PENGARUH STRES KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT.

(1)

JAWA BARAT SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

Imam Muhammad Wibisono 1001645

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT

Oleh

Imam Muhammad Wibisono

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas IlmuPendidikan

© ImamMuhammadWibisono 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PENGARUH STRES KERJA

TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd NIP. 19700524 199402 2 001

Pembimbing II

Dr. Nurdin, M.Pd NIP. 19790712 200501 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Administrasi Pendidikan

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 19600810 198603 1 001


(4)

Imam Muhammad Wibisono, 2014

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh StresKerja Terhadap PrestasiKerjaPegawai di BadanPendidikandanPelatihan Daerah ProvinsiJawa Barat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh stres kerja terhadap prestasikerjapegawai di BadanPendidikandanPelatihan Daerah ProvinsiJawa Barat.Penelitimenggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah pegawai di BadanPendidikandanPelatihan Daerah ProvinsiJawa Barat sebanyak 113, dan sampel penelitian ini sebanyak 53 orang.Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan Weighted Means Score (WMS) diperoleh tingkat kecenderungan umum dari varibel X (Stres Kerja) sangat tinggi dengan skor rata-rata sebesar 4,25. Sedangkan tingkat kecenderungan umum dari variabel Y (PrestasiKerjaPegawai) menunjukan sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 4,48.Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel X dan Y berdistribusi normal. Berdasarkan hasil nilai koefisien korelasi variabel X dan variabel Y adalah sebesar 0,710, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara dua variabel berada pada kategori kuat dan terdapat korelasi yang positif. Berdasarkan hasil uji signifikan diketahui bahwa thitung> ttabel yaitu 7,193> 2,076. Dengan demikian

dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X (Stres Kerja) dan variabel Y (PrestasiKerjaPegawai), artinya pengaruh antara stres kerja dan prestasikerjapegawai dapat berlaku untuk semua populasi. Sedangkan hasil perhitungan uji determinasi diketahui bahwa variabel X memberikan pengaruh terhadap variabel Y sebesar 50,4% dan sisanya sebesar 49,6% dipengaruhi oleh faktor lain.Berdasarkan hasil pengujian statistik secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa “Terdapat Pengaruh yang Positif dan Signifikan antara stres kerjaterhadap prestasikerjapegawai di BadanPendidikandanPelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat” terbukti kebenarannya atau dapat diterima.


(5)

ABSTRACT

The study entitled “The Influence Of Job Stress On Work Performance

Employees In Education and Training Agency of West Java”. This research aims to find out how big the effect of job stress on work performance employees in Education and Training Agency of West Java. Researchers used a descriptive approach to quantitative methods. The population of this research was a clerk in Education and Training Agency of West Java as much as 113, and the sample of this research as many as 53 people. Based on the results of processing the data using Weighted Means Score (WMS) obtained the level of the general trend of variable X (Working Stress) with a very high average score of 4.25. While the general trend of the rate of the variable Y (Employee work achievement) showed very good with average score of 4,48. Based on results of test of normality indicate that variable X and Y Gaussian normal. Based on the results of the normality test showed that the variables X and Y are normally distributed. Based on the results of the correlation coefficient variables X and Y is equal to 0.710, it can be concluded that the relationship between the two variables are in the category of strong and positive correlation.Based on the test results significantly known that tcount>ttableis 7.193> 2.076. Thus it can be stated that

there is a significant relationship between the variables X (Work Stress) and Y (Job Performance Employees), meaning that the effect between job stress and job performance of employees can apply to all populations. While the results of test calculations determination is known that the variable X to Y variable effect of 50.4% and the remaining 49.6% is influenced by other factors. Based on the overall results of statistical tests can be concluded that "There is a positive and significant influence between work stress on the performance of employees in Education and Training Agency of West Java." Unsubstantiated or acceptable.


(6)

Halaman

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH………... iv

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GAMBAR……… xi

DAFTAR LAMPIRAN……… xii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. LatarBelakangMasalah………. 1

B. BatasandanRumusanMasalah……….. 8

1. BatasanMasalah………. 8

a. Konseptual………. 8

b. Kontekstual.……….. 8

2. RumusanMasalah……….. 8

C. TujuanPenelitian……….... 9

1. TujuanUmum………. 9

2. TujuanKhusus……… 9

D. MetodePenelitian……… 9

E. ManfaatPenelitian………... 10

1. SegiTeoritis……… 10

2. SegiPraktis………. 10

F. StrukturOrganisasiSkripsi………. 11


(7)

a. PengertianStres……… 14

b. PengertianStresKerja……….. 15

c. Sumber-sumberdanPenyebabStres……… 16

d. PenyebabStresKerja……… 18

e. GejalaStres……….. 20

f. Dampak-dampakStres………. 23

g. StrategiuntukMengurangiStres……….. 25

2. KonsepPrestasiKerja……… 32

a. PengertianPrestasiKerja………. 32

b. Faktor-faktor yang MempengaruhiPrestasiKerja……….. 33

c. PenilaianPrestasiKerja……… 41

3. PengaruhStresKerjaTerhadapPrestasiKerjaPegawai……… 42

B. PenelitianTerdahulu……… 43

C. KerangkaPemikiranPenelitian……… 45

D. HipotesisPenelitian………. 48

BAB III METODE PENELITIAN……… 50

A. LokasidanSubjekPopulasi/SampelPenelitian……….. 50

B. DesainPenelitian……….. 53

C. MerodePenelitian………. 57

D. DefinisiOperasional………. 59

E. InstrumenPenelitian………. 61

F. Proses PengembanganInstrumen………. 67

G. TeknikPengumpulan Data……… 74

H. Analisis Data………. 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN86 A. HasilPenelitian……… 86


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……….. 125

A. Kesimpulan……… 125

B. Rekomendasi………. 127

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

(10)

Imam Muhammad Wibisono, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia adalah makhluk sosial, yang mana saling membutuhkan satu sama lain. Manusia terlahir ke dunia ini dituntut agar dapat hidup berorganisasi. Dalam kehidupannya, manusia akan selalu berhubungan dengan orang lain, maka akan terjadi peristiwa yang dinamakan interaksi. Interaksi selalu terjadi dalam kehidupan manusia, yang tentunya terjadi juga dalam organisasi tempat mereka bekerja.

Interaksi yang terjadi dalam lingkungan organisasi terkadang tidak selamanya berjalan lancar sesuai dengan keingingan individu itu sendiri. Hal ini disebabkan, karena pada dasarnya manusia itu berbeda-beda dan memiliki sifat yang berbeda. Dengan demikian, seringkali ditemukan adanya perbedaan persepsi tentang masalah pekerjaan, kesalahan prosedural, dan perbedaan standar kerja maupun masalah yang bersifat pribadi dengan sesama rekan kerja. Masalah-masalah yang bersifat pribadi dengan sesama rekan kerja. Masalah-masalah tersebut dapat memicu terjadinya tekanan psikologis yang biasa dapat disebut sebagai stres atau dalam dunia kerja lebih dikenal dengan sebutan stres kerja. Dimana terdapat banyaknya tugas, tuntutan dan peranan yang dihadapi para pegawai, menunjukkan bahwa stres kerja merupakan gejala ilmiah yang sulit dihindari oleh para pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya.

