IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI SMAN 7 BOGOR.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PLAGIARISME KATA MUTIARA
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR BAGAN ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
1. Teoritis ... 8
2. Praktis ... 9
F. Struktur Organisasi Tesis ... 9
BAB II KAJIAN TEORI ... 10
A. Pendekatan Saintifik 1. Pengertian Pendekatan Saintifik ... 10
2. Tujuan Pendekatan Saintifik ... 13
3. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... 14
4. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PKn ... 18
(2)
1. Pengertian Evaluasi, Pengukuran dan Penilaian ... 22
2. Definisi Penilaian Otentik... 26
3. Jenis-jenis Penilaian Otentik ... 29
4. Ciri-ciri dan Karakteristik Penilaian Otentik ... 32
5. Langkah-langkah Penilaian Otentik ... 35
C. Pendidikan Kewarganegaraan ... 37
1. Definisi Pembelajaran ... 37
2. Pendidikan Kewarganegaraan ... 38
2.1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 38
2.2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 40
2.3. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 41
2.4.Objek Kajian Pendidikan Kewarganegaraan ... 42
2.5. Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan ... 43
2.6. Penilaian Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 46
3. Penelitian Terdahulu ... 47
BAB III METODE PENELITIAN ... 49
A. Metode Penelitian ... 49
B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 50
1. Lokasi Penelitian ... 50
2. Objek Penelitian ... 50
C. Teknik Pengumpulan Data ... 51
1. Observasi ... 51
2. Wawancara ... 51
3. Studi Literatur ... 52
4. Studi Dokumentasi ... 52
D. Teknik Pengolahan Data ... 53
E. Teknik Analisis Data ... 54
F. Pengujian Keabsahan Data ... 55
1. Credibility (Validitas Internal) ... 55
(3)
3. Dependability (Reabilitas) ... 59
4. Confirmability (Obyektivitas) ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 60
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 7 Bogor ... 60
2. Kondisi Objektif SMA Negeri 7 Bogor ... 61
3. Sarana dan Prasarana Sekolah ... 61
4. Keadaan Siswa ... 62
5. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 63
6. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 67
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 67
1. Pemahaman guru tentang Kurikulum 2013, pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran PPKn ... 68
2. Perencanaan pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran PPKn ... 71
3. Pelaksanaan pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran PPKn ... 87
4. Hasil pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran PPKn ... 98
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 100
1. Pemahaman guru tentang implementasi pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran PPKn ... 100
2. Perencanaan pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran PPKn ... 105
3. Pelaksanaan pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran PPKn ... 111
4. Hasil pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran PPKn ... 117
(4)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 121
A. Kesimpulan ... 121
1. Secara Umum ... 121
2. Secara Khusus ... 121
B. Saran ... 122
(5)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ranah Sikap, Keterampilan dan Pengetahuan ... 20
Gambar 2 Triangulasi Data dengan Tiga Sumber Data ... 56
Gambar 3 Triangulasi Data dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data ... 57
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keterkaitan Antara Langkah Pembelajaran dan Kegiatan
Pembelajaran ... 15
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SMA Negeri 7 Bogor ... 61
Tabel 4.2 Keadaan Siswa SMA Negeri 7 Bogor ... 62
Tabel 4.3 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 63
Tabel 4.4 Format Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial ... 75
Tabel 4.5 Format Penilaian Diri ... 79
Tabel 4.6 Format Penilaian Teman ... 81
Tabel 4.7 Format Penilaian Kinerja ... 82
Tabel 4.8 Format Penilaian Proses ... 83
Tabel 4.9 Format Penilaian Hasil Praktik Kewarganegaraan... 84
Tabel 4.10 Format Penilaian Pengamatan Presentasi ... 85
Tabel 4.11 Format Penilaian Akhir ... 86
Tabel 4.12 Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap ... 87
Tabel 4.13 Hasil Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial ... 92
Tabel 4.14 Hasil Penilaian Diri ... 94
Tabel 4.15 Hasil Penilaian Antar Teman ... 95
Tabel 4.16 Hasil Penilaian Keterampilan ... 96
Tabel 4.17 Nilai Pengetahuan Siswa ... 97
Tabel 4.18 Hasil Penilaian Otentik Siswa ... 98
Tabel 4.19 Triangulasi Sumber Bagaimana Persepsi Guru Tentang Pendekatan Saintifik dan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran PPKn... 101
Tabel 4.20 Triangulasi Teknik Bagaimana Guru Merencanakan Pendekatan Saintifik dan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran PPKn... 105
(7)
Tabel 4.21 Triangulasi Teknik Bagaimana Pelaksanaan Pendekatan Saintifik dan Penilaian Otentik dalam
Pembelajaran PPKn... 111 Tabel 4.22 Triangulasi Sumber Hasil Penelitian Bagaimana Hasil
Belajar Pendekatan Saintifik dan Penilaian Otentik
(8)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada dasarnya, menyelesaikan masalah dalam penelitian perlu adanya metode dan suatu pendekatan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (2003:5), bahwa hakikat penelitian kualitatif adalah “untuk mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitar”.
