PERBANDINGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER TAEKWONDO DAN BULUTANGKIS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI.

(1)

PERBANDINGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER TAEKWONDO DAN

BULUTANGKIS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

DI MAN 1 KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

RIZKY PANGESTU GUNAWAN 0900330

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

DI MAN 1 KOTA BANDUNG

Oleh

Rizky Pangestu Gunawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Rizky Pangestu Gunawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

RIZKY PANGESTU GUNAWAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER TAEKWONDO DAN

BULUTANGKIS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

DI MAN 1 KOTA BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. H. Yus Solihin Y, M.Ed. NIP. 195003111978101001

Pembimbing II

Drs. Andi Suntoda, M.Pd. NIP. 19806201986011002

Mengetahui :

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmanai Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd. NIP. 196508171990011001


(4)

Abstrak

Rizky Pangestu Gunawan, 0900330. Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Pembimbing I Drs. H. Yus Solihin Y, M.Ed, Pembimbing II Drs. Andi Suntoda, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Taekwondo dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Bulutangkis dalam pembelajaran pendidikan jasmai. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Ex Post Facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MAN 1 Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis. Sedangkan sampel yang digunakan adalah 36 siswa, terdiri dari kelompok sampel Taekwondo 13 dan kelompok sampel Bulutangkis 23. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala. Hasil penelitian menunjukan secara umum disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani termasuk dalam kategori sedang/cukup. Kelompok ekstrakurikuler taekwondo memperoleh skor rata-rata 202,30 atau memperoleh persentase 23% dalam kategori tinggi, dan kelompok ekstrakurikuler bulutangkis memperoleh skor rata-rata sebesar 190,13 atau memperoleh persentase 9% dalam kategori tinggi. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai hitung (1,742) dengan nilai t-tabel (1,697) dan ternyata nilai t-hitung (1,742) > t-t-tabel (1,697). Dengan demikian hipotesis (H0) ditolak. Jadi hasilnya adalah terdapat perbedaan yang

signifikan antara disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler taekwondo dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis.


(5)

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

COMPARISON THE LEVEL OF STUDENT DISCIPLINE AMONG STUDENT WHO TAKE EXTRACURRICULAR TAEKWONDO AND BADMINTON IN PHYSICAL

EDUCATION

AT MAN 1 KOTA BANDUNG

Rizky Pangestu Gunawan

1

, Yus Solihin

2

, Andi Suntoda

3

“writer, Responsible person”

Physical Education and Recreation

Faculty of physical education and health

Universities indonesia of education

E-mail rizkypangestug@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to know, differences of the student discipline among student who take extracurricular Taekwondo and badminton in physical education. This research using method of ex post facto. Population in this research is all around the student Man 1 bandung, who take extracurricular Taekwondo and badminton. And the sample using 36 student, 13 taekwondo group and 23 badminton group. The instrument in this research is scale. And this result showing the general discipline of the student who follows studied of physical education included in the medium category. Taekwondo group get skors 202,30 or get the 23% persentation on high category. And badminton group get skors 190,13 or get the persentation 9 % on high category. Hypothesis test result get obtain value arithmetic (1,742) with value table (1,697) and value arithmetic (1,742 ) > t-table (1,697). so Hypothesis (H) is rejected. of this results Threre is a significant defference of the studen discipline, who take extracurricular Taekwondo and badminton .


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Ucapan Terima Kasih ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... v

Daftar Bagan ... vi

Daftar Grafik ... vii

Daftar Gambar ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Masalah ... 5

E, Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA dan KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Pendidikan Jasmani ... 7

2. Pembelajaran ... 8

3. Kegiatan Ekstrakulikuler a. Pengertian Ekstrakulikuler ...9


(7)

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Tujuan Kegiatan Ekstrakulikuler ... 11

d. Jenis-jenis Kegiatan Ekstrakulikuler ... 12

2. Disiplin a. Pengertian dan Pentingnya disiplin ... 13

b. Ciri-ciri Disiplin ... 16

c. Fungsi Disiplin ... 17

d. Tujuan Disiplin ... 19

e. Unsur Disiplin ... 20

f. Perlunya disiplin ... ... 21

g. Macam-macam Disiplin ... 22

h. Pembentukan Disiplin ... 24

5. Taekwondo ... 26

6. Bulutangkis ... 29

7. Hubungan antara Disiplin dan Ekstrakurikuler ... 31

B. KerangkaPemikiran ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ... 36

2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi ... 36

b. Sampel ... 36

B. Metode penelitian ... 37

C. Desain dan Langkah-langkah Penelitian ... 38

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian ... 40

2. Definisi Operasional ... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen ... 41

2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen ... 42

3. Pedoman Skoring ... 44

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Butir Item ... 46

2. Estimasi Relibilitas ... 48


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penalitian

1. Gambaran Umum Hasil Penelitian

a. Tingkat disiplin siswa ...55

b. Kategori Skor Variabel ...56

2. Pengujian Persyaratan Analisis a. Hasil Uji Normalitas ...59

b. Hasil Uji Homogenitas ...60

c. Hasil Uji Dua Rata-rata ...61

B. Pembahasan ...61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72 Lampiran-lampiran


(9)

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam melaksanakan kehidupan tidak lepas dari pendidikan. Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan kedudukannya. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang harus terjadi, sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Semakin berkembang dunia pendidikan pada saat ini, merupakan tantangan untuk meningkatkan kemampuan dalam dunia pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia.

Dalam Pasal 3, UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan merupakan faktor penting bagi suatu bangsa. Maju mundurnya suatu negara ditentukan oleh pendidikan yang diselenggarakan oleh bangsa tersebut. Dengan kata lain berhasil tidaknya suatu bangsa terletak pada kualitas pendidikannya. Proses pelaksanaan pendidikan tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas saja, seperti pelajaran-pelajaran umum yang hanya mengutamakan aspek kognitif saja, akan tetapi pelaksanaan pendidikan juga dapat dilaksanakan di luar kelas yaitu pendidikan jasmani. Supandi (1991, hlm. 2), menjelaskan bahwa: “Pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungannya yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya”.


