PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA BASKET TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA: Studi Eksperimen Terhadap Ekstrakurikuler Bola Basket SMPN 12 Bandung.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh:

Wahyu Pratama 1006206

PROGARAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Oleh Wahyu Pratama

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Wahyu Pratama 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa di SMPN 12 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd NIP. 196509091991021001

Pembimbing II

Drs. M. Ruhiat NIP. 195602111985031001

Mengetahui, Ketua Program Studi

PendidikanJasmaniKesehatandanRekreasi FPOK UPI

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd NIP. 196509091991021001


(4)

iii Wahyu Pratama, 2015

ABSTRAK

Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa di SMPN 12 Bandung. Pembimbing I: Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd, Pembimbing II: Drs.M. Ruhiat, Wahyu Pratama NIM: 1006206

Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Instrument yang digunakan adalah Instrumen tes berupa angket. Populasi dalam penelitian adalah yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olah raga bola basket siswa-siswi kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Bandung yang berjumlah 30 siswa. Penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling yang menggunakan siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket berjumlah 15 siswa. Penelitian ini menggunakan analisis statistik yaitu uji t. Nilai t hitung kelompok eksperimen sebesar 1,693 sedangkan t hitung untuk kelompok kontrol dengan jumlah 2,225. Dilihat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, bahwa kegiatan ekstrakurikuler olahrga bola basket dapat meningkatkan tingkat kedsiplinan dan tanggung jawab siswa.


(5)

iii

The influence of extracurricular basketball activity to discipline and resposibilty studentat SMPN 12 Bandung. Adviser I : Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd . Adviser II : Drs. M. Ruhiat, Author : Wahyu Pratama NIM : 1006206

The purpose of this research to find the influence of extracurricular basketball activity to discipline and resposibilty at SMPN 12 Bandung.The researchis experimental method and using the multiple choice as the instrument. Population of this research is students who join extracurricular activity at SMPN 12 Bandung and using Simple Random Sampling. As the result t-score for experiment group is 1,693 and 2,225 for control group. For the summarize, that the extracurricular basketball activity can increasediscipline and responsibility student at SMPN 12 Bandung.


(6)

Wahyu Pratama, 2015

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 6

C. TujuanPenelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Penelitian ... 8

F. Batasan Istilah ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

A. KajianPustaka ... 12

1. Pendidikan Jasmani ... 12

2. Kegiatan Ekstrakurikuler. ... 15

a. Pengertian Ekstrakurikuler ... 15

b. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 16

c. Jenis – jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ... 17

3. Disiplin ... 19

a. Pengertian Disiplin ... 19

b. Fungsi Disiplin ... 20

c. Tujuan Disiplin ... `21

d. Bentuk – bentuk pelanggaaran disiplin disekolah ... 22

4. Tanggung Jawab …….. ... 23

a. Pengertian Tanggung Jawab…….. ... 23


(7)

5. Permainan Bola Basket ... 26

a. Pengertian Tanggung Jawab…….. ... 26

b. Lapangan, Waktu dan jumlah pemain bola basket……... 27

c. Peraturan Permainan Bola Basket ... 29

d. Teknik Dasar Permainan Bola Basket... 30

B. KerangkaPemikiran ... 31

C. Hipotesis Penelitian... ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Metode Penelitian ... 36

B. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampek ... 37

1. Lokasi Penelitian ... 37

2. Populasi Penelitian ... 37

3. Sampel Penelitian ... 37

C. Program Perlakuan ... 38

D. Desain Penelitian ... 45

E. Instrumen Penelitian... 46

1. Angket ... 46

F. Prosedur Penelitian ... 50

1. Tahap Persiapan ... 50

2. Tahap Pelaksanaan ... 50

G. Analisis Data ... 52

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN DISKUSI PENEMUAN ... 60

A. Deskripsi dan Hasil Penelitian ... 60

B. PengujianAnalisis ... 61

1. Uji Norrmalitas ... 61

2. Uji Homogenitas ... 62

C. Penguji Hipotesis ... 63

D. DiskusiPenemuan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(8)

1 Wahyu Pratama, 2015

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan salah satu cara mendidik siswa melalui aktivitas fisik guna menciptakan manusia yang terdidik dalam aspek jasmani dan rohani. Kegiatan pendidikan jasmani digunakan sekolah untuk memberikan rasa dan tingkat kepekaan terhadap lingkungan dengan kegiatan-kegiatan permainan dan aktifitas fisik disekolah maupun diluar sekolah. Pendidikan jasmani juga dapat meningkatkan kualitas gerak dasar siswa agar siswa memiliki lebih banyak pengalaman gerak dalam tubuhnya sendiri. Kurikulum dalam pendidikan jasmani di desain semenarik mungkin agar pendidikan tersebut tidak membosankan dan jenuh pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu dalam pembelajaran pendidikan jasmani harus lebih banyak membuat permainan yang interaktif dan menyenangkan dengan lebih banyak memodifikasi alat dan juga memodifikasi permainan siswa agar tidak bosan mengikuti kegiatan pembelajaran.Definisi pendidikan jasmani (penjas) menurut Harold M. Barrow dalam freeman yang dikutip dalam Abduljabar, 2009:6, menyatakan bahwa:

Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai pendidikan tentang dan melalui gerak insani, ketika tujuan kependidikan dicapai melalui aktivitas otot-otot, termasuk olahraga (sport), permainan, senam, dan latihan jasmani (exercise).Hasil yang ingin dicapai adalah individu yang terdidik secara fisik.Nilai ini menjadi salah satu bagian nilai individu yang terdidik, dan bermakna ketika hanya berhubungan dengan sisi kehidupan individu.

Melihat dari pengertian pendidikan jasmani tersebut, dapat di kemukakan bahwa pendidikan jasmani dapat digunakan sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikan, membantu keberlangsungan pendidikan disekolah agar siswa mempunyai tingkat intelektual yang lebih baik dengan cara membentuk intelektual siswa melalui kegiatan-kegiatan psikomotor.


(9)

Pendidikan jasmani memiliki peranan penting sama halnya dengan mata pelajaran lain, di dalam pendidikan jasmani tidak hanya semata- mata melakukan kegiatan yang bersifat motorik saja , namun pendidikan jasmani memiliki peranan penting yang ikut berperan dalam pengembangan aspek afektif dan kognitif secara serasi dan seimbang. Hal ini seperti yang dikemukakan Ateng (1992), bahwa :

Pendidikan jasmani bukan hanya akan mengembangkan aspek fisik saja melainkan juga akan mengembangkan aspek kognitif, emosi, mental, sosial,moral dan estetika disekolah.

Tujuan pendidikan jasmani adalah meningkatkan kualitas manusia, atau membentuk manusia seutuhnya yang mempunyai sasaran keseluruhan aspek pribadi manusia (sehat, aktif, sportif, disiplin dan kemandirian yang tinggi). Berkenaan dengan pendidikan jasmani Supandi yang dikutip oleh Jasin (2011:7), menjelaskan bahwa:

Pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungannya yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya”.

Pendidikan sekolah kedisiplinan dan tanggung jawab sangat berperan penting dalam berjalannya kegiatan belajar disekolah, dan juga dalam lingkungan masyarakat. Namun kedisplinan dan tanggung jawab tidak hanya diperoleh didalam lingkungan keluarga dan dalam lingkuran masyarakat tetapi kedisplinan juga bisa didapat dalam kegiatan sekolah seperti proses belajar mengajar dan juga dalam kegiatan ekstakurikurikuler.

