BUKU FENOMENA CUACA ANTARIKSA pdf
Edisi Revisi
sebuah persembahan dari
Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Puji Syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan petunjukNya, sehingga buku Fenomena Cuaca Antariksa edisi revisi ini berhasil diselesaikan. Buku ini meru- pakan pembaruan dari buku edisi sebelumnya yang telah terbit beberapa tahun
Buku ini diterbitkan oleh
yang lalu dengan menambahkan beberapa informasi baru dan mengoreksi be- berapa kesalahan yang ditemukan. Kami juga berupaya agar buku ini lebih enak
Pusat Sains Antariksa LAPAN
dibaca dengan memperjelas kaitan antar fenomena. Harapan kami buku ini bisa menjelaskan dengan baik mengenai apa dan bagaimana sebenarnya Matahari
ISBN: XXX - XXX - XXX - X dan cuaca antariksa mempengaruhi Bumi kita.
Cuaca antariksa menunjukkan kondisi yang terjadi di Matahari dan di ruang antarplanet yang dipengaruhi oleh Matahari. Cuaca antariksa menjadi sangat penting untuk dipahami mengingat makin besarnya ketergantungan ma- nusia pada teknologi yang berbasis antariksa. Cuaca antariksa dapat mempe- ngaruhi orbit dan operasional satelit dan juga astronot yang sedang menjalankan
Penulis:
misi ruang angkasanya. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari manusia sudah
Dyah Rahayu Martiningrum merasakan manfaat dari teknologi yang berbasis antariksa ini, seperti misalnya
komunikasi melalui satelit, penentuan posisi berbasis satelit (GPS), bahkan ko-
Adi Purwono
munikasi radio pun menggunakan lapisan ionosfer yang ada di atas Bumi kita.
Fitri Nuraeni
Bukan hanya pada teknologi berbasis antariksa saja, variasi cuaca antariksa juga mempengaruhi medan magnet Bumi, jaringan listrik, bahkan pada jangka pan-
Johan Muhamad
jang dapat mempengaruhi iklim di Bumi.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya cuaca antariksa merupakan sua- tu kemajuan yang besar dalam pendidikan keantariksaan. Dengan munculnya kesadaran seperti ini diharapkan masyarakat bisa lebih memahami kondisi
Penyunting naskah:
ataupun fenomena yang terjadi baik di Bumi maupun di lingkungan antariksa.
Abdul Rachman
Akan tetapi pemahaman masyarakat seringkali dibelokkan oleh pemberitaan yang tidak benar, sehingga menimbulkan kekhawatiran masyarakat yang ber- lebihan. Matahari terus beraktivitas sebagaimana biasanya, dan badai Matahari bukanlah suatu peristiwa yang sangat menakutkan. Antisipasi dini merupakan kunci untuk mengantisipasi dampak yang merugikan.
Untuk itulah buku ini menjadi sangat penting artinya dalam memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat tentang fenomena cuaca antarik-
sa. Usaha untuk selalu memperbaharui informasi yang disampaikan kepada masyarakat memang harus selalu dilakukan mengingat ilmu pengetahuan selalu
Pusat Sains Antariksa LAPAN
berkembang seiring dengan perkembangan penelitian yang dilakukan oleh para saintis di bidangnya masing-masing. Untuk itu diucapkan terimakasih dan peng- hargaan atas usaha para peneliti di Pusat Sains Antariksa dengan menerbitkan edisi revisi ini.
Semoga buku ini dapat memberikan manfaat pada kita semua untuk me- nyikapi berbagai fenomena terutama yang terkait dengan keantariksaan.
