BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pemimpin Dan Disiplin Kerja ( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pemimpin Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Asuransi Ajb Bumi Putera 1912 Wilayah Medan )

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

  Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Didalam berinteraksi tersebut kita memerlukan komunikasi sebagai sarana pencapaian tujuan. Di dalam kehidupan manusia harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau organisasi untuk saling berinteraksi. Tidak bisa dipungkiri setiap manusia memerlukan organisasi. Maka manusia membutuhkan komunikasi sebagai alat untuk berinteraksi dengan orang lain, Tanpa adanya komunikasi maka ide, pikiran, dan perasaan tidak dapat disalurkan kepada orang lain.

  Komunikasi yang terjadi di dalam organisasi atau perusahaan dikenal dengan komunikasi organisasi. Adapun menurut Scott dan T.R. Mitchell fungsi komunikasi dalam organisasi yaitu: 1. Kendali, 2. Motivasi, 3. Pengungkapan emosional, 4. Informasi, sedangkan menurut Thayer ada lima yaitu: untuk memberikan informasi, membujuk, memerintah, memberi instruksi, dan mengintegrasikan organisasi, kemudian menurut Greenbaumn mengemukakan bahwa fungsinya adalah untuk mengatur, untuk melakukan pembaruan, integrasi, memberikan informasi dan instruksi ( Dalam Lubis, 2008).

  Selanjutnya fungsi komunikasi dalam organisasi adalah: 1. Fungsi informatif dimana organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi, 2. Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu, mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberi instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana mestinya. 3. Fungsi persuasif, dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Pada kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. Selanjutnya, 4. Fungsi integratif setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik

  

  Kemudian organisasi itu umumnya membahas tentang struktur organisasi, fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya komunikasi. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang orang yang saling bekerjasama dengan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mencapai tujuan yang direncanakan ( Nasyaroeka, 2011). Adapun ciri-ciri organisasi yaitu: adanya komponen, adanya kerja sama, adanya tujuan, adanya sasaran, adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati, adanya pendelegesan wewenang dan koordinasi tugas-tugas, adanya komunikasi antar suatu anggota dengan yang lain. Organisasi juga mempunyai beberapa fungsi di antaranya: Memenuhi kebutuhan pokok organisasi dalam rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut, Mengembangkan tugas dan tanggung jawab ini berarti bahwa organisasi harus hidup sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh organisasi maupun standar masyarakat di mana pun organisasi itu berada, Memproduksi barang atau orang, Mempengaruhi dan dipengaruhi orang (Muhammad, 2009: 23-32). Selanjutnya di dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinterksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan. Adapun tipe-tipe Organisasi yaitu: Garis Organisasi Garis adalah tipe organisasi yang tertua dan paling sederhana. Dalam organisasi garis, tugas-tugas perencanaan, pengendalian dan pengawasan berada satu tangan garis kewenangan (line authority) langsung dari pimpinan kepada bawahan. Kemudian Organisasi Garis dan Staf Tipe organisasi garis dan staf pada umumnya digunakan untuk organisasi yang besar. Daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson. Kemudian tipe organisasi Fungsional pada umumnya yang dimaksud dengan organisasi fungsional adalah yang disusun berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi yang harus dilaksanakan.

  Di samping itu perusahaan atau organisasi harus mempunyai keunggulan bersaing yang dapat diciptakan melalui pengelolaan sumber daya manusia yang berkualitas di dalam perusahaan. Inovasi, produktivitas yang tinggi, daya saing, dan kemampuan laba hanya dapat dicapai oleh organisasi yang berpengetahuan yang baik, yang didukung oleh para pekerja yang berkompeten baik pula. Sebagai contoh perusahaan atau organisasi yang berhasil adalah perusahaan asuransi jiwa Prudential yang merupakan perusahaan terbaik ditahun 2013 dan sekaligus perusahaan terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini di dirikan pada tahun 1995. Di dalam perusahaan asuransi ini pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan perusahaan, di mana konsep kepemimpinan di asuransi Prudential ini seorang pemimpin yang mempunyai disiplin kerja yang tinggi, pemimpin juga mengarahkan bawahannya agar bekerja secara maksimal dan pemimpin juga menuntut para karyawan tanggap akan kebutuhan perusahaannya. Di mana setiap tujuan yang berhasil dicapai pemimpin selalu memberikan (reward) atau penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi. Hal tersebut yang mendorong para karyawannya untuk bekerja dengan tepat waktu dan sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan. Perusahaan Prudential ini sampai sekarang masih berdiri kokoh tidak terlepas dari seorang pemimpin dan bawahan yang berdisiplin tinggi dan mampu bekerja sama dengan baik. Dimana Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan.

  Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal ini merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi organisasi atau perusahaan (Reza, 2010), di samping itu tidak ada perusahaan atau organisasi tanpa adanya pemimpin.

