2017 Mutu Sesi 21 AU Profil BMPK

Regulasi Mutu Pelayanan Kesehatan
Kesehatan::
Apakah diperlukan badan independen
independen?
?

Adi Utarini ([email protected])
Kuliah HPM-Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan

Banyak perkembangan regulasi di
Indonesia, tetapi...

Implementasi regulasi menjadi
kelemahan utama

Diskusi: Mengapa regulasi kesehatan
sangat kompleks?

Kompleksnya Regulasi Kesehatan
 Sulit meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
 Spektrum pelayanan kesehatan luas

 Jumlah dan jenis pelayanan tidak seimbang dengan

SDM regulator
 Pembagian peran tidak jelas
 Kapasitas meregulasi rendah

#1. Meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan itu sulit (Marc Roberts)
 Proses produksi tidak terstandarisasi
 Ilmu Kedokteran itu seni
 Psikologinya dokter
 Dokter sebagai manajer

5

# 2. Spektrum pelayanan
luas

Self-treatment


Folk healing
system

Prof. Heteredox
system,e.g. chiro

Professional
biomedicine

Parallel system, e.g.
acupuncture

Medical personnel

Medical
service

Non-medical
service


Non-medical
personnel

Health centre,
clinics, lab

Quack, TBA,
traditional
clinics (eye,
cosmetics, bone)

Herbal treatment

Healer

Medical
service

Non-medical
service


Medical facilities

Non-medical facilities

Health centre,
clinics, lab,
Private practice

Hairdresser, Fitness,
Hotel

Herbal treatment

Healer

#3. Banyaknya jumlah dan jenis sarana
Local gov

Hospital


Private

District health
office

Primary Clinics Private practices
care

Public

Traditional
practices

Quality
regulation

Lung
clinics


Laboratory

Pharmacy, drugstore,
herbal store

#4. Peran pemerintah tidak jelas
Regulator

Provider

Role: Regulating
Objective: Implement regulation in
an objective way using standards
Unit analysis: all types of health care
services
Consequences: Conduct quality
monitoring and report the results to
the gov.
Requirements: Standard
development and training of surveyors


Role: Managing public providers
Objective: Efficiency and survival of
public providers
Unit analysis: Public providers,
especially primary care and hospitals
Consequences: Compete with
private providers
Requirement: Good management
practices

. Peran pemerintah tidak jelas
Regulator

Penyedia pelayanan

Peran: Meregulasi
Tujuan: Melaksanakan regulasi
secara objektif berbasis standar
Unit analisis: seluruh jenis

pelayanan kesehatan
Konsekuensi: Melakukan
monitoring mutu dan melaporkan
hasilnya ke pemerintah
Persyaratan: Memahami
pengembangan standar dan
mengikuti pelatihan regulator

Peran: Mengelola pelayanan
kesehatan publik
Tujuan: Efisiensi dan kelangsungan
hidup fasilitas pelayanan publik
Unit analisis: Faskes pemerintah,
terutama Puskesmas dan RS
Konsekuensi: Bersaing dengan
swasta
Persyaratan: Praktek manajemen
yang baik

Kapasitas meregulasi rendah


BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Badan Mutu Pelayanan Kesehatan (Badan Mutu)
Kompleks Kesehatan no 4, Jl. Kyai Mojo, Pingit, Yogyakarta, 55223.
telp : 0274-7499584 / 552792
website : www.badanmutu.or.id
email : [email protected]

Outline











Latar Belakang
Sejarah Pendirian
Visi Misi, Kebijakan Mutu, Corporate Branding
Struktur Organisasi
Ketugasan BMPK Sesuai SK Gub 116/2004
Layanan BMPK
Potret dan Cuplikan Hasil Evaluasi Mutu
Pengalaman BMPK : Kinerja tahunan dan IKM
Tantangan dan Upaya

Latar Belakang
Potret di Level Nasional
Di Indonesia, perhatian terhadap mutu :
1. Input SDM >> Persebaran,jumlah, jenis
SDMK.
2. Akses terhadap pelayanan
Namun, permasalahan mengenai kualitas
pelayanan belum ditangani secara
komprehensif.


