Faktor Faktor yang Berpengaruh Terhadap (1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI
PADA USAHATANI PADI DI KABUPATEN CIAMIS
Oleh: Agus Yuniawan Isyanto
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap produksi pada usahatani padi di Kabupaten Ciamis. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan studi kasus di Desa Masawah Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis
dengan ukuran sampel sebanyak 40 orang. Model yang digunakan adalah fungsi produksi CobbDouglas dimana estimasi parameter dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor lahan dan keikutsertaan petani pada kegiatan pelatihan
berpengaruh signifikan terhadap produksi padi.
Kata kunci:
Produksi, Usahatani Padi

PENDAHULUAN
Suatu usahatani yang dilaksanakan
secara terpadu pada dasarnya adalah untuk
meningkatkan pendapatan petani agar dapat
menghidupi seluruh keluarganya sekaligus
meningkatkan kesejahteraan petani tersebut
(Mubiyarto,1989). Tujuan petani dalam
melaksanakan usahataninya adalah untuk

memperoleh produksi yang tinggi dengan
biaya yang rendah (Adilaga, 1993).
Menurut Supadi dan Sumedi (2004),
salah satu kondisi yang dihadapi oleh petani
terutama untuk komoditas tanaman pangan
adalah rendahnya produktivitas. Rendahnya
produktivitas usahatani tersebut, menurut
Nwaru, Onyenweaku, dan Nwosu (2006),
akan menyebabkan rendahnya pendapatan
yang mengakibatkan lemahnya posisi
finansial petani dalam mendukung kegiatan
ekonominya.
Mosher (1977) menyatakan, bahwa
peningkatan pendapatan akan diperoleh
bukan saja oleh pengetahuan bercocok
tanam saja, tetapi juga ditentukan oleh
pembiayaan, pemasaran dan kepandaian
petani dalam menggunakan faktor-faktor
produksi yang sangat terbatas jumlahnya.
Mardikanto (1990) menyatakan, bahwa

rendahnya
pendapatan petani
selain
disebabkan oleh (1) sempitnya luas lahan
usahatani yang dimiliki, (2) rendahnya
produktivitas usahatani karena keterbatasan
peralatan dan teknologi yang diterapkan
serta keterbatasan petani kecil untuk

CAKRAWALA GALUH  Vol. I  No. 8  Maret 2012

menggunakan input-input modern (seperti:
benih, pupuk buatan dan pestisida), (3)
sistem pemasaran yang seringkali tidak
menguntungkan petani kecil dan (4)
keterbatasan penghasilan dari sektor lain (di
luar usahataninya) karena rendahnya
pendidikan
dan
ketrampilan

yang
dimilikinya.
Menurut Tjakrawiralaksana (1983),
usahatani dapat dikatakan berhasil apabila
usahatani tersebut telah dapat menunjukkan
hal-hal sebagai berikut : (1) Usahatani
tersebut telah menghasilkan penerimaan
yang dapat menutupi semua bunga modal
atau pengeluaran, (2) Usahatani tersebut
telah menghasilkan penerimaan tambahan
untuk membayar bunga modal yang dipakai,
baik modal sendiri maupun modal pinjaman,
(3) Usahatani tersebut telah memberikan
balas jasa pengelolaan yang wajar kepada
petani itu sendiri, dan (4) Usahatani tersebut
tetap produktif pada akhir tahun, seperti
halnya pada awal tahun operasional.
Usahatani padi merupakan suatu proses
produksi yang dijalankan sebagai suatu
usaha komersial yang memerlukan faktorfaktor produksi. Faktor produksi merupakan

salah satu faktor yang menunjang
keberhasilan suatu produksi. Mubyarto
(1989) menyatakan bahwa dalam usahatani
tidak terlepas dari faktor-faktor produksi
seperti tanah, modal dan tenaga kerja
disamping faktor keempat yaitu manajemen
yang berfungsi sebagai pengkoordinir ketiga
1

