waktu siklus pada MEMORI (1)
MAKALAH PSIKOLOGI UMUM II
“ MEMORI ”
OLEH
KELOMPOK X
1.VALERIA PRAMITA
2.M.YURIAN
3.YEYEN PRESTI O.
4. ANNISA ICHSAN K.
: 512 . 107
: 512 . 121
: 512 . 125
: 512 . 167
SEMESTER
DOSEN PEMBIMBING
: II (GENAP)
: Reza Fahmi,MA
: Dra.Hasneli,M.Ag
JURUSAN
FAKULTAS
: PSIKOLOGI ISLAM (PI-B)
: USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1434 H / 2013 M
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………...……………...1
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG……………………………………………………………...…..2
B.RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………...….2
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN MEMORI...................…………………………………………………3
B.PROSEDUR TERBENTUKNYA MEMORI.........………………...…………………..4
C.LUPA...............................................................................................................................4
PENUTUP
KESIMPULAN………………………………………………………….………………...9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………10
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Fungsi kesadaran dan memori sebenarnya menjadi satu kesatuan aktivitas di
dalam otak manusia. Karena reaksi kesadaran yang timbul tidak terlepas dari memori apa
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
saja yang telah dimilikinya dan fenomenanya dikenal sebagai “Conscious Memory” atau
sadar memori.
Memori dimaksud adalah suatu kemampuan untuk mengingat kembali atas
rekaman yang pernah dibuat oleh otak. Aktivitasnya tergantung kepada kapasitas
fungsional sistem komunikasi antar saraf di otak, misalnya di daerah kortex serebri dan
subkortex untuk memori jangka pendek. Adapun bagian-bagian otak yang terlibat dalam
memori jangka pendek adalah kortek serebri, thalamus, basal ganglia, substansia nigra,
sistem aktivasi retikuler dan sistem limbik.
Dari perumpamaan tersebut dapat kita ambil beberapa kesimpulan mengenai
memori, yaitu:
1. Memori tergantung pada persepsi atau pengalaman,
2. Pengalaman meninggalkan jejak di dalam otak kita,
3. Terdapat perbedaan memory pada individu yang satu dengan individu yang lain
(Individual differences),
4. Disamping ingat lupa juga akan muncul,
5. Beberapa pengalaman yang tidak meninggalkan impresi tertentu umumnya tidak
disimpan sehingga muncul kelupaan,
Dari beberapa kesimpulan diatas, kita dapat memahami bahwa ingatan tidak
hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang telah pernah dialaminya saja, tetapi juga
termasuk kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali apa yang
dialaminya (Walgito, 1994).
Semua pusat fungsional otak tersebut saling bekerja sama satu dengan lainnya
dan membentuk satu sirkuit komunikasi antar saraf. Sirkuit komunikasi tersebut
membentuk alur memori jangka pendek yang dapat dipelajari melalui skema 1.1.
B.RUMUSAN MASALAH
A.APA ITU MEMORI ?
B.BAGAIMANA PROSEDUR TERBENTUKNYA MEMORI ?
C.BAGAIMANA TERJADINYA LUPA ?
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN MEMORI
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
1.
Konsep Memori
Memori merupakan simpanan informasi - informasi yang diperoleh dan diserap
dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang bersangkutan.
Memory juga merupakan suatu proses biologi, yakni informasi diberi kode dan dipanggil
kembali. Pada dasarnya juga memory adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia
dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Memory memberi manusia
kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan pada masa depan. Memory merupakan
kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran
indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian
otak. Memory yang sifatnya dinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan dengan
bertambahnya informasi yang disimpan.
Memori atau mengingat merupakan proses menerima, menyimpan dan
mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan,
kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran.
Dalam otak, terdapat dua macam tempat penyimpan informasi atau tanggapan yaitu :
a)Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memori/STM)
►ialah temppat menyimpan informasi yang akan dikeluarkan segera dalam waktu yang
labih pendek
Ada 2 cara untuk meningkatkan STM, yaitu:
●Rehearsal : adalah pengulangan informasi secara sadar sebagai usaha untuk
mempertahankan informasi dalam STM.
● Encoding : adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk
yang dapat diingat. Encoding dapat dilakukan dengan metode
chunking, yaitu pengelompokan beberapa huruf sebagai kata
(small
chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks) dan
serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks).
Retrieval adalah suatu proses untuk menemukan memori yang disimpan dan membuatnya
menjadi dapat digunakan.
Ada 2 jenis retrieval, yaitu:
· Recognition : adalah mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan sebelumnya.
·
Recall : adalah mengeluarkan bagian spesifik dari informasi, biasanya diarahkan
dengan menggunakan cues.
Selective attention adalah membatasi perhatian pada stimulus tertentu ketika ada banyak
stimulus yang hadir pada situasi tertentu. Individu lebih memperhatikan karakteristik
fisik dari stimulus, contohnya adalah volume dan ritme suara.
b)Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memori/LTM) ialah gudang tempat menyimpan
informasi untuk masa yang cukup lama.
B.PROSEDUR TERBENTUKNYA MEMORI
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
Secara singkat, memori memiliki tiga tahap proses : perekaman, penyimpanan, dan
pemanggilan kembali.
a. Perekaman (disebut encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan
sirkit syaraf internal. Dimana dalam tahap ini pesan yang diperoleh dari gejala fisik
mengalami transformasi menjadi semacam kode yang dapat diterima.
b. Penyimpanan (storage), proses yang kedua, adalah menentukan berapa lama informasi
itu berada beserta kita, dalam bentuk apa dan di mana. Penyimpanan bisa aktif atau pasif.
Kita menyimpan secara aktif, bila kita menambahkan informasi tambahan. Kiti
menyimpan informasi yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri (inilah yang
menyebabkan desas-desus menyebar lebih banyak dari volume asal). Mungkin secara
pasif terjadi tanpa penambahan.
c. Pemanggilan kembali (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah
menggunakan informasi yang disimpan. Yakni proses dimana informasi yang telah
tersimpan dikeluarkan kembali sesuai dengan kebutuhan.
C.LUPA
1. Pengertian Lupa
Lupa merupakan istilah yang sangat populer di masyarakat. Dari hari ke hari dan
bahkan setiap waktu pasti ada orang-orang tertentu yang lupa akan sesuatu, entah hal itu
tentang peristiwa atau kejadian di masa lampau atau sesuatu yang akan dilakukan,
mungkin juga sesuatu yang baru saja dilakukan. Fenomena dapat terjadi pada siapapun
juga, tak peduli apakah orang itu anak-anak, remaja, orang tua, guru, pejabat, profesor,
petani dan sebaginya. (syaiful Bahri Djamarah, 2008: 206)
Soal mengingat dan lupa biasanya juga ditunjukkan dengan satu pengertian saja,
yaitu retensi, karena memang sebenarnya kedua hal tersebut hanyalah memandang hal
yang satu dan sama dari segi berlainan. Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan,
dan hal yang dilupakan adalah hal yang tidak diingat. (Sumadi Suryabrata, 2006: 47)
Lupa ialah peristiwa tidak dapat memproduksikan tanggapan-tanggapan kita,
sedang ingatan kita sehat. (Agus Suyanto, 1993: 46), adapula yang mengartikan lupa
sebagai suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan
kembali untuk digunakan. (Irwanto, 1991: 150).
Muhibbinsyah (1996) dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan
mengartikan lupa sebagai hilangnya kemampuan untuk menyebut kembali atau
memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari secara sederhana.
Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidak mampuan mengenal
atau mengingat sesuatu yang pernah dialami atau dipelajari, dengan demikian lupa
bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
Lupa merupakan kegagalan untuk mereproduksi kembali hal-hal yang
sebelumnya telah terjadi yang disebabkan oleh lemahnya item informasi untuk
ditimbulkan ulang saat informasi tersebut dibutuhkan.
2. Proses Terjadinya Lupa
Daya ingatan kita tidak sempurna. Banyak hal-hal yang pernah diketahui, tidak dapat
diingat kembali atau dilupakan. Dewasa ini ada empat cara untuk menerangkan proses
lupa keempatnya tidak saling bertentangan, melainkan saling mengisi.
a. Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak kalau materi yang
harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme otak, lambat
laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya kembali.
Jadi, karena tidak digunakan, materi itu lenyap sendiri.
b.Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahanperubahan secara sistematis, mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)Penghalusan: materi berubah bentuk ke arah bentuk yang lebih simatris, lebih
halus dan kurang tajam, sehingga bentuk yang asli tidak diingat lagi.
2)Penegasan: bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang
paling mengesankan. Karena itu, dalam ingatan bagian-bagian ini dipertegas,
sehingga yang diingat hanyalah bagian-bagian yang mencolok, sedangkan bentuk
keseluruhan tidak begitu diingat.
c. Asimilasi: bentuk yang mirip botol misalnya, akan kita ingat sebagai botol, sekalipun
bentuk itu bukan botol. Dengan demikian, kita hanya ingat sebuah botol, tetapi tidak
ingat bentuk yang asli. Perubahan materi di sini disebabkan bagaimana wajah orang itu
tidak kita ingat lagi.
d.Kalau mempelajari hal yang baru, kemungkinan hal-hal yang sudah kita ingat, tidak
dapat kita ingat lagi. Dengan kata lain, materi kedua menghambat diingatnya kembali
materi pertama. Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya, mungkin
pula materi yang baru kita pelajari tidak dapat masuk dalam ingatan, karena terhambat
oleh adanya materi lain yang terlebih dahulu dipelajari, hambatan seperti ini disebut
hambatan proaktif.
e.Ada kalanya kita melakukan sesuatu. Hal ini disebut represi. Peristiwa-peristiwa
mengerikan, menakutkan, penuh dosa, menjijikan dan sebagainya, atau semua hal yang
tidak dapat diterima oleh hati nurani akan kita lupakan dengan sengaja (sekalipun proses
lupa yang sengaja ini terkadang tidak kita sadari, terjadi diluar alam kesadaran kita). Pada
bentuknya yang ekstrim, represi dapat menyebabkan amnesia, yaitu lupa nama sendiri,
orang tua, anak dan istri dan semua hal yang bersangkut paut dirinya sendiri. Amnesia ini
dapat itolong atau disembuhkan melalui psikoterapi atau melalui suatu peristiwa yang
sangat dramatis sehingga menimbulkan kejutan kejiwaan pada penderita. (Ahmad Fauzi,
1997: 52-54)
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
3.Faktor-Faktor Penyebab Lupa
a. Lupa terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada
dalam sistem memori siswa. Dalam interfence theory (teori mengenai gangguan),
gangguan konflik ini terbagi menjadi dua Macam (Reber, 1988; Best, 1989; Anderson,
1990), yaitu:
1)Proactive interference : Seorang siswa akan mengalami gangguan proaktif apabila
materi pelajaran yang sudah lama tersimpan dalam subsistem akal permanennya
mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Peristiwa ini terjadi apabila siswa tersebut
mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat mirip dengan materi pelajaran yang
telah dikuasainya dalam tenggang waktu yang pendek. Dalam hal ini, materi yang baru
saja dipelajari akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali.
