D arutat Hutan Indonesia

D arutat Hutan Indonesia
Mewujudkan Arsitektur Baru l(ehutanan Indonesia
Tim Penyunting
Ag,rrg Nugraha
Hery Santoso
Israr Ardiansyah
i\,{.

Ali Imron

Rohni Sanyoro
San Afri Awang
Teguh Yuwono

Yudo EB Istoto

Desain Cover
Ardi Indarto
LaY Out

Hari Wibowo

Riset dan Dokumentasi
A-lisa Handayani

Barkah Setiaji
Resita Mira

W

Penerbit:
Wana Aksara

Komplek Batan Indah Blok G-28, Serpong Tangerang ,t53,t3,Banten
Telp. 62-21-7 562345 Email: info@wanaaksara.org

ISBN:

97 8-602 _.9

6050-8-2


Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang
Dilarang mengutip dan memperbanyak sebagian
Atau seluruh isi buku ini tanpa izin terrulis dari penerbit

Darurat lIutan Indonesia
Mewujudkan Arsitektur Baro K€hutanan lndonesia

LEMBAR PENGESAHAIY
i;ldutr

Efektivitas Aplikasi Kebijakan Agroforestri di Indonesia

Penolis

Christine Wulandari

jlurusan

Kehutanan


Falmltas

Pertanian Univeritas Lampung

Publlkasi

o'Darurat
Hutan lndonesia:
Bagian dari Buku
Mewujudkan Arsitektur Baru Kehutanan lndonesia"

\o.

978-6A2-96050-8-2

ISBN

WanaAksara

Fenerbit


Bandar Lampung, 29 April 2015
Mengetahui:
a-n. Dekan

*'akil Dekan Bidang Akademik
Penulis,

Unila

,-\\\\

\j\\wP'
Dr. Ir. Christine Wulandari, M.P.
NrP. 1964122619%43 2 001

Ketua Lembaga

kepada Masyarakat


KnLnti{tu.
*{ang@a doEoti"g l,rgo
Kawuryan

wus s'unryafuri

Kura[ipongrehiry"u|o*
Karana tanlta

1y{u1ti

Atikrsila:tufi
Suiana sariana [e[u

ko{utui ioto ulo
fidhem fan/haninq f,uma/i

*furyrat

/ene Qoro6"o, rube/a


a anqikef carifenq {nno

Kleri knorfo Xorrono
ganqfimbanq

fan 6ui[.
- soar(ti ak
o(rrt fuwa[a

t kfti fionq dart am:if
U^oto'hry ngaurilt
'VUahaninira finemu

{emafian+narima

M u h us h eh es f I eninq ta [/i r
aA I - e i f, n' Ag to Ro ri (o, to (o n

faguan

Suasananya mencekam dunia penuh dengan

kerepotan.

Irbih

baik membuat karya-karya kisah lama ini

sebagai kaca benggala

Guna membandingkan perbuatan salah dan
benar apa adznya
Sebenarnya banyak sekali contoh dalam kisahkisah lama
Mengenai kehidupan vang dapat mendiaginkan

hati meniadikan'nimd

Selanjutnya-@
Yang Kuasa
Semuanya karena sedang mengalami kejadian

aneh yang sungguh tak biasa

Hidup mengarungi z mafl edan memang
bertentangan dengan nurani
N{engikuti arus tak sampai hati
Tidak mengikuti geraknya zaman adak
mendapat apapun sehingga bisa mati
Namun sudah meniadi kehendak Illahi
Ketahuilah walaupun olang lupa diri itu 'mukh'
Sesungguhnya masih lebih mulia yang
senantiasa waspada dan tidak lupa diri

tsoaa fta/uminme[iQ

fd{io,

wefrasanihun

Nlitahrt kooo d{toh
tseqia-beqiant Aonq [ort

rt^

Orang cerdik cendekia terbawa arus keragu-

Amenanqi zamon e/rn

Mi[u e/an nora lahan

bf

kearifan

E*ut oifl;ry 1tam6,1fr
'Uen fan mifu anq{aftoni

6Ua

Keadaan negara- sekarang sudah kian merugi
Situasi telah rusak karena tak ada panutan lagi
Pemimpin banyak membuat kesalahan dan

lupa diri
Banyak yang meninggalkan petuah dan

d'

ng

(o

** *o$

o

lo

peja,tga jawlngbi&p zntam uhn lE02'1E71- Dianbil J ba;t ldi 12 bdit
,l *p*-*
] W*.4-t/Delanillanhr^MrlPfts.ary/2009/07/19/nrat'kalanda'r'tg'rangmanita/

a


:

bHrtrnlndonesia
Errs**nrBaru

u

Kehutanan [ndonesia

I

Y

E
B
E
E
E

t

E
E

Sekapur Sirih

E:

a

t
E

F

L,

E!

ima bulan lalu, tepatnya pada tanggal 1 Mei 20 3 di kampus Bulaks umur,
Fakultas I(ehutanan UGM melalui Dekan memberikan sebuah tugas

E

1.

kepada kami untuk menyunting sebuah buku. Tentu, menyunting
sebuah buku sama sekali bukan pekerjaan yang sulit. Menjadi berbeda trtkaJa
mengetahui kualifikasi yang menfadi persyaratan penyuntingan buku. Pertama,
buku dimaksud harus bisa memotret pilar-pilar pembangunan kehutanan selama
enam dekade terakhir, tetmasuk kondisi terkini beserta rekomendasinya ke
depan. Kedua, penulisnya adalah sekelompok rimbawan Bulaksumgr dengan
beragarn- latat belakang profesi, pengalaman dan usia- Ketiga, dibatasi waktu
yahg ketat agar laancbing bukunya dilakukan tepat pada saat ulang tahun emas
Fakultas Kehutanan UGM. Terakhir, semua proses mulai dari perenc^D^an
hingga penetbitannya diserahkan sepenuhnya kepada Tim Penyunting.