(10)

Adanya pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah adalah salah satu usaha untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan penanaman nilai-nilai sportivitas di lingkungan pendidikan. Nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan jasmani salah satunya adalah kedisiplinan, namun berdasarkan pengalaman selama menempuh program pengalaman lapangan (PPL) nilai-nilai kedisiplinan tersebut jarang sekali muncul dalam keseharian siswa. Salah satu contoh adalah kedisiplinan dalam mengikuti pembelajaran, dimana siswa dalam mengikuti pembelajaran ramai sendiri, tidak mendengarkan bahkan telat masuk kelas. Padahal seharusnya sikap disiplin siswa harus melekat dalam kesehariannya.

Membicarakan tentang disiplin di sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, tawuran bahkan geng motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti : kasus bolos, menyontek, perkelahian, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulanganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah. Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah.

Dari pemaparan di atas tergambar betapa memprihatinkannya apabila prilaku sosial remaja dan prilaku siswa di skolah yang merupakan generasi penerus bangsa tidak memiliki sikap disiplin yang tertanam pada dirinya. Upaya peningkatan hasil belajar tidak terlepas dari kegiatan siswa di sekolah. Kegiatan di sekolah terdiri dari dua jenis kegiatan yaitu intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Hal itu tercantum dalam UU RI No.3 Tanun 2005 pasal 25 ayat 4 tentang Sistem Keolahragaan Nasional yang berbunyi bahwa “pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dengan memperhatikan potensi, kemampuan,


(11)

3

minat dan bakat peserta didik secara menyeluruh baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler”. Oleh karena itu selain pendidikan jasmani di sekolah siswa juga harus mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah karena dapat menjadi lahan dalam meningkatkan keterampilan siswa. Ekstrakurikuler juga dapat dijadikan wadah pembentukan karakter siswa, dan salah satunya adalah kedisiplinan.

Menurut Prijodarminto (1987, hlm. 23) menyatakan bahwa :

Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman.

Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis termasuk ekstrakurikuler olahraga yang ada di sekolah MAN 1 Bandung. Taekwondo adalah olahraga bela diri modern yang berakar dari bela diri tradisional Korea, yang merupakan seni atau cara mendisiplinkan diri/seni bela diri yang menggunakan teknik tendangan kaki dan tangan kosong.

Olahraga Bulutangkis adalah olahraga permainan yang munggunakan alat (Raket) yang bentuk permainan olahraga ini memukul shutlekok untuk melewati net. Olahraga ini banyak digemari oleh masyarakat luas dan sangat menarik untuk ditonton. Terbukti dengan banyaknya kegiatan pertandingan mulai dari tingkat daerah sampai tingkat dunia selalu dipadati oleh penonton yang banyak.

Olahraga Taekwondo dan Bulutangkis merupakan olahraga individu, setiap siswa yang mengikuti olahraga tersebut dituntut memiliki kedisiplinan yang tinggi. Karena jika para siswa yang mengikuti olahraga tersebut tidak disiplin maka tidak akan tercapai sebuah prestasi yang optimal bahkan rentan terjadinya kecelakaan atau cedera pada saat latihan. Diduga olahraga Taekwondo lebih disiplin daripada bulutangkis karena olahraga taekwondo merupakan olahraga bodycontact yang menuntut para pemainnya memiliki disiplin tinggi karena didalam pertandingan taekwondo rawan cedera bahkan bisa saja sampai kehilangan nyawa.


(12)

kegiatan ekstrakurikuler ini menanamkan kedisiplinan didalamnya. Beberapa contoh disiplin yang diajarkan dalam ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis ialah: 1) Disiplin dalam waktu agar siswa selalu menghargai waktu dan bisa tepat waktu selama latihan. 2) Beretika yang baik pada sesama siswa dan pelatih. 3) Berpakaian yang rapih dan sesuai dengan ketentuan (baik siswa maupun pelatih). 4) Disiplin terhadap materi-materi yang diajarkan. 5) Disiplin dalam menaati tata tertib dilatihan dan lain-lain.

Dengan ditanamkan nilai-niai disiplin para siswa diharapkan menjadi patuh terhadap peraturan-peraturan yang ada tanpa adanya paksaan atau tekanan dari orang lain, baik di sekolah maupun di masyarakat dan apabila siswa memiliki kedisiplinan yang baik akan membuat proses belajar mengajar di sekolah menjadi lebih baik lagi.

Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti perbandingan tingkat kedisiplinan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis terhadap pembelajaran pendidikan jasmani di MAN 1 Bandung.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi masalah yang akan penulis teliti dan fakta yang terjadi di lapangan yaitu banyak siswa yang tidak disiplin. Hal ini bisa terjadi karena pembekalan nilai disiplin siswa hanya mendapatkan di kegiatan intrakurikuler saja, yang relatif jumlah jam untuk kegiatan intrakurikuler sedikit.

Maka dari itu kegiatan ekstrakurikuler yang berada disekolah sangatlah diperlukan untuk mengembangkan nilai prilaku dalam hal ini yaitu nilai kedisiplinan. Kegiatan ekstrakurikuler memiliki jumlah jam yang cukup banyak dibandingkan kegiatan pembelajaran intrakurikuler.


(13)

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk membandingkan mengenai kedisiplinan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di MAN 1 Bandung.

Sedangkan masalah penelitian yang dapat penulis rinci adalah sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan tingkat kedisiplinan siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Taekwondo dengan Bulutangkis dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di MAN 1 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Dalam setiap penulisan harus memiliki tujuan-tujuan yang akan dicapai, sehingga dapat menghasilkan informasi dan hasil-hasil penelitian yang benar. Berdasarkan masalah dalam penelitian, maka tujuan yang penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah

Ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan kedisiplinan siswa antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Taekwondo dengan Bulutangkis dalam pembelajaran pendidikan jasmani di MAN 1 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan penulis melalui penelitian ini adalah manfaat secara teoritis dan secara praktis, yang dipaparkan sebagai berikut:

a. Dari Segi Teoritis

1. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan, khususnya bagi guru pendidikan jasmani agar dapat menerapkan kreativitas mengajar pendidikan jasmani.

2. Memberi masukan kepada pihak-pihak terkait untuk mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler


(14)

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang hendak meneliti mengenai dampak ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis terhadap kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dengan permasalahan dan sampel yang berbeda.

