PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KUALITAS KINERJA MENGAJAR WIDYAISWARA DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT.

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008
TERHADAP KUALITAS KINERJA MENGAJAR WIDYAISWARA
DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI
JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh
IRMA RISWANTI
0901365

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar

Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KUALITAS
KINERJA MENGAJAR WIDYAISWARA
DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Oleh
Irma Riswanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Irma Riswanti 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

IRMA RISWANTI
0901365
PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008
TERHADAP KUALITAS KINERJA MENGAJAR WIDYAISWARA
DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI
JAWA BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I


Dr. H. Endang Herawan, M.Pd
NIP. 19600810 198603 1 001

Pembimbing II

Dr. Asep Suryana, M.Pd
NIP. 19720321 199903 1 002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd
NIP. 19600810 198603 1 001
Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK


Penelitian ini berjudul “Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.” Masalah yang dibahas
dalam penelitian ini adalah tentang seberapa besar pengaruh penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kualitas kinerja mengajar widyaiswara.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang aktual
dan jelas mengenai pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
terhadap kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan
data menggunakan angket tertutup yang disebarkan kepada 37 orang widyaiswara
sebagai sampel penelitian. Hasil perhitungan kecenderungan umum dengan
menggunakan Weighted Mean Scored (WMS), menunjukkan bahwa penerapan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di Badiklatda Provinsi Jawa Barat
termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata sebesar 3,95 dan kualitas
kinerja mengajar widyaiswara di Badiklatda Provinsi Jawa Barat termasuk dalam
kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 4,18. Hasil uji normalitas
terhadap distribusi data menunjukkan bahwa variabel X dan variabel Y
berdistribusi normal, selanjutnya analisis data menggunakan statistik parametrik.

Analisis korelasi menggunakan Pearson Product Moment, diperoleh koefisien
korelasi antara variabel X dan variabel Y adalah sebesar 0,72 yaitu menunjukkan
bahwa korelasi kedua variabel berada pada tingkat hubungan kuat. Adapun hasil
uji signifikasi dengan uji-t diperoleh thitung = 5,490 dan diketahui ttabel = 1,697 jika
dibandingkan yaitu 5,490 > 1,697, artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan kualitas kinerja
mengajar widyaiswara di Badiklatda Provinsi Jawa Barat. Analisis korelasi dapat
dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi. Hasil uji koefisien
determinasi yaitu bahwa penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
berpengaruh terhadap kualitas kinerja mengajar widyaiswara sebesar 51,84%
sedangkan sisanya 48,16% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Begitu juga hasil
analisis regresi diperoleh persamaan Ŷ = 12,11 + 0,745 X, artinya bahwa
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang telah diterapkan lembaga
akan meningkat 0,745 terhadap kualitas kinerja mengajar widyaiswara dengan
arah perubahan positif. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang
kuat antara penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kualitas
kinerja mengajar widyaiswara di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi
Jawa Barat, hal ini dapat dibuktikan secara statistik. Adapun saran dari penelitian
ini yaitu bagi para anggota widyaiswara dari sisi kinerja mengajar diharapkan
dapat selalu meningkatkan kualitas dalam menjalankan tugas, pokok dan

fungsinya untuk mendidik, mengajar dan melatih peserta diklat.

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

The study is titled "The Effect of Application of ISO 9001:2008 Quality
Management System on the Quality of Teaching Performance Senior Lecturer in
Education and Training Agency of West Java Province." Issues addressed in this
study is about how much influence the implementation of quality management
system ISO 9001:2008 for quality lecturers teaching performance. Generally, this
study aims to determine the actual and clear picture of the effect of the
implementation of quality management system ISO 9001:2008 on quality of
teaching performance of lecturers in Education and Training Agency of West
Java Province. The method used in this research is descriptive method with a
quantitative approach. Data collection techniques using the enclosed
questionnaire distributed to 37 lecturers as the study sample. General trend

calculation results using Weighted Mean Scored (WMS), showed that the
application of ISO 9001:2008 quality management system in West Java province
Badiklatda included in both categories with an average score of 3.95, and the
quality of teaching performance Badiklatda lecturers in Java West included in the
excellent category with an average score of 4.18. Normality test results on the
distribution of the data showed that the variables X and Y are normally
distributed, further analysis of the data using parametric statistics. Correlation
analysis using Pearson Product Moment correlation coefficient between variables
X and Y is at 0.72 which shows that the correlation between the two variables is
at the level of a strong relationship. The significance of the test results obtained
with the t-test t = 5.490 and t table = 1.697 compared to the 5.490 > 1.697,
meaning that there is a significant relationship between the application of ISO
9001:2008 quality management system and quality of lecturers teaching
performance in Badiklatda West Java Province. Correlation analysis can proceed
by calculating the coefficient of determination. Coefficient of determination of test
results is that the application of ISO 9001:2008 quality management system
affects the quality of lecturers teaching performance by 51.84% while the
remaining 48.16% is influenced by other factors. So also the result of the
regression analysis equation y = 12.11 + 0.745 X, meaning that the application of
ISO 9001:2008 quality management system that has been applied to the

institution will increase the quality of teaching performance 0.745 lecturers with
the direction of positive change. The conclusion of this study is that there is a
strong influence of the implementation of quality management system ISO
9001:2008 on quality of teaching performance of lecturers in Education and
Training Agency of West Java Province, it can be proven statistically. The
suggestion from this study is for the members of the lecturers teaching
performance is expected to always improve quality in performing their duties,
responsibilities and functions to educate, teach and train the participants of the
training.

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI
PERNYATAAN ............................................................................................
ABSTRAK ....................................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH ..........................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Latar belakang Penelitian .........................................................................
B. Rumusan masalah.....................................................................................
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................
1. Tujuan Umum ....................................................................................
2. Tujuan Khusus ...................................................................................

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................
E. Struktur Organisasi Skripsi ......................................................................

1
1
9
10
10
10
10
11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN ...........................................................................
A. Kajian Pustaka..........................................................................................
1. Konsep Dasar Manajemen Mutu Terpadu
dalam Pendidikan ...............................................................................
a. Pengertian Mutu dan Manajemen Mutu .......................................
b. Manajemen Mutu Terpadu ...........................................................
c. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan .............................

2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ..........................................
a. Sistem Manajemen Mutu ...............................................................
b. ISO 9001:2008 ...............................................................................
c. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 .....................................
d. Perkembangan Sistem Manajemen ISO 9001 ...............................
e. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008..................
f. Langkah-Langkah Penerapan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 ...............................................................................
3. Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara ...........................................
a. Pengertian Kualitas Kinerja ...........................................................
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ..................................
c. Pengertian Widyaiswara ................................................................
d. Kompetensi Widyaiswara ..............................................................
e. Peran Widyaiswara ........................................................................
f. Kualitas Widyaiswara ....................................................................
g. Kinerja Mengajar Widyaiswara .....................................................
h. Prosedur, Wewenang dan Tanggung Jawab Widyaiswara ............
vi

12
12
12
12
15
19
24
24
25
27
38
43
68
70
70
75
76
76
78
79
80
81

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara ........................
B. Kerangka Pemikiran .................................................................................
C. Hipotesis Penelitian..................................................................................

83
84
86

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................
1. Lokasi Penelitian ................................................................................
2. Populasi ..............................................................................................
3. Sampel ................................................................................................
B. Desain Penelitian ......................................................................................
C. Metode Penelitian.....................................................................................
1. Metode Deskriptif ..............................................................................
2. Pendekatan Kuantitatif .......................................................................
3. Studi Dokumentasi .............................................................................
D. Definisi Operasional.................................................................................
1. Pengaruh .............................................................................................
2. Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ........................
3. Kualitas Kinerja Mengajar .................................................................
E. Instrumen Penelitian.................................................................................
F. Proses Pengembangan Instrumen .............................................................
1. Uji Validitas Instrumen ......................................................................
2. Uji Reliabilitas Instrumen ..................................................................
G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................
H. Analisis Data ............................................................................................
1. Seleksi Data........................................................................................
2. Penghitungan Kecenderungan Umum Skor Responden dari MasingMasing Variabel dengan Rumus (WMS) ...........................................
3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel
4. Uji Normalitas Distribusi Data ..........................................................
5. Menguji Hipotesis Penelitian .............................................................