Tata tertib sekolah antara lain disebutkan oleh Soemarmo (1998:67), bahwa “sekolah adalah sumber disiplin dan tempat berdisiplin untuk mencapai ilmu pengetahuan yang di cita-citakan”. Tata tertib tersebut diatur mengenai hak dan kewajiban siswa, larangan, dan sanksi-sanksi. Dalam tata tertib sekolah disebutkan bahwa siswa mempunyai kewajiban: (1) harus bersikap sopan dan santun, menghormati ibu dan bapak guru, pegawai dan petugas sekolah baik di sekolah maupun di luar sekolah; (2) harus bersikap sopan dan santun,


(10)

Wahyu Pratama, 2015

menghormati sesama pelajar, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah; (3) Menggunakan atribut sekolah sekolah; (4) Hadir tepat waktu; (5) patuh kepada nasihat dan petunjuk orang tua dan guru; (6) tidak dibenarkan untuk meninggalkan kelas sekolah kecuali mendapat ijin khusus dari guru kelas dan kepala sekolah, dan sebagainya. Kedisiplinan di lingkungan masyarakat, bisa berupa ketaatan terhadap rambu-rambu lalu lintas, kehati-hatian dalam menggunakan milik orang lain, dan kesopanan dalam bertamu.

Menurut Kooi dan Schutx (dalam Sukadji, 2000), hal-hal yang di anggap sebagai perilaku pelanggaran disiplin dapat digolongkan dalam lima kategori umu, yaitu:

1. Agresi fisik(pemukulan, perkelahian, perusakan, dan sebagainya)/

2. Kesibukan berteman (berbincang-bincang, berbisik-berbisik, berkunjung ke tempat duduk teman tanpa izin).

3. Mencari perhatian (mengedarkan tulisan-tulisan, gambar-gambar dengan maksud mengalihkan perhatian dari pelajaran).

4. Menantang wibawa guru (tidak mau nurut, memerontak, memprotes dengan kasar, dan sebagainya), dan membuat perselisihan (mengkritik, menertawakan, mencemoohkan).

5. Merokok disekolah, datang terlambat, membolos, dan “kabur”, mencuri dan menipu, tidak berpakaian sesuai dengan ketentuan, mengompas (memeras teman sekolah), serta menggunakan obat-obatan terlarang maupun minuman keras disekolah.

Seiring berkembangnya zaman pengaruh teknologi dan pergaulan menjadi sebuah permasalahan besar menyangkut dengan tingkat kedisiplinan maupun tanggung jawab bahkan bisa disebut dengan tindakan kriminal apabila siswa melanggar norma-norma yang sudah tercantum disekolah maupun norma-norma yang berlaku di Indonesia. Tindakan kriminalitas ini tidak hanya dilakukan para kaum dewasa namun dari tahun ketahun sudah melibatkan para pelajar yang jumlahnya semakin meningkat. Sudah banyak contoh yang di beritakan oleh media-media informasi di Indonesia seperti televisi, koran, majalah, radio dan lain nya seperti siswa tawuran dengan sekolah lain dengan hal yg sepele seperti saling


(11)

mengejek, memalak siswa dari sekolah lain, hal ini juga merupakan sebuah pertanyaan besar bagi bangsa Indonesia apabila masalah ini dibiarkan begitu saja. Para pelajar yang berkisar usia 13-18 tahun termasuk dalam kategori masa remaja (Santrock, 2007). Gunarsa yang dikutip Deni (2011:15) menjelaskan “Masa remaja juga merupakan masa antara lain di tandai dengan sifat-sifat yang idealis, romantis, berkhayal, harapan tinggi dan berkeinginan”. Terdapat tugas perkembangan yang memiliki peranan yang penting untuk menentukan arah perkembangan yang normal. Pada tugas perkembangan masa remaja menuntut perubahan yang lebih besar dalam sikap dan perilaku untuk menghadapi masa dewasa (Hurlock, 1991). Dengan tugas perkembangan yang di alami oleh para remaja, remaja rentan mengalami ganguan-ganguan yang bersifat merusak pikiran maupun perilaku. Maka masalah kedisiplinan dan tanggung jawab merupakan hal yang peru diperhatikan oleh pihak sekolah maupun pihak keluarga, hal ini juga bisa berimbas pada negara Indonesia apabila tanggung jawab dan kedisiplinan di anggap hal biasa.

Pengalaman mengajar ketika menjadi guru praktikan di SMPN 12 Bandung sering kali di dapat perilaku siswa yang bermasalah dengan kedisiplinan dan tanggung jawab pada ketetapan sekolah sebagai contoh: lebih dari 10-15 siswa terlambat masuk sekolah sehingga apabila di hari senin ada siswa yang tidak mengikuti upacara bendera dan berdiam diri di luar pagar sekolah dikarenakan keterlambatannya. Ketika penulis menjadi bagian guru piket sering sekali melihat siswa yang sudah keluar kelas dan pergi ke kantin dengan alasan membeli air karena haus dan membeli makan karena tidak sarapan sebelum berangkat sekolah sebelum saat bel istirahat belum dibunyikan, apabila hanya utuk membeli air saja penulis memperbolehkan siswa untuk membelinya dengan catatan apabila selesai membeli siswa harus masuk kedalam kelas kembali, Di saat yang bersamaan juga penulis memerhatikan cara berpakaian siswa yang tidak mengikuti ketetapaan sekolah, seperti ada siswa yang bajunya dikeluarkan penulis langsung memanggil siswa tersebut dan memerintahkan untuk memasukan bajunya kedalam celana. Keberhasilan sekolah tentu pengaruhnya dengan menerapkan kurikulum yang akan diterapkan dikegiatan belajar mengajar dan siswa-siswa yang disiplin dan


(12)

Wahyu Pratama, 2015

bertanggung jawab di sekolah maupun di luar sekolah, oleh karena itu walaupun penulis hanya menjadi guru praktikan di SMPN 12 Bandung tetap saja penulis menerapkan hal-hal yang sudah menjadi ketetapan sekolah dalam hal kedisiplinan dan tanggung jawab. Apabila penulis membiarkan siswa tidak disiplin dan tidak bertanggung jawab itu akan menjadikan kesalahan yang besar membiarkan calon-calon penerus bangsa berbuat hal yang diluar dari peraturan-peraturan yang berlaku disekolah maupun dilingkungan masyarakat.

Pada saat pembelajaran pendidikan jasmani di SMPN 12 Bandung berlangsung ada siswa yang bermasalah dengan kedisiplinan dan tanggung jawab namun siswa tersebut memang siswa yang nakal yang sudah diberitahu oleh guru pendidikan jasmani di sekolah tersebut. Masalah ketidakdisiplinan dan ketidaktanggung jawaban dalam pembelajaran pendidikan jasmani sangat kompleks, karena dipemikiran siswa beranggapan yang mengajar saat itu adalah guru praktikan bukan guru pendidikan jasmani sesungguhnya yang menjadi guru tetap di sekolah tersebut, ini menjadikan siswa susah di atur dalam permulaan kegiatan belajar mengajar pada saat mengabsen kemudian berlanjut ke gerakan pemanasan siswa tidak sungguh-sungguh melakukan kegiatan pemanasan tersebut padahal pemanasan sangat penting dilakukan agar terhindar dari cidera dan pada saat melakukan kegiatan inti juga tetap saja ada siswa yang sulit diatur.

Pada saat akhir pembelajaran berakhir untuk berdoa ada saja siswa yang memotong pembicaraan temannya yang sedang memimpin doa dan yang terakhir apabila guru praktikan memerintahkan untuk mengembalikan alat-alat yang sudah dipakai pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak bertanggung jawab untuk mengembalikan alat-alat itu ke tempat semula kecuali guru praktikan menunjuk dan memerintahkan siswa untuk mengembalikan alat itu ke tempat semula. Berdasarkan hal di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA BASKET TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DI SMP NEGERI 12 BANDUNG”


(13)

B. Rumusan Masalah

Permasalahan disiplin dan tanggung jawab siswa di sekolah sangat kompleks dan juga banyak bentuknya. Tanggung jawab dan disiplin siswa merupakan hal penting untuk terwujudnya siswa siswa lebih baik dimasa yang akan datang dan juga bisa berguna bagi nusa dan bangsa terutama untuk meningkatkan nama baik sekolah nya apabila sudah di tanamkan kedisplinan dan tanggung jawab disekolah.