Tentang gambar sampul :
Bandung, Nopember 2012
Salah satu penampakan Aurora Borealis di atas Bear Lake,
Kepala Pusat Sains Antariksa
Eielson Air Force Base, Alaska. Gambar ini adalah versi sunti- ngan dari foto yang diambil oleh Senior Airman Joshua Strang
Clara Yono Yatini
(sumber: Wikipedia).
iii
Daftar Isi Daftar Isi
iv v
Cuaca Antariksa Cuaca Antariksa
Atmosfer atas
Satelit
CME
Cuaca juga terjadi di antariksa namun idak beru- pa hujan air atau kondisi langit yang cerah seperi lazimnya di Bumi. Cuaca antariksa melipui ak- BUMI ivitas Matahari, keadaan di ruang antarplanet
Partikel berenergi
(angin surya), magnetosfer, termosfer, dan ionos- Lup magnetik fer dengan Matahari menjadi sumber penggerak
tinggi
utamanya. Peningkatan akivitas Matahari secara umum akan mengakibatkan peningkatan kondisi cua-
Radiasi sinar-X dan EUV
ca antariksa yang dapat mengganggu teknologi dan kesehatan bahkan keselamatan manusia.
Bagaimana cuaca antariksa terjadi? Aurora di daerah
Cuaca antariksa terjadi seiap saat. Flare
sekitar Kutub
Pelindung Bumi,
Magnetosfer
Matahari senaniasa memancarkan
katan kerapatan atmosfer karena radiasi
radiasi elektromagneik dan parikel-
sinar-X dan ultraviolet ekstrem (EUV) serta
parikel bermuatan. Terkadang inten- IMF (interplanetary magnetic
badai geomagnet. Sinar-X dan EUV juga ield) adalah medan magnet
sitasnya lebih inggi saat terjadi feno-
mengionisasi molekul-molekul di atmosfer MATAHARI mena transien di Matahari seperi lare, angin surya memenuhi ruang
Matahari yang dibawa oleh
lontaran massa korona (CME), dan antarplanet
atas sehingga memperbanyak jumlah elek-
Di permukaan Bumi, terutama di lintang
tron yang dapat mengganggu sinyal satelit
inggi, cuaca antariksa juga dapat me-
lubang korona ( coronal hole). Di sam-
ping berasal dari Matahari, parikel ngakibatkan rusaknya jaringan pembang-
komunikasi dan navigasi, serta komunikasi
radio HF.
kit listrik dan memudahkan terjadinya
bermuatan bisa juga berupa sinar kos-
korosi pada pipa bawah tanah akibat arus
mik yang berasal dari luar tata surya
induksi yang diimbulkan oleh badai geo-
baik dari galaksi kita sendiri atau galaksi
Angin Surya
magnet.
lain. Parikel bermuatan dapat berpe-
Adalah aliran parikel bermuatan beru-
ngaruh secara langsung maupun idak
pa plasma (gas terionisasi) dari Mata-
Efeknya pada manusia
langsung pada teknologi di antariksa
hari. Angin surya mengalir seiap saat
Cuaca antariksa juga dapat menimbulkan
dan di permukaan Bumi.
sambil membawa medan magnet
ancaman pada kesehatan dan keselama-
Matahari hingga ke tepian tata surya.
Efeknya pada teknologi tan astronot terutama yang melakukan
Angin surya bersama medan magnet
misi di luar wahana dan penumpang pe-
Efeknya pada iklim di Bumi? ragam teknologi. Dibanding teknologi
Cuaca antariksa berpengaruh pada be-
ini terpunir akibat rotasi Matahari se-
sawat terbang yang melewai daerah ku-
Cuaca antariksa dimungkinkan berpe- lain, satelit dan wahana antariksa lain-
hingga membentuk spiral.
tub. Ancaman ini terkait dengan radiasi
ngaruh pada iklim dalam jangka pan- nya adalah teknologi yang pertama
elektromagneik dan parikel bermuatan.
jang. Salah satu mekanisme yang mung- kali akan terganggu. Satelit di ruang
kin adalah terjadinya peningkatan antarplanet dan di magnetosfer dapat
konsentrasi ozon di stratosfer akibat me- terganggu akibat interaksi subsistem-
Matahari
ningkatnya intensitas sinar-X dan EUV di nya dengan parikel energeik. Di masa
puncak akivitas Matahari. Peningkatan depan diperkirakan gangguan semacam
konsentrasi ozon ini akan mengakibat- ini akan semakin besar. Satelit di ter-
kan meningkatnya temperatur di per- mosfer dapat terganggu akibat pening-
Jupiter
mukaan Bumi.
