MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI KELAS V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN

KATA DI KELAS V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Oleh

Ade Kusmawan 1003784

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2014


(2)

Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok

Melalui Permainan Menyusun Kata

di Kelas V SDN Ciboboko Kecamatan

Jatigede Kabupaten Sumedang

Oleh Ade Kusmawan

1003784

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Jasmani

© Ade Kusmawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI

KELAS V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG

ADE KUSMAWAN

NIM. 1003784

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Dr. Tatang Muhtar, M.Si

NIP. 195906031986031005

Pembimbing II,

Dinar Dinangsit, M.Pd

NIP. 198205152010122004

Mengetahui,

Ketua Program Studi S-1 PGSD Penjas

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

Drs. Respaty Mulyanto, M. Pd


(4)

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6

2. Manfaat Praktis ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 8

A. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 8

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 8

2. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 9

3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 10

B. Pembelajaran Atletik ... 11

1. Sejarah Atletik ... 11

2. Pengertian Atletik ... 12

3. Kegunaan Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar ... 13

C. Konsep Lompat Jauh ... 14

1. Pengertian Lompat Jauh ... 14

2. Tehnik Dasar Lompat Jauh ... 15

3. Pembelajaran Lompat Jauh ... 17

D. Lompat Jauh Melalui Permainan Menyusun Kata ... 18

E. Penelitian Yang Relevan ... 18

F. Asumsi ... 18

G. Hipotesis Tindakan... 20

BAB III METODE PENELITIAN... 20

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

1. Lokasi Penelitian ... 21


(6)

B. Subjek Penelitian ... 24

C. Metode dan Desain Penelitian ... 24

1. Metode Penelitian... 24

2. Desain Penelitian ... 25

D. Prosedur Penelitian... 27

1. Tahapan Perencanaan Tindakan ... 27

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan ... 27

3. Tahapan Observasi ... 28

4. Tahapan Evaluasi ... 28

5. Refleksi ... 28

E. Instrumen atau Alat Pengumpul Data ... 28

1. Alat untuk Mengukur Perencanaan Pembelajaran ... 29

2. Alat untuk Mengukur Pelaksanaan Pembelajaran... 29

3. Alat untuk Mengukur Aktivitas Siswa ... 29

4. Alat untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa... 30

5. Wawancara ... 30

6. Catatan lapangan ... 30

7. Dokumentasi ... 30

8. Observasi ... 31

F. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data ... 31

1. Tehnik Pengolahan data ... 31

2. Analisis Data ... 34

G. Validasi Data ... 35

1. Triangulasi... 35

2. Member Chek ... 36

3. Audit Trial ... 36

4. Expert Opinion ... 37

H. Definisi Operasional ... 38

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Paparan Data Awal ... 39

1. Paparan Perencanaan Pembelajaran... 39

2. Paparan Pelaksanaan Pembelajaran ... 41

3. Paparan Data Awal Observasi Aktivitas Siswa ... 42

B. Paparan Data Tindakan ... 46

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 46

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I... 46

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 49

c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 52

d. Paparan Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I ... 54

e. Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 57

1) Analisis Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 57

2) Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 58

f. Analisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus I ... 58


(7)

2) Refleksi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 59

g. Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus I ... 59

1) Analisis Aktivitas Siswa Siklus I ... 60

2) Refleksi Aktivitas Siswa Siklus I ... 60

h. Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 60

1) Analisi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 61

2) Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 61

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 61

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 62

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 65

c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 69

d. Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 71

e. Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 73

1) Análisis Perencanaan Pembelajaran Sklus II ... 74

2) Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 75

f. Análisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus II ... 75

1) Análisis Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 76

2) Refleksi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 76

g. Análisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus II ... 77

1) Análisis Aktivitas Siswa Sklus II ... 77

2) Refleksi Aktivitas Siswa Siklus II ... 77

h. Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 78

1) Análisis Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 78

2) Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 78

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 79

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 79

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III... 82

c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 85

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 87

e. Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 89

f. Análisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus III ... 90

g. Análisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Sikklus III ... 91

h. Análisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 92

C.Pembahasan ... 93

1. Pembahasan Tahap Perencanaan Pembelajaran ... 94

2. Pembahasan Tahap Pelaksanaan Pembelajaran ... 94

3. Pembahasan Aktivitas Siswa ... 95

4. Hasil Belajar Siswa ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 100


(8)

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 103 RIWAYAT HIDUP ... 149


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Jasmani merupakan suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan. Bagian integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang betujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler, intelektual dan sosial. Sehubungan dengan hal itu pendidikan jasmani harus mempunyai tujuan yang sejalan dengan tujuan pendidikan memberikan konstribusi yang sangat berharga bagi kelangsungan hidup manusia. Makna yang tekandung dalam pendidikan jasmani tidak sekedar pendidikan yang bersifat aktivitas saja, tetapi ada kaitan dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh. Sejalan dengan pendapat Mahedra

(2003, hlm. 21) tentang Pendidikan Jasmani yaitu sebagai berikut: “Pendidikan

jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau

olahraga yang tepilih untuk mencapai tujuan pendidikan”.

Dalam proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani, hal yang diutamakan adalah siswa dituntut harus banyak bergerak aktif. Pada dasarnya Pendidikan Jasmani adalah upaya untuk membina kemampuan fisik dan mental. Tujuan utama Pendidikan Jasmani menghasilkan manusia yang sehat, aktif, cerdas, disiplin, serta menjunjung nilai sportivitas dan kemandirian yang tinggi.