Pelanggaran-pelanggaran yang sering terjadi di sekolah yang berkaitan dengan tanggung jawab dan kedisiplinan adalah seperti membolos sekolah, buang sampah sembarangan, terlambat datang dan juga tidak mengerjakan tugas dari sekolah dan sebagainya.Tanggung jawab dan kedisiplinan siswadiduga bisa mengatasi dengan kegiatan olahraga bola basket.

Santoso (2004) menyatakan bahwa “kedisiplinan adalah sesuatu yang teratur, misalnya disiplin dalam menyelesaikan pekerjaan berarti bekerja secara teratur.Kedispilinan berkenaaan dengan ketaatan seseorang atau kelompok orang terahap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab. Manusia merasa bertanggung jawab karena dia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan. Cara mengukur kedisiplinan dengan menggunakan angket yang akan berkenaan dengan perilaku siswa dalam mematuhi aturan, ketaatan pada peraturan, kepatuhan pada peraturan. Tanggung jawab akan diukur juga menggunakan angket sama hal nya dengan kedisiplinan. Komponen-komponen dalam tanggung jawab seperti peduli terhadap diri sendiri dan orang lain, menjaga sarana dan prasarana sekolah, berkontribusi dalam kegiatan sekolah. Kedisiplinan dan tanggung jawab akan diukur dengan menggunakan skala Likert, dengan jawaban setiap instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata-kata antara lain: selalu (su), sering (s), kadang-kadang (k), dan tidak pernah (tp).


(14)

Wahyu Pratama, 2015

Atas latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan:

1. Apakah kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dapat menumbuhkan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawabsiswa?

2. Apakah kegiatan non ekstrakurikuler olahraga bola basket dapat menumbuhkantingkat kedisplinan tanggung jawab siswa?

3. Apakah ada perbedaan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka terdapat tujuan yang akan dicapai oleh penulis sebagi berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dapat menumbuhkan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.

2. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan non ekstrakurikuler dapat menumbuhkan tingkat kedisiplinan tanggung jawab siswa.

3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dengan yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang berarti bagi semua pihak terutama kepada mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, diantaranya:

1. Bagi para peneliti, hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai masukan, bahan kajian, serta sumbangan pemikiran dalam upaya penyempurnaan dan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

2. Bagi guru, dapat di jadikan Sebagai pertimbangan pihak guru untuk mendukung dan memotivasi kegiatan ekstrakurikuler.


(15)

3. Bagi siswa, di harapkan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa lebih tinggi pada saat didalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah.

4. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan kegiatan ekstrakurikuler basket sekolah tersebut khususnya dan sekolah lain pada umumnya.

E. Batasan Penelitian

Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang salah dan agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian. Adapun penulis membuat batasan ruang lingkup penelitian ini. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Terdapat 2 variabel dalam penelitian ini yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen atau variabel merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah dan tingkat kedisplinan dan tanggung jawab siswa.

2. Penelitian ini hanya difokuskan pada tingkat kedisiplinan dan tanggung

jawab siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket

3. Sampel penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket berjumlah 15 orang dari populasi seluruh siswa yang berjumlah 30 dan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstakurikuler berjumlah 15 di SMP Negeri 12 Bandung yang di ambil secara acak atau

Simple Random Sampling.

4. Instrumen penelitian ini menggunakan tes berupa angket mengenai tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.


(16)

Wahyu Pratama, 2015 F. Batasan Istilah

1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”. Jadi, dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu sebab akibat yang bisa menimbulkan adanya perubahan di sekitar.

2. Kegiatan ekstrakurikuler

Pengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002:291) yaitu:”suatu kegiatan yang berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa”. Kegiatan ekstrakurikuler sendiri di laksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka. Dengan demikian dapat di katakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler bisa menambah waktu siswa di luar kegiatan sekolah dengan mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang telah dibuat oleh sekolah untuk mengurangi tingkat kegiatan siswa yang kurang positif.

3. Olahraga

Olahraga terdiri dari kata “Olah” berarti laku, perbuatan, perikelakukan, sedangkan “Raga”, yang berarti badan mengandung makna, berlatih diri dengan gerakan badan. Dan hal itu sesuai dengan pendapat Dekdikbud (1993:1) tentang pengertian olahraga yaitu: Olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga merupakan suatu bentuk pendidikan dari individu dan masyarakat yang mengutamakan gerakan-gerakan jasmani yang di lakukan secara sadar dan sistematis menuju suatu kualitas hidup yang lebih tinggi. Bisa di artikan olahraga yaitu kegiatan yang bisa di lakukan didalam maupun di luar ruangan yang menggunakan alat yang di modifikasi untuk mempermudah siswa untuk melakukan kegiatan tersebut.


(17)

4. Bola basket

Pengertian Bola basket Menurut Imam Sodikun (1992:8) bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, di mainkan dengan tangan. Bola boleh di oper (dilempar ke teman), di pantulkan ke lantai (ditempat atau sambil berjalan) dan tujuannya adalah memasukkan bola ke basket lawan. Permainan di lakukan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 5 pemain, setiap regu berusaha memasukkan bola ke keranjang lawan dan menjaga (mencegah) keranjangnya sendiri kemasukan sedikit mungkin. Permainan bola basket merupakan permainan yang hanya menggunakan lengan dan kaki semata namun juga menggunakan kekuatan (power), kelincahan (agility), kelenturan (flexsibility), dan daya tahan (endurance) untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.

5. Kedisiplinan

Kata Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan, yang berarti mengajari atau mengikuti yang di hormati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), menyatakan bahwa disiplin adalah:

a. Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya). b. Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib.

c. Bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu.

Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000), kedisiplinan hakikatnya adalah sekumpulan tingkah laku individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang di dukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Kedisiplinan merupakan hal penting untuk terwujudnya suatu manusia yang taat dengan peraturan yang ada di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.


(18)

Wahyu Pratama, 2015

6. Tanggung jawab

Tanggung jawab menurut kamus bahasa indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul, menanggung segala sesuatunya, dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab juga suatu kegiatan yang disadari oleh diri sendiri oleh sebab itu tanggung jawab bisa di katakan suatu perilaku yang di lakukan oleh dirinya sendiri dan apabila di langgar akan mengakibatkan kerugian pada dirinya sendiri terlebih lagi jika ada sanksi yang berlaku di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.


(19)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Setiap penelitian di perlukan suatu metode, penentuan metode dalam penelitian adalah langkah yang sangat penting karena dapat menentukan berhasil atau tidaknya sebuah penelitian tersebut, dalam penggunan metode juga harus di sesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Sementara itu, Sudjana (2005, 52) mengungkapkan bahwa: “Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang

dihadapi.”

Berbeda dengan pendapat Sudjana di atas, di sisi lain Sugiyono (2009:3)

mengungkapkan bahwa: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data,

tujuan dan kegunaan”.

Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu di dasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu di lakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang di lakukan itu dapat di amati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang di gunakan. Sedangkan sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Dapat di simpulkan metode penelitian juga menjelaskan isi dari penelitian yang akan di teliti dan juga cara pengambilan populasi dan sampel, desain penelitian, langkah-langkah penelitian, teknik pengumpulan data. Pemilihan metode yang tepat dalam penelitian merupakan hal yang penting untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2009:106), “Metode penelitian eksperimen dapat di artikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh


(20)

Wahyu Pratama, 2015

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yang akan di teliti yaitu meneliti pengaruh kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa di SMPN 12 Bandung.

B. Lokasi penelitian, Populasi dan Sampel 1. Lokasi penelitian

Lokasi yang akan menjadi objek dalam penelitian ini yaitu SMPN 12 bandung yang beralamatkan di Jl. DR. Setiabudhi no 195, Bandung, Jawa barat.

