Perbandingan Penggunaan Pasta Gigi Herbal dan Pasta Gigi Non Herbal terhadap Perubahan pH Saliva pada Dewasa Muda.

(1)

ABSTRAK

Pasta gigi adalah komponen yang digunakan untuk mengendalikan pembentukkan plak. Saat ini banyak dikembangkan pasta gigi yang mengandung bahan herbal karena memiliki efek antibakteri sehingga dapat menghambat kolonisasi bakteri pembentuk plak dan meningkatkan sekresi saliva. pH saliva harus dijaga agar tetap berada pada kisaran normal (6,2 – 7,6) karena pH saliva yang bersifat asam dapat meningkatkan kolonisasi bakteri, sedangkan pH saliva yang bersifat basa dapat menyebabkan terjadinya pengendapan garam kalsium fosfat yang merupakan awal dari formasi kalkulus.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan penggunaan pasta gigi herbal dan pasta gigi non herbal terhadap perubahan pH saliva. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dan komparatif. Desain penelitian yang digunakan adalah desain paralel. Populasi yang diteliti adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Maranatha dengan jumlah sampel 32 subjek penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rerata peningkatan pH saliva pada pengguna pasta gigi herbal lebih besar dibandingkan dengan pasta gigi herbal, yaitu 0,32 pada kunjungan kesatu, 0,40 pada kunjungan kedua, dan 0,60 pada kunjungan ketiga. Analisis data menggunakan uji t tidak berpasangan dengan nilai p sangat signifikan (p = 0,001) terjadi pada kunjungan ketiga.

Berdasarkan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pH saliva yang lebih besar pada pengguna pasta gigi herbal dibandingkan dengan pengguna pasta gigi non herbal.


(2)

vi

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

Toothpaste is a component that used to control the formation of dental plaque. Currently it has developed a toothpaste that cointains herbal ingredients because it has antibacterial effect that can reduced the microbial colonization and increase the secretion of saliva. Therefore to prevent the growth of the bacteria, pH levels must be kept in a relatively normal level. High pH levels may cause salt deposits of calcium phosphate which may cause calculus.

This research aims to find the correlation between the use of herbal and non herbal tooth paste toward pH levels in the saliva. This research is a comparative analysis experiment, using the paralel research template. The studied population is the student body of Maranatha University Faculty of Dentistry with total number 32 research subjects.

The results show that the average pH levels of the subjects that use herbal toothpaste is higher than non herbal toothpaste. In the first visit, the average pH levels of the subjects that use herbal toothpaste is 0.32, the second visit is 0.40, and the third visit is 0.60. Data Analysis of this study using independent t test, with the most significant p (p = 0.001) occur in the third visit.

Based on the research. It can be concluded that the average rise of pH levels in subjects using herbal toothpaste is larger than non herbal toothpaste users. Keywords: herbal toothpaste, non herbal toothpaste, pH level of saliva


(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN REVISI ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4


(4)

xi

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak ... 9

2.1.1 Kontrol Plak ... 9

2.2 Saliva ... 13

2.2.1 Komposisi Saliva ... 14

2.2.2 Mekanisme Kerja Saliva ... 15

2.2.3 Fisiologi dan Biokimia Saliva dan Kelenjar Saliva ... 16

2.2.4 Fungsi Saliva ... 16

2.2.5 pH Saliva ... 17

2.3 Hubungan pH Saliva dan Plak Gigi ... 18

2.4 Pasta Gigi ... 19

2.4.1 Fungsi Pasta Gigi ... 19

2.4.2 Komposisi Pasta Gigi ... 20

2.4.3 Pasta Gigi Herbal ... 24

2.5 Daun Sirih ... 25

2.5.1 Taksonomi Daun Sirih ... 26

2.5.2 Morfologi Daun Sirih ... 27

2.5.3 Kandungan dan Fungsi Daun Sirih ... 27

2.6 Jeruk Nipis ... 28

2.6.1 Taksonomi Jeruk Nipis ... 29

2.6.2 Morfologi Jeruk Nipis ... 30

2.6.3 Kandungan dan Fungsi Jeruk Nipis ... 32


(5)

