KEEFEKTIFAN PENERAPAN ATTENTION THROUGH MUSIC (ATM) UNTUK MENGEMBANGKAN KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS) ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI.

KEEFEKTIFAN PENERAPAN ATTENTION THROUGH
MUSIC (ATM) UNTUK MENGEMBANGKAN KESADARAN
DIRI (SELF-AWARENESS) ANAK DENGAN HAMBATAN
EMOSI
(Eksperimen dengan Desain SSR pada Anak dengan Hambatan Emosi di SLB E
Prayuwana Yogyakarta)

Tesis
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus SPS-UPI

Rina Kusumawati
1103343

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness Children with

Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Kefektifan Penerapan Attention
Through Music (ATM) untuk mengembangkan Kesadaran Diri (Self-Awareness) Anak
dengan Hambatan Emosi” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan
etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 14 Juni 2013

Peneliti

Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness Children with
Emotional Problems

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT
By:
Rina Kusumawati, S.Sos. (1103343)
SPS-PKKH Universitas Pendidikan Indonesia

This thesis entitled "The Effectiveness of Attention Through Music (ATM)
application to Develop Self-Awareness Children with Emotional Problems." This
research is based on the observations done by the researcher that many children who
have emotional problems do not have Self-Awareness. They do not even feel that they
are part of the public system, so they go around doing things that are not in
accordance with the norms of society, such as stealing, fighting, and even murdering.
If they have a great self-awareness, they would not want to do these things. They will
tend to appreciate the people who are in their environment. The purpose of this study
is to increase the awareness of the children with emotional problems through the
implementation of a passive therapeutic music Attention Through Music (ATM), as
well as to raise their enthusiasm and joy in doing many things. The method used in
this research is to a Single Subject Research with ABA design. Subjects are two
children with the emotional problems: FJ and GB 11-year-old with the characteristics

of different emotions: extrovert and introvert seated in class 5 SLB E Prayuwana
Yogyakarta. The study was conducted in three phases: The phase of the Auditory
Stimulation, in order to determine the subjects’ auditori and subjects’favorite music;
the experimental phase is the phase of testing instruments, and the small concert phase
is a concert conducted to test the self-awareness both subjects to appear in front of
public to play angklung musical instrument. The results showed a change from
baseline A1, intervention and baseline A2. FJ scores obtained at baseline A1 phase
showed a mean level of 38.33% and 87.5% of the stability trend. GB scores at
baseline A1 showed a mean level of 40.67% and 75% of the stability trend. After the
intervention, the mean level of FJ got trend stability in 83.13% and 75%, while the
mean level of 93.73; GB obtained 93,73% and 100% stability trend. Then after
baseline phase A2, FJ obtained the mean level of 89.78% and 50% and the trend of
stability; GB obtained the mean level of 85.55% and 58% stability trend. The change
in self-awareness in both subjects is clearly visible in a small concert activity. They
performed to play angklung in front a lot of people perfectly and confidently. The
obvious changes also occur after a series of the research processes had been carried
out. Both subjects look like socializing with the surrounding environment without any
shame sense. They represent school to join a championship. Thus this study has
proven that the therapeutic music Attention Through Music (ATM) is able to increase
the self-awareness of the children with emotional problems. The discussion of the

results of this study can be concluded that therapeutic music Attention Through Music
(ATM) is good to raise the enthusiasm, the mood and the happy feeling of the children
with emotional problems.
Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness Children with
Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Khadirat Allah SWT, karena atas rakhmat dan
karunia-Nya-lah peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Alhamdulillah penulisan
penelitian ini dapat selesai berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada yth:
1.

Bapak Dr. Zaenal Alimin, M.Ed, M.A. Selaku pembimbing tesis yang telah banyak
memberikan bimbingan dan sumbangan pemikiran untuk membantu peneliti dalam
menyelesaikan tesis ini.

2.


Bapak Dr. Djadja Rahardja, M.Ed. Selaku ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan
Khusus yang telah banyak memberikan saran dan motivasi kepada peneliti dalam
menyelesaikan tesis ini.

3.

Seluruh dosen pada program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus yang telah
memberikan saran dan dukungan secara tidak langsung kepada peneliti dalam
menyelesaikan tesis ini.

4.

Prof. Djohan, ahli musik terapeutik. Terima kasih atas semua diskusi dan semua
referensi tentang musik terapeutik. Pengalaman yang sangat berharga dan tidak
terlupakan dalam diri peneliti telah menjadi murid beliau.

5.

Bapak dan mama yang sudah tenang beristirahat di alam kedamaian. Jasa dan kasih

sayang kalian akan selalu ada di dalam hati, menemani semua langkah hidup peneliti.

6.

Daddy Agus Hanafi, bapak angkat sekaligus guru peneliti. Terima kasih atas ketulusan
dan kebaikan selama ini.

Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness Children with
Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7.

Ahmad Subagio, terima kasih atas semua kebaikan dan bantuan selama ini. Terima
kasih karena mau menjadi Guardian Angel peneliti apalagi setelah kepulangan bapak
dan mama ke haribaan Allah. Terima kasih banyak.

8.


Mas Dirman FS, mba Mimin, kak Anwar fauzi, mba Dwi Rahayu, Fauzan, Ferdian dan
Rama. Kalian keluarga besarku, terima kasih atas segalanya.

9.

Setiyarni, Trissa, Irma, Kiky, Heidy dan para sahabat dan handai taulan yang sudah
memberikan dukungan dan pengertian yang tulus sehingga

peneliti dapat

menyelesaikan tesis ini.
10. Bapak Untung, Kepala sekolah SLB E Prayuwana, jl. Ngadisuryan no. 2 Yogyakarta,
yang dengan baik hati mau membantu peneliti dalam melakukan semua proses
penelitian.
11. Guru-guru SLB E Prayuwana, jl Ngadisuryan no. 2 Yogyakarta, yang telah dengan
sukarela menerima dan membantu peneliti dalam melakukan serangkaian proses
penelitian..
12. Anak-anak didik SLB E Prayuwana, jl Ngadisuryan no. 2 Yogyakarta. Mereka
mengajarkan banyak hal tentang memahami kehidupan, terutama untuk terus berjuang
apapun yang terjadi.

