MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN LOMPAT ANGKA : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Weru Kidul 1 Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.

(1)

Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

AGUNG SUNANDAR 0903271

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2013


(2)

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 9

1. Perumusan Masalah ... 9

2. Pemecahan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 13

E. Batasan Istilah ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Kajian Teoritis ... 16

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 16

a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 16

b. Tujuan Pendidikan Jasmani di SD ... 17

c. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di SD ... 18

d. Pengertian Atletik... 18

e. Pengertian Lompat Jauh ... 20

2. Perkembangan Peserta Didik ... 26

a. Perkembangan Kognitif ... 27

b. Perkembangan Afektif ... 27

c. Perkembangan Motorik ... 28

3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 29

a. Metode Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 30

b. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 30

c. Pengertian Permainan ... 31

4. Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Permainan Lompat Angka . 32 B. Kajian Praktis ... 34


(3)

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

1. Lokasi Penelitian ... 39

2. Waktu Penelitian ... 40

B. Subjek Penelitian ... 41

C. Metode dan Desain Penelitian ... 42

1. Metode Penelitian ... 42

2. Desain Penelitian ... 44

D. Prosedur Penelitian ... 47

1. Tahapan Perencanaan Penelitian ... 47

2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 49

3. Tahapan Observasi ... 50

4. Tahapan Analisis dan Refleksi ... 50

E. Instrumen Penelitian ... 51

1. Format Observasi ... 51

a. Format Observasi Perencanaa Pembelajaran ... 52

b. Format Observasi Kinerja Guru ... 57

c. Format Observasi Aktivitas Siswa ... 61

d. Tes Hasil Belajar ... 63

e. Catatan Lapangan ... 65

f. Format Wawancara Guru ... 66

g. Format Wawancara Siswa ... 67

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 68

1. Teknik Pengolahan Data ... 68

2. Analisis Data ... 69

G. Validasi Data ... 70

1. Member Chek ... 71

2. Triangulasi ... 71

3. Audit Trail ... 71

4. Expert Opinion ... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 73

A. Paparan Data Awal ... 73

1. Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 73

2. Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru ... 76

3. Data Awal Hasil Aktivitas Siswa ... 78

4. Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa ... 80

5. Paparan Rekapitulasi Data Awal ... 83

a. Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran ... 83

b. Analisis dan Refleksi Kinerja Guru ... 84

c. Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa ... 85


(4)

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus I ... 96

d. Paparan Data Hasil Tes Belajar Siswa ... 99

e. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 101

1). Analisis dan Refleksi Perencanaan Siklus I ... 102

2). Analisis dan Refleksi Kinerja Guru ... 103

3). Analisis dan Releksi Aktivitas Siklus I ... 104

4). Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 105

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 106

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 106

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 110

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus II ... 113

d. Paparan Data Hasil Tes Belajar Siswa II ... 116

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 118

1). Analisis dan Refleksi Perencanaan Siklus II ... 119

2). Analisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus II ... 120

3). Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus II ... 121

4). Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 122

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 123

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 123

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III... 128

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus III ... 131

d. Paparan Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III ... 134

e. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 136

1). Analisis dan Refleksi Perencanaan Siklus III ... 137

2). Analisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus III ... 138

3). Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus III ... 139

3). Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 140

4. Pembahasan ... 140

a. Pembahasan Tahap Perencanaan ... 141

b. Pembahasan Tahap Kinerja Guru... 142

c. Pembahasan Aktivitas Siswa ... 143

d. Pembahasan Hasil Belajar ... 145

e. pembahasan Keseluruhan ... 146

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 148

A. Kesimpulan ... 148

1. Perencanaan Pembelajaran ... 148

2. Kinerja Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran ... 148

3. Aktivitas Siswa ... 149

4. Hasil Belajar ... 150


(5)

5. Bagi Peneliti Berikutnya ... 153 DAFTAR PUSTAKA ... 154 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 156 RIWAYAT HIDUP ...


(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan istilah yang tidak asing lagi pada hampir setiap orang. Namun istilah ini mengandung arti yang berbeda pada individu yang berbeda. Seseorang mungkin menterjemahkan pendidikan secara sederhana sebagai pertumbuhan dan perkembangan. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang melibatkan semua aspek gerak dalam melakukan proses pendidikan jasmani yang mampu menjadikan manusia untuk berkembang dalam hal gerak.

Pendidikan jasmani sangat penting untuk dipelajari, karena pendidikan jasmani merupakan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan setiap individu. Melakukan aktivitas jasmani secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan, maka dapat meningkatkan kebugaran jasmani serta mampu mengembangkan keterampilan gerak.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sitematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Seperti yang dijelaskan dalam buku panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI (BNSP, 2006: 208), menjelaskan bahwa :

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spotivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Untuk memenuhi harapan seperti yang tercantum dalam keketapan MPR NO. II/MPR/1988, maka Proyek Pembinaan Kependidikan Derjendikti Depdikbud merupakan konsep pendidikan jasmani sebagai berikut :


(7)

Pendidikan jasmani merupakan proses interaksi antara peserta didik dan lingkungan yang dikelola melaui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya (Dirjendikti, 1991 : 10)

Menurut Rijsdop dalam (Sukintaka : 10) mengatakan bahwa :

Pendidikan jasmani itu pendidikan. Dan pendidikan yang menolong anak, dan orang muda menuju kedewasaannya. Selanjutnya dikatakan juga bahwa pendidikan jasmani itu merupakan pergaulan pendidikan dalam bidang gerak dan pengetahuan tubuh.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui pendidikan jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematika, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Bucher dalam (Sukintaka : 10), berpendapat bahwa pendidikan jasmani adalah :

merupakan bagian dari proses pendidikan umum, yang bertujuan untuk mengembangkan jasmani, mental, emosi dan sosial anak menjadi baik, dengan aktivitas jasmani sebagai wahananya.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani itu merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani para peserta didik.

Menurut Gabbard dkk dalam (Sukintaka : 10), mengutarakan bahwa pertumbuhan, perkembangan, dan belajar lewat aktivitas jasmani akan mempengaruhi :

1. Ranah kognitif

Kemampuan berpikir (bertanya, kreatif, dan menghubungkan),

kemampuan memahami (“perceptual ability”), menyadari gerak, dan

penguatan gerak. 2. Ranah psikomotor

Pertumbuhan biologik, kesegaran jasmani, juga menyangkut kesehatan, keterampilan gerak, dan peningkatan keterampilan gerak.

3. Ranah afektif

Rasa senang, penanggapan yang sehat terhadap aktivitas jasmani, kemampuan menyatakan diri (mengaktualisasi diri), menghargai diri sendiri, dan ada konsep diri.


(8)

Dalam pendidikan jasmani terdapat suatu tujuan yang disebut keterampilan. Ketrampilan gerak ini dapat berarti gerak bukan olahraga dan gerak untuk berolahraga. Gerak untuk berolahraga, bagi anak sekolah dasar, bukan berarti anak sekolah dasar harus dilatih untuk prestasi tinggi, tetapi anak sekolah dasar harus disiapkan sesuai dengan tahap perkembangannya, dan tahap kematangannya. Gabbard dkk (1987 : 5) menyebutkan penyiapan gerak dan efesiensi gerak. Sedang Anarino dkk 1980 : 9) menyebutkan gerak fundamental, ketrampilan olahraga dan tari.

Dalam menetapkan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Permainan jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisikmeskipun bermain tidak selalu harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Olahraga adalah bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang dilakukan secara intensif dengan mengarahkan segala daya dan upaya guna meningkatkan prestasi seoptimal mungkin dalam usaha untuk memenangkan suatu pertandingan atau perebutan kejuaraan suatu cabang olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya.

Menurut J. Hizinga dalam (Poncopoetro 2000:3) mengatakan bahwa Bermain adalah :

perbuatan atas kemauan sendiri yang dikerjakan dalam batas-batas tempat dan waktu yang telah ditentukan, diikuti oleh perasaan, sedangkan permainan adalah ke luar dari hidup biasa masuk ke dalam dunia angan-angan dan sudah ditentukan aturan-aturannya.

Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani semuanya mengandung bentuk gerak fisik, dan ketiganya dapat cocok dalam konteks pendidikan jika dipakai untuk tujuan pendidikan tertentu. Bermain dapat dipakai sebagai relaksasi dan kegembiraan, tanpa tujuan pendidikan, sama seperti olahraga yang dapat hidup demi olahraga itu sendiri tanpa nilai pendidikan.