F,

i
t
I

E

E:

F.
I

l

Maka, dengan mengucap Bismillah, hari-harikami bedkuayaaddahhari-hari yang
sarat dengan diskusi dan konsinyasi. Tentu safa karena berjalannya sang waktu
tak b,isa dipedambat atau dihentikan -meski untuk sffaat- sehingga membuat
kami menjadi teramat sangat akrab dengan deadli*e. Diuweli agenda konsinyasi
TOR, fftellyusuri at;/i*e, me;nFxr*t iud:ral" menentulkan
urrtuk
melobby kontributor, mencari donatur, hingga pekerjaan
nama
penulis,
daftar
vtzm taya, menyrnting naskah demi naskah koatributor sembati menyiapkan
bab pembuka @aca : ptolog) sekaligus bab penutupnya (hace: epilog) . Dimulai
dengan pertemuan-pertemuan formzil di kampus Bulaksuour, diskusi intensif di
wisma Fahutan UGM, menyepi di puncak Kaliurang hiagga'moiok'di Manggala
$Tanabakti dan studio Batan-

Alhamdulill ah, pzda akhirnya buku berju dvl' Daxrat I fui lfr*sia" Mewajudkan
Arsitektur Bara Kebutanaru Indonesid kurang lebih setebal lebih dati eoam ratus
halaman ini pun selesai tuntas. Atas semua inq t k ada kea yang lebih pantas
selain ungkapan puii syrrkur ke hadirat Allah Swg yang seoerrtiesa membimbing
dan memberikan hidayahNya kepada lrami sernua hingge pada akhirnya
bisa menyeiesaikan tugas ini tepat pada
uepan terirn:r kasih iuga
disampaikan kepada iaizran cit)itat acadenrica &hutan UGlt ,r"s dukungannya,
kerja sama para kontributor, masukan raierrrrAzn $fi*rm:apihak yang teiah
mendukung daa rnerrbantu terbitaye bu&rr ioi
l*reB.E

IlrrdEutan

Indonesia

KJtuiaDm Indonesi4

l

tak retak. Atas semua hal yang menjadi kekurangan dan
Jelas tak ada g:adsngyang
selama
proses persiapan, penyuntingan hingga terbitnya
ini,
baik
buku
kelemahan

buku ini, kami semua menyampaikan permoh onan maaf . Tak terbayangkan, diselasela padatnya agenda dan kesibukan kontributor, kami terus merigetuk bahkan
menggedor pintu komitrnen agar naskah bisa segera diselesaikan dan kami tedma.
Kami sungguh merasa sangat terbantu dengan komitmen dan kesungguhan
semua kontributor untuk menuntaskan setiap naskah buku ini sebagai sebuah
dharma bakti agar bisa menjelma menjadi sebuah cat^t^n yang tak akan hilang
oleh dinamika ruang atau lekang oleh waktu. Tentu, kami juga menyampaikan
rrcapan terima kasih dan penghargaan kepada semua reuieweryanE telah berkenan
membaca dan membeikan catatan-c tz;tzln kritisnya sehingga menambah bobot
mbstansi buku ini. Termasuk masukan-masukan dari parapihak independen yang
uk bisa disebut satu peisatu
Pada aktrlrnya,hatapan atas terbitnya buku ini akan bisa terwujud. Membedkan
lmanda sejatah, bahwa Fakultas Kehutanan UGM telah berusia lima puluh tahun,
drnganpxa alumninya yang telah betkiprah dan berkontribusi bagi pembangunan

lehuanan di berbagai profesi dan penugasan. Memberiken aunfaat bagi didektika
han dan kehutanan Indonesia kini dan di masa mendataog; Serta, memberikan
rcnfaat kepada seluruh pembaca. Tznpzkecuali.

Yogyakarta,

September 2013,

Penyunting

Eutan Indonesia
Baru Kehutanan Indorsia

T
E
E

F

ts

I{ata Pengantar
Dekan Fakultas I(ehu tanan
Universitas Gadjah Mada
uji syukur atas kehadirat Allah Swt,

karena berkat rahmat dan
hidayahNya, t^npa tetas^ Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta yang lahir dari cikal bakal Fakultas Pertani4n dan
i(ehutanan Universitas Gadjah Mada pada tahun 1963, kini telah memasuki
lrsia lima puluh tahun. Sebuah periode emas di mana fakultas yang seringkali
diidentikkan dengan Padepokan Bulaksumur telah cukup memiliki kedewasaan,
kematangan dan kebijaksanaan dalam berpikir dan bertindak.
Dengan usia emas tersebut, didasad memberikan dua perspektif yang berbeda.
Pertama, sebuah kebanggaan bahwa ciaitas acaderuica Fakultas I{ehutanan UGM
telah memberikan kontribusi dan peran nyzta bzg perialanan enam dasawarsa
pembangunan hutan dan kehutanan kidonesia- Ciuitas academica Fakultas
Kehutanan UGM secara aktif turut membangun pondasi iimu pengetahuan,
teknologi dan perguruan tinggi kehutanan bescrta beragam program studi
maupun disiplin pengetahuan turundrnya, rurut membentuk kelembagaan
Departemen Kehutanan maupun keiembagaan lain non-pemerintah Iingkup
kehutanan, menyumbangkan sumber daya manusia rirnbawan berkarakter
dengan latar belakang keahlian dan ketrampilan, serta selalu terlibat dalam
setiap dialektika dan diskursus hutan dan kehutanan. Karena itu, hitam putihnva
kehutanan Indonesia sedikit banyak tak mungkin bisa -dipisahkan dari Fakr:ltas
I(ehutaaan UGM, Y o gyakartz.

Perspektif kedua, adaiah rasa prihatin yang amat dalam dengan dinamika
hutan dan kehutanan Indonesiahari ini. Iftprihatinan bahwa hutan Indonesia
sedang rnenghadapi berbagai persoalan bahkan tekanan yang dari hari ke hari
semakin berat dan kompleks. Berbagat persoalan kehutanan tersebut dewasa
ini bahkan telah mendoroflg teriadinya krisis yang menempatkan hutan dan
kehutanan berada dalam kondisi kritis. Sedikit banyak, tentu hal itu juga menjadi
tanggung jawab moral bagl ciuitas academica Fakultas I{ehutanan UGM untuk
turut mengatasinya.
vl

Darurat Hutan Indonesia
Mewjudkan Arsitektur Baru K€hut4an Indonesia

\Iempertimbangkan dua perspektif di atas, serta dalam memanfaatkan momentum
rma puluh tahun Fakultas I(ehutanan UGN,{ Yogyakarta 1963 - 2013, Fakultas
Kehutanan memanggil para alumninva untuk berkumpul, mendiskusikan dan
membahas secata jernih, mendalam, dan penuh tanggung jarvab atas persoalan hutan
Can kehutanan nasional sebagai bagian dari persoalan masvarakat dan negara.