87
87
87
87
87
88
89
89
90
90
90
91
91
92
92
94
95
99
101
103
103

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................
A. Hasil Penelitian ........................................................................................
1. Seleksi Data ........................................................................................
2. Klasifikasi Data ..................................................................................
3. Hasil Pengolahan Data .......................................................................
a. Hasil Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden
Berdasarkan Perhitungan Rata-rata ..............................................
b. Hasil Pengubahan Skor Mentah Menjadi Skor Baku ...................
c. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel Penelitian ...........
d. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ...........................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................
1. Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ........................
vii

112
112
112
113
113

104
105
106
108

114
131
132
135
138
139

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara ...........................................

141

3. Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara ..........................

145

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Saran
..................................................................................................

148
148
149

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................

151
154

viii
Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan dan pelatihan merupakan bagian yang saling berkaitan satu
dengan yang lainnya bahkan saling mengisi satu sama lainnya. Menurut
Kenneth R. Robinson dalam Soebagio Atmodiwirio (2002: 37) menyatakan
bahwa: „Pendidikan dan pelatihan adalah proses kegiatan pembelajaran antara
pengalaman untuk mengembangkan pola perilaku seseorang dalam bidang
pengetahuan, keterampilan atau sikap untuk mencapai standar yang
diharapkan‟.
Pada prinsipnya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tidak bisa
dilakukan oleh perseorangan, melainkan harus melibatkan seluruh stakeholder
seperti tenaga pengajar, peserta didik, masyarakat serta pemerintah agar
terjalin dan terbentuk suatu sistem yang baik untuk mencapai tujuan
pendidikan yang bermutu. Pendapat tersebut sejalan dengan Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab III pasal 4 ayat
(6)

yang

menyatakan

bahwa:

“Pendidikan

diselenggarakan

dengan

memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan”.
Dalam era globalisasi, tantangan bagi suatu lembaga baik pemerintah
maupun swasta adalah kemampuan untuk menjamin kepuasan pelanggan atau
mitra kerja. Begitu pun dengan lembaga penyelenggara pendidikan dan
pelatihan, dalam pelaksanaanya harus melakukan penjaminan terhadap proses
pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan dengan bertujuan pada
peningkatan kepuasan pelanggan. Salah satu upaya untuk melakukan
penjaminan mutu proses pendidikan dan pelatihan tersebut yaitu dengan
menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Dengan menerapkan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 ini diharapkan terjadi pengembangan
1
Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

berkelanjutan (continual improvement) terhadap kinerja lembaga sebagai
sebuah institusi penyelenggara pendidikan dan pelatihan yang lebih baik dari
waktu ke waktu.
Ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Iis
Setyaningrum bahwa: “LPMP Jawa Tengah telah mengimplementasikan ISO
9001:2000 dan secara nyata memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawai
dalam organisasi tersebut, sehingga penjaminan layanan berkualitas melalui
penerapan implementasi ISO 9001:2000 dapat memberikan dampak yang
sangat esensial terhadap pelaksanaan tugas personil dalam organisasi yang
ditunjukkan dalam bentuk kemampuan professional, komunikasi kerja,
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keunggulan kerja”. Selain itu
contoh lainnya adalah penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hatane
Semuel bahwa: “PT Otsuka Indonesia sebagai perusahaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan kesehatan telah lama menerapkan Sistem Manajemen
Mutu ISO sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk menjaga kualitas
produknya, nampak bahwa komitmen perusahaan dalam menjalankan SMM
ISO 9001 memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan”.
Begitu pun dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi
Jawa Barat (Badiklatda), lembaga yang dintuntut untuk terus memaksimalkan
kinerja organisasinya agar tercipta kepuasan pelanggan sebagai tujuan
akhirnya. Badan diklat yang dimiliki oleh Provinsi Jawa Barat ini mulai
dibentuk pada tahun 1968 dengan nama lembaga Pusat Pendidikan dan
Pelatihan (Pusdiklat) Provinsi Jawa Barat. Sebagai lembaga yang berada
dalam naungan Lembaga Administrasi Negara, lembaga ini ditetapkan dengan
Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat/KDH Tk I Jawa Barat No.
11-68/A-I/Pend/SK tanggal 30 September 1968. Tahun 1981 PUSDIKLAT
dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 9 tahun 1981,
Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) nya ditetapkan dengan Peraturan
Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat No. 10 Tahun 1981. Tanggal 13

