T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru Sekolah Dasar Kabupaten Wonosobo T2 BAB IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Responden
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
Kabupaten
Wonosobo dengan responden yang diambil secara terpilih
yakni guru-guru SD Negeri yang telah tersertifikasi dari
wilayah yang menjadi cakupan Kabupaten Wonosobo.
Wilayah kabupaten Wonosobo terdiri dari 15 kecamatan
dengan rata-rata terdapat 20 SDN. Responden dalam
penelitian ini terdiri dari 93 guru SD Negeri yang telah
tersertifikasi
yang diambil dari beberapa kecamatan
yang berada di Kabupaten Wonosobo, di mana jumlah
guru SD Negeri yang tersertifikasi berjumlah 1226 orang,
sedangkan yang dijadikan sampel berjumlah 93 orang.
Sampel sebanyak 93 orang akan diambil dari
beberapa kecamatan yang mewakili seluruh Kabupaten
Wonosobo. Adapun pemilihan kecamatan diambil dari
wilayah
pusat
kota
dan
Kabupaten
Wonosobo,
Kecamatan
Mojotengah,
wilayah
yakni
perbatasan
Kecamatan
Kecamatan
dari
Selomerto,
Sapuran,
dan
Kecamatan Wadas Lintang. Selanjutnya di pilih beberapa
SDN dengan guru-guru SDN yang tersertifikasi sehingga
diperoleh sampel sebanyak 93 guru SDN yang telah
tersertifikasi.
Sampel adalah bagian dari karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel dalam
penelitian
jumlah
ini
menggunakan
populasi
sebanyak
rumus
Slovin,
dengan
1226
maka
dengan
55
menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel
sebanyak 93. Kemudian teknik sampling yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
Sampling
Purposive
(Purposive or Judgemental Sampling). Pada Sampling
Purposive, pengambilan sampel didasarkan pada seleksi
khusus, yakni peneliti membuat kriteria tertentu siapa
yang dijadikan sebagai informan. Pada penelitian ini,
seleksi
khusus
pada
sampel
ditunjukkan
dengan
pemilihan guru SD Negeri pada Kabupaten Wonosobo
yang sudah tersertifikasi saja.
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan model
analasis
kesenjangan
atau
GAP
analysis.
Analisis
kesenjangan digunakan untuk mengevaluasi program
sertifikasi guru yang dijalankan di Kabupaten Wonosobo
selanjutnya dibangdingkan dengan standar program
sertifikasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Evaluasi
yang akan dilakukan terhadap program sertifikasi guru
meliputi proses pelaksanaan program sertifikasi guru
SDN di Kabupaten Wonosobo, hasil program sertifikasi
guru SDN di Kabupaten Wonosobo, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi program sertifikasi guru SDN di
Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan April dengan menyebarkan kuesioner yang telah
valid pada responden yang telah dipilih yakni guru-guru
SD
Negeri
Wonosobo.
56
yang
telah
tersertifikasi
di
Kabupaten
4.2.1 Proses Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru
Kabupaten Wonosobo
Program
sertifikasi
guru
merupakan
program
Nasional dengan tujuan menentukan kelayakan guru
dalam
melaksanakan
kewajibannya
sebagai
agen
pembelajaran dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional,
meningkatkan
pendidikan,
proses
meningkatkan
meningkatkan
dan
mutu
hasil
martabat
guru
dan
profesionalitas
guru.
Dalam
pelaksanaannya, program sertifikasi tersebut melalui
pihak yang terkait dengan penyelenggaraan sertifikasi
bagi guru, meliputi;
1. Dinas Pendidikan Provinsi,
2. LPMP,
3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
4. Guru Peserta Sertifikasi, dan
5. Pihak-pihak lain yang terkait.
Oleh karena itu, Kabupaten Wonosobo melalui
Dinas
Pendidikannya
ikut
menyelenggarakan
pelaksanaan program sertifikasi. Sesuai dengan tujuan
dan manfaat sertifikasi guru menurut Dirjen PMPTK
(Depdiknas, 2007: 3), bahwa program sertifikasi guru
merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan
mutu guru dan kesejahteraan guru yang ditunjukkan
dengan pemberian sertifikat pendidik kepada guru.
Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar profesional guru dan dimaksudkan
agar para guru dapat melaksanakan tugasnya
dalam
mengajar dengan baik dan sungguh-sungguh sehingga
57
memberikan hasil yang baik pada dunia pendidikan.
Program sertifikasi yang dicanangkan pemerintah secara
tidak langsung hendak meningkatkan mutu pendidikan
dengan upaya meningkatkan kesejahteraan guru yang
ditunjukkan dengan pemberian tunjangan. Program ini
telah
dijalankan
dan
diupayakan
untuk
terus
dikembangkan sehingga membantu tercapainya tujuan
tersebut.
Pelaksaan sertifikasi diatur oleh penyelenggara,
yakni kerja sama antara Dinas Pendidikan Nasional
Daerah
atau
Departemen
Agama
Provinsi
dengan
Perguruan Tinggi yang ditunjuk. Kemudian pendanaan
sertifikasi ditanggung oleh pemerintah dan pemerintah
daerah sebagaimana yang terdapat dalam UU 14 tahun
2005 pasal 13 (ayat 1) yaitu pemerintah dan pemerintah
daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan
kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru
dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan
yang
diselenggarakan
oleh
pemerintah,
pemerintah
daerah, dan masyarakat. Pada Kabupaten Wonosobo
program sertifikasi guru telah dijalankan dengan baik.
Pada dasarnya pelaksanaan program sertifikasi guru
pada Kabupaten Wonosobo telah sesuai dengan aturan
yang ditetapkan oleh pemerintah. Pelaksanaan program
sertifikasi
pada
Kabupaten
Wonosobo
telah
sesuai
dengan pedoman penetapan peserta sertifikasi guru yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Sejalan dengan peraturan
pemerintah
mengenai
penyelanggaraan
program
sertifikasi, mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru di
Kabupaten Wonosobo ada dua macam yakni melalui
penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan dan melalui
58
pendidikan profesi guru. Dalam proses pelaksanaan
program sertifikasi, lembaga pendidikan di Kabupaten
Wonosobo menerapkan Program Profesi Guru atau PPG
dalam mekanisme penyaringan calon guru yang akan
mendapat
sertifikat
pendidik
mekanisme
portofolio
dengan
Berikut
alur
pelaksanaan
serta
penerapan
beberapa
Sertifikasi
ketentuan.
Guru
Dalam
Jabatan yang diterapkan pada Kabupaten Wonosobo
dengan mengacu Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2012.
Gambar 4.1 Alur Sertifikasi bagi guru dalam jabatan
(Sumber: Buku 1. Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi
Guru, 2014: 5)
Program sertifikasi guru juga merupakan wadah
bagi
guru-guru
yang
professional
dengan
ditandai
pemberian sertifikat pendidik. Seleksi guru profesional di
59
Kabupaten Wonosobo merupakan rangkaian proses yang
digunakan dalam proses pelaksanaan sertifikasi. Di awali
dengan seleksi guru melalui PPG dan PLPG kemudian
bagi guru yang dinyatakan lulus berhak mendapat
sertifikat pendidik. Setelah pemberian sertifikat pendidik
pada guru yang dinyatakan lolos seleksi maka guru
berhak
mendapat
tunjangan.
Untuk
meningkatkan
profesionalisme guru, maka pemerintah pada Kabupaten
Wonosobo turut mengadakan penilaian, yang dilakukan
oleh pengawas dan lembaga lain guna memonitoring
apakah guru dapat melaksanakan tugasnya dalam
mengajar dengan baik. Adapun upaya yang harus
dilakukan agar dapat lulus dalam seleksi program
sertifikasi, guru-guru harus dapat memahami tujuan
dan manfaat program sertifikasi bagi profesi keguruan,
hal itu dilakukan untuk sampai dinyatakan lulus
program sertifikasi, seperti pemahaman dan pengalaman
guru dalam menjalani prosedur atau tahap demi tahap
pelaksanaan
program
sertifikasi.
Sedangkan
untuk
pengalaman guru dalam mengikuti proses sertifikasi
cukup baik ini ditunjukkan bahwa guru melakukan
semua tahapan yang diprasyaratkan dalam program
sertifikasi guru.