Adapun alasan penggunaan pendekatan ini adalah karena ia mampu lebih mendekati peneliti dengan objek yang dikaji, sebab peneliti langsung mengamati objek yang dikaji dengan kata lain peneliti bertindak sebagai alat utama riset (human instrumen).
Menurut Creswell (1998: 147-150) menyebutkan langkah-langkah yang sering dipakai dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
a. Peneliti memulai dengan suatu deskripsi penuh mengenai mengalaman pribadinya tentang fenomena tersebut.
b. Peneliti kemudian menemukan pernyataan-pernyataan, tentang bagaimana orang memahami topic yang diteliti, membuat daftar pertanyaan yang signifikan dan memperlakukan semua data secara sama. c. Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian dikelompokkan ke dalam unut-unit
makna, peneliti membuat daftar unit-unit dan kemudian menulis sebuah deskripsi.
d. Peneliti kemudian melakukan refleksi pada deskripsi pribadinya dan menggunakan variasi imajinatif atau deskripsi structural, mencari semua makna.
e. Peneliti kemudian menyusun suatu deskripsi menyeluruh dari makna dan esensi dari pengalaman tersebut.
Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMAN 7 Bogor. Sehingga peneliti memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi secara mendalam (berupa
(9)
50
kata-kata, gambar, prilaku) dan tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif.
Selain itu, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian tersebut berusaha menggambarkan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian penelitian ini. Adapun pengertian metode deskriptif menurut Sudjana dan Ibrahim (1989:64) yaitu:
Pengertian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
Berdasarkan dari penjelasan di atas jelas bahwa mengenai penelitian implementasi pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, merupakan suatu hal yang terjadi pada saat sekarang di lingkungan sekolah dengan melihat fakta-fakta yang ada dalam lingkungan sekolah tersebut. Jadi hasil analisis dari penelitian tersebut berupa pemaparan gambaran mengenai situasi objek yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.
B. Lokasi dan Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bogor yang terletak di Jalan Palupuh, Bantarjati. Alasan mengapa penulis memilih sekolah tersebut sebagai subjek penelitian dikarenakan sekolah tersebut merupakan sekolah sasaran (pilot project) dan belum ada yang melakukan penelitian tentang hal tersebut.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah, guru mata pelajaran PPKn kelas X dan siswa kelas X SMA Negeri 7 Bogor. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak mengambil secara keseluruhan komponen-komponen secara keseluruhan yang ada di SMA Negeri 7 Bogor. Penelitian ini hanya dibatasi terkait dengan proses pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dengan pendekatan saintifik dan penilaian otentik.
(10)
51
C. Teknik Pengumpulan Data
Ada pun teknik penelitian yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadab objek yang akan diteliti. Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian prilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Hasan (2002:86).
Dalam proses observasi ini, peneliti dapat mengamati situasi-situasi yang ada dilapangan dengan mencatat apa-apa yang dianggap penting guna menunjang terhadap tujuan penelitian. Observasi ini memberikan kemudahan terutama dalam hal memperoleh data di lapangan.
