Kompilasi manusia dan sejarah ys full

Disusun Oleh:

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, Semester 3 Tahun Pelajaran 2015-2016

Editor:

YULIA SISKA, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN IPS STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG

2015

ii

CATATAN EDITOR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan kompilasi makalah ini. Dalam penyelesaian kompilasi ini, kami selaku penyusun banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Buku yang berisi kompilasi makalah ini merupakan kumpulan tugas individu mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Semester 3 pada Matakuliah Manusia dan Sejarah, Jurusan Pendidikan IPS, STKIP PGRI Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015-2016. Meskipun masih terdapat kekurangan dalam berbagai hal terkait kajian yang masih lemah setidaknya sudah menjadi hasil dari usaha maksimal dari mahasiswa. Untuk tahun-tahun berikutnya semoga akan lebih ditingkatkan lagi, baik dari sisi subjek kajian, metodologi, dan kedalaman kajian.

Akhirnya, kami selaku penyusun hanya dapat berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat dan rahmat-Nya dan semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi pembaca.

Bandarlampung, Desember 2015

Editor

iii

iv

1 IRIGASI ARGOGURUH 1935

Anis Ma’rifatul Jannah 14140003

Pendahuluan

Provinsi Lampung memiliki kedudukan yang strategis dalam pembangunan nasional. Di samping letaknya yang strategis karena merupakan pintu gerbang selatan Sumatera, Provinsi Lampung juga memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar terutama potensi sumber daya air. Pelaksanaan pembangunan di bidang sumber daya air di Provinsi Lampung masih dilaksanakan sampai dengan saat ini, mulai dari perencanaan, pelaksanaan fisik konstruksi, sampai dengan operasional dan pemeliharaannya. Pembangunan di bidang sumber daya air tersebut dilakukan untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat terutama untuk bidang pertanian. Di samping itu penyediaan fasilitas air bersih, drainase, dan penanggulangan bencana juga menjadi tujuan lain dalam pembangunan di bidang sumber daya air.

Bendungan Batutegi adalah multi purpose dam di Lampung mulai dibangun sejak tahun 1994 dengan ditandatanganinya kontrak pembangunan sistem pengelak dan terowong pengambilan pada 1 Februari 1994. Pengisian waduk awal (initial ponding) dimulai pada 23 Agustus 2001 dan muka air mencapai ketinggian muka air normal (penuh) pada + 274 m baru pada 3 Maret 2003. Pemeliharaan bendungan tersebut dipercayakan kepada Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji – Sekampung.

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

Untuk melestarikan bendungan beserta waduknya atau mengurangi risiko kegagalan/keruntuhan bendungan maka diperlukan pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan yang teratur dan baik, dan pelaksanaan perbaikan segera agar kerusakan kerusakan tidak berkembang akibat hujan, rembesan atau penyebab lainnya. Selain pemeliharaan rutin, juga diperlukan perbaikan perbaikan ringan/rehabiltasi. Untuk pekerjaan rehabilitasi berat perlu dilakukan studi desain yang lebih lengkap didukung dengan pekerjaan survei dan investigasi. Bendungan/Waduk Batutegi dibangun sebagai alternatif penyedia air untuk daerah irigasi Way Sekampung, di samping adanya manfaat lain seperti pembangkit listrik, air baku, air minum, pariwisata dan lain-lain.

Selain Bendungan Batutegi, untuk mendukung pelaksanaan irigasi di Sungai Way Sekampung, telah dibangun Bendung Argoguruh pada tahun 1935. Bendung Argoguruh ini pada musim kemarau menerima aliran air dari Bendungan Batutegi. Daerah yang diairi oleh Bendung Argoguruh ini adalah Daerah Irigasi Sekampung atau lebih dikenal dengan Sekampung System.

Irigasi

Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu

Sebagaimana telah diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Mesir Kuno.

Sungai

Sungai-sungai yang mengalir di daerah Lampung menurut panjang dan cathment area (c.a)-nya adalah:

 Way Sekampung, panjang 265 km, c.a. 4.795,52 km2  Way Semaka, panjang 90 km, c.a. 985 km2  Way Seputih, panjang 190 km, c.a. 7.149,26 km2  Way Jepara, panjang 50 km, c.a. 1.285 km2  Way Tulangbawang, panjang 136 km, c.a. 1.285 km2  Way Mesuji, panjang 220 km, c.a. 2.053 km2

Way Sekampung mengalir di daerah kabupaten Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran dan Lampung Selatan. Anak sungainya banyak, tetapi tidak ada yang panjangnya sampai 100 km. Hanya ada satu sungai yang panjangnya

51 km dengan c.a. 106,97 km2 ialah Way Ketibung di Kalianda. Way Seputih mengalir di daerah kabupaten Lampung Tengah dengan

anak-anak sungai yang panjangnya lebih dari 50 km adalah:

Way Terusan, panjang 175 km, c.a. 1.500 km2

Way Pengubuan, panjang 165 km, c.a. 1.143,78 km2

Way Pegadungan, panjang 80 km, c.a. 975 km2

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

Way Raman, panjang 55 km, c.a. 200 km2

Way Tulangbawang mengalir di kabupaten Tulangbawang dengan anak- anak sungai yang lebih dari 50 km panjangnya, di antaranya:

Way Kanan, panjang 51 km, c.a. 1.197 km2

Way Rarem, panjang 53,50 km, c.a. 870 km2

Way Umpu, panjang 100 km, c.a. 1.179 km2

Way Tahmy, panjang 60 km, c.a. 550 km2

Way Besay, panjang 113 km, c.a. 879 km2

Way Giham, panjang 80 km, c.a. 506,25 km2

Pembahasan

Irigasi argoguruh adalah irigasi yang di buat oleh kolonial belanda pada tahun 1935, bendungan ini merupakan taktik politik belanda pada zaman itu untuk dapat menghasilkan lahan pertania yang sangat menguntungkan, di buat lah irigasi Argoguruh.

Bendungan ini merupakan alah satu

peninggalan zaman belanda yang ada di Kecamatan Tegineneng. Bisa dikatakan bahwa bendungan ini merupakan salah satu peninggalan Belanda karena pada awalnya Belanda ingin membuat irigasi yang di gunakan untuk mengairi sawah yang berada di sekitar sungai itu, masyarakat yang pindah melalui transmigrasi banyak peninggalan zaman belanda yang ada di Kecamatan Tegineneng. Bisa dikatakan bahwa bendungan ini merupakan salah satu peninggalan Belanda karena pada awalnya Belanda ingin membuat irigasi yang di gunakan untuk mengairi sawah yang berada di sekitar sungai itu, masyarakat yang pindah melalui transmigrasi banyak

Dahulunya, masyarakat Jawa yang bertrasmigrasi ke daerah Lampung pada mulanya mendirikan pemukiman di sepanjang sungai karna di kira cocok untuk mengembangkan pertanian dan perkebunan dan juga sungai sangat bermanfaat bagi masyarakat di samping sebagai tempat alat transportasi jalur air, sungai juga sebagai sarana mendapatkan lahan yang baik untuk pertanian.

