Strategi Public Relations Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya Dalam Membangun Kepuasan Layanan Terhadap Konsumen
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: SITI MUSLIPAH NIM : 109051000050
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
(2)
Dengan ini saya menyatakaan bahwa :
1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana stara
satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya
asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Tangerang 23 januari 2014
Siti muslipah
(3)
(4)
(5)
Alhamdulilah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, pemberi rahmat dan hidayah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi. Shalawat dan salam kepada junjungan habibana wa habiyuna Muhammad SAW yang menjadi tauladan dan panutan umat manusia.
Penulis sadar, bahwa penulisan ini tak jauh dari kesalahan dan kekurangan. Kesempurnaan serta keberhasilan yang penulis dapatkan dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lain dan tidak bukan berkat bantuan bimbingan, saran-saran dan bantuan dari semua pihak yang terkait didalam penyusunan ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif hidayatullah
Jakarta, DR. H. Arief Subhan, MA, dan para Wakil Dekan; Suparto Sunoko, Ph.D, M.Ed selaku wakil dekan bidang akademik, Drs. Jumroni, M.Si selaku wakil dekan bidang administrasi umum dan Drs. Wahidin Saputra, MA selaku wakil dekan bidang kemahasiswaan dan kerjasama.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta: Rahmat Baihaqy, MA.
3. Sekertasris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Hj. Umi Musyarofah, MA.
(6)
beliau sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Para Dosen Ilmu Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarief
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama masa kuliah.
6. Kepada Kedua Orang Tua yang selalu memberikan dukungan dan doa, emak
Hj. Tinah dan aba H. Ardi. Terima kasih atas segala-galanya, semangat, motivasi dan doa selama ini yang selalu diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan study demi mengejar cita dan cinta.
7. Ibu lucia, S.Kom selaku ketua humas di Pegadaian Syariah.
8. Ibu Darmastuti, selaku manager rahn pengelola unit Pegadaian Syariah cabang
ciputat.
9. Keluarga Besar Kpi B angkatan 2009, yang selalu menemani hari-hari penulis
dan keseruan didalam kelas.
10.Farwa Quraisyah, yang selalu menemani penulis dan terima kasih atas
segalanya
11.Dwi Arya Novianto, yang selalu memberi dukungan.
(7)
membangun dari semua pihak agar skripsi ini lebih sempurna dan semoga skripsi ini bisa lebih bermanfaat bagi orang lain.
Ciputat, 9 Januari 2014
(8)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
D. Metodologi Penelitian ... . 5
E. Tinjauan Pustaka ... 8
F. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG PUBLIC RELATIONS A. Definisi Strategi dan Public Relations ... 11
1. Definisi Strategi ... 11
a. Proses Strategi ……… 15
b. Faktor-faktor Strategi ……… 18
2. Public Relations ……….. 19
a. Pengertian ………. 19
b. Fungsi dan Tujuan ……… 20
(9)
B. Konsep Pelayanan ... 22
1. Pengertian Pelayanan ... 22
2. Manajemen Pelayanan ... 25
3. Gadai Syariah ... 27
C. Kepuasan Pelayanan ……….. 35
BAB III GAMBARAN SINGKAT PEGADAIAN SYARIAH A. Sejarah Pegadaian Syariah ... 37
B. Visi Misi Pegadaian Syariah ... 41
1. Tugas, Tujuan dan Fungsi Pegadaian Syariah ... . 42
2. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah ……….. 43
3. Struktur Kerja Kantor Pegadaian Syariah ……….. 48
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS 1. Strategi Public Relations……… …….. 52
2. Kepuasaan Layanan ………. ... 61
3. Efektifitas Strategi Public Relations Pegadaian Syariah ……….. 63
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66
B. Saran-Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN
(10)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Public Relations adalah usaha yang direncanakan secara terus menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya.
Public Relations merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi nonkomersial (yayasan, perguruan tinggi,
dinas militer sampai dengan lembaga-lembaga pemerintahan).1
Bagi Public Relations melaksanakan fungsi dan kegiatanya, berpusat pada komunikasi. Ini berarti bahwa tidak ada aktifitas tanpa ada komunikasi secara langsung ataupun tidak langsung, verbal maupun nonverbal dengan
bentu apapun.2
Public Relations mempunyai ruang lingkup (scope) kegiatan yang
menyangkup banyak manusia (public, masyarakat, dan khalayak). Public Relations sebagai komunikator mempunyai fungsi ganda yaitu keluar memberi
informasi kepada khalayak dan kedalam menyerap reaksi dari khalayak.3
1
M.Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000),h.1
2
Maria Assumpta Rumanti, Dasar-asar Public Relation Teori dan Praktek. (Jakarta: PT. Grasindo, 2000), h. 85
3
H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002), h.2
(11)
Menurut De Fluer dan Dennis dari prespektif ilmu komunikasi yang di
kutip yosal Iriantara dalam bukunya community relation, public relation
adalah sebuah proses komunikasi dimana individu atau unit-unit masyarakat berupaya untuk menjalin relasi yang terorganisasi dengan berbagai kelompok
atau public untuk tujuan tertentu.4
Jadi, public relations adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian program terpadu,
dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur.5
Keberadaan Public Relations dalam suatu organisasi adalah sebuah indikasi bahwa Public Relations memiliki peran penting dalam perputaran sistem dan manajeman yang ada dalam perusahaan atau organisasi. Keberadanya mampu menyentuh dan menerobos aspek-aspek sosial dan
kepentingan public.6
Karena pentingnya peran Public Relations maka dari itu Public Relations harus mempunyai strategi khusus dalam mengahapi dan melayani konsumen sehingga dapat meningkatkan kepuasan terhadap konsumen. Strategi dalam hal ini adalah perilaku dan sistem Public Relations dalam pelayanan bermasyarakat yang berubungan erat dengan publik. Karena strategi Public Relations mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani seorang Public Relations dalam meningkatkan pelayanan bermasyarakat. Sebuah
4
Yosal Iriantara, Community Relation Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h.5
5
M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), h. 2
6
Ummi, Strategi Komunikasi Public Relation Dalam Menarik Minat Pemasang Iklan, (Skripsi: Fakultas iImu Dakwah dan Ilmu komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah, jakarta, 2009)
(12)
strategi harus dijalankan sesuai dengan norma-norma yang berlaku juga dimasyarakat.
Straegi seorang Public Relations sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi atau perusahaan sebagai jembatan penghubung dengan khalayak. Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola tingkah laku dari suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan media massa dalam masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya media massa, masyarakat yang ingin mengetahui sebuah peristiwa atau informasi diluar lingkunganya bias dengan mudah mendapatkanya dari media massa. Karenya media massa mempunyai jaringan yang luas dan bersifat missal sehingga masyarakat yang membaca tidak hanya orang perorangan tapi sudah mencakup jumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga
pengaruh media massa akan sangat terlihat dipermukaan masyarakat.7
Dalam hal ini kenapa peneliti mengambil Pegadaian Syariah sebagai objek penelitian karena Pegadaian Syraiah merupakan perusahaan perseroan terbatas yang berlembagakan Islam.
Berdasrakan latar belakang diatas maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian Strategi Public Relations yang digunakan Pegadaian Syariah untuk membangun kepuasan pelayanan perusahaan dan penelitian ini
di beri judul “Strategi Public Relation Pegadaian Syariah Cabang Ciputat
Raya Dalam Membangun Kepuasaan Pelayanan Terhadap Konsumen”
7
Muhammad Budayatma, Jurnalistik Teori dan Praktek, (Bandung: Rosdakarya, 2006), Cet Ke-3, h.27
(13)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan ini terfokus pada satu permasalahan maka peneliti membatasi penelitian ini pada Strategi Public Relations Dalam Membangun Kepuasan Layanan Pada Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya Pada Tahun 2013. Masalah dibatasi pada strategi pelayanan dalam meningkatkan kepuasan konsumen.
2. Perumusan masalah
Dari uraian diatas maka dengan ini penelitian merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi yang dilakukan Public Relations Pegadaian
Syariah dalam membangun kepuasan layanan terhadap konsumen ?
b. Apakah strategi yang dilakukan Public Relations Pegadaian Syariah
Cabang Ciputat Raya sudah efektif?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka ada beberapa tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini, yaitu:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan Public Relations Pegadaian
Syariah Cabang Ciputat Raya dalam membangun kepuasan layanan perusahaan.
(14)
b. Untuk mengetahui apakah strategi yang dilakukan Public Relations Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya dalam membangun kepuasan layanan sudah efektif.
2. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu
pengetahuan komunikasi dalam bidang teori yang membahas Public Relations.
b. Bagi Jurusan/Fakultas Komunikasi diharapkan dapat membantu
pengayaan kurikulum tentang Public Relations yang dikembangkan dalam organisasi ataupun perusahaan.
c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi penelitian
serupa dimasa mendatang. Selain itu juga dapat memberi masukan bagi akademis dan para public relation tentang bagaimana peran Public Relations dalam membangun kepuasan layanan konsumen.
D. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kualitatif. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Metode ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,
(15)
serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi -situasi tertentu
termasuk tentang hubungan serta pengaruh dari suatu fenomena.8
Dengan menggunakan analisis deskriptif dimana penelitian berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi
tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.9
Berdasarkan metode penelitian tersebut di atas penelitian berharap mendapatkan data penelitian yang bersifat deskriptif interpretatif sehingga penelitian data menganalisa dan menelaah lebih dekat, mendalam, mengakar dan menyeluruh untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai strategi yang dilakukan public relations pegadaian syraiah dalam membangun kepuasan layanan.
Alasan penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif adalah agar penulis dapat menggambarkan serta menguraikan segala aktifitas yang dilakukan oleh public relations dalam membangun kepuasan layanan konsumen.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah public relation pegadaian syariah sedangkan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah strategi yang dilakukan oleh Public Relations pegadaian syariah dalam membangun kepuasan layanan.
8
Moh Nazir, ,Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h.55
9
Jalaludidin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.22
(16)
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah:
a. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.10
Dalam hal ini peneliti mendatangi kantor Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya untuk memperoleh data-data mengenai strategi Public Relations dalam membangun kepuasan layanan konsumen. Observasi dilakukan sebanyak empat kali yakni dari bulan September sampai dengan bulan Oktober 2013.
b. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam adalah salah satu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung dengan informan agar mendapatkan
data lengkap dan mendalam.11 Peneliti melakukan wawancara dengan
Ibu Darmastuti selaku Manager Rahn (salah satu Produk Pegadaian Syariah) dan beberapa konsumen yang pernah menggunakan jasa Pegadaian Syariah, yaitu :Ibu Maesaroh, Ibu Hj. Ani dan Ibu Siti Muawanah,Siti Badriah
10
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Public, dan Ilmu Sosial. (Jakarta: Kencana, 2008), cet ke-2 h. 115
11
Rachmat Kriyantoro, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 100
(17)
c. Dokumentasi
Penelitian mengambil dan mengumpulkan data berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk catatan dari hasil wawancara, dan
dokumen-dokumen yang berupa company profile Pegadaian Syariah.
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya dalam jangka waktu yakni berawal September sampai bulan Oktober 2013. Alasannya karena tempat tersebut merupakan sumber data yang utama mengenai penelitian ini..
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian ini peneliti melakukan pengecekan di perpustakaan Utama Universitas Islam Negri Syarif Hidayatulloh jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, peneliti menemukan ada beberapa skripsi yang membahas tentang public relation.
Namun yang diteliti mahasiswa sebelumnya berbeda dengan isi atau konten permasalahan yang peneliti. Oleh karena itu, untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengakui karya orang lain, maka penelitian mempertegas perbedaan antara masing-masing judul masalah yang di bahas pada skripsi sebelumnya yang berjudul masalah yang akan diteliti. Skripsi sebelumnya yang membahas tenteng public relation penelitian uraikan sebagai berikut:
1. Skripsi yang berjudul Strategi Pemasaran: Customer Delivered Value
(18)
Muhammad Zakaria mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008. Berisikan tentang strategi pemasaran yang dilakukan Public Relations dalam membangun kepuasan konsumen.
2. Skripsi yang berjudul Strategi Pemasaran Pembiayain Mudharabah Pada
Bank BRI Syariah oleh Siti Humairoh Mahasiswi Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah tahun 2010. Berisikan tentang pemasaran produk Bank Syariah BRI Syariah Cabang Jatinegara.
3. Skripsi yang berjudul Strategi Pemasaran Produk Ar-Rum
(Ar-Rahn)Untuk Usaha Mikro Kecil Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren-Tangerang Selatan Banten oleh Dien Novita Sari Mahasiswi Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syraif Hidayatullah tahun 2011. Berisikan tentang Strategi pemasaran produk Ar-Rahn untuk usaha mikro di Tangerang Selatan.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini disusun atas 5 (lima) bab, tersusun sebagai berikut :
BAB I
Pendahulun ; Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang penulisan, ruang lingkup atau batasan dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai, manfaat yang di harapkan dan metedologi yang digunakan dalam penelitian ini secara sistematik.
(19)
BAB II
Landasan Teoritis : Dalam bab ini akan di uraikan mengenai landasan teori yang digunakan dalam pembahasan penulisan skripsi ini dan sumber landasan teori tersebut
BAB III
Gambaran Umum Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya : Dalam bab
ini gambaran umum perusahaan, gambaran umum public relation pegadaian syariah
BAB IV
Analisis Hasil Temuan : Strategi dan kefektifan Public Relations Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya dalam membangun kepuasan layanan terhadap konsumen.
BAB V
Penutup : Bab ini merupakan akhir penulisan skripsi, dimana berdasarkan uraian-uraian yang telah di bahas akan dituangkan ke dalam suatu bentuk kesimpulan akhir serta saran-saran.
(20)
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Strategi dan Public Relations 1. Pengertian strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti “seni berperang” suatu strategi memiliki dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk
mencapai tujuan. Kata strategi berasal dari Yunani, yaitu stratogos, yang
berarti memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi di artikan sebagai generalship atau tujuan yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat
rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan peperangan.1 Dari
Awalnya, istilah ini lebih banyak dikenal dalam dunia militer. Strategi berarti sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral, strategi dalam peperangan adalah pengaturan cara untuk memenangkan peperangan.
Disamping itu secara lebih bebas perkataan “strategi sebagai teknik
dan taktik dapat diartikan juga sebagai “kiat” seseorang komandan untuk
memenangkan peperangan yang menjadi tujuan utamanya”. Kondisi itu menunjukan bahwa selain strategi, ternyata terdapat unsur tujuan memenangkan perang yang sangat penting pengaruh dan perananya dalam memilih dan mengarahkan strategi peperangan, sehingga disebut sebagai
1
Setiawan Hari Purwono dan Zalkiflimansyah. Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar. (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h.20
(21)
“tujuan strategik”.2
Oleh karena itu pengertian yang paling umum dan tua tentang istilah strategi selalu dikaitkan dengan pekerjaan para jendral
dalam peperangan. Hal ini terlihat dari apa yang dimuat dalam Oxford
pocket dictionary strategi adalah seni perang, khususnya perencanaan gerakan pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi yang layak, rencana tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sebagainya.
Sedangkan dari segi terminologi penulis lebih banyak menguraikan pengertian strategi menurut sebagaian orang yang didefinisikan sebagai berikut:
A. Stainer dan Minner dalam bukunya manajeman strategic mengatakan
bahwa strategi adalah penempatan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dalam mengingat kekuatan external maupun internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran
utama organisasi akan tercapai.3
B. Chandler yang dikutip oleh supriono dalam bukunya yang berjudul
manajemen strategik dan kebijakan bisnis mengatakan bahwa strategi adalah penentuan dasar goal jangka dan tujuan perusahaan serta pemakaian cara-cara dan alokasi sember-sumber yang diperlukan
untuk mencapai tujuan.4
C. Fuad Amsyari dalam bukunya yang berjudul strategi perjuangan umat
islam indonesia mengatakan bahwa: strategi dan teknik adalah metode untuk memenangkan suatu persaingan. Persaingan ini berbentuk suatu percampuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata tajam dan tenaga manusia sedangkan dalam bidang militer dan
2
H. Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organik Non Profit, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000), h. 147
3
George Staineer dan Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta: Erlangga), h.20
4
Supriono, Manajemen Streategi dan Kebijakan Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 1985), h.8
(22)
taktik adalah suatau cara untuk tehnik memenagkan suatau persaingan
antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.5
D. Onong Uchjana dalam bukunya yang berjudul ilmu komunikasi teori
dan praktek, mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajeman untuk mencapai suatu tujuan.6
E. Sondang Siagan dalam bukunya yang berjudul analisis serta
perumusan kebijakan dan strategi organisasi, menyatakan bahwa strategi adalah cara yang terbaik untuk memprgunakan dana, daya dan
tenanga yang tersedia, sesuai dengan tuntunan perubahan lingkungan.7
Dari beberapa pengertian diatas, dan menurut penulis, strategi hakikatnya perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, pada dasarnya perencanaan dan manajemen harus didasari dengan strategi agar perancaan dan manajemen yang kita lakukan serta rencanakan memilikinilai yang berbeda agar dapat meraih tujuan yang kita harapkan.
Dan dari beberapa definisi diatas, penulisan dapat mengambil kesimpulan tentang strategi yaitu:
1. Strategi merupakan dasar kunci utama untuk mencapai tujuan yang
kita harapkan bersama.
2. Dalam perencanaan tujuan organisasi perlu alternatif strategi yang
dipertimbangkan dan harus dipilih.
3. Strategi merupakan satu-kesatuan rencana yang terpadu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5
Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung: Mizan, 1990), h.4
6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung :PT. Remaja Rosda Karya, 1999), h.3
7
Sondang Siagan, Analisis Serta Perumusan Kebijakan dan Strategi organisasi, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), Cet. K-2, h. 17
(23)
4. Strategi yang dipilih harus diimplementasikan oleh organisasi dan akhirnya harus dievaluasi terhadap strategi tersebut.
Dalam buku H.Hadari Nawawi manajemen strategi organisasi non profit mengatakan: manajemen strategi adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategik) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISA), dan ditetapkan sebagai keputusan mamanejen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan oprasional untuk menghasilkan barang/jasa serta pelayanaan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimaliasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategi ) dan
berbagai sasaran (Tujuan Oprasional) organisasi.8
Strategi juga dapat dibedakan dari dua aspek yakni bentuk dan isi strategi. Dari segi bentuk memperlihatkan strategi sebagai suatu rencana, makastrategi dirumuskan sebelum kegiatan dilaksankan dan berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan yang akan dilaksanakan.