Observasi merupakan langkah awal untuk memperoleh data yang diperlukan, dengan melakukan observasi peneliti dapat memperoleh data yang diperlukan, dengan melakukan observasi peneliti dapat memperoleh gmbaran yang lebih jelas tentang masalah yang diteliti dan dapat memberikan deskripsi mengenai gambaran umum objek yang akan diteliti. Selain itu dengan melakukan observasi penelitian dapat mengamati secara langsungkegiatan atau pun peristiwa yang dilakukan oleh subjek penelitian. Peneliti juga dapat memperoleh data yang factual sesuai dengan keadaan dilapangan.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu atau pengumpulan data berdasarkan jawaban-jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan langsung oleh peneliti. Proses pelaksanaan wawancara tersebut diperlukan adanya persiapan wawancara. Adapun persiapan wawancara tak terstruktur menurut Moleong (2006:199) dapat diselenggarakan menurut tahapan-tahapan tertentu yaitu, sebagai berikut:
Tahap pertama, ialah menemukan siapa yang akan diwawancarai. Barangkali pada suatu saat pilihan hanya berkisar diantara beberapa orang memenuhi persyaratan. Tahap kedua, ialah mencari tahu bagaimana cara yang
(11)
52
sebaiknya untuk mengadakan kontak dengan responden. Karena responden adalah orang-orang pilihan, dianjurkan agar jangan membiarkan orang ketiga menghubungi, tetapi peneliti sendirilah yang melakukannya. Tahap ketiga, mengadakan persiapan yang matang untuk melaksanakan wawancara.
Adapun pertanyaan wawancara adalah sekitar ruang lingkup implementasi pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA Negeri 7 Bogor.
3. Studi Literatur
Teknik ini dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji buku-buku, majalah, surat kabar, jurnal dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dibahas untuk memperoleh bahan-bahan atau sumber-sumber informasi tentang masalah implementasi pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA Negeri 7 Bogor.
4. Studi Dokumentasi
Pendapat Guba dan Lincoln (1981:228), Moleong (2006:216) menjelaskan “dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permitaan seorang penyidik”. Sejalan dengan itu dokumen dibagi menjadi dua yaitu dokumen pribadi, catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, dan pengalaman. Selanjutnya dokumen resmi, terbagi menjadi dua, yaitu dokumen internal berupa memo, pengumuman, interuksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Kemudian dokumen eksternal yang berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, bulletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media masa.
Teknik ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, dokumen-dokumen tersebut dapat dipandang sebagai narasumber, melalui studi dokumentasi ini peneliti dapat memperkuat data hasil observasi dan wawancara.
(12)
53
D. Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga data yang diperoleh adalah berupa kata-kata yang diperoleh dari berbagai sumber melalui wawncara dan pengamatan. Setelah data diperoleh dari berbagai sumber, langkah selanjutnya melakukan prosedur pengolahan dan analisa data. Mula-mula data yang sudah ada ditelaah dan diperiksa kemudian dirangkum dan difokuskan pada hal-hal yang penting sesuai dengan permasalahan. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1996:29) bahwa:
Laporan-laporan itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya, jadi pelaporan lapangan sebagi bahan “mentah” disingkatkan, disusun lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan.
Setelah data terkumpul kemudian dirangkum dan disesuaikan dengan fokus masalah penelitian selanjutnya dianalisis dan diperiksa keabsahannya melalui beberapa teknik.
Merujuk pada teknik pemeriksaan data yang dikemukakan Moleong (2006:326-344), maka pada penelitian ini agar data terkumpul dapat dianggap sah dengan melakukan pengecekan sebagai berikut:
1. Wawancara yangdilakukan peneliti dengan responden dilakukan dalam kondisi tentang, agar informasi yang diperoleh dapat sealamiah mungkin agar tidak menjadi pendapat yang kurang relevan.
2. Wawancara diupayakan mengarah pada fokus penelitian sehingga tercapai kedalaman bahasa yang diinginkan. Pertanyaan yang diajukan merupakan pertanyaan terbuka.
3. Data yang diperoleh melali wawncara atau hasil dokumentasi dicetak keabsahannya dengan memanfaatkan pembanding yang bukan berasal dari data yang terungkap dengan data hasil dokumen.
4. Hasil data yang telah dideduksikan kemudian didiskusikan, dikritik ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.