Buku beriudul Darurat Flutan Indonesia Mewujudkan Arsitektur Baru
Kehutanan Indonesia ini ditulis dengan tujuan untuk mendokumentasikan
pemikiran-pemikiran kritis rimbawan Gadjah Mada terhadap dinamika enam
dekade penyelenggaraan kehutanan nasional. Buku ini irg" diharapkan
bisa menyediakan sebuah bahan refleksi kepada seluruh rimbawan di sektor
cemerintahan, swasta, akademisi, LSM, peneliti, kalangan pemerhad dan
temangku kepentingan lainnya dalam memberikan dharma-baktin1,2 [asi
:embanqunan kehutanan. Lebih ciari itu, buku yang drciedikasikan kepad.
kemaslahatan kehutanan Indonesia ini juga diharapkan bisa memberikan
:lrernatif gagasan strategis dan mendesak sebagai bahan evaluasi sekaligus
rekomendasi peningkatan kinerja kehutanan nasional ke depan, sekalig,rs
memb antu memberikan landasan dan arah pengembangan kebi j akan-kebi j aka e
kehutanan strategis yang berorientasi pada keadilan, kelestarian dan kesej ahreraar

rakyat. Terakhir, sebagai bagian dari budaya Padepokan Bulaksumur, mak.
buku ini diharapkan akan mampu melanjutkan tradisi intelektual akadem:<
rimbarvan Gadiah IVIada melalui dialektika tulis yang be$ifat kritis. konst:uk::
dan kontekstual.

Kepada seluruh penulis yang telah menjadi kontributor buku rni, para edi:,,:
Tim Penyrrnting, pan supporting staf dan semua pihak v;::;
relah berkontribusi bagi penulisan dan penerbitan buku ini diucapkan terirr:.
kasih dan penghargaan. Terhadap kekekurangan dan kelemahan btrku ini, tecu
disampai(an permohonao maaf seraya rnengundang kritik membangun p;::
cembaca. Akhirnya, harapan kami semoga buku ini memberikan manfaat b.:
seluruh sidang pembaca.

-;ang tergabung di

\bgyakarta,

September 2013,

Dekan,
.rt ir,r.s

.r,t=,:f

)
I

Dr.

itIP.

1

yatmoko, S.Hut., M.Sc.
199512 1 00i

Darurat Hutan Indonesia
ilelrujudkanArsitektur Baru Kehubnan lndonesia

Daftar Isi

SE.KAPUR SIRIH

KATA PENGANTAR DEKAN FAKULTAS KEHUTANAN UGM

DAF'IARISI
DAF"TARTABEL
OAT"TAR GAMBAR

DAFTAR KOTAK

BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. DARURAT KEI-EMBAGAAN KEHUTANANI
DAN TATA KELOLA HUTAhI INDONESIA

10

DART PERUM KEMBALI KE PERUM:

1,2

HUTAN JATI
JATUH BANGUN KELEI\{BAGAAN PENGELOLAAN
DI JA\X/A' Diamaludin Suryohadikusumo

PUO VADIS IUPHHK:
HIDUP SEGAN MATI TAK MAU ' Sumohadi

)l

KARUT-MARUT KEHUTANAN INDONESiA :
REFLEKSI LEMAHNYA KELEMBAGAAN KEHUTANAN
INDONESIA ?' Agus Setyarso

51

KONSEP

71

TANTANGAN PERCEPATAN PENGUKUHAN KAIrASAN HUTAN
INDONESIA: MENUNGGU GODOT ? 'Poedii Churniawan

91

KPH SEBAGAI KELEMBAGAAN IDEAL KE,HUTANAN
VERSUS REALITAS' Ttanstoto Handadhari

:

PENGGUNAAN KANfASAN HUTAN:
DARI KOMPETISISI N{ENUJU AKOMODASI KEPENTIN GAN
PARAPIIiAK' Budi Widiastuti
PENYIAPAN SDM RIMBA\TAN YANG KOMPETEN DAN
PROFESIONAL: KUNCI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
KEHUTANAN' Satyawan Pudyatrnoko
vlU

109

123

Darurat Hutan Indonesia
Mewjudkan Arsitektur Baru Kehutanan lodotresia

BAB

III. DARURAT PRODUKTIVITAS DAN

138

REHABILITASI HUTAN INDONESIA

EFEKTIVITAS REHABILITASI HUTAN DAN IAHAN KRITIS
BERBASIS GERAKAN MORAL :
SEBUAH REFLEKSI KRITIS ' Soetino \X/iborvo

140

PENIN GKATAN PRODUKTIVITAS HUTAN NASIONAL BERBASIS
REHABILITASI: STRATEGI EFISIEN SI PE,N GGU NAT\N IC\\\ASAN

162

HUTAN

'M.

