HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PAI DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 BANDUNG.
No. Daftar FPIPS: 4295/UN.40.2.6.1/PL/2014 HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PAI DENGAN KECERDASAN
SPIRITUAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh Aan Sopian
1001578
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PAI DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 BANDUNG
Oleh: Aan Sopian
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial
© Aan Sopian
Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
(3)
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PAI DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 BANDUNG
Oleh: Aan Sopian
1001578
disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I,
Dr.H.Syahidin,M.Pd. NIP. 195706111987031001
Pembimbing II,
Saepul Anwar, S.Pd.I., M.Ag. NIP. 198111092005011001
Mengetahui,
Ketua Prodi Ilmu Pendidikan Agama Islam
Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP 1957 0303 198803 1 001
(4)
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Hubungan Prestasi Belajar PAI dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung
Oleh : Aan Sopian
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya persoalan-persoalan yang dihadapi siswa ketika memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, tidak setiap masalah bisa diselesaikan dengan menggunakan akal, adakalanya masalah harus diselesaikan dengan pendekatan spiritual, untuk itu perlu dikembangkan kecerdasan spiritual untuk memecahkan masalah yang dihadapi, banyak faktor yang menjadikan tingginya kecerdasan spiritual siswa salah satunya dengan pembelajaran PAI di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik inferensial, yaitu statikstik korelasional untuk mengkorelasikan antara prestasi belajar PAI yang diambil dari rata-rata nilai rapot PAI siswa dalam ranah kognitif praktek dan sikap dengan kecerdasan spiritual siswa yang diambil dari penyebaran angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
sampling purposive yaitu dengan mempertimbangkan sampel yang diambil. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 77 siswa dari kelas XI SMA Negeri 4 Bandung yang sudah menjadi pertimbangan peneliti. Teknik dalam pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan nilai rapot siswa pada mata pelajaran PAI semester ganjil, penyebaran angket yang terdiri dari 50 item dan studi pustaka. Dari hasil penelitian berdasarkan uji statistik dengan menggunakan progam komputer software SPSS versi 20 for window maka diperoleh hasil uji korelasi dengan menggunakan pearson correlation sebesar -0,108 dengan besarnya Sig 0,348>0,05 yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak, jadi dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual. Adapun keterpengaruhan kecerdasan spiritual oleh prestasi belajar PAI sebesar 1,2 %. Berdasarkan hasil penelitian maka direkomendasikan: (1) sekolah diharapkan mampu untuk meningkatkan lagi kegiatan-kegiatan yang berhubungan kecerdasan spiritual siswa, (2) untuk guru agat lebih diperhatikan lagi pembelajaran yang meningkatkan kualitas kecerdasan spiritual siswa disamping meningkatkan kecerdasan intelektual dan emosional siswa.
(5)
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
The Correlation between Learning Achievements in Islamic Education and Spiritual Intelligence of the Eleventh Grade Students of State Senior Secondary School (SMA) 4
Bandung By: Aan Sopian
The background to the research is the issues encountered by students in solving their problems, where not each problem can be solved through reasoning, sometimes the problems have to be solved with spiritual approach; therefore, spiritual intelligence has to be developed to
solve the problems they are posed with. There are many factors causing students’ high level of
spiritual intelligence, one of them is the teaching and learning of Islamic Education in schools. The research aimed to find the correlation of learning achievements in Islamic Education and spiritual intelligence of the eleventh grade students of State SMA 4 Bandung. It employed quantitative approach, where the method used was inferential statistic, namely correlational
statistic to correlate learning achievements in Islamic Education taken from students’ average
grades of Islamic Education in their end-of-semester reports in the field of cognitive, practice and attitude to their spiritual intelligences obtained through questionnaire distribution. The population of this research was the whole eleventh grade students of State SMA 4 Bandung. Sample was taken using the technique of purposive sampling, namely by considering the sample taken. The sample in this research consisted of 77 eleventh grade students of State SMA 4 Bandung already taken into consideration by the researcher. Data collection techniques were
done through gathering students’ grades of Islamic Education from their end-of-semester reports of the odd semester, a 50-item questionnaire, and library study. From the research results, based on a statistical test using the software of SPSS version 20 for window, the value of Pearson correlation of -0.108 was obtained with the value of Sig 0.348>0.05, which meant that H0 was
accepted, and Ha was rejected. So, it could be concluded that there was no significant correlation
between learning achievements in Islamic Education and spiritual intelligence. Meanwhile, the influence of learning achievements in Islamic Education on spiritual intelligence was 1,2 %. Based on these research outcomes, it is recommended: (1) Schools can increase activities relating
to students’ spiritual intelligence; and (2) Teachers should pay more attention to the teaching and
learning that is able to improve the quality of students’ spiritual intelligence, in addition to
improving their intellectual and emotional intelligences.
(6)
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH………..iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR GRAFIK………xii
DAFTAR BAGAN………...xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
PEDOMAN TRANSLITRASI DARI ARAB KE LATIN INDONESIA………..xv
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Penelitian………....1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah………8
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Kegunaan Hasil Penelitian…………...………....8
1. Manfaat teoritis...9
2. Manfaat Oprasional……….9
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 10
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS ... …11
A. Kajian Teori………..…………..……11
(7)
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Prestasi Belajar………...19
3. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotien)………...24
B.. Penelitian Yang Relevan ... 31
C. Kerangka Pemikiran ... 31
D. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODE PENELITIAN... 34
A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 34
1. Lokasi Penelitian………34
2. Populasi Penelitian……….35
3. Sampel Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel……….36
B. Pendekatan Penelitian ... 37
C. Metode penelitian ... 38
D. Desain Penelitian ... 38
E. Definisi Operasional ... 39
F. Instrumen Penelitian ... 41
G. Proses Pengembangan Instrumen ... 43
H. Prosedur Penelitian ... 45
I. Teknik Pengumpulan Data ... 46
1. Angket………....47
2. Studi dokumentasi………..47
J. Analisis Data………...………...48
1. Analisis data statistik deskriptif……….48
2. Analisis data statistik inferensial………....52
3. Analisis Data Hasil Penelitian………58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..….62
(8)
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Data Variabel Prestasi Belajar PAI Semester Ganjil……….63
2. Data Variabel Kecerdasan Spiritual………...68
3. Hubungan Prestasi Belajar PAI dengan Kecerdasan Spiritual Siswa...80
B. Pembahasan………... 89
1. Pembahasan Prestasi belajar PAI siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung……….89
2. Pembahasan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung ………91
3.Pembahasan Hubungan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islām dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung………….96
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 97