Energi Matahari Energi Matahari
Reaksi di ini Matahari
Di ini Matahari, reaksi fusi
Daerah radiasi
Daerah bagian terluar inti Matahari hingga jarak
nuklir terjadi, yaitu empat ini
Matahari adalah bintang yang terdekat dari Bumi. Seperi halnya hidrogen bergabung menjadi
sekitar 0,8 jari-jari Matahari. Bagian dasar ber- suhu 7 juta derajat Celcius, sedangkan bagian luar
satu ini helium. Hasil reaksi itu
bintang yang lain, Matahari memancarkan energi sendiri, yaitu
2 juta derajat Celcius.
energi yang sangat besar dalam
berupa cahaya dan panas. Energi Matahari berasal dari reaksi
bentuk gelombang elektro-
nuklir yang terjadi di ininya. Energi hasil reaksi di ini
magneik dan parikel.
terhantar hingga ke permukaan Matahari mela- lui proses yang kompleks dan lama. Proses
inilah yang menjadikan Matahari
1 sebagai bintang akif penggerak H
3 He
1 cuaca antariksa. H
4 He
Melihat Korona
Daerah konveksi
Daerah yang
3 He 1 Meskipun jauh lebih panas dari fo- H memiliki aliran
1 H tosfer, korona lebih redup darinya proton sehingga idak tampak dari Bumi kompleks.
plasma yang begitu
1 2 H sinar gamma H neutron
kecuali pada saat gerhana mata-
V positron
hari. Pada bagian ini, terjadi juga beberapa akivitas Matahari yang
Reaksi fusi berantai di Matahari
dapat berpengaruh pada cuaca
Kromosfer
antariksa. Lapisan di atas
fotosfer yang ber-
Proses keluarnya cahaya
suhu 4.500– 25.000
Setelah terbentuk di ini, cahaya Matahari melewai beberapa
derajat Celcius.
lapisan hingga akhirnya menca- pai permukaan. Dari ini, cahaya
Korona
melewai daerah radiasi. Di dae-
Lapisan terluar atau
rah ini, cahaya berpindah secara
atmosfer Matahari yang
suhunya mencapai 2 juta
radiasi. Cahaya membutuhkan
derajat Celcius, lebih
waktu ratusan ribu tahun untuk
panas dari fotosfer dan
melewai daerah ini. Itu karena daerah radiasi merupakan dae-
kromosfer.
Munculnya akivitas Matahari
rah dengan kerapatan sangat Di daerah konveksi, aliran plasma begitu Suhunya mencapai 15
Inti
inggi. Keluar dari daerah radia- kompleks sehingga menghasilkan medan
si, cahaya melewai daerah kon- magnet yang berluktuasi sepanjang waktu. Fotosfer
juta derajat Celcius dan
ukurannya sepertiga jari-
veksi. Di sini, cahaya menjalar ke Dinamika medan magnet ini sangat akif se-
jari Matahari.
Permukaan Matahari
permukaan dengan proses kon- hingga mempengaruhi munculnya beragam
yang suhunya men-
veksi atau aliran oleh medium akivitas di Matahari. Akivitas Matahari ini Celcius.
capai 5700 derajat
plasma. Akhirnya, cahaya sam- kadang teramai dari Bumi dan sering me-
pai di fotosfer atau permukaan ngakibatkan pengaruh besar terhadap kondisi luapan plasma
Granula
Lanjutkan membaca “Aktivitas Matahari”
Matahari setelah melewai dae-
seperi gelembung
cuaca antariksa secara keseluruhan.
di di fotosfer halaman 5
rah konveksi.
