T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar T2 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepala
sekolah
merupakan
pemimpin
dalam
proses penyelengaraan sistem pendidikan di tingkat
sekolah
memiliki
dasar
hingga
beberapa
menengah.
kewajiban
Kepala
sekolah
diantaranya
sebagai:
educator, manajer, administrator, Supervisor, Leader,
Inovator, Motivator. Peran utama kepala sekolah dalam
hal kepemimpinan menurut Knezevich yang dikutip
Indrafachrudi (1983), mengemukakan bahwa kepala
sekolah dalam meningkatkan sumber daya manusia di
sekolah dasar adalah sebagai sumber energi utama
dalam mencapai tujuan organisasi.
Peran kepala sekolah pada jenjang sekolah dasar
dalam menjalankan tanggungjawab organisasi yang
tertuang
dalam
peraturan
pemerintah
Republik
Indonesia nomor 28 tahun 1990 menyebutkan bahwa
pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal
kemampuan dasar kepada peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia,
serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan menengah.
Terkait dengan uraian di atas, Sekolah Dasar
merupakan pendidikan tingkat dasar yang berperan
dalam building development character sebagai langkah
pemberdayaan sumber daya manusia. Sebagai komponen
utama
dalam
pencapaian
pembangunan
nasional, sehingga dalam menjalankan visi tersebut,
1
kepala sekolah membutuhkan strategi yang dapat
diimplementasikan
melalui
paket
pendidikan.
Hal
tersebut dilandaskan bahwa pendidikan merupakan
sebuah sistem yang diharapkan dapat memerhatikan
sub sistem pendukung pendidikan. Demikian juga
dengan
pendidikan
pada
tingkat
sekolah
dasar
memiliki sistem dan standar implementasi yang bertujuan
dalam
peningkatan
kualitas
sumber
daya
manusia.
Sistem Pendidikan Nasional yang telah diatur
melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 dan
Standar Pendidikan Nasional diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Kebijakan tersebut
merupakan dasar dalam menjalankan sistem pendidikan pada tingkat sekolah dasar dimana salah satu
komponen utama adalah penjaminan mutu. Dalam UU
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Bab II Pasal 3 dijelaskan bahwa :
“Tujuan diselenggarakan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan
Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”
Ini berarti bahwa melalui pendidikan, setiap orang akan
dapat meningkatkan pengetahuan, penguasaan nilai
nilai dan keterampilan. Mutu menjadi penting dalam
rancangan pendidikan sekolah oleh karena output yang
dipersiapkan oleh sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan memecahkan masalah.
Implementasi dari kedua payung hukum tersebut
di
lakukan
terbitnya
2
oleh
pemerintah,
Peraturan
Menteri
antara
lain
Pendidikan
dengan
Nasional
Nomor
13 tahun 2007
tentang Standar Kompetensi
Kepala Sekolah. Salah satu isi dari Permendiknas
tersebut adalah kompotensi manajerial, kepemimipinan
merupakan standar kompetensi yang harus dimiliki
oleh kepala sekolah. Seorang kepala sekolah dalam
menjalankan perannya membutuhkan beberapa sub
sistem sebagai komponen unsur pendukung dalam
sebuah organisasi pendidikan pada tingkat sekolah
dasar.
Ditinjau dari komponennya, ada beberapa unsur
atau elemen utama dalam organisasi sekolah dasar.
Unsur-unsur
manusia,
tersebut
yang
meliputi:
mencakup
(1)
kepala
sumber
sekolah,
daya
guru,
pegawai administrasi, dan peserta didik; (2) sumber
daya material, yang mencakup peralatan, bahan, dana,
dan sarana prasarana lainnya; (3) atribut organisasi,
yang mencakup tujuan, ukuran, struktur tugas, jenjang
jabatan, formalisasi, dan peraturan organisasi; (4) iklim
internal
organisasi,
yakni
situasi
organisasi
yang
dirasakan personel dalam proses interaksi; dan (5)
lingkungan
organisasi
sekolah
(Direktorat
Tenaga
Kependidikan Depdiknas; 2007).