Na'iem

HUTAN TANAMAN :
PENDEKATAN REHABILITASI IAHAN KRITIS BERBASIS
INDUSTRI DAN PASAR' Hardjono Arisman

1,84

(DT'AINASE) HUTAN RA!fl4 GAI,TBUT: BERKAH ATALT BENCANA?
KIIAS BALIK DAN PERSPEKTIF KE DEPAN ' Oka Karyanto

205

DARURAT TUTUPAN HUTAN INDONESIA! 'Petrus Gunarso

235

TAMBANG, PERMUKIMAN DAN N,IASA DEPAN KA!7ASAN
KONSERVASI INDONE,SIA: STUDI KASUS TAMAN NASIONAL
KUTAI. $Tiratno

259

KISAH RAKYAT MENGHIJAUKAN LAHAN KRITIS :
POTRELKFRT R H A Srr AN Hi ITA N R A KYAT . Darori Worrodiouro

279

INDUSTRI KEHUTANAN :I\,IASIHKAH MAMPU MENJADI PILAR
EKONOMI NASIONAL ? 'Agus Affianto

298

BAB IV. DARURAT DAUI-AT HUTAN UNTUK
KEMAKMURAN RAI(YAT

3i8

HUTAN UNTUK KEj\4AKN,IURAN RAKYAT'San Afri Awang

320

PEMBERIAN AKSES HUTAN NE,GARA KEPADA N{ASYARAI(AT:
KOMiTMEN SETENGAH HATI ?'Hariadi Himawan

340

SULITNYA KALANGAN MISKIN I\4E1\,{ANFAATKAN
HUTAN : SEBUAH POTRET PE,NYE,LENGGARAAN HUTAN
KEI{ASYARAKATAN DAN HUTAN DESA'Hery Santoso

376

MEN GAKHIRI REZIT\,T KON FLIK K-EHU TANAN : MOMENTUIvI

404

PASCA KEPUTUSAN MAHKAI\,{AH KONSTITUSI.

Agrrg Nugraha

EFEKTIVITAS APLIKAS I KEBIJAKAN AGROFORESTRI
INDONESIA . Christine Wulandari
Darurat Hutan Indonesia
Memjudkan A.sitektur Baru Kehutaoan lndonesia

D

I

A'r A
aLa

i,x

T
BAB V. DARURAT GEOPOLITIK DAN DIPLOMASI
GLOBAL KEHUTANAN INDONESIA

440

MEMENANGI PERSAINGAN GLOBAL SEKTOR KEHUTANAN .
Unrung Iskandar

442

E
E
a
E
E

E
F.

E
E
E

-

E

REDD+: PELUANG }V{ENYE,TAI{ATKAN HUTAN ALAM TERSISA .

F
E

Wh.hjudi \X/ardoyo

F

]ANJI.JAN]I PERDAGANGAN KAYU GLOBAL BERNAMA
SERTTFILA.SI: SEBUAH GUGATAN REELEKTIF' Achmad Edi
Nugroho

+83

i

R

E
E

E
E
E
9,

a

MEMBANGUN SKEMA PERDAGANGAN KAYU GLOBAI
YANG ADIL BAGI PENGUATAN INDUSTRI KEHUTANAN
NAqJONAL . Purwadi Soeprihanto

E
E

p
i
t.

PASANG SURUT PERDAGANGAN KARBON HUTAN DAN

518

PEMANASAN GLOBAL: POSISI GEOPOLITIK KEHUTANAN
INDONESIA . Nur Masripatin

MEMBUMIKAN KEPENTINGAN EKONOMI DAN KONSERVASI
DALAM PENGELOLAAN HUTAN 'Aditya Bayunanda

543

BAB VI. E,PILOG: MEWUJUDKAN ARSITEKTUR BARU
KEEIIIrJEhTIN IFTreNESIA

s60

INDEKS

586

TENTANG PENULIS

592

Darurat Hutan Indonesia

Memjudku Arsitektu Baru Kehutano

Indonesia

I

potrei perkembangan Kelembag an (indikatif) HutanJati di
Perhutani sampai Perum Perhutani
Jawa Periode PN
Perbandingan Properti l(eiembagaan I(ehutanan

21

79

Tabel2.4.

I{PH
Rangkuman Tugas dan Fungsi Setiap Organisasi I(PH

81

L^beI 2.5.

Ringkasan Progres Kegiatan Planologi I(ehutanan

95

Tabel2.6.

Potensi Implikasi Kepurusan N{K 45 : Sebuah Interpretasi

99

Tabel2.7.

Kawasan Hutan lndonesia

114

Tabei 2.8..

114

Tabel2.9.

Arahan Spasiai Kau'asan Hutan
Pandangan-Pandangan Tentang Kelestalian Hutan

Tabel3.1.

T ahap -^t ahap Pengemb angan

Tabel3.2.

Unit Usaha, Luas Produksi dan Produktivitas Hutan Di

i:l,
Tabel2.2.
Tabe|2.3.

B erb agai Aturan Per und angan Terkait Pemb entukan

Teknik SILIN

67

134
167

170

Indonesia

Tabel3.3.
Tabel3.4.

Jenis-Jenis Tanaman Flutan vang Dikembangkan Melalui
Penelitian Jangka Panj ang
Alokasi dan Realisasi Peranaman HTi Sampai Desember

Tabel3.5. Produksi I(ayu Buiat Hutan Tanaman Tahun
Tabel

3.6.

3.9.

186

2000 - 2002

188

Produksi Ka1-u Bulat Hutan TanamanTahun 2003 - 2006

1 SC)

Tabel3.7. Skema Pengembangan Huran Tanaman Sbjak 2008
Tabel3.8. Produksi Kay,u Bulat Hutan TanamanTahun 2007 - 2017
Tabel

1,O

Penutupan Lahanlndonesia (Sumatera, I(alimantan, Papua,

190

192

23-

Sulawesi danJawa)

Tabel3.10. Persentase Tutupan Hutan A-lam Primer Lahan Kering
Tidak Terganggu
Tabel3.11. Luas l(awasan Hutan dan Fungsinya Di Lima Pulau Besar

z+l
)11

Di Indonesia

Q011)
Tabel 3.12. Jurnlah Pemukim dan Luas Garapan

TNK

Di

dalam Kawasan

Tabei 3.13. Perkembangan Luas Hutan Rakvat Per Pulau Di Indonesia
Darurat Hutan Indonesia
MewujudkanArsitektur

26-

Pada Tahun 1999.

Baru Kehutanan lndonesia

28i
xl

284
Tabel3.14. Perbandingan Luas Hutan Rakyat Mandiri Per Pulau 298
284
di
Tabel3.15. Perbandingan Luas Hutan Pola I(emitraan Per Pulau
Indonesia
Panen 286
Tabel3.16. proyeksi Potensi standing stock dan Tegakan Siap

Hutan Rakyat
Tabel3.1.7.

