2017 Mutu Sesi 21 AU Profil BMPK
Regulasi Mutu Pelayanan Kesehatan
Kesehatan::
Apakah diperlukan badan independen
independen?
?
Adi Utarini ([email protected])
Kuliah HPM-Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan
Banyak perkembangan regulasi di
Indonesia, tetapi...
Implementasi regulasi menjadi
kelemahan utama
Diskusi: Mengapa regulasi kesehatan
sangat kompleks?
Kompleksnya Regulasi Kesehatan
Sulit meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Spektrum pelayanan kesehatan luas
Jumlah dan jenis pelayanan tidak seimbang dengan
SDM regulator
Pembagian peran tidak jelas
Kapasitas meregulasi rendah
#1. Meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan itu sulit (Marc Roberts)
Proses produksi tidak terstandarisasi
Ilmu Kedokteran itu seni
Psikologinya dokter
Dokter sebagai manajer
5
# 2. Spektrum pelayanan
luas
Self-treatment
Folk healing
system
Prof. Heteredox
system,e.g. chiro
Professional
biomedicine
Parallel system, e.g.
acupuncture
Medical personnel
Medical
service
Non-medical
service
Non-medical
personnel
Health centre,
clinics, lab
Quack, TBA,
traditional
clinics (eye,
cosmetics, bone)
Herbal treatment
Healer
Medical
service
Non-medical
service
Medical facilities
Non-medical facilities
Health centre,
clinics, lab,
Private practice
Hairdresser, Fitness,
Hotel
Herbal treatment
Healer
#3. Banyaknya jumlah dan jenis sarana
Local gov
Hospital
Private
District health
office
Primary Clinics Private practices
care
Public
Traditional
practices
Quality
regulation
Lung
clinics
Laboratory
Pharmacy, drugstore,
herbal store
#4. Peran pemerintah tidak jelas
Regulator
Provider
Role: Regulating
Objective: Implement regulation in
an objective way using standards
Unit analysis: all types of health care
services
Consequences: Conduct quality
monitoring and report the results to
the gov.
Requirements: Standard
development and training of surveyors
Role: Managing public providers
Objective: Efficiency and survival of
public providers
Unit analysis: Public providers,
especially primary care and hospitals
Consequences: Compete with
private providers
Requirement: Good management
practices
. Peran pemerintah tidak jelas
Regulator
Penyedia pelayanan
Peran: Meregulasi
Tujuan: Melaksanakan regulasi
secara objektif berbasis standar
Unit analisis: seluruh jenis
pelayanan kesehatan
Konsekuensi: Melakukan
monitoring mutu dan melaporkan
hasilnya ke pemerintah
Persyaratan: Memahami
pengembangan standar dan
mengikuti pelatihan regulator
Peran: Mengelola pelayanan
kesehatan publik
Tujuan: Efisiensi dan kelangsungan
hidup fasilitas pelayanan publik
Unit analisis: Faskes pemerintah,
terutama Puskesmas dan RS
Konsekuensi: Bersaing dengan
swasta
Persyaratan: Praktek manajemen
yang baik
Kapasitas meregulasi rendah
BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Badan Mutu Pelayanan Kesehatan (Badan Mutu)
Kompleks Kesehatan no 4, Jl. Kyai Mojo, Pingit, Yogyakarta, 55223.
telp : 0274-7499584 / 552792
website : www.badanmutu.or.id
email : [email protected]
Outline
Latar Belakang
Sejarah Pendirian
Visi Misi, Kebijakan Mutu, Corporate Branding
Struktur Organisasi
Ketugasan BMPK Sesuai SK Gub 116/2004
Layanan BMPK
Potret dan Cuplikan Hasil Evaluasi Mutu
Pengalaman BMPK : Kinerja tahunan dan IKM
Tantangan dan Upaya
Latar Belakang
Potret di Level Nasional
Di Indonesia, perhatian terhadap mutu :
1. Input SDM >> Persebaran,jumlah, jenis
SDMK.
2. Akses terhadap pelayanan
Namun, permasalahan mengenai kualitas
pelayanan belum ditangani secara
komprehensif.
Permasalahan yang saat ini dihadapi di level
nasional :
1. Belum ada penetapan kerangka kerja
mutu nasional yang mengatur tentang
kualitas dan keamanan.
2. Apresiasi terhadap kepatuhan dan
kelalaian belum dilakukan seimbang.
Terakreditasi Paripurna Vs Tidak
terakreditasi
3. Kebingungan pembagian peran dan
fungsi regulator (Dinas Kesehatan),BPRS,
KARS
akreditasi, pengawasan, inspeksi
4.Belum ada audit mutu program Dinas
Kesehatan >> kesesuaiannya terhadap
kebutuhan mutu dan keamanan pelayanan
Sejarah Pendirian
Dinas Kesehatan
DIY
Masyarakat Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Institusi Pendidikan
Lembaga Asuransi
Kesehatan
Pakar Bidang Pelayanan
Kesehatan
BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
(Quality of Health Services Board)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Legal:
Surat Keputusan Gubernur No. 116 Agustus Tahun 2004
Harapan terhadap keberadaan
Badan Mutu
• Menjadi Mitra Regulator dalam
implementasi Regulasi >> Inspeksi dan
Pengawasan
• Menjadi Mitra pemangku kepentingan
Lembaga Asuransi, Organisasi Profesi,
Institusi Pendidikan dalam hal upaya
penerapan Mutu Pelayanan.
• Memiliki quality framework dalam
pelayanan kesehatan di wilayah Jogja
Istimewa
VISI - MISI
VISI
MENJADI LEMBAGA TERDEPAN DALAM
IMPLEMENTASI REGULASI PELAYANAN KESEHATAN
YANG BERFOKUS PADA MUTU PELAYANAN
KESEHATAN
MISI
Melaksanakan evaluasi mutu Faskes berbasis
regulasi dan evidence based practice.
Membangun keselamatan pasien dan petugas
Mengelola organisasi secara independen, akuntabel
dan berorientasi pada standar dan pedoman kerja.
Menerapkan strategi pembelajaran berkelanjutan
Kebijakan Mutu – Corporate Branding
Kebijakan Mutu
•Prinsip mutu wajib dipahami dan dilaksanakan
•Kebutuhan pelanggan diidentifikasi dan ditindaklanjuti
•Profesionalisme dan independensi
•Upaya perbaikan yang terus menerus
Corporate Branding
1.
