Peranan Pasta Gigi Herbal Terhadap Kesehatan Jaringan Periodonsium

(1)

PERANAN PASTA GIGI HERBAL TERHADAP

KESEHATAN JARINGAN PERIODONSIUM

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi

Oleh : RIZA ARMI NIM : 060600011

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2011

Riza Armi

Peranan Pasta Gigi Herbal Terhadap Kesehatan Jaringan Periodonsium ix + 35 halaman

Pemeliharaan kesehatan mulut yang teratur melalui kontrol plak secara mekanis dengan sikat gigi dan pasta gigi akan menjamin kesehatan gigi dan mulut, karena telah terbukti bahwa menyikat gigi merupakan metode yang efektif untuk pengendalian plak dan gingivitis. Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva. Berdasarkan manfaat yang dapat diberikan oleh pasta gigi terhadap kesehatan jaringan periodonsium, maka ke dalam formulasi pasta gigi banyak ditambahkan bahan-bahan yang dapat meningkatkan efektifitas pasta gigi termasuk herbal.

Pasta gigi herbal merupakan pasta gigi yang mengandung bahan-bahan tumbuh-tumbuhan yang diharapkan dapat menekan pertumbuhan plak, karena herbal berasal dari tumbuh-tumbuhan, maka bahan tersebut aman dan alami. Bahan tumbuhan yang biasa ditambahkan pada pasta gigi herbal diantaranya Aloevera/lidah buaya, Chamomile, Clove, Green tea, Echinacea, Myrrh, Golden sea, Baking soda,


(3)

Fennel/adas, Rosemary, jahe, Sage oil, Sanguinarine, Eucalyptus/ kayu putih,

Licorice, Peppermint oil, rumput laut, Neem/mimba, Teaberry dan Rhatany.

Menurut berbagai penelitian klinis yang dilakukan oleh para ahli, diketahui bahwa penggunaan pasta gigi yang mengandung herbal memiliki efektifitas yang sama dengan pasta gigi tanpa herbal terhadap penurunan indeks plak dan gingivitis. Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa pasta gigi herbal dapat meningkatkan kesehatan jaringan periodonsium.


(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 28 April 2011

Pembimbing : Tanda tangan

Zulkarnain, drg. M. Kes. ………... NIP : 1955 1020 198503 1 001


(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 28 April 2011

TIM PENGUJI

KETUA : Zulkarnain, drg., M. Kes ... ANGGOTA :1. Pitu Wulandari, drg., S.Psi.,Sp.Perio ...

2. Krisna Murthy Pasaribu, drg.,Sp.Perio ...

Disetujui Ketua Departemen

... Irmansyah R,drg., Ph.D


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil a’lamin, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini telah selesai disusun dalam rangka memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Prof. Nazruddin,drg., Ph.D., Sp.Ort., selaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi USU.

2. Zulkarnain, drg., M.Kes., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan masukan, bimbingan, motivasi dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Irmansyah, drg., Ph.D selaku Ketua Departemen Periodonsia yang telah memberi petunjuk, saran dan motivasi bagi penulis selama penulisan skripsi ini.

4. Krisna Murthy Pasaribu, drg.,Sp.Perio, dan Pitu Wulandari, drg., S.Psi.,Sp.Perio, selaku tim penguji yang telah banyak memberikan saran dan kritik membangun yang sangat membantu penulis dalam perbaikan skripsi ini.

5. Mimi Marina Lubis,drg, selaku dosen pembimbing akademi yang telah membimbing penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumtera Utara.


(7)

6. Saidina Hamzah Daliemunthe, drg., Sp.Perio (K), dan seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen periodonsia yang telah membimbing dan membantu penulis selama penulisan skripsi ini.

7. Kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta, Razali S.Pd dan Ibunda tercinta, Tiarfah atas segala pengorbanan tenaga, materi, kasih sayang, dan masih banyak lagi hal yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT mencurahkan rahmat dan hidayah yang berlimpah.

8. Kepada saudara-saudara penulis, Kakanda Nelli Arzani, Adinda Noval dan Nadia, atas kasih sayang, segala dukungan dan semangatnya, semoga Allah SWT selalu memberi rahmat dan hidayah.

9. Kepada semua sahabat-sahabat senasib dan seperjuangan yang tersayang, Ona, Una, Evi, Andre, Icut, Kak Muthi, Tika, Dinda, Feni, dan Rifka, yang tak pernah jemu memberikan motivasi, semangat, dukungan, dan bantuan kepada penulis dari awal kuliah hingga kini.

10. Kepada Dita, Ilda, Mira, Rina dan semua anak kost sarmin 15 yang tak bisa disebut satu persatu, yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis hingga terselesainya skripsi ini.

11. Kepada teman-teman seperjuangan yang juga mengambil skripsi di departemen Periodonsia, dan seluruh teman-teman stambuk 2006 lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis hingga terselesainya skripsi ini.

Penulis mengetahui keterbatasan pengetahuan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk


(8)

perbaikan tulisan ilmiah ini agar ke depan nantinya dapat menjadi sebuah karya yang lebih baik lagi. Akhirnya, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Medan, 28 April 2011 Penulis,

( Riza Armi) NIM : 060600011


(9)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

BAB 2 PASTA GIGI SEBAGAI SALAH SATU MEDIA KESEHATAN RONGGA MULUT 2.1 Defenisi Pasta Gigi ... 3

2.2 Fungsi Pasta Gigi ... 3

2.3 Jenis-Jenis Pasta Gigi ... 7

BAB 3 PASTA GIGI HERBAL ... 10

BAB 4 PERANAN PASTA GIGI HERBAL TERHADAP KESEHATAN JARINGAN PERIODONSIUM... 20

BAB 5 DISKUSI DAN KESIMPULAN ... 30

DAFTAR RUJUKAN ... 33 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indeks Plak, aspek bukal dan aspek lingual (mean ± SD,median) ... 22 2. Indeks plak, aspek mesial dan aspek distal (mean ± SD,median) ... 23 3. Indeks gingiva pada aspek bukal dan aspek lingual

(mean ± SD,median) ... 23 4. Indeks gingiva pada aspek mesial dan distal

(mean ± SD,median) ... 24 5. Latar belakang karakteristik pasien dalam kelompok uji dan

kelompok kontrol ... 26

6. Mean, median dan standar deviasi indeks plak antara kelompok uji

dan kelompok kontrol ... 26 7. Mean, median dan standar deviasi dari indeks gingiva (GI) antara

kelompok uji dan kontrol ... 27 8. Gingival Bleeding Indeks (GBI) mean dan standard deviasi

pada 0 hari dan 30 hari untuk kelompok kontrol dan uji ... 29 9. Mean dan standard deviasi indeks plak (PI) pada 0 hari dan 30


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Contoh pasta gigi anti karies ... 7

2. Contoh pasta gigi anti plak ... 8

3. Pasta gigi anti hipersensitivitas ... 9

4. Chamomile ... 11

5. Aloevera/ lidah buaya ... 12

6. Paradontax ... 12

7. Colgate herbal ... 13

8. Pasta gigi Dabur... 14

9. Auromere Herbal ... 15

10. Echinacea ... 16

11. Herbal Brite ... 16

12. Nature’s Gate Natural... 17


(12)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2011

Riza Armi

Peranan Pasta Gigi Herbal Terhadap Kesehatan Jaringan Periodonsium ix + 35 halaman

Pemeliharaan kesehatan mulut yang teratur melalui kontrol plak secara mekanis dengan sikat gigi dan pasta gigi akan menjamin kesehatan gigi dan mulut, karena telah terbukti bahwa menyikat gigi merupakan metode yang efektif untuk pengendalian plak dan gingivitis. Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva. Berdasarkan manfaat yang dapat diberikan oleh pasta gigi terhadap kesehatan jaringan periodonsium, maka ke dalam formulasi pasta gigi banyak ditambahkan bahan-bahan yang dapat meningkatkan efektifitas pasta gigi termasuk herbal.