Bendungan

Argoguruh dibangun sekaligus menjadi saluran irigasi yang mengairi persawahan di Lampung Tengah, Lampung Timur, dan kota Metro. tujuan utamanya adalah untuk memberikan pelayanan air baku untuk daerah irigasi Way Sekampung. Di antaranya Bekri dan Rumbia Barat sehingga di harapkan dapat mengairi

12000 Ha dan meningkatkan produktifitas beras. Pembangunan mencangkup bendungan pelimpah, kanal utama, kanal sekunder dank anal tersier di daerah irigasi

sawah

seluas

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

bekri seluas 6500 ha dan daerah irigasi Rumbia seluas 5790 ha. Total pembiyaan adalah sebesar Rp 763,9 miliar dari dana APBN.

Pemerintah kini mulai mengembangkan daerah irigasi di luar pulau Jawa salah satunya adalah Provinsi Lampung. Hal ini mengingat bahwa propinsi Lampung termasuk ke dalam 13 provinsi penyangga ketahanan pangan nasional. Di provinsi Lampung ada sekitar 219.000 Ha sawah. Hasil dari daerah pertanian itu, di konsumsi oleh masyarakat Lampung yakni 70 ribu ton beras. Sisanya di export antar provinsi dan antarpulau. Saat ini telah terjadi oversupply sudah mencapai 360.000 ton.

Untuk mendukung pangan di Lampung, salah satu yang harus menjadi perhatian adalah keberadaan jaringan irigasi yang cukup kondusif. Jika jaringan irigasi rusak maka hal itu akan mempengaruhi system pertanian di daerah itu.

Bidang pertanian di Provinsi Lampung benar-benar menjadi prioritas pemerintah pusat. Itu terlihat dari rencana

pemerintah pusat mengguyurkan dana ke Pemprov Lampung untuk pembenahan sarana irigasi di Sai Bumi Ruwa Jurai. Tidak tanggung-tanggung, dana yang bakal dialokasikan nilainya mencapai Rp1 triliun.

Hal ini diungkapkan Ketua Komisi IV DPRD Lampung Imer Darius usai rapat sinkronisasi program pengairan untuk

mendukung

peningkatan

produksi padi Provinsi Lampung.

Dia menjelaskan, untuk Lampung, dana revitalisasi irigasi di hampir seluruh kabupaten/kota menggunakan APBN 2015. ‘‘Kalau masalah dana pendamping, ya kita harapkan kecil saja kan. Kalau ada DAK juga kan otomatis kecil yang dikeluarkan,‖ katanya usai rapat.

Menurutnya, revitalisasi jaringan irigasi ini penting untuk mendukung rencana perluasan lahan sawah 5.200 hektare. ―Ya dilihat

bagaimana air itu sampai ke lahan pertanian. Mana yang menjadi wewenang provinsi, kabupaten/kota maupun pemerintah pusat,‖ tuturnya.

Sementara untuk masalah waduk, lanjutnya, hal itu bakal menjadi wewenang penuh pemerintah pusat. ―Kalau waduk itu kan masih tahap

DED (Detail Engginering Desain). Pengerjaan fisiknya juga baru di tahun depan. Untuk tahun ini hanya mengenai masalah revitalisasi irigasinya

saja,‖ jelasnya. Sementara itu, Kepala Dinas PU Pengairan dan Pemukiman Robinsyah

belum bisa menyebutkan daerah mana saja yang akan direvitalisasi. Pasalnya, sambung dia, hal itu masih dalam tahap perencanaan dan baru akan keluar besaran angkanya di APBN Perubahan.

―Kan lagi dibahas. Banyak sekali titik-titiknya, saya nggak hafal itu. Angka pastinya juga ya belum ada dong. Kita kan masih mengajukan.

Lagipula irigasi ini kan tidak hanya provinsi saja yang berwenang. Akan tetapi juga kan kabupaten/kota dan pusat juga,‖ terangnya.

Diketahui, berdasarkan data ada 19 daerah irigasi yang ada di Provinsi Lampung. Di antaranya irigasi Way Payung, Argoguruh, Batanghari Utara, Raman Utara, Punggur Utara, Way Seputih, Way Rarem, Way Semangka, Way Curup, Rawa Seragi, Rawa Mesuji, dan Batu Tegi.

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

Untuk tercapainya program swasembada pangan, tak hanya terfokus kepada masalah pupuk saja. Akan tetapi irigasi ini juga penting diperhatikan. Setiap lahan baik pertanian atau perkebunan memerlukan irigasi. Untuk itu, kita juga saat ini melakuan koordinasi dengan Dinas Kehutanan terkait masalah pelestarian airnya.

Mengenai faktor pendukung, Pemerintah Pusat akan membangun dua waduk di Desa Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu dan Desa Sukaraja, Kabupaten Tanggamus. Pembangunan akan terealisasi pada 2016. Pembangunan ini direncanakan untuk membantu Program Swasembada Pangan.

Mungkin untuk saat ini masih dalam proses perencanaan pembuatan master plan-nya. Saya kira, untuk proses perencanaan itu pada 2015 kemudian pada 2016 bisa direalisasikan pengerjaannya.

2 Situs Peninggalan Makam MINAK PATEH NGECANG BUMI

Antonius Kristian Ade 14140005

Pendahuluan

Provinsi Lampung menyimpan banyak sekali peninggalan sejarah, salah satunya yang terdapat di Kabupaten Tulang Bawang. Tulang Bawang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Lampung. Pada awalnya, Tulang Bawang merupakan sebuah kerajaan yang bernama kerajaan Tulang Bawang.

Kerajaan Tulang Bawang merupakan sebuah kerajaan kecil yang di kuasai oleh kerajaan Sriwijaya, namun di kerajaan ini terdapat sebuah jalur perdagangan yang cukup besar. Batas-batas wilayah kerajaan ini di jaga oleh seorang Minak, salah satunya Minak Pateh Ngecang Bumi dan Minak Kanggahan yang membuka dan menjaga daerah Kampung Bangun Rejo kecamatan Meraksa Aji kabupaten Tulang Bawang, dulunya daerah ini merupakan perbatasan kerajaan Tulang Bawang dengan kerajaan Sriwijaya.