2.
3.
4.
Evidence Based Practise
Taat dan Patuh Regulasi
Kinerja terukur
SDM Kapabel, kompeten dan berintegritas
Struktur Organisasi
• ..\..\BMPK - BETHA\STRUKTUR
ORGANISASI.docx
Tugas – Tugas
Rekomendasi syarat perizinan
dan kelayakan Faskes
Mengkaji keluhan pengguna
Memberikan informasi
pengembangan mutu pelayanan
kesehatan
Membuat Laporan Kinerja kepada
Gubernur
Melakukan pembinaan dan
pengawasan mutu Faskes dan
Nakes
Mengembangkan surveilans mutu
dan kaji banding Faskes
Layanan BMPK
Evaluasi Mutu
Faskes untuk
perizinan
Kajian
Kebutuhan
Faskes dan
Kelayakannya
Bimbingan
Persiapan
Akreditasi
FKTP
Monitoring dan
Evaluasi Mutu
Penelitian
berbasis survey
Pelatihan dan
Bimtek SDMK
Layanan Harian di BMPK
Konsultasi Mutu RS untuk perizinan
Konsultasi Penyusunan dokumen dan
persiapan Akreditasi Puskesmas
Senin s.d Kamis jam 08.00 – 15. 00
( tidak dipungut biaya)
Pengelolaan Organisasi akuntabel
SERTIFIKASI
MANAJEMEN MUTU
• Telah tersertifikasi ISO 9001 :2000
sejak tahun 2007 dan telah
penyesuaian ke ISO 9001:2015
Upaya yang dilakukan BMPK
dalam hal mengawal Mutu
dan Keamanan Pelayanan
Penyusunan Quality Framework
Tahun 2007, BMPK ( Dewan Kurator dan
Pengelola ) menyusun Quality Framework
untuk Pelayanan Kesehatan di DIY
Tahun 2008, Quality Framework ditetapkan
sebagai Kerangka kerja Mutu di DIY
melalui SK Kepala Dinas Kesehatan DIY
MODEL QUALITY FRAME WORK
PROPINSI DIY
Strategi perbaikan mutu dan regulasi
1.
Penyusunan rencana pengembangan sumber daya
manusia kesehatan untuk memenuhi persyaratan
kompetensi dan registrasi
2.
Penyusunan standar dan prosedur pelaksanaan regulasi
baik melalui perijinan, sertifikasi dan akreditasi
3.
Pelaksanaan
uji
kompetensi
dikaitkan
dengan
kewenangan propinsi untuk mengeluarkan surat
penugasan bagi tenaga kesehatan dan rekomendasi oleh
organisasi profesi
4.
Pelaksanaan peran Dinas Kesehatan sebagai penetap
kebijakan regulasi dengan implementasi regulasi oleh
Dinas kesehatan ataupun bekerja sama dengan badan
independen (Badan Mutu Pelayanan Kesehatan)
Indikator perbaikan yang dapat
digunakan untuk mengukur perubahan
1.
Pelaksanaan akreditasi bagi sarana pelayanan kesehatan
rumah sakit maupun pelayanan medik dasar
2.
% tenaga kesehatan yang mempunyai sertifikat
kompetensi
3.
% tenaga kesehatan yang mempunyai ijin praktek
4.
% sarana kesehatan yang berijin
5.
% sarana kesehatan yang mempunyai sistem manajemen
mutu
6.
% sarana kesehatan yang terakreditasi
Perubahan yang dapat dilakukan
1.
Pelayanan kesehatan harus dapat menjamin keselamatan
pasien melalui diterapkannya manajemen risiko
2.
Regulasi pelayanan kesehatan diterapkan secara
konsisten untuk sarana pelayanan kesehatan pemerintah
maupun swasta dengan standar yang baku
3.
Kinerja pelayanan kesehatan dimonitor dan dievaluasi
secara berkesinambungan melalui indikator-indikator
yang disepakati bersama
4.
Pelaksanaan regulasi dimonitor dan dievaluasi secara
periodik
5.
Komitmen seluruh jajaran kesehatan untuk
melaksanakan kerangka kerja mutu dan regulasi yang
dievaluasi secara periodik
Kondisi yang ingin dicapai
1.
Semua sarana kesehatan mempunyai ijin pada akhir
tahun 2010
2.
Semua sarana kesehatan menerapkan sistem manajemen
mutu pada akhir tahun 2010
3.
80% sarana kesehatan mempunyai tenaga klinis sesuai
standar yang dipersyaratkan pada akhir tahun 2010
4.