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1Alat dan Bahan ... 34

3.1.1 Alat ... 34

3.1.2 Bahan ... 34

3.2Subjek Penelitian ... 35

3.3Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

3.4Metode Penelitian ... 35

3.4.1 Disain Penelitian ... 35

3.4.2 Populasi dan Sampel ... 36

3.4.3 Kriteria Sampel ... 36

3.4.3.1Kriteria Inklusi Sampel ... 36

3.4.3.2Kriteria Eksklusi Sampel ... 36

3.4.4 Variabel Penelitian ... 37

3.4.5 Definisi Operasional Variabel ... 37

3.4.6 Perhitungan Besar Sampel ... 38

3.5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian dan Alur Penelitian... 39

3.5.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 39

3.5.2 Alur Penelitian ... 40

3.6 Metode Analisis ... 41

3.7 Hipotesis Statistik ... 41

3.8 Kriteria Uji ... 41


(6)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 43

4.2 Pembahasan ... 46

4.3 Hasil Hipotesis ... 47

4.3.1 Hal-Hal yang Mendukung ... 47

4.3.2 Hal-Hal yang Tidak Mendukung ... 48

4.3.3 Simpulan ... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 49

5.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN ... 53


(7)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

Tabel 2.1 Komposisi dan Fungsi Pasta Gigi Herbal dan Pasta Gigi Non

Herbal ... 23 Tabel 4.1 Hasil Rerata Peningkatan pH Saliva pada Subjek Penelitian

yang Menggunakan Pasta Gigi Herbal dan Pasta Gigi Non

Herbal ... 43 Tabel 4.2 Hasil Rerata Perubahan pH Saliva pada Subjek Penelitian

Laki-Laki dan Perempuan yang Menggunakan Pasta Gigi

Herbal dan Pasta Gigi Non Herbal ... 45 Tabel 4.3 Hasil Statistik Uji T Tidak Berpasangan ... 45


(8)

xv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 7

Gambar 2.1 Metode Bass ... 12

Gambar 2.2 Posisi Sikat Gigi yang Tepat Pada Permukaan Palatal ... 12

Gambar 2.3 Metode Bass Bagian Palatal Gigi Insisivus ... 12

Gambar 2.4 Kelenjar Saliva Mayor ... 14

Gambar 2.5 Fungsi Saliva Secara Umum ... 17

Gambar 2.6 Daun sirih (Piper betle L.) ... 26

Gambar 2.7 Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) ... 29

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian Secara Umum ... 40


(9)

DAFTAR GRAFIK

No Keterangan Halaman

Grafik 4.1 Hasil Rerata Peningkatan pH Saliva pada Subjek Penelitian


(10)

xvii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

Lampiran 1 Kode Etik Penelitian ... 52

Lampiran 2 Informed Consent ... 53

Lampiran 3 Lembar Angket ... 54

Lampiran 4 Alat dan Bahan ... 56

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian ... 57

Lampiran 6 Hasil Penelitian ... 59


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut kedua terbanyak diderita masyarakat sebesar ± 70%. Sebesar ± 4 – 5% penduduk menderita penyakit periodontal lanjut yang dapat menyebabkan gigi goyang dan tanggal. Saat ini penyakit periodontal banyak ditemukan pada usia muda.1

Gingivitis merupakan gangguan paling awal dari penyakit periodontal, yaitu penyakit pada gingiva yang paling umum terjadi yang disebabkan karena adanya plak. Hal ini merupakan hasil interaksi mikroorganisme yang terdapat pada lapisan biofilm plak. Plak gigi dapat didefinisikan sebagai deposit lunak yang membentuk lapisan biofilm yang melekat pada permukaan gigi atau permukaan keras lain dalam kavitas oral, termasuk restorasi lepasan dan cekat.2 Streptococcus mutans merupakan bakteri pada plak dengan jumlah relatif besar, sebagai pembentuk polisakarida ekstraselular yang stabil, memiliki kemampuan berkoloni pada tingkat keasaman (pH) permukaan gigi yang relatif rendah.3,4

Saliva sangat efektif menghilangkan debris makanan dan mikroorganisme oral secara mekanis.5 Saliva mengandung beberapa komponen antimikroba yang dapat memediasi adhesi selektif dan kolonisasi S. mutans pada permukaan gigi.6 Aliran dan kapasitas buffer saliva memfasilitasi pembersihan rongga mulut, yang


(12)

2

Universitas Kristen Maranatha dari fermentasi substrat oleh S. mutans.6 Pembentukkan plak dapat dihambat dengan menggosok gigi yang dilengkapi pasta gigi. Beberapa pasta gigi yang ada di pasaran memiliki komposisi yang berbeda-beda.7

pH saliva harus dijaga agar tetap berada pada kisaran normal, yaitu 6,2 – 7,6.8 pH saliva yang bersifat asam dapat meningkatkan kolonisasi bakteri, terutama S. mutans yang merupakan bakteri utama penyebab karies.3,4 Sedangkan pH saliva yang bersifat basa dapat menyebabkan terjadinya pengendapan garam kalsium fosfat yang merupakan awal dari formasi kalkulus.2

