PESAN AQIDAH DALAM SYAIR LAGU GRUP BAND LETTO : ANALISIS SEMIOTIK MODEL CHARLESS SANDERS PEIRCE.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenui Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

ABDUL CHALIM NIM. B71213031

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Abdul Chalim, NIM B71213031. Pesan Aqidah Dalam Syair Lagu Grup Band Letto (Analisis Semiotik Model Charless Sanders Peirce). Skripsi Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Jurusan Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Pesan Aqidah dan Syair Lagu

Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisis semiotik yang merupakan salah satu bentuk dari analisis teks media. Yaitu semiotik model Charles Sanders Peirce. Ada satu fokus persoalan yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu tentang isi pesan aqidah dalam syair lagu grup band Letto. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui muatan pesan dakwah mengenai aqidah dalam syair-syair lagu dari grup band letto.

Untuk mengungkap persoalan secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini menggunakan metode analisis semiotik model Charles Sanders Peirce yang berguna untuk memaparkan data dan fakta secara mendalam mengenai isi pesan dakwah dalam syair lagu grup band Letto tentang aqidah.

Dari penelitian tersebut Maka penulis menemukan kesimpulan dari seluruh syair lagu grup band Letto yang berjumlah 45 lagu dari 4 album dan satu single, peneliti hanya memfokuskan 3 temuan lagu yang mengandung pesan dakwah yang berkaitan dengan pembahasan tentang aqidah, yaitu pada lagu: Sandaran Hati, Jalan yang Hilang dan Dalam Duka.

Demi kemajuan dalam syiar Islam di masa yang mendatang, diharapkan lebih banyak lagi penelitian-penelitian yang membahas tentang konsep media dakwah dalam penyebaran Islam yang lebih kontemporer. Agar pesan dakwah bisa dirasakan oleh kalangan remaja juga setelah membaca penelitian-penelitian tentang syair sebagai media dakwah. Karena remaja sering kali lalai dalam menjalankan hidupnya, dan mereka cenderung malu atau malas mendengarkan ceramah-ceramah agama. Oleh sebab itu, media musiklah yang sangat cocok untuk para remaja dalam penyebaran agama Islam.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konseptual ... 9

1. Pesan Aqidah ... 9

2. Syair Lagu ... 11

F. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Kajian Pustaka ... 14

1. Kajian Tentang Pesan Dakwah ... 14

a. Pengertian Dakwah ... 14

b. Macam-macam Pesan Dakwah ... 16

c. Ruang Lingkup Pesan Dakwah ... 25

2. Kajian Kesenian Musik dan Syair Lagu ... 35


(8)

edia Dakwah ... 39

BAB III : B. D. F. BAB IV : P B. DA DAFT 3. KARTU BIMBINGAN SKRIPSI b. Musik Sebagai M c. Musik Dalam Pandangan Islam ... 43

B. Kajian Teoritis ... 52

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 54

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 59

Jenis dan Sumber Data ... 64

C. Unit Analisis ... 64

Tahapan Penelitian ... 65

E. Teknik Pengumpulan Data ... 66

Teknik Analisis Data ... 66

G. Interpretasi Data ... 67

ENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Profil Grup Band Letto ... 68

Penyajian Data ... 72

1. Judul Lagu Grup Band Letto ... 73

2. Syair Lagu Grup Band Letto ... 76

C. Analisis Data ... 78

1. Syair Lagu Sandaran Hati ... 79

2. Syair Lagu Jalan Yang Hilang ... 84

3. Syair Lagu Dalam Duka ... 89

D. Temuan Data ... 94

E. Interpretasi Data ... 95

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 97

FTAR PUSTAKA ... 98 AR LAMPIRAN

1. BIODATA PENELITI


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama dakwah, oleh karena itu haruslah disebarkan kepada seluruh umat manusia. Karena dakwah bersifat universal, dengan demikian orang Islam bukan hanya untuk mengamalkan semua ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, melainkan mereka juga harus menyampaikan semua ajaran agama Islam atau mendakwahkan kebenaran ajaran agama Islam terhadap orang lain.

Pada dasarnya setiap muslim dan muslimah mempunyai kewajiban untuk berdakwah seperti dalam Al-Qur’an surah Ali Imron (3) ayat 104:

ä

3

tFø

9

u

ρ

ö

Ν

ä

Ïi

Β

×

π

¨

Β

é&

t

βθ

ããô‰t

ƒ

n

<

Î)

Îö

sƒø

:

$#

t

βρ

ãã

Β

ù't

ƒ

u

ρ

Å

∃ρ

ã÷èpRùQ$$Î/

t

β

ö

θ

y

γ

÷

Ζ

t

ƒ

u

ρ

Ç

Ìs

ß

ϑ

ø

9

$#

4

y

7

Í

×

¯

s

9

'

ρ

é&u

ρ

ã

Ν

è

δ

š

χθ

ßsÎ

=

øß

ϑ

ø

9

$#

∩⊇⊃⊆∪

Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebijakan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imron (3): 104)1

Dari ayat tersebut sudah jelas bahwasannya semua orang Islam hendaklah menyeruhkan ajaran agama Islam tanpa terkecuali dari mulai remaja hingga yang sudah berusia lanjut sekalipun.

Allah telah mengutus rasul-rasul-Nya di muka bumi untuk menyelamatkan manusia dari jurang kebinasaan. Dan Allah telah memilih Rasulullah Muhammad

       1


(10)

sebagai rasul terakhir sebagai utusanNya. Akan tetapi, bukan berarti risalah Islam terputus. Risalah Islam tetap harus tersampaikan kepada setiap orang.

Setelah Rasulullah wafat, risalah Islam tetap dilanjutkan oleh para sahabatnya. Ketika sahabat Rasulullah pun wafat, risalah Islam masih diteruskan oleh tabi’in dan tabi’in-tabi’in. Sampai sekarang, risalah itu masih berlanjut walaupun generasi-generasi terdahulu telah tiada, maka dilanjutkan oleh generasi berikutnya. Saat ini, risalah Islam disebarkan oleh para da’i yang tersebar luas di atas bumi. Mereka berdakwah, mengajak manusia menuju jalan keselamatan.

Berdakwah merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim, akan tetapi kewajiban tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian masing-masing orang, tidak harus seperti para mubaligh atau penceramah, tetapi berdakwah bisa sesuai kadar kemampuannya. Seperti hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari yaitu Ballighu ‘anniy walau aayaah (sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat). Dari hal tersebut, pesan dakwah juga menjadi peranan penting untuk tersampaikannya dakwah yang efektif. Semakin menyentuh pesan dakwah tersebut ke sanubari mad’unya, maka semakin efektif pula pesan dakwah yang disampaikan.

Melihat perkembangan dakwah Islamiyah saat ini, ditemukan media berdakwah dengan menggunakan syair lagu. Pada dasarnya media merupakan cara atau alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada audiens. Dalam menyampaikan ajaran Islam dapat menggunakan berbagai


(11)

wasilah (media). Hamzah Ya’qub membagi wasilah dalam 5 macam, yaitu : lisan, tulisan, lukisan, audiovisual dan akhlak.2

Begitu juga syair lagu dapat difungsikan sebagai filter masyarakat, yakni dengan memanfaatkan media lagu, maka penyajian informasi-informasi keagamaan (pesan dakwah) dapat disisipkan di dalamnya. Hal ini mampu menjadikan syair lagu dapat bermanfaat dibanding dengan tujuan awalnya yang hanya merupakan hasil karya seni seseorang.

Musik dapat dijadikan media dakwah, karena musik dapat menyatu dalam masyarakat untuk semua golongan. Berdakwah melalui musik dapat memberikan suatu keindahan, dan pada dasarnya manusia selalu menyukai keindahan.

Dalam konteks dakwah Islamiyah di Indonesia, syair-syair lagu yang digunakan sebagai media dakwah merupakan fenomena yang sudah berlangsung lama. Melihat dari sejarah, upaya-upaya menyampaikan pesan dakwah melalui seni syair sudah berlangsung lama dan memiliki umur yang relatif tua. Seperti yang telah dilakukan oleh 2 tokoh besar dalam penyebaran agama Islam, yang juga menggunakan seni musik untuk menyampaikan pesan dakwahnya, yaitu Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang.

Dengan konsep yang sama, menggunakan media musik gamelan seperti yang dilakukan oleh Sunan Kalijogo. Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) dengan grup musiknya yang bernama Kyai Kanjeng menggunakan musik sebagai media dakwah untuk menyampaikan pesan dakwah kepada masyarakat. Musik Kyai

       2


(12)

Kanjeng dan puisi Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) tidak memfokuskan perhatiannya kepada musik dan puisi itu sendiri. Hal ini karena musik dan puisi bukan pusat kehidupan manusia. Melainkan fasilitas estetika akal kebudayaan masyarakat. Musik dan puisi mempermudah komunikasi, memperindah pergaulan dan memperdalam cinta kasih.

Dakwah melalui musik ini terus berkembang dan akhirnya muncullah Rhoma Irama dengan grupnya Soneta. Melantunkan musik dangdut yang digemari oleh masyarakat Indonesia melalui syair-syair bernuansa Islami. Disamping sebagai sarana hiburan juga dijadikan media dakwah. Misi dakwah Soneta Grup terlihat dalam lirik dan syair-syairnya yang kadang-kadang secara fulgar mengajak pada sebuah kesadaran sebagai pesan moral dan ungkapan nurani yang bertanggung jawab.

Bicara tentang dakwah yang kreatif dan inovatif, maka tidak ada salahnya jika membahas kesenian sebagai alternatif lain dalam berdakwah, diantaranya lagu-lagu populer sebagai hiburan atau kesenangan yang digandrungi di seluruh dunia, pria wanita, tua muda sampai anak-anak sekalipun. Cabang seni yang paling populer adalah seni musik, dimana seni musik sedikit banyak berpengaruh dalam kehidupan manusia, artinya seni musik bisa membuka mata hati manusia untuk melakukan sesuatu hal yang baik, seperti ketika seseorang dalam keadaan yang sulit, patah semangat, dan gelisah, musik dapat menghibur dan


(13)

membangkitkan semangat. Sejak awal perkembangan Islam, kesenian memiliki peranan penting dalam dakwah Islamiyah, terutama seni bahasa dan seni suara.

