama.

f. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyusun persiapan mengajar lainnya dengan penggunaan metodespeed reading, SQ3R dan super great memory untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat dan menemukan gagasan utama.

g. Membuat lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, format wawancara guru dan siswa, catatan lapangan, serta dokumentasi untuk melihat kinerja guru mengajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dalam membaca puisi dilaksanakan.


(38)

47

h. Menyiapkan format wawancara guru dan siswa untuk mengetahui bagaimana permasalahn yang dihadapi selama proses pembelajaran dalam belajar bahasa Indonesia.

i. Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, tindakan yang peneliti lakukan adalah menjadi guru praktisi dengan dibantu oleh seorang guru lain sebagai observer. Tindakan yang dilakukan peneliti yaitu penggunaan metodespeed reading, SQ3Rdan super great memory untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat dan menemukan gagasan utama di kelas V SDN Ganeas 1.

Tahapan yang dilakukan dalam tindakan ini adalah sebagai berikut: a. Tahap Persiapan

1) Membuat rencana pembelajaran. 2) Menyiapkan sumber belajar. 3) Menyiapkan materi pelajaran. 4) Menyiapkan media pembelajaran. 5) Menyiapkan alat pengumpul data. b. Kegiatan Awal

1) Guru mengucapkan salam.

2) Guru mengkondisikan siswa untuk ke dalam situasi belajar. 3) Siswa duduk dengan rapi.

4) Siswa berdo’a bersama.

5) Guru mengecek kehadiran siswa

6) Guru memberitahukan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan.

7) Guru melakukan apersepsi tentang gagasan utama dan membaca cepat dengan tanya jawab kepada siswa.

c. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang membaca cepat dan menemukan gagasan utama.


(39)

2) Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran.

3) Guru memberikan intruksi untuk kegiatan membaca cepat agar siswa tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat proses membaca cepat.

4) Siswa memperhatikan guru yang sedang memberikan intruksi yang menghambat kegiatan membaca.

5) Guru menjelaskan petunjuk yang harus dilakukan siswa pada saat membaca cepat berlangsung dengan menggunakan langkah-langkah pada metode SQ3R.

6) Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan petunjuk kegiatan membaca cepat.

7) Guru memberikan teks untuk membaca cepat kepada masing-masing siswa, secara bergantian siswa yang satu melakukan membaca cepat dan teman sebangku mengawasi siswa yang sedang membaca cepat dengan menghitung juga dengan menggunakan stopwatch .

8) Siswa melakukan kegiatan membaca cepat dengan petunjuk yang guru sampaikan dan dihitung dengan menggunakan stopwatch.

9) Guru memperhatikan dan membimbing siswa yang sedang melakukan proses membaca cepat.

10)Apabila ada siswa yang telah selesai membaca maka teman sebangku yang menghitung kecepatan menuliskannya pada kertas selembar.

11)Begitupun selanjutnya sampai semua siswa selesai membaca.

12)Setelah semua siswa selesai membaca, siswa harus menuliskan gagasan utama pada setiap paragraf tanpa melihat ulang teks bacaan.

13)Guru mengawasi siswa yang sedang menuliskan gagasan utama.

14)Setiap siswa diberikan lembar kerja siswa (LKS) dan LKS yang satu didalamnya terdapat sekumpulan kata yang harus dibaca dengan cepat dan siswa kembali menuliskannya pada kolom yang telah disediakan, LKS ini untuk melatih daya ingat siswa.


(40)

49

1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

2) Sebagai tindak lanjut guru memberikan penjelasan tentang makna yang dapat diambil dari kegiatan tersebut.

3) Guru menutup pelajaran.

3. Tahap Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Fokus pengamatan adalah perilaku guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran.Tahap ini merupakan pelaksanaan teknik pengumpulan data menurut observasi, alat yang berupa pedoman observasi dan catatan lapangan digunakan. Adapun observer yang akan dilibatkan pada tahap ini direncanakan sebanyak satu orang dengan tugas sebagai observer kinerja guru dan observer aktivitas siswa.

