KEBERHASILAN PRAKTIKUM SISWA SMK NEGERI 5 PALU DITINJAU DARI KETERLAKSANAAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN | Muhtar | JSTT 6934 23141 1 PB

KEBERHASILAN PRAKTIKUM SISWA SMK NEGERI 5 PALU
DITINJAU DARI KETERLAKSANAAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Muhtar,1 Jusman Mansyur dan I Komang Werdhiana2
1

2

(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)
(Staf Pengajar Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
This reseacrh is action-research which adapted from Wenning’s Model of Inquiry Lab
(2005). The objective of this research is to describe the application of lesson plan to practice in
SMK. The focus of the study is on the subject of motion and force of the motorcycle components.
Application of the practice to be guided lesson plan described by using Riel’s action-research
(2013). This research have a collaborative feature which is between the researcher with the
relevant educator friends or source experts participated on the observation as the critical friend.
The technique to collect of the datas include observations, interviews, tests and analysis of
documents. The technique of data analysis in this research is descriptive analysis of comparative
and critical analysis techniques. The results showed that enforceability of lesson plan (RPP) in

cycle 1 is enough category, cycle 2 is good category and cycle 3 is very good category. The aspects
of attitude assessment cycle 1 is enough category, cycle 2 is enough category and cycle 3 good
category. Aspects of skills and completeness portfolio cycle 1 is not good enough category, cycle 2
is enough category and cycle 3 enough category. The description of the practicum activities goes
well according to procedures on the practicum module and the students were able to find the
concept based on the practicum activities. Based on the result of this research, it can be concluded
that the prepartion, implementation and the factor is influential in implementing the lesson plan
practice on the subject of motion and force of the motorcycle components in SMK implemented as
planned with good results.
Keywords: Model of Inquiry Lab, Integration Theory and Practice, Learning of Vocational School
(SMK).
Kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik,
kepribadian,
sosial
dan
profesional. Kemdiknas (2007) melalui
Permendiknas Nomor 16 mengamanahkan
kompetensi pedagogik guru antara lain (1)
menerapkan berbagai pendekatan, strategi,

metode dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran
yang diampu, (2) melaksanakan pembelajaran
mendidik di kelas, laboratorium, dan di
lapangan dengan memperhatikan standar yang
dipersyaratkan, (3) melakukan tindakan
reflektif
untuk
peningkatan
kualitas
pembelajaran.
SMK merupakan tingkat pendidikan
yang diarahkan untuk dapat memberikan
keluaran terhadap penyediaan tenaga terampil

dan siap pakai. Karakteristik proses
pembelajaran di SMK yaitu 40% aspek teori
dan 60% di desain dalam kegiatan praktik.
Melalui
pembelajaran

yang
berbasis
praktikum, diharapkan peserta didik mampu
mengurangi kekeliruan dalam proses konsep
pengetahuan dan sebaliknya memberikan
pengalaman praktik untuk menemukan sendiri
konsep pengetahuan yang sesuai dengan
konsep yang benar.
Proses
pembelajaran
merupakan
kegiatan mendasar tenaga pendidik yang
memberikan pengaruh sangat besar terhadap
sukses dan tidaknya capaian tujuan
pembelajaran. Pembelajaran berjalan secara
proporsional jika tenaga pendidik dapat
menerapkan
secara
maksimal
empat


1

2 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 2, April 2015 hlm 1-7

kompetensi yaitu kompetensi pedagogis,
kepribadian, sosial dan profesional. Salah satu
pengembangan kompetensi profesional tenaga
pendidik yaitu tindakan reflektif terhadap
proses pembelajaran yang dilaksanakan
(Kemdiknas, 2010).
Wenning (2010) menyatakan bahwa
tingkatan inquiry terhadap kemampuan
intelektual peserta didik yaitu (1) hypothetical
inquiry (2) real word applications (3) inquiry
lab (4) inquiry lesson (5) interactive
demonstration dan (6) discovery learning.
Penelitian ini berfokus pada kegiatan oleh
guru untuk memberikan pengajaran praktik
yang dilaksanakan di laboratorium (inquiry