80% sarana kesehatan mempunyai tenaga klinis yang
teregistrasi pada akhir tahun 2010
Dimensi Mutu Prioritas
Upaya Pemantauan
Scope Pengukuran
Aksesibilitas
Perijinan,Akreditasi,
Sertifikasi
Jarak,biaya,
Coverage insurance
% sarana kesehatan yang
terakreditasi
% sarana kesehatan yang
berijin
Badan Mutu,
Lembaga
eksternal lain
Akuntabilitas
Akreditasi,
Sertifikasi
Waktu tunggu, jam
pelayanan,
Ketepatan
Pelayanan
% sarana kesehatan yang
terakreditasi
Lembaga
eksternal lain
Patient Safety
% tenaga kesehatan yang
Mempunyai ijin praktek
% sarana kesehatan yang berijin
Badan Mutu
Keselamatan
Perijinan
Indikator Keberhasilan
Organisasi
Pelaksana
Kompetensi
Perijinan
Sesuai profesi
Masing-masing
% tenaga kesehatan yang
Mempunyai ijin praktek
Badan Mutu
dan
Organisasi
profesi
Kenyamanan
Perijinan
Fisik dan privasi
% sarana kesehatan yang berijin
Badan Mutu
Efektivitas
Akreditasi,
Sertifikasi
Pengobatan,
Program
pencegahan
% sarana kesehatan yang
terakreditasi
Lembaga
eksternal lain
Hubungan
interpersonal dan
respect-caring
Akreditasi,
Sertifikasi
Komunikasi
provider
Pasien
% sarana kesehatan yang
terakreditasi
Lembaga
eksternal lain
Pengorganisasian mutu di Sektor kesehatan
Bentuk
pengorganisasian
mutu
Seksi/Unit
Jenis Organisasi
Dinas Kesehatan
Provinsi,
Kabupaten-Kota
Tim atau Kelompok
Jaminan Mutu atau
Pokja
BP4, RB-BP, Lab
Puskesmas,
Praktek kelompok/
klinik
Komite
Lembaga mutu
ekterna (Badan
Mutu)l, Rumah
sakit & RSK
Person in charge
(contact person)
Apotek, praktek
berkelompok,
praktek mandiri
Tupoksi
1. Perencanaasistem
mutu
2. Menyusun
Rencana tindak
lanjut
3. Menyusun
Kebijakan
Peningkatan mutu
4. Menyusu
Pedoman dan
indikator capian
Mutu
- Menyusun
dokumen mutu
- Monitoring
evaluasi sistem
mutu
- Bertanggung
jawab terhadap
sistem manajemen
mutu
- Bertanggung jawab
terhadap sistem
manajemen mutu
Kualifikasi
Hasil Kegiatan
- Sistem Kesehatan
Provinsi, Daerah
- Kebijakan
peningkatan mutu
- Pedoman perijinan
Pernah mengikuti
pelatihan mutu
- Indikator kinerja
- Prosedur kerja
- Standar pelayanan
minimal
- Hasil monitoring
dan rencana tindak
lanjut
- Instrumen
pemantauan mutu
- Prosedur kerja
Garis besar program perbaikan mutu
yang akan dilaksanakan
Upaya
Pelayanan
RS &
RSK
BP4
Puskesmas
Lisensi
BP/RB
Praktek
kelompok/
Klinik
Praktek
mandiri
Apotek
Lab
Wajib untuk semua jenis sarana
Akreditasi
√
√
Kegiatan
pendataan
wilayah
Tidak wajib
Sertifikasi
√
Tidak wajib
Tidak wajib
√
√
Prosedur kerja
√
√
√
√
√
√
√
√
Instruksi kerja
√
√
√
√
√
√
√
√
SP Minimal
√
√
√
√
√
√
√
√
Pola tarif
√
√
√
√
√
√
√
√
Std kompetensi
SDM
√
√
√
√
√
√
√
√
Pengukuran
efektivitas
Pelayanan
√
√
√
√
√
√
√
√
Monitoring
pelayanan
√
Evaluasi
Upaya perbaikan
√
√
√
√
√
√
Lisensi Awal
√
√
-
-
Peraturan
internal
organisasi
√
Upaya
Pemantauan
(Regulasi)
√
√
√
√
√
√
Lembaga
Pelaksana
Badan
Mutu
Badan
Mutu/
Eksternal
lain
Eksternal
Badan
Mutu
Lisensi ulang/
Perpanjangan
Lisensi Awal
Lisensi ulang/
Perpanjangan;
Akreditasi;
Sertifikasi
Lisensi ulang/
Perpanjangan;
Akreditasi;
Sertifikasi
Badan
Mutu
Badan
Mutu/
Eksternal
lain
Lembaga
Penanggung
jawab
Dinas
Kesehatan
Provinsi/
KabupatenKota
Gambaran Kegiatan Evaluasi Mutu
1. Evaluasi Mutu RS untuk perizinan
SK Kepala Dinas Kesehatan DIYtentang
Pembentukan TimEvaluasi Mutu RS
Kunjungan
Lokasi
Closing
Meeting :
Paparan
Temuan dan
Konfirmasi
Penyusunan
Laporan
SKKepala Dinas Kesehatan tentang
Pembentukan TimEvaluasi Mutu
Evaluasi Mutu RS
Proses Wawancara, Cek dokumen,
Observasi
Kunjungan
Lapangan
Evaluasi Mutu RS
Paparan Hasil Survey di depan Tim
Manajemen RS
Closing
Meeting
Evaluasi Mutu RS
Penyusunan Laporan berisi Resume, Temuan Lapangan
dan Rekomendasi
Laporan
untuk
DKP, DKK,
KP2T
Evaluasi Proses :
MONEV Tim
BMPK dengan
Tim DKP dan
DKK
HASIL REKAP EVALUASI MUTU RS
TAHUN 2011-2012
ASPEK ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
RUMAH SAKIT 2011-2012
Hak Pas i en dan
Fungs i Sos i al
0%
50%
50%
50%
Peni ngkatan
Mutu
10%
40%
Kurang
Sedang
0%
Ketenagaan
90%
10%
0%
10%
Pol a Tari f
90%
0%
10%
Organi s as i
0%
90%
50%
100%
Bagus
HASIL REKAP EVALUASI MUTU RS
TAHUN 2011-2012
ASPEK FISIK BANGUNAN
RUMAH SAKIT 2011-2012
50%
Batas tegas 0%
antar ruang
50%
30%
Pertemuan
0%
di ndi ng conus
70%
Sedang
60%
Handrai l dan bel
ruangan
Bagus
30%
10%
10%
Ras i o TT
20%
70%
20%
50%
Si rkul as i
30%
0%
20%
40%
Kurang
60%
80%
HASIL REKAP S EVALUASI MUTU
RS TAHUN 2011-2012
ASPEK PELAYANAN DAN PERALATAN
RUMAH SAKIT 2011-2012
30%
10%
Eval uas i al at
60%
Kurang
Sedang
10%
Bagus
40%
Keters edi an SOP
50%
0%
Keters edi an
tenaga
0%
0%
100%
50%
100%
HASIL REKAP EVALUASI MUTU RS
TAHUN 2011-2012
ASPEK SANITASI LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT 2011-2012
30%
Penanganan 0%
l i mbah cai r
70%
20%
Ai r bersi h
Kurang
0%
80%
Sedang
Bagus
0%
Penanganan
sampah
20%
80%
0%
Sani tasi fi si k
bangunan
0%
60%
40%
20%
40%
60%
80%
Hasil Evaluasi Mutu Puskesmas Tahun 2016
Kesesuaian dengan PMK 75/2014
Seluruh Puskesmas se DIY ( n=121)
Hasil Evaluasi Mutu Puskesmas
Persyaratan Lokasi PUSKESMAS
Lokasi Pendirian PUSKESMAS di DIY
105,0%
100,0%
2,0%
3,7%
4,0%
95,0%
7,4%
90,0%
13,9%
85,0%
80,0%
75,0%
96,3%
98,0%
92,6%
96,0%
86,1%
YG
SL
BT
KP
GK
PUSKESMAS Berada di
Lokasi Berbahaya
PUSKESMAS Tidak Berada
di Lokasi Berbahaya
Persyaratan Desain Bangunan
Pemisahan Zona Infeksius & Non
Infeksius PUSKESMAS
46,9%
53,1%
Sudah dilakukan
pemisahan zona
infeksius dan non
infeksius
Belum dilakukan
pemisahan zona
infeksius dan non
infeksius
Belum melakukan
pemisahan ruang karena
keterbatasan ruang
pemeriksaan pasien TB
dilakukan di poli umum
dengan pengaturan jam
atau hari kunjungan
misalnya khusus hari
Sabtu dan dengan
perjanjian
pengambilan sputum di
rumah pasien, masih
menyatu di ruang sampel
laboratorium, ruang
penunjang seperti garasi
dan dilakukan di toilet
Persyaratan Bangunan & Material
Standar Minimal Toilet
Pemenuhan Standar Minimal
Toilet
Toilet di
PUSKESMAS sudah
memenuhi standar
minimal
26,3%
73,7%
Toilet di
PUSKESMAS belum
memenuhi standar
minimal
26,3% belum tercapai
karena :
tidak memiliki ruang
gerak yang cukup
belum menyediakan
minimal 1 KM / WC
diffabel
toilet belum dilengkapi
dengan pegangan
rambat ( handrail )
bila terjadi kondisi
darurat kunci belum bisa
dibuka dari luar.