Lubang korona adalah daerah ber-
Aktivitas Matahari Aktivitas Matahari
Lanjutkan membaca “Siklus Matahari”
kerapatan plasma rendah di korona
di halaman 7
Matahari yang medan magnetnya
terbuka ke angkasa. Lubang korona adalah sumber angin surya berkece-
Hasil pengamatan Matahari memperlihatkan beragam akivitas pada ba- Prominensa
Prominensa
patan inggi yang dapat mengakibat-
gian-bagian Matahari. Beberapa akivitas Matahari misalnya sunspot, telah
merupakan plasma yang terangkat ke at-
mosfer Matahari dan biasanya berbentuk
kan terjadinya corotaing interacion
diketahui orang sejak ratusan tahun yang lalu. Sebagian lainnya baru di-
busur karena mengikui bentuk garis
region (CIR) di ruang antarplanet.
ketahui sejak satu abad terakhir seiring kemajuan teknologi pengamatan.
gaya magnet. Prominensa tampak
CIR bisa mempercepat parikel dan
Akivitas Matahari teramai dalam panjang gelombang berbeda bisa menimbulkan badai geomag-
terang dan panas meskipun se-
dengan melepaskan energi yang berbeda-beda. CME dan net.
benarnya lebih dingin diban-
dingkan kromosfer dan ko-
lare merupakan akivitas Matahari yang berdampak
rona. Jika terlihat dari de-
besar pada kondisi cuaca antariksa karena besarnya
pan, prominensa akan tampak
energi yang dilepaskan oleh perisiwa tersebut.
seperi garis yang melintang di
Matahari (disebut ilamen).
Sunspot
Prominensa atau ilamen
Sunspot tampak sebagai binik hitam di permukaan Ma-
tahari. Daerah dengan sunspot di Matahari memiliki
dapat bertahan selama
beberapa hari dan
lubang korona
medan magnet yang sangat besar mencapai 1000-4000
Gauss. Sunspot memiliki suhu yang relaif lebih rendah dibandingkan daerah lain di permukaan Matahari se- kasa sebagai lontaran
dapat terlepas ke ang-
massa korona (CME).
hingga daerah ini terlihat lebih gelap dibandingkan sekelilingnya. Sunspot diyakini merupakan penam- pakan luks magnet yang menembus permukaan Ma- tahari.
merupakan singkatan dari Coronal Mass Ejec- ion (Lontaran Massa Korona). Saat terjadi CME,
sebagian massa korona Matahari terlontar ke Matahari dapat menyebabkan angkasa. Jika menggunakan kamera satelit, CME
CME yang terlontar dari
badai geomagnet
teramai seperi letupan yang menyembur dari
Flare
Matahari. Energi yang dilepaskan pada perisiwa
adalah ledakan di Matahari akibat bertemunya dua
ini sangat besar karena mengandung massa yang
garis gaya magnet yang saling berlawanan (dise-
besar dengan kecepatan inggi. Pada saat terjadi
but rekoneksi). Selain mampu melepaskan par-
11 CME, sekitar 2 × 10 13 kg hingga 4 × 10 kg materi
ikel berenergi inggi terutama proton, lare juga
korona terlontar dengan energi sebesar 10 22 Joule
memancarkan radiasi gelombang elektromagne-
Matahari 24 hingga 6 × 10 Joule. Kecepatan materi CME berva-
ik terutama sinar-X dan UV. Radiasi gelombang
riasi dari 20 km/s hingga mencapai 2000 km/s, ra-
EM ini dapat mencapai Bumi hanya dalam waktu
ta-rata kecepatannya mencapai 350 km/s. CME ini
sekitar 8 menit, sedangkan proton berenergi inggi
dapat mencapai Bumi dalam waktu 1-5 hari (rata-
umumnya sekitar 1 jam.
