PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP KINERJA PEGAWAIDI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH BANDIKLATDA PROVINSI JAWA BARAT.
PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH (BANDIKLATDA) PROVINSI JAWA BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Administrasi Pendidikan
Oleh :
MUHAMAD CHAERUL IKHSAN 0809035
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
(2)
Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana
terhadap Kinerja Pegawai
di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah
(BANDIKLATDA) Provinsi Jawa Barat
Oleh
Muhamad Chaerul Ikhsan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Muhamad Chaerul Ikhsan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
MUHAMAD CHAERUL IKHSAN 0809035
PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH (BANDIKLATDA) PROVINSI JAWA BARAT
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 19600810 198603 1 001
Pembimbing II,
Dr. Nurdin, M.Pd NIP. 19790712 200501 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan
Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 19600810 198603 1 001
(4)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap kinerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BANDIKLATDA) Provinsi Jawa Barat. Latar belakang penelitian ini yaitu bahwa dalam menjalankan tujuan lembaga diperlukan manajemen sarana dan prasarana sebagai salah satu aspek penunjang dalam proses pencapaian tujuan lembaga yang tentunya dikelola untuk memfasilitasi pegawai dan berdampak pada kinerja pegawai yang optimal dan pada akhirnya berdampak pada kinerja lembaga itu sendiri. Pada dasarnya pengelolaan sarana dan prasarana di BANDIKLATDA Provinsi Jawa Barat mulai dari perencanaan sampai penghapusan diatur oleh undang-undang. Akan tetapi pada pelaksanaannya proses pengelolaan sarana dan prasarana dilembaga ini belum berjalan dengan baik karena belum dimanfaatkan secara optimal oleh pegawai. Hal ini tentu berdampak pada kinerja pegawai yang menjadi kurang optimal.
Pokok masalah penelitian ini yaitu (1) Bagaimana manajemen sarana dan prasarana di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat? (2) Bagaimana kinerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat? (3) Seberapa besar Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh studi kepustakaan. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu berupa angket yang ditujukan kepada seluruh pegawai golongan III di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat sebanyak 48 pegawai.
Berdasarkan hasil perhitungan, menunjukan bahwa hasil manajemen sarana dan prasarana sebesar 3,91 yang menunjukan bahwa variabel tersebut berada pada kategori baik. Sedangkan hasil kecenderungan variabel kinerja pegawai sebesar 4,10 yang menunjukan bahwa variabel tersebut berada pada kategori sangat baik. Analisis koefisien korelasi dengan menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,60 termasuk dalam kategori kuat dengan regresi ̂ . Koefisien determinasi dari variabel X terhadap variabel Y diperoleh hasil sebesar 36 %, sementara sisanya sebesar 64% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini, seperti sumber daya, penghargaan, struktur, dan job design.
Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara manajemen sarana dan prasarana terhadap kinerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.
(5)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN
ABSTRAK ……….….. i
KATA PENGANTAR ……….… ii
UCAPAN TERIMA KASIH ………... iii
DAFTAR ISI ……….... vi
DAFTAR TABEL ……….... viii
DAFTAR GAMBAR ……….……….….… ix
DAFTAR LAMPIRAN ………... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...………... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah .………... 7
C. Tujuan Penelitian ……….……….…. 8
1. Tujuan Umum ………... 8
2. Tujuan Khusus ……….. 9
D. Metode Penelitian ..………... 9
E. Manfaat/Signifikansi Penelitian ..………..…...… 11
F. Struktur Organisasi Skripsi .………...….. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ….…..………...……... 14
1. Konsep Manajemen Sarana dan Prasarana …….….……... 14
a. Pengertian Manajemen ……….…... 14
b. Pengertian Sarana ………...….…...….. 15
c. Pengertian Prasarana …………...………..…... 17
d. Manajemen Sarana dan Prasarana ……….…...….. 18
e. Pengelolaan Sarana dan Prasarana …………...….….….. 21
2. Konsep Kinerja Pegawai ………..………... 32
a. Pengertian Kinerja ………... 32
b. Faktor-Faktor Pencapaian Kinerja ………...……... 34
c. Aspek-Aspek Standar Kinerja ………..…….... 38
d. Unsur-Unsur Kinerja ……… 39
e. Standar Pengukuran Kinerja ………... 41
(6)
Kinerja Pegawai ………...……. 43
4. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ………... 45
B. Kerangka Pemikiran ...……….…….. 46
C. Hipotesis Penelitian ………..………... 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian ………….….…….… 51
B. Desain Penelitian …...………..………... 54
C. Metode Penelitian ……….…. 56
D. Definisi Operasional ……….…. 59
E. Instrumen Penelitian ……..……….………..…. 60
F. Proses Pengembangan Instrumen ……….…. 63
G. Teknik Pengumpulan Data ………...………. 69
H. Analisis Data ………..……….……….. 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Data ………..…………...……….……..…. 81
1. Seleksi Data ………... 81
2. Klasifikasi Data ………. 81
3. Perhitungan Weighted Means Score (WMS) ……… 82
4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ……… 96
5. Uji Normalitas Distribusi Variabel Penelitian ……….. 98
6. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ……… 101
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..……….….. 103
1. Gambaran Manajemen Sarana dan Prasarana di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ….… 104 2. Gambaran Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ………..…… 109
3. Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ……….……..………... 113
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 115
B. Saran ………... 117
DAFTAR PUSTAKA ………..……….………... 119
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………...….. 122
(7)
DAFTAR TABEL
No Nama Tabel Halaman
3.1 Populasi Penelitian 52
3.2 Kriteria Skor Alternatif Jawaban 62
3.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X (Manajemen Sarana dan Prasarana)
65
3.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Pegawai)
66
3.5 Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS 72
3.6 Kriteria Harga Koefisien Korelasi 78
4.1 Rekapitulasi Jumlah Angket 81
4.2 Skor Mentah Variabel X dan Variabel Y 82
4.3 Hasil Perhitungan WMS Variabel X 83
4.4 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y 90
4.5 Hasil Perubahan Skor Mentah Menjadi Skor Baku 96
4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel X 99
4.7 Hasil Uji Normalitas Variabel Y 100
(8)
DAFTAR GAMBAR
No Nama Gambar Halaman
2.1 Bagan Human Performance Menurut Keith Davis 34
2.2 Kerangka Pikir Penelitian 47
2.3 Hubungan Variabel 50
4.1 Grafik Distribusi Data Variabel X 100
4.2 Grafik Distribusi Data Variabel Y 100
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
ALAT PENGUMPULAN DATA
Kisi-Kisi Instrumen penelitian ……… 122
Angket Penelitian ………..…. 124
UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS Data Mentah Uji Validitas Variabel X ……… 129
Data Mentah Uji Validitas Variabel Y ………... 130
Perhitungan Uji Validitas ………...………. 131
Perhitungan Uji Reliabilitas ………. 134
PERHITUNGAN DATA PENELITIAN Data Mentah Penelitian Variabel X ………..….. 138
Data Mentah Penelitian Variabel Y ………..….. 140
Pengukuran Kecendrungan Umum Skor Responden Dengan Mempergunakan Weighted Means Score (WMS) ……….. 142
Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ……….. 146
Uji Normalitas ……….. 151
Pengujian Hipotesis Penelitian ...………. 161
TABEL-TABEL STATISTIK Tabel 1 Kurve Normal dari 0 –Z ………. 165
Tabel 2 Distribusi t ………...……… 166
Tabel 3 Nilai r Product Moment ……….. 167
Tabel 4 Nilai Chi Kuadrat ……… 168
Tabel 5 Nilai Rho ………. 169
SURAT-SURAT PENELITIAN Surat Studi Pendahuluan ………..……….. 170
Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Penyusun Skripsi/ Karya Ilmiah ……… 171
Surat Permohonan Izin Penelitian dari Fakultas ………..…… 172
Surat Permohonan Izin Penelitian dari UPI ……….………… 173
Surat Permohonan Izin Penelitian dari Kesatuan Bangsa ……… 174
Surat Uji Validitas ……….…….…. 175
Surat Izin Penelitian ……… 176
(10)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya pembangunan suatu organisasi yang berkesinambungan, sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat vital dalam proses pencapaian tujuan. Untuk kepentingan tersebut diperlukan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk senantiasa meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkelanjutan (continuous quality improvement). Rendahnya kualitas SDM merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan organisasi.
