Perilaku Penyimpangan Sosial di Bidang P

Perilaku Penyimpangan Sosial di Bidang Politik

Perilaku penyimpangan (deviasi sosial) adalah semua bentuk
perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Perilaku
penyimpangan dapat terjadi di mana saja, baik di keluarga maupun di
masyarakat.
Menurut G. Kartasaputra, perilaku penyimpangan adalah suatu
tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang
tidak sesuai atau tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang
berlaku di masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak.
Terjadinya perilaku penyimpangan dapat dipengaruhi oleh hal-hal berikut
ini.
1. Tidak mempunyai seseorang sebagai panutan dalam memahami
dan meresapi tata nilai atau norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai hasil
proses sosialisasi yang tidak sempurna. Akibatnya, ia tidak bisa
membedakan hal-hal yang baik ataupun yang buruk, benar atau
salah, pantas atau tidak pantas, dan sebagainya.
2. Pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik, misalnya
lingkungan yang sering terjadi tindak penyimpangan, seperti
perjudian, mabuk-mabukan, dan sebagainya.

3. Proses bersosialisasi yang negatif, karena bergaul dengan para
pelaku penyimpangan sosial, seperti kelompok preman, pemabuk,
penjudi, dan sebagainya.
4. Ketidakadilan, sehingga pihak-pihak yang dirugikan melakukan
protes, unjuk rasa, bahkan bisa menjurus ke tindakan anarkis.
Pelanggaran atau penyimpangan di bidang politik
Aspek politik ini merupakan aspek yang sangat menyimpang sekali
dari Ideologi Pancasila, jika kita lihat dari berita- berita yang selalu
beredar, aspek politik lah yang banyak melakukan penyimpangan.
Seharusnya aspek politik ini bisa memberikan contoh yang baik pada
masyarakat, karena orang-orang yang berada di dalam politik merupakan
orang-orang yang di percaya rakyat untuk menjalankan pemerintahan
negara. Tujuan dari wakil rakyat sekarang ini bukan lagi kesejahterahan
rakyat, tetapi bagaimana memperbanyak materi dengan menjadi wakil
rakyat. Itu awal sebabnya mengapa banyak sekali korupsi, jika para wakil
rakyat tujuannya adalah kesejahterahan rakyat, kata “Korupsi” mungkin
sudah tidak akan terdengar lagi.

1. Bentuk pelanggaran
Ø Money politik ( politik uang) adalah semua tindakan yang disengaja

memberi atau menjanjikan uang atau materi lainya kepada seseorang
supaya tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih peserta pemilu
tertentu, atau menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehingga
surat suaranya menjadi tidak sah, atau dengan sengaja menerima atau
memberi dana kampanye dari atau kepada pihak-pihak yang dilarang
menurut ketentuan undang-undang nomor 12 tahun 2003 tentang
pemilu, atau dengan sengaja memberikan keterangan tidak benar dalam
laporan dana kampanye pemilu.
Ø Tindakan sewenang wenang ( penyalahgunaan wewenang)
Ø Korupsi, dimana sudah kita ketahui masalah korupsi ini sudah
banyak beredar di Indonesia, setiap pagi di berita-berita televisi, masalah
korupsi ini tidak ada habis habisnya. Banyak sekali para wakil-wakil
rakyat yang melakukan korupsi, dari korupsi yang sederhana sampai
yang besar. Padahal, perilaku korupsi mereka akan menyengsarakan
masyarakat
2. Faktor Pelanggaran
Ø Tidak adanya komitmen pejabat atau pegawai dan sebagian
masyarakat dalam memegang nilai-nilai keimanan, misalnya perasaan
diawasi oleh Allah SWT, dan keyakinan akan perhitungan amal pada hari
kiamat.

Ø Tidak adanya komitmen pejabat atau pegawai dan sebagian
masyarakat dalam memegang nilai-nilai moral misalnya: jujur, berkata
benar, bersih, menjaga rasa malu, serta menjaga kehormatan diri.
Ø Tidak adanya system pemantauan dan pengawasan yang efektif
dari atasan sampai bawahannya, dan kalaupun ada merekapun
cenderung menunda nunda pelaksanaanya.
Ø Merebaknya budaya nepotisme, basabasi, dan ketiadaan
komitmen memegang peraturan, system, kaidah, dan prosedur, serta
tiadanya panutan yang dapat diteladani.
3. Akibat Pelanggaran
Ø Keadaan masyarakat yang belum siap dan belum mengerti arti
sebuah kepemimpinan yang terbaik, yang dilatar belakangi masalah
sosial, ekonomi, pendidikan serta moral yang berbeda-beda tersebut
maka bisa menjadi suatu kelemahan dalam penentuan kepemimpinan
bangsa yang membutuhkan pemimpin yang terbaik dan handal. Hal
tersebut yang sangat mudah dimanfaatkan para calon pemimpin bangsa
ini dengan menebar janji-janji muluk atau dalam bentuk lainya seperti
menggulirkan materi baik berupa sembako, kaos dan bahkan uang
melalui berbagai kesempatan.
4. Solusi Pemecahan


Ø Mencari pemimpin yang Ideal; Bagaimana untuk menjawab
kepemimpinan yang ideal ke depan yang sangat diidam-idamkan
masyarakat di era otonomi daerah yang sudah berjalan ini sekiranya
pendidikan masyarakat harus terus ditingkatkan dengan semakin
banyaknya sosialisasi tentang politik, ketatanegaraan dan pemerintahan
yang baik.
Ø Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa dalam pemilu
adanya money politik akan mengurangi tercapainya asas-asas dari pemilu
Ø Memberikan sanksi kepada pelaku money politik baik pemberi maupun
penerima suap dalam pemilu