McLuahan (Sudin: 2009, hlm. 156) menyatakan bahwa: Media adalah chanel (saluran) karena pada hakikatnya media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu.

Briggs (Sadiman, hlm. 200) berpendapat bahwa: media adalah segala bentuk fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.

Sedangkan menurut Blake dkk. (Sudin: 2009). “media adalah medium yang


(10)

merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengan

komunikan”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala bentuk sesuatu yang berfungsi sebagai perantara dalam penyampaian pesan atau makna dalam kegiatan belajar mengajar.

Guru Pendidikan Jasmani mempunyai peranan yang sangat penting untuk membantu tercapainya kesegaran jasmani siswa. Guru Pendidikan Jasmani harus mampu membawa siswa kearah situasi yang menyenangkan serta tidak membosankan dalam suatu pembelajaran. Maka dari itu, Pendidikan Jasmani sangat berperan penting bagi siswa untuk meningkatkan motivasi peserta didik. Maka bermain adalah cara yang efektif agar siswa bisa melakukan aktivitas fisik walaupun bermain tidak selalu fisikal. Poin yang terpenting adalah bentuk-bentuk pembelajaran itu sendiri, apakah menarik atau tidak. Pembelajaran yang menarik akan meningkatkan motivasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Jasmani. Hal tersebut tentunya didukung oleh kecakapan guru dalam memberikan materi pembelajaran serta fasilitas yang kurang untuk mencapai tujuan

pendidikan.

Setelah melakukan observasi hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya jongkok, hasil belajar dinilai kurang maksimal karena materi yang diajarkan kurang menarik, membosankan, dan menyulitkan bagi siswa. Hal ini disebabkan cara mengajarkan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok berdasarkan teknik yang sebenarnya, tanpa menggunakan modifikasi permainan maupun alat bantu pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. Dimana modifikasi permainan tersebut dikemas dalam sebuah permainan menyusun kata yang menggunakan media kardus sebagai rintangan yang harus dilewati siswa kemudian mengambil kertas yang berisi kata-kata yang telah disediakan dalam sebuah kardus khusus, supaya menarik perhatian siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Teknik yang sebenarnya ini meliputi awalan, tolakan, melayang di udara, dan mendarat. Hal tersebut membuat siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dan banyak siswa yang malas


(11)

3

mengikuti pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dikarenakan bosan.

Berdasarkan data hasil tes awal dapat diperoleh data, yaitu dari 21 siswa yang ada di kelas, hanya 5 orang siswa atau 23,8% yang telah memenuhi KKM dan 16 siswa atau 76,2% yang belum memenuhi KKM dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

Selain observasi, saya melakukan wawancara dengan siswa dan dapat disimpulkan bahwa permasalahan tersebut muncul dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok adalah sebagai berikut.

1. Guru kurang mengembangkan keterampilan gerak dasar lompat jauh ataupun

media dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani dan kesehatan dalam upaya meningkatkan keterampilan gerak dasar dalam lompat jauh gaya jongkok.

2. Guru kurang mengadakan upaya pembelajaran yang aktif, kreatif, dan

menyenangkan dalam pembelajaran.

3. Dalam pembelajaran Penjas Orkes dengan materi gerak dasar lompat jauh

gaya jongkok, siswa terlihat kurang aktif dalam pembelajarannya dikarenakan siswa kurang percaya diri melakukan lompat jauh gaya jongkok.

4. Siswa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar lompat jauh

gaya jongkok.

5. Kualitas siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok

kurang maksimal dikarenakan saat guru menjelaskan materi pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok siswa tidak memperhatikannya.

Akibat dari kinerja guru dan aktifitas siswa yang demikian, maka proses pembelajaran pun kurang berjalan dengan baik. Dalam sebuah proses pembelajaran Pendidikan Jasmani aktifitas siswa sangatlah dominan atau diutamakan.

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan mencoba menerapkan permainan menyusun kata dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada olahraga atletik. Cara permainannya menggunakan permainan

menyusun kata.“Penyusunan alat-alat sederhana itu dapat membangkitkan gairah


(12)

lompat” Saputra (2001, hlm. 65). Dengan melalui permainan menyusun kata ini diharapkan akan membantu siswa mampu dalam gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

Terkait dengan hal di atas, maka dalam skripsi ini peneliti akan mengangkat judul sebagai berikut.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH

GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI KELAS

V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG”.

B . Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini peneliti perlu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti. Hal tersebut sangat penting karenadalam hal ini masalah tersebut muncul dikarenakan banyak faktor, baik yang berasal dari guru ataupun siswa.

Faktor yang berasal dari guru yaitu, yaitu sebagai berikut.

1. Pada saat memberikan contoh guru kurang menekankan gerakan pada aspek

pada lompat jauh gaya jongkok.

2. Pada saat menjelaskan materi guru kurang memperhatikan aktivitas siswa

sehingga banyak siswa yang kurang memahami materi tersebut.

3. Setelah menjelaskan materi guru langsung memberikan tugas praktik kepada

siswa dan pada pelaksanaannya guru kurang dapat membimbing siswa.

Sementara itu faktor yang berasal dari siswa dapat dilihat dari aktivitas siswa pada saat pembelajaran lompat jauh gaya jongkok berlangsung, yakni sebagai berikut.

