HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI SISWA DALAM MENGIKUTI OLAHRAGA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMK N 1 CIMAHI.

(1)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket

Halaman

ABSTRAK………..……… i

KATA PENGANTAR……….……….. ii

UCAPAN TERIMA KASIH……….……… iii

DAFTAR ISI………...……… v

DAFTAR TABEL………..……… DAFTAR GAMBAR……….……… vii viii DAFTAR LAMPIRAN………..……… x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ………... 9

1.3 Tujuan Penelitian ...………. 10

1.4 Manfaat Penelitian ………... 1.5 Batasan Masalah ………... 11 11 1.6 AnggapanDasar ……….……….. 12 1.7 Metode Penelitian ……….……..……...………….…

1.8 Populasi dan Sampel ………...………... 1.9 Instrumen Penelitian ………. 1.10Hipotesis Penelitian ………

14 18 18 22

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Partisipasi ……….………….………..

2.1.1 Pengertian Partisipasi ……….

2.1.2 Ciri-ciri Partisipasi ..……….. 2.1.3 Tripologi Partisipasi ………...

2.1.4 Tingkat Kesukarelaan Partisipasi ………... 2.1.5 Syarat Tumbuh Partisipasi ..………...

2.1.6 Jenis Partisipasi ……….. 2.1.7 Pentingnya Partisipasi ……… 2.1.8 Mengukur Tingkat Partisipasi ………

2.2 Ekstrakulikuler ………..

2.2.1 Pengertian Ekstrakulikuler ………. 2.2.2 Tujuan Kegiatan Ekstrakulikuler ………...

23 23 24 26 27 28 30 31 34 35 35 36


(2)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi

2.3.1 Pengertian Olahraga ………... 2.3.2 Ciri-ciri Olahraga ………... 2.3.3 Tujuan Berolahraga ……… 2.3.4 Manfaat Berolahraga ……….. 2.4 Olahraga Bola Basket ………... 2.4.1 Karakteristik Permainan Bola Basket ……… 2.4.2 Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Kegiatan Bola

Basket ………

2.5 Disiplin ………..

2.5.1 Pengertian Disiplin ………. 2.5.2 Macam-Macam Disiplin ……… 2.5.3 Bentuk-Bentuk Kedisiplinan Belajar Siswa …………... 2.6 Hubungan Partisipasi Denagn Pembentukan Kedisiplinan...

37 38 39 43 43 43 44 42 50 50 51 52 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ………...

3.2 Metode Penelitian ………

3.3 Operasional Variabel Penelitian ………... 3.3.1 Operasional Variabel Tingkat Partisipasi ……….. 3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian ……… 3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel …………

3.5.1 Populasi ………..

3.5.2 Sampel ………

3.5.3 Teknik Sampling ………

3.6 Desain Penelitian ………..

3.7 Instrumen Penelitian ………. 3.8 Pengujian Instrumen Penelitian ……… 3.8.1 Uji Validitas ………... 3.8.2 Uji Reliabilitas ………... 3.9 Teknik dan Alat Pengukuran Data ………

3.9.1 Teknik Analisis Data ……….. 3.9.1.1 Analisis Deskriptif ………...

3.10 Pengujian Hipotesis ………

65 65 67 68 69 70 70 71 71 72 73 76 76 79 81 81 83 84

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Gambaran Umum Siswa Berdasarkan Hasil Penelitian ….. 4.1.1 Gambaran Tingkat Partisipasi Siswa Dalam

Pembelajaran ……….

4.1.2 Gambaran Mengenai Tingkat Disiplin Siswa ………… 4.2 Hasil Pengolahan dan Analisis Data ………

4.2.1 Uji Distribusi Normal dengan Liliefors ………...

4.2.2 Uji Homogenitas ………..

87 87 90 92 93 94


(3)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket

4.3Diskusi Penemuan ……… 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………..

5.2 Saran ………....

100 100

DAFTAR PUSTAKA……….………...

LAMPIRAN………

.


(4)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 1.2 1.3 1.4 3.1 3.2 Kegiatan Ekstrakulikuler Kategori Skor

Variabel, sub Variabel Indikator Partisipasi Variabel, sub Variabel Indikator Partisipasi Variabel, Sub Variabel dan Indikator Rekapitulasi data 5 20 21 22 68 83

4.1 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku... 87

4.2 Hasil angket ………... 88

4.3 4.4 4.5

Hasil angket pada variable X partisipatif……… Hasil angket pada variable X

Skor Disiplin .………

88 90 91

4.6 Data hasil Transformasi ke dalam bentuk Interval ……….. 92

4.7 Rangkuman Hasil uji normalitas Tes Disiplin Siswa……… 94

4.8 Hasil Pengujian Homogensitas…… 94

4.9 Besarnya Hubungan Antar Variabel partisipasi siswa dengan disiplin

95

4.10 Hasil Koefisien Korelasi Antara Keterampilan partisipasi dan disiplin(Y


(5)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket DAFTAR GAMBAR

Gambar dan Diagram

3.1. Desain Penelitian ……….……… 72 3.2. Langkah-langkah Penelitian ……….. 73 4.1. Diagram Tingkat Partisipasi siswa berdasarkan dimensi………….89 4.2 Diagram Tingkat Disiplin siswa berdasarkan dimensi………..92 4.1 gambar Uji Signifikansi Koefisien Korelasi...96


(6)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Data awal angket ………..…. 1

2 Hasil Transformasi Nilai……….……….. 2

3 Data Transformasi Nilai interval……… 3

4 Hasil Penghitungan Normalitas partisipasi….………... 4

5 6 Hasil Penghitungan Normalitas Disiplin Rangkuman Hasul Uji Normalitas ……… 5 6 7 Hasil Penghitungan Homogenitas……… 7

8 Data Pembantu Uji Hipotesis ………. 8


(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Hakikat pendidikan adalah untuk membentuk manusia seutuhnya menjadi insan bermoral dan berkualitas secara jasmani dan rohani. Hal ini menjadi dasar filosopi berbagai penyelenggara pendidikan baik formal maupun non formal dalam mencapai tujuan dan target pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk mendewasakan dan mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia, baik dari segi kecerdasan intelektual, emosional, spiritual serta mengembangkan segi fisik (kebugaran jasmani) agar terbentuk manusia yang seutuhnya. Berbagai upaya dan strategi dilakukan untuk merealisasikan tujuan tersebut. Salah satu bentuk upaya pendidikan dalam membentuk manusia yang sehat secara jasmani dan rohani adalah dengan dengan pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani adalah pendidikan wajib yang harus diajarkan di sekolah, sebab pendidikan jasmani memiliki dimensi yang komplek dalam membentuk sumber daya manusia.

Mengenai pengertian olahraga, sampai saat ini masih terdapat banyak pendapat atau definisi yang berbeda-beda. Ada yang mengartikan olahraga sebagai bentuk kegiatan jasmani dan ada pula yang mengartikan olahraga sebagai suatu alat pendidikan yang berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan. Ada pula yang menyebutkan bahwa olahraga merupakan serangkaian gerak yang teratur terencana yang dilakukan orang untuk


(8)

mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Hal ini diperkuat oleh pendapat Yus Solihin, (2010:59), yang kutipannya sebagai berikut :

„….., olahraga tidak lagi dipahami sesederhana atau „sesempit‟

pandangan kebanyakan orang (orang awam), ia telah memunculkan sederet definisi dan pemahaman yang variatif bergantung dari sisi dan kepentingan olahraga tersebut dilihat‟.

Dari kutipan di atas jelas bahwa pengertian olahraga banyak definisi dan pengertiannya sesuai dengan pandangan orang melihat olahraga tersebut.