I(ontribusi Subsektor Kehutanan Terhadap

Produk

301

Domestik Bruto Atas Dasar
Tabel3.18. Luas Tutupan Hutan Indonesia
Tabel3.19. Penebangan, Nilai Tebangan, PDB, dan Perubahan
Hutan Indonesia L990 -2002
Tabel4.1. Perkembangan IUPHHK-HA/HPH 1992-201'2

302

Stok

303

348

Tabe|42

ferkembangan IUPHHK Hutan Tanaman

349

Tabel4.3.

369

Tabel4.5.

Jumlah Desa Hutan di Indonesia
Situasi Desa Hutan Menurut Provinsi
Luas PenutuPan Hutan Indonesia

Tabel4.6.

Gambaran Umum Pengembangan HKrn

Ta,bel4.4.

349

372

Menurut

/2007
Gambaran umum pengembangan Hutan Desa menurut P'
49/2008
Rekapinrlasi Izin PemanfaatanHutan di Indonesia
Perkembangan Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa

315

P.37

Tabel4.7.
lTabel4.8.
Ta:bel4.9.

Tabel4.10. Pendanaan HKm dan
ribuan r"Piah)

376
377

378

Huan Desa di Kemenhut (dalem 382

Tzbel4.77. Situasi Pelaku Utama HKm

-

Hutan

Desa

383

iabel4.1,2. KebiiakanNasionalKehutananlv{asyarakatdilndonesia3S5
409
Tabel4.13. Amar Putusaa Gugatan yang Dikabulkan MK
453
Tabel5.1. Posisi Ekonorni Indonesia di ASEAN
454
Tabel5.2. Posisi HDI Indonesia di ASEAN
Te*ait 474
Tabel5.3. perbandingan REDD+ Terhadap Pendekaan Lein
Pelestarian Hutan AIam dari BerbagzrPatzneta
488
Tabel5.4. Implementasi SV[,K (s/d alJ:irJuni 2013)
502
Tabei 5.5. Kinerja Pengusahaan Hutan AIam IndonesiaTahun 1992 2012
l.dltfrfrfr

DatrrErtu

Indonesia

h frll@n

lrdonesia

Indonesia
Industri berbasis HTI

HTI

Tabel5.6.

Realisasi Pembangunan

Tabel5.7.

Road Map Pembangunan

Tabel5.B.

- 201'1
Realisasi Produksi Beberapa Industri Berbasis I(ehutanan
Kinerja Ekspor Perdagangan Produk Kehutanan
Beberapa Forum Perdagangan Bebas Dunia Terkait

Tabel5.9.
Tabel5.10.
Tabel5.1,1.

Ekspor Panel I(ayu Lapis Indonesia Tahun 2004

503
504
505
506
507

510

Indonesia
Tabel5.12. Produksi Kay'u Berdasarkan Sumber Produksi
Tabel5.13. Alokasi Bahan Baku
Kehutanan Tahun 2020

Kryo untuk

Pasokan Industri

512
514

Tabel5.M. Sektor Potensial Dan Potensi Kontribusi Masing-Masing 5?s
Sektor riaiam Menutup Kesenjangan Penurunan Emisi
GIobal
i
I

i

Tabel5.15. Target Penurunan Emisi GRK sebesar 26 Persen dan 41
Persen dad BAU Pada Tahun 2020 dalam Gton COre
Berdasarkan PERPRE,S & /2A13

Darurat [Iutan Indonesia

Memjudke Aruitekhr Baru KehutanaD

Indonesia

5ZB

xiii

Daftar Gambar
G,ambar2.1..

PenyebaranJumlah HPH

Jf

Gambar2.2.

Produksi Industri I&yu LaPis

37

Gambzr2.3.

Jumlah

IUPHHK-HA/HT Tahun 2010
Kineria Produksi IUPHHK Tahun 2007 (Kiri)

45

Ge;mbar2.4.

dan

46

Tahun 2008 (IGnan)
Diagram Rekonstruksi Dinamika Kawasan

11,9

Gambar 3.1.

Produksi Kayu Bulat Hutan Tanaman

1.93

Gambx 3.2,

Luas Areal Hu.tan Tanaman Indonesia L990

- 201'2
Unit Kcria Hutan ^fanamanlndonesia 1990 -2012

1,94

Dominan Perubahan Tutupan Lahan Meni adi Perkebunan
Kelapa Sawit Di Indonesia Pedode 1990 - 201'0
Tutupan Asal HTI2010 Berdasar Penutupan Lahan2005-

240

Gambx

2.5-

Gambat 3.3.
Gzrmbar3.4.
Gambar

3.5.

1,94

242

241,0

HTI pada Tahun 2005
Perubahan Tutupan Lahar. 2000 - 2005

Berdasarkan

242

Gasbat:3.7. Produksi,dan Ekspor Minyak Kelapa sav'it di Indonesia

250

Gambar

3.6.

Tutupan Asal

dan Malaysia

Gambar

3.8. Jumlah

KePala

Keluarga Berdasatkan

Tahun

268

Kedaangan

Gtmbar3.9.

Perkembangan Luas Tutupan Hutan Indonesta

302

- 201,1
'l'996 20L1'
TrEical sawnwood producers, Mqjor Prodacers,
Tropical sawnwoad prodttcers, Major Prod*cers, 1996 - 2011
TrEical sawnwood producers, Major Producers,7996 - 2011'

304

Gambar 3.10. TrEical
Gambar 3.11.
Gambar 3.1L
Gambar 3.13.

sawnwood producers, M@or Prodacers, 1'996

304
305
305

Gambzr3.14. Perkembangan Nilai Ekspor Produk Industri Kehutanan

31.1

1985-2004

HKm

358

Gambar 4.1.

Skema Alur Proses Penetapan Areal K-erja

Garr.bar 4.2.

Skema Alur Ptoses'Penetapan Areal Keria Hutan Desa

359

Gzmbar 4.3.

J"orl"h Desa Menurut Kawasan Huan
Kawasan Hutan di Indonesil

371

Garnbar 4.4.

xiv

371
Darurat Hutan Indonesia

Mwujudkm Aritektir Bm

Kehtrtanan Indotresia

{

Gambar 4.5.