Dari aspek isi strategi merupakan sasaran perusahaan dan program untuk memcapai sasaran yang telah ditentukan dalam periode tertentu. Sasaran dalam program tersebut dirumuskan berdasarkan asumsi-asumsi mengenai situasi saat ini dan hasil prediksi tentang masa depan perusahaan. Berdasarkan karakteristik diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah proses rencana yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi berisikan sasaran dan program jangka panjang yang yang dirumuskan berdasarkan keunggulan dan kelemahan perusahaan guna menghadapi peluang dan ancaman dari luar.
8
(24)
Karna strategi adalah sebagai suatau alat untuk mencapai suatu
tujuan perusahaan, strategi memiliki beberapa sifat.9
a. Menyatu (unified), yaitu menyatukan seluruh bagian-bagaian dalam
perusahaan
b. Menyeluruh (comprehensive), yaitu mencakup seluruh aspek dalam
perusahaan
c. Integral (integrated), yaitu strategi akan cocok/ sesuai dari seluruh
tingkatan.
a. Proses Strategi
Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi umpama kapal tanpa adanya pengemudi, bergerak terputus dalam lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti
pengembara, tanpa adanya tujuan tertentu.10
Adapun proses strategi terdiri dari tiga tahapan: perumusan Masalah, Implementasi Strategi dan Evaluasi strategi.
A. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah
pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif memilih
strategi untuk dilaksankan.11 Dalam perumusan strategi juga ditentukan
suatu sikap untuk memutuskan, memperluas menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.
9
Agustinus Sri Wahyuni, Manajemen Strategik, Pengantar Proses Berfikir strategik, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Cet ke-1, h. 16
10
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: prenhalindo, 2002), h. 3
11
(25)
Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipandukan menjadi kerangka kerja diantaranta:
1. Tahapan Input (Masukan)
Dalam tahapan ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi.
2. Tahapan Pencocokan
Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada penghasilan strategi alternatif yang layak dengan mengadu faktor-faktor eksternal dan internal.12
3. Tahap Keputusan
Menggunakan suatu macam teknik, diperoleh dari input sasaran dalam mengevaluasi strategi alternatif yang telah diidentifikasikan dalam
tahap ke-2.13
Perumusan strategi haruslah selalu melihat ke arah depan dengan tujuan, artinya peran perencanaan amatlah penting dan mempunyai andil yang besar baik dan bersifat internal maupun eksternal.
B. Implementasi Strategi
Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptkana struktur organisasi yang efektif,
mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memanfaatkan sistem informasi yang masuk.14
12
Ibid, h. 183
13
Ibid, h. 198
14
(26)
Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam strategi karena implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Menetapkan tujuan, melengkapi kebijakan, mengalokasikan sumber daya dan mengembangkan budaya yang mendukung, strategi merupakan usaha yang dilakukan dalam mengimplementasikan strategi. Implementasi yang sukses memerlukan dukungan yang disiplin, motifasidan kerja keras.
C. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dalam strategi ialah evaluasi strategi. Ada tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
A. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar
strategi. Adapun faktor perubahan ekstrenal seperti tindakan yang dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi suatu hambatan dalam mencapai tujuan begitu pula dengan faktor internal dianataranya yang tidak efektif atau aktifitas implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan di capai.
B. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan). Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual dan menyimak kemajuan yang di buat kearah penyampaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang telah terjadi.
(27)
C. Mengambil tindakan korekatif tidak harus berarti bahwa strategi yang sudah ada akan ditinggalkan bahkan strategi harus dirumuskan. Tindakan korekatif diperlukan bila tinfakan korekatif sesuai dengan yang di bayangkan semula atau pencapaian yang direncanakan, maka
situasilah tindakan korekatif diperlukan.15
Tindakan korekatif harus menempatakan posisi yang telah baik untuk lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal,menghindari, dan mengurangi, dan meringankan ancaman eksternal serta mampu memperbaiki kelemahan internal. Segala kegiatan korekatif harus konsisten secara internal dan bertanggngjawab secara sosial. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhsilan hari ini bukan merupakan jaminan keberhasilan dimasa depan. Evaluasi strategi mungkin berupa tindakan yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak penekanan pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang dicapai.
Evaluasi perlu untuk semua organiasasi dari semua kegiatan dengan memepertanyakan pertanyaan dan asumsi manajerial, dan harus memicu tinjauan dari nilai-nilai yang merangsang kreativitas.
b. Faktor-Faktor strategi
Kesadaran bagi setiap orang baik individu atau kelompok
organisasi, baik organisasi sosial maupun organisasi bisnis tentang tujuan yang hendak dicapai akan berubah. Suatu usaha untuk mencapai tujuan
15
(28)
tersebut disebut dan sebuah usaha-usaha yang mengarahkan pada penyampian tujuan disebut strategi.
Suatu strategi harus efektif dan jelas karna ia mengarahkan
organisasi kepada tujuan untuk itu konsep suatu organisasi memperhatikan faktor-faktor penetapan strategi,diantaranya:
a. Lingkungan
Lingkungan tidak pernah berada pada kondisi tetap dan selalu berubah. Perubahan yang terjadi berpengaruh saat luas kepada segala sandi kehidupan manusia. Sebagai individu masyarakat, tidak hanya kepada cara fikir tetapi juga tingkah laku, kebiasan, kebutuhan dan pandangan hidup.
b. Lingkungan Organisasi
Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya dan kebijakan organisasi yang ada.
c. Kepemimpinan
S.P siagan memebrikan definisi tentang kepemimpinan yakni “seseorang pemimpin adalah orang tertinggi dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu setiap pemimpin dalam menilai perkembangan yang ada dalam
lingkungan baik itu eksternal maupun internal berbeda.16
2. Public Relations a. Pengertian
Public Relations merupakan kegiatan yang terorganisasi dan bertujuan membantu public untuk memahami organisasi dan produk organisasi tersebut.
16
(29)
Karena, Public relations merupakan metode ilmu komunikasi sebagai salah satu kegiatan yang mempunyai kepentingan dengan suatu organisasi. Menurut
definisi kamus terbitan institute of public relation (IPR) inggris, “Public
Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan kesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara khalayaknya”.
b.Fungsi dan Tujuan
Tujuan utama Public Relations sendiri adalah menciptakan,
mempertahankan dan melindungi reputasi perusahaan, memperluas prestasi, menampilkan citra-citra yang mendukung. Riset menunjukan bahwa
konsumen atau pelanggan lebih sering melakukan buying decision atau
keputusan pembeli atas citra perusahaan.
Fungsi utama Public Relations adalah meliputi berbagai bidang dan segi.dibawah ini terdapat beberapa fungsi Puboic Relations yang paling pertama yaitu:
1 Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga
atau organisasi dengan publiknya baik publik intern maupun ekstern dalam rangka menanamkan pengertian.
2 Menilaidan menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan
organisasi/lembaga/peerusahaan.
3 Memberi saran kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan
(30)
4 Menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam rangak menciptakan iklimpendapat publik yang menguntungkan organisasi atau lembaga atau perusahaan.
5 Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum.
Teori sistem ditemukan oleh Talcott Parson, yaitu suatu kerangka yang terdiri dari beberapa elemen atau sub elemen atau sub sistem yang saling berintegrasi dan berpengaruh. Konsep sistem digunakan untuk menganalisis perilaku dan gejala sosial dengan berbagai sistem yang lebih luas maupun dengan sub sistem yang tercakup didalamnya. Kaitannya dengan Public Relations bahwa teori sistem merupakan hubungan yang saling berkaitan satu sama lain dengan mencapai tujuan organisasi. Artinya, praktisi Public Relationa harus berfikir strategis.
Tentang hubungan teori sistem tersebut dengan program kerja perusahaan atau organisasi yang diemban seorang praktisi public relation guna memperoleh kepuasan layanan dari khalayak. Selain itu, ia harus memiliki pengetahuan luas yang kaitanya tentang visi dan misi serta tujuan dari organisasi atau perusahaan, guna menjawab segala kebutuhan internal dan eksternal organisasi atau perusahaan.
3.Strategi Public Relations
Staregi Public Relations harus dipahami oleh tiap-tiap bagian dari setiap divisi dalam perusahaan. Menurut D Ronald Smith startegi Public Relations yaitu:
(31)
1. Formative Research, fase pertama dalam proses perencanaan strategis. Riset formatif atau strategs adalah kegiatan pendahuluan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi dan menganalisa situasi yang dihadapi.
2. Strategy, adalah keseluruhan rencana organisasi,meliputi apa yang ingin
dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Fase ini memiliki tiga tahap yaitu; menetapkan tujuan dan sasaran, memformulasikan aksi dan strategi respon dan menggunakan komunikasiyang efektif.
3. Tactics, pada fase ini terdiri dari pemilihan taktik komunikasi yang akan
digunakan dan melakukan implementasi rencana strategis yang sudah disusun.