Manajemen berbasis sekolah merupakan strategi
pemberian kesempatan yang lebih luas kepada sekolah
dalam pengelolaan sekolah (Mulyana, Yayan; 2009).
Sekolah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk
mengelola
kondisi
sekolah
sekolah.
secara
Kegiatan
mandiri
sesuai
pengelolaan
dengan
pendidikan,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan
evaluasi banyak ditentukan oleh sekolah. Sekolah
diharapkan
mampu
mengembangkan
potensi
yang
dimiliki sekolah dan tuntutan lingkungan masyarakat.
3
Dengan demikian memberikan peran dan tanggung
jawab kepada kepala sekolah dalam mengelola dan
menjalankan peran pendidikan sesuai tujuan pendidikan nasional (Muin, A; 2011).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28
Tahun 2010 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai
Kepala Sekolah, seorang Kepala Sekolah tidak lagi
sebagai pejabat struktural dengan eselon tertentu.
Kepala
Sekolah
seorang
guru
yang
atas
dasar
kompetensinya diberi tugas tambahan untuk mengelola
satuan pendidikan. Jadi seorang kepala sekolah pada
dasarnya seorang guru, yaitu seorang guru yang dipandang memenuhi syarat tertentu dalam memangku
jabatan fungsional sebagai pengelola satuan pendidikan.
Tuntutan tugas kepala sekolah yang semakin
tinggi akan menyebabkan timbulnya konflik peran,
Gary (2001), bahwa tekanan dari berbagai kalangan
serta
ketidakjelasan
peran
membuat
pemimpin
mengalami konflik peran. Pada era otonomi ini kepala
sekolah dituntut untuk meningkatkan prestasi peserta
didik, hal tersebut dilihat dari penetapan standar
kelulusan oleh pemerintah, sehingga kepala sekolah
harus mem-fokuskan dirinya pada peranannya sebagai
pendidik dengan melakukan pembinaan kepada peserta
didik agar mampu mencapai standar yang ditetapkan
(Tammy, 2010).
Pembinaan Kepala sekolah kepada guru atau
yang disebut dengan supervisi harus dilakukan untuk
menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan
kualitas pembelajaran yang meningkat maka akan
berdampak pada peningkatan prestasi peserta didik
4
(Arikunto, Suharsini, 2004). Dengan demikian, tuntutan peningkatan prestasi peserta didik secara tidak
langsung
sekolah
akan
untuk
berdampak
pada
melaksanakan
tuntutan
peranannya
kepala
sebagai
supervisor. Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya dipengaruhi oleh berbagai
faktor,
diantaranya
faktor
partisipasi
masyarakat
sekolah dan dukungan dari berbagai pihak (Susanto,
2008).
Keterlibatan
guru
dan
masyarakat
dalam
meningkatkan mutu pendidikan di lingkup sekolah
akan sangat membantu meringankan tugas kepala
sekolah, namun pada kenyataannya kualitas guru
masih rendah sehingga belum tentu mampu melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh kepala sekolah
(Balitbang, 2003).
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Dahono
(2014), peran kepala sekolah sebagai supervisor dilaksanakan melalui peningkatan kinerja guru dengan
bersama-sama
merancang
program
peningkatan
kualitas peserta didik dan mutu sekolah, inspirator
dalam rangka peningkatan kinerja mengajar. Peran
kepala sekolah sebagai motivator dilakukan melalui
mengatur lingkungan kerja, suasana kerja, menerapkan prinsip dan hukuman. Peran kepala sekolah
sebagai visioner dengan cara menciptakan hubungan
kerja yang baik, sebagai pendorong, dan menjadi
teladan.
Hal serupa juga dialami dalam sebuah lembaga
pendidikan sekolah dasar yang berada di salah satu
Kecamatan Tuntang tepatnya SD Negeri Kesongo 04.
Kondisi Sekolah Dasar yang berada pada letak strategis
antara wilayah kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
5
Dimana jumlah peserta didik yang banyak apabila
dibandingkan dengan Sekolah Dasar lainnya. Jumlah
peserta didik menjadi keunggulan tersendiri dalam
pengembangan mutu sekolah karena memiliki variasi
kompetensi
yang
dimiliki
peserta
didik
untuk
yang
banyak
yakni
dikembangkan.
