Prinsip Landasan Dan Aturan Main Ekonomi

MAKALAH
PRINSIP, LANDASAN DAN ATURAN MAIN EKONOMI SHARI’AH
Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah

Dosen Pengampu:
Masruchin, M. E. I
Oleh:

Mochamad Junaidi Kholil

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM BANI FATTAH (IAI BAFA)
TAMBAKBERAS JOMBANG
TAHUN 2014

2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selama beratus-ratus tahun, sebagian penduduk dunia baik itu muslim
maupun non muslim, mengkiblatkan Ekonomi Konvensional sebagai panutan
kegiatan perekonomian mereka. Terlebih umat muslim tidak menggunakan dan
mengaplikasikan Ekonomi Islam sebagai kiblat kegiatan perekonomian mereka,
bahkan mereka pun tidak banyak mempunyai pengetahuan tentang Ekonomi
Shariah tersebut. Ekonomi Konvensional memiliki banyak kelemahan yang
merugikan rakyatnya. Dari tujuannya pun sudah merugikan rakyatnya, jauh dari
mensejahterakan. Bukannya membuat sejahtera para rakyatnya, malah membuat
“yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin” sungguh ironi sekali.
Ekonomi Shariah yang kini terasa baru hadir seperti memberi angin segar
bagi para masyarakat yang merindukan kesejahteraan. Padahal,ekonomi shariah
itu telah hadir lebih dulu, lebih lama dibanding dengan ekonomi konvensional.
Hal ini dikarenakan umat muslim yang btidak menyadari memiliki aset yang
sangat berharga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Prinsip dan Landasan Ekonomi Shari’ah itu?
2. Apa sajakah Aturan main dalam Ekonomi Shari’ah?
3. Apa perbedaan dasar Sistem Ekonomi Shari’ah dengan sistem ekonomi lain
(Ekonomi Konvensional)?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Prinsip-prinsip dan Landasan dasar Ekonomi Shari’ah.
2. Mengerti Aturan-aturan main dalam Ekonomi Shari’ah.
3. Dapat membedakan Antara Sistem Ekonomi Shari’ah dengan Ekonomi
Konvensional.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip dan Landasan Dasar Ekonomi Islam (Shari’ah)

3

1. Prinsip-prinsip dasar Ekonomi Islam :
a) Prinsip Tauhid.
Tauhid merupakan dasar pijakan ekonomi shari’ah. Karena setiap
muslim, dalam menjalankan kegiatan apapun, pijakan dan dasarnya adalah
wujud dari penghambaan kepada sang khalik.

‫ن‬
‫خل ن و‬

‫ماَ ن‬
‫س ا لللل لي نعوب دد دوو ن‬
‫ت ال و ل‬
‫ق ن‬
‫ون ن‬
‫ن نواول لن و ن‬
‫ج ل‬
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku”.1
Atas dasar itu prinsip itulah, seorang muslim dalam menjalankan
aktivitas ekonominya pun mengacu pada aspek tauhid ini, yaitu sebagai
salah satu bentuk ibadah dan penghambaan kepada Allah SWT.
Prinsip tauhid terbagi menjadi :
1) Tauhid Uluhiyyah
Adalah Semua kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia untuk
beribadah kepada Allah. Prinsip ini menegaskan bahwa Allah adalah
Tuhan pencipta, pengatur, dan pemilik jagat raya dengan segala yang ada
di dalam-Nya.
2) Tauhid Rubbubiyah
Adalah Semua kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia haruslah

bisa memberi kemaslahatan bagi manusia lain dengan cara mengesakan
Allah dalam ketuhanan2.

1 Al-Qur’an 51:56
2 Forum Ekonomi Syari’ah, “Prinsip dasar ekonomi syari’ah” dalam
http://forumekonomisyariah45.blogspot.com. (02 November 2014)

4

3) Landasan – landasan Ekonomi Islam
a) Aqidah
Adalah suatu ideologi samawi yang membentuk paradigma dasar
bahwa alam semesta ini dicipta oleh Allah Yang Maha Esa sebagai sarana
hidup bagi manusia untuk mencapai kesejahteraan spiritual dan material.
Hubungan ekonomi Islam dengan aqidah Islam tampak jelas dalam
banyak hal, seperti pandangan Islam terhadap alam semesta yang
ditundukkan (disediakan) untuk kepintingan manusia. Hubungan ekonomi
Islam dengan aqidah tersebut memungkinkan aktifitas ekonomi dalam Islam
menjadi Ibadah. Dalam sistem ekonomi Islam kedudukan manusia sebagai
makhluk Allah


yang

berfungsi

mengemban

amanat Allah

untuk

memakmurkan kehidupan di bumi dan kelak di kemudian hari akan dimintai
pertanggung jawaban atas amanat Allah tersebut. Sementara itu, sebagai
penemban amanat manusia dibekali kemampuan untuk menguasai,
mengolah, dan memanfaatkan potensi alam.