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

September 1984 terbit Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
1964 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Diklat Provinsi seluruh
Indonesia.
Untuk itu Gubernur Jawa Barat mengeluarkan Keputusan Gubernur
KDH Tk I Jawa Barat No. 061.1/kep.86-Huk./1986 tanggal 23 Juni 1986
tentang SOTK Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
No. 18 Tahun 1994. Diklat Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat ini
selanjutnya dikukuhkan dengan Perda Provinsi Daerah Tk I Jawa Barat No. 17
Tahun 1994, sedangkan SOTK ditetapkan dengan Perda Provinsi Daerah Tk I
Jawa Barat No. 18 Tahun 1994. Tahun 2000 dengan Perda Provinsi Jawa
Barat No. 16, nomenklatur lembaga Diklat Provinsi Jawa Barat menjadi
Badan

Pendidikan

dan

Pelatihan

Daerah

(Bandiklatda).

Sejalan

perkembangan, pada tahun 2008 berdasarkan Perda No. 22 nomenklatur
berubah menjadi Badiklatda.
Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai
sebuah lembaga pemerintahan yang bergerak dalam bidang pendidikan dan
pelatihan diharuskan untuk terus berkembang sesuai dengan tuntutan nasional,
tantangan global dan kebutuhan pegawai negeri sipil (PNS) sebagai pengguna
jasa pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah
(Badiklatda) Provinsi Jawa Barat. Ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.
101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil pada
Bab I pasal 1 ayat (1) yang menyatakan bahwa: “Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses
penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan
Pegawai Negeri Sipil”.
Merujuk pada tujuan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
tersebut, maka Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
sebagai pelaksana dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
berkomitmen dan konsisten dalam mewujudkan tujuan tersebut. Selain itu,

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4

Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat telah
merumuskan tujuan lembaga dalam visi dan misi. Visi dan misi Badan
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah:

Visi:
“Unggul dan Profesional di Bidang Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan
Berbasis Teknologi Informasi Tahun 2013”.
Misi:
1. Meningkatkan penyelenggaraan manajemen diklat yang professional.
2. Meningkatkan kompetensi SDM Badiklatda di bidang manajemen diklat.
3. Mengembangkan infrastruktur diklat berbasis teknologi informasi.
4. Mengoptimalkan jejaring kerja secara profesional dengan seluruh
stakeholders.
Untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dirumuskan lembaga,
Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat mulai
mengadopsi dan menerapkan sistem manajemen mutu yang mulai dikenal
dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Perlu diketahui bahwa
Badiklatda merupakan institusi pertama di Jawa Barat, dan yang pertama pula
diantara Badan Diklat seluruh Indonesia yang memperoleh sertifikat Sistem
Manajemen Mutu / SMM ISO 9001:2000. Sertifikat diterbitkan oleh Lembaga
Sertifikasi IKRCS tanggal 13 Januari 2004 dengan Nomor: 370412. Lebih
lanjut setelah tiga tahun berjalan, melalui asesmen ulang, pada tanggal 30
Desember 2008 Badiklatda memperoleh resertifikasi dengan Nomor Registrasi
3704012. Kemudian pada tahun 2011 resertifikasi kedua dilakukan, khususnya
untuk SMM ISO 9001:2008.
Berbicara mengenai mutu, saat ini sudah terdapat organisasi
internasional yang secara khusus melakukan standarisasi mengenai mutu,
yaitu ISO (International Organization for Standardization). ISO ini