2. Informasi dan masukan bagi lembaga-lembaga formal (sekolah) untuk lebih memperhatikan kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

3. Bahan masukan bagi para guru pendidikan jasmani dalam melakukan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

F. Struktur organisasi skripsi

Struktur penulisan skripsi ini terdiri dari BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikasi penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka pemikiran. BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari populasi dan Sample penelitian,desain penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, langkah-langkah penelitian dan teknik analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang memaparkan hasil penelitian serta pembahasan. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi.


(15)

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi di Madrasah Aliyah (MA) Negeri 1 Bandung yang beralamat pdi Jl. H. Alpi-Cijerah Telp. 0226027957 Bandung 40212. Alasan utama pemilihan lokasi penelitian di MAN 1 Bandung adalah pengalaman penulis saat melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL), yang melihat para peserta didik banyak yang tidak disiplin dan lokasi penelitian yang dekat dengan rumah penulis sehingga peneliti dapat lebih intensif dalam melakukan penelitiannya. 2. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber sumber. Biasanya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian. Sugiono (2012, hlm. 117) menjelaskan, “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.”

Populasi penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis di MAN 1 Bandung.

b. Sampel

Sampel penelitian ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 117) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).”

Adapun teknik yang digunakan dalam pengambulan sampel ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alasan kenapa peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang akan menjadi sampel harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:


(16)

1. Terdaftar sebagai siswa di MAN 1 Bandung

2. Aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan tidak berpindah-pindah ke ekstrakurikuler yang lain.

3. Mengikuti ekstrakurikuler minimal 1 tahun yaitu siswa kelas XI dan XII

B. Metode penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian diperlukan suatu metode. Pemilihan metode yang akan digunakan dalam sebuah penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan dari penelitian tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa metode penelitian mempunyai peranan yang penting dalam pelaksanaan sebuah penelitian.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan dan metode tertentu untuk dapat memecahkan masalah. Dalam penelitian ini, jika dilihat dari metode yang digunakan maka penelitian ini merupakan penelitian ex post facto. Menurut Sukardi (2007:15) “penelitian ex post facto adalah hubungan peneliti dengan variabel yang terjadi dan mereka tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang yang diteliti.” Penelitian jenis ini tidak dalam pelaksanaannya tidak memberikan perlakuan apapun terhadap variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini tidak diberi perlakuan sama sekali, namun variabel ini memiliki karakteristik yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat secara signifikan. Seperti yang dikatakan oleh Sukardi (2007:15) bahwa “dalam penelitian ex post facto terdapat variabel bebas dan variabel terikat yang dinyatakan secara eksplisit, untuk kemudian dihubungkan sebagai penelitian korelasi atau diprediksi jika variabel bebas mempuanyai pengaruh tertentu pada variabel terikat.”

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah satu atau lebih kondisi yang sudah terjadi mungkin menyebabkan perbedaan perilaku pada subjek. Dengan kata lain, penelitian ini menentukan apakah terdapat perbedaan yang terjadi antar kelompok subjek (dalam variabel independen) menyebabkan terjadinya perbedaan pada variabel dependen.


(17)

38

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hanya saja dalam penelitian ex post facto tidak ada manipulasi kondisi karena kondisi tersebut sudah terjadi sebelum penelitian mulai dilaksanakan. Karena penelitian ini memerlukan waktu yang relatif singkat.

C. Desain dan Langkah-langkah penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rancangan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan desain penelitian non-eksperimental. Pemilihan desain penelitian ini disesuaikan dengan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti, seperti yang telah dijelaskan di poin sebelumnya bahwa adalah metode penelitian dalam penelitian ini adalah ex post facto. Dalam penelitian ex post facto peneliti tidak memberikan perlakuan apapun terhadap variabel bebas. Dalam penelitian ini ada 2 variabel bebas, oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental komparatif.

Kelompok Variabel Bebas Variabel Terikat

E (X) Y1

P - Y2

Furchan (1982, hlm. 404) Tabel 3.1

Desain penelitian

Untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang dilakukan maka perlu langkah penelitian sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran langkah penelitian maka akan mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian dalam penelitian ini penulis menggambarkan langkah penelitian dalam bentuk bagan sebagai berikut :


(18)

Bagan 3.1

Langkah-Langkah Penelitian

Dari bagan di atas dapat penulis jelaskan sebagai berikut :

a. Langkah pertama menentukan populasi dari peserta didik di MAN 1 Bandung yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

b. Kemudian menentukan sampel dari peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis.

c. Melakukan tes pengukuran dengan menggunakan angket terhadap dua kelompok tersebut.

d. Setelah didapat hasil pengetesan dari dua kelompok. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan menganalisis data.

e. Langkah yang terakhir menentukan kesimpulan yang didasarkan dari hasil pengolahan dan analisis data tersebut.

Populasi Sampel

Kelompok A Ekstrakurikuler

Taekwondo

Kelompok B Ekstrakurikuler

Bulutangkis

Tes dengan Menggunakan Angket

Hasil tes Kelompok A Hasil tes Kelompok B

Pengolahan data Analisis data


(19)

40

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian a. Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) mengemukakan bahwa,“variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat.” Penelitian ini variabel bebasnya adalah ekstrakurikuler olahraga (X1) dan ekstrakuler non olahraga (X2).

b. Variabel Terikat

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) menerangkan bahwa,”vriabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.” Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah disiplin siswa (Y). 2. Definisi Operasional

Untuk mengukur variable disiplin siswa, para ahli memberikan pandangan tentang definisi disiplin, antara lain :

a) Rochman (1999, hlm. 168) mengartikan disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangka kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. b) Tulus (2004, hlm. 8) berpendapat bahwa disiplin merupakan kesadaran diri

yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan mentaati peraturan-peraturan, nilai-nilai dan hukuman yang berlaku dalam satu lingkungan tertentu. Kesadaran itu antara lain, kalau dirinya berdisiplin baik maka akan memberikan dampak yang baik bagi keberhasilan dirinya pada masa depannya.

c) Hurlock (1980, hlm. 123-124) menjelaskan pengertian disiplin bahwa, disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan anak-anak berprilaku moral yang diterima kelompok, tujuannya adalah memberitahukan kepada anak-anak prilaku mana yang baik dan mana yang buruk dan mendorongnya untuk berprilaku sesuai dengan standar-standar ini.

d) Susilowati (2005) menjelaskan bahwa individu yang memiliki niai-nilai kedisiplinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut ; (1) ketaatan, (2)


(20)

kepatuhan. (3) kesetiaan, (4) ketaraturan (5) ketertiban, (6) komitmen, dan (7) konsisten.

e) Prijodarminto (1194, hlm. 23) menyatakan bahwa Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilakudalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman.