4. Tahap Analisis dan Refleksi a. Analisis

Agar data bermakna sebagai dasar untuk mengambil keputusan, data tersebut harus dianalisis atau diberi makna.Analisis data dilakukan setelah satu paket perbaikan selesai dimplementasikan secara keseluruhan.Jika perbaikan ini direncanakan untuk beberapa kali pembelajaran maka analisis dapat dilakukan setelah kegiatan pembelajaran itu tuntas dilaksanakan.

Analisis dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna.

b. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui segala hal yang terjadi dan diperoleh dalam proses dan hasil pembelajaran. Pada prinsipnya yang dimaksud refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti dan pihak yang terkait dalam suatu penelitian tindakan kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Kasbolah (1999:100) bahwa refleksi dapat dilakukan pada: “1) Pada saat memikirkan


(41)

tindakan apa yang akan dilakukan, 2) Ketika tindakan sedang dilakukan, 3) Setelah tindakan itu dilakukan.

Adapun kegiatan refleksi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian. Data yang

diperoleh yaitu dari hasil lembar pengamatan observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, hasil wawancara guru dan siswa, serta evaluasi hasil belajar siswa sesuai format penilaian membaca cepat.

2) Mendiskusikan hasil yang diperoleh dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan penelitian.

3) Menyusun rencana yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya, untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus selanjutnya.

E. Instrumen Penelitian

Menyusun instrumen merupakan langakh penting dalam penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi, karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan sebelumnya.

Adapun teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan instrumen untuk pengamatan langsung di lokasi penelitian.Sedangkan observasi adalah upaya mengamati dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung.Menurut

Maulana (2009: 35), “Observasi merupakan pengamatan langsung dengan

menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu

pengecapan’’.

Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa kelas V SDN Ganeas 1 ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi membaca cepat dan menemukan gagasan utama.


(42)

51

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan alat yang harus ada pada saat berlangsung percakapan antara pewawancara dengan yang diwawancara.Denzin

(Wiriatmadja, 2005:117) menyatakan bahwa “Wawancara merupakan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu”.

Wawancara bertujuan untuk mengetahui secara jelas tentang sesuatu yang tidak terlihat atau teramati lewat penglihatan atau perabaan, sehingga untuk diperoleh data yang valid dapat dilakukan wawancara kepada orang lain guna mengetahui secara jelas keadaan sebenarnya yang terjadi di dalam kelas.

Wawancara dilakukan kepada siswa dan guru mengenai hal-hal yang berkaitan dengan membaca cepat dan menemukan gagasan utama. Materi yang diberikan kepada guru adalah berkaitan dengan kesan-kesan yang timbul, kelebihan dan kekurangan, kesulitan yang dirasakan, manfaat yang bisa diambil, dan respon siswa serta pengaruhnya terhadap kemampuan siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai membaca cepat dan menemukan gagasan utama dengan menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory. Dalam tahap ini peneliti melukan wawancara dengan bertatap muka secara langsung kepada responden atau subjek yang diteliti yaitu guru dan satu orang siswa yaitu Lilis M.

3. Catatan Lapangan

Bogdan & Biklen (Moleong, 1994: 153) memberikan penjelasan bahwa

“Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data kualitatif dan refleksi

terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Dengan demikian, catatan lapangan

merupakan catatan yang ditulis apa yang didengar, dialami, dilihat, dan dipikirkan selama pembelajaran membaca membaca cepat dan menemukan gagasan utama di kelas V SDN Ganeas 1.

Kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan adalah mencatat segala sesuatu dari berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas,


(43)

pengelolaan kelas, interaksi guru dan siswa, interaksi siswa dan siswa yang terjadi dalam proses pembelajaran mengenai membaca cepat dan menemukan gagasan utama dari awal sampai akhir pembelajaran.