4. Evaluative Research, mengetahui efektivitas berbagai taktik komunikasi
yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditentukan.17
B. Konsep Pelayanan 1. Pengertian Layanan
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan diartikan sebagai
kemudahan yang diberikan sehubung dengan jual beli barang atau jasa.18
Pelayanan diartikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau
organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau nasabah.19
17
“Library Binus” diakses pada 8 Januari 2014 dari
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2-00799-MC%20Bab2001.doc
18 Depertemen Pendidikan Nasional, “
Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi ke-3, cet ke-2, h. 646
19
(32)
Dari beberapa pengertian tentang pelayanan para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda satu sama lain.diantaranya para ahli yang megemukankan pendapatnya tentang pelayanan yaitu sebagai berikut:
a. Menurut Philip Kottler, “pelayanan dapat diartikan suatu aktifitas yang bermanfaat yang diberikan oleh satu atau beberapa pihak kepada kepada pihak lain untuk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan yang pada dasarnya bersifat tidak terwujud dan tidak akan menimbulkan kepemilikan
apapun kepada yang menerimanya.20
b. Sedangkan menurut H.N Casson, mendefinisikan pelayanan sebagai
tindakan-tindakan yang dinyatakan atau dikerjakan untuk menyenangkan, memberi petunjuk atau memberi keuntungan kepada pembeli dengan
tujuan atau menciptakan goodwill atau nama baik serta meningkatkan
penjualan serta pendapatan.21
c. Menurut AS. Moenir, pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktifitas orang lain yang langsung diterima, atau dapat dikatakan bahwa pelayanan merupakan tindakan yang dilakukan orang lain agar masing-masing memperoleh keuntungan yang diharapkan dan mendapat
kepuasan.22
20
Philip Kottler, markeing managemen : Analisis Planning Implementation and Control Figh Edition New Jersey: (Prentice hall, 1994), h. 446
21
Herbert N. Casson, Petunjuk Praktis Dalam Perusahaan, (Surabaya: Usaha Nasional. 1981), h. 93
22
A.S. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), cat ke-4, h. 17
(33)
d. Pelayanan menurut Atep Adya Barata adalah “ segala usaha penyediaan fasilitas dalam rangka mewujudkan kepuasan para calon pembeli atau pelanggan sebelum dan sesudah terjadinya transaksi”.23
Sedangkan definisi pelayanan yang lebih rinci diberikan oleh
Gronroos “ pelayanan adalah suatau aktifitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimakasudkan untuk
memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.24
Bahwa dapat dikatakan pelayanan sebagai bantuan dalam kebaikan yang bermanfaat dan saling menghasilkan satu sama lain atau dapat dikatakan sebagai manfaat dari hasil karya yang bukan komonditi yang nyata, artinya hasilnya tidak dapat dilihat secara langsung.
Pengertian dari service of excellence adalah yang berkaitan dengan
jasa pelayanan yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya untuk memberi rasa kepuasan, dan membutuhkan kepercayaan terhadap pihak pelangganya (konsumen), sehingga mereka merasa dipentingkan atau diperhatikan dengan baik dan wajar. Memenangkan strategi pesaing dalam bisnis jasa pelayanan melalui kiat pelayanan prima tersebut, tindakan cukup hanya melakukan suatu proses administrasi dengan cepat, tetapi “bagaimana”
memperlakukan para pelanggan yang sedemikian rupa sehingga
memeperlihatkan cara kiat dapat melayanani dengan sebaik mungkin serta
23
Atep Adya Barata, Bisnis dan Hukum Perdata Dagang SMK, (Bandung: Amrico, 1999), h. 93
24
(34)
menumbuhkan kesan atau persepsi yang positif dari pihak para pelanggan (costumer oriented).25
2. Manajemen Pelayanan
Agar dapat mengetahui definisi manajemen pelayanan, sebelumnya harus memahami pengertianya. Oleh karena itu di bawah ini akan diuraikan tetang definisi manajemen sebagai berikut. Dalam kamus manajemen, arti dari istilah manajemen diantarnya adalah: manajemen, pengurus, kepemimpinan, ketatalaksanaan , ketatapengurusan, pengelolaan dan
sebagainya.26 Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
manajemen berarti proses penggunaan sumber data secara efektifitas untuk
mencapai sasaran.27
Kata manajemen dari bahasa inggris, yaitu to manage, yang
sinonimnya antara lain to handle, berarti mengurus, to guide, berarti
pemimpin atau membimbing dan to control berarti memeriksa, jadi dilihatdari
asal katanya, manajmen berarti mengurus, membimbing, pengawasan atau
pemimpin.28
Dengan sangat bervariasi para ahli mananjemen mendefinisikan manajemen dari sudut pandang mereka. Dapat dikemukakan menegnai
batasan-batasan penegertian manajemen oleh George R Terry, yang dikutip
oleh Rosadr Ruslan sebagai berikut: manajemen merupakan sebuah proses
yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
25
Rosady Ruslan, SH. MM, Manajemen Humas dan Komunikasi: Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: Grapindo Perasada, 2002), h. 284
26
Moekijat, Kamus Manajemen, (Bandung: Cv. Mandar Maju, 1990), cet ke-4, h. 290-291
27
Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1997), h. 623
28
E.K Mochtar Effendy,Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta: Barata Aksara, 1986), cet ke-1, h. 14
(35)
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui
memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.29
Berdasarkan pengertian di atas manajemen pelayanan dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana, mengimplementasikan rencana, mengkordinasikan dan menyelesaikan
aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan.30
Menurut A.S Moenir yang dimaksud dengan manajemen pelayanan adalah manajemen proses, yaitu sisi manajemen yang mengatur dan mengendalikan proses pelayanan, agar mekasnisme kegiatan pelayanan dapat berjalan tertib, lancar tepat mengenai sasaran dan memuaskan bagi pihak
yang harus dilayani.31 Untukdapat menyelanggarakan manajemen pelayanan
dengan baik, ada prinsip-prinsip manajemen pelayanan yang dapat dipakai sebagai acuan, prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah sebagai berikut identifikasi kebutuhan konsumen yang sesungguhnya.
a. Sediakan pelayanan yang terpadu
b. Buat sistem yang mendukung pelayanan konsumen
c. Usahakan agar semua orang atau karyawan bertanggung jawab terhadap
kualitas pelayananya
d. Layanilah keluhan konsumen secara baik
e. Karyawan adalah sama pentingnya dengan konsumen
f. Bersikap tegas tetapiramah terhadapkonsumen
29
Ibid, h.2
30
A.S Moenir Manajemen Pelaynan Umum di Indonesia, h. 186
31
(36)
g. Jalin komunikasi dan interaksi dengan konsumen. 3. Gadai syariah
1. Pengertian Gadai Syariah
Gadai dalam bahsa arab disebut rahn dalam bahasa arab adalah
ats-tsubuh wa ad-dawam, yang berarti “tetap” dan “kekal”, seperti dalam kalimat
maun rahim, yang berarti air yang tenang32
Ar-rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambilo kembali seluruh atau sebagian piutangnya.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan
utang atau gadai.33
Pegadaian menurut pasal 1150 penulis undang-undang hukum perdata yang berbunyi:
“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai
piutang atas suatu barang bergerak, yaitu barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh orang yang mempunyai utang. Karena itu, maka gadai (Rahn)dalam bahasa hukum
perundang-udangan disebut sebagai barang jamninan agunan dan rungguhan.34
Sedangkan menurut Ahmad Azhar Basyir rahn adalah menahan
suatau barang sebagai tanggung utang, atau menjadikan sesuatu benda
32
Abi Zakariyya yahya bin syaraf An-nawawi, Mughny Muhtaj, (mesir:musthafa Babi Al-jalabi, 1957), jilid2, h.121
33
Sayidsabiq, fiqh sunnah, (Beiurt. Darul-penulis al-aribi, 1987). Cet ke-8, vol III h.169.
34
Penulisan Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek). Penerjemah R. subekti dan R. Tjitrosudibio, (jakarta:pradnya paramita, 1976), cet vIII, Ps. 1150
(37)
bernilai menurut pandangan syara’ sebagai tanggungan marhun bih,
sehingga dengan adanya tanggungan utang itu seluruh atau sebagian utang
dapat diterima.35
Jadi, kesimpulannya rahn adalah menahan barang jaminan pemilik, baik bersifat materi atau manfaat yang lainnya, sebagai jaminan atas pinjamnan yang diterimanya. Pegadaian syariah menjawab kebutuhan transaksi gadai sesuai syariah, untuk solusi pendanaan yang cepat dan praktis.
2. Landasan hukum gadai syariah36
Pada dsarnya, gadai adalah salah satu akad yang diperbolehkan dalam islam. Adapun dalil-dalil yang menjadi landasan diperbolehkannya gadai adalah:
A. Firman Allah SWT yang berbunyi:
“jika kamu dalam perjalan dan bermuamalah tidak secara tunai sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang tepat sebagai pegangan (oleh yang menghutangkkan), tetapi jika sebagaian kamu memeprcayai sebagaian yang lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanat (utangnya) dan hendaknya ia bertaqwa kepada Allah SWT.
35
Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam Tentang Riba, Utang Piutang Gadai, (Bandung:Al-maarif, 1083, h. 50.
