17.LAPORAN REMBUKNAS Bid.Kes Final ke Presiden 2410171

MEMBANGUN UNTUK
KESEJAHTERAAN RAKYAT

LAPORAN REMBUK
“MEMBANGUN KESEHATAN DARI
PINGGIRAN DAN MENYEHATKAN
MASYARAKAT”

BIDANG 9:LAPORAN REMBUK

KESEHATAN
BIDANG KESEHATAN

PROLOG
Kesehatan sebagai bagian integral dari kesejahteraan, adalah tujuan akhir dari
pembangunan. Namun pada saat yang sama, ia menjadi prasyarat agar
pembangunan berjalan secara efektif. Sederhananya, ia diperlukan agar bonus
demografi, tidak menjadi bencana demografi. Ia diperlukan, agar setiap wilayah
Indonesia, termasuk wilayah perbatasan, terpencil dan kepulauan, dan juga
Papua, bukan menjadi beban, tetapi memberikan ikut berkontribusi memberikan
gambaran keceriaan bangsa Indonesia. Namun orang sering terlupa, sehingga

perjuangan mencapai 5% APBN dan 10 % untuk APBD sepertinya tidak pernah
selesai. Mengingat hal ini, pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai
suatu yang integral, dalam setiap sektor pembangunan. Paradigma penyelesaian
kesehatan tidak dapat terkotak-kotak pada suatu lembaga saja, namun harus
bersifat holistik dan menganut kerja sama multi-sektoral.

Periode pemerintahan Jokowi-JK mengusung Nawacita sebagai rencana
strategis untuk memperbaiki Indonesia secara holistik. Dalam hal ini, bidang
kesehatan sangat berkaitan dengan poin ke 5 tentang 'Meningkatkan Kualitas
Hidup Masyarakat Indonesia'. Upaya kerja sama multi-sektoral dan
sinkronisasi program dari periode sebelumnya harus menjadi salah satu
agenda dalam pembangunan kesehatan. Secara konkrit, Nawacita
diterjemahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2015-2019 (RPJMN 2015-2019) yang berisi program pembangunan kesehatan
yang dirincikan dalam perencanaan tahunan.

Kesehatan dalam RPJMN 2015-2016 terangkum dalam Program Indonesia Sehat
yang disokong oleh 3 pilar utama yaitu Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan
Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional. Dalam pilar Paradigma Sehat,
pelaksanaan harus dilaksanakan secara integratif mencakup isu lingkungan, budaya

dan ekonomi, bukan hanya berkutat fokus kesehatan, mengingat pilar Paradigma
Sehat mencakup pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan
promotif dan preventif serta pemberdayaan masyarakat. Pilar Penguatan Pelayanan
Kesehatan dilakukan dengan peningkatan akses dan pelayanan kesehatan,
pemerataan layanan, optimalisasi rujukan, dan ketersediaan obat melalui
e-Katalog. Pilar ini berimplikasi pada transformasi pendidikan tenaga kesehatan di
tengah isu Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dihentikannya moratorium, mahalnya
biaya pendidikan, masalah kualitas fakultas kedokteran, dan maldistribusi di berbagai
wilayah Indonesia. Sedangkan pilar Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada
Universal Health Coverage untuk seluruh rakyat Indonesia dengan strategi
penyiapan sarana dan prasarana, pemerataan tenaga kesehatan, kesinambungan
pendanaan serta kejelasan pembagian peran antara pemerintah dan swasta.

REMBUK NASIONAL 2017

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN

A. PANITIA REMBUK NASIONAL 2017
DEWAN PENGARAH
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

TRY SUTRISNO
SIDARTO DANUSUBROTO
PRATIKNO
PRAMONO ANUNG WIBOWO
BASUKI HADIMULJONO
BUDI KARYA SUMADI
ANDI AMRAN SULAIMAN
TETEN MASDUKI

9.
10.
11.

12.
13.
14.
15.

MUHAMAD NASIR
SRI ADININGSIH
AGUM GUMELAR
KARTINI SJAHRIR
ARIFIN PANIGORO
SETYONO JUANDI DARMONO
YUDI LATIF

PANITIA PELAKSANA
Ketua umum

: Dr. Ir. Firdaus Ali, MSc.

Ketua I


: Saleh Husin, SE. MSi.