4. Lembar Tes Hasil Belajar

Hermawan, Mujono, dan Suherman(2007:170) menyatakan bahwa “Tes adalah pengumpul data yang bersifat mengukur, karena berisi pernyataan atau

pertanyaan yang alternatif jawabannya memiliki standar tertentu”.

Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran setelah dilakukannya tindakan melalui alat pengumpul data yang digunakan. Alat instrumen tes berupa format penilaian yang berisi sejumlah aspek-aspek penilaian meliputi jumlah kata, waktu baca, kecepatan baca, pemahaman, dan KEM, serta format penilaian kebiasaan yang muncul pada saat proses membaca cepat berlangsung diantaranya gerakan bibir, gerakan kepala, bersuara, dan menunjuk bacaan dengan jari.

F. Teknik Pengolahan Data Dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data terdiri dari pengolahan data hasil observasi dan hasil belajar, berikut akan dipaparkan mengenai pengolahan data hasil observasi dan hasil belajar.

a. Pengolahan Data Hasil Observasi 1) Kinerja Guru

Pengolahan data hasil obeservasi kinerja guru dilakukan saat guru melaksanakan pembelajaran. Adapun hal-hal yang menjadi penilaian kinerja guru terdiri dari perencanaan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir proses pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama. Berikut ini adalah cara pengolahan data hasil observasi kinerja guru.

Setiap aspek memiliki skor maksimal 3 dengan rincian sebagai berikut. 3 = Jika semua indikator dilaksanakan.


(44)

53

1= Jika hanya satu indikator yang dilaksanakan. 0 = Jika tidak ada indikator yang dilaksanakan.

Interpretasi nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut. Penafsiran kriteria:

Baik Sekali = Jika persentase 81% - 100% Baik = Jika persentase 61% - 80% Cukup = Jika persentase 41% - 60% Kurang = Jika persentase 21% - 40% Kurang sekali = Jika persentase 0% - 20% Rumus persentase :

% = x 100

X = Jumlah perolehan skor Y = Jumlah skor maksimal 100 = Angka baku dalam persen

Target keberhasilan kinerja guru adalah 90%.

Untuk menilai kinerja guru dalam mengajar, aspek yang dinilai yaitu kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan guru mulai dari perencanaan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Adapun aspek yang harus dinilai sudah tercantum dalam format observasi kinerja guru (terlampir). Nilai tersebut diperoleh dari penskoran terhadap aspek-aspek penilaian kinerja guru. Rentang skala skor yang digunakan yaitu 0-3.

2) Aktivitas Siswa

Pengolahan data aktivitas siswa dilakukan dengan menginterpretasikan nilai akhir yang diperoleh siswa. Nilai tersebut diperoleh dari penskoran tiga aspek yang dinilai yaitu, keaktifan, kesungguhan, dan ketelitian. Rentang skala skor yang digunakan yaitu 0-3.

Keterangan penskoran:


(45)

Skor 2: Jika dua aspek yang dapat terpenuhi.

Skor 1: Jika hanya satu aspek yang dapat terpenuhi. Skor 0: Jika tidak ada aspek yang terpenuhi.

Skor ideal yang diperoleh siswa adalah 9. Skor pada setiap aspek dijumlahkan sehingga diperoleh skor akhir yang kemudian diinterpretasikan berdasarkan tiga kriteria yaitu.

B = jika jumlah skor yang diperoleh siswa 7-9 dikatakan baik. C = jika jumlah skor yang diperoleh siswa 4-6 dikatakan cukup baik. K = jika jumlah skor yang diperoleh siswa 0-3 dikatakan kurang baik.

Target yang ingin dicapai untuk aktivitas siswa adalah 90%.

Berikut akan dipaparkan aspek dan deskriptor penilaian data proses lebih rinci.

a) Keaktifan

1) Jika siswa aktif pada saat kegiatan membaca cepat..