Agus Yuniawan
Isyanto

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi
pada Usahatani Padi di Kabupaten Ciamis

faktor produksi yang lain sehingga
menghasilkan produksi.
Dalam meningkatkan produksi padi
sawah selain aspek fisik, kimia dan biologis,
jugaaspek

sosial
ekonomis
yang
mempengaruhi diantaranya pengetahuan
petani dan luas lahan garapan (Erwidodo,
1982).
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap produksi pada usahatani padi di
Kabupaten Ciamis.
TINJAUAN PUSTAKA
Adiwilaga (1997) menyatakan, bahwa
usahatani
adalah
kegiatan
manusia
mengusahakan lahan dengan maksud untuk
memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa
mengakibatkan berkurangnya kemampuan

tanah
yang
bersangkutan
untuk
mendatangkan hasil selanjutnya. Sementara
itu, Hernanto (1993) menyatakan bahwa
usahatani
mencakup
semua
bentuk
organisasi produksi mulai yang berskala
kecil (usahatani keluarga) sampai yang
berskala besar (perkebunan dan peternakan),
termasuk juga budidaya pertanian yang
menggunakan lahan secara intensif.
Usahatani terdiri atas dua pola, yaitu
usahatani di lahan basah dan usahatani di
lahan kering. Usahatani menurut tipenya
terdiri dari usahatani padi, usahatani
palawija, usahatani khusus, usahatani

campuran dan usahatani tanaman ganda.
Menurut Wirjono (1989), manajemen
usahatani yaitu bidang ilmu yang
mempelajari penggunaan secara efisien dan
rasional
dari
faktor-faktor
produksi
usahatani yang serba terbatas yaitu tanah,
tenaga kerja dan modal sehingga diperoleh
produksi dan pendapatan yang setinggitingginya guna meningkatkan kesejahteraan
petani dan keluarganya.
Salah satu penyebab kegagalan petani
dalam melaksanakan usahatani berupa
rendahnya produktivitas sebagai akibat
kurangnya efisiensi dalam penggunaan
faktor-faktor produksi. Wahyunindyawati et

CAKRAWALA GALUH  Vol. I  No. 8  Maret 2012


al (2003) menyatakan, bahwa belum
optimalnya produktivitas dan kurang
efisiennya usahatani skala kecil disebabkan
karena petani sebagai manajer utamanya
belum menerapkan teknologi spesifik lokasi
akibat dari : (1) tingkat pendidikan petani
rendah, (2) modal dan informasi teknologi
baru masih kurang, serta (3) usahatani yang
belum berorientasi pasar. Kurang efisiennya
usahatani ini juga disebabkan oleh : (1)
pengadaan sarana produksi dilakukan secara
sendiri-sendiri, sehingga harganya relatif
mahal dan penggunaan per satuan luas
relatif lebih banyak, (2) kurang efisiennya
penggunaan tenaga kerja karena sempitnya
lahan yang dikelola, dan (3) pemasaran yang
dilakukan secara perseorangan sehingga
tidak mempunyai kekuatan daya tawar.
Menurut Soekartawi (1996), efisiensi
sulit dipisahkan dari skala usaha karena hal

ini muncul bersamaan dengan semakin
suksesnya pembangunan pertanian yang
dilaksanakan melalui adopsi teknologi baru.
Melalui adopsi ini seringkali penawaran
menjadi meningkat melebihi permintaan
sehingga harga menjadi menurun yang pada
akhirnya akan merugikan petani kecil yang
berfungsi sebagai produsen. Oleh karena itu
petani perlu diarahkan berusaha pada skala
usaha yang menguntungkan.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Menurut Amirin (1997), studi kasus
merupakan suatu penelitian yang bersifat
mendalam mengenai suatu obyek tertentu.
Variabel-variabel yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Variabel terikat: produksi

Produksi (Y) adalah jumlah padi yang
diproduksi oleh petani, dan dinyatakan
dalam satuan kilogram.
(2) Variabel bebas:
a. Lahan (Lahan) adalah luas lahan
yang digunakan pada usahatani padi,
dan dinyatakan dalam satuan hektar.
b. Benih (Benih) adalah jumlah benih
yang digunakan pada usahatani padi,
2

Agus Yuniawan
Isyanto

c.

d.

e.


f.

g.

h.

i.

j.

k.

l.