Permasalahan yang saat ini dihadapi di level
nasional :
1. Belum ada penetapan kerangka kerja
mutu nasional yang mengatur tentang
kualitas dan keamanan.
2. Apresiasi terhadap kepatuhan dan
kelalaian belum dilakukan seimbang.
Terakreditasi Paripurna Vs Tidak
terakreditasi

3. Kebingungan pembagian peran dan
fungsi regulator (Dinas Kesehatan),BPRS,
KARS
akreditasi, pengawasan, inspeksi
4.Belum ada audit mutu program Dinas
Kesehatan >> kesesuaiannya terhadap
kebutuhan mutu dan keamanan pelayanan

Sejarah Pendirian
Dinas Kesehatan
DIY

Masyarakat Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Institusi Pendidikan
Lembaga Asuransi
Kesehatan
Pakar Bidang Pelayanan
Kesehatan

BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
(Quality of Health Services Board)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Legal:
Surat Keputusan Gubernur No. 116 Agustus Tahun 2004

Harapan terhadap keberadaan
Badan Mutu
• Menjadi Mitra Regulator dalam
implementasi Regulasi >> Inspeksi dan
Pengawasan
• Menjadi Mitra pemangku kepentingan
Lembaga Asuransi, Organisasi Profesi,
Institusi Pendidikan dalam hal upaya
penerapan Mutu Pelayanan.
• Memiliki quality framework dalam
pelayanan kesehatan di wilayah Jogja
Istimewa

VISI - MISI
VISI
MENJADI LEMBAGA TERDEPAN DALAM
IMPLEMENTASI REGULASI PELAYANAN KESEHATAN
YANG BERFOKUS PADA MUTU PELAYANAN
KESEHATAN

MISI
Melaksanakan evaluasi mutu Faskes berbasis
regulasi dan evidence based practice.
Membangun keselamatan pasien dan petugas
Mengelola organisasi secara independen, akuntabel
dan berorientasi pada standar dan pedoman kerja.
Menerapkan strategi pembelajaran berkelanjutan

Kebijakan Mutu – Corporate Branding
Kebijakan Mutu
•Prinsip mutu wajib dipahami dan dilaksanakan
•Kebutuhan pelanggan diidentifikasi dan ditindaklanjuti
•Profesionalisme dan independensi
•Upaya perbaikan yang terus menerus

Corporate Branding
1.
2.
3.
4.

Evidence Based Practise
Taat dan Patuh Regulasi
Kinerja terukur
SDM Kapabel, kompeten dan berintegritas

Struktur Organisasi
• ..\..\BMPK - BETHA\STRUKTUR
ORGANISASI.docx

Tugas – Tugas
Rekomendasi syarat perizinan
dan kelayakan Faskes

Mengkaji keluhan pengguna

Memberikan informasi
pengembangan mutu pelayanan
kesehatan

Membuat Laporan Kinerja kepada
Gubernur

Melakukan pembinaan dan
pengawasan mutu Faskes dan
Nakes

Mengembangkan surveilans mutu
dan kaji banding Faskes

Layanan BMPK
Evaluasi Mutu
Faskes untuk
perizinan

Kajian
Kebutuhan
Faskes dan
Kelayakannya

Bimbingan
Persiapan
Akreditasi
FKTP

Monitoring dan
Evaluasi Mutu

Penelitian
berbasis survey

Pelatihan dan
Bimtek SDMK

Layanan Harian di BMPK
Konsultasi Mutu RS untuk perizinan
Konsultasi Penyusunan dokumen dan
persiapan Akreditasi Puskesmas

Senin s.d Kamis jam 08.00 – 15. 00
( tidak dipungut biaya)

Pengelolaan Organisasi akuntabel

SERTIFIKASI
MANAJEMEN MUTU
• Telah tersertifikasi ISO 9001 :2000
sejak tahun 2007 dan telah
penyesuaian ke ISO 9001:2015

Upaya yang dilakukan BMPK
dalam hal mengawal Mutu
dan Keamanan Pelayanan

Penyusunan Quality Framework
Tahun 2007, BMPK ( Dewan Kurator dan
Pengelola ) menyusun Quality Framework
untuk Pelayanan Kesehatan di DIY
Tahun 2008, Quality Framework ditetapkan
sebagai Kerangka kerja Mutu di DIY
melalui SK Kepala Dinas Kesehatan DIY

MODEL QUALITY FRAME WORK
PROPINSI DIY
Strategi perbaikan mutu dan regulasi
1.