Olahraga terdiri dari dua kata, yaitu “Olah” yang berarti laku, perbuatan,

perilaku. Sedangkan “Raga” berarti badan yang mengandung makna, melatih

diri dengan gerakan badan. Dan hal itu sesuai dengan pendapat Depdikbud (1993:1) tentang pengertian olahraga, yaitu :

„Olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani, olahraga merupakan suatu bentuk pendidikan dari individu dan masyarakat yang mengutamakan gerakan-gerakan jasmani yang dilakukan secara sadar dan sistematis menuju suatu kualitas hidup yang lebih tinggi‟

Dari kutipan diatas dijelaskan bahwa olahraga adalah gerak badan atau aktivitas jasmani yang merupakan suatu bentuk pendidikan dari seseorang demi terwujudnya hidup yang lebih baik. Ada beberapa definisi olahraga yang di angkat melalui beberapa pertimbangan dan pemikiran, Yus Solihin, (2010:59-60), menjelaskan sebagai berikut :

„(1) olahraga pendidikan; yaitu olahraga yang tujuan utamanya adalah mendidik orang agar secara sadar mau berolahraga, dan ini lebih dikenal

sebagai „pendidikan jasmani‟, (2) olahraga rekreasi; yaitu olahraga untuk mencapai tujuan kesenangan di saat senggang atau olahraga yang bersifat rekreatif, (3) olahraga kesehatan; yaitu olahraga yang menekankan pada tercapainya kesehatan si pelaku, (4) olahraga kompetitif (prestasi); yaitu olahraga untuk mencapai tujuan prestasi (achievement) setinggi-tingginya‟.


(9)

Kutipan di atas menjelaskan mengenai definisi olahraga, namun peneliti akan menjelaskan salah satu dari definisi tersebut yakni olahraga pendidikan. Olahraga pendidikan adalah olahraga yang tujuan utamanya adalah mendidik, dan olahraga merupakan alatnya. Namun ada sebagian orang menyamakan olahraga pendidikan dengan pendidikan olahraga, tapi yang sebenarnya berbeda. Pendidikan olahraga bertujuan untuk prestasi, dan olahraga merupakan alatnya. Dalam olahraga pendidikan terdapat olahraga intrakurikuler. Olahraga intrakurikuler adalah semua kegiatan sekolah yang merupakan realisasi dari program kurikulum yang telah ditetapkan, atau kegiatan belajar tambahan yang diselenggarakan dalam jadwal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) inti dan disampaikan oleh guru-guru yang ahli dalam bidang masing-masing.

Sedangkan dalam pendidikan olahraga terdapat olahraga ekstrakurikuler. Olahraga ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat siswa melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

Dalam rangka melahirkan kualitas siswa, perlu adanya keseimbangan antara pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Dengan aktivitas yang berimbang, apalagi dilakukan secara proporsional dan serasi, maka siswa diharapkan akan menjadi insan yang cerdas, terampil, kreatif, dan


(10)

memiliki perilaku dan sikap yang sesuai dengan cita-cita bangsa berupa iman yang utuh baik secara lahiriah maupun rohaniah.

Salah satu kegiatan yang menunjang tujuan tersebut adalah melalui kegiatan olahraga ekstrakurikuler. Berdasarkan dengan SK Mendikbud Nomor 060/U/1993 dan SK Dikdasmen Nomor 226/C/Kep/O/1992, kegiatan ekstrakurikuler di deskripsikan sebagai berikut :

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia sebelumnya.

Sejalan dengan kutipan di atas, maka sekolah-sekolah perlu meningkatkan intensitas pembinaan kegiatan kesiswaan melalui kegiatan ekstrakurikuler sebagai aktualisasi dan optimasi dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh siswa dalam berbagai mata pelajaran atau bidang studi.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler antara lain mengembangkan siswa untuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Selain itu, dalam kegiatan olahraga ekstrakurikuler dapat memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani, menyalurkan kebutuhan gerak siswa, serta sebagai alat untuk menunjang


(11)

terhadap pencapaian tujuan yang diharapkan oleh sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut dijelaskan oleh Rusli Lutan (1986:10) sebagai berikut :

…pembinaan ekstrakurikuler juga bermuara pada pembentukan manusia seutuhnya, seperti tercakup dalam rumusan tujuan pendidikan nasional. Tujuan itu adalah tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek mencakup rumusan-rumusan tentang perubahan perilaku nyata yang teramati, bahkan dapat diukur. Kegiatan ekstrakurikiler mampu memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan itu, seperti yang berkenaan dengan pembinaan aspek fisik, intelegensia, emosi, social, estetika, moral, bahkan spiritual.

Dari kutipan di atas nampak jelas kegiatan ekstrakurikuler penting bagi kehidupan siswa yang sedang belajar di sekolah termasuk di dalamnya olahraga sebagai salah satu bentuk kegiatan tersebut. Banyak manfaat yang bisa diperoleh siswa dengan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler, misalnya kegiatan ekstrakurikuler keolahragaan merupakan tempat yang banyak diminati siswa. Selain sebagai upaya mengembangkan prestasi juga sebagai tempat untuk menyalurkan hobi, minat, dan bakat siswa. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMK Negeri 1 Cimahi antara lain :

Tabel 1.1-1 Ekstrakurikuler di SMKN 1 Cimahi

NO NAMA EKSTRAKURIKULER JUMLAH ANGGOTA

EKSTRAKURIKULER KEPEMIMPINAN

1 a. Pramuka 100

2 b. Palang Merah Remaja (PMR) 44

3 c. Patroli Keamanan Sekolah 62

4 d. Pecinta Alam Stampara 40

5 e. Paskibraka 75

EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN

6 a. Forum Dienul Islam (FDI) 54

b. Beladiri :

7  Merpati Putih 15

8  Hikmatul Iman 17


(12)

NO NAMA EKSTRAKURIKULER JUMLAH ANGGOTA

10  Tae Kwondo 15

11  Silat Nampon 15

12  Silat Waliwis Bodas 17

c. Olah raga :

13  Bola Basket 20

14  Bola Voli 20

15  Futsal 20

d. Bahasa :

16  Bahasa Jepang 30

17  Bahasa Inggris 40

KESENIAN

18  Lingkung seni Pembangunan 45

Kegiatan olahraga ekstrakurikuler bola basket menjadi salah satu kegiatan yang diminati dan diikuti siswa SMK N 1 Cimahi. Karena olahraga bola basket dapat meningkatkan prestasi dan prestise sekolah dalam bidang keolahragaan, selain itu siswa dapat menyalurkan hobi, bakat, minat mereka.

Berbicara tentang permainan bola basket, bola basket adalah suatu permainan beregu yang menuntut kerjasama dari tiap anggota dalam satu tim. Kerjasama tersebut dilakukan melalui penggunaan taktik dan strategi dengan cara mengoper bola dari satu pemain ke pemain lainnya. Olahraga bola basket sebagai permainan ditunjukkan dengan penggunaan alat berupa bola basket yang dimainkan dengan cara dipantul-pantulkan dan dilempar. Tujuan utama dari permainan ini adalah memasukkan bola ke keranjang lawan dengan sebanyak-banyaknya dan menjaga keranjang sendiri dari serangan lawan. Sebagaimana dijelaskan dalam dokumen peraturan permainan bola basket Perbasi (1999) yaitu “Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing -masing terdiri dari lima pemain, tiap regu berusaha memasukan bola atau


(13)

membuat angka. Bola boleh dilempar, ditepis, digelindingkan, atau dipantulkan ke segala arah, sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang

berlaku”.