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi
pada Usahatani Padi di Kabupaten Ciamis

dan dinyatakan dalam satuan
kilogram.
Pupuk kandang (Pupuk_kdg) adalah
jumlah pupuk kandang yang
digunakan pada usahatani padi, dan
dinyatakan dalam satuan kilogram.
Pupuk urea (Urea) adalah jumlah
pupuk urea yang digunakan pada
usahatani padi, dan dinyatakan
dalam satuan kilogram.
Pupuk KCl (KCl) adalah jumlah
pupuk KCl yang digunakan pada
usahatani padi, dan dinyatakan
dalam satuan kilogram.
Pupuk SP36 (SP36) adalah jumlah
pupuk SP36 yang digunakan pada
usahatani padi, dan dinyatakan
dalam satuan kilogram.
Tenaga kerja (Tng_krj) adalah
jumlah tenaga kerja, baik luar
maupun dalam keluarga, yang
digunakan pada usahatani padi, dan
dinyatakan dalam satuan Hari Kerja
Setara Pria (HKSP).
Pendidikan (Pendidikan) adalah
lamanya petani dalam menempuh
pendidikan formal, dan dinyatakan
dalam satuan tahun.
Umur (Umur) adalah umur dari
petani yang dinyatakan dalam satuan
tahun.
Pengalaman
usahatani
padi
(Pengalaman)
adalah
lamanya
pengalaman
petani
dalam
melaksanakan usahatani padi, dan
dinyatakan dalam satuan tahun.
Keterlibatan
dalam
kegiatan
pelatihan
(Pelatihan)merupakan
variabeldummy yang bernilai 1
apabila petani pernah mengikuti
pelatihan dalam usahatani padi, dan
lainnya bernilai 0.
Keterlibatandalamkegiatan
penyuluhan(Penyuluhan) merupakan
variable dummy yang bernilai 1
apabila petani pernah mengikuti
penyuluhan dalam usahatani padi,
dan lainnya bernilai 0.

CAKRAWALA GALUH  Vol. I  No. 8  Maret 2012

m. Keanggotaan
dalam
kelompok
(Kelompok)merupakan
variable
dummy yang bernilai 1 apabila petani
menjadi anggota kelompok tani, dan
lainnya bernilai 0.
n. Penggunaan bantuan kredit program
(Kredit)merupakan variable dummy
yang bernilai 1 apabila petani
menerima bantuan kredit program
dalam usahatani padi, dan lainnya
bernilai 0.
Data yang digunakan dalam penelitian
ini berupa data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui wawancara
langsung dengan petani responden dengan
menggunakan
kuesioner
yang
telah
dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari dinas dan instansi
yang terkait dengan kegiatan penelitian.
Desa Masawah kecamatan Cimerak
dipilih secara purposif sebagai lokasi
penelitian, dengan jumlah populasi petani
yang melaksanakan usahatani padi sebanyak
2.009 orang. Berdasarkan pendapat dari
Arikunto (1998), maka diambil sampel
penelitian sebanyak 2 persen dari jumlah
populasi atau ukuran sampel sebanyak 40
orang.
Penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan model fungsi produksi CobbDouglas, dimana model empiris yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Log Produksi = b0+ b1Lahan + b2Benih
+ b3Pupuk_kdg + b4Urea + b5 KCl + b6
SP36 + b7 Tng_krj + b8 Pendidikan + b9
Umur + b10 Pengalaman + b11 Pelatihan
+ b12 Penyuluhan + b13 Kelompok + b14
Kredit + e
Pengujianfaktor-faktor
yang
berpengaruh terhadap produksi padi secara
simultan dilakukan dengan menggunakan uji
F, sedangkan secara parsial dilakukan
dengan menggunakan uji t. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan komputasi
program SPSS versi 16.