Penyusunan rencana pengembangan sumber daya
manusia kesehatan untuk memenuhi persyaratan
kompetensi dan registrasi

2.

Penyusunan standar dan prosedur pelaksanaan regulasi
baik melalui perijinan, sertifikasi dan akreditasi

3.

Pelaksanaan
uji
kompetensi
dikaitkan
dengan
kewenangan propinsi untuk mengeluarkan surat
penugasan bagi tenaga kesehatan dan rekomendasi oleh
organisasi profesi

4.

Pelaksanaan peran Dinas Kesehatan sebagai penetap
kebijakan regulasi dengan implementasi regulasi oleh
Dinas kesehatan ataupun bekerja sama dengan badan
independen (Badan Mutu Pelayanan Kesehatan)

Indikator perbaikan yang dapat
digunakan untuk mengukur perubahan
1.

Pelaksanaan akreditasi bagi sarana pelayanan kesehatan
rumah sakit maupun pelayanan medik dasar

2.

% tenaga kesehatan yang mempunyai sertifikat
kompetensi

3.

% tenaga kesehatan yang mempunyai ijin praktek

4.

% sarana kesehatan yang berijin

5.

% sarana kesehatan yang mempunyai sistem manajemen
mutu

6.

% sarana kesehatan yang terakreditasi

Perubahan yang dapat dilakukan
1.

Pelayanan kesehatan harus dapat menjamin keselamatan
pasien melalui diterapkannya manajemen risiko

2.

Regulasi pelayanan kesehatan diterapkan secara
konsisten untuk sarana pelayanan kesehatan pemerintah
maupun swasta dengan standar yang baku

3.

Kinerja pelayanan kesehatan dimonitor dan dievaluasi
secara berkesinambungan melalui indikator-indikator
yang disepakati bersama

4.

Pelaksanaan regulasi dimonitor dan dievaluasi secara
periodik

5.

Komitmen seluruh jajaran kesehatan untuk
melaksanakan kerangka kerja mutu dan regulasi yang
dievaluasi secara periodik

Kondisi yang ingin dicapai
1.

Semua sarana kesehatan mempunyai ijin pada akhir
tahun 2010

2.

Semua sarana kesehatan menerapkan sistem manajemen
mutu pada akhir tahun 2010

3.

80% sarana kesehatan mempunyai tenaga klinis sesuai
standar yang dipersyaratkan pada akhir tahun 2010

4.

80% sarana kesehatan mempunyai tenaga klinis yang
teregistrasi pada akhir tahun 2010

Dimensi Mutu Prioritas

Upaya Pemantauan

Scope Pengukuran

Aksesibilitas

Perijinan,Akreditasi,
Sertifikasi

Jarak,biaya,
Coverage insurance

% sarana kesehatan yang
terakreditasi
% sarana kesehatan yang
berijin

Badan Mutu,
Lembaga
eksternal lain

Akuntabilitas

Akreditasi,
Sertifikasi

Waktu tunggu, jam
pelayanan,
Ketepatan
Pelayanan

% sarana kesehatan yang
terakreditasi

Lembaga
eksternal lain

Patient Safety

% tenaga kesehatan yang
Mempunyai ijin praktek
% sarana kesehatan yang berijin

Badan Mutu

Keselamatan

Perijinan

Indikator Keberhasilan

Organisasi
Pelaksana

Kompetensi

Perijinan

Sesuai profesi
Masing-masing

% tenaga kesehatan yang
Mempunyai ijin praktek

Badan Mutu
dan
Organisasi
profesi

Kenyamanan

Perijinan

Fisik dan privasi

% sarana kesehatan yang berijin

Badan Mutu

Efektivitas

Akreditasi,
Sertifikasi

Pengobatan,
Program
pencegahan

% sarana kesehatan yang
terakreditasi

Lembaga
eksternal lain

Hubungan
interpersonal dan
respect-caring

Akreditasi,
Sertifikasi

Komunikasi
provider
Pasien

% sarana kesehatan yang
terakreditasi

Lembaga
eksternal lain

Pengorganisasian mutu di Sektor kesehatan
Bentuk
pengorganisasian
mutu
Seksi/Unit