36
Muhammad Habiburrahim dkk, Buku Pedoman Pegadaian (Sejarah Singkat Pegadaian). (Jakarta: Kuwais, 2012). h.102
(38)
B. Al-hadits
“Aisyah r.a berkata bahwa rasulullah SAW membeli makanan sari
seorang yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”. (HR.
bukhari).
Dari hadits di atas dapat dipahami, bahwa menggadai dibenarkan juga bila dilakukan bila dilakukan dengan non muslim dan juga harus memiliki barang jaminan, agar tidak ada kekhawatiran bagi yang memberi pinjaman atau hutang.
C. Ijma’ Ulama
Jumhur ulama menyepakati kebolehan status hukum gadai. Hal dimaksud, berdasarkan pada kisah nabi Muhamad saw, yang
menggadaikan baju besinya kepada seorang yahudi untuk
mendapatkan makanan. Para ulama juga mengambil indeksi dari contoh Nabi Muhamad saw. Tersebut, ketika beliau beralih dari yang biasanya bertransaksi kepada para sahabat yang kaya kepada seorang yahudi, bahwa hal itu lebih sebagai sikap Nabi Muhamad saw. Yang tidak mau memberatkan para sahabat yang biasanya enggan mengambil ganti maupun harga yang diberikan oleh nabi Muhamad
saw. Kepada mereka.37
37
Wahbah Zuhhaily, al-faiqh Al-islam Wa Adillatuhu, (Beirut: Daar Al-Fikr, 2002), juz VI.
(39)
3. Rukun gadai syariah/ Rahn38 Rukun rahn lain adalah:
a. Aqid, adalah pihak-pihak yang melakukan perjanjian. Aqid terdiri dari
dua pihak yaitu: pertama, rahim (yang menggadaikan), yaitu orang yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang yang akan digadaikan. Kedua, Murtahin (yang menerima gadai) yaitu orang, bank, atau lembaga yang dipercaya oleh rahn untuk mendapatkan modal dan jaminan barang (gadai).
b. Shigat adalah ucapan berupa ijab dan qabul
c. Mahrun bih (utang), yaitu sejumlah dana yang diberikan murtahin
kepada rahin atas dasar besarnya tafsiran marhun
d. Marhun (barang yang diagadaikan), yaitu barang yang digunakan rahin
untuk dijadikan jaminan mendapatkan uang.
4. Syarat gadai
a. Shigat, syarat shigat adalah sighat tidak boleh berikat dengan syarat
tertentu dan dengan masa yang akan datang. Misalnya, rahin mensyaratkan apabila tenggang waktu marhum bih habis dan marhun bih belum terbayar. Maka rahn dapat diperpanjang satu bulan. Kecuali jika syarat tersebut mendukung kelancaran akad maka diperbolehkan seperti pihak murtahin minta agar akad itu disaksikan oleh dua orang.
38
(40)
b. Orang yang berakad. Baik rahin maupun marhun harus cakap dalam melakukan tindakan hukum, baliqh dan berakal sehat, serta maupun melakuka akad.
c. Marhun bih
1. Harus merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada murtahin;
2. Merupakan barang yang dapat dimanfaatkan, jika tidak dapat
dimanfaatkan, maka tidak sah.
3. Barang tersebut dapat dihitung jumlahnya.
d. Marhun
1. Harus berupa harta yang dapat dijual dan nilainya seimbang
dengan marhun bih
2. Marhun harus mempunyai nilai dan dapat dimanfaatkan
3. Harus jelas dan spesifik
4. Marhun itu secara sah harus dimiliki oleh rahin
5. Merupakan harta yang utuh, tidak bertebaran dalam beberapa
tempat.39
5. Persamaan dan perbedaan gadai syariah dan gadai konvesional
1. Jasa gadai syariah
Pegadaian mengeluarkan produk berbasis syariah yang disebut dengan gadai syariah. Gadai syariah dimaksud, dalam istilah bahasa arab disebut rahn. Rahn tersebut, beroprasional berdasarkan prinsip syariah sehingga tidak mengenakn bunga tetapi mendapatkan bagi hasil yang
39
Amin Ma’aruf , Mengatasi Masalah Dengan Pegadaian Syariah.( Jakarta:Renaish, 2005) h. 25
(41)
dikenal dengan istilah mudharabag atau fee based income. Pegadaian
syariah sebagai penerima gadai disebut murtahin dan pemberi gadai
disebut rahin. Rahin akan mendapatkan surat bukti gadai (rahn) berikut
dengan akad pinjam-meminjam yang disebut akad gadai syaiah dan akad sewa. Dalam akad gadai syariah disebut bahwa jangka waktu akad tidak diperpanjang maka penggadai menyetujui agunan (marhun) miliknya dijual oleh pegadai (murtahin) guna melunasi pinjaman. Sedangkan akad sewa tempat (ijarah) merupakan kesepakatan anatara pegadai dengan penerima gadai akan mengenakan jasa simpan.
Pegadai dapat memiliki banyak produk yang mungkin cocok untuk seseorang yang memebutuhkan dana dalam jangka waktu pendek.” Tak
kenal maka tak sayang” demikian kata pepatah, sehingga ada baiknya
sebelum seseorang membutuhkan uang yang mendesak, atau benar-benat “kepepet” membutuhkan modal maka tidak ada salahnya untuk meluangkan waktunya sebentar ke kantor pegadaian terdekat dari tempat tinggal untuk menanyakan syarat-syarat apa saja yang ada serta daftar barang yang diterima sebagai jaminan gadai. Tujuanya adalah suatu waktu ketika membutuhkan dana maka alternatif pegadaian menjadi sarana
efektif dan efesien dalam memperoleh dana dalam jangka waktu pendek.40
Pegadaian konvesional memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat ganda, pegadaian konvesional menarik bunga 10%-14% untuk jangka waktu empat bulan, dan ansurasi sebesar
40
(42)
0,5% dari jumlah pinjaman. Jangka waktu empat bulan itu dapat diperpanjang, selama nasabah mampu membayar bunga. Lain halnya dengan pegadaian syriah, tidak berbentuk bunga, tetapi berupa biaya penitipan, penjagaan, pemeliharaan dan penaksiraan. Jelasnya biaya gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan, pegadaian syariah hanya memungut biaya (termasuk asuransi barang) sebesar 4% untuk jangka waktu dua bulan. Apabila lewat dua bulan nasabah tidak mampu untuk membayarnya maka nasabah bisa memperpanjang dua periode. Jadi total waktu maksismal enam bulan. Dan tidak ada pungut biaya untuk perpanjang waktu, tapi, jika melewati masa enam bulan, BSM akan langsung dilelang barang gadai.
2. Jasa gadai konvesional
Pegadaian konvesional memberi pinjaman kepada warga masyarakat mulai dari 10.000,00 sampai 20 juta rupiah per surat gadai. Namun demikian, pegadai juga memiliki produk untuk pinjaman yang di atas 20 juta. Perhitungan bunga dilakukan setiap 15 hari. Jelasnya, bila seorang menggadaikan barang dan kemudian menerima kredit gadai sebesar Rp. 1.000.000,00 maka setiap 15 hari kedepan, bila bunga yang dikenakan 1.5% per 15 hari, orang dimaksud mesti membayar bunga sebesar Rp. 15 ribu per lima belas hari. Mungkin sedikit merugikan bagi nasabah pegadaian adalah bila seorang ingin melunasi misal dalam jangka waktu 16 hari maka orang itu akan dikenakan bunga untuk 30 hari.
(43)
Mengapa demikian ? karena pegadaianmenghitung bunga setiap 15 hari sehingga nasabah harus benar-benar menaati jadwal pembayaran bunga sesuai dengan waktunya. Juga bila nasabah ingin menebus kembali barang yang digadaikan, sebaiknya sesuai pola waktu 15 harian. Jangka waktu pinjaman diberikan oleh pegadaian selama 4 bulan. Apabila telah melewati pinjaman, nasabah dapat memperpanjang dengan membayar sewa moda (bunga) atau dapat menebus barang jaminannya. Apabila kedua hal tersebut tidak dilaksanakan maka pegadaian dapat berhak melelang barang jaminan. Nasabah masih diberi hak mendapatkan uang lelang jika hasil lelang yang diterima melebihi hutang pokok ditambah sewa modal dan biaya lelang. Sebaliknya, jika hasil lelang lebih kecil dibandingkan kewajibanya nasabah, kekurangan itu menjadi resiko yang ditanggung oleh pegadaian.
Sedangkan persamaan antara pegadaian syariah dan pegadaian konvesional adalah jangka waktu tempo yaitu sama-sama 120 hari. Jika setelah 120 hari sipeminjam tidak membayar hutangnya, maka barang jaminanya akan dijual atau dilelang. Tetapi nasabah diberi waktu tambahan 2 hari sebelum dilelang dibuat dahulu penitia lelang.pada saat hari pelelangan, nasabah masih diberi tambahan dan kesempatan waktu selama 2 jam jika ingin menebus barang jaminanya, jika tidak ditebus maka barang jaminan tersebut dilelang. Uang pelelangan tersebut digunakan untuk membayar hutang rahin. Jika hasil lelang tersebut mengalami kelebihan akan dikembalikan kepada nasabah, tetapi apabila
(44)
uang kelebihan tersebut tidak diambil dalam jangka waktu 1 tahun, maka dana tersebut akan dimasukan kedalam dana (Zakat, Infaq, Shadaqah) pegadaian syariah. Sedangkan pada pegadaian konvesional uang kelebihan yang tidak diambil akan menjadi milik pegadaian. Dan apabila dari hasil lelang tersebut ternyata kurang untuk membayar hutang, maka nasabah harus diharuskan membayar sisa hutangnya.