2. Populasi

Populasi menurut Abduljabar & Jajat Darajat KN (2010:35) menyatakan bahwa: “Populasi adalah sekumpulan objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik suatu kesimpulan. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruh siswa SMPN 12 Bandung.

3. Sampel

Menurut Sugiyono (2009:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Penelitian ini dalam pengambilan sampel di lakukan dengan menggunakan teknik random sampling dengan maksud suatu cara pengambilan sampel di mana tiap unsur yg membentuk populasi di beri kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Sugiyono (2019:120) menjelaskan tentang pengertian sampel

random sampling adalah sebagai berikut: “merupakan salah satu cara

pengambilan sampel dimana sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi itu”.. Dalam hal ini sampel yang akan diambil yaitu 15 siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dan 15 siswa yang tidak mengikuti kegiatan olahraga bola basket.


(21)

C. Program Perlakuan

Program perlakuan yang akan di berikan kepada kelompok eksperimen ini melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket berupa permainan, namun permainan yang sengaja di buat untuk meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa. Senada disampaikan oleh Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment). Pada program perlakuan ini terdapat 12 pertemuan dan setiap pertemuannya menggunakan 2 buah permainan yaitu:

1. Pertemuan pertama I. Permainan 1

 Siswa berpasangan wanita dan laki-laki menjadi 4 kelompok, kelompok putih, merah, hijau, dan biru dan masing mempunyai 1 corong.

 Siswa yang sedang menguasai bola harus mencetak point ke ring lawan dengan cara memberi umpan kepada temannya.

Dalam permainan ini hanya menggunakan operan dada atau chest

pass apabila siswa tidak melakukannya diberi hukuman bending 10

kali. II. Permainan 2

 Siswa di bagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari tim putih sebagai tim bertahan dan tim hijau sebagai tim menyerang.

 Tim penyerang berusaha mencetak point kering lawan yang ada 3 buah ring.

 Tim penyerang harus mengoper kepada temanya sebanyak 10 kali menggunakan operan chest pass.

Tim bertahan menggunakan 1 siswa sebagai defender untuk menghalau tembakan lawan ke ring tersebut dan menggunakan 2 buah bola.


(22)

Wahyu Pratama, 2015

2. Pertemuan kedua I. Permainan 1

 Setiap siswa terbagi 2 kelompok yang masing-masing kelompoknya 4 orang

 Siswa saling berpegangan tangan dengan temannya jangan sampai putus. Siswa berusaha mencetak point ke ring lawan dengan saling berpegangan tangan dan saling mengoper bola ke temannya dan melindungi bola dari lawan

II. Permainan 2

 Setiap siswa terbagi 2 kelompok yang masing-masing kelompoknya 4 orang

 Kemudian siswa mengoper bola ke belakang temannya saling membelakangi teman yang dibelakangnya. Bola yang dioper ketemannya melewati atas kepala setelah itu yang paling ujung langnung menggiring bola melewati corong apa bila sudah dioper lagi ke teman yang berada didepannya.

3. Pertemuan ketiga I. Permainan 1

 Siswa di bagi menjadi 2 setiap tim memegang bola.

 Usahakan tabrakan bola dengan tim lawan yang akan di oper kepada timnya.

 Namun bola yang dioper ke temannya tidak melebihi dada apabila melebihi dada pemaintersebut dihukum push up sebanyak 10 kali. II. Permainan 2

 Siswa dibagi menjadi 2 kelompok saling berhadapan sekitar jarak 2 meter.

 Kemudian siswa saling mengoper kepada teman yang berada didepan nya menggunakan operan over head. Sambil siswa tersebut bergeser


(23)

kesamping tanpa mengubah posisi badan yang harus tettap berhadapan kedepan temannya apabila sudah sampai corong siswa balik lagi dan berada di bagian paling belakang dan begitu selanjutnya.

4. Pertemuan keempat I. Permainan 1

 Siswa di bagi 2 tim setiap tim terdiri dari 5 orang dan terdiri dari 1 pemain bertahan.

 Tim yang sedang menguasai bola harus mencetak poin ke ring lawan.

 Pemain yang sedang menyerang utuk mencetak poin harus melakukan tembakan di luar garis yang sudah di tentukan. Tim yang tidak sedang menguasai bola harus berusaha merebut bola tersebut II. Permainan 2

 Siswa di bagi menjadi 2 kelompok setiap kelompoknya 4 orang kemudian dibagi lagi menjadi 2 orang.

 Apabila orang yang pertama mendribble bola sambil melihat teman yang di depanya memberi angka sebanyak 3 kali apabila sudah selesai siswa langsung menggiring bola nya ke depan temannya dan sebaliknya seperti itu.

5. Permainan kelima I. Permainan 1

 Siswa di bagi 2 kelompok yang masing-masing kelompoknya terdiri 4 orang. Setiap kelompok di bagi menjadi 2 masing-masing 2 orang sehingga dalam 1 kelompok ada 2 pasang pemain.

 Pemain yang berpasangan saling berpegangan ke pinggang pasangannya jangan sampai lepas dan berusaha mencetak ponit ke ring lawan yang masing-masing 1 kelompok memiliki 2 ring dengan mengiring bola saling mengumpan ke pasangan teman kelompoknya.


(24)

Wahyu Pratama, 2015

II. Permainan 2

 Siswa di bagi menjadi 2 kelompok masing-masing kelompok terdiri 4 orang tim putih dan 4 orang tim hijau

 Siswa yang menguasai bola berusaha mencetak ponit ke ring lawan sebanyak mungkin dan bermain sportif. Siswa yang tidak menguasai bola berusaha merebut bola dengan tidak mencederai lawannya.

6. Permainan keenam I. Permainan 1

 Siswa di bagi menjadi 2 kelompok, tim A berwarna putih berjumlah 4 orang dan tim B berwarna hijau berjumlah 4 orang, setiap kelompok mempunyai 1 ring sama besar

 Cara melakukan, setiap tim berusaha mencetak point, apabila tim yang masuk ke dalam areafree throw lawan makan pemain yang didalam tersebut menjadi pasif dan tidak bisalangsnung mencetak point ke ring lawan, cara mencetak ponit nya harus di oper terlebih dahulu kepada teman yang berda diluar area free throw.

II. Permainan 2

 Siswa di bagi menjadi 2 kelompok saling berhadapan sekitar jarak 2 meter

 Kemudian siswa saling mengoper kepada teman yang berada didepan nya menggunakan operan bounce pass. Apabila sudah sampai corong siswa balik lagi dan berda di bagian paling belakang dan begitu selanjutnya.

7. Permainan ketujuh I. Permainan 1

 Setiap siswa di buat 2 kelompok yang terdiri 5 orang setiap kelompoknya.

 Cara melakukan setiap tim menguasai bola terlebih dahulu sebelum mencetak ponit harus melakukan 10 kali operan menggunakan


(25)

operan chest pass ke temannya, apabila sudah 10 kali baru bisa mencetak point ke ring lawan. Apabila bola keluar dari lapang atau di rebut oleh lawan hitungan kembali dari nol.

II. Permainan 2

 Siswa di bagi menjadi satu kelompok setiap kelompok terdiri 5 Kemudian membuat lingkaran

 Permainannya di lakukan dengan cara di simpan sebnyak 5 corong kemudian siswa harus menjatuhkan corong tersebut menggunakan gerakan operan diatas kepala atau over head.

8. Permainan kedelapan I. Permainan 1

 5 siswa berwarna putih sebagai orang yang melakukan dan 4 orang hanya memegan bola untuk di umpan kepada siswa berwarna putih

 Kemudian saat bunyi pluit berbunyi pemain yang berwarna putih mencari orang yang kosong dan menyebutkan namanya untuk melakukan bounce pass sebanyak 10 kali ke siswa yang berada dihadapannya setelah melakukan siswa kembali ketengah sambil lari kecil dan menunngu peluit yang akan ditiup. Jadi setiap siswa harus tetap konsenstrasi karena harus cepat.