Persyaratan Bangunan & Material
Standar Aksesbilitas Diffabel - Lansia
Pemenuhan Standar Aksesbilitas
Diffabel dan Lansia
Aksesbilitas
Penyandang
Disabilitas dan
Lansia sudah sesuai
standar minimal
35,6%
64,4%
Aksesbilitas
Penyandang
Disabilitas dan
Lansia belum sesuai
standar minimal
31,3% belum memenuhi
standar minimal
akses masuk ke pintu
utama belum disediakan
ram untuk kursi roda
akses masuk belum rel
tangan (handrail).
Hasil Evaluasi Mutu Klinik Tahun 2014
Kesesuaian dengan PMK 9/2014
Seluruh Klinik di Kota Yogyakarta ( n=65)
Izin Operasional
89%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
5%
Berizin
Proses
6%
Tdk Berizin
Hasil Evaluasi Mutu Klinik
Bangunan
Dapur
51%
Pencahayaan
100%
Ventilasi
100%
Pertemuan dinding Conus
12%
Sistem Gas Medis
49%
Informasi Jam Buka Klinik
75%
Daftar Dokter Jaga
48%
Daftar Dokter Praktik
58%
Papan nama sesuai ketentuan
65%
Toilet
98%
Tindakan
91%
Laktasi
15%
Laboratorium
14%
Obat/Bahan habis pakai
83%
Administrasi
89%
Pemeriksaan/konsultasi
100%
Pendaftaran
100%
Bangunan pisah dgn rmh tinggal
92%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Penerapan Keamanan dan
Keselamatan
Keamanan dan Keselamatan
Pengelolaan obat
85%
Wastafel/hand sanitizer
100%
Alas Kaki dengan penutup
40%
Jas Pelindung
48%
Masker
100%
Sarung tangan
98%
safety box
92%
Klem Tabung
74%
Desinfektan
95%
APAR
86%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Ketersediaan Prosedur
Standar Prosedur Operasional
Kasir
26%
Obat/Bahan habis pakai
31%
Perawatan
51%
Tindakan
62%
Pemeriksaan/konsultasi
35%
Pendaftaran
51%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Tahapan Evaluasi Mutu Faskes
Landasan Kerja : SK TimKepala Dinas Kesehatan
Sosialisasi Rencana Evaluasi Mutu dan Aspek yang
akan dievaluasi
Referensi
Regulasi
Instrumen
Kunjungan
Lokasi
Closing
Meeting
Reporting
Pengalaman BMPK
5 tahun terakhir
Pencapaian Kegiatan
Kegiatan Operasional BMPK
Tahun 2012 - 2016
25
Evaluasi RS
Riset
Penilaian Akreditasi Puskesmas
20
Pendampingan Akreditasi Puskesmas
ISO
SPM RS
15
Monev RS Ponek
Monev Puskesmas
Pelatihan SDMK
10
Kajian - kajian
Bimtek SDM K
Bimtek Mutu Faskes
5
Mengajar
Penyusunan Panduan
Pendukung
0
2012
2013
2014
2015
2016
Lain - lain
Cakupan Wilayah
Sebaran Wilayah Kegiatan Operasional BMPK
Tahun 2012 - 2016
WIB ( Sumatra, Jawa, Bali )
WITA ( Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT )
WIT ( Maluku, Papua )
66
36
27
27
23
4
0
2012
0
0
2013
0
0
2014
0
0
2015
3
2016
0
Kepuasan Pelanggan terhadap kegiatan
BMPK selama tahun 2016
Kepuasan Secara keseluruhan kegiatan
92,78%
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
7,22%
10,00%
0,00%
puas
tidak puas
Pencapaian IKM Pengguna BMPK
2012-2016
IKM PELAYANAN BMPK
85,00
76,40
75,33
Tahun 2013
Tahun 2014
80,19
70,15
Tahun 2012
Tahun 2015
Tahun 2016
IKM BMPK Tahun
2016 : MUTU
PELAYANAN
• Sangat Baik 81,26
- 100
• Baik
62,51
– 81,25
• Kurang Baik
43,76 – 62,50
• Tidak Baik 25,00
– 43,75
Tantangan yang dihadapi
1. Aspek Legalitas : SK Gub yang harus
diperpanjang
2. Kondisi Organisasi semi plat merah, tidak
dapat memiliki NPWP karena bukan
lembaga Profit
3. Popularitas BMPK di mata publik belum
komprehensif
4. Belum ada upaya audit mutu program
Dinas kesehatan terhadap manfaat mutu
dan keamanan pelayanan
Upaya yang telah dan akan terus
dilakukan
1. Mengusulkan kepada Dinkes DIY untuk
meninjau kembali SK Gub 116/
2004, utamanya terkait dengan pengkinian
regulasi.
2. Memberikan usulan naskah telaah akademik
tentang BMPK DIY ke depan ke Dinkes DIY
dan dewan kurator BMPK
3. membentuk duta mutu melalui surveyor dan
tenaga ahli yang memperkuat branding
BMPK dan melakukan publikasi media
elektronik tentang BMPK
TERIMA KASIH
[email protected]
www.badanmutu.or.id
Kesehatan::
Apakah diperlukan badan independen
independen?
