PENGARUH METODE JUZ’I TERHADAP KEMAMPUAN MENGHAFAL SURAT-SURAT PENDEK AL-QUR’AN PADA ANAK TUNANETRA DI PSBN WYATA GUNA BANDUNG.

(1)

Roswilda Hadianti, 2013

PENGARUH METODE

JUZ’I

TERHADAP

KEMAMPUAN MENGHAFAL SURAT-SURAT PENDEK

AL-

QUR’AN PADA

ANAK TUNANETRA DI PSBN

WYATA GUNA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan.

Jurusan Pendidikan Khusus.

Oleh Roswilda Hadianti

0907256

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH METODE JUZ’I TERHADAP KEMAMPUAN MENGHAFAL

SURAT-SURAT PENDEK AL-QUR’AN PADA ANAK TUNANETRA DI PSBN WYATA GUNA BANDUNG

Menghafalkan Al-Qur’an bukan hal yang mudah, karena dalam menghafalkan Al-Qur’an kita memerlukan kerja otak yang lebih terutama dalam hal mengingat apa yang sedang dihafalakan. Beberapa hal juga dapat mendukung penghafal Al-Qur’an agar lebih cepat dalam menghafalkan Al-Qur’an, seperti daya ingat dan daya tangkap serta fokus dari pikiran, pendengaran, juga penglihatan terhadap ayat yang dihafalkan. Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk menghafal Al-Qur’an, namun masih banyak orang yang mengalami kesulitan saat menghafal Al-Qur’an. Salah satu yang memiliki hambatan saat menghafal Al-Qur’an adalah anak tunanetra di PSBN Wyata Guna Bandung bernama MTS. Oleh karena itu dibutuhkan metode yang dapat mempermudah menghafal Al-Qur’an bagi MTS, salah satu metode tersebut yaitu metode juz’i. Metode juz’i dipilih karena pada metode ini terdapat kelebihan yaitu memudahkan penghafal terutama saat menghafal bunyi ayat yang sama (surat Falaq dan Al-Lahab). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen rancangan subjek tunggal (Single Subjek Research) dan desain yang digunakan yaitu desain A-B-A. Pengumpulan data pada fase baseline-1 (A-1) sebanyak empat sesi, dilakukan dengan cara mengadakan tes lisan untuk mengetahui kemampuan siswa, adapun tes yang dilakukan terfokus hanya pada dua surat pendek Al-Qur’an yaitu surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab, karena pada kedua ayat tersebut memiliki kesamaan bunyi. Setelah data pada fase baseline-1 (A-1) stabil yaitu sebesar 100% pada kedua surat dan rata-rata persentase kemampuan menghafal menunjukkan sebesar 31 dan 16, langkah selanjutnya yaitu fase intervensi (B) yang dilakukan sebanyak delapan sesi atau sampai data stabil yaitu sebesar 87,5 % dengan rata-rata persentase 75 untuk surat Al-Falaq dan 50% dengan rata-rata persentase 72 untuk surat Al-Lahab. Fase terakhir yang dilakukan yaitu fase baseline-2 hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variable bebas terhadap variable terikat, pada fase ini kemampuan MTS meningkat dan data menunjukkan stabil sebesar 100% untuk kedua surat rata-rata persentase kemampuan menghafal anak kembali naik menjadi 86 untuk surat Al-Falaq dan 85 untuk surat Al-Lahab. Estimasi kecenderungan arah meningkat dari kondisi baseline-1 (A1) ke kondisi intervensi (B) dan dari kondisi intervensi (B) ke kondisi baseline-2 (A2). Hasil dari penilitan ini menunjukkan bahwa metode juz’i berpengaruh terhadap kemampuan menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an pada anak tunanetra di PSBN Wyata Guna Bandung. Adapun rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini adalah metode juz’i dapat menjadi salah satu metode yang dapat digunakan agar anak dapat menambah hafalan Al-Qur’an sehingga anak dapat menggunakan hafalan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari -hari.


(3)

iii ABSTRAK

THE INFLUENCE OF JUZ’I METHOD TOWARDS MEMORIZING SHORT AL-QUR’AN VERSESS TO BLINDED CHILD IN PSBN WYATA

GUNA BANDUNG

Memorizing Al-Qur’an is not an easy thing, because memorizing it need more brain activity. Some factors which supporting Al-Qur’an memorizing in order to be memorizer in order to the faster in memorizing Al-Qur’an memorized in order attention, listening, and seeing of the verses that are being memorized. Everyone has different has to memorize Al-Qur’an, but they are so many people which get difficulty in memories it onr of them is blinded child it PSBN Wyata Guna Bandung her name is MTS. A cause of difficulty there is a method which has not been found yet. Therefore it is important to find the easy way of memorizing Al-Qur’an. The way is juz’i method, it is chosen because it easy memorizer to memorize the same verses (Al-Falaq and Al-Lahab). This research is quantitative research with experiment method inform single subject research and the design is A-B-A. collecting data on first baseline fase (A-1) is four seasons. It is performed by performing oral test, to know memory Al-Falaq and Al-Lahab verses because they have the same phone. After the data in first baseline (A-1) 100% stable on the two verses an the average percentage of memorizing ability is 31 and 16. The next step is intervention fase (B), it is done eight seasons or the data is 87,5% stable with average percentage 75 for Al-Falaq and 50% for average percentage 72 for Al-Lahab. The last fase is second baseline (A-2) it is to know the influences of free variable toward associated variable, at this fase the ability MTS increases and the data is 100% stable for the two verses. The average of data percentage from the memorizing ability increases 86 for Al-Falaq and 85 for Al-Lahab. Estimation of direction tendency increases from first baseline fase (A-1) to inverted condition (B) and from the inverted condition (B) to second baseline fase (B-2).. the result of the research shows that juz’i method gives influence to memorizing ability of short Al-Qur’an verses in blinded child in PSBN Wyata Guna Bandung. A recomendation based on the research is the juz’i method dan be used to add Al-Qur’an memory until the child can use their Al -Qur’an memory in daily life.


(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7

A. Deskripsi Teori ... 7

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 21

C. Kerangka Pemikiran ... 22

D. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 23

B. Desain penelitian ... 23


(5)

D. Definisi Operasional Variabel ... 25

E. Instrumen Penelitian ... 28

F. Uji Validitas Instrumen ... 31

G. Teknik Pengumpulan Data ... 33

H. Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 39

B. Analisis Data ... 40

C. Pembahasan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 80


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah Ta‟ala melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‟alaihi wa sallam, yang merupakan kitab suci penyempurna dari kitab-kitab yang Allah turunkan pada nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam. Allah menciptakan Al-Qur’an di dunia ini kepada kaum Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam adalah sebagai petunjuk untuk menjalankan kehidupan di dunia, maka kitab suci Al-Qur’an adalah kitab yang sangat berpengaruh besar terhadap pemeluk agama Islam, karena di dalam Al-Qur’an terkandung perintah dan larangan yang harus dilaksanakan oleh pemeluk agama Islam.