(13)
54
Data terkumpul diklarifikasikan dan dikategorikan sesuai dengan fokus penelitian. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah peneliti dapatkan yaitu dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, maka peneliti melakukan melalui tiga alur kegiatan, seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1996:129) yaitu:
“Tidak ada satu cara tertentu yang dapat dijadikan pedoman bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang masih bersifat umum, yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan atau perivikasi”
Berdasarkan dari pernyataan di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan pengolahan dan analisis data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Reduksi data 2. Display data
3. Kesimpulan / Verifikasi E. Teknik Analisis Data
Analisis kualitatif adalah analisis yang tidak menggunakan model matematik, model statistik, dan ekonometrik atau model-model tertentu lainnya. Analisis data yang dilakukan terbatas pada teknik pengolahan datanya, seperti pada pengecekkan data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca table-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran. Hasan (2002:98).
Data yang bersifat kualitatif pertama-tama dikumpulkan terlebih dahulu. Setelah semua terkumpul, kemudian dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian dan dianalisis. Kegiatan analisis data ini meliputi : penyeleksian data, pengelompokan data untuk memudahkan pengolahan data, mentabulasi data untuk mempermudah membaca data, dan menafsirkan data.
Macam-macam analisis data kualitatif menurut Spradley dalam Sugiyono (2010:348) sebagai berikut:
1. Analisis domain (domain analysis). Memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi sosial. Ditemukan berbagai domain atau kategori. Diperoleh dengan pertanyaan grand dan minitour.
(14)
55
Peneliti menetapkan domain tertentu sebagai pijakan untuk peneliti selanjutnya. Makin banyak domain yang dipilih, maka akan semakin banyak waktu yang diperlukan untuk penelitian.
2. Analisis taksonomi (Taxonomic analysis). Domain yang dipilih tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci, untuk mengetahui struktur internalnya. Dilakukan dengan observasi terfokus.
3. Analisis komponensial (Componential analysis). Mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antar elemen. Dilakukan melalui obervasi dan wawancara terseleksi dengan pernyataan yang mengontraskan (contrast question).
4. Analisis tema kultural (Discovering cultural theme). Mencari hubungan diantara domain, dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan kedalam tema judul penelitian.
F. Pengujian Keabsahan Data
Keabsahan data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif menurut L.J Moleong (2010: 324) yaitu mempunyai derajat kepercayaan (credibility). Keabsahan yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh dari siswa kelas X, Guru PPKN, dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum melalui prosedur penelitian kualitatif.
Prosedur validasi ini bermanfaat dan sekiranya dapat mempermudah dalam pengujian keabsahan data-data yang telah diperoleh.Sugiyono (2008: 366) menjelaskan bahwa “ uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji
credibility (validitas Internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas)”.
1. Credibility (Validitas Internal)
Menurut Sugiyono (2008: 368) “uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan member check”. Berikut pemaparan uji kredibilitas data dengan beberapa tahapan penulis terapkan ke dalam penelitian ini:
(15)
56
a. Memperpanjang pengamatan
Perpanjangan pengamatan penulis lakukan guna memperoleh data yang sahih (valid) dari sumber data dengan cara meningkatkan intensitas pertemuan dan melakukan penelitian dalam kondisi yang wajar dan waktu yang tepat. Ketika observasi yang dilakukan peneliti berlum meras puas maka peneliti dapat melakukan perpanjangan pengamatan pada objek penelitian.
b. Peningkatan ketekunan dalam penelitian
Terkadang seorang peneliti dalam melakukan penelitian dilanda penyakit malas, maka untuk mengantisipasi hal tersebut penulis meningkatkan ketekunan dengan membulatkan niat dan menjaga semangat dengan meningkatkan intimitas hubungan dengan motivator. Hal ini penulis lakukan agar dapat melakukan penelitian dengan lebih cermat dan berkesinambungan.
c. Triangulasi data
Tujuan dari triangulasi data adalah pengecekan kebenaran data tertetentu dari berbagai cara, dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan terhadap informasi yang diberikan siswa kelas X, Guru PPKN, dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
1) Trangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Gambar 2
Triangulasi dengan Tiga Sumber Data
Sumber : Diadopsi dari Sugiyono (2008 : 372)
Guru Siswa
(16)
57
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi terbaik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Gambar 3
Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data
Sumber diadopsi dari Sugiyono (2008 : 372)
3) Triangulasi Waktu
Waktu yang sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
Gambar 4
Triangulasi dengan Tiga Waktu Pengumpulan Data
Sumber diadopsi dari Sugiyono (2008 : 3) d. Analisis kasus negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda bahkan bertentangan.