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

merupakan

lembaga

yang

mencatatkan

standar-standar

pada

level

Internasional yang dikeluarkan pertama kali pada tahun 1987 yang
berkedudukan di Genewa, Swiss. ISO sendiri terdiri dari beberapa jenis,
namun salah satu jenis ISO itu adalah ISO 9001 yang merupakan bagian dari
seri ISO 9000. Vincent Gasperz (2002: 1) mengungkapkan bahwa:
ISO 9001 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi
untuk desain dan penilaian suatu sistem manajemen kualitas, yang
bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk
(barang/jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan
yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari
pelanggan, dimana organisasi bertanggung jawab untuk menjamin
kualitas dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari
pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi.
Bagi organisasi yang memutuskan untuk mengadopsi dan menerapkan
sistem manajemen mutu pada organisasinya, hendaknya organisasi tersebut
melakukan secara komprehensif dan berkelanjutan artinya harus diterapkan
pada semua komponen yang ada dalam organisasi dan dilakukan dengan terus
menerus. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Vincent Gasperz yang
dikutip oleh E. Sobana (2012: 13) bahwa: „Mengadopsi SMM ISO 9001, tidak
sekedar meraih pangsa pasar, tapi yang terpenting adalah terjadinya
pengembangan berkelanjutan. Tanpa henti meningkatkan proses untuk
kepuasan pelanggan‟.
SMM ISO 9001 merupakan pendekatan proses, dimana pendekatan ini
memiliki keterkaitan dengan pendekatan sistem dan pendekatan fakta yang
berfungsi untuk mengukur keberhasilan program secara menyeluruh.
Pendekatan proses ini tidak terlepas dari masukan (input), dan hasil proses
yaitu (output). Pendekatan proses dalam SMM ISO 9001 memberikan dampak
kepada organisasi terutama dalam kinerja. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan Vincent Gaspersz yang dikutip E. Sobana (2012: 16) yang
menyatakan bahwa:
Pendekatan proses bertujuan untuk mencapai siklus dinamik dari
peningkatan terus menerus dan memberikan hasil-hasil yang signifikan
Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

kepada organisasi, terutama dalam bentuk kinerja, produk dan bisnis,
efektifitas, efisiensi dan reduksi biaya.
Hal yang sama diungkapkan pula oleh Pusat Standarisasi dan
Akreditasi pada Setjen Departemen Pertanian (2002) yang menyimpulkan
bahwa: „Penerapan standar ISO 9001 memberikan manfaat yang besar dalam
meningkatkan kinerja suatu organisasi dalam upaya mewujudkan pelayanan
prima kepada mitra kerjanya‟.
Hal ini membuktikan bahwa dengan menerapkan SMM ISO 9001 ini
dapat memberikan dampak yang positif bagi organisasi selain efektif dalam
menyelenggarakan aktivitas organisasi, tetapi juga memberikan dampak pada
kinerja organisasi sebagai upaya mewujudkan peningkatan kepuasan kepada
pelanggan secara terus menerus. Pada dasarnya ada delapan prinsip
manajemen mutu yang menjadi landasan penyusunan ISO 9001 (Vincent
Gaspersz, 2002: 75-84). adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Fokus Pelanggan
Kepemimpinan
Keterlibatan Orang
Pendekatan Proses
Pendekatan Sistem terhadap Manajemen
Peningkatan Terus Menerus
Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan
Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan

Prinsip-prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai
suatu kerangka kerja (framework) yang membimbing organisasi menuju
peningkatan kinerja (Vincent Gaspersz, 2002: 75).
Berdasarkan uraian diatas, jelas penerapan Sistem Manajemen
Mutu/SMM ISO 9001:2008 dalam sebuah organisasi mempunyai pengaruh
yang besar terhadap kinerja organisasi. Kinerja organisasi disini difokuskan
pada kualitas kinerja mengajar widyaiswara, dimana widyaiswara memiliki
peranan yang penting dalam menentukkan kualitas dan keberhasilan diklat.
Sebagaimana dijelaskan pada Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2006
Tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional Bab V pasal 11 ayat (1) yang
Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7

menyebutkan bahwa: “Penyelenggaraan pelatihan kerja harus didukung
dengan tenaga kepelatihan yang memenuhi persyaratan kualifikasi kompetensi
sesuai dengan bidang tugasnya”.
Pengertian widyaiswara dalam Permenpan No. 14 Tahun 2009
Tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya Bab I pasal I
ayat (2) adalah: “Widyaiswara adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang
lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk mendidik, mengajar
dan/atau melatih PNS pada Lembaga Diklat Pemerintah”.
Mengacu pada Permenpan No. 14 Tentang Jabatan Fungsional
Widyaiswara dan Angka Kreditnya Bab VIII pasal 25 ayat (1) Pegawai Negeri
Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan widyaiswara harus
memenuhi syarat:
a. Berijazah paling rendah sarjana (S-1)/Diploma IV sesuai
kualifikasi yang ditentukan;
b. Pangkat paling rendah Penata Muda golongan ruang III/a;
c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan
dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) rata-rata
harus bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;