13. Kepada seluruh sahabat angkatan 2011 S2 Program Studi Pendidikan Kebutuhan
Khusus PPS UPI Bandung yang telah saling mendukung dan memotivasi daalam upaya
penyelesaian studi.
Akhirnya kepada semua pihak, rekan serta sahabat yang tidak dapat disebutkan
namanya peneliti mengucapkan terimakasih dan penghargaan atas bantuan dan motivasinya.
Bandung, 14 Juni 2013
Peneliti
Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness Children with
Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT
By:
Rina Kusumawati, S.Sos. (1103343)
SPS-PKKH Universitas Pendidikan Indonesia

This thesis entitled "The Effectiveness of Attention Through Music (ATM)
application to Develop Self-Awareness Children with Emotional Problems." This
research is based on the observations done by the researcher that many children who

have emotional problems do not have Self-Awareness. They do not even feel that they
are part of the public system, so they go around doing things that are not in
accordance with the norms of society, such as stealing, fighting, and even murdering.
If they have a great self-awareness, they would not want to do these things. They will
tend to appreciate the people who are in their environment. The purpose of this study
is to increase the awareness of the children with emotional problems through the
implementation of a passive therapeutic music Attention Through Music (ATM), as
well as to raise their enthusiasm and joy in doing many things. The method used in
this research is to a Single Subject Research with ABA design. Subjects are two
children with the emotional problems: FJ and GB 11-year-old with the characteristics
of different emotions: extrovert and introvert seated in class 5 SLB E Prayuwana
Yogyakarta. The study was conducted in three phases: The phase of the Auditory
Stimulation, in order to determine the subjects’ auditori and subjects’favorite music;
the experimental phase is the phase of testing instruments, and the small concert phase
is a concert conducted to test the self-awareness both subjects to appear in front of
public to play angklung musical instrument. The results showed a change from
baseline A1, intervention and baseline A2. FJ scores obtained at baseline A1 phase
showed a mean level of 38.33% and 87.5% of the stability trend. GB scores at
baseline A1 showed a mean level of 40.67% and 75% of the stability trend. After the
intervention, the mean level of FJ got trend stability in 83.13% and 75%, while the

mean level of 93.73; GB obtained 93,73% and 100% stability trend. Then after
baseline phase A2, FJ obtained the mean level of 89.78% and 50% and the trend of
stability; GB obtained the mean level of 85.55% and 58% stability trend. The change
in self-awareness in both subjects is clearly visible in a small concert activity. They
performed to play angklung in front a lot of people perfectly and confidently. The
obvious changes also occur after a series of the research processes had been carried
out. Both subjects look like socializing with the surrounding environment without any
shame sense. They represent school to join a championship. Thus this study has
proven that the therapeutic music Attention Through Music (ATM) is able to increase
the self-awareness of the children with emotional problems. The discussion of the
results of this study can be concluded that therapeutic music Attention Through Music
(ATM) is good to raise the enthusiasm, the mood and the happy feeling of the children
with emotional problems.
i
Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness Children with
Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Oleh: Rina Kusumawati, S.Sos. (1103343)
SPS-PKKH Universitas Pendidikan Indonesia

Tesis ini berjudul “Keefektifan Penerapan Attention Through Music (ATM) untuk
Mengembangkan Kesadaran Diri (Self Awareness) Anak dengan Hambatan Emosi.”
Penelitian ini didasarkan atas pengamatan peneliti bahwa banyak anak yang
mengalami hambatan emosi tidak memiliki kesadaran diri yang kuat. Mereka bahkan
tidak merasa kalau mereka bagian dari satu sistem masyarakat, sehingga mereka
seenaknya saja melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma dalam masyarakat,
misalnya pencurian, tawuran, bukannya tidak mungkin sampai pembunuhan. Bila
mereka mempunyai kesadaran diri besar mereka tidak akan mau melakukan hal-hal
tersebut. Mereka akan cenderung menghargai orang-orang yang berada di lingkungan
mereka. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kesadaran diri anak dengan
hambatan emosi melalui penerapan musik terapeutik pasif Attention Through Music
(ATM), sekaligus untuk menaikan antusias dan rasa gembira mereka dalam
melakukan banyak hal. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
dengan subyek tunggal atau Single Subject Research dengan desain A-B-A. Subyek
penelitian adalah dua anak hambatan emosi, FJ dan GB berusia 11 tahun dengan
karakteristik emosi yang berbeda: ekstrovert dan introvert duduk di kelas 5 SLB E
Prayuwana Yogyakarta. Penelitian dilakukan dalam dua tahap: Tahap Stimulasi
Auditori, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan auditori dan jenis musik
kesukaan subyek; tahap eksperimen yaitu tahap pengujian instrumen; dan tahap
konser kecil yaitu sebuah konser yang dilakukan untuk menguji kesadaran diri kedua
subyek untuk tampil memainkan angklung di depan umum. Hasil penelitian
menunjukkan adanya perubahan mulai dari tahap baseline A1, intervensi dan baseline
A2. Skor yang didapat FJ pada fase baseline A1 menunjukkan mean level 38,33% dan
trend stability 87,5%. Skor GB pada baseline A1 menunjukkan mean level 40,67%
dan trend stability 75%. Setelah diintervensi, FJ mendapatkan mean level 83,13% dan
trend stability 75%, sedangkan GB mendapatkan mean level 93,73% dan trend
stability 100%. Kemudian setelah melalui tahap baseline A2, FJ mendapatkan mean
level 89,78% dan trend stability 50% dan GB mendapatkan mean level 85,55% dan
trend stability 58%. Perubahan pada kesadaran diri kedua subyek terlihat jelas pada
konser kecil, mereka tampil bermain angklung di depan orang banyak tanpa cela dan
penuh percaya diri. Perubahan terlihat jelas pula setelah serangkaian proses penelitian
dilakukan. Kedua subyek terlihat mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar tanpa
adanya rasa malu dan mereka pun mulai mengukir prestasi dengan mewakili sekolah
untuk ikut beberapa kejuaraan. Dengan demikian penelitian ini telah membuktikan
bahwa musik terapeutik Attention Through Music (ATM) mampu meningkatkan
kesadaran diri anak dengan hambatan emosi. Hasil pembahasan penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa musik terapeutik Attention Through Music (ATM) tepat untuk
menaikkan antusias, mood dan rasa gembira anak dengan hambatan emosi.
ii
Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness Children with
Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No

DAFTAR ISI

A.