Flare bersama fenomena
rata 2-3 hari). Sama halnya lare, CME juga mampu
Bagian tepi
sunspot
Bagian tengah
disebut penumbra. sunspot disebut
lain di Matahari seperi sunspot, prominensa dan
mempercepat parikel hingga menjadi relaivisik.
Suhunya mencapai umbra. Suhunya
ilamen membentuk daerah akif (acive region) di
Cakram koronagraf. Koronagraf adalah
Bedanya, CME bisa mengakibatkan badai geomag-
alat untuk menciptakan efek gerhana
5200°C. mencapai 4200°C.
mana medan magnetnya memiliki dua kutub.
Matahari sehingga korona Matahari
net setelah iba di magnetosfer sedang lare idak.
dapat terlihat
Siklus Matahari Siklus Matahari
Siklus akivitas Matahari Kemunculan sunspot idak hanya berguna
dalam menentukan periode rotasi Matahari, tapi juga untuk menentukan ingkat akivitas
Selain berputar mengelilingi pusat galaksi, Matahari juga berputar
Menjelang akhir siklus
Matahari. Jika jumlah sunspot di permukaan
pada porosnya sendiri. Perputaran Matahari pada porosnya sendiri Jumlah daerah akif jauh
Matahari banyak berari akivitas Matahari
ini disebut rotasi. Periode rotasi Matahari dapat diketahui
berkurang menunjukkan
Awal siklus
inggi, dan begitu pula sebaliknya. Berdasar-
minimnya akivitas Matahari
berdasarkan pengamatan sunspot. Dengan melihat
Tidak tampak
kan pengamatan kemunculan sunspot selama
pergeseran letak sunspot seiap harinya, maka beratus-ratus tahun, para ilmuwan menemu-
adanya lare
kan bahwa kemunculan sunspot memiliki
periode rotasi Matahari dapat diperkirakan.
periode tertentu. Arinya, jumlah kemunculan Rotasi diferensial
sunspot idaklah bervariasi sembarang terha- dap waktu, tetapi teratur seperi sebuah sik-
Jika periode rotasi Bumi sama, baik pada daerah ekuator lus. Inilah yang menjadi indikator bagi siklus
maupun kutubnya, idak demikian dengan Matahari. Ini karena wujud Matahari berupa gas. Untuk daerah
akivitas Matahari.
ekuator satu kali rotasi membutuhkan waktu 25 hari,
Jumlah sunspot pada siklus ke-23 dan prediksi siklus ke-24
sedangkan untuk daerah kutub satu kali rotasi membutuhkan waktu 36 hari. Perbedaan ke- cepatan rotasi untuk daerah dengan lintang
Siklus Matahari
ot
yang berbeda di Matahari ini dinamakan sebagai
sp
rotasi diferensial. Adanya rotasi diferensial
ke-23
un s
diyakini menyebabkan terpunirnya medan
lah
magnet Matahari sehingga menjadi idak stabil. m
ju
Keidakstabilan medan magnet di permukaan Matahari ini lah yang menimbulkan fenomena di Matahari seperi sunspot, lare, dan CME.