Pembahasan

Minak Pateh Ngecang Bumi dan Minak Kanggahan merupakan utusan dari kerajaan Tulang Bawang untuk membuka dan menjaga daerah yang

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

saat ini di kenal dengan kampung Bangun Rejo kecamatan Meraksa Aji kabupaten Tulang Bawang.

Rumah makam (cungkup) Minak Pateh Ngecang Bumi dan Minak Kanggahan (tampak

belakang dan tampak depan )

Beliau diutus oleh Minak Pejurit Sakti. Tujuan dibukanya daerah ini agar masyarakat kerajaan Tulang Bawang bisa tinggal di daerah tersebut. Selain membuka daerah baru, Beliau berdua ditugaskan untuk menjaga jalur perdagangan yang ada di kerajaan tersebut serta menjaga batas wilayah. Dahulu kala Kerajaan Sriwijaya ingin merebut daerah tersebut karena terdapat aliran sungai Tulang Bawang yang merupakan jalur perdagangan yang cukup besar.

Makam Minak Pateh Ngecang Bumi (kiri) dan Minak Kanggahan (kanan)

Menurut tokoh adat setempat, Minak Pateh Ngecang Bumi merupakan tangan kanan Minak Pejurit Sakti, sedangkan Minak Kanggahan merupakan rekan dari Minak Pateh Ngecang Bumi. Minak Pateh Ngecang Bumi sangat dipercaya oleh Minak Pejurit Sakti sehingga diberi tugas untuk menjaga daerah tersebut yang merupakan pintu masuk kerajaan Tulang Bawang melalui aliran sungai Tulang Bawang.

Masyarakat kampung Bangun Rejo sampai saat ini masih menjaga situs sejarah ini karena menurut mereka makam Minak Pateh Ngecang Bumi ini sangat keramat. Setiap hari Jumat pagi masyarakat pribumi kampung ini melakukan ziarah ke makam dan membersihkan makam. Namun, masyarakat di kampung ini sengaja tidak menunjuk orang khusus untuk menjaga makam ini atau yang sering di sebut kuncen. Menurut mereka, seluruh masyarakat di kampung ini mempunyai kewajiban untuk menjaga makam ini karena Minak Pateh Ngecang Bumi dan Minak Kanggahan rela mengorbankan nyawa demi keutuhan kerajaan Tulang Bawang. Tanpa jasa Beliua mungkin daerah tersebut tidak ada.

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

Di dekat makam ini dibangun sebuah Mushola agar masyarakat yang berziarah ke makam ini bisa menunaikan ibadah sholat. Menurut masyarakat setempat pula jika Minak Pateh Ngecang Bumi suka dengan orang yang berziarah ke makam ini karena orang tersebut baik, sopan maka akan muncul sebuah kursi santai dan seekor ayam jago. Konon selama menjaga daerah tersebut Minak Pateh Ngecang Bumi memelihara seekor ayam jago yang biasa diadu.

Kesimpulan

Kerajaan Tulang Bawang merupakan sebuah kerajaan kecil yang di kuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Namun, sampai saat ini belum dapat dipastikan letak kerajaan ini walaupun kerajaan ini di akui adanya. Hal tersebut dapat dilihat dari prasasti kedukan (batu bertulis). Batas-batas kerajaan ini dijaga oleh seorang Minak, salah satunya Minak Pateh Ngecang Bumi dan Minak Kanggahan. Beliau berdua merupakan orang yang membuka daerah Bangun Rejo dan penjaga batas wilayah kerajaan Tulang Bawang.

3 MENARA AIR PADA ZAMAN KOLONIAL BELANDA

Arum Kusuma Darmawati 14140006

Pendahuluan

Kota metro adalah salah satu kota di provinsi Lampung. Kota metro adalah kota terbesar kedua setelah Bandar Lampung. Sebelum menjadi kota otonom, Metro merupakan kota administratif yang berfungsi sebagai ibukota Lampung Tengah hingga tahun 1999. Pada tahun 1937 kota Metro adalah Onder Distrik Sukadana. Masing-masing onder distrik dikepalai oleh asisten Demang. Pada saat itu masyarakat yang tinggal di antara Bedeng 1-67 membuat sebuah menara air. Menara air ini mencapai ketinggian sekitar 53M. pada saat itu menara air digunakan untuk menampung air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, karena pada saat itu kota Metro masih berupa hutan belantara dan untuk mencari air pun sangat susah.

Pembahasan

Menara air ini terletak di dusun Krajan, Desa Pasinan, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan Metro. Tepatnya didepan RSUD Ahmad Yani. Menara air yang akan dijadikan jam raksasa.Menara ini ada sejak zaman

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

kolonisasi belanda sejak tahun 1937. Menara ini digunakan sebagai sumber atau pusat perairan

untuk masyarakat colonial, karena pada saat itu wilayah ini maisih hutan belantara dan untuk mencari air pun sangat susah. Sehingga pemerintah colonial saat itu mendirikan menara ini untuk memudahkan para kolonisasi- kolonisasi mendapatkan air.

Menara air ini sudah ada sejak tahun 1937, saat kedatangan Belanda ke kota Metro. Menara air ini tingginya sekitar 53 meter. Air dari menara ini berasal dari Sungai Way. Menara air ini pada zaman dahulu digunakan sebagai pusat penyimpanan air untuk kelangsungan kehidupan masyarakat zaman kolonisasi dan sebagai sumber air untuk bedeng 1-67 karena kesulitan akan ketersediaan air bersih yang sulit untuk dicari.

Menara ini sekarang akan dijadikan ikon Kota Metro, dan akan dibangun sebuah Jam raksasa yang berdiameter 6 meter. Selain itu, kita juga bisa melihat Seluruh kota metro dari atas ketinggian. Tetapi, tidak untuk sembarang orang, hanya orang-orang yang berkepentingan saja yang diperbolehkan naik. Ketika interview dengan narasumber (Bapak Jamaludin), tower air ini baru saja dicat ulang.

Selain dari menara air, pada saat kolonisasi Belanda dibangun juga Klinik Santa Maria, sekarang menjadi Klinik bersalin Santa Maria. Klinik ini Selain dari menara air, pada saat kolonisasi Belanda dibangun juga Klinik Santa Maria, sekarang menjadi Klinik bersalin Santa Maria. Klinik ini

Klinik ini digunakan penduduk untuk berobat. Klinik tersebut sekarang dijadikan RSIA Santa Maria. Bangunannya pun sampai sekarang masih berbentuk peninggalan Belanda.