Wawancarara Observasi
Dokumentasi
Siang Sore
(17)
58
e. Menggunakan referensi yang cukup
Yang dimaksud menggunakan referensi yang cukup disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Oleh karena itu supaya validitas penelitian ini dapat dipercaya maka penulis mengumpulkan semua bukti penelitian yang ada.
f. Member check
Proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data tujuan member check ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan pemberi data. Dalam penelitian ini penulis melakukan member check kepada semua sumber data terutama kepada Wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru mata pelajaran PPKn dan beberapa guru serta siswa.
2. Transferability (Validitas Eksternal)
Mengenai validitas eksternal, Sugiyono (2008: 368) menjelaskan bahwa:
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif.
Validitas eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.
Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini, maka penulis dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian penulis berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.
(18)
59
3. Dependability (Reliabilitas)
Selain itu, mengenai dependability Sugiyono (2008: 368) menjelaskan bahwa:
Dalam penelitian kuantitatif, dependability disebut reliabilitas. Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/merepleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Penelitian seperti ini perlu diuji Dependability.
Berkaitan uji dependability, penulis bekerja sama dengan pembimbing untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan maksud supaya penulis dapat menunjukan jejak aktivitas di lapangan dan mempertanggung jawabkan seluruh rangkaian penelitian di lapangan mulai dari menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data, sampai membuat kesimpulan.
4. Confirmability (Obyektivitas)
Uji confirmability dalam menguji keabsahan data menurut Sugiyono (2008: 368) bahwa:
Pengujian confirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.
Berkenaan dengan hal tersebut peneliti menguji hasil penelitian dengan mengaitkannya dengan proses penelitian dan mengevaluasi apakah hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan atau bukan.
(19)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Secara Umum
Merujuk pada temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa implementasi pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan suatu keniscayaan, mengingat bahwa SMA Negeri 7 Bogor adalah sekolah sasaran (pilot project) implementasi Kurikulum 2013. Proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian otentik dapat mendorong suasana kelas menjadi lebih aktif, menyenangkan dan memicu antusiasme siswa dalam belajar. Suasana seperti inilah yang memberikan dampak terhadap pembelajaran yang menumbuhkan sikap kritis, bertanggungjawab, dan menumbuhkembangkan perilaku saling menghormati dari setiap siswa.
2. Secara Khusus
Kesimpulan secara khusus dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pemahaman guru tentang implementasi pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran PPKN, guru sudah memahami konsep pendekatan saintifik dan penilaian otentik. Pada intinya pendekatan saintifik diterjemahkan guru sebagai sebuah proses pembelajaran yang secara keseluruhan bersifat ilmiah, di mana siswa pada pendekatan saintifik diarahkan untuk berpikir secara ilmiah, logis dan sistematis dalam mencari kesimpulan pembelajaran. Penilaian otentik diterjemahkan guru sebagai penilaian yang menilai seluruh kompetensi siswa, yakni kompetensi sikap, kompetensi keterampilan dan kompetensi pengetahuan.
b. Perencanaan pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran PPKn dilakukan secara mendetail, langkah-langkah pendekatan saintifik dan
(20)
122
penilaian otentik dicantumkan dalam skenario pembelajaran. Langkah-langkah pendekatan saintifik dapat direncanakan secara menyeluruh sebagai acuan melaksanakan proses pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh siswa. Sama halnya dengan penilaian otentik, guru menyusun perencanaan penilaian disesuaikan dengan materi ajar dan tujuan pembelajaran, sehingga instrumen penilaian yang akan digunakan dapat menilai kompetensi siswa dengan tepat. c. Pelaksanaan pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran
PPKn, guru PPKn telah menunjukkan langkah pendekatan saintifik mulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Terlihat dari berjalannya proses pembelajaran, siswa terlibat dalam proses pendekatan. Dalam penilaian otentik, walaupun semua instrument penilaian tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan pada setiap proses pembelajaran, namun guru sudah melaksanakannya secara menyeluruh, mulai dari mengobservasi sampai menghitung nilai berdasarkan catatan yang dikumpulkan. Guru telah menunjukkan pengolahan skor menjadi nilai menggunakan format penilaian yang telah tersedia. Akan tetapi, waktu seringkali menjadi kendala dalam pelaksanaan penilaian otentik dalam pembelajaran.
