T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru Sekolah Dasar Kabupaten Wonosobo T2 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Responden
Penelitian

ini

dilaksanakan

di

Kabupaten

Wonosobo dengan responden yang diambil secara terpilih
yakni guru-guru SD Negeri yang telah tersertifikasi dari
wilayah yang menjadi cakupan Kabupaten Wonosobo.
Wilayah kabupaten Wonosobo terdiri dari 15 kecamatan
dengan rata-rata terdapat 20 SDN. Responden dalam
penelitian ini terdiri dari 93 guru SD Negeri yang telah
tersertifikasi


yang diambil dari beberapa kecamatan

yang berada di Kabupaten Wonosobo, di mana jumlah
guru SD Negeri yang tersertifikasi berjumlah 1226 orang,
sedangkan yang dijadikan sampel berjumlah 93 orang.
Sampel sebanyak 93 orang akan diambil dari
beberapa kecamatan yang mewakili seluruh Kabupaten
Wonosobo. Adapun pemilihan kecamatan diambil dari
wilayah

pusat

kota

dan

Kabupaten

Wonosobo,


Kecamatan

Mojotengah,

wilayah

yakni

perbatasan

Kecamatan

Kecamatan

dari

Selomerto,

Sapuran,


dan

Kecamatan Wadas Lintang. Selanjutnya di pilih beberapa
SDN dengan guru-guru SDN yang tersertifikasi sehingga
diperoleh sampel sebanyak 93 guru SDN yang telah
tersertifikasi.
Sampel adalah bagian dari karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel dalam
penelitian
jumlah

ini

menggunakan

populasi

sebanyak


rumus

Slovin,

dengan

1226

maka

dengan
55

menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel
sebanyak 93. Kemudian teknik sampling yang digunakan
dalam

penelitian

ini


adalah

Sampling

Purposive

(Purposive or Judgemental Sampling). Pada Sampling
Purposive, pengambilan sampel didasarkan pada seleksi
khusus, yakni peneliti membuat kriteria tertentu siapa
yang dijadikan sebagai informan. Pada penelitian ini,
seleksi

khusus

pada

sampel

ditunjukkan


dengan

pemilihan guru SD Negeri pada Kabupaten Wonosobo
yang sudah tersertifikasi saja.
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan model
analasis

kesenjangan

atau

GAP

analysis.

Analisis

kesenjangan digunakan untuk mengevaluasi program

sertifikasi guru yang dijalankan di Kabupaten Wonosobo
selanjutnya dibangdingkan dengan standar program
sertifikasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Evaluasi
yang akan dilakukan terhadap program sertifikasi guru
meliputi proses pelaksanaan program sertifikasi guru
SDN di Kabupaten Wonosobo, hasil program sertifikasi
guru SDN di Kabupaten Wonosobo, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi program sertifikasi guru SDN di
Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan April dengan menyebarkan kuesioner yang telah
valid pada responden yang telah dipilih yakni guru-guru
SD

Negeri

Wonosobo.

56

yang


telah

tersertifikasi

di

Kabupaten

4.2.1 Proses Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru
Kabupaten Wonosobo
Program

sertifikasi

guru

merupakan

program


Nasional dengan tujuan menentukan kelayakan guru
dalam

melaksanakan

kewajibannya

sebagai

agen

pembelajaran dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional,

meningkatkan

pendidikan,

proses


meningkatkan

meningkatkan

dan

mutu

hasil

martabat

guru

dan

profesionalitas

guru.


Dalam

pelaksanaannya, program sertifikasi tersebut melalui
pihak yang terkait dengan penyelenggaraan sertifikasi
bagi guru, meliputi;
1. Dinas Pendidikan Provinsi,
2. LPMP,
3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
4. Guru Peserta Sertifikasi, dan
5. Pihak-pihak lain yang terkait.
Oleh karena itu, Kabupaten Wonosobo melalui
Dinas

Pendidikannya

ikut

menyelenggarakan

pelaksanaan program sertifikasi. Sesuai dengan tujuan
dan manfaat sertifikasi guru menurut Dirjen PMPTK
(Depdiknas, 2007: 3), bahwa program sertifikasi guru
merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan
mutu guru dan kesejahteraan guru yang ditunjukkan
dengan pemberian sertifikat pendidik kepada guru.
Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar profesional guru dan dimaksudkan
agar para guru dapat melaksanakan tugasnya

dalam

mengajar dengan baik dan sungguh-sungguh sehingga
57

memberikan hasil yang baik pada dunia pendidikan.
Program sertifikasi yang dicanangkan pemerintah secara
tidak langsung hendak meningkatkan mutu pendidikan
dengan upaya meningkatkan kesejahteraan guru yang
ditunjukkan dengan pemberian tunjangan. Program ini
telah

dijalankan

dan

diupayakan

untuk

terus

dikembangkan sehingga membantu tercapainya tujuan
tersebut.
Pelaksaan sertifikasi diatur oleh penyelenggara,
yakni kerja sama antara Dinas Pendidikan Nasional
Daerah

atau

Departemen

Agama

Provinsi

dengan

Perguruan Tinggi yang ditunjuk. Kemudian pendanaan
sertifikasi ditanggung oleh pemerintah dan pemerintah
daerah sebagaimana yang terdapat dalam UU 14 tahun
2005 pasal 13 (ayat 1) yaitu pemerintah dan pemerintah
daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan
kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru
dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan
yang

diselenggarakan

oleh

pemerintah,

pemerintah

daerah, dan masyarakat. Pada Kabupaten Wonosobo
program sertifikasi guru telah dijalankan dengan baik.
Pada dasarnya pelaksanaan program sertifikasi guru
pada Kabupaten Wonosobo telah sesuai dengan aturan
yang ditetapkan oleh pemerintah. Pelaksanaan program
sertifikasi

pada

Kabupaten

Wonosobo

telah

sesuai

dengan pedoman penetapan peserta sertifikasi guru yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Sejalan dengan peraturan
pemerintah

mengenai

penyelanggaraan

program

sertifikasi, mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru di
Kabupaten Wonosobo ada dua macam yakni melalui
penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan dan melalui
58

pendidikan profesi guru. Dalam proses pelaksanaan
program sertifikasi, lembaga pendidikan di Kabupaten
Wonosobo menerapkan Program Profesi Guru atau PPG
dalam mekanisme penyaringan calon guru yang akan
mendapat

sertifikat

pendidik

mekanisme

portofolio

dengan

Berikut

alur

pelaksanaan

serta

penerapan

beberapa

Sertifikasi

ketentuan.

Guru

Dalam

Jabatan yang diterapkan pada Kabupaten Wonosobo
dengan mengacu Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2012.

Gambar 4.1 Alur Sertifikasi bagi guru dalam jabatan
(Sumber: Buku 1. Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi
Guru, 2014: 5)

Program sertifikasi guru juga merupakan wadah
bagi

guru-guru

yang

professional

dengan

ditandai

pemberian sertifikat pendidik. Seleksi guru profesional di
59

Kabupaten Wonosobo merupakan rangkaian proses yang
digunakan dalam proses pelaksanaan sertifikasi. Di awali
dengan seleksi guru melalui PPG dan PLPG kemudian
bagi guru yang dinyatakan lulus berhak mendapat
sertifikat pendidik. Setelah pemberian sertifikat pendidik
pada guru yang dinyatakan lolos seleksi maka guru
berhak

mendapat

tunjangan.

Untuk

meningkatkan

profesionalisme guru, maka pemerintah pada Kabupaten
Wonosobo turut mengadakan penilaian, yang dilakukan
oleh pengawas dan lembaga lain guna memonitoring
apakah guru dapat melaksanakan tugasnya dalam
mengajar dengan baik. Adapun upaya yang harus
dilakukan agar dapat lulus dalam seleksi program
sertifikasi, guru-guru harus dapat memahami tujuan
dan manfaat program sertifikasi bagi profesi keguruan,
hal itu dilakukan untuk sampai dinyatakan lulus
program sertifikasi, seperti pemahaman dan pengalaman
guru dalam menjalani prosedur atau tahap demi tahap
pelaksanaan

program

sertifikasi.

Sedangkan

untuk

pengalaman guru dalam mengikuti proses sertifikasi
cukup baik ini ditunjukkan bahwa guru melakukan
semua tahapan yang diprasyaratkan dalam program
sertifikasi guru.
4.2.2 Hasil Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru
Kabupaten Wonosobo
Dalam bagian ini akan dilakukan analisis data
hasil penelitian terhadap evaluasi program sertifikasi
guru di Kabupaten Wonosobo. Hasil penelitian yang akan
dianalisis adalah data hasil observasi peneliti melalui
penyebaran kuesioner evaluasi program sertifikas guru
di Kabupaten Wonosobo. Penyebaraan angket dilakukan
60

untuk
sejauh

mengetahui
mana

tanggapan

pelaksanaan

responden

program

mengenai

sertifikasi

di

Kabupaten Wonosobo sehingga evaluasi dapat dilakukan,
sehingga perolehan data dari kuesioner dapat dikalkulasi
dan dianalisis untuk mengetahui kesenjangannya. Skor
penilaian

yang

digunakan

dalam

lembar

kuesioner

antara 1- 4 dengan kriteria program belum terlaksana,
perlu perencanaan ulang, perlu perbaikan dan sudah
terlaksana. Dari hasil sebaran kuesioner maka dapat
diketahui

analisis

kesenjangan

dari

evaluasi

hasil

pelaksanaan program sertifikasi pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Analisis Kuesioner
Evaluasi Program Sertifikasi Guru
No ASPEK
1. Kegunaan (utility)
INDIKATOR
Program Sertifikasi dilaksanakan untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu pemahaman
 Program sertifikasi
lebih mendalam
dilaksanakan untuk
mengenai
menyaring tenaga pendidik
ketetapan
profesional yang ditandai
penyaringan
dengan sertifikat pendidik
program sertifikasi
Kinerja guru
belum
 Program sertifikasi
sepenuhnya
dilaksanakan untuk
terkontrol dengan
mengontrol kinerja guru dalam
adanya program
pelaksanaan pembelajaraan
sertifikasi
Belum terealisasi
 Program sertifikasi yang
dijalankan telah
meningkatkan proses dan
hasil pendidikan
INDIKATOR
Program sertifikasi dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja
61

guru dalam mengajar
RUMUSAN ITEM

GAP

 Program sertifikasi memicu
kinerja guru sehingga lebih
berkompeten dalam mengajar

-

 Guru yang menerima
sertifikasi sudah bekerja lebih
baik dibandingkan dengan
guru yang belum bersertifikasi

-

 Guru mampu
mengembangkan
kemampuannya melalui
seminar, workshop, dan
pelatihan lainnnya setelah
menerima sertifikat dari
program sertifikasi

-

 Guru yang bersertifikasi selalu
mencobakan berbagai model
atau metode dalam mengajar
sehingga pembelajaran lebih
menarik dan tidak monoton

-

KONDISI RIIL
Belum terealisasi,
perlu pemahaman
lebih mendalam
mengenai
ditetapkannya
program sertifikasi
Hanya sebagian
guru tersertifikasi
yang
menunjukkan
kinerja lebih baik
pasca sertifikasi
Perlu peningkatan

Belum semua
guru mampu
menciptakan
pembelajaran yang
menarik pasca
sertifikasi

INDIKATOR
Program sertifikasi dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan guru di bidang ekonomi
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Terealisasi sesuai
 Tunjangan dari program
standar
sertifikasi meningkatkan
=
kesejahteraan guru di bidang
ekonomi
Belum semua
 Guru yang tersertifikasi dapat
guru mampu
memanfaatkan tunjangan
memanfaatkan
sertifikasi yang diberikan
tunjangan
untuk meningkatkan kinerja.
sertifikasi untuk
Seperti membeli buku dan
keperluan
sarana lainnya yang dapat
pembelajaran
digunakan untuk menunjang
proses pembelajaran
62

 Program sertifikasi guru
memberikan tunjangan
untuk hidup yang layak
 Guru dengan sertifikasi
memiliki kehidupan yang
lebih sejahtera di bidang
ekonomi ketimbang guru
yang belum bersertifikasi

+

Terealisasi sesuai
dengan standar
Terealisasi sesuai
dengan standar

+

2. ASPEK
Kelayakan (feasibility)
INDIKATOR
Program setifikasi yang dijalankan layak untuk meningkatkan
mutu
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
 Program sertifikasi dijalankan
dapat dikategorikan praktis
untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada proses
pelaksanaan pembelajaran
Perlu peningkatan
 Program sertifikasi yang
dijalankan dapat
dikategorikan layak digunakan
untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada proses
pelaksanaan pembelajaran
Belum
 Program sertifikasi dijalankan
menunjukkan
dapat dikategorikan efektif
keefektifan dalam
untuk meningkatkan mutu
meningkatkan
pendidikan pada proses
mutu pendidikan
pelaksanaan pembelajaran
3. ASPEK
Kepatutan (propierty)
INDIKATOR
Program sertifikasi yang dijalankan patut untuk meningkatkan
mutu pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
 Program sertifikasi telah
dilaksanakan secara
transparan sehingga
masyarakat dapat
memberikan penilaian
63

 Program sertifikasi telah
memberi dampak positif bagi
guru dan dunia pendidikan
yakni dengan meningkatnya
profesionalitas guru sehingga
mutu pendidikan meningkat
khususnya pada proses
pembelajaran

-

Dampak posiitif
dalam
meningkatkan
profesionalisme
dan mutu
pendidikan
khususnya dalam
proses
pembelajaran
belum terlihat
Terealisasi

 Tenaga pendidik yang
kompeten dan profesional
+
dalam mengajar dapat dipilih
melalui program sertifikasi
4. ASPEK
Akurasi (accuracy)
INDIKATOR
Program sertifikasi yang dijalankan tepat untuk meningkatkan
mutu pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
 Program sertifikasi telah
memberikan hasil yang akurat
dalam meningkatnya mutu
pendidikan pada proses
pelaksanaan pembelajaran
Perlu peningkatan
 Program sertifikasi
memberikan kontrol kepada
guru tersertifikasi dalam
melaksanakan kegiatan
belajar mengajar
Terealisasi
 Program sertifikasi
membangun citra masyarakat
+
terhadap profesi pendidik dan
tenaga kependidikan
Perlu peningkatan
 Program sertifikasi memberi
kemudahan dalam
memberikan pengawasan
terhadap mutu pendidik dan
tenaga kependidikan
Belum semua
 Guru yang telah tersertifikasi
guru memiliki
selalu memiliki kualifikasi
kualifikasi
akademik yang baik sehingga
akademik yang
peningkatan mutu pendidikan
64

dapat terjamin

baik pasca
sertifikasi

5. ASPEK
Dampak
INDIKATOR
Program sertifikasi memberi dampak positif bagi dunia pendidikan
khususnya pada kegiatan belajar mengajar
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Belum semua
sekolah
mengalami
 Program sertifikasi yang
perkembangan
diterapkan telah memberikan
khususnya dalam
perkembangan pedidikan di
proses
sekolah-sekolah khususnya
pembelajaran
dalam proses pembelajaran
karena program
sertifikasi
Terealisasi sesuai
 Program sertifikasi melindungi
standar
profesi guru dari praktik
layanan pendidikan yang tidak
=
kompeten yang merusak citra
profesi guru sendiri
Terealisasi sesuai
 Program sertifikasi melindungi
standar
masyarakat dari praktik
pendidikan yang tidak
berkualitas dan professional
=
yang akan menghambat upaya
peningkatan kualitas
pendidikan khususnya pada
kegiatan belajar dan mengajar
Terealisasi
 Program sertifikasi menjaga
lembaga penyelenggara
pendidikan dari keinginan
+
internal dan eksternal yang
potensial dapat menyimpang
dari ketentuan yang berlaku
6. ASPEK
Keberlanjutan
INDIKATOR
Keberlanjutan program sertifikasi guru dalam peningkatan mutu
pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
 Program sertifikasi mudah
65

dievaluasi sehingga dapat
diketahui manfaatnya

dalam melakukan
evaluasi terhadap
program sertifikais
Perlu
peningkatkan
dalam
pelaksanaan
program sertifikasi

 Program sertifikasi guru yang
telah dilaksanakan sudah
sesuai dengan peraturan
pemerintah dan undangundang terkait program
sertifikasi guru
Terealisasi
 Program sertifikasi guru telah
dijalankan dan diterima
+
dengan baik oleh tenaga
pendidik maupun pihak lain
yang terlibat
Teralisasi sesuai
 Program sertifikasi guru
standar
menjadi penjamin terhadap
meningkatnya mutu
=
pendidikan khususnya pada
proses pelaksanaan
pembelajaran
7. ASPEK
Prospek
INDIKATOR
Prospek program sertifikasi guru dalam peningkatan mutu
pendidikan
RUMUSAN ITEM
GAP
KONDISI RIIL
Perlu peningkatan
 Secara sistematis program
sertifikasi memberikan hasil
yang sepadan dengan
anggaran yang dikeluarkan
oleh pemerintah dalam
meningkatkan mutu
pendidikan
Belum ada sanksi
 Sanksi terhadap kelalaian
tegas untuk
dalam pelaksanaan program
mengatasi pihaksertifikasi telah dijalankan
pihak yang lalai
sehingga dapat memperbaiki
kekurangan yang timbul dari
pelaksanaan program
sertifikasi
Terealisasi sesuai
 Program sertifikasi
standar
=
menciptakan kondisi yang
kompetitif bagi guru untuk
66

mengembangkan
kemampuannya dalam
pembelajaran
 Program sertifikasi guru telah
dibenahi secara berkala
melalui evaluasi sehingga
dapat meningkatkan mutu
pendidikan
 Meningkatnya kemampuan
guru dan profesionalisme guru
karena program sertifikasi
telah membuat mutu
pendidikan turut meningkat

Perlu peningkatan

Perlu peningkatan

-

Dari paparan analisis gap di atas dapat diketahui
adanya kesenjangan antar kondisi riil program sertifikasi
dan standar program sertifikasi. Berdasarkan tabel 4.1
dapat diketahui bahwa secara keseluruhan dari ketujuh
aspek yang tertuang dalam kuesioner menunjukkan
adanya kesenjangan. Pada aspek 1 kesenjangannya
mencapai

78%,

pada

aspek

ke

dua

yakni

aspek

kelayakana terjadi kesenjangan 90%, selanjutnya pada
aspek

kepatutan

kesenjangan

pada

kesenjangannya
aspek

akurasi

sebesar

85

mencapai

%,
75%,

kesenjangan juga terlihat pada aspek dampak yakni
mencapai 65%, selanjutnya pada aspek keberlanjutan
kesenjangannya sebesar 80% dan pada aspek prospek
kesenjangannya
menunjukkan

mencapai
bahwa

hasil

85%.

Hal

pelaksanaan

tersebut
program

sertifikasi yang di Kabupaten Wonosobo menunjukkan
adanya

kesenjangan,

dengan

demikian

dapat

disimpulkan bahwa program sertifikasi di Kabupaten
belum sepenuhnya sesuai dengan standar dari juknis
dan undang-undang tentang program sertifikasi, serta

67

tujuan dari pelaksanaan program sertifikasi belum
tercapai.
4.2.3 Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Program

Sertifikasi Guru di Kabupaten Wonosobo
Berdasarkan hasil studi dokumentasi dan analisis
data dari kuesioner dapat diketahui bahwa pelaksanaan
program sertifikasi pada Kabupaten Wonosobo telah
berjalan dengan baik, namun hasil yang ditunjukkan
belum mencapai standar dan tujuan dari program
sertifikasi yakni untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis kuesioner
yang menunjukkan adanya kesenjangan di setiap aspek
yang dikaji. Memperhatikan hal tersebut, maka dapat
diketahui

bahwa

meskipun

pelaksanaan

program

sertifikasi di Kabupaten Wonosobo tergolong berhasil,
namun hasil dari pelaksanaan program sertifikasi masih
belum

mencapai

pemerintah.

tujuan

Kondisi

yang

tersebut

ditetapkan

terjadi

dari

dikarenakan

beberapa faktor, diantaranya kurangnya pemahaman
guru mengenai hakikat sertifikasi dan tujuan dari
program sertifikasi itu sendiri. Guru yang tersertifikasi
diwajibkan memiliki kualifikasi akamedik yang baik.
Kebijakan

sertifikasi

guru

dalam

jabatan

menurut

peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 18 tahun
2007

adalah

guru

yang

telah

memiliki

kualifikasi

akademik sarjana (S1) atau diploma empat (DIV). Hal ini
menjadi penghambat dalam pelaksanaan sertifikasi guru
dalam jabatan, karena di daerah masih ada guru yang
belum sarjana, sehingga berakibat pada kurangnya
pemahaman mengenai program sertifikasi yang tujuan
68

utamanya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan
dalam aspek pelaksanaan proses pembelajaran bukan
pemberian tunjangan semata.
Memperhatikan

pernyataan

tersebut,

pada

kenyataannya pelaksanaan program sertifikasi guru di
Kabupaten Wonosobo masih mengalami kendala. Pada
dasarnya faktor yang mempengaruhi program sertifikasi
diantaranya

yakni

kompetensi

guru.

Guru

yang

dinyatakan profesional dan ditandai dengan sertifikat
pendidik secara otomatis akan memperoleh tunjangan.
Namun,

kondisi

sertifikasi

riil

belum

profesionalitas
meningkatkan
Menurut

menunjukkan

diwajibkan

sepenuhnya

guru,

sehingga

mutu

Usman

pendidikan

(2005:

mampu

bahwa

5)

guru

menguasai

program

meningkatkan
tujuan

untuk

belum
yang

tercapai.
profesional

pendidikan

dan

pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan dengan
pembinaan dan pengembangan melalui masa pendidikan
tertentu atau melalui pendidikan prajabatan, dengan
profesionalitas

tersebut

guru

berhak

memperoleh

sertifikasi. Sejalan dengan pendapat tersebut, Kurniawan
(2011: 261) memaparkan bahwa sertifikasi guru menjadi
landasan untuk menjamin profesionalitas guru dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional yakni untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Pelaksanaan sertifikasi
guru diharapkan mampu dijadikan solusi yang berkaitan
dengan pencapaian standar guru yang berkualitas dan
professional. Namun pada kenyataanya, melalui hasil
analisis gap, diketahui adanya kesenjangan terhadap
profesionalitas

guru

menunjukkan

bahwa

pasca

sertifikasi.

profesionalitas

Hal

guru

ini
pasca
69

sertifikasi

belum

terlihat,

sehingga

tujuan

untuk

meningkatkan mutu pendidikan belum tercapai. Faktor
lainnya yang mempengaruhi program sertifikasi guru di
Kabupaten Wonosobo dintaranya kualifikasi akademik
yang dimiliki guru. Pelaksanaan program sertifikasi
berdasar pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang disahkan tanggal
30 Desember 2005. Pada Pasal 8 menyatakan bahwa
guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki

kemampuan

untuk

mewujudkan

tujuan

pendidikan nasional. Pasal lainnya adalah Pasal 11, ayat
(1) menyebutkan bahwa sertifikat pendidik seperti halnya
pada

Pasal

8

diberikan

kepada

guru

yang

telah

memenuhi persyaratan. Melalui hasil analisis kuesioner,
guru

yang

sudah

kompetensinya

sertifikasi

dalam

tidak

memperlihatkan

melaksanakan

kewajibannya.

Melalui gap analysis menunjukkan adanya kesenjangan
pada kualifikasi akademik yang baik pasca sertifikasi,
hal ini menunjukkan bahwa kondisi riil guru pasca
sertifikasi belum tentu memiliki kualifikasi yang baik.
Faktor lainnya yang turut berpengaruh pada program
sertifikasi guru adalah belum terealisasinya alat evaluasi
langsung

terhadap

guru

pasca

sertifiaksi

untuk

mengukur profesionalitas guru yang tersertifikasi serta
sanksi yang tegas terhadap kelalaian yang timbul. Pada
kenyataanya program sertifikasi yang dijalankan selama
ini belum memiliki alat untuk melakukan evaluasi serta
sanki, sehingga guru hanya berupaya untuk mengejar
sertifikasi. Tidak adanya alat evaluasi serta sanki yang
tegas
70

dalam

program

sertifikasi

ini

turut

menjadi

masalah yang nantinya harus ditangani oleh pemerintah,
sehingga apa yang menjadi tujuan dasar terbentuknya
program sertifikasi dapat tercapai.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
di lapangan melalui penyebaran kuesioner serta studi
dokumentasi yang berfokus pada proses pelaksanaan
program sertifikasi, hasil pelaksanaan program sertifikasi
dan

faktor-faktor

sertifikasi,

maka

yang

mempengaruhi

disampaikan

analisis

program

pembahasan

sebagai berikut:
4.3.1 Proses

Pelaksanaan

Program

Sertifikasi

di

Kabupaten Wonosobo
Proses

pelaksanaan

program

sertifikasi

pada

Kabupaten Wonosobo telah dilaksanakan sesuai dengan
pedoman pelaksanaan program sertifikasi guru. Pada
kabupaten Wonosobo, pelasanaan program sertifikasi
guru sudah berjalan dari tahun 2007 hingga sekarang.
Adapun perkembangan pelaksanaan program sertifikasi
guru di Kabupaten Wonosobo mengikuti perkembangan
yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan tertuang
dalam pedoman penetapan peserta sertifikasi guru yang
mengalami perkembangan tiap tahunnya. Pada saat ini,
pelaksanaan program sertifikasi di Kabupaten Wonosobo
menerapkan mekanisme PLPG dan portofolio dengan
beberapa

ketentuan

sesuai

dengan

pedoman

pelaksanaan program sertifikasi.
Pada mekanisme PLPG, peserta wajib mengikuti uji
kompetensi

awal.

Pada

pelaksanaannya,

PLPG

ditentukan oleh Rayon LPTK yang tertuang dalam
71

Rambu-Rambu Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru. Kemudian PLPG diakhiri dengan uji
kompetensi.

Peserta

yang

dinyatakan

lulus

uji

kompetensi berhak mendapat sertifikat pendidik dan
peserta yang tidak lulus diberi kesempatan mengikuti
satu kali ujian ulang. Apabila peserta tersebut lulus
dalam ujian ulang, berhak mendapat sertifikat pendidik
dan apabila tidak lulus mengikuti pembinaan dari dinas
pendidikan kabupaten/kota atau mengembangkan diri
secara

mandiri

untuk

mempersiapkan

diri

untuk

menjadi peserta sertifikasi tahun berikutnya.
Mekanisme

portofolio,

penyusunan

portofolio

mengacu pada ketentuan yang tertuang dalam Pedoman
Penyusunan Portofolio. Setelah itu Portofolio yang telah
disusun diserahkan kepada LPMP setempat melalui
dinas pendidikan kabupaten/kota untuk dikirim ke LPTK
sesuai program studi. Jika hasil penilaian portofolio dari
peserta sertifikasi guru dapat mencapai batas minimal
kelulusan (passing grade), maka selanjutnya portofolio
yang telah disusun diverifikasi, jika lulus verivikasi maka
guru berhak mendapat sertifikat. Namun bila hasil
penilaian

portofolio

peserta

sertifikasi

guru

tidak

mencapai passing grade, maka guru wajib mengikuti uji
kompetensi

awal

dan

bila

dinyatakan

lulus,

guru

tersebut dapat menjadi peserta sertifikasi pola PLPG dan
apabila tidak lulus mengikuti pembinaan dari dinas
pendidikan kabupaten/kota atau mengembangkan diri
secara

mandiri

untuk

mempersiapkan

menjadi peserta sertifikasi tahun berikutnya.

72

diri

untuk

4.3.2 Hasil Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru
Kabupaten Wonosobo
Hasil pelaksanaan program sertifikasi guru pada
Kabupaten Wonosobo setelah dilakukan dengan analysis
gap menunjukkan adanya kesenjangan. Hal ini terlihat
pada hasil analisis kuesioner yang tersaji dalam tabel
4.1. Pada hasil analisis kuesioner menunjukkan bahwa
lebih

dari

70%

butir

item

menunjukkan

adanya

kesengjangan. Kesenjangan dapat dilihat pada aspek
kegunaan yakni pada item kegunaan program sertifikasi
pada penyaringan tenaga profesional, kegunaan program
sertifikasi sebagai pengontrol kinerja guru dalam proses
pembelajaran,

kegunaan

program

sertifikasi

dalam

meningkatkan mutu pendidikan, serta peningkatkan
kinerja

dan

kompetensi

guru

pasca

sertifikasi.

Selanjutnya pada aspek kelayakan, kesenjangan terjadi
disemua butir item baik pada kepraktisan, kelayakan
dan

keefektifan

meningkatkan

program

sertifikasi

profesionalitas

guru

guru

dalam

dan

mutu

pendidikan. Aspek kepatutan, kesenjangan terjadi pada
transparansi program sertifikasi dan dampak positif dari
program sertifikasi yakni meningkatnya profesionalitas
guru dan mutu pendidikan. Pada aspek ke empat yakni
aspek akurasi, kesenjangan terlihat pada butir item
transparansi
keakuratan
meningkatkan

pelaksanaan
hasil
mutu

program

program

sertifikasi,

sertifikasi

pendidikan,

dan

dalam

pengawasan

terhadap mutu pendidikan. Selanjutnya, kesenjangan
juga

terjadi

perkembangan

pada
bagi

aspek

dampak

yakni

sekolah-sekolah

pada
karena

pencanangan program sertifikasi. Aspek keberlanjutan
73

menunjukkan

adanya

kesenjangan

pada

item

terlaksananya evaluasi terhadap program sertifikasi guna
menngetahui manfaat, serta pada pelaksanaan program
sertifikasi yang beracuan pada standar. Pada aspek
prospek, kesenjangan terlihat pada kesesuaian anggaran
yang

dikeluarkan

dengan

hasil

dari

pelaksanaan

program sertifikasi, sanksi terhadap guru yang lalai akan
tugasnya dalam proses pembelajaran pasca sertifikasi,
pembenahan program sertifikasi secara berkala, serta
pada

peningkatan

profesionalisme

guru

dan

mutu

pendidikan pasca sertifikasi. Adanya kesenjangan pada
item tersebut menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan
program sertifikasi dari kondisi riil belum sesuai dengan
standar yang ditetapkann. Hal tersebut, terlihat dari
capaian gap analysis yang menunjukkan hasil negatif (-),
hasil tersebut menunjukkan bahwa apa yang menjadi
harapan belum tercapai karena hasil program sertifikasi
pada Kabupaten Wonosobo masih berada di bawah
standar, dengan demikian pada aspek yang memperoleh
analisis negatif (-) perlu dikaji dan dikembangkan lagi,
sedangkan pada hasil analisis dengan kriteria sama (=)
dan

positif

telah

menunjukkan

tidak

adanya

kesenjangan. Hal ini berarti pada aspek dengan capaian
sama (=) dan positif (+) telah sesuai dengan standar yang
diberlakukan, dengan demikian pada aspek tersebut
dapat dijadikan acuan untuk perkembangan yang lebih
baik.
4.3.3 Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Program

Sertifikasi
Setelah dilakukan analisis kesenjangan terhadap
kuesioner dan studi dokumentasi maka dapat diketahui
74

bahwa pelaksanaan program sertifikasi di Kabupaten
Wonosobo telah berjalan dengan baik, namun hasil dari
program

sertifikasi

di

Kabupaten

Wonosobo

belum

sepenuhnya sesuai, hal ini terbukti dengan adanya
kesenjangan sebesar lebih dari 70% dikeseluruhan aspek
yang dikaji. Hasil tersebut membuktikan bahwa hasil
yang belum tercapai menunjukkan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan program sertifikasi guru.
Setelah
terhadap

dilakukan

studi

kesenjangan

dokumentasi

terhadap

dan

program

analisis

sertifikasi,

maka dapat diketahui adanya beberap faktor yang
mempengaruhi
tersebut

program

diantarnya

yakni

sertifikasi.

Faktor-faktor

kompetensi

guru

dalam

mengajar pasca sertifikasi yang diharapkan meningkat
namun pada kondisi riil belum sepenuhnya guru mampu
memenuhi kewajiban tersebut. Menurut Moran (2009:
45) Guru yang profesional adalah guru yang dalam
persepsi rekan sejawatnya mampu bekerja secara serius,
menampilkan komitmen yang tinggi dan melampaui
harapan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para
siswa. Sehingga dapat menjadi contoh bagi rekan-rekan
sejawatnya dalam mengajar. Namun pada kondisi riil,
setelah dilakukan gap analysis menunjukkan adanya gap
terhadap

kinerja

guru

yang

lebih

baik

dibanding

rekannya dalam proses pembelajaran pasca sertifikasi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa, masih banyak guru
yang belum mampu menunjukkan kinerja yang baik
dalam proses pembelajaran pasca sertifikasi dibanding
rekan sejawatnya yang belum tersertifikasi. Hal ini tentu
menjadi faktor penghambat tercapainya tujuan dari

75

pelaksanaan

program

sertifikasi,

yakni

untuk

meningkatkan mutu pendidikan.
Profesionalitas guru pasca sertifikasi juga belum
terlihat,

hanya

sebagian

guru

yang

menunjukkan

profesionalistanya, hal ini terbukti dengan adanya gap
pada profesionalitas guru pasca sertifikasi. Hilferty
(2008: 161–173) menyatakan bahwa,

profesionalitas

ditunjukkan melalui kualitas kerja, dengan merujuk
pada karakter pada kerja profesional yang berdasar pada
standar petunjuk pelaksanaan. Mencermati hal tersebut,
maka dapat diketahui dari hasil analysis gap bahwa
adanya

kesenjangan

pada

profesionalitas

guru

menunjukkan belum terciptanya karakter kerja yang
profesional yang sesuai dengan standar pelaksanaan
proses pembelajaran.
Hasil penelitian di Amerika, menyebutkan guru
yang profesional dituntut memiliki lima hal yang menjadi
indikator: (1) Guru mempunyai komitmen pada siswa
dan proses belajarnya; (2) Guru menguasai secara
mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya
serta

cara

mengajarnya

kepada

siswa;

(3)

Guru

bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui
berbagai

cara

evaluasi;

(4)

Guru

mampu

berfikir

sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar
dari pengalamannya; (5) Guru seyogyanya merupakan
bagian

dari

profesinya
Sejalan

masyarakat

(Vandevoort,

dengan

hal

belajar
Beardsley,

tersebut,

dalam

lingkungan

Berliner,

berdasarkan

2004).
PP

No.

74/2008 tentang profesionalitas guru yang memuat
persyaratan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, di
Indonesia ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh
76

guru

profesional,

diantaranya

adalah

kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
dan

kompetensi

profesional.

Kompetensi

profesional

sebagaimana di maksud pada ayat (2) merupakan
kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang
ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya
yang

diampunya

penguasaan:

a)

yang
materi

sekurangkurangnya
pelajaran

secara

meliputi
luas

dan

mendalam sesuai dengan standar isi program satuan
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu. b) konsep dan metode
disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang
secara

konseptual

menaungi

atau

koheren

dengan

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
Mencermati hal tersebut, maka dengan mengkaji
aspek prospek pada kuesioner menunjukkan adanya gap
pada

meningkatnnya

profesionalitas

guru

pasca

sertifikasi. Hal ini berarti belum tercapainya standar
profesionalisme pada guru pasca sertifikasi. Selain itu,
faktor lainnya yang turut berpengaruh pada program
sertifikasi guru adalah tidak adanya evaluasi langsung
terhadap guru pasca sertifikasi, menjadikan guru hanya
mengejar tunjangan dari program sertifikasi tanpa harus
memenuhi

kewajiban

profesionalitas

dalam

yakni
mengajar

meningkatkan
guna

membantu

meningkatnya mutu pendidikan. Faktor lainnya yang
turut mempengaruhi program sertifikasi yakni tidak
adanya

sanksi

terhadap

guru

yang

lalai

dalam

melaksanakan kewajibannya dalam proses pembelajaran
pasca sertifikasi.
77

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4