Jenis Organisasi
Dinas Kesehatan
Provinsi,
Kabupaten-Kota

Tim atau Kelompok
Jaminan Mutu atau
Pokja

BP4, RB-BP, Lab
Puskesmas,
Praktek kelompok/
klinik

Komite

Lembaga mutu
ekterna (Badan
Mutu)l, Rumah
sakit & RSK

Person in charge
(contact person)

Apotek, praktek
berkelompok,
praktek mandiri

Tupoksi
1. Perencanaasistem
mutu
2. Menyusun
Rencana tindak
lanjut
3. Menyusun
Kebijakan
Peningkatan mutu
4. Menyusu
Pedoman dan
indikator capian
Mutu
- Menyusun
dokumen mutu
- Monitoring
evaluasi sistem
mutu
- Bertanggung
jawab terhadap
sistem manajemen
mutu

- Bertanggung jawab
terhadap sistem
manajemen mutu

Kualifikasi

Hasil Kegiatan
- Sistem Kesehatan
Provinsi, Daerah
- Kebijakan
peningkatan mutu
- Pedoman perijinan

Pernah mengikuti
pelatihan mutu

- Indikator kinerja

- Prosedur kerja
- Standar pelayanan
minimal
- Hasil monitoring
dan rencana tindak
lanjut
- Instrumen
pemantauan mutu

- Prosedur kerja

Garis besar program perbaikan mutu
yang akan dilaksanakan
Upaya
Pelayanan

RS &
RSK

BP4

Puskesmas

Lisensi

BP/RB

Praktek
kelompok/
Klinik

Praktek
mandiri

Apotek

Lab

Wajib untuk semua jenis sarana

Akreditasi





Kegiatan
pendataan
wilayah

Tidak wajib

Sertifikasi



Tidak wajib
Tidak wajib




Prosedur kerja

















Instruksi kerja

















SP Minimal

















Pola tarif

















Std kompetensi
SDM

















Pengukuran
efektivitas
Pelayanan

















Monitoring
pelayanan



Evaluasi
Upaya perbaikan













Lisensi Awal





-

-

Peraturan
internal
organisasi



Upaya
Pemantauan
(Regulasi)













Lembaga
Pelaksana
Badan
Mutu
Badan
Mutu/
Eksternal
lain
Eksternal
Badan
Mutu

Lisensi ulang/
Perpanjangan
Lisensi Awal

Lisensi ulang/
Perpanjangan;
Akreditasi;
Sertifikasi
Lisensi ulang/
Perpanjangan;
Akreditasi;
Sertifikasi

Badan
Mutu

Badan
Mutu/
Eksternal
lain

Lembaga
Penanggung
jawab
Dinas
Kesehatan
Provinsi/
KabupatenKota

Gambaran Kegiatan Evaluasi Mutu

1. Evaluasi Mutu RS untuk perizinan
SK Kepala Dinas Kesehatan DIYtentang
Pembentukan TimEvaluasi Mutu RS

Kunjungan
Lokasi

Closing
Meeting :
Paparan
Temuan dan
Konfirmasi

Penyusunan
Laporan

SKKepala Dinas Kesehatan tentang
Pembentukan TimEvaluasi Mutu

Evaluasi Mutu RS
Proses Wawancara, Cek dokumen,
Observasi
Kunjungan
Lapangan

Evaluasi Mutu RS
Paparan Hasil Survey di depan Tim
Manajemen RS
Closing
Meeting

Evaluasi Mutu RS
Penyusunan Laporan berisi Resume, Temuan Lapangan
dan Rekomendasi
Laporan
untuk
DKP, DKK,
KP2T

Evaluasi Proses :
MONEV Tim
BMPK dengan
Tim DKP dan
DKK

HASIL REKAP EVALUASI MUTU RS
TAHUN 2011-2012
ASPEK ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
RUMAH SAKIT 2011-2012
Hak Pas i en dan
Fungs i Sos i al