Pasta gigi herbal merupakan pasta gigi yang mengandung bahan-bahan tumbuh-tumbuhan yang diharapkan dapat menekan pertumbuhan plak, karena herbal berasal dari tumbuh-tumbuhan, maka bahan tersebut aman dan alami. Bahan tumbuhan yang biasa ditambahkan pada pasta gigi herbal diantaranya Aloevera/lidah buaya, Chamomile, Clove, Green tea, Echinacea, Myrrh, Golden sea, Baking soda,


(13)

Fennel/adas, Rosemary, jahe, Sage oil, Sanguinarine, Eucalyptus/ kayu putih,

Licorice, Peppermint oil, rumput laut, Neem/mimba, Teaberry dan Rhatany.

Menurut berbagai penelitian klinis yang dilakukan oleh para ahli, diketahui bahwa penggunaan pasta gigi yang mengandung herbal memiliki efektifitas yang sama dengan pasta gigi tanpa herbal terhadap penurunan indeks plak dan gingivitis. Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa pasta gigi herbal dapat meningkatkan kesehatan jaringan periodonsium.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

Salah satu indikator kesehatan gigi dan mulut adalah tingkat kebersihan rongga mulut. Hal tersebut dapat dilihat dari ada tidaknya deposit-deposit organik, seperti pelikel, materi alba, sisa makanan, kalkulus, dan plak gigi. Plak merupakan deposit lunak yang membentuk lapisan biofilm dan melekat erat pada permukaan gigi dan gusi serta permukaan keras lainnya dalam rongga mulut.1 Berdasarkan studi epidemiologi, plak gigi merupakan faktor etiologi utama terhadap terjadinya gingivitis.2

Pengendalian plak adalah upaya membuang dan mencegah penumpukan plak pada permukaan gigi. Upaya tersebut dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi. Penyingkiran secara mekanis merupakan metode yang efektif dalam mengendalikan plak dan gingivitis. Penyingkiran mekanis dapat meliputi penyikatan gigi dan penggunaan benang gigi.1,3 Saat ini kontrol plak dilengkapi dengan penambahan jenis bahan aktif yang mengandung bahan dasar alami ataupun bahan sintetik sebagai bahan anti mikroba. Bahan anti mikroba tersebut tersedia dalam bentuk larutan kumur dan pasta gigi.4

Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan


(15)

rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gusi. Penyikatan gigi dengan pasta gigi telah banyak dipergunakan di berbagai negara.1 Pasta gigi antara lain mengandung bahan antimikroba seperti triklosan dan klorheksidin sebagai bahan aktif yang dapat memberikan efek inhibisi secara langsung pada pembentukan plak. Penambahan herbal pada pasta gigi diharapkan dapat menghambat pertumbuhan plak. Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan beberapa jenis herbal yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba. Selain itu, karena herbal berasal dari tumbuh-tumbuhan, maka bahan tersebut aman dan alami.1,5

Untuk dapat lebih memahami peranan pasta gigi terhadap kesehatan jaringan periodonsium, maka pada bab 2 akan dijelaskan mengenai pasta gigi sebagai media kesehatan rongga mulut, definisi pasta gigi, fungsi pasta gigi dan jenis-jenis pasta gigi.

Selanjutnya, pada bab 3 akan dibahas mengenai bahan-bahan tumbuhan yang terkandung dalam pasta gigi herbal, manfaat bahan tumbuhan yang terkandung dalam pasta gigi herbal, serta contoh-contoh pasta gigi herbal.

Pada bab 4 akan dijelaskan peranan pasta gigi yang mengandung herbal terhadap kesehatan jaringan periodonsium yang diuraikan evaluasi hasil penelitian para ahli. Pada akhirnya, tulisan ini akan ditutup dengan diskusi dan kesimpulan yang terdapat pada bab 5.

Melalui berbagai pembahasan mengenai pasta gigi herbal, maka dapat diketahui berbagai manfaaat dan keuntungan yang diperoleh dari pasta gigi herbal, sehingga diharapkan keefektifan pasta gigi herbal untuk dapat dijadikan sebagai suatu pertimbangan klinis bagi dokter gigi untuk menggunakan pasta gigi herbal sebagai


(16)

salah satu metode kontrol plak mekanis dalam upaya mencegah penyakit periodontal dan memelihara kesehatan jaringan periodonsium.


(17)

BAB 2

PASTA GIGI SEBAGAI SALAH SATU MEDIA DALAM MENJAGA KESEHATAN RONGGA MULUT

Pada masa lalu, pasta gigi yang digunakan bersama sikat gigi hanya bersifat sebagai alat kosmetik. Tetapi akhir-akhir ini banyak pasta gigi yang mempunyai efek untuk merawat penyakit mulut dan mencegah karies gigi, sehingga sukar dibedakan dengan jelas antara pasta gigi yang berefek kosmetik dan yang berefek terapi.4

2.1 Definisi Pasta Gigi

Pasta gigi didefinisikan suatu bahan semi-aqueous yang digunakan bersama-sama sikat gigi untuk membersihkan deposit dan memoles seluruh permukaan gigi.6 Pasta gigi biasa digunakan pada saat menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi. Penggunaan pasta gigi bersama sikat gigi melalui penyikatan gigi adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan oleh masyarakat saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan rongga mulut.1,6,7

2.2 Fungsi Pasta Gigi

Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap sebagai manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva.1,4,6,7


(18)

Dibawah ini akan dijelaskan komposisi pasta gigi beserta fungsinya sebagai berikut:

2.2.1 Bahan abrasif (20-50%)

Bahan abrasif yang terdapat pada pasta gigi umumnya berbentuk bubuk pembersih yang dapat memolis dan menghilangkan stain dan plak. Bentuk dan jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi membantu untuk menambah kekentalan pasta gigi. Contoh bahan abrasif antara lain silica atau hydrated silica, sodium bikarbonat,

aluminium oxide, dikalsium fosfat dan kalsium karbonat.6,7,8

2.2.2 Air (20-40%)

Air dalam pasta gigi berfungsi sebagai pelarut.6 2.2.3 Humectant atau pelembab (20-35%)

Humectant adalah bahan penyerap air dari udara dan menjaga kelembaban.

Digunakan untuk menjaga pasta gigi tetap lembab.6 2.2.4 Bahan perekat (1-2%)

Bahan perekat ini dapat mengontrol kekentalan dan memberi bentuk krim dengan cara mencegah terjadinya pemisahan dalam solid dan liquid pada suatu pasta gigi. Contohnya glyserol, sorbitol dan polyethylene glycol (PEG) dan cellulose

gum.6,7

2.2.5 Surfectan atau Deterjen (1-3%)

Bahan deterjen yang banyak terdapat dalam pasta gigi di pasaran adalah

Sodium Lauryl Sulphate (SLS) yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan,


(19)

debris, material alba dan sisa makanan menjadi lebih mudah. Sodium Lauryl Sulphate ini juga memiliki efek antibakteri.6,7,9

2.2.6 Bahan penambah rasa ( 0-2%)

Biasanya pasta gigi menggunakan pemanis buatan untuk memberikan cita rasa yang beraneka ragam. Misalnya rasa mint, stroberi, kayu manis bahkan rasa permen karet untuk pasta gigi anak. Tambahan rasa pada pasta gigi akan membuat menyikat gigi menjadi menyenangkan.6,7,9

2.2.7 Bahan terapeutik (0-2%)

Bahan terapeutik yang biasa ditambahkan dalam pasta gigi adalah flour, bahan desensitisasi, bahan anti-tartar, bahan antimikroba, bahan pemutih, bahan pengawet. Manfaat masing bahan terapeutik adalah :