A. Simpulan ... 97
B. Rekomendasi ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... xvi
(9)
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 SK dan KD PAI Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung
pada semester ganjil 17
Tabel 2.2 SK dan KD PAI Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung
pada semester genap 18
Tabel 2.4 Ukuran prestasi belajar 24
Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen penelitian 42
Tabel 3.3 Pemberian skor pada instrument 43
Tabel 3.4 Hasil hasil uji reliabilitas instrument 45
Tabel 3.5 Kriteria penilaian prestasi belajar 49
Tabel 3.6 Skor kecerdasan spiritual siswa 50
Tabel 3.7 Penggolongan tingkat kecerdasan spiritual 51
Tabel 3.8 Kriteria skor kecerdasan spiritual 51
Tabel 3.9 Hasil perhitungan kecerdasan spiritual 38
Tabel 3.10 Interpretasi koefesien korelasi nilai r 60
Tabel 4.1 Kategori prestasi belajar 63
Tabel 4.2 Prestasi belajar PAI siswa semester ganjil 64 Tabel 4.3 Prestasi kognitif dalam mata pelajaran PAI 64
Tabel 4.4 Nilai praktek PAI siswa 65
Tabel 4.5 Prestasi sikap siswa pada mata pelajaran PAI 66 Tabel 4.6 Nilai rata-rata dari nilai kognitif , praktek dan sikap 67 Tabel 4.7 penggolongan skor kecerdasan spiritual 68 Tabel 4.8 penggolongan perhitungan skor kecerdasan spiritual 69 Tabel 4.9 skor keseluruhan kecerdasan spiritual siswa 69
(10)
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.11 penggolongan skor kecerdasan spiritual siswa berdasarkan
sub-variabel 71
Tabel 4.12 hasil sebaran angket sub-variabel 1 72
Tabel 4.13 hasil sebaran angket sub-variabel 2 73
Tabel 4.14 hasil sebaran angket sub-variabel 3 74
Tabel 4.15 hasil sebaran angket sub-variabel 4 75
Tabel 4.16 hasil sebaran angket sub-variabel 5 75
Tabel 4.17 hasil sebaran angket sub-variabel 6 76
Tabel 4.18 hasil sebaran angket sub-variabel 7 78
Tabel 4.19 hasil sebaran angket sub-variabel 8 79
Tabel 4.20 hasil sebaran angket sub-variabel 9 80
Tabel 4.21 hasil uji normallitas 81
Tabel 4.22 hasil uji heteroskedastisitas 83
Tabel 4.23 hasil uji linearitas 84
Tabel 4.24 hasil uji hipotesis 85
Tabel 4.25 hasil uji koefesien korelasi 86
Tabel 4.26 uji signifikansi persamaan regresi 87
(11)
xi
DAFTAR GAMBAR
(12)
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Prestasi kognitif PAI siswa 65
Grafik 4.2 Prestasi praktek PAI siswa 66
Grafik 4.3 prestasi sikap siswa pada mata pelajaran 67 Grafik 4.4 prestasi rata-rata nilai kognitif , praktek dan sikap siswa 68
Grafik 4.5 hasil kecerdasan spiritual siswa 71
Grafik 4.6 histogram uji normalitas 82
Grafik 4.7 Kurva P-Plot normalitas 82
Grafik 4.8 bentuk kurva untuk model linier 84
(13)
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Paradigma penelitian 32
(14)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
A. Surat-surat Penelitian xix
B. Instrumen Penelitian xx
C. Hasil Pengolahan Data xxi
(15)
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian
Manusia merupakan makhluk yang memiliki fitrah (potensi) yang harus dikembangkan untuk melangsungkan hidupnya di alam semesta ini. Tiga potensi yang dimiliki oleh manusia yang harus dikembangkan adalah jasmani, rohani dan akal pikirannya. Semua potensi yang ada dalam diri manusia itu akan seimbang dalam perkembangannya apabila manusia mempunyai pendidikan. Sehingga dengan pendidikan itulah manusia akan menyejahterakan tiga potensi yang dimilikinya.
“Pendidikan dalam batasan yang sempit adalah proses pembelajaran yang
dilaksanakan di lembaga pendidikan formal (madrasah/sekolah)”. Sedangkan pendidikan dalam arti luas adalah “segala pengalaman belajar yang dilalui oleh peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat” (Ramayulis, 2011, hlm. 14).
Lebih jelas, Redja Mudyahardjo dalam Sub Koodinator MKDP Landasan Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2010, hlm. 29) bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah ataupun di luar sekolah selama ia hidup guna mempersiapkan siswa untuk memainkan peranan dalam lingkungan hidup di masa yang akan datang. Sedangkan secara sempitnya merupakan pengajaran yang dilakukan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Ramayulis (2011, hlm. 14) mengungkapkan bahwa istilah Pendidikan
dalam Islām adalah tarbiyyah, ta’lim dan ta’dib. Dalam Al-Qur`ān tidak di
temukan kata tarbiyyah, menurut Abul A’la Al-Maududi kata tarbiyyah mempunyai pecahan kata yaitu kata (rabb) yang terdiri dari huruf rā`, bā` dan bā`
yang berarti “pendidikan, pengasuh, perlengkapan pertanggung jawaban,
(16)
2
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepemimpinan. Mushtafa Al-Maraghiy membagi kegiatan Al-Tarbiyyah dengan dua macam. Pertama, tarbiyyah khalqiyyah, yaitu penciptaan, pembinaan dan pengembangan peserta didik agar dapat menjadikan sarana untuk pengembangan jiwanya. Kedua, tarbiyyah dῑniyyah tahżῑbiyyah, yaitu pembinaan jiwa manusia
dan kesempurnaannya melalui petunjuk ilahi. Sedangkan Ta’lim menurut Rasyid
Ridha adalah proses tranmisi berbagai ilmu pengetahuan pada ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Dan ta’dib menurut Al-Nauqib Al-Attas, Al-Ta’dῑb adalah pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu yang didalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan didalm tatanan wujud dan Keberadaannya. Selain ketiga itu Al-Ghazali menawarkan Istilah Al-Riāḍah. Baginya Al- Riāḍah adalah proses pelatihan individu pada masa kanak-kanak.
Proses belajar yang merupakan bagian dari pendidikan, dalam prosesnya peserta didik dituntut untuk secara aktif mengembangkan potensi dirinya, sehingga bisa tercapai sumber daya manusia yang berkualitas agar bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara. Belajar adalah proses perubahan dari tidak tahu menjadi tahu yang terjadi dalam jangka waktu tertentu.
Dalam proses belajar orangtua dan guru sering memberikan pelajaran untuk mengasah kecerdasan intelegensi (IQ), seperti les tambahan, memberikan privat dan kecerdasan emosionalnya (EQ), untuk menghasilkan siswa yang diharapkan oleh guru yaitu tercapainya tujuan dari pendidikan itu sendiri. Sebagaimana dalam UU Sisdiknas no 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 dinyatakan :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Tugas perkembangan yang harus dikembangkan oleh siswa SMA menurut Yusuf & Nani (2011, hlm. 16) dalam bukunya Perkembangan Peserta didik adalah
(17)
3
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) mencapai kematangan dalam beriman dan Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, 2) mencapai kematangan berprilaku etis, 3) mencapai kematangan emosi, 4) mencapai kematangan intelektual, 5) memiliki kesadaran tanggung jawab sosial, 6) mencapai kematangan perkembangan pribadi, 7) mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya, 8) memiliki kemandirian prilaku ekonomis, …
Senada dengan hal itu Havigurst dalam Sulaeman (1995, hlm. 4) mengungkapkan tugas-tugas perkembangan bagi para remaja adalah
1) mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebayanya, baik dengan teman sejenis, maupun dengan teman-teman yang beda jenis kelaminnya, 2) dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing, 3) menerima kenyataan (realitas) jasmaniahnya serta menggunakannya seefektif-seefektifnya dengan perasaan puas, 4) mencapai kepuasan emosional dari orangtua atau
orang dewasa lainnya,…
Siswa SMA merupakan remaja yang banyak berhadapan dengan masalah-masalah yang dihadapinya, adapun masalah-masalah-masalah-masalah yang hangat dalam kehidupan para remaja adalah masalah keyakinan yang kebanyakan para remaja menganut suatu keyakinan yang dirumuskan dalam kepercayaan-kepercayaan yang tidak diutarakan, kemudian masalah pencarian akan makna sesuatu dimana para remaja ingin sekali mendapatkan kepastian tentang arti atau makna dari segala sesuatu, begitupun masalah pilihan yang mana para remaja yang sedang bersiap-siap ingin terjun kedalam kehidupan terus-menerus dihadapkan dengan keharusan untuk mengambil pilihan dalam segala sesuatu, dan masalah tujuan-tujuan yang berkaitan dengan usaha untuk mencari makna dari segala sesuatu serta membuat segala pilihan-pilihan, para remaja menetapkan tujuan-tujuan yang akan mereka capai. (Sulaeman, 1995, hlm. 7).