2) Jika siswa aktif pada saat mengisi LKS menemukan gagasan utama.

3) Jika siswa aktif bertanya kepada guru apabila ada petunjuk pengisian LKS yang belum dipahami.

b) Kesungguhan

1) Jika siswa memperhatikan penjelasan guru.

2) Jika siswa fokus dalam kegiatan pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama.

3) Jika siswa tidak mengganggu temannya yang sedang mengerjakan soal. c) Ketelitian

1) Siswa teliti dalam mengerjakan soal membaca cepat dan menemukan gagasan utama.

2) Siswa tepat waktu dalam selesai membaca cepat. 3) Siswa teliti dalam mengisi jawaban.

Keterangan penskoran:


(46)

55

Skor 2: Jika dua aspek yang dapat terpenuhi.

Skor 1: Jika hanya satu aspek yang dapat terpenuhi. Skor 0: Jika tidak ada aspek yang terpenuhi.

Skor ideal = 9

Nilai = jumlah skor yang diperoleh dari setiap aspek yang dinilai.

Rumus Presentase : % = x 100

X = Jumlah perolehan skor Y = Jumlah skor maksimal 100 = angka baku dalam persen Interpretasi nilai:

B = jika jumlah skor yang diperoleh siswa 7-9 dikatakan baik. C = jika jumlah skor yang diperoleh siswa 4-6 dikatakan cukup baik. K = jika jumlah skor yang diperoleh siswa 0-3 dikatakan kurang baik.

Adapun target proses yang ingin dicapai adalah 75%.

3) Wawancara

Pengolahan data proses melalui wawancara yaitu jawaban yang diperoleh melalui wawancara baik dengan guru maupun siswa kemudian ditarik kesimpulannya sehingga dapat ditemukan kepastian, apakah metode pembelajaran yaitu metode speed reading, SQ3R,dan super great memory dapat membantu guru menjelaskan materi mengenai membaca cepat dan menemukan gagasan utama, serta dapat membantu siswa dalam memahami materi atau tidak.

4) Catatan Lapangan

Pengolahan data proses melalui catatan lapangan yaitu berupa coretan atau catatan seperlunya tentang kejadian pada saat proses pembelajaran yang dilakukan pada kinerja guru dan aktivitas siswa lalu dibuat rangkuman.


(47)

Untuk tes hasil belajar siswa menggunakan aspekpenilaian meliputi jumlah kata, waktu baca, kecepatan baca, pemahaman, dan KEM, serta format penilaian kebiasaan yang muncul pada saat proses membaca cepat berlangsung diantaranya gerakan bibir, gerakan kepala, bersuara, dan menunjuk bacaan dengan jari.

Berdasarkan hasil data tes awal siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang dalam membaca membaca cepat dapat dikategorikan belum berhasil. Hal ini karenak masih banyak hasil belajar siswa yang belum mencapai target yaitu 75%.

Adapunaspek penilaian kebiasaan yang muncul pada saat proses membaca cepat berlangsungadalah sebagai berikut.

1) Gerakan Bibir

Skor 3 : Bila siswa membaca tanpa menggerakkan bibir.

Skor 2 : Bila siswa membaca dengan kadang-kadang menggerakkan bibir. Skor 1 : Bila siswa membaca menggerakkan bibir dari awal sampai akhir

kegiatan membaca. 2) Gerakan Kepala

Skor 3 : Bila siswa membaca tanpa menggerakkan kepala.

Skor 2 :Bila siswa membaca dengan kadang-kadang menggerakkan kepala.

Skor 1 : Bila siswa membaca menggerakkan kepala dari awal sampai akhir kegiatan membaca.

3) Bersuara

Skor 3 : Bila siswa membaca tanpa bersuara.

Skor 2 : Bila siswa membaca dengan kadang-kadang bersuara.