SMKN 1 Cimahi merupakan lembaga formal yang berfungsi menyelenggarakan intrakurikuler dan ekstrakurikuler keolahragaan yang yang salahsatunya adalah bola basket. Di sekolah tersebut terdapat antara lain jadwal kegiatan, para Pembina sesuai cabang olahraganya, dan fasilitas olahraga. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal kegiatan olahraga ekstrakurikuler bola basket harus terencana. Apabila siswa mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket secara rutin dalam waktu yang lama, maka di duga siswa siswa-siswa tersebut memiliki nilai-nilai social yang ada dalam olahraga bola basket. Menurut kutipan yang di Post oleh Bola Basket MIPA UGM in Petunjuk Pelatih, Hari Minggu, Desember 27, 2009 dalam situs http://perbasitulungagung.blogspot.com/2009/12/pembentukan-nilai-nilai-pribadi-dan.html, mengenai nilai-nilai social yang terkandung dalam kegiatan bola basket, adalah sebagai berikut :

1. Komitmen 2. Ketekunan

3. Tanggung jawab personal dalam kelompok 4. Kerja sama

5. Menghormati peraturan 6. Menghormati antar sesama 7. Belajar berkompetensi


(14)

Nilai-nilai yang melekat dalam permainan bola basket seperti kerja sama dapat dimanfaatkan untuk membina siswa bekerja sama dalam lingkungan masyarakat. Nilai-nilai menghormati dan menghargai peraturan dalam pergaulan antar sesama dalam kegiatan ekstrakurikuler bola basket dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Demikian juga dengan nilai-nilai kejujuran, komitmen, ketekunan dapat dikembangkan oleh guru penjas kepada siswa agar siswa memahami dan mampu menunjukkan perilaku taat dan patuh pada aturan yang berlaku, setia atau loyal pada kelompoknya, tekun dan ulet dalam belajar. Nilai-nilai tersebut diharapkan melekat pada diri siswa sebagai akibat dari partisipasinya dalam permainan bola basket. Namun demikian nilai-nilai tersebut tidak dengan sendirinya tumbuh dan melekat pada diri siswa, artinya perlu ada upaya sengaja dari pelatih atau guru olahraga agar nilai-nilai kebajikan itu di aplikasikan dalam kehidupan nyata siswa baik dimasa kini maupun di masa yang akan datang.

Bentuk-bentuk aktifitas siswa disekolah dewasa ini kurang mendukung dan mendorong pembentukan mental disiplin yang baik, hal ini terjadi sebab aktifitas siswa sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan yang cenderung bertolak belakang dengan peraturan dan norma di sekolah. Bentuk perilaku kurang disiplin siswa yang terjadi dilapangan contohnya yaitu terlambat datang ke sekolah, tidak/terlambat mengerjakan tugas, tidak memakai atribut sekolah, bolos sekolah, tidak mengikuti upacara bendera, berkata dan berperilaku yang tidak sesuai norma kesopanan, dan


(15)

lain sebagainya. Menjadi kajian sangat menarik jika dapat melihat hubungan kausalitas antar disiplin siswa yang dipengaruhi aktifitas siswa dalam bidang olahraga khususnya olahraga bola basket.

Sehubungan dengan itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai kedisiplinan siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket di SMK Negeri 1 Cimahi. Hal ini akan penulis sajikan dalam bentuk skripsi yang berjudul Hubungan Antara Partisipasi Siswa yang Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket dengan Kedisiplinan Siswa di SMKN 1 Cimahi.

1.2.Rumusan Masalah

Sekolah merupakan lembaga formal sebagai salah satu wadah untuk kegiatan olahraga ekstrakurikuler. Partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang di dalam suatu kegiatan dimana ia mencurahkan tenaga dan pengetahuannya untuk mencapai suatu tujuan di dalam suatu kegiatan. Dengan adanya partisipasi dari siswa dalam melaksanakan olahraga ekstrakurikuler bola basket di sekolah, selain dapat meningkatkan kedisiplinan dalam mentaati peraturan di sekolah, siswa juga dapat menyalurkan hobi, minat, dan bakat mereka. Untuk itu, didalam kegiatan olahraga ekstrakurikuler bola basket di sekolah dibutuhkan kemampuan guru/pelatih untuk menggunakan cara mengajar yang bervariasi dan mudah dipahami sehingga dapat membangkitkan motivasi untuk berdisiplin dalam ekstrakurikuler bola basket yang pada akhirnya akan memunculkan


(16)

partisipasi siswa dalam olahraga ekstrakurikuler bola basket di sekolah. Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran umum tentang tingkat partisipasi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket di SMKN 1 cimahi

2. Bagaimana gambaran umum tentang tingkat disiplin siswa di SMKN 1 cimahi.

3. Adakah hubungan antara tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket dengan tingkat kedisiplinan siswa di SMK N 1 Cimahi?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui gambaran umum partisipasi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket di SMKN 1 cimahi.

b. Mengetahui gambaran mengenai kedisiplinan siswa SMKN 1 Cimahi. c. Mengetahui ada dan tidaknya hubungan partisipasi siswa dalam mengikuti

olahraga ekstrakurikuler bola basket dengan kedisiplinan siswa di SMKN 1 Cimahi.


(17)

1.4.Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus berguna baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Maka dari itu, penulis berharap hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk kepentingan akademik, yaitu untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian bagi pihak lain yang tertarik untuk mengkaji ulang pada masalah yang sama dengan menambah variable penelitian, metode dan sumber data yang berbeda dengan penelitian ini. 2. Secara Praktis

Penelitian yang telah penulis teliti ini adalah sebagai sumbangan kepedulian bagi masyarakat dalam ruang lingkup sekolah, terutama guru Penjas SMK Negeri 1 Cimahi agar lebih memperhatikan kegiatan olahraga ektrakurikuler bola basket.

1.5.Batasan Masalah

Untuk membatasi masalah penelitian agar lebih spesifik, maka penulis membatasi masalahnya sebagai berikut :

1. Siswa yang menjadi objek penilitian adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket, yang terdiri dari tingkat X, XI, dan XII. 2. Aspek yang diteliti dalam kedisiplinan siswa di SMK N 1 Cimahi, yaitu :


(18)

b. Kehadiran c. Pakaian d. Kepribadian

e. Ketaatan / Kepatuhan

1.6.Anggapan Dasar

Dalam penelitian anggapan dasar merupakan titik tolak penulis dalam menentukan penjelasan dan merupakan pegangan pokok secara umum yang mendasari keseluruhan dari penelitian yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2002:55) mengenai kegunaan anggapan dasar adalah, “

agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti”. Untuk itu anggapan dasar dalam suatu penelitian sangan penting adanya sehingga menjadi pegangan bagi peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya. Adapun anggapan dasar penelitian ini adalah sebagai berikurt:

Partisipasi siswa memegang perana penting dalam terselenggaranya suatu kegiatan. Seperti dijelaskan oleh Rusli Lutan (1986:16) bahwa, “dalam pembicaraan sehari-hari kita sering mendengar istilah partisipasi, bahkan

dianggap sebagai suatu syarat mutlak bagi keberhasilan suatu kegiatan”.

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi dapat mempengaruhi pencapaian hasil kegiatan belajar siswa. Termasuk salah satunya kegiatan/pembinaan ekstrakurikuler. Selanjutnya Rusli Lutan (1986:10) menambahkan mengenai pembinaan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut :


(19)

…pembinaan ekstrakurikuler juga bermuara pada pembentukan manusia seutuhnya, seperti tercakup dalam rumusan tujuan pendidikan nasional. Tujuan itu adalah tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek mencakup rumusan-rumusan tentang perubahan perilaku nyata yang teramati, bahkan dapat di ukur. Kegiatan ekstrakurikuler mampu memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan itu, seperti yang berkenaan dengan pembinaan aspek fisik, intelegensia, emosi, social, estetika, moral, bahkan spiritual.