Dalam kerangka organisasi terdapat hubungan antara kinerja perorangan (Individual Performance) dengan kinerja organisasi (Organization Performance). Suatu lembaga pemerintah maupun swasta besar maupun kecil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau sekelompok orang yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan kata lain tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya yang dilakukan oleh orang dalam organisasi tersebut.
Kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh unsur pegawainya karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur dalam tampilan kerja dari pegawainya. Anwar Prabu Mangkunegara (2005: 9) mengatakan bahwa
: “Kinerja Karyawan (Prestasi Kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
(11)
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.” Dalam hal ini pegawai dituntut untuk melakukan tugas yang diberikan dapat dijalankan seoptimal mungkin dan menghindari kesalahan sekecil apapun agar hasil yang dikerjakannya dapat berdampak pada kinerja organisasi.
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah rendahnya kinerja yang dimiliki pegawai. Rendahnya kinerja baik individu maupun kelompok akan berdampak pada rendahnya kualitas kinerja organisasi dalam pencapaian tujuan. Dalam melaksanakan pekerjaannya seorang pegawai diharapkan dapat mencapai hasil kerja yang berkualitas dan dapat menjalankan tugas serta tanggung jawab didalam organisasi. Karena tanpa adanya kinerja yang baik yang diberikan oleh pegawai akan menghambat proses pengembangan organisasi dalam menciptakan kinerja organisasi yang baik.
Agus Dharma (1991: 105) berpendapat bahwa : “Kinerja pegawai adalah sesuatu yang dicapai oleh pegawai, prestasi kerja yang diperhatikan oleh pegawai,
kemampuan kerja berkaitan dengan penggunaan peralatan kantor.” Sejalan dengan
pengertian tersebut, penggunaan peralatan kantor yang merupakan sarana dalam membantu pegawai agar bisa melaksanakan tugasnya dengan optimal. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan sarana dan prasarana yang bisa memfasilitasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Menurut Sinungan (2003: 3) Tinggi rendahnya kinerja para pegawai dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
Kemampuan dan kemauan kerja, fasilitas kerja yang digunakan, disamping itu juga tepat tidaknya cara yang dipilih instansi dalam memberikan motivasi kepada karyawan, dengan cara yang tepat dalam memotivasi karyawan untuk bekerja, semakin terlihat peningkatan produktivitas sesuai yang diharapkan oleh perusahaan.
(12)
Pendapat tersebut mengatakan bahwa fasilitas kerja yang merupakan bagian sarana dan prasarana menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai. Faktor yang diperhitungkan untuk meningkatkan gairah kerja pegawai dimana dan instansi apapun adalah adanya fasilitas kerja yang memadai dan dapat membantu pegawai dalam mengerjakan tugasnya. Hal ini cukup beralasan sebab fasilitas kerja merupakan faktor yang mempengaruhi manajemen sarana dan prasarana suatu organisasi dalam mendukung proses berjalannya suatu organisasi.
Djoyowirono (2005: 24) menyatakan bahwa : “fasilitas/sarana adalah alat yang diperlukan untuk menggerakkan kegiatan manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi.” Manajemen sarana dan prasarana merupakan faktor-faktor yang tidak dapat dipisahkan dari dunia kerja dan merupakan hal yang vital bagi pegawai untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Dengan tersedianya manajemen sarana dan prasarana sebagai bentuk pengelolaan fasilitas sebagai penunjang kerja yang lengkap maka pegawai akan terdorong untuk meningkatkan kinerjanya. Dampak yang timbul dari kondisi tersebut yaitu kinerja pegawai akan lebih optimal dan tujuan dari organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif.
Manajemen sarana dan prasarana merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kinerja pegawai yang berdampak pada kinerja lembaga. Sistem penyelenggaraan pemerintah secara menyeluruh telah mengalami perubahan baik di pusat maupun di daerah dengan berbasis kinerja, tingkat capaian yang berdasarkan pada kinerja serta pelayanan yang prima, untuk mencapai keberhasilan kinerja yang baik pegawai pemerintah diharapkan mampu
(13)
menjalankan tugas sesuai dengan tanggungjawabnya. Keberhasilan tingkat pencapaian kinerja lembaga tidak terlepas dari dukungan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga keberadaannya menjadi penting di setiap tingkatan kelembagaan.
Suatu lembaga dalam mewujudkan eksistensinya dalam rangka mencapai tujuan memerlukan perencanaan sarana dan prasarana yang tepat. Seperti yang
dikemukakan oleh Riva’i (2004: 35) yang menjelaskan bahwa:
Tanpa didukung pegawai yang bekerja dengan baik dari segi kuantitatif, kualitatif, strategi dan operasionalnya,maka lembaga itu tidak akan mampu mempertahankan keberadaannya, mengembangkan dan memajukan lembaga tersebut kemasa yang akan datang.
Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu proses manajemen sarana dan prasarana agar lebih menjamin bahwa lembaga ini sudah tersedia sarana dan prasarana yang cukup sesuai kebutuhan untuk mendukung berbagai kegiatan, fungsi dan tugas yang sesuai, cepat, tepat dan bermanfaat. Perencanaan sarana dan prasarana merupakan proses manajemen dalam menentukan bagaimana menentukan langkah-langkah penyuluhan yang diinginkan dimasa depan, sedangkan sarana dan prasarana adalah seperangkat mesin pendorong dan motivasiyang diperlukan untuk melakukan semua proses dalam seluruh aktivitas lembaga. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 7 tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja pasal 3 yang menjelaskan tentang penataan sarana dan prasarana kerja, antara lain :
a. kelancaran proses pekerjaan
b. kelancaran hubungan kerja intern dan ekstern antar pejabat/pegawai c. memudahkan komunikasi
d. kelancaran tugas pengawasan dan pengamanan e. memudahkan pengamanan arsip dan dokumentasi
(14)
Dengan banyaknya kebutuhan sarana dan prasarana, maka pengelolaan yang baik, efisien dan efektif mutlak diperlukan, mulai dari perencanaan, pengadaan hingga penghapusan. Tujuan pengelolaan sarana dan prasarana kantor adalah agar semua kegiatan yang berhubungan dengan perbekalan kantor baik yang bersifat administrasi maupun teknis operasional dapat dijalankan dengan baik dan efisien.