Melihat dari persyaratan jabatan widyaiswara diatas, kualifikasi
pendidikan widyaiswara paling rendah adalah berijazah sarjana (S-1) /
Diploma IV. Jika melihat kualifikasi pendidikan tersebut, mengacu kepada
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia Bab II pasal 5 bahwa: “Lulusan Diploma 4 atau Sarjana
Terapan dan Sarjana paling rendah setara dengan jenjang 6”.
Dalam lampiran Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2012 telah
dijelaskan deskripsi jenjang kualifikasi KKNI, yang dalam hal ini adalah
mengenai kualifikasi pendidikan widyaiswara paling rendah sarjana (S-1) /
Diploma IV yang setara dengan jenjang 6 dijelaskan bahwa:
1. Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam
penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi
yang dihadapi.

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8

2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara
umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang
pengetahuan tersebut secara mendalalam, serta mampu
memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
3. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis
informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam
memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok;
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.
Berkaitan dengan tugas seorang widyaiswara, widyaiswara memiliki
175 tugas pokok sebagaimana ditetapkan di dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi / Permenpan
Nomor 14 Tahun 2009. Namun diantara 175 tugas pokok widyaiswara
tersebut, widyaiswara memiliki tugas pokok yaitu mendidik, mengajar dan
melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada lembaga diklat pemerintah. Seperti
yang tercantum pada Pemerpan No. 14 Tahun 2009 Bab II pasal 4 ayat (1)
bahwa: “Tugas pokok widyaiswara adalah mendidik, mengajar, dan/atau
melatih PNS pada lembaga diklat pemerintahan masing-masing”.
Tugas, tanggung jawab dan wewenang widyaiswara sebagai jabatan
fungsional dalam mendidik, mengajar dan melatih Pegawai Negeri Sipil
(PNS) pada lembaga diklat pemerintah salah satunya adalah dalam kegiatan
belajar mengajar. Badiklatda Provinsi Jawa Barat sendiri memiliki prosedur
kegiatan belajar mengajar seiring telah diterapkannya Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008 pada lembaga tersebut. Prosedur kegiatan belajar
mengajar ini berlaku untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Maksudnya adalah untuk memberikan panduan/acuan kepada widyaiswara
dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara
sistematis berdasarkan jenis diklat yang dilaksanakan. Tujuannya agar tersedia
pedoman kegiatan belajar mengajar bagi widyaiswara Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai acuan dalam pelaksanaan

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9

kegiatan pembelajaran/pelaksanaan tugas agar dapat memenuhi ketentuan
yang diatur dalam sistem manajemen mutu.
Berkaitan dengan kinerja mengajar widyaiswara, kinerja mengajar
widyaiswara dapat dikatakan baik jika seluruh prosedur dalam kegiatan belajar
mengajar yang menjadi pedoman bagi widyaiswara dilakukan dengan baik.
Prosedur kegiatan belajar mengajar tersebut mengharuskan widyaiswara
menerima STMK (Surat Tugas Melaksanakan Kegiatan) dari Kepala
Badiklatda 1 (satu) minggu sebelum pembelajaran, widyaiswara menyiapkan
GBPP/SAP (RBPMD/RP), bahan ajar dan bahan tayang, widyaiswara
menyerahkan bahan ajar dan bahan tayang kepada penyelenggara 2 (dua) hari
sebelum pembelajaran, widyaiswara melaksanakan kegiatan KBM sesuai
dengan GBPP/SAP mulai dari pembukaan, kegiatan inti dan penutup, sampai
kepada widyaiswara menerima SPMK (Surat Pelaksanaan Melaksanakan
Kegiatan).
Namun keadaan empirik memang tidak selalu sama dengan teori yang
ada. Berdasarkan studi pendahuluan, secara empiris dilihat dari hasil evaluasi
kinerja widyaiswara dan hasil wawancara dengan salah satu anggota
widyaiswara Badiklatda Provinsi Jawa Barat (Dra. Turwelis, S.Pd) diketahui
beberapa widyaiswara tidak melaksanakan tanggung jawab dan wewenangnya
sesuai dengan prosedur dan ketentuan SMM ISO 9001:2008, seperti
menyiapkan GBPP/SAP (RBPMD/RP), bahan ajar dan bahan tayang 1 (satu)
minggu sebelum pembelajaran, lalu ada beberapa widyaiswara yang belum
bahkan tidak menyerahkan bahan ajar dan bahan tayang kepada penyelenggara
diklat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu 2 (dua) hari sebelum
pembelajaran dikarenakan kesibukan dan kepadatan jadwal mengajar di
beberapa daerah. Sedangkan dalam kegiatan inti dalam kegiatan belajar
mengajar diketahui bahwa widyaiswara hanya menggunakan metode ceramah
dalam penyampaian materi diklat, widyaiswara kurang komunikatif dengan
peserta diklat (hanya terfokus pada materi yang diberikan saja dan