2.2.7.1 Fluoride

Penambahan fluoride pada pasta gigi dapat memperkuat enamel dengan cara membuatnya resisten terhadap asam dan menghambat bakteri untuk memproduksi asam. Jenis fluoride yang terdapat dalam pasta gigi adalah Stannous fluoride, Sodium

fluoride dan Sodium monofluorofosfat. Stannous. Stannous fluoride atau Tin fluor

merupakan fluor yang pertama ditambahkan dalam pasta gigi yang digunakan secara bersamaan dengan bahan abrasif (kalsium fosfat). Fluor ini bersifat antibakterial namun kelemahannya dapat membuat stein abu-abu pada gigi. Sodium fluoride atau NaF merupakan fluor yang paling sering ditambahkan dalam pasta gigi, tapi tidak dapat digunakan bersamaan dengan bahan abrasif. 6,7


(20)

2.2.7.2 Bahan desensitisasi

Jenis bahan desensitisasi adalah bahan yang digunakan untuk perawatan hipersensitivitas dentin/hipersensi. Bahan sensitivitas yang sering digunakan dalam pasta gigi adalah Potassium citrate yang dapat memblok transmisi nyeri di antara sel-sel syaraf dan Stronsium chloride yang dapat memblok tubulus dentin.6,7,12

2.2.7.3 Bahan anti-tartar

Bahan ini digunakan untuk mengurangi kalsium dan magnesium dalam saliva sehingga keduanya tidak dapat berdeposit pada permukaan gigi, misalnya

Tetrasodium pyrophospate.6

2.2.7.4 Bahan antimikroba

Bahan ini digunakan untuk membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri, misalnya Trikolsan (bakterisidal), Zinc citrate atau Zinc phosphate (bakteriostatik). Selain itu, ada beberapa herbal yang ditambahkan sebagai anti mikroba dalam pasta gigi misalnya daun sirih dan siwak.6,7,12

2.2.8 Bahan pemutih (0.05-0,5%)

Bahan pemutih yang biasa digunakan antara lain Sodium carbonat, Hidrogen

peroksida, citroxane, dan sodium hexametaphospate.6,7

2.2.9 Bahan pengawet (0,05-0,5%)

Bahan pengawet ini berfungsi untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam pasta gigi. Bahan pengawet yang sering ditambahkan dalam pasta gigi adalah


(21)

2.3 Jenis-jenis pasta gigi

Ada beberapa jenis pasta gigi yaitu pasta gigi anti karies, pasta gigi anti plak, pasta gigi pemutih dan pasta gigi herbal.

2.3.1 Pasta gigi anti karies

Pasta gigi yang beredar dipasaran umumnya mengandung fluor dalam bentuk

Natrium fluoride (NaF), Stanium Fluoride (SnF) dan Sodium monofluorofosfat

(NaMNF). Pasta gigi fluoride efektif dalam mencegah dan mengendalikan karies gigi.

Fluor dapat menghambat demineralisasi enamel dan meningkatkan remineralisasi. Flour sangat berperan penting terhadap peningkatan kesehatan gigi. Contoh pasta gigi anti karies adalah Colgate, Pepsodent, dan Fluorodine.7,9

r 1.

2.3.2 Pasta gigi anti plak

Selama dua dekade terakhir, banyak pasta gigi telah diformulasikan mengandung senyawa antimikroba untuk mencegah atau mengurangi plak, kalkulus,

Gambar 1. Contoh pasta gigi anti karies


(22)

dan karies gigi. Salah satu senyawa tersebut adalah triklosan.13 Triklosan (2,4’

trikloro-2’-hidroksi difenil eter) adalah suatu antimikroba anionik dengan spektrum

luas (dengan minimal inhibitory concentration atau konsentrasi penghambat minimal terhadap banyak bakteri oral kurang dari 10 µ g/g) terhadap kebanyakan bakteri yang membentuk plak. Anti mikroba ini terabsorbsi ke permukaan oral tetapi tidak menimbulkan stein. Contoh merek dagangnya adalah Antiplaque, AP-24. 6,12

Gambar 2. Contoh pasta gigi anti plak.

dentist.net/products/ap-24-anti- plaque-fluoride toothpaste) (4 Desember


(23)

2.3.3 Pasta gigi pemutih

Pasta gigi untuk pemutih meliputi enzim, peroksida, surfaktan, sitrat, pirofosfat dan hexametaphosphate. Contoh merek dagangnya adalah Diamond, dan

Opale.13

2.3.4 Pasta gigi anti hipersensitivitas

Hipersensitivitas dentin merupakan suatu kondisi dari gigi yang sakit, berupa rasa sakit yang singkat dan tajam, diakibatkan dentin yang tersingkap dalam menerima stimulus yang berasal dari luar. Jenis bahan desensitisasi yang digunakan dalam pasta gigi adalah Potassium citrate dan Stronsium chloride. Contoh merek dagangnya adalah Colgate Sensitive, Sensodyne, Sensodyne-F. 6,7

2.3.5 Pasta gigi herbal

Pasta gigi herbal merupakan pasta gigi yang mengandung bahan-bahan alami pilihan. Penelitian klinis tentang pasta gigi yang mengandung herbal telah banyak dilakukan oleh para ahli.5

Gambar 3. Pasta gigi anti hipersensitivitas. (http://pr.products. product review.com.au/112894_sensodyne_toothpaste. jpg)(4 Desember 2010)


(24)

BAB 3

PASTA GIGI HERBAL

Berbagai produsen pasta gigi membuat inovasi dalam menambahkan bahan lain yang bermanfaat untuk kesehatan gigi. Penambahan bahan lain pada pasta gigi harus aman dan efektif, serta pemakaiannya telah disetujui oleh American Dental

Association. Salah satu zat yang umum ditambahkan pada pasta gigi adalah herbal.1

Pasta gigi herbal merupakan pasta gigi yang mengandung bahan tumbuh-tumbuhan yang diharapkan dapat menekan pertumbuh-tumbuhan plak, karena herbal berasal dari tumbuh-tumbuhan, maka bahan tersebut aman dan alami.1 Bahan tumbuhan yang biasa ditambahkan pada pasta gigi herbal diantaranya Aloevera/lidah buaya,

Chamomile, Clove, Green tea, Echinacea, mur, Golden sea, Baking soda, Bee

propolis, ekstrak biji anggur, jeruk nipis, Cinnamon/kayu manis, Junifer,

Fennel/adas, Rosemary, jahe, Sage oil, Sanguinarine, Eucalyptus/ kayu putih,

Licorice, Peppermint oil, rumput laut, Neem/mimba, Teaberry dan Rhatany. 1.4,12-14 Chamomile memiliki sifat anti-inflamasi, dan diharapkan dapat mengurangi

inflamasi gingiva. Mur adalah anti septik alami. Peppermint oil sebagai analgesik, anti septik, anti inflamasi dan antimikroba. Rhatany memiliki sifat anti hemorrhagik.