Al-Qur’an merupakan pedoman yang sangat penting bagi pemeluknya karena di dalam Al-Qur’an terdapat petunjuk yang diturunkan oleh Allah Ta‟ala secara langsung kepada kaum Nabi Muhammad Shallalahu „alaihi wa sallam. Salah satu petunjuk yang terkandung dalam Al-Qur’an yaitu perintah untuk beribadah kepada Allah Ta‟ala seperti shalat, zakat, dan mencari ilmu, terdapat pula perintah untuk menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah Ta‟ala diantarnya berbuat kemaksiatan, berzina, dan memakan makanan yang haram.

Sebagai pemeluk agama Islam yang beriman kepada kitab Al-Qur’an, hendaknya menjaga dan melestarikan Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup bagi pemeluk agama Islam itu sendiri. Hal yang dapat dilakukan untuk menjaga dan melestarikan Al-Qur’an adalah dengan cara mempelajarinya, yaitu seperti membaca, memahami, mengamalkan, dan menghafalkan Al-Qur’an. Mempelajari Al-Qur’an merupakan perintah yang Allah berikan kepada pemeluk agama Islam, perintah tersebut ditujukan oleh Allah pada pemeluk agama Islam


(7)

untuk mengetahui isi yang terkandung pada Al-Qur’an, tercantum pada firman Allah yang berbunyi:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahamulia. Yang mengajar manusi dengan pena. Dia mengajarkan manusia yang tidak diketahuinya.” (Q.S Al-Alaq: 1-5)

Pemeluk agama Islam yang beriman kepada Allah Ta‟ala akan senantiasa mempelajari Al-Qur’an, karena Allah Ta‟ala telah menjanjikan pahala yang besar bagi yang mempelajari Al-Qur’an, meskipun hanya dengan membaca satu huruf saja dalam Al-Qur’an, Allah Ta‟ala akan tetap memberikan pahala seperti yang dijelaskan pada hadits riwayat Ibnu Mas’ud, Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur‟an, maka ia akan memperoleh kebaikan. Kebaikan itu berlipat sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim satu huruf, akan tetapi, Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Miim satu huruf.” (H.R Tirmidzi no: 3075)

Memperoleh pahala bukan saja Allah Ta‟ala berikan pada orang yang membaca Al-Qur’an, tetapi Allah Ta‟ala pun memberikan pahala yang besar bagi orang yang menghafalkan Al-Qur’an, karena Sa’dulloh (2008: 19) menyatakan bahwa para ulama sepakat hukum dari menghafalkan Al-Qur’an adalah fardhu kifayah.

Menghafalkan Al-Qur’an merupakan hal yang penting bagi pemeluk agama Islam, karena banyak manfaat yang dapat diperoleh bila menghafalkannya, salah satu manfaat dari menghafalkan Al-Qur’an adalah kita dapat mengaplikasikan hafalan tersebut ketika sedang shalat dalam setiap rakaatnya, baik dalam shalat wajib lima waktu maupun dalam shalat yang disunnahkan. Menghafalkan Al-Qur’an bukan hal yang mudah, karena dalam menghafalkan Al-Qur’an kita memerlukan kerja otak yang lebih terutama dalam hal mengingat, yaitu mengingat setiap ayat dalam Al-Qur’an yang sedang kita hafalkan. Beberapa hal juga dapat mendukung penghafal Al-Qur’an agar lebih cepat dalam menghafalkan Al-Qur’an, seperti daya ingat dan daya tangkap yang cepat yang


(8)

didukung oleh fokus dari pikiran, pendengaran, serta penglihatan terhadap ayat yang sedang dihafalkan. Hal lain yang dapat mempengaruhi seorang penghafal Al-Qur’an adalah metode atau cara untuk menghafalkan Al-Qur’an, terdapat berbagai macam metode yang digunakan oleh penghafal Al-Qur’an, di antaranya adalah metode keseluruhan, metode bagian, dan metode campuran antara metode keseluruhan serta bagian (Sa’dulloh, 2008:55). Menghafalkan Al-Qur’an adalah hal yang mudah hanya membutuhkan waktu luang serta pengulangan yang sering pada surat yang sedang dihafalkan.

Pada saat ini masih banyak pemeluk agama Islam yang mengeluh mendapatkan kesulitan dalam menghafalkan Al-Qur’an, salah satu penyebab dari kesulitan tersebut adalah tidak memiliki banyak waktu luang, kurang motivasi, dan belum menemukan metode yang tepat untuk menghafalkan Al-Qur’an. Pemeluk agama Islam yang memiliki kesulitan untuk menghafalkan Al-Qur’an salah satunya adalah tunanetra, beberapa di antara mereka mengeluh mendapat kesulitan Al-Qur’an karena hambatan yang mereka miliki, padahal Allah Ta’ala tidak pernah mengkhususkan tunanetra untuk terbebas menghafalkan Al-Qur’an, bahkan Allah akan meberikan pahala bagi mereka yang mau belajar meskipun memiliki hambatan dalam diri setiap pemeluk agama Islam.

Berdasarkan observasi di lapangan terdapat anak tunanetra yang mengalami kesulitan untuk menghafalkan Al-Qur’an di PSBN Wyata Guna Bandung, anak tersebut adalah MTS. Faktor yang menyebabkan MTS kesulitan untuk menghafalkan Al-Qur’an salah satunya yaitu belum ditemukan metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an. Setiap pemeluk agama Islam memiliki metode masing-masing yang dapat diterapkan untuk menghafalkan Al-Qur’an, salah satu dari metode tersebut adalah metode bagian. Metode bagian adalah metode menghafalkan Al-Qur’an dengan cara menghafal ayat demi ayat atau kalimat demi kalimat yang dirangkaikan sampai satu halaman hingga hafal (Sa’dulloh, 2008:55), selain metode bagian sebagian orang


(9)

menyebut metode bagian dengan metode juz‟i, Nawabuddin (1991) dalam Widagda (2009: 10) menjelaskan bahwa metode juz’i adalah cara menghafal secara bernagsur-angsur atau sebagian demi sebagian dan menghubungkannya antar bagian yang satu dengan bagian yang lainnya dalam satu kesatuan materi yang dihafal. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kemampuan menghafalkan Al-Qur’an dengan menggunakan salah satu metode menghafal Al-Qur’an yaitu metode juz‟i lebih khusus untuk menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an (Al-Falaq dan Al-Lahab).