d. Hasil pelaksanaan pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran PPKn menunjukkan hasil yang objektif terhadap kompetensi belajar siswa; baik sikap, keterampilan dan pengetahuan. Sikap siswa dalam setiap proses pembelajaran menunjukkan perubahan. Siswa yang semula tidak aktif, menjadi lebih kritis dalam menanya dan berpendapat, mempunyai etos belajar yang baik, mampu mencari sdan mengolah pengetahuannya sendiri dan mampu bekerjasama dengan siswa yang lainnya. Walaupun hasil yang dimunculkan belum nampak secara signifikan, tetapi hasil ini sudah menunjukkan tren yang cukup positif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
(21)
123
1. Pihak sekolah harus memberikan support yang lebih kepada guru terutama dalam memberikan semua sumber daya yang ada seperti membantu menyediakan sarana dan sumber belajar agar tujuan pembelajaran tercapai. 2. Semua guru diharapkan mampu merencanakan dan menerapkan pendekatan
saintifik dan penilaian otentik dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan hasil dari pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian otentik secara objektif berpengaruh terhadap kompetensi belajar siswa baik kompetensi sikap, keterampilan maupun pengetahuan.
3. Peneliti selanjutnya, yang tertarik untuk melakukan penelitian terkait implementasi pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran PPKn di SMA, hal ini peluang semakin terbuka lebar mengingat kedepannya pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian otentik adalah pembelajaran yang ideal dalam mengembangkan kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan siswa.
(22)
124
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT. Refika Aditama.
Ali, M. (2007) Teori dan Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Ango, M.L. (2002). Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the
Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context. International Journal of Educology. Vol 16, (1), 11-30.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik dan Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bagnato, S.J. (2007) Authentic Assessment for Early Childhood Intervention: Best
Practices. New York: Sscholastics Professional Books.
Barringer, M.D., et al. 2010. Schools for All Kinds of Minds: Boosting Students
Success by Embracing Learning Variation. Alexandria: ASCD.
Bloom, B.S. (1981) Evaluation in Education. New York:Allyn and Bacon.
Branson, M. S. (1998) The Role of Civic Education (A Forthcoming Education Policy
Task Force Position Paper from The Communitarian Network. Center of Civic Education
Brown, H.D. 2004. Language Assessment: Principle and Classroom Practice. San Fransisco: Longman.
Budimansyah, Dasim. (2009). Inovasi Pembelajaran Project Citizen. Bandumg: Prodi PKn Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Budimansyah dan Suryadi. (2008). PKn dan masyarakat multikultural. Bandung: Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Undang-undang Sistem Pendidikan
(23)
125
De Vito, A. (1989). Creative Wellsprings for Science Teaching. West Lafayette, Indiana: Creative Venture
Himmelmann, G. (2013). Competences for teaching, learning and living democratic
citizenship dalam Murray Print and Dirk Lange (eds), Civic Education and Competences for Engaging Citizens in Democracies. Rotterdam: Sense
Publishers, pp. 3-8
Hosnan. (2014) Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Houston, D.F. (1988). Rice Chemistry and Technology. St. Paul Minnesota: American Association of Cereal Chemists Inc
Iqbal, Hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta Bumi Aksara.
Jhonson, R.L. et al. (2009) Assessing Performance: Designing, Scoring, and
Validating Performance Task. New York: Guilford.
Joyce, B and Weill, M. (2009). Models of Teaching: Model-model pengajaran (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kemendikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD
Kelas 1 dan 4. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan.
Kemendikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Jakarta: Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan.