Dari penjelasan tersebut demikian pentingnya kegiatan ekstrakurikuler bagi kehidupan siswa yang sedang belajar di sekolah termasuk di dalamnya olahraga sebagai salah satu bentuk kegiatan tersebut. Melalui kegiatan olahraga ekstrakurikuler diharapkan memberikan kontribusi kepada siswa yang sedang belajar seperti pembinaan fisik, pemantapan pengembangan kepribadian siswa, kedisiplinan. Maka dari itu kegiatan olahraga ekstrakurikuler memiliki suatu peraturan, karena dengan adanya suatu peraturan akan melatih siswa untuk disiplin dalam segala hal, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Selain itu partisipasi siswa dalam olahraga ekstrakurikuler bola basket sangat penting, karena guru/pelatih basket dapat memberikan perhatian yang berbeda kepada siswa yang kurang berpartisipasi dan juga untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, serta menyenangkan. Untuk itu, didalam kegiatan olahraga ekstrakurikuler bola basket di sekolah dibutuhkan kemampuan guru/pelatih untuk menggunakan metode mengajar yang bervariasi dan mudah dipahami sehingga dapat membangkitkan motivasi untuk berdisiplin dalam ekstrakurikuler bola basket yang pada akhirnya akan memunculkan partisipasi siswa dalam olahraga ekstrakurikuler bola basket di sekolah.


(20)

1.7.Metode Penelitian

Metode penelitian ialah suatu cara atau pendekatan yang dipergunakan untuk mempermudah pemecahan masalah dengan teknik dan alat-alat tertentu, sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang di inginkan. Proses pemecahan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yakni suatu cara penelitian yang mengarahkan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Mengenai metode deskriptif, Surakhmad (1990) menjelaskan sebagai berikut :

Penyelidikan tertuju pada permasalahan yang ada masa sekarang…,

metode penyelidikan deskriptif lebih kepada istilah umum yang mencakup teknik deskriptif. Diantaranya ialah penyelidikan yang menuturkan, menganalisa, dan mengklarifikasikan penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik interview, angket, observasi, atau dengan tes.

Selanjutnya Arikunto (1990 : 309) menyatan bahwa “penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan imformasi mengenai setatus gejala menurut apa adanya pada saat

dilaksanakan.”

Sedangkan ciri-ciri metode deskriptif oleh Surakhmad (1990: 104) dijelaskan sebagai berikut :

1. Memutuskan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan dianalisa (karena itu metode ini disebut juga metode analitik).


(21)

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis berpendapat bahwa penelitian ini cocok menggunakan metode deskriptif. Hal ini sesuai dengan masalah yang akan diteliti, yaitu hubungan antara partisipasi siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket dengan kedisiplinan siswa di SMK N 1 Cimahi. Terdapat dua variable yang akan diukur kondisinya oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu tingkat partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler sebagai variable bebas yang akan diukur melalui keterlibatan aktif siswa, menurut Keith Davis menyampaikan ada beberapa jenis partisipasi yang dapat diberikan seseorang, yaitu partisipasi uang, partisipasi harta benda, partisipasi tenaga, partisipasi keterampilan, partisipasi buah pikiran (Sastropoetro, 1986). Dari pendapat diatas jenis-jenis partisipasi yang akan peneliti ukur dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan kelompok yang memerlukan bantuan.

3. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program.

4. Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota kelompok lain yang membutuhkannya. Dengan maksud agar orang tersebut dapat melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosialnya. 5. Partisipasi buah pikiran adalah partisipasi berupa sumbangan berupa


(22)

Kedisiplinan siswa sebagai variable terikat akan di ukur melalui observasi dan wawancara. Aspek-aspek yang diukur yaitu disiplin waktu, disiplin tugas, ketaatan pada peraturan sekolah, dll.

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi dan kedisiplinan siswa. Tingkat partisipasi siswa terdiri dari :

1. Motivasi. Dilihat dari dorongan yang timbul dari dalam diri siwa maupun dari luar.

2. Kehadiran. Dilihat dari intensitas siswa didalam mengikuti pembelajaran penjas.

3. Keterlibatan. Hal ini ditandai dari sejauh mana siswa terlibat didalam proses pembalajaran penjas.

4. Keaktifan. Dilihat dari sejauh mana siswa aktif didalam proses pembelajaran penjas.

Sedangkan kedisiplinan siswa terdiri dari :

a. Keterlambatan. Dilihat dari sejauh mana siswa mengikuti pembelajaran yang telah di jadwalkan.

b. Pakaian. Dilihat dari sejauh mana siswa memprsiapkan diri untuk berpakaian rapi dalam mengikuti pembelajaran penjas.

c. Kepribadian. Dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas.

d. Ketaatan / Kepatuhan. Dilihat dari sejauh mana siswa mentaati dan mematuhi intruksi yang diberikan pelatih atau guru penjas.


(23)

Data hasil pengukuran selanjutnya akan di olah melalui statistika sederhana, uji korelasi antar dua variabel, dan akan di ukur dengan uji koefisien korelasi. Diharapkan melalui prosedur ini akan dapat terungkap bahwa ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dengan kedisiplinan siswa.

Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket merupakan variabel x, sedangkan kedisiplinan siswa merupakan variabel y.

X

rxy

Y

Bagan 1.1 Desain Penelitian

keterangan:

X : Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket Y : Kedisiplinan siswa

r

xy: Koefisien Korelasi variabel x dengan y

Argumentasi ilmiah mengenai Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket dan kedisiplinan, adalah bahwa:

1. Variabel x dan variabel y terkait dengan perilaku 2. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial 3. Partisipasi dan kedisiplinan termasuk sikap sosial.


(24)

1.8 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Bambang Abduljabar, (2010:35) yang di maksud populasi adalah sekumpulan objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMK N 1 Cimahi.

2. Sampel

Menurut Bambang Abduljabar (2010:37) yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMKN 1 Cimahi yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket saja sebanyak 20 orang yaitu 10 orang siswa putra, dan 10 orang siswa putri yang usianya sekitar 15-17 tahun.

1.9. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka pemecahan masalah dan mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, yang dimaksud teknik pengumpul data adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data-data empiris yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk mengumpulkan data-data yang dimaksud tersebut, diperlukan adanya suatu alat pengumpul data yang disebut instrumen penelitian. Adapun tehnik atau instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket


(25)

atau kuesioner. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna, lebih lanjut mengenai pengertian kuesioner Sugiyono (2008) mengatakan

bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya”. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket tertutup, yang mana dalam angket tertutup ini pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban sehingga responden hanya tinggal memilih.

Pernyataan-pernyataan tersebut disusun dalam bentuk pernyataan positif dan pernyataan negatif, yang mana setiap jawaban responden terhadap pernyataan dihubungkan dengan alternatif jawaban yang telah disediakan dalam instrumen penelitian ini. Alternatif jawaban yang digunakan antara lain sebagai berikut: SS : Sanga Setuju, S : Setuju, KS : Kurang Setuju, TS : Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju

. Masing-masing alternatif jawaban tersebut memiliki rentang skor yang bergerak dari skor tertinggi ke skor terendah untuk pernyataan yang menghendaki jawaban positif. Sebaliknya, untuk penyataan negatif skor bergerak dari skor terendah ke skor tertinggi.

Untuk lebih jelasnya mengenai alternatif jawaban beserta kategori pemberian skor, dapat dilihat pada Tabel 1.9.


(26)

Tabel 1.9

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju Sangat Tidat Setuju

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

Dalam menyusun pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang disajikan pada angket supaya responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban yang disediakan, maka pertanyaan atau pernyataan itu harus disusun dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmad (1998:184), yang mengemukakan sebagai berikut:

1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.

2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan objektif.

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

Dari penjelasan tersebut, maka pernyataan-pernyataan yang disusun dalam angket harus bersifat jelas, ringkas dan tegas.

Tingkat partisipasi dapat diukur melalui beberapa aspek, yaitu aspek motivasi, kehadiran, keterlibatan, serta keaktifan.