Laju Kerusakan Hutan Indonesia

Gambar 4-6-

Proses Penetapan Areal Kerja

373

HKm dan Hutan Desa di

381

Kemenhut
Garnbar 4.7.

Gambar 4.8.

4.9.

Konflik Sumber Daya AIam di Indonesit
Perbandingan Hutan Indonesia Versi TGHK
dengan RKTN zA11 -2030

Peta

387

1983

Pemanfzatan Kawasan Hutan Indonesia Berdasarkan
Dokumen RKTN Kementerian Kehutanan fta)
Gambar 4.10. Perbandingan Pemanfaaan Izin oleh Pemilik Kapital
dengan Masyarakat Desa Hutan
Gambar

Gambar
Gambar

5.1.

Skema Sederhana Hubungaa Hutan dengan Perubahan

5.2.

Iklim
Hasil Perhitungan Simpanan Karbon

4A1

4As

406
4464

(carbon stoc,ks) dt

466

Sbare Masing-Masing Subsektor dalam Pembentukan
PDB Kehutanan Tahun 2W9 -2011, (persen)

508

Kondisi Hutan Indonesia Dari.Sisi Cadangan l(arbon
dan Emisi Tahunan Tahun 2OW-2005

524

Berau

Gambar

5.3.

Garribar

5.4.

Gambar

5.5. ksittry

Gambar

5.6.

Mitigasi Perubahan Iklim Bidang
dahm Regis@ Nasimal

Kehutanan

Posisi Dan Potensi Kontribusi Kehutanan dalam Konteks

Mitigasi Perubahan iklim Di Indonesia Saat Ini dan Masa
Datang

Darurat Hutan Indonesia
Mryqiudka! A6iiektui B@ Ikhutanu tndoBia

Y

533
53s

Daftar I(otak
I(otak 2.1. Konsep Efek Menetes I(e Barvah
I{otak2.2. Pertumbuhan Ekonomi Vs Marginalisasi Masyarakat Lokal
Kotak2.3. I(elembagaan Baru IUPHHI{: Baiu Baru Isi Lama

Kotak2.4. I(eputusan MK

35 Tahun 2012: Huran Adat Bukan Bagian

38
41

44
102

Dari Hutan Negara

I(otak 2.5. Rekomendasi Melawan Resistensi Perubahan Hukum

104

I(ehutanan

I(otak 3.1. Perubahan Penutupan Lahan dan Analisisnya
ra^,^1. T.
A r . Penetapan Status Hutan : Sebuah Pendekatan Ahistoris
a\ut4L
Kotak 4.2. Implikasi l(eputusan i\{K Terhadap Resoiusi Konflik
1

245
ano

J>O

413

I(ehutanan
Arahan Pembuatan Demonstration Actuities
5.2. Wow ! : Perpaduan Produksi dan l(onservasi
Kotak 5.3. Yes ! : Tumpangsari I{emitraan

Kotak
Kotak

xvi

5.1.

525
551

555

Darurat Hutan Indonesia
Memjudkan Arsitektur Baru Kchutanan Indonesia

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK) 2004 mengakui
zdtnya beberaprmasaiah utamrberbasis sumber Aaya alam yang dihadapi oleh
penduduk miskin di Indonesia, entara lain (1) Ketidakadilan Penguasaan dan
kepemilikan lahan, mauPun ketidakpast-ian dalam Penguasaan dan kepemilikan
areal pertani
Q) Keterbitasan akses pada sumb er daya alam dan kerentanarr
^n;
terhadap perubahan lingkungan; dan (3) Rendahnya partisipasi masyarakat-baik
dalam perumusan, pelaksanaan, Pemantauan, dan evaluasi kebilakan dan program

pembangunan. Pemerintah-dalam SNPK-mengakui bahwa Pengentasan
kemiskrnan merupakan tuiuan mendasar dari pelaksanaan Undang-undang Dasar
1945 (Bappenas, 200Q. Sebenarnya, strategi nasional tersebut dimaksudkan
untuk memastikan komitmen dan konsens,ls Pemerintahl bersama parapihak
yang terkaiC dalam menangani kemiskinan melalui (a) pendekatan berbasis hak
kebiiakan pro-poor, dan (c) pencapaian
(ight-based approacb), (b) pengut^rn
^n
Tuiuan Pembangunan Milenium (Milktiam Deuelopment Goals - MDGs). Tiniauan
menyeluruh mengenai distribusi penduduk dan kerniskinan sangat diperlukant Baik Pemerintah Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota.
2 l-embag" swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, pelaku

usaha, lembaga internasional, dan

pihak lain yang Peduli.

424
ft,

Darurat Hutan Indonesia
Mcmjudkan Anitektur Baru Kehutanan

lndonesia

dimanfaatkan secara lebih
sebelum bertanya bagaimana kawasan hutan dapat
mengurangi kemiskinan
baik untuk -.*p..b^iki mata pencaharian, sekaligrs

(cEss-oDl,

2005).

urbanisasi, namun diketahui
walau Indonesia terus bergerak maiu ke atah eta
tinggi dibanding
bahwa iurnlah penduduk miskin di pedesaan masih lebih
2:1 dengan ,,tto yzngbervariasi cukup besar pada berbagai
f"rkotrr.r-p.oporri
-daerah.
lebih
Di luar Jawa, penduduk miskin pedesaan memiiiki porsi yang iauh
miskin. Kondisi
ti.rgg, yaitu 1 (satu) dari 5 (Iima) penduduk pedesaan adalah
penduduk miskin pedesaan di luar iarrz
-":ylriir. atau lebih dari 85 persen
al'' 2005)'
rcrdapatdi Papua, Sulawesi, dan Maluku @occucci et
Secara substansial, sebenarnyaterdapatlebihbanvakpendudukyangkehidupannya