Saat ini telah dikembangkan pasta gigi herbal dengan penambahan daun sirih, siwak, cengkeh, maupun jeruk nipis yang diharapkan mampu menghambat pembentukan plak gigi serta meningkatkan pH saliva. Beberapa bahan yang terkandung dalam daun sirih mungkin berpengaruh terhadap pH saliva rongga mulut. Salah satu bahan tersebut adalah kalsium nitrat yang berkhasiat menurunkan keasaman dan bersifat antiseptik. Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti klorida, potasium, fluoride, silika, sulfur, vitamin C, trimethilamin, salvadorine, tannin dan alkaloid. Bahan-bahan yang terkandung dalam ekstrak daun sirih dan ekstrak kayu siwak dapat meningkatkan sekresi saliva, sehingga mengakibatkan peningkatan pH saliva.7

Sebelumnya telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pasta gigi herbal dan non herbal terhadap penurunan indeks plak. Penelitian tersebut menunjukkan terjadi penurunan indeks plak gigi yang lebih besar pada pengguna pasta gigi herbal daripada pengguna pasta gigi non herbal.9


(13)

3

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui perbandingan dari penggunaan pasta gigi herbal dengan pasta gigi non herbal terhadap perubahan pH saliva. Diharapkan terjadi peningkatan pH saliva mencapai pH saliva yang optimum pada penggunaan pasta gigi herbal dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi non herbal.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat peningkatan pH yang lebih besar pada pengguna pasta gigi herbal daripada pasta gigi non herbal.

1.3Maksud

Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan peningkatan pH saliva pada pengguna pasta gigi herbal dengan pasta gigi non herbal.

1.4Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menjaga pH saliva berada pada range yang normal, yaitu 6,2 – 7,6.


(14)

4

Universitas Kristen Maranatha

1.5Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memiliki manfaat:

1. Manfaat praktis: sebagai pengetahuan dan informasi bagi masyarakat mengenai keefektifan pasta gigi herbal dalam meningkatkan dan menjaga kestabilan pH saliva sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit periodontal serta karies pada rongga mulut.

2. Manfaat akademik: sebagai landasan untuk penelitian lain mengenai pengaruh pasta gigi herbal dan pasta gigi non herbal terhadap kebersihan gigi dan mulut.

1.6Kerangka Pemikiran

pH saliva merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri dan proses terjadinya demineralisasi pada permukaan gigi. Perubahan pH saliva dipengaruhi oleh susunan kuantitatif dan kualitatif elektrolit dan kapasitas buffer di dalam saliva. Dalam keadaan normal, pH saliva berkisar antara 6,2– 7,6.3,4,7,8,10 Sisa karbohidrat yang tertinggal di dalam rongga mulut akan difermentasikan oleh bakteri patogen rongga mulut seperti S. mutans sehingga dihasilkan asam yang akan menurunkan pH saliva.3

pH saliva yang bersifat asam dapat meningkatkan kolonisasi bakteri, terutama S. mutans yang merupakan bakteri utama penyebab karies. pH saliva di bawah 5.5 akan menyebabkan demineralisasi pada permukaan enamel gigi.3,10 Sedangkan pH saliva yang bersifat basa dapat menyebabkan terjadinya pengendapan garam kalsium fosfat yang merupakan awal dari formasi kalkulus.2


(15)

5

Kandungan lisozim, asam fosfat, dan peroksida berperan penting dalam aksi proteksi saliva dalam mempertahankan keseimbangan mikroflora oral, karena enzim-enzim ini memiliki efek antibakteri.11 Protease lain dan galactoside dalam saliva dapat menghancurkan permukaan protein antigen dari S. mutans untuk mencegah perlekatan S. mutans.6

Selama bertahun-tahun, dokter gigi menyarankan pasiennya untuk menyikat gigi mereka setiap kali setelah makan. Penelitian menunjukkan, jika plak benar-benar dihilangkan dari permukaan gigi, maka tidak ada efek berbahaya yang akan terjadi di rongga mulut. Penyikatan gigi secara berulang ini akan memaksimalkan pembersihan sulkus yang akan membantu dalam mengendalikan penyakit periodontal. Pada area dengan poket periodontal, prosedur oral hygiene yang lebih sering diindikasikan untuk mengurangi infeksi.12