4.2.2 Hasil Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru
Kabupaten Wonosobo
Dalam bagian ini akan dilakukan analisis data
hasil penelitian terhadap evaluasi program sertifikasi
guru di Kabupaten Wonosobo. Hasil penelitian yang akan
dianalisis adalah data hasil observasi peneliti melalui
penyebaran kuesioner evaluasi program sertifikas guru
di Kabupaten Wonosobo. Penyebaraan angket dilakukan
60
untuk
sejauh
mengetahui
mana
tanggapan
pelaksanaan
responden
program
mengenai
sertifikasi
di
Kabupaten Wonosobo sehingga evaluasi dapat dilakukan,
sehingga perolehan data dari kuesioner dapat dikalkulasi
dan dianalisis untuk mengetahui kesenjangannya. Skor
penilaian
yang
digunakan
dalam
lembar
kuesioner
antara 1- 4 dengan kriteria program belum terlaksana,
perlu perencanaan ulang, perlu perbaikan dan sudah
terlaksana. Dari hasil sebaran kuesioner maka dapat
diketahui
analisis
kesenjangan
dari
evaluasi
hasil
pelaksanaan program sertifikasi pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Analisis Kuesioner
Evaluasi Program Sertifikasi Guru
No ASPEK
1. Kegunaan (utility)
INDIKATOR
Program Sertifikasi dilaksanakan untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu pemahaman
Program sertifikasi
lebih mendalam
dilaksanakan untuk
mengenai
menyaring tenaga pendidik
ketetapan
profesional yang ditandai
penyaringan
dengan sertifikat pendidik
program sertifikasi
Kinerja guru
belum
Program sertifikasi
sepenuhnya
dilaksanakan untuk
terkontrol dengan
mengontrol kinerja guru dalam
adanya program
pelaksanaan pembelajaraan
sertifikasi
Belum terealisasi
Program sertifikasi yang
dijalankan telah
meningkatkan proses dan
hasil pendidikan
INDIKATOR
Program sertifikasi dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja
61
guru dalam mengajar
RUMUSAN ITEM
GAP
Program sertifikasi memicu
kinerja guru sehingga lebih
berkompeten dalam mengajar
-
Guru yang menerima
sertifikasi sudah bekerja lebih
baik dibandingkan dengan
guru yang belum bersertifikasi
-
Guru mampu
mengembangkan
kemampuannya melalui
seminar, workshop, dan
pelatihan lainnnya setelah
menerima sertifikat dari
program sertifikasi
-
Guru yang bersertifikasi selalu
mencobakan berbagai model
atau metode dalam mengajar
sehingga pembelajaran lebih
menarik dan tidak monoton
-
KONDISI RIIL
Belum terealisasi,
perlu pemahaman
lebih mendalam
mengenai
ditetapkannya
program sertifikasi
Hanya sebagian
guru tersertifikasi
yang
menunjukkan
kinerja lebih baik
pasca sertifikasi
Perlu peningkatan
Belum semua
guru mampu
menciptakan
pembelajaran yang
menarik pasca
sertifikasi
INDIKATOR
Program sertifikasi dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan guru di bidang ekonomi
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Terealisasi sesuai
Tunjangan dari program
standar
sertifikasi meningkatkan
=
kesejahteraan guru di bidang
ekonomi
Belum semua
Guru yang tersertifikasi dapat
guru mampu
memanfaatkan tunjangan
memanfaatkan
sertifikasi yang diberikan
tunjangan
untuk meningkatkan kinerja.
sertifikasi untuk
Seperti membeli buku dan
keperluan
sarana lainnya yang dapat
pembelajaran
digunakan untuk menunjang
proses pembelajaran
62
Program sertifikasi guru
memberikan tunjangan
untuk hidup yang layak
Guru dengan sertifikasi
memiliki kehidupan yang
lebih sejahtera di bidang
ekonomi ketimbang guru
yang belum bersertifikasi
+
Terealisasi sesuai
dengan standar
Terealisasi sesuai
dengan standar
+
2. ASPEK
Kelayakan (feasibility)
INDIKATOR
Program setifikasi yang dijalankan layak untuk meningkatkan
mutu
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
Program sertifikasi dijalankan
dapat dikategorikan praktis
untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada proses
pelaksanaan pembelajaran
Perlu peningkatan
Program sertifikasi yang
dijalankan dapat
dikategorikan layak digunakan
untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada proses
pelaksanaan pembelajaran
Belum
Program sertifikasi dijalankan
menunjukkan
dapat dikategorikan efektif
keefektifan dalam
untuk meningkatkan mutu
meningkatkan
pendidikan pada proses
mutu pendidikan
pelaksanaan pembelajaran
3. ASPEK
Kepatutan (propierty)
INDIKATOR
Program sertifikasi yang dijalankan patut untuk meningkatkan
mutu pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
Program sertifikasi telah
dilaksanakan secara
transparan sehingga
masyarakat dapat
memberikan penilaian
63
Program sertifikasi telah
memberi dampak positif bagi
guru dan dunia pendidikan
yakni dengan meningkatnya
profesionalitas guru sehingga
mutu pendidikan meningkat
khususnya pada proses
pembelajaran
-
Dampak posiitif
dalam
meningkatkan
profesionalisme
dan mutu
pendidikan
khususnya dalam
proses
pembelajaran
belum terlihat
Terealisasi
Tenaga pendidik yang
kompeten dan profesional
+
dalam mengajar dapat dipilih
melalui program sertifikasi
4. ASPEK
Akurasi (accuracy)
INDIKATOR
Program sertifikasi yang dijalankan tepat untuk meningkatkan
mutu pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
Program sertifikasi telah
memberikan hasil yang akurat
dalam meningkatnya mutu
pendidikan pada proses
pelaksanaan pembelajaran
Perlu peningkatan
Program sertifikasi
memberikan kontrol kepada
guru tersertifikasi dalam
melaksanakan kegiatan
belajar mengajar
Terealisasi
Program sertifikasi
membangun citra masyarakat
+
terhadap profesi pendidik dan
tenaga kependidikan
Perlu peningkatan
Program sertifikasi memberi
kemudahan dalam
memberikan pengawasan
terhadap mutu pendidik dan
tenaga kependidikan
Belum semua
Guru yang telah tersertifikasi
guru memiliki
selalu memiliki kualifikasi
kualifikasi
akademik yang baik sehingga
akademik yang
peningkatan mutu pendidikan
64
dapat terjamin
baik pasca
sertifikasi
5. ASPEK
Dampak
INDIKATOR
Program sertifikasi memberi dampak positif bagi dunia pendidikan
khususnya pada kegiatan belajar mengajar
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Belum semua
sekolah
mengalami
Program sertifikasi yang
perkembangan
diterapkan telah memberikan
khususnya dalam
perkembangan pedidikan di
proses
sekolah-sekolah khususnya
pembelajaran
dalam proses pembelajaran
karena program
sertifikasi
Terealisasi sesuai
Program sertifikasi melindungi
standar
profesi guru dari praktik
layanan pendidikan yang tidak
=
kompeten yang merusak citra
profesi guru sendiri
Terealisasi sesuai
Program sertifikasi melindungi
standar
masyarakat dari praktik
pendidikan yang tidak
berkualitas dan professional
=
yang akan menghambat upaya
peningkatan kualitas
pendidikan khususnya pada
kegiatan belajar dan mengajar
Terealisasi
Program sertifikasi menjaga
lembaga penyelenggara
pendidikan dari keinginan
+
internal dan eksternal yang
potensial dapat menyimpang
dari ketentuan yang berlaku
6. ASPEK
Keberlanjutan
INDIKATOR
Keberlanjutan program sertifikasi guru dalam peningkatan mutu
pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
Program sertifikasi mudah
65
dievaluasi sehingga dapat
diketahui manfaatnya
dalam melakukan
evaluasi terhadap
program sertifikais
Perlu
peningkatkan
dalam
pelaksanaan
program sertifikasi
Program sertifikasi guru yang
telah dilaksanakan sudah
sesuai dengan peraturan
pemerintah dan undangundang terkait program
sertifikasi guru
Terealisasi
Program sertifikasi guru telah
dijalankan dan diterima
+
dengan baik oleh tenaga
pendidik maupun pihak lain
yang terlibat
Teralisasi sesuai
Program sertifikasi guru
standar
menjadi penjamin terhadap
meningkatnya mutu
=
pendidikan khususnya pada
proses pelaksanaan
pembelajaran
7. ASPEK
Prospek
INDIKATOR
Prospek program sertifikasi guru dalam peningkatan mutu
pendidikan
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
Secara sistematis program
sertifikasi memberikan hasil
yang sepadan dengan
anggaran yang dikeluarkan
oleh pemerintah dalam
meningkatkan mutu
pendidikan
Belum ada sanksi
Sanksi terhadap kelalaian
tegas untuk
dalam pelaksanaan program
mengatasi pihaksertifikasi telah dijalankan
pihak yang lalai
sehingga dapat memperbaiki
kekurangan yang timbul dari
pelaksanaan program
sertifikasi
Terealisasi sesuai
Program sertifikasi
standar
=
menciptakan kondisi yang
kompetitif bagi guru untuk
66
mengembangkan
kemampuannya dalam
pembelajaran
Program sertifikasi guru telah
dibenahi secara berkala
melalui evaluasi sehingga
dapat meningkatkan mutu
pendidikan
Meningkatnya kemampuan
guru dan profesionalisme guru
karena program sertifikasi
telah membuat mutu
pendidikan turut meningkat
Perlu peningkatan
Perlu peningkatan
-
Dari paparan analisis gap di atas dapat diketahui
adanya kesenjangan antar kondisi riil program sertifikasi
dan standar program sertifikasi. Berdasarkan tabel 4.1
dapat diketahui bahwa secara keseluruhan dari ketujuh
aspek yang tertuang dalam kuesioner menunjukkan
adanya kesenjangan. Pada aspek 1 kesenjangannya
mencapai
78%,
pada
aspek
ke
dua
yakni
aspek
kelayakana terjadi kesenjangan 90%, selanjutnya pada
aspek
kepatutan
kesenjangan
pada
kesenjangannya
aspek
akurasi
sebesar
85
mencapai
%,
75%,
kesenjangan juga terlihat pada aspek dampak yakni
mencapai 65%, selanjutnya pada aspek keberlanjutan
kesenjangannya sebesar 80% dan pada aspek prospek
kesenjangannya
menunjukkan
mencapai
bahwa
hasil
85%.