Dari pendapat-pendapat para ahli di atas diketahui bahwa disiplin adalah adanya kesediaan untuk mematuhi peraturan-peraturan, tata tertib yang berlaku. Kepatuhan di sini bukan hanya karena adanya tekanan-tekanan dari luar melainkan kepatuhan yang didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Skala Pengukuran

Teknik pengumpulan data yang digunakandalam penelitian ini adalah teknik penelitian tidak langsung dengan menggunakan skala pengukuran. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 133) menjelaskan bahwa,

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Jadi teknik pengumpulan data ini berupa pernyataan atau pertanyaan yang diberikan langsung kepada sampel penelitian dan kemudian data tersebut bisa dirubah menjadi data yang berbentuk angka.

F. Instrumen penelitian 1. Jenis instrumen

Penelitian pada perinsipnya adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan sebuah instrument penelitian. Instrument penelitian merupakan suatu


(21)

42

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alat yang dinilai akurat untuk mengumpulkan dan memperoleh data variabel penelitian dari sejumlah populasi dan sampel penelitian yang telah ditemukan.

Dalam penelitian data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa angket untuk memperoleh gambaran mengenai disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket langsung yang tertutup karena responden hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap paling benar. Arikunto (2007, hlm. 103) menjelaskan “angket tertutup adalah angket yang dijelaskan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang () pada kolom atau tempat yang sesuai.” Angket dibuat dalam bentuk obyektif dilengkapi dengan petunjuk pengisian dengan masing-masing soal diberikan lima alternalif jawaban. Sebelum angket digunakan terlebih dahulu diuji cobakan, perlakukan ini untuk mengetahui tingkat kevalidan dan kereabilitasan angket.

Setelah kisi-kisi angket dibuat, maka kemudian membuat item-item pertanyaan disertai alternatif jawaban yang kemudian disusun sebagai pedoman pengisian angket. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa angket merupakan alat pengumpul data yang berupa daftar pertanyaan atau isian yang harus diisi oleh subyek penelitian.

Sugiono (2012, hlm. 201) Angket yang digunakan menggunakan bentuk sekala likert dengan alternative respon atau jawaban pernyataan satu sampai lima. Kelima alternatife jawaban respon tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah (SL) Selalu, (SR) Sering, (KK) Kadang-kadang, (HTP) hampir tidak pernah, (TP) tidak pernah.

2. Pengembangan kisi-kisi Istrumen

Spesifikasi data dimaksudkan untuk menjelaskan ruang lingkup yang diukur secara terperinci yang dituangkan dalam bentuk – bentuk kisi-kisi. Penggunaan kisi-kisi ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pembuatan angket penelitian. Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi kisi,


(22)

selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan. Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap disiplin siswa di sekolah dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian.

Butir –butir pertanyaan yang dikembangkan penulis kepada responden untuk tes disiplin. Butir soal atau pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan yang ingin dipecahkan, yaitu membandingkan kedisiplinan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis dalam mengikuti pembelajaran Penjas. Butir pertanyaan tentang disiplin dijabarkan kedalam kisi-kisi dilihat pada table sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen

Pengungkapan Disiplin Siswa di Sekolah

Variabel Indikator Aspek Nomor

Item + Item - Disiplin ketaatan 1. Ketaatan terhadap tata

tertib sekolah pada saat pembelajaran penjas 2. Ketaatan terhadap

perintah yang diberikan oleh guru penjas

1, 2, 5, 6, 7,

8, 9

3, 4, 46,

47, 48, 49

kepatuhan 1. Patuh terhadap tata tertib pada saat pembelajaran penjas 2. Patuh terhadap perintah

yang diberikan guru penjas di dalam dan di luar kelas

11, 12

15, 16

10, 13, 14

17

Kesetiaan Kesetiaan terhadap perintah guru penjas

19, 22 18, 20, 21 23, 24 Keteraturan Teratur dalam satuan

kegiatan

25, 26, 27, 28

50 Ketertiban 1. Tertib waktu dalam

pelaksanaan


(23)

44

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembelajaran penjas

2. Tertib dalam menerima dan melaksanakan tugas

3. Tertib belajar pada saat pembelajaran penjas

31, 32

33, 34, 35 Komitmen Komitmen sebagai siswa 37, 38 36, 39, 40,

41 konsisten 1. Konsisten dalam

menjalankan aturan/tata tertib pada saat

pembelajaran penjas 2. Konsisten dalam

melaksanakan perintah guru penjas

51, 52

42, 43, 44 45

Dengan butir-butir pernyataan di atas diharapkan peneliti dapat mengukur atau membandingkan sikap kedisiplinan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler taekwondo dan bulutangkis dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. 3. Pedoman Skoring

Pemberian skor dari skala disiplin penulis menggunakan skala sikap, yaitu skala likert, penilaian dari skala disiplin penulis menggunakan skala sikap, yaitu skala likert, mengenai hal ini Sugiyono (2012, hlm. 134) menjelaskan “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.”

Sugiyono (2012, hlm. 135) menjelaskan dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain : selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah.