analisis yang
'bergantung pada hutan'dan 'rentan terhadap kemiskinan'-namun
sebagaimana
Jebi; rinci dipedukan untuk mengidentifikasi siapa saia mereka'
bahw'a
c tat^npada Strategi Bantuan Negara yang dikeluarkan oleh Bank Dunia,
dan 2
..prrrrh penduduk Indonesia hidup dengan pendapatan )'ang kurang
hztga dan cuaca
USO p.i hari-sehingga sangat rentan terhadap guflcangan
ketahanan Pangan atau
(Brorvn, 1gg4). Penduduk tersebut )uga rentan terhadap
Suderiin et al' (2005)'
ketersediaan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Menurut
ad'al,;t (i) penghuni
penciuduk
-i.kin yang hidupnya bergantung oada hutan
-hr,rrr,
termasuk pemburu dan peladang berpind^l'; Q) Petani yaflg temPat
yarrg-tid=k
tinggainya berciekatan dengzn hutan, termasuk petani kecii dan
1n.*itit i lahan;(3) pengambil manfaat komersial, termasuk pengraiin, pedagang,
kecil, dan karyawan industri kehutanan; dan ft) konsumen hasil hutan
pengusaha

yang hidup

di antzrapenduduk miskin

perkotaan'

menyatakan
Hasil analisis yang dibuat Boccucci et at. (2005) dan Brown (2004)
total
fumlah
bahvia 50 - 60 iuta orang Indonesia (atau sekitar sePefemPat
hutan'
'karvasan
dalam
di
penduduk) hidup pada banyak pedesaan yang berada
n g r^. Dari jumlah penduduk yang hidup di dalam kawasan hutan tersebut,
sekitar 20 pefsen dt antaranya miskin (Brown, 2004)3' Selain' kemiskinan
dan status t^t^ gsnz lahan, Holmes QOO2) mencatat bahw-a Indonesia iuga
mempunyai pemasalahan terkait dengan konversi hutan. Saat ini, Indonesia
oleh
telah kehilangan iutaan hektar hutan seiak tahun 1985-melalui konversi
p,,, p.-"g,,,g konsesi besar dan petani kecil, maupun kebakaran (Hoimes,

3

menyebutkaa bahwa prosentase
Data survei rumah tangga di ka',rzsan hutan, Dephut - BPS (200-f iuga
persen'
tumah tangga miskin di sekitar kawasan hutan sebanyak 1 8,5

Darurat Hutan Indonesia

Merujudkm Asitektur Bm Kebutanan lndonesia

425

2002). Sejumlah lahan hutan telah dikonr-ersi menjadi lahan pertanian atau
perkebunan dan pemukiman.

Untuk menjawab permasalahan-permasalah:rc ,,'ane telah disebutkan di atas dan
mengoptimalkan luasan lahan va,ng ada atau men-qetekrir-lian lahan-lahan yang
telah rusak, salah satu jalan atau alternatifnra adalah densan mengaplikasikan
sistem agroforestri. Sistem ini mampu menr-ediakan be rb-rEai mantaat lingkungan
sebagaiman a lzy aknya hutan, sekaligr-rs memb eri kan kc-, n lnbu l i e k,-r n o mi terhadap
masyarakat. Agroforestri sesungguhnya merupakan sal.h s.ru lernolc,gr bertani
yang berbasis pada pohon yang telah banyak digunakan oleh ;:::s',-arakat-baik

iiEa rer.:. c:iandatkan
l(ehutanan
daiam
p.:-g;- - iia:l hutan
oleh beberapa peraturan Kementerian
Iindung, hutan produksi, dan hutan konservasi. Agrotorestn suj-- i -:-i:;sif:an
oleh mayoritas masyarakat Indonesia sejaklama, dan-saariru-:= j : - = =-::lcu.
secara tradisional maupun modern. Selain ifu, agroforesrri

peratufan-peraturan formal mengenai agroforestri. Pertanraan ser-r,:'-=-.'. =:i=L
apakah peraturan-peraturan tersebut efektif dan meniadi acuii :'!. :-::::::::
agroforestri di lapangan ? Jika belum, peraturan ),ang bag;ur:r:--r-. .::i
sebernarnya dipedukan ?

AGROFORESTRI
Dalam bahasa fndonesia, kataagroforestri sering dikenal dengan rsila::;-;::--:atau agroforestri yang arti sederhart nva adalah menanam pepohonr i ,::-::
pertanian. I\{enurut Huxley (1999), agroforestri adalah suatu sistem pnflik kehutanan, Program Hutan Kemasvarakatan (HKm) diharapkan
Capat mendukung aplikasi agroforestri di lapangan. Hal ini disebutkan secara
gamblang dalam pasal 1&-,vang berbunyi "Kegratan pemanfaatan hasil huan
dalam hutan kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1),ayat
(2), ayatQ), dan pasal 17 ayat (1), ayar (2), alrar Q), ayat (4), ayat (5), avat (6),
ayat (7) dilakukan'secara terintegrasi dalam pola u,anatani (agroforesfifi dengan
stratifikasi tajuk unruk meniamin kesinambungan manfaat dan kelestadan fungsi
hutan".

HKm diperbaharui melalui P.18/Menh:ut-II/2009,P.73/
Menhut-Il/2010, dan P.52/Menhat-1I/20'1,1,. Lebih teknis, agroJbrestry iugz
Selaniutnya, kebiiakan

muncul dalam Peraturan Direktur Jenderal Rehabiiitasi Lahan dan Perhutaflaa
Sosial Nomor. P.O7/\'-SET /2009 Tentang Tata Cara Penvelenggaran Hutan
Kemasyarakatane. Dalam iampiran disebutkan bahwa pengembangan usaha
e

Selaniutnya diperbaharui dengan Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi j-ahan dan Perhutaoao
Sosial Nomor: P.10/V-SET/2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Rehabiliasi
Lahan dan Perhutanan Sosial Nomor: P.07 /V-SET/2009 Tcntang Tata Caru Penyelenggaraan Hutaa
Kemasyarakatan.

432

Darurat Hutan Indonesir
Mewjudkan Arsitekrur Baru Kehutanan Indmctit

W
a.t

usaha hasil hutan
perfl:tfif^^t^n kawasan dilakukan pada zreal pengembangan
Agroforestri iuga
k^yu ut^rbukan kal.u secara terpadu dalam sistim agroforestri.
i- merupakan salah satu pengetahuan yang harus dipahami oleh pendamping HKm.
,:t Sudrh semestinya, p^ra anggota kelompok HKm telah mengimplementasikan
'" Serbagai teknis konservasi melalui pola tanam dengan sistem wanatani
diyakini dapat
(agroforestri)10. Lahan-lahan yang ditanam dengan sistem wanatani
dapat memanfaatkan hasil
rneri:1ga. fungsi lindung dan-di sisi lain-mxyarakat
t1nzfn n mereka. Agus et al. Q\\z)-berdasarkan penelitian yang dilakukan
: di Sumberjaya-menyatakan bahwa dengan meneraPkan sistem agroforestri,
tingkat erosi pada kebun kopi menurun. Meskipun, menurut Widianto et al.
(2008)-pada kondisi di Sumberjaya, tingkat limpasan permukaan dan erosi pada
> 10 tahun) masih
sistem agroforestri sederhana maupun multistrata (kopi umur
3 (u8r) kali lebih tirgs daripada i,ang dijumpai di hutan. Sistem kopi monokult':r
dengin umur sama, bahkan memiliki tingkat limpasan permukaan dan erosi 4 - 5
'kali lebih ti.,gg
Walaupun telah disebutkan secara eksplisit dalam kebif akan HKm, natnun sampai
seiauh ini belum diikuti dengan metode evaluasi pfogfam yang memastikan
bahwa agroforestri telah diaplikasikan secara benar. Atau, dapat iuga dikatakan
sebaliknya-mengapa harus ada ketentuan yang menyebutkan bahwa kelompok

HKm harus mengaplikasikan agroforestri ? Apakah selama ini masyarakat belum
melaksanakan sistem agroforestri dalam mengeloia HKm ? Atau Pemerintah
,.,:sudah mengetahui bahwa kelompok-kelompok pengelola HKm sebenarnya
,r,,,rsudah meiakukan sistem agroforestri, namun peiaksanaannya belum tePat ?
::,jlpabila kita berasumsi bahwa masyarakat belum tePat mengaplikasikan sistem
Itiirgrofor.rtri pada lahan kelola HKm-nya, maka tentunya diperlukan perangkat
(loolr) untuk mengontrol atau memantau pelaksanaan agroforestri. Di tingkat
- oasional, perangkat ini-sampai sekatang-belum |ug diterbitkan oleh
."Kementerian Kehutan an,padahaldi lapangan sudah banyak kelompok tani HKm
dan evaluasi secara cermat dan kontinu agar tuiuan
Fr.g memedukan monitoring
:i-ir:j, .r.r
I I .
rrr7.
f -- -- -^---^..^:
tingkat T)-^--:-^:
Provinsi
tercapai. T\:
Di -:--t-^f1$krsl agroforestri melalui-progfam HKm dapat
sama dengan
ilampung-melalui Forum HKm Pro1ru1
.tlTp""q
.O.U"tI.
,Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dan Balai
Pengelolaan DAS Sekampung
Sistem Agroforestri addah suatu sistem pola tanzm wanatani yang memadukan berbagai ienis pepohonan

dengan sratifikasi taiuk yang bervariasi. Sistem tersebut dipercaya mamPu meniaga sustainabilitas
lingkungan dan di sisi lain masyarakat dapat memanfaatkan hasil dari pepohonan tersebut.

Hutan Indonesia
Arsitektur Baru KehutanaD lndonesia

433

Seputih-telah menyusun Parameter Monev HKmtr. Salah saru indikator det m
parameter tersebut terkait dengan pelaksanaan agroforestri vang dilakukan olsh
kelompok-kelompok HKm.
I(ebijakan berikutnya vang diterbitkan oleh l{ementerian Kehuanan terkait
dengan pelaksanaan agrofarestry adalah Permenhut P.63/NIenhurII/2009Teorang
Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pernanfaatan Kawasan Siluopastura pada Hutan
Produksi. Izin Llsaha Pemanfaatan Kawasan .\'ilr,oltastura vanq selaniutnlz
disingkat IUPK-SP adalah kegiatan kehutanan yang dikombinasikan secara
proporsional dengan usaha peternakan di dalam kawasan huten produksi yang
meliputi pelepasliaran dan atau pengandangan ternak dalam rangka pengelolaan
hutan lestari. Pada Pasal2 diuraikan bahwa luas areal yang dapat dibebani usaha
pemanfaatan kawasan sil'i,o pastura adalah maksirnal 500 (lima ratus) hektar unruk
zrealyangtelah dibebani izin dan minimal5 (ima) hektar untuk arealyangbelum
dibebani izin. Areal untuk usaha pemanfaatan kawasan silvo pasrura adalah Hutan
Produksi yang telah dibebani IUPHHK-HTI dan yang belum dibebani IUPHHK
atau izin usaha lainnya.

Dalam kebijakan ini, klausul yang terkait dengan agroforestry dapzt dibaca pada
2 huruf ft)-bahwa proposal teknis harus berisikan usulan teknis
Pasal 4
^yat
kegiatan usaha yang terdiri atas rriuan dan perencan
pemanfaatan kawasan
^n
Dahm.klausul-lfusul selanfutrryrti*aktagia@rdfrdrr kegiatan
yang harus dilakukan oleh penerimz rzinberkatan dengan aplikasi silvopas'tura.
Dalam melakukan perluasan, pemegang IUPK-SP harus memiliki sertifikat
kinerja baik dari lembaga penilai independen yang diakreditasi oleh Menteri.
Yang kemudian menjadi pefiaflyaan adalali apakah Lembaga Penilai Independen
iuga menilai c^pat^fl penerima izin dalam mengimplementasikan silvo pastura
lahan kelolanva ? Seberapa tinggi capaian yang telah diperoleh para penerirtnizrn
Usaha Pemanfzatan I(awasan Silwpastumpada Hutan Produksi ? Apakah memang
ada perbedaan signifikan antara, hasil yang diperoleh oleh penerima izin yang
mengimplementasikan silwpastura dan yang tldak ? Saat ini, adzberapaperusahaan
kehutanan yang mempunyai izin ienis ini ? Berapa persen dibandingkan jumlah
perusahaan secara total ?Jika ternyz,ta, di lapangan kebijakan ini ti