Selain dari itu masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan perilaku, sosial, moralitas dan keagamaan para remaja adalah pertama, ketertarikan hidup dalam gang (peers group) yang tidak terbimbing yang mudah menimbulkan kenakalan remaja yang berbentuk perkelahian antar kelompok, pencurian, prostitusi, dan bentuk-bentuk kenakalan remaja lainnya. Kedua,
(18)
4
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konflik dengan orangtua yang mungkin berakibat tidak senang dirumah, bahkan sering minggat dari rumah. Ketiga melakukan kegiatan-kegiatan yang justru bertentangan dengan nilai dan norma dengan masyarakat atau agamanya seperti, menghisap ganja, narkotika, dan sebagainya. (Makmun, 2007, hlm. 136).
Dari masalah-masalah remaja yang telah diungkapkan di atas, maka kewajiban sekolahlah salah satunya untuk mangatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh remaja. Guru yang berperan penting di sekolah dalam membina siswa menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU Sisdiknas no 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 yaitu agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, Masyarakat, Bangsa dan Negara.
Selama ini siswa dalam proses pembelajaran hanya diasah pada aspek intelektual saja untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. sedangkan pada kenyataanya siswa belum mencapai pada apa yang diharapkan guru dalam menempuh pendidikannya hanya sedikit yang menyentuh aspek spiritual yang akibatnya banyak siswa yang pintar hanya pengetahuannya saja, sedikit yang pintar dalam aspek moralitas, norma dan nilai yang harusnya dimiliki oleh manusia untuk hidup dimasyarakat.
Sebagaimana tujuan pendidikan nasional maka penting dalam membina siswa bukan hanya mengasah kemampuan intelektual dan emosi saja tetapi penting juga untuk mengasah kecerdasan spiritual (SQ) untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut dan dalam mengatasi masalah-masalah yang ada dalam kehidupannya.
Zohar & Marshall (2001, hlm. 65) mengungkapkan bahwa Kecerdasan spiritual merupakan penyatu dari kecerdasan-kecerdasan lain seperti IQ dan EQ, dimana SQ mempunyai frekwensi osilasi 40 Hz didalam otak, fungsi dari osilasi ini adalah menggabungkan proses inderawi dan intelektual di seluruh bagian otak.
(19)
5
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan kata lain osilasi-osilasi ini menempatkan aktivitas neuron teransang kedalam konteks yang lebih besar dan lebih bermakna.
Penelitian yang dilakukan Zohar dan Marshall terhadap siswa SMA Swedia, ditemukan para siswa SMA di Swedia banyak mengalami masalah spiritual yang mengakibatkan kebingungan akan masa depannya, gagap menjalani hidup secara bermakna dan mereka sudah gelap terhadap diri mereka sendiri. Hal ini menunjukan bahwa kecerdasan spiritual sangat diperlukan oleh para remaja.
Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan peserta didik dalam menangkap materi yang disampaikan oleh guru, siswa akan fokus terhadap mata pelajaran apabila mereka dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam dirinya, sehingga harapannya dapat menyerap materi yang di ajarkan guru. Dalam memecahkan suatu masalah, tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan cara berfikir. Sebagaimana dalam bukunya Ari Ginanjar (2003, hlm. 166) “Albert Einstein berkata, suatu masalah tidak dapat dipecahkan dengan cara
berfikir/memikirkannya ketika masalah itu terjadi.” Artinya dalam memecahkan
masalah harus dengan paradigma spiritual.
“Prestasi belajar pada umumnya berkenaan pada aspek pengetahuan,
sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik” (Arifin, 2012, hlm. 12). Oleh karena itu guru dalam mendidik siswa harus memperhatikan kecerdasan spiritual siswa, salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual siswa adalah keberhasilan dalam mata pelajaran PAI dan kegiatan-kegiatan kesiswaan yang membentuk spiritual siswa.
Dari pemaparan di atas peneliti akan mengungkap upaya apa saja yang telah dilakukan di SMA Negeri 4 Bandung dalam mengembangkan kecerdasan spiritual dan keterampilan dalam memecahkan permasalahan-permasalah spiritual yang dihadapinya.
Pada penelitian ini peneliti akan mengambil sampel siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung. SMA Negeri 4 Bandung merupakan salah satu SMA Negeri rintisan yang bertaraf internasional yang banyak diminati oleh masyarakat dan merupakan salah satu SMA Negeri favorit di bandung. Banyak kegiatan
(20)
6
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keagamaan yang dilakukan oleh SMA Negeri 4 Bandung ini salah satunya siswa dituntut untuk menghapalkan Al-Qur’an 1 Juz dalam tiga tahun, kemudian menghapal ayat-ayat yang sesuai dengan kompetensi pada mata pelajaran PAI. Begitupun prestasi yang ditorehkan oleh SMA Negeri 4 Bandung ini tidak sedikit, salah satunya juara satu Graffitty contest di ITB oleh rancang bangun, juara tiga english debate di Aloysius oleh FEC, dan banyak lagi yang lainnya.
Kecerdasan spiritual tidak terlepas dengan Pendidikan Agama Islām (PAI), untuk itu peneliti akan mengungkap bagaimana hubungan prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa serta besarnya pengaruh dari prestasi belajar PAI terhadap kecerdasan spiritual siswa. Dari pemaparan di atas peneliti berhipotesa bahwa ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa, semakin baik prestasi belajar siswa semakin tinggi kecerdasan spiritual siswa.
Untuk membuktikan hipotesa di atas menurut peneliti perlu dibuktikan
kebenarannya melalui penelitian dengan judul “Hubungan Prestasi Belajar PAI dengan Kecerdasan Spiritual Siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung”
(21)
7
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B.Identifikasi Masalah
Peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islām di SMA Negeri 4 Bandung akan terlaksana serta memiliki implikasi yang baik apabila faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar dan kecerdasan spiritual dapat diidentifikasi secara ilmiah, menggunakan penelitian dan pengembangan proses pembelajaran yang berkualitas, berdasarkan uraian di atas dapat ditemukan beberapa permasalahan yaitu
1. Dalam sistem pembelajaran, terdapat banyak komponen yang mendorong tercapainya pembelajaran yang efektif yang akan meningkatkan kemampuan siswa, yaitu : komponen tujuan, guru, siswa, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, media pembelajaran, lingkungan dan evaluasi. Siswa yang merupakan salahsatu bagian dari komponen sistem pembelajaran, kadang-kadang guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran kurang memperhatikan komponen sistem pembelajaran dengan secara detail, sehingga pembelajaran yang diberikan kurang efektif. (Tim pengembangan MKDP kurikulum dan pembelajaran, 2011, hlm. 46)
2. Kecerdasan yang dikembangkan kepada siswa. Dalam proses pembelajaran seyogyanya siswa diasah kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritualnya. Kadang-kadang guru dalam pembelajaran hanya menitikberatkan pada kecerdasan intelektualnya saja padahal ketiga kecerdasan tersebut harus di kembangkan kepada siswa.
