Hubungan Komunikasi Orang Tua dengan Ana

Pengaruh Komunikasi Antara Orang tua Dengan Anak

Penulis :
Anggie Ariesta (1410411151)
Bayu Eko Prasetiyo (1410411150)
Ida Bagus Indra (1410411169)
Yuni Lestari (1410411161)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
TAHUN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabaraukatuh,
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita
ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayahNya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “PENGARUH KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK”. Dalam
penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Karena itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Kedua orang tua dan segenap
keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu
besar. Dari sanalah semua kesuskesan berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagian dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi
dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.

Jakarta, 12 September 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 2
BAB 1 : PENDAHULUAN..................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................. 4

1.3 Tujuan.................................................................................................................................. 4
1.4 Manfaat................................................................................................................................ 4
BAB II : PEMBAHASAN...................................................................................................... 5
2.1 Perubahan Anak Saat Remaja............................................................................................. 5
2.2 Sikap Orang Tua Dalam Berkomunikasi Dengan Anak ................................................... 6
BAB III : PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................................. 11

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan utama bagi seseorang karena disanalah
seseorang mulai mengenal segala sesuatunya hingga mereka menjadi tau dan mengerti.
Dimana semua ini tidak akan terlepas dari tanggung jawab keluarga terutama orang tua yang
memegang peran penting bagi kehidupan anaknya, oleh karena itu orang tua bertanggung
jawab atas proses pembentukan perilaku anak, sehingga diharapkann selalu memberikan

arahan, memantau, mengawasi dan membimbing perkembangan anak melalui interaksi antara
orang tua dengan anak dalam lingkungan keluarga. Namun, dalam kehidupan saat ini peranan
orang tua sebagai pendidik anak semakin memperhatinkan. Banyak sekali orang tua yang
menjadikan kesibukan bekerja sebagai alasan desakan kebutuhan ekonomi, profesional serta
hobi. Padahal, tanpa kita sadari hal tersebut membuat kedekatan orang tua dan anaknya
semakin berkurang. Kondisi tersebut yang apabila tanpa kita sadari lama-kelamaan akan
menjadi penghalang terhadap hubungan orang tua dengan anak. Dalam hal ini, anak akan
tumbuh berkembang semakin dewasa dan perlu diingat pada saat anak tumbuh semakin
dewasa komunikasi adalah masalah kebiasaan. Jika anak sudah dibiasakan berkomunikasi
sejak masih dalam kandungan maka komunikasi tersebut berpeluang besar tidak akan
mengalami kerenggangan. Sementara, seseorang yang disebut anak tidak akan terus menerus
menjadi anak-anak melainkan bertumbuh kembang menjadi dewasa. Perubahan anak akan
membawa pula perubahan cara berkomunikasi kepada orang tua.. Perubahan anak menjadi
dewasa juga sering kali membuat orang tua merasa perilaku anaknya seperti tidak logis dan
tidak sesuai dengan akal sehat, maka untuk memahami anak, membina kehidupan jasmaniah,
kecerdasaan, perkembangan sosial dan emosionalnya, orang tua dituntut untuk memiliki
pengetahuan tentang erilaku ankanya, karena dari situlah dasar perilaku anka tersebut.
Banyak orang tua yang tidak ada masalah dengan perubahan tersebut, namun banyak juga
yang mengalami konflik disebabkan karena perubahan cara berkomunikasi Dan pada waktu
orang tua menyadari kekurangan ini, keadaan sudah menjadi terlanjur untuk diselamatkan.

Fakta pun menunjukan bahwa karena perubahan anak menjadi dewasa sering kali
menyebabkan komunikasi orang tua dan anak menjadi sedikit terhambat pula. Agar
komunikasi senantiasa bebas dan terbuka, maka pandangan orang tu terhadap anak harus pula
bertambah sesuai perkembangan anak.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meniliti dan membahasnya
yang dituangkan dalam makalah dengan judul “Pengaruh Komunikasi Antara Orang tua
dan Anak”

1.2

RUMUSAN MASALAH

Sikap yang seperti apakah yang dibutuhkan orang tua dalam berkomunikasi untuk
menghadapi perubahan anak saat remaja?