Ketua II
Ketua III

: Dr. Donny Gahral Ardian
: Ir. Gembong Primajaya, MBA

Sekretaris I

: Ir. Anang S. Kusuwardono

Sekretaris II
Sekretaris III

: Miranti Serad Ginanjar
: Evie Casino

Bendahara I


: Garibaldi Tohir

Bendahara II

: Zulnahar Usman

Bendahara III

: Fetty Azizah

TIM REMBUK BIDANG 9 : KESEHATAN
Ketua :
Prof. Dr. Purnawan Junadi MPH Ph.D
Sekertaris :
Dr. Mariya Mubarika
Wakil Sekertaris :
Dr. Putro Setyobudyo Muhammad
Notulis :
Alfu Nikmatul Laily S.Gz


REMBUK NASIONAL 2017

Tim Pakar dan Perumus :
1. Prof. DR. Dr. Abdul Razak Thaha,MSc,Sp.GK
2. Dr. Ario Djatmiko,Sp.B-K.Onk
3. Prof Dr. Anhari Achadi, SKM. ScD.
4. Prof Budi Hidayat Msc. Ph.D
5. Prof. Dr. Hasbullah Thabrany, MPH,DT.PH
6. Prof. Dr. Ilham Oetama Marsis Sp OG
7. Prof. Dr. Irawan Yusuf, PhD
8. DR. Ridwan Thaha Msc
9. Prof. Dr. dr Bambang Supriyanto, SpA (K)
10.Prof. Dr. H. Fasli Jalal SpGK, PhD
11.Prof. Drg. Moh. Dharma Utama, PhD, Sp.Pros (K)
12.Dra.Barokah Sri Utami Apt , MM ,
13.Drs. Djoharsjah Aptk

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN

B. USULAN KEPADA PRESIDEN


1.

Program Indonesia Sehat.

Presiden segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah tentang SPM
khususnya dalam bidang kesehatan agar dapat menjadi program kerja dari
pemerintah daerah sesuai dengan UU no. 23 tahun 2014 pasal 18
2.

Pelayanan Kesehatan

Presiden segera menerbitkan PERPRES yang mengatur tentang
penggunaan cukai rokok untuk bidang kesehatan (promotif, preventif dan
kuratif) sebagaimana dilaksanakan oleh negara-negara yang meratifikasi
FCTC (Framework Convention on Tobacco Control ).
3.

Jaminan Kesehatan Nasional


Presiden segera mencabut Peraturan Presiden No. 28 tahun 2016
(tentang perubahan ketiga atas peraturan presiden nomor 12 tahun 2013
tentang jaminan kesehatan) Pasal 16D Ayat (1) dan (2) untuk
meningkatkan iuran JKN yang bersumber dari iuran peserta penerima
upah (di luar APBN ) dengan batas upah yang memungkinkan subsidi
silang lebih luas.
4.

Pendidikan Tenaga Medis/Kesehatan

Presiden memberlakukan kembali moratorium pendirian Fakultas
Kedokteran baru, dan berfokus meningkatkan kualitas Fakultas
Kedoktaran, agar terwujud lulusan tenaga Medis yang berkualitas dan
sesuai dengan kebutuhan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
merata di seluruh Nusantara .
5.

Distribusi, ketersediaan dan pemanfaatan Tenaga Medis/Kesehatan yang optimal.

Menghentikan kebijakan moratorium CPNS 2015-2019 yang dikeluarkan

Kementrian PAN-RB khususnya SDM yang berkaitan dengan kesehatan
agar tersedia tenaga gizi, sanitasi dan promosi kesehatan di seluruh
Puskesmas

REMBUK NASIONAL 2017

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN

C. REKOMENDASI REMBUK BIDANG KESEHATAN

A. PARADIGMA SEHAT
1. Peningkatan Perkembangan Program promotif dan
preventif dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kesehatan, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).


Menjadikan seluruh program lintas sektor yang menjadi
tumpuan GERMAS sebagai prioritas nasional.