Pembentukkan plak dapat dihambat dengan menggosok gigi yang dilengkapi pasta gigi.7 Saat ini, lebih dari 95% seluruh pasta gigi di Amerika mengandung fluoride. Pasta gigi ini direkomendasikan untuk semua orang, bersamaan dengan mengonsumsi air fluoridasi, untuk pencegahan primer dari karies.13 Komposisi pasta gigi bervariasi pada masing-masing produsen, tapi formulasi yang umum adalah abrasif 10 – 40%, humektan 20 – 70%, air 5 – 30%, binder (pengikat) 1 – 2 %, deterjen 1 – 3%, perasa 1 – 2%, pengawet 0,05 – 0,5% dan agen terapeutik 0,1 – 0,5%.14

Untuk pembersihan gigi yang efisien, pasta gigi yang membutuhkan bahan abrasif. Bahan abrasif yang umum digunakan, yaitu dikalsium fosfat dihidrat,


(16)

6

Universitas Kristen Maranatha magnesium trisilikat, dan baru-baru ini gel silika.Selain itu, kandungan deterjen dalam pasta gigi dapat menurunkan tegangan permukaan, karenanya dapat membantu melemahkan deposit plak dan membantu menghilangkan debris makanan dari permukaan gigi selama pembersihan. Kandungan lain ialah fluoride yang dapat membantu mencegah terjadinya karies.14

Perbedaan pasta gigi biasa dengan pasta gigi herbal, yaitu pada pasta gigi herbal terdapat penambahan daun sirih, siwak, maupun jeruk nipis yang diharapkan mampu menghambat pembentukan plak gigi serta meningkatkan pH saliva.14 Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai aktivitas antimikroba yang efektif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Secara in vitro telah dibuktikan kemampuan buah jeruk nipis sebagai antibakteri dalam penghambat Salmonella paratyphi, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus. Aktivitas antibakteri dari buah jeruk nipis karena mengandung sejumlah asam organik seperti asam sitrat yang merupakan komponen utama, kemudian asam malat, asam laktat, dan asam tartarat. Penghambatan sebagai antibakteri dari asam organik disebabkan karena terjadi penurunan pH di bawah kisaran pertumbuhan mikroorganisme dan penghambatan metabolisme oleh molekul asam yang tak terdisosiasi.17 Jeruk nipis juga mempunyai kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai antibakteri.15

Beberapa bahan yang terkandung dalam daun sirih, misalnya kalsium nitrat berkhasiat menurunkan keasaman dan bersifat antiseptik.7 Selain itu, daun sirih mempunyai aktivitas antibakteri yang semakin meningkat sesuai dengan meningkatnya konsentrasi minyak atsiri. Daya antibakteri minyak atsiri daun sirih


(17)

7

disebabkan oleh adanya senyawa fenol dan turunannya yang dapat mendenaturasi protein sel bakteri. Bahan aktif tersebut adalah kavikol dan betelfenol. Senyawa ini memiliki daya antiseptik yang kuat dan kavikol memiliki daya pembunuh bakteri lima kali lipat dari fenol biasa.16 Bahan-bahan yang terkandung dalam ekstrak daun sirih dan ekstrak kayu siwak dapat meningkatkan sekresi saliva, sehingga mengakibatkan peningkatan pH saliva.7

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran. Intake Karbohidrat

Gigi

Perubahan pH Saliva Bakteri

Pasta Gigi

Non Herbal Herbal pH saliva meningkat Plak


(18)

8

Universitas Kristen Maranatha

1.7Hipotesis

Berdasarkan hal-hal tersebut, hipotesis penelitian ini adalah terdapat peningkatan pH saliva lebih besar pada penggunaan pasta gigi herbal daripada penggunaan pasta gigi non herbal.

1.8Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dan komparatif yang bertujuan untuk mengetahui adanya suatu perbandingan antara dua variabel yang diteliti.


(19)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pasta gigi herbal dapat meningkatkan pH saliva lebih besar daripada pasta gigi non herbal.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian yang lebih akurat menggunakan alat ukur pH saliva seperti pH-meter.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh hormonal terhadap sekresi saliva.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek lain dari pasta gigi herbal terhadap kesehatan gigi dan mulut.

4. Pasta gigi herbal dapat dijadikan salah satu bahan alternatif untuk mencegah pembentukan plak gigi dan meningkatkan pH saliva.