Sepanjang sejarah, belum ditemukan umat yang menjauhkan diri dari nyanyian dan musik. Musik sudah sangat melekat dengan kehidupan umat muslim. Dimanapun, kapanpun, bahkan dalam kondisi apapun, musik tidak terlepas dari mereka. Musik bukan saja dijadikan sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai media dakwah. Melalui musik, ekspresi kebahagiaan dan pesan-pesan moral keagamaan ditampakkan dan dijabarkan. Sejarah perkembangan dakwah Islam pun penuh dengan percikan seni keindahan, baik dalam wujudnya sebagai hiburan maupun dakwah Islamiyah. Seni musik telah menjadi bagian penting dari keseluruhan sejarah penyebaran ajaran Islam di seluruh dunia.

Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti tertarik pada salah satu grup band di Indonesia yang berasal dari Yogyakarta yang bernama “Letto” dengan dipimpin oleh Sabrang Mowo Damar Panuluh atau biasa disebut dengan panggilan Noe dalam nama panggungnya, putra dari Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) yang juga melakukan dakwahnya melalui musik.

Grup band bernama “Letto” ini muncul dan meramaikan blantika musik di Indonesia. Dengan personil yang beranggotakan Noe (Sabrang Mowo Damar Panuluh, Yogyakarta 10 Juni 1979) sebagai vokalis. Patub (Agus Riyono, Yogyakarta, 2 Agustus 1979) sebagai gitaris, Arian (Ari Prastowo, Bantul, 27 Maret 1979) sebagai bassis. Dan Dhedot (Dedi Riyono, Yogyakarta, 23 Januari


(14)

1987) sebagai drummer. Kata “Letto” itu sendiri tidak mempunyai makna yang langsung merujuk kepada suatu hal, tetapi lebih kepada pencarian jati diri. Karena Personil Letto dituntut untuk mencari terus arti dari nama tersebut, sehingga rasa bermusik meraka bisa terus membara dalam menemukan sebuah arti dan tujuan dari sebuah nama tersebut.

Hadir dengan konsep yang berbeda dengan orang tuanya. Noe dan grup bandnya memakai alat-alat yang lebih modern, tidak ada unsur alat-alat gamelan sedikitpun dalam bermusik mereka. Dengan mengusung genre musik pop, rock dan juga etnik. Grup band Letto dapat membuat para pendengarnya terkesima dengan syair-syair yang terdapat dalam lagunya. Buktinya saja, baru muncul di tahun pertama, Letto sudah mendapatkan penghargaan “Album Pendatang Baru” pada ajang SCTV Music Award 2007. Hal itu menunjukkan bahwa Letto sudah diakui oleh Indonesia. Tidak hanya itu, lagu-lagu Letto juga sampai merambah ke berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, dan lain sebagainya. Bahkan, grup band Letto juga memperoleh penghargaan dari negara lain, yaitu dari “Planet Muzik 2007” sebagai grup musik terbaik di Singapura pada 8 Juni 2007.

Banyak syair-syair yang menarik dalam lagu-lagu grup band Letto. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lagu-lagu Letto. Dengan pemilihan diksi-diksi yang sangat menarik pada syair lagunya. Hal ini juga


(15)

menjadi keunggulan tersendiri dari grup band Letto untuk mendapatkan perhatiaan dari khalayak umum.

Dengan syair-syair bernuansa cinta, yang mengandung filosofi tinggi. Letto dapat membuat pendengar dari segala kalangan bisa menyukai lagu-lagu Letto. Karena bahasa cinta adalah bahasa yang universal, cinta tidak selalu disandarkan hanya kepada pasangan saja. Tetapi bisa mencapai ke ranah yang lebih tinggi, yaitu bisa kepada Rasul, atau bahkan seorang hamba kepada TuhanNya. Hal inilah yang sebenarnya ingin disampaikan oleh Letto dalam setiap lagu-lagunya. Jadi di dalam lagu Letto yang berisikan kata-kata cinta, bisa saja itu merupakan pesan dakwah yang akan disampaikan oleh Letto.

Berbeda dengan penyanyi atau grup band yang lainnya seperti Opick, Hadad Alwi, Rossa, Ungu, Gigi, dan lain sebaginya, yang memasukkan pesan dakwah dengan sangat jelas dalam syair lagu mereka. Tetapi band Letto muncul dengan kemasan yang berbeda, dengan syair-syair cinta yang implisit, tetapi terdapat nilai filosofi dakwah yang terkandung dalam syair lagu tersebut. Selain itu, banyak penyanyi atau grup band lainnya yang berdakwah melalui musik di dalam syair-syair lagunya hanya pada saat menjelang bulan Ramadhan saja. Berbeda dengan Letto yang berdakwah dengan syair lagunya, tidak mengikuti pasar menjelang bulan Ramadhan saja.

Hal ini menjadi sangat menarik untuk dikaji. Karena dengan kemasan seperti itu, dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat, terutama kepada para


(16)

pemuda dan pemudi yang sering kali kurang tertarik dengan lagu-lagu yang langsung merujuk pada nilai-nilai dakwah Islami.

Sebenarnya sangat menarik sekali jika dikaji semua syair-syair dari grup band Letto ini. Karena lagu-lagu Letto tidak akan pernah habis masanya. Akan tetapi, peneliti hanya memfokuskan penelitiannya terhadap lagu yang mengandung pesan aqidah saja, agar lebih mendalam saat memahami filosofi dari syair lagu grup band Letto.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana isi pesan aqidah yang terdapat dalam syair lagu grup band Letto?

C. Tujuan Penelitian

Untuk memahami tentang isi pesan aqidah yang terdapat dalam syair lagu grup band Letto.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Sebagai kontribusi pengetahuan dan wawasan bagi yang membacanya serta peneliti dalam perkembangan ilmu dakwah. Agar tercapainya tujuan dakwah yang efektif di masyarakat.


(17)

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai kontribusi dalam perkembangan ilmu dakwah, terutama dakwah melalui media musik.

b. Sebagai kontribusi kepada para da’i dalam mengembangkan strategi dakwahnya.

E. Definisi Konseptual

Agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian antara peneliti dan pembaca akan maksud isi kandungan pesan aqidah yang terdapat dalam syair lagu grup band Letto, maka peneliti akan menjelaskan istilah-istilah yang terdapat di dalamnya, yaitu sebagai berikut:

1. Pesan Aqidah

Pesan-pesan (message) dari pada komunikasi ini secara khas adalah bersumber dari Al-Qur’an. Mengenai risalah-risalah Allah ini, Moh. Natsir membaginya dalam tiga bagian pokok, yaitu:

a. Menyempurnakan hubungan manusia dengan Khaliq-Nya, hablum minallah atau mua’amallah ma’al Khaliq

b. Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesama manusia

hamlum minan-nas atau mua’mallah ma’al khalqi

c. Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu, dan


(18)

Apa yang disampaikan oleh Moh. Natsir itu sebenarnya adalah termasuk tujuan dari pada komunikasi dakwah dimana pesan-pesan dakwah hendaknya dapat mencapai sasaran utama dari kesempurnaan hubungan antar manusia (khalqi) dengan penciptanya (Khaliq) dan mengatur keseimbangan di antara dua hubungan tersebut (tawazun).3

Kata “Aqidah” diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraamal-ihkam (pengesahan), (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh,kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).

Sedangkan secara istilah (terminologi), yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tentram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.

       3


(19)

2. Syair Lagu

Seni adalah penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, yang dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra pendengar (seni suara). Dalam arti lain, lagu merupakan gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik untuk menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama).4

Musik adalah harmoni yang berhubungan dengan keindahan, keseimbangan lahiriyah dan emosional, serta dapat digunakan sebagai terapi keseimbangan.5

Syair lagu merupakan karya sastra yang disenangi oleh masyarakat. Hal itu dikarenakan syair lagu mempunyai daya pikat dari segi bahasa, tema dan susunan kalimat juga rangkaian musiknya. Unsur seni yang dimilki oleh syair lagu akan mampu menggugah jiwa seseorang, karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai rasa keindahan. Sebuah lagu yang dinyanyikan biasanya terdiri dari 3 komponen yang saling melengkapi dan saling bergantung. Komponen tersebut antara lain paduan alat musik atau instrumen, suara atau vokal, dan yang terakhir adalah lirik lagunya.

       4

http://id.wikipedia.org/wiki/Lagu di unggah tanggal 16 September 2016. 5


(20)

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi fokus kajian hanya pada tiga lagu saja yang akan diteliti tentang pesan aqidah dalam syair lagu tersebut, diantaranya yaitu: Sandaran Hati, Jalan Yang Hilang dan Dalam Duka.

F. Sistematika Pembahasan

Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti mencantumkan sistematika pembahasan. Adapun sistematikanya sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual dan diakhiri dengan sistematika pembahasan. Bab pertama dari skripsi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan.

Bab II adalah kajian kepustakaan, yang berisi tentang kajian pustaka dan penelitian terdahulu yang relevan. Dalam penelitian kualitatif kajian kepustakaan konseptual yang menjelaskan tentang pesan aqidah yang terdapat dalam syair lagu grup band Letto.

Bab III adalah metode penelitian, pada bab ini memuat uraian secara rinci tentang metode dan langkah-langkah penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, jenis dan sumber data, unit analisis, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.


(21)

Bab IV adalah penyajian data dan analisi data, pada bab ini menguraikan tentang deskripsi umum tentang obyek penelitian, deskripsi hasil penelitian, penyajian data, analisis data, temuan data dan interpretasi data. Deskripsi obyek penelitian menjelaskan tentang sasaran penelitian, seperti profil grup band Letto. Kemudian penyajian data, yaitu paparan mengenai data dan fakta subyek penelitian yang terkait dengan rumusan masalah.