3

Agus Yuniawan
Isyanto

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi
pada Usahatani Padi di Kabupaten Ciamis

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pendugaan parameter model yang
dilakukan dengan menggunakan program
SPSS versi 16 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1menunjukkan nilai koefisien
determinasi (R2) dari model persamaan
regresi tersebut sebesar 0,998. Hal ini
berarti bahwa variasi perubahan variabel
produksi (Y) sebesar 99,80 persen dapat
dijelaskan oleh variasi perubahan variablevariabel bebas yang masuk ke dalam model,
sedangkan sisanya sebesar 0,20 persen
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan ke dalam model.
Pengujian secara simultan dengan
menggunakan Uji F menunjukkan bahwa
secara bersama-sama, variabel bebas (Xi)
berpengaruh sangat signifikan terhadap
produksi (Y).
Penggunaan faktor produksi lahan
berpengaruh signifikan terhadap produksi
padi. Nilai koefisien yang bertanda positif
menunjukkan bahwa tingkat produksi
berbanding lurus dengan luas lahandimana
penambahan luas lahan akan meningkatkan
produksi padi. Hal ini menunjukkan belum
adanya penerapan teknologi inovatif yang
memungkinkan peningkatan produktivitas
lahan, karena peningkatan produksi padi
tersebut dicapai melalui penambahan luas
lahan (ekstensifikasi) bukan melalui
peningkatan jumlah produksi per luas lahan
(intensifikasi).
Penggunaan benihtidak berpengaruh
signifikan terhadap produksi padi. Nilai
koefisien
yang
bertanda
negatif
menunjukkan bahwa penambahan jumlah
benih yang digunakan akan menurunkan
jumlah produksi padi, sehingga tindakan

CAKRAWALA GALUH  Vol. I  No. 8  Maret 2012

rasional yang perlu dilakukan adalah
mengurangi jumlah penggunaan benih.
Pengurangan jumlah benih yang digunakan
di satu sisi akan meningkatkan jumlah
produksi, dan di sisi lain akan mengurangi
biaya produksi sehingga pendapatan yang
diperoleh petani akan meningkat, ceteris
paribus.
Penggunaan pupuktidak berpengaruh
signifikan terhadap produksi padi. Nilai
koefisien penggunaan pupuk kandang yang
bertanda negatif menunjukkan bahwa
penggunaan
pupuk
kandang
sudah
berlebihan sehingga perlu dikurangi. Nilai
koefisien penggunaan pupuk kimia (Urea,
KCl, SP36) yang bertanda positif
menunjukkan bahwa penggunaan pupuk
kimia tersebut perlu ditambah. Pengurangan
penggunaan pupuk kandang yang dibarengi
dengan penambahan penggunaan pupuk
kimia dapat meningkatkan hasil produksi
padi.
Tenaga kerja tidak berpengaruh
signifikan terhadap produksi padi. Nilai
koefisien
yang
bertanda
positif
menunjukkan bahwa penggunaan tenaga
kerja perlu ditambah untuk meningkatkan
produksi
padi.
Namun
demikian,
kecenderungan ketersediaan tenaga kerja
yang mau bekerja di sektor pertanian terus
mengalami penurunan, sehingga perlu
dipertimbangkan penggunaan teknologi
pertanian
yang
dapat
menghemat
penggunaan tenaga kerja (labor saving).
Penggunaan teknologi pertanian yang dapat
menghemat tenaga kerja ini membutuhkan
modal yang besar (capital intensive ),
sehingga perlu dipertimbangkan pemberian
bantuan modal kepada petani.
Menurut Ashari (2009), lemahnya
permodalan masih menjadi salah satu
permasalahan yang dihadapi oleh pelaku
usaha pertanian. Talib, Inounu, dan
Bamualim (2007) menyatakan bahwa
kelemahan pada usaha peternakan sapi
potong antara lain adalah rendahnya
permodalan di tingkat peternak. Untuk
mengatasi
permasalahan
tersebut,
pemerintah telah meluncurkan beberapa
4