II. Permainan 2

 Siswa di bagi 2 tim yang terdiri dari 7 orang dari setiap timnya.

 Cara permainannya yaitu tim putih harus mengenai lulut dari tim hijau dan jarak tembaknya tidak boleh keluar dari garis yang ditentukan dan apabila sudah kena siswa yang kena harus keluar dari lapang dan berdiri dibelakang lapang.

 Lemparan yang di lakukan tidak boleh melewati lutut ke atas apabila siswa melanggar siswa diberi hukuman.

9. Permainan kesembilan I. Permainan 1


(26)

Wahyu Pratama, 2015

 Siswa di bagi menjadi 2 tim yang terdiri dati tim putih dan tim hijau.

 Kemudian sisswa menggiring bola sambil melewati corong-corong yang sudah ada didepannya sambil berlari zig-zag. Apabila bola terlepas ataupun jauh dari jangkauan siswa harus melakukan nya lagi dari awal.

II. Permainan 2

 Siswa di bagi menjadi 3 kelompok. Kemudian pemain yang tim kuning memberikan operan dada atau chest pass ke pemain yang berwarna hijau namun dengan jarak 1 meter.

 Pemain yang kuning berlari melingkar ke belakang pemain hijau dan berada di depannya. Kemudian pemain hijau juga sama memberikan bola ke pemain putih terus berlanjut sampai ujung lapangan.

10.Permainan kesepuluh. I. Permainan 1

 Siswa di bagi menjadi 2 tim yang terdiri dari 2 orang setiap timnya, yaitu 2 orang tim bwerwarna putih dan 2 orang tim berwarna hijau.

 Cara melakukanya tim putih harus menembus pertahan tim hijau yang bertahan di atas garis. Tim hijau tidak boleh bergerak keman-mana selain diatas garis yang sudah di tentukan.

 Apabila tim hijau telah menyentuh sebanyak 5 kali bola dari tim putih otomatis tim putih yang bertagian menjadi bertahan dan tim hijau menjadi yang tim menyerang.

II. Permainan 2

 Setiap tim terdiri 4 orang dan di bagi menjadi 2 kemudian saling berhadapan sekiar 2 meter.

 Kemudian siswa melakukan operan diatas kepala atau over head yang berada di depan nya. Setelah melakukan operan siswa


(27)

langsnnung berlari kebelakang yang berada di hadapan temannya kemudian selanjutnya seperti itu.

11.Permainan kesebelas

I. Permainan 1

 Siswa di bagi menjadi 2 kelompok saling berhadapan sekitar jarak 2 meter.

 Kemudian siswa saling mengoper kepada teman yang berada didepan nya menggunakan operan chest pass.

 Sambil siswa tersebut bergeser kesamping tanpa mengubah posisi badan yang harus tettap berhadapan kedepan temannya. Apabila sudah sampai corong siswa balik lagi dan berda di bagian paling belakang dan begitu selanjutnya.

II. Permainan 2

 Siswa di bagi 2 tim terdiri dari tim hijau 2 orang dan tim putih 3 orang.

 Permainannya tim hijau harus mencetak point ke ring tim putih dan tim putih pun sama seperti yang dilakukan oleh tim hijau.

Apabila timnya kalah tim tersebut harus push up 10 kali. 12.Permainan keduabelas

I. Permainan 1

 Siswa di bagi menjadi 2 tim yang setiap timnya terdiri dari 5 orang yaitu tim putih 5 orang dan tim hijau 5 orang.

 Tim putih sebagai tim bertahan yang hanya menahan serangan lawan.Dan tim hijau sebagai penyerang namun tim hijau hanya diberikan 5 sentuhan untuk mencetak poin.

 Apabila lebih dari lima atau sebelum 5 sentuhan sudah di rebut tim bertahan hitungan mulai dari awal kembali. Setelah tim putih berhasil 5 kali mengagalkan penyerangan tim hijau kemudian bergantian posisi.


(28)

Wahyu Pratama, 2015

 Setiap tim terdiri 5 orang dan 1 orang sebagai mencetak point ke ring lawan.

Cara mainnya siswa bermain menggunaka operan bounce pass apabila ingin mencetak poin harus memberikan umpan kepada temannya yang berdiri di dekat ring lawan.

 Namun temannya yang diumpan tidak boleh melangkah sedikitpun apabila melangkah dianggap tidak sah.

D. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control

group, di mana dua kelompok dipilih, kemudian diberi tes awal (pretest) dan tes

akhir (posttest) untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dan kelompok kontrol yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket.

Penelitian pertama yang dilakukan oleh peneliti, peneliti yaitu melakukan tes awal (pretest) dengan cara memberikan angket yang berisi pertanyaan yang menyangkut dengan tingkat kedisplinan dan tanggung jawab siswa. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melihat tes hasil awal pada setiap siswa yang akan menjadi suatu acuan untuk peningkatan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa setelah kelompok eksperimen diberikan perlakuan. Dalam hal ini perlakuan yang akan diberikan oleh siswa yaitu kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket kepada kelompok eksperimen, perlakuan yang diberikan kepada siswa yaitu 12 kali pertemuan. Dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun. Selanjutnya setelah kelompok eksperimen di berikan perlakuan melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun, peneliti akan kembali memberikan angket yang sama pada tes awal yang berkaitan dengan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab untuk mengetahui hasil tes akhir setelah kelompok eksperimen di berikan perlakuan. Hal


(29)

ini dilakukan sebagai pembanding apakah kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dapat meningkatkan kediplinan dan tanggung jawab.

Kemudian peneliti dapat membandingkan hasil dari tes awal (pretest) dengan hasil pada tes akhir (posttest). Dalam hal ini untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa. Di bawah ini adalah gambar pretest-posttest Control group yang akan di gunakan dalam penelitian ini:

.

Gambar 3.1. Pretest- Posttest Control Group

R1 : Kelompok Eksperimen R2 : Kelompok Kontrol

X : Perlakuan menggunakan kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket O1 : Tes awal sebelum menggunakan perlakuan (Kelompok Eksperimen)

O2 : Tes akhir setelah menggunakan pelakuan (Kelompok Eksperimen)

O3 :Tes awal tanpa menggunakan perlakuan (Kelompok Kontrol)

O4 : Tes akhir tanpa menggunakan pelakuan (Kelompok Kontrol)

E. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data. Menurut Arikunto (2006,

149), “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk

R1 : O

1

X O

2


(30)

Wahyu Pratama, 2015

mengukur tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler olahrag bola basket. Adapun instrumen penelitian ini adalah menggunakan:

1. Angket

Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner yang di jelaskan oleh

Sugiyono (2010:199) sebagai berikut: “Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang di lakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket dalam penelitian ini terdiri dari variabel, konsep teori, yang dijabarkan melalui sub variabel, indikator-indikator kemudian menjadi pernyataan.

Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya di perkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang di kemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya. Varibel yang di ukur dalam penelitian ini adalah tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab instrumen yang di gunakan adalah angket tes kedisiplinan dan tanggung jawabyang dikembangkan sendiri oleh penulis. Sebelum menyusun butir-butir pernyataan yang akan di berikan kepada responden dalam bentuk angket, penulis membuat kisi-kisi tentang instrumen penelitian, yaitu kisi-kisi tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab. Untuk menyusun angket penulis harus mengacu pada definisi operasional.. Sudibyo dalam Ibrahim (2009:50) “disiplin pada hakekatnya adalah taat dan rasa bertanggung jawab untuk tidak melanggar ketentuan, tata tertib, dan nilai-nilai yang dianggap baik oleh masyarakat”. Sedangkan tanggung jawab menurut (KBBI) kamus besar bahasa indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul, menanggung segala sesuatunya, dan menanggung akibatnya.