2. Pendekatan keluarga dalam Program Indonesia Sehat.


Presiden segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah
tentang SPM khususnya dalam bidang kesehatan agar
dapat menjadi acuan program kerja dari pemerintah
daerah sesuai dengan UU no. 23 tahun 2014 pasal 18



Agar program promosi kesehatan dimasukkan kembali ke
dalam indikator SPM Kesehatan, agar menjadi acuan
program kerja dari pemerintah daerah

3. Penanggulangan stunting


Pemerintah mengawal serius PERPRES no 42 Tahun 2013
tentang percepatan perbaikan gizi masyarakat melalui 1000
HPK (hari Pertama kehidupan).

REMBUK NASIONAL 2017

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN

B. PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN
1. Peningkatan pelayanan kesehatan wilayah Maluku dan
Papua, dan wilayah DTPK lainnya.
• Pemerintah Pusat menangani secara langsung
pelayanan kesehatan di wilayah Maluku dan Papua,
dan wilayah DTPK lainnya dengan melalui program
afirmatif, bukan dengan mekanisme JKN.
2. Pengarusutamaan peran dan fungsi Puskesmas sebagai
garda terdepan upaya promotif dan preventif yang
didanai dari APBN dan APBD.
• Mengembalikan fungsi Puskesmas sebagai Pembina
wilayah dalam bidang kesehatan dan
memfasilitasi pemberdayaan masyarakat hidup
sehat.
• Menjalankan kembali program Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) , sehingga sekolah berfungsi sebagai
tempat pendidikan kesehatan masa depan
3. Memobilisir dana tambahan dari kenaikan cukai rokok
untuk program Kesehatan
• Presiden segera menerbitkan PERPRES yang
mengatur tentang penggunaan cukai rokok untuk
bidang kesehatan (promotif, preventif dan kuratif)
sebagaimana dilaksanakan oleh negara-negara
yang meratifikasi FCTC (Framework Convention on
Tobacco Control ).
REMBUK NASIONAL 2017

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN

4. Penyediaan dan distribusi obat yang murah & merata serta
insentif pengembangan industri obat dan alat kesehatan
seluruh indonesia di tengah isu kekosongan, keterlambatan
dan kedaluwarsa.
• Menurunkan biaya produksi kesehatan melalui
peninjauan kembali PPN dan Bea masuk Alkes dan Obat.
• Merevisi kebijakan Sistem Tender E-Katalog dari berbagai
aspek seperti leadtime waktu pengumuman vs
kebutuhan, kepastian pemenang, Rencana Kebutuhan
Obat serta tidak hanya fokus pada harga paling murah.
• Mengikutsertakan pihak swasta untuk dapat mengkases
pembelian melalui e-Katalog
5. Pelaksanaan pemerataan pelayanan kesehatan
• Memberlakukan satu nomor emergensi untuk seluruh
pelayanan emergensi publik.
• Mengelola kesehatan Masyarakat dengan
Telehealth/Telemedicine terutama pada wilayah DTPK

REMBUK NASIONAL 2017

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN

C. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
1. Meningkatkan iuran JKN terutama yang bersumber dari
iuran peserta penerima upah (di luar APBN ).
• Presiden segera mencabut Peraturan Presiden No. 28
tahun 2016 (tentang perubahan ketiga atas peraturan
presiden nomor 12 tahun 2013 tentang jaminan
kesehatan) Pasal 16D Ayat (1) dan (2) untuk
meningkatkan iuran JKN yang bersumber dari iuran
peserta penerima upah (di luar APBN ) dengan batas
upah yang memungkinkan subsidi silang lebih luas
2. Memperkuat program JKN dengan membayar fasilitas
kesehatan dengan harga layak.
• Presiden membentuk lembaga independen yang
bertugas melakukan penghitungan tarif JKN dengan
melibatkan seluruh stake-holder yang relevan .
3. Meningkatkan transparansi penyelenggaraan dan sharing
data JKN oleh BPJS kesehatan dan fasilitas kesehatan


BPJS segera memberlakukan keseluruhan sistem secara
On-Line dan terintegrasi (Pelayanan, Pembiayaan dan
Informasi). Sistem ini diberlakukan guna terwujudnya
transparansi, akuntabilitas, kemudahan dan fleksibitas
sebagaimana yang ditawarkan sistem online pada
ATM/Banking, Transportasi Online dan E-Commerce.