Kerr, D. 1999. Citizenship Education: An International Comparison. London: NFER Komalasari, K. (2011) Pembelajaran kontekstual, konsep dan aplikasi. Bandung: PT.
Refika Aditama
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.
(24)
126
Lazim, M. (2013). Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://p4tksbjogja.com/index.php?option=com_content&view=article %id=386:penerapan-pendekatan-saintifik-dalam-pembelajaran. Diakses 23 Pebruari 2015
Marhaeni, A.A.I.N (2005) Pengaruh Asesmen Portofolio dan Motivasi Berprestasi
terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris. Disertasi, Universitas Jakarta:
Tidak diterbitkan.
McColum. (2009). A Scientific Approach to Teaching [Online]. Tersedia:
http:/kamccollum.wordpress.com/2009/08/01/a-scientific-approach-to-teaching/. [Diakses 28 September 2014]
Majid, Ahmad dan Firdaus, Aep. S. (2014). Penilaian autentik, proses dan hasil
belajar. Bandung: Interes Media
Moleong, J, Lexy. 2010. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhajir dan Khatimah. (2013). Buku pedoman pengembangan dan implementasi
kurikulum 2013. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Mulyasa, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT. Bumi Aksara. Newmann, F.M., et al. (1995) A Guide to Authentic Instruction and Assessment:
Vision, Standards, and Scoring. Wisconsin: Wisconsin Center for Educational
Research.
Nurgiyantoro, B. (2011) Penilaian Otentik. Yogyakarta: UGM Press.
Rustaman, N. (2003). Kemampuan Proses Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
(25)
127
Rustaman, N. (2007). Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan
Keterampilan Berpikiran Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Karakter.
Bandung: FPMIPA UPI
Sanjaya, W. (2009) Kurikulum dan pembelajaran, teori dan praktik pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Semiawan, C.R. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia Widisarana Indonesia
Sudjana & Ibrahim. 1989. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
Sumantri, M, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suparlan dkk. 2009. PAKEM; Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan. Bandung: Genesindo.
Wahab, A, A dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan PKn. Bandung: Alfabeta. Wahidin, S. (2010). Pokok-Pokok Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wasliman, I. (2007). Problematika Pendidikan Dasar. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Winataputra, U. S dan Budimansyah, D. 2007. Civic Education: Konteks, Landasan,
Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung: Prodi PKn SPs UPI
Wormeli, R. (2006) Fair Isn’t Always Equal: Assessing & Grading in the Differentiated Classroom. Ohio: NMSA.
Yunita. (2009). Hubungan antara karakteristik responden, kebiasaan makan dan
minum serta pemakaian NSAID dengan terjadinya gastritis pada mahasiswa kedokteran. [Online]. Tersedia di http://adln.lib.unair.ac.id. [Diakses pada 17 Januari 2015]
(26)
128
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan PP No. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMA/MA
Permendikbud 81 A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum 2013 dan pedoman umum pembelajaran
Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Menengah
(1)
dalam memberikan semua sumber daya yang ada seperti membantu menyediakan sarana dan sumber belajar agar tujuan pembelajaran tercapai. 2. Semua guru diharapkan mampu merencanakan dan menerapkan pendekatan
saintifik dan penilaian otentik dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan hasil dari pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian otentik secara objektif berpengaruh terhadap kompetensi belajar siswa baik kompetensi sikap, keterampilan maupun pengetahuan.
3. Peneliti selanjutnya, yang tertarik untuk melakukan penelitian terkait implementasi pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam pembelajaran PPKn di SMA, hal ini peluang semakin terbuka lebar mengingat kedepannya pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian otentik adalah pembelajaran yang ideal dalam mengembangkan kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan siswa.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT. Refika Aditama.
Ali, M. (2007) Teori dan Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Ango, M.L. (2002). Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context. International Journal of Educology. Vol 16, (1), 11-30.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik dan Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bagnato, S.J. (2007) Authentic Assessment for Early Childhood Intervention: Best Practices. New York: Sscholastics Professional Books.
Barringer, M.D., et al. 2010. Schools for All Kinds of Minds: Boosting Students Success by Embracing Learning Variation. Alexandria: ASCD.
Bloom, B.S. (1981) Evaluation in Education. New York:Allyn and Bacon.