1. Banyak siswa yang tidak memperhatikan guru.

2. Banyak siswa yang tidak berani melakukan lompat jauh ketika disuruh guru.

3. Banyak siswa yang mengabaikan teknik melompat yang telah dijelaskan guru.

4. Banyak siswa yang melompat-lompat di tempat yang tidak diperkenankan.

Dalam upaya untuk mengatasi masalah tersebut, maka hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan gerak dasar pada lompat jauh gaya jongkok adalah dengan menggunakan permainan menyusun kata untuk membantu memberikan pemahaman dan kemudahan dalam melakukan tolakan pada lompat


(13)

5

jauh gaya jongkok tersebut. Selain itu, dengan menerapkan permainan menyusun kata maka diharapkan akan meningkatkan partisipasi dan motivasi anak. Sehingga anak akan senang dan antusias mengikuti pembelajaran jika pembelajaran dilakukan dengan permainan. Dari kondisi di atas, peneliti berkeinginan untuk mengatasi masalah yang dihadapi, yaitu dengan menerapkan permainan menyusun kata.

C . RumusanMasalah

Dari penjelasan latar belakang penelitian di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok

melalui permainan menyusun katadi kelas V SDN Ciboboko?

b. Bagaimana pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar lompat

jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata yang dilakukan oleh guru di kelas V SDN Ciboboko?

c. Bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran gerak dasarlompat jauh gaya

jongkok melalui permainan menyusun katadi kelas V SDN Ciboboko?

d. Bagaimana hasil belajar yang dicapai dalam pembelajaran gerak dasar lompat

jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN Ciboboko?

D. TujuanPenelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar lompat

jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN Ciboboko.

2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar

lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN Ciboboko.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lompat

jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN Ciboboko.


(14)

4. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar yang dicapai dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauhgaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN Ciboboko.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka dari itu penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat

media pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran

untuk peningkatan kemampuan lompat jauh.

c. Memperbaiki mutu pembelajaran di sekolah dalam jangka pendek.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru penjas dalam

menyusun rencana pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh.

b. Memberikan sumbangan bagi guru Pendidikan Jasmani, khususnya dan

berlatih umumnya tentang pembelajaran lompat jauh.

c. Untuk membentuk landasan yang kuat bagi anak usia dini dalam rangka

mencapai prestasi atletik yang optimal.

d. Sebagai sumbangan penelitian bagi peningkatan kualitas yang pada

gilirannya meningkatkan prestasi belajar dan lulusan itu sendiri.

e. Meningkatkan profesionalitas, rasa percaya diri sehingga memungkinkan

guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan inovasi kurikulum.


(15)

7

F. Struktur Organisasi

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Skripsi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI

KELAS V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG BAB I PENDAHULUAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB II KAJIAN TEORITIS BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB III METODE PENELITIAN Latar Belakang Penelitian Struktur Organisasi Identifikasi Masalah Penelitian Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian A. Hakikat Penjas 1. Pengertian

Penjas 2. Tujuan Penjas 3. Ruang Lingkup

Penjas B. Pembelajaran

Atletik 1. Sejarah Atletik 2. Pengertian

Atletik 3.Kegunaan Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar C. Konsep Lompat Jauh 1. Pengertian

Lompat Jauh 2. Teknik Dasar

Lompat Jauh 3. Pembelajaran

Lompat Jauh D. Lompat Jauh

Melalui Permainan Menyusun Kata E. Pengertian Yang Relevan F. Hipotesis Tindakan Lokasi dan Waktu Penelitian Subyek Penelitian Metode dan Desain Penelitian Prosedur Penelitian Instrumen Penelitian Teknik Pengolahan dan Analisis Data Validasi Data Paparan Data Tindakan Paparan Data Awal Kesimpulan Saran


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Adapun pemilihan lokasi penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut.

1) Pada sekolah bersangkutan terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh

guru di sekolah tersebut dalam pelaksanaan program sekolah, khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani. Hal tersebut melatarbelakangi minat peneliti dan guru dalam mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

2) Untuk memperbaiki proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran

Pendidikan Jasmani karena pada saat pembelajaran masih banyak ditemui permasalahan yang dihadapi guru Pendidikan Jasmani.

3) Untuk memperbaiki hasil pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran gerak

dasar lompat jauh gaya jongkok.

Berikut dibawah ini denah lokasi SDN Ciboboko.

U

Gambar 3.1

Denah Lokasi SDN Ciboboko

Kelas VI

Parkiran motor Kelas V

Kelas IV

Kelas III Kelas I/II

Ruang ambruk

Ruang Guru Perpustakaan

Lapangan bola volly Wc


(17)

22

a) Keadaan siswa

Keadaan siswa pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ciboboko Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 11 laki-laki dan 10 orang perempuan.

Tabel 3.1

Daftar Siswa SDN Ciboboko

No Kelas Banyak Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 I 7 10 16

2 II 5 7 12

3 III 11 15 25

4 IV 10 6 16

5 V 11 10 21

6 VI 7 8 15

Jumlah 45 58 103

2. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini adalah sekitar 5 bulan, mulai dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Juni 2014.