Siklus Matahari dan cuaca antariksa Periode satu siklus Matahari berkisar antara 9 hingga 13 tahun dengan rata-rata siklus sekitar
11 tahun. Siklus Matahari menunjukkan ada- nya masa awal, puncak, dan akhir siklus. Aki- vitas Matahari saat awal dan akhir siklus cen- derung tenang sedang saat di puncak siklus akivitas Matahari sangat inggi. Biasanya, saat
Awal fase menurun menandakan awal
puncak akivitas Matahari banyak terjadi leda-
kan besar di Matahari berupa lare dan CME
Puncak siklus
meningkatnya
SDO (Solar Dynamic Observatory)
Ada banyak daerah
jumlah CIR terkait
sehingga keduanya sangat mempengaruhi cu-
Wahana antariksa pengamat Matahari yang terbaru bernama Solar lubang korona
akif menunjukkan
aca antariksa. Namun di masa menurunnya ak-
Dynamic Observatory (SDO) merupakan wahana antariksa yang dilun-
ingginya akivitas
ivitas Matahari bahkan minimum sekalipun,
curkan oleh NASA pada tahun 2010. Wahana ini mempunyai misi se-
Matahari
cuaca antariksa tetap perlu diwaspadai terkait
bagai sarana untuk memahami dinamika Matahari yang berpengaruh terhadap manusia dan sistem teknologi. Pada wahana SDO ditempat-
dengan CIR dan sinar kosmik yang menjadi
kan beberapa instrumen, seperi AIA (Atmospheric Imaging Assembly),
lebih berpengaruh. Saat ini Matahari sedang
HMI (Helioseismic and Magneic Imager), dan EVE (Extreme Ultraviolet Lanjutkan membaca
mengalami siklus ke-24. Diperkirakan puncak
Variability Experiment). “Dampak Aktivitas Matahari”
siklus terjadi pada tahun 2013.
di halaman 9
Dampak Aktivitas Matahari Dampak Aktivitas Matahari
Selain memancarkan gelombang elektromagneik, Matahari juga melepaskan parikel berenergi inggi. Aliran parikel berenergi inggi dari Matahari tersebar ke seluruh penjuru tata surya seperi hembusan angin di Bumi. Aliran parikel ini disebut angin surya. Angin surya mengandung parikel-parikel bermuatan listrik yang dapat mempengaruhi dinamika
cuaca antariksa. Angin surya dapat berhembus dengan kecepatan yang lebih inggi dari biasanya setelah terjadi CME atau saat ter-
dapat lubang korona di Matahari. Semburan radio Matahari
Badai Matahari dan CIR
Perubahan jumlah dan laju parikel
CME dan lare akan menyebabkan pe-
yang terlontar dari Matahari menye-
ningkatan intensitas dan kecepatan
babkan berubahnya kondisi plasma
angin surya serta radiasi gelombang
baca di hlm 15
di atmosfer Matahari. Gangguan ini
elektromagneik. CME dan lare lazim
Tumbukan antara parikel bermuatan dalam angin surya dengan komponen
menyebabkan dipancarkannya gelom-
disebut badai Matahari. Badai Matahari
bang elektromagneik pada rentang satelit misalnya panel surya dapat meng-
bisa langsung berdampak pada wahana
gagalkan misi satelit tersebut
baca di hlm 28
panjang gelombang radio yang dise-
antariksa termasuk yang berada di ru-
but semburan radio Matahari (solar Radiasi sinar-X dan EUV serta ang antarplanet (di luar magnetosfer)
lontaran parikel bermuatan
radio burst). Karakterisik sinyal sem-
melalui badai parikel (SPE) atau ber-
dari Matahari dapat menin-
buran radio Matahari dapat digunakan
dampak secara idak langsung melalui
gkatkan kerapatan atmosfer
untuk menentukan kecepatan parikel
badai geomagnet jika CME berinteraksi
di orbit satelit yang dapat
berenergi inggi yang akan sampai ke menyebabkan penurunan dengan magnetosfer pada kondisi yang
keinggiannya
Bumi. Di LAPAN, penelii mengguna-
tepat. CIR juga bisa langsung berdampak
kan radiospektrograf untuk menen-
pada wahana antariksa melalui parikel
tukan waktu kedatangan parikel ber-
energeik yang diimbulkannya dan me-
energi inggi ke Bumi.
micu badai geomagnet. Bukan hanya teknologi di ruang angkasa, badai geo- magnet juga dapat mengganggu bahkan
merusak teknologi di permukaan Bumi. Astronot dan penumpang pesawat yang
Gangguan sistem dan orbit wahana antariksa
melintasi daerah kutub bisa terganggu
Akivitas Matahari bisa mengakibatkan anomali satelit.
secara langsung akibat radiasi EM dan
Sebuah proton relaivisik yang diimbulkan oleh badai
parikel. Badai geomagnet dapat diikui
Matahari dapat langsung merusak komponen elektro-
dengan badai ionosfer.
nik satelit melalui mekanisme single event upset (SEU).