2)Retroactive interference : Sebaliknya, seorang siswa akan mengalami gangguan
retroaktif apabila materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap
kembali materi pelajaran lama yang telah lebih dahulu tersimpan dalam subsistem akal
permanen siswa tersebut. Dalam hal ini, materi pelajaran lama akan sangat sulit diingat
atau diproduksi kembali. Dengan kata lain, siswa tersebut lupa akan materi pelajaran
lama tersebut.
b. Lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah
ada, baik sengaja ataupun tidak. Penekanan ini terjadi karena adanya kemungkinan :
1)Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan dan sebagainya) yang
diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya hingga
ke alam ketidaksadaran.
2)Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi yang telah
ada, jadi sama dengan fenomena retroaktif.
3)Karena item informasi yang akan direproduksi (diingat kembali) itu tertekan ke alam
bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah digunakan.
Itulah pendapat yang didasarkan para repression theory yakni teori represi/ penekanan
(Reber, 1988). Namun, perlu ditambahkan bahwa istilah “alam ketidaksadaran” dan
“alam bawah sadar” seperti tersebut di atas, merupakan gagasan Sigmund Freud, bapak
psikologi analisis yang banyak mendapat tantangan baik dari kawan maupun lawannya
itu.
c. Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan antara waktu
belajar dengan waktu mengingat kembali (Anderson, 1990). Jika seorang siswa hanya
mengenal atau mempelajari hewan jerapah atau kudanil lewat gambar-gambar yang ada
di sekolah misalnya, maka kemungkinan ia akan lupa menyebut nama hewan-hewan tadi
ketika melihatnya di kebun binatang.
d.Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses belajar
mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karna sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut
menjadi sebaliknya (seperti karena ketidaksenangan kepada guru) maka materi pelajaran
itu akan mudah terlupakan.
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
e.Menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi karena materi
pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa. Menurut
asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan demikian dengan sendirinya akan masuk
ke alam bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.
f.Lupa Tentu saja dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak. Seorang siswa yang
terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alkohol, dan geger otak akan
kehilangan ingatan item-item informasi yang ada dalam memori permanennya.
Meskipun penyebab lupa itu banyak aneka ragamnya, yang paling penting untuk
diperhatikan para guru adalah faktor pertama yang meliputi gangguan proaktif dan
retroaktif, karena didukung oleh hasil riset dan eksperimen. Mengenai faktor keenam,
tentu saja semua orang maklum.
Kecuali gangguan proaktif dan retroaktif, ada satu lagi penemuan baru yang
menyimpulkan bahwa lupa dapat dialami seorang siswa apabila item informasi yang ia
serap rusak sebelum masuk ke memori permanennya. Item yang rusak (decay) itu tidak
hilang dan tetap diproses oleh sistem memori siswa tadi, tetapi terlalu lemah untuk
dipanggil kembali. Kerusakan item informasi tersebut mungkin disebabkan karena
tenggang waktu (delay) antara waktu diserapnya item informasi dengan saat proses
pengkodean dan transformasi dalam memori jangka pendek siswa tersebut (Best, 1989;
Anderson, 1990).
Apakah materi pelajaran yang terlupakan oleh siswa benar-benar hilang dari ingatan
akalnya? Menurut pandangan ahli psikologi kognitif, “tidak!” materi pelajaran itu masih
terdapat dalam subsistem akal permanen siswa namun terlalu lemah untuk di panggil atau
diingat kembali. Buktinya banyak siswa yang mengeluh “kehilangan ilmu”, setelah
melakukan relearning (belajar lagi) atau mengikuti remedial teaching berfungsi
memperbaiki atau menguatkan item-item informasi yang rusak atau lemah dalam memori
para siswa tersebut, sehingga mereka berhasil mencapai prestasi yang memuaskan.
(Muhibbin Syah, 1996: 160)
4. Lupa Versus Hilang
Kerapkali pengertian “lupa” dan “hilang” secara spontan dianggap sama, padahal
apa yang dilupakan belum tentu hilang dalam ingatan begitu saja. Hasil penelitian dan
refleksi atas pengalaman belajar di sekolah, memberikan petunjuk bahwa segala sesuatu
yang pernah dicamkan dan dimasukan dalam ingatan, tetap menjadi milik pribadi dan
tidak menghilang tanpa bekas. Dengan kata lain, kenyataan bahwa seseorang tidak dapat
mengingat sesuatu, belum berarti hal itu hilang dari ingatannya, seolah-olah hal yang
pernah dialami atau dipelajari sama sekali tidak mempunyai efek apa-apa. (Winkel, 1989:
291) sejumlah kesan yang telah didapat sebagai buah dari pengalaman belajar tidak akan
pernah hilang, tetapi kesan-kesan itu mengendap ke alam bawah sadar. Bila diperlukan
kembali kesan-kesan terpilih akan terangkat ke alam sadar. Penggalian kesan-kesan
terpilih bisa karena kekuatan “asosiasi” atau bisa juga karena kemauan yang keras
melakukan “reproduksi” dengan pengandalan konsentrasi. Oleh karena itu, tepat apa yang
pernah dikemukakan oleh Gula (1982) dan Reber (1988) bahwa lupa sebagai
ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
(Muhibbin Syah, 1999: 151) jadi, lupa bukan berarti hilang, sesuatu yang terlupakan
tentu saja masih dimiliki dan tersimpan di alam bawah sadar, sedangkan sesuatu yang
hilang tentu saja tidak tersimpan dalam alam bawah sadar.