1. Motivasi. Dilihat dari dorongan yang timbul dari dalam diri siwa maupun dari luar.


(27)

2. Kehadiran. Dilihat dari intensitas siswa didalam mengikuti pembelajaran penjas.

3. Keterlibatan. Hal ini ditandai dari sejauh mana siswa terlibat didalam proses pembalajaran penjas.

4. Keaktifan. Dilihat dari sejauh mana siswa aktif didalam proses pembelajaran penjas.

Sebagai contoh :

Tabel 1.3

Variabel, Sub Variabel Dan Indikator

Variabel Sub Variabel Indikator

Partisipasi a. Motivasi 1. Senang terhadap pelajaran penjas

2. Keinginan memperoleh nilai yang baik dalam pelajaran penjas

3. Melakukan latihan gerak yang sudah dipelajari dari pembelajaran penjas

Sedangkan kedisiplinan dapat diukur melaqlui aspek keterlambatan, pakaian, kepribadian dan ketaatan/kepatuhan.

a. Keterlambatan. Dilihat dari sejauh mana siswa mengikuti pembelajaran yang telah di jadwalkan.

b. Pakaian. Dilihat dari sejauh mana siswa memprsiapkan diri untuk berpakaian rapi dalam mengikuti pembelajaran penjas.

c. Kepribadian. Dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas.

d. Ketaatan / Kepatuhan. Dilihat dari sejauh mana siswa mentaati dan mematuhi intruksi yang diberikan pelatih atau guru penjas.


(28)

Sebagai contoh :

Tabel 1.4

Variabel, Sub Variabel Dan Indikator

Variabel Sub Variabel Indikator

Kedisiplinan a. Pakaian 1. Tidak memakai pakaian olahraga saat KBM 2. Tidak memakai atribut sekolah

3. Memakai jaket, sweeter, di kelas atau lingkungan sekolah

1.10. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dijadikan dasar berpijak bagi peneliti sebagai jawaban sementara yang akan dibuktikan kebenarannya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Moh. Nazir (2003:151) bahwa “Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja

serta panduan dalam verifikasi”.

Menurut Sugiono (2004:38) menuturkan bahwa: Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu, rumusan penelitian biasanya disusun dalam kalmiat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan kepada teori yang relevan, balum didasrkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesisnya juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiris.


(29)

Berdasarkan uraian anggapan dasar yang telah di jelaskan, maka hipotesis yang diajukan peneliti adalah

H0 : tidak terdapat korelasi antara keikutsertaan siswa dalam ekstrakurikuler bola basket dengan tingkat kedisiplinan siswa MK N 1 Cimahi.

H1 : terdapat korelasi antara keikutsertaan siswa dalam ekstrakurikuler bola basket dengan tingkat kedisiplinan siswa SMK N 1 Cimahi.


(30)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Pada penelitian ini menguji bagaimana hubungan tingkat partisipasi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dengan kedisiplinan siswa SMKN 1 cimahi. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yang menjadi variabel bebas (independent variable) sebagai variabel X adalah tingkat partisipasi siswa dan yang menjadi varibel terikat (dependent variable) sebagai variabel Y adalah kedisiplinan siswa.

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Cimahi yang beralamat di Jalan Mahar Martanegara no. 48, Cimahi. SMKN 1 Cimahi merupakan salah satu sekolah yang memiliki ekstrakurikuler yang banyak dan memiliki prestasi yang cukup baik di kota cimahi.

Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Juni 2012 sampai dengan penelitian ini berakhir. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini yaitu seluruh seluruh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dari tingkat 1 sampai tingkat 3.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian dilakukan untuk memperoleh relevansi antara prosedur dan alat penelitian yang digunakan agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Dan merupakan pedoman atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian


(31)

yang akan membawa peneliti kepada suatu kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan dari masalah yang diteliti.

Langkah-langkah dalam suatu penelitian disebut prosedur penelitian atau metode penelitian. Dalam metode penelitian akan terkandung beberapa alat serta teknik tertentu yang digunakan untuk menguji suatu hipotesis penelitian, hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:12) menyatakan bahwa

Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang objektif, valid dan reliabel dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat dipergunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi.

Metode yang digunakan dalam penelititan ini adalah metode penelitian deskriptif dan eksplanatory. Arikunto (2002:9) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang ciri-ciri variabel”.

Adapun ciri-ciri metode deskriptif adalah:

1. Metode deskriptif pada umumnya menyajikan potret keadaan yang bisa mengajukan hipotesis atau tidak.

2. Merancang cara pendekatannya, hal ini meliputi macam-macam datanya, penentuan sampelnya, dan penentuan metode pengumpulan datanya.

3. Mengumpulkan data. 4. Menyusun laporan.

Yang kedua yaitu metode eksplanatory, yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah


(32)

data yang diambil dari sampel dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar Variabel.

Dengan penggunaan metode survei eksplanasi ini, penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua Variabel yaitu Variabel

tingkat partisipasi siswa, dan Variabel kedisiplinan siswa. Apakah terdapat

hubungan tingkat partisipasi siswa dengan kedisiplinan siswa dan seberapa besar pengaruh tingkat partisipasi siswa terhadap kedisiplinan siswa SMKN 1 Cimahi.

3.3. Operasional Variabel Penelitian

Operasional Variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel ke dalam indikator yang dijadikan rujukan atau pedoman dalam penyusunan instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2009) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (Variabel dependen). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel bebasnya adalah Variabel tingkat partisipasi siswa. Sedangkan yang menjadi variabel terikatnya yaitu variabel kedisiplinan siswa.


(33)

3.3.1 Operasional Variabel tingkat partisipasi

Tabel 3.1

Variabel,Dimensi, Indikator,

Variabel Dimensi Indikator Pernyataan

- +

Tingkat partisipasi

1.Motivasi 1. Senang terhadap pelajaran penjas

2. Keinginan memperoleh nilai yang baik dalam pelajaran penjas

3. Melakukan latihan gerak yang sudah dipelajari dari

pembelajaran penjas

2. 1

3.5.6.8

4.7

9.10

2.Kehadiran 1. Hadir di lapang olahraga 2. Melaksanakan pembelajaran

penjas

3. Terlibat dalam pembelajaran penjas 11. 12 14.15. 17,18. 19.20 13.16.21 3.Keterlibata n

1. Melaksanakan tugas gerak 2. Mengikuti contoh gerak dari

guru penjas

3. Bersedia memimpin pemanasan 4. Bekerja sama dengan teman

21.22

23 24

26 4.Keaktifan 1. Aktif dalam pembelajaran

penjas

2. Bersemangat dalam mengikuti pembelajaran penjas

3. Mengajukan pertanyaan jika kurang mengerti

4. Mengeluarkan pendapat

27

28.29

30


(34)

Variabel Dimensi Indikator Pernyataan

- +

Kedisiplinan 1. Keterlambatan. a. Terlambat masuk pada jam ke-1 setelah bel berbunyi

b. Terlambat masuk setelah istirahat

c. Keluar sekolah tanpa ijin pada saat KBM

1.3

2

4 5

7 6

2. Pakaian a. Tidak memakai atribut atau alokasi sekolah

b. Memakai seragam

olahraga pada waktu KBM

c. Memakai jaket,sweeter dan sejenisnya di ruang kelas dan di lingkungan sekolah

8

9

11

10

3. Kepribadian a. Mengaktifkan HP, Walk

Man, Radio dan

sejenisnya saat KBM b. Makan makanan pada saat

KBM

c. Membuang sampah tidak pada tempatnya 13.14 12.15 16 17 4. Ketaatan/Kep atuhan

a. Mengerjakan tugas

b. Hadir di sekolah tepat waktu

c. Ketertiban pada saat KBM

18 19.20 21.22 23

3.4. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Dalam penelitian yang dilakukan penulis, sumber data


(35)

yang digunakan terdiri dari sumber data primer dan data sekunder. Kedua data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber data primer merupakan sumber data dimana data yang diperoleh langsung dari objek yang berhubungan langsung dengan penelitian yaitu siswa/siswi SMKN 1 Cimahi.

2. Sumber data sekunder adalah sumber data yang subjeknya tidak langsung berhubungan dengan objek penelitian, tetapi sifatnya mendukung dan memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder atau kepustakaan, hasil observasi, maupun situs internet yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti dalam penyusunan skripsi.