  Pemimpin merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu organisasi. Keberadaan pemimpin sangat berpengaruh pada kemajuan dan perkembangan suatu organisasi yang dipimpinnya, dilihat dari sepak terjang para pemimpin di negeri ini, tetapi kita sendiri tidak memahami fenomena dari pemimpin tersebut (Sanjaya, 2013). Maka timbul pertanyaan, mulai dari apa sesungguhnya seorang pemimpin tersebut, apa kepemimpinan itu, dan seperti apa dinamika yang terjadi didalamnya. Pemimpin adalah seseorang yang mengarahkan suatu aktivitas yang berjalan di perusahaan dan mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya perusahaan lainnya untuk mencapai tujuan. Jadi pemimpin suatu perusahaan di dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, haruslah memahami peranan dan fungsinya serta tujuan yang hendak dicapai guna memajukan perusahaan yang dipimpinnya dan jika pimpinan ingin mencapai tujuan tersebut dengan efesien dan efektif, maka pimpinan harus dapat bekerja sama dan mengkoordinir bawahannya dengan baik (Wiri, 2010).

  Selain itu, pemimpin juga harus berani mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi organisasi dan pemimpin juga dituntut agar selalu dapat menjalankan tugas ataupun kewajibannya dengan baik. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari kerja sama yang baik antara karyawan di perusahaan tersebut. Jika pimpinan ingin mencapai tujuannya dengan efektif, maka harus bekerja sama dengan bawahannya. Pentingnya pemimpin dalam suatu perusahaan atau organisasi tidak terlepas dari kemampuan sumber daya manusia itu sendiri. Seorang pemimpin harus memperhatikan dan mengawasi karyawan agar dapat bekerja dengan disiplin tanpa bersifat otoriter (Sulastri, 2004). Adapun tipe-tipe seorang pemimpin adalah: Tipe deserter sifatnya bermoral rendah, tidak memiliki rasa keterlibatan, tanpa pengabdian, tanpa loyalitas dan ketaatan, sukar diramalkan. Tipe birokrats sifatnya

  

correct, kaku, patuh pada peraturan dan norma-norma, ia adalah manusia organisasi yang

  tepat, cermat, berdisiplin, dan keras. Tipe misionaris sifatnya terbuka, penolong, lembut hati, ramah-tamah. Tipe developer sifatnya kreatif, dinamis, inovatif, memberikan atau melimpahkan wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan pada bawahan. Tipe otokrat sifatnya keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala, sombong, bandel, Benevolent autocrat sifatnya lancar, tertib, ahli dalam mengorganisir, besar rasa keterlibatan diri. Tipe compromiser sifatnya selalu mengikuti angin tanpa pendirian, tidak mempunyai keputusan, berpandangan pendek dan sempit, Tipe eksekutif sifatnya bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi yang baik, berpandangan jauh, tekun ( Dalam Kartono, 2005: 35).

  Kemudian Pemimpin yang bersifat otoriter akan memberikan pengaruh negatif pada kinerja karyawan bahkan dapat menyebabkan karyawan merasa tertekan dan frustasi. Seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi perilaku karyawannya. Pemimpin juga harus mengenal sifat individual dari masing- masing karyawannya dan memiliki kemampuan untuk membangkitkan kekuatan emosional maupun rasional para karyawannya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus memberikan motivasi, inspirasi, dan memiliki bimbingan pengarahan dan pengawasan, memperoleh saran, memudahkan karyawan baru untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dan menanamkan rasa disiplin kepada para karyawannya. Bakat ataupun kemampuan yang dimiliki oleh para pemimpin tersebut tidak hanya berguna dalam melaksanakan pekerjaan dibidangnya, tetapi juga dalam meningkatkan efesiensi

  Pemimpin yang baik dan memahami bawahan dengan baik akan berdampak pada disiplin kerja bawahan yang baik pula. Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi organisasi karena kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama di dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Satu faktor pendukung bagi keberhasilan perusahaan atau organisasi mencapai tujuan, di samping kepemimpin memerlukan disiplin kerja karyawan sehingga hasil yang diperoleh lebih memuaskan.

  Disiplin kerja adalah kebijakan dan peraturan perusahaan yang memenuhi standar kerja dan memiliki bentuk pada perilaku yang baik. Ada beberapa indikator yang mempengaruhi disiplin kerja seseorang karyawan antara lain: ketepatan waktu, berpakaian sesuai ketentuan, serta peraturan tentang keamanan dan kesehatan (Dharma, 2003: 386). Kemudian Disiplin kerja adalah sesuatu alat yang digunakan oleh para pimpinan dalam berkomunikasi dengan karyawannya agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku menurut Rivai (2009: 825).