Manajemen sarana dan prasarana dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Ini disebabkan karena seorang pegawai akan mampu bekerja dengan optimal apabila didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Adapun dalam pelaksanaan pencapaian kinerja yang optimal, maka dibutuhkan sarana prasarana baik yang habis pakai maupun barang inventaris kantor (perlengkapan kantor), dengan adanya sarana prasarana yang lebih memadai dapat menunjang seluruh aktivitas-aktivitas pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan baik secara kuantitas maupun kualitas. Sarana prasarana yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu tingkat capaian yang lebih baik, hingga keberhasilan kinerja seorang pegawai dapat diukur dari kompetensi sumber daya manusia itu sendiri dalam menuangkan hasil pemikirannya yang baik dan akan lebih berguna apabila hasil pemikiran tersebut dituangkan dengan sebuah tulisan yang baik, hal ini akan menjadi suatu kesempurnaan seorang pegawai dalam mengaplikasikan potensinya yang sesuai dengan kompetensinya terhadap capaian kinerja dan dapat berguna bagi pegawai lainnya.
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BANDIKLATDA) Provinsi Jawa Barat, proses
(15)
manajemen sarana dan prasarana dikelola oleh Subbagian Kepegawaian dan Umum yang bertugas melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, kelembagaan, ketatalaksanaan, umum dan perlengkapan lembaga. Setiap fasilitas yang menunjang kegiatan lembaga baik itu yang berkaitan dengan diklat ataupun yang menunjang kegiatan pegawai diatur dalam subbagian ini.
Manajemen sarana dan prasarana sebagai salah satu aspek penunjang dalam proses pencapaian tujuan lembaga tentunya dikelola untuk memfasilitasi pegawai dan berdampak pada kinerja pegawai yang optimal dan pada akhirnya berdampak pada kinerja lembaga itu sendiri. Pada dasarnya pengelolaan sarana dan prasarana di BANDIKLATDA Provinsi Jawa Barat mulai dari perencanaan sampai penghapusan diatur oleh undang-undang. Akan tetapi pada pelaksanaannya proses pengelolaan sarana dan prasarana dilembaga ini belum berjalan dengan baik karena belum dimanfaatkan secara optimal oleh pegawai terutama dari segi penggunaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia. Hal ini tentu berdampak pada kinerja pegawai yang menjadi kurang optimal. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan kepada lebih kepada penggunaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana oleh tanpa mengabaikan kajian fokus yang lain seperti perencanaan kebutuhan sampai penghapusan. Hal ini dikarenakan semua aspek manajemen sarana dan prasarana tersebut menunjang pegawai dalam peningkatan kinerjanya. Data diatas didapatkan penulis setelah melakukan studi pendahuluan serta setelah meneliti renstra milik lembaga.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin mengetahui lebih jauh mengenai keterkaitan antara manajemen sarana dan prasarana dengan kinerja
(16)
pegawai, maka penulis akan mengkaji lebih dalam proses penelitian dengan judul
“Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Kinerja Pegawai di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BANDIKLATDA) Provinsi Jawa Barat”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan kinerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Kinerja pegawai yang dimaksud dalam adalah kemampuan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tanggungjawab dan job description sebagai upaya dalam mencapai tujuan lembaga dalam meningkatkan pelayanan yang baik. Dalam meningkatkan kinerjanya, “Pegawai dinilai dengan memperhatikan aspek kompetensi, motivasi, ketercapaian tujuan, dan pelaksanaan kerja” (Keith Davis dalam Mangkunegara, 2005: 13).
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, salah satunya adalah manajemen sarana dan prasarana. Dalam penelitian ini yang dimaksud manajemen sarana dan prasarana adalah serangkaian kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana suatu organisasi yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan, merupakan alat untuk mencapai tujuan. Sejalan dengan definisi diatas jika dihubungkan dengan kinerja pegawai yaitu dengan tersedianya manajemen sarana dan prasarana sebagai bentuk
(17)
pengelolaan fasilitas sebagai penunjang kerja yang lengkap maka pegawai akan terdorong untuk meningkatkan kinerjanya.
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian secara umum adalah:
Secara lebih rinci, permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana Manajemen Sarana dan Prasarana di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?
2. Bagaimana Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?
3. Seberapa besar Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?
C. Tujuan Penelitian
Sebuah penelitian tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut tujuan-tujuan tersebut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengungkapkan data-data lapangan yang aktual dan komprehenshif berkaitan dengan Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.
(18)
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dan memahami Manajemen Sarana dan Prasarana di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
b. Untuk mengetahui dan memahami Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
c. Untuk mengetahui dan memahami seberapa besar Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
D. Metode Penelitian
1. Metode dan Pendekatan a. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun teknik yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan penelitian. Menurut Surakhmad (1993: 31), ”Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu.” Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajibannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang
(19)
digunakan untuk menggambarkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Adapun tujuan dari penggunaan metode deskriptif pada penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran secara sistematis mengenai Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap Kinerja Pegawai di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.
b. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penalitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dengan cara mengukur indicator-indikator variable sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian. Menurut Sugiyono (2010:14) mengemukakan bahwa :
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.
Berdasarkan apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan. Penelitian kuantitatif dilihat dari jenis datanya adalah penelitian yang datanya bersifat numerik, yaitu data yang berhubungan dengan angka-angka.
(20)
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat bagi diri peneliti sendiri, segi teoritis, dan segi operasional. Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah sebagai berikut.
1. Segi Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan disiplin ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya mengenai pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap kinerja pegawai. Dengan kata lain, adanya penelitian ini dapat memberikan pengaruh keilmuan dalam rangka mengembangkan disiplin ilmu yang terkait yaitu Administrasi Pendidikan.
2. Segi Praktis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memperbaiki keadaan dilapangan, yaitu keadaan manajemen sarana dan prasarana terhadap kinerja pegawai sehingga mampu memberikan sumbangan yang berarti bagi peningkatan mutu pelayanan yang diberikan.
3. Bagi Peneliti
Adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan peneliti, khususnya dalam upaya memahami disiplin ilmu Administrasi Pendidikan. Selain itu dengan adanya penelitian ini dapat mengugah semangat untuk meneliti lebih mendalam mengenai pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap kinerja pegawai.
(21)
F. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
Latar belakang penelitian ini berisi tentang alasan rasional yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam berdasarkan referensi dan fakta-fakta yang ditemukan.
Identifikasi dan Rumusan Masalah
Menjelaskan analisis masalah dan batasan masalah yang diteliti kemudian dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dan tujuan khusus peneliti dalam melakukan penelitian
Metode Penelitian
Menjelaskan secara sederhana metode dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini.
Manfaat Penelitian
Membahas tentang manfaat yang diharapkan oleh peneliti terkait dengan penelitian ini yakni manfaat secara teoritis dan praktis.
Struktur Organisasi Skripsi BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian Pustaka
Kerangka Pikir Penelitian Hipotesis Penelitian
(22)
Membahas tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pemaparan dan pembahasan data.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap analisis temuan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
(23)
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam melaksanakan suatu penelitian, salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian adalah diperlukannya suatu metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan diharapkan dapat mengumpulkan seluruh data-data yang diperlukan sampai pada tahap akhir penelitian. Pada Bab III ini akan dipaparkan hal-hal yang berhubungan dengan metode penelitian sehingga akan didapatkan hasil akhir dari penelitian. Berikut ini beberapa poin yang akan diuraikan dalam metode penelitian.
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat pelaksanaan penelitian dilakukan. Dalam hal ini lokasi penelitian yaitu lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jl. Windu No.26 Bandung.
2. Populasi Penelitian
Sugiyono (2005: 57) memberikan pengertian bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan menurut
Purwanto (2010: 24) mengemukakan bahwa: “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun hasil mengukur baik
(24)
kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.