(9)

Istilah atletik berasal dari bahasa Yunani dari kata athlon atau athlum, yang artinya perlombaan, pergulatan, atau perjuangan, sedangkan Orang yang melakukan kegiatan atletik dinamakan athlete, atau dalam bahasa bahasa Indonesia disebut atlet. Jadi, atletik merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat diperlombakan atau dipertandingkan dalam bentuk kegiatan jalan, lari, lompat dan lempar.

Syarifuddin (1992:2) menyatakan bahwa; “atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat, dan lempar”.

Salah satu nomor atletik yang akan menjadi fokus masalah ini adalah nomor lompat jauh.

Menurut Muhtar (2009:16) menyatakan bahwa Lompat jauh adalah:

suatu gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

Lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu dari awalan dengan daya vertikal yang dihasilkan dari kekuatan kaki tolak.

Resultante dari dua gaya menemukan gerak parabola dari titik pusat gravitasi.

Dalam lompat jauh, kecepatan lari awalan dan besarnya sudut tolakan merupakan komponen unsur-unsur yang menentukan pencapaian jarak lompatan.

Menurut Muhtar (2009:57) menyatakan bahwa:

Untuk memperoleh suatu hasil yang optimal dalam lompat jauh, selain atlet itu harus memiliki kekuatan, daya ledak, kecepatan, ketepatan, kelentukan dan koordinasi gerakan, juga harus memahami dan menguasai teknik untuk melakukan gerakan lompat jauh serta dapat melakukannya dengan cepat, tepat, luwes dan lancar.

Nomor lompat terdiri dari 4 event: 1. Lompat tinggi

2. Lompat jauh 3. Lompat jangkit 4. Lompat galah


(10)

Tujuan dari lompat jauh adalah memperkuat otot-otot daerah perut, yang sangat berguna dalam tolakan kaki.

Adapun macam-macam lompat jauh menurut Muhtar (2009), antara lain sebagai berikut :

1. Lompat jauh gaya jongkok (Tuck)

2. Lompat jauh gaya menggantung (Hang style)

3. Lompat jauh gaya berjalan di udara (wlking in the air)

Menurut Muhtar (2009), peraturan–peraturan yang harus dipahami oleh siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok antara lain, sebagai berikut :

1. Hal–hal yang harus diperhatikan/dilakukan:

a. Pelihara kecepatan sampai saat menolak

b. Capailah dorongan yang cepat dan dinamis dan balok tumpuan. c. Rubahlah sedikit posisi lari, baertujuan mencapai posisi lebih tegak. d. Gunakan gerakan kompensasi lengan yang baik

e. Capailah jangkuan gerak yang baik.

f. Gerak akhir agar dibuwat lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya kepadanya.

g. Latihan gerakan pendaratan.

h. Kuasai gerak yang betul dari lengan dan kaki dalam meluruakan dan membengkokkan.

2. Diskualifikasi

a. Dipanggil 3 menit belum melompat. b. Menumpu dengan 2 kaki.

c. Setelah melompat, kembali ke arah awalan. d. Mendarat luar bak lompat.

Berdasarkan pengertian di atas, lompat dalam atletik adalah melakukan tolakan dengan satu kaki, baik untuk nomer lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit.

Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dalam pembelajaran pendidikan jasmani, penulis mencoba menerapkan modifikasi


(11)

permainan lompat angka sebagai acuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Weru Kidul 1 Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon, pada saat pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa tidak begitu menguasai teknik lompat jauh.Ada beberapa faktor yang menjadi siswa SD Negeri Weru Kidul 1 Kecamatan Werukabupaten Cirebon tidak begitu menguasai teknik lompat jauh gaya jongkok :

1. Guru dalam penyampaian mengajar

a). Penyampaian guru dalam menjelaskan materi kurang efektif, monoton, tidak ada variasi dan modifikasi permainan dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

b). Hanya menggunakan konsep komando sehingga siswa menjadi jenuh.

c). Kurang mengkondisikan siswa ketika memulai pembelajaran dan saat pembelajaran berlangsung.

d). Tidak ada penjelasan materi lompat jauh gaya jongkok diakhir pembelajaran.

f). Tidak adanya percobaan yang dilakukan dalam proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

2. Tampilan siswa

a). Kualitas siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh masih kurang maksimal.

b). Siswa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

c). Siswa masih sulit untuk melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

d). Siswa merasa jenuh dalam melakukan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

e). Siswa kurang termotivasi. f). Kenakalan siswa


(12)

3. Fasilitas olahraga di sekolah

a). Fasilitas olahraga yang tersedia masih terbatas.

b). Alat dan media pembelajaran yang tersedia kurang dikembangkan. Untuk mengetahui kemampuan awal pada gerak dasar lompat jauh gaya jongkok, maka peneliti melakukan tes lompat jauh gaya jongkok.

Tabel 1.1

Hasil Tes Awal Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok

NO Nama

Aspek yang dinilai

Skor Nilai Ket

Awalan Tolakan Melayang Mendarat

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 T BT

1 Agil Siswato √ √ √ √ 12 75 √

2 Ade Sofi Lutfiyah √ √ √ √ 8 50 √

3 A Fadid F √ √ √ √ 10 62 √

4 A Zidny Mubarok √ √ √ √ 12 75 √

5 Aisy Aulia √ √ √ √ 6 37 √

6 Aldi Alamsyah √ √ √ √ 9 56 √

7 Bayu Laxmana √ √ √ √ 10 62 √

8 Calista Tri R √ √ √ √ 9 56 √

9 Faradiba Ropana √ √ √ √ 6 37 √

10 Fardan Tri Muliawan √ √ √ √ 12 75 √

11 Fatimah Mernisi √ √ √ √ 11 68 √

12 Ihda Azhari √ √ √ √ 6 37 √

13 Joko Triono √ √ √ √ 15 93 √

14 Kafidzatul L √ √ √ √ 4 25 √

15 Khoqi Abdillah √ √ √ √ 10 62 √

16 Liza Tazkiyatin √ √ √ √ 7 43 √

17 Maharani Salsabila √ √ √ √ 8 50 √

18 Maulana Rizki A √ √ √ √ 12 75 √

19 Moh abdiyanto P √ √ √ √ 10 62 √

20 Muh Akbarul A √ √ √ √ 9 56 √

21 Muh Aris N √ √ √ √ 10 62 √

22 Muh Aryo A √ √ √ √ 9 56 √

23 Muh Hary Setio √ √ √ √ 11 68 √

24 Muh Imamul K √ √ √ √ 7 43 √

25 Muh Farhan √ √ √ √ 8 50 √

26 Munji Iyabi √ √ √ √ 8 50 √

27 Nasywa Arru H √ √ √ √ 7 43 √

28 Najwa Azzakiyah √ √ √ √ 5 31 √

29 Rahmat Taufiqur √ √ √ √ 12 75 √

30 Rayhan Bayhaqi √ √ √ √ 13 81 √

31 Saskia S Nurfaziah √ √ √ √ 7 43 √

32 Shafira Dewita A √ √ √ √ 8 50 √

33 Tasyha Aqillahaya √ √ √ √ 6 37 √

34 Vara Nurfawindillah √ √ √ √ 7 43 √

35 Winda Pratiwi √ √ √ √ 8 50 √

36 Wulan Atikah √ √ √ √ 10 62 √

37 Tiara Putri √ √ √ √ 7 43 √

Jumlah 7 30


(13)

Keterangan :

T = Tuntas

BT = Belum Tuntas

Skor Ideal = 16

Nilai = Skor yang diperoleh

Skor Ideal X 100% Nilai KKM = 70 %

Jika siswa mendapat nilai ≥ 70 dikatakan tuntas. Jika siswa mendapat nilai ≤ 70 dikatakan tidak tuntas. Penjelasan :

1. Awalan

a). Kaki = Berlari dengan ujung kaki, masing-masing kaki diluruskan dan paha kaki yang memimpin diangkat horizontal.

b). Tangan = Lengan ditekuk 90o dan diayun kearah lari, tangan dan otot muka dilemaskan.

c). Badan = Tubuh condong ke depan. d). Pandangan= Pandangan lurus ke depan. 2. Tolakan

a). Kaki= Kaki tumpu atau kaki yang akan digunakan untuk menolak lurus, sedangkan kaki ayun (kaki belakang) agak dibengkokkan. b). Tangan = Kedua tangan atau lengan ke belakang.

c). Badan = Badan agak dikedangkan ke belakang, berat badan berada pada kaki belakang.

d). Pandangan = Kepala agak ditengadahkan (dagu agak diangkat), pandangan kedepan.