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

BATU KATUN/PANGALIYOH

Delia Febriana 14140009

Pendahuluan

Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang segala peritiwa yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia melalui bukti tertulis baik kitab,dokumen kuno dan lisan misalnya tradisi turun temurun dan mitos. Sangat penting untuk melestarikan hasil dari budaya dan sejarah yang nantinya akan sangat berguna bagi generasi penerus agar mereka dapat menikmati dan agar dapat menumbuhkan rasa cinta dan nasionalisme dalam diri para generasi penerus bangsa yang akan datang.

Peninggalan-peninggalan yang memiliki nilai sejarah patut untuk dilestarikan dan dijaga keasliannya. Salah satu yang harus kita jaga adalah yang ditemukan di daerah Lampung. Ada banyak sekali peninggalan sejarah yang berkaitan dengan pola kehidupan masyarakat Lampung pada masa terdahulu, salah satunya adalah batu tulis Kramat Batin Katun di sekitar Danau Ranau yang berada di Pekon Lumbok.

Pembahasan Dari cerita yang telah turun menurun warga sekitar Danau Ranau yang

berada di Pekon Lumbok, Keramat ini di katakan sebagai Kramat Batin Katun. Pada jaman dahulu dipercaya oleh masyarakat sekitar Lombok berada di Pekon Lumbok, Keramat ini di katakan sebagai Kramat Batin Katun. Pada jaman dahulu dipercaya oleh masyarakat sekitar Lombok

Cerita bermula dari kepercayaan masyarakat sekitar bahwa Danau Ranau berasal dari Pohon Ara berwarna hitam yang sangat besar dan tumbuh di tengah daerah yang kini telah berubah menjadi sebuah Danau. Pohon Ara tersebut ditebang oleh masyarakat yang berasal dari berbagai daerah seperti Ogan, Krui, Muara Dua, dan lain-lain. Mereka menebang Pohon Ara itu setelah mendapatkan kabar harus menebang pohon tersebut jika ingin mendapatkan air yang mereka butuhkan.

Setelah pohon Ara ditebang maka keluarlah air dari dalam tanah bekas lubang pohon, air meluas hingga membentuk danau yang saat ini dikenal dengan Danau Ranau. Sedangkan Pohon Ara yang telah ditebang dan

roboh melintang kemudian

menjadi Bukit Seminung yang kini dikenal dengan Gunung

Seminung. Mengetahui Pohon Ara telah ditebang oleh masyarakat

maka murkalah Jin yang

berada di Gunung

Masyarakaat sekitar Lombok masih percaya dengan membawa sesajian atau seperti telur

Pesagi, Jin tersebut dan daun sirih

meludah yang

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

membuat air di sekitar Danau Ranau ada yang panas akibat ludah tersebut. Gambar yang terlihat di bawah batu keras tersebut bentuknya sederhana,

sebagian warga setempat, yaitu di Pekon/desa Lumbok, Kecamatan Lumbok Seminung Lampung Barat menerjemahkan gambar itu bahwa daerah Lumbok Seminung adalah daerah yang Makmur. Selain bidang perikanan dari Danau Ranau yang menghidupi masyarakat setempat, juga bidang pertanian dengan kesuburan lahan persawahan yang di topang melimpahnya sumber air turut menentukan kemakmuran warga.

Keadaan di sekitar Batu Tulis

Batu Tulis tersebut terletak dalam lingkungan Sekolah SLTP, hanya beberapa ratus meter dari jalan raya.

Hendri (36tahun) warga setempat kepada Mahameru FM Liwa mengatakan bahwa batu tulis tersebut pertama kali ditemukan oleh Agus Effendi (alm) pada tahun 1961." Ada yang memperkirakan batu tulis yang dibuat dengan jari tangan itu dibuat pada tahun 1400-an Masehi atau sudah berumur lebih dari 600 tahun!" Prasasti Batu Tulis tersebut juga banyak disebut masyarakat setempat sebagai Keramat Batin Katung.

5 BATU SEPADU ATAU BATU PUTRI

Dewi Wahyunita 14140012

Di Kenali, Lombok, Lampung Barat terdapat situs yang disebut Batu Sepadu atau Batu Putri. Menuju situs ini harus melewati jalanan kecil beraspal, dengan turunan dan tanjakan yang lumayan curam.

Di bawahnya terdapat sebuah batu seperti perempuan berambut panjang sedang duduk. Pagar tembok mengelilingi batu itu.

Di situs ini ada jamur yang menempel di batu. Warga yakin, jika ditempelkan di kulit, jamur ini langsung jadi panu; yang obatnya ada di salah satu batang pohon di lokasi ini.

Batu Sepadu atau Batu Putri

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

Menurut Mawardi, tokoh pemuda Kenali, Batu Sepadu ini dulunya seorang putri. Dengan janji akan memberi imbalan, sang putri meminta seseorang memindahkan air dari Way Besohan di Krui ke Kenali. Ternyata, setelah air dipindahkan, putri itu ingkar. Lalu, dia disumpah jadi batu.

6 AKSARA LAMPUNG

Dina Purwaningsih 14140013

Pendahuluan

Suku Lampung, baik Pepadun maupun Saibatin menggunakan Bahasa dan Aksara Lampung dalam berkomunikasi di lingkungan keluarga sesama suku Lampung dan pada upacara adat. Aksara Lampung disebut oleh masyarakat Lampung dengan nama Had Lampung atau Aksara Lampung. Noeh dan Bakr mengatakan aksara Lampung termasuk dalam rumpun tulisan KAGANGA. Bentuknya mirip dengan aksara Rejang, Pasemah, Batak, dan Makasar.

Peranan aksara sangat penting dalam mendokumentasikan dan mengabadikan suatu peristiwa komunikasi. Sampai saat ini, jumlah tulisan khusus yang mengkaji aksara Lampung dapat dikatakan masih sangat sedikit. Kebanyakan tulisan yang ada sifatnya terbatas sebagai buku pelajaran untuk membaca dan menulis atau sekedar pengenalan kepada bentuk tulisan Lampung.

Aksara Lampung menurut periodisasi pada Aksara Nusantara yang terbagi dalam zaman kerajaan Hindu-Budha maupun Zaman Kerajaan Islam termasuk dalam periodisasai Zaman Kerajaan Islam dimana ciri aksara yang berkembang pada zaman ini memiliki huruf untuk menuliskan bunyi dalam bahasa Arab.

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

Sejarah Aksara Lampung

Tulisan memegang peranan penting dalam sejarah manusia dalam kehidupan sehari-hari, dibidang ilmu pengetahuan, kekuasaan politik dan sebagainya. Tulisan juga menunjukan perbedaan mendasar antara peradaban yang tanpa tulisan dan peradaban yang mempunyai tulisan.