(18)

Tabel 3.2 Waktu penelitian

No

Kegiatan

Januari Februari Maret April Mei Juni

Minggu Ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Perencanaan Penentuan sampel Observasi ke lapangan Pengumpulan data awal

Identifikasi Masalah Analisis Masalah Penentuan Tindakan Seminar proposal II Pelaksanaan

Penentuan rencana kegiatan di lapangan Pelaksanaan tindakan siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus III

Pengumpulan analisis data hasil

Pengolahan Data III Pelaporan

Membuat kesimpulan Menyusun skripsi Pengesahan skripsi Siding skripsi


(19)

24

B.Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 21 orang, terdiri dari 10 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Adapun alasan pemilihan siswa kelas V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut.

1) Tingkat kemampuan siswa kelas V SDN Ciboboko dalam pembelajaran lompat

jauh, khususnya gerak dasar lompat jauh gaya jongkok masih kurang. Sehingga, nilai tes hasil belajar yang dilaksanakan tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan, yaitu dengan nilai > 70.

2) Keadaan siswa yang sangat aktif, tetapi tidak disertai dengan pengawasan dan

pengarahan dalam pelaksanaan pembelajarannya mengakibatkan siswa kurang mengerti dan memahami makna dari gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dalam pada pembelajaran lompat jauh.

C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penetian tindakan kelas (classroom

action research). Karena penelitian ini mampu menawarkan pendekatan dan

prosedur yang mempunyai dampak langsung bagi perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki praktik (proses dan hasil) pembelajaran kelas. Penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk penelitian yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung yang bersifat reflektif-kolaboratif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat dengan subjek yang diteliti adalah siswa.

Metode penelitian tindakan kelas ini menggunakan pengolahan data kualitatif, seperti yang diungkapkan oleh Bogdan dan Taylor (Moleong, 2002,

hlm. 3) yaitu “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis, lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Dasar

pertimbangan peneliti menggunakan metode tersebut adalah berdasarkan yang


(20)

-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan adanya penerapan

metode kualitatif”. Dengan demikian, proses dan hasil penelitian yang dilakukan digambarkan dengan jelas dan rinci melalui penggunaan kata-kata.

Definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan pelaku dalam memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran dan diharapkan kemampuan profesional guru menjadi meningkat. Penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru dalam meningkatkan pelayanan pendidikan

kepada siswa.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Model Spiral Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1999, hlm. 70), yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan. Semakin lama, diharapkan semakin meningkat perubahan dalam pencapaian hasil kegiatan belajar mengajar. Dalam pelaksanaannya, kegiatan belajar mengajar merupakan proses pengkajian berdaur melalui empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil refleksi pada siklus berikutnya merupakan bahan pertimbangan untuk perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Berikut merupakan desain PTK menurut Kemmis dan Taggart :


(21)

26

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmaja, 2005, hlm. 66)

Pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini direncanakan melalui beberapa siklus yang ditempuh sebagai berikut.

1. Siklus I, memperbaiki permasalahan yang ditemukan dengan menerapkan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan permainan menyusun kata menggunakan media kardus, yaitu satu kardus.

2. Siklus II, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan pada proses perbaikan pembelajaran Siklus I yang telah dilaksanakan, sehingga permasalahan yang ditemukan diperbaiki pada Siklus II yaitu dengan cara memperbanyak kardus yang akan di lompati, yaitu sebanyak dua kardus. 3. Siklus III, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan pada proses


(22)

permasalahan yang ditemukan diperbaiki pada siklus III yaitu dengan cara memperbanyak kardus yang akan di lompati, yaitu sebanyak tiga kardus

Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi pelaksanaan tindakan, refleksi dan perencanaan untuk tindakan selanjutnya.

D.Prosedur Penelitian

1. Tahap perencanaan tindakan

Berdasarkan hasil observasi awal, maka peneliti merencanakan perbaikan melalu sebuah RPP terhadap kondisi awal yang dianggap kurang baik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran olahraga atletik gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Peneliti menyiapkan media yang akan digunakan yaitu kardus.

Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa dalam materi yang telah dipelajari yaitu tentang gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan terdiri dari tiga siklus (tindakan).

a. Kegiatan awal (10 menit)

1) Siswa dibariskan menjadi empat bershaf

2) berdo‟a

3) Mengecek kehadiran siswa

4) Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap 5) Melakukan gerakan pemanasan

b. Kegiatan Inti (50 menit)

1)Penjelasan cara melakukan latihan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang

dilakukan perorangan dan berkelompok dengan baik.

2)Melakukan latihan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan

perorangan dan berkelompok dengan koordinasi yang baik.

3)Penjelasan cara melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui

permainan menyusun kata yang dilakukan perorangan dan berkelompok dengan baik.


(23)

28

4)Melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan

menyusun kata yang dilakukan perorangan dan berkelompok dengan baik.

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

1) Siswa di kumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang

telah dilakukan/ diajarkan

2) Memperbaiki tentang kesalahan-kesalahan gerakan yang di lakukan.

3. Tahapan Observasi

Karl Popper dalam Wiriaatmadja (2005, hlm. 104) mengungkapkan bahwa

„observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori‟. Dengan

observasi, peneliti melakukan kegiatan mengamati seluruh aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Adapun fokus pertama yang diamati adalah aspek-aspek psikologis dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Kedua, kinerja guru yang meliputi IPKG I dan IPKG II. Pengamatan yang dilakukan berpedoman pada lembar observasi untuk kinerja guru dan lembar observasi untuk aktivitas siswa.

4. Tahapan Evaluasi

Evaluasi pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata ini dilakukan dengan menggunakan prosedur tes yaitu tes akhir. Jenis tes yang diberikan adalah kinerja, bentuk tesnya adalah perbuatan, sedangkan alat tesnya berupa instrumen di format lampiran.

