PERANCANGAN SISTEM PAKAR BERBASIS WEB DE

WINDAH SUPARTINI
[Teknik Informtika]
2016

PERANCANGAN SISTEM PAKAR BERBASIS WEB DENGAN
METODE FORWARD CHAINING DALAM UPAYA MENDIAGNOSA
DINI PENYAKIT TUBERKULOSIS
DI JAWA TIMUR
Windah Supartini ¹ , Hindarto ².
Jurusan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
windaumsida@gmail.com ¹, hindarto@umsida.ac.id ².
Abstrak
Kesehatan merupakan hal yang begitu penting bagi manusia. Hanya saja banyak sekali penyakit –
penyakit yang pada akhirnya terlambat didiagnosis sehingga mencapai tahap kronis yang membuatnya sulit
ditangani. Tuberkolusis adalah suatu penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh dari kelompok
Mycobacteium yaitu Micobacterium Tuberkulosis. Setiap pasien Tuberkulosis dapat menularkan penyakitnya
pada orang lain yang berada disekelilingnya dan atau yang berhubungan erat dengannya. Dalam masalah
kesehatan semakin banyak jumlah penderita suatu penyakit dan bertambah pula jenis penyakit. Sedangkan
jumlah ahli kesehatan seperti dokter terbatas jumlahnya.
Oleh karena itu perlu dibangun suatu sistem yang dapat membantu ahli kesehatan, penderita atau
siapapun yang bergerak dibidang kesehatan untuk meringankan pekerjaanya. Sistem ini merupakan prototipe

dan dibuat sesederhana mungkin, sehingga para pemakai dapat dengan mudah menggunakannya dan
merancang ulang sistem pakar ini untuk jenis lainnaya. Karena masih banyak orang yang tidak mengetahui
gejala – gejala suatu penyakit. Sehingga dibuat suatu sistem pakar mendiagnosa secara dini pada penyakit
tuerkulosis dengan menggunakan metode forward chaining berbasis web, dengan menggunakan sistem pakar
ini, penyakit dapat dikenali dengan melihat gejala – gejala yang dapat menjelaskan dan menggambarkan
apakah seseorang diduga terkena suatu penyakit atau tidak. Dengan adanya sistem pakar ini, orang awam
mampu mendeteksi adanya penyakit pada dirinya atau orang lain berdasarkan gejala – gejala dengan
menjawab pertanyaan seperti halnya konsultasi ke dokter. Dengan demikian, orang awam dapat mendeteksi
penyakit beserta solusi pengobatannya sejak dini sehingga bisa dilakukan penanganan segera, bahkan dapat
dilakukan upaya pencegahan terhadap penyakit tuberkulosis.
Hasil perbandingan antara hasil dan diagnosa sistem pakar dengan diagnosa dokter, memiliki nilai
keakuratan 93,333 % dan nilai eror 6,667 % untuk uji coba pada 15 pasien. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sistem pakar cukup layak untuk digunakan oleh pasien dalam mendiagnosa dini pada penyakit tuberkulosis.
Kata Kunci : Tuberkulosis, Forward Chaining, Sistem Pakar, Web.

1. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hal yang begitu
penting bagi manusia. Hanya saja banyak sekali
penyakit – penyakit yang pada akhirnya terlambat
didiagnosis sehingga mencapai tahap kronis yang

membuatnya sulit untuk ditangani. Tuberkolusis
adalah suatu penyakit menular berbahaya yang
disebabkan oleh dari kelompok Mycobacteium yaitu
Micobacterium
Tuberkulosis.
Setiap
pasien
Tuberkulosis dapat menularkan penyakitnya pada
orang lain yang berada disekelilingnya dan atau
yang berhubungan erat dengannya. [1].

Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan
jumlah ketiga di dunia setelah India dan Cina. Dari
hasil prosentase antara lain india 21.1%, China
14.3%,Indonesia 5.8%, Nigeria 4.9%, Ethiopia
3.3%, Pakistan 3.2%, dan Other 15.9%. Setiap tahun
diperkirakan terjadi 583.000 pasien baru TB setiap
tahun diperkirakan 140.000 orang meninggal karena
TB. Setiap menit muncul satu orang pasien TB Paru
Baru, setiap 2 menit muncul satu orang penderita TB

Paru yang menular, setiap 1 menit satu orang
meninggal akibat TB. Setiap hari sekitar 400 orang
Meninggal karena TB yang seanding dengan jumlah
korban penumpang pesawat jenis boeing seri 747
yang jatuh setiap hari. TB merupakan penyebab

JURNAL SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA TUBERKULOSIS | MEI 2016

1

WINDAH SUPARTINI
[Teknik Informtika]
2016
kematian nomor satu(1) dari golongan penyakit
infeksi, dan nomor (3) penyebab kematian pada
semua kelompok usia setelah penyakit jantung dan
penyakit saluran pernafasan (Hasil Surve Kesehatan
Rumah Tangga tahun 1995). Sampai saat ini
Program penaggulangan TB dengan Strategi DOTS
belum dapat menjangkau seluruh Puskesmas.

Demikian juga Rumah Sakit Pemerintah, Swasta dan
unit pelayanan kesehatan lainnya. Penanggulangan
TB memerlukan bantuan dan peran anda. [1].
Berdasarkan permasalahan diatas yang
akhirnya mendorong penulis untuk menyusun
langkah- langkah dalam buku tersebut kedalam
suatu aplikasi system pakar agar mudah dipahami
oleh orang awam, adapun judul aplikasi tersebut
adalah “ Perancangan Sistem Pakar Berbasis Web
Dengan Metode Forward Chaining Dalam Upaya
Mendiagnosa Dini Penyakit Tuberkulosis Di Jawa
Timur”.
II. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, dilakukan penelitian
pada beberapa berkas pasian Tuberkulosis dan
wawancara di Sub Recipient TB Care Aisyiyah Jawa
Timur yang beralamatkan di Jl. Kertomenanggal IV
No.1 Gayungan, Kota Surabaya, Jawa Timur, 60234
dengan dokter yang direkomendasikan untuk
penelitian dari Rumah Sakit / Puskesmas Program

Pananggulangan TB Care Aisyiyah yaitu dr. Daniek
Suryaningdiah sebagai dokter yang menangani
program penyakit Tuberkulosis.
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini
adalah data – data yang berasal dari Dalam buku
Pedoman Nasional “ Pengendalian Tuberkulosis”
oleh ( Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jendral Pengendalian penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, 2014) dan data dari Sub
Recipient TB Aisyiyah Jatim dan sub – sub recipient
TB Aisyiyah Surabaya, “Artificial Intelligance” oleh
Suyanto, ST.MSC. Serta buku – buku dan sumber
lain yan menunjang dalam pembuatan Perancangan
Sistem Pakar Berbasis Web Dengan Metode
Forward Chaining Dalam Upaya Mendiagnosa Dini
Penyakit Tuberkulosis Di Jawa Timur.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk penelitian sistem pakar diagnosa

penyakit Tuberkulosis berbasis web dengan metode
forward chaining adalah sebagai berikut :

a. Studi pustaka
Dalam proses penelitian dan pembuatan
skripsi ini, penulis melakukan pencarian dan

pembelajaran dari berbagai macam sumber
pustaka.
Diantaranya
data
program
penanggulangan TB di Jawa Timur oleh SR TB
Aisyiyah Jawa Timur informasi dari dokter
spesialis penaganan penyakit Tuberkulosis, buku
– buku, jurnal dan website yang berkaitan
dengan Perancangan Sistem Pakar Berbasis Web
Dengan Metode Forward Chaining Dalam Upaya
Mendiagnosa Dini Penyakit Tuberkulosis Di
Jawa Timur.