Aloevera sebagai anti-inflamasi, penyembuhan luka, stomatitis, analgesik, dan

imunostimulan. Baking soda sebagai bahan abrasi. Bee Propolis merupakan anti-inflamasi, penyembuhan luka, antivirus pada jenis virus herpes simpleks, dan merupakan antibakteri terhadap Streptokokus mutans. Cinnamon merupakan antimikroba, analgesik, anestesi anti jamur, menyembuhkan nyeri gigi, dan


(25)

menghilangkan bau mulut. Clove merupakan antibakteri, digunakan dalam kombinasi dengan asiklovir. Echinacea dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, juga untuk penyakit periodontal dan abses. Fennel bersifat antimikroba. Garlic merupakan antivirus terhadap virus herpes simplex, antibakteri. Ginger dapat mencegah mual, mengurangi nyeri sendi, anti inflamasi, dan untuk penyembuhan luka. Golden Seal dapat mengurangi peradangan, ulkus pada mulut, menghambat beberapa bakteri, jamur dan protozoa. Ekstrak biji anggur sebagai antioksidan yang kuat. Green Tea merupakan antimikroba dan menghilangkan bau mulut, karies gigi penyakit periodontal, dan anti inflamasi. Juniper sebagi anti inflamasi, anti mikroba, antivirus, dan menghilangkan bau mulut. Licorice yaitu Anti inflamasi, antivirus, terutama inaktifasi herpes simpleks. Rosemary sebagai analgesik untuk luka di mulut. Sage Oil untuk anti septik, penyakit periodontal, dan bakterisida. Sanguinarine merupakan antiplak, dan anti inflamasi. Teaberry merupakan anti inflamasi.2,3,12-14


(26)

3.1 Parodontax®

Pasta gigi Parodontax mengandung Chamomile merupakan antimikroba, analgesik, anestesi anti jamur, menyembuhkan nyeri gigi, dan menghilangkan bau mulut, Sage, Myrrh, Rhatany, Echinacea dan Peppermint oil.2,4,13

Gambar 6. Parodontax

sendtype&type=3&id=2331)(12 Januari 2011) Gambar 5. Aloevera/ lidah buaya


(27)

3.2 Colgate herbal®

Pasta gigi Colgate herbal mengandung kalsium karbonat, Chamomile, Sage untuk anti septik, penyakit periodontal, dan bakterisida., Eucalyptus, dan Myrrh.3

3.3 Dabur®

Pasta gigi Dabur mengandung Kalsium Karbonat (berasal dari batu gamping),

Glycerin, Purified Water, Neem, Bulletwood, Babul, Lotur Bark, Blackberry Pellitroy

Root, Natrium lauril sulfat (dari minyak kelapa), Alam karagenan Flavor Gum

(berbagai minyak esensial) Peppermint, Spearmint sebagai analgesik, anti septik, anti inflamasi dan antimikroba, minyak ketumbar, minyak jahe, minyak kayu putih, minyak lemon, natrium silikat, natrium sakarin.15

Gambar 7. Colgate herbal

catalyst/2003/09/25/images/2003092500100403.jpg)( 12 Januari 2011)


(28)

3.4 Auromere Herbal®

Kapur, gliserin, air, campuran herbal ekstrak yang berfungsi sebagai anti inflamasi, anti antibakteri,anti septik dan anti jamur (siwak, neem, akar licorice India, kulit buah delima, jujube umum, jambu, cengkeh, kenari Persia, kulit barleria prinoitis, almond India, bedda kacang tanah, Asia holly ek, abu berduri, zanthoxylum alatum, kayu sappan, catechu, Bengal gila, kulit akasia arabica, sarsaparilla, kayu manis, kulit medlar, mayweed,bishop’s weed [ekstrak bunga]), silika, natrium lauril sulfat, karagenan, gum selulosa, minyak cengkeh bersifat antiseptik, peppermint oil, spearmint oil sebagai anti bakteri, minyak kayu putih, menthol, timol, anethol, geranium ekstrak.14

Gambar 8. Pasta gigi

Dabur


(29)

3.5 Dental Gel®

Sorbitol, natrium bikarbonat, hydrated silica, gliserin, zinc sitrat, aloe vera gel (40:1 terkonsentrasi), air murni, ekstrak biji anggur (0,4%) merupakan antioksidan, permen karet selulosa, natrium lauril sulfat, natrium lauril sarkosinate, ekstrak sanguinaria merupakan antiplak, dan anti inflamasi., ekstrak Stevia, natrium askorbat/kalsium askorbat, vitamin E asetat, sitrat boron, minyak alami peppermint sebagai analgesik, anti septik, anti inflamasi dan antimikroba, lemon dan jeruk nipis.14

3.6 Dentifrico De Echinacea®

Air, sorbitol, kapur, silika, alkohol, ekstrak licorice yaitu Anti inflamasi, antivirus, terutama inaktifasi herpes simpleks, ekstrak tormentil, tragacanth gum, minyak peppermint, echinacea untuk penyakit periodontal dan abses, bilberry ekstrak, catechu, acacia, rosemary oil sebagai analgesik untuk luka di mulut, minyak kayu putih globulus.14

Gambar 9. Auromere Herbal®

(http://www.organicbeautyworld.com. au /zensc /images/auromere mfree jpg)(12 Januari 2011)


(30)

3.7 Healthy Mouth®

Minyak pohon teh bersertifikat organik, gel lidah buaya bersertifikat organik sebagai anti-inflamasi, penyembuhan luka, stomatitis, analgesik, dan imunostimulan, ekstrak biji perilla, minyak biji anggur, ekstrak mimba, bubuk bambu, kalsium karbonat, silika, gliserin, stevioside, air, natrium bikarbonat, minyak esensial cengkeh alami merupakan antimikroba, analgesik, anestesi anti jamur, menyembuhkan nyeri gigi, dan menghilangkan bau mulut., kayu manis dan mint, carrageenan, natrium glutamat cocoyl.14

Gambar 10. Echinacea

fr/image-soins-bienetrebio/ hygiene-bio/dentifrices/zoom- 168057-dentifrice-echinacea-a.vogel-75ml.jpg)(12 Januari 2011)


(31)

3.8 Nature’s Gate Natural®

Gliserin nabati, silika, air, ekstrak pati dimurnikan, ekstrak goldenseal dapat mengurangi peradangan, ulkus pada mulut, menghambat beberapa bakteri, jamur dan protozoa., selulosa gum, natrium lauril sulfat, kalsium askorbat, glycerophosphate kalsium, ekstrak akar wortel, annatto, azulene, aroma wintergreen mint alami, metylparaben.14

Gambar 11. Herbal Brite®

/i /I/41iRZ 1ij L j )(12 J i

Gambar 12. Nature’s Gate Natural® (http://www.bestnatural

toothpaste.info/


(32)

3.9 Nutrismile C®

Ester-C, cairan topikal (kalsium, magnesium, natrium, seng dan asam ascorbates lascorbic), gel lidah buaya organik, ekstrak biji perilla, ekstrak biji anggur, serbuk bambu, kalsium karbonat, silika, gliserin, air, stevioside, karagenan, natrium bikarbonat, minyak jeruk alami, kayu manis dan mint yang merupakan antimikroba, analgesik, anestesi anti jamur, menyembuhkan nyeri gigi, dan menghilangkan bau mulut, natrium glutamat cocoyl.14

3.10 Peelu®

Sorbitol, air murni, serat siwak, glycerin sayuran, titanium dioksida, xanthan gum, glukosida coco dan gliserol oleat, minyak alami peppermint sebagai analgesik, anti septik, anti inflamasi dan antimikroba, minyak pohon teh merupakan antimikroba dan menghilangkan bau mulut, karies gigi penyakit periodontal, dan anti inflamasi..14

3.11 Pink Toothpaste With Myrrh

Air, kapur, sayuran gliserin, krameria ekstrak, silika, mur ekstrak, guar gum, glycyrrhizate amonium, minyak peppermint sebagai analgesik, anti septik, anti inflamasi dan antimikroba, minyak spearmint, minyak adas dan bintang menthol kristal, minyak sage, minyak kayu putih, minyak geranium, minyak lavender, minyak cengkeh.14

3.13 Sea Fresh®

Ganggang hijau biru organik, garam laut, trace mineral, tumbuhan laut, seledri laut, gel lidah buaya organik sebagai anti-inflamasi, penyembuhan luka, stomatitis,