5. Refleksi

Kasbolah (1998/1999, hlm. 74-75) mengemukakan bahwa: “refleksi

merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan

(intervensi) yang dilakukan”. Dengan kegiatan refleksi ini, para pelaku (peneliti,

praktisi, dan kepala sekolah) yang terlibat dalam penelitian tindakan mampu meningkatkan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

E.Instrumen atau Alat Pengumpul Data

Untuk memperoleh informasi yang objektif dalam pengumpulan data diperlukan adanya instrumen atau alat pengumpul data yang tepat. Dengan


(24)

demikian, permasalahan yang sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan dengan baik.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi dilakukan dalam upaya untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran untuk memperoleh informasi proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui metode pembelajaran permainan. Lembar obsevasi digunakan untuk mencatat kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok di SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang.

Observasi dalam penelitian tindakan berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait dengan orientasi ketindak berikutnya sebagai dasar bagi refleksi yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Maka dari itu, peneliti menyusun lembar observasi.

2. Alat untuk mengukur perencanaan pembelajaran

Alat yang digunakan untuk mengukur perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata yaitu berupa Lembar Instrumen Kinerja Guru 1 (IPKG 1) yang mencakup hal-hal sebagai berikut. (terlampir)

a. Perumusan tujuan pembelajaran.

b. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, sumber belajar dan

metode pembelajaran.

c. Merencanakan skenario pembelajaran.

d. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian.

e. Tampilan dokumen rencana pembelajaran.

3. Alat untuk mengukur pelaksanaan pembelajaran

Alat untuk mengukur kemampuan pada saat pelakasanaan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata, yaitu berupa Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru 2 (IPKG 2) yang mencakup hal-hal sebagai berikut. (terlampir)


(25)

30

a. Pra pembelajaran.

b. Membuka pembelajaran.

c. Mengolah inti pembelajaran.

d. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran pendidikan

jasmani

e. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar

4. Alat untuk mengukur aktifitas siswa

Pada pembelajaran gerak dasar jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata, alat yang digunakan untuk mengukur aktivitas siswa mencakup nilai yang diperoleh dari:

a. Semangat

b. Disiplin

c. Kerjasama

5. Alat untuk mengukur hasil belajar siswa

Alat ukur yang digunakan pada pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata, adalah nilai yang diperoleh dari keterampilan dasar siswa dalam melakukan:

a. Sikap awal

b. Sikap pelaksanaan

c. Sikap akhir

6. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa tertentu, hal itu dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan keterampilan gerak dasar pada siswa kelas V SDN Ciboboko dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada peningkatan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang telah diberikan terhadap siswa.

7. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat perantara yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap


(26)

selesai mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005, hlm. 209) bahwa : "catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka

pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

8. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data penelitian yang dihasilkan dari kegiatan selama pembelajaran dalam pembelajaran di kelas V SDN Ciboboko dalam meningkatkan kemampuan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata. Dokumentasi berupa gambar-gambar foto.

F.Tehnik Pengolahan dan Analisi Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes hasil pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Ciboboko. Data pada penelitian ini terdiri dari data proses dan data hasil belajar.

a. Data Proses

Data proses merupakan data yang mengenai tentang hasil-hasil observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Data proses meliputi kinerja guru dan semua aktivitas siswa.

b. Data Hasil

Teknik pengolahan data tes hasil belajar yang digunkan peneliti yaitu berupa penilaian keterampilan proses yang terdiri dari empat aspek, yaitu :

1) Awalan

Deskriptor penilaian awalan adalah sebagai berikut:

a) Berlari dengan ujung kaki, masing-masing kaki diluruskan dan paha kaki yang

memimpin diangkat horizontal.

b) Lengan ditekuk 90o dan diayun ke arah lari, tangan dan otot muka dilemaskan.

c) Tubuh condong lurus ke depan.


(27)

32

Tabel 3.3 Cara Menilai Awalan

NILAI PENJELASAN KETERANGAN

4 Apabila semua deskriptor muncul Nilai 4 = A

3 Apabila tiga deskriptor muncul Nilai 3 = B

2 Apabila dua deskriptor muncul Nilai 2 = C

1 Apabila satu deskriptor muncul Nilai 1 = D

2). Tolakan

Deskriptor penilaian tolakan adalah sebagai berikut:

a) Kaki tumpu atau kaki yang akan digunakan untuk menolak lurus, sedangkan

kaki ayun (kaki belakang) agak dibengkokkan.

b) Kedua tangan atau lengan ke belakang.

c) Badan agak dikedangkan ke belakang, berat badan berada pada kaki belakang.

d) Kepala agak ditengadahkan (dagu agak diangkat), pandangan ke depan.

Tabel 3.4 Cara Menilai Tolakan

NILAI PENJELASAN KETERANGAN

4 Apabila semua deskriptor muncul Nilai 4 = A

3 Apabila tiga deskriptor muncul Nilai 3 = B

2 Apabila dua deskriptor muncul Nilai 2 = C

1 Apabila satu deskriptor muncul Nilai 1 = D

3). Sikap badan di udara

Deskriptor penilaian sikap melayang diudara adalah sebagai berikut.

a) Kedua lutut di tekuk, kedua kaki dijulurkan ke depan pada waktu akan

mendarat.

b) Kedua tangan ke depan.