Dari kisi –kisi instrumen penelitian tersebut dapat dijabarkan ke dalam pernyataan-pernyataan yang siap untuk digunakan instrumen penelitian. Berikut table 3.2 adalah kisi-kisi angket yang diberikan kepada sampel penelitian.


(31)

TABEL 3.2

KISI-KISI ANGKET PENELITIAN

TINGKAT KEDISPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB

Variabel Konsep Teori Sub Variabel Indikator No. Soal

(+) (-)

Disiplin

Sudibyo dalam Ibrahim (2009,50) “Disiplin pada hakekatnya adalah taat dan rasa bertanggung jawab untuk tidak melanggar ketentuan, tata tertib, dan nilai-nilai yang dianggap baik oleh masyarakat”

1. Tepat waktu  Mempertimbangkan waktu.

 Tiba tepat waktu.

6, 12, 18 21, 31, 24 2. Berpakaian rapi

 Memakaiatribut sekolah.

 Berpakaian tidak robek

 Memasukan baju kedalam celana 40, 14, 41, 42, 33, 1, 45, 46

3. Rajin  Mengerjakan tugas.

 Aktif belajar.

3, 8, 39, 4

10, 20, 34, 9 4. Patuh  Tidak melanggar aturan.

 Mengikuti perintah.

26, 38 11, 16 5. Menerima sanksi

 Tidak protes ketika

mendapat punishment

 Mempertanyakan sanksi yang diberikan.

2, 43, 7, 44

Tanggung jawab

Tanggung jawab

menurut (KBBI) kamus besar bahasa indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga

1. Rasa memiliki

 Merawat fasilitas sekolah

 Menjaga sarana prasarana pembelajaran. 13, 29,37 25, 32, 36 2. komitmen  mengerjakan piket kelas

 Bepartisispasi memecahkan masalah.

35, 28

5, 17


(32)

Wahyu Pratama, 2015

bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban

menanggung, memikul, menanggung segala

sesuatunya, dan

menanggung akibatnya

3. Menghargai  Menghormati guru.

 Menghargai teman.

 Menyayangi orang tua.

30, 27, 23

22, 19, 15

Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunkan skala likert. Sugiyono menjelaskan (2009:134) “skala likert di gunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian”. Untuk mengenai batasan dalam skala likert Sudjana dan Ibrahim (1989:107) menjelaskan ”Skala likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap sering digunakan dalam penelitian adalah skala likert. Lebih lanjut lagi Sugiyono (2009:134-135) menjelaskan

bahwa : “jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah”.

Berdasarkan dengan batasan tersebut, selanjutnya penskoran dilakukan dengan skor baku yang menunjuk pada penjelasan likert yang telah diuji skala oleh penulis, yaitu : Kategori untuk setiap jawaban positif yaitu selalu = 4, sering = 3, kadang-kadang = 2, dan tidak pernah = 1,. Sebaliknya untuk kategori pernyataan negatif selalu= 1, sering = 2, kadang-kadang = 3, dan tidak pernah = 4. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3. 3 di bawah ini:


(33)

Kategori pemberian skor alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang-kadang 2 3

Tidak Pernah 1 4

F.

Prosedur penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, peneliti melakukan persiapan kegiatan meliputi: a. penyusunan proposal penelitian.

b. Mengkaji teori-teori yang berhubungan dengan tingkat kedisplinan dan tanggung jawab siswa.

c. Observasi lokasi penelitian, sarana-prasarana yang diperlukan saat penelitian, dan alat bantu untuk menunjang pelaksanaan penelitian.

d. Penentuan instrumen penelitian yaitu angket. Dalam hal ini peneliti menggunakan angket yang sudah diketahui validitas dan reliabilitasnya. e. Melakukan perizinan penggunaan instrumen penelitian. Dan

f. Membuat permohonan Perizinan mengadakan penelitian ditempat yang akan diteliti.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan pelaksanaan kegiatan meliputi:

a. Diskusi program penelitian dan jadwal penelitian kepada pihak sekolah yang diwakili oleh Wakasek Kurikulum, Kesiswaan, Guru Pendidikan Jasmani dan Pembina olahraga ekstrakurikuler olahraga bola basket di SMPNegeri 12 Bandung.

b. Melakukan pemilihan populasi kemuadian menentukan sampel untuk penelitian.


(34)

Wahyu Pratama, 2015

TES AWAL TINGKAT KEDISPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB

SISWA

c. Siswa diberikan angket yang berisi kedisipilinan dan tanggung jawab untuk diisi sejujur-jujurnya oleh sampel sebagai data awal atau pretest. d. Melaksanakan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa kegiatan

ekstrakurikuler olahraga bola basket dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun.

e. Siswa di berikan angket yang berisi kedisiplinan dan tanggung jawab untuk diisi sejujur-jujurnya oleh sampel sebagai data akhir atau posttest sebagai acuan ekstrakurikuler olahrga bola basket dapat meningkatkan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.

Kemudian, Langkah-langkah dalam melakukan penelitian dapat di lihat pada gambar 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.4

Langkah-langkah penelitian

POPULASI

SAMPEL

KELOMPOK EKSPERIMEN

KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA

BASKET

KELOMPOK KONTROL

TANPAMENGGUNAKAN PERLAKUAN


(35)

TES AKHIR TINGKAT KEDISPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA

A.Proses pengembangan instrumen

Untuk mengetahui kelayakan dari tiap butir soal, maka setiap butir soal di uji menggunakan uji validitas internal butir dengan mengkorelasikan antara skor butir soal dengan skor total responden, sedangkan untuk uji reliabilitas instrumen penulis menggunakan rumus korelasi product moment.

1. Uji Validitas dan Realibilitas angket a. Uji validitas

Untuk menguji validitas keonstruk dapat di pergunakan pendapat para ahli (judgement expert) seperti dikemukakan Sugiyono (2009:188) bahwa : ”Teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik

yang paling banyak digunakan”. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi

terhadap koefisien korelasi.

Untuk mengetahui tingkat validitas instrument yang telah di uji cobakan di tempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memberikan skor pada masing-masing butir pertanyaan. 2. Memberikan skor untuk keseluruhan jumlah butir pertanyaan. 3. Menyusun skor dari skor yang didapat secara keseluruhan.

Sugiyono (2009:188) menyatakan “Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (Skor Total) serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item

tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.” Biasanya syarat minimum untuk

PENGOLAHAN DATA

ANALISIS DATA


(36)

Wahyu Pratama, 2015

dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi di atas 0,3 maka item pernyataan dinyatakan valid, bila korelasinya dibawah 0,3 maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Item pernyataan yang tidak valid nantinya dibuang.

Langkah-angkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen adalah mengkorelasikan skor jawaban per-item dengan skor total dengan rumus sebagai berikut:

Rumus Korelasi Product Moment

Arikunto (2003:73) menjelaskan bahwa “Hasil perhitungan rxydikonsultasikan pada table kritis r product moment dengan taraf signifikansi 5 %. Jika rxy> dari rkritismaka butir soal tersebut valid”. Untuk memudahkan peneliti, maka digunakan alat bantu yaitu microsoft excel for window. Setelah mendapat nilai korelasinya, peneliti bandingkan dengan nilai r- tabel pada taraf signifikansi 5 % dan jumlah responden sebanyak 35.

Untuk menentukan keputusan bahwa item soal itu valid atau tidaknya, peneliti berpatokan pada norma sebagi berikut: jika rxy > r tabel berarti soal tersebut valid, sebaliknya jika rxy < r tabel berarti item soal tersebut dinyatakan tidak valid.