3. Sikap badan di udara

a). Kaki = Kedua lutut di tekuk, kedua kaki dijulurkan kedepan pada waktu akan mendarat.

b). Tangan = Kedua tangan kedepan.

c). Badan = Badan diudara jongkok dengan jalan membulatkan badan. d). Pandangan = Pandangan sedikit ditundukkan kebawah.


(14)

a). Kaki = Kedua kaki dibawah kedepan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas, kemudian mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan (ditekuk).

b). Tangan = Kedua tangan ke depan.

c). Badan = Badan dibungkukan ke depan dan berat badan ke depan. d). Pandangan = Kepala ditundukkan dan pandangan sedikit melihat

kebawah.

Berdasarkan hasil tes lompat jauh gaya jongkok bisa dilihat hanya 7 orang yang lulus dari 37 siswa. Hal ini terlihat dari sikap tubuh saat siswa melakukan tes, posisi badan yang salah, pada saat berlari kecepatan lari yang tidak stabil sehingga tolakannya tidak sempurna, sikap pada saat melayang atau sikap badan di udara tidak sesuai, dan pada saat mendarat siswa melakukan kesalahan. Ini menjadi salah satu bukti kalau bahwa siswa/anak sangat kurang memahami gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka penulis mengambil judul untuk penelitian ini adalah: “Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar

Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Permainan Lompat Angka Pada Siswa

Kelas IV SDN Weru Kidul 1 Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon”.

B. Rumusan Dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan gambaran umum dari lompat jauh gaya jongkok di kelas IV SDN Weru Kidul 1 kecamatan Weru Kabupaten Cirebon, maka ditemukan masalah yang sangat mendasar yang berkaitan dengan teknik dan metode meteri pembelajaran. Adapun permasalahannya adalah kurangnya siswa dalam latihan otot kaki, khususnya otot tungkai dan metode latihan yang kurang bervariasi.

Dengan mengacu pada permasalahan diatas, maka perlu pengembangan metode pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok, yaitu dengan melakukan latihan dengan dengan menggunakan rintangan.


(15)

Dari masalah diatas munculah rumusan permasalahan, yaitu :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran teknik dasar lompat jauh gaya jongkok melalui latihan dengan menggunakan permainan lompat angka di kelas IV ?

b. Bagaimana kinerja guru dalam melakukan pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok terhadap permainan lompat angka di kelas IV ?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat angka di kelas IV ?

d. Bagaimana hasil belajar pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat angka di kelas IV ?

2. Pemecahan Masalah a. Siklus I

1). Tahap Perencanaan

a). Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ).

b). Menyiapkan media pembelajaran yang terdiri dari kapur/spidol dan satu karet.

c). Menyiapkan lembar observasi dan lembar tes. 2). Tahap Pelaksanaan

a). Menjelaskan materi pembelajaran yang akan disampaikan. b). Mendemonstrasikan aturan pembelajaran dengan menggunakan

gerakan dasar lompat jauh gaya jongkok melalui modifikasi permainan lompat angkat dengan menggunakan rintangan satu karet secara bergantian.

c). Siswa melakukan gerakan dasar lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan modifikasi permainan lompat angka secara bergantian (siswa melompati pola angka yang telah disediakan dengan menggunakan rintangan satu karet secara bergantian)


(16)

a). Melakukan pengamatan saat proses belajar mengajar pada siklus I dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat angka.

4). Refleksi

a). Setelah mengamati proses pembelajaran dan menjelaskan materi ajar permainan lompat angka pada siklus I, guru dan siswa melakukan tanya jawab meluruskan kesalahan-kesalahan pada saat proses pembelajarankemudian memberikan penguatan dan penyimpulan tentang permainan lompat angka yang telah diajarkan.

b. Sirklus II

1). Tahap Perencanaan

a). Menyusunrencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ).

b). Menyiapkan media pembelajaran yang terdiri dari kapur/spidol dan dua karet.

c). Menyiapkan lembar observasi dan lembar tes. 2). Tahap Pelaksanaan

a). Menjelaskan materi pembelajaran yang akan disampaikan. b). Mendemonstrasikan aturan pembelajaran dengan menggunakan

gerakan dasar lompat jauh gaya jongkok melalui modifikasi permainan lompat angkatdengan menggunakan rintangan dua karet secara bergantian.

c). Siswa melakukan gerakan dasar lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan modifikasi permainan lompat angka dengan menggunakan rintangan dua karet secara bergantian (siswa melompati angka dengan mengunakan rintangan dua karet yang telah disediakan).

3). Observasi

a). Melakukan pengamatan saat proses belajar mengajar pada siklus II dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat angka.


(17)

4). Refleksi

a). Setelah mengamati proses pembelajaran dan menjelaskan materi ajar permainan lompat angka pada siklus II, guru dan siswa melakukan tanya jawab meluruskan kesalahan-kesalahan pada saat proses pembelajaran kemudian memberikan penguatan dan penyimpulan tentang permainan lompat angka yang telah diajarkan.

c. Siklus III :

1). Tahap Perencanaan

a). Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b). Menyiapkan media pembelajaran yang terdiri dari tiga karet. c). Menyiapkan lembar observasi dan lembar penelitian.

2). Tahap Pelaksanaan

a). Menjelaskan materi pembelajaran yang akan disampaikan. b). Mendemonstrasikan aturan pembelajaran dengan menggunakan

gerakan dasar lompat jauh gaya jongkok melalui modifikasi permainan lompat angkat dengan menggunakan ringtangan tiga karet secara bergantian.

c). Siswa melakukan gerakan dasar lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan modifikasi permainan lompat angka dengan menggunakan rintangan tiga karet secara bergantian (siswa melompati angka dengan mengunakan rintangan tiga karet yang telah disediakan).

3). Observasi

a).Melakukan pengamatan saat proses belajar mengajar pada siklus III dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat angka.

4). Refleksi

a). Setelah mengamati proses pembelajaran dan menjelaskan materi ajar permainan lompat angka pada siklus III, guru dan siswa melakukan tanya jawab meluruskan kesalahan-kesalahan pada


(18)

saat proses pembelajaran kemudian memberikan penguatan dan penyimpulan tentang permainan lompat angka yang telah diajarkan.

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah di paparkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahuiperencanaan yang dilakukan sebelum memulai pembelajaran penjas di Sekolah Dasar khususnya pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok di kelas IV?

2. Untuk mengetehui kinerja guru dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui modifikasi permainan lompat angka bisa meningkatkan gerak dasar lompat angka di kelas IV ?

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui modifikasi permainan lompat angka di kelas IV ?

4. Untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok setelah menggunakan modifikasi permainan lompat angka di kelas IV ?

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru penjas, penulis dan pembaca.

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu : 1. Manfaat Bagi Siswa

a. Dengan adanya penelitian ini diharapakan siswa dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dalam pelajaran penjas, sebagai pengaruh melakukan permainan lompat angka.

b. Dapat melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok sebagai pengaruh melakukan permainan lompat angka.


(19)

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru pendidikan jasmani dapat mengimplementasikan model pembelajaran yang menyenangkan, efektif dan efisien, serta inovatif diantaranya dengan cara menerapkan model pembelajaran modifikasi permainan lompat angka pada pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. b. Dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan penilaian tentang

materi pembelajaran pendidikan jasmani. 3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Dapat meningkatkan mutu pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah dasar.

4. Manfaat Bagi Lembaga

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan dan diterapkan permainan lompat angka dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. 5. Manfaat Bagi Penulis

a. Dapat memperoleh data dan informasi yang jelas tentang masalah didalam proses pembelajaran pada siswa kelas IV didalam mengikuti pelajaran penjas.

b. Dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman dan pemahaman tentang pembelajaran penjas serta dapat mengetahui cara menyusun karya ilmiah.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran dalam pokok permasalahan yang telah diteliti, berikut ini akan dijelaskan istilah-istilah yang perlu diketahui kejelasannya, sebagai berikut :

Pendidikan jasmani merupakan proses interaksi antara peserta didik dan

lingkungan yang dikelola melaui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya (Dirjendikti, 1991:10) dalam Teori Bermain. Sukintaka (1992:10)


(20)

Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau

diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat, dan lempar”. (Syarifuddin, 1992:2)

Bermain adalah perbuatan atas kemauan sendiri yang dikerjakan dalam

batas-batas tempat dan waktu yang telah ditentukan, diikuti oleh perasaan, sedangkan permainan adalah ke luar dari hidup biasa masuk ke dalam dunia angan-angan dan sudah ditentukan aturan-aturannya. (J. Hizinga dalam Poncopoetro, 2000:3)

Lompat jauh adalah suatu gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan

dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. (Muhtar, 2009:16)


(21)

39 A.Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu di Sekolah Dasar Negeri Weru Kidul 1, yang bertempat di Jln. Fatahillah No.26 Desa Weru Kidul Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon 45154. Lokasi penelitian ini dipilih sebagai pelaksanaan penelitian, karena adanya permasalahan dalam proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang harus dicarikan solusinya serta layak untuk diteliti.