lab). Inquiry lab menekankan guru
melaksanakan
kegiatan
praktik
di
laboratorium dengan persiapan yang tepat
terhadap tujuan dan indikator pembelajaran.
Khan
and
Muzaffar
(2009)
menyatakan bahwa keterampilan peserta didik
dapat dibentuk dari pendekatan hypotetical
inquiry, dimana peserta didik diarahkan untuk
melakukan penyelidikan secara langsung
melalui desain kegiatan pembelajaran
terhadap suatu konsep tertentu. Kemampuan
peserta didik dalam menyerap pengetahuan
secara khusus pada aspek keterampilan dapat
dilakukan melalui pendekatan inquiry lab.

Wenning (2006) menyatakan bahwa
pendekatan inquiry lab bertujuan untuk (1)
dapat mengembangkan keterampilan dasar
dan kemampuan untuk menggunakan alat
yang berkaitan dengan kejadian serta
melakukan analisis terhadap perolehan data
eksperimen, (2) membantu peserta didik
memahami
konsep,
(3)
memberikan
pemahaman peserta didik dari kegiatan secara
langsung antara dasar teori dan hasil dari
eksperimen.
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan (action research) yang dilaksanakan
berdasarkan tahapan siklus kegiatan. Hien
(2009) menyatakan salah satu tipe penelitian
tindakan yaitu penelitian tindakan praktis
dengan karakteristik (1) pembelajaran praktik,

(2) penyelidikan berbasis individual atau tim,

ISSN: 2089-8630

(3) pengembangan guru dan pengetahuan
peserta didik, (4) implementasi perencanaan
pada tindakan, (5) pembimbingan guru
sebagai peneliti.
Penelitian ini melakukan kajian
terhadap kemampuan peneliti menerapkan
RPP mata pelajaran fisika materi konsep
gerak dan gaya terintegrasi pada kegiatan
praktik komponen sepeda motor. Penerapan
RPP
dengan
muatan
praktikum
memungkinkan dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang ilmiah, interaktif, dan
kontekstual.

METODE
Tahapan
penelitian
tindakan
menerapkan model siklus Riel’s (2013).
Penelitian melibatkan satu kelas yang terdiri
dari 31 siswa jurusan teknik sepeda motor di
SMK Negeri 5 Palu. Penelitian ini bersifat
kolaboratif yaitu peneliti bersama teman
pendidik yang relevan dan atau sumber ahli
turut serta dalam penelitian melakukan
observasi dengan fungsi utama sebagai teman
kritis (critical friend).
Jenis data pada penelitian ini yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer
berupa hasil belajar peserta didik atas
kemampuan konsep yang mampu diterapkan
pada komponen sepeda motor. Data sekunder
berupa faktor berpengaruh pada kegiatan
pembelajaran termasuk sikap dan motivasi

peserta didik yang diambil melalui
pengamatan dan observasi.
Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data meliputi pengamatan,
wawancara dan analisis dokumen. Teknik
pengolahan data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu triangulasi dan review
teman kritis. Triangulasi dimaksudkan
sebagai pencermatan peneliti pada sumber
data pada hasil observasi, wawancara dan
dokumen. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif komparatif dan teknik analisis
kritis.

Muhtar, dkk. Keberhasilan Praktikum Siswa SMK Negeri 5 Palu ditinjau dari Keterlaksanaan …………………… 3

strategi pembelajaran yang mendidik dan
melibatkan peserta didik dalam pembelajaran
dengan persentase masing-masing 76,85%

dan 70,00%. Lain halnya dengan kemampuan
guru menyampaikan kompetensi dan rencana
kegiatan serta penggunaan bahasa yang benar
dan tepat dalam pembelajaran yaitu berada
pada kategori amat baik dengan persentase
91,67% dan 100 %. Data selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Hasil observasi keterlaksanaan RPP
Siklus 1 menunjukkan bahwa guru masih
kategori kurang memberikan kegiatan
penutup pada pembelajaran dengan persentase
28,33%. Selain itu, guru belum mampu secara
maksimal (kategori cukup) menerapkan

Tabel 1. Keterlaksanaan RPP Siklus 1
No.


