BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1.1 Pengertian Kanker Payudara - Profil Penderita Kanker Payudara Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Payudara
2.1.1 Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara adalah tumor ganas yang dimulai pada sel-sel payudara.
Sebuah tumor ganas adalah sekelompok sel-sel kanker yang dapat tumbuh menjadi
(menyerang) jaringan sekitarnya atau menyebar (metastasis) ke daerah yang jauh
dari tubuh. Penyakit ini terjadi hampir seluruhnya pada wanita, tetapi pria bisa
mendapatkannya juga (American Cancer Society, 2014). Kanker payudara
merupakan penyakit yang disebabkan oleh sel ganas (kanker) yang tumbuh pada
jaringan payudara. Sel-sel ini biasanya muncul pada saluran atau lobula
di payudara. Sel-sel kanker ini dapat menyebar di antara jaringan atau organ yang
ada dan ke bagian lainnya. Oleh Word Health Organization (WHO) penyakit ini
dimasukkan ke dalam International Classification of Disease (ICD) dengan kode
nomor 174 untuk wanita dan 175 untuk pria.

2.2. Gambaran Epidemiologi
2.2.1. Distribusi dan Frekuensi

Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif
tinggi dan cenderung meningkat yaitu 20% dari seluruh keganasan dan 99%
terjadi pada perempuan, sedangkan pada laki-laki hanya 1%, sehingga kanker
payudara masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama pada
perempuan.
Pada

pria, usia

rata-rata untuk terdiagnosis kanker payudara adalah

60 tahun dan sebagian besar kanker payudara pada laki-laki terdiagnosis pada
tahap lanjut, kemungkinan karena laki-laki tidak terlalu menyadari tentang
benjolan payudara dibandingkan wanita. Kanker payudara adalah kanker yang
paling umum pada wanita di banyak negara, termasuk negara-negara berkembang,
dengan perkiraan 999.000 kasus baru dan 375.000 kematian pada tahun 2000
(International Agency for Research on Cancer, 2014). Menurut WHO (2008) dari

6


600.000 kasus kanker payudara baru yang didiagnosis setiap tahunnya 350.000
kasus di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang
sedang berkembang. Menurut Penelitian Azamris (2006), proporsi umur tertinggi
penderita kanker payudara yang berobat di RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu
pada kelompok umur 40-44 tahun dengan proporsi 34,3%.
2.2.2. Determinan Kanker Payudara
Sehingga kini penyebab pasti kanker payudara masih belum diketahui,
namun penelitian menyebutkan beberapa faktor yang berhubungan dengan
etiologi kanker payudara
a. Umur
Bertambahnya usia merupakan salah satu faktor risiko paling kuat untuk
kanker payudara. Meskipun kanker payudara dapat terjadi pada wanita
muda,secara umum merupakan penyakit penuaan. Seorang wanita berusia
30-an risikonya kira-kira 1 dalam 250, sedangkan untuk wanita pada usia
70-annya, adalah sekitar 1 dari 30. Sebagian besar kanker payudara yang
didiagnosis adalah setelah menopause dan sekitar 75% dari kasus kanker
payudara

terjadi setelah 50 tahun (National Breast and Ovarian Cancer


Centre, 2009).
b. Riwayat keluarga
Resiko mendapat kanker payudara dibanding wanita tanpa riwayat keluarga
berlipat ganda sekiranya mempunyai salah seorang diantara ibu atau saudara
perempuan mengalami kanker payudara. Resiko relatif bertambah dengan
bilangan ahli keluarga yang menderita kanker payudara. Usia mendapat
kanker pada ibu atau saudara perempuan juga mempengaruhi resiko
terutamanya jika didiagnosa menderita pada usia muda. Resiko adalah tiga
kali ganda pada wanita dengan onset umur kurang dari 40 tahun (Jack, 2008).
c.

Faktor Genetik
Gen penentrasi tinggi yang berperan dalam terjadinya kanker payudara yaitu
BRCA1, BRCA2 dan TP53. Namun gen-gen ini hanya berperan kurang dari
10% dari semua kasus kanker payudara dalam populasi (Ford, 1995).

7

d. Faktor reproduktif
Wanita yang memiliki siklus haid lebih karena mereka mulai menstruasi pada

usia dini (sebelum usia 12) dan / atau melalui menopause pada usia kemudian
(setelah umur 55) mempunyai resiko sedikit lebih tinggi mendapat kanker
payudara. Hal ini mungkin terkait dengan eksposur seumur hidup yang lebih
tinggi kepada hormon estrogen dan progesteron (ACS, 2009).
Usia mendapat anak pertama mempunyai hubungan yang bermakna dengan
insiden kanker payudara. Wanita Nulliparous memiliki risiko yang sama
dengan yang ada pada wanita yang melahirkan pertama ketika mereka berusia
30 tahun, dengan kelahiran pertama kelahiran yang kemudian menimbulkan
risiko yang lebih tinggi (khususnya dalam waktu 5 tahun setelah melahirkan)
dan perempuan melahirkan ketika mereka masih muda memiliki risiko
rendah. Risiko relatif berkurang sekitar 3% untuk setiap tahun usia ibu
melahirkan berkurang, sehingga seorang wanita yang melahirkan pertama
ketika ia berusia 20 tahun risikonya sekitar 30% relatif lebih rendah
dibandingkan wanita yang anak pertama lahir ketika ia berusia 30 tahun
(Jack, 2008).
e.