Dalam penelitian ini populasi yang dipilih adalah pegawai negeri sipil golongan III berjumlah 48 orang yang ada di setiap subbagian dan subbidang di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai jumlah populasi yang akan diteliti, maka dapat dilihat tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
NO NAMA KOMPETENSI JUMLAH
1 Sub Bagian Kepegawaian dan Umum 14
2 Sub Bagian Keuangan 7
3 Sub Bidang Perencanaan dan Program 4
4 Sub Bidang Analisis Kebutuhan Diklat dan Bidang Pengkajian Diklat
4 5 Sub Bidang Diklat Fungsional, Diklat Kepemimpinan,
Teknis Umum, Teknis Subtantif
19
JUMLAH 48
Sumber : Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Peneliti memilih populasi berdasarkan golongan yang ada di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Pegawai negeri sipil yang mempunyai golongan III yaitu rata-rata berlatar pendidikan S1. Strata ini mempunyai karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan dapat disebut homogen. Sebagaimana Sugiyono (2010: 117)
(25)
Populasi tidak hanya berkaitan dengan objek yang dalam artian jumlah atau kuantitas akan tetapi populasi juga memiliki karakteristik orang yang ada dalam populasi tersebut, misalnya berkaitan dengan prosedur kerja, kepemimpinan, lulusan atau latar belakang pendidikan.
3. Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2006: 109) menyatakan bahwa “Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Adapun menurut Sugiyono (2012: 81) yang menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.
Berdasarkan penjelasan diatas, populasi yang diambil oleh peneliti adalah semua pegawai golongan III di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 48 orang. Dikarenakan jumlah populasi yang diambil kurang dari 100 maka tidak dilakukan penghitungan sampel untuk menyusutkan populasi. Hal ini dikarenakan jumlah keseluruhan populasi adalah 48 pegawai. Sugiyono (2005: 91) berpendapat bahwa sampel
adalah “sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Karena jumlah populasi relatif kecil maka sampel diambil dengan
menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2005: 100), “sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
(26)
sebagai sampel”. Istilah lain dari sampling jenuh adalah sensus, di mana semua
anggota populasi dijadikan sampel.
Oleh karena itu, sampel yang diambil untuk penelitian ini di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah sebanyak 48 responden.
B. Desain Penelitian
Kegiatan penelitian adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan atau memecahkan permasalahan yang dihadapi, dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis, dengan menempuh langkah-langkah tertentu. Dalam penelitian di bidang apapun pada umumnya langkah-langkah itu mempunyai kesamaan, walaupun dalam beberapa hal sering terjadi pelaksanaanya dimodifikasi oleh peneliti yang bersangkutan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
Dalam implementasinya penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahap. Di desain sedemikian rupa agar menjadi sebuah karya tulis yang memang memberikan sebuah manfaat baik baik pribadi peneliti sendiri secara khusus dan bagi civitas akademik pada umumnya. Adanya sebuah penelitian yang dikemukakan tentu saja ada sebuah permasalahan yang diangkat dan ingin dicari kebenarannya tentang masalah tersebut, Nasution (2009: 23) mengemukakan bahwa: “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan
tujuan penelitian itu.” Jadi jelas memang sebuah desain penelitian diperlukan sebagai sebuah pedoman bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian dalam
(27)
memecahkan permasalahan yang diangkat atau diteliti. Adapun secara garis besar tahap-tahap atau langkah-langkah penelitian dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan.
Pada tahap perencanaan, penelitian akan diawali dengan kegiatan merumuskan masalah secara operasional dan membuat pembatasannya yaitu untuk menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti. Setelah merumuskan masalah penelitian, kegiatan selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan, merumuskan hipotesis, menentukan sampel penelitian, merumuskan rancangan penelitian, dan menentukan dan merumuskan alat penelitian atau teknik pengumpulan data.
Tahap pelaksanaan penelitian meliputi: pengumpulan data, pengolahan dan analalisis data. Kegiatan pengumpulan data didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan dalam rancangan penelitian. Kegiatan ini erat kaitannya dengan metode penelitian yang digunakan seperti metode deskriptif, eksperimental, dan atau lainnya. Adapun pengolahan atau analisis data tergantung pada data yang terkumpul. Jika data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif atau berbentuk angka-angka maka dapat digunakan analisis statistika sebelum menarik kesimpulan atau jika berbentuk kualitatif dapat langsung dianalisis sesuai hasil temuan lapangan.
Tahap pelaporan adalah melakukan publikasi. Bentuk dan sistematika laporan penelitian berupa artikel ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, atau laporan pada umumnya. Hal ini sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian.
Arikunto (2006: 20) membagi langkah-langkah penelitian lebih rinci lagi yaitu sebagai berikut:
(28)
1) memilih masalah 2) studi pendahuluan 3) merumuskan masalah
4) merumuskan anggapan dasar dan merumuskan hipotesis 5) memilih pendekatan
6) menentukan variabel dan sumber data 7) menentukan dan menyusun instrumen 8) mengumpulkan data
9) analisis data
10) menarik kesimpulan 11) menulis laporan
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun teknik yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan penelitian. Menurut Surakhmad (1993: 31) menjelaskan bahwa: ”Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu.” Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajibannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Sebuah penelitian tidak akan mencapai kriteria penelitian yang sesungguhnya apabila tidak menggunakan metode penelitian yang tepat. Dengan metode penelitian yang tepat, diharapkan sebuah penelitian nantinya akan menjadi penelitian yang ilmiah, logis, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun teknik yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya agar
(29)
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif:
1. Metode Deskriptif
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:234) mengemukakan pengertian penelitian deskriptif yaitu “penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian
dilakukan”. Metode deskriptif digunakan bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan mencari sebab-sebab dari suatu gejala.
Metode dekriptif dalam penelitian ini sesuai untuk digunakan karena masalah yang diambil terpusat pada masalah aktual dan berada pada saat penelitian dilaksanakan dengan melalui prosedur pengumpulan data, mengklasifikasikan data, kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.
2. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian (Arikunto, 2006: 86).
Pendekatan kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat, dengan desain yang terstrukturi ketat, pengumpulan data secara sistematis terkontrol dan tertuju pada penyusunan teori yang
(30)
disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara empiris.
Menurut Sugiyono (2009: 14) metode penelitian kuantitatif adalah: Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur tiap-tiap variabel yang ada dalam penelitian sehingga diketahui tingkat keterhubungan melalui teknik perhitungan statistik.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan disebut juga biblografi. Menurut Surakhmad Winarno (1990: 144) menyatakan bahwa:
Penyelidikan biblografis tidak dapat diabaikan, sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dalam masalahnya, yakni teori yang dipakai, pendapat para ahli mengenai aspek-aspek itu, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.
Melalui studi kepustakaan ini, penulis akan memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan dalam bentuk teori-teori yang dapat dijadikan landasan berfikir dalam mengkaji, menganalisis dan memecahkan permasalahan yang diteliti. Sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.
(31)
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari timbulnya salah pengertian dan penafsiran dari pembaca dikarenakan banyaknya istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka istilah tersebut perlu didefinisikan secara khusus. Definisi operasional merupakan penjabaran dari batasan pengertian yang dibuat oleh peneliti terhadap variabel penelitian sehingga diharapkan terdapat suatu kejelasan arahan akan pemahaman terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Adapun definisi istilah yang akan dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang/benda) yang membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 74).
