T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembinaan Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Program Supervisi Di Gugus Hasanudin Kebonagung Kabupaten Demak T2 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN

4.1 Profil Gugus
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar
di wilayah gugus Hasanudin yang berlokasi di Sekolah
Dasar Negeri Tlogosih 1 yang beralamat di desa
Tlogosih kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak.
Visi gugus Hasanudin adalah Terwujudnya tenaga
pendidik yang professional dan memiliki komitmen
terhadap

tugas

sehingga

mampu

menghasilkan


kualitas pendidikan yang tinggi. Misi gugus Hasanudin
adalah melaksanakan sistem pembinaan professional
secara terprogram dengan memperdayakan gugus
sekolah melalui optimalisasi KKG, KKKS, dan KKPS.
Gugus Hasanudin memiliki motto (1) guru
Mitra Belajar Siswa, Belajar dengan senang akan
membuat senang belajar, dan (2) tidak ada yang
mudah tetapi tidak ada yang tidak dapat tercapai.
Tujuan di bentuknya gugus Hasanudin adalah: (1)
Terselenggaranya Kegiatan Kelompok Kerja Guru dan
Kepala Sekolah; (2) Meningkatnya aktifitas guru dan
kepala

sekolah

di

PKG;

(3)


Teratasi

masalah
35

manajemen dan pembelajaran yang dihadapi oleh
kepala sekolah dan guru; (4) Menjadikan guru dan
kepala

sekolah

menjadi

tenaga

pendidik

yang


professional.
Jumlah siswa sekolah dasar di wilayah gugus
Hasanudin dalam tiga tahun terakhir mengalami
pengurangan.

Hal

itu

dikarenakan

program keluarga berencana

berhasilnya

yang ada di sekitar

gugus Hasanudin. Berikut ini adalah tabel jumlah
siswa di sekolah dasar gugus Hasanudin untuk tiga
tahun terakhir.

Tabel 4.1
Jumlah Siswa di Gugus Hasanudin
Tahun Pelajaran
N
o

2012/2013

Nama SD

L

P

JM
L

2014/2015
2013/2014
Jumlah Siswa

JM
L
P
L
P
JML
L
5
6
7
8

1

2

3

4


1.

SD
TLOGOSIH 1

85

86

171

81

78

159

82

75


157

2.

SD
TLOGOSIH 2

68

65

133

62

59

121


56

62

118

3.

SD
Sarimulyo 1

79

68

147

94

72


166

88

73

161

4.

SD
Sarimulyo 2

89

70

159


85

77

162

91

72

163

5.

SD
Solowire

12
5
44

6

87

212

114

92

206

110

93

203

376

822

436

378

814

427

37
5

802

JUMLAH

Sumber: Data diolah, 2014

36

Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di
lingkungan gugus Hasanudin masih kurang. Hal itu
dapat dilihat dari data tabel berikut ini.
4.2
Tenaga Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Tenaga Pendidik & Kependidikan
No

Nama SD

Ket

1

2

3

4

5

Gr.
PJO
K
6

1.

SD TLOGOSIH 1

1

4

1

1

1

-

2.

SD TLOGOSIH 2

1

4

-

-

-

-

3.

SD Sarimulyo 1

1

3

-

1

-

-

4.

SD Sarimulyo 2

1

3

1

-

-

-

5.

SD Solowire

1

3

-

-

-

-

5

17

2

2

1

-

JUMLAH

KS

Gr.
Kls

Gr.
PAI

Penja
ga

TU

7

8

9

Sumber: Data diolah, 2014
Struktur Organisasi KKKS Gugus Hasanudin Periode
2014 / 2015
Tabel 4.3
Struktur Organisasi KKKS Gugus Hasanudin
No

Jabatan

Nama

Keterangan

1

2

3

4

1.

Pembina

Drs. H.KARSONO.

Pengawas TK/SD Dabin II

2.

Ketua

Slamet
pujiono,S.Pd

Kepala SD TLOGOSIH 1

3.

Sekretaris

SUWARNI,S.Pd.S
D

Kepala SD Sarimulyo 2

37

4.

Bendahara

SLAMET,S.Pd.SD

Kepala SD Tlogosih 2

5.

Anggota

Silvester
Sunar,S.Pd.

Kepala SD Solowire

6

Anggota

Rasidi, S.Pd,SD

Kepala SD Sarimulyo 1

Sumber: data diolah 2014
Struktur Organisasi KKG Hasanudin Periode Tahun
2014 / 2015
Tabel 4.4
Struktur Organisasi KKG Hasanudin
No

Jabatan

Nama

Keterangan

1

2

3

4

1.

Pembina

Drs. H. Karsono

Pengawas TK/SD Dabin II

2.

Ketua

Slamet
Pujiono,S.Pd

Kepala SD TLOGOSIH 1

3.

Sekretaris

Slamet Jumali,A
Ma.Pd

Guru SD TLOGOSIH 1

4.

Bendahara

Dradjad
Siswati,S.Pd.SD

Guru SD TLOGOSIH 1

5.

Anggota

Silvester Sunar, S,
Pd

Kepala SD Solowire

6.

Anggota

Suwarni,S.Pd.SD

Kepala SD Sarimulyo 2

Slamet,S.Pd.SD

Kepala SD TLOGOSIH 2

Rasidi,S.Pd.SD

Kepala SD Sarimulyo 1

Sumaryoto,S.Pd.I

PAI

Mas ud,S.Pd

PJOK

Edy Sutanto

SBK

7.

Seksi

Sumber: data diolah 2014

38

4.2 Deskripsi Penelitian
1. Data Awal
Sebelum
kemampuan

dilakukan

kepala

penelitian

sekolah

dalam

tentang

melakukan

supervisi, peneliti melakukan observasi awal terhadap
5

(lima)

orang

kepala

sekolah

tentang

kualitas

pelaksanaan supervisi di gugus Hasanudin. Hal yang
diobservasi adalah pelaksanaan supervisi oleh kepala
sekolah

yang

meliputi

kegiatan

perencanaan,

pelaksanaan dan tindak lanjut. Berdasarkan data
observasi

awal

pelaksanaan
kesulitan

dapat

supervisi
dalam

diketahui
kepala

bahwa

sekolah

membuat

dalam

mengalami

perencanaan

dan

melakukan kegiatan tindak lanjut.
Berikut
pelaksanaan

ini

adalah

supervisi

di

hasil
gugus

pengamatan
Hasanudin

Kebonagung Demak.

39

Tabel 4.5
Data Observasi Awal Pelaksanaan Supervisi
di Gugus Hasanudin Kebonagung Demak

No
1
2
3

Aspek yang Dinilai

Nama

Jumlah

Keterangan

1

8

Cukup Baik

2

1

9

Cukup Baik

3

2

2

13

Baik

1

1

1

1

6

Kurang
Baik

2

2

2

2

1

10

Cukup Baik

7

8

8

9

8

6

46

35%

40%

40%

45%

40%

30%

38%

KS-1
KS-2
KS-3

A

B

C

D

E

F

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

2

2

1

1

1

KS-4
4
5

KS-5

Sumber: data diolah 2014
Keterangan:
No

Aspek

Indikator

1

Persiapan

2

Pelaksanaan

(A) Penyusunan Program Supervisi
(B) Penyusunan Instrumen
(C) Pendahuluan

Tindak Lanjut

(D) Inti
(E) Penutup
(F) Penguatan dan pembinaan

3

Berdasarkan data tabel 4.5 di atas dapat
diketahui

bahwa

sebelum

dilakukannya

tindakan

berupa pembinaan kepala sekolah melalui kegiatan
lokakarya hanya terdapat satu orang kepala sekolah
yang melaksanakan supervisi dengan baik. Terdapat 3
40

orang

kepala

sekolah

yang

melakukan

supervisi

dengan cukup baik dan terdapat satu orang kepala
sekolah yang melakukan supervisi dengan kurang
baik.

Jika

di

persentasekan

secara

kuantitas

pelaksanaan supervisi hanya mencapai 38%.
Secara
gugus

kualitas

Hasanudin

pelaksanaan

Kebonagung

supervisi

Demak

di

termasuk

dalam kategori kurang baik. Hal itu dapat dilihat dari
persentase pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang
hanya mencapai 40%. Kepala sekolah mengalami
kesulitan dalam menyusun program supervisi dengan
persentase 35%, untuk aspek penyusunan instrument
mencapai persentase 40%, untuk aspek melakukan
pelaksanaan kegiatan pendahuluan mencapai 35%,
untuk aspek pelaksanaan kegiatan inti mencapai 40%,
untuk aspek pelaksanaan kegiatan penutup mencapai
persenatse 40%, untuk aspek pemberian pembinaan
dan penguatan mencapai persentase 40%.
Jika dilihat dari segi kualitas dan kuantitas
dari pelaksanaan supervisi masih kurang baik. Masih
ada kepala sekolah yang belum membuat program
supervisi dan melakukan tindak lanjut. Maka dalam
penelitian ini, akan di lakukan sebuah lokakarya
untuk

kepala

sekolah

di

Gugus

Hasanudin

Kebonagung Demak untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaan supervisi.

41

2. Tahap Pertama
Untuk tahap I dilakukan selama 2 minggu.
Kegiatan pada tahap I dilakukan dalam 4 tahapan
yaitu

perencanaan,

pelaksanaan,

observasi

dan

refleksi. Berikut ini penjelasannya.
a. Perencanaan
Kegiatan

perencanaan

yang

akan

peneliti

lakukan pada tahap I adalah sebagai berikut; (1)
Merumusan masalah yang akan dicari solusinya.
Dalam

penelitian

ini

masalah

yang

akan

dicari

solusinya adalah kepala sekolah masih mengalami
kesulitan dalam menyusun program supervisi dan
melakukan tindakan lanjut supervisi yang dapat
dilihat

dari

penyelesaian

data

awal.

masalah

(2)

Merumusan

menghadapi

tujuan

tantangan

melakukan inovasi/tindakan. Dalam penelitian ini
penulis
tindakan
melalui

mengambil

rencana

memberikan
kegiatan

pelaksanaan

untuk

pembinaan

lokakarya

supervisi

untuk

kepala

melakukan

kepala

sekolah

meningkatkan
sekolah.

(3)

Merumuskan langkah-langkah kegiatan penyelesaian
masalah menghadapi tantangan melakukan tindakan.
Langkah-langkah

yang

diambil penulis dalam

melakukan tindakan antara lain memberikan contoh
cara melakukan supervisi dan menjelaskan supervisi
yang akan dikerjakan. (4) Mengidentifikasi metode
pengumpulan data yang akan digunakan, metode
pengumpulan

42

data

yang

diambil

oleh

penulis

merupakan

data

kualitatif

melalui

observasi,

pengamatan serta wawancara kepada kepala sekolah
mengenai

pelaksanaan

instrumen

supervisi.

pengamatan

dan

(5)

Penyusunan

evaluasi.

Dalam

pengambilan data, penulis menggunakan instrument
berupa

lembar

observasi

mengenai

pelaksanaan

supervisi oleh kepala sekolah.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan

penelitian

pada

tahap

1

ini,

dilakukan selama 2 minggu. Pelaksanaan dilakukan
dengan melakukan observasi tentang pelaksanaan
supervisi oleh kepala sekolah di gugus Hasanudin
Kebonagung Demak. Sebelum melakukan melakukan
supervisi peneliti meminta kepala sekolah untuk
membuat

program

dan

jadwal

supervisi

agar

pelaksanaan supervisi dapat berjalan lancar. Kepala
sekolah mengemukakan bahwa mereka mengalami
kesulitan

untuk

membuat

program

supervisi.

Kemudian supervisor memberikan peminaan kepada
kepala sekolah tentang bagaimana membuat program
supervisi.
c. Observasi
Setelah dilakukan pembinaan oleh supervisor
terhadap kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya
peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah di gugus
Hasanudin Kebonagung Demak. Berikut ini adalah
hasil observasi mengenai pelaksanaan supervisi kepala

43

sekolah setelah di berikan tindakan berupa pembinaan
melalui kegiatan lokakarya.
Tabel 4.6
Data observasi awal pelaksanaan supervisi di gugus
Hasanudin Kebonagung Demak
No

Aspek yang Dinilai

Nama
A

B

C

D

E

F

Jumlah

Ket
Cukup
Baik

1

KS-1

2

2

2

2

2

2

12

2

KS-2

3

2

3

3

3

2

16

3

KS-3

3

3

4

3

3

3

19

4

KS-4

2

2

2

2

2

2

12

Baik
Sangat
baik
Cukup
Baik

5

KS-5

3

3

2

2

3

3

16

Baik

14

12

13

13

13

13

78

65%

60%

65%

60%

65%

60%

63%

Sumber: data diolah 2014
Keterangan:
No Aspek
1

Persiapan

2

Pelaksanaan

3

44

Tindak
Lanjut

Indikator
A. Penyusunan Program Supervisi
B. Penyusunan Instrumen
C. Pendahuluan
D. Inti
E. Penutup
F. Penguatan dan pembinaan

Berdasarkan data tabel 4.6
diketahui

bahwa

setelah

di atas dapat

dilakukannya

tindakan

berupa pembinaan kepala sekolah melalui kegiatan
lokakarya tidak ada lagi kepala sekolah yang termasuk
kategori kurang baik. Terdapat 2 orang kepala sekolah
yang

melakukan

supervisi

dengan

cukup

baik.

Terdapat 2 orang kepala sekolah yang melakukan
supervisi dengan baik. Dan terdapat satu orang kepala
sekolah yang sudah melakukan supervisi dengan
sangat baik. Jika di persentasekan secara kuantitas
pelaksanaan supervisi hanya mencapai 63%.
Secara kualitas pelaksanaan supervisi di gugus
Hasanudin

Kebonagung

Demak

termasuk

dalam

kategori baik. Hal itu dapat dilihat dari persentase
pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang hanya
mencapai 63%. Untuk aspek menyusun program
supervisi mencapai persentase 65%, untuk aspek
penyusunan instrument mencapai persentase 60%,
untuk

aspek

pendahuluan

melakukan
mencapai

pelaksanaan
65%,

kegiatan

untuk

aspek

pelaksanaan kegiatan inti mencapai 60%, untuk aspek
pelaksanaan kegiatan penutup mencapai prosentase
65%,

untuk

aspek

pemberian

pembinaan

dan

penguatan mencapai prosentase 60%.
d. Refleksi
Hasil dari pelaksanaan tahap I ini menunjukkan
bahwa

indikator

pencapaian

hasil

belum

sesuai/tercapai seperti rencana/keinginan peneliti.

45

Meskipun terjadi peningkatan pada setiap aspek
pelaksanaan supervisi yang dilakukan kepala sekolah
namun perlu ditingkatkan karena hasil yang diperoleh
belum mencapai indikator kinerja. Berikut ini adalah
kelebihan dan kekurangan dari penelitian tahap I.
Kelebihan dari tahap ini adalah (1) Kepala
sekolah membuat jadwal terlebih dahulu sebelum
supervisi dilaksanakan. (2) Kepala sekolah membuat
instrument penilaian yang akan digunakan dalam
supervisi. (3) Terjalin komunikasi yang baik antara
kepala sekolah dan guru.
Kekurangan dari tahap ini adalah (1) Terdapat
kepala sekolah yang belum memsiapkan supervisi
dengan

baik.

Misalnya

kepala

sekolah

tidak

mempersiapkan instrument penilaian terlebih dahulu
sebelum sepervisi dilakukan. (2) Pada saat melakukan
supervisi

kepala

sekolah

kurang

memperhatikan

pelaksanaan pembelajaran yang sedang di supervisi.
(3) Kepala sekolah dalam melakukan tindak lanjut
masih belum maksimal. Misalnya kepala sekolah
hanya memberikan hasil supervisi saja tanpa adanya
tindak lanjut dari hasil tersebut.
Karena prosentase baik secara kualitas dan
kuantitas

kepala

sekolah

dalam

melaksanakan

supervisi di gugus Hasanudin Kebonagung Demak
belum mencapai indikator kinerja maka penelitian
akan dilanjutkan pada tahap berikutnya.

46

3. Tahap Dua
Sama halnya dengan pelaksanaan tahap I,
pelaksanaan tahap II dilakukan selama 2 minggu
dengan tahapan penelitian perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refeleksi.
a. Perencanaan
Dari hasil refleksi pada tahap pertama, peneliti
merencanakan untuk melakukan tindakan pembinaan
kepala sekolah melalui lokakarya yang lebih spesifik
lagi yaitu tentang bagaimana cara menyusun program
supervisi

dan

instrument

serta

bagaimana

cara

melakukan tindak lanjut.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan

penelitian

pada

tahap

2

ini,

dilakukan selama 2 minggu. Pelaksanaan dilakukan
dengan melakukan observasi tentang pelaksanaan
supervisi oleh kepala sekolah di Gugus Hasanudin
Kebonagung
supervisi,

Demak.
kepala

Sebelum

sekolah

kegiatannya

lebih

di

menyusun

program

melaksanakan

mengikuti

tekankan
supervisi,

pada

lokakarya
bagaimana

mempersiapkan

instrument penilaian serta bagaimana melakukan
tindak lanjut. Setelah mengikuti lokakarya kemudian
kepala

sekolah

melakukan

supervisi

di

sekolah

masing-masing.

47

c. Observasi
Setelah dilakukan pembinaan oleh supervisor
terhadap kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya
peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah di gugus
Hasanudin Kebonagung Demak. Berikut ini adalah
hasil observasi mengenai pelaksanaan supervisi kepala
sekolah setelah di berikan tindakan berupa pembinaan
melalui kegiatan lokakarya.
Tabel 4.7
Data Observasi Awal Pelaksanaan Supervisi di
Gugus Hasanudin Kebonagung Demak

No

Nama

1

KS-1

Aspek yang Dinilai
A

B

C

D

E

F

3

3

3

3

3

3

Jumlah

Ket

18

Baik

KS-2
2

Sangat
4

4

4

4

4

3

23

4

4

4

4

4

4

24

Baik

3

3

3

3

3

3

18

Baik

KS-3
3
4

KS-4

Sangat

KS-5
5

Sangat
4

4

3

4

4

4

23

18

18

17

18

18

17

106

75%

75%

71%

75%

75%

71%

74%

Sumber: data diolah 2014

48

Baik

Baik

Keterangan:
No Aspek
1

Persiapan

2

Pelaksanaan

3

Tindak
Lanjut

Indikator
A. Penyusunan Program Supervisi
B. Penyusunan Instrumen
C. Pendahuluan
D. Inti
E. Penutup
F. Penguatan dan pembinaan

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui
bahwa secara kuantitas hasil penelitian pada tahap II
dimana kepala sekolah diberikan pembinaan melalui
kegiatan lokakarya sudah tidak ada lagi kepala
sekolah yang termasuk kategori cukup baik dalam
melaksanakan supervisi. Terdapat dua kepala sekolah
yang termasuk kategori baik dan terdapat 3 orang
kepala sekolah yang termasuk kategori sangat baik.
Sehingga jika di

prosentasekan secara kuantitas

pelaksanaan supervisi mencapai 74%.
Sedangkan

secara

kualitas

pelaksanaan

supervisi di gugus Hasanudin Kebonagung Demak
pada tahap II termasuk dalam kategori sangat baik.
Hal itu dapat dilihat dari persentase pelaksanaan
supervisi kepala sekolah yang hanya mencapai 75%.
Untuk aspek menyusun program supervisi mencapai
prosentase 75%, untuk aspek penyusunan instrument
mencapai persentase 75%, untuk aspek melakukan
pelaksanaan kegiatan pendahuluan mencapai 75%,
untuk aspek pelaksanaan kegiatan inti mencapai 75%,
49

untuk aspek pelaksanaan kegiatan penutup mencapai
prosentase 90%, untuk aspek pemberian pembinaan
dan penguatan mencapai persentase 71%.
d. Refleksi
Hasil yang yang diperoleh pada tahap II ini, telah
menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan.
Dengan adanya pembinaan kepala sekolah melalui
kegiatan

lokakarya

pelaksanaan
Hasanudin

tentang

supervisi.

peningkatan

Kepala

Kebonagung

sekolah

Demak

kualitas
di

sudah

gugus
mampu

melaksanakan supervisi dengan sangat baik. Kepala
sekolah

sudah

matang

melalui

supervisi

dan

melakukan
kegiatan

penyusunan

perencanaan
penyusunan
instrument

dengan
program
supervisi.

Kepala sekolah juga sudah melaksanakan supervisi
dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari sikap kepala
sekolah

pada

saat

melakukan

supervisi

serta

bagaimana cara kepala sekolah mengamati guru yang
sedang disupervisi. Selain itu kepala sekolah juga
sudah dapat melaksanakan kegiatan tindak lanjut
dengan baik. Dimana kepala sekolah memberikan
penguatan

dan

pembinaan

kepada

guru

yang

bersangkutan.
Pada tahap II ini secara kuantitas, kepala
sekolah
supervisi

di

gugus

dengan

Hasanudin
baik

yang

sudah
mampu

melakukan
mencapai

persentase sebesar 87%. Begitu pula secara kuantitas
yang mengalami peningkatan mencapai 100%. Nilai

50

tersebut sudah memenuhi indikator kinerja yang
ditentukan dalam penelitian ini, yang menyebutkan
bahwa pelaksanaan supervisi mengalami peningkatan
jika secara kualitas dan kuantitas minimal mampu
mencapai persentase 80%. Hasil pada tahap II ini
menunjukkan kepala sekolah sudah melampui target
yang

ditentukan,

dan

dapat

dikatakan

bahwa

penelitian ini sudah berhasil dan tidak dilanjutkan
untuk tahap berikutnya.
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian
dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan kinerja guru. Kegiatan supervisi
dalam

penelitian

ini

di

awali

dengan

kegiatan

perencanaan. Dalam kegiatan perencanaan diawali
dengan

pembuatan

program

yang

berisi

tentang

tujuan dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi
akademik.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dapat

diketahui

bahwa

program

supervisi

yang

dilakukan di gugus Hasanudin berisi tentang tujuan
dilakukannya supervisi akademik serta ruang lingkup
pelaksanaan supervisi akademik. Berikut ini adalah
petikan wawancara peneliti dengan Bapak Slamet
kepala sekolah di gugus Hasanudin tentang persiapan
sebelum kegiatan supervisi.

51

Setelah program supervisi di buat oleh kepala
sekolah, kemudian dilanjutkan dengan penyiapan
instrument supervisi. Instrument supervisi tersebut
meliputi

instrument

Pelaksanaan
untuk

untuk

Pembelajaran

penelahaan

penelaahan
(RPP),

dan

pelaksanaan

Rencana

instrument

pembelajaran.

Instrument tersebut digunakan untuk mengetahui
apakah RPP yang telah dibuat oleh guru sudah sesuai
dengan

standar

Identitas

penyusunan

mata

pelajaran,

RPP

yang

standar

meliputi

kompetensi,

kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,
metode

pembelajaran,

kegiatan

pembelajaran,

Penilaian hasil belajar, Sumber belajar. Sedangkan
untuk

instrument

pembelajaran

penelahaan

pelaksanaan

kegiatan

pendahuluan,

meliputi

kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
dapat

diketahui

supervisi

bahwa

kepala

pada

sekolah

saat

perencanaan

membuat

instrument

penilaian tentang penelahaan RPP dan penelaahan
Pelaksanaan pembelajaran. berikut ini adalah petikan
wawancara peneliti dengan bapak Slamet, kepala
sekolah

di

gugus

Hasanudin

tentang

penyiapan

instrument.
“Saya, sebelum mengadakan supervisi, saya
memang
menyiapkan
instrument
penilaian
supervisi. Instrument tersebut meliputi instrument
tentang penelaahan RPP dan instrument penilaian
proses pembelajaran, sehingga mempermudah
nanti dalam pelaksanaan.”

52

Sebelum

dilakukannya

supervisi

akademik,

terlebih dahulu dibuat jadwal untuk memudahkan
pelaksanannya. Jadwal pelaksanaan di buat untuk
memudahkan pelaksanaan supervisi, karena dengan
ada perencanaan jadwal pelaksanaan supervisi akan
memudahkan guru untuk mempersiapkan aspek yang
di perlukan dalam kegiatan supervisi.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dilapangan dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan
supervisi dilakukan setiap minggu, satu kelas untuk
satu orang guru, satu mata pelajaran dengan waktu 2
jam

pelajaran.

Berikut

ini

adalah

petikakan

wawancara peneliti dengan bapak Slamet, kepala
sekolah di gugus Hasanudin tentang pembuatan
jadwal supervisi.
“ Saya membuat jadwal untuk pelaksanaannya.
Selain memudahkan guru untuk mempersiapkan
segala sesuatu yang di perlukan dalam supervisi
agar tercipta kesepakatan antara guru dan kepala
sekolah tentang kapan dilaksanakan supervisi.
Karena terkadang di hari yang telah dijadwalkan,
guru yang bersangkutan sedang ada keperluan.”

Setelah semuanya direncanakan dengan baik
dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan supervisi.
Supervisi harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah di buat sebelumnya. Pada saat melakukan
supervisi, supervisor harus bersikap sopan dan tidak
menganggu pelaksanaan supervisi. Tujuannya adalah
agar guru yang disupervisi tidak merasa terganggu
saat sedang melakukan supervisi.

53

Berdasarkan data observasi yang dilakukan
peneliti,

pada saat melakukan supervisi akademik,

kepala sekolah bersikap sopan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pembelajaran. Kepala sekolah berada di
belakang ruang kelas untuk mengamati jalannya
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
membawa lembar instrument penilaian supervisi.
Instrument
digunakan

untuk

penilaian

supervisi

mengamati

guru

tersebut

yang

sedang

mengajar. Berdasarkan data dokumentasi, instrument
yang di bawa kepala sekolah adalah instrument
tentang penelaah RPP dan Instrument penelaahan
pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi
nama mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar,

tujuan

pembelajaran

materi

ajar,

metode

pembelajaran,

alokasi

waktu,

langkah-langkah

pembelajaran,

sumber

belajar

dan

Sedangkan

untuk

pembelajaran

instrument

meliputi

supervisi

nama

mata

penilaian.
kegiatan
pelajaran,

kompetensi dasar, indikator, kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Pada

saat

pelaksanaan

supervisi

akademik

berlangsung, kepala sekolah sebagai supervisor akan
mengamati persiapan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Persiapan pembelajaran tersebut meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di buat
oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru
yang disupervisi membuat RPP sebelum melakukan
pembelajaran.
54

Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui
bahwa guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum
pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama
satuan

pendidikan,

Kompetensi,

identitas

Kompetensi

Dasar,

sekolah,
alokasi

Standar
waktu,

perumusan indikator, skenario pembelajaran. Berikut
ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Bapak
Slamet Jumali guru kelas VI tentang pembuatan RPP.
“Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
saya membuat RRP. yang berisi beberapa
komponen seperti nama satuan pendidikan,
identitas
sekolah,
Standar
Kompetensi,
Kompetensi Dasar, alokasi waktu, perumusan
indikator,
skenario
pembelajaran.
Skenario
pembelajaran yang saya buat untuk memperlancar
proses pembelajaran sehingga skenario tersebut
harus di rancang dengan sebaik- baiknya.”

Selain RPP, guru juga harus mempersiapkan
instrument penilaian pembelajaran. Pada saat guru
membuat RPP, guru juga harus membuat instrument
penilaian yang meliputi jenis test yang dibuat oleh
guru yang akan digunakan untuk menilai kemampuan
siswa diakhir pembelajaran. guru juga membuat
pedoman penilaian (scoring) serta membuat kunci
jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru
kelas VI membuat RPP mata pelajaran IPA dengan
baik. Hal itu dikarenakan guru sudah mencantumkan
semua komponen RPP. Guru juga membuat tes
penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru juga
55

membuat

kunci

jawaban

dari

tes

tertulis

yang

dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Berikut ini ada petikan wawancara peneliti
dengan bapak Slamet Jumali guru kelas VI tentang
pembuatan instrument penilaian pembelajaran.
“Saya membuat pedoman penilaian, penilaian
tersebut untuk menilai tes yang saya lakukan di
akhir pembelajaran. Kalau untuk bentuk tesnya
ada yang tertulis dan ada juga yang lisan. Kalau
untuk test tertulis saya juga sudah membuatkan
kunci jawabannya.”

Pada
harus

saat

mengacu

pelaksanaan
pada

RPP

pembelajaran,
yang

telah

di

guru
buat

sebelumnya. Supervisor akan mengamati kemampuan
guru

dalam

melakukan

kegiatan

pendahuluan.

Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa
pada saat pelaksanaan pembelajaran guru dapat
melaksanakan kegiatan pendahuluan dengan baik.
Hal

itu

terlihat

dari

kemampuan

guru

dalam

melakukan apersepsi, memberikan motivasi kepada
siswa, menjelaskan KD dan tujuan pembelajaran,
serta menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuia dengan silabus.
Berdasarkan

pada

data

observasi

dapat

diketahui bahwa guru mampu melakukan kegiatan
pendahuluan dengan baik. Hal itu dapat dilihat pada
data instrument supervisi pembelajaran. Pelaksanaan
supervisi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan
dengan 2 jam pelajaran untuk setiap pertemuannya.
Pada

56

setiap

pertemuan

guru

sudah

melakukan

kegiatan pendahuluan dengan baik. Berikut ini adalah
petikan

wawancara

peneliti

dengan

Ibu

Dradjad

Siswati, S.Pd. SD. guru kelas I yang menjadi pengamat
pada saat pelaksanaan supervisi untuk menggantikan
peneliti.
“Pada saat saya melakukan observasi, Bapak
Slamet
Jumali
telah
melakukan
kegiatan
pendahuluan dengan baik. Karena beliau sudah
melaksanakan semua aspek dalam kegiatan
pendahuluan
seperti
melakukan
apersepsi,
memotivasi
siswa,
menyampaikan
tujuan
pembelajaran.”

Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan
inti

dari

pembelajaran.

pembelajaran

yang

Pada

disupervisi

kegiatan

meliputi

inti

kegiatan

eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi.
Berdasarkan

data

observasi

dilapangan

dapat

diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah
melakukan

kegiatan

inti

dengan

baik.

Guru

melakukan kegiatan eksplorasi pembelajaran salah
satunya

adalah

dengan

melibatkan

siswa

dalam

mencari informasi dan belajar dari aneka sumber
dengan menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun,
dalam penggunaaan alat peraga pembelajaran guru
masih mengalami kesulitan. Misalnya pada saat guru
menggunakan alat peraga di ruang laboratorium. Guru
juga

melakukan

kegiatan

elaborasi

salah

satu

contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui
pemberian

tugas,

diskusi

dan

lain-lain

untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis. Sedangkan untuk kegiatan konfirmasi guru
57

memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk

lisan,

terhadap
petikan

tulisan,

keberhasilan
wawancara

isyarat,
siswa.

peneliti

maupun

Berikut
dengan

hadiah

ini
Ibu

adalah
Dradjad

Siswati, S.Pd. SD. guru kelas I yang penjadi pengamat
pengganti

tentang

kemampuan

guru

dalam

melaksanakan kegiatan inti pembelajaran.
“Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, dia
sudah melakukan kegiatan inti dengan baik. Pada
intinya semuanya sudah berjalan dengan baik.
Beliau sudah melakukan eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Namun ia mengalami kendala pada
saat menggunakan alat peraga.”

Selanjutnya-kegiatan terakhir pada pelaksanaan
pembelajaran adalah penutup. Pada kegiatan penutup
diharapkan

guru

mampu

membuat

rangkuman,

melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran

yang

sudah

dilakukan.

Guru

juga

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Berikut ini adalah petikan wawancara
peneliti dengan Ibu Dradjad Siswati, S.Pd. SD. guru
kelas I tentang kegiatan penutup.
“Pada kegiatan penutup yaitu dengan membuat
rangkuman
atau
simpulan.
Guru
juga
memberikan
penilaian
terhadap
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mampu
memberikan umpan balik terhadap proses hasil
pembelajaran,
dan
menyampaikan
rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.”

Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran yang di
supervisi adalah kemampuan guru dalam melakukan
evaluasi.

58

Berdasarkan

data

dokumentasi

dan

observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan
evaluasi dalam bentuk tes tertulis dan tes lisan. Tes
tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap
materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan
pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai
menerangkan materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat
penyusunan RPP. Soal yang dibuat oleh guru sudah
mencakup semua materi yang telah diajarkan yang
dilengkapi dengan kunci jawaban. Setelah evaluasi
selesai dilakukan, maka akan di ketahui hasil belajar
siswa. Dari hasil belajar tersebut nantinya akan
menjadi

landasan

dilakukannya

kegiatan

tindak

lanjut. Berdasarkan data observasi yang dilakukan
peneliti di lapangan dapat diketahui bahwa hasil
belajar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang nilainya ≥
75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil belajar
siswa masih dikatakan belum tuntas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan
tindak lanjut yang dilakukan oleh guru adalah dengan
memberikan PR yang harus dikerjakan siswa di
rumah. Selain itu, guru membahas kembali materi
pelajaran

yang

belum

dikuasai

siswa

serta

observasi

dapat

memberikan tugas kegiatan eksplorasi.
Berdasarkan

pada

data

diketahui bahwa pada saat pelaksanaan supervisi,
59

supervisor ikut serta dalam kegiatan pembelajaran.
Supervisor duduk di barisan belakang ruang kelas dan
bersikap seolah-olah siswa yang sedang mengikuti
pembelajaran. Supervisor mendengarkan penjelasan
materi dari guru sambil melakukan pengamatan
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Namun
pada saat memberikan sesi tanya jawab kepada siswa,
supervisor tidak ikut serta memberikan pertanyaan
kepada guru yang disupervisi.
Kegiatan pembelajaran selesai dilakukan, maka
selesai juga kegiatan supervisi yang dilakukan oleh
supervisor. Dari data observasi yang diperoleh peneliti
dapat diketahui bahwa, di akhir kegiatan pelaksanaan
supervisi, supervisor membuat perjanjian dengan guru
yang

disupervisi

untuk

membicarakan

hasil

pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
Setelah

terdapat

kesepakatan

antara

guru

dan

supervisor kapan akan dilakukan pertemuan maka
supervisor meninggalkan kelas.
Hasil pengamatan supervisi akan di sampaikan
kepada

guru

pada

kegiatan

pertemuan

balikan.

merupakan

pertemuan

tindak

Pertemuan
yang

lanjut

atau

tindak

lanjut

dilakukan

untuk

membahas kekurangan dan kelebihan guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data
dokumentasi data hasil supervisi kepada bapak Slamet
Jumali guru kelas VI dalam pembelajaran IPA sudah
baik. Guru yang bersangkutan sudah memenuhi
standar penilaian supervisi yang telah ditetapkan
60

olehpemerintah melalui dinas pendidikan. Hal itu
dikarenakan kemampuan guru dalam pembelajaran
sudah memenuhi komponen yang ada dalam standar
proses. Sehingga guru yang bersangkutan di berikan
penguatan

untuk

terus

mempertahankan

dan

meningkatkan kemampuan mengajarnya. Berikut ini
adalah petikan wawancara peneliti dengan Bapak
Slamet, kepala sekolah Gugus Hasanudin tentang
penguatan yang di berikan kepada guru setelah
disupervisi.
“Penguatan kepada guru yang telah disupervisi?
Ya, guru yang telah memenuhi standar kita beri
motivasi agar selalu meningkatkan kompetensinya
baik
melalui
studi
lanjut
melakukan
pengembangan keprofesian berkelanjutan.”

Namun
mengalami

terkadang
banyak

pembelajaran.
mengalami

ada

kekurangan

Misalnya

kesulitan

guru

guru

dalam

yang
dalam

yang

masih
proses

bersangkutan

menggunakan

media

dalam pembelajaran. Berdasarkan data dokumetasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa apabila
terdapat guru yang masih mengalami permasalahan
pada

saat

di

supervisi

maka

kepala

sekolah

melakukan pembinaan. Kegiatan pembinaan yang
dilakukan

oleh

kepala

sekolah

dilakukan

dalam

bentuk diskusi dan konsultasi. Berikut ini adalah
petikan wawancara peneliti dengan Bapak Slamet
Kepala sekolah di gugus Hasanudin tentang kegiatan
pembinaan

kepada

guru

yang

belum

memenuhi

standar.
61

“Saya juga memberikan pembinaan kepada
mereka yang belum memenuhi standar. Saya ajak
mereka
untuk
berdiskusi
mencari
solusi
permasalahan yang mereka hadapi disamping itu
juga
saya
beri
kesempatan
untuk
bertanya/konsultasi pada teman sejawat, selain
dapat membantu mengatasi kesulitan juga akan
terjadi hubungan yang harmonis antar teman.”

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi
di atas dapat di ketahui bahwa kepala sekolah
melakukan kegiatan pembinaan kepada guru yang
belum memenuhi hasil yang baik. Kegiatan pembinaan
yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah kegiatan
diskusi dan konsutasi. Kepala sekolah memberikan
kesempatan
konsultasi

kepada
pada

guru

teman

untuk

bertanya

atau

sejawat,

selain

dapat

membantu mengatasi kesulitan juga akan terjadi
hubungan yang harmonis.

4.3 Pembahasan
Supervisi akademik bukan hanya membantu
guru dalam memahami pendidikan dan apa peran
sekolah

dalam

membantu guru

mencapai

tujuannya,

dalam memahami

tapi

juga

keadaan dan

kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam
menyusun rencana pembelajaran secara tepat. Berikut
ini adalah penjelasan dari tiap aspek pelaksanaan
supervisi untuk tiap tahap.

62

1. Penyusunan Program Supervisi
Pemberian

pembinaan

melalui

kegiatan

lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
penyusunan program supervisi. Sebelum dilakukan
tindakan, kepala sekolah mengalami kesulitan dalam
membuat program supervisi. Namun setelah dilakukan
tindakan

terjadi

peningkatan

kemampuan

kepala

sekolah dalam menyusun program supervisi. Berikut
ini

adalah

peningkatan

kepala

sekolah

dalam

penyusunan program supervisi.
Gambar 4.1
Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah Dalam
Menyusun Program Supervisi

Sumber: data diolah 2014

Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala sekolah dalam membuat program supervisi

63

mencapai 35%. Namun setelah dilakukan tindakan
berupa

pembinaan

melalui

kegiatan

lokakarya

meningkat menjadi 65% pada tahap I dan 90% pada
tahap II.
2. Penyusunan Instrument
Pemberian

pembinaan

melalui

kegiatan

lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
penyusunan instrumen. Sebelum dilakukan tindakan,
kepala sekolah mengalami kesulitan dalam membuat
instrumen. Namun setelah dilakukan tindakan terjadi
peningkatan

kemampuan

kepala

sekolah

dalam

menyusun program supervisi. Berikut ini adalah
peningkatan

kepala

sekolah

dalam

penyusunan

instrumen.
Gambar 4.2
Peningkatan Kemampuan kemampuan kepala
sekolah dalam menyusun instrument

Sumber: data diolah 2014

64

Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala sekolah dalam membuat instrumen mencapai
40%. Namun setelah dilakukan tindakan berupa
pembinaan melalui kegiatan lokakarya meningkat
menjadi 60% pada tahap I dan 85% pada tahap II.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pendahuluan Saat Supervisi

Pemberian

pembinaan

melalui

kegiatan

lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
pelaksanaan kegiatan pendahuluan saat supervisi.
Sebelum

dilakukan

tindakan,

kepala

sekolah

mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan
pendahuluan saat supervisi. Namun setelah dilakukan
tindakan

terjadi

peningkatan

kemampuan

kepala

sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pendahuluan
saat supervisi. Berikut ini adalah peningkatan kepala
sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pendahuluan
saat supervisi.

65

Gambar 4.3
Peningkatan Kemampuan Kemampuan Kepala
Sekolah Dalam Pelaksanaan Kegiatan Pendahuluan
Saat Supervisi

Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan
diketahui

bahwa

kemampuan

gambar
sebelum

kepala

sekolah

4.3

di

atas

dapat

diberikan

perlakukan

dalam

pelaksanaan

kegiatan pendahuluan saat supervisi mencapai 40%.
Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan
melalui kegiatan lokakarya meningkat menjadi 65%
pada tahap I dan 85% pada tahap II.

66

3. Pelaksanaan Kegiatan Inti Saat Supervisi
Pemberian

pembinaan

melalui

kegiatan

lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi. Sebelum
dilakukan
kesulitan

tindakan,
dalam

kepala

pelaksanaan

sekolah

mengalami

kegiatan

inti

saat

supervisi. Namun setelah dilakukan tindakan terjadi
peningkatan

kemampuan

kepala

sekolah

dalam

pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi. Berikut ini
adalah

peningkatan

kepala

sekolah

dalam

pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi.
Gambar 4.4
Peningkatan Kemampuan Kemampuan
Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan
Inti Saat Supervisi

Sumber: Data diolah 2014

67

Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala

sekolah

pelaksanaan

kegiatan

inti

saat

supervisi mencapai 45%. Namun setelah dilakukan
tindakan

berupa

pembinaan

melalui

kegiatan

lokakarya meningkat menjadi 60% pada tahap I dan
85% pada tahap II.
4. Pelaksanaan Kegiatan Penutup Saat Supervisi
Pemberian

pembinaan

melalui

kegiatan

lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
pelaksanaan
Sebelum

kegiatan

dilakukan

penutup
tindakan,

saat

supervisi.

kepala

sekolah

mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan
penutup saat supervisi. Namun setelah dilakukan
tindakan

terjadi

peningkatan

kemampuan

kepala

sekolah dalam pelaksanaan kegiatan penutup saat
supervisi. Berikut ini adalah peningkatan kepala
sekolah dalam pelaksanaan kegiatan penutup saat
supervisi.
Gambar 4.5
Peningkatan Kemampuan Kemampuan
Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan
Penutup Saat Supervisi

68

Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala sekolah pelaksanaan kegiatan penutup saat
supervisi mencapai 40%. Namun setelah dilakukan
tindakan

berupa

pembinaan

melalui

kegiatan

lokakarya meningkat menjadi 65% pada tahap I dan
90% pada tahap II.
5. Tindak Lanjut
Pemberian

pembinaan

melalui

kegiatan

lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
tindak lanjut. Sebelum dilakukan tindakan, kepala
sekolah mengalami kesulitan dalam tindak lanjut.
69

Namun

setelah

dilakukan

tindakan

terjadi

peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam tindak
lanjut. Berikut ini adalah peningkatan kepala sekolah
dalam tindak lanjut.
Gambar 4.6
Peningkatan Kemampuan Kemampuan
Kepala Sekolah dalam Tindak Lanjut

Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala sekolah dalam tindak lanjut mencapai 30%.
Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan
melalui kegiatan lokakarya meningkat menjadi 65%
pada tahap I dan 90% pada tahap II.
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian
dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan kinerja guru. Kunjungan yang
dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah ke
sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang berlangsung
untuk melihat atau mengamati guru yang sedang

70

mengajar, ataupun ketika kelas sedang kosong, atau
sedang berisi siswa tetapi guru sedang tidak mengajar.
Melalui
mengamati

teknik

secara

ini,

kepala

langsung

sekolah

kegitan

dapat

guru

dalam

melakukan tugas utamanya, mengajar, penggunaan
alat, metode, dan teknik mengajar secara keseluruhan
dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hasil
observasi kelas ini dapat digunakan oleh supervisor
bersama guru untuk menentukan cara-cara yang
paling tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi

belajar

mengajar.

Agar

kunjungan

kelas

berlangsung efektif, hendaknya dipersiapkan dengan
teliti

dan

dilaksanakan

secara

hati-hati

dengan

penampilan yang baik pula.

Kegiatan supervisi dalam penelitian ini di awali
dengan kegiatan perencanaan. Purwanto (2009: 15)
menyatakan

perencanaan

adalah

suatu

cara

menghampiri masalah-masalah. Dalam penghampiran
masalah itu si perencana berbuat merumuskan apa
saja

yang

akan

dikerjakan

dan

bagaimana

mengerjakannya. Dalam kegiatan perencanaan diawali
dengan

pembuatan

program

yang

berisi

tentang

tujuan dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi
akademik.

Berdasarkan

data

dokumentasi

dan

observasi dapat diketahui bahwa program supervisi
yang dilakukan di gugus Hasanudin berisi tentang

71

tujuan dilakukannya supervisi akademik serta ruang
lingkup pelaksanaan supervisi akademik.
Persiapan sebelum kegiatan supervisi antara
lain

program

supervisi,

jadwal

supervisi

dan

instrument supervisi. Dalam program supervisi saya
merumuskan

tentang

hukum,

tujuan

dan

program

supervisi

di

latar

belakang,

ruang
buat

landasan

lingkupnya.
oleh

kepala

Setelah
sekolah,

kemudian dilanjutkan dengan penyiapan instrument
supervisi.

Instrument

supervisi

tersebut

meliputi

instrument untuk penelaahan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan instrument untuk penelahaan
pelaksanaan

pembelajaran.

Instrument

tersebut

digunakan untuk mengetahui apakah RPP yang telah
dibuat

oleh

penyusunan

guru

sudah

RPP

yang

sesuia
meliputi

dengan

standar

Identitas

mata

pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator

pencapaian

kompetensi,

tujuan

pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Penilaian hasil
belajar, Sumber belajar. Sedangkan untuk instrument
penelahaan

pelaksanaan

pembelajaran

meliputi

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
dapat

diketahui

supervisi

kepala

bahwa

pada

sekolah

saat

membuat

perencanaan
instrument

penilaian tentang penelahaan RPP dan penelaahan
Pelaksanaan pembelajaran. Sebelum dilakukannya
72

supervisi akademik, terlebih dahulu dibuat jadwal
untuk

memudahkan

pelaksanannya.

Jadwal

pelaksanaan di buat untuk memudahkan pelaksanaan
supervisi, karena dengan ada perencanaan jadwal
pelaksanaan supervisi akan memudahkan guru untuk
mempersiapkan

aspek

yang

di

perlukan

dalam

kegiatan supervisi.
Dari dasar data dokumentasi dan observasi
dilapangan dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan
supervisi dilakukan setiap hari, satu kelas untuk satu
orang guru, satu mata pelajaran dengan waktu 2 jam
pelajaran. Untuk memudahkan pelaksanaan supervisi,
kami membuat jadwal untuk pelaksanaannya. Selain
memudahkan

guru

untuk

mempersiapkan

segala

sesuatu yang di perlukan dalam supervisi juga agar
tercipta kesepakatan antara guru dan kepala sekolah
tentang kapan dilaksanakannya supervisi. Karena
terkadang di hari yang telah dijadwalkan, guru yang
bersangkutan sedang ada keperluan. Namun selama
ini semua guru masih dapat menerima jadwal yang
telah

di

buat

direncanakan

sebelumnya.

dengan

baik

Setelah

kemudian

semuanya
dilanjutkan

dengan kegiatan pelaksanaan supervisi. Supervisi
harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
di buat sebelumnya. Pada saat melakukan supervisi,
supervisor harus bersikap sopan dan tidak menganggu
pelaksanaan pembelajaran. Tujuannya adalah agar
guru yang disupervisi tidak merasa terganggu dengan

73

adanya

kepala

sekolah

yang

sedang

melakukan

supervisi.
Data observasi yang dilakukan peneliti dapat
diketahui bahwa pada saat melakukan supervisi
akademik, kepala sekolah bersikap sopan dan tidak
mengganggu
sekolah

pelaksanaan

berada

mengamati
dilakukan

di

belakang

jalannya
oleh

pembelajaran.

guru

ruang

proses

Kepala

kelas

untuk

pembelajaran

dengan

membawa

yang
lembar

instrument penilaian supervisi.
Instrument
digunakan

untuk

penilaian

supervisi

mengamati

guru

tersebut

yang

sedang

mengajar. Berdasarkan data dokumentasi, instrument
yang di bawa kepala sekolah adalah instrument
tentang penelaaan RPP dan Instrument penelaahan
pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi
nama mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar,

tujuan

pembelajaran

pembelajaran,

alokasi

materi

waktu,

ajar,

metode

langkah-langkah

pembelajaran, sumber belajar dan penilaian (data
terlampir). Sedangkan untuk instrument supervisi
kegiatan pembelajaran meliputi nama mata pelajaran,
kompetensi dasar, indikator, kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup (data terlampir).
Pada

saat

pelaksanaan

supervisi

akademik

berlangsung, kepala sekolah sebagai supervisor akan
mengamati persiapan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Persiapan pembelajaran tersebut meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di buat
74

oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru
yang disupervisi membuat RPP sebelum melakukan
pembelajaran.
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui
bahwa guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum
pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama
satuan

pendidikan,

Kompetensi,

identitas

Kompetensi

sekolah,

Dasar,

Standar

alokasi

waktu,

perumusan indikator, skenario pembelajaran. Selain
RPP, guru juga harus mempersiapkan instrument
penilaian pembelajaran. Pada saat guru membuat RPP,
guru juga harus membuat instrument penilaian yang
meliputi jenis test yang dibuat oleh guru yang akan
digunakan untuk menilai kemampuan siswa diakhir
pembelajaran. guru juga membuat pedoman penilaian
(scoring) serta membuat kunci jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru
kelas VI membuat RPP mata pelajaran IPA dengan
baik. Hal itu dikarenakan guru sudah mencantumkan
semua komponen RPP. Guru juga membuat tes
penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru juga
membuat

kunci

jawaban

dari

tes

tertulis

yang

pembelajaran,

guru

dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Pada
harus

saat

mengacu

pelaksanaan
pada

RPP

yang

telah

di

buat

sebelumnya. Supervisor akan mengamati kemampuan
guru dalam melakukan kegiatan pendahuluan. Data
observasi

dapat

diketahui

bahwa

pada

saat
75

pelaksanaan pembelajaran guru dapat melaksanakan
kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal itu terlihat
dari kemampuan guru dalam melakukan apersepsi,
memberikan motivasi kepada siswa, menjelaskan KD
dan

tujuan

pembelajaran,

serta

menyampaikan

cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuia
dengan silabus. Pada data observasi dapat diketahui
bahwa guru mampu melakukan kegiatan pendahuluan
dengan

baik.

instrument

Hal

itu

supervisi

dapat

dilihat

pembelajaran.

pada

data

Pelaksanaan

supervisi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan
dengan 2 jam pelajaran untuk setiap pertemuannya.
Pada

setiap

pertemuan

guru

sudah

melakukan

kegiatan pendahuluan dengan baik.
Pada

saat

dilakukan

observasi

supervisi

akademik, Bapak Slamet Jumali telah melakukan
kegiatan

pendahuluan

melaksanakan

dengan

semua

baik,

aspek

dalam

dengan
kegiatan

pendahuluan seperti melakukan apersepsi, memotivasi
siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran.
Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan
inti

dari

pembelajaran

pembelajaran.
yang

Pada

disupervisi

kegiatan

meliputi

inti

kegiatan

eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi.
Berdasarkan

data

observasi

dilapangan

dapat

diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah
melakukan

kegiatan

inti

dengan

baik.

Guru

melakukan kegiatan eksplorasi pembelajaran salah
satunya
76

adalah

dengan

melibatkan

siswa

dalam

mencari informasi dan belajar dari aneka sumber
dengan menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun,
dalam penggunaaan alat peraga pembelajaran guru
masih mengalami kesulitan. Misalnya pada saat guru
menggunakan alat peraga di ruang laboratorium. Guru
juga

melakukan

kegiatan

elaborasi

salah

satu

contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui
pemberian

tugas,

diskusi

dan

lain-lain

untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis. Sedangkan untuk kegiatan konfirmasi guru
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk

lisan,

tulisan,

isyarat,

maupun

hadiah

terhadap keberhasilan siswa.
Kegiatan

terakhir

pada

pelaksanaan

pembelajaran adalah penutup. Pada kegiatan penutup
diharapkan

guru

mampu

membuat

rangkuman,

melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran

yang

sudah

dilakukan.

Guru

juga

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Guru
membuat

melakukan

kegiatan

rangkuman

atau

penutup
simpulan

dengan
dari

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga
memberikan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Guru mampu memberikan
umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran, dan
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Dari 3 (tiga) kali pertemuan, terjadi
peningkatan

penilaian

kinerja

guru

pada

setiap
77

pertemuannya. Berikut ini adalah tabel peningkatan
nilai

kemampuan

pembelajaran

dari

guru

dalam

pertemuan

melakukan

pertama

sampai

pertemuan ketiga.
Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran
yang di supervisi adalah kemampuan guru dalam
melakukan evaluasi. Berdasarkan data dokumentasi
dan observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan
evaluasi dalam bentuk tes tertulis dan tes lisan. Tes
tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap
materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan
pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai
menerangkan materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat
penyusunan RPP (data terlampir). Soal yang dibuat
oleh guru sudah mencakup semua materi yang telah
diajarkan yang dilengkapi dengan kunci jawaban.
Setelah evaluasi selesai dilakukan, maka akan di
ketahui hasil belajar siswa. Dari hasil belajar tersebut
nantinya

akan

memjadi

landasan

dilakukannya

kegiatan tindak lanjut. Berdasarkan data observasi
yang dilakukan peneliti di lapangan dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang
nilainya ≥ 75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil
belajar siswa masih dikatakan belum tuntas. Untuk
mengatasi masalah tersebut, kegiatan tindak lanjut
78

yang dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan
tugas atau PR yang harus dikerjakan siswa di rumah.
Selain itu, guru membahas kembali materi pelajaran
yang belum dikuasai siswa serta memberikan tugas
kegiatan eksp

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72