Bintang Sinetron Peduli Pendidikan

Hj Neno Warisman
Bintang Sinetron Peduli Pendidikan
Hj.Neno Warisman, bintang sinetron yang satu ini sangat getol bila diajak bicara tentang masalah
pendidikan. Ia salah satu artis yang mendukung diundangkannya Sistem Pendidikan Nasional.
Perempuan berjilbab yang memiliki nama asli Titi Widoretno Warisman sering diundang
berbagai kalangan untuk berbicara di berbagai forum seminar, simposium dan sarasehan tentang
pendidikan. Mantan Caleg dari Partai Keadilan Sejahtera yang kemudian mengundurkan diri
karena tidak sreg berkecimpung di dunia politik praktis. Ia lebih memilih untuk memperjuangkan
pendidikan, karena banyak sekali anak-anak usia sekolah di Indonesia ini yang mengalami drop
out, gara-gara tidak mampu membayar beaya sekolah yang relatif tinggi. Karena itu Neno selalu
tampil mengisi pentas diberbagai kesempatan untuk amal pendidikan. Alumnus Sastra Perancis
Universitas Indonesia ini menilai harus ada orang yang berani merombak sistem pendidikan. “
Saya sangat prihatin dengan banyaknya pelajaran di sekolah yang tak berguna yang dijejalkan
ke dalam otak generasi muda Indonesia” kata ibu tiga anak ini. Hj. Neno Warisman yang lahir
pada 22 Juni l964 ini memang merasakan betapa mahalnya beaya pendidikan, sehingga membuat
pemeran sinetron “Sayekti dan Hanafi” ini makin sedih. Pendidikan dan kemiskinan itu ibarat
orang berjalan berlawanan arah, kearah timur dan barat “ya, nggak ketemu”, kata perempuan
anggun berjilbab yang melakukan umroh pertama kali tahun l988.
Karena kepeduliannya dengan pendidikan itu, Neno mendirikan sebuah lembaga konsultasi
pendidikan dan keluarga bersama rekannya di Jakarta.
Neno yang telah menunaikan ibadah Haji dua kali pada tahun l991 dan l992 bersama dokter

Amoro Katamsi ini sambil membuat film di tanah suci Mekah, beruntung bagi Neno, ketika
melakukan wukuf dipadang arafah ketemu jodoh Doni namanya yang berangkat Haji dari
Amerika, sekarang Doni itu telah menjadi suaminya.
Hj. Neno Warisman beberapa waktu lalu mengisi acara seminar tentang seluk beluk kehidupan
remaja dalam meraih kemajuan zaman berdasarkan syariat Islam. Acara seminar tersebut
dipromotori oleh Pranita Rebectya Rahmasari, ketua seksi kerohanian Islam OSIS SMFI
(Sekolah Menengah Farmasi Indonesia) Yogyakarta. Seminar yang dihadiri oleh ratusan pelajar
dari berbagai SLTA Negeri maupun Swasta itu diselenggarakan di nDalem Yudoningratan
Yogyakarta. Ketika Neno ditemui Wartawan SM, disela-sela seminar, ia mengatakan bahwa
dirinya sangat bangga dengan para pelajar yang telah memakai busana Muslim, bahkan pelajar
dari perguruan umum dan Muhammadiyah. Karena itu ia berharap kepada Persyarikatan
Muhammadiyah, dimana Muhammadiyah memiliki ribuan sekolah dari TK hingga Perguruan
Tinggi yang tersebar diseluruh tanah air, karena itu Muhammadiyah-lah sebenarnya yang bisa
mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas, sehingga tidak mudah dikibuli oleh bangsa
asing. Hj.Neno Warisman dalam kesempatan itu juga terkesan sekali dengan siswa –siswi SMFI
khususnya dan para pelajar dari berbagai SLTA pada umumnya karena mereka sangat antusias
dalam mengikuti diskusi pada seminar tersebut. Saking antusiasnya mereka tidak mau beranjak
dari tempatnya, bahkan selesai seminar masih ada yang mengajak dialog dan foto bareng, kata
ibu tiga anak yang masih tampak enerjik ini. Harapan yang disampaikan oleh Neno kepada
generasi muda Indonesia adalah : “ Belajarlah dan tuntutlah ilmu setinggi mungkin agar

perobahan bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat bisa terwujud”. Ton Martono
Sumber:
Suara Muhammadiyah

Edisi 17 2004