(24)

Berdasarkan uraian di atas tentang alternatif jawaban dalam skala, penulis menetapkan kategori penskoran sebagai berikut : kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-kadang = 3, Hampir tidak pernah = 2, Tidak pernah = 1, kategori untuk setiap pernyatan negatif, yaitu Selalu = 1, Sering = 2, Kadang-kadang = 3, Hampir tidak pernah = 4, tidak pernah = 5. Seperti yang tertera pada table berikut :

Tabel 3.3 Alternatif Skor

Jawaban Skor positif Skor negatif

SL (selalu) 5 1

SR (sering) 4 2

KK (kadang-kadang) 3 3

HTP (hampir tidak pernah) 2 4

TP (tidak pernah) 1 5

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum angket disebarkan ke semua sampel untuk mendapatkan data, angket yang telah disusun akan diuji cobakan terlebih dahulu yang bertujuan uantuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir-butir atau item-item pernyataan. Dari uji coba angket tersebut akan diperolah sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

Angket akan di ujicobakan kepada peserta didik yang bukan termasuk sampel Uji coba angket dilaksanakan terhadap peserta didik di SMA Negeri 4 Bandung yang berjumlah 30 responden yang mengikuti ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis. Dipilih SMA Negeri 4 Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler sebagai responden karena dianggap memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang akan dipakai untuk penelitian. Karakteristik SMA dapat dilihat dari (1) Tujuan Pendidikan, yaitu tujuan pendidikan nasional yang merupakan dasar


(25)

46

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tujuan pendidikan SMA. (2) Kurikulum (3) Peserta didik : Usia peserta didik anak SMA secara umum berada pada rentang 15/16-18/19 tahun.

Pengolahan data hasil uji coba akan diolah secara statistik, ada pun pengolahan data hasil uji coba dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007.

1. Uji Validitas Butir Item

Validitas adalah suatu alat evaluasi di sebut valid (abash atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa seharusnya dievaluasi. Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 44). Validitas merupakan ketepatan atau kecermatan satu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Validitas item ditunjukan denghan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisian korelasi yang digunakan untuk mengkur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak.

1) Uji validitas digunakan dengan mengguakan program Microsoft Excel. Teknik pengujian yang digunakan ialah korelasi product-moment (Pearson), yaitu :

Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 45) Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variable sengan variable

N = Banyak subjek (testi) / responden X = Jumlah skor butir

Y = Jumlah skor total

Pengujian menggunakan uji dua sisi taraf signifikan 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :


(26)

1) Jika r hitung ≥ r table (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total

(dinyatakan valid).

2) Jika r hitung < r table (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid)

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas No.

Soal r hitung r tabel Keterangan 1 0,741 0,361 Valid

2 0,490 0,361 Valid 3 0,550 0,361 Valid 4 0,634 0,361 Valid 5 0,595 0,361 Valid 6 0,295 0,361 Tidak Valid 7 0,763 0,361 Valid 8 0,554 0,361 Valid 9 0,703 0,361 Valid 10 0,571 0,361 Valid 11 0,519 0,361 Valid 12 0,515 0,361 Valid 13 0,479 0,361 Valid 14 0,729 0,361 Valid 15 0,620 0,361 Valid 16 0,321 0,361 Tidak Valid 17 0,697 0,361 Valid 18 0,783 0,361 Valid 19 0,796 0,361 Valid 20 0,618 0,361 Valid 21 0,618 0,361 Valid 22 0,407 0,361 Valid 23 0,549 0,361 Valid 24 0,561 0,361 Valid 25 0,643 0,361 Valid 26 0,539 0,361 Valid 27 0,428 0,361 Valid 28 0,677 0,361 Valid 29 0,698 0,361 Valid 30 0,658 0,361 Valid


(27)

48

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No.

Soal r hitung r tabel Keterangan 31 0,588 0,361 Valid

32 0,740 0,361 Valid 33 0,639 0,361 Valid 34 0,013 0,361 Tidak Valid 35 0,675 0,361 Valid 36 0,525 0,361 Valid 37 0,675 0,361 Valid 38 0,718 0,361 Valid 39 0,638 0,361 Valid 40 0,697 0,361 Valid 41 0,540 0,361 Valid 42 0,067 0,361 Tidak Valid 43 0,681 0,361 Valid 44 0,596 0,361 Valid 45 0,687 0,361 Valid 46 0,575 0,361 Valid 47 0,718 0,361 Valid 48 0,562 0,361 Valid 49 0,573 0,361 Valid 50 -0,519 0,361 Tidak Valid 51 0,760 0,361 Valid 52 0,731 0,361 Valid 53 0,731 0,361 Valid 54 0,691 0,361 Valid 55 0,651 0,361 Valid 56 0,431 0,361 Valid 57 0,706 0,361 Valid

2. Uji Relibilitas

Setelah diketahui butir pertanyaan yang valid, maka langkah selanjutnya adalah menghitung relibilitas terhadap hasil alat ukur skala. Relibilitas menurut Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 45) adalah suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Dalam pengujian tingkat reliabilitas untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, penulis melakukan pendekatan sebagai berikut:

a. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian pernyataan yang bernomor ganjil dan bernomor genap.


(28)

b. Skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dikelompokan menjadi variabel X dan skor dari butir-butir pernyataan yang bernomor genap dijadikan variabel Y.

c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan menggunakan rumus korelasi Person Produt Moment sebagai berikut:

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi yang dicari

x : skor tiap butir pernyataan y : skor total

xy : Jumlah perkalian skor x dan skor y Σx : jumah skor x

Σy : jumlah skor y

n : Jumlah banyaknya soal

d. Setelah koefisien korelasinya didapat maka, untuk mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut : :

Keterangan :

rii : Koefisien / r hitung yang dicari

2.r : dua kali koefisien korelasi 1+r : satu tambah koefisien korelasi

e. Menyimpulkan reliabilitas instrumen dengan kriteria sebagai berikut:

Jika r hitung > dari r tabel maka instrumen tersebut reliabel, dalam hal lain maka instrumen tidak reliabel. Nilai r tabel dilihat di tabel distribusi nilai r korelasi Spearman Brown dengan tingkat kepercayaan 95% dan n = 30.Adapun tolak ukur untuk mrnrntukan koefisien relibilitasnya, digunakan kritrian interprestasi nilai r yang dapat dilihat pada tabel berikut :


(29)

50

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5

Interpretasi Reliabilitas (Arikunto, 2010, hlm. 319)

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak Rendah Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah (tidak berkorelasi) Pengujian relibilitas dengan melakukan perhitungan koefisien relibilitas menggunakan Cronbach’s Alpha. Hasil-hasil dari perhitungan dapat dilihat dalam table dibawah ini. Dengan alat bantu sofware Microsoft Excel 2007.