Hal
pelaksanaan
tersebut
program
sertifikasi yang di Kabupaten Wonosobo menunjukkan
adanya
kesenjangan,
dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa program sertifikasi di Kabupaten
belum sepenuhnya sesuai dengan standar dari juknis
dan undang-undang tentang program sertifikasi, serta
67
tujuan dari pelaksanaan program sertifikasi belum
tercapai.
4.2.3 Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Program
Sertifikasi Guru di Kabupaten Wonosobo
Berdasarkan hasil studi dokumentasi dan analisis
data dari kuesioner dapat diketahui bahwa pelaksanaan
program sertifikasi pada Kabupaten Wonosobo telah
berjalan dengan baik, namun hasil yang ditunjukkan
belum mencapai standar dan tujuan dari program
sertifikasi yakni untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis kuesioner
yang menunjukkan adanya kesenjangan di setiap aspek
yang dikaji. Memperhatikan hal tersebut, maka dapat
diketahui
bahwa
meskipun
pelaksanaan
program
sertifikasi di Kabupaten Wonosobo tergolong berhasil,
namun hasil dari pelaksanaan program sertifikasi masih
belum
mencapai
pemerintah.
tujuan
Kondisi
yang
tersebut
ditetapkan
terjadi
dari
dikarenakan
beberapa faktor, diantaranya kurangnya pemahaman
guru mengenai hakikat sertifikasi dan tujuan dari
program sertifikasi itu sendiri. Guru yang tersertifikasi
diwajibkan memiliki kualifikasi akamedik yang baik.
Kebijakan
sertifikasi
guru
dalam
jabatan
menurut
peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 18 tahun
2007
adalah
guru
yang
telah
memiliki
kualifikasi
akademik sarjana (S1) atau diploma empat (DIV). Hal ini
menjadi penghambat dalam pelaksanaan sertifikasi guru
dalam jabatan, karena di daerah masih ada guru yang
belum sarjana, sehingga berakibat pada kurangnya
pemahaman mengenai program sertifikasi yang tujuan
68
utamanya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan
dalam aspek pelaksanaan proses pembelajaran bukan
pemberian tunjangan semata.
Memperhatikan
pernyataan
tersebut,
pada
kenyataannya pelaksanaan program sertifikasi guru di
Kabupaten Wonosobo masih mengalami kendala. Pada
dasarnya faktor yang mempengaruhi program sertifikasi
diantaranya
yakni
kompetensi
guru.
Guru
yang
dinyatakan profesional dan ditandai dengan sertifikat
pendidik secara otomatis akan memperoleh tunjangan.
Namun,
kondisi
sertifikasi
riil
belum
profesionalitas
meningkatkan
Menurut
menunjukkan
diwajibkan
sepenuhnya
guru,
sehingga
mutu
Usman
pendidikan
(2005:
mampu
bahwa
5)
guru
menguasai
program
meningkatkan
tujuan
untuk
belum
yang
tercapai.
profesional
pendidikan
dan
pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan dengan
pembinaan dan pengembangan melalui masa pendidikan
tertentu atau melalui pendidikan prajabatan, dengan
profesionalitas
tersebut
guru
berhak
memperoleh
sertifikasi. Sejalan dengan pendapat tersebut, Kurniawan
(2011: 261) memaparkan bahwa sertifikasi guru menjadi
landasan untuk menjamin profesionalitas guru dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional yakni untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Pelaksanaan sertifikasi
guru diharapkan mampu dijadikan solusi yang berkaitan
dengan pencapaian standar guru yang berkualitas dan
professional. Namun pada kenyataanya, melalui hasil
analisis gap, diketahui adanya kesenjangan terhadap
profesionalitas
guru
menunjukkan
bahwa
pasca
sertifikasi.
profesionalitas
Hal
guru
ini
pasca
69
sertifikasi
belum
terlihat,
sehingga
tujuan
untuk
meningkatkan mutu pendidikan belum tercapai. Faktor
lainnya yang mempengaruhi program sertifikasi guru di
Kabupaten Wonosobo dintaranya kualifikasi akademik
yang dimiliki guru. Pelaksanaan program sertifikasi
berdasar pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang disahkan tanggal
30 Desember 2005. Pada Pasal 8 menyatakan bahwa
guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki
kemampuan
untuk
mewujudkan
tujuan
pendidikan nasional. Pasal lainnya adalah Pasal 11, ayat
(1) menyebutkan bahwa sertifikat pendidik seperti halnya
pada
Pasal
8
diberikan
kepada
guru
yang
telah
memenuhi persyaratan. Melalui hasil analisis kuesioner,
guru
yang
sudah
kompetensinya
sertifikasi
dalam
tidak
memperlihatkan
melaksanakan
kewajibannya.
Melalui gap analysis menunjukkan adanya kesenjangan
pada kualifikasi akademik yang baik pasca sertifikasi,
hal ini menunjukkan bahwa kondisi riil guru pasca
sertifikasi belum tentu memiliki kualifikasi yang baik.
Faktor lainnya yang turut berpengaruh pada program
sertifikasi guru adalah belum terealisasinya alat evaluasi
langsung
terhadap
guru
pasca
sertifiaksi
untuk
mengukur profesionalitas guru yang tersertifikasi serta
sanksi yang tegas terhadap kelalaian yang timbul. Pada
kenyataanya program sertifikasi yang dijalankan selama
ini belum memiliki alat untuk melakukan evaluasi serta
sanki, sehingga guru hanya berupaya untuk mengejar
sertifikasi. Tidak adanya alat evaluasi serta sanki yang
tegas
70
dalam
program
sertifikasi
ini
turut
menjadi
masalah yang nantinya harus ditangani oleh pemerintah,
sehingga apa yang menjadi tujuan dasar terbentuknya
program sertifikasi dapat tercapai.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
di lapangan melalui penyebaran kuesioner serta studi
dokumentasi yang berfokus pada proses pelaksanaan
program sertifikasi, hasil pelaksanaan program sertifikasi
dan
faktor-faktor
sertifikasi,
maka
yang
mempengaruhi
disampaikan
analisis
program
pembahasan
sebagai berikut:
4.3.1 Proses
Pelaksanaan
Program
Sertifikasi
di
Kabupaten Wonosobo
Proses
pelaksanaan
program
sertifikasi
pada
Kabupaten Wonosobo telah dilaksanakan sesuai dengan
pedoman pelaksanaan program sertifikasi guru. Pada
kabupaten Wonosobo, pelasanaan program sertifikasi
guru sudah berjalan dari tahun 2007 hingga sekarang.
Adapun perkembangan pelaksanaan program sertifikasi
guru di Kabupaten Wonosobo mengikuti perkembangan
yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan tertuang
dalam pedoman penetapan peserta sertifikasi guru yang
mengalami perkembangan tiap tahunnya. Pada saat ini,
pelaksanaan program sertifikasi di Kabupaten Wonosobo
menerapkan mekanisme PLPG dan portofolio dengan
beberapa
ketentuan
sesuai
dengan
pedoman
pelaksanaan program sertifikasi.
Pada mekanisme PLPG, peserta wajib mengikuti uji
kompetensi
awal.
Pada
pelaksanaannya,
PLPG
ditentukan oleh Rayon LPTK yang tertuang dalam
71
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru. Kemudian PLPG diakhiri dengan uji
kompetensi.
Peserta
yang
dinyatakan
lulus
uji
kompetensi berhak mendapat sertifikat pendidik dan
peserta yang tidak lulus diberi kesempatan mengikuti
satu kali ujian ulang. Apabila peserta tersebut lulus
dalam ujian ulang, berhak mendapat sertifikat pendidik
dan apabila tidak lulus mengikuti pembinaan dari dinas
pendidikan kabupaten/kota atau mengembangkan diri
secara
mandiri
untuk
mempersiapkan
diri
untuk
menjadi peserta sertifikasi tahun berikutnya.
Mekanisme
portofolio,
penyusunan
portofolio
mengacu pada ketentuan yang tertuang dalam Pedoman
Penyusunan Portofolio. Setelah itu Portofolio yang telah
disusun diserahkan kepada LPMP setempat melalui
dinas pendidikan kabupaten/kota untuk dikirim ke LPTK
sesuai program studi. Jika hasil penilaian portofolio dari
peserta sertifikasi guru dapat mencapai batas minimal
kelulusan (passing grade), maka selanjutnya portofolio
yang telah disusun diverifikasi, jika lulus verivikasi maka
guru berhak mendapat sertifikat. Namun bila hasil
penilaian
portofolio
peserta
sertifikasi
guru
tidak
mencapai passing grade, maka guru wajib mengikuti uji
kompetensi
awal
dan
bila
dinyatakan
lulus,
guru
tersebut dapat menjadi peserta sertifikasi pola PLPG dan
apabila tidak lulus mengikuti pembinaan dari dinas
pendidikan kabupaten/kota atau mengembangkan diri
secara
mandiri
untuk
mempersiapkan
menjadi peserta sertifikasi tahun berikutnya.