Adapun pemilihan lokasi penelitian ditetapkan dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Adanya permasalahan yang dihadapi oleh guru penjas dalam melaksanakan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

b. Fasilitas sekolah tersebut tidak memadai, khususnya fasilitas untuk lompat jauh gaya jongkok.

c. Peneliti berkeinginan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

Dari hasil observasi yang dilakukan di SDN Weru Kidul 1 Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon, maka jumlah siswa kelas 1 sebesar 79 siswa, siswa kelas 2 sebesar 66 siswa, siswa kelas 3 sebesar 82 siswa, siswa kelas 4 sebesar 73 siswa, siswa kelas 5 sebesar 75 siswa, dan siswa kelas 6 sebesar 71 siswa. Dan total jumlah keseluruhan siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 yaitu 446 siswa. Sedangkan untuk jumlah seluruh guru yaitu 15 guru, yang terdiri dari kepala sekolah, 13 guru, dan 1 penjaga sekolah.

Sedangkan lokasi SDN Weru Kidul 1 bertempat di pusat kantor UPTD Kecamatan Weru, di pusat kantor PKG Kecamatan Weru dan di komplek Sekolah Dasar yang terdiri dari SDN Weru Kidul 1, Weru Kidul 2 dan SDN Weru Kidul 3. Sehingga SDN Weru Kidul 1 mudah sekali untuk dijangkau oleh masyarakat sekitar desa Weru Kidul. Selain itu juga SDN Weru Kidul 1 terletak di tengah


(22)

pemukiman yang padat penduduk dan dijalan Fatahillah yang menghubungkan jalan Plered dan jalan Sumber Kabupaten Cirebon. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat denah lokasi SDN Weru Kidul 1 pada gambar 3.1.

SDN Weru Kidul 3

SDN Weru Kidul 2 SDN Weru Kidul 1

U

Gambar 3.1

Denah Lokasi SDN Weru Kidul 1

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini diperkirakan dilakukan selama lima bulan, dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2013. Dalam waktu penelitian tersebut terdapat jadwal penelitian yang mencantumkan tindakan atau hal-hal apa saja yang dilakukan selama penelitian tersebut.

Gedung PKG Kec.Weru

Kelas 1 A & B

Kelas 5 A

Kelas 6 A

Ruang Guru Ruang Kepsek Kantor UPTD

Weru

wc Kelas 4 A

Kelas 4 B

Kelas 5 B Kelas 2 A &

B

Kelas 3 A & B

Rmh Dinas Kepsek

R . D Guru

R . D Guru

R D P.Sek

wc

Sumber Menuju Jln. Fatahillah Menuju Plered


(23)

Jadwal penelitian selama waktu 5 bulan tersebut mencantumkan tindakan atau hal-hal apa saja yang dilakukan. Dalam perjalanan penelitian yang dilakukan terdapat hal-hal yang harus dikerjakan misalnya : persiapan, pembekalan, perencanaan, pelaksanaan siklus 1, 2, dan 3, pengolahan data dan penyusunan laporan.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

B.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Weru Kidul 1 Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2012/ 2013 yang berjumlah 37 orang siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Siswa kelas V SDN Weru Kidul 1 Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon dipilih sebagai subjek dalam penelitian karena peneliti menemukan permasalahan-permasalahan yang ada pada siswa-siswi kelas V dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. No. Deskripsi Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Januari

2013

Februari 2013

Maret 2013

April 2013

Mei 2013 Minggu Ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan dan Pembekalan √ √ √ √

2 Perencanaan √ √ √ √

3 Pelaksanaan siklus 1 √

4 Pelaksanaan siklus 2 √

5 Pelaksanaan siklus 3 √

6 Pengolahan data √ √ √ √


(24)

C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian, menghimpun data, mengadakan pengukuran, analisme, sintensis, membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang bersifat teka-teki. Banyak jenis pencarian yang dapat dilakukanberdasarkan pendekatannya dibedakan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif, berdasarkan sifatnya dibedakan antara penelitian dasar, terapan dan evaluatif, sedangkan berdasarkan fungsinya dibedakan antara penelitian deskriptif, prediktif, improftif dan prediktif.

Menurut Sugiyono (2010:14), menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah:

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunkana untuk meneliti pada populasi atau sempel tertentu, teknik pengambilan sempel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisa data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterakan.

Pengertian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukan hubungan antar variabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmuan alam maupun ilmu-ilmu sosial.

Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti beraspek dari pendidikan. Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik, literatur yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas.

Sedangkan penelitian kualitatif menurut Sukmadinata (2010:60), menyatakan bahwa Penelitian kualitatif adalah :

suatu penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan.


(25)

Pengertian kualitatif bertolak dari filsafat konstruktivitasme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh individu-individu. Para peneliti kualitatif percaya bahwa kenyataan merupakan suatu konstruksi sosial, bahwa individu-individu atau kelompok-kelompok memperoleh dan memberi makna terhadap kesatuan-kesatuan atau objek-objek.

Penelitian kualitatif ditunjukan untuk mamahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya. Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan, dan melalui penguraian “pemaknaan partisipan” tentang situasi-situasi dan peristiwa-peristiwa.

Perbedaan penelitian kualitatif dengan kuantitatif yaitu, penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara penelitian peneliti dengan objek yang diteliti sementara penelitian kualitatif menyatu dengan situasi dan fenomena yang diteliti. Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen formal, standar dan bersifat mengukur, sedangkan penelitian kualitatif menggunakan penelititan sebagai instrumen. Peneliti melaksanakan peran sosial interaktif, mereka melakukan pengamatan, interview, mencatat hasil pengamatan dan interaksi bersama partisipan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Adapun tindakan yang digunakan dalam pembelajaran, yakni meningkatkan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat angka.

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Beberapa penelitian menyebutnya sebagai tradisi penelitian (research traditions).

Menurut Kemmis & Mc Taggart (1982) dalam Kasbolah (1998/1999:14) mengemukakan bahwa:


(26)

Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana keempat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Penelitian tindakan kelas adalah ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran.

Menurut Kasbolah (1998/1999:13) menyatakan bahwa:

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Singkatnya penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada.

Definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan pelaku dalam memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran dan diharapkan kemampuan profesional guru menjadi meningkat. Penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru dalam meningkatkan pelayanan pendidikan kepada peserta didik.

Adapun tujuan akhir pelaksanaan tindakan kelas menurut Suyanto dkk (1997) dalam Kasbolah (1998/1999:32) mengemukakan bahwa:

a. Kualitas praktik pembelajaran di sekolah. b. Relevansi pendidikan.

c. Mutu hasil pendidikan, dan d. Efisiensi pengelolaan pendidikan.

2. Desain Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah berbentuk siklus yang direncanakan akan dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Pada akhir pertemuan diharapkan


(27)

tercapainya tujuan yang ingin dicapai, yaitu meningkatnya kemampuan siswa dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, desain yang digunakan oleh peneliti adalah Model Spiral Kemmis dan MC Taggart (Wiriaatmadja, 2006:66), yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan. Artinya, semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya.

Reflect

CYCLE 1

Observe

Reflect

CYCLE 2

Observe

Reflect

CYCLE 3

Observe

Gambar 3.2

Desain PTK Model Menurut Kemmis dan Taggart (Wiraatmadja, 2006:66)

Plan

Revised Plane

Revised Plane

Action Action

Action


(28)

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan desain model penelitian spiral Kemmis dan Mc. Taggart yang menyatakan bahwa :

Pelaksanaan tindakan mencakup empat langkah, yaitu : a. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan. b. Melaksanakan tindakan dan pengamatan/monitoring. c. Merefleksi hasil pengamatan.

d. Mengubah/ merevisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya. Setiap siklus berdasarkan model spiral di atas dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi kemudian kembali melaksanakan perencanaan jika target yang diharapkan belum tercapai.