(28)

d) Pandangan sedikit ditundukkan ke bawah.

Tabel 3.5

Cara Menilai Sikap Badan di Udara

NILAI PENJELASAN KETERANGAN

4 Apabila semua deskriptor muncul Nilai 4 = A

3 Apabila tiga deskriptor muncul Nilai 3 = B

2 Apabila dua deskriptor muncul Nilai 2 = C

1 Apabila satu deskriptor muncul Nilai 1 = D

4). Mendarat

Deskriptor penilaian sikap mendarat adalah sebagai berikut.

a) Kedua kaki dibawah ke depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas,

kemudian mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan (di tekuk).

b) Kedua tangan ke depan.

c) Badan dibungkukkan ke depan dan berat badan ke depan.

d) Kepala ditundukkan dan pandangan sedikit melihat ke bawah

Tabel 3.6

Cara Menilai Sikap Mendarat

NILAI PENJELASAN KETERANGAN

4 Apabila semua deskriptor muncul Nilai 4 = A

3 Apabila tiga deskriptor muncul Nilai 3 = B

2 Apabila dua deskriptor muncul Nilai 2 = C

1 Apabila satu deskriptor muncul Nilai 1 = D

Skor yang diperoleh

Nilai = X 100% Skor Ideal


(29)

34

Skor Ideal = 16 Nilai KKM = 70

Jika siswa mendapat nilai ≥ 70 dikatakan tuntas.

Jika siswa mendapat nilai ≤ 70 dikatakan tidak tuntas.

A = baik dengan nilai dari 76-100 B = cukup dengan nilai dari 51 -75

C = sedang dengan nilai dari 26 - 50 D = kurang dengan nilai dari 0-25

2. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penelitian juga dapat langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan anak didik, dan anak didik dengan teman yang lainnya.

Analisis data menurut Moleong dkk. (2005, hlm. 280) adalah: “Proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”.

Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap orientasi lapangan. Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan, dan diberi penjelasan supaya data yang telah didapat dicek untuk menentukan kebisaan data tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan kebisaan data menggunakan ketekunan pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi di tringulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal ini selaras dengan

pernyataan (Moleong 2005, hlm. 175) yang menyatakan: “pengecekan data dalam

penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakn beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, tringulasi dan

pengecekan teman sejawat”. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

a) Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,

pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.


(30)

b) Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentasi gerak dan sebagainya.

c) Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah

diorganisasikan dalam bntuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

G. Validasi Data

Penelitian menggunakan empat keterangan data untuk memeriksa memeriksa keabsahan data. Keempat keterangan data tersebut dapat dijadikan dasar informasi, pemeriksaan dan komunikasi agar diperoleh dan dilihat serta ditentukan mengenai kemajuan atau peningkatan dari setiap aspek untuk dideskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian. Validitas diperlukan dalam suatu penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka pengukuran validitas yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data yang digunakan dalam penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Triangulasi

Diskusi merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan sumber data lain dari sumber yang menunjang data, sebagai keperluan pengecekan derajat kepercayaan terhadap validasi data yang diperoleh. Maka peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan yang divalidasi adalah

1) Menentukan materi yang materi yang sesuai dengan program pembelajaran

pendidikan jasmani kelas V SD semster II tahun 2014.

2) Disesuaikan dengan kompetensi.

3) Disesuaikan dengan kompetensi dasar.

b. Waktu pelaksanaan

Hari : Sabtu

Tanggal : 31 Maret 2014

Tempat : SDN Ciboboko

c. Peneliti mengadakan diskusi dengan:

1) Guru Penjas : Utang, S.Pd


(31)

36

2) Kepala Sekolah : Wahyu, S.Pd

NIP : 196508051987031007

2. Member chek

Kegiatan selanjutya adalah melakukan diskusi balikan dengan kepala sekolah, setelah peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mengkonfirmasikan terhadap subyek penelitian maupun sumber lain yang berkompeten. Diskusi dilakukan dengan maksud untuk memperoleh keabsahan data terhadap kebenaran data tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah mengecek:

a. Nomor Induk Siswa

b. Daftar I

3. Audit trial

Tahap awal yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang dimunculkan peneliti yaitu dengan mengungkapkan hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan guru.

Audit Trial yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan

data dengan mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, dan teman sejawat (observer). Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validitas tinggi. Kegiatan tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, tentang:

a. Data awal (hasil observasi) pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok melalui permainan menyusun kata .

b. Data akhir hasil observasi nilai aktivitas siswa, dan nilai akhir belajar siswa

pada setiap siklus pada pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata .

c. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut.

4. Expert opinion

Kegiatan akhir dari validasi data adalah melakukan pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian. Expert

opinion dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada


(32)

temuan kepada dosen pembimbing sehingga data temuan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara peneliti dengan pembimbing, yaitu:

a. Dr.Tatang Muhtar M,Si

Pembimbing I.

b. Dinar Dinangsit, M.Pd

Pembimbing II

Untuk mengadakan pengecekan akhir dalam penemuan penelitian agar diperoleh kesahihan.

Sedangkan waktu pelaksanaannya yaitu pada:

a. Pelaksanaan pengajuan dan pembuatan proposal penelitan.

b. Pelaksanaan bimbingan penyusunan penelitian.