Kondisi semacam ini akan menimbulkan berbagai macam tekanan mental (psikologis) yang dirasakan oleh individu yang bersangkutan maupun oleh kelompok atau anggota organisasi secara keseluruhan. Dalam


(11)

pandangan psikologi, keadaan tertekan secara mental ini disebut stres. Kondisi fisik di lingkungan kerja yang dapat memacu timbulnya stres antara lain yaitu penataan ruangan kerja , rancangan, perlatan dan prosedur kerja, sistem penerangan, sistem ventilasi dan tingkat keleluasaan pribadi. Kemudian hal-hal lain yang dapat memicu terjadinya stres selain kondisi fisik, yakni kondisi psikis lingkungan kerja, yang dapat berupa antara lain beban kerja yang berlebihan atau yang kekurangan, kurangnya umpan balik hasil kerja, kurang jelasnya pemberian wewenang, ketidakjelasan peran, frustasi, perbedaan nilai-nilai, perubahan dalam pekerjaan, konflik perorangan, konflik antar pribadi, konflik antar peranan dan konflik antar kelompok. Sedangkan situasi yang sering memacu timbulnya konflik antara lain : persaingan, ketergantungan pada tugas, ketidakjelasan wewenang, masalah status, hambatan komunikasi dan sifat-sifat individu. Berbagai tekanan dan gangguan dalam sebuah organisasi tentunya pasti sangat sering terjadi. Hal ini lah yang perlu dihindari agar kinerja kerja tidak terganggu dan menghambat tercapainya prestasi kerja seorang pegawai. Semua bisa di atasi asalkan dapat mengindikasikan masalah yang kita hadapi itu sendiri. Semakin seseorang mendapatkan tekanan diluar batas dari kemampuan dirinya sendiri tentunya akan mengalami stres pula yang cukup berat dan sangat mengganggu kerja otak termasuk dengan daya ingat.

Disamping kondisi dalam lingkungan kerja, lingkungan luar kerja pun pada umumnya banyak mengandung sumber-sumber stres. Adapun lingkungan yang dimaksud tersebut adalah meliputi lingkungan fisik (alam), lingkungan sosial, lingkungan budaya, lingkungan spiritual dan sebagainya, serta faktor diri pribadi yang juga mampu menjadi sumber stres. Stres dapat menimbulkan berbagai dampak atau konsekuensi dalam aspek psikologis, jasmaniah, perilaku dan lingkungan. Dampak psikologis dari stres yang kuat adalah kecenderungan untuk mudah marah dan agresi,


(12)

tidak dapat relaks, gugup, panik, emosi yang tidak stabil, frustasi ,sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat, kecemasan, dan kesulitan alam masalah tidur. Keadaan lebih lanjut adalah timbulnya , sikap apatis, kehilangan kepercayaan diri, depresi, tidak bergairah dan kebosanan. Sedangkan dampak stres yang bersiat jasmaniah dapat berupa berubahnya hormonal, seperti perubahan denyut jantung, kesulitan pernafasan, tekanan darah menjadi tinggi, dan sebagainya. Dalam aspek perilaku, stres dapat menimbulkan dampak kelainan gejala perilaku seperti gejala mudah lupa, sulit dalam membuat keputusan, terlalu peka, dan sebagainya. Dampak selanjutnya adalah aspek lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan organisasi, lingkungan masyarakatnya dan lingkungan kerja.

Era baru di bidang kepegawaian telah dimulai. Hal tersebut ditandai dengan mulai diimplementasikannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, yaitu dengan mulai diwajibkannya penyusunan Sasaran Kerja Pegawai pada bulan Januari 2014 ini. Sasaran Kerja Pegawai merupakan kontrak kerja antara pegawai dengan pejabat penilai yang berisikan kegiatan tugas jabatan pegawai pada tahun tersebut dan dijelaskan dengan target kuantitas (output), kualitas (mutu), waktu, dan biaya. Dengan ditetapkannya Sasaran Kerja Pegawai tersebut, maka pegawai memiliki rencana kerja individu dalam memandu pemanfaatan waktu kerja pegawai yang bersangkutan.

Penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh Pejabat Penilai sekali dalam 1 (satu) tahun yang dilakukan setiap akhir Desember pada tahun yang bersangkutan atau paling lama akhir Januari tahun berikutnya. Penilaian prestasi kerja PNS terdiri atas unsur:

1. SKP dengan bobot nilai 60% (enam puluh persen); dan 2. Perilaku kerja dengan bobot nilai 40% (empat puluh persen).


(13)

Pada pelaksanaan tugas sehari-hari, kini pegawai juga diwajibkan untuk mencatat aktivitasnya setiap hari dengan Buku Kerja Harian Pegawai. Dalam Buku Kerja Harian Pegawai tersebut dicatat apa saja yang telah dilakukan sepanjang hari, yaitu terkait dengan kegiatan tugas jabatan dalam Sasaran Kerja Pegawai, pelaksanaan tugas tambahan, dan kreativitas yang telah dilakukan. Hal ini dilaksanakan agar pegawai memiliki catatan yang akurat dan aktual terhadap kinerja yang telah dihasilkan.

Catatan kinerja dalam Buku Kerja Harian Pegawai dimaksud akan dikompilasi dan dinilai pada akhir tahun sebagai penilaian capaian Sasaran Kerja Pegawai. Selanjutnya digabungkan dengan hasil penilaian Perilaku Kerja yang dilaksanakan oleh pejabat penilai maka pada akhir tahun tersebut setiap pegawai akan jelas nilai prestasi kerjanya.

Dengan adanya peraturan baru ini seorang pegawai diharuskan untuk membuat SKP yang memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur. Setiap kegiatan tugas jabatan yang akan dilakukan harus didasarkan pada tugas dan fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan uraian tugasnya yang secara umum telah ditetapkan dalam struktur organisasi dan tata kerja (SOTK).

PNS yang tidak menyusun SKP dijatuhi hukuman sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai disiplin PNS. Jadi, seorang pegawai diharuskan untuk membuat SKP ini dan menjalankan pekerjaannya sesuai dengan SKP yang telah ia rencanakan sebelumnya sehingga mendapat tekanan pekerjaan lebih untuk mencapai prestasi kerja yang dapat memicu timbulnya stres kerja

Jika stres tidak ada, maka tantangan kerja juga tidak ada dan dengan demikian prestasi kerja yang dihasilkan pun cenderung rendah. Sejalan dengan meningkatnya stres, maka prestasi kerja juga pun


(14)

cenderung meningkat pula, karena stres membantu para pegawai untuk mengerahkan segala sumber daya yang dimilikinya untuk dapat mencapai tujuan kerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

Lebih lanjut T. Hani Handoko (2008:202) menyajikan model hubungan antara stress dengan prestasi kerja.

MODEL HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN PRESTASI KERJA

Tinggi

Prestasi Kerja

Rendah Rendah Stres Tinggi

Gambar 1

Model Hubungan Antara Stres Dengan Prestasi Kerja

(T. Hani Handoko, 2008:202)

Dalam gambar diatas, dapat dilihat bila seseorang tidak mengalami stres dalam tingkat yang rendah, tantangan kerja tidak ada sehingga


(15)

prestasi kerja cenderung rendah, karena tidak ada usaha-usaha untuk menghadapi tantangan, sejalan dengan meningkatanya stres, prestasi kerja seseorang cenderung naik karena stres membantu seseorang untuk mengerahkan seluruh kemampuan yang dimilikinya dalam memenuhi berbagai persyaratan atau kebutuhan pekerjaan.

Akhirnya, bila stres menjadi terlalu besar, prestasi kerja mulai menurun, karena stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Seseorang menjadi kehilangan kemampuan untuk mengendalikannya, menjadi tidak mampu untuk mengambil keputusan dan perilaku menjadi tidak teratur. Akibat lebih ekstrim adalah prestasi kerja menjadi nol karena seseorang menjadi sakit atau tidak mampu bekerja lagi, putus asa, atau keluar maupun melarikan diri dari pekerjaannya, dan mungkin dapat diberhentikan.

Kemampuan stres untuk bisa mendorong maupun menghambat pelaksanaan kerja seorang pegawai banyak tergantung pada reaksi yang diberikan oleh dirinya sendiri dalam menghadapi stres. Tantangan dan tekanan yang sama belum tentu mempunyai pengaruh yang sama terhadap pegawai yang sedang meningkat semangatnya, bahkan tidak menutup kemungkinan justru sebaliknya, yaitu menurun semangat kerjanya yang mengakibatkan prestasi kerja menurun. Ada pegawai yang mampu mengelola stres dengan baik sehingga stres bukan dianggap sebagai hambatan.