‫ون‬
‫ل نرب ب ن‬
‫ع ل‬
‫ونإ لذ ونقاَ ن‬

... ‫ة‬
‫خل لي و ن‬
‫ض ن‬
‫ف ة‬
‫جاَ ل‬
‫مل لئ لك نةلإ لننيِ ن‬
‫ك ل لل و ن‬
‫ل لفيِ الور ل‬

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat
sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi ...”.3
b) Shar’iah
Merupakan ketentuan hukum Islam yang mengatur aktivitas umat
manusia yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut
hubungan interaksi vertikal dengan Allah maupun interaksi horisontal
dengan sesama makhluk. Syariah membimbing aktivitas ekonomi, sehingga
sesuai dengan kaidah-kaidah syariah (syari'ah compliance).
c) Akhlak
Merupakan norma dan etika yang berisi nilai-nilai moral dalam

interaksi sesama manusia, manusia dengan lingkungannya dan manusia
dengan pencipta alam semesta agar hubungan tersebut menjadi harmoni dan
sinergis4.
3 Al-Qur’an 2:30
4 Idris Parakkasi, “Konsep ekonomi Islam” dalam http://konsultanekonomi.blogspot.com. (02
November 2014)

5

Al-Qur’an dan hadith Nabi Saw memberikan landasan yang terkait
akhlak atau moral dalam ekonomi sebgai berikut :
1) Islam mewajibkan kaum muslimin untuk berusaha mencari kecukupan
hidup untuk dirinya, keluarga dan mereka yang menjadi tangggung
jawabnya dengan kekuatan sendiri dan tidak menggantungkan kepada
pertolongan orang lain. Islam mengjarkan kepada manusia bahwa
makanann yang terbaik adalah dari jerih payahnya sendiri. Islam juga
menganjarkan orang yang memberi lebih baik dari pada orang yang
meminta atau menerima.
2) Islam mendorong manusia untuk memberikan jasa kepada masyarkat.
Hadith riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim dan Turmudzi mengatakan

bahwa muslim yang menanam tananman, kemudian sebagian dimakan
manusia, binatang merayap atau burung semuannya itu dipandang
sebagai Shodaqoh.
3) Hasil dari rizki yang kita peroleh harus disyukuri5.
Fiman Allah:

‫م نوا و‬
‫ن‬
‫ن ط ني نب لشش ل‬
‫وا ل‬
‫شششك ددرووال لل لهل ا ل و‬
‫مششاَنرنزقون لك د و‬
‫ت ن‬
‫ن ال ن‬
‫م و‬
‫واك دل دشش و‬
‫من د و‬
‫ييياَ ني دنهاَ ال لذ لي و ن‬
‫ن‬
‫م ا للياَه د ت نعوب دد دوو ن‬

‫ك دن وت د و‬

Artinya: Hai orang yang beriman makanlah diantara rizki yang baik
yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah
jika engkau benar – benar hanya beribadah kepada-Nya6.

B. Aturan Main Ekonomi Islam
Beberapa aturan dalam ekonomi Islam adalah sebagai berikut :
1. Segala sesuatunya adalah milik Allah, manusia diberi hak untuk
memafaatkan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini sebagai khalifah
atau pengemban amanat Allah, untuk mengambil keuntungan dan manfaat
sebanyak-banyaknya sesuai dengan kemampuannnya dari barang-barang
ciptaan Allah.

5 Mutimatul Hasanah, “Landasan aqidah, moral, dan yuridis dalam pengemabangan ekonomi
Islam” dalam http://id.scribd.com/doc/92469021/. (03 November 2014)
6 Al-Qur’an 2:172

6


2. Allah telah menetapkan batas-batas tertentu terhadap perilaku manusia
sehingga menguntungkan individu tanpa mengkorbankan individu lainnya.
3. Semua manusia tergantung pada Allah, sehingga setiap orang bertanggung
jawab atas pengemban masyarakat dan atas lenyapnya kesulitan-kesulitan
yang mereka hadapi.
4. Status kekhalifahan berlaku umum untuk setiap manusia, namun tidak
berarti selalu punya hak yang sama dalam mendapatkan keutungan.
Kesamaan hanya dalam kesempatan, dan setiap individu dapat menikmati
keuntungan itu sesuai dengan kemampunnya.
5. Individu-individu memiliki kesamaan dalam harga dirinya sebagai manusia.
Hak dan kewajiban ekonomi individu disesuaikan dengan kemampuankemampuan yang dimilikinya dan dengan peranan-peranan normatif
masing-masing dalam struktur sosial.
6. Dalam Islam, bekerja dinilai sebagai kebaikan dan kemalasan dinilai sebagai
kejahatan. Ibadah yang paling baik adalah bekerja dan pada saat yang sama
bekerja merupakan hak dan sekaligus kewajiban.
7. Kehidupan adalah proses dinamis menuju peningkatan. Allah menyukai
orang yang bila dia mengerjakan sesuatu melakukannya dengan cara yang
sangat baik.
8. Jangan membuat madharat dan jangan ada madharat.
9. Suatu kebaikan dalam peringkat kecil secara jelas dirumuskan. Setiap

muslim dihimbau oleh etika (akhlak) Islam untuk bergerak melampaui
peringkat minim dalam beramal shaleh7.