Masalah yang dibahasnya adalah:

a. Jadwal penelitian.

b. Masalah penelitian.

c. Pemecahan masalah.

d. Hasil penelitian

H. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesamaan konsep dalam mengartikan istilah perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut.

Meningkatkan adalah menaikan (derajat, taraf, dsb)

mempertinggi;memperhebat (produksi, dsb). (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989, hlm. 950)

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013)

Gerak adalah peralihan tempat atau kedudukan, baik sekali maupun berkali-kali (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013)


(33)

38

Dasar adalah pokok atau pangkal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013)

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas dan ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melalui tolakan pada suatu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Menurut Tatang Muhtar dan Riana Irawati (2009, hlm. 66)

Permainan adalah sesuatu yg digunakan untuk bermain; barang atau sesuatu yg dipermainkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013).


(34)

Berikut ini peneliti akan memaparkan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang.

A. Kesimpulan

Pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang meliputi perencanaan, pelaksanaan, aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil belajar sebagai berikut.

1. Perencanaan yang dilakukan dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat kardus yaitu meliputi menyusun rencana tindakan untuk memecahkan masalah peningkatan hasil belajar siswa tentang upaya perbaikan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Hasil persentase perencanaan pembelajaran dari data awal yaitu 51,49% , siklus I 59,94%, siklus II 73,75%, dan siklus III 100%. Maka perencanaan sudah dikatakan berhasil karena sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 100%.

2. Pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata mengalami peningkatan berdasarkan analisis selama pembelajaran dan dapat dilihat peningkatan proses pembelajaran dari setiap siklusnya. Dengan kinerja guru yang maksimal mampu meningkatkan siswa dalam melakukan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Pada data awal kinerja guru hanya mencapai 31,17%, pada siklus I 62,08%, pada siklus II 73,75% dan pada siklus III 100%. Pada siklus III sudah mencapai target yang di harapkan yaitu 100%.

3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata mengalami peningkatan berdasarkan analisis selama proses pembelajaran. Hampir seluruh siswa menunjukkan


(35)

100

peningkatan dalam aktivitas pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata. Pada data awal aktivitas siswa mencapai 23,8%, pada siklus I 42,9%, pada siklus II 71,4%, dan pada siklus III 100%. Pada siklus III sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 100%. 4. Hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang dilaksanakan di kelas

V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang menunjukkan peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya, yaitu pada data awal 23,8%, siklus I 38,1%, siklus II 66,67%, dan pada siklus III 90,48%. Dengan demikian pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

B. Saran

Pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan

menyusun kata merupakan pengembangan pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam melakukan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Permainan menyusun kata merupakan salah satu alternatif yang dapat

digunakan dan diterapkan oleh guru Pendidikan Jasmani dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Namun demikian, guru Pendidikan Jasmani harus mampu mengembangkan dan menciptakan permainan yang mampu meningkatkan pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran Pendidikan Jasmani.

b. Guru harus bisa memahami tentang mengenai permainan yang mengacu

terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani, sehingga dalam penerapannya sesuai dengan karakteristik siswa.


(36)

c. Guru harus mampu menciptakan perubahan dalam mengajar, supaya terciptanya pembelajaran yang lebih baik lagi atau inovasi-inovasi yang baru.

2. Bagi Siswa

a. Gerak dasar lompat jauh gaya jongkok sangat perlu diajarkan kepada siswa

dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

b. Siswa perlu di tingkatkan lagi dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok, sehingga dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa dapat melakukannya dengan baik.

c. Sangat penting menggali potensi siswa dalam pembelajaran Pendidikan

Jasmani, untuk meningkatkan bakat siswa.

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah harus dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang

maksimal, karena untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani yang sesuai dengan kurikulum.

b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran Pendidikan Jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

a. Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai referensi dalam

pembelajaran Pendidikan Jasmani.

b. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat untuk perbaikan dalam pembelajaran


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006) .Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan

Dasar: Jakarta.

Kasbolah, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project) IBRD : Loan-Ind.

Moleong Lexy J (2002) Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Moleong Lexy J (2005) Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Muhtar, Tatang (2009). Atletik. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Muhtar, Tatang (2010). Atletik. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Sadiman, A. S., dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Safari, Indra (2009). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung : CV. Bintang WarliArtika.

Saputra, Yudha (2001). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerja Sama Dengan Direktorat Jendral Olahraga

Sudin, Ali. dan Saptani, E. (2009). Media Pembelajaran. Sumedang:Prodi Penjas. Syarifuddin, Aip (1992). Atletik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Toho, Cholik M.Rusli, Lutan. (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Wiriaatmadja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


(1)

temuan kepada dosen pembimbing sehingga data temuan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara peneliti dengan pembimbing, yaitu:

a. Dr.Tatang Muhtar M,Si Pembimbing I.

b. Dinar Dinangsit, M.Pd Pembimbing II

Untuk mengadakan pengecekan akhir dalam penemuan penelitian agar diperoleh kesahihan.

Sedangkan waktu pelaksanaannya yaitu pada:

a. Pelaksanaan pengajuan dan pembuatan proposal penelitan. b. Pelaksanaan bimbingan penyusunan penelitian.

Masalah yang dibahasnya adalah: a. Jadwal penelitian.

b. Masalah penelitian. c. Pemecahan masalah. d. Hasil penelitian

H. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesamaan konsep dalam mengartikan istilah perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut.