Pendahuluan

1

B.

Rumusan masalah & Pertanyaan Penelitian

3

C.

Tujuan & Manfaat penelitian

3

D.

Landasan Teori

F.

a. Terapi Musik

4

b. Kecerdasan Emosional

5

c. Anak dengan hambatan Emosi

6

d. Pendekatan & Metode Penelitian

7

Metode Penelitan
a. Pendekatan Penelitian

8

b. Subyek Penelitian

8

c. Teknik Pengumpulan Data

8

d. Rancangan Penelitian

11-16

e. Variabel Penelitian

G

1.

Terapi musik Attention Through Music (ATM)

2.

Kesadaran Diri (Self-Awareness)

16
19

e. Teknis Analisis Data

20

f . Aparatus (Equipment) Penelitian

21

g. Setting Penelitian

21

Daftar Pustaka

23

Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness Children with Emotional
Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Emosi atau yang lebih sering disebut sebagai aspek afektif adalah salah satu
dari aspek-aspek perkembangan yang sangat berpengaruh besar terhadap sikap
dan perilaku manusia. Pada dasarnya, emosi menggambarkan tentang perasaan
seseorang dalam menghadapi berbagai situasi yang terjadi dalam kehidupannya.
Menurut Atkinson dalam Apriany (2010) menyatakan bahwa “emosi terdiri dari 2
(dua) jenis, emosi menyenangkan dan emosi tidak menyenangkan.”
Aspek emosi pada anak didik pada dasarnya kurang mendapat perhatian di
kalangan praktisi pendidikan hingga Goleman (1997) mengangkat topik ‘Emosi’
sebagai

topik

utama

dalam

bukunya

yang

berjudul

Emotional

Inteligent/Kecerdasan Emosional. Menurutnya, kecerdasan emosi adalah suatu
kemampuan merasakan, memahami dan dengan efektif menerapkan daya &
kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi dan pengaruh yang manusiawi.
Kecerdasan emosional menempatkan tiap individu untuk belajar mengakui dan
menghargai perasaan diri sendiri juga perasaan orang lain. Sekaligus menerapkan
energi emosi ke dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.
Menurut Goleman (1997), terdapat 5 (lima) dimensi kecerdasan emosional, yaitu:
1. Self-Awareness (Kesadaran Diri) yaitu kemampuan seseorang untuk
mengenali diri sendiri, emosi dan keberadaannya dalam masyarakat
sekitarnya;

mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri dan yakin akan

kemampuan diri sendiri.
2. Self Regulation yaitu kemampuan mengelola keadaan dalam diri; kemampuan
untuk menahan emosi dan dorongan negatif; menjaga norma kejujuran dan
integritas; bertanggung jawab atas kinerja pribadi dan terbuka pada ide-ide dan
informasi baru.
Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

3. Motivation yaitu kemampuan untuk memberi semangat agar diri bisa menjadi
lebih

baik;

menyesuaikan

diri

dengan

sasaran

kelompok/organisasi;

memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada; memperjuangkan dengan
gigih untuk bisa keluar dari hambatan dan kegagalan.
4. Empathy yaitu kesadaran akan perasaan, kepentingan dan keprihatinan orang
lain.
5. Social Skills yaitu kemahiran dalam mengunggah tanggapan yang diharapkan
oleh orang lain; kemampuan dalam persuasi, mendengarkan secara terbuka
pada pesan baru; kemampuan dalam memberikan pendapat, semangat
kepemimpinan dan kerja sama dalam kelompok.
Diantara kelima dimensi kecerdasan emosional yang disebutkan di atas,
Self-Awareness/Kesadaran Diri adalah dimensi pertama dan paling mendasar di
antara keempat dimensi lainnya. Kesadaran diri bisa juga berarti kemampuan
untuk mengontrol diri dengan semua perasaan, emosi & keinginan sehingga
mampu bersosialisasi dengan individu-individu lain dengan mudah. Komunikasi
pun akan terjalin secara dua arah, karena individu yang mempunyai kemampuan
mengontrol diri akan dapat mengontrol semua perkataan dan perbuatan yang akan
diutarakan dalam dunia pergaulan tersebut.
Tidak semua individu mempunyai kesadaran akan dirinya atau mempunyai
kepercayaan diri yang baik. Ada beberapa hal menjadi penyebab seseorang
mempunyai hambatan dalam kesadaran & kepercayaan akan dirinya, diantaranya
keadaan keluarga yang tidak harmonis, keadaan perekonomian keluarga yang
kurang, ataupun lingkungan. Hal ini sejalan dengan pemaparan kepala sekolah
SLB E tersebut bahwa sebagian besar murid-murid yang terdiagnosa mengalami
hambatan emosi di sekolah itu dikarenakan faktor lingkungan dan perekonomian
yang kurang. Banyak dari mereka berasal dari keluarga pedagang di pasar,
pemulung, bahkan pengemis. Sebagian besar dari murid-murid tersebut harus
membantu menafkahi keluarga dengan bekerja sepulang sekolah. Hal tersebut
membuat mereka harus mengalami keletihan yang bisa menimbulkan depresi.
Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Depresi yang berat tersebut sering menimbulkan masalah-masalah yang
berhubungan dengan kekacauan; Rasa kepercayaan diri mereka menjadi hilang
dan kurang bisa mengontrol diri. Selalu ada kecurigaan yang sangat besar pada
lingkungan, membuat mereka menjadi pribadi yang introvert dan defensif,
menjauh dari kehidupan sosial, dan bukannya tidak akan mungkin akan
melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada, contohnya
adalah mencuri, tawuran, membunuh, sebagai pelampiasan dari rasa depresi
mereka sangat besar. Seperti yang terjadi baru-baru ini: ada tawuran yang
menyebabkan adanya pembunuhan, dimana kedua pembunuh tidak menunjukkan
perasaan bersalah sama sekali, bahkan cenderung bangga karena mendapat
perhatian lebih dari banyak pihak, seperti yang dipaparkan pada Okezone.com,
Kamis, 27 September 2012. Hal senada juga dipaparkan pada Kompas, Jum’at, 28
September 2012 tentang sebuah tawuran besar antar dua fakultas di sebuah
universitas negeri di Makassar yang mengakibatkan dua mahasiswa, Rz dan Hr,
meninggal. WHO dalam Kompas.com (2012) mengungkapkan bahwa “Hampir
450 juta orang di seluruh dunia menderita depresi baik itu berat maupun ringan,
dan sepertiganya tinggal di negara berkembang.”
Penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada awal Januari 2013
di SLB E Prayuwana, ditemukan fakta bahwa lima dari delapan anak dengan
gangguan emosi, kelas lima dan enam di SLB-E Prayuwana ternyata
menggunakan waktu selepas sekolah dengan bekerja, yaitu Rd (13 tahun) bekerja
sebagai tukang parkir sekaligus bodyguard di sebuah klub malam di dekat
Marioboro; Fj (subyek dari penelitian) bekerja di sebuah usaha penyewaan ‘becak
Dugem’ di wilayah alun-alun selatan keraton Yogyakarta, Lk (11 tahun) bekerja
sebagai pengamen; St (12 tahun) bekerja di warnet (warung internet); dan Hk (11
tahun) bekerja sebagai pencuci gerbong kereta. Rasa lelah anak-anak tersebut
dalam mencari uang membuat mereka tidak punya waktu untuk bisa mengontrol
emosi. Mereka merasa hidup mereka sudah penuh tekanan, jadi bila ada pihakpihak yang terlihat mencoba mengatur, berucap atau memberi instruksi yang

Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

bernada seakan-akan menyuruh atau memaksa, emosi mereka akan naik dan
bukannya tidak mungkin akan tidak bisa dikontrol.
Untuk mengatasi hambatan emosional tersebut, ada sebuah pendekatan yang
bisa diterapkan, yaitu dengan menggunakan teknik musik terapeutik pasif. Teknik
Musik Terapeutik ini sudah banyak diterapkan oleh para ahli terapi musik dunia
dalam mengatasi hambatan emosi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mucci
dan Mucci dalam Apriany (2010) tentang pemberian musik terapeutik
menggunakan harpa, flute dan musik instrumentalia yang lembut memberikan
efek tenang sehingga dapat menurunkan stress dan kecemasan klien. Penelitian
Agyu dan Okoye dalam Apriyani (2010) juga memberikan hasil bahwa:
Pemberian musik terapeutik pasif dapat membuat seorang pasien anak usia
sekolah yang mengalami depresi berat, rasa cemas dan ketidakpercayaan diri
dalam menghadapi kanker di sebuah rumah sakit di Bandung, lebih terfokus
pada musik yang didengarnya dan tidak terlalu fokus pada prosedur invasif
yang sedang dijalaninya, sehingga pasien merasa lebih tenang dan rileks.
Sebuah penelitian juga dilakukan oleh Richman (2007) bahwa musik terapeutik
pasif membawa dampak positif bagi beberapa penderita kanker di Glendale
Adventist medical Center California. Setelah melakukan serangkaian proses
pelaksaan teknik musik terapeutik pasif, rasa sakit yang diderita oleh para
penderita kanker tersebut jauh berkurang.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Kusumawati (2013) pada
beberapa anak usia dini di Kinderland Pre-school Jakarta. Pemberian musik
terapeutik pasif pada mereka saat melakukan beberapa aktivitas di sekolah,
terbukti efektif dalam meningkatkan kecerdasan emosional anak usia dini
tersebut. Teknik ini diberi nama Attention Through Music (ATM). yaitu musik
terapeutik yang diberikan bersamaan dengan aktivitas anak; diberikan hanya
sebagai musik latar.

ATM ini yang akan diterapkan pada anak didik yang

mengalamai hambatan emosi dengan tujuan agar kelak kemampuan emosi anak
dengan hambatan emosi bisa terstimulasi dengan baik dan mengalami
Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

perkembangan dalam Kesadaran Diri (Self-Awareness). Diharapkan setelah
mendapatkan intervensi musik terapeutik Attention Through Music (ATM),
mereka akan lebih bisa mengontrol diri, menata emosi, dan bisa meminimalisir
perbuatan-perbuatan yang akan merugikan pihak lain.
B. Rumusan Masalah & Pertanyaan Penelitian
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah; “ Bagaimana Efektifitas Penerapan Musik Terapeutik Pasif
Attention Through Music (ATM) untuk Mengembangkan Kesadaran Diri
(Self-Awareness) pada Anak dengan Hambatan Emosi.”
2. Pertanyaan Penelitian
Rumusan masalah di atas, diuraikan menjadi pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Bagaimana kondisi Kesadaran Diri (Self-Awareness) subyek sebelum
pengaplikasian Attention Through Music (ATM)?
2. Bagaimana kondisi Kesadaran Diri (Self-Awareness) subyek sesudah
pengaplikasian Attention Through Music (ATM)?
3. Apakah

musik terapeutik Attention

Through Music (ATM) berpengaruh

terhadap Kesadaran Diri (Self-Awareness) anak dengan hambatan emosi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kefektifan musik terapetik Attention
Through Music (ATM) untuk meningkatkan Kesadaran Diri (Self-Awareness)
pada Anak dengan hambatan emosi.

Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan keilmuan, khususnya pendidikan luar biasa, yaitu:
Sebagai salah satu alternatif untuk para pendidik dan orang tua untuk
mengatasi hambatan emosi pada anak dengan hambatan emosi. Agar dapat
diciptakan rasa bahagia dalam diri mereka untuk mempelajari hal-hal baru.
Bahwa ada sebuah terapi yang mudah, murah dan aman untuk diterapkan
pada anak mereka. Bila diterapkan secara benar, metode musik ini
menimbulkan efek samping yang positif bagi pengguna musik itu sendiri.
Selain itu penelitian ini akan digunakan bahan acuan bagi penulis untuk
melanjutkan studi ke jenjang pendidikan lebih tinggi, dengan model
pendekatan terapi yang sama, yaitu Attention Through Music (ATM), tapi
dengan topik yang lebih dalam & komprehensif.
D. Anggapan Dasar
Arikunto dalam Meimulyani (2009) mengemukakan bahwa “Anggapan
dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan
berfungsi sebagai hal-hal yang dapat dipakai untuk berpijak dalam melaksanakan
penelitian”.
Adapun yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: ‘When
That Music Starts To Play, Bad Moods Go and Good Moods Stay. No matter what
kind of music you listen to, it makes your mood better’ (Stratton, dalam DeNoon
(2003)

Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB III
METODE PENELITIAN
Pemilihan metode penelitian haruslah dilakukan secara cermat, efektif &
efisien, karena didalamnya berisi rancangan-rancangan yang sangat membantu
peneliti untuk mencapai sasaran tujuan penelitian secara tepat. Metode yang kan
dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan pendekatan
kuantitatif

berdesain Single Subject Research (SSR) melalui acuan baseline

pengulangan A–B–A. Desain Single Subject Research (SSR) memfokuskan
kepada data tiap subyek untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari suatu
perlakuan.
Sukmadinata dalam Meimulyani (2009) menyatakan bahwa:
Pendekatan dasar dalam eksperimen subyek tunggal adalah meneliti
individu dalam kondisi tanpa perlakuan, dan kemudian dengan perlakuan dan
akibatnya terhadap variabel akibat diukur dalam kedua kondisi tersebut. Agar
memiliki validitas internal yang tinggi maka desain tersebut harus
memperhatikan pengukuran yang ajeg, berulang-ulang, adanya deskripsi
kondisi, garis dasar, kondisi perlakuan, rentang dan stabilitas yang relatif sama
serta variabel yang diubah hanya satu.

A. Desain Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah 2 anak yang mengalami gangguan emosi, yaitu dua
anak bernama FJ (11 tahun) dan GB (11 tahun), siswa-siswa SLB E
Prayuwana, Yogyakarta.
a. GB (11 tahun)
Sosok yang sangat cerdas, bagus prestasi akademiknya, tapi mempunyai emosi
yang sangat datar dan pasif. Saat GB sedang sedih, sakit, atau gembira tidak
akan tampak dalam ekspresi wajahnya. Begitu juga saat marah, GB cenderung
memilih diam, tidak bergerak dari posisi tempat duduknya.
b. FJ (11 tahun)

Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Kebalikan dari GB, FJ adalah sosok yang over ekspresif, bahkan cenderung
agresif. Ketika FJ sedih, sakit, gembira akan terlihat dari raut wajahnya bahkan
dari prilakunya yang terlihat sangat reaksioner. Reaksi emosi FJ sangat terlihat
jelas saat dia marah: sikap dan prilakunya yang sangat agresif, membanting
barang, memukul atau menendang temannya bahkan memanjat atap seolah
hanya untuk berusaha kabur dari sekolah.

2. Lokasi Penelitian:
Lokasi penelitian adalah di SLB E Prayuwana yaitu SLB yang
diperuntukkan untuk anak-anak dengan hambatan emosi di Yogyakarta.
Sekolah ini mempuyai sebutan ‘Sekolah Anak Nakal’, karena yang bersekolah
di SLB tersebut adalah anak-anak yang melakukan hal-hal di luar norma
masyarakat.
Alasan pemilihan lokasi di sekolah tersebut adalah bahwa SLB ini
mempunyai anak dengan hambatan emosi yang lebih banyak dari anak dengan
hambatan lainnya. Adanya kesamaan latar belakang kehidupan pada sebagian
besar murid yang bersekolah di tempat tersebut dan kebiasaan yang sama
sesudah jam belajar di sekolah selesai, yaitu mereka sibuk dengan aktivitas
mencari uang buat menafkahi keluarga, juga menjadi alasan pemilihan lokasi
di SLB E tersebut.

B. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Bebas
a. Musik Terapeutik Attention Through Music (ATM) sebagai Teknik
Pendekatan pada Anak dengan Hambatan Emosi
Djohan (2006) mengungkapkan bahwa “agar penerapan musik terapeutik
dapat tepat tercapai, dibutuhkan 3 faktor , yaitu Dinamika Peneliti dengan
Subyek; Dinamika Musik dengan Subyek; dan Dinamika Intrapersonal.”
Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Kepribadian seseorang berada dalam satu entitas musik bernama Inner
Music, batasannya adalah suasana hati yang selalu berada di balik proses
berpikir seseorang. Inner Music mewarnai struktur id-ego-superego manusia
sekaligus menjadi pusat jiwa seseorang. Bila seseorang mengalami
ketidakseimbangan jiwa, musik terapeutik akan melakukan aransmen ulang
terhadap ketiga unsur jiwa tersebut. Faktor-faktor tersebut menjadi landasan
dalam pembuatan teknik Terapi musik Attention Through Music (ATM) ini. Di
dalam teknik terapi ini ditujukan langsung pada pembenahan Inner Musicsuasana hati subyek, agar dapat menciptakan suatu perasaan senang dalam diri
subyek, sehingga subyek kelak dapat berkembang kecerdasan emosionalnya

1) Tahapan-tahapan yang ada dalam terapi musik Attention Through Music
(ATM)- untuk pemilihan waktu disesuaikan dengan jam belajar anak di
sekolah:
a) Tahapan pertama- Warm-up . Musik yang diberikan pada tahap ini
adalah musik yang ceria dan menyenangkan, berisi musik yang bersifat
poliponik dan mempunyai dinamika dan kontras suara. Musik yang
mempunyai tangga nada Minor dan Mayor dan dipaparkan secara
seimbang. lagu-lagunya berupa yang disukai oleh anak yang dikemas
dalam bentuk musik instrumental
b) Tahapan Aktif . Musik-musik yang diputar/dimainkan dalam tahap ini
adalah musik yang bersifat semangat dengan beat yang sedikit kuat dan
menghentak ( pada tahap ini sebaiknya menggunakan musik klasik
instrumental dan musik tradisional yang terdapat gendang di dalamnya);
juga berisi musik yang bersifat jernih, adanya pola berirama, ceria, dan
perubahan harmoni terasa lebih lambat.
c) Tahapan Rileksasi . Musik yang dimainkan pada tahap ini adalah musik
yang bersifat menenangkan atau rileksasi; Musik-musik folk yang ada
alunan harpa atau flute/seruling didalamnya.

Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

2) Ketentuan Pelaksanaan
Kesemua lagu pada tahapan itu dikemas dalam 10 lagu, yang diputar
berulang-ulang dalam waktu 1 sessi. Pemilihan jenis musik ini didapat pada
tahapan Stimulasi Auditori, yaitu tahapan yang harus dilakukan sebelum
melakukan eksperimen. Tahapan Stimulasi Auditori ini akan berlangsung
selama minimum 2 minggu, untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Pada
tahapan tersebut akan diketahui jenis musik dan suara yang disukai oleh anak.
Pada saat eksperimen, waktu dan tahapan pelaksanaan musik terapeutik
Attention Through Music (ATM) disesuaikan dengan kondisi dan keadaan para
subyek—misal: tetap dengan tahapan yang sama, tapi dengan waktu yang lebih
singkat, hanya 1 lagu tiap tahapan.

2. Variabel Terikat atau Target Behaviour
Variabel terikat atau target behaviour dari penelitian ini adalah Kesadaran
Diri (Self-Awareness). Fisher dalam Soeroso (2006) mengungkapkan bahwa
“Kesadaran diri yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi memiliki
beberapa elemen yang mengacu pada identitas spesifik dari individu.” Elemen
dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self
esteem), dan identitas diri berbeda beda (multiple selves).

a. Indikator Kesadaran Diri
1) Konsep Diri
Pada Indikator konsep Diri ini, anak diharapkan dapat mengenali dirinya
secara keseluruhan, baik itu bagian-bagian tubuh, teman-teman, guru,
maupun lingkungan sekitarnya. Indikator Konsep Diri ini mempunyai
beberapa sub-indikator, yaitu:
a) Anak mengenali gambar diri. Anak akan diperlihatkan tujuh foto, tiga
diantaranya adalah foto gambar diri subyek. Dalam hitungan lima puluh
detik anak diminta untuk mengambil foto dirinya.
Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

b) Anak mengenali bagian-bagian tubuhnya. Subyek akan diperlihatkan tujuh
foto bagian tubuh: tangan, kaki dan kepala (tampak belakang, atas, maupun
samping) Dalam lima puluh detik subyek diharapkan dapat mengenali mana
tangan, kepala dan kaki miliknya.
c) Anak mengenali teman-temannya. Subyek akan diperlihatkan tujuh foto dia
bersama teman-temannya, atau teman-temannya saja. Dalam hitungan lima
puluh detik subyek diharapkan dapat mengenali siapa saja temannya yang
ada di foto-foto tersebut (sebelumnya akan disebutkan satu nama dari
teman-teman subyek, dan subyek harus mencari gambar anak yang
disebutkan namanya itu).
d) Anak mengenali guru-gurunya. Subyek akan diperlihatkan tujuh foto gurugurunya dalam berbagai pose dan kegiatan. Dalam hitungan lima puluh
detik subyek diharapkan dapat mengenali yang mana guru yang sesuai
dengan nama yang disebut.
e) Anak mengenali lingkungan di sekitarnya. Subyek akan diperlihatkan tujuh
foto bangunan ataupun benda-benda yang ada di sekitar sekolah SLB-E
Prayuwana. Dalam hitungan lima puluh detik, subyek diharapkan dapat
mengenali dan menyebutkan foto bangunan apakah itu?
2) Penghargaan Diri (Self-Esteem)
Pada Indikator Penghargaan Diri (Self-Esteem) ini, anak diharapkan dapat
mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan dirinya tanpa ada suati
kesuilitan. Misal: mengungkapkan apa yang disukai/tidak disukai,
mengungkapkan apa yang ada di pikirannya, mengungkapkan bagaimana
perasaannya, mampu bercerita humor, dll. Elemen Penghargaan Diri ini
mempunyai beberapa sub-indikator, yaitu:
a) Anak/subyek mengungkapkan hal-hal yang disukai. Subyek diperlihatkan
tujuh foto tentang aktifitas dan benda, tiga diantaranya dalah benda-benda
yang disukai anak (anak sebelumnya akan diperkenalkan dulu dengan
Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

gambar-gambar tersebut. Dalam hitungan lima puluh detik, subyek
diharapkan dapat mengenali dan menyebutkan foto mana yang merupakan
hal-hal yang disukai oleh anak/subyek.
b) Anak mengungkapkan hal-hal yang tidak disukai. Sama seperti diatas,
hanya dalam pemilihan gambar di foto adalah hal-hal yang tidak disukai
oleh anak/subyek.
c) Anak bercerita tentang dirinya. Sama seperti di foto di di poin pertama, tapi
dalam pemilihan gambar, dipilih gambar tentang keinginan mereka ingin
jadi apa bila mereka sudah besar kelak. Disini akan terlihat, bagaimana
antusias/tidak anak/subyek bercerita tentang dirinya. Akan terdapat
beberapa macam gambar dengan tema sama, tapi dalam bentuk gambar
yang berbeda.
d) Anak bangga dengan hasil karyanya. Ada beberapa foto berupa gambar
hasil lukisan/gambar anak-ana SLB E Prayuwana. Tiga diantaranya adalah
hasil lukisan, gambar atau karya hasil kreatifitas anak/subyek. Di sini akan
terlihat apakah anak/subyek dapat memilih foto-foto yang merupakan
replika dari hasil karya mereka yang asli.
e) Anak bercerita humor. Sama seperti diatas, tapi dalam pemilihan foto adalah
gambar-gambar yang unik dan lucu. Di sini akan terlihat anak/subyek akan
memilih gambar unik/lucu yang mereka sukai, dan mereka bisa bercerita
hal-hal lucu yang berhubungan dengan foto –foto tersebut.
3) Identitas Diri yang berbeda.
Pada Indikator Identitas Diri yang berbeda ini, anak diharapkan dapat
mengungkapkan hal-hal yang merupakan kewajiban dan haknya di keidupan
sehari-hari. Selain itu, anak juga diharapkan dapat mengetahui aturan-aturan
yanga ada di ingkungan sekitar. Indikator Identitas Diri yang berbeda ini
mempuyai turunan sub-indikator sebagai berikut:
a) Anak paham akan tugas-tugas dia. Anak/subyek akan diperlihatkan tujuh
foto tentang aktifitas yang berhubungan dengan tugas-tugas dia di sekolah
Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