3. Adanya fenomena Ujian Nasional, sedikit banyak telah mengurangi motivasi belajar Pendidikan Agama Islām (PAI) pada siswa, hal ini di karenakan keriteria kelulusan siswa ditentukan malalui nilai Ujian Nasionalnya. Sehingga banyak jam tambahan yang diberikan sekolah untuk mata pelajaran umum.
(22)
8
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut :
1. Bagaimana prestasi belajar PAI siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung? 2. Bagaimana kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung? 3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar PAI dengan
kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung ?
4. Bagaimana pengaruh prestasi belajar PAI terhadap kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung ?
D.Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Mengidentifikasi bagaimana prestasi belajar PAI siswa kelas XI di SMAN 4
Bandung.
2. Mengidentifikasi bagaimana kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMAN 4 Bandung.
3. Menganalisis apakah ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung.
4. Menganalisis apakah ada pengaruh yang signifikan antara prestasi belajar PAI terhadap kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung.
E.Kegunaan Hasil Penelitian
Secara umum hasil penelitian ini akan berguna untuk mengetahui hubungan prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung.
(23)
9
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pendidikan, berupa kesadaran bagi kita bahwa begitu pentingnya kecerdasan spiritual siswa di sekolah untuk mengembangkan dirinya dalam menjalani kehidupan.
2. Manfaat Oprasional
Adapun kegunaan hasil penelitian, penyusun berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama pihak-pihak yang bergelut di dunia pendidikan seperti:
a. Bagi tenaga pendidik, hasil penelitian ini mampu menjadi bahan referensi tambahan dalam meningkatkan kualitas mengenai faktor kecerdasan spiritual yang harus dimiliki oleh siswa.
b. Bagi civitas akademik Universitas Pendidikan Indonesia, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada calon-calon guru bahwa pentingnya mengetahui faktor yang meningkatkan kecerdasan spiritual siswa di sekolah. c. Bagi program studi ilmu pendidikan agama islām, hasil penelitian ini mampu
menjadi sumber literatur tambahan dalam meningkatkan kualiatas pendidikan. d. Bagi peniliti selanjutnya, penelitian ini mampu menjadi bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
e. Bagi para orang tua, penelitian ini dapat memberikan masukan positif tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah.
f. Bagi SMA Negeri 4 Bandung, hasil penelitian ini untuk mengevaluasi kinerja pembelajaran di sekolah.
g. Bagi Siswa, penelitian ini dapat memberikan kesadaran bahwa pentingnya meningkatkan kecerdasan spiritual untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupannya.
(24)
10
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Struktur Organisasi Skripsi
Sturktur organisasi skripsi dalam penelitian ini terdiri atas lima bab, dengan uraian sebagai berikut:
Bab I merupakan bab yang berisikan pendahuluan. Bab ini memberikan gambaran mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian yang dilakukan serta struktur organisasi skripsi.
Bab II berisi tinjauan pustaka yang berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam penyusunan skripsi, kerangka pemikiran, serta hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini.
Bab III menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan. Bab ini berisi tentang variabel penlitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, dan metode analisis yang akan digunakan.
Bab IV merupakan penjabaran hasil penelitian beserta pembahasan mengenai prestasi belajar PAI siswa, kecerdasan spiritual siswa serta hubungan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa.
Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini, keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang berkaitan dengan kesimpulan yang diperoleh, daftar pustaka, lampiran dan riwayat hidup peneliti.
(25)
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Bandung Jl.Gardujati no 20 Bandung.
Gambar 3.1 Peta lokasi SMA Negeri 4 Bandung
Sumber : Google map (2014)
Peneliti melaksanakan penelitian di SMA Negeri 4 Bandung dengan alasan sebagai berikut :
a. SMA Negeri 4 Bandung merupakan salah satu SMA Negeri yang banyak diminati masyarakat.
b. SMA Negeri yang memiliki misi untuk meningkatkan kecerdasan spiritual. Dalam hal ini peneliti menganggap bahwa SMA Negeri 4 Bandung ini relevan untuk dijadikan objek penelitian ini.
(26)
35
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2006, hlm. 130 ) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan Sugiyono (2012, hlm. 80) mengemukakan bahwa
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung tahun ajaran 2013 – 2014, berikut tabel dari populasi penelitian yang diambil dari studi dokumen dari salah satu guru PAI SMA Negeri 4 Bandung data lengkap terdapat dalam lampiran.
Tabel 3.1
Jumlah Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung
No Kelas Jumlah Siswa
1 XI IPA-1 44
2 XI IPA-2 44
3 XI IPA-3 44
4 XI IPA-4 44
5 XI IPA-5 42
6 XI IPA-6 44
7 XI IPA-7 43
8 XI IPA-8 42
9 XI IPS-1 40
10 XI IPS-2 40
11 XI IPS-3 44
12 XI IPS-4 40
Jumlah Keseluruhan 511
(27)
36
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Sampel Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel
Menurut Purwanto (2010, hlm. 242) “Sampel adalah sebagian dari
populasi yang memiliki ciri yang sama dengan populasi”. Sedangkan Sugiyono (2012, hlm. 81) mengemukakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Senada dengan hal itu Soenarto (Purwanto, 2010, hlm. 242) ‘Sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakilkan keseluruhan kelompok populasi’. Pendapat lain dalam Hasan (2002, hlm. 58) menyatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara – cara tertentu yang juga memiliki karakteristik, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi”. “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 2006, hlm. 131).
Adapun teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Menurut Riduwan (2011, hlm. 11) teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Dalam pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi tersebut. Terdapat dua macam teknik pengambilan sampling dalam penelitian yang umum dilakukan yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. (Sugiyono, 2012, hlm. 84)
Dalam hal ini peneliti menggunakan Sampling Purposive yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012, hlm. 85).
Dari jumlah siswa kelas XI sebanyak 511 siswa maka diambil sampel kelas XI IPA 2 dan kels XI IPA 8 SMA Negeri 4 Bandung. Yang mana kelas tersebut merupakan rekomendasi dari guru PAI di SMA Negeri 4 Bandung.
(28)
37
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah keseluruhan sampel ialah 77 siswa. Untuk lebih jelasnya sampel terdapat pada lampiran.
B.Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kuantitatif. Yang dimaksud pendekatan kuantitatif menurut Arikunto (2006, hlm. 12) :
Sesuai dengan namanya kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai grafik, tabel, bagan atau tampilan lainnya. Selain data yang berupa angka, dalam penelitian kuantitatif juga ada data berupa informasi kuantitatif.
Pendapat lain mengenai pendekatan kuantitatif Menurut Sugiyono (2012, hlm. 7) :
Kuantitatif dinamakan metode tradisonal, karena metode ini sudah cukup lama digunakan, disebut juga metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut dengan metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan analisis menggunakan statistik. Sifat umum dari penelitian kuantitatif sebagaimana yang diungkapkan Arikunto (2010, hlm. 20) adalah:
1. Kejelasan unsur : Tujuan, pendekatan, subjek, sumber data sudah mantap dan dirinci sejak awal.
2. Langkah penelitian : Segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.
3. Dapat menggunakan sampel dan hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi.
4. Hipotesis : (jika memang perlu) mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian dan hipotesis menentukan hasil yang diramalkan.
(29)
38
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Desain : Dalam desain jelas langkah – langkah penelitian dan hasil yang diharapkan.