1.3

TUJUAN MASALAH

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui peranan penting serta perubahan komunikasi yang terjadi saat anak
berubah menjadi remaja
2. Memberikan informasi tentang solusi serta sikap yang dibutuhkan orang tua
dalam berkomunikasi dengan anak.

1.4

MANFAAT MAKALAH

Manfaat makalah ini bagi penulis

:

Penulis dapat lebih mengetahui lebih jauh tentang bagaimana cara berkomunikasi
dengan orang tua. Setelah memahami banyak sumber, penulis mendapatkan banyak
gambaran bagaimana kondisi cara berkomunikasi orang tua dengan anak saat ini. Makalah ini
juga menjadikan acuan bagi penulis untuk terus meneliti sehingga dapat berbagi informasi
kepada pembaca.
Manfaat makalah ini bagi pembaca :
Pembaca dapat mengetahui kendala komunikasi dengan orang tua yang mungkin tidak

disadari sebelumnya. Kemudian, pembaca juga mengetahui lebih jauh bagaimana cara
mengatasi masalah tersebut sehingga kedepan diharapkan dapat merubah kondisi yang
kurang baik dalam berkomunikasi dengan orang tua. Mengetahui peranan penting orang tua
dalam memberikan pendidikan lewat berkomunikasi adalah hal yang sangat penting untuk
menentukan seperti apa kehidupan anak nantinya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

PERUBAHAN ANAK DENGAN ORANG TUA SAAT REMAJA

Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan ini di mana pun dan kapan
pun, termasuk dalam lingkungan keluarga. Pembentukan komunikasi intensif, dinamis dan
harmonis dalam keluarga pun menjadi dambaan setiap orang. Peranan keluarga terutama
orangtua, menjadi amat penting bagi pembentukan karakter seorang anak, terlebih lagi bila
anak tersebut mulai memasuki masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi atau
masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa remaja, seseorang
akan mengalami berbagai perubahan mengenai dirinya, baik perkembangan fisik maupun
psikologis. Remaja pada umum-nya sangat rentan terhadap pengaruh dari lingkungannya.

Karena di masa inilah remaja banyak mengalami berbagai problema mengenai jiwa
psikologisnya.
Di usia remaja, seseorang biasanya memiliki masalah-maslahnya sendiri. Walaupun tidak
dialami oleh semua remaja, salah satu masalah mereka adalah dengan orang tua. Pernahkah
kamu merasa orang tuamu tidak memahamimu? Atau kamu merasa apa saja yang kamu
lakukan salah dimata mereka. Sebenarnya apa yang terjadi dengan kamu dan orang tuamu?
Mengapa hubungan kalian tak sebaik dulu ketika kalian masih anak-anak.?
Keluarga merupakan tempat di mana proses interaksi sosial primer berlangsung dan menjadi
tempat ditanamkannya pendidikan moral dan agama. Sehingga keluarga terutama orangtua
harus ikut bertanggung jawab dalam membimbing anaknya. Orangtua menjadi sumber utama
informasi dan menjadi motor pengawasan dan pembinaan terhadap perkembangan para
generasi muda yang nantinya akan melanjutkan cita-cita bangsa. Komunikasi efektif dapat
menjadi jalan bagi orangtua untuk memantau dan membimbing anaknya. Namun terkadang,
orangtua dan remaja terlalu sibuk dengan kegiatannya masing-masing sehingga enggan untuk
berbincang-bincang bersama.
Remaja cenderung menganggap bahwa mencurahkan isi hati kepada orangtua adalah hal
yang tidak begitu menyenangkan. Karena mereka mengira jika nantinya orangtua akan