3.5. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi dalam suatu penelitian merupakan salah satu wilayah sumber data yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Bambang Abduljabar, (2010:35) menyatakan bahwa yang di maksud populasi adalah: ”sekumpulan objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. litian (pengamatan)”.

Jadi dengan kata lain populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa/siswi yang aktif pada ekstrakurikuler bola basket berjumlah 20 orang.


(36)

3.5.2. Sampel

Menurut Bambang Abduljabar (2010:37) yang dimaksud dengan sampel adalah: ”bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMKN 1 Cimahi yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket saja sebanyak 20 orang yaitu 10 orang siswa putra, dan 10 orang siswa putri yang usianya sekitar 15-17 tahun.

3.5.3. Teknik Sampling

Dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat berbagai teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling khususnya sampling jenuh. Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2011:68) sampling jenuh adalah sebagai berikut.

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi kurang relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

Jadi dalam penelitian ini merupakan penelitian populasi karena jumlah populasinya relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang.

3.6. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai persiapan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Desain penelitian akan sangat membantu peneliti supaya penelitian dapat dilaksanakan secara teratur dan tersusun dengan baik.


(37)

Dalam desain penelitian yang menjelaskan mengenai hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya peneliti harus cermat dalam menentukan secara jelas yang mana variabel bebas (independent variable) dan mana variabel terikatnya (dependent variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket sedangkan variabel terikatnya adalah kedisiplinan siswa.

Kedua variabel tersebut ditandai dengan simbol (X) sebagai variabel bebas dan simbol (Y) untuk variabel terikatnya. Setelah variabel bebas dan variabel terikat telah ditentukan dengan jelas, maka selanjutnya dapat dibentuk desain penelitian.

X

rxy

Y

Gambar 3.1 Desain Penelitian

keterangan:

X : Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket Y : Kedisiplinan siswa

rxy: Koefisien Korelasi variabel x dengan y

Proses penelitian yang dikembangkan pada penelitian seperti pada Gambar 3.2 pada sebagai berikut:


(38)

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penelitian Sumber lutan et al.(2007: 201)

3.7 Instrumen Penelitian

Diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian yang dapat memberikan kontribusi bagi penelitian yang dilaksanakan Nurhasan (2007: 5) mengemukakan bahwa :

Pengukuran adalah proses pengumpulan data/ informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur ini berupa a) Tes dalam bentuk-bentuk pertanyaan, b) tes dalam bentuk

Pemilihan Masalah

Penentuan Sampel penelitian

Pengumpulan Data Menentukan Instrumen

penelitian

Prosedur dan Desain Penelitian

Analisis dan Interpretasi data


(39)

psikomotor, c) berupa skala sikap dan berupa alat ukur yang bersifat standar misalnya ukuran meter, berat, ukuran suhu derajat Fahrenheit (“F), derajat

Celcius (“C).

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka pemecahan masalah dan mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, yang dimaksud teknik pengumpul data adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data-data empiris yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk mengumpulkan data-data yang dimaksud tersebut, diperlukan adanya suatu alat pengumpul data yang disebut instrumen penelitian.

Tehnik atau instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna, lebih lanjut mengenai pengertian kuesioner Sugiyono (2009:199) mengatakan bahwa: “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya”. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yang mana dalam angket tertutup ini pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban sehingga responden hanya tinggal memilih.

Dalam menyusun pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang disajikan pada angket supaya responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban yang disediakan, maka pertanyaan atau pernyataan itu harus disusun dengan


(40)

berpedoman pada penjelasan Surakhmad (1998:184), yang mengemukakan sebagai berikut:

1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.

2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan objektif.

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

Dari penjelasan tersebut, maka pernyataan-pernyataan yang disusun dalam angket harus bersifat jelas, ringkas dan tegas.

Tingkat partisipasi dapat diukur melalui beberapa aspek, yaitu aspek motivasi, kehadiran, keterlibatan, serta keaktifan.

1. Motivasi. Dilihat dari dorongan yang timbul dari dalam diri siwa maupun dari luar.

2. Kehadiran. Dilihat dari intensitas siswa didalam mengikuti pembelajaran penjas.

3. Keterlibatan. Hal ini ditandai dari sejauh mana siswa terlibat didalam proses pembalajaran penjas.

4. Keaktifan. Dilihat dari sejauh mana siswa aktif didalam proses pembelajaran penjas.

Sedangkan kedisiplinan dapat diukur melaqlui aspek keterlambatan, pakaian, kepribadian dan ketaatan/kepatuhan.


(41)

a. Keterlambatan. Dilihat dari sejauh mana siswa mengikuti pembelajaran yang telah di jadwalkan.

b. Pakaian. Dilihat dari sejauh mana siswa memprsiapkan diri untuk berpakaian rapi dalam mengikuti pembelajaran penjas.

c. Kepribadian. Dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas.

d. Ketaatan / Kepatuhan. Dilihat dari sejauh mana siswa mentaati dan mematuhi intruksi yang diberikan pelatih atau guru penjas.

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian dan penilaian. Pengujian instrumen ini dilakukan melalui pengujian validitas dan reabilitas. Menurut Uep Tatang S dan Sambas Ali M.

(2011:115) “suatu instrument dikatakan valid jika instrument dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur”.

Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Instrumen pengumpulan data yang layak adalah yang telah teruji kelayakan instrumen tersebut yaitu uji validitas dan realibilitas.

3.8.1 Uji Validitas

Berkaitan dengan pengujian validitas Suharmini Arikunto (2006:168)

menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan uji validitas adalah “suatu ukuran


(42)

yang valid memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang

memiliki validitas yang rendah”.

Tujuan dilakukannya uji validitas yaitu untuk menguji sejauh mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan cara mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran ordinal minimal serta pilihan jawaban lebih dari dua pilihan, perhitungan korelasi antara pertanyaan kesatu dengan skor total digunakan alat uji korelasi Pearson (product moment coefisient

of correlation) dengan rumus:

] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( ) ( 2 2 2 2 i i i i i i i i xy Y Y N X X N Y X Y X N r           

(Uep Tatang S. dan sambas Ali M, 2011:117) Keterangan :

xy

r

= Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y

N = Jumlah responden

i

X = Nomor item ke i

i

X

 = Jumlah skor item ke i

2 1

X = Kuadrat skor item ke i

2

i

X

 = Jumlah dari kuadrat item ke i

Y

 = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

2

i

Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

2

i

Y

 = Toral dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

i iY

X

 = Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh tiap respoden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut :


(43)

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba intrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang responden.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. 7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap butir/item

angket dari skor-skor yang diperoleh.

8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel.

Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2, dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan  = 5%.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya : 1. jika rxy hitung > r tabel, maka valid


(44)

2. jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid Menurut Uep Tatang S. dan Sambas Ali M (2010:122):

Pengujian validitas cukup menggunakan nilai koefisien korelasi apabila responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah populasi. Artinya, keputusan valid tidaknya item instrumen, cukup membandingkan nilai hitung r dengan nilai tabel r. sedangkan pengujian validitas perlu menggunakan uji t apabila responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah sampel. Artinya keputusan valid tidaknya item instrumen, tidak bisa membandingkan nilai hitung r dengan nilai tabel r, tetapi harus membandingkan dengan nilai hitung t dengan tabel t.

Oleh karena itu, jika instrumen itu valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada kuesioner penelitian.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Pengujian alat pengumpulan data kedua adalah pengujian realibilitas instrumen. Suatu instrument pengukuran dikatakan reliable jika pengukurannya konsisten, cermat dan akurat. (Uep Tatang S. dan Sambas Ali M, 2010:123).

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur dalam mengungkapkan fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, yaitu sebagai berikut:

             2 2 11 1 1 t i k k r 


(45)

N N

X X

2 2

2

) (

  

(Uep Tatang S. dan sambas Ali M, 2011:123-124) Keterangan :

11

r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa

k = Banyaknya bulir soal

2

i

 = Jumlah varians bulir

2

t

 = Varians total

X

 = Jumlah skor

N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menyebar instrumen yang akan diuji realibilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.