b. Observasi
Observasi adalah mengadakan penelitian
dan analisa secara langsung terhadap data yang
akan diteliti, yaitu mengamati ciri-ciri dan
keluhan orang yang diduga TB ( Suspek) dengan
cara test uji coba penggunaan Sistem Pakar
sampai dengan dapat diketahui hasilnya Negatif /
Positif dan Jika Positif maka dapat diketahui
Klasifikasinya.
c. Wawancara
Wawancara adalah mengadakan tanya
jawab secara langsung kepada dokter spesialis
penyakit Tuberkulosis untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dalam proses
pembuatan skripsi Perancangan Sistem Pakar
Berbasis Web Dengan Metode Forward Chaining
Dalam Upaya Mendiagnosa Dini Penyakit
Tuberkulosis Di Jawa Timur.
Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian dan pembuatan skripsi Perancangan
Sistem Pakar Berbasis Web Dengan Metode
Forward Chaining Dalam Upaya Mendiagnosa Dini
Penyakit Tuberkulosis Di Jawa Timur dilkukan
dengan beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Studi Literatur
Pencarian dan pengumpulan data dari
pakar yaitu spesialis penyakit Tuberkulosis ,
buku – buku jurnal, website dan sistem informasi
dari sumber lain yang berkaitan dengan sitem
pakar diagnosa penyakit Tuberkulosis berbasis
web dengan metode forward chaining.
b. Analisa
Melakukan proses analisa terhadap datadata yang telah dikumpulkan sebelumnya dan
terhadap Perancangan Sistem Pakar Berbasis
Web Dengan Metode Forward Chaining Dalam
Upaya Mendiagnosa Dini Penyakit Tuberkulosis
Di Jawa Timur yang akan diciptakan untuk
menentukan langkah selanjutnya.


c. Perancangan Sistem
Melakukan perancangan dan pembuatan
pada sistem pakar yang akan diciptakan, yaitu

JURNAL SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA TUBERKULOSIS | MEI 2016

2

WINDAH SUPARTINI
[Teknik Informtika]
2016
sitem pakar diagnosa penyakit tuerculosis
berbasis web dengan metode forward chaining
secara keseluruhan dan terperinci hingga tercapai
hasil yang diharapkan.
d. Pengujian Program
Setelah semua proses perancangan dan
pembuatan Perancangan Sistem Pakar Berbasis
Web Dengan Metode Forward Chaining Dalam
Upaya Mendiagnosa Dini Penyakit Tuberkulosis

Di Jawa Timur telah selesai , maka tahap
selanjutnya adalah melakukan proses pengjujin
program, dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa jauh sistem pakar ini telah berjalan
sesuai dengan harapan.
B. Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan cabang dari AI
(Artificial Inteligent) yang membuat ekstensi untuk
spesialisasi pengetahuan guna memecahkan suatu
permasalahan pada Human expert. Human Expert
merupakan seseorang yang ahli dalam suatu bidang
ilmu pengetahuan tertentu ini berarti bahwa expert
meiliki suatu permasalahan yang tidak dapat
dipecahkan oleh orang lain secara efisien.
Forward Chaining
Forward Chaining merupakan fakta untuk
mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta
tesebut (Menurut Giarratano dan Riley, 1994).
Penalaran ini berdasarkan fakta yang ada (data
driven), metode ini adalah kebalikan dari metode

backward chaining, dimana metode ini dijalankan
dengan mengumpulkan fakta – fakta yang ada untuk
menarik kesimpulan. Dengan kata lain, prosesnya
dimulai dari facts (fakta – fakta yang ada) melalui
proses interface fact (penalaran fakta – fakta)
menuju suatu goal (suatu tujuan). Metode ini juga
disebut menggunakan aturan IF – THEN dimana
permise (IF) menuju conclusion ( THEN ) atau dapat
juga dituliskan sebagai berikut.

R3 : IF B and E, THEN F
R4 : IF B, THEN C
R5 : IF F, THEN G
Kedua jenis strategi ini akan mengarah pada suatu
kesimpulan. Namun efisiensinya tergantung dari
kondisi masalah yang dihadapi, jika suatu masalah
memiliki premise yang jumlahnya lebih sedikit
dibanding conclusion maka strategi yang akan
ditawarkan backward chaining [5].
C. Perangkat Perancangan Sistem
Basis Data (Database)
Basis data atau database adalah kumpulan
data yang disimpan secara sistematik di dalam
komputer. Basis data juga dapat diolah atau
dimanipulasi menggunakan perngkat lunak atau
program aplikasi untuk menghasilkan suatu
informasi. Pendefiniasian basis data meliputi
spesifikasi berupa tipe data, struktur data dan juga
batasan – batasan data yang akan disimpan [2].
Tabel Relasi
Tabel relasi merupakan hubungan yang terjadi pada
suatu tabel dengan tabel lain, yang berfungsi untuk
mengatur operasi suatu database. Hubungan yang
dibentuk dapat mencangkup tiga macam hubungan ,
yaitu ; [3].
1. One-To-One (1-1)
Mempunyai pengertian “Setiap baris data pada tabel
pertama dihubungkan hanya ke satu baris data pada
tabel kedua”.
2. One- to-Many (1-N)
Mempunyai pengertian “Setiap baris data pada
tabel pertama dihubungkan ke satu baris atau lebih
dari satu baris data pada tabel kedua”.
3. Many-To-Many (N-M)

THEN (konklusi)
Ada dua pendapat mengenai pelaksanaan
metode ini. Pertama dengaan cara membawa seluruh
data yang didapat ke sistem pakar. Kedua dengan
membawa bagian – bagian penting saja dari data
yang didapat ke sistem pakar. Cara pertama lebih
baik digunakan jika sistem pakar terhubung dengan
proses otomatis dan penerima seluruh data dari
database. Cara kedua menghemat waktu dan biaya
dengan mengurangi data dan mengambil data yang
dianggap perlu. Sebagai contoh, seperti kasus diatas
maka berdasarkan metode ini langah – langkah yang
diambil :
R1 : IF A and C, THEN B
R2 : IF D and C, THEN F

Mempunyai pengertian “Satu baris atau lebih
baris data pada tabel pertama dapat dihubungkan ke
satu baris data pada tabel kedua“.
Flow Chart
Flowchart atau diagram alir merupakan
sebuah diagram dengan simbol – simbol grafis yang
enyatakan aliran algoritma atau prosesyang
menampilkan langkah – lankah yang disimbolkan
dalam bentukkotak, beserta urutannya dengan
menghubungkan masing –masing langkah tersebut
menggunakan tand apanah. Diagram ini dapat
memberi solusi selangkah demi selangkah untuk

JURNAL SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA TUBERKULOSIS | MEI 2016

3

WINDAH SUPARTINI
[Teknik Informtika]
2016
penyelesaian masalah yang ada di dalam proses atau
algoritma tersebut [3].

Tabel 2.1 Tabel Relasi Gejala pada penyakit Tuberkulosis

PENYAKIT

Data Flow Diagram

Kode

P001

P002

Data Flow Diagram (DFD) adalah diagram
yang menggunakan notasi – notasi untuk
menggambarkan arus dari data sistem, yang
peggunaanya sangat membantu untuk memahami
sitem secara logika, terstruktu dan jelas. DFD
merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau
menjelaskan proses kerja suatu sistem informasi
maupun sistem aplikasi [4].

G001

X

X

G002

X

X

G003

X

G004

X

G005

X

G006

X

G007

X

1. Diagram Konteks, merupakan level tertinggi dari

G008

X

DFD, yang menggambarkan tentang seluruh
input dan output dari suatu sistem.

G009

X

G010

X

Di dalam DFD terdapat 3 level , yaitu : [4]

2. Diagram Nol, Merupakan pemecahan dari
diagram konteks. Dalam diagram nol ini memuat
penyimpanan dat adan proses dari suatu sistem.

G011

X

G012

X

3. Diagram Rinci, merupakan uraian atau rincian

G013

X

proses dari diagram nol atau diagram di level
atasnya dalam suatu sistem.

G014

X

D. Mesin Inferensi
Dalam sebuah sistem pakar dibutuhkan
sebuah mesin sistem inferensi yang akan menjadi
pengendali dari sebuah sistem pakar. Mesin
inferensi merupakan fungsi berfikir dan pola
penalaran sistem yang digunakan oleh sistem
pakar. Mekanisme ini akan menganalisa suatu
masalah dan selanjutnya akan mencari jawaban
dan kesimpulan yang terbaik. Teknik yang
digunakan dalam mesin inferensi sistem pakar
ini adalah metode Forward Chaining.

P003

G015

X

G016

X

G017

X

G018

X

G019

X

G020

X

G021

X

G022

X

G023

X

G024

X

G025

X

G026

X

Gambar 2.1 Mesin Inferensi Sistem Pakar Mendiagnosa
Penyakit Tuberkulosis

III. HASIL DAN ANALISA
Analisa
A. Form antar Muka Pemakai
Basis Pengetahuan Gejala Penyait Tuberkulosis

JURNAL SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA TUBERKULOSIS | MEI 2016

4

WINDAH SUPARTINI
[Teknik Informtika]
2016
mengetahui diagnosa pasien dan selnajutnya menu
hasil riwayat diagnosa.

Gambar 3.4 Tampilan Form Diagnosa Penyakit
Tuberkulosis

Gambar 3.1 Tampilan Utama Sistem Pakar

Tampilan ini merupakan tampilan utama sistem
pakar yang akan dijumpai oleh user. Tampilan ini
berisi tentang sambutan dan berita terkini mengenai
penyakit Tuberkulosis yang ditunjukan untuk user
sistem pakar.

Pada tampilan form diagnosa penyakit
tuberkulosis , terdapat beberapa pertanyaan seputar
gejala tuerkulosis secara umum dan spesifik yang
harus diisi oleh pasien untuk mengetahui jenis
penyakit tuberkulosis yang diderita oleh pasien saat
ini.

Gambar 3.2 Tampilan Menu User
Gambar 3.5 Tampilan Kesimpulan Hasil Diagnosa

Pada tampilan menu user tombol registrasi yang
digunakan untuk pendaftaran pasien. Serta terdapat
form login user yang digunakan untuk login pada
tampilan utama menu pasien.

Pada tampilan ini , pasien dapat mengetahui
gejala – gejala yang sudah dialami termasuk dapat
diketahui jenis penyakit yang diderita oleh pasien
saat ini.

Gambar 3.3 Tampilan Utama Menu Pasien

Pada tampilan menu pasien , terdapat selamat
datang pasien yang sudah login kemudian daftar
menu beranda agar bisa kembali ke menu utama ,
selanjutnya menu pertanyaan yaitu untuk

Gambar 3.6 Tampilan Hasil Diagnosa Penyakit Tuberkulosis

Pada tampilan hasil diagnosa penyakit
tuberkulosis, pasien dapat mengetahui jenis penyakit
tuberkulosis yang sedang diderita saat ini, seta

JURNAL SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA TUBERKULOSIS | MEI 2016

5

WINDAH SUPARTINI
[Teknik Informtika]
2016
mendapatkan keterangan dan solusi penyakit
tuberkulosis tersebut. Pasien juga dapat mencetak
hasil diagnosa.
Perbandingan Hasil diagnosa Sistem Pakar
dengan Diagnosa Dokter
Berikut ini adalah perbandingan hasil diagnosa
penyakit Tuberkulosis menggunakan sistem Pakar
dengan hasil diagnosa dokter yang sesungguhnya.
1. Pasien 1
Nama Pasien

: Rukanah

Umur

: 53

Gejala: Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih,
batuk dengan dahak bercampur darah, batuk disertai
darah, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemas,
nafsu makan menurun, berat badan menurun.
Tabel 3.1 Perbandingan Hasil Diagnosa Pasien 1

Dianosa Sistem
Pakar

Diagnosa Dokter

Tuberkulosis Paru (
positif )

Tuberkulosis Paru
dengan Hasil Positif

Dianosa Sistem
Pakar

Diagnosa Dokter

Tuberkulosis Paru (
positif )

Tuberkulosis Paru
dengan Hasil Positif

Berdasarkan pada 15 perbandingan hasil
diagnosa penyakit tuberkulosis menggunakan sistem
pakar dengan hasil diagnosa dokter diatas, terdapat
1hasil diagnosa sistem pakar yang tidak sesuai
dengan hasil diagnosa dokter yaitu pada pasien 10.
Maka dari itu sistem pakar mendiagnosa secara dini
pada penyakit tuberkulosis ini mempunyai nilai
keeroran sebesar :
Nilai Error

= (1/15) * 100%
= 6,667 %

Sedangkan nilai keakuratan dari sistem pakar
mendiagnosa secara dini pada penyakit tuberkulosis
ini adalah :
Nilai Keakuratan =( 14/15 ) * 100%
=93,333 %
IV KESMPULAN DAN SARAN

2. Pasien 2
Nama Pasien

: Musinem

Umur

: 40

Gejala: Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih,
batuk dengan dahak bercampur darah, batuk disertai
darah, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemas,
nafsu makan menurun, berat badan menurun,
melaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,
demam meriang lebih dari 1 bulan.

Dari
hasil
perancangan,
pembuatan,
pengimplementasian, serta pengujian aplikas sistem
pakar mendiagnosa secara dini pada penyakit
tuberkulosis menggunakan metod forward chaining
berbasis web, dapat diperoleh berbagai kesimpulan
dan saran untuk perkembangan program aplikasi
sistem pakar mendiagnosa secara dini pada penyakit
tuberkulosis kearah yang lebih baik.
A.

Kesimpulan
1.

Sistem pakar mendiagnosa secara dini
pada
penyakit
tuberkulosis
menggunakan metode forward chaining
berbasis web ini cukup membantu untuk
mendiagnosa penyakit tuberkulosis
berdasarkan gejala – gejala yang
dikeluhkan oleh pasien.

2.

Hasil diagnosa pakar dan user dari
sistem pakar mendiagnosa secara dini
pada
penyakit
tuberkulosis
menunjukkan bahwa hasil diagnosa
yang dialami pasien menunjukkan
sesuai dengan yang telah di diagnosa
oleh dokter penyakit tuberkulosis.

Tabel 3.2 Perbandingan Hasil Diagnosa Pasien 2

Dianosa
Pakar

Sistem

Tuberkulosis Paru (
positif )

Diagnosa
Dokter
Tuberkulosis
Paru
dengan
Hasil Positif

Tabel 3.3 Perbandingan Hasil Diagnosa Pasien 15

JURNAL SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA TUBERKULOSIS | MEI 2016

6

WINDAH SUPARTINI
[Teknik Informtika]
2016
B.

Saran
1. Jenis penyakit tuberkulosis
yang di
diagnosa pada sistem pakar mendiagnosa
secar dini pada enyakit tuberkulosis ini
hanya 2 jenis penyakit saja, yaitu jenis
penyakit tuberkulosis paru secara umum.
Perlu dilakukan pertimbangan kembali
untuk mendiagnosa jenis – jenis penyakit
tuberkulosis yang lebih pesifik.
V UCAPAN TERIMAKASIH

Syukur alhamdulillah saya ucapkan kepada
Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan
kelamcaran sehingga terselesaikan nya tugas ini.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada orang
tua yang selalu mendidik dan membimbing saya,
seluruh bapak dan ibu dosen yang telah
membimbing dan memberikan ilmunya sampai
laporan ini selesai serta seluruh teman – teman yang
telah membantu hingga terselainya laporan ni.
REFERENSI
[1]

Tim
Pengembangan
Modul.,Pelatihan
penanggulangan Tuberkulosis bagi Kader
Komunitas, Penerbit Recipient TB Aisyiyah,
Jakarta 2009.

[2]

Winarko,
Edi,
(2006),
Perancangan
Database Dengan Power Desaigner 6 .32,
Prestasi Pustakarya, Jakarta.

[3]

Purwono, Edi, (2007), Sistem Analisis,
ANDI, Yogyakarta.

[4]

Azzolini, John, (2004), Introduction to
System Engineering Practices, ANDI Offset,
Yogyakarta.

[5]

Ignizio J.P., Introduction To Expert Sistem:
The Development and Implementation Of
Rule-Based Expert System, McGraw-Hill
International Editions, 1991.

JURNAL SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA TUBERKULOSIS | MEI 2016

7