Bab V adalah penutup, pada bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban langsung dari permasalahan dan ditutup dengana saran, yakni usulan bagi kemungkinan dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan kesimpulan yang dihasilkan.


(22)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Pustaka

1. Kajian Tentang Pesan Dakwah a. Pengertian Pesan Dakwah

Pesan dakwah merupakan materi dakwah (Maddah) yang disampaikan da’i kepada mad’u (mitra dakwah). Materi dakwah yang akan disampaikan ialah, ud’u ila sabili rabika. Yaitu ajaklah kepada jalan Tuhanmu. Jalan Tuhan secara keseluruhan yang bersumber dari intinya yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Sedangkan pengembangannya, kemudian akan mencakup seluruh kultur Islam yang murni yang bersumber dari kedua pokok ajaran Islam yaitu yang terdapat dalam Surah An-Nisa (4) ayat 59:

$p

κ

š

r'¯

t

ƒ

t

⎦⎪

Ï

%

©

!$#

(#

þ

θ

ã

Ψ

t

Β

#u

(#

θ

ã

è

Ï

Ûr&

©!$#

(#

θ

ã

è

Ï

Ûr&u

ρ

t

Αθ

ß

§

9

$#

Í

<

'

ρ

é

&u

ρ

Í

ö

Δ

F

{

$#

ó

Ο

ä

Ï

Β

(

β

Î

*sù

÷

Λ

ä

ô

ãt“

u

Ζ

s?

Î

û

&

ó

©

ç

νρ

Š

ã

sù

n

<

Î

)

«!$#

É

Αθ

ß

§

9

$#u

ρ

β

Î

)

÷

Λ

ä

⎢Ψ

ä

.

t

βθ

ã

Ζ

Ï

Β

÷

σ

è

?

«!$$

Î

/

Ï

Θ

ö

θ

u

ø

9

$#u

ρ

Ì

Å

zF

ψ

$#

4

y

7

Ï

9≡

×

ö

yz

ß

ô

mr&u

ρ

¸

ξƒ

Í

ρ

ù

's?

∩∈®∪

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada


(23)

Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa’ 4:59)1

Ruang lingkup pesan dakwah Islam sangatlah luas. Materi yang luas dan lengkap itu, tentunya memerlukan pemilihan pemilihan dan membuat prioritas-prioritas, yaitu dengan memperhatikan situasi dan kondisi kemasyarakatan yang ada, serta menempuh bermacam-macam metode pendekatan. Disamping itu, karena pesan dakwah ini haruslah manusiawi, yang diharapkan dapat membentuk pengalaman sehari harinya menurut tatanan agama. Oleh karena itu secara teknis dakwah tidak dapat terlepas dari dua hal pokok, yakni kemampuan penerima dakwah berdasarkan tingkat berfikirnya dan keperluan masyarakat obyek atau atas permintaannya. Jelasnya, materi dakwah harus fundamental, dan disampaikan dengan metode-metode yang bervariasi, sistem yang proporsional, menggunakan teknis yang relevan dan ideal. Pada intinya pesan dakwah sebagai pengaruh didalam usaha mengubah sikap dan tingkah laku mad’u. Pesan ini dapat bersifat informatif, persuasif, dan koersif :

1. Informatif

Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan

       1


(24)

informatif lebih berhasil dari pada pesan persuasif misalnya pada kalangan cendikiawan.

2. Persuasif

Ajakan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan.

3. Koersif

Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dari penyampaian pesan secara ini adalah penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan diantara sesamanya dan pada kalangan publik. Koersif dapat berbentuk perintah, instruksi dan lain sebagainya.

b. Macam-Macam Materi Pesan Dakwah

Pesan dakwah merupakan materi yang disampaikan seorang da’i kepada mad’u. Seorang da’i melakukan proses yang logis untuk menetapkan materi dakwah yang akan dipergunakan, dengan jalan memilih dan memilah materi dakwah yang relevan untuk disampaikan. Pada prinsipnya pesan apapun dapat dijadikan sebagai pesan dakwah selama tidak bertentangan dengan sumber utamanya, yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Dengan demikian, semua pesan yang bertentangan terhadap Al-Qur’an dan Hadist tidak dapat disebut sebagai pesan dakwah. Semua


(25)

orang dapat berbicara tentang moral, bahkan dengan mengutip ayat Al-Qur’an sekalipun. Akan tetapi, jika hal itu dimaksudkan untuk pembenaran atau dasar bagi kepentingan nafsunya semata, maka demikian itu bukan termasuk pesan dakwah. Pesan dakwah pada garis besarnya terbagi menjadi dua, yaitu pesan utama (Al-Qur’an dan Hadist) dan pesan tambahan atau penunjang (selain Al-Qur’an dan Hadist) seperti pendapat para sahabat Nabi, pendapat para ulama, hasil penelitian, kisah dan pengalamn teladan, berita dan peristiwa dan karya sastra dan karya seni.2

1. Al-Qur’an

Sumber ajaran Islam adalah asal atau tempat ajaran Islam itu diambil, sebagai sumber mengindikasikan makna bahwa ajaran Islam barasal dari sesuatu yang dapat digali dan diperjuangkan untuk kepentingan operasionalisasi ajaran Islam dan perkembangannya sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi umat Islam. Setiap perilaku dan tindakan baik secara individu maupun secara kelompok harus didasarkan pada sumber tersebut. Karena sumber ajaran Islam berfungsi sebagai referensi tempat orientasi dan konsultasi dan tolak ukur umat.3 Seperti yang

disebutkan dalam firmanNya dalam surat An Nisa’ (4) ayat 105:

       2

Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta : Prenada Media, Edisi Revisi, 2004), h. 319. 3

Tim Penyusun Studi Islam IAIN SA Surabaya, Pengantar studi Islam (Surabaya: IAIN SA Press, 2005), h. 12.


(26)

!$

¯

Ρ

Î

)

!$u

Ζ

ø

9

t“

Ρ

r&

y

7

ø

s

9

Î

)

|=

tG

Å

3

ø

9

$#

Èd

,

ys

ø

9

$$

Î

/

z

Ν

ä

3

ó

stG

Ï

9

t

÷

t/

Ä

¨$

¨

Ζ9

$#

!$o

ÿ

Ï

3

y

7

1u‘r&

ª!$#

4

Ÿ

ω

u

ρ

ä

3

s?

t

⎦⎫

Ï

Ζ

Í

!$y‚

ù

=

Ïj

9

$

V

ϑ‹

Å

Áyz

∩⊇⊃∈∪

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.” (Q.S. An-Nisa’ (4):105)4

Al-Qur’an adalah wahyu penyempurna. Seluruh wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada nabi-nabi terdahulu termaktub dan teringkas dalam Al-Qur’an. Al Quran yang memiliki sifat, karakter, kedudukan, fungsi dan melahirkan dampak secara pasti juga akan merupakan sesuatu yang mempunyai sebuah potensi atau kekuatan dengan berbagai perwujudannya terutama hal-hal yang menunjukkan sebagai perangsang pembentuk dan pembangun informasi.5

Bahasa Al-Qur’an adalah bahasa mu'jizat. Keindahan bahasa dan kerapian susunan katanya tidak dapat ditemukan pada buku-buku Arab lainnya. Dengan bahasa yang ringkas, padat tetapi dapat dengan mudah dimengerti adalah salah satu ciri bahasa Al-Qur’an.

       4

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya edisi revisi (Surabaya: Mahkota, 1989), h.139. 

5


(27)

2. Hadist Nabi SAW

Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al Qur’an keberadaan Hadist disamping telah mewarnai masyarakat dalam berbagai bidang kehidupannya yang telah menjadi bahasan yang menarik sehingga kedudukan hadist menjadi sangat penting sebagaimana firman Allah dalam surah Ali Imran (3) ayat 31:

ö

è

%

β

Î

)

ó

Ο

ç

F

Ζ

ä

.

t

βθ

7

Å

s

è

?

©!$#

Ï

Ρθ

ã

è

Î

7

¨

?$$sù

ã

Ν

ä

3

ö

7

Î

6

ó

s

ã

ƒ

ª!$#

ö

Ï

ø

ót

ƒ

u

ρ

ö

/

ä

3

s

9

ö

/

ä

3

t/

θ

ç

Ρ

è

Œ

3

ª!$#u

ρ

Ö

θ

à

xî

Ò

Ο‹

Ï

m

§

∩⊂⊇∪

Artinya: “Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Ali Imran (3):31)6

Hadist secara etimologi berarti komunikasi, cerita, percakapan baik dalam konteks agama atau dunia atau dalam konteks sejarah atau peristiwa dan kejadian aktual.7

Segala hal yang berkenaan dengan Nabi Muhammad SAW yang meliputi ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat, bahkan ciri fisiknya dinamakan Hadist. Dalam firman Allah surah Al-Ahzab (33) ayat 21:

       6

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya edisi revisi (Surabaya: Mahkota, 1989), h.80. 7


(28)

ô

‰s

)

©

9

t

β

%x

.

ö

Ν

ä

3

s

9

Î

û

É

Αθ

ß

™u‘

«!$#

î

ο

u

θ

ó

é

&

×

π

u

Ζ

|¡ym

y

ϑ

Ïj

9

t

β

%x

.

(#

θ

ã

_

ö

t

ƒ

©!$#

t

Π

ö

θ

u

ø

9

$#u

ρ

t

Å

zF

ψ

$#

tx

.

sŒu

ρ

©!$#

#

Z

Ï

Vx

.

∩⊄⊇∪

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab 33:21)8

Pada dasarnya Hadist sejalan dengan Al-Qur’an, karena keduanya bersumber dari wahyu. Fungsi Hadist terhadap Al- Qur'an dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

a) Menegaskan kembali keterangan atau perintah yang tedapat dalam Al-Qur’an. Seperti, kewajiban shalat, zakat, puasa, haji

b) Menjelaskan dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an yang

datang secara mujmal, 'am dan muthlaq. Seperti

menjelaskan tatacara shalat yang benar, jumlah raka'at, serta waktu dalam shalat. Demikian juga menjelaskan tentang ibadah haji, zakat dan lainnya.

c) Menetapkan hukum-hukum yang tidak ditetapkan oleh Al-Qur’an, yang sering disebut dengan bayan tasyri'. Seperti ketetapan Rasulullah tentang haramnya mengawini wanita sesaudara sekaligus.

       8


(29)

Untuk melihat kualitas kesahihan Hadist, pendakwah tinggal mengutip hasil penelitian dan penilaian ulama Hadist. Tidak harus menelitinya sendiri. Pendakwah hanya perlu mendapatkan Hadist yang sahih serta memahami kandungannya. Jumlah Hadist Nabi Muhammad SAW yang termaktub dalam beberapa kitab Hadist sangat banyak. Terlalu berat bagi pendakwah untuk menghafal semuanya. Pendakwah cukup membuat klasifikasi Hadist berdasarkan kualitas dan temanya.

3. Pendapat para Sahabat Nabi SAW

Orang yang hidup semasa dengan Nabi SAW, pernah bertemu dan beriman beriman kepadanya adalah sahabat Nabi SAW. Pendapat sahabat Nabi SAW memiliki nilai tinggi, karena kedekatan mereka dengan Nabi Saw dan proses belajarnya yang langsung dari beliau. Di antara para sahabat Nabi SAW, ada yang termasuk sahabat senior (kibar al-shahabah) dan sahabat junior (shighar al-shahabah). Sahabat senior diukur dari waktu masuk Islam, perjuangan dan kedekatannya dengan Nabi SAW. Hampir semua perkataan sahabat dalam kitab-kitab Hadist berasal dari sahabat senior. Sama dengan kutipan-kutipan sebelumnya.


(30)

4. Pendapat para Ulama

Ulama berarti semua orang yang memiliki ilmu pengetahuan secara mendalam, namun maksud ulama di sini dikhususkan untuk orang yang beriman, menguasai ilmu keIslaman secara mendalam dan menjalankannya. Dengan pengertian ini, kita menghindari pendapat ulama yang buruk (‘ulama’ al-su’), yakni ulama yang tidak berpegang pada Al-Qur’an dan Hadist sepenuhnya dan tidak ada kesesuaian antara ucapan dan perbuatannya.

5. Hasil Penelitian

Tidak sedikit ayat Al-Qur’an yang bisa kita pahami lebih mendalam dan luas setelah dibantu hasil sebuah penelitian ilmiah. Inilah hasil penelitian yang menjadi salah satu sumber pesan dakwah. Masyarakat modern amat menghargai hasil penelitian. Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif. relatif, karena nilai kebenarannya dapat berubah. Reflektif, karena ia mencerminkan realitasnya. Hasil penelitian bisa berubah oleh penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda. 6. Kisah dan Pengalaman teladan

Ketika mitra dakwah merasa kesulitan dalam mencerna konsep-konsep yang kita sampaikan, kita mencari upaya-upaya yang memudahkannya. Ketika mereka kurang antusias dan kurang


(31)

yakin terhadap pesan dakwah. Kita mencari keterangan yang menguatkan argumentasinya dalam kehidupan. Salah satu di antaranya dapat menceritakan pengalaman seseorang yang terkait dengan topik. Akan tetapi jangan terkesan atau menimbulkan prasangka buruk pada pendakwah sebagai orang yang membanggakan diri (‘ujub), menonjolkan diri (riya’), atau membuat diri terkenal (sum’ah).

7. Berita dan peristiwa

Pesan dakwah bisa berupa berita tentang suatu kejadian. Peristiwanya lebih ditonjolkan daripada pelakunya seperti uraian di atas. Berita (kalam khabar) menurut istilah ‘Ilmu al-Balaghah dapat benar atau dusta. Berita dikatakan benar jika sesuai dengan fakta. Jika tidak sesuai, disebut berita bohong. Hanya berita yang diyakini kebenarannya yang patut dijadikan pesan dakwah. Dalam Al-Qur’an, berita sering diistilahkan dengan kata al-naba’, yakni berita yang penting, terjadinya sudah pasti, dan membawa manfaat yang besar. Berbeda dengan kata al-khabar yang berarti berita sepele dan sedikit manfaatnya.

8. Karya Sastra

Pesan dakwah kadang kala perlu ditunjang dengan karya sastra yang bermutu sehingga lebih indah dan menarik. Karya sastra ini


(32)

dapat berupa: syair, puisi, pantun, nasyid atau lagu, dan lain sebagainya. Tidak sedikit para pendakwah yang menyisipkan karya sastra dalam pesan dakwahnya. Hampir setiap karya sastra memuat pesan-pesan bijak. Nilai sastra adalah nilai keindahan dan kebijakan. Keindahannya menyentuh perasaan, sementara kebijakannya menggugah hati dan pikiran. Pesan yang bijak akan mudah diterima dengan perasaan yang halus. Orang yang tidak memiliki perasaan sulit untuk menerima kebijakan. Bukankah ayat suci Al-Qur’an mengandung nilai sastra yang tinggi. Hati yang sedang sakit seperti sombong, dengki, kikir dan lain sebagainya sulit untuk menerima kebenaran Al-Qur’an. Tidak semua karya sastra bisa menjadi pesan dakwah, sebab ada karya sastra yang digunakan untuk kebaikan, karya sastra juga digunakan untuk pemujaan berhala, mengungkapkan cinta asmara, menggambarkan keindahan dunia, dan lain sebagainya. 

9. Karya seni

Karya seni juga memuat nilai keindahan yang tinggi. Jika karya sastra menggunakan komunikasi verbal (diucapkan), karya seni banyak mengutarakan komunikasi non verbal (diperlihatkan). Pesan dakwah jenis ini mengacu pada lambang yang terbuka untuk ditafsirkan oleh siapapun. Jadi bersifat subyektif. Tidak semua


(33)

orang mencintai atau memberikan apresiasi karya seni. Bagi pecinta karya seni, pesan dakwah jenis ini lebih banyak membuatnya berfikir tentang Allah SWT dan makhlukNya, lebih daripada ketika hanya mendengar ceramah agama. Ia bisa meneteskan air mata ketika mendengarkan musik, ketika melihat sebuah lukisan pemandangan laut yang terhampar luas dengan gelombang yang menggunung dan dikejauhan.

c. Ruang Lingkup Pesan Dakwah

Berdasarkan klasifikasinya, materi dakwah atau pesan dakwah tidak berbeda dengan pokok-pokok ajaran Islam. Banyak klasifikasi yang diajukan para ulama’ dalam memetakan Islam. Endang Saifuddin Anshari menyebutkan ada tiga pokok materi dakwah, yaitu: Aqidah, Syari’ah dan Akhlaq.9

1) Aqidah

Secara etimologi (bahasa), aqidah berakar dari kata ‘aqada -ya’qidu - ‘aqdan yang berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan. Relevansi antara arti kata ‘aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.

Sedangkan menurut terminologi (istilah), yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tentram karenanya,

       9


(34)

sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada tingkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.

Aqidah menurut para tokoh adalah:

™ Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy

Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

™ Syaikh Mahmoud Syaltout

Segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh prasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan.


(35)

™ Syekh Hasan Al-Banna

Aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan bersih dari kebimbangan dan keragu-raguan.

Sistematika Hasan Al Banna:

™ Ilahiyat, Pembahasan tentang segala yang berhubungan dengan

Ilah (Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah.

™ Nubuwat, Berhubungan dengan Nabi dan Rasul (Kitab-kitab Allah,

mu’jizat, Karamah, dan lain sebagainya).

™ Ruhaniyat, berkaitan dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin,

Iblis, Syaithan dan lain sebagainya.

™ Sam’iyyat, Membahas segala sesuatu yang hanya bisa diketahui

lewat (dalil naqli berupa Al-Quran dan Hadist) seperti alam barzah, akhirat dan azab kubur, tanda-tanda kiamat, surge-neraka dan lain sebagainya.

Aqidah adalah masalah fundamentil dalam Islam, ia menjadi titik tolak permulaan Islam. Sebaliknya, tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang, itulah yang dapat menerangkan


(36)

bahwa orang itu memiliki aqidah atau menunjukkan kualitas iman yang ia miliki.10

Sebagaian ulama berpendapat bahwa pembahasan pokok aqidah Islam harus terumus dalam rukun iman yang enam. Yaitu iman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada nabi dan rasul-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada akhir dan iman kepada qada dan qadar.11

Sistematika Arkanul Iman: ™ Iman kepada Allah ™ Iman kepada Malaikat

™ Iman kepada Kitab-kitab Allah ™ Iman kepada Nabi dan Rasul ™ Iman kepada Hari Akhir

™ Iman kepada Qadha dan Qadr Allah

Ada beberapa istilah lain yang sering dipakai oleh ulama’ Ahlus sunnah sebagai nama dari ilmu aqidah, di antaranya adalah:

™ Aqidah (I’tiqaad dan ‘Aqaa-id)

Para ulama Ahlus Sunnah sering menyebut ilmu aqidah dengan istilah Aqidah Salaf: Aqidah Ahlul Atsar dan al-I’tiqaad di dalam kitab-kitab mereka.

       10

Razak, Nasruddin, Dienul Islam, Penafsiran Kembali Islam sebagai suatu Aqidah dan Way of Life (Bandung: PT. Al Ma’arif, 1989), h. 120.

11


(37)

™ Al-Iman

Aqidah disebut juga dengan al-Iman sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur-an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena aqidah membahas rukun iman yang enam dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Sebagaimana penyebutan al-Iman dalam sebuah hadits yang masyhur disebut dengan hadits Jibril Alaihissallam. Dan para ulama Ahlus Sunnah sering menyebut istilah aqidah dengan al-Iman dalam kitab-kitab mereka.

™ As-Sunnah

As-Sunnah artinya jalan. Aqidah Salaf disebut As-Sunnah karena para penganutnya mengikuti jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu anhum di dalam masalah ‘aqidah. Dan istilah ini merupakan istilah masyhur (populer) pada tiga generasi pertama.