Lebih lanjut T. Hani Handoko (2008:203) menyatakan bahwa

“karyawan dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe A dan tipe B. Orang-orang tipe A adalah mereka yang agresif dan kompetitif, menetapkan standar-standar kerja yang tinggi dan meletakkan diri mereka diri mereka dibawah tekanan waktu yang ajeg (konstan). Mereka bahkan masih giat dalam kegiatan olahraga yang bersifat rekreatif dan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Mereka sering tidak menyadari bahwa banyak tekanan yang mereka rasakan salah, lebih disebabkan oleh kesalahan mereka sendiri daripada lingkungan mereka, karena mereka merasakan tingkat


(16)

stres yang ajeg (konstan). Mereka lebih cenderung mengalami gangguan-gangguan fisik akibat stres, seperti penyakit jantung, penyakit lever, dan sebagainya. Sedangkan orang tipe B lebih relaks dan tidak suka menghadapi masalah atau easy going. Mereka menerima situasi yang ada dan bekerja didalamnya serta tidak senang bersaing. Mereka relaks dalam kaitannya dengan tekanan waktu sehingga mereka lebih kecil kemungkinannya untuk menghadapi masalah-masalah yang berhubungan

dengan stres.”

Pegawai yang berprestasi adalah yang mempunyai kinerja yang baik dalam menjalankan tugasnya. Keberhasilan seorang pegawai sangat ditentukan oleh sejauh mana ia dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam mencapai visi dan misi organisasinya tersebut secara efektif dan efisien. Prestasi kerja pegawai dapat dipengaruhi oleh kemampuan yang berasal dari dirinya sendiri (faktor instrinsik) dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari lingkungan organisasi (faktor ekstrinsik). Kedua faktor tersebut menyatu dalam diri pegawai dan pada akhirnya akan menghasilkan prestasi kerja yang diharapkan, tetapi kedua faktor ini juga dapat memberikan pengaruh yang tidak dapat diharapkan sehingga pegawai tersebut tidak berprestasi, salah satu penyebabnya adalah dengan adanya tingkat stres yang tidak terkelola dengan baik.

Agar prestasi kerja pegawai tidak terpengaruh negatif oleh stres, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kemampuan mengatasi stres pada setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang memiliki daya tahan dalam mengatasi stres sehingga akhirnya mampu mengatasi stres tersebut dan juga ada orang-orang yang mempunyai daya tahan dan kemampuan yang rendah dalam menghadapi stres. Jika hal ini terjadi, dampaknya terhadap prestasi kerja akan bersifat negatif. Kedua, pada tingkat tertentu stres itu perlu, karena apabila tidak ada stres, maka seorang individu tidak akan merasa tertantang sehingga akibatnya prstasi kerja akan menjadi rendah. Sebaliknya dengan adanya stres, maka seorang individu akan dapat mengendalikan kemampuannya untuk berprestasi


(17)

tinggi dengan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Menurut T. Hani Handoko (2008:193), yaitu:

“Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pegawai.

Pegawai bekerja dengan produktif atau tidak tergantung pada motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan, sistem kompensasi, desain pekerjaan dan aspek-aspek ekonomi, teknis serta

keprilakuan lainnya.”

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai : “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di Badan Diklat Provinsi Jawa Barat.”

B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH

1. Batasan Masalah a. Konseptual

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja pegawai di Badan Diklat Provinsi Jawa Barat.

b. Kontekstual

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini sangat luas jika diteliti secara menyeluruh. Untuk itu peneliti membatasi penelitian ini dengan hanya membahas pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja pegawai di Badan Diklat Provinsi Jawa Barat.

2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan gambaran secara umum mengenai ruang lingkup penelitian, pembatasan bidang penelitian dan penelaahan variabel penelitian. Berdasarkan uraian latar belakang dan


(18)

batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah pengaruh stress kerja terhadap prestasi kerja pegawai dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimanakah gambaran stres kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat?

b. Bagaimanakah gambaran prestasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat?

c. Seberapa besar pengaruh pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat?

C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu :

a. Untuk mendeskripsikan data dan informasi mengenai stres kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

b. Untuk mendeskripsikan data dan informasi mengenai prestasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.


(19)

c. Untuk mendeskripsikan data dan informasi mengenai seberapa jauh pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

D. METODE PENELITIAN

Metode penelitian digunakan untuk mencapai tujuan penelitian secara efektif dan efisien, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2009: 160)

bahwa: “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data penelitiannya”. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Metode Deskriptif

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analitik dengan tujuan yaitu ingin mengetahui gambaran sampai sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh stres kerja terhadap prestasi kerja pegawai. Metode ini ditunjukkan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Menurut Winarno Surakhmad (1985:131), yaitu :

a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah aktual.

b. Data yang dikumpulkan mula-mula diteliti, dijelaskan dan kemudian dianalisis, oleh karena itu metode ini sering disebut metode analisis.

E. Manfaat Penelitian 1) Segi teoritis

Manfaat penelitian ini dilihat dari segi teoritis adalah agar dapat mengembangkan ilmu administrasi pendidikan terkait tentang


(20)

pengaruh stres kerja terhadap prestasi pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

2) Segi Praktis

Berdasarkan dari perumusan masalah, pada dasarnya penulis mengharapkan dari hasil penelitian ini nantinya akan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan :

a. Bagi Lembaga

Dengan diadakannya penelitian ini dapat berguna sebagai masukan untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai sebagai peningkatan kualitas pelayanan dan kemampuan sendiri serta sebagai bahan perbaikan dalam mencapai visi dan misi di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Jawa Barat secara efektif dan efisien.

b. Bagi penulis

Hasil penelitian ini menjadi suatu objek nyata penerapan dari teori teori yang dipelajari selama perkuliahan dan dibandingkan dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Serta dapat menambah

wawasan bagi penulis sendiri c. Bagi peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi suatu masukan bagi mahasiswa atau pembaca guna menmbah wawasan dan dapat menjadi

referensi untuk penelitian selanjutnya.

F. Stuktur Organisasi Skripsi

Bab I Pendahuluan, merupakan bab yang merupakan langkah awal dari penelitian ini. Bab ini berisi tentang latar belakang atau gambaran masalah yang hendak diteliti. Kemudian Bab ini berisi tentang batasan dan rumusan masalah yang berfungsi untuk membatasi penelitian ini sehingga


(21)

lebih mengerucut dan tidak melebar dari permasalahan yang sedang di teliti. Adapun tujuan penelitian ini dibuat agar pembaca mengetahui apa yang menjadi tujuan dari penelitian ini dilakukan. Selanjutnya adalah metode penelitian dimana penulis menyertakan suatu cara agar penelitian ini dapat sesuai dengan tujuannya. Dalam Bab ini juga berisi Manfaat dari penelitian ini, dimana manfaat ini ditujukan kepada pihak sekolah, penulis dan pembaca. Struktur organisasi skripsi yang ada disini adalah dengan maksud untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang keseluruhan isi dari penelitian ini.

Bab II tentang Kajian Pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Bab ini mengurai tentang landasan teori sebagai dasar dan acuan penelitian ini dibuat, kemudian membahas tentang kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

Bab III adalah Metode Penelitian, yang dimana dalam Bab ini mencakup proses penelitian yang dimulai dari metode penelitian dan definisi operasional penelitian. Dalam Bab ini, metode yang akan digunakan dalam penelitian ini dijelaskan satu per satu untuk memperoleh data yang valid dan hasil penelitian yang benar.

Setelah itu dilanjutkan dengan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam Bab ini menjelaskan tentang pemaparan dan pembahasan data yang yang kemudian diolah sehingga mendapatkan hasil penelitian.

Selanjutnya Bab yang terakhir adalah Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi yang dimana didalamnya berisi uraian tentang simpulan yang penulis dapat dari hasil penelitian yang sudah dilakukan serta memberikan rekomendasi atau saran atas masalah dan kendala yang ada.


(22)

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan suatu obyek yang mau diteliti yang digunakan sebagai sumber data, dimana objek tersebut disesuaikan dengan masalah-masalah yang dikemukakan dalam penelitian. Obyek yang akan diteliti tersebut harus ditetapkan pada suatu tempat atau lokasi, oleh karena itu lokasi sangat dibutuhkan dalam penelitian ini. Sesuai dengan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini, lokasi penelitian ini merupakan tempat pelaksanaan penelitian dilakukan.Adapun lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini dilaksanakan di Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jalan Windu No. 26, Kota Bandung.

2. Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2011:80) mengemukakan bahwa

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang

memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”.

Populasi merupakan sekumpulan objek/subjek yang dapat berupa orang, benda, peristiwa maupun gejala yang terjadi di sekeliling kita.Populasi bukan hanya sekedar kumpulan yang menunjukkan kuantitas suatu objek/subjek penelitian, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki subjek/objek tersebut.


(24)

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah pegawai Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Untuk lebih jelas mengenai data jumlah staf bidang Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Bidang / Bagian Populasi

1. Sub Bagian Keuangan dan Program 13

2. Sub Bagian Umum 21

3. Sub Bagian Kepegawaian 8

4. Bidang Pengembangan Diklat 9

5. Bidang Diklat Kepemimpinan dan Fungsional

14

6. Bidang Diklat Teknis 12

7. Widyaiswara 36

Jumlah 113

Sumber :Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

3. Sampel Penelitian

Arikunto (dalam Riduwan 2009:56), mengatakan sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil dari populasi yang dteliti).Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambil dari sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.Selanjutnya Sugiyono seperti yang dikutip oleh Riduwan (2009:56)memberikan pengertian sampel yaitu sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi.


(25)

Dari pengertian diatas, Riduwan (2009:56) menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang diteliti.

Menurut Riduwan (2009:57), “teknik penarikan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representative dari

populasi”. Penarikan sampel tidak hanya sebatas menarik sebagian populasi

yang dilakukan begitu saja, melainkan ada aturan-aturan atau teknik-teknik tertentu. Oleh karena itu, dalam pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Menggunakan teknik yang tepat akan memungkinkan peneliti dapat menarik data yang reliabel. Karena itu, ketentuan-ketentuan dalam penarikan sampel menjadi penting dalam kegiatan penelitian ilmiah. Untuk menentukan ukuran sampel yang diambil, maka digunakan rumus yang dikutip oleh Riduwan (2009:65) sebagai berikut :

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

= presisi yang ditetapkan

Beradasarkan rumus diatas maka

53,05 = 53 orang

Rumus yang digunakan untuk menghitung alokasi sampel adalah sebagai berikut : (Riduwan, 2009:66)

Keterangan : ni = anggota sampel pada proporsi ke-1 Ni = populasi ke-1

N = populasi total

N = sampel yang diambil dalam penelitian


(26)

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No. Bidang / Bagian Populasi

1. Sub Bagian Keuangan dan Program

2. Sub Bagian Umum

3. Sub Bagian Kepegawaian

4. Bidang Pengembangan Diklat

5. Bidang Diklat Kepemimpinan dan

Fungsional

6. Bidang Diklat Teknis

7. Widyaiswara


(27)

B. Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.Oleh karena itu dalam penelitian diperlukan desain penelitian.Pengertian desain penelitian menurut Nasution (2009:23) menyatakan

bahwa “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu. Selanjutnya ia mengemukakan kegunaan dari desain penelitian, yaitu :

(1) Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya; (2) Desain juga menentukan batas-atas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian; (3) Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.

Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk menuntun dalam proses secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Oleh karena itu untuk dapat menghasilkan penelitian yang baik, maka dibutuhkan desain penelitian yang benar-benar dapat mengarahkan peneliti dalam setiap tahap penelitiannya. Menurut Nasution (2009:56), desain penelitian mencakup proses-proses berikut :

1) Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian 2) Pemilihan kerangka konseptual

3) Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis 4) Membangun penyelidikan dan percobaan

5) Memilih serta mendefinisikan pengukuran-pengukuran variabel 6) Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan


(28)

Imam Muhammad Wibisono, 2014

7) Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data

8) Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data 9) Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik

10) Penulisan laporan hasil penelitian

Selanjutnya Menurut Nasution (2009:23) “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganilis data agar data dilaksanakan secara

ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”.

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat proses penelitian.

Berdasarkan penjelasan diatas desain penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Menyusun Metode Penelitian Pengajuan Hipotesis Konsep dan Teori yang relevan

Perumusan Masalah

Sumber Masalah


(29)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

1. Sumber Masalah

Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dijadikan sebagai dasar penelitian

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabanya melalui pengumpulan data Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan penemuan relevan

3. Konsep dan Teori yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah.Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian.

4. Pengajuan Hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah di dasarkan pada teori dan di dukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis.Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara stres kerja terhadap prestasi kerja pegawai.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki.


(30)

Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, tenaga dan kemudahan lainnya. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

6. Menyusun Instrumen Penelitian

Peneliti dapat menyusun instrumen penelitian.Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data.Pada penelitian ini untuk menguji adanya pengaruh Stres kerja (variabel X) terhadap Prestasi Kerja Pegawai (Variabel Y) digunakan pengujian validitas dan reliabilitas.

7. Kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.Rekomendasi adalah kumpulan beberapa saran yang diberikan oleh peneliti untuk lembaga, pegawai dan peneliti selanjutnya.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengadakan penelitian. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Sugiyono (2011:3) mengemukakan bahwa, “metode penelitian diartikan

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.”

1. Metode Deskriptif

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif.Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada masa sekarang. Hal


(31)

ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Sudjana dan Ibrahim (2001:64) mengenai penelitian deskriptif yaitu :

“Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian, yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, bahwa penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan”.

Selain itu, metode ini mendeskripsikan secara spesifik hubungan variabel-variabel.Sehingga melalui penelitian deskriptif ini diharapkan peneliti mengumpulkan data, mengolah data, serta menganalisis data untuk memecahkan masalah yang sedang terjadi pada saat sekarang. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Muhamad Nazir (2003: 54), mengemukakan bahwa :

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dan tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membantu deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.”

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dianalisa bahwa dalam penggunaan metode deskriptif ini pemecahan masalah dipusatkan pada masalah-masalah yang aktual yang terjadi pada masa sekarang.

Sejalan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka melalui metode penelitian deskriptif diharapkan dapat menghasilkan dan mendapatkan informasi yang tepat dan gambaran yang lengkap secara faktual mengenai Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.


(32)

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang menggunakan metode bilangan untuk mendeskripsikan observasi suatu objek atau variabel dimana bilangan menjadi bagian dari pengukuran, atau pendekatan penelitian yang menggunakan pengolahan data melalui hasil perhitungan statistika. Sementara, yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif dikemukakan oleh

Arikunto (1997: 86) yaitu : “Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam

meneliti dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga

diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian”.

SelanjutnyaWatson (dalam Danim 2002) mengemukakan pendekatan kuantitatif, sebagai berikut :

“Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific inquiry) yang didasari oleh filsafat positivism logikal (logical

positivism) yang beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai logika,

kebenaran, hokum-hukum, dan prediksi.”

Pendekatan kuantitatif ini digunakan dalam rangka mengetahui seberapa besar dari variabel X yang diteliti yaitu sistem informasi manajemen berbasis komputer terhadap variabel Y yang diteliti yaitu kinerja pegawai dengan cara mengukur dan menghitung apa yang menjadi indikator-indikator variabel penelitian sehingga dapat diperoleh deskripsi dan korelasi di antara variabel-variabel penelitian melalui sistem perhitungan yang menggunakan statistika.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional dilakukan untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran pembaca terhadap penelitian ini, oleh karena itu perlu dijelaskan beberapa istilah sehingga terdapat keseragaman landasan berpikir antara peneliti dengan pembaca berkaitan dengan judul penelitian yaitu “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat”.


(33)

Menurut Nazir Moh. Nazir (1999: 152) dijelaskan bahwa definisi operasional adalah sebagai berikut :

“Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasionalisasi yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tertentu.”

Sementara definisi operasional menurut Burhan Bungin (2004: 59), yaitu

“Konsep penelitian didesain untuk memberikan batasan pemahaman terhadap variabel penelitian, sedangkan konsep operasional atau definisi operasional dibuat untuk membatasi parameter atau indikator yang diinginkan peneliti dalam penelitian, sehingga apa pun variabel penelitian, semuanya hanya muncul dari konsep tersebut.”