Gambar di atas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan yang diawali dengan :

a. Perencanaan (planning) yaitu merencanakan setelah menemukan masalah yang terjadi pada pembelajaran dan masalah yang terjadi pada peserta didik didalam pembelajaran dikelas.

b. Penerapan tindakan (action) yaitu melaksanakan solusi yang sudah peneliti rancang untuk dapat meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani.

c. Kegiatan observasi, yaitu mengamati dan mengobservasi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk dapat mengetahui seberapa besar keberhasilan yang sudah terjadi.

d. Tahapan akhir, yaitu refleksi (reflection) yaitu tindakan evaluasi untuk dapat melakukan tindakan yang selanjutnya. Dengan tindakan refleksi maka peneliti akan dapat merancang tindakan-tindakan yang selanjutnya guna lebih meningkatkan proses pembelajaran sampai dengan target yang telah ditentukan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan, maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya mengulang suatu tindakan dengan cara memperbaiki atau mengoptimalkan dari suatu tindakan sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

Perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum penerapan pembelajaran lompat angka dalam pembelajaran PJOK di kelas V SDN Weru


(29)

Kidul 1. Di dalamnya berisi bukti yang akan dijadikan indikator keberhasilan pemecahan masalah, tindakan-tindakan untuk memperbaiki program, metode dan alat yang digunakan, serta rencana metode dan teknik pengolahan data.

D.Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan kelas. Adapun pelaksanaan setiap siklus pada pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan modifikasi permainan lompat angka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tahapan Perencanaan Penelitian

Berdasarkan hasil observasi awal, maka peneliti merencanakan perbaikan terhadap kondisi awal yang dianggap kurang baik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran olahraga atletik gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui sebuah RPP yang merupakan perbaikan.

Tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis yang diajukan. Rencana tindakan disusun untuk menguji secara empirik dari ketepatan hipotesis yang diajukan. Suatu tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki praktik pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui modifikasi permainan lompat angka dengan menggunakan media karet secara bertahap, antara lain sebagai berikut :

a. Siklus I

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut :

1). Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

2). Menyiapkan media pembelajaran diantaranya karet, kapur atau tali rapia dan kolom angka.

3). Menyiapkan instrumen pengumpulan data untuk digunakan dalam pelaksanaan tindakan berupa format observasi kinerja guru (IPKG 1 dan IPKG 2), format penilaian aktivitas siswa dan format hasil belajar siswa. Serta format wawancara dan catatan lapangan.


(30)

4). Memberikan informasi kepada guru dan kepala sekolah untuk bertindak sebagai mitra semua hal tentang tindakan.

b. Siklus II :

Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut :

1). Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

2). Menyiapkan media pembelajaran diantaranya karet, kapur atau tali rapia dan kolom angka.

3). Berkolaborasi dengan mitra untuk mempersiapkan skenario pembelajaran dengan menambahkan beberapa kegiatan atau pendukung dari hasil refleksi siklus I.

4). Mempersiapkan pelaksanaan refleksi siklus I dengan segala perubahan dan pengolahan lapangan dan peraturan permainan yang disederhanakan. 5). Menyusun skenario pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok

melalui permainan lompat angka.

6). Mempersiapkan lembar observasi yang baru serta instrument yang lain untuk penelitian tindakan siklus II.

c. Siklus III :

Berikut langkah-langkan kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan siklus III adalah sebagai berikut :

1). Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

2). Menyiapkan media pembelajaran diantaranya karet, kapur atau tali rapia dan kolom angka.

3). Berkolaborasi dengan mitra mempersiapkan skenario pembelajaran dengan menambahkan beberapa kegiatan atau pendukung dari hasil refleksi siklus II.

4). Mempersiapkan pelaksanaan refleksi siklus II dengan segala perubahan dan pengolahan lapangan dan peraturan yang disederhanakan.

5). Menyusun skenario pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat angka.


(31)

6). Mempersiapkan lembar observasi yang baru serta instrument yang lain untuk penelitian tindakan siklus III.

Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa dalam materi yang telah dipelajari yaitu tentang gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Dalam tahap ini, langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang akan mengacu kepada perencanaan yang telah dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan penelitian yang ada. Serta melakukan pengamatan terhadap proses yang sedang berlangsung mulai dari awal perencanaan sampai seluruh tindakan dilaksanakan. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kelincahan dalam kebugaran jasmani pada siklus I yaitu sebagai berikut:

a. Kegiatan awal (10 menit)

1). Siswa dibariskan menjadi empat bershaf 2). berdo’a

3). Mengecek kehadiran siswa

4). Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap

5). Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi kepada materi inti b. Kegiatan Inti (50 menit)

1). Penjelasan cara melakukan latihan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan perorangan dan berkelompok dengan baik.

2). Melakukan latihan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan perorangan dan berkelompok dengan koordinasi yang baik.

2). Penjelasan cara melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat angka dengan media karet yang dilakukan perorangan dan berkelompok dengan baik.

4). Melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat angka dengan media karet yang dilakukan perorangan dan berkelompok dengan baik.


(32)

1). Siswa di kumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan/ diajarkan.

2). Memperbaiki tentang kesalahan-kesalahan gerakan yang di lakukan. 3). Melakukan gerakan pendinginan

3. Tahapan Observasi

Observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan penerapan permainan lompat angka, serta untuk mengumpulkan data dan membuat catatan lapangan mengenai hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

Menurut Karl Popper dalam Wiriaatmadja (2005:104) menyatakan bahwa : Ada beberapa keterampilan yang harus Anda kuasai, karena apabila Anda melakukannya asal saja dan dengan demikian melakukan kesalahan, maka penelitian ini tidak akan memberikan hasil yang memuaskan. Salah satu diantaranya ialah pemahaman mengenai pengamatan, mengamati, observasi. Pada umumnya, observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori.

Adapun fokus pertama yang diamati adalah aspek-aspek psikologis dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Kedua adalah kinerja guru yang meliputi IPKG I dan IPKG II. Pengamatan yang dilakukan berpedoman pada lembar observasi untuk kinerja guru dan lembar observasi untuk aktivitas siswa.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Tahap analisis merupakan tahap dimana peneliti melakukan pemeriksaan terhadap semua informasi yang telah berhasil dikumpulkan pada tahap observasi dan wawancara.

Menurut Kasbolah (1998/1999: 74-75) mengemukakan bahwa: “refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan”.

Adapun langkah-langkah analisis dan refleksi yang dilakukan adalah sebagai berikut :


(33)

b. Analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap semua informasi atau data yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.

c. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tundakan. d. Mendiskusikan dan pemaknaan data yang dilakukan antara guru, peneliti dan

pihak lain yang terlibat.

e. Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam sekenario pembelajaran dengan berdasarkan pada analisis data proses dalam tindakansebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan.

E.Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi yang objektif dalam pngumpulan data diperlukan adanya instrumen atau alat pengumpul data yang tepat. Dengan penggunaan alat pengumpul data yang tepat, permasalahan yang sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan dengan baik. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Lembar Observasi

Lembar observasi dilakukan dalam upaya untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama proses pembajaran untuk memperoleh informasi proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat angka. Lembar obsevasi digunakan untuk mencatat kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh di kelas IV SDN Weru Kidul 1 Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.

Lembar observasi dalam penelitian tindakan berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait dengan orientasi ketindak berikutnya sebagai dasar bagi refleksi yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Lembar observasi yang digunakan yaitu IPKG 1, IPKG 2, lembar observasi aktivitas siswa, lembar hasil tes belajar, catatan lapangan, format wawancara guru dan format wawancara siswa. Lembar observasi IPKG 1 yaitu lembar observasi yang digunakan untuk format penilaian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran.