6. Pengumpulan data : Kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan utuk diwakilkan.
7. Analisis data : Dilakukan sesudah semua data terkumpul.
C.Desain Penelitian
Untuk memberikan gambaran penelitian dibuatlah desain sebagai berikut :
Bagan 3.1
Paradigma hubungan antar variabel Ketererangan :
X : Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islām
Y : Kecerdasan Spiritual
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kausal. Menurut Hasan (2002, hlm. 33) mengungkapkan bahwa desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Adapun sifat hubungan yang mungkin terjadi, diantara variabel –variabel ini dibedakan atas tiga, yaitu :
1. Hubungan Simetris terjadi kedua variabel saling berfluktuasi secara bersamaan dan dianggap diantara keduanya tidak terdapat hubungan apa – apa
2. Hubungan Asimetris terjadi jika variabel bebas mempengaruhi variabel terikatnya, hubungan ini disebut juga dengan hubungan kausal, dan dipilih sebagai sifat mungkin yang mungkin terjadi pada penelitian ini
3. Hubungan timbal balik terjadi jika kedua variabel saling mempengaruhi dan saling memperkuat atau saling memperlemah
X
Prestasi Belajar PAI
Y
(30)
39
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D.Metode penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang tercantum pada bab I, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasional. Metode korelasional menurut Fraenkel & wallen (2008, hlm. 328) adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada usaha untuk mempengaruhi variable tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel. Sedangkan Arikunto (2010, hlm. 4) penelitian korelasional adalah “penelitan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengatahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi
terhadap data yang sudah ada”.
Tujuan penelitian korelasional yang diungkapkan oleh Suryabrata (2013, hlm. 82) yaitu “untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada
koefesien korelasi”.
E.Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran dalam penelititan ini, maka perlu dijelaskan istilah sehingga kesamaan landasan berfikir antara peneliti dengan pembaca.
1. Hubungan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008, hlm. 557) Hubungan berarti bertalian atau berikatan, ada sangkut pautnya. Yang dimaksud hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung.
2. Prestasi Belajar PAI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, hlm. 1213) menyebutkan
bahwa “prestasi belajar yaitu penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau
(31)
40
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Senada dengan hal itu menurut Ahmadi (2001, hlm. 62) Prestasi belajar adalah menunjukkan perubahan, atau penyesuaian ke hal yang lebih sempurna dari suatu tujuan atau maksud. Sedang perubahan karena belajar itu sendiri menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikhis seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap.
Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Thohirin (2005, hlm. 151) pencapaian prestasi belajar harus mencakup pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Gagne dalam bukunya Mohamad Surya (2004:17) menambahkan bahwa hasil belajar adalah berupa kecakapan manusiawi (human capabilities) yang meliputi: (1) informasi verbal, (2) kecakapan intelektual, ynag terdiri dari : (a) diskriminasi, (b) konsep konkrit, (c) konsep absrak, (d) aturan, dan (e) aturan yang lebih tinggi; (3) strategi kognitif, (4) sikap, dan (5) kecakapan motorik.
Prestasi belajar PAI menurut peneliti yaitu nilai siswa pada mata pelajaran PAI pada semester ganjil kelas XI SMA Negeri 4 Bandung yang diambil dari nilai rata-rata dalam rapot siswa pada mata pelajaran PAI semester ganjil.
3. Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar dan Ian Marshal dalam Ramayulis (2011, hlm. 106) “kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau Value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan
perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas”. Sedangkan Manurut Ary Ginanjar Agustian masih dalam Ramayulis (2011, hlm. 106) mengungkapkan bahwa :
Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap prilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik) serta berperinsip hanya karena Allah.
Kecerdasan spiritual menurut peneliti adalah kecerdasan spiritual yang diambil dari teori Zohar & Ian Marshal (2001, hlm. 14) yang mengemukakan
(32)
ciri-41
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ciri kecerdasan spiritual dan dikembangkan oleh Muhammad Idrus (2003) sebagai berikut :
a. Kemampuan bersikap fleksibel; 1) Kemampuan bergaul
b. Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi 1) Kesadaran adanya tuhan
c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan 1) Cobaan sebagai ujian
2) Kesabaran 3) Ikhlas/rela
d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit; 1) ketabahan
e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai; 1) Hari ini lebih beik dari hari yang lain
f. Keengganan untuk menglami kerugian yang tidak perlu 1) Menggunjing
2) Meninggalkan ibadah 3) Berkorban
g. Kemampuan untuk melihat keterkaitan berbagai hal; 1) keterkaitan antar makhluk atau kejadian
2) tentang nasib manusia
h. Memiliki kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika” dalam rangka mencari jawaban yang benar;
1) Mencari jawaban atas sesuatu 2) Bertanya pada agamawan/buku 3) Mengikuti pengajian
i. Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri. 1) Berbuat/beramal tanpa tergantung orang lain
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian
Arikunto (2010, hlm. 203) menyebutkan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan peneliti lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga data mudah diolah. Senada dengan hal itu Sugiyono (2012, hlm. 102) berpendapat “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati
(33)
42
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini instrumen peneletian yang digunakan diambil dari instrumen yang sudah ada di buat dan dikembangkan oleh Muhammad Idrus (2003). Berikut kisi-kisi instrumen penelitiannya.
(34)
43
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Kisi-kisi instrumen penelitian yang diambil dari penelitian (Muhammad Idrus : 2003)
Sub-variabel Indikator Item
Positif Negatif Kemampuan bersikap
fleksibel;
Kemampuan bergaul 1,2,3,4 Memiliki tingkat kesadaran
yang tinggi
Kesadaran adanya Tuhan
5,6,8 7
Kemampuan untuk menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
Cobaan sebagai ujian 9,10
Kesabaran 11,12,13
Ikhlas/rela 14,15
Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit;
Ketabahan 16,17
kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-nilai;
Hari ini lebih baik dari kemarin
19 18,20
Tujuan hidup 21,22,23
keengganan untuk
mengalami kerugian yang tidak perlu
Menggunjing 24,25,26
Meninggalkan ibadah 49 27,28
Berkorban 38,39,40
Kemampuan untuk melihat keterkaitan berbagai hal;
Keterkaitan antar makhluk atau kejadian
29,30,31 42 Tentang nasib manusia 32,43,44 Memiliki kecenderungan
untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika”
dalam rangka mencari jawaban yang benar;
Mencari jawaban atas sesuatu
34,35 33
Bertanya pada agamawan/buku
36,37 50
Mengikuti pengajian 41,45 Memiliki otonomi. Berbuat/beramal tanpa
tergantung orang lain
(35)
44
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun pemberian skor pada instrumen ini terdapat dua bagian sesuai dengan bentuk item yaitu negatif dan positif.
Tabel 3.3
Pemberian Skor pada Instrumen
Bentuk Item
Pemberian Skor
Selalu Sering
Ragu-Ragu/Tidak Tahu
Kadang-Kadang
Tidak Pernah
+ (Positif)
5 4 3 2 1
- (Negatif)
1 2 3 4 5
Sumber : (Azwar, 2003, hlm. 109)
G.Proses Pengembangan Instrumen
Untuk memperoleh butir angket yang baik maka harus dilakukan : 1. Uji validitas butir angket dengan rumus product moment yaitu :
Keterangan
: koefesien validitas : Jumlah responden
: Jumlah butir dikalikan skor total : Jumlah skor total X
: Jumlah skor total Y
Keputusan uji dengan signifikansi 5%, maka : a. Jika > r tabel maka butir soal valid.
(36)
45
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Jika < r tabel maka butir soal tidak valid.
