HIPOTESIS PENELITIAN DAN STATISTIK dan

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan penerapan metode ilmiah

dalam kegiatan keilmuan. Penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu
menguji kecocokan antara teori dengan fakta empirik di dunia nyata.
Hal ini tentulah sangat menarik untuk diulas. Oleh karena itu, tulisan ini
hadir karena penulis menyadari bahwa pengetahuan tentang variabel dan hipotesis
penelitian sangat penting untuk dimiliki para mahasiswa. Sehingga penulis merasa
bahwa tugas mata kuliah metode penelitian menjadi salah satu latar belakang yang
sangat besar pengaruhnya terhadap hadirnya tulisan ini.
Sesudah menyusun kerangka teoritis dalam penelitian, langkah selanjutnya
adalah menentukan konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Sesudah
menentukan konsep, langkah berikutnya sebelum mengumpulkan data untuk
dipakai sebagai jalan bahan analisis adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis
dirumuskan berdasarkan kerangka berpikir peneliti yang diperoleh dari
pemahaman teori tentang masalah yang diteliti atau yang terkait dengan masalah
tersebut.

Hipotesis yang baik, harus spesifik. Agar hipotesis bersifat spesifik,
konsep-konsep yang digunakan harus jelas dan sedapat mungkin dapat diolah
secara spesifik atau dapat digolongkan ke dalam kategori-kategori tertentu.
Artinya hipotesis itu tidak mengambang, agar mudah dipahami.
Dengan demikian, hipotesis akan lebih operasional dan lebih siap diuji
secara emperis karena variabel-variabelnya data diukur. Namun demikian,
menurut sebagian peneliti sosial, dimungkinkan pula dalam sebuah peneliti tidak
ada hipotesis. Pendapat ini muncul karena adanya kekhawatiran bahwa peneliti
akan cenderung mencari data yang dapat membenarkan hipotesis yang telah
dibuat dan hanya akan menguji hubungan yang sudah jelas dengan mengabaikan
1

data lain yang tidak mendukung. Namun pendapat ini masih perlu diuji
kebenarannya, oleh karena dalam sebuah penelitian ditekankan bersifat obyektif
bagi seorang peneliti.
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka muncul rumusan
masalah sebagai berikut.

1. Apakah yang dimaksud hipotesis?
2. Apa saja jenis-jenis hipotesis?
3. Apa saja contoh pada masing-masing jenis hipotesis?
4. Bagaimana rumusan hipotesis tehadap jenis data?

1.3.

Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari makalah ini antaralain.
1.
2.
3.
4.

Dapat mengetahui apa yang dimaksud hipotesis
Dapat mengetahui jenis-jenis hipotesis
Dapat memberikan contoh pada masing-masing jenis hipotesis
Dapat mengetahui rumusan hipotesis terhadap jenis data

BAB II PEMBAHASAN


2.1. Pengertian Hipotesis
Sebelum menginjak pada hipotesis kita harus memahami tentang populasi
sampel, dan teknik sampling

2

a. Populasi

adalah

wilayah

generalisasi

yang

terdiri

atas:


obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan katakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
b. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi
c. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan
jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. (prof. Dr. Sugiyono, 2009: 96)
Hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban empirik. (menurut prof. Dr. Sugiyono,
2008:93)
Menurut Sugiyono pengertian hipotesis penelitian adalah penelitian yang
dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan terdapat hipotesis penelitian tetapi
tidak akan ada hipotesis statistik. (prof. Dr. Sugiyono, 2007: 94)
1. Macam-macam statistik
a. Deskriptif : statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau

menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (generalisasi/inferensi)
b. Inferensial : statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel, dan hasilnya akan digeneralsasikan (diinferensikan) untuk
populasi dimana sampel diambil.
i. Parametrik

3

adalah terutama digunakan untuk menganalisis data
interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang
berdistribusi normal.
ii.

Non parametrik
adalah terutama digunakan untuk menganalisis data
nominal, dan ordinal dari populasi yang bebas distribusi.

2. Syarat untuk menguji statistik parametrik dan non parametrik
1) Parametrik

a. Jumlah sampel cukup besar untuk dapat diproses
b. Sample diambil secara acak
c. Sampel tersebut berdistribusi normal
d. Bila ingin melakukan uji beda, kedua sampel harus memiliki
varian yang sama
e. Data yang berskala interval atau rasio
2) Non Parametrik
a.

Sampel kecil

b.

Berskala nominal atau ordinal

c.

Berskala interval atau rasio, bilamana sampel yang berskala

tersebut tidak memenuhi syarat uji parametrik.