™ Ushuluddin dan Ushuluddiyanah

Ushul artinya rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan masalah-masalah yang qath’i serta hal-hal yang telah menjadi kesepakatan para ulama.

™ Al-Fiqhul Akbar

Ini adalah nama lain Ushuluddin dan kebalikan dari al-Fiqhul Ashghar, yaitu kumpulan hukum-hukum ijtihadi.


(38)

™ Asy-Syari’ah

Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya berupa jalan-jalan petunjuk, terutama dan yang paling pokok adalah Ushuluddin (masalah-masalah aqidah).

™ Tauhid

Aqidah dinamakan dengan Tauhid karena pembahasannya berkisar seputar Tauhid atau pengesaan kepada Allah di dalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ wa Shifat. Jadi, Tauhid merupakan kajian ilmu aqidah yang paling mulia dan merupakan tujuan utamanya. Oleh karena itulah ilmu ini disebut dengan ilmu Tauhid secara umum menurut ulama Salaf.

Aqidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang teguh, yaitu :

™ Untuk mengihlaskan niat dan ibadah kepada Allah semata. Karena Dia adalah pencipta yang tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya kepadaNya.

™ Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari aqidah. Karena orang yang hatinya kosong dari aqidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap aqidah serta


(39)

menyembah materi yang dapat di indera saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan aqidah dan khurafat.

™ Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran. Karena aqidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur, Hakim yang membuat tasyri'. Oleh karena itu hatinya menerima takdir-Nya, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain.

™ Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam

beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar aqidah ini adalah mengimani para Rasul, dengan mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan perbuatan.

™ Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak

menghilangkan kesempatan beramal baik, kecuali digunakannya dengan mengharap pahala. Serta tidak melihat tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena diantara dasar aqidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan.

™ Menciptakan umat yang kuat yang mengerahkan segala yang


(40)

memperkuat tiang penyanggahnya tanpa peduli apa yang akan terjadi untuk menempuh jalan itu.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat (49) ayat 15:

$y

ϑ

¯

Ρ

Î

)

š

χθ

ã

Ψ

Ï

Β

÷

σ

ß

ϑ

ø

9

$#

t

⎦⎪

Ï

%

©

!$#

(#

θ

ã

Ζ

t

Β

#u

«!$$

Î

/

Ï

&

Î

!

θ

ß

™u‘u

ρ

§

Ν

è

O

ö

Ν

s

9

(#

θ

ç

/$s?

ö

t

ƒ

(#

ρ

ß

‰y

γ≈

y_u

ρ

ö

Ν

Î

γ

Ï

9≡

u

θ

ø

Β

r'

Î

/

ó

Ο

Î

γ

Å

¡

à

Ρ

r&u

ρ

Î

û

È

≅‹

Î

6y™

«!$#

4

y

7

Í

×

¯

s

9

'

ρ

é

&

ã

Ν

è

δ

š

χθ

è

%

Ï

¢

Á

9

$#

∩⊇∈∪

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (Q.S. Al Hujurat (49): 15)12

™ Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki

individu-individu maupun kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah An-Nahl (16) ayat 97:

ô

t

Β

Ÿ

Ï

ϑ

$

[

s

Î

=≈

Ïi

Β

@

Ÿ

2

÷

ρ

r&

4

©

s\

Ρ

é

&

u

θ

è

δ

u

ρ

Ö

Ï

Β

÷

σ

ã

Β

ç

μ

¨

Ζ

t

Í

ó

s

ã

Ζ

n

=

Z

ο

4

θ

u

ym

Z

π

t6

Íh

Š

(

ó

Ο

ß

γ

¨

Ψ

t

ƒ

Ì

ô

fu

Ζ

s

9

u

ρ

Ν

è

δ

t

ô

_r&

Ç

ô

mr'

Î

/

$t

Β

(#

θ

ç

Ρ

2

t

βθ

è

=

y

ϑ

÷

èt

ƒ

∩®∠∪

Artinya: "Barangsiapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang paling baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S. An Nahl (16): 97)13

       12

 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya edisi revisi (Surabaya: Mahkota, 1989), h.848. 

13


(41)

Dari sekian banyak pendapat dari para tokoh tentang aqidah yang sudah dipaparkan, peneliti memaknai aqidah merupakan kebenaran yang dapat diterima oleh manusia dengan sesungguhnya keyakinan dalam hati dan perbuatan manusia.

Aqidah merupakan ruh bagi setiap orang, dengan berpegang teguh padanya, ia akan hidup dalam keadaan baik dan menggembirakan, tetapi dengan meninggalkannya, maka akan matilah semangat kerohanian manusia. Ia adalah bagaikan cahaya, yang apabila seseorang itu buta dari padanya, maka pastilah ia akan tersesat dalam liku-liku kehidupannya. Bahkan tidak mustahil jika ia akan terjerumus dalam lembah kesesatan yang amat dalam sekali.14

Ruang lingkup pembahasan tentang aqidah pun sebenarnya luas, seuai dengan rukun iman yang manusia percayai sebagai dasar dari keyakinan umat Islam. Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan terlebih dahulu obyek kajian pesan dakwah yang akan peneliti lakukan, hanya memfokuskan pesan dakwah tentang aqidah dalam ruang lingkup iman kepada Allah SWT saja.

2) Syari’ah

Kata syari’ah dalam bahasa arab diambil dari kata syara’ah yang dalam bahasa Indonesia berarti jalan raya. Kemudian dimaknai

       14

Sayyid Sabiq, Aqidah Islam “Pola Hidup Manusia Beriman” cetakan ketiga (Bandung: Diponegoro. 1982), h. 21.


(42)

sebagai jalannya hukum atau juga dapat diartikan perundang-undangan. Oleh karena itu, dengan perkataan atau istilah “Syari’ah Islam” memberi arti hidup yang harus dilalui atau perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh seorang muslim.15

Seluruh hukum yang terdapat dalam Islam, baik yang berhubungan manusia dengan Tuhan, maupun antar manusia sendiri, maka dinamakan Syari’ah Islam.

Syari’ah meliputi ibadah dalam arti khas (thaharah, shalat, as-sahaum, zakat, haji) dan Muamalah dalam arti luas (al-qanum-al khas atau hukum perdata, dan al-qanun al-‘am atau hukum publik).

Syari’ah atau hukum Tuhan yang datangnya langsung dari Allah, Tuhan Yang Maha Sempurna, maka pastilah hukum dan perundang-undanganNya sempurna pula. Pencipta hukum tersebut berkehendak, agar manusia teratur dan tertib kehidupannya.

3) Akhlaq

Perkataan akhlaq berasal dari perbendaharaan istilah-istilah Islamologi. Istilah lain yang mirip dengan kata akhlaq yaitu moral. Hakikat pengertian antara keduanya sangat berbeda. Moral

       15

Razak, Nasruddin, Dienul Islam, Penafsiran Kembali Islam sebagai suatu Aqidah dan Way of Life (Bandung: PT. Al Ma’arif, 1989), h. 242. 


(43)

mengandung artilaku-perbuatan lahiriyah, sedangkan akhlaq ialah perbuatan suci yang terbut dari lubuk jiwa yang paling dalam. 16

Dalam inti ajaran Islam, ialah mengadakan bimbingan bagi kehidupan mental dan jiwa manusia, sebab dalam bidang inilah terletak hakikat manusia. Sikap mental dan keidupan jiwa itulah yang menentukan bentuk kehidupan lahiriyah.17

Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq.”18

Menurut ajaran Islam berdasarkan praktek Rasulullah, pendidikan akhlaqul kharimah (akhlaq mulia) adalah faktor penting dalam membina suatu ummat atau membangun suatu bangsa.

2. Kajian Kesenian Musik dan Syair Lagu a. Pengertian Musik

Musik berasal dari bahasa yunani, “mousike” dan latin, “musika”. Kata “mousike” berasal dari kata “mousa” (jamak: mousas), dalam bahasa latin “musa”, yunani “mouskos”, inggris “muse”. Jadi dari kata “musika” lahirlah kata “musik”.

       16

Razak, Nasruddin, Dienul Islam, Penafsiran Kembali Islam sebagai suatu Aqidah dan Way of Life (Bandung: PT. Al Ma’arif, 1989), h. 39.

17

Razak, Nasruddin, Dienul Islam, Penafsiran Kembali Islam sebagai suatu Aqidah dan Way of Life, ... h. 35.

18


(44)

Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi bagian dari proses enkulturasi budaya, baik dalam bentuk formal maupun informal. Musik itu sendiri memiliki bentuk yang khas, baik dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan.

Seni musik adalah cetusan ekspresi perasaan atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Bisa dikatakan, bunyi (suara) adalah elemen musik paling dasar. Suara musik yang baik adalah hasil interaksi dari tiga elemen, yaitu: irama, melodi, dan harmoni. Irama adalah pengaturan suara dalam suatu waktu, panjang, pendek dan temponya. Hal ini memberikan karakter tersendiri pada setiap musik. Kombinasi beberapa tinggi nada dan irama akan menghasilkan melodi tertentu. Selanjutnya, kombinasi yang baik antara irama dan melodi melahirkan bunyi yang harmoni. Musik termasuk seni manusia yang paling tua. Bahkan bisa dikatakan, tidak ada sejarah peradaban manusia dilalui tanpa musik. Dalam musik gabungan, suara alat musik berfungsi sebagai pengiring suara vokal atau tarian.

Salah satu seni yang merupakan ciptaan seseorang, menghasilkan sebuah syair yang mempunyai makna. Seni musik adalah seni yang berkaitan dengan alat-alat musik dan irama yang keluar dari alat-alat


(45)

musik tersebut yang dapat dikombinasi dengan suara (lagu) yang dapat dipergunakan sebagai spirit (dorongan) bagi para pendengarnya.