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh metode juz‟i terhadap kemampuan menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an pada anak tunanetra di PSBN Wyata Guna Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Agar lebih terarah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan oleh anak untuk menghafal surat-surat pendek (Al-Falaq dan Al-Lahab) Al-Qur’an tempat di tempat mengaji menggunakan metode klasikal, yaitu dengan cara menghafal surat secara bersama-sama dan mengulang lafal Al-Qur’an yang diucapkan oleh guru secara bersama -sama.

2. Mendengarkan rekaman Al-Qur’an tidak digunakan oleh guru saat menghafal atau mengulang hafalan surat-surat pendek (Falaq dan Al-Lahab) Al-Qur’an.

3. Anak akan termotivasi untuk menghafalkan Al-Qur’an jika bergaul atau berteman dengan sesama penghafal Al-Qur’an, namun saat ini anak merasa malas untuk menghafal Al-Qur’an karena tidak ada motivasi dalam diri,


(10)

orang tua dan teman-teman untuk dapat bersama-sama menghafal Al-Qur’an.

4. Membaca surat (Al-Falaq dan Al-Lahab) atau ayat Al-Qur’an yang telah dihafalkan anak ketika shalat dapat menguatkan hafalan Al-Qur’an, namun hafalan yang dimiliki belum banyak dan hanya beberapa surat pendek Al-Qur’an seperti surat Al-Ikhlas, An- Naas dan Al-Kautsar.

5. Anak yang sering melakukan kegiatan menulis ayat-ayat Al-Qur’an surat Falaq dan Lahab akan memudahkan dan menguatkan hafalan Al-Qur’an yang dimiliki, namun anak masih merasa belum mampu menulis Al-Qur’an menggunakan huruf braille.

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka dilakukan pembatasan masalah yaitu penelitian terbatas pada pengaruh metode juz‟i terhadap kemampuan menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an.Surat pendek

tersebut terfokus pada dua surat pendek Al-Qur’an juz 30, yaitu surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab. Surat tersebut peneliti pilih karena pada saat ini anak sedang menghafal surat Al-Falaq di tempat anak mengaji, dan surat Al-Lahab peneiliti pilih karena pada surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab memiliki kesamaan yaitu terdapat kesamaan bunyi pada setiap ayat dan pada masing-masing akhir ayat pada surat tersebut terdapat pantulan bunyi (qalqalah). Sehingga penelitian ini hanya dibatasi pada surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab. Maka peneliti membatasi masalah pada penelitian ini pada surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab yang merupakan salah satu surat-surat pendek Al-Qur’an.

D. Rumusan Masalah


(11)

Apakah metode juz’i dapat berpengaruh terhadap kemampuan menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an pada anak tunanetra di PSBN Wyata Guna Bandung?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan dan kegunaan penelitian sebagai berikut:

1. Tujuan

a. Secara Umum

Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh metode juz‟i terhadap kemampuan menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an pada anak tunanetra.

b. Secara Khusus

Adapun tujuan secara khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Anak dapat meningkatkan kemampuan menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an (Al-Falaq dan Al-Lahab).

2) Anak mampu menggunakan hafalan surat pendek (Al-Falaq dan Al-Lahab) saat shalat wajib lima waktu.

3) Anak dapat mempertahankan hafalan surat pendek (Al-Falaq dan Al-Lahab) serta menambahkan hafalan surat lain.

2. Kegunaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna, baik bagi peneliti maupun praktisi pendidikan khusus. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:


(12)

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guru dan orang tua terhadap kemampuan menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an seperti surat Al-Falaq dan Al-Lahab pada anak.

b. Memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan lebih khusus pada bidang pendidikan khusus mengenai pengaruh metode juz‟i terhadap kemampuan menghafal Al-Qur’an.


(13)

23

Roswilda Hadianti, 2013

Pengaruh Metode Juz’i Terhadap Kemampuan Menghafal Surat-surat Pendek Al-Quran Pada Anak BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah satu orang anak di PSBN Wyata Guna Bandung.

Nama : MTS

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Cilacap, 1 Mei 1998

Agama : Islam

Alamat anak : Jl. Pajajaran no 52 Bandung

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di asrama Cempaka dan masjid Ibnu Ummi Maktum Wyata Guna Bandung yang beralamat di Jalan Pajajaran nomor 52 Bandung.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A, yaitu mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

T

ar

ge

t Be

h

avior A 1 B A 2


(14)

Grafik 3.1 Desain A-B-A

Pada desain A-B-A ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu pada tahap awal perilaku sasaran (target behavioral) diukur pada kondisi

baseline (A1) dengan periode tertentu sampai Tampilan desain A-B-A data

menjadi stabil, kemudian kondisi intevensi (B) diberikan, dan dilakukan juga pengukuran pada kondisi baseline-2 (A2) sebagai kontrol untuk kondisi intervensi sehingga akan menghasilkan kesimpulan yang lebih kuat.

Prosedur pelaksanaan desain A-B-A pada penelitian ini adalah terlebih dahulu peneliti menetapkan perilaku yang akan diubah sebagai target

behavior yang dapat diamati dan diukur, dalam hal ini yaitu kemampuan anak

dalam menghafal surat pendek Al-Qur’an yang mencakup surat Al-Falaq dan surat Al- Lahab. Selanjutya, peneliti melakukan pengukuran dan mengumpulkan data pada baseline-1 (A-1) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal subjek dalam menghafal ayat Al-Qur’an (surat Al-Falaq dan Al-Lahab) dengan tes lisan tanpa diberi intervensi apapun sampai diperoleh kecenderungan arah dan level data yang stabil. Tes lisan yang dimaksud yaitu dengan meminta subjek mengucapkan atau melafalkan hafalan surat Al-Falaq dan Al-Lahab.

Peneliti kemudian melaksanakan tahap intervensi (B), dengan terlebih dahulu peneliti memperdengarkan bacaan salah satu surat (Falaq dan Al-lahab) kepada subjek secara keseluruhan, kemudian peneliti memperdengarkan surat (Al-Falaq dan Al-Lahab) tesebut secara ayat per ayat. Peneliti memperdengarkan ayat tersebut beberapa kali diikuti oleh subjek yang menirukan kembali bacaan tesebut secara berulang-ulang sebanyak dua puluh kali pengulangan. Setelah subjek hafal satu ayat, baru kemudian dilanjutkan kepada ayat berikutnya sampai dengan ayat terakhir dengan cara yang sama. Pada akhir sesi terdapat evaluasi berupa tes yang dilakukan secara lisan. Peneliti menginstruksikan kepada subjek untuk melafalkan kembali hafalan surat (Al-Falaq dan Al-Lahab) yang ia miliki. Peneliti menyimak hafalan surat yang telah dihafal subjek dan memberikan


(15)

koreksi jika ada kesalahan pasa hafalan subjek. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria kelancaran hafalan serta penggunaan kaidah tajwid dan pengucapan Makhorijul khuruf.