Radiospektrograf
yang dioperasikan di Tanjungsari, Sumedang.
Elektron energeik (baik yang relaivisik maupun yang
Waspada badai Matahari Dengan menggunakan teleskop, penelii energinya lebih rendah) dapat menimbulkan pemua-
tan ( charging) pada satelit yang jika diikui dengan
LAPAN mengamai jumlah dan posisi
pelepasan muatan ( discharging) dapat mengakibatkan
sunspot. Hal ini bermanfaat untuk men-
kerusakan fatal. Gangguan cuaca antariksa juga dapat
getahui kondisi Matahari. Data jumlah
menyebabkan penurunan keinggian orbit satelit dan
dan posisi sunspot juga diperlukan un-
berkurangnya akurasi prediksi orbit sehingga mening-
tuk memprediksi kapan terjadinya badai
9 katkan resiko tubrukan antar benda buatan. Matahari.
Medan Magnet Bumi Medan Magnet Bumi
Kutub Selatan Magnet Bumi
Kutub Utara Bumi
Bumi merupakan magnet raksasa yang medan magnetnya menjangkau
sampai ke luar angkasa. Magnet Bumi disebut geomagnet. Layaknya magnet batang, geomagnet mempunyai kutub Utara-Selatan dan garis-garis gaya magnet. Sifat geomagnet seperi perisai raksasa Kuat medan magnet di sekitar
kutub-kutub geomagnet =
bagi Bumi. Ia menahan dan membelokkan parikel-parikel 60 mikrotesla bermuatan dan angin surya yang dapat membahayakan
manusia dan teknologi yang dikembangkannya.
Pembentukan geomagnet Para ahli memperkirakan bahwa
geomagnet berasal dari proses yang terjadi di dalam ini Bumi
Kuat medan magnet di sekitar ekuator geomagnet = 30 mikrotesla
Garis gaya
yang tersusun atas besi dan nikel.
magnet
Ini Bumi tersusun atas ini dalam
yang bersifat padat dan ini luar yang bersifat cair. Ini luar bergerak berputar mengelilingi ini dalam,
mengikui gerakan rotasi Bumi. Di
Gerakan
Garis-garis gaya magnet Bumi dapat menjangkau
cairan
Kutub Selatan Bumi ini luar juga terjadi perpindahan Kutub Utara Magnet Bumi
puluhan ribu kilometer.
berputar (rotasi)
panas secara konveksi. Kedua gerakan
veksi Inti dalam (padat)
Kutub-kutub magnet Bumi tidak tepat berimpitan dengan kutub-kutub geografi Bumi. Kutub-kutub
mengikuti
inilah yang membangkitkan arus listrik
Kon
rotasi Bumi
magnet Bumi berselisih sekitar 11,5° dari kutub geografis dan setiap tahunnya mengalami pergeseran.
sehingga menghasilkan medan magnet
seperi efek dinamo. Proses ini berlang-
Vektor geomagnet
Pengukuran geomagnet
Inti luar (cair)
sung terus-menerus dalam kurun waktu
Medan magnet di suatu tempat di
Untuk mengukur nilai mutlak dan variasi
sangat lama sehingga menghasilkan geomag-
permukaan Bumi dapat digambarkan
geomagnet, kita dapat menggunakan
net seperi yang teramai sekarang.
sebagai vektor dengan komponen-
magnetometer landas-Bumi. Terdapat
komponennya. Ada tujuh komponen
dua macam pengukuran geomagnet,
yaitu pengukuran bergerak dan stais. Pembalikan Kutub Magnet Bumi
geomagnet yang merepresentasikan
Pengukuran bergerak yang mengguna- Arah orientasi geomagnet dapat menga- ode sekitar jutaan tahun. Keika perisiwa
arah dan besarnya.