0%
50%
50%
50%

Peni ngkatan
Mutu

10%
40%

Kurang
Sedang

0%
Ketenagaan

90%
10%

0%
10%
Pol a Tari f

90%

0%
10%
Organi s as i

0%

90%
50%

100%

Bagus

HASIL REKAP EVALUASI MUTU RS
TAHUN 2011-2012
ASPEK FISIK BANGUNAN
RUMAH SAKIT 2011-2012
50%

Batas tegas 0%
antar ruang

50%
30%

Pertemuan
0%
di ndi ng conus

70%

Sedang

60%

Handrai l dan bel
ruangan

Bagus

30%
10%
10%

Ras i o TT

20%
70%
20%
50%

Si rkul as i

30%
0%

20%

40%

Kurang

60%

80%

HASIL REKAP S EVALUASI MUTU
RS TAHUN 2011-2012
ASPEK PELAYANAN DAN PERALATAN
RUMAH SAKIT 2011-2012

30%
10%

Eval uas i al at

60%
Kurang
Sedang

10%

Bagus

40%

Keters edi an SOP

50%

0%
Keters edi an
tenaga

0%

0%

100%

50%

100%

HASIL REKAP EVALUASI MUTU RS
TAHUN 2011-2012
ASPEK SANITASI LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT 2011-2012
30%
Penanganan 0%
l i mbah cai r

70%

20%
Ai r bersi h

Kurang

0%
80%

Sedang
Bagus

0%
Penanganan
sampah

20%
80%

0%
Sani tasi fi si k
bangunan

0%

60%
40%

20%

40%

60%

80%

Hasil Evaluasi Mutu Puskesmas Tahun 2016

Kesesuaian dengan PMK 75/2014
Seluruh Puskesmas se DIY ( n=121)

Hasil Evaluasi Mutu Puskesmas

Persyaratan Lokasi PUSKESMAS
Lokasi Pendirian PUSKESMAS di DIY
105,0%

100,0%

2,0%
3,7%

4,0%

95,0%

7,4%

90,0%
13,9%
85,0%

80,0%

75,0%

96,3%

98,0%

92,6%

96,0%

86,1%

YG

SL

BT

KP

GK

PUSKESMAS Berada di
Lokasi Berbahaya
PUSKESMAS Tidak Berada
di Lokasi Berbahaya

Persyaratan Desain Bangunan
Pemisahan Zona Infeksius & Non
Infeksius PUSKESMAS

46,9%
53,1%

Sudah dilakukan
pemisahan zona
infeksius dan non
infeksius
Belum dilakukan
pemisahan zona
infeksius dan non
infeksius

 Belum melakukan
pemisahan ruang karena
keterbatasan ruang
 pemeriksaan pasien TB
dilakukan di poli umum
dengan pengaturan jam
atau hari kunjungan
misalnya khusus hari
Sabtu dan dengan
perjanjian
 pengambilan sputum di
rumah pasien, masih
menyatu di ruang sampel
laboratorium, ruang
penunjang seperti garasi
dan dilakukan di toilet

Persyaratan Bangunan & Material
Standar Minimal Toilet
Pemenuhan Standar Minimal
Toilet

Toilet di
PUSKESMAS sudah
memenuhi standar
minimal

26,3%

73,7%

Toilet di
PUSKESMAS belum
memenuhi standar
minimal

26,3% belum tercapai
karena :
 tidak memiliki ruang
gerak yang cukup
 belum menyediakan
minimal 1 KM / WC
diffabel
 toilet belum dilengkapi
dengan pegangan
rambat ( handrail )
 bila terjadi kondisi
darurat kunci belum bisa
dibuka dari luar.

Persyaratan Bangunan & Material
Standar Aksesbilitas Diffabel - Lansia
Pemenuhan Standar Aksesbilitas
Diffabel dan Lansia
Aksesbilitas
Penyandang
Disabilitas dan
Lansia sudah sesuai
standar minimal

35,6%

64,4%

Aksesbilitas
Penyandang
Disabilitas dan
Lansia belum sesuai
standar minimal

31,3% belum memenuhi
standar minimal
 akses masuk ke pintu
utama belum disediakan
ram untuk kursi roda
 akses masuk belum rel
tangan (handrail).