terlalu mengatur dirinya. Remaja juga merasa dirinya ragu-ragu dan malu untuk
menceritakan isi hatinya. Demikian pula orangtua yang kadang malas untuk bercengkrama

dengan anaknya. Bahkan ada anggapan jika komunikasi remaja dengan orang tua sering
bermasalah. Sehingga tak heran, bila hubungan kekeluargaan menjadi kurang harmonis
akibat tidak ada jalinan komunikasi yang baik. Bila begitu pengawasan dan pemantauan
keluarga terhadap remaja menjadi sulit. Padahal melalui komunikasi efektif antara remaja dan
keluarga terutama orangtua, dapat diketahui berbagai perkembangan dan masalah yang
sedang dialami remaja, agar yang lebih dewasa dapat menuntunnya. Luangkan waktu sejenak
untuk berdiskusi, berkomunikasi aktif, bercanda serta apapun yang membuat seorang anak
merasa dimiliki dan diperhatikan.
Bila remaja yang berkembang di lingkungan kurang kondusif, kematangan emosional-nya
terhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif berupa tingkah laku “salah tidak
sesuai”, misalnya :
Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan lain-lainnya
Lari dari kenyataan (regresif): suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkon-sumsi
obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang.

2.2

SIKAP ORANG TUA DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK

Sikap orang tua terhadap remaja akan sangat mempengaruhi bagaimana seorang remaja itu

bersikap dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Orang tua yang bersikap otoriter, keras
dan menyukai hal-hal yang jelas tidak mencerminkan perilaku baik terhadap anak remaja.
Jadi setiap hukuman atau disiplin tidak dicarikan dengan kelembutan, penerimaan, dan
alasan. Tingkah laku orang tua ini dapat menciptakan suatu konsep diri yang menekankan
bagi anak remaja untuk bersikap arogan, keras kepala, tidak penurut, suka melawan.
Banyak orangtua menerapkan konsep atau metode cara mendidik remaja yang baro-meternya
hanya ambisi agar anak tersebut harus sesuai dengan apa yang orangtua inginkan dan
harapkan. Bukan konsep bagaimana anak tersebut bisa mengerti, memahami apa yang
menjadi tanggung jawab seorang anak remaja pda usianya agar bisa menjadi anak yang
memiliki rasa percaya diri dan tanggung jawab pada dirinya. Orangtua yang hanya bisa
mendoktrin anak, mendikte anak jangan harap bisa mencetak anak yang berorientasi pada

pemahaman anak remaja untuk menjadi dirinya percaya diri serta punya rasa tanggung jawab.
Anak bukanlah sebuah boneka hanya untuk mainan dan ditimang-timang atau robot yang cara
kerjanya hanya menekan tombol on/off, namun anak adalah sebuah individu yang sangat unik
apabila kita sebagai orangtua bisa memahaminya.

Dorongan sebagai penyemangat remaja agar ia tidak lekas putus asa. Motivasi untuk
memberikan acuan, sehingga remaja memiliki banyak nasihat sebagai arah jalan hidupnya.
Solusi untuk membantu menyelesaikan masalah bagi remaja, serta dukungan sebagai langkah

