PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA:PTK di Kelas V SD Negeri Cikentrung 1 Kec. Cadasari Kab Pandeglang.
PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA
(PTK di Kelas V SD Negeri Cikentrung 1 Kec. Cadasari Kab Pandeglang)SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
NINA YUNIAWATI 0909117
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
(2)
(3)
(4)
ABSTRAKSI
Nina Yuniawati 0909117 (2013) Penggunaan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita (PTK di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Cikentrung 1 Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran 2012 - 2013)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh situasi kegiatan pembelajaran cerita rakyat yang dilaksanakan dengan kegiatan dan prosedur yang kurang tertata dengan baik, terlihat dari hasil yang diperoleh siswa yang rendah dalam kegiatan menulis cerita. Situasi pembelajaran yang kurang efektif dan kurang kreatif akan menghasilkan menurunnya kemampuan siswa dalam menulis. oleh karenanya dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba mengembangkan metode pembelajaran bahasa Indonesia yang tepat yaitu menggunakan metode sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita.
Rumusan masalah pada penelitin ini adalah menentukan bagaimana aktifitas siswa pada pembelajaran menulis cerita dengan metode sosiodrama dan apakah penggunaan metode sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis cerita.
Penelitian bertujuan untuk meningkatkan aktifitas siswa pada pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan metode sosiodrama dan meningkatkan kemampuan siswa menulis cerita dengan menggunakan metode sosiodrama.
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan instrumen penelitian observasi, dan tes hasil belajar. Subyek penelitian adalah kegiatan guru dan siswa kelas V pada pembelajaran cerita di SDN Cikentrung 1 Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang.
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa setelah menggunakan metode sosiodrama dalam pembelajaran cerita (cerita rakyat) ternyata mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari hasil tes yang telah dilakukan kepada siswa pada setiap aspek diamati sebagai tolak ukur efektivitas penggunaan metode sosiodrama, pada setiap siklusnya mengalami peningkatan pada saat observasi tentang aktifitas dengan rata-rata siklus I 0,65 dan siklus II 0,85 sedangkan untuk hasil tes pada siklus I 48.5; dan siklus II nilai rata-rata tes mencapai 73,25
Berdasarkan analisis refleksi dan perolehan angka-angka dari mulai siklus I sampai dengan siklus II, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode sosiodrama terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita dan juga aktifitas siswa pada saat pembelajaran sangat antusias, melalui penelitian ini direkomendasikan pada guru di SD untuk selalu berinovasi mengembangkan alat bantu yang tepat dalam proses kegiatan belajar mengajar.
(5)
DAFTAR ISI
Lembar Judul
Lembar Pengesahan
Lembar Pernyataan
Abstraksi ………i
Kata Pengantar ………..ii
Daftar Isi ………..iii
Daftar Gambar ………vii
Daftar Tabel ………...viii
Daftar Grafik ………ix
Daftar Lampiran ………x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….1
(6)
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis………...10
B. Langkah-langkah Penerapan Metode Sosiodrama ………..34
C. Kajian Hasil Penelitian ……….35
D. Kerangka Berpikir ………36
E. Hipotesis Tindakan ………...37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian ………...38
B. Metode Penelitian ……….….………...38
C. Model Penelitian ……….….………...41
D. Prosedur Penelitian ……….….……….43
E. Instrumen Penelitian ……….….………...47
F. Analisis Data ……….….………...52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ………53
B. Hasil Penelitian ………..54
(7)
E. Jawaban Hipotesis Tindakan ……….71 BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan …..………72
B. Rekomendasi ………73
Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Riwayat Hidup
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Model Spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart ………41 Gambar 3.2 : Alur Model PTK dari Kemmis dan Mc. Taggart ………..46
(9)
DAFTAR TABEL
Gambar 3.1 : Instrumen Observasi Aktivitas Siswa ………...48
Gambar 3.1 : Instrumen Tes (menulis cerita) ………...51
Gambar 4.1 : Hasil Instrumen Observasi Aktivitas Siswa (Siklus I) ……….58
Gambar 4.2 : Hasil Instrumen Tes Menulis Cerita (Siklus I) ……….60
Gambar 4.3 : Hasil Instrumen Observasi Aktivitas Siswa (Siklus II) ………64
Gambar 4.4 : Hasil Instrumen Tes Menulis Cerita (Siklus II) ………66
Gambar 4.5 : Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa ………...68
(10)
DAFTAR GRAFIK
Gambar 4.7 : Grafik Aktivitas Observasi Siswa ………….………69 Gambar 4.8 : Grafik Hasil Nilai Tes Menulis Cerita ………….……….69
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Foto Kegiatan
2. Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I)
3. Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II)
4. Lampiran Teks Drama Siklus I (Malin Kundang)
5. Lampiran Teks Drama Siklus II (Batu Balai)
6. Lampiran Hasil Tes Menulis Siswa
7. Lampiran SK Pengangkatan Dosen Pembimbing
8. Lampiran Surat Izin Observasi dari Kampus
(12)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman sekarang ini pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umumnya disekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Sagala, 2012 : 1).
Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan menggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem mutu pendidikan. Subsistem yang utama dalam peningkatan mutu pendidika adalah faktor guru. Di tangan gurulah hasil pembelajaran yang merupakan salah satu indikator mutu pendidikan lebih banyak ditentukan, yakni pembelajaran yang baik sekaligus bernilai sebagai pemberdayaan kemampuan dan kesanggupan peserta didik. Tanpa guru yang dijadikan andalannya, mustahil suatu sistem pendidikan dapat mencapai hasil sebagaimana diharapkan. maka prasarat utama yang harus dipenuhi bagi berlangsungnya proses belajar mengajar yang menjamin optimalisasi hasil pembelajaran.
(13)
2
tersedianya guru dengan kualifikasi dan kompetensi yang mampu memenuhi tuntutan tugasnya. Mutu pendidikan pada hakikatnya adalah bagaimana proses belajar mengajar yang dilakukan guru berlangsung dengan baik dan bermutu. Jadi mutu pendidikan ditentukan didalam kelas melalui kegiatan belajar mengajar.
Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dibutuhkan guru yang kreatif dan inovatif yang selalu mempunyai keinginan terus-menerus untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar dikelas.. karena dengan peningkatan mutu proses belajar mengajar di kelas, maka mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas harus selalu dilakukan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas. Dengan penelitian tindakan kelas kekurangan atau kelemahan dalam proses belajar mengajar dapat teridentifikasi dan terdeteksi, untuk selanjutnya dicari solusi yang tepat (Kunandar, 2011 : 48-49).
Tujuan pengajaran bahasa Indonesia dalam hal kesusasteraan adalah agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Selain itu juga siswa diharapkan
(14)
3
dapat menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa indonesia sebagai tolak ukur pelaksanaan pembelajaran di SD, memberikan gambaran kemampuan kepada peserta didik dalam hal penguasaan pengetahuaan, keterampilan, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Berdasarkan standar kompetensi tersebut, bahan kajian bahasa Indonesia yang termasuk dalam kemampuan bersastra salah satu diantaranya adalah kegiatan pembelajaran cerita. Melalui pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat mencapai kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia SD yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan yang paling penting adalah memahami sastra itu sendiri.
Dalam realisasinya di SD Negeri Cikentrung 1, pembelajaran sastra seperti pembelajaran cerita rakyat kurang mendapat kepedulian dan belum menempati porsi yang ideal sehingga tujuan pembelajaran yang dicapai belum maksimal. Terkadang siswa sulit menentukan unsur-unsur yang terdapat pada suatu cerita, sehingga siswa kesulitan pula untuk menuliskan kembali cerita tersebut. Untuk merealisasikan program pengajaran sastra. Khususnya dalam mencapai tujuan pembelajaran cerita rakyat, di SD Negeri Cikentrung 1, tentunya siswa harus diberi kesempatan dengan mengenal, memahami serta
(15)
4
mampu menghayati sendiri cerita rakyat dibawakan guru sehingga mereka memperoleh pengalaman yang berkesan.