(34)

Tabel 3.2

FORMAT INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (IPKG 1) (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)

No. Komponen Rencana Pembelajaran

Aspek Yang Dinilai

Tafsiran

1 2 3 4 K C B BS

A Perumusan Tujauan Pembelajaran

1 Rumusan tujuan pembelajaran 2 Kejelasan rumusan

3 Kejelasan cakupan rumusan

4 Kesesuaian dengan kompetensi dasar Jumlah

Persentase

B Mengembangkan

Dan Mengorganisasikan Materi Media Sumber Belajar Dan Metode Pembelajaran

1 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran

2 Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran 3 Memilih sumber belajar

4 Memilih metode belajar Jumlah

Persentase

C Merencanakan Skenario Kegiatan Pembelajaran

1 Menentukan jenis kegiatan pembelajaran 2 Menyusun langkah-langkah pembelajaran 3 Menentukan alokasi waktu pembelajaran

4 Kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran

5 Kesesuaian metode, materi, dan peserta didik Jumlah

Persentase

D Merencanakan Prosedur, Jenis Dan Menyaipkan Alat Penilaian

1 Menentukan proses dan jenis penilaian 2 Membuat alat penilaian

3 Menentukan kriteria penilaian Jumlah

Persentase

E Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran

1 Kebersihan dan kerapihan 2 Penggunaan bahasa tulis

Jumlah Persentase

� ���� � � �=A + B + C + D + E 5


(35)

Keterangan : 76% - 100% = kategori Baik Sekali (BS) 51% - 75% = kategori Baik (B)

26% - 50% = kategori Cukup (C) 1% - 25% = kategori Kurang (K)

Deskriptor Perencanaan Pembelajaran

A. Merumuskan tujuan pembelajaran

1. Rumusan tujuan pembelajaran tidak jelas dan tidak lengkap.

2. Rumusan tujuan pembelajaran jelas tapi tidak lengkap atau tidak jelas tapi lengkap.

3. Rumusan tujuan pembelajaran jelas dan lengkap, atau jelas dan logis atau lengkap dan logis.

4. Rumusan tujuan pembelajaran lengkap dan disusun secara logis.

B. Mengembangkan dan mengordinasikan materi, media (alat bantu

pembelajaran) metode pembelajaran dan sumber pembelajaran.

1. Mengembangkan dan mengordinasikan materi pembelajaran

a. Cakupan materi b. Sistematika materi.

c. Kesesuaian dengan kemapuan dan kebutuhan siswa.

d. Kemutakhiran (kesesuaian dengan perkembangan terakhir dalam bidangnya).

2. Menentukan dan mengembangkan alat pembelajaran.

a. Direncanakan penggunaan satu macam media tapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Direncanakan penggunaan lebih dari satu media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

c. Direncanakan satu macam media yang sesuai dengan tujuan.

d. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai dengan tujuan.

3. Memilih sumber belajar

a. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan.


(36)

c. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yang akan di ajarkan. d. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan siswa.

4. Memilih metode pembelajaran

a. Direncanakan menggunakan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Direncanakan menggunakan lebih dari satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

c. Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai dengan tujuan.

d. Direncanakan penggunaan media yang sesuai dengan tujuan.

C. Merencanakan scenario kegiatan pembelajaran

1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran a. Sesuai dengan tujuan.

b. Sesuai dengan perkembangan anak. c. Sesuai dengan bahan yang di ajarkan. d. Sesuai dengan waktu yang tersedia. 2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran

a. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, penutup tetapi tidak rinci. b. Dicantumkan langkah pembukaan, inti dan penutup secara rinci tetapi

tidak sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.

c. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci dan sesuai dengan tujuan atau sesuai dengan materi pembelajaran.

d. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, penutup secara rinci serta sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.

3. Menentukan alokasi waktu

a. Alokasi waktu secara keseluruhan dicantumkan pada rencana pembelajaran.

b. Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembukaan, inti dan penutup) dicantumkan.

c. Alokasi waktu kegiatan inti lebih besar dari pada jumlah waktu kegiatan pembukaan dan penutup.


(37)

d. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dalam langkah-langkah pembelajaran dirinci secara proporsional.

4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan

a. Dicantumkan strategi pembelajaran digunakan.

b. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan.

c. Dicantunkan strategi pembelajaran sasuai dengan materi dan tujuan. d. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan materi dan tujuan

secara rinci.

5. Kesesuaian metode, materi dan peserta didik

a. Dicantumkan metode, materi yang memudahkan peserta didik.

b. Dicantumkan metode, materi yang dapat di demonstrasikan peserta didik.

c. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan peserta didik.

d. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan watak, sikap dan keterampilan peserta didik.

D. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian

1. Merencanakan prosedur dan jenis penilaian

a. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja yang sesuai dengan tujuan.

c. Tercantum prosedur dan jenis penilaian salah satu diantaranya sesuai dengan tujuan.

d. Tercantum prosedur atau jenis penilaian keduanya sesuai dengan tujuan.

2. Membuat alat penilaian sesuai dengan tujuan

a. Tidak tercantum alat penilaian yang sesuai dengan bentuk penilaian. b. Alat penilai ada tapi tidak sesuai dengan bentuk perubahan dan tidak


(38)

c. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan tetapi tidak lengkap.

d. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan dan lengkap. 3. Menentukan criteria penilaian

a. Menuliskan deskriptor keberhasilan secara jelas.

b. Kriteria penilaian di tulis dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.

c. Tafsiran penilaian mewakili hasil kegiatan.

d. Deskriptor atau kunci jawaban jelas dan sesuai dengan alat penilaian.

E. Tampilan dokumen rencana pembelajaran

1. Kebersihan dan kerapihan

a. Tulisan dapat dibaca dengan mudah. b. Tidak banyak coretan.

c. Bentuk dan tulisan baku. d. Tulisan tegak bersambung. 2. Penggunaan bahasa tulis.

a. Bahasa komunikatif, mudah dimengerti dan dilaksanakan. b. Pilihan kata tepat.

c. Struktur kalimat baku.


(39)

Untuk lembar observasi IPKG 2 yaitu lembar observasi yang digunakan untuk penilaian kinerja guru dalam kemampuan pelaksanaan pembelajaran.

Tabel 3.3

FORMAT INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (IPKG 2) (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)

No. Aspek Yang Diamati Penilaian Tafsiran

1 2 3 4 K C B BS

A Pra Pembelajaran

1 Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 2 Memeriksa kesiapan siswa

Jumlah Persentase

B Membuka Pembelajaran

1 Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan

2 Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan

Jumlah Persentase

C Mengelola Inti Pembelajaran

1 Memberikan petunjuk dan contoh gerakan sikap awal, pelaksanaan dan akhir dalam servis bawah

2 Mengenal respond an pertanyaan siswa

3 Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan gerakan badan 4 Memicu dan memelihara ketertiban siswa

5 Memantapkan penguasaan gerak siswa Jumlah

Persentase

D Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus Dalam

Pembelajaran Penjas

1 Merangkai gerakan

2 Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan aktifitas gerak

3 Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan aktifitas gerak

4 Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami kesulitan

5 Penggunaan media dan alat pembelajaran Jumlah

Persentase

E Melaksanakan Evaluasi Proses Dan Hasil Belajar

1 Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir pembelajaran

2 Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran Jumlah

Persentase

F Kesan Umum Kinerja Guru

1 Keefektifan proses pembelajaran 2 Penampilan guru dalam pembelajaran

Jumlah Persentase

� ���� � � �=A + B + C + D + E + F 6


(40)

Keterangan : 76% - 100% = kategori Baik Sekali (BS) 51% - 75% = kategori Baik (B)

26% - 50% = kategori Cukup (C) 1% - 25% = kategori Kurang (K) Penjelasan :

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

Kesiapan ruang (misal keberadaan, kebersihan, peruntukan/pengaturan perabotan), alat pembelajaran (misal papan tulis, kapur/spidol),dan media (misal OHP, LCD, dan kelengkapannya)

2. Memeriksa kesiapan siswa

Kesiapan siswa, antara lain mencangkup kehadiran, kerapihan, ketertiban, perlengkapan pembelajaran, kesiapan belajar.

A. Membuka Kegiatan Pembelajaran

Penjelasan :

Membuka kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam rangka menyiapkan fisik dan mental anak untuk memulai belajar.

Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan descriptor berikut : a. Menarik perhatian anak

b. Memotivasi anak

c. Mengaitkan materi dengan pengalaman anak d. Mengarah pada kegiatan inti

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu descriptor tampak Dua descriptor tampak Tiga descriptor tampak Empat descriptor tampak

B. Mengelola Inti Pembelajaran


(41)

Yang dimaksud inti pembelajaran adalah cakupan materi kegiatan yang harus disampaikan kepada anak dalam pembelajaran.

Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan discriptor berikut :

a. Isi kegiatan yang disampaikan benar, tidak ada yang menyimpang b. Penyampaian lancar, tidak tersendat-sendat

c. Penyampaian sistematis

d. Materinya jelas dan benar ,udah dimengerti anak

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu descriptor tampak Dua descriptor tampak Tiga descriptor tampak Empat descriptor tampak

C. Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus Dalam Pembelajaran Penjas

Penjelasan :

Untuk memulai a]latihan ini perlu diperhatikan descriptor sebagai berikut : a. Melakukan gerak persiapan, pelaksana dan akhir

b. Leluasa melakukan aktifitas gerak c. Mengarah dan menghoreksi gerakan

d. Penggunaan media dan alat pembelajaran sesuai dengan tujuan

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu descriptor tampak Dua descriptor tampak Tiga descriptor tampak Empat descriptor tampak

D. Melaksanakan Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Penjelasan :


(42)

a. Melaksankan penilaian/pengamatan selama kegiatan berlangsung sesuai dengan bentuk penilaian yang sudah ada

b. Menilai kemajuan anak secara individual meupaun kelompok c. Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatan berlangsung d. Memberi balikan dan perbaikan dari hasil penilaian

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu descriptor tampak Dua descriptor tampak Tiga descriptor tampak Empat descriptor tampak

E. Kesan Umum Kinerja Calon Guru

Penjelasan :

Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan descriptor sebagai berikut : a. Guru terlibat langsung dalam pembelajaran

b. Guru memberi kesempatan untuk leluasa pada siswa c. Pakaian guru yang sesuai dengan kondisi lapangan d. Menutup pemberian dengan waktu yang direncanakan

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu descriptor tampak Dua descriptor tampak Tiga descriptor tampak Empat descriptor tampak


(43)

Untuk lembar observasi tentang aktivitas siswa terdapat tiga aspek yang diamati yaitu antusias, kerjasama dan tanggung jawab.

Tabel 3.4

Lembar Format Aktifitas Siswa

NO Nama

Aspek yang dinilai

Jml.

Skor Tafsiran

Semangat Percaya Diri

Disiplin

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 B C K

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Jumlah Presentase %


(44)

Deskriptor : 1. Semangat

a. Berani berinisiatif

b. Aktif melakukan semua kegiatan c. Selalu ingin memperbaiki kesalahan 2. Percaya Diri

a. Melakukan kegiatan dengan kemampuan sendiri b. Tidak bergantung pada orang lain

c. Tidak mengganggu teman lain 3. Disiplin

a. Mematuhi petunjuk guru

b. Mengikuti kesepakatan bersama c. Tidak mengganggu teman Keterangan :

a. Kategori Baik (B) dengan jumlah skor antara 7-9. b. Kategori Cukup (C) dengan jumlah skor antara 4-6. c. Kategori Kurang (K) dengan jumlah skor antara 1-3.


(45)

Untuk lembar observasi hasil belajar siswa terdapat empat aspek yang dinilai yaitu awalan, tolakan, sikap melayang, dan sikap mendarat.

Tabel 3.5

Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa

NO Nama

Aspek yang dinilai

Skor Nilai Ket

Awalan Tolakan Melayang Mendarat

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 T BT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Jumlah Presentase %


(46)

Keterangan :

T = Tuntas

BT = Belum Tuntas

Skor Ideal = 16

Nilai = Skor yang diperoleh

Skor Ideal X 100%

Nilai KKM = 70 %

Jika siswa mendapat nilai ≥ 70 dikatakan tuntas. Jika siswa mendapat nilai ≤ 70 dikatakan tidak tuntas. Penjelasan :

1. Awalan

a). Kaki = Berlari dengan ujung kaki, masing-masing kaki diluruskan dan paha kaki yang memimpin diangkat horizontal.

b). Tangan = Lengan ditekuk 90o dan diayun kearah lari, tangan dan otot muka dilemaskan.

c). Badan = Tubuh condong ke depan. d). Pandangan= Pandangan lurus ke depan. 2. Tolakan

a). Kaki= Kaki tumpu atau kaki yang akan digunakan untuk menolak lurus, sedangkan kaki ayun (kaki belakang) agak dibengkokkan.

b). Tangan = Kedua tangan atau lengan ke belakang.

c). Badan = Badan agak dikedangkan ke belakang, berat badan berada pada kaki belakang.

d). Pandangan = Kepala agak ditengadahkan (dagu agak diangkat), pandangan kedepan.

3. Sikap badan di udara

a). Kaki = Kedua lutut di tekuk, kedua kaki dijulurkan kedepan pada waktu akan mendarat.

b). Tangan = Kedua tangan kedepan.

c). Badan = Badan diudara jongkok dengan jalan membulatkan badan. d). Pandangan = Pandangan sedikit ditundukkan kebawah.


(47)

a). Kaki = Kedua kaki dibawah kedepan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas, kemudian mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan (ditekuk).

b). Tangan = Kedua tangan ke depan.

c). Badan = Badan dibungkukan ke depan dan berat badan ke depan.

d). Pandangan = Kepala ditundukkan dan pandangan sedikit melihat kebawah.

Untuk lembar observasi format wawancara untuk guru terdapat empat aspek yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan refleksi, antara lain sebagai berikut :

Tabel 3.6

Lembar Format Catatan Lapangan

Kesimpulan : ... ... ... No. Proses pembelajaran Deskripsi Proses

Belajar Komentar

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan


(48)

Untuk lembar observasi format wawancara untuk guru terdapat empat aspek pertanyaan, antara lain sebagai berikut :

Tabel 3.7

Lembar Format Wawancara Untuk Guru

Kesimpulan : ... ... ...

No Deskripsi proses pembelajaran Komentar

1. Bagaimana menurut pendapat bapak/Ibu apabila dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok menggunakan permainan modifikasi lompat angka?

2. Apabila dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat angka apakah akan menemui kesulitan dan dimana letak kesulitan itu ?

3. Menurut pendapat bapak/Ibu dengan menggunakan permainan modifikasi lompat kardus dapat mengingkatkan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok? 4. Kesan apa yang bapak dapatkan dari pembelajaran

lompat jauh gaya jongkok melalui permainan modifikasi lompat kardus ?


(49)

Untuk lembar observasi format wawancara untuk siswa terdapat tiga aspek pertanyaan, antara lain sebagai berikut :

Tabel 3.8

FORMAT WAWANCARA UNTUK SISWA

Kesimpulan : ... ... ...

a. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui pandangan dan pendapat yang diperoleh dari guru sebelum proses pembelajaran, saat proses pembelajaran berlangsung, dan akhir proses pembelajaran dilaksanakan.

Menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2006:117) menyatakan bahwa : Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, orang tua siswa, dll.

Yang menjadi subjek wawancara adalah guru dan siswa kelas V SDN Weru Kidul 1. Lembar wawancara meliputi segala aspek dan kegiatan dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat angka pada pembelajaran kebugaran jasmani.

No Pertanyaan Jawaban

1.

Apakah kamu menunjukkan perhatian dan antusias selama pembelajaran berlangsung ? 2. Apakah kamu menunjukkan rasa percaya diri dan

disiplin pada saat pembelajaran ?

3. Apakah kamu dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan memahami materi yang diajarkan ?


(50)

b. Cacatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang penting dilapangan ketika pembelajaran berlangsung dari setiap siklus sehingga akan tergambar peningkatan dari sikap siklus. Catatan lapangan yaitu catatan kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung yang terjadi di kelas ataupun di kamar ataupun diluar kelas yang berisi deskripsi proses dan hasil.

c. Hasil Pembelajaran

Selama proses kegiatan pembelajaran siswa diberikan suatu tes keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Kemudian hasil tes tersebut digunakan sebagai data yang penting untuk proses selanjutnya.

d. Tes Hasil Belajar

Lembar tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan gerak dasar lompat jauh melalui permainan lompat angka. Tes yang digunakan adalah tes praktik.

Pencapaian keberhasilan dapat diketahui melalui penilaian yang dilaksanakan selama proses pembelajran berlangsung dan sesudah proses pembelajara. Penilaian proses pembelajaran dilakukan guru dengan cara mengobservasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan penilaian sesudah proses adalah hasil belajar siswa, yaitu penilaian tes individu yang berupa tes perbuatan.

A.Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, cacatan lapangan, pengolahan data yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Weru Kidul 1 dikumpulkan dan dirangkum. Teknik pengolahan data dilakukan secara terus menerus selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Pengolahan data yang dilakukan untuk nilai tes hasil belajar siswa adalah dengan membagi jumlah skor yang didapat siswa disesuaikan dengan kriteria penskoran dengan skor ideal yang ditetapkan dan dikalikan dengan angka 100, selanjutnya pengolahan tuntas dan


(51)

belum tuntas ditetapkan dari kriteria kentuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70.