Definisi operasional menggambarkan secara spesifik indikator-indikator pada variabel yang diteliti berdasarkan pada konsep penelitian yang dibangun dari teori-teori yang relevan dengan variabel yang diteliti, karena konsep penelitian merupakan kerangka acuan dalam menentukan konsep operasional atau definisi operasional.

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Pengaruh

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:747) dikemukakan

bahwa : “pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang membentuk watak kepercayaan atau perbuatan-perbuatan”.

2. Stres Kerja

Ivancevich dan Matteson (2006:275) mengatakan bahwa“Stres kerja yaitu suatu tekanan yang muncul dan disebabkan oleh faktor-faktor yang ada di lingkungan kerja.”Sedangkan menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2003:179) “Stres kerja adalah Perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi


(34)

Dari kedua teori para ahli diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa Stres kerja adalah kondisi yang muncul dari interaksi antar manusia dan pekerjaannya yang memaksa mereka untuk berperilaku tidak dalam keadaan normal.

3. Prestasi Kerja

Prabu Mangkunegara (2001:67) mengatakan “Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Hasibuan (2007:94) mengemukakan bahwa

“Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas

kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

Menurut pendapat penulis bahwa prestasi kerja adalah Prestasi kerja pegawai adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai dalam

melaksanakan tugas yang menjadi beban atau

tanggungjawabnyaberdasarkan tingkat kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, kepatuhannya, kerjasama dan ketangguhan terhadap pekerjaannya.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 119) mengemukakan bahwa : “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial”.Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, yang secara spesifik berhubungan dengan variabel penelitian.Alat ukur atau instrumen yang digunakan harus berdasarkan pada karakteristik sumber data dari variabel yang diteliti, sehingga mempermudah peneliti dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang


(35)

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:199).

Kemudian Arikunto (2006: 151) mengemukakan bahwa : “Angket atau

kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperolah informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Angket tidak selalu berbentuk pertanyaan, melainkan dapat pula berupa pernyataan.Jenis angket yang digunakan adalah angket berstruktur atau tertutup. Akdon (2008: 132), mendefinisikan “Angket berstruktur (angket tertutup) adalah angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda

checklist (√)”.

Jadi pada dasarnya angket digunakan untuk meminta keterangan atau informasi kepada responden yang berhubungan dengan variabel yang diteliti.Dengan demikian, variabel serta sumber data penelitian harus jelas, sehingga instrumen yang dirumuskan sesuai dengan karakteristik sumber data.

1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel X (Stres Kerja)

dan variabel Y (Prestasi Kerja).Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah pegawai di Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian

Untuk mengukur masing-masing variabel, disusun dua format instrumen

penelitian yang sesuai dengan variabel yang diteliti, yaitu format instrumen variabel X dan variabel Y. Teknik pengukuran kedua variabel dilakukan

dengan menggunakan Skala Likert.“Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang


(36)

Dalam pengukuran dengan menggunakan Skala Likert, masing-masing

variabel penelitian dijabarkan menjadi indikator yang akan dijadikan titik tolak dalam merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah Lima gradasi atau skala yang masing-masing memiliki skor untuk kepentingan analisis kuantitatif. Adapun analisis jawaban yang digunakan dalam Skala Likert tertera dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3 Tabel Skala Likert

Analisis Jawaban Skor Alternatif Jawaban Skor

Selalu (SL) 5 Selalu (SL) 5

Sering (SR) 4 Sering (SR) 4

Kadang-kadang (KD) 3 Kadang-kadang (KD) 3

Jarang (JR) 2 Jarang (JR) 2

Tidak Pernah (TP) 1 Tidak Pernah (TP) 1

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen penelitian sangat dibutuhkan untuk mempermudah penyusunan instrumen penelitian, karena akan terlihat dimensi dan indicator dari masing-masing variabel yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat dua format kisi-kisi instrumen, yaitu kisi-kisi variabel X dan kisi-kisi instrumen variabel Y, yang terdapat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Variabel X

No Definisi Indikator Sub Indikator Item

1 Stres kerja yaitu suatu tekanan yang muncul dan

Faktor Intrinsik

 Emosi yang tidak stabil

1 2 3


(37)

disebabkan oleh faktor-faktor yang ada di lingkungan kerja. Ivancevich dan Matteson (2006:275)

 Bosan terhadap pekerjaaan 4 5  Perasaan khawatir/Pesimis dalam mengerjakan pekerjaan 6 7

 Depresi 8

9

 Tidak bisa berkonsentrasi dalam bekerja 10 11 Faktor Ekstrinsik

 Beban kerja yang berlebihan

12 13

 Iklim organisasi yang tidak kondusif

14 15  keanekaragaman pekerjaan 16 17

 Kemudahan dalam bekerja

18 19

 Adanya konflik dengan rekan kerja

20 21

 Tata letak ruang kerja

22 23

 Pengawasan yang dilakukan oleh atasan

24 25


(38)

 Tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan

26 27

 Penempatan kerja 28

29

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Variabel Y

No. Definisi Indikator Sub Indikator Item

1 Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan

Inisiatif  Aktif memberikan

alternatif solusi

1 2

 Selalu ingin mencoba sesuatu yang baru

3 4

 Mampu berinovasi 5


(39)

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (A.A Prabu Mangkunegara (2001:67)

Kerjasama  Tingkat kerja sama dengan rekan kerja dalam penyelesaian pekerjaan

7 8

 Tingkat kerja sama dengan atasan dalam penyelesaian pekerjaan 9 10 Kualitas Kerja

 Meningkatkan mutu pekerjaan

11 12 13 14

 Keterampilan dalam mengerjakan

pekerjaan

15 16

Ketangguhan  Tanggungjawab dalam melaksanakan pekerjaan

17 18

 Dapat dipercaya dalam melaksanakan tugas 19 20 Ketepatan Waktu

 ketepatan waktu dalam

menyelesaikan pekerjaan

21 22


(40)

 Tingkat kehadiran pegawai

23 24

Keefektifan  Tingkat kemampuan pegawai

menggunakan fasilitas yang diberikan

25

 Dapat

menyelesaikan lebih dari satu pekerjaan

26 27

Kuantitas Kerja

 Keberhasilan mencapai target yang ditentukan

28 29

 Mendukung program kerja

30 31

F. Proses Pengembangan Instrumen

Suatu keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian ditentukan oleh instrumen penelitian atau angket.Sebelum penyebaran angket untuk penelitian, angket tersebut terlebih dahulu harus diuji kelayakannya.Maka dari itu, angket sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini harus diuji terlebih dahulu kelayakannya. Angket penelitian dapat diujicobakan kepada responden yang sama ataupun kepada responden lainnya yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya. Angketpenelitian dapat dikatakan baik apabila angket tersebut valid dan reliabel. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 173), bahwa:


(41)

“Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan realibel.Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.”

Sehingga suatu angket penelitian dapat dikatakan layak atau tidak untuk digunakan dalam penelitian, apabila hasil dari uji validitas dan reliabitas tersebut menyatakan bahwa angket tersebut valid dan reliabel.

1. Pengujian Validitas

Dalam melakukan penelitian, uji validitas merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui valid atau tidaknya angket penelitian.

Arikunto (2006: 168), menjelaskan bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.”

Instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur sesuatu yang hendak diukur dan memiliki kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang terjadi pada objek yang diteliti. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Sugiyono dalam Riduwan (2013: 97) bahwa “Jika

instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen

tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur”

Dalam proses uji validitas instrumen, peneliti melakukan pengujian terhadap setiap butir-butir pertanyaan dalam angket dan proses perhitungannya menggunakan rumus Pearson Product Moment (Riduwan, 2013: 98), yaitu:

Keterangan:


(42)

∑Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item)

N = Jumlah responden

Hasil dari perhitungan korelasi Pearson Product Moment (PPM), selanjutnya dilakukan uji signifikansi menggunakan rumusUji-t sebagai berikut:

Keterangan:

thitung = Nilai thitung

R = Koefisien korelasi hasil rhitung

N = Jumlah responden

Hasil perhitungan thitungkemudian dikonsultasikan dengan distribusi (tabel t), yang diketahui taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat

kebebasan (dk = n – 2), sehingga dk = 15 – 2 = 13

Sesudah nilai thitungselanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel, dengan

kaidah keputusan sebagai berikut: jika thitung> ttabel maka item soal

dinyatakan valid. Sebaliknya, jika thitung< ttabelmaka item soal dinyatakan tidak valid.