Pada proses akhir peneliti melaksanakan baseline-2 (A-2), yaitu pengukuran kembali kemampuan menghafal subjek pada surat Al-Falaq dan Al-Lahab. Hasil evaluasi pada baseline-2 merupakan hasil yang dapat menunjukkan apakah intervensi yang diberikan memberikan pengaruh positif berupa peningkatan kemampuan menghafal anak dibandingkan pada

baseline-1 atau tidak. Maka, di sini akan terlihat sejauh mana pengaruh

metode juz’i terhadap kemampuan menghafal surat-surat pendek (Al-Falaq dan Al-Lahab) Al-Qur’an pada anak tunanetra.

C. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009: 3). Untuk mengukur seberapa jauh pengaruh metode juz’i pada kemampuan menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an pada subjek, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009: 107).

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan subjek tunggal atau Single Subjek Research (SSR) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa pengaruh besar dari perlakuan yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang pada waktu tertentu.

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa-apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 60).


(16)

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2009: 61). Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah metode juz’i, yaitu cara menghafal secara bernagsur-angsur atau sebagian demi sebagian dan menghubungkannya antar bagian yang satu dengan bagian yang lainnya dalam satu kesatuan materi yang dihafal cara (Nawabuddin, 1991 dalam Widagda, 2009: 11).

Pada penelitian ini metode juz’i diterapkan pada subjek dengan cara, peneliti memperdengarkan hafalan dari bagian ayat demi ayat yang kemudian subjek menghafal bagian dari ayat per ayat yang diulang-ulang hingga subjek hafal ayat tersebut. Teknis pelaksanaan metode juz’i dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

a. Subjek dikondisikan secara kondusif, kemudian diberi motivasi dan penjelasan agar subjek bersemangat dalam menghafal Al-Qur’an. b. Peneliti memberikan arahan mengenai cara menghafal yang akan

dilaksanakan dan menjelaskan surat yang akan dihafalkan oleh subjek.

c. Peneliti memperdengarkan bacaan salah satu surat kepada subjek secara keseluruhan, kemudian peneliti memperdengarkan kembali bagian dari surat tersebut secara ayat per ayat. Setiap peneliti memperdengarkan salah satu ayat, subjek menirukan bacaan hingga bacaan benar kemudian mengulang kembali bacaan yang dihafal sebanyak dua puluh kali sampai subjek berhasil menghafal ayat tersebut. Setelah subjek hafal satu ayat, baru kemudian dilanjutkan kepada ayat kedua dengan cara yang sama, kemudian ayat pertama dan kedua diulang kembali sebanyak dua puluh kali. Lalu dilanjutkan pada ayat berikutnya sampai dengan ayat terakhir dengan cara yang sama.


(17)

d. Setelah subjek hafal seluruh ayat dalam satu surat, evaluasi dilakukan secara lisan. Peneliti menginstruksikan kepada subjek untuk mengucapkan kembali apa yang telah dihafalkan, kemudian peneliti menangamati hafalan yang dilafalkan oleh subjek.

2. Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an pada anak tunanetra. Menurut Sa’dulloh (2008: 45) Menghafal Al-Qur’an adalah suatu proses mengingat di mana seluruh materi ayat (rincian bagian-bagiannya seperti fonetik, waqaf, dan lain-lain) harus diingat sempurna.

Surat-surat pendek Al-Qur’an yang dimaksud dalam penelitian ini adalah surat pendek yang termasuk dalam juz ke-30 dalam Al-Qur’an yaitu surat Al-Falaq dan Al-Lahab, hal ini berdasarkan pada hasil observasi berupa asesmen awal terhadap anak serta wawancara dengan guru mengaji subjek di Masjid Ibnu Ummi Maktum PSBN Wyata Guna Bandung bahwa subjek sedang menghafalkan surat Al-Falaq di tempat mengaji. Adapun surat Lahab peneliti pilih karena, pada surat Al-Falaq dan Al-Lahab dalam setiap akhir ayat memiliki kesamaan bunyi dimana metode juz’i sangat baik jika digunakan pada surat yang memiliki kemiripan dalam setiap ayat baik struktur maupun bunyi yang sama. Aspek penilaian hafalan subjek pada penelitian ini dibatasi pada kelancaran pengucapan hafalan (tidak terputus-putus atau tersendat-sendat) dan penggunaan kaidah tajwid yang benar. Subjek diberi penjelasan mengenai cara membaca ayat Al-Qur’an dengan benar namun tidak sampai pemahaman mengenai kaidah tajwid sendiri. Hal ini dikarenakan penilaian terbatas hanya pada kelancaran hafalan (tidak terputus-putus atau tersendat-sendat) serta penggunaan kaidah tajwid yang digunakan dalam hafalan surat.


(18)

E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2009: 148) menjelaskan bahwa instrumen adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes lisan mengenai kemampuan anak dalam menghafal surat-surat pendek

Al-Qur’an. Adapun tahapan dari penyusunan instrumen, yaitu sebagai

berikut.

a. Penyusunan dan Penilaian Soal Tes

Penyusunan butir soal tes berdasarkan hafalan yang dimiliki subjek ketika mengaji di PSBN Wyata Guna Bandung dengan pertimbangan asesmen sebelumnya. Tes yang digunakan yaitu tes lisan hafal surat-surat pendek Al-Qur’an dengan materi surat Al -Falaq dan surat Al-Lahab.

1) Surat Al-Falaq

Tes lisan ini berfungsi untuk mengukur kemampuan menghafal subjek terhadap keseluruhan surat Al-Falaq, butir soal pada tes ini berjumlah 5 buah sesuai dengan jumlah ayat yang ada pada surat ini. Subjek diinstruksikan untuk mengucapkan surat Al-Falaq dari ayat pertama sampai ayat terakhir dengan kriteria kelancaran hafalan sesuai dengan kaidah Makhorijul khuruf dan dan tajwid yang benar.


(19)

Tabel 3.1 Instrumen Penilaian Kemampuan Menghafal Surat Pendek Al-Falaq. Soal/instruksi: Lafalkan surat Al-Falaq dengan benar!

Surat No.

Soal Ayat

Penilaian Ket. Aspek Penilaian Tajwid 0 1 2 3 4 5

Al-Falaq

1 1 Mad thabi’i,

qalqalah.

2 2 Ikhfa,mad thabi’i,

qalqalah.

3 3 Ikhfa,mad thabi’i,

idzhar, qalqalah.

4 4

Ikhfa, ghunnah,

mad thabi’i,

qalqalah.

5 5

Ikhfa, mad

thabi’i, idzhar,

qalqalah.

Jumlah Nilai =

x 100%

2) Surat Al-Lahab

Tes lisan ini berfungsi untuk mengukur kemampuan menghafal subjek terhadap keseluruhan surat Al-Lahab, butir soal pada tes ini berjumlah 5 buah sesuai dengan jumlah ayat yang ada pada surat ini. Subjek diinstruksikan untuk mengucapkan surat Al-Lahab dari ayat pertama sampai ayat terakhir dengan kriteria kelancaran hafalan sesuai dengan kaidah Makhorijul khuruf dan dan tajwid yang benar.


(20)

Tabel 3.2 Instrumen Penilaian Kemampuan Menghafal Surat Pendek Al-Lahab. Soal/instruksi: Lafalkan surat Al-Lahab dengan benar!

Surat No.

Soal Ayat

Penilaian Ket. Aspek Penilaian Tajwid 0 1 2 3 4 5

Al-Lahab

1 1 Mad thabi’i,

idgham, qalqalah.

2 2 Mad thabi’i,

idzhar, qalqalah.

3 3 Mad thabi’i,

ikhfa, qalqalah.

4 4 Gunnah, mad

thabi’i, qalqalah.

5 5 Mad thabi’i,

idgham, qalqalah.

Jumlah Nilai =

x 100%

Instrumen di atas diisi dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom penilaian dengan rentang 0 sampai 5. Berikut ini rentang penilaian untuk setiap butir soal.

Skor 5 : Jika anak mampu mengucapkan satu ayat dengan lancar disertai kaidah makhorijul khuruf dan dan tajwid yang benar.

Skor 4 : Jika anak mampu mengucapkan satu ayat dengan lancar namun kurang menggunakan kaidah

makhorijul khuruf dan tajwid.

Skor 3 : Jika anak mampu mengucapkan satu ayat namun kurang lancar.

Skor 2 : Jika anak mampu mengucapkan satu ayat dengan sedikit bantuan.

Skor 1 : Jika anak mampu melafalkan satu ayat dengan bantuan penuh.


(21)

Skor 0 : Jika anak tidak mampu mengucapkan satu ayat sama sekali.

Penilaian secara keseluruhan yang digunakan yaitu berupa persentase (percentages correction) dengan ketentuan jika materi tes benar-benar mewakilli bahan yang diajarkan maka nilai yang diperoleh anak menunjukkan besarnya persentase terhadap penguasaan materi tersebut. Berikut ini adalah rumus penilaian:

Untuk kriteria penafsiran nilai yang dicapai anak yaitu sebagai berikut:

91-100 : Sangat baik, anak hafal dengan lancar disertai kaidah tajwid yang benar.

76-90 : Baik, anak hafal dengan lancar namun kurang memakai kaidah tajwid.

61-75 : Cukup, anak sudah hafal namun kurang lancar. 51-60 : Kurang, anak belum hafal dan masih memerlukan

sedikit bantuan.

≤50 : Sangat kurang, anak belum hafal dan masih memerlukan bantuan penuh.

F. Uji Validitas Instrumen

Sugiyono (2009: 173) menyatakan bahwa instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk menghasilkan suatu instrumen yang valid, suatu instumen

wajib melalui suatu uji validitas. Menurut Sugiyono (2009: 4), “Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.


(22)

Instrumen dalam penelitian ini diuji validatas melalui expert-judgement yaitu penilaian yang dilakukan oleh para ahli atau pakar yang beerkompeten di bidangnya. Para ahli yang dapat memberikan judgement –nya dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang terdiri dari dosen yang berkompeten di bidang pendidikan khusus. Penilaian yang dilakukan oleh tiga orang ahli tersebut dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

x 100

Berdasarkan hasil dari expert-judgement yang dilakukan, dua orang menyetujui instrumen dapat digunakan dan satu orang menyarankan untuk memperbaiki instrumen penelitian yaitu pada aspek penilaian agar ditambahkan dengan kaidah makhorijul khuruf untuk tiap ayat peneliti cantumkan. Setelah instrumen direvisi, uji validitas yang dilakukan memperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 3.3 Persentase Uji Validitas Instrumen Penelitian surat Al-Falaq

No Hasil Penilaian Jumlah Persentase Ket. Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3

1 1 1 1 3 x 100 % = 100% Valid

2 1 1 1 3 x 100 % = 100% Valid

3 1 1 1 3 x 100 % = 100% Valid

4 1 1 1 3 x 100 % = 100% Valid


(23)

Tabel 3.4 Persentase Uji Validitas Instrumen Penelitian surat Al-Lahab

No Hasil Penilaian Jumlah Persentase Ket. Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3

1 1 1 1 3 x 100 % = 100% Valid

2 1 1 1 3 x 100 % = 100% Valid

3 1 1 1 3 x 100 % = 100% Valid

4 1 1 1 3 x 100 % = 100% Valid

5 1 1 1 3 x 100 % = 100% Valid

Berdasarkan tabel 3.3 dan 3.4 maka dapat diketahui bahwa semua penilai menyatakan setuju terhadap semua butir tes sehingga kedua instrumen tes memperoleh validitas 100%.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes , tes yang diberikan dalam penelitian ini berupa tes lisan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan subjek dalam menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an. Terdapat tiga fase di dalam tes yang dilakukan, fase tesebut adalah sebagai berikut:

1. Baseline-1 (A1), untuk mengetahui kemampuan awal subjek sebelum

diberikan intervensi. Kemampuan subjek dalam menghafal surat-surat pendek dalam Al-Qur’an dengan cara tes lisan dengan menggunakan instrumen tes yang telah dilakukan uji validitas.

2. Intevensi (B), yaitu kondisi subjek selam diberi perlakuan. Peneliti memberikan penjelasan mengenai surat yang akan dihafalkan subjek. Subjek diinstruksikan untuk menyimak lafal Al-Qur’an yang


(24)

diperdengarkan oleh peneliti sebanyak satu surat penuh. Kemudian ia diperdengarkan satu per satu ayat dan ia mengulang kembali ayat tesebut sampai subjek dapat menghafal keseluruhan surat. Untuk menguatkan hafalan subjek, peneliti meminta subjek mengulang kembali hafalan surat yang telah ia miliki.