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

10

pembelajaran hanya terjadi dalam satu arah), widyaiswara hanya menyajikan
materi diklat secara teoritis saja tidak disertai dengan kajian empirik/studi
kasus, dan widyaiswara terkesan kaku dalam mengajar dengan tidak
memberikan games/ice breaking di sela-sela pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud mengadakan penelitian
pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan
fokus masalah “Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara Di Badan
Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian merupakan suatu usaha untuk
merumuskan pokok-pokok dan batas-batas permasalahan yang dijadikan fokus
dalam penelitian. Permasalahan dalam penelitian ini adalah pengaruh
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kualitas kinerja
mengajar widyaiswara di Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat. Maka
penelitian ini menekankan permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di Badan
Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat?
2. Bagaimana kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badan Diklat Daerah
Provinsi Jawa Barat?
3. Seberapa besar pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 terhadap kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badan
Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang
jelas mengenai pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

11

terhadap kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui mengenai penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 di Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat.
b. Untuk mengetahui mengenai kualitas kinerja mengajar widyaiswara di
Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat.
c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 terhadap kualitas kinerja mengajar widyaiswara di
Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dasardasar konsepsi mengenai sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang
berkaitan dengan upaya meningkatkan kualitas kinerja mengajar widyaiswara.
Hal tersebut mengingat variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
merupakan komponen dasar yang berkaitan dalam meningkatkan kinerja
lembaga diklat khususnya widyaiswara dalam memberikan pelayanan diklat
selama proses belajar mengajar berlangsung kepada pelanggan yang dalam hal
ini yaitu peserta diklat yang berdampak pada peningkatan kepuasan
pelanggan. Maka dari itu, penelitian ini pun diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pihak-pihak terkait mulai dari lembaga diklat, tim panitia
penyelenggara diklat, widyaiswara, peserta diklat, pemerintah daerah serta
peneliti yang selanjutnya. Selain itu, bermanfaat pula dalam pengembangan
ilmu administrasi pendidikan terutama dalam manajemen mutu pendidikan
dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan penulis dalam memahami
disiplin ilmu admistrasi pendidikan.

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

12

E. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini akan terdiri dari 5 bab yang menguraikan apa yang
tercantum dalam judul “Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara Di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat”. Rincian struktur
organisasi skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I

Merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan struktur organisasi skripsi.

BAB II

Menguraikan kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis
penelitian.

BAB III

Menguraikan metode penelitian yang berisi lokasi dan subjek,
populasi/sampel penelitian, desain penelitian, definisi operasional,
instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik
pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV

Menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan atau analisis
temuan penelitian.

BAB V

Merupakan bab kesimpulan dan saran yang berisi dua aspek yakni
kesimpulan penelitian dan saran-saran/rekomendasi.

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah Badan Pendidikan dan Pelatihan
Daerah Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jl. Windu Nomor 26
Bandung.
2. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek/subyek penelitian yang
dijadikan sumber data dalam penelitian. Sugiyono (2011: 117)
menyatakan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan

oleh

peneliti

untuk

dipelajari

dan

kemudian

ditarik

kesimpulan”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh widyaiswara yang ada
di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat yang
berjumlah 37 orang.
3. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang dijadikan
objek/subyek dalam penelitian. Sugiyono (2011: 118) menyatakan bahwa:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.
Dalam pengambilan sampel penelitian, sampel penelitian tersebut
harus betul-betul representatif, artinya sampel yang diambil harus dapat
mewakili keseluruhan jumlah populasi yang ada. Roscoe dalam buku