5. Pasta gigi herbal sebaiknya jangan digunakan pada orang dengan pH rongga mulut yang tinggi (basa) karena pasta gigi herbal dapat meningkatkan pH saliva sehingga memungkinkan terjadinya pembentukkan kalkulus.


(20)

50

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan RI. Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: 2012.

2. Michael G. Newman, Henry H. Takei, Fermin A. Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. 9th ed. Philadelphia: W.B Saunders Company. 2002. 3. Oedijani-Santoso, Wardani AP, Kusumasari N. Pengaruh Larutan Ekstrak

Siwak (Salvadora persica) Terhadap Streptococcus mutans: Studi In Vitro dan In Vivo. Media Medika Indonesiana. 2012.

4. Soesilo D, Santoso R.E, Diyatri I. Peranan Sorbitol dalam Mempertahankan Kestabilan PH Saliva pada Proses Pencegahan Karies. [serial online] [cited 2015 December 24]. Available from :

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-DENTJ-38-1-07.pdf

5. Samaranayake. L. Essential Microbiology for Dentistry. 3rd ed. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier. 2006; p280.

6. Law V, Seow WK, Townsend G. Factors Influencing Oral Colonization of Mutans Streptococci in Young Children. Australian Dental Journal. 2007;52:(2): p93-100.

7. Puspitasari DY. Efektivitas Menggosok Gigi Menggunakan Pasta Gigi Ekstrak Daun Sirih dan Ekstrak Kayu Siwak terhadap pH Saliva Pada Anak – Anak [skripsi]. Jember. Fakultas Kedokteran Gigi Jember; 2008.

8. Van Rensburg BGJ. Oral Biology. Berlin: Quintessence Publishing Co inc. 1995.

9. Gunawan D. Perbandingan Penggunaan Pasta Gigi Herbal dan Pasta Gigi Non Herbal Terhadap Akumulasi Plak [skripsi]. Bandung. Universitas Kristen Maranatha; 2015.

10. Linardi AN. Perbedaan PH Saliva Antara Pengguna Pasta Gigi yang Mengandung Baking Soda dan Pengguna Pasta Gigi yang Mengandung Fluor [skripsi]. Makassar. Universitas Hasanuddin; 2014.

11. Berkovitz BKB, Moxham BJ, Linden RWA, Sloan AJ. Master Dentistry; vol 3. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier. 2011.

12. Harris, NO. Primary Preventive Dentistry. 6th ed. New Jersey: Pearson Education Inc. 2004.


(21)

51

13. Cappelli DP, Mobley CC. Prevention in Clinical Oral Health Care. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008.

14. Reynolds EC. Contents of Toothpaste – Safety Implications. Associate Professor and Reader, School of Fental Science, University of Melbourne, Melbourne. [serial online] 1994 [cited 2015 September 17]: 17 ; 49-51. Available from URL:

http://www.australianprescriber.com/magazine/17/2/49/51

15.

Hariana HA. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Niaga swadaya; 2008: 149-152.

16. Sasmita IS, Pertiwi ASP, Halim M. Gambaran Efek Pasta Gigi yang Mengandung Herbal Terhadap Penurunan Indeks Plak. Dent J. [serial online] 2006 [cited 2015 September 17]; 2-8. Available from URL:

http://pustaka.unpad.ad.id/wpcontent/uploads/2009/05/herbal_pinikgasby.pdf

17. Rahardjo AHD. Efektivitas Jeruk Nipis Dalam Menurunkan Bakteri Salmonella dan Escherichia coli Pada Dada Karkas Ayam Broiler. 2012 Des:2(3):1-4.

18. Michael G. Newman, Henry H. Takei, Fermin A. Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. 10th ed. Philadelphia: W.B Saunders Company. 2012.

19. Michael G. Newman, Henry H. Takei, Fermin A. Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. 11th ed. Philadelphia: W.B Saunders Company. 2012.

20. Adhani R, Hidayat S, Arya IW. Perbedaan PH Saliva Menggosok Gigi Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Makanan Manis dan Lengket. [serial online] 2014 [cited 2015 December 10]: 2(1); 39-45. Available from:

http://eprints.unlam.ac.id/267/1/jurnal%20full.pdf

21. Kidd, Edwina AM. Essentials of Dental Caries. 3rd ed. London. August 2004. 22. Almeida PDV, Gregio AMT, Machando MAN, Lima AAS, Azevedo LR. Saliva Composition and Functions: A Comprehensive Review. The Journal of Contemporary Dental Practice. [serial online] 1 Maret 2008 [cited 2015 December]. Available from: URL:

http://www.unc.edu/courses/2008ss2/obio/720/001/2008_Readings/070308_s aliva_review.pdf


(22)

52

Universitas Kristen Maranatha 24. Guyton, Hall. Textbook of Medical Physioloogy. 11th ed. Philadelphia, PA,

USA: Elsevier Saunders. 2006.