(33)

analgesik, dan imunostimulan, ekstrak biji perilla, ekstrak biji anggur antioksidan yang kuat, serbuk bambu, kalsium karbonat, silika, gliserin.14

3.14 Tom’s of Maine Natural®

Kalsium karbonat, gliserin, air, natrium lauril sulfat, karaginan, spearmint dan minyak peppermint, mur untuk anti septik alami, propolis merupakan anti-inflamasi, penyembuhan luka, antivirus pada jenis virus herpes simpleks, dan merupakan antibakteri terhadap Streptokokus mutans.14

Gambar 13. Tom’s of Maine Natural®


(34)

BAB 4

PERANAN PASTA GIGI HERBAL TERHADAP KESEHATAN JARINGAN PERIODONSIUM

Penyingkiran plak secara mekanik merupakan metode yang paling dapat diterima untuk mengendalikan plak dan gingivitis. Namun, menyikat gigi dan flossing adalah tugas yang sulit, dan sebagian besar pasien tidak dapat sepenuhnya menghilangkan plak di seluruh permukaan gigi. Dalam rangka meningkatkan efisiensi prosedur membersihkan gigi secara mekanik, agen antimikroba ditambahkan ke pasta gigi. 15,16 Pasta gigi herbal merupakan pasta gigi yang mengandung bahan-bahan tumbuh-tumbuhan yang diharapkan dapat menekan pertumbuhan plak, karena herbal berasal dari tumbuh-tumbuhan, maka bahan tersebut aman dan alami. Penggunaan pasta gigi yang mengandung herbal disarankan untuk digunakan sebagai alternatif dalam rangka menurunkan prevalensi gingivitis.3

Penelitian yang dilakukan oleh Ozaki F dkk15 untuk menguji efektifitas pasta gigi herbal dalam mengurangi plak dan gingivitis. Sampel 42 orang, dengan usia 18-69 tahun, terdiri dari (16 laki-laki dan 26 perempuan). Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok uji yang menggunakan pasta gigi herbal (Paradontax®) dan kelompok kontrol yang menggunakan pasta gigi bukan herbal (Colgate total®). Kriteria sampel sebagai berikut: usia ≥ 18 tahun, memiliki minimal 15 gigi asli, kesehatan umum yang baik, rata-rata skor plak > 1,5 dan rata-rata indeks gingiva >1,0. Kriteria eksklusi adalah: adanya penyakit periodontal parah, yang ditandai dengan skor CPITN 4, menggunaan piranti ortodonti, menggunaan antibiotik


(35)

dalam 3 bulan terakhir, menggunakan obat kumur yang mengandung bahan kimia selama 3 bulan terakhir dan adanya riwayat alergi terhadap pasta gigi Parodontax.

Subjek diinstruksikan untuk menyikat gigi 3 kali sehari menggunakan pasta gigi yang telah dibagikan selama 28 hari. Hari pertama, dilakukan penilaian terhadap skor plak dan skor gingiva. Setelah 28 hari, skor plak dan gingivitis dievaluasi kembali. subjek juga ditanyakan efek samping seperti gangguan rasa, dan sensitivitas mukosa. Subjek tidak diperbolehkan menggunakan pasta gigi lain dan mengkonsumsi obat kumur selama penelitian berlangsung.

Mean, median dan standard deviasi (SD) indeks plak pada aspek bukal, dan

aspek lingual, untuk pasta gigi yang mengandung herbal (paradontax), dan pasta gigi yang tidak mengandung herbal (colgate total) dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Indeks Plak, aspek bukal dan aspek lingual (mean ± SD,median).(J Periodontol Braz Oral Res, 2006; 20; 175)

Awal 28 hari p (W)

Pasta gigi herbal N = 20

Mean ± SD 2.11 ± 0.68 1.69 ± 0.64

0,033*

Median 2.03 1.69

Kontrol positif N = 22

Mean ± SD 2.13 ± 0.60 1.74 ± 0.60

0.001*

Median 2.08 1.65

p (MW) 0.93 0.60

*Tingkat signifikan p=0,05, W= wilcoxon test, MW= mann whitney test.

Pada tabel 1 terlihat bahwa pada kelompok pasta gigi herbal terjadi penurunan akumulasi plak yang bermakna secara statistik antara keadaan awal sampai dengan 28 hari penelitian. Sedangkan pasta gigi bukan herbal juga terjadi penurunan akumulasi plak yang bermakna. Tetapi tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan antara


(36)

kedua kelompok. Mean, median dan standard deviasi (SD) indeks plak untuk aspek mesial dan aspek distal, untuk pasta gigi yang mengandung herbal (parodontax), dan pasta gigi yang tidak mengandung herbal (colgate total) dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2. Indeks plak, aspek mesial dan aspek distal (mean ± SD,median).(J Periodontol Braz Oral Res, 2006; 20;175)

Awal 28 hari p (W)

Pasta gigi herbal N = 20

Mean ± SD 2.44 ± 0.69 1.96 ± 0.53

0.018*

Median 2.56 2.01

Kontrol positif N = 22

Mean ± SD 2.40 ± 0.59 2.03 ± 0.55

0.002*

Median 2.47 1.94

p (MW) 0.85 0.66

*Tingkat signifikan p=0,05, W= wilcoxon test, MW= mann whitney test.

Pada tabel 2 terlihat bahwa pada kelompok pasta gigi herbal terjadi penurunan akumulasi plak yang bermakna secara statistik antara keadaan awal sampai dengan 28 hari penelitian pada aspek mesial dan aspek distal. Sedangkan pasta gigi bukan herbal juga terjadi penurunan akumulasi plak yang bermakna. Tetapi perbandingan antara dua kelompok tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik. Mean, median dan standard deviasi (SD) indeks gingiva untuk aspek aspek bukal dan lingual, untuk pasta gigi yang mengandung herbal (paradontax), dan pasta gigi yang tidak mengandung herbal (colgate total) dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(37)

Tabel 3. Indeks gingiva pada aspek bukal dan aspek lingual (mean ± SD,median).(J Periodontol Braz Oral Res, 2006;20;175)

Awal 28 hari p (W)

Pasta gigi herbal N = 20

Mean ± SD 1.02 ± 0.25 0.73 ± 0.37

0.012*

Median 1.01 0.67

Kontrol positif N = 22

Mean ± SD 1.02 ± 0.28 0.65 ± 0.28

0.001*

Median 1.03 0.62

p (MW) 0.94 0.45

*Tingkat signifikan p=0,05, W= wilcoxon test, MW= mann whitney test.

Pada tabel 3 terlihat bahwa pada kelompok pasta gigi herbal terjadi penurunan inflamasi gingiva yang bermakna secara statistik antara keadaan awal sampai dengan 28 hari penelitian pada aspek bukal dan aspek lingual. Sedangkan pasta gigi bukan herbal juga terjadi penurunan akumulasi plak yang bermakna. Tetapi perbandingan antara dua kelompok tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik. Mean, median dan standard deviasi (SD) indeks gingiva untuk aspek mesial dan aspek distal, untuk pasta gigi yang mengandung herbal (paradontax), dan pasta gigi yang tidak mengandung herbal (colgate total) dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. Indeks gingiva pada aspek mesial dan distal (mean ± SD,median). (J Periodontol Braz Oral Res, 2006; 20;175)

Awal 28 hari p (W)

Pasta gigi herbal N = 20

Mean ± SD 1.19 ± 0.27 0.91 ± 0.34

0.009*

Median 1.18 0.89

Kontrol positif N = 22

Mean ± SD 1.20 ± 0.28 0.81 ± 0.25

0.001*

Median 1.15 0.83

p (MW) 0.92 0.26


(38)

Pada tabel 4 terlihat bahwa pada kelompok pasta gigi herbal terjadi penurunan inflamasi gingiva yang bermakna secara statistik antara keadaan awal sampai dengan 28 hari penelitian pada aspek mesial dan aspek distal. Sedangkan pasta gigi bukan herbal juga terjadi penurunan akumulasi plak yang bermakna. Meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok.15

Penelitian yang dilakukan oleh Pannuti C.M dkk5 untuk mengevaluasi pengaruh pasta gigi herbal paradontax dalam mengurangi plak dan gingivitis. Sampel berjumlah 31 orang, usia 18-35 tahun. Kriteria inklusi sebagai berikut: menandatangani formulir persetujuan informed, tidak menggunakan piranti ortodonti, dan tidak mengalami penyakit peridontitis parah (CPITN = 3 atau 4) dan telah menjalani setiap terapi antibiotik satu bulan sebelum penelitian, dan subjek perokok.

Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok uji (n = 15, Paradontax) dan kelompok kontrol (n = 15, pasta gigi standar yang mengandung natrium bikarbonat dan natrium fluorida (1.500 ppm)) dan kelompok kontrol yang dengan warna dan aroma yang mirip dengan pasta gigi eksperimental. Penelitian dilakukan selama 21 hari. Subjek diminta untuk menyikat gigi dengan pasta gigi yang dialokasikan, tiga kali sehari, tidak diizinkan untuk kumur-kumur selama 21 hari.

Subjek diperiksa plak dan gingivitis pada awal dan setelah 3 minggu. Setiap gigi mencetak dalam 4 lokasi: mesiofasial, midfasial, distofasial dan midlingual. Semua gigi diperiksa, kecuali molar ketiga. Semua peserta menerima profilaksis setelah pemeriksaan klinis. Kedua penguji dikalibrasi sebelumnya. kedua pemeriksaan dihitung dengan cara Kappa tertimbang dari koefisien: 0,76 untuk


(39)

indeks plak (PI) dan 0,74 untuk indeks gingiva (GI). Latar belakang karakteristik pasien dalam kelompok uji dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5. Latar belakang karakteristik pasien dalam kelompok uji dan kelompok kontrol. (J periodontol Pesqui. Odontol Bras.2003; 17; 1519)

Uji kontrol

p* n (%) Mean (SD†) n (%) Mean (SD†)

Umur (tahun) 15 (100,0) 24,9 (4,3) 15 (100,0) 24,4 (2,1) 0,71 Jenis kelmin 1,00

Laki-laki 10 (66,6) 10 (66,6)

perempuan 5 (33,3) 5 (33,3)

*nilai p dari t-test untuk umur dan test chi-square untuk jenis kelamin. †SD = standart deviasi.

Nilai rerata (mean) median dan standar deviasi indeks plak antara kelompok uji dan kelompok kontrol ditunjukkan oleh tabel berikut ini :

Tabel 6. Mean, median dan standar deviasi indeks plak antara kelompok uji dan kelompok kontrol. (J periodontol Pesqui. Odontol Bras.2003; 17; 1519)

Uji Kontrol p (MW*)

Awal

Jumlah 15 15

0,96

Mean 0,33 0,33

Median 0,32 0,35

SD† 0,16 0,19

21 hari Jumlah 15 15

0,48

Mean 0,31 0,28

Median 0,32 0,29

SD† 0,15 0,16

p (W**) 0,73 0,60

*MW = nilai p dari uji Mann-Whitney; **W = nilai p dari uji Wilcoxon. †SD = standart deviasi.


(40)

Tabel diatas menunjukkan bahwa pada kelompok uji dan kelompok kontrol terjadi penurunan indeks plak secara statistik antara keadaan awal sampai dengan 21 hari penelitian. Tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dari awal sampai dengan 21 hari antara kedua kelompok uji dan kelompok kontrol. Nilai rerata (mean) median dan standar deviasi indeks gingiva antara kelompok uji dan kontrol ditunjukkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 7. Mean, median dan standar deviasi dari indeks gingiva (GI) antara kelompok uji dan kontrol. (J periodontol Pesqui. Odontol Bras.2003; 17; 1519)

Uji Kontrol p (MW*)

Awal

Jumlah 15 15

0,92

Mean 0,10 0,10

Median 0,10 0,12

SD† 0,03 0,05

21 hari

Jumlah 15 15

0,08

Mean 0,03 0,06

Median 0,03 0,06

SD† 0,02 0,05

p (W**) <0,001 0,059 *MW = nilai dari uji Mann-Whitney; **W = nilai p dari uji Wilcoxon; †SD = standart deviasi.

Tabel 7 menunjukkan bahwa pada kelompok uji terjadi penurunan indeks gingiva secara statistik antara keadaan awal sampai dengan 21 hari penelitian. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi perbedaan penurunan indeks gingiva yang signifikan pada keadaan awal sampai dengan 21 hari penelitian. Tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dari awal sampai dengan 21 hari untuk kelompok uji dan


(41)

kelompok kontrol. Pada penelitian ini pasta gigi Paradontax tidak menunjukkan keuntungan klinis yang signifikan dibandingkan pasta gigi konvensional dengan fluoride. Namun demikian, menghasilkan penurunan plak dan gingivitis.5

Penelitian yang dilakukan oleh Silvia Morgana Araujo de Oliveira dkk18 menunjukkan pengaruh pasta gigi yang mengandung lidah buaya pada kontrol plak dan gingivitis. Sampel berjumlah 30 orang (15 pria dan 15 wanita, usia 35-43 tahun) terdaftar dalam uji klinis. Kriteria inklusi: indeks perdarahan gingiva (GBI) 1> 40%, kurang lebih 20 gigi asli dan tidak adanya kalkulus supragingiva dan faktor plak lainnya. Sampel dengan kondisi medis atau kedalaman probing > 3 mm, di terapi antimikroba setidaknya satu bulan sebelum penelitian dan menggunakan obat kumur atau pasta gigi yang mengandung zat dengan anti-inflamasi, tidak merokok dan tidak sedang hamil.

Subjek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok uji (n = 15 pasta gigi herbal) dan kelompok kontrol (n = 15 pasta gigi bukan herbal). Kelompok uji menggunakan pasta gigi yang mengandung herbal lidah buaya (Brighto Forever, Forever Living Products, Tempe, AZ, USA) dan kelompok kontrol menggunakan pasta gigi fluoride (Sorriso Dentes BrancosÒ, Kolynos Brasil, Sao Paulo, SP, Brazil), tanpa sifat anti-inflamasi, tetapi dengan warna dan rasa yang sama dengan pasta gigi uji.

Subjek diperiksa skor plak dan gingivitis pada awal dan setelah 30 hari. Permukaan yang dicatat adalah permukaan bukal, mesial, distal dan lingual dari semua gigi. Nilai dari 4 situs per gigi rerata untuk menentukan Gingival Bleeding indeks (GBI) dan indeks plak (PI) untuk setiap sampel. Selain penelitian ini, jaringan


(42)

keras dan lunak intra oral diperiksa terhadap adanya reaksi yang merugikan oleh penguji yang sama. Setelah pemeriksaan awal, mereka diinstruksikan untuk menyikat gigi selama 1 menit, tiga kali sehari, dan untuk tidak melakukan dari prosedur kebersihan oral lainnya selama penelitian. Instruksi lisan dan tertulis tentang penggunaan pasta gigi yang benar telah dijelaskan kepada subjek.