C.Kepuasan Layanan
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil dengan harapannya. Kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. Seorang pelanggan akan kecewa bila apa yang dia dapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pelanggan tidak mengulanginya lagi karena sudah kecewa. Sebaliknya seorang pelanggan akan merasa puas bila apa yang dia dapat sesuai atau bahkan melebihi harapannya. Pelanggan itu pasti akan kembali lagi dan juga secara tidak langsung akan mempromosikannya kepada orang lain.
Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak terwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam mengkonsumsi jasa tersebut.
(45)
Public Relations mengupayakan kinerja yang baik dalam hal menyediakan jasa atau pelayanan agar konsumen termotivasi untuk lebih
aktif dalam mengkonsumsi jasa tersebut.41
41
Philip Kottler. Markeing Managemen : Analisis Planning Implementation and Control High Edition New Jersey. (Prentice hall, 1994).
(46)
BAB III
GAMBARAN SINGKAT PEGADAIAN SYARIAH
A. Sejarah Pegadaian Syariah
Sejarah singkat pegadaian syariah atau Pawn Shop merupakan
lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Lembaga semacam ini pada awalnya berkembang di Italia yang kemudian dipraktekkan di wilayah-wilayah Eropa lainnya, misalnya Inggris dan Belanda. Sistem gadai tersebut
memasuki Indonesia dibawa dan dikembangkan oleh orang Belanda (VOC),
yaitu sekitar abad ke-19.1
Pada mulanya usaha pegadaian di Indonesia dilaksanakan oleh pihak swasta, kemudian pada awal abad ke 20 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1901 Nomor 131 tanggal 12 Maret 1901 didirikan rumah gadai pemerintah (Hindia Belanda) di Sukabumi, Jawa Barat. Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut, maka pelaksanaan gadai dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda sebagaimana diatur pada tahun 1901 Nomor 131 tersebut sebagai berikut.
Kedua sejak saat itu dibagian Sukabumi kepada siapapun tidak akan diperkenankan untuk memberi gadai atau dalam bentuk jual beli dengan hak membeli kembali, meminjam uang tidak melebihi seratus Gulden, dengan hukuman tergantung kepada kebangsaan para pelanggar yang diancam dalam
1
Muhammad Habiburrahim dkk, Buku Pedoman Pegadaian(Mengenal Pegadian Syariah). (Jakarta: Kuwais, 2012). h. 20
(47)
pasal 337 KUHP bagi orang Eropa dan pasal 339 KUHP bagi orang-orang Bumiputera.
Selanjutnya, dengan a1930 No. 226 Rumah Gadai tersebut mendapat
status Dinas Pegadaian sebagai Perusahaan Negara dalam arti Undang-Undang perusahaan Hindia Belanda (Lembaran Negara Hindia Belanda 1927 No.419).
Pada masa selnjutnya, pegadaian milik pemerintah tetap diberi fasilitas monopoli atas kegiatan pegadaian di Indonesia. Dinas pegadaian mengalami beberapa kali perubahan bentuk badan hukum, sehingga akhirnya pada tahun 1990 menjadi Perusahaan Negara (PN) pegadaian, pada tahun 1969 Perusahaan Negara Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) pegadaian, dan pada tahun 1990 Perusahaan Jawatan Pegadaian diubah menjadi Perusahaan umum (PERUM) pegadaian melalui Peraturan Pemerinah nomor 10 Tahun 1990 Tanggal 10 April 1990. Pada waktu pegadaian masih berbentuk Perusahaan Jawatan, misi sosial dari pegadaian merupakan satu-satunya acuan yang digunakan oleh manajernya dalam mengelola pegadaian. Pengelolaan pegadaian bisa dilaksanakan meskipun perusahaan tersebut mengalami kerugian.
Sejak statusnya diubah menjadi Perusahaan Umum, keadaan tersebut tidak sepenuhnya dapat dipertahankan lagi. Disamping berusaha memberikan pelayanan umum berupa penyediaan dana atas dasar hukum gadai, manajemen perum pegadaian juga berusaha agar pengelolaan usaha ini sependapat mungkin tidak mengalami kerugian. Perum pegadaian diharapkan akan dapat
(48)
mengalami keuntungan atau setidaknya penerimaan yang didapat mampu menutup seluruh biaya dan pengeluarannya sendiri. Kantor pusat Perum berkedudukan di Jakarta dan dibantu oleh kantor daerah, kantor perwakilan daerah dan kantor cabang.
Saat ini jaringan usaha Perum Pegadaian telah meliputi lebih dari 500 cabang yang tersebar diseluruh Indonesia. Dengan misi membantu masyarakat dari jeratan para lintah darat melalui pemberian uang pinjaman dengan hukum gadai. Seiring dengan perkembangan zaman Pegadaian telah beberapa kali berubah status mulai sebagai Perusahaan Jawatan (1901), Perusahaan di bwah IBW (1928), Perusahaan Negara (1960), dan kembali ke Perjan di tahun 1969. Baru di tahun 1990 dengan lahirnya PP10/1990 tanggal 10 April 1990 sampai dengan terbitnya PP103 tahun 2000 Pegadaian berstatus sebagai Perum dan merupakan salah satu BUMN dalam lingkungan Departemen Keuangan Republik Indonesia hingga sekarang. Terbitnya PP/10 tanggal 1April 1990 dapat dikatakan menjadi tonggak awal kebangkitan Pegadaian. Satu hal yang perlu dicermati bahwa PP10 menegaskan misi yang harus diemban oleh Pegadaian untuk mencegah praktik riba. Misi ini tidak berubah hingga terbitnya PP103/2000 yang dijadikan landasan kegiatan usaha Perum Pegadaian sampai sekarang.
Pada saat ini Pegadaian Syariah sudah berbentuk sebagai sebuah lembaga. Ide pembentukan Pegadaian Syariah selain karena tuntutan idealisme juga dikarenakan keberhasilan terlembaganya bank dan asuransi syariah. Setelah terbentuknya bank, BMT, BPR, dan asuransi syariah, maka Pegadaian
(49)
syariah mendapat perhatian oleh beberapa praktisi dan akademisi untuk dibentuk dibawah suatu lembaga sendiri. Keberadaan Pegadaian Syariah atau Rahn lebih dikenal sebagai bagian produk yang ditawarkan oleh bank syariah, dimana bank menawarkan kepada masyarakat bentuk penjaminan barang guna mendapatkan pembiayaan.
Mengingat adanya peluang dalam mengimplementasikan Rahn/gadai
syariah, maka Perum Pegadaian bekerja sama dengan Lembaga Keuangan Syariah melaksanakan Rahn yang bagi Pegadaian dapat dipandang sebagai pengembangan produk, sedang bagi Lembaga Keuangan Syariah dapat berfungsi sebagai kepanjangan tangan dalam pengelolaan produk Rahn. Untuk mengelola kegiatan tersebut, Pegadaian telah membentuk Divisi Usaha Syariah yang semula dibawah binaan Divisi Usaha Lain.)
Pengertian Gadai Syariah, menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang.
Gadai dalam fiqh disebut Rahn, yang menurut bahasa adalah tetap,
kekal, dan jaminan. Menurut beberapa mazhab, Rahn berarti perjanjian
penyerahan harta oleh pemiliknya dijadikan sebagai pembayar hak piutang tersebut, baik seluruhnya maupun sebagian. Penyerahan jaminan tersebut tidak harus bersifat aktual (berwujud), namun yang terlebih penting penyerahan itu bersifat legal misalnya berupa penyerahan sertifikat atau surat bukti
(50)
kepemilikan yang sah suatu harta jaminan. Menurut mazhab Syafi’i dan Hambali, harta yang dijadikan jaminan tersebut tidak termasuk manfaatnya. (Gadai syariah adalah produk jasa berupa pemberian pinjaman menggunakan sistem gadai dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip syariat Islam, yaitu antara lain tidak menentukan tarif jasa dari besarnya uang pinjaman).
Dalam hukum perdata, hak gadai hanya berlaku pada benda bergerak,
sedangkan dalam hukum Islam, rahn berlaku pada seluruh harta, baik harta
yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Perusahaan Umum Pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150 di atas. Tugas pokoknya adalah memberikan pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat.
B. Visi dan Misi Pegadaian Syariah2
1. Visi pegadaian
pada tahun 2013 pegadian menjadi “champion” dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fiducia bagi masyarakat menengah kebawah.
2
Muhammad Habiburrahim dkk, Buku Pedoman Pegadaian (Sejarah Singkat Pegadaian syariah). (Jakarta: Kuwais, 2012). h. 65
(51)
2. Misi pegadaian
1. Membantu program pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat khususnya golongan menengah kebawah dengan memberi solusi keuangan yang terbaik dengan melalui pinjaman skala mikro kecil dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia.
2. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan
melaksanakaan tata pola perusahaan yang baik dan secara konsisten.
3. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.