Syair lagu merupakan karya sastra yang disenangi oleh masyarakat. Hal itu dikarenakan syair lagu mempunyai daya pikat dari segi keindahan bahasa, tema dan susunan kalimat juga rangkaian musiknya. Unsur seni yang dimiliki oleh sebuah syair lagu akan mampu menggugah jiwa seseorang karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai rasa keindahan. Seni merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan.19 Menurut Plato, musik merupakan suatu hukum moral, memberi jiwa kepada alam, memberi sayap kepada pikiran dan imajinasi, memberi kegembiraan dan dan kehidupan kepada kesedihan. Musik adalah esensi keteraturan.20

Seni secara umum dapat diartikan sebagai penjelmaan rasa indah yang terkandung di dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengaran (seni suara), penglihatan (seni lukis), atau seni gerak (seni tari dan seni drama).21

Musik sendiri menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia memiliki makna bunyi-bunyian yang ditata enak dan rapi. Dari definisi diatas dapat

      

19

M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an (Bandung : Mizan, 1998) h. 385. 20

Stephanie Merrit Pengantar Addi M S, Simfoni Otak : 39 aktifitas musik merangsang IQ, EQ,SQ untuk membangkitkan kreatifitas dan imajinasi (Bandung : Mizan Media Utama,1996), h. 1. 21

Euis Sri Mulyani, Panduan Pengajaran Seni dalam Islam pada Majelis Taklim (Jakarta: Penamadani, 2003), h. 13.


(46)

diketahui bahwa musik dapat menciptakan sebuah lagu. Sebuah lagu yang dinyanyikan biasanya terdiri dari tiga komponen yang saling melengkapi dan saling bergantung. Komponen tersebut antara lain paduan alat musik atau instrument, suara atau vokal dan yang terakhir lirik lagunya. Instrument dan kekuatan vokal penyanyi adalah sebagai tubuh sedangkan lirik lagu adalah jiwa atau nyawa adalah penggambaran musik itu sendiri.22

Apabila melihat realita saat ini banyak seni musik yang popular seperti musik pop, musik dangdut, musik rock dan musik religi. Saat ini kehadiran musik disambut sangat antusias oleh masyarakat sangat berbeda pada saat masih zaman kerajaan, musik hanya diperbolehkan disebuah kerajaan ketika ada pesta besar itu pun dengan menggunakan musik gambus. Dengan adanya mobilitas gambus sudah jarang dipakai. Karena banyak bermunculan group band atau pun penyanyi solo yang lebih berbakat dan kehadirannya lebih gampang diterima masyarakat. Bukan hanya nadanya yang indah akan tetapi syairnya yang bermakna dan syarat akan pesan moral. Maka dari itu Islam mempertahankan keagungan musik dan seluruh aspeknya yang dapat menenangkan pikiran.

Musik mempunyai banyak efek kepada masyarakat terutama bagi para remaja yang merupakan bagian hidup mereka, beberapa fungsi musik.

       22

(http://qultummedia.com/Kabar-Qultum/Review-Buku/senandung-cahaya-islam-melalui-popreligi. html). Diakses tanggal 23 November 2016. 


(47)

1. Musik sebagai hiburan

Musik berfungsi untuk menentramkan dan menghibur tabiat manusia. Islam pun mempertahankan keagungan musik dan seluruh aspeknya yang dapat menenangkan pikiran sebuah masyarakat.23 Dengan musik apapun khalayak yang mendengar dan melihat akan terhibur, sehingga mereka pun akan tersenyum.

2. Musik sebagai spiritual jiwa (penyegaran rohani dan jasmani)

Harus diakui bahwa musik memang berpengaruh besar terhadap perasaan (jiwa) manusia. Begitulah realita kehidupan kaum muslimin, fenomena lagu dan musik senantiasa menyertai kehidupan mereka, baik yang berhubungan dengan masalah duniawi maupun agama, dan secara fitrahpun manusia membutuhkannya.

b. Musik sebagai Media Dakwah

Perkembangan media telah membawa perubahan yang besar terhadap peradapan modern, begitu pula dalam perkembangan keilmuwan dakwah. Seni musik merupakan salah satu bentuk realisasi dari existensi musik sebagai alat untuk menyiarkan dan menyampaikan dakwah kepada mad’u. Terkadang kita terjebak pada keangkuhan intelektual kita dalam menyampaikan dakwah. Seolah-olah mitra dakwah yang kita dakwahi akan terpesona dan mengikuti dakwah berdasar ribuan argumentasi yg kita

       23


(48)

kemukakan. Padahal dakwah adalah menyentuh hati, karena di hati inilah hidayah Allah akan dicurahkan.

Menurut Hamzah Ya’qub bahwa media adalah alat obyektif yang menjadi saluran, yang menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam totalitas dakwah, yang dapat digolongkan menjadi lisan atau tulisan, lukisan, audio visual dan perbuatan atau akhlak.24

Sedangkan menurut penulis, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan da’i dalam melaksanakan kegiatan dakwahnya untuk mencapai suatu tujuan yang efektif.

Lirik lagu dapat menjadi sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang beredar di masyarakat. Lirik lagu dapat pula sebagai sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap sikap atau nilai. Oleh karena itu ketika sebuah lirik lagu diperdengarkan kepada khalayak juga mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya.

Da’i dapat menggunakan berbagai macam media dakwah, baik itu media modern (media elektronik) maupun media tradisional. Musik sebagai salah satu faktor pendukung dakwah yang menitik beratkan pada unsur keindahan yang diharapakan mampu membawa manusia kepada perubahan kearah perbaikan. Pesan dakwah yang dikemas dalam syair

       24


(49)

lagu akan lebih mudah diterima dan keefektifan pesan dakwah pun dengan sangat mudah untuk dicapai. Dengan demikian pesan dakwah dapat tersampaikan secara menyeluruh disamping itu musik juga dapat membentuk jiwa bagi pendengarnya. Sebagaimana yang telah diucapkan oleh H M Arifin bahwa faktor kebudayaan sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian manusia.25

Dalam setiap kegiatan dakwah, keadaan lingkungan masing-masing masyarakat tidak selalu sama, maka materi yang disampaikannya pun juga harus bervariasi menyesuaikan keadaan dimana pendakwah berdakwah. Seni merupakan media yang mempunyai peran yang sangat penting dalam pelaksanaan dakwah Islam, karena media tersebut memiliki daya tarik yang dapat mengesankan hati pendengar maupun penontonnya. Hal ini dibuktikan dengan masuknya Umar bin Khatab ke dalam Islam adalah karena bergetar hatinya mendengar keindahan seni dalam bahasa Al-Qur’an yang dilantukan oleh adiknya. Demikian juga dengan penyebaran agama Islam di pulau Jawa dapat tersebar luas serta diterima oleh masyarakat karena para Wali Songo sebagi da’i menggunakan bentuk-bentuk seni dari budaya masyarakat setempat sebagai salah satu media dakwah pada waktu itu.

Syair lagu merupakan susunan dari bahasa dengan kandungan gagasan yang dikombinasikan dengan estetika dan irama dalam pelantunannya,

       25


(50)

gagasan yang akan disampaikan dalam lirik lagu memiliki keistimewahan tersendiri. Syair lagu senantiasa terkait dengan gagasan yang ingin disampaikan oleh penuturnya untuk mempengaruhi objek. Hal tersebut dikarenakan dalam melakukan komunikasi manusia memiliki tujuan yang diinginkannya.

Musik mengandung berbagai keindahan, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, hal ini sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia. Kepekaan akan rasa indah timbul melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati musik. Kepekaan adalah unsur yang penting guna mengarahkan kepribadian dan meningkatkan kualitas hidup. Seseorang yang memiliki kepekaan tinggi atas perasaan mereka akan dapat mengambil keputusan secara mantap dan membentuk kepribadian yang tangguh. Kepekaan yang dimiliki oleh seorang individu merupakan bagian penting dari kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi adalah kemampuan mengenali diri yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri. Suatu perasaan atau emosi itu muncul dan mampu mengenali emosinya sendiri.

Kecerdasan emosi menurut Goleman merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan


(51)

kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, empati dan berdoa.

Salah satu hal yang terpenting dalam sebuah musik adalah keberadaan lirik lagunya, karena melalui lirik penyampaian pesan yang merupakan ekspresi terhadap apapun yang ia rasakan terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar, dimana ia ikut berinteraksi di dalamnya. Jadi sebuah lirik lagu bukanlah rangkaian kata-kata indah semata, tetapi lebih dari itu lirik lagu merupakan representasi dari realitas yang dilihat atau dirasakan oleh si pencipta. Realitas inilah yang mengilhami seorang pencipta dalam membuat lirik lagu. Salah satu realitas yang ada di masyarakat kita saat ini dan yang menarik perhatian penulis adalah fenomena religius. Penyampaian dakwah tidak akan sampai kepada sasarannya apabila tidak membaur dan mengakomodasi dengan perilaku, kebudayaan, dan keadaan masyarakat. Singkatnya, apa yang selalu mereka kerjakan dan mereka sukai, di sanalah kita bias menjadikannya media untuk berdakwah.

c. Musik dalam Pandangan Islam

Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif tetapi juga selektif, yakni terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari berbagai pihak akan tetapi bersamaan dengan itu Islam pun juga selektif artinya tidak begitu


(52)

saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan melainkan yang sejalan dengan ajaran Islam. Islam merupakan sebuah paradigma terbuka yang juga sebagai matarantai peradapan dunia.26

Manusia memiliki fitrah tersendiri, salah satunya adalah kesukaan akan seni. Sadar atau pun tidak manusia telah mempertahankan seni dan memperlihatkan aplikasi seni dalam kehidupan. Bagaimana kesenian sesuai fitrah manusia yang di sarankan atau diperbolehkan dalam agama. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya.

Sidi Gazalba, menyatakan “Islam menyuruh manusia beragama untuk berbuat baik, menghargai kesenian, menyuruh hidup bermasyarakat dan bertaqwa. Karena Islam merupakan fitrah, dan seni adalah fitrah manusia, dengan sendirinya seni masuk dalam ajaran ad-dien. Kebudayaan adalah kehidupan, kehidupan itu Tuhanlah yang memberikannya. Kesenian adalah cabang kebudayaan, jadi bidang kehidupan. Karena itu fitrah kesenian juga berasal dari Tuhan”.27 Ciptaan-ciptaan seni banyak yang lahir oleh rangsangan rasa agama. Dan rasa agama yang menjelma, menggerakkan rasa seni untuk mencipta.