Dalam prosesnya guru membuat tema-tema cerita tertentu yang kemudian akan siswa pilih dan mementaskan cerita tersebut, sehingga siswa yang lain mampu melihat dengan jelas cerita yang dilakonkan oleh teman-temannya, metode yang digunakan guru yaitu sosiodrama, metode ini dapat memudahkan siswa dalam pembelajaran cerita sehingga siswa mampu mengalami peningkatan dalam menulis cerita. Pada dasarnya semua metode pembelajaran adalah baik. akan tetapi yang perlu digaris bawahi adalah tidak semua metode pembelajaran tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
Sebagaimana peneitian yang telah dilakukan oleh Siti Hinda Syah 2008. Penggunaan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Siswa Kelas II Sekolah Dasar Islam Khairunnas kec. Ciruas kab. Serang. Tahun Pelajaran 2008, dalam penelitiaannya terlihat adanya peningkatan keterampilan berbahasa (berbicara), Maka atas dasar itu, untuk memahami secara lanjut berkenaan dengan masalah diatas peneliti mencoba mengembangkan metode sosiodrama dalam study penelitian yang akan dilakukan di kelas V SDN Cikentrung 1 Kec. Cadasari Kab. Pandeglang. Dengan judul penelitian “penggunaan metode sosiodrama untuk
(16)
5
meningkatkan kemampuan menulis cerita. (PTK di Kelas V SDN
Cikentrung 1 Kec. Cadasari Kab. Pandeglang).
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
1. Pembatasan masalah
Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan kajian tindakan kelas yang akan mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama. Untuk itu, agar dalam pembahasannya menjadi lebih efektif, maka penulis sengaja membatasi permasalahan hanya pada penggunaan metode sosiodrama dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis cerita (cerita rakyat).
2. Perumusan masalah
Atas dasar pemikiran yang telah dikemukakan dalam latar belakang diatas, maka kajian utama yang menjadi fokus penelitian ini yaitu :
“Apakah penggunaan metode sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita atau dongeng ?”.
Secara spesifik dan oprasional permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Bagaimana aktifitas siswa pada pembelajaran menulis cerita dengan metode sosiodrama ?
(17)
6
b. Apakah penggunaan metode sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis cerita ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang penggunaan metode sosiodrama dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis cerita, secara umum bertujuan untuk menemukan sebuah metode pembelajaran sastra yang tepat yaitu metode sosiodrama dalam pembelajaran menulis cerita. Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu :
a. Ingin meningkatkan aktifitas siswa pada pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan metode sosiodrama.
b. Ingin meningkatkan kemampuan siswa menulis cerita dengan menggunakan metode sosiodrama.
2. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapakan akan memberikan beberapa manfaat, yaitu :
(18)
7
2) Mengembangkan metode pembelajaran sebagai suatu strategi dalam meningkatkan kemampuan menulis cerita.
b. Bagi guru
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru kelas dalam upaya membantu siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama pada kemampaun menulis cerita
2) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan efektivitas mengembangkan kemampuan professional untuk mengadakan perubahan, perbaikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui metode sosiodrama.
c. Bagi siswa
1) Meningkatkan pengetahuan dan penguasaan materi pada pembelajaran menulis cerita.
2) Memberikan pengalaman baru,
D. Definisi Operasional
Definisi Operasional berisi penjelasan mengenai arti judul atau kata-kata kunci dalam penelitian ini :
(19)
8
Sosiodrama berasal dari kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial, dan drama berarti mempertunjukan, mempertontonkan atau memperlihatkan. Sosial atau masyarakat terdiri dari manusia yang satu sama lain terjalin hubungan yang dikatakan hubungan sosial. Drama dalam pengertian luas adalah mempertunjukan atau mempertontonkan satu keadaan atau peristiwa-peristiwa yang dialami orang dan tingkah laku orang. Metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial
2. Menulis
Menulis dapat dianggap sebagai proses ataupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Dalam prosesnya menulis dimulai dengan menuangkan tulisan pada sebuah kertas, kata-kata yang dituangkan dalam sebuah tulisan tentunya harus memiliki makna atau arti sehingga seorang pembaca akan mengerti dan mampu memahami maksud dari tulisan tersebut.
(20)
9
3. Cerita
Cerita adalah bentuk kreasi imajinatif dengan paparan bahasa tertentu yang menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman, dan pengalaman tertentu, banyak cerita yang digemari dimulai dari cerita anak-anak sampai cerita dewasa. Cerita yang sangat menarik dan banyak mengandung pesan moral yang memiliki nilai baik akan menimbulkan kesan ataupun pesan yang baik kepada pembacanya.
4. Cerita Rakyat
Cerita rakyat merupakan bentuk cerita yang berada dilingkungan masyarakat yang tidak benar-benar terjadi, tentang kajadian zaman dulu yang aneh-aneh dan disukai oleh anak-anak. Cerita rakyat juga merupakan paparan cerita rekaan tentang kejadian atau aktivitas yang berhubungan dengan suatu tokoh dalam konteks tertentu, ada berbagai bentuk konflik yang terjadi dalam sebuah cerita rakyat. Secara keseluruhan, rangkaian kejadian ini membentuk satu alur yang utuh dan pengubahannya dimaksudkan sebagai hiburan, wahana pendidikan moral.
(21)
(22)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek dan Lokasi Penelitian
1. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 siswa pada kegiatan pembelajaran cerita rakyat dengan menggunakan metode sosiodrama.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Cikentrung 1, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang.
Dipilihnya sekolah ini karena peneliti merasakan adanya masalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran cerita rakyat selain itu kemampuan siswa terhadap hasil karya sastra cerita rakyat masih kurang, dan perlu kiranya lebih ditingkatkan.
B. Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.
(23)
39
PTK itu adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamti, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran dikelasnya (Kunandar, 2011 : 46)
Kelebihan dan kekurangan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas sebagai mana jenis penelitian lainnya, memiliki kelebihan dan kelemahan. Dengan mengetahui dan memahami kelebihan dan kelemahan tersebut, diharapkan peneliti dapat mengurangi atau mengantisipasi kekurangan tersebut dan mampu mengoptimalkan kelebihan tersebut.
1. Kelebihan PTK adalah sebagai berikut :
a. Kerja sama dalam PTK menimbulkan rasa memiliki.
b. Kerja sama dalam PTK mendorong kreativitas dan pemikiran kritis dalam hal ini sekaligus guru yang sekaligus sebagai peneliti
c. Melalui kerja sama, kemungkinan untuk berubah meningkat. d. Kerja sama dalam PTK meningkatkan kesepakatan dalam
(24)
40
2. Kelemahan PTK adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar PTK pada pihak peneliti (guru).
b. Berkenaan dengan waktu, karena PTK memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya.faktor waktu ini dapat menjadi kendala yang cukup besar (Kunandar, 2011 : 68-70) 3. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas adalah:
a. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari permasalahan praktik faktual, yaitu permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.
b. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi
c. Adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan.
4. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan akhir dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas adalah: a. Meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di sekolah b. Meningkatkan relevansi pendidikan
c. Meningkatkan mutu hasil pendidikan
(25)
41
C. Model Penelitian
Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Rangkaian kegiatan penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan, sebagai tahap orientasi. Temuan dari hasil studi penelitian ini kemudian dilakukan refleksi bersama guru dan peneliti untuk merancang langkah-langkah kegiatan selanjutnya hingga tujuan penelitian tercapai.
Adapun tahapan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart
Rencana awal Refleksi
Tindakan/ Observasi
Rencana yang direvisi Tindakan/
Observasi
Tindakan/ Refleksi
Refleksi
Rencana yang direvisi
(26)
42
1. Rencana
Merencanakan tindakan apa yang dilakukan untuk perbaikan pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap siswa sebagai solusinya.
2. Tindakan
Melaksanakan apa yang telah direncanakan oleh guru dan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang di inginkan.
3. Observasi
Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan atau dikenakan terhadap pembelajaran di kelas.
4. Refleksi
Peneliti dan guru mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak yang di lakukan dari berbagai kriteria.
Untuk lebih jelasnya mengenai rangkaian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
(27)
43
D. Prosedur Penelitian
1. Pra Siklus
a. Observasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengamati proses kegiatan belajar mengajar (KBM) Bahasa Indonesia pada konsep cerita rakyat berdasarkan fakta lapangan yang meliputi : pengamatan dan pencermatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran.
b. Refleksi
Dalam kegiatan ini dimaksud untuk mengidentifikasi, mengklarifikasikan dan mengevaluasi temuan-temuan, kekurangan dan permasalahan dalam proses pembelajaran cerita rakyat berdasarkan hasil observasi yang kemudian dianalisa untuk mengadakan refleksi pada kegiatan siklus pelaksanaan I. Refleksi dari hasil observasi, yakni pada pembelajaran teridentifikasi guru hanya menggunakan metode ceramah dengan sesekali melakukan tanya jawab dan tidak menggunakan model pembelajaran yang membangun pemikiran dasar siswa, maka refleksi yang dilakukan adalah mencari solusi perbaikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada konsep cerita rakyat pada siklus I.
(28)
44
2. Siklus 1
a. Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK, antara lain sebagai berikut :
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
3) Menentukan metode pembelajaran dalam rangka implementasi PTK.
4) Uraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka penecahan masalah.
5) Membuat lembar kerja siswa
6) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK 7) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan, yaitu dengan menggunakan contoh cerita rakyat yang akan didramakan dengan beberapa topik atau tema yang telah ditentukan contohnya siklus 1, topik atau tema tentang anak yang durhaka (malin kundang).
c. Pengamatan atau observasi, yaitu prosedur perekaman/pemotretan data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang. Penggunaan instrumen yang telah disiapkan sebelumnya perlu diungkap secara rinci dan lugas termasuk cara
(29)
45
d. Analisis dan refleksi, berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan, serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya (Kunandar, 2011 : 129-130).
(30)
46
Alur penelitian tindakan kelas
“Penggunaan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita (cerita rakyat)”
(Model PTK Kemmis dan Mc. Taggart)
OBSERVASI
Mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan
OBSERVASI
Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa
Pra Siklus
TINDAKAN
Apa yang dilakukan oleh guru atau penelitian sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan
REFLEKSI
Penelitian mengkaji. Melihast dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria.
REFLEKSI
menganalisis kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam pembelajaran dan membuat rencana tindakan
Siklus 1
PERENCANAAN
Rencana tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi
(31)
47
E. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan salah satu ciri penelitian kualitatif, terdapat beberapa instrumen yang digunakan untuk memperoleh data yang akurat dan teruji validitasnya. Dalam hal instrument penelitian akan diuraikan sebagai berikut :
1. Pedoman Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Metode observasi yang digunakan oleh peneliti adalah model sistematis, dimana peneliti sebelum melakukan observasi ke lapangan tertebih dahulu membuat instrument observasi. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, observasi pada proses pembelajaran yang asli dan murni sebelum dilakukan tindakan.
Secara umum observasi yang dilaksanakan bertujuan untuk melihat sejauh mana efektifitas penggunaan metode sosiodrama dalam situasi pembelajrana menulis cerita rakyat, oleh karena itu aspek proses observasi tidak terlepas dari tujuan tersebut.
Pedoman observasi dirancang dengan memperhatikan aspek-aspek pemahaman siswa yang diteliti datanya dimulai dari siklus 1 sampai selesai dan mencapai tujuan yang diharapkan.
(32)
48
Tabel 3.1
Instrumen Observasi Aktifitas Siswa
Pada Saat Kegiatan Penyampaian Materi Cerita Rakyat
No Nama Siswa
Aspek yang diamati Memperhatikan Penjelasan Menunjukkan rasa ketertarikan Menunjukkan antusias kerja Melaksanakan setiap instruksi
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 2 3 4 5 Dst Jumlah Prosentase Rata-rata
(33)
49
2. Tes
Pengambilan data yang berupa informasi mengenai pengetahuan, sikap, bakat, dan lainnya dapat dilakukan dengan tes. Tes sebagai instrument sangat lazim digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Hal ini disebabkan dalam PTK pada umumnya salah satu yang diukur adalah hasil belajar siswa dah hasil belajar siswa salah satunya diukur dengan menggunakan instrumen tes.
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam dirinya. Aspek psikologis itu dapat berupa prestasi, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadiaan lainnya. Berkaitan dengan tes sebagai instrumen PTK dapat dibedakan dua jenis tes.
a. Tes lisan
Tes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang disampaikan secara lisan tentang aspek-aspek psikologis sebagai data atau informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian tindakan kelas yang harus dijawab secara lisan pula.
(34)
50
dari sejumlah pertanyaan tertulis untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan aspek psikologis tertentu seperti telah disebutkan di atas, yang harus dijawab secara tertulis pula (Kunandar, 2011 : 143)
Dalam penelitian ini peneliti hanya akan mengambil tes secara tertulis (essay) karena berhubungan dengan menulis.
Instrumen tes yang dilakukan yaitu pada saat siswa menuliskan kembali materi cerita rakyat melalaui Aspek yang diamati yaitu Tata bahasa, Tanda baca, Ejaan, Kerapihan. Dinilai dengan skor 25 pada tiap-tiap aspek.