dan di rumah. (anak sebelumnya akan diperkenalkan dulu dengan gambargambar tersebut) Dalam hitungan lima puluh detik, subyek diharapkan dapat
mengenali dan mengambil foto yang sesuai dengan ‘tugas-tugas anak yang
akan disebutkan’.
b) Anak mengetahui mana yang boleh. Anak/subyek akan diperlihatkan tujuh
foto tentang aktifitas yang berhubungan dengan hal-hal mana yang boleh
dilakukan, dicampur dengan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Tiga
diantaranya adalah hal-hal yang memang boleh dilakukan, misal: membaca,
menyapu halaman, dll. (anak sebelumnya akan diperkenalkan dulu dengan
gambar-gambar tersebut. Dalam hitungan lima puluh detik, subyek
diharapkan dapat mengenali dan menyebutkan foto mana yang merupakan
hal-hal yang bleh dilakukan oleh anak/subyek.
c) Anak mengetahui mana yang tidak boleh dilakukan. Sama seperti diatas,
tapi anak/subyek diminta untuk mengambil tiga gambar tentang hal-hal
yang tidak boleh dilakukan
d) Anak membantu teman-temannya. Subyek akan diperlihatkan tujuh foto
tentang aktifitas, tiga diantaranya adalah hal-hal yang berhubungan dengan
kegiatan anak yang dilakukan bersama-sama dengan temananya (anak
sebelumnya akan diperkenalkan dulu dengan gambar-gambar tersebut).
Dalam hitungan lima puluh detik, subyek diharapkan dapat mengenali dan
menyebutkan foto mana yang sesuai dengan ‘aktivitas anak membantu
teman’.
e) Anak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Sama seperti diatas, hanya
dalam pemilihan gambar di foto adalah hal-hal yang tidak disukai oleh
anak/subyek
f) Anak ikut serta aktif dalam lingkungan sosial. Sama seperti diatas, hanya
dalam pemilihan gambar di foto adalah hal-hal yang tidak disukai oleh
anak/subyek
b. Ketentuan Pemberian Skor
1) Kriteria Respon dari Indikator
Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

Ketiga elemen kesadaran Diri yang tersebut diatas mempunyai tiga jenis
respon yaitu ‘Mampu, Belum Mampu dan Diam Saja.’ Ketiga respon
tersebut akan mempunyai skor tersendiri, yang akan dihitung setiap hari.
Kriteria penskoran respon tersebut adalah:
a) Respon dikatakan “Mampu”, bila subyek mampu melakukan aktivitas yang
sesuai dengan ke-15 sub indikator tersebut. Untuk pemberian skornya
adalah lima.
b) Respon dikatakan “Belum Mampu”, bila subyek mau melakukan aktivitas
yang sesuai dengan ke-15 sub indikator tersebut, tapi hasilnya kurang
maksimal. Untuk pemberian skornya adalah tiga.
c) Respon dikatakan “Diam Saja”, bila subyek terlihat sama sekali tidak
memberikan respon. Skor yang diberikan adalah satu.
2) Hasil skor secara keseluruhan dikategorikan dalam 3 jenis:
Kategori Rendah (0-30), kategori Sedang (31-55) dan kategori Tinggi (5675). Bila hasil yang didapat berkategori sedang atau tinggi, berarti dapat
diambil kesimpulan terapi musik Attention Through Music (ATM)
mempunyai efektifitas pada perkembangan ‘kesadaran diri’ subyek tersebut.
3) Hasil nilai
Nilai hanya berkisar 0-75. Nilai Nilai 75 didapat dari perkiraan bila ke-15
indikator mendapat respon “mampu” semua (5x15=75).
Dibawah adalah tabel instrumen kesadaran diri untuk tahap baseline dan
intervensi yang digunakan dalam penelitian.
Tabel3.1
Instrumen Kesadaran Diri untuk baseline A1 dan baseline A2

Aspek

Indikator

Respon

Sub Indikator
Mampu

Belum
mampu

Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diam
saja

9

1. Konsep
Diri

1. Anak mengenali gambar diri
2. Anak mengenali anggotaanggota tubuhnya
3. Anak mengenali temantemannya

Kesadaran
diri

4. Anak mengenali guru-gurunya
5. Anak mengenali lingkungan di
sekitarnya
2. SelfEsteem

1. Anak mengungkap-kan halhal yang disukai
2. Anak mengungkapkan
hal-hal yang tidak disukai
3. Anak bercerita tentang dirinya
4. Anak bangga dengan hasil
karyanya
5. Anak bercerita humor

3. Indentitas 1. Anak paham akan tugas-tugas
Diri yang
dia
berbeda
2. Anak mengetahui mana yang
boleh dan mana yang tidak
3. Anak membantu temantemannya
4. Anak bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar
5. Anak ikut serta aktif dalam
lingkungan sosial

Tabel 3.2
Instrumen Kesadaran Diri untuk intervensi
A. Instrumen untuk Intervensi

Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

Aspek

Indikator

Respon

Sub Indikator
Mampu

1. Konsep
Diri

Belum
mampu

1. Anak mengerti konsep diri
dalam karyanya
2. Anak paham dengan
lingkungan sekitar
3. Anak paham dengan temanteman & karya mereka.

