Budaya Umpatan Jancok Pada Masyarakat Su

Budaya Umpatan
"Jancok" Pada
Masyarakat
Surabaya Yang
Merusak Tutur
Kata Berbicara

Anggota Kelompok :
Tabitha P.K. /FST/081511133034
Irene Meistabela /FST/081511133020
Giovanni Audri V. /FST/081511133022
Claudia D.P.M. /FST/081511133032
Michelle A.T. /FH/031511133103
Kartini E. A. T. /FH/031511133181
Dorina Silak /FST/081511833060
Magdalena /FEB/041511133155

Kata Jancok Dancok, atau disingkat menjadi Cok (juga
ditulis Jancuk atau Cuk, Ancok atau Ancuk, dan Coeg) merupakan kata
yang tabu digunakan oleh masyarakat Pulau Jawa, khususnya Surabaya
dan sekitarnya secara umum karena memiliki konotasi negatif.

Namun, penduduk Surabaya , Gresik dan Malang menggunakan kata
tersebut sebagai identitas komunitas mereka, bahkan digunakan
sebagai kata sapaan untuk memanggil teman, dan untuk meningkatkan
rasa kebersamaan. Kata Jancok juga menjadi simbol keakraban dan
persahabatan khas di kalangan sebagian arek-arek Suroboyo sehingga
kata Jancok memiliki perubahan makna ameliorasi (perubahan makna
ke arah positif).

Deskripsi

Warga Kampung Palemahan di Surabaya memiliki sejarah
oral bahwa kata Jancok merupakan akronim dari Marijan
ngencuk
Marijan berhubungan badan .
Kata encuk merupakan bahasa Jawa yang memiliki arti
berhubungan badan , terutama yang dilakukan di luar
nikah. Versi lain menyebutkan bahwa kata Jancuk berasal
dari kata kerja diencuk . Kata tersebut akhirnya berubah
menjadi Dancuk dan terakhir berubah menjadi Jancuk
atau Jancok


Deskripsi

Kata ‘Jancok , atau cok dalam bentuk singkatnya,
digunakan sebagai kata seru untuk menunjukkan
perasaan yang muncul, baik perasaan yang bersifat
negatif maupun positif.
Contoh kalimat:
• "Wih, apik'e, Cok!" ("Wih, bagusnya, Cok!")

Di antara para pengguna, kata
Jancok juga digunakan sebagai kata
sapaan untuk mengungkapkan kemarahan
atau menunjukkan kedekatan hubungan di
antara teman.

Meskipun tergolong bahasa gaul anak
muda, kata tersebut masih terasa tidak pantas
untuk digunakan memanggil orang tua karena
arti sebenarnya adalah perkataan kotor.

Contoh kalimat:

Karena konotasi buruk yang melekat
pada istilah Jancok , seseorang akan
menjadi marah jika dipanggil menggunakan
kata tersebut. Hal tersebut tidak berlaku di
antara
teman
karib,
yang
malah
menunjukkan bahwa kedekatan hubungan
mereka membuat mereka tidak akan saling
marah jika dipanggil dengan kata Jancok .

• "Cok, nang endi ae koén?" ("Cok, ke mana saja
kamu?")
• "Ojo meneng aé, Cok!" ("Jangan diam
saja, Cok!")


• "Mlaku-mlaku yok, Cok." ("Jalan-jalan
yuk, Cok.")

Menurut Anas Arrasyid, kata "jancok" adalah suatu hadiah
terburuk yang diberikan secara langsung kepada seseorang
yang dibenci, tetapi juga digunakan sebagai kosakata
pertemanan yang biasa.
Akibatnya, kata "jancok" menjadi penjajahan akidah moral
dalam bertutur kata.
Hasil dari surveinya menunjukkan bahwa jancok merupakan
kata umpatan yang sangat mencolok dan akan membuat
seseorang sakit hati bila mendengarkannya di bandingkan
umpatan lainnya seperti "Asu (Anjing), Kerek (anak anjing),
Bedhes(monyet), Jangkrik, Jaran(kuda), dan Bangsat.