Hasil pengolahan data menggunakan program sofware Microsoft Excel 2007 untuk mencari nilai relibilitas angket dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Angket

Ganjil Genap

Ganjil 1

Genap 0.93096 1

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data didapat, maka dilakukan pengolahan terhadap data- data yang telah didapat dan dilakukan analisis data menggunakan analisis deskriftif dengan menggunakan bantuan metode statistik agar diperoleh suatu hasil akhir atau kesimpulan yang benar. Kemudian data yang telah dianalisis disimpulkan berdasarkan hasil analisis.

Data yang diperoleh dari masing-masing variabel ditabulasikan dalam table, kemudian dilakukan penghitungan skor dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel 2007 untuk mempermudah pengerjaan dan penghitungan,


(30)

untuk mrncari nilai rata-rata / mean, median, modus, simpangan baku / standar, nilai minimum, dan nilai maksimum.

Setelah diperoleh hasil penghitungan data maka selanjutnya dilakukan pengkategorian skor. Hasil penghitungan data tersebut kemudian disesuaikan dengan kriteria skor yang dibuat berdasarkan nilai rata-rata dan simpangan baku. Kriteria skor tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7

Kriteria Skor Berdasarkan Rata-rata (M) dan Simpangan Baku (SD)

No. Kategori Skor

1. Tinggi X > (M+SD)

2. Sedang (M-SD) ≤ X ≤ (M+SD)

3. Rendah X < (M-SD)

Adapun rumus-rumus statistik yang dapat digunakan untuk mengolah data hasil tes angket sebagai berikut :

1. Mencarai rata-rata dari setiap kelompok data, yaitu dengan rumus :

Keteranga :

= rata-rata yang dicari = jumlah seluruh skor n = jumlah sampel

Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 46) 2. Menghitung simpangan baku


(31)

52

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Ketrangan :

S = Simpangan baku yang dicari

= Jumlah sampel dikali jumlah skor kuadrat dikurangi jumlah skor yang dikuadratkan

= Jumlah sampel dikurangi satu 3. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran normal atau tidak Untuk menguji normalitas dari masing-masing kelompok. Untuk mempermudah penghitungan uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan program IMB SPSS Versi 19 untuk windows. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Lilifort.

Adapun rprosedur yang dapat digunakan untuk uji normalitas data menurut Sujana (2001) sebagai berikut :

a. Pengamatan X1, X2… , Xn jika dijadikan angka baku Z1, Z2, … , Zn

dengan menggunakan rumus :

b. Untuk tiap angka baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitng peluang.

F (Z) = P( Z ≤ Z)

c. Senaljutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … , Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Z1 jika proporsi dinyatakan oleh S(Z1), maka :

d. Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Menginterprestasikan hasil dari penghitungan normalitas pada keputusan normal Liliefors (Shampiro – Wilk) sebagai berikut :

1. Jika L hitung > L table, maka instrument berdistribusi normal 2. Jika L hitung < L table, maka instrument tidak berdistribusi normal


(32)

4. Menghitung Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menilai apakah hasil penelitian darai dua kelompok yang diteliti memiliki varian yang sama atau tidak. Jika data memiliki varian yang cenderung sama (homogen), maka bisa dikatakan bahwa sampel-sampel dari kedua kelompok tersebut berasal dari populasi yang sama/seragam. Dalam hal ini , pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

= Nilai homogenitas Varian = Varian terbesar

= varian terkecil

Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 46) Jika Fhitung< Ftabel maka data homogen dan demikian sebaliknya.

5. Menguji Hipotesis

Maksudnya untuk menguji kesamaan dua rata-rata antara faktor internal dan faktor eksternal. Untuk menguji kesamaan dua rata-rata ini ditentukan oleh pengujian normalitas terlebih dahulu. Jika setelah uji normalitas ternyata terdistribusi normal, kemudian dilakukan uji t untuk menguji kesamaan dua rata-rata. Abdurahman dan Sudrajat (2010: hlm 278) prosedur untuk uji t adalah sebagai berikut :

a. Menghitung simpangan baku gabungan dengan rumus :

Keterangan :

S2 : variasi gabungan

n1 : banyaknya responden kelompok atas


(33)

54

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu S1 : simpangan baku kelompok atas

S2 : simpangan baku kelompok bawah

1 : angka tetap

b. Mencari t hitung dengan rumus :

Keterangan :

t : nilai thitung setiap butir

x 1 : nilai rata-rata kelompok

x 2 : nilai rata-rata kelompok

S : simpangan baku gabungan n1 : jumlah responden kelompok

n2 : jumlah responden kelompok

c. Membadingkan nilai thitung yang telah dicari dengan nilai ttabel dengan

derajat kebebasan 4 dan taraf signifikansi 0,05 jika nilai thitung ≤ ttabel maka

data tersebut signifikansi atau Ho diterima, maka dalam hal lain Ho ditolak.


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data analisis data penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa:

Dari 13 sampel dalam kelompok ekstrakurikuler Taekwondo dalam penelitian ini, 9 orang diantaranya atau 69% termasuk pada kategori cukup / sedang. 3 orang lainnya atau 23% dari jumah sampel termasuk pada siswa yang memiliki disiplin baik / tinggi. lalu sebanyak 1 orang atau 8% dari jumlah sampel berada dalam kategori kurang / rendah. Sedangkan Dari 23 sampel dalam kelompok ekstrakurikuler Bulutangkis dalam penelitian ini, 19 orang diantaranya atau 82% termasuk pada kategori cukup / sedang. 2 orang lainnya atau 9% dari jumah sampel termasuk pada siswa yang memiliki disiplin baik / tinggi. Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang atau 9% dari jumlah sampel termasuk dalam kategori kurang / rendah. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa:

Terdapat perbedaan yang signifikan antara kedisiplinan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler taekwondo dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian dan berkaitan dengan kegiatan olahraga di sekolah peneliti akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pentingnya kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan bakat dan siswa yang memiliki banyak manfaat salah satunya adalah menanamkan nilai kedisiplinan dan diharapkan untuk pihak-pihak terkait agar lebih memaksimalkan program kegiatan ekstrakurikuler.


(35)

71

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penulis menyarankan kepada pihak sekolah untuk mengadakan dan mendukung ekstrakurikuler karena kegiatan tersebut berdampak positf bagi siswa-siswa terutama dapat membantu meningkatkan nilai disiplin siswa.