Skor 1 : Bila siswa membaca bersuara dari awal sampai akhir kegiatan membaca

4) Menunjuk Bacaan dengan Jari

Skor 3 : Bila siswa membaca tanpa menunjuk bacaan dengan jari.

Skor 2 : Bila siswa membaca dengan kadang-kadang menunjuk bacaan dengan jari.


(48)

57

Skor 1 : Bila siswa membaca menunjuk bacaan dengan jari dari awal sampai akhir kegiatan membaca.

Kriteria Penilaian

a. Pemberian skor untuk masing-masing aspek dilakukan dengan memberikan tanda cek (√) pada skala yang sesuai.

b. Skor ideal adalah 12.

Persentase = � � ℎ ℎ� (�)

� (�) × 100%

Penafsiran Kriteria Penilaian

Baik (B) = jika persentase yang diperoleh 68%-100% Cukup (C) = jika persentase yang diperoleh 34%-67% Kurang (K) = jika persentase yang diperoleh 0%-33%

Adapunaspek penilaian dalam kegiatan membaca cepat adalah dengan perhitungan KEM adalah sebagai berikut.

Rumus untuk mencari KEM

Kecepatan (kata per menit) = [ � × 60] Pemahaman = �

�� KEM = kpm × P Keterangan :

K = jumlah kata Wd = waktu baca (detik) B = soal yang benar SI = skor ideal

Kpm = kecepatan (kata per menit) P = pemahaman

Tafsiran:


(49)

Jika nilai siswa yang didapat lebih dari atau sama dengan 70% maka dinyatakan Tuntas (T), sedangkan jika nilai yang didapat kurang dari 70% maka dinyatakan Tidak Tuntas (TT).

2. Analisis Data

Sugiyono (2005: 89) mengemukakan pengertian analisis data adalah sebagai berikut.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun sistematika data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit menyusun pola, melakukan sintesis, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Patton (Moleong, 1994: 103) menyatakan bahwa“Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar”.

Analisis data dalam penelitian dapat dilakukan dengan cara menelaah data dan mempelajari seluruh data yang telah terkumpul dari berbagai sumber, yaitu dari hasil observasi, wawancara, tes hasil belajar siswa, catatan lapangan dan sebagainya. Menganalisis dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, dan mengkategorikannya. Setelah itumembuat kesimpulan sehingga mudah dipahami dan yang akhirnya dapat ditemukan hipotesis dari suatu penelitian yang telah dilakukan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

G. Validasi Data

Kegiatan validasi data yaitu menetapkan keabsahan data dengan teknik pemeriksaan untuk menghasilkan data yang valid sehingga data yang dilaporkan peneliti sesuai dengan data sesungguhnya yang terjadi di lapangan.

Teknik validasi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1. Member Check


(1)

a. Kinerja Guru

Berdasarkan hasil observasi terhadap kinerja guru pada setiap siklus yang telah dilaksanakan, mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada kinerja guru setiap siklusnya, guru telah mencapai target penelitian untuk kinerja guru yaitu 90%. Dari hasil observasi diperoleh hasil kinerja guru siklus I sebanyak 70 % yang menunjukkan kriteria baik, pada siklus II terjadi peningkatan sebanyak 9% menjadi89% dengan kriteria baik sekali dan pada siklus III terjadi peningkatan sebanyak 8% menjadi 97% dengan kriteria baik sekali dari keseluruhan indikator yang telah ditetapkan sehingga siklus I hingga siklus III kinerja guru mengalami peningkatan sebanyak 17%.