Tabel 3.5

Hasil Perhitungan Pengujian Validitas tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab

No

r

hitung

r

tabel Keterangan

1 0,54 0,291 Valid

2 0,39 0,291 Valid

3 0,45 0,291 Valid

4 0,49 0,291 Valid

5 0,37 0,291 Valid

6 0,33 0,291 Valid

7 0,48 0,291 Valid

8 0,58 0,291 Valid


(37)

10 0,47 0,291 Valid

11 0,23 0,291 Tidak Valid

12 0,35 0,291 Valid

13 0,79 0,291 Valid

14 0,47 0,291 Valid

15 0,02 0,291 Tidak Valid

16 0,11 0,291 Tidak valid

17 0,38 0,291 Valid

18 0,52 0,291 Valid

19 0,24 0,291 Tidak Valid

20 0,50 0,291 Valid

21 0,31 0,291 Valid

22 0,41 0,291 Valid

23 0,28 0,291 Tidak Valid

24 -0,23 0,291 Tidak Valid

25 0,11 0,291 Tidak Valid

26 0,59 0,291 Valid

27 0,51 0,291 Valid

28 0,64 0,291 Valid

29 0,42 0,291 Valid

30 0,14 0,291 Tidak Valid

31 0,55 0,291 Valid

32 0,33 0,291 Valid

33 0,39 0,291 Valid

34 0,50 0,291 Valid

35 0,54 0,291 Valid

36 0,26 0,291 Tidak Valid

37 0,40 0,291 Valid

38 0,36 0,291 Valid

39 0,46 0,291 Valid

40 0,43 0,291 Valid

41 0,39 0,291 Valid

42 0,49 0,291 Valid

43 0,47 0,291 Valid

44 -0,02 0,291 Tidak Valid

45 0,53 0,291 Valid

46 0,62 0,291 Valid

Berdasarkan tabel 3.5 di atas dari jumlah angket yang diambil untuk penelitian nantinya sebanyak 36soal sedangkan jumlah angket yang dibuang sebanyak 10soal.


(38)

Wahyu Pratama, 2015

Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Instrument (kuesioner) yang handal berarti mampu mengungkap data yang didapat dipercaya. Cara menghitung realibilitas dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

r xy = korelasi antara variabel X dan Y (criteria)

X = skor pada variabel X Y = skor pada variabel Y

∑X = jumlah skor variabel X

∑Y = jumlah skor variabel Y Xy = jumlah skor X kali Y N = jumlah subjek

Mencari realibilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

rii = koefisien yang dicari 2. r = dua kali koefisien korelasi 1+ r = satu tambah koefisien korelasi


(39)

Data masing-masing tes di peroleh melalui proses pengukuran, merupakan nilai yang masih mentah. Untuk mengetahui adanya pengaruh kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa, maka harus melalui proses penghitungan statistik. Menurut Sugiyono (2009:172), “Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang

diteliti”. Pengujian validitas instrumen sangat penting dilakukan karena instrumen dengan tingkat validitas tinggi dapat mengukur apa yang hendak diukur dalam penelitian.

Setelah melaksanan penelitian, peneliti melaksanakan pengumpulan data dan selanjutnya melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

Keterangan :

X = skor rata-rata yang dicari = jumlah nilai data

= jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel

= jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3. Mencari varians (S2) melalui rumus:


(40)

Wahyu Pratama, 2015

Keterangan:

S2 = Varians yang dicari n = Jumlah sampel

= Skor yang diperoleh

∑ = Jumlah

Untuk analisis tahap selanjutnya, peneliti menggunakan program microsoft

excel. Penjelasan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

4. Menguji Normalitas

Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sujana (2001) adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan

menggunakan rumus:

Xi – X Z1 =

S

(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … ZnZi. Jika proporsi ini dinyatakan

S(Zi), maka:

Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi

S (Zi) =

n


(41)

e. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai

kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata  yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan

melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.

5. Menguji homogenitas dengan menggunakan rumus : F =

Terima Ho jika Fhitung≤ Ftabel

Tolak Ho jika Fhitung> Ftabel

6. Pengujian signifikasi peningkatan hasil belajar

Menggunakan uji t dengan langkah awal mencari simpangan baku gabungan, dengan rumus:

Keterangan:

= Simpangan baku gabungan = Jumlas sampel

= Varians

Langkah berikutnya menghitung pengaruh kegiatan ekstrakurikuler olahaga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dengan pengujian signifikan, menguji coba dengan t dengan rumus:


(42)

Wahyu Pratama, 2015

Keterangan:

= Jumlah sampel kelompok 1 = Jumlah sampel kelompok 2

= Rata-rata kelompok 1 = Rata-rata kelompok 2 S12 = Varians kelompok 1

S22 = Varians kelompok 2

Untuk uji t kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya : Terima Hipotesis (H0) jika : t <

Tolak Hipotesis (H0) jika : t

7. Langkah berikutnya menguji perbedaan hasil belajar dari kedua kelompok Dengan menggunakan uji signifikasi perbedaan dua rata-rata yaitu uji t, sebagai berikut:

Untuk perbedaan kelompok Keterangan:

= Jumlah sampel kelompok eksperimen = Jumlah sampel kelompok kontrol

= Rata-rata kelompok eksperimen = Rata-rata kelompok kontrol S12 = Varians kelompok eksperimen

S22 = Varians kelompok kontrol


(43)

Terima Hipotesis (H0) jika : t <


(44)

68 Wahyu Pratama, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan penulis dapat mengambil kesimpulan secara umum bahwa kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket memberikan pengaruh positif terhadap sikap siswa di SMP Negeri 12 Bandung.

Kesimpulan khusus yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket di SMP Negeri 12 Bandung

2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket.

B. Saran

Sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan oleh penulis, ada beberapa hal yang dapat di jadikan saran yaitu :

1. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dapat di jadikan sarana untuk mengembangkan sikap disiplin dan tanggung jawab siswa.

2. Bagi lembaga sekolah kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket sebaiknya sebaiknya di gunakan secara maksimal karena dapat memberikan pengaruh positif terhadap siswa.

3. Bagi masyarakat sikap disiplin dan tanggung jawab dapat memberikan pengaruh postif dalam kehidupan sehari-hari.


(45)

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis berikan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan kualitas pendidikan secara nasional maupun internasional.


(46)

Wahyu Pratama, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang (2009), manajemen pendidikan jasmani dan olahraga. Bandung:Prodi PJKR

Abduljabar, Bambang (2010). Landasan ilmiah pendidikan intelektual dalam

pendidikan jasmani, Bandung : Rizqi Press

Abduljabar, Bambang (2011). Pedagodi olahraga. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia

Abduljabar, Bambang. dan Darajat, Jajat. (2010). Modul Aplikasi statistik dalam

Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. (1992). Teori Bermain. Bandung: FPOK UPI

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Berliana. Dkk. (2008). Belajar Pembelajaran dalam Pelatihan Olahraga. FPOK UPI. Bandung.

Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum. Depdiknas.

Depdiknas. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.Direkjendasmen Drajat jajat (2010), modul statistik dalam pembelajaran penjas, Bandung : FPOK

UPI

Drs. H. Toto subroto, dkk. (2013) model model pembelajaran pendidikan jasmani. Bandung

GBPP (1994), Program kegiatan ekstrakurikuler untuk siswa SLTP

Hellison, D. (1995) Teaching Responsibility Through Physical Education. Human Kinetics: Champaign, IL.

Hurlock, B. E. 1991.Terjemahan Psikologi Perkembangan :Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Jasin R arie atriq (2011:07), karakteristik materi pembelajaran. Bandung. FPOK -UPI


(47)

John W. Satrock, 2007. Psikologi Pendidikan. edisi kedua. PT Kencana Media Group: Jakarta.

Juliante, tite. (2012).belajar dan pembelajaran pendidikan jasmani Bandung: FPOK -UPI

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lemhanas (1997). Displin nasional. Jakarta. PT. Balai pustaka

Lutan, Rusli dan Sumardiyanto. (2001). Filsafat Olahraga. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Lutan, Rusli. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.

Lutan, Rusli. dan Suherman, Adang. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjas. Depdiknas. Jakarta.