Hasil Evaluasi Mutu Klinik Tahun 2014

Kesesuaian dengan PMK 9/2014
Seluruh Klinik di Kota Yogyakarta ( n=65)
Izin Operasional
89%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

5%

Berizin

Proses

6%

Tdk Berizin

Hasil Evaluasi Mutu Klinik
Bangunan
Dapur

51%

Pencahayaan

100%

Ventilasi

100%

Pertemuan dinding Conus

12%

Sistem Gas Medis

49%

Informasi Jam Buka Klinik

75%

Daftar Dokter Jaga

48%

Daftar Dokter Praktik

58%

Papan nama sesuai ketentuan

65%

Toilet

98%

Tindakan

91%

Laktasi

15%

Laboratorium

14%

Obat/Bahan habis pakai

83%

Administrasi

89%

Pemeriksaan/konsultasi

100%

Pendaftaran

100%

Bangunan pisah dgn rmh tinggal

92%
0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Penerapan Keamanan dan
Keselamatan
Keamanan dan Keselamatan
Pengelolaan obat

85%

Wastafel/hand sanitizer

100%

Alas Kaki dengan penutup

40%

Jas Pelindung

48%

Masker

100%

Sarung tangan

98%

safety box

92%

Klem Tabung

74%

Desinfektan

95%

APAR

86%
0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Ketersediaan Prosedur
Standar Prosedur Operasional
Kasir

26%

Obat/Bahan habis pakai

31%

Perawatan

51%

Tindakan

62%

Pemeriksaan/konsultasi

35%

Pendaftaran

51%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Tahapan Evaluasi Mutu Faskes
Landasan Kerja : SK TimKepala Dinas Kesehatan
Sosialisasi Rencana Evaluasi Mutu dan Aspek yang
akan dievaluasi
Referensi
Regulasi

Instrumen

Kunjungan
Lokasi

Closing
Meeting

Reporting

Pengalaman BMPK
5 tahun terakhir

Pencapaian Kegiatan
Kegiatan Operasional BMPK
Tahun 2012 - 2016
25
Evaluasi RS
Riset
Penilaian Akreditasi Puskesmas

20

Pendampingan Akreditasi Puskesmas
ISO
SPM RS

15

Monev RS Ponek
Monev Puskesmas
Pelatihan SDMK

10

Kajian - kajian
Bimtek SDM K
Bimtek Mutu Faskes
5

Mengajar
Penyusunan Panduan
Pendukung

0
2012

2013

2014

2015

2016

Lain - lain

Cakupan Wilayah
Sebaran Wilayah Kegiatan Operasional BMPK
Tahun 2012 - 2016
WIB ( Sumatra, Jawa, Bali )

WITA ( Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT )

WIT ( Maluku, Papua )

66

36
27

27

23

4
0
2012

0

0
2013

0

0
2014

0

0
2015

3

2016

0

Kepuasan Pelanggan terhadap kegiatan
BMPK selama tahun 2016
Kepuasan Secara keseluruhan kegiatan

92,78%
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%

7,22%

10,00%
0,00%
puas

tidak puas

Pencapaian IKM Pengguna BMPK
2012-2016
IKM PELAYANAN BMPK
85,00
76,40

75,33

Tahun 2013

Tahun 2014

80,19

70,15

Tahun 2012

Tahun 2015

Tahun 2016

IKM BMPK Tahun
2016 : MUTU
PELAYANAN
• Sangat Baik 81,26
- 100
• Baik
62,51
– 81,25
• Kurang Baik
43,76 – 62,50
• Tidak Baik 25,00
– 43,75

Tantangan yang dihadapi
1. Aspek Legalitas : SK Gub yang harus
diperpanjang
2. Kondisi Organisasi semi plat merah, tidak
dapat memiliki NPWP karena bukan
lembaga Profit
3. Popularitas BMPK di mata publik belum
komprehensif
4. Belum ada upaya audit mutu program
Dinas kesehatan terhadap manfaat mutu
dan keamanan pelayanan

Upaya yang telah dan akan terus
dilakukan
1. Mengusulkan kepada Dinkes DIY untuk
meninjau kembali SK Gub 116/
2004, utamanya terkait dengan pengkinian
regulasi.
2. Memberikan usulan naskah telaah akademik
tentang BMPK DIY ke depan ke Dinkes DIY
dan dewan kurator BMPK
3. membentuk duta mutu melalui surveyor dan
tenaga ahli yang memperkuat branding
BMPK dan melakukan publikasi media
elektronik tentang BMPK

TERIMA KASIH
[email protected]
www.badanmutu.or.id