Si gadis perasaan Dan kehidupannya

Si gadis perasaan
Dan kehidupannya
Kisah ini berawal dari seorang wanita yang bernama ajeng. Ajeng adalah anak kedua dari tiga
bersaudara. Ajeng adalah seorang cewe yang sangat sangat sensitive. Tak boleh ada yang menyinggung
perasaannya sedikit saja, jika itu terjadi yang akan terjadi adalah ajeng akan ngambek dan akan marah
besar pada orang yang sudah menyinggungnya itu. Dulu sewaktu SMP dia masih bisa diterima oleh
teman-temannya. Sewaktu SMP dia masih mempunyai teman banyak yang selalu ada di samping dia
yang siap ada buat ajeng. Massa SMP ajeng dipenuhi oleh tertawa dan canda. Sewaktu SMP tak ada kata
air mata yang tak bisa dia hapus dan menjadi kebahagiaan. Sewaktu SMP saat dia menangis karna suatu
masalah hanyalah teman-temannya yang bisa menghibur dia.
Dia menghabiskan massa SMP nya disalah satu sekolah negri di daerah rawamangun. Selama tiga
tahun itulah dia merasakan kebahagiaan karna teman-temannya. Jika pagi hari anis selalu datang
menjemput ajeng untuk berangkat sekolah bareng, anis adalah teman ajeng sedari ajeng masih SD
mereka selalu bersama saat senang atau pun susah. Mereka selalu bertukar cerita jika ada hal yang
membuat mereka sedih ataupun suka.
Jika hujan datang pada pagi hari, ajeng dan anis selalu diantarkan oleh bapaknya anis untuk menuju
sekolah. Saat itu lah aku merasa kehidupan ku lengkap, Masih ada orang yang memperhatikan aku dan
memperdulikan aku.
Pernah suatu saat hujan datang dengan sangat deras pada pagi hari. Jam sudah menunjukan pukul 7
kurang 15 tetapi hujan belum juga reda. Mereka berdua terus memutar otak untuk bagaimana caranya
sampai disekolah tidak telat dan tidak basah. Akhirnya tak lama bapaknya anis datang dan menanyakan

“kalian belum berangkat nak?’’ lalu anis menjawab ‘’belum pah nungguin ujan sedikit reda’’. Setelah
mendengar kata itu bapaknya anis langsung memutuskan untuk mengantarkan kami kesekolah.
Langsung saja dia memanaskan sepeda motor punyanya dan mengambil jas hujan yang keluarga anis
punya. Aku memakai punya kakaknya anis, ayahnya anis dan anis memakai punya mereka masingmasing, Tanpa membuang waktu kita langsung berangkat menggunakan sepeda motor walaupun
keadaan ujan diluar masih sangat deras.
Sesampainya disekolah benar saja seragam mereka sangat sangat lepek karna air hujan sepatu yang
mereka pakai juga tak luput dari guyuran air hujan. Langsung saja mereka masuk ke dalam kelas dalam
keadaan baju yang sangat lepek dan sepatu yang basah.
Setelah sampai kelas dan mereka duduk di tempat masing-masing, saat guru sedang menjelaskan
mereka terlihat sibuk mengeringkan baju dan sepatunya yang basah.

Terdengar anis sambil berbisik ke ajeng ‘’jeng gimana nih basah banget?’’ ajeng ‘’yaudah terus kipas
ajh nis biar kering’’. Tanpa disadari ternyata guru mendengar dan mereka langsung disuruh keluar karna
mereka dianggap hanya mengganggu.