?
Adi Utarini ([email protected])
Kuliah HPM-Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan
Banyak perkembangan regulasi di
Indonesia, tetapi...
Implementasi regulasi menjadi
kelemahan utama
Diskusi: Mengapa regulasi kesehatan
sangat kompleks?
Kompleksnya Regulasi Kesehatan
Sulit meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Spektrum pelayanan kesehatan luas
Jumlah dan jenis pelayanan tidak seimbang dengan
SDM regulator
Pembagian peran tidak jelas
Kapasitas meregulasi rendah
#1. Meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan itu sulit (Marc Roberts)
Proses produksi tidak terstandarisasi
Ilmu Kedokteran itu seni
Psikologinya dokter
Dokter sebagai manajer
5
# 2. Spektrum pelayanan
luas
Self-treatment
Folk healing
system
Prof. Heteredox
system,e.g. chiro
Professional
biomedicine
Parallel system, e.g.
acupuncture
Medical personnel
Medical
service
Non-medical
service
Non-medical
personnel
Health centre,
clinics, lab
Quack, TBA,
traditional
clinics (eye,
cosmetics, bone)
Herbal treatment
Healer
Medical
service
Non-medical
service
Medical facilities
Non-medical facilities
Health centre,
clinics, lab,
Private practice
Hairdresser, Fitness,
Hotel
Herbal treatment
Healer
#3. Banyaknya jumlah dan jenis sarana
Local gov
Hospital
Private
District health
office
Primary Clinics Private practices
care
Public
Traditional
practices
Quality
regulation
Lung
clinics
Laboratory
Pharmacy, drugstore,
herbal store
#4. Peran pemerintah tidak jelas
Regulator
Provider
Role: Regulating
Objective: Implement regulation in
an objective way using standards
Unit analysis: all types of health care
services
Consequences: Conduct quality
monitoring and report the results to
the gov.
Requirements: Standard
development and training of surveyors
Role: Managing public providers
Objective: Efficiency and survival of
public providers
Unit analysis: Public providers,
especially primary care and hospitals
Consequences: Compete with
private providers
Requirement: Good management
practices
. Peran pemerintah tidak jelas
Regulator
Penyedia pelayanan
Peran: Meregulasi
Tujuan: Melaksanakan regulasi
secara objektif berbasis standar
Unit analisis: seluruh jenis
pelayanan kesehatan
Konsekuensi: Melakukan
monitoring mutu dan melaporkan
hasilnya ke pemerintah
Persyaratan: Memahami
pengembangan standar dan
mengikuti pelatihan regulator
Peran: Mengelola pelayanan
kesehatan publik
Tujuan: Efisiensi dan kelangsungan
hidup fasilitas pelayanan publik
Unit analisis: Faskes pemerintah,
terutama Puskesmas dan RS
Konsekuensi: Bersaing dengan
swasta
Persyaratan: Praktek manajemen
yang baik
Kapasitas meregulasi rendah
BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Badan Mutu Pelayanan Kesehatan (Badan Mutu)
Kompleks Kesehatan no 4, Jl. Kyai Mojo, Pingit, Yogyakarta, 55223.
telp : 0274-7499584 / 552792
website : www.badanmutu.or.id
email : [email protected]
Outline
Latar Belakang
Sejarah Pendirian
Visi Misi, Kebijakan Mutu, Corporate Branding
Struktur Organisasi
Ketugasan BMPK Sesuai SK Gub 116/2004
Layanan BMPK
Potret dan Cuplikan Hasil Evaluasi Mutu
Pengalaman BMPK : Kinerja tahunan dan IKM
Tantangan dan Upaya
Latar Belakang
Potret di Level Nasional
Di Indonesia, perhatian terhadap mutu :
1. Input SDM >> Persebaran,jumlah, jenis
SDMK.
2. Akses terhadap pelayanan
Namun, permasalahan mengenai kualitas
pelayanan belum ditangani secara
komprehensif.
Permasalahan yang saat ini dihadapi di level
nasional :
1. Belum ada penetapan kerangka kerja
mutu nasional yang mengatur tentang
kualitas dan keamanan.
2. Apresiasi terhadap kepatuhan dan
kelalaian belum dilakukan seimbang.
Terakreditasi Paripurna Vs Tidak
terakreditasi
3. Kebingungan pembagian peran dan
fungsi regulator (Dinas Kesehatan),BPRS,
KARS
akreditasi, pengawasan, inspeksi
4.Belum ada audit mutu program Dinas
Kesehatan >> kesesuaiannya terhadap
kebutuhan mutu dan keamanan pelayanan
Sejarah Pendirian
Dinas Kesehatan
DIY
Masyarakat Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Institusi Pendidikan
Lembaga Asuransi
Kesehatan
Pakar Bidang Pelayanan
Kesehatan
BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
(Quality of Health Services Board)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Legal:
Surat Keputusan Gubernur No. 116 Agustus Tahun 2004
Harapan terhadap keberadaan
Badan Mutu
• Menjadi Mitra Regulator dalam
implementasi Regulasi >> Inspeksi dan
Pengawasan
• Menjadi Mitra pemangku kepentingan
Lembaga Asuransi, Organisasi Profesi,
Institusi Pendidikan dalam hal upaya
penerapan Mutu Pelayanan.
• Memiliki quality framework dalam
pelayanan kesehatan di wilayah Jogja
Istimewa
VISI - MISI
VISI
MENJADI LEMBAGA TERDEPAN DALAM
IMPLEMENTASI REGULASI PELAYANAN KESEHATAN
YANG BERFOKUS PADA MUTU PELAYANAN
KESEHATAN
MISI
Melaksanakan evaluasi mutu Faskes berbasis
regulasi dan evidence based practice.
Membangun keselamatan pasien dan petugas
Mengelola organisasi secara independen, akuntabel
dan berorientasi pada standar dan pedoman kerja.
Menerapkan strategi pembelajaran berkelanjutan
Kebijakan Mutu – Corporate Branding
Kebijakan Mutu
•Prinsip mutu wajib dipahami dan dilaksanakan
•Kebutuhan pelanggan diidentifikasi dan ditindaklanjuti
•Profesionalisme dan independensi
•Upaya perbaikan yang terus menerus
Corporate Branding
1.
2.
3.
4.