Agus Yuniawan
Isyanto

kredit modal atau bantuan modal bagi petani
dan pelaku usaha pertanian melalui beberapa
skim seperti dana bergulir, penguatan
modal, subsidi bunga, maupun yang
mengarah komersial.
Menurut Nwaru, Onyenweaku, dan
Nwosu (2006), kredit menjadi faktor penting
pada kegiatan produksi di pedesaan
manakala penggerak utama pembangunan
ekonomi adalah modal dan teknologi.
Pentingnya
kredit
didasarkan
pada
kenyataan bahwa kredit dapat meningkatkan
ukuran
operasional
usahatani
dan
produktivitas sumberdaya. Selain itu, kredit
dapat memfasilitasi kegiatan adopsi inovasi
yang dapat meningkatkan produksi dan
pendapatan usahatani sehingga terjadi
pembentukan modal.
Pendidikan petani tidak berpengaruh
signifikan terhadap produksi padi. Nilai
koefisien
yang
bertanda
positif
menunjukkan bahwa pendidikan petani
perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan
produksi padi. Peningkatan pendidikan
petani ini dapat dilakukan melalui
pendidikan informal berupa penyuluhan dan
pelatihan.
Umur petani tidak berpengaruh
signifikan terhadap produksi padi. Nilai
koefisien
yang
bertanda
positif
menunjukkan bahwa bertambahnya umur
petani akan meningkatkan produksi padi.
Bertambahnya umur petani membuat petani
semakin bijaksana dalam memilih teknik
budidaya yang dapat meningkatkan produksi
padi.
Pengalaman petani dalam berusahatani
padi tidak berpengaruh signifikan terhadap
produksi padi. Nilai koefisien yang bertanda
negatif menunjukkan bahwa bertambahnya
pengalaman petani akan menurunkan
produksi padi. Kemungkinan hal ini
disebabkan oleh karena pengalaman petani
yang semakin lama dalam berusahatani padi
dan sudah merasa nyaman dengan teknik
budidaya padi yang dilakukannya selama ini
menyebabkan mereka enggan untuk
mengadopsi
inovasi
yang
dapat
meningkatkan produksi padi.

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi
pada Usahatani Padi di Kabupaten Ciamis

CAKRAWALA GALUH  Vol. I  No. 8  Maret 2012

Pelatihan petani dalam berusahatani
padi berpengaruh signifikan terhadap
produksi padi. Nilai koefisien yang bertanda
positif menunjukkan bahwa semakin banyak
pelatihan teknik usahatani padi yang diikuti
petani akan meningkatkan produksi padi.
Keikutsertaan petani pada kegiatan
penyuluhan tidak berpengaruh signifikan
terhadap produksi padi. Nilai koefisien yang
bertanda negatif menunjukkan bahwa
semakin banyak keikutsertaan petani pada
kegiatan penyuluhan akan menurunkan
produksi padi. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena materi penyuluhan
kurang fokus pada upaya peningkatan
produktivitas usahatani padi.
Keikutsertaan petani sebagai anggota
kelompok tidak berpengaruh signifikan
terhadap produksi padi. Nilai koefisien yang
bertanda negatif menunjukkan bahwa
semakin banyak waktu petani dalam
kegiatan kelompok akan menurunkan
produksi padi. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh kelompok masih belum
intens pada upaya peningkatan produktivitas
usahatani padi.
Keikutsertaan
petani
dalam
menggunakan kredit usahatani padi tidak
berpengaruh signifikan terhadap produksi
padi. Nilai koefisien yang bertanda positif
menunjukkan bahwa
semakin besar
penggunaan
kredit
akan
meningkatkanproduksi padi.Kredit usahatani
tersebut bisa digunakan untuk penerapan
teknologi,
juga
dalam
peningkatan
penggunaan input produksi. Namun
demikian, perlu dimonitoring supaya kredit
tersebut benar-benar digunakan untuk
kegiatan produksi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Faktor lahan dan keikutsertaan petani
pada kegiatan pelatihan berpengaruh
signifikan
terhadap
produksi
padi.
Penambahan faktor produksi lahan dalam
usahatani padi saat ini sulit untuk dilakukan
karena berbagai sebab, misalnya adanya
5

Agus Yuniawan
Isyanto

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi
pada Usahatani Padi di Kabupaten Ciamis

konversi lahan. Oleh karena itu, perlu
diterapkan teknologi baru yang dapat
meningkatkan produktivitas padi. Penerapan
teknologi baru yang didukung dengan
kegiatan pelatihan akan meningkatkan
produksi padi.
Saran
Perlu dilakukan upaya peningkatan
pendidikan petani melalui pendidikan
informal berupa penyuluhan, pelatihan, studi
banding dan lainnya, agar produktifitas
usahatani padi dapat ditingkatkan.