REMBUK NASIONAL 2017

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN

D. TRANSFORMASI PENDIDIKAN DAN
DISTRIBUSI TENAGA MEDIS/KESEHATAN
1. Transformasi pendidikan Tenaga Medis yang sejalan dengan
pembangunan kesehatan nasional , berkeadilan sosial,
menjamin kualitas lulusan dan menjamin darma-bakti
terhadap Negara


Melakukan revisi terhadap UU Pendidikan Kedokteran
sebagai upaya mewujudkan pendidikan Tenaga Medis yang
murah, merata, berkualitas dan berkeadilan

2. Pendidikan Tenaga Medis


Presiden memberlakukan kembali moratorium pendirian
Fakultas Kedokteran baru, dan berfokus meningkatkan
kualitas Fakultas Kedoktaran, agar terwujud lulusan tenaga
Medis yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan serta
meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata di seluruh
Nusantara .

3. Dukungan serius pemerintah dalam hal distribusi, ketersediaan
dan pemanfaatan Tenaga Medis/Kesehatan yang optimal.
• Memberlakukan program nusantara sehat yang dijalankan
dengan paket lengkap meliputi Dana, Tenaga , Obat, Sarana
dan Prasarana.
• Menghentikan kebijakan moratorium CPNS 2015-2019 yang
dikeluarkan Kementrian PAN-RB khususnya SDM yang
berkaitan dengan kesehatan agar tersedia tenaga gizi,
sanitasi dan promosi kesehatan.
• Pemerintah mengawal serius amanat UU no 36 th 2014
tentang Tenaga Kesehatan beserta turunannya dalam
rangka distribusi tenaga kesehatan yang merata.
REMBUK NASIONAL 2017

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN

D. BIODATA TIM REMBUK BIDANG KESEHATAN
Ketua: Prof. Dr. Purnawan Junadi MPH Ph.D
Purnawan adalah guru besar di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia dan menyelesaikan pendidikan dokternya pada
tahun di Universitas Indonesia tahun 1978. Purnawan melanjutkan
program master dan doktoralnya di University of Michigan, Ann
Arbor, US. Pernah menjabat sebagai Ketua Program Pascasarjana
UI, Ketua Program Studi Kajian Administrasi RS FKM-UI
dan Konsultan dan narasumber Kemenkes, Kemenkeu, Bappenas, UNICEF, World bank, HKI,
ADB, JIKA, WVI. Aktif terlibat dalam puluhan penelitian nasional, seperti Monitoring and
Evaluation of Social Safety Net Program in 24 Provinces (1999), Project Review of Fight TB
Program (2003), Riset Penelitian Dasar Kesehatan (2010), Riset Validasi Riskesdas (2010),
Penerapan Bantuan Operasional Kesehatan (2010), Riset Fasilitas Kesehatan (2011), Riset
Validasi Rifakses (2011), dan Riset Kesehatan Dasar (2013). Selain itu, Purnawan aktif sebagai
penulis buku seperti Operational Strategies for Nutritional Anemia Intervention in Indonesia
(1994) dan Pengantar Analisis Data (1995).

Sekretaris: Dr. Mariya Mubarika
Dokter Umum lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,
dan telah 14 tahun bekerja di Unit Gawat Darurat RS Mulya, Saat ini
aktif di Organisasi Profesi sebagai pengurus di bagian Advokasi
hubungan Legislasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Ketua
Bagian Pengabdian Masyarakat IDI Wilayah Banten, dan Pengurus Pusat PERDAWERI. Mariya
juga aktif menjadi pembicara topik Kesehatan dan Kebangsaan di berbagai media TV dan Radio.

Wakil Sekertaris: Dr. Putro Setyobudyo Muhammad
Dokter Umum lulusan Fakultas Kedokteran Tarumanagara dan CoFounder MUDA Enterprise. Saat ini aktif di beberapa Organisasi seperti
PP PERDAWERI (Sekretaris), Yayasan Peduli Kanker Serviks (Anggota
Dewan Pembina), Clination Indonesia (Anggota Tim Penasihat), Majelis
Buku Layak Baca ( Pendiri), ASET - Indonesia (Wakil Ketua). Putro
juga giat mengorganisir beberapa event nasional dan internasional seperti INTAAC I & II
(Internatioanal Anti Aging Conference) dan ISOE ( International Symposium on Emergency).