untuk meningkatkan kepercayaan diri remaja dengan pilihan yang ia putuskan. Berbagai
norma tetap menjadi panduan dalam mendidik remaja. Norma kesopanan mengajarkan etiket
hidup, norma kesusilaan mengajarkan kepribadian diri, norma hukum melatih disiplin
bertanggung jawab, dan norma agama petunjuk jalan arah hidup, keempatnya selalu
berkaitan.
Pemantauan meliputi seluruh aspek kehidupan remaja. Baik pemantauan pergaulan,
pendidikan, psikologis jiwa, kesehatan reproduksi, maupun kondisi fisik. Komunikasi yang
efektif dan menyenangkan dalam keluarga dapat menjadi jalan bagi orang tua untuk dapat
membina anaknya supaya anaknya dapat tercipta sebagai remaja yang handal, tangguh, dan
berkwalitas supaya tegar dalam menghadapi masa depan. Sebab remaja adalah generasi
muda penerus bangsa yang harus dijaga agar tidak rusak akibat terkoyak perkembangan
jaman yang selain membawa dampak positif juga negatif. Oleh sebab itulah remaja yang
nantinya akan menjadi pilar penyangga masa depan bangsa harus benar-benar dijaga dan
dididik dengan baik.
Adanya komunikasi aktif dengan anak, rasa kasih dan rasa sayang yang selalu hadir dalam
setiap komunikasi, anak merasa terlindungi, diperhatikan serta merasa dipedulikan dan
dihargai. Ada beberapa cara agar bisa menjadikan seorang anak bisa menurut, segan terhadap
orangtua :
1.


Komunikasi aktif tanpa membedakan anak

Pada dasarnya seorang anak dari lahir yang pertama kita dengar adalah tangisan, setelah
tangisan adalah ucapan, dengan ucapan tersebut secara ketelatenan orangtua akan muncul
sebuah pembicaraan yaitu komunikasi. Anak butuh komunikasi dari orangtua, tanpa adanya
sebuah komunikasi kita sebagai orangtua tidak akan mengerti apa kemauan anak tersebut,

begitu juga anak remaja yang sedang tumbuh dan berkembah baik secara psikologi maupun
perkembangan organ tubuh. Dan orangtua jangan sampai membuat kesenjangan komunikasi
anak yang satu dengan yang lainnya, itu akan menimbulkan kecemburuan komunikasi yang
pada akhirnya akan timbul mis-komunikasi.

2.

Didik dengan agama yang baik

Pendidikan agama dalam lingkungan keluarga sangatlah dibutuhkan dan diharuskan, karena
akan menyangkut perkembangan moralitas anak agar tidak terjerumus dalam lingkungan
pergaulan yang akan merugikan masa depannya. Dan agama adalah bagian dari pembentukan
jati diri seorang anak, agar bisa memilih dalam pergaulan diluar lingkungan rumah,
disekolah, ditempat berkumpulnya anak-anak remaja. Apabila penekanan dalam hal akidah
seorang yang beragama, sebagai orangtua harus tegas dan terarah serta disini orangtua tidak
ada istilah toleransi.
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Bagaimana perkembangan
spiritual ini terjadi pada psikologi remaja? Sesuai dengan per-kembangannya kemampuan
kritis psikologi remaja hingga menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat. Mereka mulai
membawa nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan kehidupannya. Tetapi mereka juga
mengamati secara kritis kepincangan-kepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya kurang
mempedulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral lainnya. Di
sinilah idealisme keimanan dan spiritual remaja mengalami benturan-benturan dan ujian

3.

Menghargai pendapat anak

Keluarga adalah sebuah komunitas kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, namun setiap
individu dalam keluarga adalah bagian yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya.
Dan disini akan selalu adanya sebuah konflik intern keluarga, yang biasa terjadi antara ayah
dan ibu, kakak dengan adik, itu tidak bisa dielak atau dipungkiri. Dalam lingkaran komunikasi keluarga pasti akan timbul sebuah pendapat, baik dari orangtua maupun dari anak itu
sendiri. Disini orangtua harus berlaku bijak dalam menyelesaikan konflik, karena sekecil
apapun seorang anak adalah berhak untuk berbicara ataupun mengeluarkan pendapat,
otomatis pendapat tersebut sesuai dengan kapasitas sebagai seorang anak yang pola pikirnya

masih standar seorang anak. Namun sebagai orangtua tidak boleh meremehkan sebuah
pendapat dari seorang anak, karena anak adalah bagian dari keluarga. Setiap pendapat anak
adalah sebuah wacana, agar anak tersebut dalam hidup bersosialisasinya akan bisa
berkembang dan apabila terjadi sesuatu yang akan memungkinkan anak tersebut sudah tidak
asing lagi, karena dalam lingkungan keluarga sendiri sudah terbiasa untuk menyampaikan
pendapat. Menghargai pendapat itu adalah sebuah tindakan yang sangat bijak apalagi sebagai
orang tua, karena seoang anak apabila pendapatnya, atau hasil karyanya dihargai oleh orang
tua itu sebuah kebanggaan tersendiri yang diterima oleh seorang anak.