Dengan meningkatnya pencapaian penggunaanmetodespeed reading, SQ3R dan super great memory untuk meningkatkan kemampuanmembaca cepattersebut dapat memperbaiki kinerja guru dalam pembelajaran serta dapat berpengaruh positif terhadap aktivitas siswa serta hasil belajar siswa dengan penggunaanmetodespeed reading, SQ3R dan super great memory untuk meningkatkan kemampuanmembaca cepat.

b. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama dengan penerapan metodespeed reading, SQ3R dan super great memory telah memberikan dampak yang positif terhadap proses pembelajaran siswa, yaitu meningkatnya aktivitas siswa pada keaktifan, kesungguhan, dan ketelitian dalam belajar. Adanya peningkatan tersebut yaitu pada siklus I siswa dengan tafsiran baik sebanyak 32,3% atau 11 siswa, siklus II meningkat menjadi 73,5% atau 25 siswa dengan peningkatan 41,2% pada siklus sebelummnya, dan siklus III sebanyak 97% atau 33 siswa dengan adanya peningkatan sebanyak 23,5% dari siklus sebelumnya sehingga siklus I hingga siklus III aktivitas siswa mengalami peningkatan sebanyak 64,7%. Dengan diperolehnya hasil aktivitas siswa pada setiap siklusnya maka target penelitian pada aktivitas siswa sebanyak 75% telah tercapai.


(2)

120

Dengan demikian, penggunaanmetodespeed reading, SQ3R dan super great memory dapat menjadikan sebagian besar siswa terlibat aktif selama pembelajaran serta bersungguh-sungguh dalam membaca cepat dan menemukan gagasan utama.

3. Hasil Belajar Siswa

Pada pembelajaran keterampilan membaca cepat dan menemukan gagasan utama setelah dianalisis dari hasil tes belajar siswa telah mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.

Pada siklus I sebanyak 47% atau 16 siswa yang tuntas kemudian siklus II terdapat 76% atau 26 siswa tuntas dengan adanya peningkatan sebanyak 29% pada hasil belajar siswa. Siklus III meningkat menjadi 91% atau 32 siswa yang telah tuntas dengan adanya peningkatan sebanyak 15% dari siklus sebelumnya dalam pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama. Sehingga siklus I hingga siklus III hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebanyak 44%. Dari hasil belajar tersebut telah mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap siklusnya serta target penelitian dalam membaca cepat sebanyak 80% telah tercapai. Dengan demikian penggunaanmetodespeed reading, SQ3R dan super great memorydapat menjadikan siswa mampu untuk terampil dalam membaca cepat dan menemukan gagasan utama.

B. Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil penggunaanmetodespeed reading, SQ3R dan super great memoryuntuk meningkatkan kemampuan membaca cepat, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi Guru Sekolah Dasar

a. Sebagai salah satu alternatif pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama.

b. Diharapkan dapat mengembangkan kemampuan membaca cepat dan menemukan gagasan utama dengan menggunakan metode pada pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat dan menemukan


(3)

gagasan utama siswa, salah satunya dengan menggunakan metode metodespeed reading, SQ3R dan super great memorydalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

c. Diharapkan guru melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang bermakna yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa serta melibatkan siswa secara penuuh dalam pembelajaran.

d. Diharapkan melalui penelitian tindakan kelas ini guru dapat lebih meningkatkan profesionalismenya dalam melaksanakan pembelajaran serta dapat menganalisis masalah-masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan membaca cepat dan menemukan gagasan utama sehingga dalam melakukan penelitian akan mendapatkan hasil yang maksimal.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya denganmenggunakan metode dalam pembelajaran sebagai tindakan.

c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama lebih lengkap.

3. Bagi Kepala Sekolah

a. Untuk meningkatkan kemajuan pendidikan dan dapat mensosialisasikan lebih lanjut penggunaan metodespeed reading, SQ3R dan super great memorypada mata pelajaran lainnya.

b. Kepala sekolah hendaknya dapat memberikan motivasi, semangat serta memberikan kesempatan kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metodespeed reading, SQ3R dan super great


(4)

122

memoryserta dapat mensosialisasikannya lebih lanjut kepada guru maupun cakupan yang lebih luas dalam dunia pendidikan sekolah dasar.