3. Baseline-2 (A2), yaitu untuk mengetahui kemampuan subjek setelah

diberi perlakuan sekaligus tolak ukur sejauh mana pengaruh intevensi dengan metode juz’i ini pada kemampuan subjek dalam menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an.

Adapun langkah-langkah dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan format penelitian yang digunakan sebagai pedoman untuk menilai kemampuan menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an pada subjek. Data yang diambiladalah data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an sesuai dengan soal tes lisan yang diberikan.

2. Menyiapkan materi hafalan Al-Qur’an dengan menggunakan metode juz’i untuk perlakuan atau intervensi yang dilakukan terhadap subjek penelitian.

H. Analisis Data

Untuk mengetahui efektifitas penelitian, setelah semua data diperoleh, masing-masing data baseline-1, intervensi, dan baseline-2 dibuat analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif. Pada penelitian dengan subjek tunggal ini, data kemudian disajikan dengan menggunakan grafik. Perhitungan ini dilakukan dengan menganalisis data dalam kondisi dan antar kondisi. Penggunaan grafik dalam penyajian data memiliki dua tujuan utama, seperti yang dikemukakan oleh Sunanto et al (2006: 29), yaitu:

1. Untuk membantu mengorganisasikan data sepanjang proses pengumpulan data yang nantinya akan mempermudah untuk mengevaluasi.


(25)

2. Untuk memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan target behavior yang akan membantu dalam proses menganalisis hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Pengolahan data ini dilakukan setelah semua data terkumpul, kegiatan ini dilakukan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik kesimpulan atau jawaban dari duatu permasalahan yang diteliti. Data yang

telah diolah kemudian dianalisis, menurut Sunanto (2006: 65) “tujuan utama

analisis data dalama penelitian bidang modifikasi peilaku adalah untuk mengetahui efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran yang

ingin diubah”.

Metode yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian ini dengan menggunakan pengamatan langsung terhadap data yang ditampilkan dalam grafik. Metode ini harus mempertimbangkan beberapa komponen, yaitu banyaknya data dalam setiap kondisi yang disebut panjang kondisi, tingkat stabilitas dan perubahan data, dan kecenderungan arah grafik.

Grafik yang digunakan adalah grafik garis, penggunaan grafik garis ini ditujukan untuk dapat mempermudah dan memperjelas gambaran dari pelaksanaan eksperimen sebelum dan saat diberi intervensi serta perubahan-perubahan yang terjadi setelah intervensi diberikan.

Data yang terkumpul, kemudian dianalisa dengan perhitungan tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan secara alamiah. Perhitungan ini dilakukan dengan menganalisis data dalam kondisi dan antar kondisi.

“Analisis dalam kondisi adalah analisis perubahan data dalam suatu

kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi” (Sunanto, 2006: 68). Komponen-komponen yang harus dianalisis yaitu:

1. Panjang kondisi (Condition length), adalah banyaknya data dalam kondisi yang menggambarkan banyaknya sesi pada tiap kondisi (baseline dan intervensi).

2. Estimasi kecenderungan arah (Estimate of trend direction), digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi. Terdapat dua cara untuk menentukan kecenderungan arah grafik, yaitu dengan


(26)

metode freehand dan metode split-middle. Metode tangan bebas (freehand) adalah mengamati secara langsung terhadap data poin pada suatu kondisi kemudian menarik garis lurus yang membagi data poin menjadi dua bagian. Metode belah tengah (split-middle) adalah menentukan kecenderungan arah grafik berdasarkan median data poin nilai ordinatnya.

3. Tingkat stabilitas (Trend stability), menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan data dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data poin yang berada di dalam rentang, kemudian dibagi banyaknya data poin, dikalikan 100%.

4. Tingkat perubahan (Level change), menunjukkan besarnya perubahan data dalam suatu kondisi dan dapat dilihat dari selisih antara data pertama dan data terakhir.

5. Jejak data (Data path), yaitu perubahan data dari satu ke data lain dalam suatu kondisi, yang dapat terjadi dalam tiga kemungkinan yaitu: menaik, menurun, dan mendatar.

6. Rentang (Range), yaitu jarak antara data pertama dengan data terakhir. Rentang memberikan informasi seperti halnya tingkat perubahan (level

change).

Analisis antar kondisi adalah perubahan data antar kondisi, misalnya dari kondisi baseline ke kondisi intervensi. Komponen-komponen analisis antar kondisi meliputi:

1. Jumlah variabel yang diubah, meliputi variabel terikat atau sasaran yang difokuskan.

2. Perubahan kecenderungan arah, yaitu perubahan yang menunjukkan kecenderungan arah grafik antar kondisi baseline dan intervensi.

3. Perubahan stabilitas dan efeknya, stabilitas data menunjukkan tingkat stabilitas perubahan dari serentetan data.

4. Perubahan level data, menunjukkan seberapa besar data berubah yang ditunjukkan oleh selisih antara data terakhir pada kondisi pertama (baseline) dengan data pertama pada kondisi berikutnya yaitu intervensi.


(27)

5. Data overlap (tumpang tindih), yaitu terjadi data yang sama pada kedua kondisi, baseline dengan intervensi. Hal ini menunjukkan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin banyak data yang tumpang tindih, semakin menguatkan dugaan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data-data tersebut adalah:

1. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 1. 2. Menskor hasil penilaian pada kondisi intervensi. 3. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 2.

4. Membuat tabel penelitianuntuk skor yang telah diperoleh pada kondisi

baseline 1, kondisi intervensi, dan baseline 2.

5. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline 1, skor intervensi,dan

baseline 2.

6. Memuat analisis data bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase.


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa metode juz’i yang digunakan pada subjek berpengaruh terhadap kemampuan menghafal anak dalam menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an yang dibatasi pada dua surat yaitu surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab. Pengaruh metode ini dapat ditunjukkan berdasarkan kemampuan subjek yang meningkat dari kondisi awal sampai kondisi setelah intervensi yang diberikan. Perolehan mean level fase baseline-1 (A-1) kemampuan menghafal subjek pada surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab menunjukkan bahwa kemampuan subjek masih membutuhkan bantuan secara penuh, kemudian pada fase selanjutnya yaitu fase intervensi (B) dan fase

baseline-2 (B-2) hasil perolehan menunjukkan bahwa subjek sudah tidak

membutuhkan bantuan untuk melafalkan surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab. Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa metode juz’i berpengaruh terhadap kemampuan menghafal pada surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab MTS yaitu seorang anak tunanetra, karena MTS dapat melafalkan surat Al-Falaq dan Al-Lahab secara lancar (tidak tersendat-sendat) dengan menggunakan kaidah tajwid dan makharijul khuruf tanpa bantuan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode juz’i ini anak dapat meningkatkan kemampuan menghafal surat-surat pendek lebih khusus pada surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab, sehingga anak dapat menggunakan hafalan yang telah dimiliki pada saat shalat wajib lima waktu, dengan demikian anak dapat mempertahankan hafalan yang dimiliki bahkan dapat menambah hafalan pada surat-surat pendek Al-Qur’an yang lain. Peneliti tidak mengesampingkan terdapat faktor lain yang berpengaruh terhadap kemampuan menghafal subjek, karena subjek bersemangat saat menghafal surat Al-Falaq dan Al-Lahab, adapun