Nilai rerata (mean) dan standard deviasi (SD) Gingival Bleeding Indeks (GBI) pada 0 hari dan 30 hari untuk kelompok kontrol dan uji ditunjukkan oleh tabel berikut ini :

Tabel 8. Gingival Bleeding Indeks (GBI) mean dan standard deviasi pada 0 hari dan 30 hari untuk kelompok kontrol dan uji. ( J. Appl. Oral J. Appl. Oral Sci. 2008; 16;1680)

Kontrol Uji P

Awal Sampel 15 15

0,8774

Mean 0,59 0,57

SD 0,12 0,01

Hari ke-30 Sampel 15 15

0,9346

Mean 0,26 0,27

SD 0,01 0,004

p 0,002 0,001

Pada tabel 8 terlihat bahwa pada kelompok pasta gigi herbal terjadi penurunan inflamasi gingiva yang bermakna secara statistik antara keadaan awal sampai dengan 30 hari penelitian. Sedangkan pasta gigi bukan herbal juga terjadi penurunan inflamasi gingiva yang bermakna. Meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.


(43)

Nilai rerata (mean) dan standar deviasi (SD) Indeks plak (PI) pada 0 hari dan 30 hari untuk kelompok kontrol dan uji ditunjukkan oleh tabel berikut ini :

Tabel 9. Mean dan standard deviasi indeks plak (PI) pada 0 hari dan 30 hari untuk kelompok kontrol dan uji. ( J. Appl. Oral J. Appl. Oral Sci. 2008; 16; 1680)

Kontrol Uji P

Awal Sampel 15 15

0,0477

Mean 3,27 3,58

SD 0,55 0,36

Hari ke-30

Sampel 15 15

0,2801

Mean 2,65 2,78

SD 0,51 0,39

p 0,002 0,001

Tabel diatas memperlihatkan bahwa pada kelompok pasta gigi herbal terjadi penurunan indeks plak yang bermakna secara statistik antara keadaan awal sampai dengan 30 hari penelitian. Sedangkan pasta gigi bukan herbal juga terjadi penurunan akumulasi plak yang bermakna. Meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.18


(44)

BAB 5

DISKUSI DAN KESIMPULAN

Pasta gigi didefinisikan suatu bahan semi-aqueous yang digunakan bersama-sama sikat gigi untuk membersihkan deposit dan memoles seluruh permukaan gigi. Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi sebagai pemutih, teraupetik yaitu dengan menambahkan fluoride, bahan antimikroba, dan bahan anti tartar. Menyikat gigi membantu kontrol plak dan merupakan langkah awal untuk mengontrol karies dan penyakit periodontal baik untuk individu maupun populasi.

Pasta gigi herbal merupakan pasta gigi yang mengandung bahan-bahan tumbuh-tumbuhan yang diharapkan dapat menekan pertumbuhan plak, karena herbal berasal dari tumbuh-tumbuhan, maka bahan tersebut aman dan alami. Melihat keuntungan yang dapat diperoleh dari bahan-bahan tumbuhan terhadap kesehatan jaringan periodonsium, maka berbagai penelitian klinis telah banyak dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui pengaruh pasta gigi herbal terhadap kesehatan jaringan periodonsium.

Hasil penelitian Ozaki F dkk untuk menguji efektifitas pasta gigi herbal dalam mengurangi plak dan gingivitis menunjukkan bahwa selama duapuluh delapan hari perawatan pasta gigi herbal dan pasta gigi konvensional secara signifikan efektif dalam penurunan indeks plak dan indeks gingiva. Namun demikian, perbedaan antara kedua kelompok tidak signifikan secara statistik. Hal ini mngkin disebabkan pasta gigi herbal tersebut dibandingkan dengan pasta gigi yang mengandung


(45)

triklosan, yang merupakan agen antimikroba yang keamanan dan efektivitas telah ada.2

Hasil penelitian Pannuti C.M, de Mattos J.P, Ranoya P.N, de Jesus A.M, Lotufo R.F.M, dan Romito G.A untuk mengevaluasi pengaruh pasta gigi herbal paradontax dalam mengurangi plak dan gingivitis. Secara statistik menunjukkan bahwa pada kelompok yang menggunakan pasta gigi herbal maupun kelompok yang tidak menggunakan pasta gigi herbal terjadi penurunan indeks plak yang signifikan. Sedangkan untuk indeks gingiva pada kelompok yang menggunakan pasta gigi herbal terjadi penurunan indeks gingiva secara statistik dan pada kelompok yang tidak menggunakan pasta gigi herbal tidak terjadi penurunan indeks gingiva yang signifikan. Tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan bila dibandingkan antara kedua kelompok herbal maupun kelompok tanpa herbal.5

Penelitian yang dilakukan oleh Silvia Morgana Araujo de Oliveira, Torres T.C, Pareira S.L.S, Lima Mota O.M, dan Carlos M.X menunjukkan pengaruh pasta gigi yang mengandung lidah buaya pada kontrol plak dan gingivitis selama 30 hari. Hasil penelitian secara statistik tidak ada perbedaan secara signifikan antara kelompok yang menggunakan pasta gigi yang mengandung lidah buaya dan kelompok pasta gigi yang meggunakan pasta gigi konvensional untuk indeks plak maupun perdarahan gingiva. Hasil penelitian menunjukkan pasta gigi herbal dapat bekerja efektif dalam mengontrol plak dan gingivitis, walaupun tidak ada kelebihan klinis yang signifikan dibandingkan pasta gigi konvensional. Namun demikian, menghasilkan penurunan plak dan gingivitis.18


(46)

Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan berbagai produk pasta gigi, khususnya pasta gigi yang mengandung herbal, cukup efektif digunakan untuk mencegah dan menurunkan akumulasi plak, dan mencegah penyakit periodontal serta meningkatkan kesehatan jaringan periodonsium. Penggunaan pasta gigi yang mengandung herbal disarankan untuk disebarluaskan sebagai alternatif dalam menurunkan akumulasi plak dan prevalensi gingivitis. Serta dapat dijadikan alternatif formulasi konvensional untuk individu yang tertarik pada produk alami.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sasmita IS, Pertiwi ASP. Halim M. Gambaran efek pasta gigi yang mengandung herbal terhadap penurunan indeks plak.

2. Radafshar G, Mahboob F, Kazemnejad E. A study to assess the plaque

inhibitory action of herbal-based toothpaste: A double blind controlled

clinical trial. Med Plants Res, 2010;4:1182-1186.

3. George J, Shashikant Hegde, KS Rajesh, Arun Kumar. The efficacy of a

herbal-based toothpaste in the control of plaque and gingivitis: A

clinico-biochemical study. Indian J Med Res, 2009 ;20:480-482.

4. Pertiwi R. Perbedaan daya hambat terhadap Streptococcus mutans dari beberapa pasta gigi yang mengandung herbal. J Dent, 2005;38: 64–67.

5. Pannuti CM, Mattos JP, Ranoya PN, Jesus AM, Lotufo RFM, Romito GA.

Clinical effect of a herbal dentifrice on the control of plaque and gingivitis: a

double-blind study. Pesqui Odontol Bras, 2003;17:1517-1522.

6. Silje Storehagen, Shilpi Midha OS. Oslo University of andidatus/candidate Odonto degree quide to Clinic: Dentifrices and Mouthwashes Ingredients and

Their Use, 2003;1-44.

7. Davies R, Scully C, Preston AJ. Dentifrices - an update. Med Oral Patol, 2010;1-7.


(48)

8. Ikarowina Tarigan. The Best Toothpaste. <

Agustus 2010).

9. Anonymous. Whitening toothpaste. J Am Dent Assoc. 2001;132;1146-1147.

10. Anonymous. Chamomile

januari 2011).

11. Dentis.AP-24 Anti-Plaque Fluoride Toothpaste

Desember 2010)

12. Dalimunthe SH. Terapi periodontal. Universitas Sumatera Utara. 2008;166. 13. Mandel ID. The New Toothpastes. J Cal Dent Assoc. 1998

14. Lee SS, Zhang W, Li Y. The anti microbial potensial of 14 natural herbal

dentifrice: result of an in vitro diffusion method study. J Am Dent Assoc,

2004;135:1133-1141.