(35)
51
Tabel 3.2 Instrumen Tes
Pada Saat Siswa Menuliskan Kembali Cerita Rakyat
No Nama Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah Rata-rata Tata Bahasa (Skor 25) Tanda Baca (Skor 25) Ejaan (Skor 25) Kerapihan (Skor 25) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dst Jumlah
(36)
52
F. Analisis Data
Setelah data diperoleh dan hasil pengumpulan data maka data perlu segera diolah. Secara garis besar pengolahan data mencakup tiga langkah yaitu :
1. Langkah persiapan
a. mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa isi instrumen. b. mengecek macam isi data.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Penilaian skor pada hasil observasi
b. Penjumlahan daftar nilai untuk dibuat prosentase.
c. Pemberian skor terhadap soal-soal tes dan penjumlahan skor yang diperoleh setiap siswa. Skor setiap siswa dikumpulkan untuk dibuat rata-rata pada setiap siklus.
3. Tahap penerapan data
a. Menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian.
b. Mendeskripsikan hasil temuan untuk pembahasan selanjutnya. c. Menafsirkan data yang terkumpul berdasarkan instrumen yang
telah di laksanakan kemudian dibuat kesimpulan secara menyeluruh.
(37)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data lapangan tentang penggunaan metode sosiodrama dalam meningkatkan kemampuan menulis cerita yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Cikentrung 1 Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang, dapat dikemukakan kesimpulan bahwa dari perolehan tes hasil belajar siswa diperoleh hasil positif pada setiap siklusnya selalu menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan, pada saat observasi tentang aktifitas dengan rata-rata siklus I 0,65 dan siklus II 0,85 sedangkan untuk hasil tes pada siklus I 48.5; dan siklus II nilai rata-rata tes mencapai 73,25.
Angka-angka tersebut dapat menjadi indikasi bahwa penggunaan metode sosiodrama yang dirancang dengan kegiatan dan prosedur yang tertata dengan baik mampu meningkatkan hasil prestasi belajar siswa pada proses kegiatan belajar tergolong baik, siswa terlihat antusias dengan pelajaran yang disampaikkan guru dan kegiatan belajar dilaksanakan dengan suasana yang kondusif sehingga mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
(38)
73
B. Rekomendasi
Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan memberikan rekomendasi sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan yang lebih baik yang diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan terutama pengajaran cerita rakyat di Sekolah Dasar..
1. Dalam menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia, khususnya pada materi cerita rakyat hendaknya guru sebisa mungkin membawa nuansa psikologis anak sesuai tema dan alur cerita yang disampaikan, karena dengan begitu peserta didik akan lebih mudah diarahkan untuik bisa memahami suatu pembelajaran khususnya menuliskan kembali cerita yang lebih baik dan terdapat unsur-unsur cerita yang sesuai dengan cerita yang sebenarnya.
2. PGSD sebagai lembaga pencetak lulusan calon guru SD, hendaknya senantiasa melakukan kerja sama yang berkesinambungan dengan lembaga Sekolah Dasar dalam rangka melakukan kajian dan penelitian ilmiah selanjutnya guna mendukung kemajuan pengajaran di tingkat Sekolah Dasar.
3. Berdasarkan hasil analisis penelitian secara menyeluruh, maka penelitian ini kiranya masih perlu ditindak lanjuti dengan penelitian lain terutama untuk mengembangkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien
(39)
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. (1991). Modul Bahasa Indonesia III. Jakarta : Departemen dan Kebudayaan Dirjen.
Cahyani, I. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia. Bandung : UPI Press.
Djamarah, B.S. Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Djuanda, D. (2010). “Stategi Pembelajaran Menulis Dengan Model Proses Menulis dan Penilaian Portofolio di Kelas SDN Sindangraja”. Jurnal Pendidikan Dasar. 14, 46-52.
Effendi, A. dkk. (2006). Bina Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Kunandar. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar. (2007). Jakarta : Depdiknas dan BSNP.
Nk, R. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sulistiono. (2002). Seri Bahasa Indonesia. Jakarta : Aneka Ilmu.
Yusnandar, E. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang : Ikhwan Mandiri Press.
(1)
50
dari sejumlah pertanyaan tertulis untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan aspek psikologis tertentu seperti telah disebutkan di atas, yang harus dijawab secara tertulis pula (Kunandar, 2011 : 143)
Dalam penelitian ini peneliti hanya akan mengambil tes secara tertulis (essay) karena berhubungan dengan menulis.