Evidence Based Practise
Taat dan Patuh Regulasi
Kinerja terukur
SDM Kapabel, kompeten dan berintegritas
Struktur Organisasi
• ..\..\BMPK - BETHA\STRUKTUR
ORGANISASI.docx
Tugas – Tugas
Rekomendasi syarat perizinan
dan kelayakan Faskes
Mengkaji keluhan pengguna
Memberikan informasi
pengembangan mutu pelayanan
kesehatan
Membuat Laporan Kinerja kepada
Gubernur
Melakukan pembinaan dan
pengawasan mutu Faskes dan
Nakes
Mengembangkan surveilans mutu
dan kaji banding Faskes
Layanan BMPK
Evaluasi Mutu
Faskes untuk
perizinan
Kajian
Kebutuhan
Faskes dan
Kelayakannya
Bimbingan
Persiapan
Akreditasi
FKTP
Monitoring dan
Evaluasi Mutu
Penelitian
berbasis survey
Pelatihan dan
Bimtek SDMK
Layanan Harian di BMPK
Konsultasi Mutu RS untuk perizinan
Konsultasi Penyusunan dokumen dan
persiapan Akreditasi Puskesmas
Senin s.d Kamis jam 08.00 – 15. 00
( tidak dipungut biaya)
Pengelolaan Organisasi akuntabel
SERTIFIKASI
MANAJEMEN MUTU
• Telah tersertifikasi ISO 9001 :2000
sejak tahun 2007 dan telah
penyesuaian ke ISO 9001:2015
Upaya yang dilakukan BMPK
dalam hal mengawal Mutu
dan Keamanan Pelayanan
Penyusunan Quality Framework
Tahun 2007, BMPK ( Dewan Kurator dan
Pengelola ) menyusun Quality Framework
untuk Pelayanan Kesehatan di DIY
Tahun 2008, Quality Framework ditetapkan
sebagai Kerangka kerja Mutu di DIY
melalui SK Kepala Dinas Kesehatan DIY
MODEL QUALITY FRAME WORK
PROPINSI DIY
Strategi perbaikan mutu dan regulasi
1.
Penyusunan rencana pengembangan sumber daya
manusia kesehatan untuk memenuhi persyaratan
kompetensi dan registrasi
2.
Penyusunan standar dan prosedur pelaksanaan regulasi
baik melalui perijinan, sertifikasi dan akreditasi
3.
Pelaksanaan
uji
kompetensi
dikaitkan
dengan
kewenangan propinsi untuk mengeluarkan surat
penugasan bagi tenaga kesehatan dan rekomendasi oleh
organisasi profesi
4.
Pelaksanaan peran Dinas Kesehatan sebagai penetap
kebijakan regulasi dengan implementasi regulasi oleh
Dinas kesehatan ataupun bekerja sama dengan badan
independen (Badan Mutu Pelayanan Kesehatan)
Indikator perbaikan yang dapat
digunakan untuk mengukur perubahan
1.
Pelaksanaan akreditasi bagi sarana pelayanan kesehatan
rumah sakit maupun pelayanan medik dasar
2.
% tenaga kesehatan yang mempunyai sertifikat
kompetensi
3.
% tenaga kesehatan yang mempunyai ijin praktek
4.
% sarana kesehatan yang berijin
5.
% sarana kesehatan yang mempunyai sistem manajemen
mutu
6.
% sarana kesehatan yang terakreditasi
Perubahan yang dapat dilakukan
1.
Pelayanan kesehatan harus dapat menjamin keselamatan
pasien melalui diterapkannya manajemen risiko
2.
Regulasi pelayanan kesehatan diterapkan secara
konsisten untuk sarana pelayanan kesehatan pemerintah
maupun swasta dengan standar yang baku
3.
Kinerja pelayanan kesehatan dimonitor dan dievaluasi
secara berkesinambungan melalui indikator-indikator
yang disepakati bersama
4.
Pelaksanaan regulasi dimonitor dan dievaluasi secara
periodik
5.
Komitmen seluruh jajaran kesehatan untuk
melaksanakan kerangka kerja mutu dan regulasi yang
dievaluasi secara periodik
Kondisi yang ingin dicapai
1.
Semua sarana kesehatan mempunyai ijin pada akhir
tahun 2010
2.
Semua sarana kesehatan menerapkan sistem manajemen
mutu pada akhir tahun 2010
3.
80% sarana kesehatan mempunyai tenaga klinis sesuai
standar yang dipersyaratkan pada akhir tahun 2010
4.