  Sementara menurut Hasibuan (2007: 193), Disiplin kerja adalah kesadaran atau kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku, intinya adalah tindakan seorang pemimpin untuk mendorong anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Kemudian dapat disimpulkan, disiplin kerja adalah suatu tolak ukur bagi perusahaan untuk mengetahui sumber daya manusia dalam suatu perusahaan tersebut, yang secara keseluruhan telah dilaksanakan dengan baik. Disiplin adalah pelatihan, khususnya pelatihan pikiran dan sikap untuk menghasilkan pengendalian diri, kebiasaan-kebiasaan untuk menaati peraturan yang berlaku. Displin kerja merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur serta menunjukkan tingkat kesungguhan kinerja dalam sebuah organisasi, tindakan disiplin menuntut adanya hukuman terhadap karyawan yang gagal memenuhi standar yang ditentukan. Oleh karena itu, tindakan disiplin kerja tidak diterapkan secara sembarangan, melainkan memerlukan bijak dari pelaksananya, yaitu pekerja dan pemimpin dalam suatu perusahaan (Tarigan, 2001).

  Ukuran disiplin kerja bagi karyawan menurut (Simanjuntak, 1998) dapat ditentukan melalui indikator- indikator berikut: b.

  Ketepatan jadwal masuk dan pulang kerja c. Ketaatan karyawan terhadap peraturan yang telah ditentukan d.

  Menaati peraturan prosedur kerja yang telah ditentukan e. Melaksanakan segala tugas dan kewajiban yang telah ditentukan ( Purwoko, 2011).

  Berhasil atau tidaknya perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuan selain bergantung pada kepemimpinan dan gaya kepemimpinan juga bergantung pada sumber daya manusianya, yang ditunjukkan pada tingkat kedisiplinan kerja, sebab kemampuan yang dimiliki tenaga kerja atau karyawan tanpa ditunjang dengan kedisiplinan kerja yang tinggi, maka tugas atau pekerjaan yang akan dilaksanakan tidak akan mencapai hasil yang maksimal, bahkan mungkin akan mengalami kegagalan yang dapat merugikan organisasi atau perusahaan.

  Kemudian berdasarkan penelitian terdahulu Sinta Febriana Tarigan (2010) yang berjudul “ Pengaruh kepemimpinan terhadap peningkatan disiplin kerja karyawan pada PT.

  

Telekomunikasi Tbk Indonesia Medan” bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

  pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan terhadap disiplin kerja karyawan pada PT Telekomunikasi Tbk Medan sebesar 35,3%. Artinya semakin ada pengaruh yang baik antara kepemimpinan maka disiplin kerja karyawan juga semakin tinggi.

  Maka berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti“ Pengaruh Pemimpin terhadap Disiplin Kerja karyawan di Perusahaan Asuransi AJB Bumi Putera 1912 Wilayah Medan. Karena belum pernah dilakukan penelitian di Perusahaan Asuransi AJB Bumi Putera 1912 Wilayah Medan tentang Pengaruh Pemimpin terhadap Disiplin Kerja Karyawan Perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut : “ Sejauhmana Pengaruh Pemimpin terhadap Disiplin Kerja Karyawan Asuransi AJB Bumi Putera 1912 Wilayah Medan? ”

  1.3. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1.

  Untuk mengetahui tipe dan karakter Pemimpin di Perusahaan Asuransi AJB Bumi Putera 1912 Wilayah Medan 2. Untuk mengetahui Disiplin kerja para karyawan di Perusahaan Asuransi AJB Bumi

  Putera 1912 Wilayah Medan 3. Untuk mengetahui Apakah Pemimpin berpengaruh terhadap Disiplin Kerja para Karyawan Asuransi AJB Bumi Putera Wilayah Medan.

  1.4. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1.

  Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengetahuan dalam bidang komunikasi sebagai bahan referensi, bahan penelitian, dan sumber bacaan bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan para mahasiswa tentang pengaruh pemimpin dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada para karyawan perusahaan bahwa disiplin kerja karyawan diperlukan oleh perusahaan.

Dokumen yang terkait

Pemimpin Dan Disiplin Kerja ( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pemimpin Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Asuransi Ajb Bumi Putera 1912 Wilayah Medan )

0 37 57

Pengaruh Semangat Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan

36 136 107

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Disiplin Kerja dan Pemberian Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Penjualan di PT Alfa Scorpii Medan

0 2 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Antara Budaya Kerja Dan Disiplin Kerja Dengan Kepuasan Kerja Pada Karyawan Bagian Umum Pemerintah Kota Tegal

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

0 1 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Primkopkar “Manunggal” Damatex- Timatex Salatiga

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompetensi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

0 3 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Kepemimpinan dan Sanksi Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI), Persero, Tbk Cabang Sisingamangaraja Medan

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengaruh Efektivitas Pemimpin Terhadap Kinerja Karyawan di PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan

0 0 11

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Kerangka Teori - Pemimpin Dan Disiplin Kerja ( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pemimpin Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Asuransi Ajb Bumi Putera 1912 Wilayah Medan )

0 0 28