Sampai saat ini, jumlah tulisan khusus yang mengkaji aksara Lampung dapat dikatakan masih sangat sedikit. Kebanyakan tulisan yang ada sifatnya terbatas sebagai buku pelajaran untuk membaca dan menulis atau sekedar pengenalan kepada bentuk tulisan Lampung. Tulisan yang membahas masalah sejarah, perkembangan dan perubahan bentuk dan fungsi aksara Lampung masih sangat kurang.

Tulisan Lampung atau aksara Lampung disebut oleh masyarakat Lampung dengan nama Had Lampung atau Aksara Lampung. Noeh dan Bakr mengatakan aksara Lampung termasuk dalam rumpun tulisan KAGANGA. Bentuknya mirip dengan aksara Rejang, Pasemah, Batak, dan Makasar. Namun dari semua bentuk tulisan itu, menurut Hadikusuma (1988 : 18) tulisan Lampung paling mirip dengan tulisan Rejang.

Asal Mula Aksara Lampung

Selama penelitian yang diperoleh bahwa legenda ataupun cerita rakyat mengenai asal usul aksara Lampung tidak begitu diketahui oleh mansayrakat pendukungnya. Sementara itu, kebanyakan peneliti beranggapan bahwa aksara Lampung sebenarnya merupakan perkembangan dari aksara Devanagari yang barasal dari India.

Cerita Rakyat

Berdasarkan penelitian hanya diperoleh satu versi cerita mengenai asal usul aksara Lampung. Versi ini diceritakan oleh Razi Arifin yang memperoleh pengetahuan itu dari neneknya (menurut Razi, cerita ini diwariskan secara lisan dan turun-menurun).

Arifin hanya menjelaskan bentuk hurufnya, yaitu aksara Lampung dahulu diciptakan oleh penduduk sebagai tanda-tanda yang digoreskan pada batang kayu dan jalan. Goresan-goresan itu dimaksudkan sebagai penunjuk arah atau tanda agar tidak tersesat. Tanda-tanda berbentuk goresan inilah yang kemudian pada perkembangannya menjadi aksara Lampung yang sekarang.

Koleksi naskah kuno beraksara Lampung

Pendapat Para Peneliti

Kebanyakan peneliti,seperti Van Der Tuuk, Hadikusuma, Arifin, Walker dan tim peneliti dari Depertemen Pendidikan Kebudayaan Daerah Lampung beranggapan bahwa aksara Lampung merupakan perkembangan dari aksara Devanagari yang lengkapnya disebut Dewdatt Deva Sagari.

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

Aksara Devanagari berasal dari India. Aksara itudianggap suci karena sering dipakai untuk menulis kitab-kitab suci dalam bahasa Sansekerta dan sekarang diakui sebagai aksara resmi Republik India (Depdikbud, 1985/1986 : 54)

Kerajaan Sriwijaya berkembang pada masa abad ke-7 sampai ke-13. Pada waktu itu penyebaran agama budha menggunakan menebarkan pengaruh yang besar sekali ketika kerajaan Tulangbawang runtuh. Orang Lampung banyak yang berhubungan dengan Sriwijaya. Sejak itulah, secara berangsur-angsur aksara Palawa masuk dan mempengaruhi perkembangan aksara Lampung, sampai kepada bentuknya yang sekarang.

Aksara Lampung

Tulisan Lampung ini mempunyai 3 macam unsur, yaitu (1) induk huruf (kelabai surat), (2) Anak huruf atau tanda bunyi (benah surat) dan (3) Tanda-tanda baca. Menulis aksara Lampung dari kiri kekanan. Tulisan Lampung disebut juga dengan tulisan KAGANGA karena hurunf awal dari urutan abjadnya berbunyi demikian.

Aksara Lampung seperti juga aksara Jawa merupakan aksara sukukata. Artinya satu tanda berlaku untuk satu kata. Oleh karena itu, orang Lampung menyebutnya sebagai tulisan Bajasa karena setiap hurufnya mengandung bunyi yang berbeda-beda.

Aksara Lampung dengan berbagai komboinasi huruf dapat membentuk variasi bunyi, seperti mi, mu to, te dan sebagainya. Dengan demikian, susunan aksara Lampung merupakan gabungan dari dua cara penulisan, yaitu (1) tulisan alfabetis dan (2) tulisan suku kata. Jenis tulisan semacam Aksara Lampung dengan berbagai komboinasi huruf dapat membentuk variasi bunyi, seperti mi, mu to, te dan sebagainya. Dengan demikian, susunan aksara Lampung merupakan gabungan dari dua cara penulisan, yaitu (1) tulisan alfabetis dan (2) tulisan suku kata. Jenis tulisan semacam

Pada umumnya orang Lampung berpendapat bahwa bentuk aksara Lampung ada dua macam yaitu Aksara Lampung Lama dan Aksara Lampung Sekarang. Kedua aksara ini mempunyai beberapa perbedaan antara lain :

a. Dari segi jumlahnya Aksara Lampung lama terdiri atas 19 huruf sedangkan aksara Lampung

sekarang terdiri atas 20 huruf

b. Mengenai tanda bunyi

c. Tanda bacanya

Aksara Lampung Lama

Aksara Lampung Sekarang

Aksara Lampung sekarang merupakan perkembangan dari Aksara Lampung Lama. Menurut Razi Arifin bahwa bentuk tulisan Lampung

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

sudah dikenal dan dipakai oleh masyarakat Lampung sejak tahun tiga puluhan.

Aksara Lampung sekarang berjumlah 20 huruf, dengan tambahan satu huruf gra. Bentuk tulisan dan beberapa tanda bunyi dan tanda bacanya juga berbeda dengan bentuk tulisan Lampung Lama. Untuk itu orang yang dapat membaca jenis tulisan Lampung sekarang belum tentu dapat membaca tulisan Lampung lama.

Seperti halnya aksara Lampung Lama, istilah tanda baca Aksara Lampung sekarang juga mengikuti istilah tanda baca aksaraArab. Fattah untuk tanda baca yang di tempatkan di atas huruf dan Kasrah adalah tanda baca yang di tempatkan di bawah huruf.

Sependapat dengan Van Der Tuuk, menurut Said Arifin budayawan dan penyimbang adat yang bertugas sebagai Pecalang dan bergelar Raja Perbasa juga mengatakan bentuk tulisan Lampung itu bermacam-macam.

Menurut Said Arifin ada enam macam variasi Had Lampung yang diketahui antara lain :

a. Had Lampung Ho a. Had Lampung Ho

c. Had Lampung Tumbal

d. Had Lampung Ampai

e. Had Lampung Angka

f. Had Lampung Ganta Setiap bentuk tulisan Had Lampung menunjukan pengaruh zaman yang memasukinya, sehingga masing-masing tulisan mempunyai cirri khas yang berbeda-beda. Bentuk tulisan aksara Lampung dari Had Lampung Ho sampai had Lampung Angka pada saat ini dikenal oleh masyarakat Lampung asli tulisan Lampung Lama. Sedangkan Had Lampung Ganta dikenal sebagai aksara Lampung Sekarang.