(Arikunto, 2010, hlm. 226)
Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan uji validitas instrumen, dikarenakan pembuat instrumen sudah melakukan uji validitas. Berikut pernyataan pembuat instrumen dalam melakukan validitas.
Dengan menggunakan paket Seri Program Statistik (SPS) Edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih, Modul Analisis Butir (Item Analysis), program kesahihan butir dilakukan uji validitas dan uji realibilitas instrumen yang telah dibuat tersebut. Uji coba angket dilakukan terhadap 30 orang, dan hasil untuk masing-masing konstruk ternyata semuanya memenuhi syarat validitas. Dengan begitu dapat dinyatakan bahwa instrumen yang dirancang telah memenuhi persyaratan validitas instrumen. (Idrus, 2003, hlm. 20)
2. Uji realibilitas tes dengan rumus : Kuder dan Richardson 21 (KR-21),
= Dengan keterangan :
= realibilitas intsrumen
= Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan = skor rata-rata
= varians total
Interpretasi mengenai besarnya koefesiensi adalah sebagai berikut : Koefesien 0,800 sampai 1,00 adalah sangat tinggi.
Koefesien 0,600 sampai dengan 0,800 adalah tinggi. Koefesiensi 0,400 sampai dengan 0,600 adalah cukup. Koefesiensi 0,200 sampai dengan 0,400 adalah rendah.
Koefesien 0 sampai 0,200 adalah rendah. (Arikunto, 2010, hlm. 232) Berikut hasil dari uji Reliabilitas yang di lakukan oleh pembuat instrumen penelitian keserdasan spiritual oleh Muhammad Idrus (2003)
(37)
46
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Konstruk Koefesien Alpha Status
Fleksibel 0,731 Reliabel/andal
Kesadaran tinggi 0,652 Reliabel/andal
Menghadapi penderitaan 0,692 Reliabel/andal
Menghadapi rasa sakit 0,798 Reliabel/andal
Kualitasa hidup 0,671 Reliabel/andal
Keenggenan rugi 0,702 Reliabel/andal
Melihat keterkaitan 0,822 Reliabel/andal
Mencari jawaban 0,824 Reliabel/andal
Memiliki otonomi 0,841 Reliabel/andal
Sumber : (Idrus 2003, hlm. 20)
Hasil ini menunjukan bahwa instrumen telah memenuhi syarat realibilitas, sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian yang sebenarnya.
Dalam pengembangan instrumen penelitian ini, sebagai acuan akan mempergunakan konsep kecerdasan spiritual sebagaimana diajukan oleh Zohar & marshal (2000, hlm. 14), yang memiliki komponen sebagai berikut:
1. kemampuan bersikap fleksibel;
2. memiliki tingkat kesadaran yang tinggi
3. kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan 4. kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit; 5. kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai; 6. keengganan untuk menglami kerugian yang tidak perlu 7. kemampuan untuk melihat keterkaitan berbagai hal;
8. memiliki kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana
jika” dalam rangka mencari jawaban yang benar;
9. memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri.
H.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Prosedur penelitian merupakan langkah – langkah yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data berdasarkan kebutuhan.
(38)
47
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Langkah awal dalam penelitian ini yaitu studi pendahuluan dengan merumuskan masalah pada objek penelitian yang terdiri dari studi pustaka dan studi empirik. Studi ini terdiri dari merumuskan masalah, yaitu melakukan pembatasan terhadap masalah yang akan diangkat, menentukan pertanyaan, menentukan tujuan, serta manfaat penelitian. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengajukan hipotesis yang merupakan dugaan sementara yang dilakukan peneliti terhadap hasil dari penelitian. Pembuktian dari duagaan tersebut dengan melakukan penelitian yang disesuaikan dengan variabel penelitian, sehingga peneliti hanya meriset variabel.
2. Menentukan instrumen, yaitu kegiatan menentukan alat ukur yang akan digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan spiritual. Instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah nilai PAI siswa yang diambil dari nilai rapot dan angket. instrumen angket sebanyak 50 item digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan spiritual siswa. Yang kemudian dianalisis untuk mencari ada atau tidaknya hubungan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa.
3. Pengujian instrumen berupa soal dan angket dilakukan pada sampel yang berjumlah 77 siswa kelas XI di SMAN 4 Bandung.
4. Mengumpulkan data dan menganalisis data instrumen yang telah diujikan sehingga peneliti mengetahui hubungan prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMAN 4 Bandung.
5. Menarik kesimpulan mengenai hubungan prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMAN 4 Bandung.
Membuat laporan penelitian yang merupakan hasil akhir penelitian. Penulisan laporan disesuaikan dengan tata tertib penulisan skripsi yang baik. Laporan penelitian ini berupa hasil data yang diolah kemudian disimpulkan. Tujuan dari laporan adalah untuk memberikan informasi tentang hasil penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
(39)
48
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data adalah bentuk jamak dari dantum. Data merupakan keterangan – ketarangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain – lain. Sedangkan pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa – peristiwa atau hal – hal atau keterangan – keterangan atau karakteristik – karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.
1. Angket
Peneliti dalam proses pengumpulan data mempergunakan teknik angket, adapun penjelasan para ahli mengenai teknik angket adalah:
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 142) “Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
Pendapat lain Arikunto (2006, hlm. 151) “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui”. Sedangkan Hasan (2002, hlm. 83) “Angket adalah teknik dalam pengumpulan dengan menyerahkan
atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden”. “Teknik angket
yaitu daftar petanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan penggunaan” (Riduwan, 2012, hlm. 2).
Melihat kebutuhan dalam penelitian ini yaitu mengukur sikap setiap responden dan responden sendiri yang harus menjawabnya maka peneliti membuat angket tertutup yang memiliki sifat langsung. Pendapat para ahli mengenai angket tertutup dan langsung adalah :
Menurut Arikunto (2006, hlm. 152) “Angket tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”. Menurut Arikunto (2006, hlm. 152) “Angket langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya”. Senada dengan penjelasan Arikunto, Hasan berpendapat (2002, hlm. 84) “Angket tertutup closed questionare merupakan pertanyaan atau pernyataannya tidak memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban dan
(40)
49
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Studi dokumentasi
“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda dan sebagainya”. (Arikunto, 2010, hlm. 274)
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam mata pelajara PAI di SMA Negeri 4 Bandung. Dokumentasi yang didapatkan antara lain nilai rapot siswa kelas XI pada semester ganjil.
Adapun tahapan dalam pengumpulan data ini adalah :
a. Mengumpulkan berkas nilai PAI pada semester ganjil dalam rapot siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 8 SMA Negeri 4 Bandung pada semester ganjil.
b. Penyebaran angket kecerdasan spiritual terhadap siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 8 SMA Negeri 4 Bandung.
J. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2012, hlm. 207) mengungkapkan bahwa kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mana dalam menganalisis data menggunakan teknik analisis data statistik yang merupakan kesimpulan fakta berbentuk angka yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel yang menggambarkan suatu persoalan. Terdapat dua macam teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data statistik deskriptif dan analisis data ststistik inferensial. Statistik data inferensial meliputi statistik parametrik dan statistik nonparametrik (Sugiyono, 2012, hlm 147). Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
(41)
50
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Analisis data statistik deskriptif
Analisis data statistik deskriptif merupakan analisis data yang menggambarkan kegiatan berupa pengumpulan data, penyusunan data, pengolahan data, dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, ataupun diagram agar memberikan gambaran yang teratur, ringkas, dan jelas mengenai suatu keadaan atau peristiwa. (Subana dkk., 2005, hlm. 12).