Deskripsi

ANALiSiS

Dalam beberapa komunitas, biasanya kalangan muda, orang-orang

yang sering memperkatakan Jancok atau cok dapat menjalin suatu
pertemanan yang baik bahkan terkesan keren dan wibawa bila
memperkatakannya.

Namun, dalam suatu komunitas masyarakat secara umum dan
kalangan orang dewasa, atau orang-orang yang status sosial lebih
tinggi, kata tersebut menjadi haram untuk diucapkan, bahkan dapat
menyulut suatu pertikaian.
Karena kata umpatan Jancok akan membuat seseorang sakit hati bila
mendengarkannya (jika mengerti arti sebenarnya). Dan menciptakan
suatu rasa dengki jika diungkapkan seseorang dalam keadaan marah.

SOSIAL

Kata ini memiliki sejarah yang masih rancu. Kemunculannya banyak
ditafsirkan karena adanya pelesetan oleh orang-orang terdahulu yang salah
tangkap dalam pemaknaan, dan versi-versi ini muncul dari beberapa negara
tetangga yang orang-orangnya mengucapkan kata yang memiliki intonasi berbeda
namun dengan bunyi hampir sama.
Hal ini karena orang-orang dari beberapa negara tetangga tersebut

mengucapkan kata yang hampir mirip kata jancok dengan ekspresi marah, geram,
atau sejenisnya. Orang Jawa dahulu mengartikan kata jancok (menurut lidah
orang Jawa) adalah kata makian. Setidaknya terdapat empat versi asal-mula
kata Jancok :
• Versi kedatangan Arab
• Versi penjajahan Belanda
• Versi penjajahan Jepang
• Versi umpatan Warga Kampung Palemahan di Surabaya

SEJARAH

Anak-anak jaman sekarang sering mengungkapkan umpatanumpatan salah satunya Jancok ini di setiap kejadian dan tempat di
Surabaya. Terjadinya budaya demikian disebabkan dari kurangnya
pendidikan tutur kata dari orang tua mereka. Bahkan orang tua mereka
sering juga mengucapkan umpatan-umpatan tersebut di hadapan anakanaknya sehingga tidak dapat memberikan teladan bertutur kata yang baik
dan benar.
Akibatnya, mengucapkan kata-kata tersebut sudah menjadi budaya
dalam masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Karena dari tingkah laku yang
dilakukan secara terus menerus menyebabkan terjadinya kebiasaan,
kebiasaan yang dilakukan terus-menerus menjadi karakter dan budaya

suatu masyarakat.

PENDIDIKAN

Perkataan Jancok ini sering diungkapkan oleh kalangan muda dan
menjadi budaya pertemanan, awalnya hanya dilakukan oleh orang-orang
yang asli dari Surabaya. Karena kota Surabaya adalah kota terbesar kedua di
Indonesia dan sebagai ibu kota Jawa Timur, banyak sekali warga pendatang
dari luar Surabaya yang tinggal di Surabaya untuk menempuh pendidikan
dan mencari pekerjaan yang lebih baik.
Banyaknya warga pendatang ini kemudian beradaptasi dan membaur
dengan warga asli Surabya. Karena beradaptasi inilah, banyak warga
pendatang juga mempelajari budaya asli Surabaya, salah satunya adalah
budaya berbicara segala hal yang diberi imbuhan Jancok atau Cok ini.
Menyebabkan warga pendatang juga menyerap budaya buruk dari Surabaya.

LINGKUNGAN

Interpretasi
• Kaitannya dengan Dimensi Allah, yaitu Allah Bapa sebagai pencipta

pasti menciptakan karya-karya untuk mengerjakan hal-hal yang baik.
Allah memberi kita mulut dengan tujuan untuk mengucapkan hal-hal
yang baik, kata-kata yang membawa berkat bagi sesama, bahkan untuk
menyebarkan kebenaran firman Tuhan kepada sesama. Bukan untuk
berbicara kotor.

Efesus 4:29 “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi
pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya
mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

Interpretasi
• Kaitannya dengan Dimensi Allah, yaitu Yesus yang melakukan
perbuatan-perbuatan kasih. Ketika seseorang sudah berkata
kotor, ia tidak lagi berbuat kasih sebagaimana Yesus
melakukannya karena kata-kata kotornya bahkan sudah
menyakiti hati orang yang mendengarnya
• Kaitannya dengan Dimensi Allah, yaitu Roh Kudus yang fokus
pada jalan Allah dimana kita seharusnya mendengar ucapan
Roh Kudus dibanding keinginan duniawi. Ketika seseorang
berkata kotor, ia berarti lebih mendengarkan keinginan

duniawi nya untuk mengumpat orang lain dengan katakatanya dibandingkan bersabar menghadapi orang-orang lain
yg dihadapinya.

Interpretasi
• Ketika seseorang berkata kotor, imago dei nya yang
seharusnya menggambarkan karakter Allah sudah susut,
orang tersebut tidak lagi mencerminkan imago dei yang
sebenarnya
• Secara estilmologis, dimana kata
Jancok
berarti
bersetubuh dengan Ibumu, Melanggar hukum Tuhan yang
ke-5 karena dia sudah sangat merendahkan orangtua dengan
mengatakan hal tersebut. dia tidak lagi menghormati Ibunya
sehingga dengan tanpa berat dan tanpa merasa bersalah ia
mengucapkan kata-kata kotor itu.

Interpretasi
• Melanggar hukum Tuhan yang ke-6 karena ketika seseorang berkata
kotor pada orang lain, sama saja dengan ia membunuh karakter orang

yg mendengarnya. Ada dua kemungkinan, yaitu : 1. Jika orang yg
mendengarnya adalah anak-anak atau orang yg tidak tahu artinya, bisa
saja ia mengikutinya karna dianggap tren juga di kota Surabaya. 2. Bisa
saja orang yg mendengarnya terkejut dan drop mental jika orang
tersebut tidak kuat dengan kata-kata kasar.
• Sebagai gereja, kita seharusnya mampu keluar dari budaya kata-kata
kotor yang dianggap tren itu, berproses dan dimantapkan Allah dalam
kehidupan gereja yang suci, dan menjadi budaya baru yang hidup lebih
baik tanpa kata-kata kotor itu, menunjukkan bahwa budaya tren tidak
harus berkata kotor.

Interpretasi
• Dalam pengakuan iman rasuli, Aku percaya kepada Roh
Kudus, gereja yang kudus dan am . Kita percaya kepada Roh
Kudus, oleh karena itu seharusnya kita bisa lebih percaya
dengan tuntunan dan teguran Roh Kudus dalam hidup kita
dibandingkan
dengan
budaya
orang-orang

yang
menganggap bahwa kata Jancok adalah sebuah identitas.
Harus lebih mendengarkan Roh Kudus. Kita adalah bagian
dari gereja yang kudus. Dalam menjalani kehidupan seharihari, kita harus menunjukkan hidup kudus itu.

Aksi
• Melakukan penyebaran poster atau gerakan tutur kata
yang baik melalui sosmed (sosial media) tentang
bahaya salah berbicara
• Melakukan penyuluhan
• Di Kristiani sendiri dapat memanggil pendeta dan
melakukan PA tentang keharaman/tidak
diperbolehkannya pengucapan kata-kata kotor.
• Memberikan pidato singkat saat terdapat acara
tentang penitngnya berbicara yang sehat tanpa
terpengaruh budaya jancuk
• Saling mengingatkan teman-teman untuk berbicara
dengan bahasa yang lebih sopan dalam segala keadaan



Sekian dan Terima Kasih

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65