4. Bagi Siswa

a. Metode ini baik digunakan untuk siswa kelas V SD, karena akan membantu siswa dalam pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama. b. Agar siswa lebih menyenangi pembelajaran membaca dan tidak merasa bosan

dengan pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pembelajaran membaca, maka digunakan metodespeed reading, SQ3R dan super great memory.

5. Bagi Lembaga UPI

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi PGSD Kelas yang memproduksi guru yang kreatif.


(5)

123

Abbas, S. (2006). PembelajaranBahasa Indonesia yang Efektif di SekolahDasar. Jakarta: Depdiknas.

Ahmad, Listiyanto. (2010). Speed Reading

TeknikdanMetodeMembacaCepat.Jogjakarta: A’PLUS BOOKS.

Akhadiah, Sabarti MK, dkk.(1993). Bahasa Indonesia 1.Jakarta: Depdikbud. Al-Qarni, Aidh bin Abdullah. (2012). ManfaatMembaca.

[Online]Tersedia:http://kertas-kecilkita.blogspot.com/2012/01/manfaat-membaca-buku.html [28Nopember 2012].

Aminuddin.(2002). ApresiasiKaryaSastra. Bandung: SinarBaruAlgesindo.

Djuanda, D. (2008). PembelajaranKeterampilanBerbahasa Indonesia di SekolahDasar. Bandung: PUSTAKA LATIFAH.

Harjasujana, A.S, Teti, M. (1997).Membaca 2.Jakarta: Depdikbud. Hidayah, A. (2012). Membaca Super Cepat.Jakarta: LaskarAksara.

Hermawan, R., Mujono.,Suherman , A. (2007).

MetodePenelitianPendidikanSekolahDasar. Bandung: UPI PRESS. Kasbolah, Kasihani. (1999). PenelitianTindakanKelas (PTK).Jakarta: Depdikbud.

Maulana.(2009). MemahamiHakikat, Variabel,

danInstrumenPenelitianPendidikandenganBenar. Bandung: Learn2Live ‘n

Live2Learn.

Moleong, L. J. (1994). MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Muchlisoh.(1992). Bahasa Indonesia 3.Jakarta: Depdikbud.

Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK ItuMudah (Classroom Action Research) PedomanPraktisBagi Guru Profesional. Jakarta: SinarGrafika Offset.

Nurhadi.(1987). TujuanMembaca.[Online]

Tersedia:http//id.shvoong.com/writing-and-speaking/2060356-tujuan-membaca/ [2 Desember 2012].


(6)

124

Nurhadi.(2008). MembacaCepatdanEfektif.Bandung: SinarBaruAlgesindo.

Rahim, Farida. (2005). PengajaranMembaca di SekolahDasar.Jakarta: PT BumiAksara.

Resmini, N., Djuanda, D., danIndihadi, D.

(2006).PembinaandanPengembanganPembelajaranBahasadansastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.

TN. [Online]

Tersediahttp://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=24818 [10 mei 2013]

Soedarso.(2006). Speed Reading SistemMembacaCepat Dan Efektif.Jakarta: PT Gramedia.

Sugiyono.(2005). MemahamiPenelitianKualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sumadayo, Samsu. (2013). PenelitianTindakanKelas.Yogyakarta: GrahaIlmu. Syamsuddin AR, S. Vismaia, danDamaianti.(2006).

MetodePenelitianPendidikanBahasa.Bandung: Rosdakarya.

Tarigan, H. G. (2008). MembacaSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.

Widiatmoko, Irwan. (2011). Super Speed Reading.Jakarta: PT GramediaPustakaUtama.

Wiriaatmadja, R. (2005). MetodePenelitianTindakanKelas. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

DOKUMEN

PusatBahasaDepartemenPendidikanNasional.(2005). KamusBesarBahasa Indonesia.Jakarta: Depdiknas.

KTSP.(2006). PanduanKurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: BP DHARMA BAKTI.