Mosher, A.T. 1977. Menggerakkan dan
Membangun Pertanian. Yasaguna.
Jakarta.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi
Pertanian. Lembaga Penelitian dan
Pendidikan dan Penerapan Ekonomi
Sosial. Jakarta.
Nurheru dan Priyono. 1997. Analisis
Pendapatan dan Efisiensi Ekonomi
Pada Usahatani Kenaf di Lahan
Bonorowo, Bojonegoro. Jurnal Littri,
Vol. VIII N0. 4, November 1997.

DAFTAR PUSTAKA
Adilaga, A. 1993. Ilmu Usahatani. Alumni.
Bandung.
Adiwilaga, A. 1997.
Alumni. Bandung.

Ilmu

Usahatani.

Nwaru, J.C., Onyenweaku, C.E., dan
Nwosu, A.C. 2006. Relative Technical
Efficiency of Credit and Non-Credit
User Crop Farmers. African Crop
Science Journal, Vol. 14. No.3, pp:
241-251.

Amirin, T.M. 1997. Menyusun Rencana
Penelitian. Bina Aksara. Jakarta.

Soekartawi. 1996. Pembangunan Pertanian.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Ashari. 2009. Optimalisasi Kebijakan Kredit
Program
Sektor
Pertanian
di
Indonesia.
Analisa
Kebijakan
Pertanian, Vol. 7, No. 1, Maret 2009:
21-42.

Supadi dan Sumedi. 2004. Tinjauan Umum
Kebijakan
Kredit
Pertanian .
ICASARD Working Paper No. 25.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Sosial Ekonomi Pertanian, Badan
Penelitian
dan
Pengembangan,
Departemen Pertanian. Jakarta.

Erwidodo. 1982. Beberapa Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Otorita
Jatiluhur .
Gema
Penyuluhan
Pertanian Departemen Pertanian
Proyek
Penyuluhan
Pertanian.
Jakarta.
Hernanto, F. 1993. Ilmu Usaha Tani.
Departemen
Ilmu-ilmu
Sosial
Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
IPB. Bogor.
Mardikanto, T.
Pertanian.
Surakarta.

1990.
Pembangunan
Tri Tunggal Tata Fajar.

CAKRAWALA GALUH  Vol. I  No. 8  Maret 2012

Talib, C., Inounu, I., dan Bamualim, A.
2007. Restrukturisasi Peternakan di
Indonesia .
Analisis
Kebijakan
Pertanian, Volume 5 No. 1, Maret
2007: 1-14.
Tjakrawiralaksana, A. 1983. Usahatani.
Departemen
Ilmu-ilmu
Sosial
Ekonomi
Pertanian.
Fakultas
Pertanian IPB. Bogor.
Wahyunindyawati,
F.
Kasijadi
dan
Heriyanto. 2003. Tingkat Adopsi
Teknologi Usahatani Padi Lahan
Sawah di Jawa Timur : Suatu Kajian
Model Pengembangan “Cooperative
6

Agus Yuniawan
Isyanto

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi
pada Usahatani Padi di Kabupaten Ciamis

Farming”. Jurnal Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian
Vol. 6 No. 1, Januari 2003:40-49.
Wirjono. 1989. Pengantar Manajemen
Usahatani. APP Bogor. Bogor.

RIWAYAT PENULIS
Nama : Agus Yuniawan Isyanto, drh., M.P.
TTL : Cepu, 04 Juni 1969
Riwayat Pendidikan :
1. S1 - Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor, lulus tahun 1994
2. S2 - Magister Ekonomi Pertanian,
Universitas Siliwangi Tasikmalaya, lulus
tahun 2002
Riwayat Pekerjaan : Staf Dosen Fakultas
Pertanian Universitas Galuh

CAKRAWALA GALUH  Vol. I  No. 8  Maret 2012

7

Agus Yuniawan
Isyanto

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi
pada Usahatani Padi di Kabupaten Ciamis

CAKRAWALA GALUH  Vol. I  No. 8  Maret 2012

8

Dokumen yang terkait

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0

Pengaruh Proce To Book Value,Likuiditas Saham dan Inflasi Terhadap Return Saham syariah Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014

7 68 100

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

Strategi Public Relations Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya Dalam Membangun Kepuasan Layanan Terhadap Konsumen

7 149 96