Aspek yang diamati

1 Apersepsi dan motivasi
Penyampaian kompetensi dan rencana
2
kegiatan
3 Penguasaan materi pembelajaran
Penerapan strategi pembelajaran yang
4
mendidik.
Pemanfaatan sumber belajar/media
5
dalam pembelajaran.
6 Pelaksanaan penilaian pembelajaran.
Pelibatan peserta didik dalam
7
pembelajaran.
Penggunaan bahasa yang benar dan tepat
8
dalam pembelajaran.
9 Penutup pembelajaran.

Rata-rata Skor/Pertemuan
1
2
3
3,00
4,00
3,40

Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat
empat aspek yang memerlukan penanganan
antara lain strategi pembelajaran, penilaian
pembelajaran, pelibatan peserta didik dan
penutup pembelajaran. Secara khusus, aspek
penilaian dan penutup pembelajaran butuh
persiapan dan pengelolaan yang lebih
sistematis dan prosedural.
Keterlaksanaan RPP pada Siklus 2
menunjukkan bahwa guru masih kategori
kurang dalam memberikan kegiatan menutup

3,00

4,00

4,00

Jml

%

Kategori

10,40

86,67

B

11,00

91,67

AB

3,50

3,50

3,75

10,75

89,58

B

2,89

3,11

3,22

9,22

76,85

C

3,00

3,40

3,80

10,20

85,00

B

2,67

2,00

2,67

7,33

61,11

K

2,60

3,00

2,80

8,40

70,00

C

4,00

4,00

4,00

12,00

100,00

AB

0,00

1,20

2,20

3,40

28,33

K

pembelajaran dengan persentase 68,33 %.
Aspek lain yang diamati pada guru antara lain
(1) apersepsi dan motivasi, (2) penyampaian
kompetensi dan rencana kegiatan, (3)
penguasaan
materi
pembelajaran,
(4)
pemanfaatan
sumber
belajar/media
pembelajaran, (5) penggunaan bahasa yang
benar dan tepat dalam pembelajaran berada
dalam kategori amat baik. Data selengkapnya
terdapat pada Tabel 2.

4 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 2, April 2015 hlm 1-7

ISSN: 2089-8630

Tabel 2 Keterlaksanaan RPP Siklus 2
No.

Aspek yang diamati

1 Apersepsi dan motivasi
Penyampaian kompetensi dan rencana
2
kegiatan
3 Penguasaan materi pembelajaran
Penerapan strategi pembelajaran yang
4
mendidik.
Pemanfaatan sumber belajar/media
5
dalam pembelajaran.
6 Pelaksanaan penilaian pembelajaran.
Pelibatan peserta didik dalam
7
pembelajaran.
Penggunaan bahasa yang benar dan tepat
8
dalam pembelajaran.
9 Penutup pembelajaran.

Rata-rata Skor/Pertemuan
1
2
3
3,40
4,00
3,60
3,50

4,00

4,00

Jml

%

Kategori

11,00

91,67

AB

11,50

95,83

AB

3,75

3,75

3,75

11,25

93,75

AB

3,56

3,44

3,44

10,44

87,04

B

3,40

3,80

3,80

11,00

91,67

AB

3,33

3,00

3,33

9,67

80,56

B

3,00

3,40

3,60

10,00

83,33

B

4,00

3,50

4,00

11,50

95,83

AB

2,40

2,60

3,20

8,20

68,33

K

Keterlaksanaan
RPP
siklus
3
menunjukkan bahwa dari semua aspek yang
diamati, tidak terdapat persentase kategori
kurang dan cukup. Meskipun demikian,
terdapat dua aspek yang diamati kategori baik
yaitu kegiatan penilaian dan penutup

pembelajaran dengan persentase masingmasing 88,89 % dan 83,33 %. Selain itu,
aspek yang diamati lainnya dalam kategori
amat baik. Data selengkapnya dapat
memperhatikan Tabel 3.

Tabel 3. Keterlaksanaan RPP Siklus 3
No.