Kesadaran
diri

4. Anak paham tentang konsep
benda & alam
5. Anak paham dengan pemilihan
warna & bentuk dalam
karyanya yang sesuai dengan
dirinya
2. SelfEsteem

1. Anak mempunyai ide &
kreatifitas sendiri
2. Anak mengerti dengan ide &
hasil karyanya
3. Anak mengerjakan karyanya
dengan usaha sendiri
4. Anak mengerjakan karyanya
dengan percaya diri
5. Anak bangga dengan hasil
karyanya

3. Indentitas 1. Anak paham bahwa idenya
Diri yang
berbeda dengan ide temanberbeda
temannya
2. Anak mengetahui mana yang
boleh/tidak dalam berkarya
3. Anak mau berbagi alat-alat
tulis/seni dengan temantemannya
4. Anak membantu temanRina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diam
saja

11

temannya dalam berkarya
5. Anak ikut serta aktif dalam
lingkungan sosial

C. Rancangan Eksperimen
Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuasi eksperimen
Subyek Single Reseach dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
menggunakan kategori desain A-B-A. Pengukuran Variabel terikat menggunakan
‘skor’, yang kemudian akan diubah ke dalam bentuk persentase. Sunanto (2006)
mengungkapkan bahwa:
Pengukuran variabel dengan menggunakan persentase sering digunakan
dalam bidang akademik maupun sosial. Persentase menunjukkan jumlah
terjadinya suatu perilaku atau peritiwa dibandingkan dengan keseluruhan
kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut dikalikan dengan 100%.
Pengukuran variabel dilakukan pada fase baseline, dalam waktu yang sama
per sesinya (satu sesi tiga puluh menit). Diharapkan dalam beberapa sesi akan
ditemukan respon yang mempunyai nilai mendekati, dan setelah dihitung dalam
sebuah rumus, diharapkan akan bisa mendapatkan nilai stabil sebelum intervensi
dilakukan.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu: Tahap Stimulasi Auditori dan
Tahap Eksperimen (Baseline A1, Intervensi, Baseline A2).
1. Tahap Stimulasi Auditori
a. Tujuan Pelaksanaan Stimulasi Auditori
Tahap Stimulasi Auditori sangat diperlukan sebelum mengadakan eksperimen
dengan mengunakan musik terapeutik pasif, dengan berbagai tujuan seperti
yang dipaparkan di bawah ini:
1) Mencari dua subyek utama peneltian ini dari ketiga anak di kelas lima
(semua

aktivitas tetap dilakukan bersama dengan kelas).

Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12

2) Melakukan aktivitas sebagai media pendekatan dengan subyek.
3) Mengamati subyek dan semua aktivitasnya di sekolah.
4) Mengamati emosi subyek sehari-hari di sekolah.
5) Mengamati kemampuan kognisi dasar, kognisi lanjut dan auditori subyek.
6) Mengamati & mengetahui musik-musik kesukaan & hal-hal kesukaan
subyek.
7) Memperkenalkan alat-alat perkusi yang sekiranya belum dikenal oleh para
subyek.

b.

Media yang digunakan dalam Stimulasi Auditori
Ada berbagai jenis media yang digunakan selama proses Stimulasi Auditori
berupa beberapa instrumen musik dan perkusi, karena alat-alat perkusi sangat
dimudah dimainkan oleh orang yang tidak mempunyai kecakapan bermusik.
Lagipula, alat-alat perkusi ini sangat mudah didapati di toko-toko musik.
Media tersebut diantaranya:

1) Egg Maraccas
Ini adalah Egg Maraccas, bagian dari alat musik perkusi; Berbentuk seperti
telur yang disi oleh manik-manik pada bagian dalamnya. Cara memainkannya
adalah dengan meletakkan Egg Maraccas di kedua belah tangan dan
menggoyangkannya mengikuti irama musik.
2) Castanet
Castanet adalah alat perkusi yang berasal dari Eropa Selatan, teapatnya
Spanyol. Alat musik ini dimainkan dengan meletakkannya di telapak tangan,
lalu memasukkan tali di castanet tersebut ke dalam jari tengah, lalu dimainkan
dengan cara memadukan antara castanet bagian atas dan bawah, dan
menimbulkan bunyi ‘tak tak tak’.
3) Garpu tala

Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13

Garpu tala digunakan untuk mengetahui kemampuan auditori subyek, juga
digunakan untuk mengetahui kepekaan subyek pada musik dan ada.

Cara

membunyikan garpu tala dengan membenturkan kecil garpu tala itu, lalu segera
meletakkan garpu tala tersebut di belakang telinga kiri dan kanan. Bila subyek
bereaksi akan bunyi itu berarti kemapuan auditori subyek tidak mengalami
masalah, begitu juga sebaliknya, bila subyek tidak bereaksi, berarti
kemampuan auditorinya mengalami masalah.
4) Hand bells
Hand bells digunakan untuk melatih fokus dan kemampuan auditori subyek.
Tiap warna mewakili nada-nada mulai dari do biasa sampai do tinggi. Cara
memainkannya

dengan

memegang

bagian

atas

dari

bel

itu

dan

menggoyangkannya secara perlahan. Subyek bisa diminta untuk mencari belbel mana yang mempunyai nada-nada yang sama; juga bisa diminta untuk
mencari bel mana yang bernada do, re, mi, sampai dengan do tinggi.
5) Tambourine
Tambourine digunakan untuk melatih fokus dan kemampuan auditori subyek.
Cara memainkannya dengan menggoyangkannya secara perlahan.

6) Bongo
Bongo dimainkan dengan cara memukulnya dengan menggunakan telapak
tangan, sama seperti memainkan jimbe. Kegunaannya adalah untuk
menstimulasi auditori anak sekaligus untuk memberikan satu nuansa baru bagi
anak tentang alat-alat perkusi yang mungkin belum pernah mereka lihat secara
nyata.
7) CD Player
CD Player ini digunakan untuk memainkan beberapa musik yang sedianya

akan digunakan selama tahapan intervensi. Tapi, bila tidak memungkinkan,
Rina Kusumawati, 2013
The Effectiveness of Attention Through Music (ATM) application to Develop Self-Awareness
Children with Emotional Problems
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

14

cukup meenggunakan laptop untuk memainkan musik-musik yang sudah
dipersiapkan.
8) Triangle
Triangle adalah alat musik perkusi tanpa nada yang terbuat dari logam. Sesuai
dengan namanya alat musik ini berbentuk segitiga dan cara memainkannya
dengan cara d