25. Roth. G. I & Calmes. R. Oral Biology. St. Louis: The C. V. Mosby Company; 1981: 196-197.

26. Wong DT. Salivary Diagnostic. USA: Wiley-Blackwell; 2008.

27. Amalia R.. Gambaran Status pH dan Volume Saliva Pada Pengguna Kontrasepsi Hormonal Di Kecamatan MappaKasunggu Kabupaten Takalar [skripsi]. Makassar. Universitas Hasanuddin; 2013.

28. Oroh ES, Posangi J, Wowor VNS. Perbandingan Efektivitas Pasta Gigi Herbal Dengan Pasta Gigi Non Herbal Terhadap Penurunan Indeks Plak Gigi. Vol 3(2). 2015.

29. Kurnia, Annisa. Khasiat Ajaib Jeruk Nipis dari A-Z Untuk Kesehatan dan Kecantikan. Yogyakarta: Andi. 2012; 1-55.

30. Pradhan D, Suri KA, Pradhan DK, Biswasroy P. Phytochemistry, Pharmacological Profile and Therapeutic Uses of Piper Betle Linn. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. [serial online] 2013 [cited 2016 January 28]: 1(6); 47-167. Available from URL:

www.phytojournal.com

31. Rekha VPB, Kollipara M, Srinivasa Gupta BRSS, Bharath Y, Pulicherla KK. A Review on Piper betle L.: Nature’s Promising Medicinal Reservoir. 2014. Vol 1(5); 276-289.

32. Razak A, Djamal A, Revilla G. Uji Daya Hambat Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus autantifolia) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Jurnal Kesehatan Andalas; 2013: 2(1).

33. Rukmana R. Jeruk Nipis. Tabulampot. Yogyakarta: Kanisius. 1996. P: 14-21. 34. Dahlan, M. Sopiyudin. Besar Sampel untuk Penelitian Kedokteran dan


(1)

disebabkan oleh adanya senyawa fenol dan turunannya yang dapat mendenaturasi protein sel bakteri. Bahan aktif tersebut adalah kavikol dan betelfenol. Senyawa ini memiliki daya antiseptik yang kuat dan kavikol memiliki daya pembunuh bakteri lima kali lipat dari fenol biasa.16 Bahan-bahan yang terkandung dalam ekstrak daun sirih dan ekstrak kayu siwak dapat meningkatkan sekresi saliva, sehingga mengakibatkan peningkatan pH saliva.7

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran. Intake Karbohidrat

Gigi

Perubahan pH Saliva Bakteri

Pasta Gigi

Non Herbal Herbal pH saliva meningkat Plak


(2)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.7Hipotesis

Berdasarkan hal-hal tersebut, hipotesis penelitian ini adalah terdapat peningkatan pH saliva lebih besar pada penggunaan pasta gigi herbal daripada penggunaan pasta gigi non herbal.

1.8Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dan komparatif yang bertujuan untuk mengetahui adanya suatu perbandingan antara dua variabel yang diteliti.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pasta gigi herbal dapat meningkatkan pH saliva lebih besar daripada pasta gigi non herbal.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian yang lebih akurat menggunakan alat ukur pH saliva seperti pH-meter.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh hormonal terhadap sekresi saliva.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek lain dari pasta gigi herbal terhadap kesehatan gigi dan mulut.

4. Pasta gigi herbal dapat dijadikan salah satu bahan alternatif untuk mencegah pembentukan plak gigi dan meningkatkan pH saliva.

5. Pasta gigi herbal sebaiknya jangan digunakan pada orang dengan pH rongga mulut yang tinggi (basa) karena pasta gigi herbal dapat meningkatkan pH saliva sehingga memungkinkan terjadinya pembentukkan kalkulus.


(4)

50

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan RI. Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: 2012.

2. Michael G. Newman, Henry H. Takei, Fermin A. Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. 9th ed. Philadelphia: W.B Saunders Company. 2002. 3. Oedijani-Santoso, Wardani AP, Kusumasari N. Pengaruh Larutan Ekstrak

Siwak (Salvadora persica) Terhadap Streptococcus mutans: Studi In Vitro dan In Vivo. Media Medika Indonesiana. 2012.