1. Tugas, Tujuan dan Fungsi Pegadaian Syariah
1. Tugas pokok
Tugas pokok pegadaian yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai dan usaha-usaha lain yang berhubungan dengan tujuan pegadaian atas dasar materi.
2. Tujuan pokok
Sebagai lembaga keuangan syari’ah non bank milik pemerintah bertujuan untuk menyediakan tempat badan usaha bagi orang-orang
yang menginginkan prinsip-prinsip syari’ah bagi masyarakat muslim
khususnya dan pada semua lapisan masyarakat non muslim pada umumnya. Disamping itu untuk memenuhi kebutuhan umat akan jasa gadai yang sesuai syari’ah Islam.
(52)
3. Fungsi Pokok Pegadaian
1. Mengelola penyaluran uang pinjama atas dasar hukum gadai
dengan cara mudah, cepat, aman dan hemat.
2. Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang
menguntungkan bagi pegadaian maupun masyarakat.
3. Mengelola keuangan perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan.
4. Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian.
5. Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi
pengelolaan pegadaian.
2. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah
1. Badan usaha milik negara, adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagaian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, sebagaimana yang di maksud dalam undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang badan usaha milik negara (Lembaran Negara Tahun 2003 No 70, dan tambahan lembaran Negara No 4297).
2. Perusahaan persero, yang disebut persero adalah BUMN yang
terbentuk persero terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% saham dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya adalah mengejar keuntungan.
(53)
3. Perusahaan, adalah PT. PEGADAI (persero), yaitu BUMN yang berbentuk perusahaan perseroan yang didirikan berdasarkan peraturan Pemerinthan Republik Indonesia No 51 Tahun 2011 tentang perubahan bentuk badan hukum perusaan umum (perum) dan oegadaian menjadi perusaan perseroan (persero) (Lembaran Negara Tahun 2011 No 132) keputusan Mentri Negara BUMN Nomor : Kep-142/MBU/2011 tanggal 22 juni tentang perubahan bentuk badan hukum perusahaan umum dan pegadaian menjadi perusahaan perseroan.
4. Organ perusahaan, Rapat umum pemegang saham, dewan komisaris
dan direksi
5. Rapat umum pemegang saham, yang selanjutnya disebut RUPS
adalah organ perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada direksi atau komisaris.
6. Dewan komisaris, organ perusahaan yang bertugas melakukan
pengawasaan terhadap kebijakan perusahaan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai perusahaan maupun usaha perusahaan yang dilakukan oleh direksi serta memberikan nasihat kepada direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan RJPP, RKAP serta ketentuan anggaran dasar dan keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undanganyang berlaku, untuk kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan.
(54)
7. Direksi, Organ perusahaan yang bertugas menjalankan segaka tindakan yang berkaitan dengan pengurusan untuk kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan serta mewakili perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan/keputusan RUPS.
8. Kantor pusat, pusat kegiatan administratif dan operasional perusahaan,
serta merupakan tempat kedudukan perusahaan.
9. Kantor wilayah, bagian dari organisasi perusahaan untuk wilayah
tertentu yang bertugas melaksanakaan kegiatan administratif dan operasional perusahaan.
10.Kantor cabang, unit operasional perusahaan yang langsung
menjalankan kegiatan pelayanaan bisnis gadai, bisnis fidusia dan jasa lain perusahaan, baik secara konvesional maupun syariah kepada pengguna jasa (pelanggan/nasabah)
11.Unit pelayanan cabang, outlet pelayanan yang merupakan bagaian
dari kantor cabang.
12.Program kemitraan dan bina lingkungan, selanjutnya disebut PKBL,
adalah program perusaan yang dilaksanakan berdasarkan keputusan mentri BUMN untuk melakukan penyaluran modal kepada pengusaha kecil untuk program kemitraan dan bina lingkungan, melalui pemanfaatan dana danri laba perusahaan.
(55)
13.Corporate social responsibility, disebut CSR, adalah komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatakan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan sendiri, komitas setempat maupun masyarakat pada umumnya dengan memperhatikanasas kepatutan dan kewajaran.
14.Sumber daya manusia, disebut SDM, adalah sumber kekuataan pokok
perusahaan yang merupakan faktor penggerak atau pengelola bagi sumber daya lainya yang ada diperusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
15.Widyaiswara, jabatan fungsional dengan tugas pokok mendidik,
mengajar dan melatih secara penuh dan berkesinambungan dalam divisi pendidik dan pelatihan intern atau ekstrem perusahaan.
16.Kepala satuan pengawasan intern, adalah pejabat struktual satu level
dibawah direksi sebagai pimpinan satuan pengwasan interm (SPI) yang berkedudukan dikantor pusat.
17.Sekertaris perusahaan, adalah pejabat struktual satu level dibawah
direksi sebagai pemimpin sekertaris perusahaan yang berkedudukan dikantor pusat.
18.Jeneral manajer, pejabat struktual satu level dibawah direksi sebagai
pemimpin divisi yang berkedudukan dikantor pusat, kecuali ditentukan lain oleh direksi.
(56)
19.Kepala biro, pejabat struktual satu levek dibawah direksi sebagai pemimpin biro yang berkedudukan dikantor pusat.
20.Inspektur, pemimpin inspektorat dibawah kepala satuanpengawasan
intern yang berkedudukan dikantor pusat (inspektur pusat) dam kamtor wilaya (insoektur wilayah)
21.Pemeriksa, pejabat fungsional pada inspektorat pusat atau inspektorat
wilayah.
22. Pemimpin wilayah, pejabat struktual satu level di bawah direksi yang
memimpin satu kantir wilayah.
23.Manajer, pejabat struktual sebagai pemimpin suatu kantor cabang
24.Pemimpin cabang, pejabat struktual sebagai pemimpin suatu kantor
cabang.
25.Manajer bisnis cabang, pejabat struktual sebagai pemimpin bagian
bisnis setingkat asisten manajer, berkedudukan dikantor cabang
26.Pengelola unit pelayanan cabang, karyawan perusahaan yang
memiliki fungsi mebgelola unit pelayanan cabang baik konvesional mauapun syraiah
27.Asisten manajer dikantor pusat, pejabat fungsional yang bertugas
membantu manajer diokantor pusat sesuai dengan fungsi masing-masing
28.Asisten manajer diakntor wilayah, pejabat struktual yang bertugas
membantu manajer dikantor wilayah sesuai dengan fungsi masing-masing
(57)
29.Pejabat struktual, karyawan perusahaan yang berdasarkan keputusan direksi menduduki suatu jabatan tertentu yang berwenang memberikan penilaian kepada bawahan.
30.Pejabat fungsional, karyawan perusahaanyang berdasarkan keputusan
direksi untuk menjalankan fungsi tertentu dan tidak berwenang memberikan penilaian kepada bawahan.
(58)
4. Profil dan Layanan Pegadaian Syariah Layanan pegadian syariah
Pegadaian syariah “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah” Pegadaian
Syariah ini datang ditengah-tengah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masayarakat untuk membantu kesulitan dalam hal keuangan, misalnya butuh modal kerja tapi tabungan kurang, maka PEGADAIAN SYARIAH solusinya. Di Pegadaian Syariah ini tentunya banyak layanan
yang menguntungkan. Salah satunya yaitu ARRUM. Layanan ARRUM ini
memudahkan para pengusaha mikro dan kecil untuk mendapatkan modal usahadengan jaminan BPKB. Kendaraan yang dijadikan jaminan tetap ditangan pemiliknya sehingga dapat digunakan untuk usaha sehari-hari.
(59)
Dan layanan ARRUM ini dalam pengembalian modalnya menggunakan Sistem Angsuran yang dapat dipilih sndiri angsurannya.
1. Menambah modal usaha untuk memperbesar skala usaha.
2. aminan yang digunakan adalah BPKB.
3. Kendaraan yang dijaminkan tetap ditangan pemiliknya.
4. Prosedur dan syarat yang mudah.
5. Cepat proses
6. Pinjaman mulai 3jtan,Biaya Ijaroh yang relative ringan dan biaya
administrative yang tidak memberatkan.
7. Jangka waktu pembiayaan fleksibel, mulai dari 12bln,18,24 sampai 36
bulan.
8. Bebas menentukan pilihan pembayaran.
5. Barang Apa Saja Yang Bisa Digadai dan Yang Tidak Bisa Digadai
Barang yang Dapat Digadaikan
1. Barang perhiasan Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina ,
intan, mutiara dan batu mulia.
2. Kendaraan Mobil, sepeda motor, becak, bajai, dan lain-lain.
3. Barang elektronik camera, video player, televisi, komputer, laptop,
handphone.
4. Barang lain yang dianggap bernilai oleh perum pegadaian seperti
surat berharga baik dalam bentuk saham, obligasi, maupun surat-surat berharga lainnya.
(60)
Barang yang tidak dapat digadaikan.
1. Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyipanan khusus dan
memerlukan cara pemeliharaan khusus. 2. Hasil bumi, karena mudah busuk atau rusak.
3. Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat
penyimpanan sangat besar yang tidak dimiliki oleh pegadaian. 4. Barang yang ceat rusak, busuk atau susut.