Gangguan-gangguan yang menyebabkan terjadinya lupa, baik dalam ingatan
jangka panjang maupun jangka pendek ditunjang oleh hasil-hasil penelitian, bahwa
informasi-informasi yang baru didapat membingungkan informasi-informasi yang lama
disebut “inhibisi retroaktif” atau gangguan retroaktif. Sebaliknya, bila informasiinformasi yang lama menyulitkan orang untuk mengingat kembali informasi-informasi
yang baru dinamakan “inhibisi proaktif” atau gangguan proaktif. (Mahmud, 1990: 136)
5. Lupa-Lupa Ingat
Lupa-lupa ingat berlainan dengan lupa-lupaan, dan tidak sama dengan melupakan.
Lupa-lupaan berarti pura-pura lupa. Melupakan berarti melalaikan, tidak mengindahkan.
Baik lupa-lupaan mengandung unsur kesengajaan. Sedangkan lupa-lupa ingat berarti
tidak lupa, tetapi tidak ingat benar, (masa samar, tetapi kurang pasti), agak lupa.
Kadang-kadang kita mengingat sesuatu dari ingatan jangka panjang kita dan
merasa seolah-olah kita hampir mengingatnya, tetapi tidak mengingat betul apa yang
ingin kita ingat itu, entah itu nama seorang teman, tempat berlangsungnya kejadian
tertentu, tanggal lahir seorang pahlawan nasioanl dan sebaginya. “hampir ingat” ini
disebut”gejala ujung lidah”.
Pengorganisasian struktur kognitif yang kurang baik dan sistematik berpotensi
kearah lupa-lupa ingat. Kerancuan struktur kognitif menyebabkan sejumlah kesan
menjadi samar-samar, kesan berbentuk bayang-bayang dalam ketidakpastian. Sesuatu hal
yang direpresentasikan dalam bentuk kesan mengapung diantara alam bimbang sadar dan
alam bawah sadar, sehingga ingatan yang timbul karena kesadaran akibat adanya
rangsangan dari luar atau usaha mengingat-ingat terjelma dalam bentuk gejala ujung
lidah, hampir ingat atau lupa-lupa ingat, yang berarti tidak lupa, Cuma kurang pasti.
(Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 207-209)
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
PENUTUP
KESIMPULAN
Memori
1. Konsep Memori
Memori atau mengingat merupakan proses menerima, menyimpan dan
mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan,
kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran. Dalam otak,
terdapat dua macam tempat penyimpan informasi atau tanggapan yaitu :
a.Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memori/STM)
b.Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memori/LTM)
2. Proses Memori
Proses memori atau mengingat terjadi dalam tiga tahapan :
a)
Tahapan perolehan Informasi
b)
Tahapan Penyimpanan Jangka Pendek atau ingatan jangka panjang
c)
Tahapan mengeluarkan kembali apabila suatu waktu diperlukan
Lupa
1.Pengertian Lupa
Lupa merupakan kegagalan untuk mereproduksi kembali hal-hal yang
sebelumnya telah terjadi yang disebabkan oleh lemahnya item informasi untuk
ditimbulkan ulang saat informasi tersebut dibutuhkan.
2.Proses Terjadinya Lupa
a.Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak kalau materi yang
harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme otak, lambat
laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya kembali.
Jadi, karena tidak digunakan, materi itu lenyap sendiri.
b. Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahanperubahan secara sistematis
c. Asimilasi
d. Jika mempelajari hal yang baru
e. Represi
3.Faktor-Faktor Penyebab Lupa
a.Lupa terjadi karena gangguan konflik
b.Karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada
c. Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan
d.Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat
e.Menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi karena materi tidak
pernah digunakan atau dihafalkan
f.Lupa Tentu saja dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak.
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
4. Lupa Versus Hilang
Hasil penelitian dan refleksi atas pengalaman belajar di sekolah, memberikan
petunjuk bahwa segala sesuatu yang pernah dicamkan dan dimasukan dalam ingatan,
tetap menjadi milik pribadi dan tidak menghilang tanpa bekas. Dengan kata lain,
kenyataan bahwa seseorang tidak dapat mengingat sesuatu, belum berarti hal itu hilang
dari ingatannya, seolah-olah hal yang pernah dialami atau dipelajari sama sekali tidak
mempunyai efek apa-apa.
5. Lupa-Lupa Ingat
Lupa-lupa ingat berlainan dengan lupa-lupaan, dan tidak sama dengan melupakan.
Lupa-lupaan berarti pura-pura lupa. Melupakan berarti melalaikan, tidak mengindahkan.
Baik lupa-lupaan mengandung unsur kesengajaan. Sedangkan lupa-lupa ingat berarti
tidak lupa, tetapi tidak ingat benar, (masa samar, tetapi kurang pasti), agak lupa.
DAFTAR PUSTAKA
Suyanto, Agus. 1993. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. 9
Walgito, Bimo. 1990. Pengantar Psikologi Umum. ed. rev. Cetakan Kedua. Yogyakarta:
Andi Offset dit or delete it and start blogging!
Hilary. Memory Otak. http://hi4ry.worspress.com/. 23 Oktober 2007.
NN. Memori Jangka Pendek. www.groups.yahoo.com. 19 September 2008.
N.N. Meningkatkan Daya Ingat. http://www.e-edukasi.net. 19 September 2008.
Riyanti, D.B.P., Prabowo, H,. Puspitawati, I,. (1996) . Psikologi Umum 1: Seri Diktat
Kuliah Editor: Hendro Prabowo. Jakarta. Fakultas Psikologi Gunadarma
Sarlito Wirawan Sarwono.(1976).Pengantar Umum Psikologi.Jakarta:Bulan Bintang.
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
“ MEMORI ”
OLEH
KELOMPOK X
1.VALERIA PRAMITA
2.M.YURIAN
3.YEYEN PRESTI O.
4. ANNISA ICHSAN K.
: 512 . 107
: 512 . 121
: 512 . 125
: 512 . 167
SEMESTER
DOSEN PEMBIMBING
: II (GENAP)
: Reza Fahmi,MA
: Dra.Hasneli,M.Ag
JURUSAN
FAKULTAS
: PSIKOLOGI ISLAM (PI-B)
: USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1434 H / 2013 M
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………...……………...1
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG……………………………………………………………...…..2
B.RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………...….2
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN MEMORI...................…………………………………………………3
B.PROSEDUR TERBENTUKNYA MEMORI.........………………...…………………..4
C.LUPA...............................................................................................................................4
PENUTUP
KESIMPULAN………………………………………………………….………………...9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………10
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Fungsi kesadaran dan memori sebenarnya menjadi satu kesatuan aktivitas di
dalam otak manusia. Karena reaksi kesadaran yang timbul tidak terlepas dari memori apa
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
saja yang telah dimilikinya dan fenomenanya dikenal sebagai “Conscious Memory” atau
sadar memori.
Memori dimaksud adalah suatu kemampuan untuk mengingat kembali atas
rekaman yang pernah dibuat oleh otak. Aktivitasnya tergantung kepada kapasitas
fungsional sistem komunikasi antar saraf di otak, misalnya di daerah kortex serebri dan
subkortex untuk memori jangka pendek. Adapun bagian-bagian otak yang terlibat dalam
memori jangka pendek adalah kortek serebri, thalamus, basal ganglia, substansia nigra,
sistem aktivasi retikuler dan sistem limbik.
Dari perumpamaan tersebut dapat kita ambil beberapa kesimpulan mengenai
memori, yaitu:
1. Memori tergantung pada persepsi atau pengalaman,
2. Pengalaman meninggalkan jejak di dalam otak kita,
3. Terdapat perbedaan memory pada individu yang satu dengan individu yang lain
(Individual differences),
4. Disamping ingat lupa juga akan muncul,
5. Beberapa pengalaman yang tidak meninggalkan impresi tertentu umumnya tidak
disimpan sehingga muncul kelupaan,
Dari beberapa kesimpulan diatas, kita dapat memahami bahwa ingatan tidak
hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang telah pernah dialaminya saja, tetapi juga
termasuk kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali apa yang
dialaminya (Walgito, 1994).
Semua pusat fungsional otak tersebut saling bekerja sama satu dengan lainnya
dan membentuk satu sirkuit komunikasi antar saraf. Sirkuit komunikasi tersebut
membentuk alur memori jangka pendek yang dapat dipelajari melalui skema 1.1.
B.RUMUSAN MASALAH
A.APA ITU MEMORI ?
B.BAGAIMANA PROSEDUR TERBENTUKNYA MEMORI ?
C.BAGAIMANA TERJADINYA LUPA ?
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN MEMORI
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
1.
Konsep Memori
Memori merupakan simpanan informasi - informasi yang diperoleh dan diserap
dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang bersangkutan.
Memory juga merupakan suatu proses biologi, yakni informasi diberi kode dan dipanggil
kembali. Pada dasarnya juga memory adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia
dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Memory memberi manusia
kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan pada masa depan. Memory merupakan
kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran
indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian
otak. Memory yang sifatnya dinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan dengan
bertambahnya informasi yang disimpan.
Memori atau mengingat merupakan proses menerima, menyimpan dan
mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan,
kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran.
Dalam otak, terdapat dua macam tempat penyimpan informasi atau tanggapan yaitu :
a)Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memori/STM)
►ialah temppat menyimpan informasi yang akan dikeluarkan segera dalam waktu yang
labih pendek
Ada 2 cara untuk meningkatkan STM, yaitu:
●Rehearsal : adalah pengulangan informasi secara sadar sebagai usaha untuk
mempertahankan informasi dalam STM.
● Encoding : adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk
yang dapat diingat. Encoding dapat dilakukan dengan metode
chunking, yaitu pengelompokan beberapa huruf sebagai kata
(small
chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks) dan
serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks).
Retrieval adalah suatu proses untuk menemukan memori yang disimpan dan membuatnya
menjadi dapat digunakan.
Ada 2 jenis retrieval, yaitu:
· Recognition : adalah mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan sebelumnya.
·
Recall : adalah mengeluarkan bagian spesifik dari informasi, biasanya diarahkan
dengan menggunakan cues.
Selective attention adalah membatasi perhatian pada stimulus tertentu ketika ada banyak
stimulus yang hadir pada situasi tertentu. Individu lebih memperhatikan karakteristik
fisik dari stimulus, contohnya adalah volume dan ritme suara.
b)Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memori/LTM) ialah gudang tempat menyimpan
informasi untuk masa yang cukup lama.
B.PROSEDUR TERBENTUKNYA MEMORI
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
Secara singkat, memori memiliki tiga tahap proses : perekaman, penyimpanan, dan
pemanggilan kembali.
a. Perekaman (disebut encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan
sirkit syaraf internal. Dimana dalam tahap ini pesan yang diperoleh dari gejala fisik
mengalami transformasi menjadi semacam kode yang dapat diterima.
b. Penyimpanan (storage), proses yang kedua, adalah menentukan berapa lama informasi
itu berada beserta kita, dalam bentuk apa dan di mana. Penyimpanan bisa aktif atau pasif.
Kita menyimpan secara aktif, bila kita menambahkan informasi tambahan. Kiti
menyimpan informasi yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri (inilah yang
menyebabkan desas-desus menyebar lebih banyak dari volume asal). Mungkin secara
pasif terjadi tanpa penambahan.
c. Pemanggilan kembali (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah
menggunakan informasi yang disimpan. Yakni proses dimana informasi yang telah
tersimpan dikeluarkan kembali sesuai dengan kebutuhan.
C.LUPA
1. Pengertian Lupa
Lupa merupakan istilah yang sangat populer di masyarakat. Dari hari ke hari dan
bahkan setiap waktu pasti ada orang-orang tertentu yang lupa akan sesuatu, entah hal itu
tentang peristiwa atau kejadian di masa lampau atau sesuatu yang akan dilakukan,
mungkin juga sesuatu yang baru saja dilakukan. Fenomena dapat terjadi pada siapapun
juga, tak peduli apakah orang itu anak-anak, remaja, orang tua, guru, pejabat, profesor,
petani dan sebaginya. (syaiful Bahri Djamarah, 2008: 206)
Soal mengingat dan lupa biasanya juga ditunjukkan dengan satu pengertian saja,
yaitu retensi, karena memang sebenarnya kedua hal tersebut hanyalah memandang hal
yang satu dan sama dari segi berlainan. Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan,
dan hal yang dilupakan adalah hal yang tidak diingat. (Sumadi Suryabrata, 2006: 47)
Lupa ialah peristiwa tidak dapat memproduksikan tanggapan-tanggapan kita,
sedang ingatan kita sehat. (Agus Suyanto, 1993: 46), adapula yang mengartikan lupa
sebagai suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan
kembali untuk digunakan. (Irwanto, 1991: 150).
Muhibbinsyah (1996) dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan
mengartikan lupa sebagai hilangnya kemampuan untuk menyebut kembali atau
memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari secara sederhana.
Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidak mampuan mengenal
atau mengingat sesuatu yang pernah dialami atau dipelajari, dengan demikian lupa
bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
Lupa merupakan kegagalan untuk mereproduksi kembali hal-hal yang
sebelumnya telah terjadi yang disebabkan oleh lemahnya item informasi untuk
ditimbulkan ulang saat informasi tersebut dibutuhkan.
2. Proses Terjadinya Lupa
Daya ingatan kita tidak sempurna. Banyak hal-hal yang pernah diketahui, tidak dapat
diingat kembali atau dilupakan. Dewasa ini ada empat cara untuk menerangkan proses
lupa keempatnya tidak saling bertentangan, melainkan saling mengisi.
a. Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak kalau materi yang
harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme otak, lambat
laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya kembali.
Jadi, karena tidak digunakan, materi itu lenyap sendiri.
b.Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahanperubahan secara sistematis, mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)Penghalusan: materi berubah bentuk ke arah bentuk yang lebih simatris, lebih
halus dan kurang tajam, sehingga bentuk yang asli tidak diingat lagi.
2)Penegasan: bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang
paling mengesankan. Karena itu, dalam ingatan bagian-bagian ini dipertegas,
sehingga yang diingat hanyalah bagian-bagian yang mencolok, sedangkan bentuk
keseluruhan tidak begitu diingat.
c. Asimilasi: bentuk yang mirip botol misalnya, akan kita ingat sebagai botol, sekalipun
bentuk itu bukan botol. Dengan demikian, kita hanya ingat sebuah botol, tetapi tidak
ingat bentuk yang asli. Perubahan materi di sini disebabkan bagaimana wajah orang itu
tidak kita ingat lagi.
d.Kalau mempelajari hal yang baru, kemungkinan hal-hal yang sudah kita ingat, tidak
dapat kita ingat lagi. Dengan kata lain, materi kedua menghambat diingatnya kembali
materi pertama. Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya, mungkin
pula materi yang baru kita pelajari tidak dapat masuk dalam ingatan, karena terhambat
oleh adanya materi lain yang terlebih dahulu dipelajari, hambatan seperti ini disebut
hambatan proaktif.
e.Ada kalanya kita melakukan sesuatu. Hal ini disebut represi. Peristiwa-peristiwa
mengerikan, menakutkan, penuh dosa, menjijikan dan sebagainya, atau semua hal yang
tidak dapat diterima oleh hati nurani akan kita lupakan dengan sengaja (sekalipun proses
lupa yang sengaja ini terkadang tidak kita sadari, terjadi diluar alam kesadaran kita). Pada
bentuknya yang ekstrim, represi dapat menyebabkan amnesia, yaitu lupa nama sendiri,
orang tua, anak dan istri dan semua hal yang bersangkut paut dirinya sendiri. Amnesia ini
dapat itolong atau disembuhkan melalui psikoterapi atau melalui suatu peristiwa yang
sangat dramatis sehingga menimbulkan kejutan kejiwaan pada penderita. (Ahmad Fauzi,
1997: 52-54)
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
3.Faktor-Faktor Penyebab Lupa
a. Lupa terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada
dalam sistem memori siswa. Dalam interfence theory (teori mengenai gangguan),
gangguan konflik ini terbagi menjadi dua Macam (Reber, 1988; Best, 1989; Anderson,
1990), yaitu:
1)Proactive interference : Seorang siswa akan mengalami gangguan proaktif apabila
materi pelajaran yang sudah lama tersimpan dalam subsistem akal permanennya
mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Peristiwa ini terjadi apabila siswa tersebut
mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat mirip dengan materi pelajaran yang
telah dikuasainya dalam tenggang waktu yang pendek. Dalam hal ini, materi yang baru
saja dipelajari akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali.
2)Retroactive interference : Sebaliknya, seorang siswa akan mengalami gangguan
retroaktif apabila materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap
kembali materi pelajaran lama yang telah lebih dahulu tersimpan dalam subsistem akal
permanen siswa tersebut. Dalam hal ini, materi pelajaran lama akan sangat sulit diingat
atau diproduksi kembali. Dengan kata lain, siswa tersebut lupa akan materi pelajaran
lama tersebut.
b. Lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah
ada, baik sengaja ataupun tidak. Penekanan ini terjadi karena adanya kemungkinan :
1)Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan dan sebagainya) yang
diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya hingga
ke alam ketidaksadaran.
2)Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi yang telah
ada, jadi sama dengan fenomena retroaktif.
3)Karena item informasi yang akan direproduksi (diingat kembali) itu tertekan ke alam
bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah digunakan.
Itulah pendapat yang didasarkan para repression theory yakni teori represi/ penekanan
(Reber, 1988). Namun, perlu ditambahkan bahwa istilah “alam ketidaksadaran” dan
“alam bawah sadar” seperti tersebut di atas, merupakan gagasan Sigmund Freud, bapak
psikologi analisis yang banyak mendapat tantangan baik dari kawan maupun lawannya
itu.
c. Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan antara waktu
belajar dengan waktu mengingat kembali (Anderson, 1990). Jika seorang siswa hanya
mengenal atau mempelajari hewan jerapah atau kudanil lewat gambar-gambar yang ada
di sekolah misalnya, maka kemungkinan ia akan lupa menyebut nama hewan-hewan tadi
ketika melihatnya di kebun binatang.
d.Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses belajar
mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karna sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut
menjadi sebaliknya (seperti karena ketidaksenangan kepada guru) maka materi pelajaran
itu akan mudah terlupakan.
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
e.Menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi karena materi
pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa. Menurut
asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan demikian dengan sendirinya akan masuk
ke alam bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.
f.Lupa Tentu saja dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak. Seorang siswa yang
terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alkohol, dan geger otak akan
kehilangan ingatan item-item informasi yang ada dalam memori permanennya.
Meskipun penyebab lupa itu banyak aneka ragamnya, yang paling penting untuk
diperhatikan para guru adalah faktor pertama yang meliputi gangguan proaktif dan
retroaktif, karena didukung oleh hasil riset dan eksperimen. Mengenai faktor keenam,
tentu saja semua orang maklum.
Kecuali gangguan proaktif dan retroaktif, ada satu lagi penemuan baru yang
menyimpulkan bahwa lupa dapat dialami seorang siswa apabila item informasi yang ia
serap rusak sebelum masuk ke memori permanennya. Item yang rusak (decay) itu tidak
hilang dan tetap diproses oleh sistem memori siswa tadi, tetapi terlalu lemah untuk
dipanggil kembali. Kerusakan item informasi tersebut mungkin disebabkan karena
tenggang waktu (delay) antara waktu diserapnya item informasi dengan saat proses
pengkodean dan transformasi dalam memori jangka pendek siswa tersebut (Best, 1989;
Anderson, 1990).
Apakah materi pelajaran yang terlupakan oleh siswa benar-benar hilang dari ingatan
akalnya? Menurut pandangan ahli psikologi kognitif, “tidak!” materi pelajaran itu masih
terdapat dalam subsistem akal permanen siswa namun terlalu lemah untuk di panggil atau
diingat kembali. Buktinya banyak siswa yang mengeluh “kehilangan ilmu”, setelah
melakukan relearning (belajar lagi) atau mengikuti remedial teaching berfungsi
memperbaiki atau menguatkan item-item informasi yang rusak atau lemah dalam memori
para siswa tersebut, sehingga mereka berhasil mencapai prestasi yang memuaskan.
(Muhibbin Syah, 1996: 160)
4. Lupa Versus Hilang
Kerapkali pengertian “lupa” dan “hilang” secara spontan dianggap sama, padahal
apa yang dilupakan belum tentu hilang dalam ingatan begitu saja. Hasil penelitian dan
refleksi atas pengalaman belajar di sekolah, memberikan petunjuk bahwa segala sesuatu
yang pernah dicamkan dan dimasukan dalam ingatan, tetap menjadi milik pribadi dan
tidak menghilang tanpa bekas. Dengan kata lain, kenyataan bahwa seseorang tidak dapat
mengingat sesuatu, belum berarti hal itu hilang dari ingatannya, seolah-olah hal yang
pernah dialami atau dipelajari sama sekali tidak mempunyai efek apa-apa. (Winkel, 1989:
291) sejumlah kesan yang telah didapat sebagai buah dari pengalaman belajar tidak akan
pernah hilang, tetapi kesan-kesan itu mengendap ke alam bawah sadar. Bila diperlukan
kembali kesan-kesan terpilih akan terangkat ke alam sadar. Penggalian kesan-kesan
terpilih bisa karena kekuatan “asosiasi” atau bisa juga karena kemauan yang keras
melakukan “reproduksi” dengan pengandalan konsentrasi. Oleh karena itu, tepat apa yang
pernah dikemukakan oleh Gula (1982) dan Reber (1988) bahwa lupa sebagai
ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
(Muhibbin Syah, 1999: 151) jadi, lupa bukan berarti hilang, sesuatu yang terlupakan
tentu saja masih dimiliki dan tersimpan di alam bawah sadar, sedangkan sesuatu yang
hilang tentu saja tidak tersimpan dalam alam bawah sadar.
Gangguan-gangguan yang menyebabkan terjadinya lupa, baik dalam ingatan
jangka panjang maupun jangka pendek ditunjang oleh hasil-hasil penelitian, bahwa
informasi-informasi yang baru didapat membingungkan informasi-informasi yang lama
disebut “inhibisi retroaktif” atau gangguan retroaktif. Sebaliknya, bila informasiinformasi yang lama menyulitkan orang untuk mengingat kembali informasi-informasi
yang baru dinamakan “inhibisi proaktif” atau gangguan proaktif. (Mahmud, 1990: 136)
5. Lupa-Lupa Ingat
Lupa-lupa ingat berlainan dengan lupa-lupaan, dan tidak sama dengan melupakan.
Lupa-lupaan berarti pura-pura lupa. Melupakan berarti melalaikan, tidak mengindahkan.
Baik lupa-lupaan mengandung unsur kesengajaan. Sedangkan lupa-lupa ingat berarti
tidak lupa, tetapi tidak ingat benar, (masa samar, tetapi kurang pasti), agak lupa.
Kadang-kadang kita mengingat sesuatu dari ingatan jangka panjang kita dan
merasa seolah-olah kita hampir mengingatnya, tetapi tidak mengingat betul apa yang
ingin kita ingat itu, entah itu nama seorang teman, tempat berlangsungnya kejadian
tertentu, tanggal lahir seorang pahlawan nasioanl dan sebaginya. “hampir ingat” ini
disebut”gejala ujung lidah”.
Pengorganisasian struktur kognitif yang kurang baik dan sistematik berpotensi
kearah lupa-lupa ingat. Kerancuan struktur kognitif menyebabkan sejumlah kesan
menjadi samar-samar, kesan berbentuk bayang-bayang dalam ketidakpastian. Sesuatu hal
yang direpresentasikan dalam bentuk kesan mengapung diantara alam bimbang sadar dan
alam bawah sadar, sehingga ingatan yang timbul karena kesadaran akibat adanya
rangsangan dari luar atau usaha mengingat-ingat terjelma dalam bentuk gejala ujung
lidah, hampir ingat atau lupa-lupa ingat, yang berarti tidak lupa, Cuma kurang pasti.
(Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 207-209)
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
PENUTUP
KESIMPULAN
Memori
1. Konsep Memori
Memori atau mengingat merupakan proses menerima, menyimpan dan
mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan,
kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran. Dalam otak,
terdapat dua macam tempat penyimpan informasi atau tanggapan yaitu :
a.Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memori/STM)
b.Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memori/LTM)
2. Proses Memori
Proses memori atau mengingat terjadi dalam tiga tahapan :
a)
Tahapan perolehan Informasi
b)
Tahapan Penyimpanan Jangka Pendek atau ingatan jangka panjang
c)
Tahapan mengeluarkan kembali apabila suatu waktu diperlukan
Lupa
1.Pengertian Lupa
Lupa merupakan kegagalan untuk mereproduksi kembali hal-hal yang
sebelumnya telah terjadi yang disebabkan oleh lemahnya item informasi untuk
ditimbulkan ulang saat informasi tersebut dibutuhkan.
2.Proses Terjadinya Lupa
a.Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak kalau materi yang
harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme otak, lambat
laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya kembali.
Jadi, karena tidak digunakan, materi itu lenyap sendiri.
b. Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahanperubahan secara sistematis
c. Asimilasi
d. Jika mempelajari hal yang baru
e. Represi
3.Faktor-Faktor Penyebab Lupa
a.Lupa terjadi karena gangguan konflik
b.Karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada
c. Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan
d.Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat
e.Menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi karena materi tidak
pernah digunakan atau dihafalkan
f.Lupa Tentu saja dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak.
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2
4. Lupa Versus Hilang
Hasil penelitian dan refleksi atas pengalaman belajar di sekolah, memberikan
petunjuk bahwa segala sesuatu yang pernah dicamkan dan dimasukan dalam ingatan,
tetap menjadi milik pribadi dan tidak menghilang tanpa bekas. Dengan kata lain,
kenyataan bahwa seseorang tidak dapat mengingat sesuatu, belum berarti hal itu hilang
dari ingatannya, seolah-olah hal yang pernah dialami atau dipelajari sama sekali tidak
mempunyai efek apa-apa.
5. Lupa-Lupa Ingat
Lupa-lupa ingat berlainan dengan lupa-lupaan, dan tidak sama dengan melupakan.
Lupa-lupaan berarti pura-pura lupa. Melupakan berarti melalaikan, tidak mengindahkan.
Baik lupa-lupaan mengandung unsur kesengajaan. Sedangkan lupa-lupa ingat berarti
tidak lupa, tetapi tidak ingat benar, (masa samar, tetapi kurang pasti), agak lupa.
DAFTAR PUSTAKA
Suyanto, Agus. 1993. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. 9
Walgito, Bimo. 1990. Pengantar Psikologi Umum. ed. rev. Cetakan Kedua. Yogyakarta:
Andi Offset dit or delete it and start blogging!
Hilary. Memory Otak. http://hi4ry.worspress.com/. 23 Oktober 2007.
NN. Memori Jangka Pendek. www.groups.yahoo.com. 19 September 2008.
N.N. Meningkatkan Daya Ingat. http://www.e-edukasi.net. 19 September 2008.
Riyanti, D.B.P., Prabowo, H,. Puspitawati, I,. (1996) . Psikologi Umum 1: Seri Diktat
Kuliah Editor: Hendro Prabowo. Jakarta. Fakultas Psikologi Gunadarma
Sarlito Wirawan Sarwono.(1976).Pengantar Umum Psikologi.Jakarta:Bulan Bintang.
Makalah Psikologi Umum II
MEMORI
Kelompok X
04 Juni 2013
2