7 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan eksklusif ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007), 129.

7

C. Perbedaan Ekonomi Islam dengan ekonomi lain (Konvensional)
Perbedaan Ekonomi Islam dengan ekonomi Konvensional8 adalah :
Materi
Pengertian

Ekonomi Islam
Ekonomi

Ekonomi Konvensional
yang Teori ekonomi yang

berdasarkan

pada mempunyai

keutuhan.

Esensi dengan

kaitannya
“kebebasan”

sistem ini bertolak dari bergerak menuju pasar
Allah, bertujuan untuk bebas
Allah,

dan

dan ekonomi

memanfaatkan

berpaham

sarana perdagangan bebas dalam

yang tak lepas dari era
shari’at Allah.

globlisasi

yang

bertujuan menghilangkan
kebijakan

Tujuan

sistem

ekonoi

proteksionisme
1. Mencapai falah di 1. Semata-mata kekayaan
dunia dan akhirat.
2. Mencapai
kesejahteraan

duniawi
2. Mencapai
dan

kesejahteraan individu

Sumber Utama

keadilan bagi rakyat.
Al-Qur’an dan Sunnah

Kepemilikan

Nabi
yang bersifat positivistic
Sumber kekayaan yang Setiap pribadi dibebaskan
kita

miliki

adalah untuk memiliki semua

titipan dari Allah SWT
Pengambilan Keuntungan Bagi Hasil

Berdasarkan pada hal-hal

kekayaan

yang

diperolehnya
Bunga

(dalam bentuk)

8

Ahmad Adib, “Perbedaan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional” dalam
http://www.academia.edu/5396356/ (03 November 2014)

8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip-prinsip dasar Ekonomi Islam :
1. Prinsip Tauhid.
Merupakan dasar pijakan ekonomi shari’ah. Karena setiap muslim, dalam
menjalankan kegiatan apapun, pijakan dan dasarnya adalah wujud dari
penghambaan kepada sang khalik.
Prinsip tauhid terbagi menjadi :
a) Tauhid Uluhiyyah (Semua kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia untuk
beribadah kepada Allah. Prinsip ini menegaskan bahwa Allah adalah Tuhan
pencipta, pengatur, dan pemilik jagat raya dengan segala yang ada di dalamNya).
b) Tauhid Rubbubiyah (Semua kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia
haruslah bisa memberi kemaslahatan bagi manusia lain dengan cara
mengesakan Allah dalam ketuhanan).
Landasan-landasan Ekonomi Islam
1. Aqidah (Suatu ideologi samawi yang membentuk paradigma dasar bahwa alam
semesta ini dicipta oleh Allah Yang Maha Esa sebagai sarana hidup bagi
manusia untuk mencapai kesejahteraan spiritual dan material).
2. Shari’ah (Ketentuan hukum Islam yang mengatur aktivitas umat manusia yang
berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi
vertikal dengan Allah maupun interaksi horisontal dengan sesama makhluk).
3. Akhlak (Norma dan etika yang berisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesama
manusia, manusia dengan lingkungannya dan manusia dengan pencipta alam
semesta agar hubungan tersebut menjadi harmoni dan sinergis).
Beberapa aturan main Ekonomi Islam adalah sebagai berikut :
1. Segala sesuatunya adalah milik Allah.

9

2. Allah menetapkan batas-batas tertentu terhadap perilaku manusia sehingga
menguntungkan individu tanpa mengkorbankan individu lainnya.
3. Semua manusia tergantung pada Allah.
4. Status kekhalifahan berlaku umum untuk setiap manusia.
5. Individu-individu memiliki kesamaan dalam harga dirinya sebagai manusia.
6. Bekerja dinilai sebagai kebaikan dan kemalasan dinilai sebagai kejahatan.
7. Jangan membuat madharat dan jangan ada madharat.
8. Dan lain sebagainya.

10

DAFTAR PUSTAKA
Adib, Ahmad “Perbedaan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional” dalam
http://www.academia.edu/5396356/ (03 November 2014).
Hasanah,

Mutimatul

“Landasan

pengemabangan

aqidah,

moral,

ekonomi

dan

yuridis

Islam”

dalam
dalam

http://id.scribd.com/doc/92469021/. (03 November 2014).
Nasution, Mustafa Edwin. Pengenalan eksklusif ekonomi Islam, Jakarta: Kencana,
2007.
Parakkasi,

Idris

“Konsep

ekonomi

Islam”

dalam

http://konsultanekonomi.blogspot.com. (02 November 2014)
Syari’ah,

Forum

Ekonomi

“Prinsip

dasar

ekonomi

syari’ah”

dalam

http://forumekonomisyariah45.blogspot.com. (02 November 2014).