Jumlah
peserta
didik
sejumlah 226 peserta didik yang terbagi menjadi 8
kelas. Jumlah peserta didik ini kurang diimbangi
dengan jumlah guru pengajar kelas dan ketersediaan
sarana
prasarana
sekaligus
fasilitas
yang
dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik. Di sisi lain
strategi manajemen pengelolaan sekolah dari pihak
kepemimpinan belum optimal dalam mensinergikan
peran komite, pengawas, guru dan orang tua murid.
Tabel 1.1 Jumlah Siswa Periode 2014/2015
No
Kelas Laki-laki
Perempuan Jumlah
1
I
20
14
34
2
II
15
16
31
3
III
13
15
28
4
IV
17
22
39
5
V
27
30
57
6
VI
23
19
42
Sumber: Data Sekolah
Dengan kondisi tersebut mengantarkan pada
Kenyataan bahwa sekolah dasar ini mendapatkan
lulusan dengan ujian paling rendah pada tingkat
kecamatan yakni dari 40 sekolah berada pada tingkat
39. Berdasarkan pada pengamatan dan wawancara
mengindikasikan bahwa orang tua peserta didik melihat
kondisi tersebut merupakan bukan masalah utama
6
yang terpenting anak sekolah dengan mendapatkan
ijazah.
Tabel 1.2 Nilai Ujian Peserta Didik
No Tahun
Peserta Nilai Rata-rata
didik
Jumlah
BI
MAT
IPA
Nilai
1
2011/2012 33
6,21
6,15
6,15
18,51
2
2012/2013 34
8,12
6,79
6,24
21,15
3
2013/2014 36
7,35
6,04
6,21
19,60
Sumber: data sekolah
Meskipun secara akademik berada tingkat paling
rendah namun sekolah ini memiliki prestasi dari bidang
non akademik. Prestasi non akademik diperoleh dari
kegiatan ekstrakurikuler yakni berupa kegiatan lomba
qiraah, mewarnai, adzan juara 1 kecamatan. Juara
anyam, Lomba Cerdas Cermat mendapatkan juara II
tingkat kecamatan. Pada kejuaraan tingkat kabupaten
mendapatkan juara III untuk bidang seni membatik.
Selain itu prestasi akademik dari Olimpiade Sains
Nasional IPA memperoleh juara III tingkat kecamatan.
Dalam memberikan solusi dari berbagai hal yang
dihadapi sekolah tersebut. Maka diperlukan tindakan
sejak dini dari pihak sekolah melalui strategi kepemimpinan kepala sekolah dasar dalam meningkatkan
mutu pendidikan guna memberikan pelayanan terbaik
kepada masyarakat dan memberdayakan sumber daya
manusia. Strategi kepemimpinan kepala sekolah ini
dengan tetap memprioritaskan peran kepala sekolah
sebagai supervisor, motivator dan visioner.
Dalam hal ini kepala sekolah SD Negeri Kesongo
04 memiliki orientasi dalam pengembangan mutu
berbasis sekolah. Pengembangan mutu sebagai rencana
7
strategis pihak sekolah dalam manajemen perbaikan
mutu demi menghasilkan output peserta didik yang
memiliki kemampuan sesuai dengan profil sekolah.
Rencana strategis merupakan bagian dari program
pengembangan
sekolah
dalam
mewujudkan
visi
sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang mendasari
penelitian ini, maka rumusan masalah yang dapat
diformulasikan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mutu pendidikan di SD Negeri Kesongo
04 Kecamatan Tuntang?
2. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Kesongo 04
Kecamatan Tuntang?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penyusunan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui mutu pendidikan di SD Negeri Kesongo
04 Kecamatan Tuntang
2. Mengetahui strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Kesongo 04
Kecamatan Tuntang.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai peran kepala sekolah SD
Kesongo 04 dalam strategi manajemen kepemimpinan
guna meningkatkan mutu pendidikan memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai berikut ini:
8
1. Manfaat Teoretis
a. Memperluas wawasan mengenai strategi dalam
meningkatkan mutu pendidikan sekolah dasar
melalui teori-teori manajemen pendidikan berbasis sekolah.
b. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran
untuk
mengembangkan
teori-teori
mengenai manajemen peningkatan kualitas dan
peran-peran kepala sekolah di era otonomi.
2. Manfaat Praktis
a.
Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan pengetahuan mengenai manajemen strategi kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan pada
Sekolah Dasar.
b.
Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat
menjadi pedoman dalam memperbaiki kinerjanya, melalui strategi kepemimpinan kepala
sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas sekolah dasar.
c.
Bagi
pihak
diharapkan
Sekolah,
dapat
hasil
menjadi
penelitian
pedoman
ini
dalam
memberikan dukungan yang tepat bagi pelaksanaan tugas dalam sebuah sekolah.
1.5 Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan meliputi penulisan latar belakang
dalam
penyusunan
penelitian,
hal-hal
yang
mendasari secara aturan, harapan dan tujuan.
Rumusan masalah dalam mengkaji formulasi
9
permasalahan yang muncul dalam penelitian.
Tujuan penelitian yakni harapan dari penyusunan penelitian. Manfaat penelitian secara
teoretis dan praktis pada kajian laporan penelitian, Sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka meliputi teori-teori yang
mendasari dalam penyusunan penelitian ini.
Teori dalam penyusunan penelitian ini meliputi
kepemimpinan, kepala sekolah, kepemimpinan
kepala sekolah, mutu pendidikan, manajemen
strategik, manajemen strategi dalam pendidikan,
rencana
strategis,
analisa
SWOT
(Strenght,
Weakness, Oppurtunity, Threatment), penelitian
terkait, kerangka berpikir.
Bab III Metode penelitian dalam penyusunan penelitian
ini meliputi jenis penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data.
Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian meliputi
penyusunan deskripsi tempat penelitian di SD
Negeri Kesongo 04 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Hasil penelitian dilanjutkan
dalam pembahasan hasil penelitian.
Bab V Penutup meliputi simpulan dan saran. Simpulan
dari penelitian yang telah dilakukan dan saran
dari rekomendasi penelitian.
10
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepala
sekolah
merupakan
pemimpin
dalam
proses penyelengaraan sistem pendidikan di tingkat
sekolah
memiliki
dasar
hingga
beberapa
menengah.
kewajiban
Kepala
sekolah
diantaranya
sebagai:
educator, manajer, administrator, Supervisor, Leader,
Inovator, Motivator. Peran utama kepala sekolah dalam
hal kepemimpinan menurut Knezevich yang dikutip
Indrafachrudi (1983), mengemukakan bahwa kepala
sekolah dalam meningkatkan sumber daya manusia di
sekolah dasar adalah sebagai sumber energi utama
dalam mencapai tujuan organisasi.
Peran kepala sekolah pada jenjang sekolah dasar
dalam menjalankan tanggungjawab organisasi yang
tertuang
dalam
peraturan
pemerintah
Republik
Indonesia nomor 28 tahun 1990 menyebutkan bahwa
pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal
kemampuan dasar kepada peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia,
serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan menengah.
Terkait dengan uraian di atas, Sekolah Dasar
merupakan pendidikan tingkat dasar yang berperan
dalam building development character sebagai langkah
pemberdayaan sumber daya manusia. Sebagai komponen
utama
dalam
pencapaian
pembangunan
nasional, sehingga dalam menjalankan visi tersebut,
1
kepala sekolah membutuhkan strategi yang dapat
diimplementasikan
melalui
paket
pendidikan.
Hal
tersebut dilandaskan bahwa pendidikan merupakan
sebuah sistem yang diharapkan dapat memerhatikan
sub sistem pendukung pendidikan. Demikian juga
dengan
pendidikan
pada
tingkat
sekolah
dasar
memiliki sistem dan standar implementasi yang bertujuan
dalam
peningkatan
kualitas
sumber
daya
manusia.
Sistem Pendidikan Nasional yang telah diatur
melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 dan
Standar Pendidikan Nasional diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Kebijakan tersebut
merupakan dasar dalam menjalankan sistem pendidikan pada tingkat sekolah dasar dimana salah satu
komponen utama adalah penjaminan mutu. Dalam UU
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Bab II Pasal 3 dijelaskan bahwa :
“Tujuan diselenggarakan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan
Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”
Ini berarti bahwa melalui pendidikan, setiap orang akan
dapat meningkatkan pengetahuan, penguasaan nilai
nilai dan keterampilan. Mutu menjadi penting dalam
rancangan pendidikan sekolah oleh karena output yang
dipersiapkan oleh sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan memecahkan masalah.
Implementasi dari kedua payung hukum tersebut
di
lakukan
terbitnya
2
oleh
pemerintah,
Peraturan
Menteri
antara
lain
Pendidikan
dengan
Nasional
Nomor
13 tahun 2007
tentang Standar Kompetensi
Kepala Sekolah. Salah satu isi dari Permendiknas
tersebut adalah kompotensi manajerial, kepemimipinan
merupakan standar kompetensi yang harus dimiliki
oleh kepala sekolah. Seorang kepala sekolah dalam
menjalankan perannya membutuhkan beberapa sub
sistem sebagai komponen unsur pendukung dalam
sebuah organisasi pendidikan pada tingkat sekolah
dasar.
Ditinjau dari komponennya, ada beberapa unsur
atau elemen utama dalam organisasi sekolah dasar.
Unsur-unsur
manusia,
tersebut
yang
meliputi:
mencakup
(1)
kepala
sumber
sekolah,
daya
guru,
pegawai administrasi, dan peserta didik; (2) sumber
daya material, yang mencakup peralatan, bahan, dana,
dan sarana prasarana lainnya; (3) atribut organisasi,
yang mencakup tujuan, ukuran, struktur tugas, jenjang
jabatan, formalisasi, dan peraturan organisasi; (4) iklim
internal
organisasi,
yakni
situasi
organisasi
yang
dirasakan personel dalam proses interaksi; dan (5)
lingkungan
organisasi
sekolah
(Direktorat
Tenaga
Kependidikan Depdiknas; 2007).
Manajemen berbasis sekolah merupakan strategi
pemberian kesempatan yang lebih luas kepada sekolah
dalam pengelolaan sekolah (Mulyana, Yayan; 2009).
Sekolah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk
mengelola
kondisi
sekolah
sekolah.
secara
Kegiatan
mandiri
sesuai
pengelolaan
dengan
pendidikan,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan
evaluasi banyak ditentukan oleh sekolah. Sekolah
diharapkan
mampu
mengembangkan
potensi
yang
dimiliki sekolah dan tuntutan lingkungan masyarakat.
3
Dengan demikian memberikan peran dan tanggung
jawab kepada kepala sekolah dalam mengelola dan
menjalankan peran pendidikan sesuai tujuan pendidikan nasional (Muin, A; 2011).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28
Tahun 2010 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai
Kepala Sekolah, seorang Kepala Sekolah tidak lagi
sebagai pejabat struktural dengan eselon tertentu.
Kepala
Sekolah
seorang
guru
yang
atas
dasar
kompetensinya diberi tugas tambahan untuk mengelola
satuan pendidikan. Jadi seorang kepala sekolah pada
dasarnya seorang guru, yaitu seorang guru yang dipandang memenuhi syarat tertentu dalam memangku
jabatan fungsional sebagai pengelola satuan pendidikan.
Tuntutan tugas kepala sekolah yang semakin
tinggi akan menyebabkan timbulnya konflik peran,
Gary (2001), bahwa tekanan dari berbagai kalangan
serta
ketidakjelasan
peran
membuat
pemimpin
mengalami konflik peran. Pada era otonomi ini kepala
sekolah dituntut untuk meningkatkan prestasi peserta
didik, hal tersebut dilihat dari penetapan standar
kelulusan oleh pemerintah, sehingga kepala sekolah
harus mem-fokuskan dirinya pada peranannya sebagai
pendidik dengan melakukan pembinaan kepada peserta
didik agar mampu mencapai standar yang ditetapkan
(Tammy, 2010).
Pembinaan Kepala sekolah kepada guru atau
yang disebut dengan supervisi harus dilakukan untuk
menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan
kualitas pembelajaran yang meningkat maka akan
berdampak pada peningkatan prestasi peserta didik
4
(Arikunto, Suharsini, 2004). Dengan demikian, tuntutan peningkatan prestasi peserta didik secara tidak
langsung
sekolah
akan
untuk
berdampak
pada
melaksanakan
tuntutan
peranannya
kepala
sebagai
supervisor. Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya dipengaruhi oleh berbagai
faktor,
diantaranya
faktor
partisipasi
masyarakat
sekolah dan dukungan dari berbagai pihak (Susanto,
2008).
Keterlibatan
guru
dan
masyarakat
dalam
meningkatkan mutu pendidikan di lingkup sekolah
akan sangat membantu meringankan tugas kepala
sekolah, namun pada kenyataannya kualitas guru
masih rendah sehingga belum tentu mampu melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh kepala sekolah
(Balitbang, 2003).
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Dahono
(2014), peran kepala sekolah sebagai supervisor dilaksanakan melalui peningkatan kinerja guru dengan
bersama-sama
merancang
program
peningkatan
kualitas peserta didik dan mutu sekolah, inspirator
dalam rangka peningkatan kinerja mengajar. Peran
kepala sekolah sebagai motivator dilakukan melalui
mengatur lingkungan kerja, suasana kerja, menerapkan prinsip dan hukuman. Peran kepala sekolah
sebagai visioner dengan cara menciptakan hubungan
kerja yang baik, sebagai pendorong, dan menjadi
teladan.
Hal serupa juga dialami dalam sebuah lembaga
pendidikan sekolah dasar yang berada di salah satu
Kecamatan Tuntang tepatnya SD Negeri Kesongo 04.
Kondisi Sekolah Dasar yang berada pada letak strategis
antara wilayah kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
5
Dimana jumlah peserta didik yang banyak apabila
dibandingkan dengan Sekolah Dasar lainnya. Jumlah
peserta didik menjadi keunggulan tersendiri dalam
pengembangan mutu sekolah karena memiliki variasi
kompetensi
yang
dimiliki
peserta
didik
untuk
yang
banyak
yakni
dikembangkan.
Jumlah
peserta
didik
sejumlah 226 peserta didik yang terbagi menjadi 8
kelas. Jumlah peserta didik ini kurang diimbangi
dengan jumlah guru pengajar kelas dan ketersediaan
sarana
prasarana
sekaligus
fasilitas
yang
dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik. Di sisi lain
strategi manajemen pengelolaan sekolah dari pihak
kepemimpinan belum optimal dalam mensinergikan
peran komite, pengawas, guru dan orang tua murid.
Tabel 1.1 Jumlah Siswa Periode 2014/2015
No
Kelas Laki-laki
Perempuan Jumlah
1
I
20
14
34
2
II
15
16
31
3
III
13
15
28
4
IV
17
22
39
5
V
27
30
57
6
VI
23
19
42
Sumber: Data Sekolah
Dengan kondisi tersebut mengantarkan pada
Kenyataan bahwa sekolah dasar ini mendapatkan
lulusan dengan ujian paling rendah pada tingkat
kecamatan yakni dari 40 sekolah berada pada tingkat
39. Berdasarkan pada pengamatan dan wawancara
mengindikasikan bahwa orang tua peserta didik melihat
kondisi tersebut merupakan bukan masalah utama
6
yang terpenting anak sekolah dengan mendapatkan
ijazah.
Tabel 1.2 Nilai Ujian Peserta Didik
No Tahun
Peserta Nilai Rata-rata
didik
Jumlah
BI
MAT
IPA
Nilai
1
2011/2012 33
6,21
6,15
6,15
18,51
2
2012/2013 34
8,12
6,79
6,24
21,15
3
2013/2014 36
7,35
6,04
6,21
19,60
Sumber: data sekolah
Meskipun secara akademik berada tingkat paling
rendah namun sekolah ini memiliki prestasi dari bidang
non akademik. Prestasi non akademik diperoleh dari
kegiatan ekstrakurikuler yakni berupa kegiatan lomba
qiraah, mewarnai, adzan juara 1 kecamatan. Juara
anyam, Lomba Cerdas Cermat mendapatkan juara II
tingkat kecamatan. Pada kejuaraan tingkat kabupaten
mendapatkan juara III untuk bidang seni membatik.
Selain itu prestasi akademik dari Olimpiade Sains
Nasional IPA memperoleh juara III tingkat kecamatan.
Dalam memberikan solusi dari berbagai hal yang
dihadapi sekolah tersebut. Maka diperlukan tindakan
sejak dini dari pihak sekolah melalui strategi kepemimpinan kepala sekolah dasar dalam meningkatkan
mutu pendidikan guna memberikan pelayanan terbaik
kepada masyarakat dan memberdayakan sumber daya
manusia. Strategi kepemimpinan kepala sekolah ini
dengan tetap memprioritaskan peran kepala sekolah
sebagai supervisor, motivator dan visioner.
Dalam hal ini kepala sekolah SD Negeri Kesongo
04 memiliki orientasi dalam pengembangan mutu
berbasis sekolah. Pengembangan mutu sebagai rencana
7
strategis pihak sekolah dalam manajemen perbaikan
mutu demi menghasilkan output peserta didik yang
memiliki kemampuan sesuai dengan profil sekolah.
Rencana strategis merupakan bagian dari program
pengembangan
sekolah
dalam
mewujudkan
visi
sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang mendasari
penelitian ini, maka rumusan masalah yang dapat
diformulasikan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mutu pendidikan di SD Negeri Kesongo
04 Kecamatan Tuntang?
2. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Kesongo 04
Kecamatan Tuntang?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penyusunan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui mutu pendidikan di SD Negeri Kesongo
04 Kecamatan Tuntang
2. Mengetahui strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Kesongo 04
Kecamatan Tuntang.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai peran kepala sekolah SD
Kesongo 04 dalam strategi manajemen kepemimpinan
guna meningkatkan mutu pendidikan memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai berikut ini:
8
1. Manfaat Teoretis
a. Memperluas wawasan mengenai strategi dalam
meningkatkan mutu pendidikan sekolah dasar
melalui teori-teori manajemen pendidikan berbasis sekolah.
b. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran
untuk
mengembangkan
teori-teori
mengenai manajemen peningkatan kualitas dan
peran-peran kepala sekolah di era otonomi.
2. Manfaat Praktis
a.
Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan pengetahuan mengenai manajemen strategi kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan pada
Sekolah Dasar.
b.
Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat
menjadi pedoman dalam memperbaiki kinerjanya, melalui strategi kepemimpinan kepala
sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas sekolah dasar.
c.
Bagi
pihak
diharapkan
Sekolah,
dapat
hasil
menjadi
penelitian
pedoman
ini
dalam
memberikan dukungan yang tepat bagi pelaksanaan tugas dalam sebuah sekolah.
1.5 Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan meliputi penulisan latar belakang
dalam
penyusunan
penelitian,
hal-hal
yang
mendasari secara aturan, harapan dan tujuan.
Rumusan masalah dalam mengkaji formulasi
9
permasalahan yang muncul dalam penelitian.
Tujuan penelitian yakni harapan dari penyusunan penelitian. Manfaat penelitian secara
teoretis dan praktis pada kajian laporan penelitian, Sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka meliputi teori-teori yang
mendasari dalam penyusunan penelitian ini.
Teori dalam penyusunan penelitian ini meliputi
kepemimpinan, kepala sekolah, kepemimpinan
kepala sekolah, mutu pendidikan, manajemen
strategik, manajemen strategi dalam pendidikan,
rencana
strategis,
analisa
SWOT
(Strenght,
Weakness, Oppurtunity, Threatment), penelitian
terkait, kerangka berpikir.
Bab III Metode penelitian dalam penyusunan penelitian
ini meliputi jenis penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data.
Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian meliputi
penyusunan deskripsi tempat penelitian di SD
Negeri Kesongo 04 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Hasil penelitian dilanjutkan
dalam pembahasan hasil penelitian.
Bab V Penutup meliputi simpulan dan saran. Simpulan
dari penelitian yang telah dilakukan dan saran
dari rekomendasi penelitian.
10