Instrumen tes yang dilakukan yaitu pada saat siswa menuliskan kembali materi cerita rakyat melalaui Aspek yang diamati yaitu Tata bahasa, Tanda baca, Ejaan, Kerapihan. Dinilai dengan skor 25 pada tiap-tiap aspek.
(2)
Tabel 3.2 Instrumen Tes
Pada Saat Siswa Menuliskan Kembali Cerita Rakyat
No Nama
Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah
Rata-rata Tata Bahasa
(Skor 25)
Tanda Baca (Skor 25)
Ejaan (Skor 25)
Kerapihan (Skor 25) 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dst
(3)
52
F. Analisis Data
Setelah data diperoleh dan hasil pengumpulan data maka data perlu segera diolah. Secara garis besar pengolahan data mencakup tiga langkah yaitu :
1. Langkah persiapan
a. mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa isi instrumen. b. mengecek macam isi data.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Penilaian skor pada hasil observasi
b. Penjumlahan daftar nilai untuk dibuat prosentase.
c. Pemberian skor terhadap soal-soal tes dan penjumlahan skor yang diperoleh setiap siswa. Skor setiap siswa dikumpulkan untuk dibuat rata-rata pada setiap siklus.
3. Tahap penerapan data
a. Menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian.
b. Mendeskripsikan hasil temuan untuk pembahasan selanjutnya. c. Menafsirkan data yang terkumpul berdasarkan instrumen yang
telah di laksanakan kemudian dibuat kesimpulan secara menyeluruh.
(4)
72 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data lapangan tentang penggunaan metode sosiodrama dalam meningkatkan kemampuan menulis cerita yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Cikentrung 1 Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang, dapat dikemukakan kesimpulan bahwa dari perolehan tes hasil belajar siswa diperoleh hasil positif pada setiap siklusnya selalu menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan, pada saat observasi tentang aktifitas dengan rata-rata siklus I 0,65 dan siklus II 0,85 sedangkan untuk hasil tes pada siklus I 48.5; dan siklus II nilai rata-rata tes mencapai 73,25.
Angka-angka tersebut dapat menjadi indikasi bahwa penggunaan metode sosiodrama yang dirancang dengan kegiatan dan prosedur yang tertata dengan baik mampu meningkatkan hasil prestasi belajar siswa pada proses kegiatan belajar tergolong baik, siswa terlihat antusias dengan pelajaran yang disampaikkan guru dan kegiatan belajar dilaksanakan dengan suasana yang kondusif sehingga mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
(5)
73
B. Rekomendasi
Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan memberikan rekomendasi sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan yang lebih baik yang diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan terutama pengajaran cerita rakyat di Sekolah Dasar..
1. Dalam menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia, khususnya pada materi cerita rakyat hendaknya guru sebisa mungkin membawa nuansa psikologis anak sesuai tema dan alur cerita yang disampaikan, karena dengan begitu peserta didik akan lebih mudah diarahkan untuik bisa memahami suatu pembelajaran khususnya menuliskan kembali cerita yang lebih baik dan terdapat unsur-unsur cerita yang sesuai dengan cerita yang sebenarnya.
2. PGSD sebagai lembaga pencetak lulusan calon guru SD, hendaknya senantiasa melakukan kerja sama yang berkesinambungan dengan lembaga Sekolah Dasar dalam rangka melakukan kajian dan penelitian ilmiah selanjutnya guna mendukung kemajuan pengajaran di tingkat Sekolah Dasar.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. (1991). Modul Bahasa Indonesia III. Jakarta : Departemen dan Kebudayaan Dirjen.
Cahyani, I. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia. Bandung : UPI Press.
Djamarah, B.S. Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Djuanda, D. (2010). “Stategi Pembelajaran Menulis Dengan Model Proses Menulis dan Penilaian Portofolio di Kelas SDN Sindangraja”. Jurnal Pendidikan Dasar. 14, 46-52.
Effendi, A. dkk. (2006). Bina Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Kunandar. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar. (2007). Jakarta : Depdiknas dan BSNP.
Nk, R. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sulistiono. (2002). Seri Bahasa Indonesia. Jakarta : Aneka Ilmu.
Yusnandar, E. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang : Ikhwan Mandiri Press.
Resmini, N. (2010). Membaca dan Menulis di SD. Bandung : UPI Press.
Tarigan, H.G. (1997). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.