Peneliti melakukan uji validitas angket kepada 15 responden diPusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. Sehingga didapatkan hasil uji validitas dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel X (Stres Kerja)


(43)

No. Item

Koefisien Korelasi

rhitung

Harga thitung

Harga

ttabel Keterangan

Tindak Lanjut

1. 0,607 2,754 1,771 Valid Digunakan

2. 0,761 4,229 1,771 Valid Digunakan

3. 0,761 4,229 1,771 Valid Digunakan

4. 0,524 2,218 1,771 Valid Digunakan

5. 0,587 2,614 1,771 Valid Digunakan

6 0,826 5,284 1,771 Valid Digunakan

7 0,628 2,910 1,771 Valid Digunakan

8 0,700 3,534 1,771 Valid Digunakan

9 0,555 2,406 1,771 Valid Digunakan

10 0,602 2,718 1,771 Valid Digunakan

11 0,666 3,219 1,771 Valid Digunakan

12 0,524 2,218 1,771 Valid Digunakan

13 0,565 2,469 1,771 Valid Digunakan

14 0,595 2,669 1,771 Valid Digunakan

15 0,692 3,456 1,771 Valid Digunakan

16 0,535 2,283 1,771 Valid Digunakan

17 0,544 2,338 1,771 Valid Digunakan

18 0,564 2,463 1,771 Valid Digunakan

19 0,093 0,337 1,771 Tidak Valid Diperbaiki

20 0,635 2,964 1,771 Valid Digunakan

21 0,644 3,035 1,771 Valid Digunakan


(44)

23 -0,461 -1,873 1,771 Tidak Valid Dibuang

24 -0,192 -0,705 1,771 Tidak Valid Diperbaiki

25 0,648 3,068 1,771 Valid Digunakan

26 0,593 2,655 1,771 Valid Digunakan

27 -0,013 -0,047 1,771 Tidak Valid Diperbaiki

28 0,572 2,514 1,771 Valid Digunakan

29 0,606 2,747 1,771 Valid Digunakan

Setelah dilakukan perhitungan terhadap uji validitas variabel X (stres kerja) pada tabel 3.5, diperoleh hasil bahwa dari 29 item yang diujikan, terdapat 4 item yang tidak valid sebagai tindak lanjut, maka item no. 19,24,27 diperbaiki sedangkan item no. 23 dibuang.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai)

No. Item

Koefisien Korelasi

rhitung

Harga thitung

Harga ttabel

Keterangan

Tindak Lanjut

1. 0,827 2,450 1.771 Valid Digunakan


(45)

3. 0,831 2,412 1.771 Valid Digunakan

4. 0,822 2,495 1.771 Valid Digunakan

5. 0,655 4,164 1.771 Valid Digunakan

6. 0,692 3,762 1.771 Valid Digunakan

7. 0,802 2,683 1.771 Valid Digunakan

8. 0,737 3,308 1.771 Valid Digunakan

9. 0,712 3,554 1.771 Valid Digunakan

10. 0,788 2,819 1.771 Valid Digunakan

11. 0,824 2,482 1.771 Valid Digunakan

12. 0,782 2,872 1.771 Valid Digunakan

13 0,846 2,271 1.771 Valid Digunakan

14 0,824 2,475 1.771 Valid Digunakan

15 0,835 2,381 1.771 Valid Digunakan

16 0,758 3,100 1.771 Valid Digunakan

17 0,750 3,185 1.771 Valid Digunakan

18 0,855 2,189 1.771 Valid Digunakan

19 0,881 1,936 1.771 Valid Digunakan

20 0,820 2,521 1.771 Valid Digunakan

21 0,829 2,431 1.771 Valid Digunakan

22 0,822 2,495 1.771 Valid Digunakan

23 0,805 2,655 1.771 Valid Digunakan

24 0,969 0,923 1.771 Tidak Valid Diperbaiki

25 0,849 2,242 1.771 Valid Digunakan

26 0,992 0,451 1.771 Tidak Valid Dibuang


(46)

28 0,768 3,011 1.771 Valid Digunakan

29 0,999 -0,173 1.771 Tidak Valid Diperbaiki

30 1,000 0,087 1.771 Tidak Valid Diperbaiki

31 0,847 2,259 1.771 Valid Digunakan

Setelah dilakukan perhitungan uji validitas terhadap variabel Y (Prestasi kerja Pegawai) pada tabel 3.6, diperoleh hasil bahwa dari 31 itemterdapat empat item yang tidak valid, dan sebagai tindak lanjut maka hanya item no. 26 dibuang sedangkan sisanya diperbaiki.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabel berarti dapat dipercaya, sehingga angket yang diuji akan menghasilkan data yang sama meskipun diukur dalam waktu yang berbeda. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 173),

bahwa “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data

yang sama.” Di samping itu, Arikunto (2006: 178) menyatakan bahwa “Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik.”

Dalam penelitian ini, proses pengujian reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode Alpha. Sebagaimana yang dikemukakan Riduwan (2013: 115) bahwa “Metode mencari reliabilitas internal yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut:”

Keterangan:


(47)

r₁₁ = Nilai Reliabilitas

∑Sᵢ = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total

K = Jumlah item

Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Nilai reliabilitas yang didapatkan dari hasil perhitungan uji reliabilitas (r₁₁), kemudian dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment, dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 15 – 1 = 14, dan dengan signifikansi sebesar 5%. Sehingga dapat diperoleh nilai rtabeladalah 0,532. Adapun keputusan untuk

membandingkan r11 dengan rtabeladalah sebagai berikut:

a. Jika r11> rtabel berarti Reliabel; dan

b. Jika r11< rtabelberarti Tidak Reliabel.

Adapun hasil perhitungan uji reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Hasil uji reliabilitas variabel X (Stres Kerja)

Dari hasil perhitungan uji validitas tersebut diperoleh bahwa rhitung =

0,962, dan rtabel = 0,367. Sehingga dapat dikatakan bahwa r11> rtabel,

maka seluruh item instrumen variabel X (Stres kerja) yang berjumlah 29 dapat dinyatakan Reliabel.


(48)

b. Hasil uji reliabilitas variabel Y (Prestasi kerja pegawai)

Dari hasil perhitungan uji validitas tersebut diperoleh bahwa rhitung =

0,913, dan rtabel = 0,367. Sehingga dapat dikatakan bahwa r11> rtabel,

maka seluruh item instrumen variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai) yang berjumlah 31 dapat dinyatakan Reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk kegiatan penelitian. Adapun makna teknik pengumpulan data menurut Riduwan (2011: 69) adalah

“teknik yang digunakan sehingga mendapatkan data yang reliabel dan valid.”Berdasarkan tekniknya, maka teknik pengumpulan data dapat

dilakukan melalui wawancara, angket (kuesioner), dan observasi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah melalui penyebaran angket atau kuesioner. Sugiyono (2010: 199),

mengemukakan bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberik seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Kemudian Arikunto (2006: 151) mengemukakan bahwa “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”


(49)

Bentuk angket yang digunakan oleh peneliti adalah berupa angket tertutup yang telah memiliki alternatif jawaban yang disediakan.Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2012: 219), bahwa “dalam angket tertutup, pertanyaan atau pertanyaan-pertanyaan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden.” Dipandang dari cara menjawabnya, angket terdiri dari angket terbuka dan angket tertutup. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto, bahwa:

1. Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden

untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2. Kuesiner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih.

Melalui penggunakaan angket tertutup tersebut, maka akan memberikan kemudahan kepada responden dalam menjawab pertanyaan yang telah disediakan oleh peneliti. Angket yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa penyataan yang mengungkapkan tentang perilaku stres kerja dan prestasi kerja pegawai.

H. Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting untuk dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian, agar data yang telah diperoleh dapat dianalisis dan mempunyai makna.Sugiyono (2012: 207)

menjelaskan bahwa “Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan

kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data yang lain

terkumpul.”Dengan melakukan analisis data ini dapat membantu peneliti

dalam menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian melalui perhitungan statistik. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan analisis data, yaitu:


(50)

Seleksi data merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kelengkapan angket yang telah terkumpul. Kegiatan seleksi data ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam proses analisis data dan penting untuk dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul layak dan siap untuk diolah. Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses menyeleksi data, antara lain:

a. Memeriksa bahwa jumlah yang terkumpul sama dengan jumlah angket yang disebarkan kepada responden.

b. Memeriksa semua pertanyaan telah dijawab oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisian, tidak ada yang terlewatkan.

c. Memeriksa keutuhan angket dan tidak ada yang rusak. d. Mengelompokkan angket berdasarkan variabel.

Sebelumnya angket tersebut telah melalui proses uji coba untuk mengetahui kevalidan dan tingkat reliabilitas dengan responden yang sejenis sebanyak 15 orang. Berdasarkan uji validitas dan tingkat reliabilitas instrumen, menunjukan bahwa kuesioner/ angket penelitian valid dan reliabel sehingga dapat didistribusikan pada subjek penelitian. Adapun rekapitulasi angket yang disebar pada penelitian ini adalah sebanyak 20 lembar dan terkumpul kembali sebanyak 20 lembar.

2. Klasifikasi Data

Kegiatan klasifikasi data dilakukan untuk memberikan kemudahan kepada peneliti dalam proses pengolahan data. Setelah dilakukan proses penyebaran angket dan seleksi data, proses selanjutnya yaitu mengklasifikasikan data yang dilakukan dengan cara mengklasifikasi data berdasarkan variabel X dan Y sesuai dengan jumlah sampel penelitian. Selanjutnya dilakukan proses pemberian skor terhadap setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu dengan menggunakan skala Likert. Pengklasifikasian ini dilakukan untuk


(51)

mengetahui kecenderungan skor-skor responden terhadap kedua variabel yang diteliti.

Dalam klasifikasi data, disajikan skor mentah dari variabel X (Stres Kerja), sebagai berikut:

Tabel 3.8

Rata-Rata Data Mentah Variabel X

No Varibel

X No

Varibel

X No

Varibel

X No

Varibel

X No

Varibel X

1 58 2 64 3 59 4 59 5 59

6 65 7 61 8 72 9 64 10 59

11 58 12 61 13 70 14 72 15 72

16 71 17 73 18 75 19 67 20 65

21 70 22 75 23 72 24 74 25 68

26 69 27 72 28 75 29 75 30 71

31 72 32 65 33 71 34 71 35 67

36 69 37 63 38 70 39 70 40 70

41 69 42 73 43 74 44 69

Adapun rata-rata data mentah untuk variabel Y(Prestasi Kerja Pegawai) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9

Rata-rata Data Mentah Variabel Y

No Varibel

X No

Varibel

X No

Varibel

X No

Varibel

X No

Varibel X

1 108 2 122 3 114 4 114 5 140

6 126 7 115 8 125 9 115 10 117


(52)

16 135 17 143 18 146 19 138 20 121

21 137 22 142 23 139 24 134 25 137

26 125 27 142 28 141 29 142 30 130

31 130 32 111 33 125 34 142 35 139

36 133 37 124 38 121 39 138 40 138

41 136 42 136 43 143 44 124

3. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)

Teknik WMS (Weight Means Score) digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kecenderungan rata-rata dari masing-masing variabel penelitian.Perhitungan WMS dilakukan untukmengetahui kedudukan setiap indikator atau item. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung WMS tersebut adalah sebagai berikut:

a. Memberikan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban item dengan menggunakan skala Likert yang telah ditentukan.

b. Menghitung jumlah frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang tersedia.

c. Menjumlahkan dari setiap responden atau frekuensi pada masing-masing item dan dikalikan dengan bobot nilai alternatif jawabannya masing-masing.

d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X =

Keterangan:

X : Jumlah rata-rata yang dicari


(53)

bobot untuk setiap alternatif kategori) N : Jumlah responden

e. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi WMS sebagai berikut:

Tabel 3.10

Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

1. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel

Dalam proses mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Riduwan, 2013: 131):

Keterangan

Ti : Skor baku

Xi : Skor mentah

S : Standar deviasi X : Rata-rata (Mean)

Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00 Sangat Tinggi Selalu Selalu

3,01 – 4,00 Tinggi Sering Sering

2,01 – 3,00 Cukup Kadang-kadang Kadang-kadang

1,01 – 2,00 Rendah Jarang Jarang


(54)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel adalah sebagai berikut: a. Menentukan skor terbesar dan skor terkecil.

b. Menentukan nilai rentangan (R) dengan rumus:

R = skor terbesar – skor terkecil

c. Menentukan banyaknya kelas (BK) dengan menggunakan rumus Sturgess, yaitu:

BK = 1 + 3,3 (log n)

d. Menentukan nilai panjang kelas (i), yaitu dengan cara mengurangkan rentangan (R) dengan banyak kelas BK. Adapun rumus tersebut sebagai berikut:

e. Membuat tabel penolong distribusi frekuensi sesuai dengan nilai banyak kelas (BK) dan nilai panjang kelas (i) yang telah ditentukan sebelumnya.

f. Menentukan rata-rata (mean) dengan menggunakan rumus:

X =

g. Menentukan simpangan baku atau standar deviasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(55)

h. Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

4. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal atau tidak normalnya penyebaran data yang telah dilakukan. Hasil pengujian normalitas tersebut akan berpengaruh terhadap teknik statistik yang harus digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Apabila distribusi data normal maka teknik pehitungan statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, tetapi jika distribusi data tidak normal maka teknik perhitungan statistik yang digunakan adalah statistik non parametik.

Dalam melakukan perhitungan uji normalitas tersebut, penulis menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Buka program SPSS.

b. Masukkan data mentah variabel X dan Y pada Data View.

c. Klik Variabel View. Pada kolom Variabel View, kolom name pada baris pertama diisi dengan variabel X dan pada baris kedua diisi dengan variabel Y, kolom decimal diubah menjadi 0, dan kolom label diisi dengan nama dari masing-masing variabel.

d. Klik Analyze, pilih Nonparametric Test, kemudian klik 1-Sample K-S. e. Klik variabel X dan pindahkan ke kotak Tet Variable List dengan


(56)

f. Klik options, kemudian pilih descriptive pada kotak Statistic dan eclude

cases test by test, kemudian pilih continue.

g. Pada kotak Test Distribution, klik normal dan pilih OK (Lakukan dengan langkah yang sama untuk menghitung uji normalitas variabel Y)

Adapun hipotesis dan dasar keputusan yang diajukan berdasarkan pada rumus Kolmogorov Smirnov yaitu:

 Ho : Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.

 Ha : Terdapat perbedaan anatara distribusi data dengan distribusi normal.

Adapun dasar pengambilan keputusan dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai Asym Sign 2-tailed > 0,05, maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.

 Nilai Asym Sign 2-tailed < 0,05, maka Ha diterima, artinya terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.

4. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesisi dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel X (Stres Kerja) dengan variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai). Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

a. Analisis Korelasi

Adapun langkah-langkah untuk menghitung koefisien korelasi variabel X dan Y dengan menggunakan program SPSS (Riduwan dan Sunarto, 2010: 274-277), adalah sebagai berikut:

a. Buka program SPSS, destinasikan varabel view dan definisikan dengan mengisi kolom-kolomh berikut:


(57)

Kolom Name pada baris pertama diisi dengan X dan baris kedua diisi dengan Y.

Kolom Type diisi Numeric

Kolom Width diisi 8.

Kolom decimal = 0.

 Kolom label untuk baris pertama (X) ketikan nama variabel X dan baris kedua (Y) ketikan nama variabel Y.