4.

Berani meminta maaf kalau memang kesalahan ada di orangtua

Sebaik apapun seorang manusia, secerdas apapun seorang professor, sealim apapun seorang
ulama, setiap langkah dalam hidupnya sekecil apapun pasti akan selalu mengalami sebuah
kesalahan atau kekeliruan, itu adalah manusiawi. Ada dua kalimat yang kebanyakan orang
sulit untuk mengucapkannya permintaan maaf dan terimakasih, padahal kalimat tersebut
adalah sebuah ucapan yang sangat mulia, karena setiap manusia tidak terlepas dari kesalahankesalahan. Namun sebagai orang tua terkadang sering mengalami permasalahan atau
kesalahan terhadap anak, baik itu di sengaja maupun tridak, tapi jarang orangtua meminta
maaf kepada anaknya. Karena mungkin itu gengsi atau merasa setiap apa yang dilakukan
orangtua adalah selalu benar, hal semacam ini adalah sebuah dilema, yang sebenarnya
aplikasi psikologis yang sangat mendidik agar memberi contoh yang baik terhadap anak.
Dengan contoh tersebut seorang anak akan membiasakan diri dalam keluarga untuk saling
meminta maaf, jadi bukan hanya anak saja yang selalu meminta maaf kepada oranagtua,
tetapi sebaliknya itu adalah sebuah sikap yang sangat demokratis serta bijak dalam
bekomunikasi keluarga.

5.

Didik anak dengan santun, bicara yang tegas jangan mendoktrin

Mendidik adalah sebuah kewajiban dan tanggung jawab orangtua terhadap anak dan apalagi
perkembangan masa remaja saat ini, tidak bisa dipungkiri peran aktif orangtua dalam dunia
remaja sangatlah dibutuhkan sekali. Namun mendidik anak adalah bukan sekedar
menyekolahkan saja, dan diserahkan terhadap guru yang mengajar, tetapi lebih dari itu, masih
banyak cara mendidik anak agar anak menjadi harapan serta kenginan orangtua yang baik.

Agar menjadi anak yang baik sesuai dengan harapan tidaklah semudah dalam bayangan, akan
tetapi itu bisa terjadi, apabila kita sebagai orangtua bisa bersikap tanggap, bijak dan santun
dalam cara penyampaian, tegas dalam ucapan serta tidak mendoktrin dalam keinginan-nya.
Apabila itu bisa disikapi oleh kita sebagai orangtua, tidak menutup kemungkinan anak akan
menjadi sosok yang diidamkan oleh orangtua serta menjadi sosok yang diharapkan oleh
keluarga serta berguna bagi agama, bangsa dan negara.

6.

Berilah pilihan, bukan penekanan

Peranan orang tua dan sekolah sangat penting sebab remaja ini belum siap untuk
bermasyarakat. Bimbingan orang tua dan guru sangat diperlukan agar remaja tidak salah arah,
karena dimasyarakat amat banyak pengaruh negatif yang dapat menyengsarakan masa depan
remaja. Setelah itu ajaklah mereka berdiskusi dimana pendidik dapat men-dengarkan dengan
sabar segala isi hati dan keluhan mereka. Biarkan mereka bebas berkarya dan berekspresi tapi
dengan catatan mereka harus tetap dibimbing dan diawasi. Pengaruh pergaulan sangatlah
mudah bagi anak remaja untuk mentukan sebuah pilihan untuk mencapai tujuannya, sebagai
orangtua harus tanggap apa yang menjadi pilihan seorang anak agar tidak salah pilih. Berilah
pilihan-pilihan yang merangsang jiwa anak secara bijak untuk berkembang dalam dunianya
dan jiwa sianak tersebut, agar mereka merasa memiliki serta hormat dengan orangtua. Namun
jangan sekali-kali orangtua membuat kesalahan dengan penekanan-penakanan yang berakibat
anak tersebut menjadi tidak bersimpati terhadapap penympaian orang tua, karena ada unsur
penekanan. Karena kita sebagai orangtua terhadap anak tidak bisa memiliki jiwanya dan
orang tua hanya bisa memiliki raganya, dan jiwa anak akan berkembang dengan sendiri
sesuai nalurinya. Namun itu semua sebagai orangtua tetap memberikan yang terbaik bagi
anak-anaknya.

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Fungsi komunikasi bagi orang tua dan anak adalah agar tidak terjadi kesalah pahaman antara
orang tua dan anak serta dapat menjalin hubungan yang baik dan erat antara orang tua dan
anak.
Masalah umum yang timbul dalam komunikasi antara orang tua dan anak adalah kurangnya
perhatian orang tua kepada anakyang mengakibatkan anak akan mecari bentuk perhatian ke
lingkungan, sehingga anak akan mengungkapkannya dengan perbuatan yang biasa disebut
kenakalan remaja.
Faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan antara komunikasi orang tua dan anak
adalah :



Kesibukan orang tua menjadikan kurangnya komunikasi dengan anak
Remaja enggan menceritakan permasalahannya kepada orang tua

Solusi atau langkah-langkahyang ditempuh untuk menangani masalah komunikasi orang tua
dengan anak adalah :







Komunikasi aktif tanpa membedakan anak
Didik dengan agama yang baik
Menghargai pendapat anak
Berani meminta maaf kalau memang kesalahan ada di orangtua
Didik anak dengan santun, bicara yang tegas jangan mendoktrin
Berilah pilihan, bukan penekanan

3.2 SARAN
Hubungan orang tua dan anak tidak terlepas dari adanya perbedaan karakter diantara
keduanya. Dalam berbagai pendapat yang telah diuraikan sebelumnya, hanya dijelaskan
mengenai perbedaan karakter antara anak dan orang tua sehingga memicu miss
communication diantara kedua. Hal yang belum terungkap dari berbagai pendapat tersebut,
adalah perbedaan karakter yang dapat memicu keefektifan komunikasi diantara keduanya
sehingga penulis perlu menyarankan untuk meneliti lebih lanjut perbedaan karakter
keduanya.
Diharapkan kepada para Pembaca agar memperhatikan poin-poin penting dalam makalah ini
untuk menerapkan dalam keluarga, lebih khusus pada saat kita mendidik sang buah hati, agar
dia bisa berkembang menjadi individu yang baik di kemudian hari. Tingkah laku yang baik
yang ditunjukkan seseorang mencerminkan kebaikan dari keluarga yang membesarkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Psikologi remaja. Ali. M dkk. bumi aksara. Jakarta. Hal 89-90
Psikologi remaja. Dadang sulaeman. penerbit mandar maju. bandung. Hal 71
Anita L. Vangelis.2004.Handbook of Family Comunication.USA:Lawrence Elbraum Press.
hal 349
Fajeri, Nor. 2014. “Makalah belajar dan pembelajaran komunikasi orang tua
dengan anak”. (http://cahaya-fajeri.blogspot.com/2010/10/makalah-belajardan-pembelajaran.html ,diakses pada tanggal 11 september 2014, pukul 18.30 WIB)
Kesimpulan.com . 2014. “Gaya pengasuhan atau pola asuh orang tua pada remaja”.
(http://www.kesimpulan.com/2009/04/gaya-pengasuhan-atau-pola-asuh-

orang.html ,diakses pada tanggal 11 September 2012, pukul 20.45 WIB)