REMBUK NASIONAL 2017

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN

TIM PAKAR & PERUMUS
Prof. DR. Dr. Abdul Razak Thaha, MSc, Sp.GK
Menyelesaikan pendidikan dokternya di Universitas Hasanuddin,
Razak meneruskan program masternya di SEAMEO Topmed dan
doktornya di Universitas Indonesia di bagian Gizi Terapan dan
Kesehatan Masyarakat. Pernah menjabat sebagai Dekan FKM dan
Direktur Program Pascasarjana di Universitas Hasanuddin, saat ini
menjabat sebagai Ketua Yayasan Institut Gizi Indonesia dan Ketua
Dewan Pakar PB IDI. Secara aktif mulai melakukan penelitian sejak awal 1980-an. Razak telah
menjadi peneliti utama atau anggota peneliti untuk puluhan penelitian bekerjasama atau dibiayai
oleh: Bank Dunia, ADB, USAID, JICA, JTZ, UNICEF, AUSAID, WHO, UNESCO serta
beberapa Kementerian seperti BAPPENAS, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Kementerian Riset dan Pendidikan Tingi, Kemenetarian Pertanian.
Prof. Dr. Ilham Oetama Marsis SpOG (K)
Menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia dan Komisioner Konsil Kedokteran Indonesia, Marsis
merupakan seorang profesor di bidang obstetrik dan ginekologi
yang menamatkan pendidikan dokter spesialisnya di Universitas
Indonesia tahun 1975. Selain itu, ia telah menyelesaikan Post
Graduate Trainingnya di beberapa negara seperti Jepang, Belanda,
Korea Selatan, Budapes dan Kanada. Marsis juga menerima
bermacam penghargaan seperti Penghargaan Kehormatan dari Presiden Republik Indonesia
(Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya 20 tahun) - Keputusan Presiden Nomor
037/Tk/ 2003 dan penulis terbaik Journal Ultrasound in Medicine Award (JUM Award) 2005.
Publikasinya menyangkut 17 judul di tingkat nasional, 5 judul di tingkat internasional serta
berbagai makalah telah dipresentasikan pada 198 judul di tingkat nasional dan 27 judul di
tingkat internasional.

Prof Dr. Anhari Achadi, SKM, ScD
Anhari menyelesaikan Graduate Study dalam Public Health di
University of Hawaii pada tahun 1976, dan ScD (Doctor Science in
Public Health) di Johns Hopkins, USA, pada tahun 1991. Pernah aktif
di birokrasi pemerintahan, dengan menjadi Deputy Menteri Masalah
Kemasyarakatan pada era Presiden Ke-4, kemudian menjabat
sebagai Kepala B a d a n Perencanaan d a n Pengembangan S D M
Kesehatan dan Sosial pada Kementerian Kesehatan dan Sosial, serta menjadi Staf Ahli Menteri
Kesehatan di era Presiden ke-5. Selain mengajar dan melakukan penelitian-penelitian
terutama dalam sistem kesehatan, kebijakan dan administrasi kesehatan, manajemen rumah
sakit, dan kesehatan ibu dan anak, juga pernah menjadi konsultan di berbagai kegiatan yang
disponsori oleh lembaga Internasional maupun Pemerintah Indonesia.

REMBUK NASIONAL 2017

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN

Prof. Budi Hidayat Msc. Ph.D
Merupakan Guru Besar termuda di FKMUI yang mendapatkan gelar
Ph.D (Summa Cum Laude) ketika berusia 32 tahun dari University
of Heidelberg. Memiliki keahlian riset di bidang kebijakan
kesehatan, Budi telah menerbitkan puluhan artikel ilmiah di jurnal
internasional maupun menjadi penyaji hingga pada forum
internasional. Kini menduduki posisi sebagai ketua CHEPS (Center
for Health Economics and Policy Studies) FKM UI dan anggota
IORB (International Outcome Research Board), serta mengajar Asuransi Sosial di berbagai
negara, Pengembangan Bisnis Asuransi Kesehatan dan Aplikasi Ekonometrik Kesehatan. Budi
tercatat aktif membantu pemerintah (Bappenas, Kemkes, Kemsos, dan Kemkeu), serta BPJS
Kesehatan pada pengembangan Sistem Perlinduangan Sosial di Indonesia. Budi pernah
menduduki posisi sebagai konsultan di sejumlah lembaga donor Internasional, seperti: GTZ dan
EPOS Health Consultants/GVG/AOK (2004-2005); Bank Dunia (2006-10); AusAID (2011-13);
dan UNICEF (2015) serta mengantongi puluhan penghargaan di bidang penelitian dan hibah,
seperti: Penulis Artikel Ilmiah Jurnal Internasional Terakreditasi (Dikti 2006 dan Rektor UI
2006); Peneliti Muda Kesehatan dan Kedokteran (LIPI, 2006); Health System Research Institute
and China Medical Board Scholarship (2010) and National Institute of Health Scholarships
(2011).

Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH
Tidak hanya menamatkan pendidikan kedokteran di Universitas
Indonesia tahun 1980 dan mendapatkan gelar Master of Public
Health di University of California di Berkeley, US, Hasbullah juga
telah meninjau dan mempelajari sistem asuransi kesehatan nasional
di Amerika, Kanada, Belanda, Jerman, Jepang, Korea, Taiwan,
Filipina, dan Muangtai. Ia telah menulis banyak artikel di dalam
jurnal ilmiah maupun surat kabar atau majalah nasional tentang
pelayanan kesehatan dan asuransi kesehatan. PAMJAKI (Perhimpunan Ahli Manajemen
Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia) adalah organisai yang didirikannya tahun 1998 di
mana ia menjadi Ketua Umum PAMJAKI sampai kini. Di tahun 2002, Hasbullah bergabung
dalam Tim Sistem Jaminan Sosial Nasional yang dibentuk oleh Presiden Megawati untuk
menyusun cetak biru sistem jaminan sosial di Indonesia yang kini telah diwujudkan dalam UU
Sistem Jaminan Sosial Nasional.

REMBUK NASIONAL 2017

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN

Prof. Dr. dr Bambang Supriyanto, SpA (K)
Menjabat sebagai Ketua Konsil Kedokteran Indonesia,
Bambang juga merupakan Alumni FK UI (Pendidikan
kedokteran , Spesialis Ilmu Kesehatan Anak dan
Konsultan Pulmonologi anak) juga menyelesaikan
program doktoral sekaligus sebagai guru besar di
FKUI. Ia juga aktif dalam organisasi profesi tingkat
nasional seperti IDAI dan PERALMUNI serta tingkat dunia seperti European
Respiratory Society dan Asia Pediatric Pulmonology Society. Berbagai
penghargaan juga pernah ia terima seperti Piagam Satyalancana dari Presiden
RI dan beberapa penghargaan lain berskala nasional dan Internasional.

DR. Ridwan M. Thaha Msc
Lahir di Tual pada tahun 1958, Saat ini adalah Ketua Umum PPIAKMI. Ridwan menyelesaikan sarjananya tahun 1983 di
bidang Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin dan meneruskan program master bidang
Kesehatan Masyarakat kemudian dilanjutkan program doktor
Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia tahun 2001.
Ridwan merupakan pendidik di FKM Universitas Hasanuddin
dan pernah menjabat sebagai Wakil Dekan 1 Bidang Akademik.
Selain itu, Ridwan pernah menjabat sebagai ketua IV DPP-IAKMI, Wakil Direktur 1 AIPTKMI
Badan Litbang, dan Ketua Tim Penyusun NA Kesmas.

Prof. Dr. Irawan Yusuf, PhD
Menjabat sebagai pengajar dan dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Irawan juga merupakan alumni
kedokteran Universitas Hasanuddin dan menyelesaikan program
doktoralnya di Universitas Hiroshima, Jepang. Kegiatan
manajerial yang pernah diikuti diantaranya Health Professional
Education Quality (HPEQ) World Bank 2009, Tim Penyusun
Instrumen Akreditasi Pendidikan Profesi Dokter, dan Anggota
Dewan Riset Nasional (DRN). Irawan juga aktif berperan
sebagai peneliti dan pakar riset pada beberapa lembaga diantaranya Lembaga Biologi
Molekular Eijkman, Riset Pembinaan Iptek Kedokteran, dan Riset Kesehatan Daerah. Lebih
dari 45 judul artikel ilmiah diterbitkan di jurnal bergengsi nasional maupun internasional.

REMBUK NASIONAL 2017

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN

Dr. Ario Djatmiko,Sp.B(K) Onk
Ario menyelesaikan pendidikan dokter dan spesialis bedah (1982)
di Universitas Airlangga kemudian melanjutkan subspesialis
bedah onkologi di Department of Oncology Surgery, AZG –
Groningen. Ario merupakan staf pengajar Bedah di Universitas
Airlangga Surabaya serta merupakan anggota dari International
College of Surgeon dan ESSO ( European Society of Surgical
Oncology ). Ia juga merupakan Ketua Satgas Persiapan Tenaga
Medik Jawa Timur menghadapi MEA, Anggota Dewan Pakar PB IDI, Ketua Litbang IDI
Wilayah Jatim dan Ketua Litbang Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jatim.

Prof.drg.Moh.Dharma Utama.PhD,SpPros(K),
Ketua PPDGS Prostodonsia FKG UNHAS,
Anggota Senat Akademim UNHAS, Ketua Panitia
Nasional Uji Kompetensi Program Profesi
kedokteran gigi, Pengurus PB PDGI 2017-2020,
Pernah menjabat dekan FKG UNHAS, Ketua dan
Sekretaris Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi
Indonesia, Ketua PDGI Cabang Makassar, Ketua
1 PENWIL PDGI SULSELBAR.

Prof. dr. Fasli Jalal, PhD, SpGK
Fasli menyelesaikan program dokternya di UNAND kemudian
studi doktoralnya di Cornell University, US, di bidang Ilmu Gizi
Masyarakat Minor: Epidemiologi dan Kajian Asia Tenggara.
Beperan sebagai pendidik di Universitas Negeri Jakarta dan
Universitas Indonesia, ia juga pernah menjabat sebagai Kepala
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional,
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan
Nasional RI, dan Wakil Menteri Pendidikan Nasional,
Kementerian Pendidikan Nasional. Ia juga aktif sebagai konsultan
untuk Bank Dunia, ADB, UNICEF, UNESCO, dan DFAT
Australia.

REMBUK NASIONAL 2017

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN

Dra.Barokah Sri Utami Apt , MM ,
dengan nama panggilan Emmy adalah praktisi dan
pemerhati Kesehatan , Apoteker lulusan ITB dan magister
manajemen Undip , aktif dalam organisasi profesi dan
telah berkiprah lebih dari 25 tahun di hampir semua fungsi
di industri farnasi , posisi terakhir diberi amanah sebagai
Direktur Utama PT Phapros Tbk, RNI Group

Drs. Djoharsjah Aptk
Merupakan Sarjana Farmasi/Apoteker ITB 1971, pernah
mengikuti Top Management Courses : LAN ( Indonesia) INSEAD (Perancis) – AIM (Filipina) dan APO (Jepang) –
PREX (Jepang) – AOTS (Jepang). Pernah menjabat Direksi
BUMN (1988 – 2O07) bidang Pemasaran Keuangan dan
menjadi Dosen Farmasi Universitas Pancasila (1972 – sekarang),
ia juga pernah menjadi penasehat teknis beberapa badan
internasional, seperti WHO, UNDP, dan UNIDO. Djoharsjah
juga aktif di PP ISFI, PP GP Farmasi Indonesia, Rotary
International dan IAI

NOTULIS
Alfu Nikmatul Laily, S.Gz
Laily merupakan seorang sarjana Gizi dari Universitas
Indonesia yang telah terlibat dalam 11+ kegiatan sukarela
tentang kesehatan masyarakat, 8+ panitia seminar
kesehatan lokal maupun nasional, 10+ publikasi artikel
ilmiah serta menjadi pembicara pada 10+ acara nasional
maupun internasional. Pernah aktif dalam Berkala Ilmiah
Mahasiswa Gizi Indonesia, Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia UI, dan menjadi Peraih Medali Emas Program Kreativitas Mahasiswa kategori
Pengabdian Masyarakat oleh Kemenristek DIKTI tahun 2016. Selain menjadi Mahasiswa
Berpretasi di Bidang Keilmuan, Laily juga telah mempunyai beberapa hak cipta bidang
Kesehatan.

REMBUK NASIONAL 2017

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN

MEMBANGUN UNTUK
KESEJAHTERAAN RAKYAT

REMBUK NASIONAL 2017

TIM REMBUK BIDANG 9: KESEHATAN