Musik telah menjadi isu penting dalam pemikiran Islam. Semenjak permulaan Islam bahkan muncul kontroversi mengenai peranan musik

       26

H. Abuddinnata, Metodelogi Studi Islam (Jakarta: Grafindo Persada, cet VIII, 2003), h. 86. 27


(53)

dalam agama. Akan tetapi saat ini musik sudah sangat melekat dengan kehidupan umat muslim. Di mana pun, kapan pun, bahkan dalam kondisi apapun musik tidak terlepas dari aktivitas masyarakat. Sepanjang sejarah belum pernah ditemukan umat yang menjauhkan diri dari nyanyian dan musik. Perbedaannya hanya dalam waktu yang mereka gunakan untuk menikmati lagu atau kapasitas lagu yang mereka nikmati ada yang banyak dan ada juga yang sedikit, bahkan ada juga yang berlebihan, sehingga lagu sudah merupakan prinsip hidupnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh suasana hati mereka ketika bahagia, misalnya tentu berbeda dengan nyanyian dalam suasana duka.

Kreatifitas para pencipta lagu dalam menyajikan pesan dakwah dengan cara yang berbeda, yakni dengan menciptakan lagu dengan lirik-lirik yang religius yang dikemas dengan musik yang indah dan lirik lagu yang mengandung pesan dakwah dengan bahasa yang sederhana, tetapi tidak mengurangi makna dari pesan dakwah yang ada. Musik berfungsi untuk menentramkan pikiran dan beban kemanusiaan dan memperbaiki tabiat manusia. Ia merupakan stimulus untuk melihat rahasia ketuhanan bagi sementara orang musik merupakan godaan karena ketidak sempurnaan mereka.28

Seni Islam juga berfungsi sebagai alat manifestasi atau penyemangat dalam meningkatkan moralitas dan spiritualitas dalam kehidupan ini.

       28


(54)

Disamping itu lagu dapat berfungsi sebagai sarana atau alat untuk berdzikir, sebagai manifestasi dan wujud syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah Dia berikan kepada hamba-Nya. Rasa syukur kepada Allah akan selalu terdorong dihati nurani, bilamana ada suatu pendorong yang mampu untuk mengingatkannya. Maka lirik lagu adalah salah satu jalan keluarnya, sebab didalam lirik lagu terdapat berbagai macam pujian dan tasbih kepada Allah SWT.

Dikalangan ulama peranan musik dalam agama masih menjadi kontroversi. Ada ulama yang mengharamkan ada pula yang menghalalkan dalam mempelajari, memainkan dan mendengarkan musik. Problem yang sampai saat ini masih menyelimuti seni dalam Islam secara keseluruhan, terjadinya kesenjangan pemahaman keagamaan dikalangan ulama yang ditandai dengan dominasi fiqih yang mengakar ditengah umat Islam.

Suatu yang mustahil bila Allah yang menganugerahkan manusia potensi untuk menikmati dan mengekspresikan keindahan, kemudian Dia melarangnya. Bukankah Islam adalah agama yang fitrah, Segala yang bertentangan dengan fitrah ditolaknya dan yang mendukung kesuciannya ditopangnya. Kemampuan seni merupakan salah satu perbedaan manusia dengan makhluk lain. Jika demikian Islam mendukung kesenian selama penampilannya lahir dan mendukung fitrah manusia yang suci, dan karena


(55)

itu pula Islam bertemu dengan seni dalam jiwa manusia.29Tetapi mengapa selama ini ada kesan bahwa Islam menghambat perkembangan seni dan memusuhinya.

Khusus bidang seni musik dalam Islam memang tidak ada hukum ataupun teori yang menegaskan, banyak ulama yang berbeda pandangan dalam hal ini. Ada yang melarang dengan pandangan bahwa nyanyian cenderung membuat kebanyakan manusia lalai dalam mengingat Allah. Senada dengan pendapat Sayyed Hussein Nasr yang menegaskan bahwa Islam melarang musik yang dapat menyebabkan kelalaian, Islam pun juga melarang kaum muslimin untuk mendengarkan musik yang mengalihkan dari dunia spiritual dan terbenam dalam keindahan. Islam memberikan batasan terhadap seni yang diperbolehkan dan yang dilarang atau diharamkan. Sesuatu yang diharamkan dalam Islam, pada hakekatnya disebutkan oleh salah satu dari lima unsur penyebab yaitu: merusak agama, merusak jiwa, merusak kehormatan, merusak harta benda dan merusak keturunan.

Jika ditinjau dari penyebab haramnya sesuatu, apakah kesenian itu termasuk hukumnya haram atau tidak. Para ahli hukum memberikan pendapat sebagai berikut:

H.M Toha Yahya Umar Mengatakan bahwa hukum seni musik, tari dan suara dalam Islam adalah mubah (boleh) selama tidak disertai dengan

       29


(56)

hal-hal haram. Dan jika disertai dengan hal-hal yang haram maka hukumnya menjadi haram.30

Menurut Imam Malik Bahwa bernyanyi dengan Ma’azif (alat-alat musik) tidak haram. Sedangkan Abdullah Bin Nuh mengatakan “Islam memang ada yang menghukumi kesenian tertentu bersifat haram, kesenian itu diharamkan apabila seni suara dan seni musik terikat pada al-Malahi (membuat orang lupa kepada Allah), al-Khamer (minum alkohol), al-Qoinat (penyanyi cabul), dan seni rupa (gambar, patung) yang ada hubungannya dengan jiwa kemusyrikan dan penyembahan berhala”.

Ulama yang mengharamkan musik dan nyanyian mengemukakan dengan alasan bahwa musik dan nyanyian itu adalah jenis hiburan, permainan, atau kesenangan yang bisa membuat lalai dari melakukan kewajiban baik terhadap agama, diri sendiri, keluarga, maupun terhadap masyarakat.31 Tampaknya dalil syar’i yang dipakai oleh ulama yang

mengharamkan musik dan nyanyian itu adalah menutup atau mencegah hal-hal yang dilarang oleh agama. Ada beberapa ayat yang dijadikan alasan oleh sebagian ulama untuk melarang ataupun memakruhkan nyanyian, yaitu: Surah Al-Isra’ (17) ayat 64, yaitu:

       30

http://koleksipengetahuan.wordpress.com/2010/04/07/005-pesan-pesan-dakwah-dalamnovel- kasidah-lereng-bukit-karya-achmad-munif/ diakses tanggal 27 November 2016 

31


(57)

ø

Ì

ø

tF

ó

™$#u

ρ

Ç

t

Β

|M

÷

èsÜtG

ó

™$#

Ν

å

κ

÷

]

Ï

Β

y

7

Ï

?

ö

θ

Î

/

ó

=

Î

=

ô

_r&u

ρ

Ν

Í

κ

ö

n

=

y

7

Î

=

ø

¿

2

š

Î

=

Å

`u‘u

ρ

ó

Ο

ß

γ

ø

.

Í

‘$x©u

ρ

Î

û

É

Α≡

u

θ

ø

Β

F

{

$#

Ï

s

9

÷

ρ

F

{

$#u

ρ

ö

Ν

è

δ

ô

Ï

ãu

ρ

4

$t

Β

u

ρ

ã

Ν

è

δ

ß

Ï

èt

ƒ

ß

⎯≈

ø

¤

±

9

$#

ω

Î

)

#

·

ρ

ã

ä

î

∩∉⊆∪

Artinya: “Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.” (Q.S. Al-Isra’ (17): 64)32

Kata suaramu dalam ayat di atas menurut sebagian ulama adalah nyanyian. Tetapi benarkah demikian membatasi arti suara dengan nyanyian merupakan pembatasan yang tidak berdasar, dan kalaupun itu diartikan nyanyian maka nyanyian yang dimaksud adalah yang didendangkan oleh setan, sebagaimana bunyi ayat tersebut. Dan suatu ketika ada nyanyian yang dilagukan oleh bukan setan, maka belum tentu termasuk yang dikecam oleh ayat ini.33

Selain surah Al Isra’ dalam surah Luqman pun juga dipertegas tentang larangan musik baik mendengarkan ataupun mempelajarinya. Surat Luqman (31) ayat 6:

z

Ï

Β

u

ρ

Ä

¨$

¨

Ζ9

$#

t

Β

Î

tI

ô

±t

ƒ

u

θ

ô

γ

s

9

Ï

]

ƒ

Ï

‰ys

ø

9

$#

¨

Å

Ò

ã

Ï

9

È

≅‹

Î

6y™

«!$#

Î

ö

Î

/

5

Ο

ù

=

Ï

æ

$y

δ

x‹

Ï

Gt

ƒ

u

ρ

#

·

ρ

â

è

δ

4

y

7

Í

×

¯

s

9

'

ρ

é

&

ö

Ν

ç

λ

m

;

Ò

>#x‹tã

×

⎦⎫

Î

γ

Β

∩∉∪

Artinya: “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan Perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan.

       32

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya edisi revisi (Surabaya: Mahkota, 1989), h. 434. 

33


(58)

mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (Q.S. Luqman (31): 6)34

Yang dimaksud dengan “perkataan yang tidak berguna” dalam ayat tersebut adalah nyanyian. Pendapat ini jelas tidak beralasan untuk menolak seni-suara, yang dikecam di sini adalah bila kata-kata yang tidak berguna itu menjadi alat untuk menyesatkan manusia dan dapat menjadi bahan olok-olokan untuk orang muslim. Akan tetapi masalahnya bukan terletak pada nyanyiannya, melainkan pada dampak yang diakibatkanya. Musik dapat dikatakan haram apabila memenuhi indikator-indikator dibawah ini, diantaranya:

1. Apabila syair-syairnya berisi kata-kata kotor, melecehkan dan porno, pengagungan terhadap berhala dan hawa nafsu, ajakan terhadap kekafiran dan maksiat, menduakan Allah, membangga-banggakan diri atau golongan dengan merendahkan orang lain, berisi permusuhan dan pelecehan terhadap nilai-nilai moral.

