DDTK EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN

(1)

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN

DALAM UU.NO.4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN

ATAS TANAH BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN

DENGAN TANAH

OLEH:

DRS. H. MUHAMMAD, M.H.

( Hakim Pengadilan Agama Mataram )

DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN

DDTK DI PENGADILAN AGAMA MATARAM KELAS I A

PADA HARI SENIN, 17 JULI 2017 M / SYAWAL 1438 H.


(2)

BENTUK-BENTUK EKSEKUSI DALAM

SENGKETA EKONOMI SYARIAH,

ANTARA LAIN:

1. EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN

2. EKSEKUSI GROSSE AKTA

3. EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA


(3)

PENGERTIAN HAK TANGGUNGAN

Hak Tanggungan, adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain. (Pasal 1 ayat (1) UU. No.4 Tahun 1996 )


(4)

UNSUR-UNSUR POKOK DARI HAK TANGGUNGAN:

UNSUR-UNSUR POKOK DARI HAK TANGGUNGAN:

1. Hak Tanggungan adalah Hak Jaminan

untuk pelunasan utang;

2. Objek Hak Tanggungan adalah hak

atas tanah sesuai UUPA ;

3. Hak Tanggungan dapat dibebankan

atas tanahnya saja,tetapi dapat pula

dibebankan berikut benda-benda lain

yang

merupakan

satu

kesatuan

dengan tanah itu;

4. Utang yang dijamin adalah suatu

utang tertentu

5. Memberikan

kedudukan

yang

diutamakan kepada Kreditor tertentu

terhadap Kreditor-Kreditor lain ;

1. Hak Tanggungan adalah Hak Jaminan

untuk pelunasan utang;

2. Objek Hak Tanggungan adalah hak

atas tanah sesuai UUPA ;

3. Hak Tanggungan dapat dibebankan

atas tanahnya saja,tetapi dapat pula

dibebankan berikut benda-benda lain

yang

merupakan

satu

kesatuan

dengan tanah itu;

4. Utang yang dijamin adalah suatu

utang tertentu

5. Memberikan

kedudukan

yang

diutamakan kepada Kreditor tertentu

terhadap Kreditor-Kreditor lain ;


(5)

OBJEK HUKUM HAK TANGGUNGAN :

Hak atas tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan adalah a. Hak Milik;

b. Hak Guna Usaha;

c. Hak Guna Bangunan.

d. Hak Pakai atas Tanah Negara.

e. Hak atas tanah berikut bangunan, tanaman, dan hasil karya...

(Psl. 4 ayat (1) (2) ,(4) UU.No.4 /1996 )

OBJEK HUKUM HAK TANGGUNGAN :

Hak atas tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan adalah a. Hak Milik;

b. Hak Guna Usaha;

c. Hak Guna Bangunan.

d. Hak Pakai atas Tanah Negara.

e. Hak atas tanah berikut bangunan, tanaman, dan hasil karya...


(6)

1.

SUBYEK HUKUM HAK TANGGUNGAN :

1. Pemberi Hak Tanggungan: orang/Badan Hukum yang menjaminkan obyek hak tanggungan;

2. Pemegang Hak Tanggungan: orang/Badan Hukum yang menerima hak tanggungan sebagai jaminan dari piutang yang diberikannya;

(Pasal 8 dan 9 UU.No.4 Th. 1996 )

1.

SUBYEK HUKUM HAK TANGGUNGAN :

1. Pemberi Hak Tanggungan: orang/Badan Hukum yang menjaminkan obyek hak tanggungan;

2. Pemegang Hak Tanggungan: orang/Badan Hukum yang menerima hak tanggungan sebagai jaminan dari piutang yang diberikannya;


(7)

PROSES PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN :

PROSES PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN :

Tahap Pertama:

Pemberian Hak Tanggungan, dengan dibuatnya

APHT oleh PPAT yang didahului dengan

perjanjian utang piutang yang dijanjikan (Psl.10

ayat (2) UU.No.4 Th.1996)

Tahap

Kedua

:

pendaftaran

oleh

Kantor

Pertanahan, sebagai lahirnya Hak Tanggungan

yang

dibebankan.

Hak

Tanggungan

yang

didaftarkan

di

Kantor

Pertanahan

dengan

sertipikat Hak Tanggungan dengan irah-irah

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHAN YANG MAHA ESA. (Psl.14 ayat (1) dan (2) UU.No.4 Th.1996 )


(8)

PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN :

PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN :

1.

Eksekusi melalui Penjualan di bawah tangan

2

. Eksekusi atas kekuasaan sendiri

(

parate

executie

)

3.