(29)

kondisi lingkungan yang kondusif pun turut serta membuat subjek mudah untuk menghafal surat-surat pendek (Al-Falaq dan Al-Lahab) Al-Qur’an.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa hal yang perlu peneliti sarankan kepada berbagai pihak yang telah terkait lebih khusus terhadap tindak lanjut dari hasil peneltian yang telah dilakukan ini,adapun saran tersebut sebagai berikut:

1. Saran untuk Pendidik

Peneliti berharap hasil penelitian yang telah dilakukan dapat menjadi masukan bagi pendidik baik untuk pendidik lingkungan formal, non formal, maupun informal untuk dapat menjadikan metode juz’i sebagai salah satu alternatif untuk metode mgnhafal Al-Qur’an bagi anak tunanetra terutama bagi yang lambat dalam menghafal atau bagi anak berkebutuhan khusus lain yang memiliki kesamaan hambatan yang dimiliki. Karena dalam penelitian ini metode yang dilakukan dengan cara menyimak lafal ayat yang siperdengarkan kemudian menirukan kembali lafal tersebut secara berulang-ulang sehingga akan memperkuat dan mepertahankan hafalan anak.

2. Saran untuk Penelitian selanjutnya

Pada penelitian selanjutnya diharapkan agar lebih menggali informasi yang berkaitan dengan metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu metode juz’i, baik dalam segi literatur maupun data lapangan. Karena dalam penelitian yang telah dilakukan ini, peneliti tidak memungkiri cukup menemukan berbagai kesulitan dalam mencari literatur yang berkaitan dengan metode juz’i. Untuk penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk dapat melakukan penelitian yang berkaitan dengan metode ini terhadap anak dengan hambatan yang berbeda atau dengan metode dan desain penelitian lain, sehingga dapat membuat gambaran lebih jelas yang melengkapi kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim dan Hani. (2008). Kitab Alfiyah Litahfizhil Quran Panduan 1000 Hari

Menghafal Al-Qur’an. Klaten: Wafa Press.

Aditya, I. (2013). [Online]. Metode Ponpes Al Abidin Mengajar Santri. Tersedia: http://krjogja.com/read/168324/metode-ponpes-al-abidin-mengajar-santri.kr [07 Juni 2013]

Al-‘Ani, M T dan Murad, M. (2012). Mungkinkah Hafal Al-Qur’an dalam Sebulan?. Surakarta: Navida.

Al-Qur’an dan terjemahnya. (2008). Depok: Cahaya Sunnah.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asy-Syinqithi, M dan Habibillah, M. (2011). Kiat Mudah Menghafal Al-Qur’an. Surakarta: Gazza Media.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1984). Ortodidaktik Anak Tunanetra. Efendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Khalid. (2008). Mengapa Saya Menghafal Al-Qur’an. Surakarta: Daar An-Naba’. Mahmudah, D. 2009. [Online]. Tersedia: http://digilib.uin-suka.ac.id/2698/html [07

Februari 2013]

Nawabuddin, A. (1991). Teknik Menghafal Al-Qur’an. Bandung: Sinar Baru. Qosim, A. (2008). Hafal Al-Qur’an dalam Sebulan. Solo: Qiblati Press.

Sa’adulloh, H. (2008). 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani. Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama.


(31)

Sukmadinata, N S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sunanto, J., et al. (2006). Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press.

Sunanto, J. (2005). Potensi Anak Berkelainan Penglihatan. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Tarsidi, D. (2011). Definisi Tunanetra. [Online]. Tersedia: http://d-tarsidi.blogspot.com/2011/10/definisi-tunanetra.html [05 Februari 2013]. Widagda, A R. S. (2009). Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur'an (Studi Metode

Pembelajaran Tahfidzul Qur'an Kelas III di SDIT Salsabila Jetis Bantul Yogyakarta). [Online]. Tersedia: http://digilib.uin-suka.ac.id/3211/ [07 Juni 2013].


(1)

metode freehand dan metode split-middle. Metode tangan bebas (freehand) adalah mengamati secara langsung terhadap data poin pada suatu kondisi kemudian menarik garis lurus yang membagi data poin menjadi dua bagian. Metode belah tengah (split-middle) adalah menentukan kecenderungan arah grafik berdasarkan median data poin nilai ordinatnya.

3. Tingkat stabilitas (Trend stability), menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan data dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data poin yang berada di dalam rentang, kemudian dibagi banyaknya data poin, dikalikan 100%.

4. Tingkat perubahan (Level change), menunjukkan besarnya perubahan data dalam suatu kondisi dan dapat dilihat dari selisih antara data pertama dan data terakhir.

5. Jejak data (Data path), yaitu perubahan data dari satu ke data lain dalam suatu kondisi, yang dapat terjadi dalam tiga kemungkinan yaitu: menaik, menurun, dan mendatar.

6. Rentang (Range), yaitu jarak antara data pertama dengan data terakhir. Rentang memberikan informasi seperti halnya tingkat perubahan (level change).

Analisis antar kondisi adalah perubahan data antar kondisi, misalnya dari kondisi baseline ke kondisi intervensi. Komponen-komponen analisis antar kondisi meliputi:

1. Jumlah variabel yang diubah, meliputi variabel terikat atau sasaran yang difokuskan.

2. Perubahan kecenderungan arah, yaitu perubahan yang menunjukkan kecenderungan arah grafik antar kondisi baseline dan intervensi.

3. Perubahan stabilitas dan efeknya, stabilitas data menunjukkan tingkat stabilitas perubahan dari serentetan data.

4. Perubahan level data, menunjukkan seberapa besar data berubah yang ditunjukkan oleh selisih antara data terakhir pada kondisi pertama (baseline) dengan data pertama pada kondisi berikutnya yaitu intervensi.


(2)

37

Roswilda Hadianti, 2013

Pengaruh Metode Juz’i Terhadap Kemampuan Menghafal Surat-surat Pendek Al-Quran Pada Anak Tunanetra Di PSBN Wyata Guna Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Data overlap (tumpang tindih), yaitu terjadi data yang sama pada kedua kondisi, baseline dengan intervensi. Hal ini menunjukkan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin banyak data yang tumpang tindih, semakin menguatkan dugaan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data-data tersebut adalah:

1. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 1. 2. Menskor hasil penilaian pada kondisi intervensi. 3. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 2.

4. Membuat tabel penelitianuntuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline 1, kondisi intervensi, dan baseline 2.

5. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline 1, skor intervensi,dan baseline 2.

6. Memuat analisis data bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase.


(3)

76 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa metode juz’i yang digunakan pada subjek berpengaruh terhadap kemampuan menghafal anak dalam menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an yang dibatasi pada dua surat yaitu surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab. Pengaruh metode ini dapat ditunjukkan berdasarkan kemampuan subjek yang meningkat dari kondisi awal sampai kondisi setelah intervensi yang diberikan. Perolehan mean level fase baseline-1 (A-1) kemampuan menghafal subjek pada surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab menunjukkan bahwa kemampuan subjek masih membutuhkan bantuan secara penuh, kemudian pada fase selanjutnya yaitu fase intervensi (B) dan fase baseline-2 (B-2) hasil perolehan menunjukkan bahwa subjek sudah tidak membutuhkan bantuan untuk melafalkan surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab.

Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa metode juz’i berpengaruh terhadap kemampuan menghafal pada surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab MTS yaitu seorang anak tunanetra, karena MTS dapat melafalkan surat Al-Falaq dan Al-Lahab secara lancar (tidak tersendat-sendat) dengan menggunakan kaidah tajwid dan makharijul khuruf tanpa bantuan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode juz’i ini anak dapat meningkatkan kemampuan menghafal surat-surat pendek lebih khusus pada surat Al-Falaq dan surat Al-Lahab, sehingga anak dapat menggunakan hafalan yang telah dimiliki pada saat shalat wajib lima waktu, dengan demikian anak dapat mempertahankan hafalan yang dimiliki bahkan dapat menambah hafalan pada surat-surat pendek Al-Qur’an yang lain. Peneliti tidak mengesampingkan terdapat faktor lain yang berpengaruh terhadap kemampuan menghafal subjek, karena subjek bersemangat saat menghafal surat Al-Falaq dan Al-Lahab, adapun


(4)

77

Roswilda Hadianti, 2013

Pengaruh Metode Juz’i Terhadap Kemampuan Menghafal Surat-surat Pendek Al-Quran Pada Anak Tunanetra Di PSBN Wyata Guna Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kondisi lingkungan yang kondusif pun turut serta membuat subjek mudah untuk menghafal surat-surat pendek (Al-Falaq dan Al-Lahab) Al-Qur’an.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa hal yang perlu peneliti sarankan kepada berbagai pihak yang telah terkait lebih khusus terhadap tindak lanjut dari hasil peneltian yang telah dilakukan ini,adapun saran tersebut sebagai berikut:

1. Saran untuk Pendidik

Peneliti berharap hasil penelitian yang telah dilakukan dapat menjadi masukan bagi pendidik baik untuk pendidik lingkungan formal, non formal, maupun informal untuk dapat menjadikan metode juz’i sebagai salah satu alternatif untuk metode mgnhafal Al-Qur’an bagi anak tunanetra terutama bagi yang lambat dalam menghafal atau bagi anak berkebutuhan khusus lain yang memiliki kesamaan hambatan yang dimiliki. Karena dalam penelitian ini metode yang dilakukan dengan cara menyimak lafal ayat yang siperdengarkan kemudian menirukan kembali lafal tersebut secara berulang-ulang sehingga akan memperkuat dan mepertahankan hafalan anak.

2. Saran untuk Penelitian selanjutnya

Pada penelitian selanjutnya diharapkan agar lebih menggali informasi yang berkaitan dengan metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu metode juz’i, baik dalam segi literatur maupun data lapangan. Karena dalam penelitian yang telah dilakukan ini, peneliti tidak memungkiri cukup menemukan berbagai kesulitan dalam mencari literatur yang berkaitan dengan metode juz’i. Untuk penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk dapat melakukan penelitian yang berkaitan dengan metode ini terhadap anak dengan hambatan yang berbeda atau dengan metode dan desain penelitian lain, sehingga dapat membuat gambaran lebih jelas yang melengkapi kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini.


(5)

Rswilda Hadianti, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim dan Hani. (2008). Kitab Alfiyah Litahfizhil Quran Panduan 1000 Hari Menghafal Al-Qur’an. Klaten: Wafa Press.

Aditya, I. (2013). [Online]. Metode Ponpes Al Abidin Mengajar Santri. Tersedia: http://krjogja.com/read/168324/metode-ponpes-al-abidin-mengajar-santri.kr [07 Juni 2013]

Al-‘Ani, M T dan Murad, M. (2012). Mungkinkah Hafal Al-Qur’an dalam Sebulan?. Surakarta: Navida.

Al-Qur’an dan terjemahnya. (2008). Depok: Cahaya Sunnah.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asy-Syinqithi, M dan Habibillah, M. (2011). Kiat Mudah Menghafal Al-Qur’an. Surakarta: Gazza Media.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1984). Ortodidaktik Anak Tunanetra. Efendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Khalid. (2008). Mengapa Saya Menghafal Al-Qur’an. Surakarta: Daar An-Naba’. Mahmudah, D. 2009. [Online]. Tersedia: http://digilib.uin-suka.ac.id/2698/html [07

Februari 2013]

Nawabuddin, A. (1991). Teknik Menghafal Al-Qur’an. Bandung: Sinar Baru. Qosim, A. (2008). Hafal Al-Qur’an dalam Sebulan. Solo: Qiblati Press.

Sa’adulloh, H. (2008). 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani. Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama.


(6)

79

Rswilda Hadianti, 2013

Pengaruh Metode Juz’i Terhadap Kemampuan Menghafal Surat-surat Pendek Al-Quran Pada Anak

Tunanetra Di PSBN Wyata Guna Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sukmadinata, N S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sunanto, J., et al. (2006). Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press.

Sunanto, J. (2005). Potensi Anak Berkelainan Penglihatan. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Tarsidi, D. (2011). Definisi Tunanetra. [Online]. Tersedia: http://d-tarsidi.blogspot.com/2011/10/definisi-tunanetra.html [05 Februari 2013]. Widagda, A R. S. (2009). Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur'an (Studi Metode

Pembelajaran Tahfidzul Qur'an Kelas III di SDIT Salsabila Jetis Bantul Yogyakarta). [Online]. Tersedia: http://digilib.uin-suka.ac.id/3211/ [07 Juni 2013].