2. Apabila terjadi campur baur atau ikhtilat antara laki-laki dan perempuan.

3. Musik dalam pandangan Islam itu haram jika dibawakan oleh wanita dengan penampilan seronok seperti mengobral aurat, dengan tarian yang membangkitkan syahwat, dan dengan suara mendesah-desah lagi menggoda. Atau, musik tersebut dibawakan

       34


(59)

oleh siapa pun bisa laki-laki atau perempuan dengan memakai atribut dan simbol-simbol setan atau orang kafir.

4. Bersama musik tersebut dihidangkan aneka minuman atau

makanan yang diharamkan, semacam khamr, beserta aneka fasilitas yang memudahkan orang untuk melakukan maksiat.

Ketika salah satu atau semua indikator tersebut terpenuhi, dapat dipastikan bahwa musik dalam pandangan Islam menjadi haram hukumnya. Akan tetapi ada sebagian ulama yang berpandangan lebih demokratis dengan memandang musik adalah suatu keindahan, artinya hukum musik dalam hal ini ditentukan oleh musik itu sendiri atau musik tersebut difungsikan. Dalam surah Al Maidah (5) ayat 87, ayat inilah yang dijadikan dasar bahwasanya musik itu diperbolehkan.

$p

κ

š

r'¯

t

ƒ

t

⎦⎪

Ï

%

©

!$#

(#

θ

ã

Ζ

t

Β

#u

Ÿ

ω

(#

θ

ã

Β

Ìh

pt

é

B

Ï

M

t6

Íh

!$t

Β

¨

ymr&

ª!$#

ö

Ν

ä

3

s

9

Ÿ

ω

u

ρ

(#

ÿ

ρ

ß

‰tG

÷

ès?

4

χ

Î

)

©!$#

Ÿ

ω

=

Ï

t

ä

t

⎦⎪

Ï

‰tF

÷

è

ß

ϑ

ø

9

$#

∩∇∠∪

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S. Al-Maidah (5): 87)35

Dengan menelaah ayat tersebut di atas menurut penulis bahwasanya musik itu diperbolehkan. Seni musik sebagai salah satu faktor pendukung dakwah yang menitik beratkan pada keindahan diharapkan mampu membawa manusia pada perubahan yang lebih baik.

       35


(60)

Musik bukan saja dijadikan sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai media dalam berdakwah. Melalui musik pesan-pesan moral keagamaan ditampakkan dan dijabarkan secara jelas. Sejarah perkembangan dakwah Islam, penuh dengan sentuhan seni keindahan, baik dalam wujudnya sebagai hiburan, pendidikan, maupun aktifvitas dakwah. Maka tidak mengejutkan bahwa dewasa ini banyak nash-nash yang melegitimasi keberadaan musik sebagai hal yang patut untuk dikembangkan, bahkan musik dapat dikatakan sebagai faktor yang paling dominan sebagai media dakwah.

Dengan demikian pesan komunikasi dapat disampaikan secara menyeluruh kepada publik. Disamping dapat menarik emosional para pendengar musik juga dapat membentuk jiwa. Sebagai manusia yang telah diungkapkan oleh H.M Arifin bahwa faktor kebudayaan sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian manusia.36

B. Kajian Teoritis

Dalam buku pengantar teori komunikasi analisis dan aplikasi yang ditulis oleh Richard West dan Lynn H. Turner Public Speaking memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang melampaui khalayak yang mendengarkan, dan ini merupakan keahlian yang penting di dalam masyarakat yang demokratis. Begitu pentingnya Public Speaking dalam kehidupan kita, sampai-sampai hal ini menjadi

       36


(1)

E. Interpretasi Data

Dari analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, menemukan hal penting mengenai teori atau nilai pesan dakwah tentang aqidah beserta korelasi dengan ayat Al-Qur’an ataupun Hadist dalam syair lagu Sandaran Hati, Jalan yang Hilang dan Dalam Duka oleh grup band Letto.

Nilai pesan aqidah yang terdapat dalam syair lagu tersebut, semuanya merujuk kepada keimanan terhadap Allah SWT. Dimana syair-syair lagu tersebut menjelaskan bahwasannya, Allah adalah tempat tujuan utama bagi manusia untuk menyandarkan segala keluh kesahnya dalam perjalanan hidupnya di dunia. Dengan bimbingan atau kehadiran Allah dalam hidup manusia, membuat seseorang begitu tentram dalam hidupnya.

Dengan sasaran dakwah yang kebanyakan dari remaja. Letto dapat menyampaikan pesan dakwah yang mengena di hati para mad’unya, karena meraka diajak berpikir bersama tentang maksud atau filosofi yang terkandung dalam syair-syair tersebut.


(2)

 

96 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Aku dan nafasku merindukanmu (Allah) ) menemani

Sedihku ini tiada arti, jika kaulah (Allah) sandaran hati h) yang ku tuju

Aku hilang arah tanpa hadirmu (Allah)

Hanyalah untukmu (Allah) seluruh rinduku

u (Allah), dijalan yang hilang am Duka

enemani dengan cinta

ada, ku (Allah) disana menemanimu slalu

Berdasarkan rumusan masalah dan analisis data yang telah penulis peroleh. Maka penulis menemukan kesimpulan dari seluruh syair lagu grup band Letto yang berjumlah 45 lagu dari 4 album dan satu single, dimana peneliti yang hanya memfokuskan 3 temuan lagu yang mengandung pesan dakwah yang berkaitan dengan pembahasan tentang aqidah, yaitu pada syair lagu:

1. Sandaran Hati

™

™ Ku tahu pasti kau (Allah

™

™ Hanya engkau (Alla

™

2. Jalan yang Hilang

™

™ Bolehkah ku menujum 3. Dal

™ Kau (Allah) kan bisa m


(3)

lam syiar Islam di masa yang mendatang, kan lebih banyak lagi penelitian-penelitian ntang m yang lebih kontemporer. Agar isa dirasakan oleh kalangan remaja juga setelah membaca an-penelitian tentang syair sebagai media dakw

ya, dan mereka cenderung malu atau malas ah-ceramah agama. Oleh sebab itu, m ng

agama Islam.

Peneliti juga berharap, pada penelitian ini dan penelitian-penelitian selanjutnya

B. Saran

Demi kemajuan da

diharap yang membahas te

konsep media dakwah dalam penyebaran Isla pesan dakwah b

peneliti ah. Karena remaja sering

kali lalai dalam menjalankan hidupn

mendengarkan ceram edia musiklah ya

sangat cocok untuk para remaja dalam penyebaran

mampu menambah dan memberi masukan dalam rangka pelaksanaan akademik, khususnya dalam bidang pengembangan ilmu Komunikasi Penyiaran Islam.


(4)

 

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Alex Sobour, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001).

Alex Sobour, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya cet IV, 2009).

Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2004).

Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta : Prenada Media, Edisi Revisi, 2004).

Asep Muhyiddin DKK, Metode Pengembangan Dakwah (Bandung: Pustaka Setia, 2002).

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya edisi revisi (Surabaya: Mahkota, 1989). Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam (Jakarta: Rajawali, 1996).

Euis Sri Mulyani, Panduan Pengajaran Seni dalam Islam pada Majelis Taklim (Jakarta: Penamadani, 2003).

Gorys Keraf, Eksposisi, Komposisi Lanjutan II (Bandung: Grasindo, 1995).

H. Abuddinnata, Metodelogi Studi Islam (Jakarta: Grafindo Persada, cet VIII, 2003).

Hamzah Ya’kub, Publisistik Islam Seni dan Tehnik Dakwah. (Bandung: Diponegoro, 1973).

H M Arifin, Psikologi Dakwah (Jakarta: Bumi Aksara, 1993).

H. Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah (Jakarta: PT Toko Agung Gunung, 1997).


(5)

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),.

M. Djarot Sensa, Komunikasi Quraniyah ( Bandung: Pustaka Islami, 2005). M. Munir, Wahyu Illaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2016). Nawir Yuslem, Ulumul Hadits (Jakarta: Mutiara Sumber Widya,1998). Oliver Leaman, Estetika Islam (Bandung: Mizan, 2004).

Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an (Bandung : Mizan, 1998).

Razak, Nasruddin, Dienul Islam, Penafsiran Kembali Islam sebagai suatu Aqidah dan Way of Life (Bandung: PT. Al Ma’arif, 1989.

Richard West, Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008).

Sayyid Sabiq, Aqidah Islam “Pola Hidup Manusia Beriman” cetakan ketiga (Bandung: Diponegoro. 1982).

Seyyed Hossein Nasr, Spiritualitasa dan Seni Islam (Bandung: Mizan, 1993). Sidi Gazalba. Islam Integrasi Ilmu dan Kebudayaan (Jakarta: Tinta Mas, 1976). Stephanie Merrit Pengantar Addi M S, Simfoni Otak : 39 aktifitas musik

merangsang IQ, EQ,SQ

untuk membangkitkan kreatifitas dan imajinasi (Bandung : Mizan Media Utama,1996).

Tim Penyusun Studi Islam IAIN SA Surabaya, Pengantar studi Islam, (Surabaya: IAIN SA Press, 2005).


(6)

100   

   

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997).

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu, Semiotika Komunikasi (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013).

Internet:

http://id.wikipedia.org/wiki/Lagu di unggah tanggal 16 September 2016

(http://qultummedia.com/Kabar-Qultum/Review-Buku/senandung-cahaya-islam-melalui-popreligi.html).Diakses tanggal 23 November 2016.

http://koleksipengetahuan.wordpress.com/2010/04/07/005-pesan-pesan-dakwah-dalamnovel-kasidah-lereng-bukit-karya-achmad-munif/ diakses tanggal 27 November 2016

oto-biografi.blogspot.co.id/Biografi-grup-letto-band.html. diakses pada tanggal 1 Desember 2016.

the-letto-blogspot.co.id diakses pada tanggal/noe-letto-artinya-tanpa-arti.html. 21 Desember 2016.