Pengaruh dalam penelitian ini diartikan sebagai daya keterkaitan yang timbul dari manajemen sarana dan prasarana terhadap kinerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa barat.
2. Manajemen Sarana dan Prasarana
Menurut Sondang P. Siagian (1992: 249) yang bertitik tolak pada seluruh pembahasan Administrasi Logistik, menjelaskan bahwa:
Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan organisasional yang terlaksana dengan lancar, efesien dan efektif dibutuhkan sarana prasarana tertentu yang harus tersedia dalam jumlah yang tepat, mutu yang dapat diandalkan jenis yang sesuai dengan kebutuhan serta tersedia pada waktu yang tepat.
Pentingnya rumusan tersebut mendapat perhatian terlihat dengan jelas apabila dilihat bahwa kemampuan suatu organisasi menyediakan semua
(32)
logistik yang diperlukan terbatas dihadapkan kepada kegiatan yang semakin kompleks dalam rangka pencapaian tujuan yang sifatnya tidak terbatas. Proses administrasi logistik terdiri dari dari enam langkah utama yaitu: Perencanaan Kebutuhan, Pengadaan Logistik, Penyimpanan, Distribusi, Penggunaan Dan Penghapusan.
Dalam penelitian ini, manajemen sarana dan prasarana adalah serangkaian kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana suatu organisasi yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasanterhadap kegiatan pengadaan, pencatatan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan danpenghapusan, merupakan alat untuk mencapai tujuan.
3. Kinerja Pegawai
Menurut Anwar Prabu (2004: 67) “pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitias yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”
Dengan demikian, kinerja pegawai adalah penampilan kemampuan kerja secara kualitas dan kuantitas yang dimiliki oleh seorang pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya dilingkungan kantor sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diembannya.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2009: 148) mengemukakan bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun
(33)
sosial yang diamati.” Jumlah instrumen dalam penilian ini ada dua instrumen
sesuai dengan jumlah variabel penelitian yaitu:
1. Instrumen untuk mengukur manajemen sarana dan prasarana. 2. Instrumen untuk mengukur kinerja pegawai.
Adapun cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat instrumen dalam penelitian ini adalah:
1. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu variabel X (manajemen sarana dan prasarana) dan variabel Y (kinerja pegawai).
2. Menentukan indikator dan sub indikator dari setiap variabel penelitian. 3. Menyusun kisi-kisi instrumen dari setiap variabel penelitian.
4. Membuat daftar pernyataan dari setiap variabel dengan disertai alternatif jawabannya dan petunjuk cara menjawabnya untuk membantu responden dalam menjawab pernyataan yang telah disediakan.
5. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban, yaitu dengan menggunakan skala Likert.
Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Seperti kita ketahui instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan untuk melakukan sebuah pengukuran dengan tujuan agar dapat menghasilkan data yang akurat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2009: 134) bahwa :
“Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang diukur dengan instrumen
tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.”
(34)
Dari berbagai jenisnya, skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala Likert. Menurut Sugiyono (2009: 134) menjelaskan bahwa : “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Adapun kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban item instrumen menurut Sugiyono (2009: 135) dengan menggunakan skala Likert yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor
Selalu (SL) 5
Sering (SR) 4
Kadang-kadang (KD) 3
Hampir Tidak Pernah (HTP) 2
Tidak Pernah (TP) 1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam
bentuk checklist (√) ataupun pilihan ganda dimana responden dapat memberikan tanda checklist (√) pada alternatif jawaban yang disediakan dalam bentuk angket penelitian. Angket penelitian itu sendiri menurut Suharsimi Arikunto (2009: 102) yaitu: “angket merupakan daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons
sesuai dengan permintaan pengguna”. Berdasarkan penjelasan diatas, maka
peneliti menyusun kisi-kisi instrumen yang kemudian dibuat dalam sebuah instrumen angket berupa pernyataan. (Instrumen penelitian terlampir)
(35)
F. Proses Pengembangan Instrumen
Dalam memperoleh hasil penelitian yang baik perlu didukung adanya proses pengembangan data terlebih dahulu. Dalam hal ini diperlukan proses pengembangan instrumen ang merupakan langkah-langkah dalam mengolah data instrumen. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Validitas Instrumen
Suatu instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan, sebab data merupakan alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, suatu data harus memiliki tingkat kebenaran yang tinggi sebab akan menentukan kualitas penelitian. Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harus dilakukan peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dari suatu instrumen penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:
173) bahwa: “instrumen yang valid berarti alat ukur yang dapat digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”
Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini adalah Pearson Product Moment (Akdon, 2008: 144) sebagai berikut:
Keterangan:
= koefisien korelasi
(36)
= jumlah responden
= jumlah perkalian X dan Y = jumlah skor item
= jumlah skor total (seluruh item) = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan. Hasil koofisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: t = Nilai
r = Koefisien korelasi hasil n = Jumlah responden
Hasil dari nilai dikonsultasikan dengan Distribusi (tabel t) untuk = 0,05 dan dk = 20 – 2 = 8, dengan uji satu pihak, maka diperoleh = 1,734.
Kaidah keputusan: Jika > berarti valid dan
< berarti tidak valid
Uji coba angket dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi yang berjumlah 15 pegawai. Adapun hasil perhitungan uji validitas
√
(37)
setiap item dari kedua variabel penelitian dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X (Manajemen Sarana dan Prasarana)
No Item Koefisien Korelasi Harga Harga Kesimpulan
1. 0,85 5,753 1,771 Valid
2. 0,65 3,124 1,771 Valid
3. 0,68 3,318 1,771 Valid
4. 0,67 3,269 1,771 Valid
5. 0,67 3,256 1,771 Valid
6. 0,63 2,896 1,771 Valid
7. 0,64 3,038 1,771 Valid
8. 0,70 3,522 1,771 Valid
9. 0,61 2,811 1,771 Valid
10. 0,77 4,386 1,771 Valid
11. 0,62 2,822 1,771 Valid
12. 0,73 3,849 1,771 Valid
13. 0,48 1,988 1,771 Valid
14. 0,55 2,347 1,771 Valid
15. 0,76 4,258 1,771 Valid
16. 0,54 2,334 1,771 Valid
17. 0,65 3,089 1,771 Valid
18. 0,52 2,178 1,771 Valid
19. 0,89 7,006 1,771 Valid
20. 0,84 5,536 1,771 Valid
21. 0,82 5,212 1,771 Valid
22. 0,81 4,978 1,771 Valid
23. 0,90 7,504 1,771 Valid
24. 0,62 2,843 1,771 Valid
25. 0,68 3,303 1,771 Valid
Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X, dapat disimpulkan bahwa 25 item pernyataan dinyatakan valid. Item yang
(38)
mempunyai validitas tertinggi adalah item 23 dengan koefisien korelasi 0,90 dan paling rendah adalah item 13 dengan koefisien korelasi 0,48.
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Pegawai) No Item Koefisien Korelasi Harga Harga Kesimpulan
1. 0,67 3,237 1,771 Valid
2. 0,67 3,253 1,771 Valid
3. 0,61 2,799 1,771 Valid
4. 0,49 2,031 1,771 Valid
5. 0,66 3,149 1,771 Valid
6. 0,51 2,123 1,771 Valid
7. 0,48 1,974 1,771 Valid
8. 0,67 3,213 1,771 Valid
9. 0,74 4,002 1,771 Valid
10. 0,75 4,08 1,771 Valid
11. 0,57 2,531 1,771 Valid
12. 0,88 6,755 1,771 Valid
13. 0,71 3,664 1,771 Valid
14. 0,73 3,876 1,771 Valid
15. 0,73 3,882 1,771 Valid
16. 0,76 4,229 1,771 Valid
17. 0,61 2,795 1,771 Valid
18. 0,71 3,617 1,771 Valid
19. 0,51 2,119 1,771 Valid
20. 0,85 5,926 1,771 Valid
21. 0,83 5,397 1,771 Valid
22. 0,59 2,623 1,771 Valid
23. 0,78 4,464 1,771 Valid
24. 0,45 1,806 1,771 Valid
25. 0,73 3,901 1,771 Valid
Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y, dapat disimpulkan bahwa 25 item pernyataan dinyatakan valid. Item yang
(39)
mempunyai validitas tertinggi adalah item 12 dengan koefisien korelasi 0,88 dan paling rendah adalah item 24 dengan koefisien korelasi 0,45.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Pada penelitian ini pengujian uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Rumus yang digunakan sebagaimana dikemukakan Akdon (2008: 161) sebagai berikut:
Keterangan:
= Nilai Reliabilitas
= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total
= Jumlah item
Dalam implementasinya penulis melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Hasil dari nilai reliabilitas ( ) dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment dengan dk = N – 1 = 15 – 1 = 14, signifikansi 5% maka diperoleh = 0,532.
(40)
Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas tidaknya instrumen didasarkan pada ujicoba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika > berarti Reliabel dan 2) Jika < berarti Tidak Reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007 reliabilitas masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1) Hasil uji reliabilitas variabel X (Manajemen Sarana dan Prasarana)
[ ] [ ]
[ ] [ ]
Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X diperoleh = 0,987 sedangkan = 0,532. Karena > maka semua data yang dianalisis dengan menggunakan metode Alpha adalah Reliabel.
2) Hasil uji reliabilitas variabel Y (Kinerja Pegawai)
[ ] [ ]
[ ] [ ]
Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel Y diperoleh = 0,981 sedangkan = 0,532. Karena > maka semua
(41)
data yang dianalisis dengan menggunakan metode Alpha adalah Reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan
data sendiri menurut Akdon (2008: 130), “Adalah teknik atau cara-cara yang
dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.” Metode (cara atau
teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaannya melaui : angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainnya. Upaya untuk memperoleh data yang sesuai dengan sifat dan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
1. Kusioner (Angket)
Menurut Sugiyono (2009: 199) “Kusioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”
Tujuan penyebaran angket menurut Akdon (2008: 131) ialah “mencari
informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.”
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert untuk
(42)
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”
Untuk mempermudah penyusunan angket sebagai alat pengumpulan data, maka peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Variabel yang akan diukur yaitu varabel X (manajemen sarana dan prasarana) dan Variabel Y (kinerja pegawai) dijabarkan menjadi indikator variabel, berdasarkan teori yang telah diuraikan.
b. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
c. Membuat daftar pertanyaan atau pernyataan dari setiap variabel dengan disertai alternatif jawabannya dan petunjuk cara menjawabnya agar tidak terjadi kekeliruan dalam menjawab.
d. Menetapkan kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban, yaitu menggunakan skala Likert dengan mengunakan lima option alternatif jawaban (tabel 3.2).
2. Dokumentasi
Studi dokumentasi dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan materi penelitian. Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan hasil laporan lain yang ada kaitannya dengan penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 137) yang menyatakan bahwa:
(43)
peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.
3. Wawancara (Interview)
Wawancara (Interview) adalah suatu cara yang digunakan untuk untuk memperoleh informasi dengan melakukan tanya jawab. Seperti yang
dikemukanan oleh Akdon (2008: 134) bahwa: “wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung
dari sumbernya.”
Dalam penelitian ini peneliti mengadakan wawancara langsung dengan pegawai di subbagian umum, kepegawaian, dan perencanaan untuk memperoleh informasi secara langsung dari pihak yang bersangkutan dan hasilnya digunakan untuk melengkapi pembahasan.
H. Analisis Data 1. Seleksi Data
Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan adalah memeriksa dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden. Hal ini penting dilakukan untuk menyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut.
2. Perhitungan Kecendrungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)
Adapun rumus dari Weight Means Score (WMS) adalah sebagai berikut:
(44)
Keterangan:
̅ = Rata-rata skor responden
= Jumlah Skor dari jawaban responden = Jumlah Responden
Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS ini adalah sebagai berikut:
a. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan menggunkan skala Likert.
b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang dipilih.
c. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.
d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.
e. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS di bawah ini:
Tabel 3.5
Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS Rentang
Nilai Kriteria
Penafsiran
Variabel X Variabel Y
4,01 – 5,00 3,01 – 4,00 2,01 – 3,00 1,01 – 2,00 0,01 – 1,00
Sangat Baik Baik Cukup Rendah Sangat Rendah Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-kadang (KD) Hampir Tidak Pernah (HTP)
Tidak Pernah (TP)
Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-kadang (KD) Hampir Tidak Pernah (HTP)
(45)
3. Menghitung Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel
Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
= Skor baku yang dicari
= Data skor dari masing-masing responden ̅ = Skor rata-rata
= Standar defiasi
Untuk menggunakan skor mentah menjadi skor baku, terlebih dahulu perlu diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Mencari skor terbesar dan terkecil
b. Mencari rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah (SR)
c. Mencari banyak kelas (BK), dengan menggunakan rumus Sturgess.
d. Mencari nilai panjang kelas (i), yaitu rentang (R) dibagi banyak kelas interval (BK)
(46)
e. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah diketahui.
f. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus:
g. Mencari simpangan baku (standar defiasi) dengan rumus:
h. Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan rumus:
4. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data parametrik atau non parametrik. Untuk mengetahui teknik yang akan digunakan dalam pengolahan data, perlu dilakukan uji normalitas distribusi data yaitu menggunakan rumus Chi Kuadrat ( ) Akdon (2008: 171) sebagai berikut:
Keterangan:
= Kuadrat Chi yang dicari = Frekuensi hasil penelitian
̅
√
̅
∑
(47)
= Frekuensi yang diharapkan
Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: a. Mencari skor terbesar dan terkecil
b. Mencari rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah (SR)
c. Mencari banyak kelas (BK), dengan menggunakan rumus Sturgess.
d. Mencari nilai panjang kelas (i), yaitu rentang (R) dibagi banyak kelas interval (BK)
e. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah diketahui.
f. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus:
g. Mencari simpangan baku (standar defiasi) dengan rumus:
̅
√
(48)
h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
1) Menentukan batas kelas, yaitu angka kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
3) Mencari luas 0 – Z dari Tabel Kurva Normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.
4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi batas baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berada pada baris paling tengah ditambah dengan angka pada baris berikutnya.
5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n).
i. Mencari chi kuadrat
j. Membandingkan dengan untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika ≥ , artinya Distribusi Data Tidak Normal
≤
̅
∑
(49)
5. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi pearson product moment. Adapun langkah-langkah dalam menguji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan analisis koefisien korelasi, uji signifikasi, uji koefisien determinasi dan analisis regresi. a. Analisis Koefisien Korelasi
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik parametrik, yaitu teknik korelasi product moment. Hal ini didasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian yang normal. Adapun untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X dan Y dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment (Akdon, 2008: 188) sebagai berikut:
Keterangan:
= koefisien korelasi
= jumlah responden
= jumlah perkalian X dan Y = jumlah skor item
= jumlah skor total (seluruh item) = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
(50)
= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
1) Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi pearson product moment.
2) Mencari dengan cara memasukkan angka statistik dari tabel penolong sesuai rumus.
3) Menafsirkan besarnya koefisien korelasi dengan klasifikasi yang diperoleh dari Akdon (2008: 188)sebagai berikut:
Tabel 3.6
Kriteria Harga Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat rendah
b. Uji Signifikansi
Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X dan variabel Y. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) berikut:
√
(51)
Keterangan :
= Nilai t
= Nilai Koefisien Korelasi = Jumlah Sampel
Membandingkan dengan untuk α = 0,05, uji satu pihak, dan derajat kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian sebagai berikut:
Jika ≥ , maka Ho ditolak artinya signifikan, dan Jika ≤ , maka Ho diterima artinya tidak signifikan. c. Uji Koefisien Determinasi
Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y untuk mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) sebagai berikut:
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Diterminan r2 =Nilai Koefisien Korelasi d. Analisi Regresi
Analisis regresi merupakan analisis yang untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai dependen (variabel Y) jika variabel independen (variabel X) diubah. Adapun rumus yang digunakan adalah
(52)
hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), rumus regresi sederhana menurut Akdon (2008: 197) yaitu: Keterangan:
̂ = Subjek dalam variabel dependen yang diproyeksikan
= Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan
= Nilai konstanta harga Y jika X = 0
= Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (–) variabel Y
Dimana harga dan harus dicari terlebih dahulu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Setelah diperoleh harga dan maka akan dihasilkan suatu persamaan berdasarkan rumus regresi sederhana Y atas X.
(53)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang didasarkan pada temuan hasil penelitian dan uraian pada bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti, yaitu: Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Manajemen sarana dan prasarana di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BANDIKLATDA) Provinsi Jawa Barat berdasarkan tanggapan responden berada pada rentang tinggi, artinya sarana prasarana tersebut sangat menunjang kinerja hingga dalam mekanisme pengelolaan sarana prasarana diperlukan adanya perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, distribusi, penggunaan dan penghapusan. Manajemen sarana dan prasarana yang dilakukan di BANDIKLATDA Provinsi Jawa Barat tergolong baik. Hal ini diketahui berdasarkan hasil perhitungan Weighted Means Score, skor rata-rata yang diperoleh oleh variabel X (manajemen sarana dan prasarana) adalah sebesar 3,91.
(54)
2. Kinerja pegawai di BANDIKLATDA Provinsi Jawa Barat tergolong sangat baik. Hal ini diketahui berdasarkan hasil perhitungan Weighted Means Score, skor rata-rata yang diperoleh oleh variabel Y (kinerja pegawai) adalah sebesar 4,10. Kategori ini ditunjukan dengan fakta di lapangan yang menunjukan keseriusan pegawai BANDIKLATDA Provinsi Jawa Barat dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya secara profesional dan sesuai dengan keahliannya berdasarkan kompetensi, motivasi, ketercapaian tujuan, dan pelaksanaan kerja sehingga berdampak pada peningkatan kinerja pegawai maupun lembaga.
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen sarana dan prasarana (variabel X) terhadap kinerja pegawai (variabel Y) di BANDIKLATDA Provinsi Jawa Barat tergolong kuat. Hal ini dapat digambarkan dari perolehan angka koefisien korelasi sebesar 0,60. Manajemen sarana dan prasarana memberikan kontribusi sebesar 36 % dalam peningkatan kinerja pegawai dan 64 % dipengaruhi oleh faktor lain, seperti sumber daya, penghargaan, struktur, dan job design. Dari hasil penelitian kedua variabel dan pengaruhnya tersebut artinya pengelolaan sarana dan prasarana perlu diperhatikan dalam menunjang pelaksanaan kegiatan yang dapat meningkatkan kinerja pegawai. Hal ini akan berdampak baik pada pencapaian kinerja apabila dilengkapi dengan manajemen sarana prasarana yang memadai.
(55)
B. Saran
Pada kesempatan ini, peneliti akan mengemukakan beberapa saran sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Adapun saran yang dapat diberikan antara lain :
1. Untuk Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Manajemen sarana dan prasarana di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat sudah berjalan dengan baik. hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Namun ada beberapa masukan yang perlu ditanggapi oleh lembaga dalam meningkatkan pengelolaan sarana dan prasarana misalnya dari segi pemanfaatan sarana dan prasarana dan perlu dimaksimalkan oleh pegawai, selain itu proses distribusi dihimbau agar lebih tepat sasaran sehingga dapat digunakan dan dikelola oleh pegawai secara maksimal. Hal ini didasarkan pada sistem penyelenggaraan pemerintah yang secara menyeluruh telah mengalami perubahan baik di pusat maupun di daerah dengan berbasis kinerja. Dengan manajemen sarana dan prasarana yang baik tentunya akan berdampak pada peningkatan kinerja pegawai yang berdasarkan pada kinerja serta pelayanan yang prima.
2. Untuk peneliti selanjutnya
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap kinerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Peneliti menyarankan kepada yang tertarik untuk meneliti mengenai kajian manajemen sarana dan prasarana dan
(56)
kinerja pegawai, hendaknya mengkaji kembali secara komprehensif dan mendalam mengenai analisis permasalahan, teori yang relevan, maupun praktek riil yang terjadi dilapangan. Hal ini didasarkan agar penelitian yang akan datang akan lebih berguna hasilnya untuk peneliti maupun tempat yang diteliti.
(57)
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen (cetakan kedua). Bandung : Dewa Ruchi.
Ali, Mohammad. (1987). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, Bandung: Angkasa.
Amran. (2009). “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Departemen Sosial Kabupaten Gorontalo”. Jurnal Ichsan. 4, (2), 2397-2413. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi
revisi VI, cetakan ketigabelas). Jakarta : PT Rineka Citra.
______________. (2004). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Atmosudirdjo, K. Prajudi (1982). Kesekertarisan dan Administrasi Perkantoran.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Barthos, Basir (1990). MSDM, Suatu Pendekatan Makro. Jakarta: Bumi Aksara. Dessler, Gary. (1998). Personnel Management, yang diterjemahkan oleh Agus
Dharma dalam Manajemen Personalia (Edisi Ketiga). Jakarta: Erlangga. Gie, The Liang (2009). Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta: Liberty.
Hadiati WK, Sri dan Sukadarto, H (2001) Manajemen Sumber Daya Manusi, Keuangan dan Materil, Cet. 1, Jakarta LAN.
Hasibuan, Malayu S.P (2007), Manajemen Sumber Daya Manusia, (Ed Revisi 9), Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Hermawati, Deti (2009). Pengaruh Manajemen Sarana Prasarana dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Inspektorat Kota Cimahi. Tesis Program Magister Manajemen Bisnis Pasca Sarjana UPI : Tidak diterbitkan.
Komarudin (1993). Manajemen Kantor. Bandung: Trigenda Karya. Kridalaksana, H. (1995). Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia.
(58)
Mulyani, Sri (2008). Modul Memahami Prinsip-prinsip Administrasi Perkantoran. Jakarta: Erlangga.
Munir, Badri (2007). Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta: Erlangga.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 7 tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja
Prabu Mangkunegara, A. (2010). Evaluasi Kinerja SDM (cetakan kelima). Bandung : PT Refika Aditama.