72
diri
untuk
4.3.2 Hasil Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru
Kabupaten Wonosobo
Hasil pelaksanaan program sertifikasi guru pada
Kabupaten Wonosobo setelah dilakukan dengan analysis
gap menunjukkan adanya kesenjangan. Hal ini terlihat
pada hasil analisis kuesioner yang tersaji dalam tabel
4.1. Pada hasil analisis kuesioner menunjukkan bahwa
lebih
dari
70%
butir
item
menunjukkan
adanya
kesengjangan. Kesenjangan dapat dilihat pada aspek
kegunaan yakni pada item kegunaan program sertifikasi
pada penyaringan tenaga profesional, kegunaan program
sertifikasi sebagai pengontrol kinerja guru dalam proses
pembelajaran,
kegunaan
program
sertifikasi
dalam
meningkatkan mutu pendidikan, serta peningkatkan
kinerja
dan
kompetensi
guru
pasca
sertifikasi.
Selanjutnya pada aspek kelayakan, kesenjangan terjadi
disemua butir item baik pada kepraktisan, kelayakan
dan
keefektifan
meningkatkan
program
sertifikasi
profesionalitas
guru
guru
dalam
dan
mutu
pendidikan. Aspek kepatutan, kesenjangan terjadi pada
transparansi program sertifikasi dan dampak positif dari
program sertifikasi yakni meningkatnya profesionalitas
guru dan mutu pendidikan. Pada aspek ke empat yakni
aspek akurasi, kesenjangan terlihat pada butir item
transparansi
keakuratan
meningkatkan
pelaksanaan
hasil
mutu
program
program
sertifikasi,
sertifikasi
pendidikan,
dan
dalam
pengawasan
terhadap mutu pendidikan. Selanjutnya, kesenjangan
juga
terjadi
perkembangan
pada
bagi
aspek
dampak
yakni
sekolah-sekolah
pada
karena
pencanangan program sertifikasi. Aspek keberlanjutan
73
menunjukkan
adanya
kesenjangan
pada
item
terlaksananya evaluasi terhadap program sertifikasi guna
menngetahui manfaat, serta pada pelaksanaan program
sertifikasi yang beracuan pada standar. Pada aspek
prospek, kesenjangan terlihat pada kesesuaian anggaran
yang
dikeluarkan
dengan
hasil
dari
pelaksanaan
program sertifikasi, sanksi terhadap guru yang lalai akan
tugasnya dalam proses pembelajaran pasca sertifikasi,
pembenahan program sertifikasi secara berkala, serta
pada
peningkatan
profesionalisme
guru
dan
mutu
pendidikan pasca sertifikasi. Adanya kesenjangan pada
item tersebut menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan
program sertifikasi dari kondisi riil belum sesuai dengan
standar yang ditetapkann. Hal tersebut, terlihat dari
capaian gap analysis yang menunjukkan hasil negatif (-),
hasil tersebut menunjukkan bahwa apa yang menjadi
harapan belum tercapai karena hasil program sertifikasi
pada Kabupaten Wonosobo masih berada di bawah
standar, dengan demikian pada aspek yang memperoleh
analisis negatif (-) perlu dikaji dan dikembangkan lagi,
sedangkan pada hasil analisis dengan kriteria sama (=)
dan
positif
telah
menunjukkan
tidak
adanya
kesenjangan. Hal ini berarti pada aspek dengan capaian
sama (=) dan positif (+) telah sesuai dengan standar yang
diberlakukan, dengan demikian pada aspek tersebut
dapat dijadikan acuan untuk perkembangan yang lebih
baik.
4.3.3 Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Program
Sertifikasi
Setelah dilakukan analisis kesenjangan terhadap
kuesioner dan studi dokumentasi maka dapat diketahui
74
bahwa pelaksanaan program sertifikasi di Kabupaten
Wonosobo telah berjalan dengan baik, namun hasil dari
program
sertifikasi
di
Kabupaten
Wonosobo
belum
sepenuhnya sesuai, hal ini terbukti dengan adanya
kesenjangan sebesar lebih dari 70% dikeseluruhan aspek
yang dikaji. Hasil tersebut membuktikan bahwa hasil
yang belum tercapai menunjukkan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan program sertifikasi guru.
Setelah
terhadap
dilakukan
studi
kesenjangan
dokumentasi
terhadap
dan
program
analisis
sertifikasi,
maka dapat diketahui adanya beberap faktor yang
mempengaruhi
tersebut
program
diantarnya
yakni
sertifikasi.
Faktor-faktor
kompetensi
guru
dalam
mengajar pasca sertifikasi yang diharapkan meningkat
namun pada kondisi riil belum sepenuhnya guru mampu
memenuhi kewajiban tersebut. Menurut Moran (2009:
45) Guru yang profesional adalah guru yang dalam
persepsi rekan sejawatnya mampu bekerja secara serius,
menampilkan komitmen yang tinggi dan melampaui
harapan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para
siswa. Sehingga dapat menjadi contoh bagi rekan-rekan
sejawatnya dalam mengajar. Namun pada kondisi riil,
setelah dilakukan gap analysis menunjukkan adanya gap
terhadap
kinerja
guru
yang
lebih
baik
dibanding
rekannya dalam proses pembelajaran pasca sertifikasi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa, masih banyak guru
yang belum mampu menunjukkan kinerja yang baik
dalam proses pembelajaran pasca sertifikasi dibanding
rekan sejawatnya yang belum tersertifikasi. Hal ini tentu
menjadi faktor penghambat tercapainya tujuan dari
75
pelaksanaan
program
sertifikasi,
yakni
untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Profesionalitas guru pasca sertifikasi juga belum
terlihat,
hanya
sebagian
guru
yang
menunjukkan
profesionalistanya, hal ini terbukti dengan adanya gap
pada profesionalitas guru pasca sertifikasi. Hilferty
(2008: 161–173) menyatakan bahwa,
profesionalitas
ditunjukkan melalui kualitas kerja, dengan merujuk
pada karakter pada kerja profesional yang berdasar pada
standar petunjuk pelaksanaan. Mencermati hal tersebut,
maka dapat diketahui dari hasil analysis gap bahwa
adanya
kesenjangan
pada
profesionalitas
guru
menunjukkan belum terciptanya karakter kerja yang
profesional yang sesuai dengan standar pelaksanaan
proses pembelajaran.
Hasil penelitian di Amerika, menyebutkan guru
yang profesional dituntut memiliki lima hal yang menjadi
indikator: (1) Guru mempunyai komitmen pada siswa
dan proses belajarnya; (2) Guru menguasai secara
mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya
serta
cara
mengajarnya
kepada
siswa;
(3)
Guru
bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui
berbagai
cara
evaluasi;
(4)
Guru
mampu
berfikir
sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar
dari pengalamannya; (5) Guru seyogyanya merupakan
bagian
dari
profesinya
Sejalan
masyarakat
(Vandevoort,
dengan
hal
belajar
Beardsley,
tersebut,
dalam
lingkungan
Berliner,
berdasarkan
2004).
PP
No.
74/2008 tentang profesionalitas guru yang memuat
persyaratan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, di
Indonesia ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh
76
guru
profesional,
diantaranya
adalah
kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
dan
kompetensi
profesional.
Kompetensi
profesional
sebagaimana di maksud pada ayat (2) merupakan
kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang
ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya
yang
diampunya
penguasaan:
a)
yang
materi
sekurangkurangnya
pelajaran
secara
meliputi
luas
dan
mendalam sesuai dengan standar isi program satuan
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu. b) konsep dan metode
disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang
secara
konseptual
menaungi
atau
koheren
dengan
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
Mencermati hal tersebut, maka dengan mengkaji
aspek prospek pada kuesioner menunjukkan adanya gap
pada
meningkatnnya
profesionalitas
guru
pasca
sertifikasi. Hal ini berarti belum tercapainya standar
profesionalisme pada guru pasca sertifikasi. Selain itu,
faktor lainnya yang turut berpengaruh pada program
sertifikasi guru adalah tidak adanya evaluasi langsung
terhadap guru pasca sertifikasi, menjadikan guru hanya
mengejar tunjangan dari program sertifikasi tanpa harus
memenuhi
kewajiban
profesionalitas
dalam
yakni
mengajar
meningkatkan
guna
membantu
meningkatnya mutu pendidikan. Faktor lainnya yang
turut mempengaruhi program sertifikasi yakni tidak
adanya
sanksi
terhadap
guru
yang
lalai
dalam
melaksanakan kewajibannya dalam proses pembelajaran
pasca sertifikasi.
77
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Responden
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
Kabupaten
Wonosobo dengan responden yang diambil secara terpilih
yakni guru-guru SD Negeri yang telah tersertifikasi dari
wilayah yang menjadi cakupan Kabupaten Wonosobo.
Wilayah kabupaten Wonosobo terdiri dari 15 kecamatan
dengan rata-rata terdapat 20 SDN. Responden dalam
penelitian ini terdiri dari 93 guru SD Negeri yang telah
tersertifikasi
yang diambil dari beberapa kecamatan
yang berada di Kabupaten Wonosobo, di mana jumlah
guru SD Negeri yang tersertifikasi berjumlah 1226 orang,
sedangkan yang dijadikan sampel berjumlah 93 orang.
Sampel sebanyak 93 orang akan diambil dari
beberapa kecamatan yang mewakili seluruh Kabupaten
Wonosobo. Adapun pemilihan kecamatan diambil dari
wilayah
pusat
kota
dan
Kabupaten
Wonosobo,
Kecamatan
Mojotengah,
wilayah
yakni
perbatasan
Kecamatan
Kecamatan
dari
Selomerto,
Sapuran,
dan
Kecamatan Wadas Lintang. Selanjutnya di pilih beberapa
SDN dengan guru-guru SDN yang tersertifikasi sehingga
diperoleh sampel sebanyak 93 guru SDN yang telah
tersertifikasi.
Sampel adalah bagian dari karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel dalam
penelitian
jumlah
ini
menggunakan
populasi
sebanyak
rumus
Slovin,
dengan
1226
maka
dengan
55
menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel
sebanyak 93. Kemudian teknik sampling yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
Sampling
Purposive
(Purposive or Judgemental Sampling). Pada Sampling
Purposive, pengambilan sampel didasarkan pada seleksi
khusus, yakni peneliti membuat kriteria tertentu siapa
yang dijadikan sebagai informan. Pada penelitian ini,
seleksi
khusus
pada
sampel
ditunjukkan
dengan
pemilihan guru SD Negeri pada Kabupaten Wonosobo
yang sudah tersertifikasi saja.
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan model
analasis
kesenjangan
atau
GAP
analysis.
Analisis
kesenjangan digunakan untuk mengevaluasi program
sertifikasi guru yang dijalankan di Kabupaten Wonosobo
selanjutnya dibangdingkan dengan standar program
sertifikasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Evaluasi
yang akan dilakukan terhadap program sertifikasi guru
meliputi proses pelaksanaan program sertifikasi guru
SDN di Kabupaten Wonosobo, hasil program sertifikasi
guru SDN di Kabupaten Wonosobo, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi program sertifikasi guru SDN di
Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan April dengan menyebarkan kuesioner yang telah
valid pada responden yang telah dipilih yakni guru-guru
SD
Negeri
Wonosobo.
56
yang
telah
tersertifikasi
di
Kabupaten
4.2.1 Proses Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru
Kabupaten Wonosobo
Program
sertifikasi
guru
merupakan
program
Nasional dengan tujuan menentukan kelayakan guru
dalam
melaksanakan
kewajibannya
sebagai
agen
pembelajaran dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional,
meningkatkan
pendidikan,
proses
meningkatkan
meningkatkan
dan
mutu
hasil
martabat
guru
dan
profesionalitas
guru.
Dalam
pelaksanaannya, program sertifikasi tersebut melalui
pihak yang terkait dengan penyelenggaraan sertifikasi
bagi guru, meliputi;
1. Dinas Pendidikan Provinsi,
2. LPMP,
3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
4. Guru Peserta Sertifikasi, dan
5. Pihak-pihak lain yang terkait.
Oleh karena itu, Kabupaten Wonosobo melalui
Dinas
Pendidikannya
ikut
menyelenggarakan
pelaksanaan program sertifikasi. Sesuai dengan tujuan
dan manfaat sertifikasi guru menurut Dirjen PMPTK
(Depdiknas, 2007: 3), bahwa program sertifikasi guru
merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan
mutu guru dan kesejahteraan guru yang ditunjukkan
dengan pemberian sertifikat pendidik kepada guru.
Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar profesional guru dan dimaksudkan
agar para guru dapat melaksanakan tugasnya
dalam
mengajar dengan baik dan sungguh-sungguh sehingga
57
memberikan hasil yang baik pada dunia pendidikan.
Program sertifikasi yang dicanangkan pemerintah secara
tidak langsung hendak meningkatkan mutu pendidikan
dengan upaya meningkatkan kesejahteraan guru yang
ditunjukkan dengan pemberian tunjangan. Program ini
telah
dijalankan
dan
diupayakan
untuk
terus
dikembangkan sehingga membantu tercapainya tujuan
tersebut.
Pelaksaan sertifikasi diatur oleh penyelenggara,
yakni kerja sama antara Dinas Pendidikan Nasional
Daerah
atau
Departemen
Agama
Provinsi
dengan
Perguruan Tinggi yang ditunjuk. Kemudian pendanaan
sertifikasi ditanggung oleh pemerintah dan pemerintah
daerah sebagaimana yang terdapat dalam UU 14 tahun
2005 pasal 13 (ayat 1) yaitu pemerintah dan pemerintah
daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan
kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru
dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan
yang
diselenggarakan
oleh
pemerintah,
pemerintah
daerah, dan masyarakat. Pada Kabupaten Wonosobo
program sertifikasi guru telah dijalankan dengan baik.
Pada dasarnya pelaksanaan program sertifikasi guru
pada Kabupaten Wonosobo telah sesuai dengan aturan
yang ditetapkan oleh pemerintah. Pelaksanaan program
sertifikasi
pada
Kabupaten
Wonosobo
telah
sesuai
dengan pedoman penetapan peserta sertifikasi guru yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Sejalan dengan peraturan
pemerintah
mengenai
penyelanggaraan
program
sertifikasi, mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru di
Kabupaten Wonosobo ada dua macam yakni melalui
penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan dan melalui
58
pendidikan profesi guru. Dalam proses pelaksanaan
program sertifikasi, lembaga pendidikan di Kabupaten
Wonosobo menerapkan Program Profesi Guru atau PPG
dalam mekanisme penyaringan calon guru yang akan
mendapat
sertifikat
pendidik
mekanisme
portofolio
dengan
Berikut
alur
pelaksanaan
serta
penerapan
beberapa
Sertifikasi
ketentuan.
Guru
Dalam
Jabatan yang diterapkan pada Kabupaten Wonosobo
dengan mengacu Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2012.
Gambar 4.1 Alur Sertifikasi bagi guru dalam jabatan
(Sumber: Buku 1. Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi
Guru, 2014: 5)
Program sertifikasi guru juga merupakan wadah
bagi
guru-guru
yang
professional
dengan
ditandai
pemberian sertifikat pendidik. Seleksi guru profesional di
59
Kabupaten Wonosobo merupakan rangkaian proses yang
digunakan dalam proses pelaksanaan sertifikasi. Di awali
dengan seleksi guru melalui PPG dan PLPG kemudian
bagi guru yang dinyatakan lulus berhak mendapat
sertifikat pendidik. Setelah pemberian sertifikat pendidik
pada guru yang dinyatakan lolos seleksi maka guru
berhak
mendapat
tunjangan.
Untuk
meningkatkan
profesionalisme guru, maka pemerintah pada Kabupaten
Wonosobo turut mengadakan penilaian, yang dilakukan
oleh pengawas dan lembaga lain guna memonitoring
apakah guru dapat melaksanakan tugasnya dalam
mengajar dengan baik. Adapun upaya yang harus
dilakukan agar dapat lulus dalam seleksi program
sertifikasi, guru-guru harus dapat memahami tujuan
dan manfaat program sertifikasi bagi profesi keguruan,
hal itu dilakukan untuk sampai dinyatakan lulus
program sertifikasi, seperti pemahaman dan pengalaman
guru dalam menjalani prosedur atau tahap demi tahap
pelaksanaan
program
sertifikasi.
Sedangkan
untuk
pengalaman guru dalam mengikuti proses sertifikasi
cukup baik ini ditunjukkan bahwa guru melakukan
semua tahapan yang diprasyaratkan dalam program
sertifikasi guru.
4.2.2 Hasil Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru
Kabupaten Wonosobo
Dalam bagian ini akan dilakukan analisis data
hasil penelitian terhadap evaluasi program sertifikasi
guru di Kabupaten Wonosobo. Hasil penelitian yang akan
dianalisis adalah data hasil observasi peneliti melalui
penyebaran kuesioner evaluasi program sertifikas guru
di Kabupaten Wonosobo. Penyebaraan angket dilakukan
60
untuk
sejauh
mengetahui
mana
tanggapan
pelaksanaan
responden
program
mengenai
sertifikasi
di
Kabupaten Wonosobo sehingga evaluasi dapat dilakukan,
sehingga perolehan data dari kuesioner dapat dikalkulasi
dan dianalisis untuk mengetahui kesenjangannya. Skor
penilaian
yang
digunakan
dalam
lembar
kuesioner
antara 1- 4 dengan kriteria program belum terlaksana,
perlu perencanaan ulang, perlu perbaikan dan sudah
terlaksana. Dari hasil sebaran kuesioner maka dapat
diketahui
analisis
kesenjangan
dari
evaluasi
hasil
pelaksanaan program sertifikasi pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Analisis Kuesioner
Evaluasi Program Sertifikasi Guru
No ASPEK
1. Kegunaan (utility)
INDIKATOR
Program Sertifikasi dilaksanakan untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu pemahaman
Program sertifikasi
lebih mendalam
dilaksanakan untuk
mengenai
menyaring tenaga pendidik
ketetapan
profesional yang ditandai
penyaringan
dengan sertifikat pendidik
program sertifikasi
Kinerja guru
belum
Program sertifikasi
sepenuhnya
dilaksanakan untuk
terkontrol dengan
mengontrol kinerja guru dalam
adanya program
pelaksanaan pembelajaraan
sertifikasi
Belum terealisasi
Program sertifikasi yang
dijalankan telah
meningkatkan proses dan
hasil pendidikan
INDIKATOR
Program sertifikasi dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja
61
guru dalam mengajar
RUMUSAN ITEM
GAP
Program sertifikasi memicu
kinerja guru sehingga lebih
berkompeten dalam mengajar
-
Guru yang menerima
sertifikasi sudah bekerja lebih
baik dibandingkan dengan
guru yang belum bersertifikasi
-
Guru mampu
mengembangkan
kemampuannya melalui
seminar, workshop, dan
pelatihan lainnnya setelah
menerima sertifikat dari
program sertifikasi
-
Guru yang bersertifikasi selalu
mencobakan berbagai model
atau metode dalam mengajar
sehingga pembelajaran lebih
menarik dan tidak monoton
-
KONDISI RIIL
Belum terealisasi,
perlu pemahaman
lebih mendalam
mengenai
ditetapkannya
program sertifikasi
Hanya sebagian
guru tersertifikasi
yang
menunjukkan
kinerja lebih baik
pasca sertifikasi
Perlu peningkatan
Belum semua
guru mampu
menciptakan
pembelajaran yang
menarik pasca
sertifikasi
INDIKATOR
Program sertifikasi dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan guru di bidang ekonomi
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Terealisasi sesuai
Tunjangan dari program
standar
sertifikasi meningkatkan
=
kesejahteraan guru di bidang
ekonomi
Belum semua
Guru yang tersertifikasi dapat
guru mampu
memanfaatkan tunjangan
memanfaatkan
sertifikasi yang diberikan
tunjangan
untuk meningkatkan kinerja.
sertifikasi untuk
Seperti membeli buku dan
keperluan
sarana lainnya yang dapat
pembelajaran
digunakan untuk menunjang
proses pembelajaran
62
Program sertifikasi guru
memberikan tunjangan
untuk hidup yang layak
Guru dengan sertifikasi
memiliki kehidupan yang
lebih sejahtera di bidang
ekonomi ketimbang guru
yang belum bersertifikasi
+
Terealisasi sesuai
dengan standar
Terealisasi sesuai
dengan standar
+
2. ASPEK
Kelayakan (feasibility)
INDIKATOR
Program setifikasi yang dijalankan layak untuk meningkatkan
mutu
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
Program sertifikasi dijalankan
dapat dikategorikan praktis
untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada proses
pelaksanaan pembelajaran
Perlu peningkatan
Program sertifikasi yang
dijalankan dapat
dikategorikan layak digunakan
untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada proses
pelaksanaan pembelajaran
Belum
Program sertifikasi dijalankan
menunjukkan
dapat dikategorikan efektif
keefektifan dalam
untuk meningkatkan mutu
meningkatkan
pendidikan pada proses
mutu pendidikan
pelaksanaan pembelajaran
3. ASPEK
Kepatutan (propierty)
INDIKATOR
Program sertifikasi yang dijalankan patut untuk meningkatkan
mutu pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
Program sertifikasi telah
dilaksanakan secara
transparan sehingga
masyarakat dapat
memberikan penilaian
63
Program sertifikasi telah
memberi dampak positif bagi
guru dan dunia pendidikan
yakni dengan meningkatnya
profesionalitas guru sehingga
mutu pendidikan meningkat
khususnya pada proses
pembelajaran
-
Dampak posiitif
dalam
meningkatkan
profesionalisme
dan mutu
pendidikan
khususnya dalam
proses
pembelajaran
belum terlihat
Terealisasi
Tenaga pendidik yang
kompeten dan profesional
+
dalam mengajar dapat dipilih
melalui program sertifikasi
4. ASPEK
Akurasi (accuracy)
INDIKATOR
Program sertifikasi yang dijalankan tepat untuk meningkatkan
mutu pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
Program sertifikasi telah
memberikan hasil yang akurat
dalam meningkatnya mutu
pendidikan pada proses
pelaksanaan pembelajaran
Perlu peningkatan
Program sertifikasi
memberikan kontrol kepada
guru tersertifikasi dalam
melaksanakan kegiatan
belajar mengajar
Terealisasi
Program sertifikasi
membangun citra masyarakat
+
terhadap profesi pendidik dan
tenaga kependidikan
Perlu peningkatan
Program sertifikasi memberi
kemudahan dalam
memberikan pengawasan
terhadap mutu pendidik dan
tenaga kependidikan
Belum semua
Guru yang telah tersertifikasi
guru memiliki
selalu memiliki kualifikasi
kualifikasi
akademik yang baik sehingga
akademik yang
peningkatan mutu pendidikan
64
dapat terjamin
baik pasca
sertifikasi
5. ASPEK
Dampak
INDIKATOR
Program sertifikasi memberi dampak positif bagi dunia pendidikan
khususnya pada kegiatan belajar mengajar
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Belum semua
sekolah
mengalami
Program sertifikasi yang
perkembangan
diterapkan telah memberikan
khususnya dalam
perkembangan pedidikan di
proses
sekolah-sekolah khususnya
pembelajaran
dalam proses pembelajaran
karena program
sertifikasi
Terealisasi sesuai
Program sertifikasi melindungi
standar
profesi guru dari praktik
layanan pendidikan yang tidak
=
kompeten yang merusak citra
profesi guru sendiri
Terealisasi sesuai
Program sertifikasi melindungi
standar
masyarakat dari praktik
pendidikan yang tidak
berkualitas dan professional
=
yang akan menghambat upaya
peningkatan kualitas
pendidikan khususnya pada
kegiatan belajar dan mengajar
Terealisasi
Program sertifikasi menjaga
lembaga penyelenggara
pendidikan dari keinginan
+
internal dan eksternal yang
potensial dapat menyimpang
dari ketentuan yang berlaku
6. ASPEK
Keberlanjutan
INDIKATOR
Keberlanjutan program sertifikasi guru dalam peningkatan mutu
pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
Program sertifikasi mudah
65
dievaluasi sehingga dapat
diketahui manfaatnya
dalam melakukan
evaluasi terhadap
program sertifikais
Perlu
peningkatkan
dalam
pelaksanaan
program sertifikasi
Program sertifikasi guru yang
telah dilaksanakan sudah
sesuai dengan peraturan
pemerintah dan undangundang terkait program
sertifikasi guru
Terealisasi
Program sertifikasi guru telah
dijalankan dan diterima
+
dengan baik oleh tenaga
pendidik maupun pihak lain
yang terlibat
Teralisasi sesuai
Program sertifikasi guru
standar
menjadi penjamin terhadap
meningkatnya mutu
=
pendidikan khususnya pada
proses pelaksanaan
pembelajaran
7. ASPEK
Prospek
INDIKATOR
Prospek program sertifikasi guru dalam peningkatan mutu
pendidikan
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
Secara sistematis program
sertifikasi memberikan hasil
yang sepadan dengan
anggaran yang dikeluarkan
oleh pemerintah dalam
meningkatkan mutu
pendidikan
Belum ada sanksi
Sanksi terhadap kelalaian
tegas untuk
dalam pelaksanaan program
mengatasi pihaksertifikasi telah dijalankan
pihak yang lalai
sehingga dapat memperbaiki
kekurangan yang timbul dari
pelaksanaan program
sertifikasi
Terealisasi sesuai
Program sertifikasi
standar
=
menciptakan kondisi yang
kompetitif bagi guru untuk
66
mengembangkan
kemampuannya dalam
pembelajaran
Program sertifikasi guru telah
dibenahi secara berkala
melalui evaluasi sehingga
dapat meningkatkan mutu
pendidikan
Meningkatnya kemampuan
guru dan profesionalisme guru
karena program sertifikasi
telah membuat mutu
pendidikan turut meningkat
Perlu peningkatan
Perlu peningkatan
-
Dari paparan analisis gap di atas dapat diketahui
adanya kesenjangan antar kondisi riil program sertifikasi
dan standar program sertifikasi. Berdasarkan tabel 4.1
dapat diketahui bahwa secara keseluruhan dari ketujuh
aspek yang tertuang dalam kuesioner menunjukkan
adanya kesenjangan. Pada aspek 1 kesenjangannya
mencapai
78%,
pada
aspek
ke
dua
yakni
aspek
kelayakana terjadi kesenjangan 90%, selanjutnya pada
aspek
kepatutan
kesenjangan
pada
kesenjangannya
aspek
akurasi
sebesar
85
mencapai
%,
75%,
kesenjangan juga terlihat pada aspek dampak yakni
mencapai 65%, selanjutnya pada aspek keberlanjutan
kesenjangannya sebesar 80% dan pada aspek prospek
kesenjangannya
menunjukkan
mencapai
bahwa
hasil
85%.
Hal
pelaksanaan
tersebut
program
sertifikasi yang di Kabupaten Wonosobo menunjukkan
adanya
kesenjangan,
dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa program sertifikasi di Kabupaten
belum sepenuhnya sesuai dengan standar dari juknis
dan undang-undang tentang program sertifikasi, serta
67
tujuan dari pelaksanaan program sertifikasi belum
tercapai.
4.2.3 Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Program
Sertifikasi Guru di Kabupaten Wonosobo
Berdasarkan hasil studi dokumentasi dan analisis
data dari kuesioner dapat diketahui bahwa pelaksanaan
program sertifikasi pada Kabupaten Wonosobo telah
berjalan dengan baik, namun hasil yang ditunjukkan
belum mencapai standar dan tujuan dari program
sertifikasi yakni untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis kuesioner
yang menunjukkan adanya kesenjangan di setiap aspek
yang dikaji. Memperhatikan hal tersebut, maka dapat
diketahui
bahwa
meskipun
pelaksanaan
program
sertifikasi di Kabupaten Wonosobo tergolong berhasil,
namun hasil dari pelaksanaan program sertifikasi masih
belum
mencapai
pemerintah.
tujuan
Kondisi
yang
tersebut
ditetapkan
terjadi
dari
dikarenakan
beberapa faktor, diantaranya kurangnya pemahaman
guru mengenai hakikat sertifikasi dan tujuan dari
program sertifikasi itu sendiri. Guru yang tersertifikasi
diwajibkan memiliki kualifikasi akamedik yang baik.
Kebijakan
sertifikasi
guru
dalam
jabatan
menurut
peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 18 tahun
2007
adalah
guru
yang
telah
memiliki
kualifikasi
akademik sarjana (S1) atau diploma empat (DIV). Hal ini
menjadi penghambat dalam pelaksanaan sertifikasi guru
dalam jabatan, karena di daerah masih ada guru yang
belum sarjana, sehingga berakibat pada kurangnya
pemahaman mengenai program sertifikasi yang tujuan
68
utamanya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan
dalam aspek pelaksanaan proses pembelajaran bukan
pemberian tunjangan semata.
Memperhatikan
pernyataan
tersebut,
pada
kenyataannya pelaksanaan program sertifikasi guru di
Kabupaten Wonosobo masih mengalami kendala. Pada
dasarnya faktor yang mempengaruhi program sertifikasi
diantaranya
yakni
kompetensi
guru.
Guru
yang
dinyatakan profesional dan ditandai dengan sertifikat
pendidik secara otomatis akan memperoleh tunjangan.
Namun,
kondisi
sertifikasi
riil
belum
profesionalitas
meningkatkan
Menurut
menunjukkan
diwajibkan
sepenuhnya
guru,
sehingga
mutu
Usman
pendidikan
(2005:
mampu
bahwa
5)
guru
menguasai
program
meningkatkan
tujuan
untuk
belum
yang
tercapai.
profesional
pendidikan
dan
pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan dengan
pembinaan dan pengembangan melalui masa pendidikan
tertentu atau melalui pendidikan prajabatan, dengan
profesionalitas
tersebut
guru
berhak
memperoleh
sertifikasi. Sejalan dengan pendapat tersebut, Kurniawan
(2011: 261) memaparkan bahwa sertifikasi guru menjadi
landasan untuk menjamin profesionalitas guru dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional yakni untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Pelaksanaan sertifikasi
guru diharapkan mampu dijadikan solusi yang berkaitan
dengan pencapaian standar guru yang berkualitas dan
professional. Namun pada kenyataanya, melalui hasil
analisis gap, diketahui adanya kesenjangan terhadap
profesionalitas
guru
menunjukkan
bahwa
pasca
sertifikasi.
profesionalitas
Hal
guru
ini
pasca
69
sertifikasi
belum
terlihat,
sehingga
tujuan
untuk
meningkatkan mutu pendidikan belum tercapai. Faktor
lainnya yang mempengaruhi program sertifikasi guru di
Kabupaten Wonosobo dintaranya kualifikasi akademik
yang dimiliki guru. Pelaksanaan program sertifikasi
berdasar pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang disahkan tanggal
30 Desember 2005. Pada Pasal 8 menyatakan bahwa
guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki
kemampuan
untuk
mewujudkan
tujuan
pendidikan nasional. Pasal lainnya adalah Pasal 11, ayat
(1) menyebutkan bahwa sertifikat pendidik seperti halnya
pada
Pasal
8
diberikan
kepada
guru
yang
telah
memenuhi persyaratan. Melalui hasil analisis kuesioner,
guru
yang
sudah
kompetensinya
sertifikasi
dalam
tidak
memperlihatkan
melaksanakan
kewajibannya.
Melalui gap analysis menunjukkan adanya kesenjangan
pada kualifikasi akademik yang baik pasca sertifikasi,
hal ini menunjukkan bahwa kondisi riil guru pasca
sertifikasi belum tentu memiliki kualifikasi yang baik.
Faktor lainnya yang turut berpengaruh pada program
sertifikasi guru adalah belum terealisasinya alat evaluasi
langsung
terhadap
guru
pasca
sertifiaksi
untuk
mengukur profesionalitas guru yang tersertifikasi serta
sanksi yang tegas terhadap kelalaian yang timbul. Pada
kenyataanya program sertifikasi yang dijalankan selama
ini belum memiliki alat untuk melakukan evaluasi serta
sanki, sehingga guru hanya berupaya untuk mengejar
sertifikasi. Tidak adanya alat evaluasi serta sanki yang
tegas
70
dalam
program
sertifikasi
ini
turut
menjadi
masalah yang nantinya harus ditangani oleh pemerintah,
sehingga apa yang menjadi tujuan dasar terbentuknya
program sertifikasi dapat tercapai.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
di lapangan melalui penyebaran kuesioner serta studi
dokumentasi yang berfokus pada proses pelaksanaan
program sertifikasi, hasil pelaksanaan program sertifikasi
dan
faktor-faktor
sertifikasi,
maka
yang
mempengaruhi
disampaikan
analisis
program
pembahasan
sebagai berikut:
4.3.1 Proses
Pelaksanaan
Program
Sertifikasi
di
Kabupaten Wonosobo
Proses
pelaksanaan
program
sertifikasi
pada
Kabupaten Wonosobo telah dilaksanakan sesuai dengan
pedoman pelaksanaan program sertifikasi guru. Pada
kabupaten Wonosobo, pelasanaan program sertifikasi
guru sudah berjalan dari tahun 2007 hingga sekarang.
Adapun perkembangan pelaksanaan program sertifikasi
guru di Kabupaten Wonosobo mengikuti perkembangan
yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan tertuang
dalam pedoman penetapan peserta sertifikasi guru yang
mengalami perkembangan tiap tahunnya. Pada saat ini,
pelaksanaan program sertifikasi di Kabupaten Wonosobo
menerapkan mekanisme PLPG dan portofolio dengan
beberapa
ketentuan
sesuai
dengan
pedoman
pelaksanaan program sertifikasi.
Pada mekanisme PLPG, peserta wajib mengikuti uji
kompetensi
awal.
Pada
pelaksanaannya,
PLPG
ditentukan oleh Rayon LPTK yang tertuang dalam
71
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru. Kemudian PLPG diakhiri dengan uji
kompetensi.
Peserta
yang
dinyatakan
lulus
uji
kompetensi berhak mendapat sertifikat pendidik dan
peserta yang tidak lulus diberi kesempatan mengikuti
satu kali ujian ulang. Apabila peserta tersebut lulus
dalam ujian ulang, berhak mendapat sertifikat pendidik
dan apabila tidak lulus mengikuti pembinaan dari dinas
pendidikan kabupaten/kota atau mengembangkan diri
secara
mandiri
untuk
mempersiapkan
diri
untuk
menjadi peserta sertifikasi tahun berikutnya.
Mekanisme
portofolio,
penyusunan
portofolio
mengacu pada ketentuan yang tertuang dalam Pedoman
Penyusunan Portofolio. Setelah itu Portofolio yang telah
disusun diserahkan kepada LPMP setempat melalui
dinas pendidikan kabupaten/kota untuk dikirim ke LPTK
sesuai program studi. Jika hasil penilaian portofolio dari
peserta sertifikasi guru dapat mencapai batas minimal
kelulusan (passing grade), maka selanjutnya portofolio
yang telah disusun diverifikasi, jika lulus verivikasi maka
guru berhak mendapat sertifikat. Namun bila hasil
penilaian
portofolio
peserta
sertifikasi
guru
tidak
mencapai passing grade, maka guru wajib mengikuti uji
kompetensi
awal
dan
bila
dinyatakan
lulus,
guru
tersebut dapat menjadi peserta sertifikasi pola PLPG dan
apabila tidak lulus mengikuti pembinaan dari dinas
pendidikan kabupaten/kota atau mengembangkan diri
secara
mandiri
untuk
mempersiapkan
menjadi peserta sertifikasi tahun berikutnya.
72
diri
untuk
4.3.2 Hasil Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru
Kabupaten Wonosobo
Hasil pelaksanaan program sertifikasi guru pada
Kabupaten Wonosobo setelah dilakukan dengan analysis
gap menunjukkan adanya kesenjangan. Hal ini terlihat
pada hasil analisis kuesioner yang tersaji dalam tabel
4.1. Pada hasil analisis kuesioner menunjukkan bahwa
lebih
dari
70%
butir
item
menunjukkan
adanya
kesengjangan. Kesenjangan dapat dilihat pada aspek
kegunaan yakni pada item kegunaan program sertifikasi
pada penyaringan tenaga profesional, kegunaan program
sertifikasi sebagai pengontrol kinerja guru dalam proses
pembelajaran,
kegunaan
program
sertifikasi
dalam
meningkatkan mutu pendidikan, serta peningkatkan
kinerja
dan
kompetensi
guru
pasca
sertifikasi.
Selanjutnya pada aspek kelayakan, kesenjangan terjadi
disemua butir item baik pada kepraktisan, kelayakan
dan
keefektifan
meningkatkan
program
sertifikasi
profesionalitas
guru
guru
dalam
dan
mutu
pendidikan. Aspek kepatutan, kesenjangan terjadi pada
transparansi program sertifikasi dan dampak positif dari
program sertifikasi yakni meningkatnya profesionalitas
guru dan mutu pendidikan. Pada aspek ke empat yakni
aspek akurasi, kesenjangan terlihat pada butir item
transparansi
keakuratan
meningkatkan
pelaksanaan
hasil
mutu
program
program
sertifikasi,
sertifikasi
pendidikan,
dan
dalam
pengawasan
terhadap mutu pendidikan. Selanjutnya, kesenjangan
juga
terjadi
perkembangan
pada
bagi
aspek
dampak
yakni
sekolah-sekolah
pada
karena
pencanangan program sertifikasi. Aspek keberlanjutan
73
menunjukkan
adanya
kesenjangan
pada
item
terlaksananya evaluasi terhadap program sertifikasi guna
menngetahui manfaat, serta pada pelaksanaan program
sertifikasi yang beracuan pada standar. Pada aspek
prospek, kesenjangan terlihat pada kesesuaian anggaran
yang
dikeluarkan
dengan
hasil
dari
pelaksanaan
program sertifikasi, sanksi terhadap guru yang lalai akan
tugasnya dalam proses pembelajaran pasca sertifikasi,
pembenahan program sertifikasi secara berkala, serta
pada
peningkatan
profesionalisme
guru
dan
mutu
pendidikan pasca sertifikasi. Adanya kesenjangan pada
item tersebut menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan
program sertifikasi dari kondisi riil belum sesuai dengan
standar yang ditetapkann. Hal tersebut, terlihat dari
capaian gap analysis yang menunjukkan hasil negatif (-),
hasil tersebut menunjukkan bahwa apa yang menjadi
harapan belum tercapai karena hasil program sertifikasi
pada Kabupaten Wonosobo masih berada di bawah
standar, dengan demikian pada aspek yang memperoleh
analisis negatif (-) perlu dikaji dan dikembangkan lagi,
sedangkan pada hasil analisis dengan kriteria sama (=)
dan
positif
telah
menunjukkan
tidak
adanya
kesenjangan. Hal ini berarti pada aspek dengan capaian
sama (=) dan positif (+) telah sesuai dengan standar yang
diberlakukan, dengan demikian pada aspek tersebut
dapat dijadikan acuan untuk perkembangan yang lebih
baik.
4.3.3 Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Program
Sertifikasi
Setelah dilakukan analisis kesenjangan terhadap
kuesioner dan studi dokumentasi maka dapat diketahui
74
bahwa pelaksanaan program sertifikasi di Kabupaten
Wonosobo telah berjalan dengan baik, namun hasil dari
program
sertifikasi
di
Kabupaten
Wonosobo
belum
sepenuhnya sesuai, hal ini terbukti dengan adanya
kesenjangan sebesar lebih dari 70% dikeseluruhan aspek
yang dikaji. Hasil tersebut membuktikan bahwa hasil
yang belum tercapai menunjukkan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan program sertifikasi guru.
Setelah
terhadap
dilakukan
studi
kesenjangan
dokumentasi
terhadap
dan
program
analisis
sertifikasi,
maka dapat diketahui adanya beberap faktor yang
mempengaruhi
tersebut
program
diantarnya
yakni
sertifikasi.
Faktor-faktor
kompetensi
guru
dalam
mengajar pasca sertifikasi yang diharapkan meningkat
namun pada kondisi riil belum sepenuhnya guru mampu
memenuhi kewajiban tersebut. Menurut Moran (2009:
45) Guru yang profesional adalah guru yang dalam
persepsi rekan sejawatnya mampu bekerja secara serius,
menampilkan komitmen yang tinggi dan melampaui
harapan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para
siswa. Sehingga dapat menjadi contoh bagi rekan-rekan
sejawatnya dalam mengajar. Namun pada kondisi riil,
setelah dilakukan gap analysis menunjukkan adanya gap
terhadap
kinerja
guru
yang
lebih
baik
dibanding
rekannya dalam proses pembelajaran pasca sertifikasi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa, masih banyak guru
yang belum mampu menunjukkan kinerja yang baik
dalam proses pembelajaran pasca sertifikasi dibanding
rekan sejawatnya yang belum tersertifikasi. Hal ini tentu
menjadi faktor penghambat tercapainya tujuan dari
75
pelaksanaan
program
sertifikasi,
yakni
untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Profesionalitas guru pasca sertifikasi juga belum
terlihat,
hanya
sebagian
guru
yang
menunjukkan
profesionalistanya, hal ini terbukti dengan adanya gap
pada profesionalitas guru pasca sertifikasi. Hilferty
(2008: 161–173) menyatakan bahwa,
profesionalitas
ditunjukkan melalui kualitas kerja, dengan merujuk
pada karakter pada kerja profesional yang berdasar pada
standar petunjuk pelaksanaan. Mencermati hal tersebut,
maka dapat diketahui dari hasil analysis gap bahwa
adanya
kesenjangan
pada
profesionalitas
guru
menunjukkan belum terciptanya karakter kerja yang
profesional yang sesuai dengan standar pelaksanaan
proses pembelajaran.
Hasil penelitian di Amerika, menyebutkan guru
yang profesional dituntut memiliki lima hal yang menjadi
indikator: (1) Guru mempunyai komitmen pada siswa
dan proses belajarnya; (2) Guru menguasai secara
mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya
serta
cara
mengajarnya
kepada
siswa;
(3)
Guru
bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui
berbagai
cara
evaluasi;
(4)
Guru
mampu
berfikir
sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar
dari pengalamannya; (5) Guru seyogyanya merupakan
bagian
dari
profesinya
Sejalan
masyarakat
(Vandevoort,
dengan
hal
belajar
Beardsley,
tersebut,
dalam
lingkungan
Berliner,
berdasarkan
2004).
PP
No.
74/2008 tentang profesionalitas guru yang memuat
persyaratan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, di
Indonesia ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh
76
guru
profesional,
diantaranya
adalah
kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
dan
kompetensi
profesional.
Kompetensi
profesional
sebagaimana di maksud pada ayat (2) merupakan
kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang
ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya
yang
diampunya
penguasaan:
a)
yang
materi
sekurangkurangnya
pelajaran
secara
meliputi
luas
dan
mendalam sesuai dengan standar isi program satuan
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu. b) konsep dan metode
disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang
secara
konseptual
menaungi
atau
koheren
dengan
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
Mencermati hal tersebut, maka dengan mengkaji
aspek prospek pada kuesioner menunjukkan adanya gap
pada
meningkatnnya
profesionalitas
guru
pasca
sertifikasi. Hal ini berarti belum tercapainya standar
profesionalisme pada guru pasca sertifikasi. Selain itu,
faktor lainnya yang turut berpengaruh pada program
sertifikasi guru adalah tidak adanya evaluasi langsung
terhadap guru pasca sertifikasi, menjadikan guru hanya
mengejar tunjangan dari program sertifikasi tanpa harus
memenuhi
kewajiban
profesionalitas
dalam
yakni
mengajar
meningkatkan
guna
membantu
meningkatnya mutu pendidikan. Faktor lainnya yang
turut mempengaruhi program sertifikasi yakni tidak
adanya
sanksi
terhadap
guru
yang
lalai
dalam
melaksanakan kewajibannya dalam proses pembelajaran
pasca sertifikasi.
77