3. Kepada orang tua hendaknya lebih memberi motivasi kepada anak-anaknya untuk aktif dalam berbagi kegiatan positif seperti kegiatan ekstrakurikuler.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan Pendidikan Olahraga Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

Ardias, P. (2011). Disiplin Diri Siswa Disekolah ditelaah Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua dan Implikasi dalam Layanan Bimbingan Konseling. Skripsi, UPI Bandung, Tidak Di Terbitkan.

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka cipta. Arikunto, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bell Gredler, E. Margaret. (1991). Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: CV. Rajawali

Darmajari. (2010). Program Bimbingan Bagi Pengembangan Disiplin Siswa Berbasis Nilai Sholat, SMPN 2 Karang Tanjung Pandeglang Banten. Tesis. UPI Bandung Tidak diterbitkan.

Darsono, Max, dkk. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Semarang : CV. IKIP Semarang Press.

Dedi. (2013). Belajar dan Pembelajaran. [Online].

Tersedia:http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html. Diakses: 12 februari 2014.

Desak Dewa. (1992). Pedoman Praktis Bimbingan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta : Rineka cipta.

Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional (2010) Kerangka Acuan Pendiddikan Karakter. [Online]. Tersedia

http://www.puskurbuk.net/downloads/viewing/Produk_Puskurbuk/2011/Pe ndidikan_Karakter/2_KERANGKA+ACUAN+PENDIDIKAN+KARAKT ER+KEMDIKNAS.pdf/ Diakses 15 Januari 2014

Direktori UPi. 2013. FPOK. [online] Tersedia.

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19650817 1990011MUDJIHARTONO/pengaruh_ektrakulikuler_softball_thd_emosi/ BAB_II.pdf. Diakses pada 31 Februari 2014

Faisal. (2013). pengertian-belajar-pengertian-pembelajaran. [Online]. Tersedia:


(37)

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Freyadefunk. (2013). Cara Mengk at egorik an Dat a Menj adi 3 Kat egori part 2 (NORMALITAS dat a Tidak Normal). [Online]. Tersedia. http://freyadefunk.wordpress.com/2013/09/06/cara-mengkategorikan-data-menjadi-3-kategori-part-2-normalitas-data-tidak-normal/. Diakses Pada 18 Januari 2014.

Furchan, A. (1982). Penelitian Dalam Pendidikan.

Hermanto, R. & Nurjamil, D. (2010). Strategi Cerdas Menguasai Statistik (panduan prektis merancang bangunprogram statistic berbantuan computer secara mendiri). Bandung : Rizky Press.

Hurlock. (1978). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

KEMENDIKNAS. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Pedoman Sekolah. [Online] Tersedia. http://gurupembaharu.com/home/wp-

content/uploads/downloads/2011/11/Panduan-Penerapan-Pendidikan-Karakter-Bangsa.pdf Diakses 15 Januari 2014

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : PT. Refika Aditama.

Lemhannas (1997). Disiplin Nasional. Jakarta: Balai Pustaka

Mahendra, A. (2009). Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Oktaviana, candra (2013). Perbedaan Nilai Kerjasama dalam Pembelajaran Penjas antara Siswa-Siswi yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bola Basket DI SMA NEGERI 6 TASIKMALAYA. Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Peraturan Mendikbud RI No. 81A Tahun 2013. Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler.

Pratama, A. (2012). Dampak ekstrakurikuler bulu tangkis dan karate terhadap disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 5 Cimahi. Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Prijodarminto. (1987). Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta : Padnya Paramita Singgih (1987). Psikologis Praktis Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: PT BPK


(38)

Slameto (2003). Belajar dan faktorr – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sub Koordinator MKDP. 2009. Landasan Pendidikan. Bandung. UPI Sudjana (2004). Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito

Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara

Supandi. (1991). Landasan Ilmiah Olahraga dalam Manusia dan Olahraga. ITB dan FPOK/IKIP Bandung

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2012). Metode Penalitia Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Tarigan, B. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Eidos

Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin Pada Prilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia http://www.menkokesra.go.id/node/337. Diakses 29 Januari 2014.

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia http://www.menkokesra.go.id/node/337.

Diakses 29 Januari 2014.

Suryadi, Vincentius Yoyok. (2008). The book of WTF Poomsae Competition Edisi Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Yusuf, S. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya

Yusuf, S. (1989). Disiplin Diri Dalam Belajar Dihubungkan Dengan Penanaman Disiplin Yang Dilakukan Orang Tua Dan Guru. Tesis Magister. FPS IKIP Bandung. Tidak Diterbitkan.


(39)

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://carapedia.com/ukuran_lapangan_bulu_tangkis_sta ndar_internasional_info3 299.htm

http://rapendik.com/program/pengayaan-pembelajaran/penjas/28-teori-dan-tujuan-penjaskes.html. Diakses: 15 maret 2014


(1)

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data analisis data penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa:

Dari 13 sampel dalam kelompok ekstrakurikuler Taekwondo dalam penelitian ini, 9 orang diantaranya atau 69% termasuk pada kategori cukup / sedang. 3 orang lainnya atau 23% dari jumah sampel termasuk pada siswa yang memiliki disiplin baik / tinggi. lalu sebanyak 1 orang atau 8% dari jumlah sampel berada dalam kategori kurang / rendah. Sedangkan Dari 23 sampel dalam kelompok ekstrakurikuler Bulutangkis dalam penelitian ini, 19 orang diantaranya atau 82% termasuk pada kategori cukup / sedang. 2 orang lainnya atau 9% dari jumah sampel termasuk pada siswa yang memiliki disiplin baik / tinggi. Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang atau 9% dari jumlah sampel termasuk dalam kategori kurang / rendah. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa:

Terdapat perbedaan yang signifikan antara kedisiplinan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler taekwondo dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian dan berkaitan dengan kegiatan olahraga di sekolah peneliti akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pentingnya kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan bakat dan siswa yang memiliki banyak manfaat salah satunya adalah menanamkan nilai kedisiplinan dan diharapkan untuk pihak-pihak terkait agar lebih memaksimalkan program kegiatan ekstrakurikuler.