4. Soesilo D, Santoso R.E, Diyatri I. Peranan Sorbitol dalam Mempertahankan Kestabilan PH Saliva pada Proses Pencegahan Karies. [serial online] [cited 2015 December 24]. Available from :

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-DENTJ-38-1-07.pdf

5. Samaranayake. L. Essential Microbiology for Dentistry. 3rd ed. Philadelphia:

Churchill Livingstone Elsevier. 2006; p280.

6. Law V, Seow WK, Townsend G. Factors Influencing Oral Colonization of Mutans Streptococci in Young Children. Australian Dental Journal. 2007;52:(2): p93-100.

7. Puspitasari DY. Efektivitas Menggosok Gigi Menggunakan Pasta Gigi Ekstrak Daun Sirih dan Ekstrak Kayu Siwak terhadap pH Saliva Pada Anak – Anak [skripsi]. Jember. Fakultas Kedokteran Gigi Jember; 2008.

8. Van Rensburg BGJ. Oral Biology. Berlin: Quintessence Publishing Co inc. 1995.

9. Gunawan D. Perbandingan Penggunaan Pasta Gigi Herbal dan Pasta Gigi Non Herbal Terhadap Akumulasi Plak [skripsi]. Bandung. Universitas Kristen Maranatha; 2015.

10. Linardi AN. Perbedaan PH Saliva Antara Pengguna Pasta Gigi yang Mengandung Baking Soda dan Pengguna Pasta Gigi yang Mengandung Fluor [skripsi]. Makassar. Universitas Hasanuddin; 2014.

11. Berkovitz BKB, Moxham BJ, Linden RWA, Sloan AJ. Master Dentistry; vol 3. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier. 2011.

12. Harris, NO. Primary Preventive Dentistry. 6th ed. New Jersey: Pearson Education Inc. 2004.


(5)

13. Cappelli DP, Mobley CC. Prevention in Clinical Oral Health Care. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008.

14. Reynolds EC. Contents of Toothpaste – Safety Implications. Associate Professor and Reader, School of Fental Science, University of Melbourne, Melbourne. [serial online] 1994 [cited 2015 September 17]: 17 ; 49-51. Available from URL:

http://www.australianprescriber.com/magazine/17/2/49/51

15.

Hariana HA. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Niaga swadaya; 2008: 149-152.

16. Sasmita IS, Pertiwi ASP, Halim M. Gambaran Efek Pasta Gigi yang Mengandung Herbal Terhadap Penurunan Indeks Plak. Dent J. [serial online] 2006 [cited 2015 September 17]; 2-8. Available from URL:

http://pustaka.unpad.ad.id/wpcontent/uploads/2009/05/herbal_pinikgasby.pdf

17. Rahardjo AHD. Efektivitas Jeruk Nipis Dalam Menurunkan Bakteri Salmonella dan Escherichia coli Pada Dada Karkas Ayam Broiler. 2012 Des:2(3):1-4.

18. Michael G. Newman, Henry H. Takei, Fermin A. Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. 10th ed. Philadelphia: W.B Saunders Company. 2012.

19. Michael G. Newman, Henry H. Takei, Fermin A. Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. 11th ed. Philadelphia: W.B Saunders Company. 2012.

20. Adhani R, Hidayat S, Arya IW. Perbedaan PH Saliva Menggosok Gigi Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Makanan Manis dan Lengket. [serial online] 2014 [cited 2015 December 10]: 2(1); 39-45. Available from:

http://eprints.unlam.ac.id/267/1/jurnal%20full.pdf

21. Kidd, Edwina AM. Essentials of Dental Caries. 3rd ed. London. August 2004. 22. Almeida PDV, Gregio AMT, Machando MAN, Lima AAS, Azevedo LR. Saliva Composition and Functions: A Comprehensive Review. The Journal of Contemporary Dental Practice. [serial online] 1 Maret 2008 [cited 2015 December]. Available from: URL:

http://www.unc.edu/courses/2008ss2/obio/720/001/2008_Readings/070308_s aliva_review.pdf

23. Norton NS. Netter’s Head and Neck Anatomy For Dentistry. Philadelphia: Elsevier. 2007.


(6)

52

Universitas Kristen Maranatha 24. Guyton, Hall. Textbook of Medical Physioloogy. 11th ed. Philadelphia, PA,

USA: Elsevier Saunders. 2006.