Perbandingan Aksara Lampung dengan Aksara Daerah Lain

Menurut pengataman Van Der Molen, berdasarkan tulisan Holle (1882) dan Pigeaud (1967) macam-macam tulisan yang masuk dan dikenal diindonesia ada tiga macam.

a. Tulisan India TulisanIndonesia yang mempunyai tipe tulisan ini dapat dirinci lagi menjadi lima kelompok.

1) Kelompok tulisan Jawa-Bali dipakai untuk menulis bahasa Jawa, Sunda, Madura dan Sasak.

2) Kelompok tulisan Batak, dipakai untuk menulis bahasa-bahasa Batak. Seperti Mandeling, Ankola, Toba dan Daeri dengan variasi tulisannya.

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

3) Kelompok tulisan Rejang-Lampung dipakai untuk menulis bahasa Melayu, Bengkulu, Krui dan Lampung dengan berbagai variasi bentuknya.

4) Kelompok tulisan Bugis dan MAkasar dipakai untuk menulis bahasa Bugis, Makasar, Bima dan Enda.

5) Kelompok Filipin dipakai untuk menulis bahasa Tagalok, Bikol, Bisaya dan Pangsinal.

b. Tulisan Arab Bentuk tulisan Arab yang dikenal di Indonesia ada dua macam.

1) Tulisan Arab yang digunakan untuk menulis bahasa Arab

2) Tulisan Arab yang digunakan untuk menulis bahasa Daerah.

c. Tulisan Latin Tulisan Latin merupakan jenis tulisan ketiga yang masuk ke Indonesia. Tulisan ini dikenal di Indonesia sejak abad ke-17. Namun digunakan secara praktis sebagai sarana tulis baru pada abad ke-19.

Pemakaian Aksara Lampung

Sejak sebelum perang dunia kedua, masyarakat Lampung telah mempelajari tulisan Lampung baik dalam bentuknya yang lama maupun yang sekarang. Kedua jenis tulisan itu dipelajari bersama-sama baik secara informal di dalam keluarga maupun di sekolah-sekolah rendah. Mereka juga menggunakan kedua jenis aksara itu untuk berbagai hal, dari alat komunikasi, sarana pergaulan sampai kepada penulisan surat-surat penting. Oleh karena itu, masyarakat Lampung dapat dikatakan sudah sejak lama bebas dari buta huruf pun terbatas pada huruf daerahnya.

Masa Lampau

Berdasarkan informasi Razi Arifin, Hadikusuma, dan Said Arifin dimasa lampau kira-kira tahun 40-an semua orang Lampung Asli pandai membaca dan menulis Surat Lampung. Apabila ada orang yang mengaku dirinya sebagai orang Lampung, tetapi tidak dapat menulis dan membacanya dia akan merasa sangat malu. Dengan kata lain, sampai sebelum perang dunia kedua Surat Lampung sudah membudaya dalam kehidupan masyarakat Lampung. Keperluan yang sering digunakan dalam pemakaian Surat Lampung antara lain :

a) Sarana komunikasi

b) Sebagai alat pergaulan muda-mudi

c) Sebagai alat untuk menulis hal-hal yang bersifat rahasia

d) Penulisan mantra, memang, petuah dan larangan

e) Penulisan karya sastra dan hukum adat

f) Menulis surat-surat penting

Masa Kolonial Belanda

Menurut Bakr (19..:15), bahwa ketika masa penjajahan Belanda. Aksara Lampung ternyata juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain:

a) Untuk menulis Surat Keputusan Pengangkatan Kepala Kampung

b) Untuk membuat surat daftar lahir atau Surat Keterangan Kematian

c) Untuk membuat Surat Dinas lainnya

d) Untuk membuat cap stempel

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

Masa Kini

Dari penelitian yang diperoleh bahwa aksara Lampung pada masa sekarang juga tengah diusahakan untun membudayakan Lampung. Hal ini dibuktikan dari pemakaian aksara Lampung untuk menulis sebagai berikut:

a) Nama jalan

b) Plat nomro alamat rumah

c) Hiasan rumah

d) Undangan untuk pesta adat

Usaha Pelestarian Aksara Lampung

Arifin mengatakan bahwa pada masa sekarang Aksara Lampung sudah mulai menghilang. Aksara Lampung hanya tinggal dikenali dan dimanfaatkan oleh orang-orang tua sedangkan di kalangan angkatan muda dan para cendikiawan sudah tidak memerlukannya lagi. Beberapa cara yang ditempuh untuk mewujudkan usaha pelesratian aksara Lampung sebagai berikut :

Melalui Surat Keputusan tentang Pengajaran Bahasa dan Had Lampung di SD,SMTP, dan SMTA. Surat keputusan itu berisi ketetapan garis-garis besar program pengajaran (GBPP) Bahasa dan Had Lampung untuk pelajaran Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, dan Sekolah Menengah Tingkat Atas.

dan Melalui Lomba Penulisan Had Lampung dimana hal ini yang di lakukan oleh Museum Negeri Propinsi Daerah Lampung ―Ruwai Jurai‖ dan Melalui Lomba Penulisan Had Lampung dimana hal ini yang di lakukan oleh Museum Negeri Propinsi Daerah Lampung ―Ruwai Jurai‖

Kesimpulan

Aksara Lampung disebut oleh masyarakat Lampung dengan nama Had Lampung atau Aksara Lampung. Aksara Lampung termasuk dalam rumpun tulisan Kaganga. Bentuknya mirip dengan Aksara Rejang, Khusus di Lampung sekarang dikenal dengan tulisan Lampung karena pada zaman modern ini Lampunglah yang lebih dulu mengangkat Aksara Kaganga tersebut.

Penduduk asli suku Lampung secara umum menggunakan Bahasa dan Aksara Lampung dalam berkomunikasi di lingkungan keluarga sesama suku Lampung dan pada upacara adat. Karena peranan aksara sangat penting dalam mendokumentasikan dan mengabadikan suatu peristiwa melalui komunikasi dalam bentuk tulisan.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Lampung. (1997). Sejarah Daerah _____ Lampung. Bandar Lampung: Disdik Prov. Lampung.