Meningkatkan adalah menaikan (derajat, taraf, dsb) mempertinggi;memperhebat (produksi, dsb). (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989, hlm. 950)

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013)

Gerak adalah peralihan tempat atau kedudukan, baik sekali maupun berkali-kali (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013)


(2)

38

Dasar adalah pokok atau pangkal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013)

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas dan ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melalui tolakan pada suatu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Menurut Tatang Muhtar dan Riana Irawati (2009, hlm. 66)

Permainan adalah sesuatu yg digunakan untuk bermain; barang atau sesuatu yg dipermainkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013).


(3)

99

Berikut ini peneliti akan memaparkan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang.

A. Kesimpulan

Pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang meliputi perencanaan, pelaksanaan, aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil belajar sebagai berikut.

1. Perencanaan yang dilakukan dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat kardus yaitu meliputi menyusun rencana tindakan untuk memecahkan masalah peningkatan hasil belajar siswa tentang upaya perbaikan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Hasil persentase perencanaan pembelajaran dari data awal yaitu 51,49% , siklus I 59,94%, siklus II 73,75%, dan siklus III 100%. Maka perencanaan sudah dikatakan berhasil karena sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 100%.

2. Pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata mengalami peningkatan berdasarkan analisis selama pembelajaran dan dapat dilihat peningkatan proses pembelajaran dari setiap siklusnya. Dengan kinerja guru yang maksimal mampu meningkatkan siswa dalam melakukan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Pada data awal kinerja guru hanya mencapai 31,17%, pada siklus I 62,08%, pada siklus II 73,75% dan pada siklus III 100%. Pada siklus III sudah mencapai target yang di harapkan yaitu 100%.

3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata mengalami peningkatan berdasarkan analisis selama proses pembelajaran. Hampir seluruh siswa menunjukkan


(4)

100

peningkatan dalam aktivitas pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata. Pada data awal aktivitas siswa mencapai 23,8%, pada siklus I 42,9%, pada siklus II 71,4%, dan pada siklus III 100%. Pada siklus III sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 100%. 4. Hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang dilaksanakan di kelas

V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang menunjukkan peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya, yaitu pada data awal 23,8%, siklus I 38,1%, siklus II 66,67%, dan pada siklus III 90,48%. Dengan demikian pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

B. Saran

Pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata merupakan pengembangan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam melakukan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Permainan menyusun kata merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru Pendidikan Jasmani dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Namun demikian, guru Pendidikan Jasmani harus mampu mengembangkan dan menciptakan permainan yang mampu meningkatkan pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran Pendidikan Jasmani.

b. Guru harus bisa memahami tentang mengenai permainan yang mengacu terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani, sehingga dalam penerapannya sesuai dengan karakteristik siswa.


(5)

c. Guru harus mampu menciptakan perubahan dalam mengajar, supaya terciptanya pembelajaran yang lebih baik lagi atau inovasi-inovasi yang baru.

2. Bagi Siswa

a. Gerak dasar lompat jauh gaya jongkok sangat perlu diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

b. Siswa perlu di tingkatkan lagi dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok, sehingga dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa dapat melakukannya dengan baik.

c. Sangat penting menggali potensi siswa dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, untuk meningkatkan bakat siswa.

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah harus dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal, karena untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani yang sesuai dengan kurikulum.

b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran Pendidikan Jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

a. Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani.

b. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat untuk perbaikan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani.


(6)

102

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006) .Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar: Jakarta.

Kasbolah, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project) IBRD : Loan-Ind.

Moleong Lexy J (2002) Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Moleong Lexy J (2005) Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Muhtar, Tatang (2009). Atletik. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Muhtar, Tatang (2010). Atletik. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sadiman, A. S., dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Safari, Indra (2009). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung : CV. Bintang WarliArtika.

Saputra, Yudha (2001). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerja Sama Dengan Direktorat Jendral Olahraga

Sudin, Ali. dan Saptani, E. (2009). Media Pembelajaran. Sumedang:Prodi Penjas. Syarifuddin, Aip (1992). Atletik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Toho, Cholik M.Rusli, Lutan. (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Wiriaatmadja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TOLAKAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MELOMPATI PARIT PADA SISWA KELAS V SDN CILANGKAP I KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 29 100

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN ENGKLEK DI KELAS IV SDN BAGINDA II KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 412

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN LOMPAT ANGKA : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Weru Kidul 1 Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.

0 4 61

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TOLAKAN PADA LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN PEREPET JENGKOL DI KELAS IV SDN KADU KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 47

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI BERBAGAI BENTUK RINTANGAN SISWA KELAS V SDN I GEGESIK KULON KECAMATAN GEGESIK KABUPATEN CIREBON.

0 0 48

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MENOLAK PADA LOMPAT JAUH DALAM PEMBELAJARAN ATLETIK MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN SONDAH PADA SISWA KELAS V SDN CINANGGERANG II KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 60

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR ATLETIK LOMPAT JAUH GAYA GANTUNG MELALUI PERMAINAN MELOMPATI BAN PADA SISWA KELAS IV SDN MARGALUYU KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 48

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MELEWATI PERTAHANAN MUSUH DI KELAS V SDN ARJASARI KACAMATAN SERANGPANJANG SUBANG.

0 1 43

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN BERPOS PADA SISWA KELAS IV SDN BABAKAN LAPANG KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG.

0 0 48

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN BERPOS PADA SISWA KELAS IV SDN BABAKAN LAPANG KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG.

0 1 48