Sedangkan data tentang proses pembelajaran pada saat dilaksanakannya tindakan, diambil dari hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Wawancara dilakukan setelah pembelajaran selesai untuk mengetahui respon, tanggapan dan kesulitan yang dialami siswa dan guru terhadap pembelajaran, dan catatan lapangan dilakukan dengan cara mencatat kejadian-kejadian yang dialami selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan, teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan data kualitatif. Hasil observasi dari siswa dan guru diolah dengan mengklarifikasi kemajuan dan kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pengamatan. Dari hasil tes disimpulkan datanya sehingga menjadi data yang mampu direduksi menjadi data penelitian.

2. Analisis Data

Moleong (1995:103) mengemukakan bahwa: “analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, observasi, yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, serta dokumen. Setelah data tersebut dibaca, dipelajari dan ditelaah, kemudian data tersebut direduksi yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaka membuat rangkuman yang inti, proses, peryataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Selanjutnya data disusun dalam satuan-satuan kemudian dikategorisasikan. Tahap akhir dari analisis data adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

Menurut Goetz dan LeCompte dalam Wiriaatmajda (2006:137) menyatakan bahwa :

Analisis data kualitatif adalah berperan proses kognitif atau “berteori” mengenai kategori abstrak dan hubungannya. Hal ini penting, karena akan


(1)

dan kepala sekolah pada tiap siklusnya yaitu penerapan permainan lompat angka untuk meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

Diantaranya pada kegiatan awal pelaksanaan pembelajaran guru menjelasakan secara sistematis tujuan dari pembelajaran permainan lompat angka, serta memberikan pengarahan, motivasi serta membimbing siswa agar dapat meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Selanjutnya pada kegiatan inti, guru lebih memfokuskan kemampuan dan kreatifitas siswa untuk lebih meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat angka, serta memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk lebih leluasa untuk mencoba melakukan permainan lompat angka dengan arahan dan bimbingan dari guru. Kemudian dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus menyusun permainan lompat angka dengan peraturan yang disederhanakan lagi dengan cara mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok pada tiap siklusnya agar siswa lebih fokus dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Secara keseluruhan dari hasil observasi pelaksanaan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang sudah dilakukan, maka didapat hasil pelaksanaan kinerja guru pada data awal yaitu 57%. Kemudian setelah dilakukan tindakan pada siklus I, hasilnya meningkat yaitu 70,8%. Sedangkan dari hasil siklus II, hasilnya meningkat yaitu 86% dan pada tindakan siklus III adalah sebesar 100%. Dengan perolehan presentase pelaksanaan kinerja guru tersebut, maka telah tercapainya target yang diinginkan yaitu 100%.

3. Aktivitas Siswa

Untuk aktivitas siswa pada pembelajaran permainan lompat angka untuk meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok, meliputi aspek yang dinilai yaitu semangat, percaya diri dan disiplin. Setelah peneliti melaksanakan keseluruhan, maka didapat hasil aktivitas siswa pada data awal yaitu 35%. Kemudian setalah dilakukan tindakan pada siklus I, hasilnya meningkat yaitu 54%. Sedangkan dari hasil siklus II, hasilnya meningkat yaitu 75,6% dan pada tindakan siklus III adalah sebesar 92%.


(2)

4. Hasil Belajar Siswa

Untuk hasil belajar siswa setelah dilakukan penerapan permainan lompat angka untuk meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok, siswa mengalami peningkatan dari hasil observasi awal. Di mana data awalnya mencapai yaitu sebesar 19%. Sedangkan setalah dilakukan tindakan pada siklus I, hasilnya meningkat yaitu 51%. kemudian dari hasil siklus II, hasilnya meningkat yaitu 73% dan pada tindakan siklus III adalah sebesar 89,2%. Dengan perolehan presentase pelaksanaan kinerja guru tersebut, maka telah tercapainya target yang diinginkan yaitu 80%. Dari peningkatan hasil belajar ini, siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 33 siswa dari jumlah total siswa di kelas IV SDN Weru Kidul 1 yang berjumlah 37 siswa, sehingga pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dinyatakan tuntas.

B.Saran

Selelah menarik kesimpulan dari pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat angka merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di SDN Weru Kidul 1 Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Dalam aktivitas pengembangan seperti materi pendidikan jasmani harus diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa. Para siswa juga perlu dibina untuk melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Salah satunya adalah dengan penerapan pembelajaran permainan lompat angka untuk meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Hal-hal yang harus diperhatikan bagi siswa untuk meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok, diantaranya sebagai berikut :

a. Gerak dasar lompat jauh gaya jongkok perlu diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat kemampuan dan perkembangan siswa.


(3)

b. Para siswa perlu dibina untuk melakukan lompat jauh gaya jongkok yang bermanfaat bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran melalui permainan lompat angka nantinya siswa dapat melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan baik.

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.

2. Bagi guru

Di dalam melaksanakan pembelajaran, seorang guru hendaknya harus menciptakan pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, diantaranya sebagai berikut :

a. Melalui permainan lompat angka adalah merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. kemudian guru pendidikan jasmani harus mampu mengembangkan lagi teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainnya yang masih perlu dipertimbangkan.

b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai modifikasi media, sehingga dalam penerapannya tidak menjadi salah persepsi.

c. Guru sebagai fasilitator harus mampu mengadakan perubahan pada cara mengajar yang tadinya lebih banyak terpusat pada guru, sekarang harus mulai merubahnya menjadi suatu pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada keaktifan dan kreatifitas siswa sehingga pembelajaran agar lebih menarik lagi serta mampu dipahami oleh siswa.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah harus dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal, karena untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani yang sesuai dengan kurikulum, diantaranya sebagai berikut :

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang


(4)

maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

b. Dalam meningkatkan bakat dan minat terhadap olahraga atletik khususnya lompat jauh gaya jongkok, maka perlu diadakannya pertandingan baik pada tingkat gugus, kecamatan maupun tingkat kabupaten yang dilakukan secara berkala.

c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program studi Pendidikan Jasmani yang memproduksi guru yang kreatif.

5. Bagi Peneliti Berikutnya

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan menjadi perbandingan sumber referensi dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi mahasiswa program studi pendidikan jasmani berikutnya yang mengambil materi lompat jauh gaya jongkok.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ateng, Abdulkadir (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek PembinaanTenaga Kependidikan.

Id.m.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kuantitatif

Kasbolah, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project) IBRD : Loan-Ind.

Moleong, Lexy, J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Muhtar, Tatang (2009). Atletik. UniversitasPendidikan Indonesia.

Nadisah, (1992). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. DepartemenPendidikandanKebudayaanDirektoratJenderalPendidikanTinggi ProyekPembinaanTenagaKependidikan.

Nerifimylover.blogspot.com/2012/09/analisis-kuantitatif-dan-contoh.html?m=1 Poncopoetro, Soetoto, dkk (2000). Permainan Anak Tradisional dan Aktivitas

Ritmik. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Syarifuddin, Aip (1992). Atletik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Syarifuddin, Aip (1992/1993). Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sukintaka (1992). Teori Bermain. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek PembinaanTenaga Kependidikan.

Supandi (1992). Strategi belajar mengajar pendidikan jasmani dan kesehatan. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek PembinaanTenagaKependidikan.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmaja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TOLAKAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MELOMPATI PARIT PADA SISWA KELAS V SDN CILANGKAP I KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 29 100

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI KELAS V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 37

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN ENGKLEK DI KELAS IV SDN BAGINDA II KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 412

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR ATLETIK LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN LOMPAT PANTUL (PLYOMETRICS) PADA SISWA KELAS IV SDN I KALIWULU KECAMATAN PLERED KABUPATEN CIREBON.

0 1 43

PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN MELOMPATI BAN SEPEDA UNTUK MENINGKATKAN TEKNIK DASAR MENDARAT SISWA KELAS IV SDN 3 WINONG KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN CIREBON.

0 0 37

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI BERBAGAI BENTUK RINTANGAN SISWA KELAS V SDN I GEGESIK KULON KECAMATAN GEGESIK KABUPATEN CIREBON.

0 0 48

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR ATLETIK LOMPAT JAUH GAYA GANTUNG MELALUI PERMAINAN MELOMPATI BAN PADA SISWA KELAS IV SDN MARGALUYU KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 48

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MELEWATI PERTAHANAN MUSUH DI KELAS V SDN ARJASARI KACAMATAN SERANGPANJANG SUBANG.

0 1 43

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN BERPOS PADA SISWA KELAS IV SDN BABAKAN LAPANG KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG.

0 0 48

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN BERPOS PADA SISWA KELAS IV SDN BABAKAN LAPANG KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG.

0 1 48