Kantor Bahasa Provinsi Lampung. (2008). Persebaran Bahasa-Bahasa Di Provinsi Lampung. Bandar Lampung: Kantor Bahasa Prov. Lampung.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI. (1996). Aksara Dan Naskah Kuno Lampung dalam Pandangan Masyarakat Lampung Kini. Jakarta: Putra _____ Sejati Raya.

https://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Nusantara [24 November 2015]. https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Lampung [24 November 2015]. http://www.Lampungprov.go.id/halaman-8-sejarah-Lampung

[24 November 2015].

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

7 MERIAM BUMBUNG (MERIAM LELA)

Een Rohayati 14140014

Pendahuluan

Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di pulau Sumatera, Indonesia. Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung yang merupakan gabungan dari dua kota kembar yaitu Tanjung Karang dan Teluk Betung. Provinsi Lampung merupakan keresidenan yang tergabung dengan provinsi sumatera selatan. Dimana provinsi Lampung ini sendiri terdapat beberapa kabupaten dan kota yang salah satunya yaitu Bandar Lampung dimana tempat yang saya teliti atau lebih tepatnya di museum Lampung. Di provinsi Lampung juga terdapat berbagai peningganlan bersejarah baik peniggalan pada zaman megalitikum, kolonial maupun zaman kerajaaan.

Peninggalan-peninggalan yang memiliki nilai sejarah di dalamnya patut untuk di lestarikan dan di jaga keaslian nya. Salah satu peniggalan yang harus kita jaga yaitu peninggalan yang di temukan di daerah Bandar Lampung khususnya ialah terdapat peninggalan sejarah yaitu meriam kuno seperti meriam bumbung atau meriam lela yang ada di museum Lampung, yang sudah ada pada zaman kolonialisme di Indonesia. Meriam yang di pakai pada zaman belanda pada abad ke 17 tepat nya pada tahun 1601-

1700 SM. yang saat itu meriam di temukan di daerah cukuh Balak,Tanggamus.

Pembahasan

Lokasi awal Meriam Bumbung atau Meriam Lela di temukan yaitu di daerah cukuh balak,Tanggamus. Meriam kuno ini di temukan pada abad ke 17 pada tahun 1601-1700 SM. Sejarah tentang meriam bumbung yang terpajang di depan museum Lampung dengan kepentingan Belanda di karesidenan Lampung pada saat itu meliputi 2 karesidenan yatu Krui dan Tanjung Karang, meriam bumbung dengan ukuran paling besar terletak disebelah kanan museum Lampung.

Benda peninggalan pada situs kolonial Belanda (meriam bumbung) di Cukuh Balak, Tanggamus.pada abad ke 17 pada

tahun 1601 SM-1700 SM

Pada saat itu masyarakat Lampung menggunakan meriam bumbung atau meriam lela untuk melengkapi prosesi adat istiadat. Meriam bumbung atau meriam lela di gunakan salah satu adat untuk upacara adat di kalangan masyarakat Lampung karena dentumannya yang sangat besar membuat

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

meriam meriam ini lebih menarik untuk upacara adat . Sedangkan menurut pemandu penelitian saya meriam bumbung atau meriam lela pada zaman dulu ini di gunakan oleh bangsa Belanda untuk menyerang Raden Intan yang menjadi salah satu pimpinan keratuan darah putih yang ada di Kalianda, meriam ini digunakan untuk pertempuran jarak jauh dan meriam ini ditemukan di daerah cukuh Balak Tanggamus. Meriam bumbung yang di miliki musium Lampung ini ada 7 buah, akan tetapi yang terpajang di musium tersebut hanya ada 3 buah sementara yang lain nya akan di keluarkan pada acara-acara adat saja.

Pada proses pengambilan meriam ini para penyelam membutuhkan waktu sepekan untuk mengangkat benda bersejarah yang berusia ratusan tahun ini, benda-benda kuno yang di temukan antara lain adalah meriam lontar yang di duga berasal dari kapal-kapal perang bangsa berat. Meriam ini beratnya mencapai 300 kg lebih setelah di angkat kedaratan meriam ini lalu dibawa ke markas polda Lampung untuk di teliti oleh para ahli sejarah dan selanjutnya senjata-senjata kuno ini diserahkan ke museum Lampung sebagai aset peninggalan sejarah provinsi Lampung yang harus dijaga.

Tujuh meriam ini awalnya ditemukan oleh para nelayan yang sedang berlayar mencari ikan, mereka lalu melaporkan hal tersebut pada pemerintah karena mereka khawatir meriam ini akan meledak jika tersangkut jangkar perahu.

Jenis- jenis meriam tersebut antara lain :

1) Meriam bumbung

2) Meriam lela

3) Miniatur meriam

Sebagai cindera mata penggunaan di kapal dan di benteng pertahanan biasanya barisan terdepan

Kedua meriam ini termasuk peninggalan sejarah Historika (benda-benda bukti sejarah).

Untuk perawatan meriam tersebut di bedakan menjadi 2 yaitu :

1) Perawatan terhadap biotik (benda mati)

2) Perawatan terhadap abiotik (benda hidup) Kerusakan meriam tersebut disebabkan oleh kandungan garam, polusi,

cuaca, dan sebagainya. Bahan pembuatan meriam ini adalah tembaga dan ada juga yang besi.

Kesimpulan

Meriam bumbung atau meriam lela yang berada di museum Lampung dengan kepentingan Belanda di karesidenan Lampung pada saat itu meliputi 2 karesidenan yaitu Krui dan Tanjung Karang. Meriam Bumbung dengan ukuran paling besar terletak disebelah kanan museum Lampung. Pada saat itu masyarakat Lampung menggunakan meriam bumbung atau meriam lela untuk melengkapi prosesi adat istiadat. Sementara pada zaman dulu meriam bumbung atau meriam lela ini di gunakan oleh Belanda untuk menyerang Raden Intan yang menjadi salah satu pimpinan keratuan darah putih di Kalianda, meriam ini digunakan untuk pertempuran jarak jauh. Meriam ini ditemukan di daerah Cukuh Balak Tanggamus. Meriam Bumbung yang di miliki musium Lampung ini ada 7 buah, akan tetapi yang terpajang di musium tersebut hanya ada 3 buah sementara yang lainnya akan di keluarkan pada acara-acara adat saja.

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

8 MAKAM ALHABIB HUSAIN BIN USTMAN ALAIDRUS

Fajar Andreansyah 14140015

Makam ini berada di Muara Gading Mas Labuhan Maringgai Lampung Timur,Lampung.Makam ini adalah salah satu makam yang bersejarah.pasalnya,Habib Husain sendiri sangat berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Lampung khususnya di labuhan maringgai ,Lampung Timur.