Senada dengan hal itu Sugiyono (2012, hlm. 148) mengemukakan bahwa
yang disebut statistik deskriptif antara lain adalah “penyajian data melalui tabel,
grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (penentuan tendensi sentral), perhitungan desil, presentil, perhitungan rata-rata dan standart deviasi, perhitungan prosentase”.
Analisis data statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah no 1 dan no 2.
a. Prestasi Belajar Siswa
Adapun untuk mengklasifikasikan nilai prestasi belajar siswa yang merupakan nilai rapot mata pelajaran PAI siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung, maka digunakan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.5
Kriteria Penilaian Prestasi Belajar
Angka 100 Keterangan
90 – 100 Baik Sekali
80– 89 Baik
70– 79 Cukup
60-69 Kurang
0-59 Gagal
b. Skor Kecerdasan Spirirual Siswa
Skor kecerdasan spiritual dilakukan pada siswa untuk mengetahui bagaimana kecerdasan spiritual siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung. Dalam
(42)
51
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini menggunakan skor yang diberikan untuk kriteria pada tabel di bawah ini.
(43)
52
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
Bentuk Item
Pemberian Skor
Selalu Sering
Ragu-Ragu/Tidak Tahu
Kadang-Kadang
Tidak Pernah
+ (Positif)
5 4 3 2 1
- (Negatif)
1 2 3 4 5
(Azwar, 2003, hlm. 109)
Untuk langkah-langkah menetukan kriteria skor kecerdasan spiritual sebagai berikut.
1) Menentukan skor minimum berdasarkan bobot terendah dengan rumus : ( jumlah item X bobot terendah), pada penelitian ini jumlah item dari angket kecerdasan spiritualnya adalah 50 sedangkan jumlah bobot terendahnya 1. Jadi nilai minimum untuk skor kecerdasan spiritual adalah 50 (jumlah item) x 1 (bobot terendah) = 50
2) Menentukan skor maksimum berdasarkan bobot tertinggi dengan rumus : ( jumlah item X bobot tertinggi), pada penelitian ini jumlah item dari angket kecerdasan spiritualnya adalah 50 sedangkan jumlah bobot tertingginya 5. Jadi nilai maksimum untuk skor kecerdasan spiritual adalah 50 (jumlah item) x 5 (bobot tertinggi) = 250
3) Mencari luas jarak sebaran dengan rumus nilai maksimum – nilai minimum. Jadi luas jarak sebaran pada variabel kecerdasan spirituan adalah 250-50 = 200 4) Menentukan setandar deviasi ( dengan rumus luas jarak sebaran dibagi 6.
Jadi standar deviasi variabel kecerdasan spiritual adalah 200/6 = 33
5) Mentukan mean teoritis dengan rumus nilai terendah x 3. Jadi mean dari variabel kecerdasan spiritual adalah 50 x 3 = 150
(44)
53
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut penggolongan kriteria dari skor kecerdasan spiritual siswa kelas XI SMAN 4 Bandung yang dikategorikan kedalam tiga kriteria rendah, sedang dan tinggi.
Tabel 3.7
Penggolongan Tingkat Kecerdasan Spiritual Siswa
X< { Rendah
( X< Sedang
X Tinggi
Sumber: Azwar (2003, hal. 109) Keterangan :
X = skor total tiap-tiap item = Mean teoritis
Standar deviasi
Berikut hasil perhitungan kriteria untuk kecerdasan spiritual siswa kelas XI SMAN 4 Bandung berdasarkan acuan perhitungan di atas
Tabel 3.8
Kriteria Skor Kecerdasan Spiritual
X< {( Rendah X < 117
( X<
Sedang 117 X < 183
X Tinggi 183 X
Keterangan :
(45)
54
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = 150
33
Interpretasi di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut
117 183
Rendah Sedang Tinggi
Setelah ditetapkan norma seperti di atas, maka seseorang yang mendapatkan skor 183 keatas dalam kecerdasan spiritual siswa tersebut dapat didiagnosis sebagai siswa yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi dan sebaliknya seseorang yang memiliki skor 117 kebawah dapat didiagnosis sebagai siswa yang memiliki kecerdasan spiritual rendah dan siswa yang memiliki skor antara 117 sampai dengan 183 didiagnosis memiliki kecerdasan spiritual sedang. (Azwar, 2003, hlm. 110)
2. Analisis data statistik inferensial
Analisis data statistik inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah no 3 dan no 4.
Analisis data statistik inferensial merupakan analisis data statistik yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari data yang telah di susun. Subana dkk. (2005, hlm. 12) dalam menganalisis data statistik inferensial menggunakan teknik analisis sebagai berikut :
a. Statistik parametrik
Statistik parametrik lebih banyak digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk interval dan ratio, dengan dilandasi beberapa persyaratan tertentu antara lain misalnya : data variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. (Sugiyono, 2011, hlm. 8)
b. Statistik nonparametrik
Statistik nonparametrik digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk nominal dan ordinal dan tidak dilandasi persyaratan data harus berdistribusi normal. (Sugiyono, 2011, hlm. 8)
(46)
55
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menjawab rumusan masalah no 3 peneliti menggunakan analisis data inferensial parametrik. Sebelum melakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan uji prasyarat analisis untuk mengetahui teknik analisis apa yang akan dipakai dalam penelitian ini.
a. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis atau uji asumsi klasik pada regresi yang dilakukan mengacu sebagaimana yang diungkapkan Sunyoto (2010, hlm. 98) diantaranya
1) Uji Linieritas
Untuk menguji linieritas menggunakan statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Mencari angka statistik : ; ; ; ; ;s; ;a;b. b) Mencari jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus :
=
c) Mencari jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus : =b.{ -
d) Mencari jumlah kuadrat residu( ) dengan rumus : = - -
e) Mencari rata-rata jumlah regresi( ) dengan rumus : =
f) Mencari rata-rata jumlah regresi ( ) dengan rumus :
g) Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu ( ) dengan rumus : =
(47)
56
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= }
i) Mencari jumlah kuadrat tuna cocok dengan rumus : =
j) Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok dengan rumus :
k) Mencari rata-rata jumlah kuadrat error dengan rumus :
l) Mencari nila dengan rumus :
m)Menentukan keputusan pengujian
Jika artinya data berpola linier dan Jika artinya data berpola tidak linier n) Mencari dengan rumus :
=
o) Membandingkan dengan
Uji liniearitas antara variabel X terhadap Y dengan menggunakan SPSS V. 20 dengan langkah sebagai berikut (Noor, 2013, hlm. 184) :
a) Pilih menu Analyze > Compare means > Means. Selanjutnya muncul kotak dialog linieritas, kemudian lakukan langkah berikut : Pindahkan variabel Y ke kotak dependent pindahkan variabel X ke kotak independent, pilih kotak Option dan klik Test of linearity
b) Klik Continue lalu OK
Apabila output data mempunyai < dan Sig pada Test of Linearity > 0,05 hal ini berarti persamaan regresi tersebut sangat signifikan dan bersifat linear.
(48)
57
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Apabila data bersifat linier maka uji hipotesis bisa dilakukan dengan menggunakan regresi linier.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk mengetahui seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari variansi yang sama.
Dalam persamaan regresi perlu diuji mengenai sama atau tidaknya varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi Heteroskedastisitas.
Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi Heteroskedastisitas. Misalkan :
Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas A yaitu 70, 69, 71, 73, 70 cenderung lebih seragam atau tidak bervariasi karena selisihnya kecil, kejadian ini disebut homoskedastisitas
Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas B yaitu 30, 90, 60, 80, 40 cenderung tidak seragam atau sangat bervariasi, karena selisihnya besar, kejadian ini disebut heteroskedastisitas
Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS.20 melalui grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu X= Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y= Y prediksi – Y riil).
Ketentuan:
Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur.
Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang.
(1)
63
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
t hitung : nilai yang akan dibandingkan dengan t tabel n : jumlah sampel
r : nilai koefisien korelasi
Uji hipotesis dengan menggunakan SPSS V. 20 dengan langkah: Analyze > Regression > Linear. Diketahui:
Ha : Terdapat hubungan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung.
Ho : Tidak terdapat hubungan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung.
Dan kriteria keputusan sebagai berikut : apabila nilai Sig. > 0,05 maka Ho
diterima dan apabila Sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Adapun uji statistik digunakan kriteria dengan taraf signifikansi 5%. maka Ho ditolak dan Ha diterima.
3) Melakukan Perhitungan Koefesiensi Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan dalam persen maka dilakukan perhitungan koefesian determinasi. Dimana rumus yang digunakan adalah rumus “coefficient of
Determination” atau koefesien penentu yang dalam hal ini digunakan untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi ‘r’ product Moment
pada uji hipotesis di atas.
Rumus Coefecient of Determination yaitu: KD = x 100%
Keterangan:
KD = Koefesien Determinasi r = Koefesiensi Korelasi
(2)
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa berdasarkan data berikut ini :
1. Prestasi belajar mata pelajaran PAI siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung dalam aspek kognitif mempunyai kategori baik. Dibuktikan dengan adanya siswa yang memperoleh nilai rata-rata 87, adapun dalam aspek nilai praktek siswa mendapatkan rata-rata 78 dalam kategori cukup dan dalam aspek sikap mendapatkan rata-rata Baik. Dengan demikian diketahui bahwa rata-rata nilai dalam mata pelajaran PAI kelas XI SMA Negeri 4 Bandung adalah Baik. 2. Kecerdasan spiritual siswa SMA Negeri 4 Bandung secara keseluruhan
memiliki kecerdasan spiritual dalam ketegori sedang. Dibuktikan dengan perhitungan dari hasil angket yang telah tersebar kepada 77 siswa yang menjadi sampel pada penelitian ini. Dibuktikan dengan rata-rata yang mendapatkan skor 172 dalam kategori sedang. Adapun prosentase siswa yang memiliki kategori sedang sebanyak 75% dengan frekuensi 58 siswa dan dalam kategori tinggi mendapatkan prosentase 25% dengan frekuensi 19 siswa. Dengan demikian tidak ada siswa yang mendapatkan skor kecerdasan spiritual dalam kategori rendah. Hubungan kecerdasan spiritual dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung.
3. Dari hasil korelasi dengan menggunakan SPSS.20 diketahui bahwa nilai korelasinya -0,108 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung.
4. Adapun keterpengaruhannya sebesar 1,2%. Dengan demikian pengaruh yang lebih besar terdapat pada aspek yang tidak dibahas dalam pada penelitian ini.
(3)
98
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan begitu prestasi belajar PAI yang tinggi belum bisa mempengaruhi kecerdasan spiritual kelas XI SMA Negeri 4 Bandung.
B.Rekomendasi
1. Untuk Pembuat Kebijakan
a. Hasil penelitian tentang hubungan prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung ini dianjurkan untuk dikembangkan lagi agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik lagi
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi perhatian bagi pemerintah agar sistem pendidikan diperbaiki lagi agar siswa mendapatkan pendidikan yang bermakna dalam kehidupannya bukan hanya nilai dalam bentuk angka saja.
2. Sekolah yang bersangkutan (SMA Negeri 4 Bandung)
a. Mengembangkan lagi kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang dapat meningkatkan kecerdasan spiritual siswa.
b. Bagi guru dalam mendidik siswa harus memperhatikan ketiga aspek dalam mengembangkan kecerdasan siswa baik IQ,EQ dan SQ.
3. Bagi Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam (Prodi IPAI)
a. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi, serta sumbangan pemikiran mengenai hubungan prestasi belajar PAI siswa dengan kecerdasan spiritual siswa. Sehingga lulusan Prodi IPAI dapat menerapkan metode untuk mengembangkan kecerdasan spiritual melalui pembelajaran PAI di sekolah.
(4)
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
____. (2010). Al-Qur`ān dan Terjemahnya. (Tim Departemen Agama, Penerj.) Bandung: Sygma Publishing.
Ali & Yunarsil . (2012). Buku Induk Rahasia dan Makna Ibadah. Jakarta: Zaman. Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Rineka Cipta .
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fraenkel, J. d. (2008). How to Design and Evaluate research in Education. New
York: McGraw-Hill .
Ginanjar, A. (2003). Rahasia Sukses Membangkitkan EQS POWER Sebuah Inner
Journey Melalui Al-Ihsan. Jakarta: ARGA.
Hamalik, O. (2001). Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Jakarta: Gramedia. Hasan, I. (2002). Pokok - Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Idrus, M. (2003). Kecerdasan Spiritual Mahasiswa Yogyakarta. Yogyakarta: Laporan Penelitian.
Indonesia, T. P. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.
Jalal, A. F. (1988). Azas Pendidikan Islām. Bandung: CV Dipenegoro. Jalaludin. (2011). Psikologi Agama. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
(5)
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kamus Besar Bahasa Indonesia1998JakartaBalai Pustaka
Kurniasih, I. (2010). Mendidik SQ anak Menurut Nabi Muhammad Saw. Yogyakarta: Pustaka marwa.
Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islām. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Makmun, A. S. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhaimin. (2005). Kawasan dan Wawasan Studi Islām. Jakarta: Pernada Media. Muhibinsyah. (2010). Psikologi Belajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Nasional, U.-u. S. (2013). Himpunan Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : fokusmedia.
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Permada Media Group. Purwanto. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Pusat Bahasa Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ramayulis. (2011). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kalam Mulia. Riduan. (2013). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Riduwan. (2012). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Riduwan, & Sunarto. (2010). Pengantar Statistika untuk penelitian Pendidikan,
Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Setiawan, E. (2010). KBBI Offline Versi 1.3. Pusatbahasa .
Sughandi, S. Y. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Rajagrafindo persada.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
(6)
Aan Sopian, 2014
Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sukardi. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sukidi. (2004). Rahasia Sukses Hidup Bahagia Kecerdasan Spiritual mengapa SQ
lebih penting daripada IQ dan EQ. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sulaeman, D. (1995). Psikoloogi Remaja dimensi-dimensi perkembangan. Bandung: Mandar Maju.
Sunyoto, D. (2010). Uji Khi Kuadrat dan Regresi Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suryabrata, S. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suryabrata, S. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawaliprees.
Susetyo, B. (2012). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama.
Syafaat dkk. (2008). Peran Pendidikan Agama Islām dalam Mencegah Kenakalan
Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan Al-Quran. Bandung: Alfabeta. Tim Pengembeng MKDP Kurikulum dan pembelajaran . (2011). Kurikulum dan
pembelajaran . Jakarta: Rajagrafindo perdasa.
Tohirin. (2005). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islām. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Uhbiyati, A. A. (2001). Ilmu pendidikan. Jakarta: Rinekacipta. Waini Rasyidin dkk. (2010). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI.
Zohar, D. & Marshall, I (2001). SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spriritual dalam
berpikir Integralistik dan Holistik untuk memaknai kehidupan. (A. N.