(2)

71

2. Penulis menyarankan kepada pihak sekolah untuk mengadakan dan mendukung ekstrakurikuler karena kegiatan tersebut berdampak positf bagi siswa-siswa terutama dapat membantu meningkatkan nilai disiplin siswa.

3. Kepada orang tua hendaknya lebih memberi motivasi kepada anak-anaknya untuk aktif dalam berbagi kegiatan positif seperti kegiatan ekstrakurikuler.


(3)

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan Pendidikan Olahraga Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

Ardias, P. (2011). Disiplin Diri Siswa Disekolah ditelaah Berdasarkan Pola Asuh

Orang Tua dan Implikasi dalam Layanan Bimbingan Konseling. Skripsi,

UPI Bandung, Tidak Di Terbitkan.

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka cipta. Arikunto, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bell Gredler, E. Margaret. (1991). Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: CV. Rajawali

Darmajari. (2010). Program Bimbingan Bagi Pengembangan Disiplin Siswa

Berbasis Nilai Sholat, SMPN 2 Karang Tanjung Pandeglang Banten.

Tesis. UPI Bandung Tidak diterbitkan.

Darsono, Max, dkk. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Semarang : CV. IKIP Semarang Press.

Dedi. (2013). Belajar dan Pembelajaran. [Online].

Tersedia:http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html. Diakses: 12 februari 2014.

Desak Dewa. (1992). Pedoman Praktis Bimbingan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta : Rineka cipta.

Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional (2010)

Kerangka Acuan Pendiddikan Karakter. [Online]. Tersedia

http://www.puskurbuk.net/downloads/viewing/Produk_Puskurbuk/2011/Pe ndidikan_Karakter/2_KERANGKA+ACUAN+PENDIDIKAN+KARAKT ER+KEMDIKNAS.pdf/ Diakses 15 Januari 2014

Direktori UPi. 2013. FPOK. [online] Tersedia.

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19650817 1990011MUDJIHARTONO/pengaruh_ektrakulikuler_softball_thd_emosi/ BAB_II.pdf. Diakses pada 31 Februari 2014

Faisal. (2013). pengertian-belajar-pengertian-pembelajaran. [Online]. Tersedia:


(4)

Freyadefunk. (2013). Cara Mengk at egorik an Dat a Menj adi 3 Kat egori

part 2 (NORMALITAS dat a Tidak Normal). [Online]. Tersedia.

http://freyadefunk.wordpress.com/2013/09/06/cara-mengkategorikan-data-menjadi-3-kategori-part-2-normalitas-data-tidak-normal/. Diakses Pada 18 Januari 2014.

Furchan, A. (1982). Penelitian Dalam Pendidikan.

Hermanto, R. & Nurjamil, D. (2010). Strategi Cerdas Menguasai Statistik

(panduan prektis merancang bangunprogram statistic berbantuan computer secara mendiri). Bandung : Rizky Press.

Hurlock. (1978). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

KEMENDIKNAS. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum

Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Pedoman

Sekolah. [Online] Tersedia.

http://gurupembaharu.com/home/wp- content/uploads/downloads/2011/11/Panduan-Penerapan-Pendidikan-Karakter-Bangsa.pdf Diakses 15 Januari 2014

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : PT. Refika Aditama.

Lemhannas (1997). Disiplin Nasional. Jakarta: Balai Pustaka

Mahendra, A. (2009). Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Oktaviana, candra (2013). Perbedaan Nilai Kerjasama dalam Pembelajaran

Penjas antara Siswa-Siswi yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bola Basket DI SMA NEGERI 6 TASIKMALAYA. Skripsi. UPI

Bandung. Tidak diterbitkan.

Peraturan Mendikbud RI No. 81A Tahun 2013. Tentang Implementasi

Kurikulum Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler.

Pratama, A. (2012). Dampak ekstrakurikuler bulu tangkis dan karate terhadap

disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 5 Cimahi. Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Prijodarminto. (1987). Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta : Padnya Paramita Singgih (1987). Psikologis Praktis Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: PT BPK


(5)

Rizky Pangestu Gunawan, 2014

Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Siswa antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Slameto (2003). Belajar dan faktorr – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :

Rineka Cipta.

Sub Koordinator MKDP. 2009. Landasan Pendidikan. Bandung. UPI Sudjana (2004). Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito

Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara

Supandi. (1991). Landasan Ilmiah Olahraga dalam Manusia dan Olahraga. ITB dan FPOK/IKIP Bandung

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2012). Metode Penalitia Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Tarigan, B. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Eidos

Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin Pada Prilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta :

PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia http://www.menkokesra.go.id/node/337. Diakses 29 Januari 2014.

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia http://www.menkokesra.go.id/node/337.

Diakses 29 Januari 2014.

Suryadi, Vincentius Yoyok. (2008). The book of WTF Poomsae Competition Edisi

Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Yusuf, S. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya

Yusuf, S. (1989). Disiplin Diri Dalam Belajar Dihubungkan Dengan Penanaman

Disiplin Yang Dilakukan Orang Tua Dan Guru. Tesis Magister. FPS IKIP


(6)

http://carapedia.com/ukuran_lapangan_bulu_tangkis_sta ndar_internasional_info3 299.htm

http://rapendik.com/program/pengayaan-pembelajaran/penjas/28-teori-dan-tujuan-penjaskes.html. Diakses: 15 maret 2014


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DI SMPN 9 BANDUNG.

0 0 47

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PENJAS ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DENGAN BOLA VOLI DI SMAN 11 BANDUNG.

0 7 43

PERBANDINGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN KEDISIPLINAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA FUTSAL DAN OLAHRAGA TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG.

16 152 33

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BULUTANGKIS DAN SEPAKBOLA.

0 1 42

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI SISWA DALAM MENGIKUTI OLAHRAGA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMK N 1 CIMAHI.

0 0 56

PERBANDINGAN TINGKAT KAPASITAS VITAL PARU SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMA NEGERI 1 SEDAYU.

0 4 95

PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DI SMPN 9 BANDUNG. - repository UPI S JKR 1103623 Title

0 0 3

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER PASKIBRA DAN SISWA YANG TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER APAPUN DI SMA NEGERI 3 PURWAKARTA - repository UPI S JKR 1203993 Title

0 0 3

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI

0 1 10

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN 20082009

0 7 193