87
Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

88

Sugiyono (2011: 131) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel
untuk penelitian, diantaranya sebagai berikut:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30
sampai dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita,
pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota
sampel setiap kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan
multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka
jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel
yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5
(independen + dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x
5 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang
menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
maka anggota sampel masing-masing antara 10 s/d 20.
Karena jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah kurang dari
100 orang, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
keseluruhan jumlah populasi yang ada yang menjadi objek/subyek
penelitian. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:126)
bahwa: “Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah
sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri”. Dengan kata lain,
penelitian ini merupakan penelitian populasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka jumlah sampel dalam peneltian ini
adalah sebanyak 37 orang sesuai dengan jumlah populasi yang ada.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 287)
merupakan “Rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan”. Desain
penelitian lebih mengarah pada langkah-langkah pengumpulan data. Nana
Syaodih Sukmadinata (2007: 287) menguraikan desain penelitian tersebut
secara rinci, yaitu:
-

Data apa yang akan dikumpulkan,
Darimana dan dari siapa data tersebut dikumpulkan, dan
Dikumpulkan dengan menggunakan teknik dan instrumen apa,
bagaimana langkah-langkah pengumpulan datanya.

Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

89

Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 287) menyebutkan “Dalam setiap
komponen dan langkah kegiatan, diberi penjelasan singkat disertai rumusan
sasaran yang ingin dicapai serta alasan mengapa digunakan cara/teknik
tersebut”. Selain itu Suharsimi Arikunto (2006: 23) membagi langkah-langkah
penelitian sebagai berikut:
-

Memilih masalah
Studi pendahuluan
Merumuskan masalah
Merumuskan anggapan dasar dan merumuskan hipotesis
Memilih pendekatan
Menentukan variabel dan sumber data
Menentukan dan menyusun instrumen
Mengumpulkan data
Analisis data
Menarik kesimpulan
Menyusun laporan

C. Metode Penelitian
Metode Penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti untuk
mencapai tujuan penelitian. Ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011: 3)
yang mengungkapkan bahwa: “Secara umum metode penelitian diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu”.
Adapun yang menjadi metode dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi
dokumentasi.
1. Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk
menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa yang terjadi pada saat
sekarang. Sejalan dengan Suharsimi Arikunto (2006: 35) yang menyatakan
bahwa:
Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu
mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan
sebagainya, maka penelitiannya bersifat deskriptif, yaitu
menjelaskan atau menerangkan peristiwa.
Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

90

2. Pendekatan Kuantitatif
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif ini merupakan penelitian
yang banyak menuntut menggunakan angka, karena pendekatan kuantitatif
adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk menjawab permasalahan
penelitian dengan menganalisis data menggunakan perhitungan statistik.
Menurut Sugiyono (2011: 14) menyatakan bahwa:
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengumpulan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan cara mengadakan penelitian yang
bersumber pada tulisan-tulisan atau bukti-bukti yang ada. Ini sejalan
dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 158) yang menyatakan
bahwa:
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian dan sebagainya.
Studi dokumentasi digunakan untuk dapat menunjang proses
berjalannya penelitian, karena dengan studi dokumentasi ini peneliti
mendapatkan informasi-informasi mengenai sesuatu hal yang relevan
dengan permasalahan yang akan diteliti. Cara yang dilakukan dalam studi
dokumentasi ini adalah melalui penelaahan berbagai sumber bacaan yang
memenuhi syarat keilmuan, seperti buku-buku, laporan hasil penelitian,
artikel, jurnal, peraturan-peraturan, landasan hukum dan sebagainya.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran pada judul dan ruang lingkup
masalah yang diteliti, perlu dijelaskan beberapa istilah yang terkandung dalam
Irma Riswanti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar
Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

91

penelitian ini, sehingga terdapat persamaan pandangan atau keseragaman
landasan berfikir antara penulis dengan pembaca. Adapun definisi operasional
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh
Pengertian pengaruh menurut Suharsimi Arikunto (2006: 37)
adalah:
Suatu hubungan antara keadaan pertama dengan keadaan yang
kedua terdapat hubungan sebab akibat. Keadaan pertama
diperkirakan menjadi penyebab yang kedua. Keadaan pertama
berpengaruh terhadap keadaan yang kedua.
Berdasarkan pengertian diatas, maka yang dimaksud pengaruh
dalam penelitian ini adalah bentuk hubungan antara variabel X yaitu
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang