T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembinaan Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Program Supervisi Di Gugus Hasanudin Kebonagung Kabupaten Demak T2 BAB IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
4.1 Profil Gugus
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar
di wilayah gugus Hasanudin yang berlokasi di Sekolah
Dasar Negeri Tlogosih 1 yang beralamat di desa
Tlogosih kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak.
Visi gugus Hasanudin adalah Terwujudnya tenaga
pendidik yang professional dan memiliki komitmen
terhadap
tugas
sehingga
mampu
menghasilkan
kualitas pendidikan yang tinggi. Misi gugus Hasanudin
adalah melaksanakan sistem pembinaan professional
secara terprogram dengan memperdayakan gugus
sekolah melalui optimalisasi KKG, KKKS, dan KKPS.
Gugus Hasanudin memiliki motto (1) guru
Mitra Belajar Siswa, Belajar dengan senang akan
membuat senang belajar, dan (2) tidak ada yang
mudah tetapi tidak ada yang tidak dapat tercapai.
Tujuan di bentuknya gugus Hasanudin adalah: (1)
Terselenggaranya Kegiatan Kelompok Kerja Guru dan
Kepala Sekolah; (2) Meningkatnya aktifitas guru dan
kepala
sekolah
di
PKG;
(3)
Teratasi
masalah
35
manajemen dan pembelajaran yang dihadapi oleh
kepala sekolah dan guru; (4) Menjadikan guru dan
kepala
sekolah
menjadi
tenaga
pendidik
yang
professional.
Jumlah siswa sekolah dasar di wilayah gugus
Hasanudin dalam tiga tahun terakhir mengalami
pengurangan.
Hal
itu
dikarenakan
program keluarga berencana
berhasilnya
yang ada di sekitar
gugus Hasanudin. Berikut ini adalah tabel jumlah
siswa di sekolah dasar gugus Hasanudin untuk tiga
tahun terakhir.
Tabel 4.1
Jumlah Siswa di Gugus Hasanudin
Tahun Pelajaran
N
o
2012/2013
Nama SD
L
P
JM
L
2014/2015
2013/2014
Jumlah Siswa
JM
L
P
L
P
JML
L
5
6
7
8
1
2
3
4
1.
SD
TLOGOSIH 1
85
86
171
81
78
159
82
75
157
2.
SD
TLOGOSIH 2
68
65
133
62
59
121
56
62
118
3.
SD
Sarimulyo 1
79
68
147
94
72
166
88
73
161
4.
SD
Sarimulyo 2
89
70
159
85
77
162
91
72
163
5.
SD
Solowire
12
5
44
6
87
212
114
92
206
110
93
203
376
822
436
378
814
427
37
5
802
JUMLAH
Sumber: Data diolah, 2014
36
Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di
lingkungan gugus Hasanudin masih kurang. Hal itu
dapat dilihat dari data tabel berikut ini.
4.2
Tenaga Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Tenaga Pendidik & Kependidikan
No
Nama SD
Ket
1
2
3
4
5
Gr.
PJO
K
6
1.
SD TLOGOSIH 1
1
4
1
1
1
-
2.
SD TLOGOSIH 2
1
4
-
-
-
-
3.
SD Sarimulyo 1
1
3
-
1
-
-
4.
SD Sarimulyo 2
1
3
1
-
-
-
5.
SD Solowire
1
3
-
-
-
-
5
17
2
2
1
-
JUMLAH
KS
Gr.
Kls
Gr.
PAI
Penja
ga
TU
7
8
9
Sumber: Data diolah, 2014
Struktur Organisasi KKKS Gugus Hasanudin Periode
2014 / 2015
Tabel 4.3
Struktur Organisasi KKKS Gugus Hasanudin
No
Jabatan
Nama
Keterangan
1
2
3
4
1.
Pembina
Drs. H.KARSONO.
Pengawas TK/SD Dabin II
2.
Ketua
Slamet
pujiono,S.Pd
Kepala SD TLOGOSIH 1
3.
Sekretaris
SUWARNI,S.Pd.S
D
Kepala SD Sarimulyo 2
37
4.
Bendahara
SLAMET,S.Pd.SD
Kepala SD Tlogosih 2
5.
Anggota
Silvester
Sunar,S.Pd.
Kepala SD Solowire
6
Anggota
Rasidi, S.Pd,SD
Kepala SD Sarimulyo 1
Sumber: data diolah 2014
Struktur Organisasi KKG Hasanudin Periode Tahun
2014 / 2015
Tabel 4.4
Struktur Organisasi KKG Hasanudin
No
Jabatan
Nama
Keterangan
1
2
3
4
1.
Pembina
Drs. H. Karsono
Pengawas TK/SD Dabin II
2.
Ketua
Slamet
Pujiono,S.Pd
Kepala SD TLOGOSIH 1
3.
Sekretaris
Slamet Jumali,A
Ma.Pd
Guru SD TLOGOSIH 1
4.
Bendahara
Dradjad
Siswati,S.Pd.SD
Guru SD TLOGOSIH 1
5.
Anggota
Silvester Sunar, S,
Pd
Kepala SD Solowire
6.
Anggota
Suwarni,S.Pd.SD
Kepala SD Sarimulyo 2
Slamet,S.Pd.SD
Kepala SD TLOGOSIH 2
Rasidi,S.Pd.SD
Kepala SD Sarimulyo 1
Sumaryoto,S.Pd.I
PAI
Mas ud,S.Pd
PJOK
Edy Sutanto
SBK
7.
Seksi
Sumber: data diolah 2014
38
4.2 Deskripsi Penelitian
1. Data Awal
Sebelum
kemampuan
dilakukan
kepala
penelitian
sekolah
dalam
tentang
melakukan
supervisi, peneliti melakukan observasi awal terhadap
5
(lima)
orang
kepala
sekolah
tentang
kualitas
pelaksanaan supervisi di gugus Hasanudin. Hal yang
diobservasi adalah pelaksanaan supervisi oleh kepala
sekolah
yang
meliputi
kegiatan
perencanaan,
pelaksanaan dan tindak lanjut. Berdasarkan data
observasi
awal
pelaksanaan
kesulitan
dapat
supervisi
dalam
diketahui
kepala
bahwa
sekolah
membuat
dalam
mengalami
perencanaan
dan
melakukan kegiatan tindak lanjut.
Berikut
pelaksanaan
ini
adalah
supervisi
di
hasil
gugus
pengamatan
Hasanudin
Kebonagung Demak.
39
Tabel 4.5
Data Observasi Awal Pelaksanaan Supervisi
di Gugus Hasanudin Kebonagung Demak
No
1
2
3
Aspek yang Dinilai
Nama
Jumlah
Keterangan
1
8
Cukup Baik
2
1
9
Cukup Baik
3
2
2
13
Baik
1
1
1
1
6
Kurang
Baik
2
2
2
2
1
10
Cukup Baik
7
8
8
9
8
6
46
35%
40%
40%
45%
40%
30%
38%
KS-1
KS-2
KS-3
A
B
C
D
E
F
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
2
2
1
1
1
KS-4
4
5
KS-5
Sumber: data diolah 2014
Keterangan:
No
Aspek
Indikator
1
Persiapan
2
Pelaksanaan
(A) Penyusunan Program Supervisi
(B) Penyusunan Instrumen
(C) Pendahuluan
Tindak Lanjut
(D) Inti
(E) Penutup
(F) Penguatan dan pembinaan
3
Berdasarkan data tabel 4.5 di atas dapat
diketahui
bahwa
sebelum
dilakukannya
tindakan
berupa pembinaan kepala sekolah melalui kegiatan
lokakarya hanya terdapat satu orang kepala sekolah
yang melaksanakan supervisi dengan baik. Terdapat 3
40
orang
kepala
sekolah
yang
melakukan
supervisi
dengan cukup baik dan terdapat satu orang kepala
sekolah yang melakukan supervisi dengan kurang
baik.
Jika
di
persentasekan
secara
kuantitas
pelaksanaan supervisi hanya mencapai 38%.
Secara
gugus
kualitas
Hasanudin
pelaksanaan
Kebonagung
supervisi
Demak
di
termasuk
dalam kategori kurang baik. Hal itu dapat dilihat dari
persentase pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang
hanya mencapai 40%. Kepala sekolah mengalami
kesulitan dalam menyusun program supervisi dengan
persentase 35%, untuk aspek penyusunan instrument
mencapai persentase 40%, untuk aspek melakukan
pelaksanaan kegiatan pendahuluan mencapai 35%,
untuk aspek pelaksanaan kegiatan inti mencapai 40%,
untuk aspek pelaksanaan kegiatan penutup mencapai
persenatse 40%, untuk aspek pemberian pembinaan
dan penguatan mencapai persentase 40%.
Jika dilihat dari segi kualitas dan kuantitas
dari pelaksanaan supervisi masih kurang baik. Masih
ada kepala sekolah yang belum membuat program
supervisi dan melakukan tindak lanjut. Maka dalam
penelitian ini, akan di lakukan sebuah lokakarya
untuk
kepala
sekolah
di
Gugus
Hasanudin
Kebonagung Demak untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaan supervisi.
41
2. Tahap Pertama
Untuk tahap I dilakukan selama 2 minggu.
Kegiatan pada tahap I dilakukan dalam 4 tahapan
yaitu
perencanaan,
pelaksanaan,
observasi
dan
refleksi. Berikut ini penjelasannya.
a. Perencanaan
Kegiatan
perencanaan
yang
akan
peneliti
lakukan pada tahap I adalah sebagai berikut; (1)
Merumusan masalah yang akan dicari solusinya.
Dalam
penelitian
ini
masalah
yang
akan
dicari
solusinya adalah kepala sekolah masih mengalami
kesulitan dalam menyusun program supervisi dan
melakukan tindakan lanjut supervisi yang dapat
dilihat
dari
penyelesaian
data
awal.
masalah
(2)
Merumusan
menghadapi
tujuan
tantangan
melakukan inovasi/tindakan. Dalam penelitian ini
penulis
tindakan
melalui
mengambil
rencana
memberikan
kegiatan
pelaksanaan
untuk
pembinaan
lokakarya
supervisi
untuk
kepala
melakukan
kepala
sekolah
meningkatkan
sekolah.
(3)
Merumuskan langkah-langkah kegiatan penyelesaian
masalah menghadapi tantangan melakukan tindakan.
Langkah-langkah
yang
diambil penulis dalam
melakukan tindakan antara lain memberikan contoh
cara melakukan supervisi dan menjelaskan supervisi
yang akan dikerjakan. (4) Mengidentifikasi metode
pengumpulan data yang akan digunakan, metode
pengumpulan
42
data
yang
diambil
oleh
penulis
merupakan
data
kualitatif
melalui
observasi,
pengamatan serta wawancara kepada kepala sekolah
mengenai
pelaksanaan
instrumen
supervisi.
pengamatan
dan
(5)
Penyusunan
evaluasi.
Dalam
pengambilan data, penulis menggunakan instrument
berupa
lembar
observasi
mengenai
pelaksanaan
supervisi oleh kepala sekolah.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan
penelitian
pada
tahap
1
ini,
dilakukan selama 2 minggu. Pelaksanaan dilakukan
dengan melakukan observasi tentang pelaksanaan
supervisi oleh kepala sekolah di gugus Hasanudin
Kebonagung Demak. Sebelum melakukan melakukan
supervisi peneliti meminta kepala sekolah untuk
membuat
program
dan
jadwal
supervisi
agar
pelaksanaan supervisi dapat berjalan lancar. Kepala
sekolah mengemukakan bahwa mereka mengalami
kesulitan
untuk
membuat
program
supervisi.
Kemudian supervisor memberikan peminaan kepada
kepala sekolah tentang bagaimana membuat program
supervisi.
c. Observasi
Setelah dilakukan pembinaan oleh supervisor
terhadap kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya
peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah di gugus
Hasanudin Kebonagung Demak. Berikut ini adalah
hasil observasi mengenai pelaksanaan supervisi kepala
43
sekolah setelah di berikan tindakan berupa pembinaan
melalui kegiatan lokakarya.
Tabel 4.6
Data observasi awal pelaksanaan supervisi di gugus
Hasanudin Kebonagung Demak
No
Aspek yang Dinilai
Nama
A
B
C
D
E
F
Jumlah
Ket
Cukup
Baik
1
KS-1
2
2
2
2
2
2
12
2
KS-2
3
2
3
3
3
2
16
3
KS-3
3
3
4
3
3
3
19
4
KS-4
2
2
2
2
2
2
12
Baik
Sangat
baik
Cukup
Baik
5
KS-5
3
3
2
2
3
3
16
Baik
14
12
13
13
13
13
78
65%
60%
65%
60%
65%
60%
63%
Sumber: data diolah 2014
Keterangan:
No Aspek
1
Persiapan
2
Pelaksanaan
3
44
Tindak
Lanjut
Indikator
A. Penyusunan Program Supervisi
B. Penyusunan Instrumen
C. Pendahuluan
D. Inti
E. Penutup
F. Penguatan dan pembinaan
Berdasarkan data tabel 4.6
diketahui
bahwa
setelah
di atas dapat
dilakukannya
tindakan
berupa pembinaan kepala sekolah melalui kegiatan
lokakarya tidak ada lagi kepala sekolah yang termasuk
kategori kurang baik. Terdapat 2 orang kepala sekolah
yang
melakukan
supervisi
dengan
cukup
baik.
Terdapat 2 orang kepala sekolah yang melakukan
supervisi dengan baik. Dan terdapat satu orang kepala
sekolah yang sudah melakukan supervisi dengan
sangat baik. Jika di persentasekan secara kuantitas
pelaksanaan supervisi hanya mencapai 63%.
Secara kualitas pelaksanaan supervisi di gugus
Hasanudin
Kebonagung
Demak
termasuk
dalam
kategori baik. Hal itu dapat dilihat dari persentase
pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang hanya
mencapai 63%. Untuk aspek menyusun program
supervisi mencapai persentase 65%, untuk aspek
penyusunan instrument mencapai persentase 60%,
untuk
aspek
pendahuluan
melakukan
mencapai
pelaksanaan
65%,
kegiatan
untuk
aspek
pelaksanaan kegiatan inti mencapai 60%, untuk aspek
pelaksanaan kegiatan penutup mencapai prosentase
65%,
untuk
aspek
pemberian
pembinaan
dan
penguatan mencapai prosentase 60%.
d. Refleksi
Hasil dari pelaksanaan tahap I ini menunjukkan
bahwa
indikator
pencapaian
hasil
belum
sesuai/tercapai seperti rencana/keinginan peneliti.
45
Meskipun terjadi peningkatan pada setiap aspek
pelaksanaan supervisi yang dilakukan kepala sekolah
namun perlu ditingkatkan karena hasil yang diperoleh
belum mencapai indikator kinerja. Berikut ini adalah
kelebihan dan kekurangan dari penelitian tahap I.
Kelebihan dari tahap ini adalah (1) Kepala
sekolah membuat jadwal terlebih dahulu sebelum
supervisi dilaksanakan. (2) Kepala sekolah membuat
instrument penilaian yang akan digunakan dalam
supervisi. (3) Terjalin komunikasi yang baik antara
kepala sekolah dan guru.
Kekurangan dari tahap ini adalah (1) Terdapat
kepala sekolah yang belum memsiapkan supervisi
dengan
baik.
Misalnya
kepala
sekolah
tidak
mempersiapkan instrument penilaian terlebih dahulu
sebelum sepervisi dilakukan. (2) Pada saat melakukan
supervisi
kepala
sekolah
kurang
memperhatikan
pelaksanaan pembelajaran yang sedang di supervisi.
(3) Kepala sekolah dalam melakukan tindak lanjut
masih belum maksimal. Misalnya kepala sekolah
hanya memberikan hasil supervisi saja tanpa adanya
tindak lanjut dari hasil tersebut.
Karena prosentase baik secara kualitas dan
kuantitas
kepala
sekolah
dalam
melaksanakan
supervisi di gugus Hasanudin Kebonagung Demak
belum mencapai indikator kinerja maka penelitian
akan dilanjutkan pada tahap berikutnya.
46
3. Tahap Dua
Sama halnya dengan pelaksanaan tahap I,
pelaksanaan tahap II dilakukan selama 2 minggu
dengan tahapan penelitian perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refeleksi.
a. Perencanaan
Dari hasil refleksi pada tahap pertama, peneliti
merencanakan untuk melakukan tindakan pembinaan
kepala sekolah melalui lokakarya yang lebih spesifik
lagi yaitu tentang bagaimana cara menyusun program
supervisi
dan
instrument
serta
bagaimana
cara
melakukan tindak lanjut.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan
penelitian
pada
tahap
2
ini,
dilakukan selama 2 minggu. Pelaksanaan dilakukan
dengan melakukan observasi tentang pelaksanaan
supervisi oleh kepala sekolah di Gugus Hasanudin
Kebonagung
supervisi,
Demak.
kepala
Sebelum
sekolah
kegiatannya
lebih
di
menyusun
program
melaksanakan
mengikuti
tekankan
supervisi,
pada
lokakarya
bagaimana
mempersiapkan
instrument penilaian serta bagaimana melakukan
tindak lanjut. Setelah mengikuti lokakarya kemudian
kepala
sekolah
melakukan
supervisi
di
sekolah
masing-masing.
47
c. Observasi
Setelah dilakukan pembinaan oleh supervisor
terhadap kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya
peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah di gugus
Hasanudin Kebonagung Demak. Berikut ini adalah
hasil observasi mengenai pelaksanaan supervisi kepala
sekolah setelah di berikan tindakan berupa pembinaan
melalui kegiatan lokakarya.
Tabel 4.7
Data Observasi Awal Pelaksanaan Supervisi di
Gugus Hasanudin Kebonagung Demak
No
Nama
1
KS-1
Aspek yang Dinilai
A
B
C
D
E
F
3
3
3
3
3
3
Jumlah
Ket
18
Baik
KS-2
2
Sangat
4
4
4
4
4
3
23
4
4
4
4
4
4
24
Baik
3
3
3
3
3
3
18
Baik
KS-3
3
4
KS-4
Sangat
KS-5
5
Sangat
4
4
3
4
4
4
23
18
18
17
18
18
17
106
75%
75%
71%
75%
75%
71%
74%
Sumber: data diolah 2014
48
Baik
Baik
Keterangan:
No Aspek
1
Persiapan
2
Pelaksanaan
3
Tindak
Lanjut
Indikator
A. Penyusunan Program Supervisi
B. Penyusunan Instrumen
C. Pendahuluan
D. Inti
E. Penutup
F. Penguatan dan pembinaan
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui
bahwa secara kuantitas hasil penelitian pada tahap II
dimana kepala sekolah diberikan pembinaan melalui
kegiatan lokakarya sudah tidak ada lagi kepala
sekolah yang termasuk kategori cukup baik dalam
melaksanakan supervisi. Terdapat dua kepala sekolah
yang termasuk kategori baik dan terdapat 3 orang
kepala sekolah yang termasuk kategori sangat baik.
Sehingga jika di
prosentasekan secara kuantitas
pelaksanaan supervisi mencapai 74%.
Sedangkan
secara
kualitas
pelaksanaan
supervisi di gugus Hasanudin Kebonagung Demak
pada tahap II termasuk dalam kategori sangat baik.
Hal itu dapat dilihat dari persentase pelaksanaan
supervisi kepala sekolah yang hanya mencapai 75%.
Untuk aspek menyusun program supervisi mencapai
prosentase 75%, untuk aspek penyusunan instrument
mencapai persentase 75%, untuk aspek melakukan
pelaksanaan kegiatan pendahuluan mencapai 75%,
untuk aspek pelaksanaan kegiatan inti mencapai 75%,
49
untuk aspek pelaksanaan kegiatan penutup mencapai
prosentase 90%, untuk aspek pemberian pembinaan
dan penguatan mencapai persentase 71%.
d. Refleksi
Hasil yang yang diperoleh pada tahap II ini, telah
menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan.
Dengan adanya pembinaan kepala sekolah melalui
kegiatan
lokakarya
pelaksanaan
Hasanudin
tentang
supervisi.
peningkatan
Kepala
Kebonagung
sekolah
Demak
kualitas
di
sudah
gugus
mampu
melaksanakan supervisi dengan sangat baik. Kepala
sekolah
sudah
matang
melalui
supervisi
dan
melakukan
kegiatan
penyusunan
perencanaan
penyusunan
instrument
dengan
program
supervisi.
Kepala sekolah juga sudah melaksanakan supervisi
dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari sikap kepala
sekolah
pada
saat
melakukan
supervisi
serta
bagaimana cara kepala sekolah mengamati guru yang
sedang disupervisi. Selain itu kepala sekolah juga
sudah dapat melaksanakan kegiatan tindak lanjut
dengan baik. Dimana kepala sekolah memberikan
penguatan
dan
pembinaan
kepada
guru
yang
bersangkutan.
Pada tahap II ini secara kuantitas, kepala
sekolah
supervisi
di
gugus
dengan
Hasanudin
baik
yang
sudah
mampu
melakukan
mencapai
persentase sebesar 87%. Begitu pula secara kuantitas
yang mengalami peningkatan mencapai 100%. Nilai
50
tersebut sudah memenuhi indikator kinerja yang
ditentukan dalam penelitian ini, yang menyebutkan
bahwa pelaksanaan supervisi mengalami peningkatan
jika secara kualitas dan kuantitas minimal mampu
mencapai persentase 80%. Hasil pada tahap II ini
menunjukkan kepala sekolah sudah melampui target
yang
ditentukan,
dan
dapat
dikatakan
bahwa
penelitian ini sudah berhasil dan tidak dilanjutkan
untuk tahap berikutnya.
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian
dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan kinerja guru. Kegiatan supervisi
dalam
penelitian
ini
di
awali
dengan
kegiatan
perencanaan. Dalam kegiatan perencanaan diawali
dengan
pembuatan
program
yang
berisi
tentang
tujuan dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi
akademik.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dapat
diketahui
bahwa
program
supervisi
yang
dilakukan di gugus Hasanudin berisi tentang tujuan
dilakukannya supervisi akademik serta ruang lingkup
pelaksanaan supervisi akademik. Berikut ini adalah
petikan wawancara peneliti dengan Bapak Slamet
kepala sekolah di gugus Hasanudin tentang persiapan
sebelum kegiatan supervisi.
51
Setelah program supervisi di buat oleh kepala
sekolah, kemudian dilanjutkan dengan penyiapan
instrument supervisi. Instrument supervisi tersebut
meliputi
instrument
Pelaksanaan
untuk
untuk
Pembelajaran
penelahaan
penelaahan
(RPP),
dan
pelaksanaan
Rencana
instrument
pembelajaran.
Instrument tersebut digunakan untuk mengetahui
apakah RPP yang telah dibuat oleh guru sudah sesuai
dengan
standar
Identitas
penyusunan
mata
pelajaran,
RPP
yang
standar
meliputi
kompetensi,
kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,
metode
pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
Penilaian hasil belajar, Sumber belajar. Sedangkan
untuk
instrument
pembelajaran
penelahaan
pelaksanaan
kegiatan
pendahuluan,
meliputi
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
dapat
diketahui
supervisi
bahwa
kepala
pada
sekolah
saat
perencanaan
membuat
instrument
penilaian tentang penelahaan RPP dan penelaahan
Pelaksanaan pembelajaran. berikut ini adalah petikan
wawancara peneliti dengan bapak Slamet, kepala
sekolah
di
gugus
Hasanudin
tentang
penyiapan
instrument.
“Saya, sebelum mengadakan supervisi, saya
memang
menyiapkan
instrument
penilaian
supervisi. Instrument tersebut meliputi instrument
tentang penelaahan RPP dan instrument penilaian
proses pembelajaran, sehingga mempermudah
nanti dalam pelaksanaan.”
52
Sebelum
dilakukannya
supervisi
akademik,
terlebih dahulu dibuat jadwal untuk memudahkan
pelaksanannya. Jadwal pelaksanaan di buat untuk
memudahkan pelaksanaan supervisi, karena dengan
ada perencanaan jadwal pelaksanaan supervisi akan
memudahkan guru untuk mempersiapkan aspek yang
di perlukan dalam kegiatan supervisi.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dilapangan dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan
supervisi dilakukan setiap minggu, satu kelas untuk
satu orang guru, satu mata pelajaran dengan waktu 2
jam
pelajaran.
Berikut
ini
adalah
petikakan
wawancara peneliti dengan bapak Slamet, kepala
sekolah di gugus Hasanudin tentang pembuatan
jadwal supervisi.
“ Saya membuat jadwal untuk pelaksanaannya.
Selain memudahkan guru untuk mempersiapkan
segala sesuatu yang di perlukan dalam supervisi
agar tercipta kesepakatan antara guru dan kepala
sekolah tentang kapan dilaksanakan supervisi.
Karena terkadang di hari yang telah dijadwalkan,
guru yang bersangkutan sedang ada keperluan.”
Setelah semuanya direncanakan dengan baik
dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan supervisi.
Supervisi harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah di buat sebelumnya. Pada saat melakukan
supervisi, supervisor harus bersikap sopan dan tidak
menganggu pelaksanaan supervisi. Tujuannya adalah
agar guru yang disupervisi tidak merasa terganggu
saat sedang melakukan supervisi.
53
Berdasarkan data observasi yang dilakukan
peneliti,
pada saat melakukan supervisi akademik,
kepala sekolah bersikap sopan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pembelajaran. Kepala sekolah berada di
belakang ruang kelas untuk mengamati jalannya
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
membawa lembar instrument penilaian supervisi.
Instrument
digunakan
untuk
penilaian
supervisi
mengamati
guru
tersebut
yang
sedang
mengajar. Berdasarkan data dokumentasi, instrument
yang di bawa kepala sekolah adalah instrument
tentang penelaah RPP dan Instrument penelaahan
pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi
nama mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar,
tujuan
pembelajaran
materi
ajar,
metode
pembelajaran,
alokasi
waktu,
langkah-langkah
pembelajaran,
sumber
belajar
dan
Sedangkan
untuk
pembelajaran
instrument
meliputi
supervisi
nama
mata
penilaian.
kegiatan
pelajaran,
kompetensi dasar, indikator, kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Pada
saat
pelaksanaan
supervisi
akademik
berlangsung, kepala sekolah sebagai supervisor akan
mengamati persiapan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Persiapan pembelajaran tersebut meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di buat
oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru
yang disupervisi membuat RPP sebelum melakukan
pembelajaran.
54
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui
bahwa guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum
pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama
satuan
pendidikan,
Kompetensi,
identitas
Kompetensi
Dasar,
sekolah,
alokasi
Standar
waktu,
perumusan indikator, skenario pembelajaran. Berikut
ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Bapak
Slamet Jumali guru kelas VI tentang pembuatan RPP.
“Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
saya membuat RRP. yang berisi beberapa
komponen seperti nama satuan pendidikan,
identitas
sekolah,
Standar
Kompetensi,
Kompetensi Dasar, alokasi waktu, perumusan
indikator,
skenario
pembelajaran.
Skenario
pembelajaran yang saya buat untuk memperlancar
proses pembelajaran sehingga skenario tersebut
harus di rancang dengan sebaik- baiknya.”
Selain RPP, guru juga harus mempersiapkan
instrument penilaian pembelajaran. Pada saat guru
membuat RPP, guru juga harus membuat instrument
penilaian yang meliputi jenis test yang dibuat oleh
guru yang akan digunakan untuk menilai kemampuan
siswa diakhir pembelajaran. guru juga membuat
pedoman penilaian (scoring) serta membuat kunci
jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru
kelas VI membuat RPP mata pelajaran IPA dengan
baik. Hal itu dikarenakan guru sudah mencantumkan
semua komponen RPP. Guru juga membuat tes
penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru juga
55
membuat
kunci
jawaban
dari
tes
tertulis
yang
dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Berikut ini ada petikan wawancara peneliti
dengan bapak Slamet Jumali guru kelas VI tentang
pembuatan instrument penilaian pembelajaran.
“Saya membuat pedoman penilaian, penilaian
tersebut untuk menilai tes yang saya lakukan di
akhir pembelajaran. Kalau untuk bentuk tesnya
ada yang tertulis dan ada juga yang lisan. Kalau
untuk test tertulis saya juga sudah membuatkan
kunci jawabannya.”
Pada
harus
saat
mengacu
pelaksanaan
pada
RPP
pembelajaran,
yang
telah
di
guru
buat
sebelumnya. Supervisor akan mengamati kemampuan
guru
dalam
melakukan
kegiatan
pendahuluan.
Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa
pada saat pelaksanaan pembelajaran guru dapat
melaksanakan kegiatan pendahuluan dengan baik.
Hal
itu
terlihat
dari
kemampuan
guru
dalam
melakukan apersepsi, memberikan motivasi kepada
siswa, menjelaskan KD dan tujuan pembelajaran,
serta menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuia dengan silabus.
Berdasarkan
pada
data
observasi
dapat
diketahui bahwa guru mampu melakukan kegiatan
pendahuluan dengan baik. Hal itu dapat dilihat pada
data instrument supervisi pembelajaran. Pelaksanaan
supervisi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan
dengan 2 jam pelajaran untuk setiap pertemuannya.
Pada
56
setiap
pertemuan
guru
sudah
melakukan
kegiatan pendahuluan dengan baik. Berikut ini adalah
petikan
wawancara
peneliti
dengan
Ibu
Dradjad
Siswati, S.Pd. SD. guru kelas I yang menjadi pengamat
pada saat pelaksanaan supervisi untuk menggantikan
peneliti.
“Pada saat saya melakukan observasi, Bapak
Slamet
Jumali
telah
melakukan
kegiatan
pendahuluan dengan baik. Karena beliau sudah
melaksanakan semua aspek dalam kegiatan
pendahuluan
seperti
melakukan
apersepsi,
memotivasi
siswa,
menyampaikan
tujuan
pembelajaran.”
Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan
inti
dari
pembelajaran.
pembelajaran
yang
Pada
disupervisi
kegiatan
meliputi
inti
kegiatan
eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi.
Berdasarkan
data
observasi
dilapangan
dapat
diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah
melakukan
kegiatan
inti
dengan
baik.
Guru
melakukan kegiatan eksplorasi pembelajaran salah
satunya
adalah
dengan
melibatkan
siswa
dalam
mencari informasi dan belajar dari aneka sumber
dengan menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun,
dalam penggunaaan alat peraga pembelajaran guru
masih mengalami kesulitan. Misalnya pada saat guru
menggunakan alat peraga di ruang laboratorium. Guru
juga
melakukan
kegiatan
elaborasi
salah
satu
contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui
pemberian
tugas,
diskusi
dan
lain-lain
untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis. Sedangkan untuk kegiatan konfirmasi guru
57
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk
lisan,
terhadap
petikan
tulisan,
keberhasilan
wawancara
isyarat,
siswa.
peneliti
maupun
Berikut
dengan
hadiah
ini
Ibu
adalah
Dradjad
Siswati, S.Pd. SD. guru kelas I yang penjadi pengamat
pengganti
tentang
kemampuan
guru
dalam
melaksanakan kegiatan inti pembelajaran.
“Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, dia
sudah melakukan kegiatan inti dengan baik. Pada
intinya semuanya sudah berjalan dengan baik.
Beliau sudah melakukan eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Namun ia mengalami kendala pada
saat menggunakan alat peraga.”
Selanjutnya-kegiatan terakhir pada pelaksanaan
pembelajaran adalah penutup. Pada kegiatan penutup
diharapkan
guru
mampu
membuat
rangkuman,
melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran
yang
sudah
dilakukan.
Guru
juga
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Berikut ini adalah petikan wawancara
peneliti dengan Ibu Dradjad Siswati, S.Pd. SD. guru
kelas I tentang kegiatan penutup.
“Pada kegiatan penutup yaitu dengan membuat
rangkuman
atau
simpulan.
Guru
juga
memberikan
penilaian
terhadap
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mampu
memberikan umpan balik terhadap proses hasil
pembelajaran,
dan
menyampaikan
rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.”
Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran yang di
supervisi adalah kemampuan guru dalam melakukan
evaluasi.
58
Berdasarkan
data
dokumentasi
dan
observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan
evaluasi dalam bentuk tes tertulis dan tes lisan. Tes
tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap
materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan
pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai
menerangkan materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat
penyusunan RPP. Soal yang dibuat oleh guru sudah
mencakup semua materi yang telah diajarkan yang
dilengkapi dengan kunci jawaban. Setelah evaluasi
selesai dilakukan, maka akan di ketahui hasil belajar
siswa. Dari hasil belajar tersebut nantinya akan
menjadi
landasan
dilakukannya
kegiatan
tindak
lanjut. Berdasarkan data observasi yang dilakukan
peneliti di lapangan dapat diketahui bahwa hasil
belajar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang nilainya ≥
75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil belajar
siswa masih dikatakan belum tuntas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan
tindak lanjut yang dilakukan oleh guru adalah dengan
memberikan PR yang harus dikerjakan siswa di
rumah. Selain itu, guru membahas kembali materi
pelajaran
yang
belum
dikuasai
siswa
serta
observasi
dapat
memberikan tugas kegiatan eksplorasi.
Berdasarkan
pada
data
diketahui bahwa pada saat pelaksanaan supervisi,
59
supervisor ikut serta dalam kegiatan pembelajaran.
Supervisor duduk di barisan belakang ruang kelas dan
bersikap seolah-olah siswa yang sedang mengikuti
pembelajaran. Supervisor mendengarkan penjelasan
materi dari guru sambil melakukan pengamatan
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Namun
pada saat memberikan sesi tanya jawab kepada siswa,
supervisor tidak ikut serta memberikan pertanyaan
kepada guru yang disupervisi.
Kegiatan pembelajaran selesai dilakukan, maka
selesai juga kegiatan supervisi yang dilakukan oleh
supervisor. Dari data observasi yang diperoleh peneliti
dapat diketahui bahwa, di akhir kegiatan pelaksanaan
supervisi, supervisor membuat perjanjian dengan guru
yang
disupervisi
untuk
membicarakan
hasil
pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
Setelah
terdapat
kesepakatan
antara
guru
dan
supervisor kapan akan dilakukan pertemuan maka
supervisor meninggalkan kelas.
Hasil pengamatan supervisi akan di sampaikan
kepada
guru
pada
kegiatan
pertemuan
balikan.
merupakan
pertemuan
tindak
Pertemuan
yang
lanjut
atau
tindak
lanjut
dilakukan
untuk
membahas kekurangan dan kelebihan guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data
dokumentasi data hasil supervisi kepada bapak Slamet
Jumali guru kelas VI dalam pembelajaran IPA sudah
baik. Guru yang bersangkutan sudah memenuhi
standar penilaian supervisi yang telah ditetapkan
60
olehpemerintah melalui dinas pendidikan. Hal itu
dikarenakan kemampuan guru dalam pembelajaran
sudah memenuhi komponen yang ada dalam standar
proses. Sehingga guru yang bersangkutan di berikan
penguatan
untuk
terus
mempertahankan
dan
meningkatkan kemampuan mengajarnya. Berikut ini
adalah petikan wawancara peneliti dengan Bapak
Slamet, kepala sekolah Gugus Hasanudin tentang
penguatan yang di berikan kepada guru setelah
disupervisi.
“Penguatan kepada guru yang telah disupervisi?
Ya, guru yang telah memenuhi standar kita beri
motivasi agar selalu meningkatkan kompetensinya
baik
melalui
studi
lanjut
melakukan
pengembangan keprofesian berkelanjutan.”
Namun
mengalami
terkadang
banyak
pembelajaran.
mengalami
ada
kekurangan
Misalnya
kesulitan
guru
guru
dalam
yang
dalam
yang
masih
proses
bersangkutan
menggunakan
media
dalam pembelajaran. Berdasarkan data dokumetasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa apabila
terdapat guru yang masih mengalami permasalahan
pada
saat
di
supervisi
maka
kepala
sekolah
melakukan pembinaan. Kegiatan pembinaan yang
dilakukan
oleh
kepala
sekolah
dilakukan
dalam
bentuk diskusi dan konsultasi. Berikut ini adalah
petikan wawancara peneliti dengan Bapak Slamet
Kepala sekolah di gugus Hasanudin tentang kegiatan
pembinaan
kepada
guru
yang
belum
memenuhi
standar.
61
“Saya juga memberikan pembinaan kepada
mereka yang belum memenuhi standar. Saya ajak
mereka
untuk
berdiskusi
mencari
solusi
permasalahan yang mereka hadapi disamping itu
juga
saya
beri
kesempatan
untuk
bertanya/konsultasi pada teman sejawat, selain
dapat membantu mengatasi kesulitan juga akan
terjadi hubungan yang harmonis antar teman.”
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi
di atas dapat di ketahui bahwa kepala sekolah
melakukan kegiatan pembinaan kepada guru yang
belum memenuhi hasil yang baik. Kegiatan pembinaan
yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah kegiatan
diskusi dan konsutasi. Kepala sekolah memberikan
kesempatan
konsultasi
kepada
pada
guru
teman
untuk
bertanya
atau
sejawat,
selain
dapat
membantu mengatasi kesulitan juga akan terjadi
hubungan yang harmonis.
4.3 Pembahasan
Supervisi akademik bukan hanya membantu
guru dalam memahami pendidikan dan apa peran
sekolah
dalam
membantu guru
mencapai
tujuannya,
dalam memahami
tapi
juga
keadaan dan
kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam
menyusun rencana pembelajaran secara tepat. Berikut
ini adalah penjelasan dari tiap aspek pelaksanaan
supervisi untuk tiap tahap.
62
1. Penyusunan Program Supervisi
Pemberian
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
penyusunan program supervisi. Sebelum dilakukan
tindakan, kepala sekolah mengalami kesulitan dalam
membuat program supervisi. Namun setelah dilakukan
tindakan
terjadi
peningkatan
kemampuan
kepala
sekolah dalam menyusun program supervisi. Berikut
ini
adalah
peningkatan
kepala
sekolah
dalam
penyusunan program supervisi.
Gambar 4.1
Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah Dalam
Menyusun Program Supervisi
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala sekolah dalam membuat program supervisi
63
mencapai 35%. Namun setelah dilakukan tindakan
berupa
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya
meningkat menjadi 65% pada tahap I dan 90% pada
tahap II.
2. Penyusunan Instrument
Pemberian
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
penyusunan instrumen. Sebelum dilakukan tindakan,
kepala sekolah mengalami kesulitan dalam membuat
instrumen. Namun setelah dilakukan tindakan terjadi
peningkatan
kemampuan
kepala
sekolah
dalam
menyusun program supervisi. Berikut ini adalah
peningkatan
kepala
sekolah
dalam
penyusunan
instrumen.
Gambar 4.2
Peningkatan Kemampuan kemampuan kepala
sekolah dalam menyusun instrument
Sumber: data diolah 2014
64
Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala sekolah dalam membuat instrumen mencapai
40%. Namun setelah dilakukan tindakan berupa
pembinaan melalui kegiatan lokakarya meningkat
menjadi 60% pada tahap I dan 85% pada tahap II.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pendahuluan Saat Supervisi
Pemberian
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
pelaksanaan kegiatan pendahuluan saat supervisi.
Sebelum
dilakukan
tindakan,
kepala
sekolah
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan
pendahuluan saat supervisi. Namun setelah dilakukan
tindakan
terjadi
peningkatan
kemampuan
kepala
sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pendahuluan
saat supervisi. Berikut ini adalah peningkatan kepala
sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pendahuluan
saat supervisi.
65
Gambar 4.3
Peningkatan Kemampuan Kemampuan Kepala
Sekolah Dalam Pelaksanaan Kegiatan Pendahuluan
Saat Supervisi
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan
diketahui
bahwa
kemampuan
gambar
sebelum
kepala
sekolah
4.3
di
atas
dapat
diberikan
perlakukan
dalam
pelaksanaan
kegiatan pendahuluan saat supervisi mencapai 40%.
Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan
melalui kegiatan lokakarya meningkat menjadi 65%
pada tahap I dan 85% pada tahap II.
66
3. Pelaksanaan Kegiatan Inti Saat Supervisi
Pemberian
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi. Sebelum
dilakukan
kesulitan
tindakan,
dalam
kepala
pelaksanaan
sekolah
mengalami
kegiatan
inti
saat
supervisi. Namun setelah dilakukan tindakan terjadi
peningkatan
kemampuan
kepala
sekolah
dalam
pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi. Berikut ini
adalah
peningkatan
kepala
sekolah
dalam
pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi.
Gambar 4.4
Peningkatan Kemampuan Kemampuan
Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan
Inti Saat Supervisi
Sumber: Data diolah 2014
67
Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala
sekolah
pelaksanaan
kegiatan
inti
saat
supervisi mencapai 45%. Namun setelah dilakukan
tindakan
berupa
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya meningkat menjadi 60% pada tahap I dan
85% pada tahap II.
4. Pelaksanaan Kegiatan Penutup Saat Supervisi
Pemberian
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
pelaksanaan
Sebelum
kegiatan
dilakukan
penutup
tindakan,
saat
supervisi.
kepala
sekolah
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan
penutup saat supervisi. Namun setelah dilakukan
tindakan
terjadi
peningkatan
kemampuan
kepala
sekolah dalam pelaksanaan kegiatan penutup saat
supervisi. Berikut ini adalah peningkatan kepala
sekolah dalam pelaksanaan kegiatan penutup saat
supervisi.
Gambar 4.5
Peningkatan Kemampuan Kemampuan
Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan
Penutup Saat Supervisi
68
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala sekolah pelaksanaan kegiatan penutup saat
supervisi mencapai 40%. Namun setelah dilakukan
tindakan
berupa
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya meningkat menjadi 65% pada tahap I dan
90% pada tahap II.
5. Tindak Lanjut
Pemberian
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
tindak lanjut. Sebelum dilakukan tindakan, kepala
sekolah mengalami kesulitan dalam tindak lanjut.
69
Namun
setelah
dilakukan
tindakan
terjadi
peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam tindak
lanjut. Berikut ini adalah peningkatan kepala sekolah
dalam tindak lanjut.
Gambar 4.6
Peningkatan Kemampuan Kemampuan
Kepala Sekolah dalam Tindak Lanjut
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala sekolah dalam tindak lanjut mencapai 30%.
Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan
melalui kegiatan lokakarya meningkat menjadi 65%
pada tahap I dan 90% pada tahap II.
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian
dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan kinerja guru. Kunjungan yang
dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah ke
sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang berlangsung
untuk melihat atau mengamati guru yang sedang
70
mengajar, ataupun ketika kelas sedang kosong, atau
sedang berisi siswa tetapi guru sedang tidak mengajar.
Melalui
mengamati
teknik
secara
ini,
kepala
langsung
sekolah
kegitan
dapat
guru
dalam
melakukan tugas utamanya, mengajar, penggunaan
alat, metode, dan teknik mengajar secara keseluruhan
dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hasil
observasi kelas ini dapat digunakan oleh supervisor
bersama guru untuk menentukan cara-cara yang
paling tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi
belajar
mengajar.
Agar
kunjungan
kelas
berlangsung efektif, hendaknya dipersiapkan dengan
teliti
dan
dilaksanakan
secara
hati-hati
dengan
penampilan yang baik pula.
Kegiatan supervisi dalam penelitian ini di awali
dengan kegiatan perencanaan. Purwanto (2009: 15)
menyatakan
perencanaan
adalah
suatu
cara
menghampiri masalah-masalah. Dalam penghampiran
masalah itu si perencana berbuat merumuskan apa
saja
yang
akan
dikerjakan
dan
bagaimana
mengerjakannya. Dalam kegiatan perencanaan diawali
dengan
pembuatan
program
yang
berisi
tentang
tujuan dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi
akademik.
Berdasarkan
data
dokumentasi
dan
observasi dapat diketahui bahwa program supervisi
yang dilakukan di gugus Hasanudin berisi tentang
71
tujuan dilakukannya supervisi akademik serta ruang
lingkup pelaksanaan supervisi akademik.
Persiapan sebelum kegiatan supervisi antara
lain
program
supervisi,
jadwal
supervisi
dan
instrument supervisi. Dalam program supervisi saya
merumuskan
tentang
hukum,
tujuan
dan
program
supervisi
di
latar
belakang,
ruang
buat
landasan
lingkupnya.
oleh
kepala
Setelah
sekolah,
kemudian dilanjutkan dengan penyiapan instrument
supervisi.
Instrument
supervisi
tersebut
meliputi
instrument untuk penelaahan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan instrument untuk penelahaan
pelaksanaan
pembelajaran.
Instrument
tersebut
digunakan untuk mengetahui apakah RPP yang telah
dibuat
oleh
penyusunan
guru
sudah
RPP
yang
sesuia
meliputi
dengan
standar
Identitas
mata
pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator
pencapaian
kompetensi,
tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Penilaian hasil
belajar, Sumber belajar. Sedangkan untuk instrument
penelahaan
pelaksanaan
pembelajaran
meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
dapat
diketahui
supervisi
kepala
bahwa
pada
sekolah
saat
membuat
perencanaan
instrument
penilaian tentang penelahaan RPP dan penelaahan
Pelaksanaan pembelajaran. Sebelum dilakukannya
72
supervisi akademik, terlebih dahulu dibuat jadwal
untuk
memudahkan
pelaksanannya.
Jadwal
pelaksanaan di buat untuk memudahkan pelaksanaan
supervisi, karena dengan ada perencanaan jadwal
pelaksanaan supervisi akan memudahkan guru untuk
mempersiapkan
aspek
yang
di
perlukan
dalam
kegiatan supervisi.
Dari dasar data dokumentasi dan observasi
dilapangan dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan
supervisi dilakukan setiap hari, satu kelas untuk satu
orang guru, satu mata pelajaran dengan waktu 2 jam
pelajaran. Untuk memudahkan pelaksanaan supervisi,
kami membuat jadwal untuk pelaksanaannya. Selain
memudahkan
guru
untuk
mempersiapkan
segala
sesuatu yang di perlukan dalam supervisi juga agar
tercipta kesepakatan antara guru dan kepala sekolah
tentang kapan dilaksanakannya supervisi. Karena
terkadang di hari yang telah dijadwalkan, guru yang
bersangkutan sedang ada keperluan. Namun selama
ini semua guru masih dapat menerima jadwal yang
telah
di
buat
direncanakan
sebelumnya.
dengan
baik
Setelah
kemudian
semuanya
dilanjutkan
dengan kegiatan pelaksanaan supervisi. Supervisi
harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
di buat sebelumnya. Pada saat melakukan supervisi,
supervisor harus bersikap sopan dan tidak menganggu
pelaksanaan pembelajaran. Tujuannya adalah agar
guru yang disupervisi tidak merasa terganggu dengan
73
adanya
kepala
sekolah
yang
sedang
melakukan
supervisi.
Data observasi yang dilakukan peneliti dapat
diketahui bahwa pada saat melakukan supervisi
akademik, kepala sekolah bersikap sopan dan tidak
mengganggu
sekolah
pelaksanaan
berada
mengamati
dilakukan
di
belakang
jalannya
oleh
pembelajaran.
guru
ruang
proses
Kepala
kelas
untuk
pembelajaran
dengan
membawa
yang
lembar
instrument penilaian supervisi.
Instrument
digunakan
untuk
penilaian
supervisi
mengamati
guru
tersebut
yang
sedang
mengajar. Berdasarkan data dokumentasi, instrument
yang di bawa kepala sekolah adalah instrument
tentang penelaaan RPP dan Instrument penelaahan
pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi
nama mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar,
tujuan
pembelajaran
pembelajaran,
alokasi
materi
waktu,
ajar,
metode
langkah-langkah
pembelajaran, sumber belajar dan penilaian (data
terlampir). Sedangkan untuk instrument supervisi
kegiatan pembelajaran meliputi nama mata pelajaran,
kompetensi dasar, indikator, kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup (data terlampir).
Pada
saat
pelaksanaan
supervisi
akademik
berlangsung, kepala sekolah sebagai supervisor akan
mengamati persiapan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Persiapan pembelajaran tersebut meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di buat
74
oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru
yang disupervisi membuat RPP sebelum melakukan
pembelajaran.
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui
bahwa guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum
pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama
satuan
pendidikan,
Kompetensi,
identitas
Kompetensi
sekolah,
Dasar,
Standar
alokasi
waktu,
perumusan indikator, skenario pembelajaran. Selain
RPP, guru juga harus mempersiapkan instrument
penilaian pembelajaran. Pada saat guru membuat RPP,
guru juga harus membuat instrument penilaian yang
meliputi jenis test yang dibuat oleh guru yang akan
digunakan untuk menilai kemampuan siswa diakhir
pembelajaran. guru juga membuat pedoman penilaian
(scoring) serta membuat kunci jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru
kelas VI membuat RPP mata pelajaran IPA dengan
baik. Hal itu dikarenakan guru sudah mencantumkan
semua komponen RPP. Guru juga membuat tes
penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru juga
membuat
kunci
jawaban
dari
tes
tertulis
yang
pembelajaran,
guru
dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Pada
harus
saat
mengacu
pelaksanaan
pada
RPP
yang
telah
di
buat
sebelumnya. Supervisor akan mengamati kemampuan
guru dalam melakukan kegiatan pendahuluan. Data
observasi
dapat
diketahui
bahwa
pada
saat
75
pelaksanaan pembelajaran guru dapat melaksanakan
kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal itu terlihat
dari kemampuan guru dalam melakukan apersepsi,
memberikan motivasi kepada siswa, menjelaskan KD
dan
tujuan
pembelajaran,
serta
menyampaikan
cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuia
dengan silabus. Pada data observasi dapat diketahui
bahwa guru mampu melakukan kegiatan pendahuluan
dengan
baik.
instrument
Hal
itu
supervisi
dapat
dilihat
pembelajaran.
pada
data
Pelaksanaan
supervisi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan
dengan 2 jam pelajaran untuk setiap pertemuannya.
Pada
setiap
pertemuan
guru
sudah
melakukan
kegiatan pendahuluan dengan baik.
Pada
saat
dilakukan
observasi
supervisi
akademik, Bapak Slamet Jumali telah melakukan
kegiatan
pendahuluan
melaksanakan
dengan
semua
baik,
aspek
dalam
dengan
kegiatan
pendahuluan seperti melakukan apersepsi, memotivasi
siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran.
Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan
inti
dari
pembelajaran
pembelajaran.
yang
Pada
disupervisi
kegiatan
meliputi
inti
kegiatan
eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi.
Berdasarkan
data
observasi
dilapangan
dapat
diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah
melakukan
kegiatan
inti
dengan
baik.
Guru
melakukan kegiatan eksplorasi pembelajaran salah
satunya
76
adalah
dengan
melibatkan
siswa
dalam
mencari informasi dan belajar dari aneka sumber
dengan menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun,
dalam penggunaaan alat peraga pembelajaran guru
masih mengalami kesulitan. Misalnya pada saat guru
menggunakan alat peraga di ruang laboratorium. Guru
juga
melakukan
kegiatan
elaborasi
salah
satu
contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui
pemberian
tugas,
diskusi
dan
lain-lain
untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis. Sedangkan untuk kegiatan konfirmasi guru
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk
lisan,
tulisan,
isyarat,
maupun
hadiah
terhadap keberhasilan siswa.
Kegiatan
terakhir
pada
pelaksanaan
pembelajaran adalah penutup. Pada kegiatan penutup
diharapkan
guru
mampu
membuat
rangkuman,
melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran
yang
sudah
dilakukan.
Guru
juga
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Guru
membuat
melakukan
kegiatan
rangkuman
atau
penutup
simpulan
dengan
dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga
memberikan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Guru mampu memberikan
umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran, dan
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Dari 3 (tiga) kali pertemuan, terjadi
peningkatan
penilaian
kinerja
guru
pada
setiap
77
pertemuannya. Berikut ini adalah tabel peningkatan
nilai
kemampuan
pembelajaran
dari
guru
dalam
pertemuan
melakukan
pertama
sampai
pertemuan ketiga.
Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran
yang di supervisi adalah kemampuan guru dalam
melakukan evaluasi. Berdasarkan data dokumentasi
dan observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan
evaluasi dalam bentuk tes tertulis dan tes lisan. Tes
tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap
materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan
pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai
menerangkan materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat
penyusunan RPP (data terlampir). Soal yang dibuat
oleh guru sudah mencakup semua materi yang telah
diajarkan yang dilengkapi dengan kunci jawaban.
Setelah evaluasi selesai dilakukan, maka akan di
ketahui hasil belajar siswa. Dari hasil belajar tersebut
nantinya
akan
memjadi
landasan
dilakukannya
kegiatan tindak lanjut. Berdasarkan data observasi
yang dilakukan peneliti di lapangan dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang
nilainya ≥ 75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil
belajar siswa masih dikatakan belum tuntas. Untuk
mengatasi masalah tersebut, kegiatan tindak lanjut
78
yang dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan
tugas atau PR yang harus dikerjakan siswa di rumah.
Selain itu, guru membahas kembali materi pelajaran
yang belum dikuasai siswa serta memberikan tugas
kegiatan eksp
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
4.1 Profil Gugus
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar
di wilayah gugus Hasanudin yang berlokasi di Sekolah
Dasar Negeri Tlogosih 1 yang beralamat di desa
Tlogosih kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak.
Visi gugus Hasanudin adalah Terwujudnya tenaga
pendidik yang professional dan memiliki komitmen
terhadap
tugas
sehingga
mampu
menghasilkan
kualitas pendidikan yang tinggi. Misi gugus Hasanudin
adalah melaksanakan sistem pembinaan professional
secara terprogram dengan memperdayakan gugus
sekolah melalui optimalisasi KKG, KKKS, dan KKPS.
Gugus Hasanudin memiliki motto (1) guru
Mitra Belajar Siswa, Belajar dengan senang akan
membuat senang belajar, dan (2) tidak ada yang
mudah tetapi tidak ada yang tidak dapat tercapai.
Tujuan di bentuknya gugus Hasanudin adalah: (1)
Terselenggaranya Kegiatan Kelompok Kerja Guru dan
Kepala Sekolah; (2) Meningkatnya aktifitas guru dan
kepala
sekolah
di
PKG;
(3)
Teratasi
masalah
35
manajemen dan pembelajaran yang dihadapi oleh
kepala sekolah dan guru; (4) Menjadikan guru dan
kepala
sekolah
menjadi
tenaga
pendidik
yang
professional.
Jumlah siswa sekolah dasar di wilayah gugus
Hasanudin dalam tiga tahun terakhir mengalami
pengurangan.
Hal
itu
dikarenakan
program keluarga berencana
berhasilnya
yang ada di sekitar
gugus Hasanudin. Berikut ini adalah tabel jumlah
siswa di sekolah dasar gugus Hasanudin untuk tiga
tahun terakhir.
Tabel 4.1
Jumlah Siswa di Gugus Hasanudin
Tahun Pelajaran
N
o
2012/2013
Nama SD
L
P
JM
L
2014/2015
2013/2014
Jumlah Siswa
JM
L
P
L
P
JML
L
5
6
7
8
1
2
3
4
1.
SD
TLOGOSIH 1
85
86
171
81
78
159
82
75
157
2.
SD
TLOGOSIH 2
68
65
133
62
59
121
56
62
118
3.
SD
Sarimulyo 1
79
68
147
94
72
166
88
73
161
4.
SD
Sarimulyo 2
89
70
159
85
77
162
91
72
163
5.
SD
Solowire
12
5
44
6
87
212
114
92
206
110
93
203
376
822
436
378
814
427
37
5
802
JUMLAH
Sumber: Data diolah, 2014
36
Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di
lingkungan gugus Hasanudin masih kurang. Hal itu
dapat dilihat dari data tabel berikut ini.
4.2
Tenaga Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Tenaga Pendidik & Kependidikan
No
Nama SD
Ket
1
2
3
4
5
Gr.
PJO
K
6
1.
SD TLOGOSIH 1
1
4
1
1
1
-
2.
SD TLOGOSIH 2
1
4
-
-
-
-
3.
SD Sarimulyo 1
1
3
-
1
-
-
4.
SD Sarimulyo 2
1
3
1
-
-
-
5.
SD Solowire
1
3
-
-
-
-
5
17
2
2
1
-
JUMLAH
KS
Gr.
Kls
Gr.
PAI
Penja
ga
TU
7
8
9
Sumber: Data diolah, 2014
Struktur Organisasi KKKS Gugus Hasanudin Periode
2014 / 2015
Tabel 4.3
Struktur Organisasi KKKS Gugus Hasanudin
No
Jabatan
Nama
Keterangan
1
2
3
4
1.
Pembina
Drs. H.KARSONO.
Pengawas TK/SD Dabin II
2.
Ketua
Slamet
pujiono,S.Pd
Kepala SD TLOGOSIH 1
3.
Sekretaris
SUWARNI,S.Pd.S
D
Kepala SD Sarimulyo 2
37
4.
Bendahara
SLAMET,S.Pd.SD
Kepala SD Tlogosih 2
5.
Anggota
Silvester
Sunar,S.Pd.
Kepala SD Solowire
6
Anggota
Rasidi, S.Pd,SD
Kepala SD Sarimulyo 1
Sumber: data diolah 2014
Struktur Organisasi KKG Hasanudin Periode Tahun
2014 / 2015
Tabel 4.4
Struktur Organisasi KKG Hasanudin
No
Jabatan
Nama
Keterangan
1
2
3
4
1.
Pembina
Drs. H. Karsono
Pengawas TK/SD Dabin II
2.
Ketua
Slamet
Pujiono,S.Pd
Kepala SD TLOGOSIH 1
3.
Sekretaris
Slamet Jumali,A
Ma.Pd
Guru SD TLOGOSIH 1
4.
Bendahara
Dradjad
Siswati,S.Pd.SD
Guru SD TLOGOSIH 1
5.
Anggota
Silvester Sunar, S,
Pd
Kepala SD Solowire
6.
Anggota
Suwarni,S.Pd.SD
Kepala SD Sarimulyo 2
Slamet,S.Pd.SD
Kepala SD TLOGOSIH 2
Rasidi,S.Pd.SD
Kepala SD Sarimulyo 1
Sumaryoto,S.Pd.I
PAI
Mas ud,S.Pd
PJOK
Edy Sutanto
SBK
7.
Seksi
Sumber: data diolah 2014
38
4.2 Deskripsi Penelitian
1. Data Awal
Sebelum
kemampuan
dilakukan
kepala
penelitian
sekolah
dalam
tentang
melakukan
supervisi, peneliti melakukan observasi awal terhadap
5
(lima)
orang
kepala
sekolah
tentang
kualitas
pelaksanaan supervisi di gugus Hasanudin. Hal yang
diobservasi adalah pelaksanaan supervisi oleh kepala
sekolah
yang
meliputi
kegiatan
perencanaan,
pelaksanaan dan tindak lanjut. Berdasarkan data
observasi
awal
pelaksanaan
kesulitan
dapat
supervisi
dalam
diketahui
kepala
bahwa
sekolah
membuat
dalam
mengalami
perencanaan
dan
melakukan kegiatan tindak lanjut.
Berikut
pelaksanaan
ini
adalah
supervisi
di
hasil
gugus
pengamatan
Hasanudin
Kebonagung Demak.
39
Tabel 4.5
Data Observasi Awal Pelaksanaan Supervisi
di Gugus Hasanudin Kebonagung Demak
No
1
2
3
Aspek yang Dinilai
Nama
Jumlah
Keterangan
1
8
Cukup Baik
2
1
9
Cukup Baik
3
2
2
13
Baik
1
1
1
1
6
Kurang
Baik
2
2
2
2
1
10
Cukup Baik
7
8
8
9
8
6
46
35%
40%
40%
45%
40%
30%
38%
KS-1
KS-2
KS-3
A
B
C
D
E
F
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
2
2
1
1
1
KS-4
4
5
KS-5
Sumber: data diolah 2014
Keterangan:
No
Aspek
Indikator
1
Persiapan
2
Pelaksanaan
(A) Penyusunan Program Supervisi
(B) Penyusunan Instrumen
(C) Pendahuluan
Tindak Lanjut
(D) Inti
(E) Penutup
(F) Penguatan dan pembinaan
3
Berdasarkan data tabel 4.5 di atas dapat
diketahui
bahwa
sebelum
dilakukannya
tindakan
berupa pembinaan kepala sekolah melalui kegiatan
lokakarya hanya terdapat satu orang kepala sekolah
yang melaksanakan supervisi dengan baik. Terdapat 3
40
orang
kepala
sekolah
yang
melakukan
supervisi
dengan cukup baik dan terdapat satu orang kepala
sekolah yang melakukan supervisi dengan kurang
baik.
Jika
di
persentasekan
secara
kuantitas
pelaksanaan supervisi hanya mencapai 38%.
Secara
gugus
kualitas
Hasanudin
pelaksanaan
Kebonagung
supervisi
Demak
di
termasuk
dalam kategori kurang baik. Hal itu dapat dilihat dari
persentase pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang
hanya mencapai 40%. Kepala sekolah mengalami
kesulitan dalam menyusun program supervisi dengan
persentase 35%, untuk aspek penyusunan instrument
mencapai persentase 40%, untuk aspek melakukan
pelaksanaan kegiatan pendahuluan mencapai 35%,
untuk aspek pelaksanaan kegiatan inti mencapai 40%,
untuk aspek pelaksanaan kegiatan penutup mencapai
persenatse 40%, untuk aspek pemberian pembinaan
dan penguatan mencapai persentase 40%.
Jika dilihat dari segi kualitas dan kuantitas
dari pelaksanaan supervisi masih kurang baik. Masih
ada kepala sekolah yang belum membuat program
supervisi dan melakukan tindak lanjut. Maka dalam
penelitian ini, akan di lakukan sebuah lokakarya
untuk
kepala
sekolah
di
Gugus
Hasanudin
Kebonagung Demak untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaan supervisi.
41
2. Tahap Pertama
Untuk tahap I dilakukan selama 2 minggu.
Kegiatan pada tahap I dilakukan dalam 4 tahapan
yaitu
perencanaan,
pelaksanaan,
observasi
dan
refleksi. Berikut ini penjelasannya.
a. Perencanaan
Kegiatan
perencanaan
yang
akan
peneliti
lakukan pada tahap I adalah sebagai berikut; (1)
Merumusan masalah yang akan dicari solusinya.
Dalam
penelitian
ini
masalah
yang
akan
dicari
solusinya adalah kepala sekolah masih mengalami
kesulitan dalam menyusun program supervisi dan
melakukan tindakan lanjut supervisi yang dapat
dilihat
dari
penyelesaian
data
awal.
masalah
(2)
Merumusan
menghadapi
tujuan
tantangan
melakukan inovasi/tindakan. Dalam penelitian ini
penulis
tindakan
melalui
mengambil
rencana
memberikan
kegiatan
pelaksanaan
untuk
pembinaan
lokakarya
supervisi
untuk
kepala
melakukan
kepala
sekolah
meningkatkan
sekolah.
(3)
Merumuskan langkah-langkah kegiatan penyelesaian
masalah menghadapi tantangan melakukan tindakan.
Langkah-langkah
yang
diambil penulis dalam
melakukan tindakan antara lain memberikan contoh
cara melakukan supervisi dan menjelaskan supervisi
yang akan dikerjakan. (4) Mengidentifikasi metode
pengumpulan data yang akan digunakan, metode
pengumpulan
42
data
yang
diambil
oleh
penulis
merupakan
data
kualitatif
melalui
observasi,
pengamatan serta wawancara kepada kepala sekolah
mengenai
pelaksanaan
instrumen
supervisi.
pengamatan
dan
(5)
Penyusunan
evaluasi.
Dalam
pengambilan data, penulis menggunakan instrument
berupa
lembar
observasi
mengenai
pelaksanaan
supervisi oleh kepala sekolah.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan
penelitian
pada
tahap
1
ini,
dilakukan selama 2 minggu. Pelaksanaan dilakukan
dengan melakukan observasi tentang pelaksanaan
supervisi oleh kepala sekolah di gugus Hasanudin
Kebonagung Demak. Sebelum melakukan melakukan
supervisi peneliti meminta kepala sekolah untuk
membuat
program
dan
jadwal
supervisi
agar
pelaksanaan supervisi dapat berjalan lancar. Kepala
sekolah mengemukakan bahwa mereka mengalami
kesulitan
untuk
membuat
program
supervisi.
Kemudian supervisor memberikan peminaan kepada
kepala sekolah tentang bagaimana membuat program
supervisi.
c. Observasi
Setelah dilakukan pembinaan oleh supervisor
terhadap kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya
peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah di gugus
Hasanudin Kebonagung Demak. Berikut ini adalah
hasil observasi mengenai pelaksanaan supervisi kepala
43
sekolah setelah di berikan tindakan berupa pembinaan
melalui kegiatan lokakarya.
Tabel 4.6
Data observasi awal pelaksanaan supervisi di gugus
Hasanudin Kebonagung Demak
No
Aspek yang Dinilai
Nama
A
B
C
D
E
F
Jumlah
Ket
Cukup
Baik
1
KS-1
2
2
2
2
2
2
12
2
KS-2
3
2
3
3
3
2
16
3
KS-3
3
3
4
3
3
3
19
4
KS-4
2
2
2
2
2
2
12
Baik
Sangat
baik
Cukup
Baik
5
KS-5
3
3
2
2
3
3
16
Baik
14
12
13
13
13
13
78
65%
60%
65%
60%
65%
60%
63%
Sumber: data diolah 2014
Keterangan:
No Aspek
1
Persiapan
2
Pelaksanaan
3
44
Tindak
Lanjut
Indikator
A. Penyusunan Program Supervisi
B. Penyusunan Instrumen
C. Pendahuluan
D. Inti
E. Penutup
F. Penguatan dan pembinaan
Berdasarkan data tabel 4.6
diketahui
bahwa
setelah
di atas dapat
dilakukannya
tindakan
berupa pembinaan kepala sekolah melalui kegiatan
lokakarya tidak ada lagi kepala sekolah yang termasuk
kategori kurang baik. Terdapat 2 orang kepala sekolah
yang
melakukan
supervisi
dengan
cukup
baik.
Terdapat 2 orang kepala sekolah yang melakukan
supervisi dengan baik. Dan terdapat satu orang kepala
sekolah yang sudah melakukan supervisi dengan
sangat baik. Jika di persentasekan secara kuantitas
pelaksanaan supervisi hanya mencapai 63%.
Secara kualitas pelaksanaan supervisi di gugus
Hasanudin
Kebonagung
Demak
termasuk
dalam
kategori baik. Hal itu dapat dilihat dari persentase
pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang hanya
mencapai 63%. Untuk aspek menyusun program
supervisi mencapai persentase 65%, untuk aspek
penyusunan instrument mencapai persentase 60%,
untuk
aspek
pendahuluan
melakukan
mencapai
pelaksanaan
65%,
kegiatan
untuk
aspek
pelaksanaan kegiatan inti mencapai 60%, untuk aspek
pelaksanaan kegiatan penutup mencapai prosentase
65%,
untuk
aspek
pemberian
pembinaan
dan
penguatan mencapai prosentase 60%.
d. Refleksi
Hasil dari pelaksanaan tahap I ini menunjukkan
bahwa
indikator
pencapaian
hasil
belum
sesuai/tercapai seperti rencana/keinginan peneliti.
45
Meskipun terjadi peningkatan pada setiap aspek
pelaksanaan supervisi yang dilakukan kepala sekolah
namun perlu ditingkatkan karena hasil yang diperoleh
belum mencapai indikator kinerja. Berikut ini adalah
kelebihan dan kekurangan dari penelitian tahap I.
Kelebihan dari tahap ini adalah (1) Kepala
sekolah membuat jadwal terlebih dahulu sebelum
supervisi dilaksanakan. (2) Kepala sekolah membuat
instrument penilaian yang akan digunakan dalam
supervisi. (3) Terjalin komunikasi yang baik antara
kepala sekolah dan guru.
Kekurangan dari tahap ini adalah (1) Terdapat
kepala sekolah yang belum memsiapkan supervisi
dengan
baik.
Misalnya
kepala
sekolah
tidak
mempersiapkan instrument penilaian terlebih dahulu
sebelum sepervisi dilakukan. (2) Pada saat melakukan
supervisi
kepala
sekolah
kurang
memperhatikan
pelaksanaan pembelajaran yang sedang di supervisi.
(3) Kepala sekolah dalam melakukan tindak lanjut
masih belum maksimal. Misalnya kepala sekolah
hanya memberikan hasil supervisi saja tanpa adanya
tindak lanjut dari hasil tersebut.
Karena prosentase baik secara kualitas dan
kuantitas
kepala
sekolah
dalam
melaksanakan
supervisi di gugus Hasanudin Kebonagung Demak
belum mencapai indikator kinerja maka penelitian
akan dilanjutkan pada tahap berikutnya.
46
3. Tahap Dua
Sama halnya dengan pelaksanaan tahap I,
pelaksanaan tahap II dilakukan selama 2 minggu
dengan tahapan penelitian perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refeleksi.
a. Perencanaan
Dari hasil refleksi pada tahap pertama, peneliti
merencanakan untuk melakukan tindakan pembinaan
kepala sekolah melalui lokakarya yang lebih spesifik
lagi yaitu tentang bagaimana cara menyusun program
supervisi
dan
instrument
serta
bagaimana
cara
melakukan tindak lanjut.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan
penelitian
pada
tahap
2
ini,
dilakukan selama 2 minggu. Pelaksanaan dilakukan
dengan melakukan observasi tentang pelaksanaan
supervisi oleh kepala sekolah di Gugus Hasanudin
Kebonagung
supervisi,
Demak.
kepala
Sebelum
sekolah
kegiatannya
lebih
di
menyusun
program
melaksanakan
mengikuti
tekankan
supervisi,
pada
lokakarya
bagaimana
mempersiapkan
instrument penilaian serta bagaimana melakukan
tindak lanjut. Setelah mengikuti lokakarya kemudian
kepala
sekolah
melakukan
supervisi
di
sekolah
masing-masing.
47
c. Observasi
Setelah dilakukan pembinaan oleh supervisor
terhadap kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya
peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah di gugus
Hasanudin Kebonagung Demak. Berikut ini adalah
hasil observasi mengenai pelaksanaan supervisi kepala
sekolah setelah di berikan tindakan berupa pembinaan
melalui kegiatan lokakarya.
Tabel 4.7
Data Observasi Awal Pelaksanaan Supervisi di
Gugus Hasanudin Kebonagung Demak
No
Nama
1
KS-1
Aspek yang Dinilai
A
B
C
D
E
F
3
3
3
3
3
3
Jumlah
Ket
18
Baik
KS-2
2
Sangat
4
4
4
4
4
3
23
4
4
4
4
4
4
24
Baik
3
3
3
3
3
3
18
Baik
KS-3
3
4
KS-4
Sangat
KS-5
5
Sangat
4
4
3
4
4
4
23
18
18
17
18
18
17
106
75%
75%
71%
75%
75%
71%
74%
Sumber: data diolah 2014
48
Baik
Baik
Keterangan:
No Aspek
1
Persiapan
2
Pelaksanaan
3
Tindak
Lanjut
Indikator
A. Penyusunan Program Supervisi
B. Penyusunan Instrumen
C. Pendahuluan
D. Inti
E. Penutup
F. Penguatan dan pembinaan
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui
bahwa secara kuantitas hasil penelitian pada tahap II
dimana kepala sekolah diberikan pembinaan melalui
kegiatan lokakarya sudah tidak ada lagi kepala
sekolah yang termasuk kategori cukup baik dalam
melaksanakan supervisi. Terdapat dua kepala sekolah
yang termasuk kategori baik dan terdapat 3 orang
kepala sekolah yang termasuk kategori sangat baik.
Sehingga jika di
prosentasekan secara kuantitas
pelaksanaan supervisi mencapai 74%.
Sedangkan
secara
kualitas
pelaksanaan
supervisi di gugus Hasanudin Kebonagung Demak
pada tahap II termasuk dalam kategori sangat baik.
Hal itu dapat dilihat dari persentase pelaksanaan
supervisi kepala sekolah yang hanya mencapai 75%.
Untuk aspek menyusun program supervisi mencapai
prosentase 75%, untuk aspek penyusunan instrument
mencapai persentase 75%, untuk aspek melakukan
pelaksanaan kegiatan pendahuluan mencapai 75%,
untuk aspek pelaksanaan kegiatan inti mencapai 75%,
49
untuk aspek pelaksanaan kegiatan penutup mencapai
prosentase 90%, untuk aspek pemberian pembinaan
dan penguatan mencapai persentase 71%.
d. Refleksi
Hasil yang yang diperoleh pada tahap II ini, telah
menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan.
Dengan adanya pembinaan kepala sekolah melalui
kegiatan
lokakarya
pelaksanaan
Hasanudin
tentang
supervisi.
peningkatan
Kepala
Kebonagung
sekolah
Demak
kualitas
di
sudah
gugus
mampu
melaksanakan supervisi dengan sangat baik. Kepala
sekolah
sudah
matang
melalui
supervisi
dan
melakukan
kegiatan
penyusunan
perencanaan
penyusunan
instrument
dengan
program
supervisi.
Kepala sekolah juga sudah melaksanakan supervisi
dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari sikap kepala
sekolah
pada
saat
melakukan
supervisi
serta
bagaimana cara kepala sekolah mengamati guru yang
sedang disupervisi. Selain itu kepala sekolah juga
sudah dapat melaksanakan kegiatan tindak lanjut
dengan baik. Dimana kepala sekolah memberikan
penguatan
dan
pembinaan
kepada
guru
yang
bersangkutan.
Pada tahap II ini secara kuantitas, kepala
sekolah
supervisi
di
gugus
dengan
Hasanudin
baik
yang
sudah
mampu
melakukan
mencapai
persentase sebesar 87%. Begitu pula secara kuantitas
yang mengalami peningkatan mencapai 100%. Nilai
50
tersebut sudah memenuhi indikator kinerja yang
ditentukan dalam penelitian ini, yang menyebutkan
bahwa pelaksanaan supervisi mengalami peningkatan
jika secara kualitas dan kuantitas minimal mampu
mencapai persentase 80%. Hasil pada tahap II ini
menunjukkan kepala sekolah sudah melampui target
yang
ditentukan,
dan
dapat
dikatakan
bahwa
penelitian ini sudah berhasil dan tidak dilanjutkan
untuk tahap berikutnya.
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian
dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan kinerja guru. Kegiatan supervisi
dalam
penelitian
ini
di
awali
dengan
kegiatan
perencanaan. Dalam kegiatan perencanaan diawali
dengan
pembuatan
program
yang
berisi
tentang
tujuan dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi
akademik.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dapat
diketahui
bahwa
program
supervisi
yang
dilakukan di gugus Hasanudin berisi tentang tujuan
dilakukannya supervisi akademik serta ruang lingkup
pelaksanaan supervisi akademik. Berikut ini adalah
petikan wawancara peneliti dengan Bapak Slamet
kepala sekolah di gugus Hasanudin tentang persiapan
sebelum kegiatan supervisi.
51
Setelah program supervisi di buat oleh kepala
sekolah, kemudian dilanjutkan dengan penyiapan
instrument supervisi. Instrument supervisi tersebut
meliputi
instrument
Pelaksanaan
untuk
untuk
Pembelajaran
penelahaan
penelaahan
(RPP),
dan
pelaksanaan
Rencana
instrument
pembelajaran.
Instrument tersebut digunakan untuk mengetahui
apakah RPP yang telah dibuat oleh guru sudah sesuai
dengan
standar
Identitas
penyusunan
mata
pelajaran,
RPP
yang
standar
meliputi
kompetensi,
kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,
metode
pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
Penilaian hasil belajar, Sumber belajar. Sedangkan
untuk
instrument
pembelajaran
penelahaan
pelaksanaan
kegiatan
pendahuluan,
meliputi
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
dapat
diketahui
supervisi
bahwa
kepala
pada
sekolah
saat
perencanaan
membuat
instrument
penilaian tentang penelahaan RPP dan penelaahan
Pelaksanaan pembelajaran. berikut ini adalah petikan
wawancara peneliti dengan bapak Slamet, kepala
sekolah
di
gugus
Hasanudin
tentang
penyiapan
instrument.
“Saya, sebelum mengadakan supervisi, saya
memang
menyiapkan
instrument
penilaian
supervisi. Instrument tersebut meliputi instrument
tentang penelaahan RPP dan instrument penilaian
proses pembelajaran, sehingga mempermudah
nanti dalam pelaksanaan.”
52
Sebelum
dilakukannya
supervisi
akademik,
terlebih dahulu dibuat jadwal untuk memudahkan
pelaksanannya. Jadwal pelaksanaan di buat untuk
memudahkan pelaksanaan supervisi, karena dengan
ada perencanaan jadwal pelaksanaan supervisi akan
memudahkan guru untuk mempersiapkan aspek yang
di perlukan dalam kegiatan supervisi.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dilapangan dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan
supervisi dilakukan setiap minggu, satu kelas untuk
satu orang guru, satu mata pelajaran dengan waktu 2
jam
pelajaran.
Berikut
ini
adalah
petikakan
wawancara peneliti dengan bapak Slamet, kepala
sekolah di gugus Hasanudin tentang pembuatan
jadwal supervisi.
“ Saya membuat jadwal untuk pelaksanaannya.
Selain memudahkan guru untuk mempersiapkan
segala sesuatu yang di perlukan dalam supervisi
agar tercipta kesepakatan antara guru dan kepala
sekolah tentang kapan dilaksanakan supervisi.
Karena terkadang di hari yang telah dijadwalkan,
guru yang bersangkutan sedang ada keperluan.”
Setelah semuanya direncanakan dengan baik
dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan supervisi.
Supervisi harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah di buat sebelumnya. Pada saat melakukan
supervisi, supervisor harus bersikap sopan dan tidak
menganggu pelaksanaan supervisi. Tujuannya adalah
agar guru yang disupervisi tidak merasa terganggu
saat sedang melakukan supervisi.
53
Berdasarkan data observasi yang dilakukan
peneliti,
pada saat melakukan supervisi akademik,
kepala sekolah bersikap sopan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pembelajaran. Kepala sekolah berada di
belakang ruang kelas untuk mengamati jalannya
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
membawa lembar instrument penilaian supervisi.
Instrument
digunakan
untuk
penilaian
supervisi
mengamati
guru
tersebut
yang
sedang
mengajar. Berdasarkan data dokumentasi, instrument
yang di bawa kepala sekolah adalah instrument
tentang penelaah RPP dan Instrument penelaahan
pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi
nama mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar,
tujuan
pembelajaran
materi
ajar,
metode
pembelajaran,
alokasi
waktu,
langkah-langkah
pembelajaran,
sumber
belajar
dan
Sedangkan
untuk
pembelajaran
instrument
meliputi
supervisi
nama
mata
penilaian.
kegiatan
pelajaran,
kompetensi dasar, indikator, kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Pada
saat
pelaksanaan
supervisi
akademik
berlangsung, kepala sekolah sebagai supervisor akan
mengamati persiapan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Persiapan pembelajaran tersebut meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di buat
oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru
yang disupervisi membuat RPP sebelum melakukan
pembelajaran.
54
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui
bahwa guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum
pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama
satuan
pendidikan,
Kompetensi,
identitas
Kompetensi
Dasar,
sekolah,
alokasi
Standar
waktu,
perumusan indikator, skenario pembelajaran. Berikut
ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Bapak
Slamet Jumali guru kelas VI tentang pembuatan RPP.
“Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
saya membuat RRP. yang berisi beberapa
komponen seperti nama satuan pendidikan,
identitas
sekolah,
Standar
Kompetensi,
Kompetensi Dasar, alokasi waktu, perumusan
indikator,
skenario
pembelajaran.
Skenario
pembelajaran yang saya buat untuk memperlancar
proses pembelajaran sehingga skenario tersebut
harus di rancang dengan sebaik- baiknya.”
Selain RPP, guru juga harus mempersiapkan
instrument penilaian pembelajaran. Pada saat guru
membuat RPP, guru juga harus membuat instrument
penilaian yang meliputi jenis test yang dibuat oleh
guru yang akan digunakan untuk menilai kemampuan
siswa diakhir pembelajaran. guru juga membuat
pedoman penilaian (scoring) serta membuat kunci
jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru
kelas VI membuat RPP mata pelajaran IPA dengan
baik. Hal itu dikarenakan guru sudah mencantumkan
semua komponen RPP. Guru juga membuat tes
penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru juga
55
membuat
kunci
jawaban
dari
tes
tertulis
yang
dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Berikut ini ada petikan wawancara peneliti
dengan bapak Slamet Jumali guru kelas VI tentang
pembuatan instrument penilaian pembelajaran.
“Saya membuat pedoman penilaian, penilaian
tersebut untuk menilai tes yang saya lakukan di
akhir pembelajaran. Kalau untuk bentuk tesnya
ada yang tertulis dan ada juga yang lisan. Kalau
untuk test tertulis saya juga sudah membuatkan
kunci jawabannya.”
Pada
harus
saat
mengacu
pelaksanaan
pada
RPP
pembelajaran,
yang
telah
di
guru
buat
sebelumnya. Supervisor akan mengamati kemampuan
guru
dalam
melakukan
kegiatan
pendahuluan.
Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa
pada saat pelaksanaan pembelajaran guru dapat
melaksanakan kegiatan pendahuluan dengan baik.
Hal
itu
terlihat
dari
kemampuan
guru
dalam
melakukan apersepsi, memberikan motivasi kepada
siswa, menjelaskan KD dan tujuan pembelajaran,
serta menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuia dengan silabus.
Berdasarkan
pada
data
observasi
dapat
diketahui bahwa guru mampu melakukan kegiatan
pendahuluan dengan baik. Hal itu dapat dilihat pada
data instrument supervisi pembelajaran. Pelaksanaan
supervisi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan
dengan 2 jam pelajaran untuk setiap pertemuannya.
Pada
56
setiap
pertemuan
guru
sudah
melakukan
kegiatan pendahuluan dengan baik. Berikut ini adalah
petikan
wawancara
peneliti
dengan
Ibu
Dradjad
Siswati, S.Pd. SD. guru kelas I yang menjadi pengamat
pada saat pelaksanaan supervisi untuk menggantikan
peneliti.
“Pada saat saya melakukan observasi, Bapak
Slamet
Jumali
telah
melakukan
kegiatan
pendahuluan dengan baik. Karena beliau sudah
melaksanakan semua aspek dalam kegiatan
pendahuluan
seperti
melakukan
apersepsi,
memotivasi
siswa,
menyampaikan
tujuan
pembelajaran.”
Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan
inti
dari
pembelajaran.
pembelajaran
yang
Pada
disupervisi
kegiatan
meliputi
inti
kegiatan
eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi.
Berdasarkan
data
observasi
dilapangan
dapat
diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah
melakukan
kegiatan
inti
dengan
baik.
Guru
melakukan kegiatan eksplorasi pembelajaran salah
satunya
adalah
dengan
melibatkan
siswa
dalam
mencari informasi dan belajar dari aneka sumber
dengan menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun,
dalam penggunaaan alat peraga pembelajaran guru
masih mengalami kesulitan. Misalnya pada saat guru
menggunakan alat peraga di ruang laboratorium. Guru
juga
melakukan
kegiatan
elaborasi
salah
satu
contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui
pemberian
tugas,
diskusi
dan
lain-lain
untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis. Sedangkan untuk kegiatan konfirmasi guru
57
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk
lisan,
terhadap
petikan
tulisan,
keberhasilan
wawancara
isyarat,
siswa.
peneliti
maupun
Berikut
dengan
hadiah
ini
Ibu
adalah
Dradjad
Siswati, S.Pd. SD. guru kelas I yang penjadi pengamat
pengganti
tentang
kemampuan
guru
dalam
melaksanakan kegiatan inti pembelajaran.
“Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, dia
sudah melakukan kegiatan inti dengan baik. Pada
intinya semuanya sudah berjalan dengan baik.
Beliau sudah melakukan eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Namun ia mengalami kendala pada
saat menggunakan alat peraga.”
Selanjutnya-kegiatan terakhir pada pelaksanaan
pembelajaran adalah penutup. Pada kegiatan penutup
diharapkan
guru
mampu
membuat
rangkuman,
melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran
yang
sudah
dilakukan.
Guru
juga
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Berikut ini adalah petikan wawancara
peneliti dengan Ibu Dradjad Siswati, S.Pd. SD. guru
kelas I tentang kegiatan penutup.
“Pada kegiatan penutup yaitu dengan membuat
rangkuman
atau
simpulan.
Guru
juga
memberikan
penilaian
terhadap
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mampu
memberikan umpan balik terhadap proses hasil
pembelajaran,
dan
menyampaikan
rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.”
Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran yang di
supervisi adalah kemampuan guru dalam melakukan
evaluasi.
58
Berdasarkan
data
dokumentasi
dan
observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan
evaluasi dalam bentuk tes tertulis dan tes lisan. Tes
tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap
materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan
pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai
menerangkan materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat
penyusunan RPP. Soal yang dibuat oleh guru sudah
mencakup semua materi yang telah diajarkan yang
dilengkapi dengan kunci jawaban. Setelah evaluasi
selesai dilakukan, maka akan di ketahui hasil belajar
siswa. Dari hasil belajar tersebut nantinya akan
menjadi
landasan
dilakukannya
kegiatan
tindak
lanjut. Berdasarkan data observasi yang dilakukan
peneliti di lapangan dapat diketahui bahwa hasil
belajar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang nilainya ≥
75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil belajar
siswa masih dikatakan belum tuntas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan
tindak lanjut yang dilakukan oleh guru adalah dengan
memberikan PR yang harus dikerjakan siswa di
rumah. Selain itu, guru membahas kembali materi
pelajaran
yang
belum
dikuasai
siswa
serta
observasi
dapat
memberikan tugas kegiatan eksplorasi.
Berdasarkan
pada
data
diketahui bahwa pada saat pelaksanaan supervisi,
59
supervisor ikut serta dalam kegiatan pembelajaran.
Supervisor duduk di barisan belakang ruang kelas dan
bersikap seolah-olah siswa yang sedang mengikuti
pembelajaran. Supervisor mendengarkan penjelasan
materi dari guru sambil melakukan pengamatan
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Namun
pada saat memberikan sesi tanya jawab kepada siswa,
supervisor tidak ikut serta memberikan pertanyaan
kepada guru yang disupervisi.
Kegiatan pembelajaran selesai dilakukan, maka
selesai juga kegiatan supervisi yang dilakukan oleh
supervisor. Dari data observasi yang diperoleh peneliti
dapat diketahui bahwa, di akhir kegiatan pelaksanaan
supervisi, supervisor membuat perjanjian dengan guru
yang
disupervisi
untuk
membicarakan
hasil
pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
Setelah
terdapat
kesepakatan
antara
guru
dan
supervisor kapan akan dilakukan pertemuan maka
supervisor meninggalkan kelas.
Hasil pengamatan supervisi akan di sampaikan
kepada
guru
pada
kegiatan
pertemuan
balikan.
merupakan
pertemuan
tindak
Pertemuan
yang
lanjut
atau
tindak
lanjut
dilakukan
untuk
membahas kekurangan dan kelebihan guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data
dokumentasi data hasil supervisi kepada bapak Slamet
Jumali guru kelas VI dalam pembelajaran IPA sudah
baik. Guru yang bersangkutan sudah memenuhi
standar penilaian supervisi yang telah ditetapkan
60
olehpemerintah melalui dinas pendidikan. Hal itu
dikarenakan kemampuan guru dalam pembelajaran
sudah memenuhi komponen yang ada dalam standar
proses. Sehingga guru yang bersangkutan di berikan
penguatan
untuk
terus
mempertahankan
dan
meningkatkan kemampuan mengajarnya. Berikut ini
adalah petikan wawancara peneliti dengan Bapak
Slamet, kepala sekolah Gugus Hasanudin tentang
penguatan yang di berikan kepada guru setelah
disupervisi.
“Penguatan kepada guru yang telah disupervisi?
Ya, guru yang telah memenuhi standar kita beri
motivasi agar selalu meningkatkan kompetensinya
baik
melalui
studi
lanjut
melakukan
pengembangan keprofesian berkelanjutan.”
Namun
mengalami
terkadang
banyak
pembelajaran.
mengalami
ada
kekurangan
Misalnya
kesulitan
guru
guru
dalam
yang
dalam
yang
masih
proses
bersangkutan
menggunakan
media
dalam pembelajaran. Berdasarkan data dokumetasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa apabila
terdapat guru yang masih mengalami permasalahan
pada
saat
di
supervisi
maka
kepala
sekolah
melakukan pembinaan. Kegiatan pembinaan yang
dilakukan
oleh
kepala
sekolah
dilakukan
dalam
bentuk diskusi dan konsultasi. Berikut ini adalah
petikan wawancara peneliti dengan Bapak Slamet
Kepala sekolah di gugus Hasanudin tentang kegiatan
pembinaan
kepada
guru
yang
belum
memenuhi
standar.
61
“Saya juga memberikan pembinaan kepada
mereka yang belum memenuhi standar. Saya ajak
mereka
untuk
berdiskusi
mencari
solusi
permasalahan yang mereka hadapi disamping itu
juga
saya
beri
kesempatan
untuk
bertanya/konsultasi pada teman sejawat, selain
dapat membantu mengatasi kesulitan juga akan
terjadi hubungan yang harmonis antar teman.”
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi
di atas dapat di ketahui bahwa kepala sekolah
melakukan kegiatan pembinaan kepada guru yang
belum memenuhi hasil yang baik. Kegiatan pembinaan
yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah kegiatan
diskusi dan konsutasi. Kepala sekolah memberikan
kesempatan
konsultasi
kepada
pada
guru
teman
untuk
bertanya
atau
sejawat,
selain
dapat
membantu mengatasi kesulitan juga akan terjadi
hubungan yang harmonis.
4.3 Pembahasan
Supervisi akademik bukan hanya membantu
guru dalam memahami pendidikan dan apa peran
sekolah
dalam
membantu guru
mencapai
tujuannya,
dalam memahami
tapi
juga
keadaan dan
kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam
menyusun rencana pembelajaran secara tepat. Berikut
ini adalah penjelasan dari tiap aspek pelaksanaan
supervisi untuk tiap tahap.
62
1. Penyusunan Program Supervisi
Pemberian
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
penyusunan program supervisi. Sebelum dilakukan
tindakan, kepala sekolah mengalami kesulitan dalam
membuat program supervisi. Namun setelah dilakukan
tindakan
terjadi
peningkatan
kemampuan
kepala
sekolah dalam menyusun program supervisi. Berikut
ini
adalah
peningkatan
kepala
sekolah
dalam
penyusunan program supervisi.
Gambar 4.1
Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah Dalam
Menyusun Program Supervisi
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala sekolah dalam membuat program supervisi
63
mencapai 35%. Namun setelah dilakukan tindakan
berupa
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya
meningkat menjadi 65% pada tahap I dan 90% pada
tahap II.
2. Penyusunan Instrument
Pemberian
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
penyusunan instrumen. Sebelum dilakukan tindakan,
kepala sekolah mengalami kesulitan dalam membuat
instrumen. Namun setelah dilakukan tindakan terjadi
peningkatan
kemampuan
kepala
sekolah
dalam
menyusun program supervisi. Berikut ini adalah
peningkatan
kepala
sekolah
dalam
penyusunan
instrumen.
Gambar 4.2
Peningkatan Kemampuan kemampuan kepala
sekolah dalam menyusun instrument
Sumber: data diolah 2014
64
Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala sekolah dalam membuat instrumen mencapai
40%. Namun setelah dilakukan tindakan berupa
pembinaan melalui kegiatan lokakarya meningkat
menjadi 60% pada tahap I dan 85% pada tahap II.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pendahuluan Saat Supervisi
Pemberian
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
pelaksanaan kegiatan pendahuluan saat supervisi.
Sebelum
dilakukan
tindakan,
kepala
sekolah
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan
pendahuluan saat supervisi. Namun setelah dilakukan
tindakan
terjadi
peningkatan
kemampuan
kepala
sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pendahuluan
saat supervisi. Berikut ini adalah peningkatan kepala
sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pendahuluan
saat supervisi.
65
Gambar 4.3
Peningkatan Kemampuan Kemampuan Kepala
Sekolah Dalam Pelaksanaan Kegiatan Pendahuluan
Saat Supervisi
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan
diketahui
bahwa
kemampuan
gambar
sebelum
kepala
sekolah
4.3
di
atas
dapat
diberikan
perlakukan
dalam
pelaksanaan
kegiatan pendahuluan saat supervisi mencapai 40%.
Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan
melalui kegiatan lokakarya meningkat menjadi 65%
pada tahap I dan 85% pada tahap II.
66
3. Pelaksanaan Kegiatan Inti Saat Supervisi
Pemberian
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi. Sebelum
dilakukan
kesulitan
tindakan,
dalam
kepala
pelaksanaan
sekolah
mengalami
kegiatan
inti
saat
supervisi. Namun setelah dilakukan tindakan terjadi
peningkatan
kemampuan
kepala
sekolah
dalam
pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi. Berikut ini
adalah
peningkatan
kepala
sekolah
dalam
pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi.
Gambar 4.4
Peningkatan Kemampuan Kemampuan
Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan
Inti Saat Supervisi
Sumber: Data diolah 2014
67
Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala
sekolah
pelaksanaan
kegiatan
inti
saat
supervisi mencapai 45%. Namun setelah dilakukan
tindakan
berupa
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya meningkat menjadi 60% pada tahap I dan
85% pada tahap II.
4. Pelaksanaan Kegiatan Penutup Saat Supervisi
Pemberian
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
pelaksanaan
Sebelum
kegiatan
dilakukan
penutup
tindakan,
saat
supervisi.
kepala
sekolah
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan
penutup saat supervisi. Namun setelah dilakukan
tindakan
terjadi
peningkatan
kemampuan
kepala
sekolah dalam pelaksanaan kegiatan penutup saat
supervisi. Berikut ini adalah peningkatan kepala
sekolah dalam pelaksanaan kegiatan penutup saat
supervisi.
Gambar 4.5
Peningkatan Kemampuan Kemampuan
Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan
Penutup Saat Supervisi
68
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala sekolah pelaksanaan kegiatan penutup saat
supervisi mencapai 40%. Namun setelah dilakukan
tindakan
berupa
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya meningkat menjadi 65% pada tahap I dan
90% pada tahap II.
5. Tindak Lanjut
Pemberian
pembinaan
melalui
kegiatan
lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap
tindak lanjut. Sebelum dilakukan tindakan, kepala
sekolah mengalami kesulitan dalam tindak lanjut.
69
Namun
setelah
dilakukan
tindakan
terjadi
peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam tindak
lanjut. Berikut ini adalah peningkatan kepala sekolah
dalam tindak lanjut.
Gambar 4.6
Peningkatan Kemampuan Kemampuan
Kepala Sekolah dalam Tindak Lanjut
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan
kepala sekolah dalam tindak lanjut mencapai 30%.
Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan
melalui kegiatan lokakarya meningkat menjadi 65%
pada tahap I dan 90% pada tahap II.
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian
dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan kinerja guru. Kunjungan yang
dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah ke
sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang berlangsung
untuk melihat atau mengamati guru yang sedang
70
mengajar, ataupun ketika kelas sedang kosong, atau
sedang berisi siswa tetapi guru sedang tidak mengajar.
Melalui
mengamati
teknik
secara
ini,
kepala
langsung
sekolah
kegitan
dapat
guru
dalam
melakukan tugas utamanya, mengajar, penggunaan
alat, metode, dan teknik mengajar secara keseluruhan
dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hasil
observasi kelas ini dapat digunakan oleh supervisor
bersama guru untuk menentukan cara-cara yang
paling tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi
belajar
mengajar.
Agar
kunjungan
kelas
berlangsung efektif, hendaknya dipersiapkan dengan
teliti
dan
dilaksanakan
secara
hati-hati
dengan
penampilan yang baik pula.
Kegiatan supervisi dalam penelitian ini di awali
dengan kegiatan perencanaan. Purwanto (2009: 15)
menyatakan
perencanaan
adalah
suatu
cara
menghampiri masalah-masalah. Dalam penghampiran
masalah itu si perencana berbuat merumuskan apa
saja
yang
akan
dikerjakan
dan
bagaimana
mengerjakannya. Dalam kegiatan perencanaan diawali
dengan
pembuatan
program
yang
berisi
tentang
tujuan dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi
akademik.
Berdasarkan
data
dokumentasi
dan
observasi dapat diketahui bahwa program supervisi
yang dilakukan di gugus Hasanudin berisi tentang
71
tujuan dilakukannya supervisi akademik serta ruang
lingkup pelaksanaan supervisi akademik.
Persiapan sebelum kegiatan supervisi antara
lain
program
supervisi,
jadwal
supervisi
dan
instrument supervisi. Dalam program supervisi saya
merumuskan
tentang
hukum,
tujuan
dan
program
supervisi
di
latar
belakang,
ruang
buat
landasan
lingkupnya.
oleh
kepala
Setelah
sekolah,
kemudian dilanjutkan dengan penyiapan instrument
supervisi.
Instrument
supervisi
tersebut
meliputi
instrument untuk penelaahan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan instrument untuk penelahaan
pelaksanaan
pembelajaran.
Instrument
tersebut
digunakan untuk mengetahui apakah RPP yang telah
dibuat
oleh
penyusunan
guru
sudah
RPP
yang
sesuia
meliputi
dengan
standar
Identitas
mata
pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator
pencapaian
kompetensi,
tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Penilaian hasil
belajar, Sumber belajar. Sedangkan untuk instrument
penelahaan
pelaksanaan
pembelajaran
meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
dapat
diketahui
supervisi
kepala
bahwa
pada
sekolah
saat
membuat
perencanaan
instrument
penilaian tentang penelahaan RPP dan penelaahan
Pelaksanaan pembelajaran. Sebelum dilakukannya
72
supervisi akademik, terlebih dahulu dibuat jadwal
untuk
memudahkan
pelaksanannya.
Jadwal
pelaksanaan di buat untuk memudahkan pelaksanaan
supervisi, karena dengan ada perencanaan jadwal
pelaksanaan supervisi akan memudahkan guru untuk
mempersiapkan
aspek
yang
di
perlukan
dalam
kegiatan supervisi.
Dari dasar data dokumentasi dan observasi
dilapangan dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan
supervisi dilakukan setiap hari, satu kelas untuk satu
orang guru, satu mata pelajaran dengan waktu 2 jam
pelajaran. Untuk memudahkan pelaksanaan supervisi,
kami membuat jadwal untuk pelaksanaannya. Selain
memudahkan
guru
untuk
mempersiapkan
segala
sesuatu yang di perlukan dalam supervisi juga agar
tercipta kesepakatan antara guru dan kepala sekolah
tentang kapan dilaksanakannya supervisi. Karena
terkadang di hari yang telah dijadwalkan, guru yang
bersangkutan sedang ada keperluan. Namun selama
ini semua guru masih dapat menerima jadwal yang
telah
di
buat
direncanakan
sebelumnya.
dengan
baik
Setelah
kemudian
semuanya
dilanjutkan
dengan kegiatan pelaksanaan supervisi. Supervisi
harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
di buat sebelumnya. Pada saat melakukan supervisi,
supervisor harus bersikap sopan dan tidak menganggu
pelaksanaan pembelajaran. Tujuannya adalah agar
guru yang disupervisi tidak merasa terganggu dengan
73
adanya
kepala
sekolah
yang
sedang
melakukan
supervisi.
Data observasi yang dilakukan peneliti dapat
diketahui bahwa pada saat melakukan supervisi
akademik, kepala sekolah bersikap sopan dan tidak
mengganggu
sekolah
pelaksanaan
berada
mengamati
dilakukan
di
belakang
jalannya
oleh
pembelajaran.
guru
ruang
proses
Kepala
kelas
untuk
pembelajaran
dengan
membawa
yang
lembar
instrument penilaian supervisi.
Instrument
digunakan
untuk
penilaian
supervisi
mengamati
guru
tersebut
yang
sedang
mengajar. Berdasarkan data dokumentasi, instrument
yang di bawa kepala sekolah adalah instrument
tentang penelaaan RPP dan Instrument penelaahan
pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi
nama mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar,
tujuan
pembelajaran
pembelajaran,
alokasi
materi
waktu,
ajar,
metode
langkah-langkah
pembelajaran, sumber belajar dan penilaian (data
terlampir). Sedangkan untuk instrument supervisi
kegiatan pembelajaran meliputi nama mata pelajaran,
kompetensi dasar, indikator, kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup (data terlampir).
Pada
saat
pelaksanaan
supervisi
akademik
berlangsung, kepala sekolah sebagai supervisor akan
mengamati persiapan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Persiapan pembelajaran tersebut meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di buat
74
oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru
yang disupervisi membuat RPP sebelum melakukan
pembelajaran.
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui
bahwa guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum
pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama
satuan
pendidikan,
Kompetensi,
identitas
Kompetensi
sekolah,
Dasar,
Standar
alokasi
waktu,
perumusan indikator, skenario pembelajaran. Selain
RPP, guru juga harus mempersiapkan instrument
penilaian pembelajaran. Pada saat guru membuat RPP,
guru juga harus membuat instrument penilaian yang
meliputi jenis test yang dibuat oleh guru yang akan
digunakan untuk menilai kemampuan siswa diakhir
pembelajaran. guru juga membuat pedoman penilaian
(scoring) serta membuat kunci jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru
kelas VI membuat RPP mata pelajaran IPA dengan
baik. Hal itu dikarenakan guru sudah mencantumkan
semua komponen RPP. Guru juga membuat tes
penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru juga
membuat
kunci
jawaban
dari
tes
tertulis
yang
pembelajaran,
guru
dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Pada
harus
saat
mengacu
pelaksanaan
pada
RPP
yang
telah
di
buat
sebelumnya. Supervisor akan mengamati kemampuan
guru dalam melakukan kegiatan pendahuluan. Data
observasi
dapat
diketahui
bahwa
pada
saat
75
pelaksanaan pembelajaran guru dapat melaksanakan
kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal itu terlihat
dari kemampuan guru dalam melakukan apersepsi,
memberikan motivasi kepada siswa, menjelaskan KD
dan
tujuan
pembelajaran,
serta
menyampaikan
cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuia
dengan silabus. Pada data observasi dapat diketahui
bahwa guru mampu melakukan kegiatan pendahuluan
dengan
baik.
instrument
Hal
itu
supervisi
dapat
dilihat
pembelajaran.
pada
data
Pelaksanaan
supervisi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan
dengan 2 jam pelajaran untuk setiap pertemuannya.
Pada
setiap
pertemuan
guru
sudah
melakukan
kegiatan pendahuluan dengan baik.
Pada
saat
dilakukan
observasi
supervisi
akademik, Bapak Slamet Jumali telah melakukan
kegiatan
pendahuluan
melaksanakan
dengan
semua
baik,
aspek
dalam
dengan
kegiatan
pendahuluan seperti melakukan apersepsi, memotivasi
siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran.
Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan
inti
dari
pembelajaran
pembelajaran.
yang
Pada
disupervisi
kegiatan
meliputi
inti
kegiatan
eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi.
Berdasarkan
data
observasi
dilapangan
dapat
diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah
melakukan
kegiatan
inti
dengan
baik.
Guru
melakukan kegiatan eksplorasi pembelajaran salah
satunya
76
adalah
dengan
melibatkan
siswa
dalam
mencari informasi dan belajar dari aneka sumber
dengan menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun,
dalam penggunaaan alat peraga pembelajaran guru
masih mengalami kesulitan. Misalnya pada saat guru
menggunakan alat peraga di ruang laboratorium. Guru
juga
melakukan
kegiatan
elaborasi
salah
satu
contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui
pemberian
tugas,
diskusi
dan
lain-lain
untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis. Sedangkan untuk kegiatan konfirmasi guru
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk
lisan,
tulisan,
isyarat,
maupun
hadiah
terhadap keberhasilan siswa.
Kegiatan
terakhir
pada
pelaksanaan
pembelajaran adalah penutup. Pada kegiatan penutup
diharapkan
guru
mampu
membuat
rangkuman,
melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran
yang
sudah
dilakukan.
Guru
juga
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Guru
membuat
melakukan
kegiatan
rangkuman
atau
penutup
simpulan
dengan
dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga
memberikan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Guru mampu memberikan
umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran, dan
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Dari 3 (tiga) kali pertemuan, terjadi
peningkatan
penilaian
kinerja
guru
pada
setiap
77
pertemuannya. Berikut ini adalah tabel peningkatan
nilai
kemampuan
pembelajaran
dari
guru
dalam
pertemuan
melakukan
pertama
sampai
pertemuan ketiga.
Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran
yang di supervisi adalah kemampuan guru dalam
melakukan evaluasi. Berdasarkan data dokumentasi
dan observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan
evaluasi dalam bentuk tes tertulis dan tes lisan. Tes
tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap
materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan
pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai
menerangkan materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat
penyusunan RPP (data terlampir). Soal yang dibuat
oleh guru sudah mencakup semua materi yang telah
diajarkan yang dilengkapi dengan kunci jawaban.
Setelah evaluasi selesai dilakukan, maka akan di
ketahui hasil belajar siswa. Dari hasil belajar tersebut
nantinya
akan
memjadi
landasan
dilakukannya
kegiatan tindak lanjut. Berdasarkan data observasi
yang dilakukan peneliti di lapangan dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang
nilainya ≥ 75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil
belajar siswa masih dikatakan belum tuntas. Untuk
mengatasi masalah tersebut, kegiatan tindak lanjut
78
yang dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan
tugas atau PR yang harus dikerjakan siswa di rumah.
Selain itu, guru membahas kembali materi pelajaran
yang belum dikuasai siswa serta memberikan tugas
kegiatan eksp