25. Roth. G. I & Calmes. R. Oral Biology. St. Louis: The C. V. Mosby Company; 1981: 196-197.

26. Wong DT. Salivary Diagnostic. USA: Wiley-Blackwell; 2008.

27. Amalia R.. Gambaran Status pH dan Volume Saliva Pada Pengguna Kontrasepsi Hormonal Di Kecamatan MappaKasunggu Kabupaten Takalar [skripsi]. Makassar. Universitas Hasanuddin; 2013.

28. Oroh ES, Posangi J, Wowor VNS. Perbandingan Efektivitas Pasta Gigi Herbal Dengan Pasta Gigi Non Herbal Terhadap Penurunan Indeks Plak Gigi. Vol 3(2). 2015.

29. Kurnia, Annisa. Khasiat Ajaib Jeruk Nipis dari A-Z Untuk Kesehatan dan Kecantikan. Yogyakarta: Andi. 2012; 1-55.

30. Pradhan D, Suri KA, Pradhan DK, Biswasroy P. Phytochemistry, Pharmacological Profile and Therapeutic Uses of Piper Betle Linn. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. [serial online] 2013 [cited 2016 January 28]: 1(6); 47-167. Available from URL:

www.phytojournal.com

31. Rekha VPB, Kollipara M, Srinivasa Gupta BRSS, Bharath Y, Pulicherla KK.

A Review on Piper betle L.: Nature’s Promising Medicinal Reservoir. 2014.

Vol 1(5); 276-289.

32. Razak A, Djamal A, Revilla G. Uji Daya Hambat Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus autantifolia) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Jurnal Kesehatan Andalas; 2013: 2(1).

33. Rukmana R. Jeruk Nipis. Tabulampot. Yogyakarta: Kanisius. 1996. P: 14-21. 34. Dahlan, M. Sopiyudin. Besar Sampel untuk Penelitian Kedokteran dan


Dokumen yang terkait

Peranan Pasta Gigi Herbal Terhadap Kesehatan Jaringan Periodonsium

17 126 49

PERBEDAAN PEMBERSIHAN GIGI MENGGUNAKAN KAYU SIWAK (Salvadora persica), SIKAT GIGI DENGAN PASTA GIGI EKSTRAK SIWAK DAN NON HERBAL TERHADAP PERUBAHAN pH SALIVA

0 4 58

PERBEDAAN ANTARA PASTA GIGI YANG TIDAK MENGANDUNG HERBAL DAN PASTA GIGI DENGAN TAMBAHAN Perbedaan Antara Pasta Gigi Yang Tidak Mengandung Herbal Dan Pasta Gigi Dengan Tambahan Herbal Dalam Mengurangi Plak Pada Remaja Di Panti Asuhan Yayasan Nur Hidayah

0 3 14

PERBEDAAN ANTARA PASTA GIGI YANG TIDAK MENGANDUNG HERBAL DAN PASTA GIGI DENGAN TAMBAHAN Perbedaan Antara Pasta Gigi Yang Tidak Mengandung Herbal Dan Pasta Gigi Dengan Tambahan Herbal Dalam Mengurangi Plak Pada Remaja Di Panti Asuhan Yayasan Nur Hidayah

0 1 10

PENDAHULUAN Perbedaan Daya Antibakteri Pasta Gigi Herbal Dan Pasta Gigi Non-Herbal Terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans Secara In Vitro.

0 3 5

Perbedaan Penggunaan Pasta Gigi Herbal dan Pasta Gigi Non Herbal terhadap Indeks Plak Pada Pengguna Alat Ortodontik Cekat (Penelitian pada Mahasiswa/Mahasiswi FKG Maranatha yang Menggunakan Ortodontik Cekat).

0 0 22

Perbandingan Penggunaan Pasta Gigi Herbal Dengan Pasta Gigi Non Herbal Terhadap Akumulasi Plak.

4 10 23

Perbandingan Efektivitas Pasta gigi Herbal dan Pasta gigi Nonherbal Terhadap Staphylococcus aureus, Streptococcus fJ-hemoliticus & Candida albicans In Vitro.

0 0 13

Perbedaan Efek Antifungi Pasta Gigi Herbal dan Pasta Gigi Non Herbal terhadap Candida albicans in vitro.

0 0 11

Perbedaan Efek Antifungi Pasta Gigi Herbal dan Pasta Gigi Non Herbal terhadap Candida albicans In Vitro IMG 20160219 0001

0 0 1