(46)

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. 7. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

8. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh.

9. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh. 10.Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total

11.Menghitung nilai koefisien alfa.

12.Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2. Dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan = 5%. 13.Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. Kriterianya : 1. jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel

2. jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel

3.9 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.9.1. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik yang berkaitan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).


(47)

Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain: (a) mendeskripsikan data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data. b. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisisan

instrumen pengumpulan data.

c. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan pembobotan sebagai berikut: untuk jawaban positif rangking pertama dimulai dari skor yang terbesar sampai yang terkecil dan untuk jawaban negatif rangking pertama dimulai dari skor yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Nilai atau bobot untuk setiap jawaban positif diberi skor 5-4-3-2-1, dan untuk jawaban negative diberi skor 1-2-3-4-5.

Pengukuran dalam kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert dan dibuat dengan system tertutup, artinya tanggapan unutk setiap pertanyaan telah disediakan dan responden hanya tinggal memberi tanda checklist pada kolom tanggapan sesuai dengan pendapat responden masing-masing.


(48)

d. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel.

Tabel 3.2 Rekapitulasi Data

Responden Kuisioner Jumlah

1 2 3 4 5 ………… n 1

2 3 4 . . n

Jumlah

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.9.1.1. Analisis Deskriptif

Menurut Uep Tatang S. dan Sambas Ali M, menyatakan bahwa:

Analisis statistika penelitian adalah analisis data penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statisitka deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang mengarah kepada bagaimana gambaran variabel yang diteliti yang terdapat dalam rumusan masalah yaitu untuk menjawab pertanyaan no. 1 dan no. 2, maka dengan


(49)

menggunakan analisis deskriptif dapat dipahami karakteristik yang dimiliki oleh data dan gambaran empirik tentang tingkat partispasi dan kedisiplinan siswa di SMKN 1 Cimahi. Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal yang kemudian dirubah kedalam bentuk interval melalui langkah-langkah transformasi nilai MSI. Langkah kerja Methods of Succesive (MSI) adalah sebagai berikut:

1. Perhatikan tiap butir pernyataan, misalnya dalam angket.

2. Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan (menjawab) skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P).

4. Tentukan Proporsi Kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.

5. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori.

6. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan mengunakan tabel ordinat distribusi normal baku.

7. Hitung SV (Scale Value) = Nilai Skala dengan rumus sebagai berikut:

) )( ( ) ( ) ( owerLimit AreaBelowL pperLimit AreaBelowU pperLimit DensityofU owerLimit DensityofL

SV  

8. Menghitung skor hasil tranformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan Rumus:

SVMin

SV

Y   1

dimanaK1

SVMin

9. Mengganti angka

Pada skala ordinal (angket ) dengan nilai yang diperoleh berdasarkan hasil perubahan .

3.10.Pengujian Hipotesis

Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus di uji secara empiris dan dengan pengujian tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu


(50)

n

x

x

hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini. 1. Menentukan rumusan hipotesis dan

: R = 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket dengan Kedisiplinan siswa

: R ≠ 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket dengan Kedisiplinan siswa

2. Untuk menguji hipotesisi maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus sebagai

berikut :

Keterangan:

x = Nilai rata-rata yang dicari  = Jumlah dari

x = Skor mentah n = Jumlah sampel

b. Menghitung simpangan baku untuk mngetahui skor yang diperoleh oleh tiap sampel dengan mempergunakan rumus yang terdapat pada halaman berikut :

1

2 1

    

 

n x x S

Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari  = Jumlah dari


(51)

x1 = Nilai data mentah x = Nilai rata-rata n = Jumlah sample

c. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Rumus yang digunakan adalah dengan uji kenormalan secara non parametrik yang dikenal dengan uji Liliefors.

d. Menghitung koefisien korelasi tunggal jika data berdistribusi normal dan jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji non parametrik dengan menggunakan rumus:

  

 

2

 

2



 

2

 

2

Y Y n X X n Y X XY n xy r          

Keterangan:

rxy = Korelasi yang dicari

n = Jumlah Sampel X = Jumlah X Y = Jumlah Y XY = Jumlah X kali Y X2 = Jumlah X2 Y2 = Jumlah Y2

8). Menguji signifikansi koefisien korelasi (uji-t) dengan menggunakan rumus:

t

hitung =

Keterangan:

t = Nilai t hitung yang dicari r = Koefisien korelasi variabel n = Banyaknya sample


(52)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data Statistika yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara partisipasi siswa dengan kedisiplinan belajar

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut :

1. Partisispasi siswa kan mendorong terjadinya interaksi aktif siswa dalam pembelajaran Siswa menjadi subjek pembelajaran. Melalui interaksi tersebut siswa memahami nilai-nilai disiplin dalam pembelajaran . Yang menjadi penekanan adalah adanya penguatan terhadap disiplin itu sendiri dalam proses pembelajaran. Sebagai guru penjas sebaiknya tetap menjadikan partisipasi aktif siswa dalam belajar. Proses pembentukan disiplin belajar adalah proses yang membutuhkan latihan dan pembiasaan.

2. Pihak sekolah memperketat aturan dan tata tertib mengenai permasalahan kepribadian terutama dalam penggunaan alat komunikasi hanphone dalam proses pembelajaran. Pengaturan tetap mengacu pada nilai-nilai pendidikan.


(53)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam agar diperoleh pemahaman mengenai aspek-aspek yang terkait dengan variabel penelitian terutama kaitannya dengan disiplin siswa.


(54)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang, (2010), Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas, Bandung

Allport, Gordon W, (1945). The psychology of Participation.

Anifral, Hendri. (2008). Ekskul Olahraga Upaya Membangun karakter Siswa.

http://202.152.33.84/index.php?option=com_content&task=view&id=16421 &Itemid=46. Saturday, 1 November 2008. Pkl: 08.42.WIBB.

Arikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian . Bandung: Rineka Cipta. Bandura, A. (1986). Social Foundations of Thought and Action: a Social

Cognitive Theory. Englewood Cliffs, Nj: Prentice-hall.

Bandura, A. (1993). Perceived Self-efficacy in Cognitive Development and

Function - Dalam Educational Psychologist.

Coakley, Jay J. (2001). Sport in Society: Issues and Controversies.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta : Gramedia.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995). Petunjuk Teknis Kegiatan

Ekstrakurikuler. Jawa Barat; Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

Depdiknas. (1992). Petunjuk teknis disiplin dan tata tetib sekolah dasar.

Dusseldorp, D.B.W.M. (1981). Participation in Planned Development Influced

by Governments of Developing Countries Local Level in Rural Areas.

Wageningen University. Wageningen.

Foerster, F. W. (1869). http://belajarsejarahonline.blogspot.com/2010/07/pendidikan -karakter.html


(55)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Giriwijoyo, Santosa. (1989). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Ikip Bandung. Jakarta: Depdiknas.

Lutan, Rusli, (2001). Pendidikan kebugaran Jasmani : Orientasi Pembinaan di

Sepanjang Hayat. Jakarta : Direktorat Jendral Olahraga Depdiknas.

Lutan, Rusli. (1986). Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakurikuler,

Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler. Jakarta; Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Universitas Terbuka.

Lutan, Rusli. (1992). Manusia dan Olahraga. Seri Bahan Kuliah. Bandung. Institut Teknologi Bandung.

Marbono, (1986). Partisipasi dalam Berbagai Kehidupan Sosial. Jakarta : Granada.

Mardikanto, T. (2003). Redefenisi Penyuluhan. Penerbit Puspa.Jakarta. Mendikbud (1993) dan Dikdasmen (1992), Kegiatan Ekstrakurikuler. Nazir, Moh. (2003). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nitisemito. (1986). Partisipasi dan Faktor faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta.

Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : Universitas Oemar, Hamalik (2005). Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar,

Bandung: Tarsito

Perbasi (1999), Dokumen Peraturan Permainan Bola Basket.

Petunjuk Pelatih, (2009), http://perbasitulungagung.blogspot.com/2009/12/pembentukan-nilai-nilai-pribadi-dan.html

Poerwadinata, W. J. S. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta; PT. Balai Pustaka.

Satropoetro, S. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam


(56)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Slamet, M. (1985).Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. penerbit Sebelas Maret University

Slameto, (1995). Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sontani, Uep T & Sambas Ali M. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama

Subari, (1994). Supervisi Pendidikan dalam Rangka Perbaikan Situasi

Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Sudibyo, Setyobroto, (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta : PT. Anem Kosong. Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarno (1990). Pengantar Metodologi Ilmiah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Surakhmad, Winarno (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode

Teknik. Bandung: Angkasa.

The Liang Gie, (1995), Cara Belajar Yang Efisien, Yogyakarta : Liberti Yogyakarta

Yuskarim, Yus Solihin, (2010), Sosiologi Olahraga, Bandung

Yusuf, Yusmar. (1990). Keadaan Kohesif Kelompok terhadap Partisipasidalam Komuniti pada Kelompok Nelayan di Tanjung Pinang, Riau. Bulletin Penelitian Pascasarjana Unpad.


(1)

86

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi

x1 = Nilai data mentah x = Nilai rata-rata n = Jumlah sample

c. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Rumus yang digunakan adalah dengan uji kenormalan secara non parametrik yang dikenal dengan uji Liliefors.

d. Menghitung koefisien korelasi tunggal jika data berdistribusi normal dan jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji non parametrik dengan menggunakan rumus:

  

 

2

 

2



 

2

 

2

Y Y n X X n Y X XY n xy r          

Keterangan:

rxy = Korelasi yang dicari n = Jumlah Sampel

X = Jumlah X

Y = Jumlah Y

XY = Jumlah X kali Y

X2 = Jumlah X2

Y2 = Jumlah Y2

8). Menguji signifikansi koefisien korelasi (uji-t) dengan menggunakan rumus:

t

hitung =

Keterangan:

t = Nilai t hitung yang dicari r = Koefisien korelasi variabel n = Banyaknya sample


(2)

101

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data Statistika yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara partisipasi siswa dengan kedisiplinan belajar

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut :

1. Partisispasi siswa kan mendorong terjadinya interaksi aktif siswa dalam pembelajaran Siswa menjadi subjek pembelajaran. Melalui interaksi tersebut siswa memahami nilai-nilai disiplin dalam pembelajaran . Yang menjadi penekanan adalah adanya penguatan terhadap disiplin itu sendiri dalam proses pembelajaran. Sebagai guru penjas sebaiknya tetap menjadikan partisipasi aktif siswa dalam belajar. Proses pembentukan disiplin belajar adalah proses yang membutuhkan latihan dan pembiasaan.

2. Pihak sekolah memperketat aturan dan tata tertib mengenai permasalahan kepribadian terutama dalam penggunaan alat komunikasi hanphone dalam proses pembelajaran. Pengaturan tetap mengacu pada nilai-nilai pendidikan.


(3)

101

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam agar diperoleh pemahaman mengenai aspek-aspek yang terkait dengan variabel penelitian terutama kaitannya dengan disiplin siswa.


(4)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang, (2010), Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas, Bandung

Allport, Gordon W, (1945). The psychology of Participation.

Anifral, Hendri. (2008). Ekskul Olahraga Upaya Membangun karakter Siswa.

http://202.152.33.84/index.php?option=com_content&task=view&id=16421 &Itemid=46. Saturday, 1 November 2008. Pkl: 08.42.WIBB.

Arikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian . Bandung: Rineka Cipta. Bandura, A. (1986). Social Foundations of Thought and Action: a Social

Cognitive Theory. Englewood Cliffs, Nj: Prentice-hall.

Bandura, A. (1993). Perceived Self-efficacy in Cognitive Development and

Function - Dalam Educational Psychologist.

Coakley, Jay J. (2001). Sport in Society: Issues and Controversies.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta : Gramedia.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995). Petunjuk Teknis Kegiatan

Ekstrakurikuler. Jawa Barat; Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

Depdiknas. (1992). Petunjuk teknis disiplin dan tata tetib sekolah dasar.

Dusseldorp, D.B.W.M. (1981). Participation in Planned Development Influced

by Governments of Developing Countries Local Level in Rural Areas.

Wageningen University. Wageningen.

Foerster, F. W. (1869). http://belajarsejarahonline.blogspot.com/2010/07/pendidikan -karakter.html


(5)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi

Giriwijoyo, Santosa. (1989). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Ikip Bandung. Jakarta: Depdiknas.

Lutan, Rusli, (2001). Pendidikan kebugaran Jasmani : Orientasi Pembinaan di

Sepanjang Hayat. Jakarta : Direktorat Jendral Olahraga Depdiknas.

Lutan, Rusli. (1986). Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakurikuler,

Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler. Jakarta; Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Universitas Terbuka.

Lutan, Rusli. (1992). Manusia dan Olahraga. Seri Bahan Kuliah. Bandung. Institut Teknologi Bandung.

Marbono, (1986). Partisipasi dalam Berbagai Kehidupan Sosial. Jakarta : Granada.

Mardikanto, T. (2003). Redefenisi Penyuluhan. Penerbit Puspa.Jakarta. Mendikbud (1993) dan Dikdasmen (1992), Kegiatan Ekstrakurikuler. Nazir, Moh. (2003). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nitisemito. (1986). Partisipasi dan Faktor faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta.

Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : Universitas Oemar, Hamalik (2005). Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar,

Bandung: Tarsito

Perbasi (1999), Dokumen Peraturan Permainan Bola Basket.

Petunjuk Pelatih, (2009),

http://perbasitulungagung.blogspot.com/2009/12/pembentukan-nilai-nilai-pribadi-dan.html

Poerwadinata, W. J. S. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta; PT. Balai Pustaka.

Satropoetro, S. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam


(6)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi

Slamet, M. (1985).Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. penerbit Sebelas Maret University

Slameto, (1995). Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sontani, Uep T & Sambas Ali M. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif.

Bandung: Karya Adhika Utama

Subari, (1994). Supervisi Pendidikan dalam Rangka Perbaikan Situasi

Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Sudibyo, Setyobroto, (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta : PT. Anem Kosong. Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarno (1990). Pengantar Metodologi Ilmiah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Surakhmad, Winarno (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode

Teknik. Bandung: Angkasa.

The Liang Gie, (1995), Cara Belajar Yang Efisien, Yogyakarta : Liberti Yogyakarta

Yuskarim, Yus Solihin, (2010), Sosiologi Olahraga, Bandung

Yusuf, Yusmar. (1990). Keadaan Kohesif Kelompok terhadap Partisipasidalam Komuniti pada Kelompok Nelayan di Tanjung Pinang, Riau. Bulletin Penelitian Pascasarjana Unpad.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA BASKET TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA: Studi Eksperimen Terhadap Ekstrakurikuler Bola Basket SMPN 12 Bandung.

0 5 49

PROFIL PERILAKU SOSIAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA PERMAINAN BOLA BESAR (BOLA BASKET, BOLA VOLI, DAN SEPAKBOLA) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI.

0 4 42

PERBANDINGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER TAEKWONDO DAN BULUTANGKIS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI.

0 2 39

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL.

0 11 36

PERBANDINGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN KEDISIPLINAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA FUTSAL DAN OLAHRAGA TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG.

16 152 33

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL DENGAN BOLA BASKET DI SMKN 1 TAKOKAK.

0 1 46

MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DI SMA KOLOMBO SLEMAN.

0 0 87

TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DAN YANG TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMK PGRI SENTOLO.

0 0 115

PERBANDINGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMAN19 BANDUNG - repository UPI S JKR 1203766 Title

0 0 3

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI

0 1 10