Aspek yang diamati

1 Apersepsi dan motivasi
Penyampaian kompetensi dan rencana
2
kegiatan
3 Penguasaan materi pembelajaran
Penerapan strategi pembelajaran yang
4
mendidik.
Pemanfaatan sumber belajar/media
5
dalam pembelajaran.
6 Pelaksanaan penilaian pembelajaran.
Pelibatan peserta didik dalam
7
pembelajaran.
Penggunaan bahasa yang benar dan tepat
8
dalam pembelajaran.
9 Penutup pembelajaran.

Rata-rata Skor/Pertemuan
1
2
3
3,60
4,00
3,80

Hasil pengamatan terhadap keterlaksanaan
RPP di Siklus 1 menunjukkan bahwa terdapat
dua aspek pengamatan yang berkategori
kurang yaitu kegiatan penutup dan penilaian
pembelajaran. Observer pada kegiatan

4,00

4,00

3,50

Jml

%

Kategori

11,40

95,00

AB

11,50

95,83

AB

3,75

3,50

4,00

11,25

93,75

AB

3,78

3,78

3,67

11,22

93,52

AB

3,80

3,60

3,80

11,20

93,33

AB

3,67

3,33

3,67

10,67

88,89

B

3,40

3,80

3,60

10,80

90,00

AB

3,50

4,00

3,50

11,00

91,67

AB

3,20

3,40

3,40

10,00

83,33

B

penutup menyatakan bahwa “hanya dua
kelompok yang merangkum, tiga kelompok
yang kurang lengkap portofolio dan arahan
hanya bersifat menutup KBM”.

Muhtar, dkk. Keberhasilan Praktikum Siswa SMK Negeri 5 Palu ditinjau dari Keterlaksanaan …………………… 5

Tindakan yang peneliti lakukan yaitu
mengumumkan pada pertemuan berikutnya
bahwa terdapat dua kelompok yang belum
melengkapi portofolio dengan tidak berusaha
merangkum hasil kegiatan pembelajaran.
Selain itu, saya mengurangi nilai masingmasing
kelompok
berdasarkan
bobot
penilaian sehingga baik kelompok yang
kurang lengkap maupun yang lengkap dapat
melihat dampak jika tidak mengikuti proses
yang dianjurkan.
Kelompok yang kurang lengkap
portofolionya, dikembalikan pada pertemuan
berikutnya untuk dilengkapi tetapi dengan
perolehan nilai yang berbeda meskipun
melakukan perbaikan. Selain itu, pada
kegiatan penutup untuk pertemuan kedua
peneliti upayakan menggunakan waktu untuk
menyampaikan hasil kegiatan belajar sebagai
kesimpulan bersama beserta rencana kegiatan
belajar selanjutnya.
Sementara pada kegiatan penilaian
pembelajaran, observer menyatakan bahwa
“sebagian siswa tidak peduli pembelajaran
(Lampiran 2) dan tidak ada tes tertulis secara
khusus (Lampiran 3)”. Upaya yang ditempuh
pada pertemuan berikutnya yaitu mempelajari
sebab pada saat di dalam kelas siswa yang
tidak
peduli
pembelajaran.
Peneliti
menyampaikan tujuan mereka sekolah
sebagai amanah orang tua. Memberi motivasi
bahwa apabila ingin mendapatkan pekerjaan
yang sesuai, maka mesti membekali diri
dengan pengetahuan, keterampilan dan mental
yang baik.
Motivasi yang diberikan peneliti
memberikan dampak keseriusan siswa
mengikuti pembelajaran. Keseriusan dan
partisipasi aktiv siswa memudahkan guru
mencapai tujuan pembelajaran. Ketercapaian
tujuan pembelajaran yang dihubungkan
dengan keaktivan siswa sesuai pernyataan
Riyanto (2009) bahwa memberi motivasi
merupakan rangkaian metode pembelajaran
untuk membantu peserta didik dalam
mencapai tujuan pengajaran.