15. Ozaki F, Pannuti CM, Imbronito AV, Pessotti W, Saraiva L, de Freitas NM, et al. Efficacy of a herbal tooth paste on patients with established gingivitis -a

randomized controlled trial. Braz Oral Res, 2006;20:172-177.

16. Anonymous. Aloe-vera j

17. Docsimon.Parodontax


(49)

18. Silvia Morgana Araujo de Oliveira dkk. Effect of a dentifrice containing aloe

vera on plaque and gingivitis control. A double-blind clinical study in

humans. J Appl Oral Sci, 2008;16: 1678-1683.

19. Anonymous.colgate colgate herbal

catalyst/2003/09/25/images/2003092500100403.jpg> (12 januari 2011).

20. Organic beauty healthy vital radiant. Auromere Herbal Toothpaste


(1)

BAB 5

DISKUSI DAN KESIMPULAN

Pasta gigi didefinisikan suatu bahan semi-aqueous yang digunakan bersama-sama sikat gigi untuk membersihkan deposit dan memoles seluruh permukaan gigi. Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi sebagai pemutih, teraupetik yaitu dengan menambahkan fluoride, bahan antimikroba, dan bahan anti tartar. Menyikat gigi membantu kontrol plak dan merupakan langkah awal untuk mengontrol karies dan penyakit periodontal baik untuk individu maupun populasi.

Pasta gigi herbal merupakan pasta gigi yang mengandung bahan-bahan tumbuh-tumbuhan yang diharapkan dapat menekan pertumbuhan plak, karena herbal berasal dari tumbuh-tumbuhan, maka bahan tersebut aman dan alami. Melihat keuntungan yang dapat diperoleh dari bahan-bahan tumbuhan terhadap kesehatan jaringan periodonsium, maka berbagai penelitian klinis telah banyak dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui pengaruh pasta gigi herbal terhadap kesehatan jaringan periodonsium.

Hasil penelitian Ozaki F dkk untuk menguji efektifitas pasta gigi herbal dalam mengurangi plak dan gingivitis menunjukkan bahwa selama duapuluh delapan hari perawatan pasta gigi herbal dan pasta gigi konvensional secara signifikan efektif dalam penurunan indeks plak dan indeks gingiva. Namun demikian, perbedaan antara kedua kelompok tidak signifikan secara statistik. Hal ini mngkin disebabkan pasta gigi herbal tersebut dibandingkan dengan pasta gigi yang mengandung


(2)

triklosan, yang merupakan agen antimikroba yang keamanan dan efektivitas telah ada.2

Hasil penelitian Pannuti C.M, de Mattos J.P, Ranoya P.N, de Jesus A.M, Lotufo R.F.M, dan Romito G.A untuk mengevaluasi pengaruh pasta gigi herbal paradontax dalam mengurangi plak dan gingivitis. Secara statistik menunjukkan bahwa pada kelompok yang menggunakan pasta gigi herbal maupun kelompok yang tidak menggunakan pasta gigi herbal terjadi penurunan indeks plak yang signifikan. Sedangkan untuk indeks gingiva pada kelompok yang menggunakan pasta gigi herbal terjadi penurunan indeks gingiva secara statistik dan pada kelompok yang tidak menggunakan pasta gigi herbal tidak terjadi penurunan indeks gingiva yang signifikan. Tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan bila dibandingkan antara kedua kelompok herbal maupun kelompok tanpa herbal.5

Penelitian yang dilakukan oleh Silvia Morgana Araujo de Oliveira, Torres T.C, Pareira S.L.S, Lima Mota O.M, dan Carlos M.X menunjukkan pengaruh pasta gigi yang mengandung lidah buaya pada kontrol plak dan gingivitis selama 30 hari. Hasil penelitian secara statistik tidak ada perbedaan secara signifikan antara kelompok yang menggunakan pasta gigi yang mengandung lidah buaya dan kelompok pasta gigi yang meggunakan pasta gigi konvensional untuk indeks plak maupun perdarahan gingiva. Hasil penelitian menunjukkan pasta gigi herbal dapat bekerja efektif dalam mengontrol plak dan gingivitis, walaupun tidak ada kelebihan klinis yang signifikan dibandingkan pasta gigi konvensional. Namun demikian, menghasilkan penurunan plak dan gingivitis.18


(3)

Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan berbagai produk pasta gigi, khususnya pasta gigi yang mengandung herbal, cukup efektif digunakan untuk mencegah dan menurunkan akumulasi plak, dan mencegah penyakit periodontal serta meningkatkan kesehatan jaringan periodonsium. Penggunaan pasta gigi yang mengandung herbal disarankan untuk disebarluaskan sebagai alternatif dalam menurunkan akumulasi plak dan prevalensi gingivitis. Serta dapat dijadikan alternatif formulasi konvensional untuk individu yang tertarik pada produk alami.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sasmita IS, Pertiwi ASP. Halim M. Gambaran efek pasta gigi yang mengandung herbal terhadap penurunan indeks plak.

2. Radafshar G, Mahboob F, Kazemnejad E. A study to assess the plaque inhibitory action of herbal-based toothpaste: A double blind controlled clinical trial. Med Plants Res, 2010;4:1182-1186.

3. George J, Shashikant Hegde, KS Rajesh, Arun Kumar. The efficacy of a herbal-based toothpaste in the control of plaque and gingivitis: A clinico-biochemical study. Indian J Med Res, 2009 ;20:480-482.

4. Pertiwi R. Perbedaan daya hambat terhadap Streptococcus mutans dari beberapa pasta gigi yang mengandung herbal. J Dent, 2005;38: 64–67.

5. Pannuti CM, Mattos JP, Ranoya PN, Jesus AM, Lotufo RFM, Romito GA. Clinical effect of a herbal dentifrice on the control of plaque and gingivitis: a double-blind study. Pesqui Odontol Bras, 2003;17:1517-1522.

6. Silje Storehagen, Shilpi Midha OS. Oslo University of andidatus/candidate Odonto degree quide to Clinic: Dentifrices and Mouthwashes Ingredients and Their Use, 2003;1-44.

7. Davies R, Scully C, Preston AJ. Dentifrices - an update. Med Oral Patol, 2010;1-7.


(5)

8. Ikarowina Tarigan. The Best Toothpaste. < Agustus 2010).

9. Anonymous. Whitening toothpaste. J Am Dent Assoc. 2001;132;1146-1147.

10. Anonymous. Chamomile

januari 2011).

11. Dentis.AP-24 Anti-Plaque Fluoride Toothpaste Desember 2010)

12. Dalimunthe SH. Terapi periodontal. Universitas Sumatera Utara. 2008;166. 13. Mandel ID. The New Toothpastes. J Cal Dent Assoc. 1998

14. Lee SS, Zhang W, Li Y. The anti microbial potensial of 14 natural herbal dentifrice: result of an in vitro diffusion method study. J Am Dent Assoc, 2004;135:1133-1141.

15. Ozaki F, Pannuti CM, Imbronito AV, Pessotti W, Saraiva L, de Freitas NM, et al. Efficacy of a herbal tooth paste on patients with established gingivitis -a randomized controlled trial. Braz Oral Res, 2006;20:172-177.

16. Anonymous. Aloe-vera j

17. Docsimon.Parodontax


(6)

18. Silvia Morgana Araujo de Oliveira dkk. Effect of a dentifrice containing aloe vera on plaque and gingivitis control. A double-blind clinical study in humans. J Appl Oral Sci, 2008;16: 1678-1683.

19. Anonymous.colgate colgate herbal

catalyst/2003/09/25/images/2003092500100403.jpg> (12 januari 2011).

20. Organic beauty healthy vital radiant. Auromere Herbal Toothpaste (12 januari 2011).