Mahendra, Agus. (2003). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani untuk Sekolah

Dasar, Modul. Direktorat PLB, Jakarta.

Mahendra, Agus. (2003). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan (2008: 4)

Pratama, A (2012). Dampak ekstrakuikuler bulutangkis terhadap displin siswa

dalam mengikuti pembelajarn pendidikn jasmani di SMAN 5 Cimahi.

Bandung. Skipsi FPOK UPI

Rasidin dkk (1991) Kuikulum sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Sri kristianingsih, kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagai salah satu upaya

mengatasi kenakalan remaja di SMP 1 Batujajar 2008, skripsi STKIP Cimahi

Sudarwan Danim dan Khairil, (2011) Psikologi Pendidikan, Bandung: Alfabeta Sudjana dan Ibrahim. (1989). Metode Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito. Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikana: Pendekatan Kuantitatif,


(48)

Wahyu Pratama, 2015

Tulus Tu’u (2004)), peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Jakarta :

Garsindo

Undang-undang No. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan

pengajaran pasal 9

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Sumber internet :

www.artikata.com/arti-340093-tanggungjawab.html http://file.upi.edu/Direktori/

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik.htm

http://ilhameducationsquare.blogspot.com/2011/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_7882.html

http://ongouls.blogspot.com/2011/11/indikator-indikator-disiplin.html http://penjasminu.blogspot.com/2009/01/hakekat-pendidikanjasmani-pendidikan.html

http://sarahshabrina.blogspot.com/2012/05/manusia-dan-tanggung-jawab.html

http://senandikahukum.com/tanggung-jawab-negara-terhadap-tindak-pidanan-internasional/

http://www.anneahira.com/tanggung-jawab.htm http://www.funderstanding.com/content/behaviorism http://www.kanalom.blogspot.com.html

http://www.psikologiku.com/teori-pengkondisian-operan-menurut-skinner/ http://www.scumdoctor.com/psychology/behaviorism/Theory-And-Definition-Of-Behaviorism.html


(49)

https://alike.wordpress.com/2008/08/22/tanggung-jawab-dalam-pendidikan/ https://amalianurjannah.files.wordpress.com/2013/05/1-teori-pengkondisian-ivan-petrovich-pavlov.pdf

https://bangfajars.wordpress.com/2011/11/17/pertanyaan-seputar-psikologi-pendidikan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Bola_basket

https://mukhliscaniago.wordpress.com/2012/05/04/teori-ivan-pavlov/

https://starawaji.wordpress.com/


(1)

68

Wahyu Pratama, 2015

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA BASKET TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan penulis dapat mengambil kesimpulan secara umum bahwa kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket memberikan pengaruh positif terhadap sikap siswa di SMP Negeri 12 Bandung.

Kesimpulan khusus yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket di SMP Negeri 12 Bandung

2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket.

B. Saran

Sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan oleh penulis, ada beberapa hal yang dapat di jadikan saran yaitu :

1. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dapat di jadikan sarana untuk mengembangkan sikap disiplin dan tanggung jawab siswa.

2. Bagi lembaga sekolah kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket sebaiknya sebaiknya di gunakan secara maksimal karena dapat memberikan pengaruh positif terhadap siswa.

3. Bagi masyarakat sikap disiplin dan tanggung jawab dapat memberikan pengaruh postif dalam kehidupan sehari-hari.


(2)

86

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis berikan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan kualitas pendidikan secara nasional maupun internasional.


(3)

Wahyu Pratama, 2015

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA BASKET TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang (2009), manajemen pendidikan jasmani dan olahraga. Bandung:Prodi PJKR

Abduljabar, Bambang (2010). Landasan ilmiah pendidikan intelektual dalam pendidikan jasmani, Bandung : Rizqi Press

Abduljabar, Bambang (2011). Pedagodi olahraga. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia

Abduljabar, Bambang. dan Darajat, Jajat. (2010). Modul Aplikasi statistik dalam Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. (1992). Teori Bermain. Bandung: FPOK UPI

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Berliana. Dkk. (2008). Belajar Pembelajaran dalam Pelatihan Olahraga. FPOK UPI. Bandung.

Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum. Depdiknas.

Depdiknas. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.Direkjendasmen Drajat jajat (2010), modul statistik dalam pembelajaran penjas, Bandung : FPOK

UPI

Drs. H. Toto subroto, dkk. (2013) model model pembelajaran pendidikan jasmani. Bandung

GBPP (1994), Program kegiatan ekstrakurikuler untuk siswa SLTP

Hellison, D. (1995) Teaching Responsibility Through Physical Education. Human Kinetics: Champaign, IL.

Hurlock, B. E. 1991.Terjemahan Psikologi Perkembangan :Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Jasin R arie atriq (2011:07), karakteristik materi pembelajaran. Bandung. FPOK -UPI


(4)

John W. Satrock, 2007. Psikologi Pendidikan. edisi kedua. PT Kencana Media Group: Jakarta.

Juliante, tite. (2012).belajar dan pembelajaran pendidikan jasmani Bandung: FPOK -UPI

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lemhanas (1997). Displin nasional. Jakarta. PT. Balai pustaka

Lutan, Rusli dan Sumardiyanto. (2001). Filsafat Olahraga. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Lutan, Rusli. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.

Lutan, Rusli. dan Suherman, Adang. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjas. Depdiknas. Jakarta.

Mahendra, Agus. (2003). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani untuk Sekolah Dasar, Modul. Direktorat PLB, Jakarta.

Mahendra, Agus. (2003). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan (2008: 4)

Pratama, A (2012). Dampak ekstrakuikuler bulutangkis terhadap displin siswa dalam mengikuti pembelajarn pendidikn jasmani di SMAN 5 Cimahi. Bandung. Skipsi FPOK UPI

Rasidin dkk (1991) Kuikulum sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Sri kristianingsih, kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagai salah satu upaya mengatasi kenakalan remaja di SMP 1 Batujajar 2008, skripsi STKIP Cimahi Sudarwan Danim dan Khairil, (2011) Psikologi Pendidikan, Bandung: Alfabeta Sudjana dan Ibrahim. (1989). Metode Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito. Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikana: Pendekatan Kuantitatif, Kuantitatifdan R&D. Bandung : Alfabeta


(5)

Wahyu Pratama, 2015

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA BASKET TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tulus Tu’u (2004)), peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Jakarta : Garsindo

Undang-undang No. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran pasal 9

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Sumber internet :

www.artikata.com/arti-340093-tanggungjawab.html http://file.upi.edu/Direktori/

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik.htm

http://ilhameducationsquare.blogspot.com/2011/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_7882.html

http://ongouls.blogspot.com/2011/11/indikator-indikator-disiplin.html http://penjasminu.blogspot.com/2009/01/hakekat-pendidikanjasmani-pendidikan.html

http://sarahshabrina.blogspot.com/2012/05/manusia-dan-tanggung-jawab.html

http://senandikahukum.com/tanggung-jawab-negara-terhadap-tindak-pidanan-internasional/

http://www.anneahira.com/tanggung-jawab.htm http://www.funderstanding.com/content/behaviorism http://www.kanalom.blogspot.com.html

http://www.psikologiku.com/teori-pengkondisian-operan-menurut-skinner/ http://www.scumdoctor.com/psychology/behaviorism/Theory-And-Definition-Of-Behaviorism.html


(6)

https://alike.wordpress.com/2008/08/22/tanggung-jawab-dalam-pendidikan/ https://amalianurjannah.files.wordpress.com/2013/05/1-teori-pengkondisian-ivan-petrovich-pavlov.pdf

https://bangfajars.wordpress.com/2011/11/17/pertanyaan-seputar-psikologi-pendidikan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Bola_basket

https://mukhliscaniago.wordpress.com/2012/05/04/teori-ivan-pavlov/ https://starawaji.wordpress.com/