80% sarana kesehatan mempunyai tenaga klinis yang
teregistrasi pada akhir tahun 2010
Dimensi Mutu Prioritas
Upaya Pemantauan
Scope Pengukuran
Aksesibilitas
Perijinan,Akreditasi,
Sertifikasi
Jarak,biaya,
Coverage insurance
% sarana kesehatan yang
terakreditasi
% sarana kesehatan yang
berijin
Badan Mutu,
Lembaga
eksternal lain
Akuntabilitas
Akreditasi,
Sertifikasi
Waktu tunggu, jam
pelayanan,
Ketepatan
Pelayanan
% sarana kesehatan yang
terakreditasi
Lembaga
eksternal lain
Patient Safety
% tenaga kesehatan yang
Mempunyai ijin praktek
% sarana kesehatan yang berijin
Badan Mutu
Keselamatan
Perijinan
Indikator Keberhasilan
Organisasi
Pelaksana
Kompetensi
Perijinan
Sesuai profesi
Masing-masing
% tenaga kesehatan yang
Mempunyai ijin praktek
Badan Mutu
dan
Organisasi
profesi
Kenyamanan
Perijinan
Fisik dan privasi
% sarana kesehatan yang berijin
Badan Mutu
Efektivitas
Akreditasi,
Sertifikasi
Pengobatan,
Program
pencegahan
% sarana kesehatan yang
terakreditasi
Lembaga
eksternal lain
Hubungan
interpersonal dan
respect-caring
Akreditasi,
Sertifikasi
Komunikasi
provider
Pasien
% sarana kesehatan yang
terakreditasi
Lembaga
eksternal lain
Pengorganisasian mutu di Sektor kesehatan
Bentuk
pengorganisasian
mutu
Seksi/Unit
Jenis Organisasi
Dinas Kesehatan
Provinsi,
Kabupaten-Kota
Tim atau Kelompok
Jaminan Mutu atau
Pokja
BP4, RB-BP, Lab
Puskesmas,
Praktek kelompok/
klinik
Komite
Lembaga mutu
ekterna (Badan
Mutu)l, Rumah
sakit & RSK
Person in charge
(contact person)
Apotek, praktek
berkelompok,
praktek mandiri
Tupoksi
1. Perencanaasistem
mutu
2. Menyusun
Rencana tindak
lanjut
3. Menyusun
Kebijakan
Peningkatan mutu
4. Menyusu
Pedoman dan
indikator capian
Mutu
- Menyusun
dokumen mutu
- Monitoring
evaluasi sistem
mutu
- Bertanggung
jawab terhadap
sistem manajemen
mutu
- Bertanggung jawab
terhadap sistem
manajemen mutu
Kualifikasi
Hasil Kegiatan
- Sistem Kesehatan
Provinsi, Daerah
- Kebijakan
peningkatan mutu
- Pedoman perijinan
Pernah mengikuti
pelatihan mutu
- Indikator kinerja
- Prosedur kerja
- Standar pelayanan
minimal
- Hasil monitoring
dan rencana tindak
lanjut
- Instrumen
pemantauan mutu
- Prosedur kerja
Garis besar program perbaikan mutu
yang akan dilaksanakan
Upaya
Pelayanan
RS &
RSK
BP4
Puskesmas
Lisensi
BP/RB
Praktek
kelompok/
Klinik
Praktek
mandiri
Apotek
Lab
Wajib untuk semua jenis sarana
Akreditasi
√
√
Kegiatan
pendataan
wilayah
Tidak wajib
Sertifikasi
√
Tidak wajib
Tidak wajib
√
√
Prosedur kerja
√
√
√
√
√
√
√
√
Instruksi kerja
√
√
√
√
√
√
√
√
SP Minimal
√
√
√
√
√
√
√
√
Pola tarif
√
√
√
√
√
√
√
√
Std kompetensi
SDM
√
√
√
√
√
√
√
√
Pengukuran
efektivitas
Pelayanan
√
√
√
√
√
√
√
√
Monitoring
pelayanan
√
Evaluasi
Upaya perbaikan
√
√
√
√
√
√
Lisensi Awal
√
√
-
-
Peraturan
internal
organisasi
√
Upaya
Pemantauan
(Regulasi)
√
√
√
√
√
√
Lembaga
Pelaksana
Badan
Mutu
Badan
Mutu/
Eksternal
lain
Eksternal
Badan
Mutu
Lisensi ulang/
Perpanjangan
Lisensi Awal
Lisensi ulang/
Perpanjangan;
Akreditasi;
Sertifikasi
Lisensi ulang/
Perpanjangan;
Akreditasi;
Sertifikasi
Badan
Mutu
Badan
Mutu/
Eksternal
lain
Lembaga
Penanggung
jawab
Dinas
Kesehatan
Provinsi/
KabupatenKota
Gambaran Kegiatan Evaluasi Mutu
1. Evaluasi Mutu RS untuk perizinan
SK Kepala Dinas Kesehatan DIYtentang
Pembentukan TimEvaluasi Mutu RS
Kunjungan
Lokasi
Closing
Meeting :
Paparan
Temuan dan
Konfirmasi
Penyusunan
Laporan
SKKepala Dinas Kesehatan tentang
Pembentukan TimEvaluasi Mutu
Evaluasi Mutu RS
Proses Wawancara, Cek dokumen,
Observasi
Kunjungan
Lapangan
Evaluasi Mutu RS
Paparan Hasil Survey di depan Tim
Manajemen RS
Closing
Meeting
Evaluasi Mutu RS
Penyusunan Laporan berisi Resume, Temuan Lapangan
dan Rekomendasi
Laporan
untuk
DKP, DKK,
KP2T
Evaluasi Proses :
MONEV Tim
BMPK dengan
Tim DKP dan
DKK
HASIL REKAP EVALUASI MUTU RS
TAHUN 2011-2012
ASPEK ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
RUMAH SAKIT 2011-2012
Hak Pas i en dan
Fungs i Sos i al
0%
50%
50%
50%
Peni ngkatan
Mutu
10%
40%
Kurang
Sedang
0%
Ketenagaan
90%
10%
0%
10%
Pol a Tari f
90%
0%
10%
Organi s as i
0%
90%
50%
100%
Bagus
HASIL REKAP EVALUASI MUTU RS
TAHUN 2011-2012
ASPEK FISIK BANGUNAN
RUMAH SAKIT 2011-2012
50%
Batas tegas 0%
antar ruang
50%
30%
Pertemuan
0%
di ndi ng conus
70%
Sedang
60%
Handrai l dan bel
ruangan
Bagus
30%
10%
10%
Ras i o TT
20%
70%
20%
50%
Si rkul as i
30%
0%
20%
40%
Kurang
60%
80%
HASIL REKAP S EVALUASI MUTU
RS TAHUN 2011-2012
ASPEK PELAYANAN DAN PERALATAN
RUMAH SAKIT 2011-2012
30%
10%
Eval uas i al at
60%
Kurang
Sedang
10%
Bagus
40%
Keters edi an SOP
50%
0%
Keters edi an
tenaga
0%
0%
100%
50%
100%
HASIL REKAP EVALUASI MUTU RS
TAHUN 2011-2012
ASPEK SANITASI LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT 2011-2012
30%
Penanganan 0%
l i mbah cai r
70%
20%
Ai r bersi h
Kurang
0%
80%
Sedang
Bagus
0%
Penanganan
sampah
20%
80%
0%
Sani tasi fi si k
bangunan
0%
60%
40%
20%
40%
60%
80%
Hasil Evaluasi Mutu Puskesmas Tahun 2016
Kesesuaian dengan PMK 75/2014
Seluruh Puskesmas se DIY ( n=121)
Hasil Evaluasi Mutu Puskesmas
Persyaratan Lokasi PUSKESMAS
Lokasi Pendirian PUSKESMAS di DIY
105,0%
100,0%
2,0%
3,7%
4,0%
95,0%
7,4%
90,0%
13,9%
85,0%
80,0%
75,0%
96,3%
98,0%
92,6%
96,0%
86,1%
YG
SL
BT
KP
GK
PUSKESMAS Berada di
Lokasi Berbahaya
PUSKESMAS Tidak Berada
di Lokasi Berbahaya
Persyaratan Desain Bangunan
Pemisahan Zona Infeksius & Non
Infeksius PUSKESMAS
46,9%
53,1%
Sudah dilakukan
pemisahan zona
infeksius dan non
infeksius
Belum dilakukan
pemisahan zona
infeksius dan non
infeksius
Belum melakukan
pemisahan ruang karena
keterbatasan ruang
pemeriksaan pasien TB
dilakukan di poli umum
dengan pengaturan jam
atau hari kunjungan
misalnya khusus hari
Sabtu dan dengan
perjanjian
pengambilan sputum di
rumah pasien, masih
menyatu di ruang sampel
laboratorium, ruang
penunjang seperti garasi
dan dilakukan di toilet
Persyaratan Bangunan & Material
Standar Minimal Toilet
Pemenuhan Standar Minimal
Toilet
Toilet di
PUSKESMAS sudah
memenuhi standar
minimal
26,3%
73,7%
Toilet di
PUSKESMAS belum
memenuhi standar
minimal
26,3% belum tercapai
karena :
tidak memiliki ruang
gerak yang cukup
belum menyediakan
minimal 1 KM / WC
diffabel
toilet belum dilengkapi
dengan pegangan
rambat ( handrail )
bila terjadi kondisi
darurat kunci belum bisa
dibuka dari luar.
Persyaratan Bangunan & Material
Standar Aksesbilitas Diffabel - Lansia
Pemenuhan Standar Aksesbilitas
Diffabel dan Lansia
Aksesbilitas
Penyandang
Disabilitas dan
Lansia sudah sesuai
standar minimal
35,6%
64,4%
Aksesbilitas
Penyandang
Disabilitas dan
Lansia belum sesuai
standar minimal
31,3% belum memenuhi
standar minimal
akses masuk ke pintu
utama belum disediakan
ram untuk kursi roda
akses masuk belum rel
tangan (handrail).
Hasil Evaluasi Mutu Klinik Tahun 2014
Kesesuaian dengan PMK 9/2014
Seluruh Klinik di Kota Yogyakarta ( n=65)
Izin Operasional
89%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
5%
Berizin
Proses
6%
Tdk Berizin
Hasil Evaluasi Mutu Klinik
Bangunan
Dapur
51%
Pencahayaan
100%
Ventilasi
100%
Pertemuan dinding Conus
12%
Sistem Gas Medis
49%
Informasi Jam Buka Klinik
75%
Daftar Dokter Jaga
48%
Daftar Dokter Praktik
58%
Papan nama sesuai ketentuan
65%
Toilet
98%
Tindakan
91%
Laktasi
15%
Laboratorium
14%
Obat/Bahan habis pakai
83%
Administrasi
89%
Pemeriksaan/konsultasi
100%
Pendaftaran
100%
Bangunan pisah dgn rmh tinggal
92%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Penerapan Keamanan dan
Keselamatan
Keamanan dan Keselamatan
Pengelolaan obat
85%
Wastafel/hand sanitizer
100%
Alas Kaki dengan penutup
40%
Jas Pelindung
48%
Masker
100%
Sarung tangan
98%
safety box
92%
Klem Tabung
74%
Desinfektan
95%
APAR
86%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Ketersediaan Prosedur
Standar Prosedur Operasional
Kasir
26%
Obat/Bahan habis pakai
31%
Perawatan
51%
Tindakan
62%
Pemeriksaan/konsultasi
35%
Pendaftaran
51%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Tahapan Evaluasi Mutu Faskes
Landasan Kerja : SK TimKepala Dinas Kesehatan
Sosialisasi Rencana Evaluasi Mutu dan Aspek yang
akan dievaluasi
Referensi
Regulasi
Instrumen
Kunjungan
Lokasi
Closing
Meeting
Reporting
Pengalaman BMPK
5 tahun terakhir
Pencapaian Kegiatan
Kegiatan Operasional BMPK
Tahun 2012 - 2016
25
Evaluasi RS
Riset
Penilaian Akreditasi Puskesmas
20
Pendampingan Akreditasi Puskesmas
ISO
SPM RS
15
Monev RS Ponek
Monev Puskesmas
Pelatihan SDMK
10
Kajian - kajian
Bimtek SDM K
Bimtek Mutu Faskes
5
Mengajar
Penyusunan Panduan
Pendukung
0
2012
2013
2014
2015
2016
Lain - lain
Cakupan Wilayah
Sebaran Wilayah Kegiatan Operasional BMPK
Tahun 2012 - 2016
WIB ( Sumatra, Jawa, Bali )
WITA ( Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT )
WIT ( Maluku, Papua )
66
36
27
27
23
4
0
2012
0
0
2013
0
0
2014
0
0
2015
3
2016
0
Kepuasan Pelanggan terhadap kegiatan
BMPK selama tahun 2016
Kepuasan Secara keseluruhan kegiatan
92,78%
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
7,22%
10,00%
0,00%
puas
tidak puas
Pencapaian IKM Pengguna BMPK
2012-2016
IKM PELAYANAN BMPK
85,00
76,40
75,33
Tahun 2013
Tahun 2014
80,19
70,15
Tahun 2012
Tahun 2015
Tahun 2016
IKM BMPK Tahun
2016 : MUTU
PELAYANAN
• Sangat Baik 81,26
- 100
• Baik
62,51
– 81,25
• Kurang Baik
43,76 – 62,50
• Tidak Baik 25,00
– 43,75
Tantangan yang dihadapi
1. Aspek Legalitas : SK Gub yang harus
diperpanjang
2. Kondisi Organisasi semi plat merah, tidak
dapat memiliki NPWP karena bukan
lembaga Profit
3. Popularitas BMPK di mata publik belum
komprehensif
4. Belum ada upaya audit mutu program
Dinas kesehatan terhadap manfaat mutu
dan keamanan pelayanan
Upaya yang telah dan akan terus
dilakukan
1. Mengusulkan kepada Dinkes DIY untuk
meninjau kembali SK Gub 116/
2004, utamanya terkait dengan pengkinian
regulasi.
2. Memberikan usulan naskah telaah akademik
tentang BMPK DIY ke depan ke Dinkes DIY
dan dewan kurator BMPK
3. membentuk duta mutu melalui surveyor dan
tenaga ahli yang memperkuat branding
BMPK dan melakukan publikasi media
elektronik tentang BMPK
TERIMA KASIH
[email protected]
www.badanmutu.or.id