3. Tiga Bentuk Rumusan Hipotesis
Terdapat bermacam-macam teknik statistik yang dapat digunakan dalam suatu
penelitian khususnya dalam pengujian statistik. Teknik statistik yang akan
digunakan tergantung pada interaksi dua hal, yaitu macam data yang akan
dianalisis dan bentuk hipotesisnya (untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 1)
4

1. hipotesis deskriptif (variabel mandiri)
2. hipotesis komparatif (perbandingan)
3. hipotesis asosiatif (hubungan)
3.1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak
membuat perbandingan atau hubungan.
Contoh:

No

Hipotesis


1

Daya tahan lampu merk X mencapai 800 jam

2

3

Rumusan masalah
Seberapa lama daya tahan lampu
merk X ?

Produktivitas jagung di kabupaten JombangSeberapa
10 ton/ha.

produktivitas

jagung di kabupaten Jombang ?

Kepemimpinan di instansi A telah mencapaiSeberapa baik kepemimpinan di

75 % dari yang diharapkan.

instansi A ?

Semangat belajar mahasiswa Prodi BahasaSeberapa
4

besar

semangat

belajar

Inggris STKIP PGRI Jombang = 75% darimahasiswa Prodi Bahasa Inggris
criteria ideal yang ditetapkan.

STKIP PGRI Jombang ?

3.2. Hipotesis Komparatif


5

Hipotesis Komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai
dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.
Contoh:
Hipotesis

Rumusan masalah

Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi
belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X
bila dibandingkan dengan Perguruan
Tinggi Y.
Ho : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan
Tinggi X lebih besar atau sama dengan
Perguruan Tinggi Y.
Ho : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan

Bagaimana prestasi belajar
mahasiswa Perguruan Tinggi X

bila
dibandingkan dengan Perguruan
Tinggi Y.

Tinggi X lebih kecil atau sama dengan
Perguruan Tinggi Y.

3.3. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan
tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh :
No

Hipotesis

Rumusan masalah

1

Ho : Tidak terdapat hubungan yang positifAdakah hubungan yang positif dan
dan signifikan antara metode pembelajaransignifikan
dengan prestasi belajar siswa.

pembelajaran

Ha : Terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara

metode pembelajaran

6

belajar siswa.

antara
dengan

metode
prestasi

dengan prestasi belajar siswa.
Ho : TIdak terdapat hubungan yang positif

2

dan signifikan antara metode pembelajaranAdakah hubungan yang positif dan
dengan prestasi belajar siswa.
signifikan
antara
tingkat
Ha : Terdapat hubungan yang positif danpendidikan orang tua
signifikan antara tingkat pendidikan orangprestasi belajar siswa.

dengan

tua dengan prestasi belajar siswa.

4. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis Deskriptif
Terdapat dua macam pengujian hipotesis deskriptif, yaitu dengan uji dua
pihak (two tail test) dan uji satu pihak (one tail test). Uji satu fihak ada dua
macam yaitu uji fihak kanan dan uji fihak kiri. Jenis uji mana yang akan
digunakan tergantung bunyi kalimat hipotesisnya.

1.

Uji Dua Pihak (Two Tail Test).
Uji dua pihak digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi ” sama
dengan ” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi ” tidak sama dengan
”.
Dalam pengujian hipotesis yang mengunakan uji dua pihak ini berlaku
ketentuan, bahwa bila harga t hitung berada dalam daerah penerimaan
Ho atau terletak diantara harga tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Dengan demikian bila harga t hitung kurang dari atau sama dengan
harga tabel, maka Ho diterima. Harga t hitung merupakan harga mutlak.
Contoh:

7

Dilakukan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang menyatakan
bahwa ketahanan belajar siswa SMA X adalah 60 menit/hari.
Berdasarkan sampel yang 41 siswa yang diambil secara random dari
seluruh siswa SMA X diperoleh data sbb:
37

79

69

40

51

88

55

48

53

44

93

51

65

42

58

55

70

48

61

55

60

35

47

78

57

76

73

62

36

67

40

51

45

46

62

43

54

83

59

33

69

Dari data dan pertanyaan tersebut diatas, diperoleh :
Ho

: Ketahanan belajar siswa SMA X = 60 menit/hari..

Ha

: Ketahanan belajar siswa SMA X  60 menit/hari.

n = 41
Dari perhitungan statistik diperoleh : = 57,51
s = 14,77
Jadi rata-rata ketahahan belajar siswa SMA X berdasarkan data sampel
41 responden adalah = 57,51 menit/hari. Selanjutnya akan diuji, apakah
ada perbedaan yang signifikan atau tidak dengan yang dihipotesiskan,
yaitu ketahanan belajar siswa adalah 60 menit/hari.
Untuk pengujian hipotesis ini digunakan Rumus t diatas
1,07851887

8

=



Untuk membuat keputusan apakah hipotesis ini terbukti atau tidak, maka
harga t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel (tabel t ).
Pada taraf kesalahan 5% dengan menggunakan uji dua fihak, maka
harga t tabel adalah = 2,021.
Untuk mempermudah dimana kedudukan t hitung dan t tabel dapat
dilukis gambar sebagai berikut. Dalam gambar tersebut ternyata harga t
hitung berada pada daerah penerimaan Ho (karena nilai t hitung lebih
kecil dari t tabel). Dengan demikian hipotesis Ho yang menyatakan
bahwa ketahanan belajar siswa SMA X adalah 60 menit/hari diterima.
Sehingga kesimpulan ini dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi.
Uji dua pihak digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi ” sama
dengan ” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi ” tidak sama dengan
”.
Dalam pengujian hipotesis yang mengunakan uji dua pihak ini berlaku
ketentuan, bahwa bila harga t hitung berada dalam daerah penerimaan
Ho atau terletak diantara harga tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Dengan demikian bila harga t hitung kurang dari atau sama dengan
harga tabel, maka Ho diterima. Harga t hitung merupakan harga mutlak.
Contoh:
Dilakukan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang menyatakan
bahwa ketahanan belajar siswa SMA X adalah 60 menit/hari.
Berdasarkan sampel yang 41 siswa yang diambil secara random dari
seluruh siswa SMA X diperoleh data sbb:
37

79

69

40

51

88

55

48

53

44

93

51

65

42

58

55

9

69

70

48

61

55

60

35

47

78

57

76

73

62

36

67

40

51

45

46

62

43

54

83

59

33

Dari data dan pertanyaan tersebut diatas, diperoleh :
Ho

: Ketahanan belajar siswa SMA X = 60 menit/hari..

Ha

: Ketahanan belajar siswa SMA X  60 menit/hari.

n = 41 ; o = 60 menit/hari.
Dari perhitungan statistik diperoleh :
= 57,51
s = 14,77
Jadi rata-rata ketahahan belajar siswa SMA X berdasarkan data sampel
41 responden adalah = 57,51 menit/hari. Selanjutnya akan diuji, apakah
ada perbedaan yang signifikan atau tidak dengan yang dihipotesiskan,
yaitu ketahanan belajar siswa adalah 60 menit/hari.
Untuk pengujian hipotesis ini digunakan Rumus t diatas = – 1,07851887
Untuk membuat keputusan apakah hipotesis ini terbukti atau tidak, maka
harga t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel (tabel t ).
Pada taraf kesalahan 5% dengan menggunakan uji dua fihak, maka
harga t tabel adalah = 2,021

2.

Uji Satu Fihak (One Tail Test).
a. Uji pihak kiri.

10

Uji pihak kiri digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi ”lebih
besar dari atau sama dengan” dan hipotesis alternatif (Ha) berbunyi
” lebih kecil ”.
Contoh :
Ho : Daya tahan lampu merk A paling sedikit 400 jam (  400
jam).
Ha : Daya tahan lampu merk A lebih kecil dari (  ) 400 jam.
Atau dapat ditulis :
Ho : o  400 jam.
Ha : o  400 jam.
Apabila diperoleh harga t hitung lebih besar atau sama dengan nilai
t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b.

Uji pihak kanan.
Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi
”lebih kecil dari atau sama dengan” dan hipotesis alternatifnya
berbunyi ” lebih besar ”.
Contoh :
Ho : Daya tahan lampu merk A paling lama 400 jam (  400
jam).
Ha : Daya tahan lampu merk A lebih besar dari (  ) 400 jam.
Atau dapat ditulis :
11

Ho : o  400 jam.
Ha : o  400 jam.
Apabila diperoleh harga t hitung lebih kecil atau sama dengan nilai t
tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

A.

STATISTIK NONPARAMETRIK
TEST BINOMIAL

1.

Test binomial digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi
terdiri atas dua kelompok klas, datanya berbentuk nominal dan
jumlahnya kecil ( kurang dari 25).
Dua kelompok kelas itu misalnya kelas pria dan wanita, senior dan
yunior, sarjana dan bukan sarjana, kaya dan miskin, pemimpin dan
rakyat, dsb.
Test ini dinamakan test Binomial karena distribusi data dalam populasi
itu berbentuk Binomial. Distribusi Binomial adalah suatu distribusi
yang terdiri dari dua kelas, sehingga bila dalam suatu populasi yang
jumlahnya N, terdapat satu kelas yang berkategori x, maka kategori
yang lain adalah ( N – x ). Sehingga probabilitas untuk memperoleh x
obyek dalam satu kategori dan (N – x) dalam kategori yang lain
adalah :
P(x) = ( N C x ) p x . q (N-x)
Selanjutnya dalam menentukan nilai probablitas, dapat menggunakan
tabel yang tersedia (Tabel IV dari buku Prof. Dr. Sugiyono).
Ho

:

p1 = p 2 = 0.5.

Ha

:

p1 ≠ p 2 ≠ 0.5.

12

Kaidah pengambilan keputusan: Bila harga p hitung lebih besar dari
taraf signifikan yang ditetapkan, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2.

Chi Kuadrat ( χ 2 ).
Chi kuadrat satu sampel digunakan untuk menguji hipotesis bila
dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas dimana data berbentuk
nominal dan sampelnya besar.
Misalnya untuk mengetahui kemungkinan masyarakat memilih dua
calon Kepala Desa di Tambakberas Jombang. Calonnya adalah pria
dan wanita. Sampel diambil sebanyak 300 orang. Ternyata 200 orang
memilih pria dan 100 orang memilih wanita.
Hipotesisnya adalah:
Ho

:

Peluang calon pria dan wanita adalah sama..

Ha

:

Peluang calon pria dan wanita adalah tidak sama.

Pengambilan keputusan: Bila Chi kuadrat hitung lebih kecil dari nilai
Chi kiuadrat tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak dan sebaliknya.
(Tabel VI dari buku Prof. Dr. Sugiyono).
3.

Run Test
Run test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel
bila skala pengukurannya ordinal. Run test digunakan untuk
mengukur urutan suatu kejadian. Pengujian dilakukan dengan cara
mengukur kerandoman populasi yang didasarkan atas data hasil
pengamatan melalui data sampel.
Pengujian Ho dilakukan dengan membandingkan jumlah run dalam
tabel observasi dengan nilai yang ada dalam tabel VIIa dan VII b
dengan tingkat signifikansi tertentu.
Kaidah pengambilan keputusannya sebagai berikut:
13

Bila nilai run observasi berada diantara nilai run kecil (VIIa) dan run
besar (VIIb), maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Uji Hipotesis Komparatif
a. Statistik Parametris
Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk
perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan. Hal ini
dapat berarti menguji kemampuan dari hasil penelitian yang berupa perbandingan
keadaan variabel dari dua sampel. Bila H0 dalam pengujian diterima berarti nilai
perbandingan dua sampel maka dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi
dimana sampel-sampel tersebut diambil.
b. Statistik Nonparametris
Digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya nominal dan
ordinal. Berikut ini adalah statistik nonparametris yang digunakan untuk menguji
hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi. Sampel-sampel yang
berkorelasi biasanya terdapat pada rancangan penelitian eksperimen . Adapun
teknik statistik non parametrik yang dapat digunakan:
1. Mc Nemar Test
Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang
berkorelasi bila datanya berbentuk niminal atau diskrit. Rancangan penilaian
biasanya berbentuk “before after “.Jadi hipotesis penelitian merupakan
perbandingan antara nilai sebelum dan sesudah yang di dalamnya ada perlakuan
Sebagai panduan untuk menguji signifikansi setiap perubahan, maka data perlu
disusun ke dalam table segi empat ABCD seperti berikut:

Tanda (+) dan (-) sekedar dipakai untuk menadai jawaban yang berbeda, jadi
tidak harus bersifat positif dan negative. Kasus-kasus yang menunjukan
perubahan antara jawaban pertama dan kedua muncul dalam sel A dan D.
seseorang dicatat dalam cel A
jika berubah dari tambah ke kurang, dan dicatat dalam cel D jika jika ia berubah
dari kurang ke tambah. Jika tidak terjadi perubahan yang di observasi yang
berbentuk tambah dia di catat di sel B, dan di catat di cel C bila tidak terjadi
perubahan yang diobservasi yang berbentuk kurang.
14

A + D adalah jumlah total yang berubah, dan B dan C yang tidak berubah.
Ho = ½ ( A + D ) berubah dalam suatu arah, dan merupakaxn frekuensi yang
diharapkan di bawah Ho pada kedua buah sel yaitu A dan D. Test Mc Nemer
berdistribusi Chi Kuadrat (x2), oleh karena itu rumus yang digunakan
untuk pengujian hipotesis adalah rumus chi kuadrat. Persamaan dasarnya
ditunjukkan sebagai berikut :

2. Sign Test (Uji Tanda)
Fungsi the the sign test, dalam rancangan eksperimen adalah untuk menilai efek
suatu variabel eksperimen atau perlakuan dalam ekspereriment (treatment) bila
terdapat keadaan tertentu. Keadaan atau kondisi tersebut menurut John W. Best,
adalah :
a. Jika penilaian atas efek variabel atau perlakuan eksperimen tidak dapat diukur,
tetapi hanya dapat dinilai dengan sistem juri dalam bentuk performansi baik atau
jelek, superior atau inteferior dsb.
b. Jika anggota-anggota kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri dari
10 pasangan atau lebih, yang di pasangkan atas dasar IQ; bakat, saudara kembar
atau dasar-dasar pemasangan lainya. Subjek bisa jadi dipasangkan dengan
sendirinya,menurut pola pre-observasi dan post-obserasi. Pada`suatu ketika,
mereka bertindak sebagai kelompok kontrol (yakni pada saat per-observasi), dan
pada sat yang lain menjadi kelompok eksperimen (yakni pada saat eksperimen)
The sign test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
berkorelasi, bila datanya berbentuk ordinal. Tehnik ini dinamakan the sign test
(uji test ) karena data yang akan dianalisis dinyatakan dalam bentuk tanda-tanda,
yaitu tanda positif dan negative dari perbedaan antara pasangan pengamatan.
Bukan didasarkan pada perbedaanya. Uji tanda dapat digunakan untuk
mengevaluasi efek dari suatu treatment tertentu. Efek dari
variabel treatment tidak dapat diukur, melainkan hanya dapat diberikan tanda
positif dan negative saja.
Perlu diingat dalam penggunaan formulasi the the sign test, adalah bahwa tehnik
ini sangat tepat digunakan untuk menganalisa perbedaan antara sample-sample
terikat, bukan sample bebas (dependen), disamping perlu juga dipahami, bahwa
tes ini tidak menunjukan besarnya perbedaan, akan tetapi hanya menilai arah
superior atau interior.
15

Rumusnya adalah:

3. Wilcoxon Match Pairs Test
Wilcoxon test merupakan pengembangan dari

the sign test, ketelitian hasil

analisis wilcoxon test dibandingkan the sign test, adalah tidak hanya dapat
menunjukkan perbedaan antara kelompok-kelompok yang dibandingkan. Uji
wilcoxon ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Kalau dalam uji tanda
besarnya selisih angka antara positif dan negatif tidak diperhitungkan. Seperti
dalam uji tanda, uji wilcoxon ini digunakan untuk
menguji hipotesis komperatif dua sampel yang

berkolerasi bila datanya

berbentuk ordinal (berjenjang). Uji ini memberikan yang lebih besar kepada
pasangan yang menunjukkan perbedaan yang kecil
Dalam formulalsi rumus wilcoxon test terdapat tanda T ini adalah tanda untuk
jumlah rangking yang berkonotasi + atau - yang paling sedikit (minoritas).
Adapun formulasi rumusannya adalah sebagai berikut:

Keterangan :
N = jumlah pasangan yang dijenjangkan
T = jumlah jenjang minoritas yang tandanya sama
Statistik nonparametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua
sampel independen (tidak berkorelasi) antara lain:
1. Chi Kuadrat (x2) dua sampel
Chi kuadrat adalah teknik analisis statistic untuk mengetahui signifikasi
perbedaan antara proporsi ( dan atau probabilitas) subjek atau objek penelitian
yang datanya telah terkatagorikan. Dasar pijakan analisis dengan chi kuadrat
adalah jumlah frekuensi yang ada.
Chi kuadrat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila
datanya berbentuk nominal dan sampelnya besar. Cara perhitungan dapat
menggunakan tabel. kontingensi 2 x 2 (dua baris x dua kolom). Berikut ini adalah
contoh penggunaan tabel kontingensi untuk menghitung harga chi kuadrat karena
lebih mudah.
16

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah:

2. Fisher Exact Probability Test
Distibusi ini merupakan salah satu distribusi

yang paling banyak digunakan

dalam statistika terapan terutama dalam rancangan percobaan. Parameter F
didefinisikan sebagai nisbah dua peubah acak x2 bebas, yang masing-masing
dibagi dengan derajat bebasnya sehingga dapat ditulis menjadi

Dimana U dan V merupakan peubah bebas yang masing-masing berdistribusi
x

2

dengan derajat bebas V 1=n1 −1 dan V 2=n 2−1

3. Test Median (Median Test)
Test median digunakan untuk menguji signifikasi hipotesis komparatif dua sampel
bila datanya berbentuk ordinal atau nominal. Pengujian didasarkan atas median
dari sampel yang diambil secara acak. Dengan demikian H0 yang akan diuji
berbunyi: tidak terdapat perbedaan dua kelompok populasi berdasarkan
mediannya.
Pada test Fisher digunakan untuk sampel kecil dan test Chi Kuadrat untuk sampel
besar, maka pada test median ini digunakan untuk sampel antara Fisher dan Chi
Kuadrat.
Untuk menggunakan test median, maka pertama-pertama harus dihitung gabungan
17

dua kelompok (median untuk semua kelompok). Selanjutnya dibagi dua, dan
dimasukkan ke dalam tabel berikut:

Keterangan:
A= banyak kasus dalam kelompok I di atas median gabungan = ½ n1
B= banyak kasus dalam kelompok II di atas median gabungan = ½ n2
C= banyak kasus dalam kelompok I di atas median gabungan = ½ n1
D= banyak kasus dalam kelompok II di atas median gabungan = ½ n2
4. Mann-Whitney U-Test
Uji Mann-Whitney atau lebih dikenal dengan u-test. Uji ini dikembangkan oleh
H.B Mann dan D.R. Whitney dalam tahun 1947. Uji Mann-Whitney ini digunakan
sebagai alternatif lain dari uji T parametrik bila anggapan yang diperlukan bagi uji
T tidak dijumpai. Tehnik ini dipakai untuk mengetest signifikansi perbedaan
antara dua populasi, dengan menggunakan sampel random yang ditarik dari
populasi yang sama. Test ini berfungsi sebagai alternatif penggunaan uji-t
bilamana persyaratan-persyaratan parametriknya tidk terpenuhi, dan bila datanya
berskala ordinal.
Ada dua macam tehnik U-test ini, yaitu U-test untuk sampel-sampel kecil dimana
n20. Oleh karena pada sampel besar bila
n=/>20, maka distribusi sampling U-nya mendekati distribusi normal, maka test
signifikansi untuk uji hipotesis nihilnya disarankan menggunakan harga kritik Z
pada tabel probabilitas normal.
Sedangkan test signifikansi untuk sampel kecil digunakan harga kritik U . Adapun
formula rumus Mann-Whitney Test, adalah sebagai berikut:

18

Keterangan:
n1 = Jumlah kasus kelompok 1
n2 = Jumlah kasus kelompok 2
∑ R1 = Jumlah rangking dalam kelompok 1
∑ R2 = Jumlah rangking dalam kelompok 2
3. Uji Hipotesis Asosiatif
PENGUJIAN HIPOTESIS ASOSIATIF

Hipotesis Asosiatif merupakan dugaan tentang adanya hubungan antar variabel
dalam populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel
yang diambil dari populasi tersebut.
Langkah-langkah pembuktiannya:
● Hitung koefisien korelasi antar variabel dalam sampel.
● Menguji signifikansi koefisien korelasi yang ditemukan.
Terdapat 3 (tiga) macam bentuk hubungan antar variabel, yaitu :
1. Hubungan simetris
2. Hubungan sebab akibat (kausal).
3. Hubungan interaktif (saling mempengaruhi).
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, dilakukan dengan
menghitung koefisien korelasi antara variabel yang akan dicari hubungannya.
Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara
dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau
negatif, sedang kuatnya hubungan dinyatakan oleh besarnya koefisien korelasi.
Hubungan antar variabel dinyatakan positif, apabila nilai suatu variabel
ditingkatkan, maka akan meningkatkan nilai variabel yang lain.
19

Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien
korelasi positif terbesar adalah 1 dan koefisien korelasi negative terbesar adalah
– 1.
1. Koefisien Kontingensi
Digunakan untuk uji signifikan atau tidaknya hubungan antara variabel
nominal dengan variabel nominal. Uji statistiknya menggunakan rumus
Chi Kuadrat
x 2=∑ ∑

( 0−E )2
E

Dengan db = 2
Keterangan:
O = nilai – nilai observasi
E = nilai-nilai frekuensi harapan
Prosedur uji statisticnya adalah sebagai berikut
a) Formulasi hipotesis
H0 : tidak ada hubungan antara X dan Y
H1 : ada hubungan antara X dan Y
b) Taraf nyata ( α ) dan nilai


x 2( α ) (db )

Nilai tarif nyata biasanya dipilih 5% (0,05) atau 1% (0,01)
db = (b-1)(k-1)



x 2( α ) (db )=¿ …..

c) Kriteria pengujian
H0 diterima (H1 ditolak) apabila

x 02 ≤ x2( α ) (db)

H1 ditolak (H0 diterima) apabila

x0 > x

20

2

2

(α )( db )

d) Uji statistik
x 2=∑ ∑

( 0−E )2
E

e) Membuat kesimpulan
Dalam hal penerimaan dan penolakan H0

2. Spearman Rank Correlation
Korelasi rank (jenjang) Spearman adalah sebuah metode yang
diperlukan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel
dimana dua variabel itu tidak mempunyai joint normal distribution dan
conditional

variance-nya

tidak

diketahui

sama.

Korelasi

rank

dipergunakan apabila pengukuran kuantitatif secara eksak tidak
mungkin atau sulit dilakukan. Dalam mengukur koefisien korelasinya,
disyaratkan bahwa pengukuran kedua variabelnya sekurang-kurangnya
dalam skala ordinal sehingga individu-individu yang diamati dapat
diberi jenjang dalam dua rangkaian berurutan.
Kedua variabel itu tidak memiliki distribusi normal dan kondisi
varians tidak diketahui sama. Jika rs = 1, maka data sampel
menunjukkan hubungan positif sempurna, yaitu urutan untuk setiap data
sama. Jika rs = -1, data sampel menunjukkan hubungan negatif
sempurna, yaitu urutan untuk setiap data merupakan urutan terbalik.
Jika rs = 0, maka data sampel tidak ada hubungan.
Dengan demikian, nilai rs berkisar antara -1 dan +1 ( -1 ≤ rs ≤ +1).
Rumus Koefisien Korelasi Spearman :

Keterangan :
21

d = beda urutan dalam satu pasangan data.
n = banyaknya pasangan data

Langkah-langkah menghitung koefisisen korelasi urutan spearman :
1. Nilai pengamatan dari dua variabel yang akan diukur hubungannya
diberi urutan. Jika ada nilai pengamatan yang sama dihitung urutan
rata-ratanya.
2. Setiap pasangan urutan dihitung perbedaannya.
3. Perbedaan setiap pasangan urutan tersebut dikuadratkan dan
dihitung jumlahnya, kemudian dihitung nilai rs-nya.

Contoh :
Berikut ini data mengenai hubungan antara nilai matematika dan nilai
statistik dari 10
orang mahasiswa. Ujilah apakah ada korelasi positif antara nilai
matematika dan nilai
statistik mahasiswa ? Gunakan taraf nyata 5% !

Penyelesaian:

22

Pengujian hipotesis :
1. Formulasi hipotesisnya
Ho : …
Ha : …
2. Taraf nyata (a) dan nilai rtabel
α

= 0,05 dengan n = 10.

r(0,05) = …
3. Kriteria Pengujian
Ho diterima, jika …
Ho ditolak, jika …
4. Nilai uji statistik
rs = ...
Bila dilanjutkan untuk mencari siginifikan, maka:

23

Sehingga didapat zhitung = ...
5. Kesimpulan
Karena................................................................................................
........................
maka...................................................................................................
........................
Jadi,....................................................................................................
........................
Catatan :
Untuk sampel besar (n > 10), nilai uji statistiknya dirumuskan :
CR = r s



n−2
1−r s2

Dengan :
CR = Critical ratio (rasio kritis)
ttabel = t ( α ) (db ) = t (α )(n−2)

3. Kendall Tau
Korelasi ini digunakan pada data sama seperti data yang digunakan
pada korelasi spearman yaitu sekurang-kurangnya data ordinal. Simbol
yang biasa digunakan pada ukuran populasinya adalah τ (tau) dan
ukuran sampelnya adalah T. Formula T adalah sebagai berikut:

24

Dimana:
S adalah total skor seluruhnya (grand total), yang merupakan jumlah
skor urutan kewajaran pasangan data pada salah satu variabel. Jika
urutan ranking wajar diberi skor +1, jika urutan ranking tidak wajar
diberi skor -1. N adalah banyaknya pasangan ranking.

4. Korelasi Product Moment
Korelasi Pearson atau sering disebut Korelasi Product Moment
(KPM) merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis asosiatif (uji hubungan) dua variabel bila datanya berskala
interval atau rasio. KPM dikembangkan oleh Karl Pearson.
KPM merupakan salah satu bentuk statistik parametris karena
menguji data pada skala interval atau rasio. Oleh karena itu, ada
beberapa persyaratan untuk dapat menggunakan KPM, yaitu :
1. Sampel diambil dengan teknik random (acak)
2. Data yang akan diuji harus homogen
3. Data yang akan diuji juga harus berdistribusi normal
4. Data yang akan diuji bersifat linier
Fungsi KPM sebagai salah satu statistik inferensia adalah
untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikasi) hasil penelitian.
Adapun

syarat

untuk

bisa

menggunakan

KPm

selain

syarat

menggunakan statistik parameteris, juga ada persyaratan lain, yaitu
variabel independen (X) dan variabel (Y) harus berada pada skala
interval atau rasio.
Nilai KPM disimbolkan dengan r (rho). Nilai KPM juga berada
di antara -1 < r < 1. Bila nilai r = 0, berarti tidak ada korelasi atau tidak
ada hubungan anatara variabel independen dan dependen. Nilai r = +1
25

berarti terdapat hubungan yang positif antara variabel independen dan
dependen. Nilai r = -1 berarti terdapat hubungan yang negatif antara
variabel independen dan dependen. Dengan kata lain, tanda “+” dan “-“
menunjukkan arah hubungan di antara variabel yang sedang
diopersionalkan.
Uji signifikansi KPM menggunakan uji t, sehingga nilai t
hitung dibandingkan dengan nilai t tabel. Kekuatan hubungan
antarvariabel ditunjukkan melalui nilai korelasi.

Menghitung Korelasi Product Moment
Langkah – langkah menghitung KPM adalah sebagai berikut :
1.

Merumuskan hipotesis (H1 dan H0)

2.

Menentukan taraf signifikansi (α = 0,05)

3.

Menghitung KPM dengan rumus. Ada beberapa rumus KPM,
yaitu :

rxy = …………………………….. Rumus 1.1
rxy = …………………………….. Rumus 1.2
rxy = ……………………………… Rumus 1.3
dengan :
sdx
sdy

: standar deviasi x
: standar deviasi y
Untuk menghitung besarnya kontribusi variabel X dalam

mempengaruhi variabel Y, digunakan rumus :

26

KD

=

r2 x

100%

……………………………………………………Rumus 1.4
Dengan :
KP

: Koefisien determinan

r

: Nilai korelasi variabel x dan y

4. Melakukan uji signifikansi
Untuk menguji signifikansi KPM, selain menggunakan tabel r,
juga dapat menggunakan uji t, dengan rumus :
t hitung =

……………………………………………………

Rumus 1.5
dengan dk = n -2
5. Mengambil kesimpulan, dengan ketentuan :
– Bila t hitung > t tabel, maka rxy adalah signifikan
– Bila t hitung < t tabel, maka rxy adalah tidak signifikan

5. Partial Correlation
Analisis korelasi parsial (Partial Correlation) digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel dimana variabel lainnya yang
dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel
kontrol). Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin
mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat,
sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel
semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik
maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik
27

maka Y turun). Data yang digunakan biasanya berskala interval atau
rasio.
Menurut

Sugiyono

(2007)

pedoman

untuk

memberikan

interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00

- 0,199

= sangat rendah

0,20

- 0,399

= rendah

0,40

- 0,599

= sedang

0,60

- 0,799

= kuat

0,80

- 1,000

= sangat kuat

Rumus untuk korelasi parsial

Dapat dibaca : korelasi antara X1 dengan Y, bila variabel X2
dikendalikan atau Korelasi antara X1 dan Y bila X2 tetap.

Uji koefisien korelasi parsial dapat dihitung dengan rumus

t tabel dicari dengan dk = n -1

28

- Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Parsial (Uji t)
Uji signifikansi koefisien korelasi parsial digunakan untuk
menguji apakah hubungan yang terjadi itu berlaku untuk populasi
(dapat digeneralisasi). Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan
dengan prestasi belajar jika tingkat stress tetap
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan
prestasi belajar jika tingkat stress tetap
2. Menentukan tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat
signifikansi a = 5%. (uji dilakukan 2 sisi karena untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan, jika 1
sisi digunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau
lebih besar)
Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko
salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesa yang
benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05
adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)

3. Kriteria Pengujian
Berdasar probabilitas:
Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
4. Membandingkan probabilitas
Nilai P value (0,181 > 0,05) maka Ho diterima.
29

6. Multiple Correlation
Korelasi

pada

(multyple

correlation)

merupakan

angka

yang

menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel secara
bersama-sama atau lebih dengan variabel yang lain.
Rumus korelasi ganda dua variabel ditunjukkan pada rumus berikut.

Dimana :
Ry.x1x2 = korelasi ganda antara variabel X1 dan X2 secara
ryx1
ryx2
rx1x2
Jadi untuk

bersama-sama dengan variabel Y
= korelasi Product Moment antara X1 dengan Y
= korelasi Product Moment antara X2 dengan Y
= korelasi Product Moment antara X1 dengan X2
dapat menghitung korelasi ganda, maka harus dihitung

terlebih dahulu korelasi sederhananya dulu melalui korelasi Product
Moment dari Pearson.

30

Tabel Uji Hipotesis

Jenis
Data

Statistik
Deskriptif

Statistik Komparatif
(dua sampel)
Korelasi

Binomial
Nominal

Statistik komparatif
(lebih dari dua sampel)

Independen

Korelasi

Fisher exact

X2 untuk k
sampel

Mc Nemar
X2 1 sampel

X2 2 sampel

Statistik
Asosiatif

Independen

X2 untuk k
sampel

Kontingensi
koefisien C

Cocharn Q

Median tes
Sign test

Ordinal

MannWhitney U
test

Run test
Wilcoxon
matched
pairs

Wald
Woldfwirtz

Friedman
Two Way

Anova

One Way
Anova
Interval/
Rasio

T-test

T-tes
korelasi

Median
Extension

Kruskal –
Wallis One
Way Anova

One Way
Anova

T- tes
independen

Kendall Tau

Pearson Product
Moment
Partial
Correlation

Two Way
Anova

31

Spearman Rank
Correlation

Two Way
Anova

Multiple
Correlation

BAB III. PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Dalam penelitian data yang telah diperoleh harus dianalisis, analisis data dapat
dilakukan dengan menggunakan hipotesis. Hipotesis dibagi menjadi beberapa
jenis dan secara umum dibagi menjadi hipotesis penelitian dan statistik.
Rumusan hipotesis dibagi menjadi hipotesis deskriptif(variabel mandiri),
hipotesis komparatif (perbandingan), dan hipotesis asosiatif (hubungan).
Rumusan hipotesis yang digunakan disesuaikan dengan data dan kemudian
dilakukan uji hipotesis berdasarkan ketentuan masing-masing uji hipotesis.

3.2.

Saran
Dalam pembuatan makalah ini penyusun tidak luput dari kesalahan baik dalam
penulisan maupun isi dari makalah. Oleh sebab itu penyusun mengharapkan
adanya keritikan dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan demi kebaikan
bersama

32

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

11 143 2