Kolom value diisi dengan None.

Kolom Missing diisi None.

Kolom Coloumn diisi 8.

Kolom Align pilih Center.

Kolom Measure pilih Scale.

b. Aktifkan Data View, kemudian masukkan data baku variabel X dan Y.

c. Klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan pilih Bivariate. d. Sorot variabel X dan Y lalu pindahkan ke kotak variabel dengan

mengklik tanda

e. Tandai pilihan pada kotak PearsonTwo-tailedFalg Significant Correlations.

f. Klik Option dan tandai pilihan pada kotak Mean and Standar

deviation. Klik Continue.

g. Klik OK.

Nilai korelasi variabel X dan Y dilihat dari besarnya Pearson

Correlation. Kemudian Agar dapat memberikan interpretasi terhadap

kuat atau tidak kuatnya hubungan, maka dapat digunakan pedoman interpretasi koefisien kolerasi sebagai berikut: (Sugiyono, 2013: 257)

Tabel 3.11

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang


(58)

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

b. Uji Tingkat Signifikansi

Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk mencari nilai signifikansi dengan program SPSS (Riduwan dan Sunarto, 2010: 294-299), sebagai berikut:

a. Buka program SPSS, destinasikan variabel view dan definisikan dengan mengisi kolom-klom berikut:

Kolom Name pada baris pertama diisi dengan X dan baris kedua diisi dengan Y.

Kolom Type diisi Numeric.

Kolok Width diisi 8.

Kolom Decimal = 0.

 Kolom label untuk baris pertama (X) diisi dengan nama variabel X dan untuk baris kedua (Y) diisi dengan nama variabel Y.

Kolom Value diisi None.

Kolom Missing diisiNone.

Kolom Coloumns diisi 8.

Kolom Align pilih Center.

Kolom Measure pilih Scale.

b. Aktifkan data view, dan masukkan data baku variabel X dan Y. c. Klik menu Analyze, kemudia pilih Correlations dulu untuk

mendapatkan sig. (2-tailed), lalu Regression dan pilih Linear.

d. Klik variabel X, lalu masukkan pada kotak independent(s) dan variabel Y masukkan pada kotak dependent, dengan mengklik tanda e. Klik Statistic, pilih Estimates, Model Fit dan Descriptive, lalu klik

Continue.

f. Klik Plots, lalu masukkan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak X. Lalu klik Next.

g. Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke kotak X. h. Pilih Histogram dan Normal probability plot. Klik Continue.

i. Klik Save, pada Predicted Value Anda pilih Unstandarized dan

Prediction Interval klik Mean dan Individu, kemudian klik Continue.

j. Klik Options, (pastikan bahwa teksiran probability dalam kondisi default sebesar 0.05), lalu klik Continue.


(59)

Dari hasil perhitungannya, hasil nilai Uji-t yang digunakan berada pada tabel Coefficient.Kemudian dibandingkan antara thitungdengan ttabel. Apabila thitung> ttabelmaka Ha diterima sehingga dapat

dikatakan bahwa nilai korelasi Pearson Product Moment tersebut signifikan, dan jika thitung< ttabelmaka Ho diterima sehingga dapat

dikatakan bahwa nilai korelasi Pearson Product Moment tersebut tidak signifikan. Tingkat kesalahan dalam uji signifikansi ini adalah 5% dengan derajat kebebasan (dk) = n - 2.

c. Uji Koefisien Determinasi

Langkah-langkah untuk mencari nilai uji determinasi dengan menggunakan SPSS ditempuh sama dengan langkah untuk mencari nilai signifikansi (Uji-t), dan hasil yang digunakan adalah nilai R square yang terdapat dalam Tabel Model Summary.

d. Analisis Regresi

Analisis regresi dapat digunakan apabila adanya hubungan fungsional atau sebab akibat antara variabel X (independen) terhadap variabel Y (dependen). Riduwan (2013: 148) mengemukakan bahwa

“Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel

bebas (X) diketahui.” Sehingga rumus yang digunakan adalah rumus

regresi sederhana (Riduwan, 2013: 148), sebagai berikut:

Ŷ = a +bX Keterangan:

Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk


(1)

128

Imam Muhammad Wibisono, 2014

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Pegawai

Adapun saran yang diberikan kepada pegawai untuk membantu meningkatkan prestasi kerja, yaitu:

a. Pegawai senantiasa harus mampu mengelola stres mereka sendiri menjadi suatu hal yang positif. Masalah-masalah yang terjadi di luar lingkungan kerja seharusnya tidak mempengaruhi kinerjanya untuk mencapai produktivitas yang diinginkan oleh lembaga untuk mencapai visi dan misi.

b. Harus lebih meningkatkan komunikasi, kerjasama dengan atasan maupun dengan sesama pegawai lainnya, agar terciptanya suasana yang kondusif di dalam ruangan kerja.

c. Lebih kreatif dalam memaanfatkan keterbatasan sarana dan prasarana penunjang yang dimiliki oleh lembaga, sehingga keterbatasan yang ada tidak menjadi penghambat bagi penyelesaian tugas ke arah yang lebih baik.

d. Senantiasa mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai sistem informasi manajemen berbasis komputer, baik belajar sendiri, kursus, maupun mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya dapat meneliti dan mengkaji lebih mendalam agar hasil yang didapatkan dapat lebih akurat dan benar-benar teruji. Mungkin dengan melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif akan dapat menggali informasi lebih mendalam terkait pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.


(2)

129

Imam Muhammad Wibisono, 2014

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian di objek yang sama, faktor-faktor yang mempengaruhi streskerja maupun prestasikerja diteliti lebih jauh dan mendalam, sehingga dapat ditemukan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi, misalnya seperti faktor motivasi, iklim kerja, disiplinkerja dan lain-lain.


(3)

Imam Muhammad Wibisono, 2014

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, dkk. (2003). Teori dan Manajemen Stress (Kontemporer dan Islam). Malang : Taroda.

Akdon.( 2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi Pendidikan dan Manajemen. Bandung : DewaRuchi.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : RinekaCipta.

Clark, John. (2002). Stress a Management Guide. Printed in great Britain by :Biddles, UK. Spiro Press.

Danim, Sudarwan. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Effendi, Marihot Tua. (2002). Manajemen Sdm Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta : Gramedia Widyasarana.

Flippo, Edwin B. (2001). Manajemen Personalia (Terjemahan Moh Asud). Jakarta : Erlangga.

Handoko, T. Hani. (2008). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE.

Hasibuan, Malayu. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: BumiAksara.

Ivancevich and Matteson.(2002). Organizational Behavior and Management (sixth edition). Singapore: The Mcgraw-Hill Companies.

Kamus besar bahasa Indonesia (kbbi). [Online]. Tersedia di :


(4)

Imam Muhammad Wibisono, 2014

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mangkunegara. A. A. Prabu. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia cetakan kedelapan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Nasution, S. (2009).Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta : BumiAksara

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Rasmun. (2004). Stres Coping dan Adaptasi. Jakarta: SagungSeto.

Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto. (2010). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Rivai, Veithzal. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta : Grafindo Perkasa.

Robbins, Stephen P. (2006). Organizational behavior. New Jersey :Pearson Education, inc, Upper Sadle River.

Robbin, Stephen P. (2003).PerilakuOrganisasiJilid 2. Jakarta: PT Prenhallindo.

Siagian, Sondang P. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ketiga belas. Jakarta : Bumi Aksara.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dan Dasar

Metode Teknik. Transito : Bandung

Tunggal, Widjaja. (2000). Kamus Manajemen SDM dan Perilaku Organisasi. Jakarta : Rineka Cipta.

Valentia, Ricke. (2005). Kontribusi Manajemen Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Kepala Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Coblong Kota Bandung. Skripsi. Sarjana FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.


(5)

Imam Muhammad Wibisono, 2014

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wahjono, Sentot Imam. (2010). Perilaku Organisasi Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

. .


(6)

Imam Muhammad Wibisono, 2014

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://kepegawaian.dephub.go.id/berita/read/2014/01/09/700/era-baru-penilaian-prestasi-kerja-pegawai