Branson, M. S. (1998) The Role of Civic Education (A Forthcoming Education Policy Task Force Position Paper from The Communitarian Network. Center of Civic Education
Brown, H.D. 2004. Language Assessment: Principle and Classroom Practice. San Fransisco: Longman.
Budimansyah, Dasim. (2009). Inovasi Pembelajaran Project Citizen. Bandumg: Prodi PKn Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Budimansyah dan Suryadi. (2008). PKn dan masyarakat multikultural. Bandung: Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.
(3)
De Vito, A. (1989). Creative Wellsprings for Science Teaching. West Lafayette, Indiana: Creative Venture
Himmelmann, G. (2013). Competences for teaching, learning and living democratic citizenship dalam Murray Print and Dirk Lange (eds), Civic Education and Competences for Engaging Citizens in Democracies. Rotterdam: Sense Publishers, pp. 3-8
Hosnan. (2014) Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Houston, D.F. (1988). Rice Chemistry and Technology. St. Paul Minnesota: American Association of Cereal Chemists Inc
Iqbal, Hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta Bumi Aksara.
Jhonson, R.L. et al. (2009) Assessing Performance: Designing, Scoring, and Validating Performance Task. New York: Guilford.
Joyce, B and Weill, M. (2009). Models of Teaching: Model-model pengajaran (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kemendikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas 1 dan 4. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan.
Kemendikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan.
Kerr, D. 1999. Citizenship Education: An International Comparison. London: NFER Komalasari, K. (2011) Pembelajaran kontekstual, konsep dan aplikasi. Bandung: PT.
Refika Aditama
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.
(4)
Lazim, M. (2013). Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://p4tksbjogja.com/index.php?option=com_content&view=article %id=386:penerapan-pendekatan-saintifik-dalam-pembelajaran. Diakses 23 Pebruari 2015
Marhaeni, A.A.I.N (2005) Pengaruh Asesmen Portofolio dan Motivasi Berprestasi terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris. Disertasi, Universitas Jakarta: Tidak diterbitkan.
McColum. (2009). A Scientific Approach to Teaching [Online]. Tersedia:
http:/kamccollum.wordpress.com/2009/08/01/a-scientific-approach-to-teaching/. [Diakses 28 September 2014]
Majid, Ahmad dan Firdaus, Aep. S. (2014). Penilaian autentik, proses dan hasil belajar. Bandung: Interes Media
Moleong, J, Lexy. 2010. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhajir dan Khatimah. (2013). Buku pedoman pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Mulyasa, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT. Bumi Aksara. Newmann, F.M., et al. (1995) A Guide to Authentic Instruction and Assessment:
Vision, Standards, and Scoring. Wisconsin: Wisconsin Center for Educational Research.
Nurgiyantoro, B. (2011) Penilaian Otentik. Yogyakarta: UGM Press.
Rustaman, N. (2003). Kemampuan Proses Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
(5)
Rustaman, N. (2007). Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikiran Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Karakter. Bandung: FPMIPA UPI
Sanjaya, W. (2009) Kurikulum dan pembelajaran, teori dan praktik pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Semiawan, C.R. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia Widisarana Indonesia
Sudjana & Ibrahim. 1989. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
Sumantri, M, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suparlan dkk. 2009. PAKEM; Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Bandung: Genesindo.
Wahab, A, A dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan PKn. Bandung: Alfabeta. Wahidin, S. (2010). Pokok-Pokok Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wasliman, I. (2007). Problematika Pendidikan Dasar. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Winataputra, U. S dan Budimansyah, D. 2007. Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung: Prodi PKn SPs UPI
Wormeli, R. (2006) Fair Isn’t Always Equal: Assessing & Grading in the Differentiated Classroom. Ohio: NMSA.
Yunita. (2009). Hubungan antara karakteristik responden, kebiasaan makan dan minum serta pemakaian NSAID dengan terjadinya gastritis pada mahasiswa kedokteran. [Online]. Tersedia di http://adln.lib.unair.ac.id. [Diakses pada 17 Januari 2015]
(6)
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan PP No. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMA/MA
Permendikbud 81 A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum 2013 dan pedoman umum pembelajaran
Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Menengah