Alkohol
Asupan alkohol yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko, berdasarkan
analisis terbaru berdasarkan 53 penelitian menunjukkan bahwa sekitar 4%

kanker payudara di negara maju mungkin dikaitkan dengan konsumsi
alkohol.

f.

Kontrasepsi
Pengunaan kontrasepsi oral pada jangka waktu terdekat sedikit meningkatkan
risiko kanker payudara, namun wanita yang telah berhenti menggunakan
kontrasepsi oral selama 10 tahun atau lebih memiliki resiko yang sama
dengan wanita yang tidak pernah menggunakan pil (ACS, 2009).

g.

Terapi Hormonal
Penggunaan hormon menopause (terapi penggantian hormon atau terapi
hormon menopause) dengan gabungan estrogen dan progestin telah
menunjukkan peningkatan risiko kanker payudara, dengan risiko yang lebih

8


tinggi dikait dengan penggunanan jangka masa panjang. Namun, peningkatan
risiko kelihatan berkurang dalam 5 tahun penghentian penggunaan hormon.
estrogen yang diresepkan untuk wanita tanpa rahim tidak terkait dengan
peningkatan risiko terkena kanker payudara (ACS, 2009).
h. Obesitas
Over weight dan obesitas, yang diukur dengan indeks massa tubuh tinggi
(BMI), meningkatkan risiko kanker payudara pasca menopause dan
merupakan salah satu dari beberapa faktor risiko untuk kanker payudara yang
mampu dimodifikasi (Cancer Research UK, 2010).
2.3. Gejala Kanker Payudara
Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi karena
awal pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui dengan mudah. Gejala
umumnya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut, karena
pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak
merasa nyeri, dan tidak mengganggu aktivitas. Tanda yang mungkin muncul pada
stadium dini adalah teraba benjolan kecil di payudara yang tidak terasa nyeri.
Gejala yang timbul saat penyakit memasuki stadium lanjut semakin banyak,
seperti:
a. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama
benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.

b. Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit (nyeri) saat
payudara ditekan karena terbentuk penebalan pada kulit payudara.
c. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah kerena terjadi
pembengkakan.
d. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil dibawah
ketiak.
e. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam dan
yang tadinya berwarna merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan.
f. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang sedang
tidak hamil. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh
walau sudah diobati.

9

h. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange) akibat dari
neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan piting kulit.
Payudara yang mengalami peau d’orange dapat dilihat pada gambar 2.5.2.
g. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati (Kristine,
2007).


Gambar 2.5.2 Peau D’orange Canadian Cancer Society.

2.4. Stadium Kanker Payudara
Menurut Canadian Cancer Society, pembagian stadium menurut Portmann
yang disesuaikan dengan aplikasi klinik yaitu:
Stadium I

: Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya,
tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya
(otot) . Besar tumor 1 - 2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar.
Kelenjar getah bening regional belum teraba. Perawatan yang
sangat sistematis diberikan tujuannya adalah agar sel kanker tidak
dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya.
Pada stadium ini, kemungkinan penyembuhan pada penderita
adalah 70%.

Stadium II

: Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5 - 5 cm, sudah
ada satu atau beberapa kelenjar getah bening aksila yang masih

bebas dengan diameter kurang dari 2 cm. Untuk mengangkat

10

sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi
dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel
kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh
penderita adalah 30 - 40 %.
Stadium III A : Tumor sudah meluas dalam payudara, besar tumor 5 - 10 cm, tapi
masih bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila
masih bebas satu sama lain. Menurut data dari Depkes, 87%
kanker payudara ditemukan pada stadium ini.
Stadium III B : Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada
edema (lebih dari sepertiga permukaan kulit payudara), ulserasi,
kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau
ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2 - 5 cm. Kanker sudah
menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit,
dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.
Stadium IV


: Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, dan III). Tapi sudah
disertai dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan
metastasis jauh. Sel-sel kanker sudah merembet menyerang
bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati, otak, kulit,
kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan yang
harus

dilakukan

adalah

pengangkatan

payudara. Tujuan

pengobatan pada stadium ini adalah palliatif bukan lagi kuratif
(menyembuhkan).