5. Barang yang amat kotor.
6. Kendaraan yang sangat besar.
7. Barang-barang seni yang sulit ditaksir.
8. Barang yang sangat mudah terbakar.
9. Senjata api, amunisi dan mesiu.
10. Barang yang disewabelikan.
11. Barang milik pemerintah.
(61)
52 BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
1. Strategi Public Relations
Public Relations berfokus pada membangun hubungan dengan public yang membatasi atau meningkatkan kemampuan organisasi untuk memenuhi misinya. Public Relation yang dilakukan sudah terlihat cukup efektif. Para praktisi PR berperan menghubungkan organisasi dengan publik eksternal dan individu, membantu subsistem lain dalam organisasi untuk berkomunikasi langsung dengan dunia luar, dan berkomunikasi satu sama lain. Dengan demikian, PR dapat ditemukan pada waktu dan kapan saja pada hampir semua bagian dalam organisasi, baik yang berukuran besar maupun kecil. Didefinisikan sebagai metode komunikasi yang bertujuan menciptakan saling pengertian dan kerja sama di antara semua publik yang berkepentingan guna memperoleh keuntungan dan kepuasan bersama. Sebagai salah satu metode komunikasi, PR mempunyai ciri khas yaitu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan publik, baik public internal maupun eksternal.
Komunikasi yang dilakukan oleh PR bersifat dua arah (two way
communication) dengan tujuan untuk pencitraan suatu perusahaan/lembaga
(corporate image). Fungsi PR dalam manajemen suatu lembaga/perusahaan adalah sebagai pendukung manajemen, membangun citra perusahaan/lembaga, dan sebagai komunikator. Di Indonesia, PR masih kurang berkembang karena pemahaman dan persepsi masyarakat terhadap PR yang lemah, terbatas, dan
(62)
berbeda. Akibatnya keberadaan PR dalam suatu lembaga atau perusahaan belum profesional dan proporsional. Peran PR akan makin penting dalam era globalisasi. Lembaga pemerintah atau perusahaan yang tidak memanfaatkan PR sebagai suatu organisasi maupun strategi komunikasi akan tertinggal karena tidak menguasai cara memperoleh atau menghimpun dan menyebarkan informasi.
PR merupakan jembatan untuk membangun hubungan yang harmonis di antara publik dalam suatu lembaga atau perusahaan. Apabila hubungan antarkaryawan, antarpimpinan, atau antara pimpinan dan karyawan berlangsung
harmonis, kondusif dan menyenangkan maka akan timbul pengakuan (self
belonging) terhadap lembaga atau perusahaan tersebut. Jika hal ini terjadi maka public yang ada dalam lembaga atau perusahaan tersebut akan menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing dengan baik, dan menganggap pekerjaan bukan sebagai suatu kewajiban, tetapi lebih dari itu yaitu sebagaiseni. Keadaan tersebut tentu akan berdampak positif terhadap kinerja lembaga/perusahaan dalam menghasilkan produk atau jasa yang ditargetkan.
Oleh karena itu, komunikasi dan PR memiliki peran yang sangat penting, termasuk dalam pelayanan. Selain menciptakan hubungan yang harmonis serta membangun kepercayaan publik dan citra positif, PR juga berperan dalam mengembangkan jasa dan produk yang dipasarkan, periklanan, serta membangun kembali opini yang negatif melalui penjelasan atau pembelaan terhadap pandangan yang kurang baik dari publik dengan cara menyajikan berbagai data, fakta, dan informasi yang sebenarnya. Karena peran dan fungsinya tersebut, mendefinisikan PR sebagai proses manajemen yang kontinu untuk memperoleh
(63)
kemauan/kehendak yang baik dan pengertian dari para pelanggan, pegawai, dan public umum. Kegiatan PR ke dalam mengadakan analisis dan perbaikan terhadap diri sendiri, sedangkan keluar adalah mengadakan pernyataan-pernyataan. mengemukakan ciri-ciri PR sebagai
berikut:
1. PR merupakan kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang
berlangsung dua arah secara timbalbalik (two way traffic reciprocal
communication). Hal tersebut menunjukkan bahwa komunikasi
merupakan penyebaran informasi, berlangsung dalam bentuk opini publik, dan perpustakaan harus melakukan pengkajian, apakah informasi yang disebarkan kepada pengguna diterima, dipahami, dan dimanfaatkan. Evaluasi perlu dilakukan sebagai bahan perencanaan kegiatan yang akan datang.
2. Fungsi PR melekat pada proses manajemen. Eksistensi PR sebagai
kelembagaan komunikasi dalam pelayanan berfungsi untuk menunjang upaya manajemen dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Prosesnya berlangsung melalui tahap perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengendalian (controlling), serta dilengkapi dengan rumus Six M (Man, Materials, Machines, Methods, Money dan Markets). Dalam hal ini, kegiatan PR difokuskan untuk menangani komunikasi antarmanusia yang ada di dalamnya.
(64)
3. Sasaran kegiatan PR adalah publik, baik internal maupun eksternal, untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang harmonis antara lembaga dan publik di dalam dan di luar.
4. Dalam operasionalnya, PR harus membina hubungan yang harmonis dan
mencegah terjadinya hambatan psikologis. Oleh karena itu, PR harus
memiliki sikap menyenangkan (favorable), itikad baik (goodwill),
toleransi (tolerance), saling pengertian (mutual understanding), saling
mempercayai (mutual confidence), saling menghargai (mutual
appreciation), dan citra baik (good image). Pada pegadaian syariah, kegiatan PR berkaitan dengan upaya mempromosikan program pegadaian syariah, layanan yang tersedia, dan sumber daya informasi yang dimiliki. Upaya yang dilakukan oleh praktisi PR pegadaian syariah harus terintegrasi dengan rencana strategis pegadaian syariah. Kegiatan PR dirancang untuk mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki guna memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang manfaat layanan pegadaian syariah. Upaya yang dilakukan praktisi PR pegadaian syariah tersebut adalah menetapkan standar operasional untuk mencapai target dengan cara: 1. memperkenalkan layanan pegadaian syariah terbaik dan tersedianya pegawai terlatih dan 2. mengevaluasi citra publik mengenai layanan pegadaian syariah, staf, program, kebijakan dan prosedur pelayanan serta aktivitas PR kepada publik.
(65)
Terkait dengan upaya tersebut, cara yang dapat dilakukan oleh Public
Relations/Humas Pegadaian Syariah adalah1:
1. Membangun kesadaran diantara para pembuat kebijakan dan pegawai
mengenai pentingnya informasi dan peningkatan mutu layanan Pegadaian Syariah.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai pegadaian syariah
dalam berbagai kegiatan.
3. Membangun apresiasi dan opini publik yang positif mengenai peran
penting pegadaian sebagai lembaga perkreditan dengan sistem gadai..
4. Meningkatkan pengertian yang lebih baik pada publik tertentu mengenai
pengembangan pegadaian syariah.
5. Membangun rasa kebersamaan di antara para pengelola pegadaian syariah
bahwa pegadaian syariah dapat berkontribusi dalam meningkatkan citra lembaga/unit kerja.
6. Mempelajari dan mengimplementasikan prinsip-prinsip PR secara baik
dan benar, serta komunikasi yang efektif dalam setiap kesempatan. Target atau sasaran yang perlu mendapat perhatian pegawai pegadaian syariah antara lain adalah masyarakat public.
Menurut Ibu Dharmastuti selaku Manager Ar-Rahn upaya-upaya tersebut dilakukan oleh seorang Public Relations guna meningkatkan kredibilitas Pegadaian Syariah sebagai lembaga yang sudah dikenal masyarakat.
1
Wawancara pribadi dengan Ibu Darmastuti. Dikantor Pegadaian Syariah, Jakarta 7 Oktober 2013.
(66)
Beberapa program Pegadaian Syariah yang perlu direncanakan untuk menumbuhkan kepercayaan sasaran adalah: (1) melakukan kampanye melalui pendekatan individual; (2) memanfaatkan kesempatan dalam program-program komunikasi/diseminasi; dan (3) membangun kerja sama dengan pihak lain dalam
mempubliskan di media pers, televisi, dan radio2. Prinsip dasar Public Relations
Pegadaian Syariah yang perlu mendapat perhatian dalam membangun dan mempertahankan hubungan dengan publik adalah:
1. Menghindari terlalu banyak berargumen, tetapi menunjukkannya dengan
bukti yang nyata.
2. Kreatif dalam menciptakan hubungan dengan public atau konsumen,
antara lain dengan: (a) meluangkan waktu untuk melihat sudut pandang konsumen; (b) menguraikan manfaat jasa pelayanan dengan jelas; (c) mempertimbangkan solusi yang paling baik;
3. Membangun pemikiran manajemen untuk mencapai sukses.
4. Menggunakan modal intelektual untuk mencapai keberhasilan dan
mempromosikan hasilnya.
5. Mencari sponsor yang dikenal untuk mendukung kegiatan pegadaian
syariah guna meraih manfaat bersama.
Pegawai pegadaian syariah yang belum mapan dapat memanfaatkan prinsip-prinsip Public Relations sebagai metode komunikasi yang melekat pada masing-masing individu Jika peran PR benar-benar telah menyentuh dan berada dalam pribadi pegawai, diharapkan di masa mendatang program Publik Relations
2
Wawancara pribadi denga Ibu Darmastuti Dikantor Pegadaian Syariah, Jakarta 7 Oktober 2013.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)