Beliau sendiri keturunan dari Ustman bin Ali bin Alwi bin Abdurahman.Mereka semua adalah keturunan arab ,yang semula abdurahman yang hijrah ke Indonesia tepatnya di Kalimantan Barat.Kemudian anaknya yang bernama Alwi bin abdurahman beserta putranya yang bernama Ali bin alwi hijrah ke Lampung pada tahun 1815 M untuk menyiarkan agama islam .sedangkan ayah dari habib alwi sendiri menyiarkan agama islam di Kalimantan barat .menurut narasumber abdurahman wafat di Kalimantan tepatnya di Batu Layang Pontianak, Kalimantan barat.

Pada saat itu Alwi bin Abdurahman kembali ke Kalimantan untuk melanjutkan siar agama islam yang di lakukan oleh sang ayah.Sedangkan Ali bin Alwi tetap tinggal di Lampung hingga mempunyai putra yang bernama Ustman bin Ali.Ustman bin Ali adalah ayah dari habib

Husain.Pada tahun 1883 M kakek dari habib Husain bin Ustman wafat yang di makamkan di Ketapang .

Pada saat itu Habib Husain dan ayah serta bersama sahabatnya menyusuri daerah Lampung di bagian selatan tepatnya di Labuhan Maringgai yang kala itu masih daerah hutan dan jarang penduduk. Oleh sebab itu, Habib Husain bersama ayahnya dan sahabatnya membuka lahan di daerah Labuhan Maringgai.

Pada tahun 1902 M. Ustman bin Ali wafat dan di makamkan di Labuhan Maringgai. Pada saat itu Habib Husain bersama sahabat menyiarkan agama di daerah itu dengan berdakwah.

Tetapi,

penyiaran

agama Islam yang di lakukan oleh babib Husain dan para sahabatnya tidak begitu mudah. Hal itu di karenakan

penduduk setempat masih memegang erat kebudayaan leluhurnya.

Tetapi,

dengan

kesabaran habib Husain lama-

kelamaan penduduk mulai antusias

Masjid Al-Mujahidin yang berada di

untuk memeluk agama islam. depan makam Habib Husain bin Ustman Habib Husain pun mendirikan mushola yang bernama Al-Mujahidin.di

mushola itu habib Husain membentuk majelis serta melaksanakan ibadah lima waktu di mushola tersebut.

Daerah tersebut yang semula hutan dan sepi penduduk ,kemudian banyak umat dari habib Husain mendiami serta bercocok tanam dan berdagang di daerah tersebut.karena penduduk di daerah tersebut semakin ramai dan

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

memeluk agama islam ,maka habib mengubah mushola al mujahidin tersebut menjadi masjid Al-Mujahidin.

Hingga akhirnya pada tahun 1931 M Habib Husain wafat .dan di makamkan di depan masjid Al-mujahidin .sampai saat ini banyak warga,baik itu dari daerah Labuhan Maringgai maupun dari daerah lainnya sengaja datang ke makam habib Husain bin Ustman untuk berziarah.

Foto silsilah keturunan Makam Habib Husain

9 SITUS MAKAM PAHLAWAN NASIONAL RADIN INTAN II

I Putu Budi Sandika 14140020

Pendahuluan

Makam adalah tempat peristirahatan terakhir bagi seseorang jadi kita jangan mengkeramatkan makam walaupun itu makam pahlawan kita,yang kita ambil dari situ adalah semangat perjuangannya dan jasa beliau bagi bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki sejarah dan budaya.

Radin Intan II adalah salah satu pahlawan nasional dari Propinsi Lampung. Dahulu ia adalah pejuang yang memimpin perlawanan rakyat Lampung ketika melawan penjajahan Belanda. Atas jasa dan pengorbanannya dalam membela kepentingan rakyat, oleh pemerintah dijadikan sebagai pahlawan nasional. Radin Intan II Lahir pada tahun 1834 dan gugur pada tanggal 5 oktober 1856 dengan Gelar Kusuma Ratu Berjuang (1850 -1856).

Sejarah Makam Pahlawan Nasional Radin Intan II

Radin Intan II adalah salah satu pahlawan nasional dari Propinsi Lampung. Dahulu ia adalah pejuang yang memimpin perlawanan rakyat Lampung ketika melawan penjajahan Belanda. Atas jasa dan

Pendidikan Sejarah 2015

Manusia dan Sejarah

pengorbanannya dalam membela kepentingan rakyat, oleh pemerintah dijadikan sebagai pahlawan nasional, dan dibuatlah monumen di sekitar

lokasi makamnya. Radin Intan II tewas atau gugur di

tangan Belanda yang tak kehabisan akal untuk mencoba taktik licik, yakni dengan membayar dan memperalat salah seorang pasukan Radin Intan II yaitu Kepala Kampung Tataan Udik Raden Ngarupat, untuk mengatur kondisi

Belanda bisa menyergap dan mengalahkan Radin Intan II. Caranya Raden Ngarupat mengundang Radin Intan II untuk

dimana

makan malam di rumahnya. Ketika Raden Ngarupat sedang menghadapi hidangan, pasukan Belanda langsung menyergapnya.. Rencana mereka pun berhasil, hingga terjadi pertempuran antara Radin Intan II melawan beberapa pasukan Belanda. Meskipun telah berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengalahkan Belanda, namun akhirnya Radin Intan II gugur di tangan Belanda karena kalah persenjataan dan kalah jumlah. Beliau wafat pada 5 Oktober 1856 pada usia 22 tahun. Lahir pada tahun 1834 dan gugur sebagai Pahlawan pada tanggal 5 Oktober 1856 dan berdasarkan SK Presiden RI No. 082/TK/Tahun 1986, tanggal 23 Oktober 1986 diangkat sebagai Pahlawan Nasional.

Lokasi Makam Pahlawan Nasional Radin Intan I

Dengan gugurnya Radin Intan II oleh pemerintah ia diangkat sebagai pahlawan nasional. Benteng dan Makam Radin Intan II terletak di Desa

Gedungharta, Kelurahan Cempaka Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan. Apabila akan mengunjungi tempat ini pengunjung dapat menuju ke Komplek Makam Radin Intan II yang berjarak 75 km dari Kota Tanjungkarang, dan 167 km dari Bakauheni.

Dari Lamban Balak berjalan kaki menuju lokasi makam hanya sekitar 10 menit, sebelumnya bapak Budiman sempat menceritakan bahwa Radin Intan II di makamkan di Benteng Cempaka. Benteng Cempaka sendiri merupakan salah satu dari 17 benteng yang di bangun oleh Radin Intan II ketika melawan penjajah Belanda. Dari luar, kompleks makam terlihat megah. Pagar besi bercat hitam mengelilingi areal makam, hamparan lapangan parkirnya pun sangat luas.