Prawirosentono, Suryadi. (1999). Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE. Rencana Strategis Tahun 2009-2013 Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Provinsi Jawa Barat
Rivai, Veithzal. (2005). Performance Appraisal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ___________. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sadili, Samsudin. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Pustaka Setia.
Sarwoto. (2010). Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, cetakan keenambelas. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Sedianingsih (2010). Teori dan Praktik Administrasi Kesekretariatan. Jakarta: Kencana.
Sedarmayanti. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil (cetakan kelima). Bandung : PT Refika Aditama.
___________. (2001). Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung : CV Mandar Maju.
___________. (2001). Dasar-dasar Pengetahuan tentang Manajemen Perkantoran. Ed Revisi II Bandung: Penerbit CV. Mandar Maju.
(59)
____________. (1992). Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: Rineka Cipta ____________. (1989). Filsafat Administrasi. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. Sugiyono. (1997). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, Winarno. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis Profesional. Bandung: Angkasa.
Tim Penyusun Bahasa Indonesia. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ukas, M. (2004). Manajemen: Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung : Agnini. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Usman, H. (2008). Manajemen: teori, praktik, dan riset pendidikan (Edisi Kedua, cetakan pertama). Jakarta : Bumi Aksara.
Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Yuniarsih, Tjutju dan Suwatno (2008) Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesatu, Bandung, Alfabeta.
(1)
2. Kinerja pegawai di BANDIKLATDA Provinsi Jawa Barat tergolong sangat baik. Hal ini diketahui berdasarkan hasil perhitungan Weighted Means Score, skor rata-rata yang diperoleh oleh variabel Y (kinerja pegawai) adalah sebesar 4,10. Kategori ini ditunjukan dengan fakta di lapangan yang menunjukan keseriusan pegawai BANDIKLATDA Provinsi Jawa Barat dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya secara profesional dan sesuai dengan keahliannya berdasarkan kompetensi, motivasi, ketercapaian tujuan, dan pelaksanaan kerja sehingga berdampak pada peningkatan kinerja pegawai maupun lembaga.
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen sarana dan prasarana (variabel X) terhadap kinerja pegawai (variabel Y) di BANDIKLATDA Provinsi Jawa Barat tergolong kuat. Hal ini dapat digambarkan dari perolehan angka koefisien korelasi sebesar 0,60. Manajemen sarana dan prasarana memberikan kontribusi sebesar 36 % dalam peningkatan kinerja pegawai dan 64 % dipengaruhi oleh faktor lain, seperti sumber daya, penghargaan, struktur, dan job design. Dari hasil penelitian kedua variabel dan pengaruhnya tersebut artinya pengelolaan sarana dan prasarana perlu diperhatikan dalam menunjang pelaksanaan kegiatan yang dapat meningkatkan kinerja pegawai. Hal ini akan berdampak baik pada pencapaian kinerja apabila dilengkapi dengan manajemen sarana prasarana yang memadai.
(2)
B. Saran
Pada kesempatan ini, peneliti akan mengemukakan beberapa saran sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Adapun saran yang dapat diberikan antara lain :
1. Untuk Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Manajemen sarana dan prasarana di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat sudah berjalan dengan baik. hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Namun ada beberapa masukan yang perlu ditanggapi oleh lembaga dalam meningkatkan pengelolaan sarana dan prasarana misalnya dari segi pemanfaatan sarana dan prasarana dan perlu dimaksimalkan oleh pegawai, selain itu proses distribusi dihimbau agar lebih tepat sasaran sehingga dapat digunakan dan dikelola oleh pegawai secara maksimal. Hal ini didasarkan pada sistem penyelenggaraan pemerintah yang secara menyeluruh telah mengalami perubahan baik di pusat maupun di daerah dengan berbasis kinerja. Dengan manajemen sarana dan prasarana yang baik tentunya akan berdampak pada peningkatan kinerja pegawai yang berdasarkan pada kinerja serta pelayanan yang prima.
2. Untuk peneliti selanjutnya
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap kinerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Peneliti menyarankan kepada yang tertarik untuk meneliti mengenai kajian manajemen sarana dan prasarana dan
(3)
kinerja pegawai, hendaknya mengkaji kembali secara komprehensif dan mendalam mengenai analisis permasalahan, teori yang relevan, maupun praktek riil yang terjadi dilapangan. Hal ini didasarkan agar penelitian yang akan datang akan lebih berguna hasilnya untuk peneliti maupun tempat yang diteliti.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen (cetakan kedua). Bandung : Dewa Ruchi.
Ali, Mohammad. (1987). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, Bandung: Angkasa.
Amran. (2009). “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Departemen Sosial Kabupaten Gorontalo”. Jurnal Ichsan. 4, (2), 2397-2413. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi
revisi VI, cetakan ketigabelas). Jakarta : PT Rineka Citra.
______________. (2004). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Atmosudirdjo, K. Prajudi (1982). Kesekertarisan dan Administrasi Perkantoran.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Barthos, Basir (1990). MSDM, Suatu Pendekatan Makro. Jakarta: Bumi Aksara. Dessler, Gary. (1998). Personnel Management, yang diterjemahkan oleh Agus
Dharma dalam Manajemen Personalia (Edisi Ketiga). Jakarta: Erlangga. Gie, The Liang (2009). Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta: Liberty.
Hadiati WK, Sri dan Sukadarto, H (2001) Manajemen Sumber Daya Manusi, Keuangan dan Materil, Cet. 1, Jakarta LAN.
Hasibuan, Malayu S.P (2007), Manajemen Sumber Daya Manusia, (Ed Revisi 9), Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Hermawati, Deti (2009). Pengaruh Manajemen Sarana Prasarana dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Inspektorat Kota Cimahi. Tesis Program Magister Manajemen Bisnis Pasca Sarjana UPI : Tidak diterbitkan.
Komarudin (1993). Manajemen Kantor. Bandung: Trigenda Karya. Kridalaksana, H. (1995). Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia.
(5)
Mulyani, Sri (2008). Modul Memahami Prinsip-prinsip Administrasi Perkantoran. Jakarta: Erlangga.
Munir, Badri (2007). Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta: Erlangga.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 7 tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja
Prabu Mangkunegara, A. (2010). Evaluasi Kinerja SDM (cetakan kelima). Bandung : PT Refika Aditama.
Prawirosentono, Suryadi. (1999). Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE. Rencana Strategis Tahun 2009-2013 Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Provinsi Jawa Barat
Rivai, Veithzal. (2005). Performance Appraisal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ___________. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sadili, Samsudin. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Pustaka Setia.
Sarwoto. (2010). Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, cetakan keenambelas. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Sedianingsih (2010). Teori dan Praktik Administrasi Kesekretariatan. Jakarta: Kencana.
Sedarmayanti. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil (cetakan kelima). Bandung : PT Refika Aditama.
___________. (2001). Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung : CV Mandar Maju.
___________. (2001). Dasar-dasar Pengetahuan tentang Manajemen Perkantoran. Ed Revisi II Bandung: Penerbit CV. Mandar Maju.
(6)
____________. (1992). Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: Rineka Cipta ____________. (1989). Filsafat Administrasi. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. Sugiyono. (1997). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, Winarno. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis Profesional. Bandung: Angkasa.
Tim Penyusun Bahasa Indonesia. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ukas, M. (2004). Manajemen: Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung : Agnini. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Usman, H. (2008). Manajemen: teori, praktik, dan riset pendidikan (Edisi Kedua, cetakan pertama). Jakarta : Bumi Aksara.
Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Yuniarsih, Tjutju dan Suwatno (2008) Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesatu, Bandung, Alfabeta.