Eksekusi berdasarkan Titel Eksekutorial

Ada 3 Jenis Jenis Eksekusi Hak Tanggungan:


(9)

PROSEDUR EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA:

PROSEDUR EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA:

1. PERMOHONAN EKSEKUSI HT KEPADA KPA, dengan melampirkan:

a. Fotokopi Sertifikat HT;

b. Fotokopi Surat Perjanjian (Akad Syariah ) utang- piutang antara kreditur dan debitur.

c. Fotokopi bukti pendaftaran HT pada BPN;

d. Fotokopi surat-surat teguran dari Bank kpd debitur atas kelalaiannya membayar cicilan utang;

e. Fotokopi Surat Kuasa, jk Pemohon


(10)

PROSEDUR EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA:

PROSEDUR EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA:

2. AANMANING

3. SITA EKSEKUSI

4. PENJUALAN LELANG


(11)

PERMASALAHAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA:

PERMASALAHAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA:

1. Pemberi HT Tidak Bersedia

Mengosongkan Obyek Eksekusi HT. 2. Pemegang HT Kedua, Ketiga, Dstr.

Melakukan Perlawanan.

3. Obyek HT Bukan Atas Nama Debitur 4. Obyek HT Dikuasai Pihak Ketiga.


(12)

MURABAHAH

MURABAHAH

Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-X/2012, tanggal 29 Agustus 2012, Badan Peradilan Agama merupakan lembaga yang berwenang melakukan proses lelang pada jaminan Hak Tanggungan atas akad-akad syariah. Maka atas dasar pemikiran demikian Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) RI Nomor 4 Tahun 2016, tanggal 9 Desember 2016 Rumusan Hukum Kamar Agama pada

halaman 9 angka 3 menentukan bahwa “Hak Tanggungan dan

jaminan utang lainnya dalam akad ekonomi syariah tetap

dapat dieksekusi jika terjadi wanprestasi meskipun belum

jatuh tempo pelunasan sesuai dengan yang diperjanjikan

setelah diberi peringatan sesuai dengan ketentuan yang


(13)

MURABAHAH

MURABAHAH

Murabahah

adalah

pembiayaan

saling

menguntungkan yang dilakukan oleh shahib al-maal

dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi

jual-beli dengan penjelasan bahwa harga pengadaan

barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang

merupakan keuntungan atau labah bagi shahib

al-mal dan pengembaliannya dilakukan secara tunai

atau angsur. (

Pasal 20 ayat (6) Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah)


(1)

PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN :

PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN :

1.

Eksekusi melalui Penjualan di bawah tangan

2

. Eksekusi atas kekuasaan sendiri

(

parate

executie

)

3.

Eksekusi berdasarkan Titel Eksekutorial

Ada 3 Jenis Jenis Eksekusi Hak Tanggungan:


(2)

PROSEDUR EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA:

PROSEDUR EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA:

1. PERMOHONAN EKSEKUSI HT KEPADA KPA, dengan melampirkan:

a. Fotokopi Sertifikat HT;

b. Fotokopi Surat Perjanjian (Akad Syariah ) utang- piutang antara kreditur dan debitur.

c. Fotokopi bukti pendaftaran HT pada BPN;

d. Fotokopi surat-surat teguran dari Bank kpd debitur atas kelalaiannya membayar cicilan utang;

e. Fotokopi Surat Kuasa, jk Pemohon


(3)

PROSEDUR EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA:

PROSEDUR EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA:

2. AANMANING

3. SITA EKSEKUSI

4. PENJUALAN LELANG


(4)

PERMASALAHAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA:

PERMASALAHAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA:

1. Pemberi HT Tidak Bersedia

Mengosongkan Obyek Eksekusi HT. 2. Pemegang HT Kedua, Ketiga, Dstr.

Melakukan Perlawanan.

3. Obyek HT Bukan Atas Nama Debitur 4. Obyek HT Dikuasai Pihak Ketiga.


(5)

MURABAHAH

MURABAHAH

Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-X/2012, tanggal 29 Agustus 2012, Badan Peradilan Agama merupakan lembaga yang berwenang melakukan proses lelang pada jaminan Hak Tanggungan atas akad-akad syariah. Maka atas dasar pemikiran demikian Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) RI Nomor 4 Tahun 2016, tanggal 9 Desember 2016 Rumusan Hukum Kamar Agama pada halaman 9 angka 3 menentukan bahwa “Hak Tanggungan dan jaminan utang lainnya dalam akad ekonomi syariah tetap dapat dieksekusi jika terjadi wanprestasi meskipun belum jatuh tempo pelunasan sesuai dengan yang diperjanjikan setelah diberi peringatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku”.


(6)

MURABAHAH

MURABAHAH

Murabahah

adalah

pembiayaan

saling

menguntungkan yang dilakukan oleh shahib al-maal

dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi

jual-beli dengan penjelasan bahwa harga pengadaan

barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang

merupakan keuntungan atau labah bagi shahib

al-mal dan pengembaliannya dilakukan secara tunai

atau angsur. (

Pasal 20 ayat (6) Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah)