PENGEMBANGAN PROTOTIPE PEM BANGKIT LISRIK

Kode
: 773
Rumpun Ilmu : Pendidikan Fisika

PENGEMBANGAN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISRIK
TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI
KOTA LUBUKLINGGAU

USULAN
PENELITIAN DOSEN
Oleh:
Ketua : Tri Ariani, M.Pd. Si (NIDN: 0228118901)
Anggota : 1)Wahyu Arini, M.Pd.Si (NIDN: 0202129001)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
( STKIP PGRI ) LUBUKLINGGAU
JULI TAHUN 2018

i


HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN

Judul Penelitian

: Pengembangan Prototife Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) sebagai Energi Alternatif di
Kota Lubuklinggau
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 773/ Pndidikan Fisika
Ketua Peneliti
Nama Lengkap
: Tri Ariani, M.Pd.Si
NIDN
: 0228118901
Jabatan Fungsional
: Asisten Ahli
Program Studi
: Pendidikan Fisika
Nomor HP
: 085217522225

Alamat Email
: [email protected]
Anggota Peneliti
Nama Lengkap
: Wahyu Arini, M.Pd.Si
NIDN
: 0202129001
Perguruan Tinggi
: STKIP PGRI Lubuklinggau
Penelitian Semester
: Ganjil 2018/2019
Biaya Penelitian
: Diusulkan ke PT Rp.7.400.000,Dana institusi lain Rp.Menyetujui,
Ketua STKIP PGRI Lubuklinggau,

Lubuklinggau,
Ketua Peneliti,

Juli 2018


Dr. Rudi Erwandi, M.Pd
NIDK. 8859460019

Tri Ariani, M.Pd.Si
NIDN.0228118901

Mengetahui
Kepala LP4MK,

Viktor Pandra, M.Pd
NIDN. 0220058503

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................


ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................

iii

RINGKASAN ...........................................................................................................

iv

BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................

1

1.1. Latar Belakang Masalah ..........................................................................

3

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................


4

1.3. Tujuan Penelitian .....................................................................................

4

1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................

4

1.5. Rencana Target Capaian ..........................................................................

4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................

5

2.1. Sejarah Solar Cell ....................................................................................


5

2.2. Prinsip Kerja Solar Cell ..........................................................................

6

2.3. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya .........................................

9

2.4 Performansi dari Modul Surya .................................................................

13

2.5 Daya ........................................................................................................

14

BAB 3. METODE PENELITIAN ............................................................................


15

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................

15

3.2. Alat dan Bahan ........................................................................................

15

3.3. Alur Penelitian ........................................................................................

15

3.4 Teknik Pengumpulan Data .....................................................................

16

3.5. Teknik Analisis Data ...............................................................................


17

BAB 4. BIAYA dan JADWAL PENELITIAN ........................................................

18

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

19

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................

20

iii

RINGKASAN
Energi matahari dapat dimanfaatkan dengan bantuan peralatan lain, yaitu
dengan merubah radiasi matahari kebentuk lain. Ada dua macam cara merubah radiasi

matahari ke dalam energi lain, yaitu melalui solar cell(panel surya) dan collector.
Energi surya adalah salah satu sumber energi yang ramah lingkungan dan sangat
menjanjikan pada masa yang akan datang, karena tidak ada polusi yang dihasilkan
selama proses konversi energi, dan juga sumber energinya banyak tersedia di alam.
Pemanfaatan energi matahari yang digunakan dalam penelitian ini dalam
menggunakan panel surya yang dikenal dengan pembangkit listrik tenaga surya. Panel
surya bekerja mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya
matahari terdiri atas foton atau partikel energi surya yang dikonversi menjadi energi
listrik. Energi yang diserap oleh sel surya diserahkan pada elektron sel surya untuk
dikonversi menjadi energi listrik. Panel Surya adalah alat yang terdiri dari sel
surya,inverter, controler,dan baterai yang mengubah cahaya menjadi listrik. Panel
surya menghasilkan arus listrik searah atau DC. Untuk menggunakan berbagai alat
rumah tangga yang berarus bolak-balik atau AC dibutuhkan inverter (alat pengubah
arus DC ke AC). Penel surya pada umumnya Memiliki ketebalan minimum 0,3 mm,
yang terbuat dari irisan bahan semikonduktor dengan kutub positif dan kutub negatif.
Prinsip dasar pembuatan panel surya adalah memanfaatkan efek fotovoltaik, yaitu
suatu efek yang dapat mengubah langsung cahaya matahari menjadi energi listrik.
Dalam penelitian ini akan dikembangkan desain dan dianalisis hasil rancangan sistem
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 50 WP yang akan
dimanfaatkan sebagai penerang lampu jalan. Mengingat masih banyaknya daerah di

Kota Lubuklinggau yang belum terpasang lampu jalan, terutama di daerah
perumahan-perumahan. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan ketidaknyamanan
masyarakat yang keluar saat malam hari. Dengan tujuan penelitian untuk menghitung
karakteristik pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan menggunakan panel
surya 50 WP dan menghitung daya maksimal yang dihasilkan oleh pembangkit listrik
tenaga surya yang dihasilkan. Sehingga dapat dianalisis unjuk kerja dari desain sistem
pembangkit listrik tenaga surya untuk kapasitas 50 WP

iv

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi dan modernisasi saat ini, setiap aspek kehidupan manusia
memerlukan sarana-sarana penunjang baik dalam lingkunga rumah tangga,
masyarakat, dibidang industri maupun diperkantoran. Setiap sarana tersebut
membutuhkan energi untuk dapat bekerja dengan baik. Dalam pemanfaatan energi
tersebut diperlukan kebijakan dan pengaturan secara terencana yang dikenal dengan
konservasi energi. Konservasi energi merupakan usaha yang dilakukan dengan cara
mengefisienkan penggunaan energi yang disertai dengan usaha membuat teknologi

baru dalam memanfaatkan sumber energi yang tidak habis (terbarui) seperti energi
matahari, angin, air, dan panas bumi. Untuk jangka panjang, konservasi energi dapat
menggunakan energi sedemikian rupa sehingga dapat menekan energi seminimal
mungkin. Sedangkan untuk jangka pendek, konservasi energi dapat dilakukan melalui
langkah-langkah penghematan energi maupun penggunaan energi alternatif misalnya
panas matahari (Susilowati, 2013).
Kebutuhan energi akhir- akhir ini sangatlah besar dikarenakan pesatnya
perkembangan teknologi disemua bidang. Dengan kebutuhan energi yang begitu
banyak bahan bakar fosil dan gas bumi tidak mampu mencukupi semua kebutuhan,
maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut dimanfaatkan energi terbarukan yaitu
energi yang tidak akan ada habisnya. Memasuki abad 21,persediaan minyak dan gas
bumi semakin menipis. Sementara kebutuhan akan energi semakin meningkat,
utamanya di negara-negara industri akan meningkat sampai 70% antara tahun 2000
sampai dengan 2030. Pada tahun 2015, kebutuhan energi listrik akan mencapai 19,520 trilyun kWh. Namun sumber energi primer (minyak dan gas bumi) hanya mampu
menyumbang 12,4 Trilyun Kwh saja, sesuatu

hal yang memprihatinkan dan

mengkhawatirkan mengingat minyak dan gas bumi yang selama ini kita andalkan
suatu saat nanti akan habis, di Indonesia diperkirakan dalam waktu 18 tahun lagi akan
habis.Status persediaan minyak dunia diperkirakan akan habis 23 tahun kedepan, gas
akan habis 62 tahun ke depan, sedangkan batu bara 146 tahun ke depan tidak akan
tersedia lagi (Hasan,2012).
.
1

Di Indonesia yang terletak di daerah tropis ini sebenarnya memiliki suatu
keuntungan cukup besar yaitu menerima sinar matahari yang berkesinambungan
sepanjang tahun. Matahari akan bersinar sepanjang tahun, meskipun pada musim
hujan intensitasnya berkurang. Kondisi iklim ini menyebabkan matahari dapat
menjadi alternatif sumber energi masa depan di Indonesia. Sayangnya energi tersebut
kelihatannya dibiarkan terbuang percuma untuk keperluan alamiah saja (Hasan, 2012).
Selain itu energi matahari dapat dimanfaatkan dengan bantuan peralatan lain, yaitu
dengan merubah radiasi matahari kebentuk lain. Indonesia terletak di garis
khatulistiwa, sehingga mempunyai sumber energi surya yang berlimpah dengan
intensitas radiasi matahari rata-rata sekitar 4,8 kWh/m2 per hari di seluruh wilayahnya
(Ilyas dan Ishak, 2017).
Untuk mengatasi krisis energi yang sedang melanda Negara kita sangat
penting dilakukan upaya-upaya eksplorasi untuk membangkitkan energi listrik. Untuk
menghasilkan energi listrik yang besar dengan biaya yang ekonomis serta ramah
lingkungan kita bisa memanfaatkan energi matahari. Energi matahari dapat
dimanfaatkan dengan bantuan peralatan lain, yaitu dengan merubah radiasi matahari
kebentuk lain. Ada dua macam cara merubah radiasi matahari ke dalam energi lain,
yaitu melalui solar cell(panel surya) dan collector (Karmiathi, 2012). Tidak diragukan
lagi bahwa energi surya adalah salah satu sumber energi yang ramah lingkungan dan
sangat menjanjikan pada masa yang akan datang, karena tidak ada polusi yang
dihasilkan selama proses konversi energi, dan juga sumber energinya banyak tersedia
di alam (Rahayuningtyas, dkk, 2014).
Pemanfaatan energi matahari yang digunakan dalam penelitian ini dalam
menggunakan panel surya yang dikenal dengan pembangkit listrik tenaga surya. Panel
surya bekerja mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya
matahari terdiri atas foton atau partikel energi surya yang dikonversi menjadi energi
listrik. Energi yang diserap oleh sel surya diserahkan pada elektron sel surya untuk
dikonversi menjadi energi listrik. Panel Surya adalah alat yang terdiri dari sel
surya,inverter, controler,dan baterai yang mengubah cahaya menjadi listrik. Panel
surya menghasilkan arus listrik searah atau DC. Untuk menggunakan berbagai alat
rumah tangga yang berarus bolak-balik atau AC dibutuhkan inverter (alat pengubah
arus DC ke AC). Penel surya pada umumnya Memiliki ketebalan minimum 0,3 mm,

2

yang terbuat dari irisan bahan semikonduktor dengan kutub positif dan kutub negatif
(Subandi dan Hani, 2015). Prinsip dasar pembuatan panel surya adalah memanfaatkan
efek fotovoltaik, yaitu suatu efek yang dapat mengubah langsung cahaya matahari
menjadi energi listrik. Apabila sebuah logam dikenai suatu cahaya dalam bentuk foton
dengan frekwensi tertentu, maka energi kinetik dari foton aka menembak ke atomatom

logam tersebut. Atom logam yang iradiasi akan melepaskan elektron-

elektronnya. Elektron-elektron bebas inilah yang mengalirkan arus dengan jumlah
tertentu.
Jika panel surya dikembangkan di Lubuklinggau maka akan mendatangkan
keuntungan yang sangat besar,diantaranya sumber energi tersedia sepanjang tahun dan
gratis, bebas polusi udara, tidak bising, tidak memerlukan sistem transmisi yang rumit,
tidak menyebabkan efek pemanasan global, dapat ditempatkan di daerah terpencil,
umur pakainya panjang kurang lebih 20 tahun, aman , dan perawatannya sangat
mudah dan hampir tanpa biaya. Selain itu dapat menambah pengetahuan masyarakat
kota Lubuklinggau tentang pemanfaatan energi matahari, karena hingga saat ini belum
ditemukan masyarakat Kota Lubuklinggau yang memanfaatkan panel surya sebagai
sumber energi alternatif. Terlebih lagi dengan terus meningkatnya biaya pemakaian
listrik dari PLN, masyarakat Lubuklinggau dapat secara gratis memanfaatkan energi
matahari ini untuk kebutuhan listrik rumah tangga mereka.
Dalam penelitian ini akan dikembangkan desain dan dianalisis hasil rancangan
sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 50 WP yang akan
dimanfaatkan sebagai penerang lampu jalan. Mengingat masih banyaknya daerah di
Kota Lubuklinggau yang belum terpasang lampu jalan, terutama di daerah
perumahan-perumahan. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan ketidaknyamanan
masyarakat yang keluar saat malam hari. Dengan tujuan penelitian untuk menghitung
karakteristik pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan menggunakan panel
surya 50 WP dan menghitung daya maksimal yang dihasilkan oleh pembangkit listrik
tenaga surya yang dihasilkan. Sehingga dapat dianalisis unjuk kerja dari desain sistem
pembangkit listrik tenaga surya untuk kapasitas 50 WP.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah:

3

1.

Bagaimana tegangan, arus, dan daya maksimal yang dihasilkan pada solar panel
50 wp?

2.

Bagaimana pengaruh besar sudut pada tegangan, arus, dan daya yang dihasilkan
solar panel 50 wp?

3.

Bagaimana pengaruh intensitas matahari tiap jam nya pada tegangan, arus, dan
daya yang dihasilkan solar panel 50 wp?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1.

Mengetahui tegangan, arus, dan daya maksimal yang dihasilkan pada solar panel
50 wp

2.

Mengetahui pengaruh besar sudut pada tegangan, arus, dan daya yang dihasilkan
solar panel 50 wp

3.

Mengetahui pengaruh intensitas matahari tiap jam nya pada tegangan, arus, dan
daya yang dihasilkan solar panel 50 wp

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Memberikan informasi tentang pentingnya pemanfaatan energi matahari
sebagai energi listrik alternatif
2.

Memberikan

masukan

pada

pihak-pihak

terkait

dalam

perencanaan

pembangunan PLTS
3. Dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari hari, khususnya untuk masyarakat
yang belum dalam jangkauan listrik dari PLN

1.5 Rencana Target Capaian
No
Jenis
Luaran (ber ISSN)1)
1
Publikasi ilmiah di jurnal nasional
2
Pemakalah dalam pertemuan ilmiah 2)
3
4
5

Indicator Capaian
Reviewed
Nasional Draft
Lokal
Buku ajar3)
Belum
Luaran lainnya jika ada (Teknologi tepat
Draft
guna, model/purwarupa/desain/karya seni/rekayasa social)4)
Tingkat kesiapan teknologi (TKT)5)
3

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Solar Cell
Tenaga listrik dari cahaya matahari pertama kali ditemukan oleh Alexandre –
Edmund Becquerel seorang ahli fisika Perancis pada tahun 1839. Temuannya ini
merupakan cikal bakal teknologi solar cell. Percobaannya dilakukan dengan menyinari
2 elektrode dengan berbagai macam cahaya. Elektrode tersebut di balut (coated)
dengan bahan yang sensitif terhadapcahaya, yaitu AgCl dan AgBr dan dilakukan pada
kotak hitam yang dikelilingi dengan campuran asam. Dalam percobaanya ternyata
tenaga listrik meningkat manakala intensitascahaya meningkat. Selanjutnya penelitian
dari Bacquerel dilanjutkan oleh peneliti-peneliti lain. Tahun 1873 seorang insinyur
Inggris Willoughby Smith menemukan Selenium sebagai suatu elemen photo
conductivity. Kemudian tahun 1876, William Grylls dan Richard Evans Day
membuktikan bahwa Selenium menghasilkan arus listrik apabila disinari dengan
cahaya matahari.
Hasil penemuan mereka menyatakan bahwa Selenium dapat mengubah tenaga
matahari secara langsung menjadi listrik tanpa ada bagian bergerak atau panas.
Sehingga disimpulkan bahwa solar cell sangat tidak efisien dan tidak dapat digunakan
untuk menggerakkan peralatan listrik. Tahun 1894 Charles Fritts membuat Solar
Cell pertama yang sesungguhnya yaitu suatu bahan semi conductor (selenium) dibalut
dengan lapisan tipis emas. Tingkat efisiensi yang dicapai baru 1% sehingga belum
juga dapat dipakai sebagai sumber energi, namun kemudian dipakai sebagai
sensor cahaya. Tahun 1905 Albert Einstein mempublikasikan tulisannya mengenai
photoelectric effect. Tulisannya ini mengungkapkan bahwa cahaya terdiri dari paketpaket atau “quanta of energi” yang sekarang ini lazim disebut “photon.” Teorinya ini
sangat sederhana tetapi revolusioner. Kemudian tahun 1916 pendapat Einstein
mengenai photoelectric effect dibuktikan oleh percobaan Robert Andrew Millikan
seorang ahli fisika berkebangsaan Amerika dan ia mendapatkan Nobel Prize untuk
karya photoelectric effect. Tahun 1923 Albert Einstein akhirnya juga mendapatkan
Nobel Prize untuk teorinya

yang menerangkan photoelectric effect

yang

dipublikasikan 18 tahun sebelumnya.

5

Hingga tahun 1980 an efisiensi dari hasil penelitian terhadap solar cell masih
sangat rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai sumber daya listrik. Tahun
1982, Hans Tholstrup seorang Australia mengendarai mobil bertenaga surya pertama
untuk jarak 4000 km dalam waktu 20 hari dengan kecepatan maksimum 72 km/jam.
Tahun 1985 University of South Wales Australia memecahkan rekor efisiensi solar
cell mencapai 20% dibawah kondisi satu cahaya matahari. Tahun 2007 University of
Delaware berhasil menemukan solar cell technology yang efisiensinya mencapai
42.8% Hal ini merupakan rekor terbaru untuk “thin film photovoltaicsolar cell.”
Perkembangan

dalam

riset solar

cell telah

mendorong

komersialisasi

dan

produksi solar cell untuk penggunaannya sebagai sumber daya listrik (Susilowati,
2013).

2.2 Prinsip Kerja Solar Cell
Sel surya adalah dioda semikonduktor yang dapat mengubah cahaya menjadi
listrik dan merupakan komponen utama dalam sistem PLTS.

Gambar 2.1 Sel Surya sebagai Komponen Utama PLTS
Selain terdiri atas modul-modul sel surya, komponen lain dalam sistem PLTS
adalah Balance of System (BOS) berupa inverter dan kontroller. PLTS sering
dilengkapi dengan batere sebagai penyimpan daya, sehingga PLTS dapat tetap
memasok daya listrik ketika tidak ada cahaya matahari.
Pembangkitan energi listrik pada sel surya terjadi berdasarkan efek fotolistrik,
atau disebut juga efek fotovoltaik, yaitu efek yang terjadi akibat foton dengan panjang
gelombang tertentu yang jika energinya lebih besar daripada energi ambang
6

semikonduktor, maka akan diserap oleh elektron sehingga elektron berpindah dari pita
valensi (N) menuju pita konduksi (P) dan meninggalkan hole pada pita valensi,
selanjutnya dua buah muatan, yaitu pasangan elektron-hole, dibangkitkan. Aliran
elektron-hole yang terjadi apabila dihubungkan ke beban listrik melalui penghantar
akan menghasilkan arus listrik. Apakah pada kalkulator bertenaga surya atau stasiun
ruang angkasa internasional, panel surya (solar panel) yang digunakan menghasilkan
listrik menggunakan prinsip yang relatif sama. Elemen dasar panel surya adalah unsur
yang juga digunakan untuk menciptakan revolusi komputer yaitu silikon murni.
Ketika dilucuti dari semua pengotor, silikon menjadi sebuah platform netral yang ideal
untuk transmisi elektron. Atom silikon memiliki tempat untuk delapan elektron dalam
kulit terluarnya, tetapi hanya membawa empat elektron dalam keadaan alami. Ini
berarti terdapat tempat bagi empat elektron lagi. Jika salah satu atom silikon kontak
dengan atom silikon lain, masing-masing atom akan menerima empat elektron dari
atom lain. Kondisi ini akan menciptakan ikatan yang kuat, tetapi tidak ada muatan
positif atau negatif karena delapan elektron memenuhi kebutuhan atom silikon yang
berikatan. Atom silikon dapat saling terikat dalam waktu lama untuk menghasilkan
lempeng besar silikon murni yang antara lain digunakan sebagai bahan panel surya.
Dua lempeng silikon murni tidak akan menghasilkan listrik karena tidak memiliki
muatan positif atau negative (Fitryah, 2015).

Gambar 2.2 struktur panel surya
Sumber :http://solarcell.com.jpg/struktur_solar_cell
,
Panel surya dibuat dengan menggabungkan silikon dengan unsur-unsur lain
yang memiliki muatan positif atau negatif. Fosfor, misalnya, memiliki lima elektron

7

yang bisa ditawarkan ke atom lain. Jika digabungkan secara kimia, silikon dan fosfor
akan menghasilkan delapan elektron stabil dengan masih memiliki satu elektron
bebas. Elektron bebas ini tidak bisa pergi karena terikat pada atom fosfor, namun tidak
diperlukan oleh silikon. Oleh karena itu, lempeng silikon-fosfor ini lantas bermuatan
negatif.
Namun, agar listrik mengalir, muatan positif juga harus tersedia. Hal ini
dicapai dengan menggabungkan silikon dengan unsur seperti boron, yang hanya
memiliki tiga elektron untuk ditawarkan. Sebuah lempeng paduan silikon-boron masih
memiliki satu tempat tersisa untuk elektron lain. Ini berarti lempeng tersebut memiliki
muatan positif. Dua lempeng negatif dan positif diatas diletakkan berdekatan dalam
panel surya, dengan kabel konduktif menghubungkan antar panel surya.
Sinar matahari memiliki peran yang sangat penting. Sinar matahari memiliki
banyak partikel energi yang berbeda, dengan salah satunya disebut foton. Pada panel
surya, foton bertindak seperti palu. Ketika pelat negatif sel surya ditempatkan pada
sudut yang tepat terhadap matahari, foton akan membombardir atom silikon-fosfor.
Akhirnya, elektron ke-9 pada pelat silikon-fosfor menjadi bebas. Elektron bebas ini
lantas ditarik oleh pelat silikon-boron untuk mengisi satu tempat kosong yang mereka
miliki. Seiring foton memutus lebih banyak elektron, listrik lantas dihasilkan. Listrik
yang dihasilkan oleh satu sel surya mungkin tidak mengesankan, tetapi ketika banyak
panel

surya saling dihubungkan, listrik

yang dihasilkannya

cukup untuk

menghidupkan motor atau peralatan elektronik lainnya. Salah satu kendala utama
panel surya adalah hanya sejumlah kecil listrik yang bisa dihasilkan dibandingkan
dengan ukurannya.Kalkulator mungkin hanya memerlukan sel surya tunggal, tetapi
mobil bertenaga

surya akan membutuhkan beberapa ribu. Jika sudut panel surya

berubah sedikit saja, efisiensi bisa turun hingga 50 persen.
Sebenarnya, sebagian daya dari panel surya dapat disimpan dalam baterai,
tetapi biasanya tidak banyak kelebihan daya yang tersisa. Selain menyediakan foton,
sinar matahari juga memancarkan sinar ultraviolet dan gelombang inframerah yang
bisa merusak panel surya. Panel surya yang terpapar cuaca juga akan mengalami
penurunan kinerja dan bisa mempengaruhi efisiensi.

8

2.3 Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Untuk instalasi listrik tenaga surya sebagai pembangkit listrik, diperlukan komponen
sebagai berikut:
1. Panel Surya (Solar Cell)
Solar panel mengkonversikan tenaga matahari menjadi
listrik. Sel silikon (disebut juga solar cells) yang disinari
matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan
arus listrik. Sebuah solar cells menghasilkan kurang
lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12
Volt

terdiri

dari kurang lebih 36 sel

Gambar 2.3 Panel surya

(untuk

menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun)
Apa arti Solar Cell 50 WP ?
Solar cell 50 wp artinya solar cell tersebut mempunyai 50 watt peak ( pada saat
matahari terik )
Peak 1 hari di asumsikan 4,5 jam (hitungan aman adalah 4 jam)
sehingga 50 x 4,5 = 225 watt hour / day, itu kapasitas maksimal untuk pemakaian 1
hari.
2. Charge Control
Cara kerja charger controller
Pada waktu solar panel mendapatkan energy dari
cahaya matahari di siang hari, rangkaian charger
controller ini otomatis bekerja dan mengisi (charge
) battery dan menjaga tegangan battery agar tetap
Gambar 2.4 Charge Control

stabil .

Contoh.
Bila kita menggunakan battery 12V, maka rangkaian ini akan menjaga agar tegangan
charger 12 10% , tegangan charger yang di butuhkan antara 13,2 – 13,4 Volt.
dan bila sudah mencapai tegangan tersebut, rangkaian ini otomatis akan menghentikan
proses pengisian battery tersebut.Sebaliknya apabila tegangan battery turun / drop
hingga 11 Volt , maka controller akan memutus tegangan sehingga battery tidak
sampai habis. Secara keseluruhan Fungsi dari Controller ini yaitu dapat menjaga agar
battery tidak kelebihan (over charger) dan kehabisan tegangan (under charger) dengan
begitu maka umur dari battery bertambah lama.

9

3. Battery
Fungsi battery adalah sebagai tempat untuk
menyimpan daya (power storage).Untuk battery
yang digunakan sebaiknya menggunakan battery
gel atau yang selama ini kita kenal dengan istilah
battery kering.Battery gel ini adalah yang paling
Gambar 2.5 Battery

direkomendasikan untuk digunakan pada applikasi

solar system. Kelemahannya adalah harganya yang mahal.
4. Inverter / Converter (Optional)
adalah perangkat elektrik yang mengkonversikan
tegangan searah (DC - direct current) menjadi tegangan
bolak balik (AC - alternating current). Alat ini tidak
diperlukan untuk beban yang hanya membutuhkan
tegangan searah (Kamal, 2016).
Gambar 2.6 Inverter
2. 4. Jenis – jenis Solar Cell
Ditinjau dari konsep struktur kristal bahannya, terdapat tiga tipe utama sel
surya, yaitu sel surya berbahan dasar monokristalin, poli (multi) kristalin, dan amorf.
Ketiga tipe ini telah dikembangkan dengan berbagai macam variasi bahan, misalnya
silikon, CIGS, dan CdTe. Berdasarkan kronologis perkembangannya, sel surya
dibedakan menjadi sel surya generasi pertama, kedua, dan ketiga. Generasi pertama
dicirikan dengan pemanfaatan wafer silikon sebagai struktur dasar sel surya; generasi
kedua memanfaatkan teknologi deposisi bahan untuk menghasilkan lapisan tipis (thin
film) yang dapat berperilaku sebagai sel surya; dan generasi ketiga dicirikan oleh
pemanfaatan teknologi bandgap engineering untuk menghasilkan sel surya
berefisiensi tinggi dengan konsep tandem atau multiple stackes.
Kebanyakan sel surya yang diproduksi adalah sel surya generasi pertama,
yakni sekitar 90% (2008). Di masa depan, generasi kedua akan makin populer, dan
kelak akan mendapatkan pangsa pasar yang makin besar. European Photovoltaic
Industry Association (EPIA) memperkirakan pangsa pasar thin film akan mencapai
20% pada tahun 2010. Sel surya generasi ketiga hingga saat ini masih dalam tahap
10

riset dan pengembangan, belum mampu bersaing dalam skala komersial.Jenis-jenis sel
surya digolongkan berdasarkan teknologi pembuatannya. Secara garis besar sel surya
dibagi dalam tiga jenis, yaitu:
1. Monocrystalline
Jenis ini terbuat dari batangan kristal silikon murni yang diiris tipis-tipis. Kira-kira
hampir sama seperti pembuatan keripik singkong. Satu singkong diiris tipis-tipis,
untuk menghasilkan kepingan-kepingan keripik yang siap digoreng. Singkong yang
mudah diiris tipis-tipis, beda dengan kristal silikon murni yang membutuhkan
teknologi khusus untuk mengirisnya menjadi kepingan-kepingan kristal silikon
yang tipis. Dengan teknologi seperti ini, akan dihasilkan kepingan sel surya yang
identik satu sama lain dan berkinerja tinggi. Sehingga menjadi sel surya
yang paling efisien dibandingkan jenis sel surya lainnya, sekitar 15% - 20%.
Mahalnya harga kristal silikon murni dan teknologi yang digunakan, menyebabkan
mahalnya harga jenis sel surya ini dibandingkan jenis sel surya yang lain di pasaran
Kelemahannya, sel surya jenis ini jika disusun membentuk solar modul (panel
surya) akan menyisakan banyak ruangan yang kosong karena sel surya seperti ini
umumnya berbentuk segi enam atau bulat, tergantung dari bentuk batangan kristal
silikonnya, seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2.7 Monocrystalline
Keterangan gambar:
1. Batangan kristal silikon murni
2. Irisan kristal silikon yang sangat tipis
3. Sebuah sel surya monocrystalline yang sudah jadi

11

4. Sebuah panel surya monocrystalline yang berisi susunan sel surya monocrystalline.
Nampak area kosong yang tidak tertutup karena bentuk sel surya jenis ini.
2.Polycrystalline
Jenis ini terbuat dari beberapa
batang kristal silikon yang dilebur
/ dicairkan kemudian dituangkan
dalam cetakan yang berbentuk
persegi.
Gambar 2.8 Polycrystalline

Kemurnian

kristal

silikonnya tidak semurni pada sel
surya monocrystalline, karenanya sel

surya yang dihasilkan tidak identik satu sama lain dan efisiensinya lebih rendah,
sekitar 13% - 16% . Tampilannya nampak seperti ada motif pecahan kaca di
dalamnya. Bentuknya yang persegi, jika disusun membentuk panel surya, akan rapat
dan tidak akan ada ruangan kosong yang sia-sia seperti susunan pada panel surya
monocrystalline

di

atas. Proses

pembuatannya

lebih

mudah

dibanding

monocrystalline, karenanya harganya lebih murah. Jenis ini paling banyak dipakai saat
ini.
3. Thin Film Solar Cell (TFSC)
Jenis sel surya ini diproduksi dengan cara menambahkan satu atau beberapa
lapisan material sel surya yang tipis ke dalam lapisan dasar. Sel surya jenis ini sangat
tipis karenanya sangat ringan dan fleksibel.Jenis ini dikenal juga dengan nama TFPV
(Thin Film Photovoltaic).

Gambar 2.9 Thin Film Solar Cell

12

Berdasarkan

materialnya,

sel

surya

thin

film

ini

digolongkan

menjadi:

a. Amorphous Silicon (a-Si) Solar Cells.
Sel surya dengan bahan Amorphous Silicon ini, awalnya banyak diterapkan pada
kalkulator dan jam tangan. Namun seiring dengan perkembangan teknologi
pembuatannya penerapannya menjadi semakin luas. Dengan teknik produksi yang
disebut "stacking" (susun lapis), dimana beberapa lapis Amorphous Silicon ditumpuk
membentuk sel surya, akan memberikan efisiensi yang lebih baik antara 6% - 8%.
b. Cadmium Telluride (CdTe) Solar Cells.
Sel surya jenis ini mengandung bahan Cadmium Telluride yang memiliki efisiensi
lebih tinggi dari sel surya Amorphous Silicon, yaitu sekitar: 9% - 11%.
c. Copper Indium Gallium Selenide (CIGS) Solar Cells.
Dibandingkan kedua jenis sel surya thin film di atas, CIGS sel surya memiliki
efisiensi paling tinggi yaitu sekitar 10% - 12%. Selalin itu jenis ini tidak mengandung
bahan berbahaya Cadmium seperti pada sel surya CdTe. Teknologi produksi sel surya
thin film ini masih baru, masih banyak kemungkinan di masa mendatang. Ongkos
produksi yang murah serta bentuknya yang tipis, ringan dan fleksibel sehingga dapat
dilekatkan pada berbagai bentuk permukaan, seperti kaca, dinding gedung dan
genteng rumah dan bahkan tidak menutup kemungkinan kelak dapat dilekatkan pada
bahan seperti baju kaos (Fitryah,2015).
2.4 Performansi dari Modul Surya
1. Pengaruh Posisi Permukaan Sel Surya
Biasanya sel surya diletakkan dengan posisi statis menghadap matahari.
Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi
berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena matahari
bergerak membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel surya yang statis
itu tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal. Agar dapat terserap secara
maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada
permukaan sel surya. Dengan demikian sistem sel surya itu harus dilengkapi dengan
rangkaian kontroler optimal untuk mengatur arah permukaan panel surya agar selalu
menghadap matahari (Syafaruddin:7).

13

2. Pengaruh Luas Sel Surya Terhadap Daya
Luas sel surya berpengaruh terhadap daya suatu sel surya, semakin luas sel
surya semakin besar energi yang diserap. Luas sel surya tidak berpengaruh terhadap
tegangan beban nol, keran itu suatu sel surya dengan luas yang besar akan mempunyai
daya yang maksimum.
3. Pengaruh Temperatur Terhadap Daya Sel Surya
Dengan penyinaran konstan, daya sel surya berkurang sesuai dengan naiknya
temperatur. Hal tersebut sesuai dengan sifat tegangan beban nol dan berlawanan
dengan arus hubungan singkat. Tegangan beban nol akan berkurang sesuai dengan
kenaikkan temperatur yang besarnya kurang lebih 3 mV/K. Suatu sel surya dengan
tegangan 0,6 V pada T 250C akan berkurang sampai 0,45 V pada T 750C. Arus
hubungan singkat akan bertambah sesuai dengan bertambahnya temperatur yang
besarnya kurang lebih 0,1%/K. Pengurangan tegangan adalah lebih besar dari
penambahan arus yang mengakibatkan penurunan daya keseluruhan 0,44%/K
(Susilowati, 2013).
2.5 Daya
Sebelum mengetahui daya sesaat yang dihasilkan harus diketahui energi yang
diterima. Energi sel surya adalah perkalian intensitas radiasi yang diterima dengan
luasan dengan persamaan
P = Ir x A

(1)

Keterangan :
Ir = Intensitas radiasi matahari (W/m)
A

= Luas permukaan (m)

P = Daya (Watt)
Sedangkan untuk besarnya daya sesaat yaitu perkalian tegangan dan arus yang
dihasilkan oleh sel fotovoltaic dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
P = VxI
Keterangan :
I= Arus (Ampere)
V= Beda Potensial (Volt)
P = Daya (Watt)
(Giancoli, 2001).

14

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini direncanakan berlangsung dari bulan Agustus 2018 di Kompleks
perumahan Nikan 2 RT 04, Kelurahan Air Kuti Kota Lubuklinggau.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Solar panel 50 wp
2. Controller
3. Inverter
4. Baterai atau aki
5. Lampu LED
6. Gunting
7. Solder
8. Kabel merah hitam
9. Balok kayu
10. Capit buaya
11. Multimeter
12. Palu
13. Obeng

3.3 Alur Penelitian
Metode yang digunakan dalam desain analisis rangkaian dilakukan beberapa
tahapan, diantaranya: a) Penentuan panel surya yang digunakan, sehingga dalam
penggunaannya tidak terjadi kerusakan pada panel surya itu sendiri; (b). Penentuan
komponen regulator yang akan digunakan, sehingga dalam aplikasinya tidak terjadi
kesalahan penggunaan yang berakibat kurang baik atau dapat merusak panel surya
maupun peralatan listrik yang dipasang nantinya; (c). Dari segi penggunaan
komponen, juga dipertimbangkan segi ekonomis dan kondisi yang ada dipasaran,
sehingga dalam pencarian komponen tidak mengalami kesulitan.; (d). Dari segi

15

estetika, desain alat agar dapat dibuat sedemikian rupa sehingga rapi, menarik dan
aman dalam penggunaannya; (f). Memilih komponen yang lulus kualifikasi dan sesuai
dengan kebutuhan sistem, seperti BCR dan inverter (jika terdapat beban AC).
Metodologi yang digunakan dalam desain analisis pembangkit listrik tenaga matahari
50 WP dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir (flowchart) yang sistematis
seperti Gambar 1.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Panel surya. Pengukuran yang
dilakukan bertujuan untuk mendapatkan nilai keluaran (output) tegangan, arus listrik,
dan daya listrik dari sampel alat. Pada pengukuran ini data dikumpulkan dengan
menggunakan alat multimeter untuk
mengukur tegangan. Pengukuran tegangan dan arus dilakukan setiap 30 menit sekali
dari jam 09.00 sampai 15.00 WIB selama 3 hari.

16

3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yaitu dari data hasil penelitian dibuat tabel dan grafik daya
listrik yang dihasilkan pada setiap 30 menit pada rangkaian pembangkit listrik tenaga
surya yang dihasilkan (PLTS) dengan tujuan melihat besarnya keluaran (output) daya
yang dihasilkan pada penelitian.

17

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Anggaran Biaya Penelitian
Penelitian ini membutuhkan biaya selama pelaksanaan penelitian mulai dari
pembuatan proposal hingga penulisan hasil penelitian.Biaya tersebut tercantum dalam
tabel 1 berikut.
No

Jenis Pengeluaran

Biaya yang Diusulkan (Rp)

1

Gaji dan upah

1.485.000

2

Alat dan Bahan Penelitian

3.365.000

3

Bahan Habis Pakai

4

Perjalanan

5

Lain-lain

450.000
1.500.000
600.000
7.400.000

Jumlah
B. Jadwal Pelaksanaan

Jadwal kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

No

Jenis Kegiatan

1

Proposal

2

Penyusunan Proposal

Bulan
Juni

Bulan
Juli

Bulan Bulan Bulan Bulan
Agust Septe Okto Nove
us
mber
ber
mber

Penelitian
3

Perakitan Alat

4

Pengujian alat dan
perbaikan alat

3
4
5.

Pengambilan data
Penyusunan Laporan
Penelitian
Seminar Laporan
Penelitain

18

DAFTAR PUSTAKA

Fitryah, Nur. 2015. Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Jakarta: Universitas Trisakti
Giancoli. 2001. Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Hasan, H., (2012), Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Pulau Saugi,
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan, Vol 10, No 2
Ilyas, Sani & Idhak Kasim. 2017. Peningkatan efisiensi Pembangkit listrik tenaga
surya dengan reflektor parabola. JETri, Volume 14, Nomor 2, Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik Industri, Universitas Trisakti
Karmiathi, N.M., (2011), Rancang Bangun Modul Solar Cell Dengan Memanfaatkan
Komponen Fotovoltaic Kompatibel, Jurnal Logic, Vol 11.
Rahayuningtyas, A., Kuala, S.I., dan Apriyanto, F., (2014), Studi Perencanaan Sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Plts) Skala Rumah Sederhana Di Daerah
Pedesaan Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif Untuk Mendukung Program
Ramah Lingkungan Dan Energi Terbarukan, Prosiding SnaPP 2014 Sains,
Teknologi, dan Kesehatan
Subandi dan Slamet Hani. 2015. Pembangkit Listrik Energi Matahari Sebagai
Penggerak Pompa Air Dengan Menggunakan Solar Cell. Jurnal Teknologi
Technoscientia Vol. 7 No. 2, Jurusan Teknik Elektro Institut Sains &
Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Sulilowati, Rani. 2013. Perbandingan Daya Listrik Yang Dihasilkan Antara Panel
Surya Berpenjejak Menggunakan Ldr Dengan Panel Surya Diam. Thesis S2
Pendidikan IPA: Universitas Bengkulu
Syafarudin, 2010. Perbandingan unjuk kerja antara panael sel surya
dengan panel surya diam. http://www.Panelsurya.com

berpenjejak

19

LAMPIRAN- LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
Upah dan Honor
Pelaksana
Kegiatan
Ketua

Honor/Jam
(Rp)
20.000

Waktu
(Jam/Minggu)
3

15.000

3

Anggota 1

15

Honor per
Semester (Rp)
900.000

13

585.000

Sub total (Rp)

1.485.000

Minggu

Alat dan Bahan Penelitian
Material
Solar panel 50 wp
Inverter

Akumulator/bater
ai
controller

Kabel NYA
Penjepit buaya
Multimeter
Lampu
Solder
Alat Bor
Obeng
Gunting

Justifikasi
Pemakaian
Menangkap energi
dari sinar matahari
perangkat
elektrik
yang
digunakan
untuk
mengubah
arus listrik searah
(DC) menjadi arus
listrik bolak balik
(AC).
Penyimpan
energi
listrik
Mengatur catu daya
atau power supply
agar tegangan yang
dihasilkan
tetap
stabil
untuk
di
konversi
Penghubung
ke
lampu
Penghubung
ke
multimeter
Pengukur tegangan
dan arus listrik
Indikator tegangan
yang di hasilkan
Alat penelitian
Alat penelitian
Alat penelitian
Alat penelitian

1

Harga
Satuan
(Rp)
950.000

1

600.000

600.000

1

550.000

550.000

1

400.000

400.000

10 meter

15.000

150.000

20 bh

4000

80.000

1

300.000

300.000

4

40.000

160.000

1
40.000
1
100.000
1
25.000
1
10.000
Sub total (Rp)

40.000
100.000
25.000
10.000
3.365.000

Kuantitas

Harga Peralatan
Penunjang (Rp)
950.000

20

Bahan Habis Pakai
Material
Kerta HVS
Jilid
Tinta printer
Log book

Justifikasi
Pemakaian

4 rim

Harga
Satuan
(Rp)
40.000

10 bh
3 kotak

5000
50.000

50.000
150.000

2 bh

45.000

90.000

Sub total (Rp)

450.000

Kuantitas

Cetak proposal dan
hasil
Proposal dan Hasil
Cetak proposal dan
hasil
Mendokumentasikan
kegiatan selama
penelitian

Biaya per
Semester (Rp)
160.000

Perjalanan
No
1

2

3

Kota/Tempat Tujuan

Volume

Transport pelaksanaan
penelitian untuk
peneliti
Konsumsi selama
melaksanakan
penelitian
Biaya pengiriman alat

2x20

Biaya satuan
(Rp)
10.000

2x20

20.000

800.000

300.000
Jumlah Biaya

300.000
1.500.000

1

Biaya (Rp)
400.000

Lain-lain
No
1
2
3
6

Uraian Kegiatan
Biaya dokumentasi
Komunikasi
(Telepon/HP)
Penelusuran pustaka
(internet)
Pelaporan

1 paket
1 Paket

Biaya
Satuan (Rp)
150.000
100.000

1 paket

100.000

100.000

1 paket

250.000
Jumlah Biaya

250.000
600.000

Volume

Biaya (Rp)
150.000
100.000

21

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No Nama/ NIDN

Instansi Asal

Bidang
Ilmu

Alokasi
Waktu (Jam/
Minggu)

1

Tri Ariani
(0228118901)

STKIP PGRI
Lubuklingga
u

Pendidikan
Fisika

8

2

Wahyu Arini
(0202129001)

STKIP PGRI
Lubuklingga
u

Pendidikan
Fisika

6

Uraian Tugas

a. Penyusunan
proposal penelitian
b. Pengumpulan data
ke lokasi penelitian
yaitu
mengobeservasi
wilayah yang akan
dipasang PLTS
c. Membuat prototife
pembangkit listrik
tenaga surya
d. Pengambilan data
di lokasi penelitian
e. menganalisis data
penelitian,
penyusunan laporan
akhir penelitian
a. Membantu
penyusunan
proposal penelitian,
menganalisis data
penelitian,
penyusunan laporan
penelitian
b. Membantu
pengumpulan data
ke lokasi penelitian
c. Membantu
menganalisis data
penelitian,
penyusunan laporan
akhir penelitian

22

Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti
1. Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama Lengkap (dengan
gelar)
Jenis Kelamin
Jabatan Fungsional
NIP/NIK
NIDN
Tempat, Tanggal Lahir
Email
Nomor Telepon/HP
Alamat Kantor
Mata Kuliah yang Diampu

Tri Ariani, M.Pd.Si
Perempuan
Asisten Ahli
198911282014022002
0228118901
Pendopo, 28 November 1989
[email protected]
085273766565
Jl. Mayor Toha Taba Pingin LLG
1. Termodinamika
2. Fisika Dasar 1
3. Evaluasi Pembelajaran
4. Penelitian Pendidikan
5. Studi Analisis Penelitian Pendidikan

B. Riwayat Pendidikan
No
1
Nama Perguruan
Tinggi
2
Bidang Ilmu

S1
Universitas Bengkulu

S2
Universitas Bengkulu

Pendidikan IPA

Pendidikan IPA Konsentrasi
Fisika
2011-2013

3

Tahun Masuk2007-2011
Lulus
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No
1

2

3

Judul Penelitian

Status

Pengetahuan Guru Fisika Ketua Peneliti
tentang
Pengelolaan
Laboratorium Fisika Di
SMA
Negeri
SeKabupaten Musirawas
Pengembangan
Modul Ketua Peneliti
Fisika Berbasis Open
Ended Kelas X
Di SMA Negeri 8
Lubuklinggau
Tahun
Pelajaran 2014/2015
Penentuan
Pola-Pola Ketua Peneliti

Sumber Dana
STKIP PGRI

S3
-

Tahun
2013

Lubuklinggau

STKIP PGRI

2014

Lubuklinggau

STKIP PGRI

2015

23

Interferensi Menggunakan
Lubuklinggau
Kisi Difraksi Dengan
Medium Udara, Air Dan
Asam Cuka
4
Pengembangan Prototipe
Ketua Peneliti
STKIP PGRI
2016
Pembangkit
Listrik
Lubuklinggau
Tenaga
Mikrohidro
(PLTMH)
Pada Potensi Bendungan
Watervang
5
Analisis
Perubahan Ketua Peneliti
DIKTI
2016
Kualitas Minyak Akibat
Jenis
Minyak
Dan
Frekuensi Penggorengan
Serta Penggunaan Ekstrak
Lidah Buaya Pada Proses
Penjernihan Minyak
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No

Tahun

1

2014

2

2014

3

2015

4

2015

5

2015

6

2016

Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Workshop Penelitian Tindakan
Kelas Dan Pembelajaran
Berkarakter Se Kecamatan Jayaloka
Sosialisasi Kurikulum 2013 Dan
Pendidikan Berkarakter Pada Guru
Sekolah Dasar Se-Kecamatan
Sukakarya

Pendanaan
Sumber
Jumlah (Rp)
STKIP PGRI
3.000.000
Lubuklinggau
STKIP PGRI
Lubuklinggau

2.900.000

Pelatihan Pengolahan Nilai
Menggunakan Microsoft Excel
Dan Pemanfaatan Alat Peraga
Dalam Pembelajaran Siswa
Sekolah Dasar Se Kecamatan
Rupit

STKIP PGRI
Lubuklinggau

2.800.000

Workshop Pemanfaatan Media
Permainan Anak-Anak Sebagai
Media Pembelajaran Bagi Guru
Sd Se Kecamatan Rawas Ulu
Narasumber MGMP Fisika SMA
se Kabupaten Musi Rawas

STKIP PGRI
Lubuklinggau

2.800.000

Diknas pendidikan
Kab. Musirawas
STKIP PGRI
Lubuklinggau

2.800.000

Dengan Informasi dan Teknologi
(IT) Meningkatkan
Mutu Pendidikan dan Guru yang
Berkarakter

3.000.000

24

”Pelatihan Microsoft Office” se
Kecamatan Kikim Barat
7

2016

Narasumber MGMP Fisika SMA
se Kabupaten Musi Rawas

Diknas pendidikan
Kab. Musirawas
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah
Nama Jurnal
1
Pengembangan Modul Fisika
Jurnal Perspektif
Berbasis Open Ended Kelas X di
Pendidikan
SMA Negeri 8 Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2014/2015
2
Perbedaan Hasil Belajar Fisika
Jurnal Riset dan Kajian
Siswa antara Model Pembelajaran Pendidikan Fisika
Problem Based Learning
(JRKPF)
(PBL)dengan Model
pembelajaranPrediction,
Observation, andExplanation
(POE)di Kelas X SMA Negeri 5
Lubuklinggau
3
Penentuan pola-pola interferensi
Perspektif Pendidikan
menggunakan kisi difraksi dengan
medium udara, air, dan asam cuka
F. Pemakalah Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No
1
2

Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Seminar nasional
pendidikan
Seminar Nasional
Fisika

3

Seminar Nasional
Fisika

4

Proceeding
international

Judul Artikel Ilmiah

2.800.000

Volume/Nomor/Tahun
Vol.8 No.2
ISSN:0216-9991

Vol.3 No.2 Universitas
Ahmad Dahlan
ISSN:2355-620X

Vol.9 No.1
ISSN:0216-9991

Waktu dan Tempat

Pemanfaatan Laboratorium IPA
STKIP PGRI
sebagai Sumber Belajar Fisika
Lubuklinggau
Perbandingan Hasil Belajar Fisika Universitas Negeri Jakarta
antara Model Pembelajaran Problem
Based
Learning dengan Model
Pembelajaran Inquiry Kelas X di
SMA Negeri 8 Lubuklinggau Tahun
Ajaran 2015/2016
Perbandingan Hasil Belajar Fisika
Universitas Riau
dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw dan Tipe Numbered Heads
Together (NHT) di Kelas X SMA
Negeri 9 Lubuklinggau
Relationship Between Emotional
Universitas Negeri Jakarta
Intelligence With The Achievement

25

seminar on
electronic and
mobile learning

Of Physics Class X MA AlMuhajirin Tugumulyo Lessons Year
2014/2015

G. Karya Buku Dalam 5 Tahun Terakhir
No

Judul Buku

Tahun

Jumlah Halaman

Penerbit

Jenis

Nomor P/ID

1
H. Perolehan HKI Dalam 5-10 Tahun Terakhir
No

Judul/Tema HKI

Tahun

1
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5-10
Tahun Terakhir
No

Judul/Tema Rekayasa Sosial

Tahun

Lainnya Yang Telah Diterapkan

Tempat

Respon Masyarakat

Penerapan

1
J. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir
No

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi Penghargaan

Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Penelitian di STKIP PGRI Lubuklinggau.
Lubuklinggau, 5 Juli 2017
Pengusul,

Tri Ariani, M.Pd.Si
NIDN.0228118901

26

2. Biodata Anggota Tim Peneliti
A. Identitas Diri
a. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin
3 Jabatan Fungsional
4 NIP/NIK
5 NIDN
6 Tempat, Tanggal Lahir
7 E-mail
8 Nomor Telepon/HP
9 Alamat Kantor
10 Nomor Telepon/Faks
11 Lulusan yang telah dihasilkan
12 Nomor Telepon/Faks
13 Mata Kuliah yang Diampu

Wahyu Arini, M.Pd Si
Perempuan
Tenaga Pengajar
0202129001
Lubuklinggau, 02 Desember 1990
[email protected]
081274099187
Jl. Mayor Toha Taba Pingin LLG
0733-451432
S-1 = 3 Orang; S-2 = - Orang; S-3 = Orang
1. Alat-alat Ukur
2. Media Pembelajaran Fisika
3. Fisika Dasar 1
4. Fisika Dasar II
5. Praktikum Fisika Dasar II
6. Sejarah Perkembangan Fisika
7. Gelombang dan Optik

b. Riwayat Pendidikan
No
S1
S2
S3
STKIP-PGRI
Lubuklinggau
Universitas
Bengkulu
1
Nama
Perguruan
Tinggi
Pendidikan IPA
2
Bidang Ilmu
Pendidikan Fisika
2008-2012
2013-2015
3
Tahun
Masuk-Lulus
4
Judul Skripsi Pengaruh
Model Konversi Sampah Plastik
dan Tesis
Pembelajaran The Power Menjadi Bahan Bakar dan
Of Two Terhadap Hasil Implementasinya
Pada
Beljar Fisika Siswa Kelas Pembelajaran Fisika Di
X SMA Muhammadiyah SMA
Xaverius
Kota
1 Kota Lubuklinggau
Lubuklingghau
1. Dr. M. Farid, M.S
5
Nama
1. Akhmad Budi
2.
Dr.Lutfi Firdaus,M.T
Pembimbing
Mulyanto, M.Pd
3. Dr. Rosane Medriati, M. Pd
2. Linda Kurniawati,
M.Pd
c. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No Tahun
Judul Penelitian
Sumber Jumlah (Rp)
1
2012 Pengaruh Model Pembelajaran The Pribadi 3.000.000
Power Of Two Terhadap Hasil Beljar
Fisika Siswa Kelas X SMA

27

Muhammadiyah 1 Kota Lubuklinggau
Konversi Sampah Plastik Menjadi Pribadi 12.000.000
Bahan Bakar dan Implementasinya
Pada Pembelajaran Fisika Di SMA
Xaverius Kota Lubuklingghau
d. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
Judul Pengabdian Kepada
No Tahun
Masyarakat
Sumber
Jumlah (Rp)
1
2016
Seminar dan Pelatihan
STKIP-PGRI Rp.6000.000,Penyususnan Proposal PTK, LLG
serta Penulisan Karya
Ilmisah bagi Guru di
Kec.Singkut Kab.
Sarolangun, Jambi
e. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah
Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1
Konversi
Sampah
Plastik
Seri II Tahun 2015
Menjadi Bahan Bakar dan Prosiding
ISBN 987-602-73991Seminar
Implementasinya
Pada
0-5
Pembelajaran Fisika Di SMA Nasional dan ISBN 987-602-73991Lomba media 2-9
Xaverius Kota Lubuklingghau
Pembelajaran
“Pemanfaata
n dan Inovasi
Sumber
Belajar dalam
Meningkatka
n Kualitas
Pembelajaran

2

2015

2

Pengaruh Model Pembelajaran
The Power Of Two Terhadap
Hasil Beljar Fisika Siswa Kelas
X SMA Muhammadiyah 1
Kota Lubuklinggau

Prosiding
ISBN: 978-979-792Seminar
691-5
Nasional
Fisika
Universitas
Riau”Fisika
Untuk
Kejayaan
Anak Negeri”

f. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan
Judul Artikel
Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar
Ilmiah
1
Prosiding Seminar Nasional
Konversi
Lubuklinggau, 21dan Lomba media
Sampah Plastik 22 November 2016
Pembelajaran “Pemanfaatan
Menjadi Bahan

28

dan Inovasi Sumber Belajar
dalam Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran”

2

Prosiding Seminar Nasional
Fisika Universitas Riau”Fisika
Untuk Kejayaan Anak Negeri”

Bakar
dan
Implementasinya
Pada
Pembelajaran
Fisika Di SMA
Xaverius Kota
Lubuklingghau
Pengaruh Model
Pembelajaran
The Power Of
Two Terhadap
Hasil
Beljar
Fisika
Siswa
Kelas X SMA
Muhammadiyah
1
Kota
Lubuklinggau

Pekanbaru, 10
oktober 2016

g. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku
Tahun
Jumlah Halaman
Penerbit
1
h. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
No Judul/Tema HKI
Tahun
Jenis
Nomor P/ID
1
i. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5-10
Tahun Terakhir
No Judul/Tema Rekayasa
Tahun
Tempat
Respon
Sosial Lainnya Yang
Penerapan
Masyarakat
Telah Diterapkan
1
j. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau Institusi
lainnya)
No Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Tahun
Penghargaan
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan penelitian di STKIP PGRI Lubuklinggau
Lubuklinggau, 5 Juli 2018
Pengusul,

29

EKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP PGRI) LUB