2.5. Pencegahan
Pencegahan adalah salah satu metode untuk melawan kanker payudara. Dua

metode melawan kanker payudara yang lain dengan deteksi dini dan pengobatan
yang tepat. Pencegahan yang dimaksud adalah proses panjang dan membutuhkan
perubahan gaya hidup yang lebih baik. Tujuannya adalah meminimalisir faktor
risiko yang ada seperti memperhatikan dengan baik keseimbangan diet, olah raga
yang cukup, mengurangi alkohol, menghindari stress dan cukup tidur. Skrining
payudara adalah metode untuk mendeteksi dini kanker payudara ketika masih

11

berukuran kecil dan belum menyebar ke tempat lain. Keuntungan utama dari
deteksi dini adalah chance of better survival. Selain itu, ukuran kanker yang masih
kecil pada stadium awal memungkinkan dokter ahli bedah untuk bisa
mempertahankan keutuhan payudara. Bila kanker belum menyebar, maka
kemungkinan tidak diperlukan pengobatan secara sistemik. Jika di keluarga ada
riwayat kanker payudara, maka sebaiknya Anda cek ke dokter dan pertimbangkan
untuk melakukan terapi pengurangan risiko terjadinya kanker payudara.
Disarankan juga sejak umur 20 tahun, mestinya wanita mulai rajin melakukan
pemeriksaan sendiri payudara (breast self examination). Hal ini karena penemuan
awal terhadap kanker payudara membuat angka kesakitan dan kematian akibatnya
berkurang sangat drastis (Tambunan, 1992). Menurut Pernoll, sebelum terlambat
terkena gejala tersebut, maka kita sebaiknya menerapkan beberapa langkah terkait
untuk mencegah penyakit mematikan ini. Langkah pertama, seseorang harus
memiliki berat badan yang sehat. Berat badan yang sehat ini diperoleh dengan
mengontrol asupan sehari-hari, khususnya menambah makanan yang alami seperti
sayuran dan buah-buahan dan mengurangi makanan berjenis lemak.
Untuk mengenali agar berat badan anda ideal, bisa dilihat dari lemak yang
menumpuk di pinggang anda. Lemak yang berada di pinggang, dapat memicu
level estrogen saat memasuki masa menopause. Peningkatan lemak tubuh juga
hanya akan menyebabkan bertumbuhnya senyawa dan insulin penyebab kanker
payudara.
Agar berat badan anda ideal, anda dapat melakukan aktivitas fisik
sekurang-kurangnya dua jam sehari. Atau dalam sehari, seseorang dianjurkan
untuk melakukan aktivitas fisik selama tiga puluh menit. Aktivitas fisik yang
teratur akan menyebabkan sistem imun (daya tahan tubuh) meningkat. Selain itu,
dapat mengurangi insulin dan membakar senyawa kimia di dalam lemak yang
berada ditubuh. Langkah-langkah pencegahan itu juga harus diberangi dengan
melakukan kontrol kesehatan ke dokter-dokter setempat. Disampin itu, anda juga
dituntut untuk lebih aktif di berbagai forum kesehatan yang membahas
permasalahan ini. Karena dengan cara ini anda dapat memperoleh informasi, juga
sekaligus dapat sharing (bertukar) informasi (ACOG, 2010).

12

2.6. Penatalaksanaan Medis
Penanganan dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari tipe dan
stadium yang dialami penderita. Antara pengobatan yang dianjurkan adalah:
2.6.1 Pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk menyingkirkan tumor yang terdapat pada
payudara. Disamping prosedur pengangkatan kelenjar getah bening dikawasan sekitar
juga dilaksanakan dan kemudiannya di periksa histopatologinya. Ada beberapa tipe
pembedahan yang dianjurkan antaranya:
Pembedahan breast conserving
Terdiri dari lumpektomi yaitu pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan
normal di sekitarnya dan masektomi parsial pengangkatan tumor dan jaringan normal
di sekitarnya yang lebih banyak .
Masektomi total
Pembedahan untuk mengangkat seluruh payudara prosedur ini juga dikenal
sebagai masektomi simplek.
Modified radical masectomy
Pembedahan untuk mengangkat seluruh payudara yang terkena kanker,
kelenjar getah bening di bawah lengan, lapisan atas otot-otot dada, dan kadang-kadang,
bagian dari otot dinding dada.
Masektomi radikal
Pengangkatan seluruh payudara, otot dada dan jaringan lainnya diangkat.
2.6.2 Terapi penyinaran
Merupakan proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang
masih tersisa di payudara setelah operasi. Terdiri dari dua jenis yaitu radiasi external
dan radiasi internal.
2.6.3 Kemoterapi
Ini merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair
atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Cara pemberian
kemoterapi tergantung pada stadium dan tipe yang diderita.

13

2.6.4 Terapi Hormon
Terapi hormon yang menyingkirkan hormon atau memblok kerja hormon
supaya sel kanker tidak mampu berpoliferasi lagi.
2.6.5 Targeted therapy
Jenis pengobatan yang menggunakan obat-obatan atau bahan lain untuk
mengidentifikasi dan menyerang sel kanker tertentu tanpa merugikan sel normal.
Antibodi monoklonal dan tirosin kinase inhibitor adalah antara dua jenis pengobatan
targeted therapy (National Cancer Institute, 2010).