Tanggapan observer tentang catatan
“tidak ada tes tertulis”, peneliti memberikan
penjelasan bahwa dalam penelitian ini tidak
memberikan penilaian tertulis secara khusus
atau terpisah dari lembar kegiatan praktik
siswa. Siswa mengerjakan secara langsung
lembar praktikum yang di dalamnya terdapat
dua sampai tiga soal pertanyaan yang harus
diselesaikan.
Penilaian yang dimaksud sebagai
salah
satu
ciri
penelitian
yang
mengintegrasikan teori dan praktik. Kegiatan
mengintegrasikan
teori
dan
praktik
meningkatkan kemampuan siswa mengamati,
mengolah
dan
menarik
kesimpulan.
Kemampuan siswa yang meningkat pada saat
melaksanakan praktik sesuai dengan temuan
Khan (2011) menyatakan bahwa kegiatan
praktik di laboratorium efektif untuk
mengembangkan
dan
meningkatkan
kemampuan siswa mengamati, memanipulasi,
mengelompokan, mengukur, menggambar
dan mengkomunikasikan.
Observasi pada Siklus 2 menunjukkan
bahwa peneliti masih kurang memaksimalkan
perbaikan
pada
kegiatan
penutup
pembelajaran. Observer menyatakan bahwa
“kurang membimbing siswa menyimpulkan,
masih ada kompetensi yang tidak direfleksi,
sebagian kelompok portofolionya kurang
lengkap”. Observer mengamati bahwa peneliti
masih dominan menyampaikan kesimpulan
tanpa melibatkan banyak siswa. Peneliti
terkadang melewatkan kompetensi tertentu
dalam penyampaian refleksi pembelajaran
dan kurang memperhatikan kelengkapan
portofolio siswa.
Tindakan yang dilakukan antara lain
lebih
banyak
membimbing
siswa
mengemukakan pendapat sendiri untuk
menyimpulkan kompetensi pembelajaran.
Siswa mengalami peningkatan memahami
konsep dan minat belajar. Hal ini sesuai
dengan Purbo (2012) menyatakan bahwa
memberikan kesempatan siswa berbuat lebih
banyak akan menumbuhkan motivasi dan
minat belajar serta pemahaman konsep.

6 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 2, April 2015 hlm 1-7

Guru menguraikan kompetensi secara
berurutan. Siswa memperhatikan tujuan
pembelajaran
melalui
tampilan
layar
menggunakan infokus. Sebelum kegiatan
berakhir, peneliti keliling dari satu kelompok
ke kelompok lain untuk memastikan bahwa
portofolio siswa terisi sesuai petunjuk
praktikum.
Portofolio
dimaksudkan
memastikan keaktivan siswa selama kegiatan
praktik berlangsung.
Keaktivan siswa selama kegiatan
praktikum memudahkan siswa mencapai
kompetensi
pembelajaran
sehingga
memudahkan
guru
mencapai
tujuan
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat
Suwono (2011) yang menyatakan bahwa
pembelajaran lebih efektif jika siswa terlibat
langsung daripada hanya pasif menerima dari
pengajar.
Pengamatan Siklus 3, observer
menyatakan bahwa “semuanya sudah berjalan

ISSN: 2089-8630

dengan baik, memang siswa kita sedikit
memiliki masalah dalam hal keseriusan untuk
mau belajar”. Maksud dari pernyataan
pengamat
adalah
peneliti
mengalami
peningkatan per siklus dalam melaksanakan
aspek RPP dan sudah mampu menerapkan
RPP dengan amat baik. Tantangan peneliti
yaitu bagaimana menciptakan kesadaran
siswa tentang arti penting keaktifan mengikuti
proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, baik
pengamat maupun peneliti mencermati bahwa
terjadi kecenderungan peningkatan aspek
keterlaksanaan RPP dari Siklus 1 sampai
Siklus 3. Komponen pada aspek yang kurang
dalam pelaksanaan RPP dari setiap siklus
mengalami perbaikan sehingga di Siklus 3
hanya terdapat dua komponen masuk kategori
baik dan aspek yang lain kategori amat baik.
Adapun data peningkatan keterlaksanaan RPP
dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Keterlaksanaan RPP Per Siklus
Grafik keterlaksanaan RPP menggambarkan
guru
melaksanakan
proses
tahapan
pembelajaran sesuai dengan RPP. Guru
mampu melakukan perubahan terhadap
aspek-aspek yang masih kurang terlaksana
menjadi terlaksana dengan cukup baik, baik
dan amat baik. Perubahan keterlaksanaan RPP
berdampak pada keterlaksanaan praktikum
yang lebih baik. Praktikum yang baik akan

meningkatkan kemampuan siswa memahami
konsep gerak pada komponen sepeda motor.
KESIMPULAN
Guru dalam merencanakan kegiatan
praktikum mesti mencantumkan langkah
kegiatan siswa dan guru di Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Secara
teknis, sebagai bagian dari RPP terdapat

Muhtar, dkk. Keberhasilan Praktikum Siswa SMK Negeri 5 Palu ditinjau dari Keterlaksanaan …………………… 7

panduan praktikum yang merupakan lampiran
RPP. Sebaliknya, guru melaksanakan
kegiatan praktik senantiasa memperhatikan
RPP sebagai pedoman melaksanakan
pembelajaran.
Keterlaksanaan RPP yang sesuai
dengan
langkah
pembelajaran
akan
memberikan
jaminan
kegiatan
yang
sistematis. Kegiatan dengan prosedur yang
terencana akan menghasilkan kualitas yang
lebih baik. Oleh karena itu, guru mesti
memiliki kemampuan mendesain RPP yang
lebih sistematis sesuai tujuan pembelajaran.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
dan penghargaan kepada Dr. Jusman
Mansyur, M.Si., Ketua Tim Pembimbing dan
Dr. I Komang Werdhiana, M.Si., Anggota
Tim pembimbing yang telah memberikan
arahan bimbingan, petunjuk, saran dan
motivasi kepada penulis dalam penyelesaian
penelitian dan penyusunan artikel ini.
DAFTAR RUJUKAN
Hien, T. 2009. Why is action research suitable
for education?. VNU Journal of
science. Vol 25, 97-106. Hanoi:
Vietnam.
Khan, A. 2009. Teaching of Heat and
Temperature by Hypothetical Inquiry
Aprroach: A Sample of Inquiry
Teaching. Journal of Physic Teacher
Education Online. Vol. 5. No, 2. USA:
Illinois State University Physic Dept.
Khan, M., and Muzaffar, Z. 2011. Effect of
Inquiry Lab Teaching Methode on the
Development of Scientific Skill
Through The Teaching of Biology of
Pakistan. Language in India . Vol 11,
hal. 169-178. Islamabad Pakistan:
Sarhad University.

Kemdiknas (2010). Permendiknas No. 32
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru. Jakarta:
Depdiknas.
Kemdiknas (2007). Permendiknas No. 16
Tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru. Jakarta:
Depdiknas.
Purbo, Y. 2012. Pembelajaran Inquiry Minds
What
to
Know
Berbantuan
Multimedia Pada Pelajaran Budidaya
Rumput Laut. Jurnal Pendidikan
Vokasi. Vol 2, No. 3. Hal. 379-396,
Kota Baru Kalimantan Selatan.
Riel, M. 2013. Understanding Action
Research.
Revisi.
Melalui
http://cadres.pepperdine.edu/ccar/defin
e.html [12/04/2014]
Riyanto, Y. (2009). Paradigma Baru
Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Suwono, H. 2011. Menjadi Guru Sains
Profesional melalui Lesson Study
Berbasis Inquiry. Makalah disajikan
dalam Seminar Nasional LS IV.
FMIPA UM. Malang, 12 November.
Wenning, J. 2006. A Generic Model for
Inquiry
Oriented
Labs
in
Postsecondary Introductory Physics.
Journal Physics Teacher Education.
Vol 3 No. 3, Hal 24-33, USA: Illinois
State University.
Wenning, J. 2010. Levels of Inquiry: Using
Inquiry Spectrum Learning Sequences
to Teach Science. Journal Physics
Teacher Education. Vol 5 No. 3, Hal
43-64, USA: Illinois State University.