kan dua magnetometer dilakukan untuk
lami pembalikan. Prosesnya berlangsung ini terjadi, kemungkinan sistem navigasi
survei-survei geoisika. Pengukuran sta- selama ribuan tahun dengan ditandai ter- (penentuan posisi dan arah mengguna-
Keterangan:
F : intensitas total medan magnet
is dilakukan untuk menentukan variasi jadinya pelemahan kuat medan magnet. kan kompas) akan terganggu. Pelemahan
H : komponen horizontal medan
magnet Bumi
medan magnet diurnal (harian) dan non-
Z : komponen verikal medan
Saat posisi kutub magnet utara-selatan kuat medan magnet diperkirakan hanya
diurnal, serta menentukan nilai absolut baru tercapai, fase pemulihan kuat me- sepersepuluh dari kuat medan saat ini.
magnet Bumi. Z bernilai posiif
geomagnet. Di LAPAN, para penelii geo- dan magnet terjadi secara cepat. Peris- Oleh karena itu, perisiwa pembalikan ku-
jika mengarah ke bawah
magnet mengukur variasi medan magnet iwa pembalikan kutub magnet sering Bumi tub magnet Bumi idak akan terlalu mem-
X : komponen arah utara-selatan
diurnal dan nondiurnal. LAPAN memiliki dihubungkan dengan isu ”kiamat” 2012. berikan dampak pada kehidupan di Bumi.
Y : komponen arah imur-barat Bumi
beberapa stasiun pengamat dirgantara Berdasarkan rekaman magneik pada ba- Karena prosesnya berlangsung sangat
D : sudut deklinasi komponen H dari
yang mengoperasikan magnetometer tuan di Bumi, telah terjadi beberapa kali I : sudut inklinasi vektor F terhadap lama, manusia akan mampu beradaptasi
utara Bumi
untuk pengamatan variasi harian geo- pembalikan kutub magnet dengan peri- dengan perisiwa ini.
bidang horizontal. I bernilai
posiif jika mengarah ke bawah
magnet di beberapa wilayah Indonesia.
IGRF
Terjadi CME. Milyaran ton plasma (gas
Bow shock
1 superpanas) berisi partikel bermuatan dilontarkan ke antariksa
(International Geomagnetic
Reference Field)
Magnetosfer Magnetosfer
merupakan model magnetosfer yang digunakan untuk menghi-
CME
tung vektor medan magnet di
Medan magnet Bumi menjangkau ribuan
permukaan Bumi hingga keing-
kilometer ke antariksa. Medan magnet
gian tertentu. Model IGRF direvi-
ini membentuk daerah magneik yang si seiap 5 tahun sekali oleh IAGA
Sebaran partikel-partikel ini
2 dapat menyebabkan gangguan menyelubungi Bumi. Daerah ini di-
( Internaional Associaion of
Geomagneism and Aeronomy). pada magnet Bumi
sebut magnetosfer. Bagi Bumi, magne- tosfer seperi perisai yang melin- dunginya dari serangan parikel ber-
muatan akibat akivitas Matahari. 1. Gangguan pada satelit
Dampaknya di Bumi:
3 2. Gangguan pada kelistrikan
Perisai 3. Gangguan pada gelombang radio bow shock Keika aliran angin surya yang memi-
liki kecepatan supersonik memasuki daerah magnetosfer yang memiliki kece- patan subsonik akan terjadi gelombang
--Saat terjadi badai Matahari, magnetosfer berperan sebagai perisai Bumi-- kejut berbentuk seperi perisai yang dinamakan bow shock. Ketebalan bow
Bagaimana bentuk magnetosfer?
shock sekitar 100 km sampai 2 kali jari-jari Karena adanya tekanan angin surya, magnetosfer berbentuk menyerupai komet. Di ba- Bumi dan berjarak antara 12 hingga 20
Arus cincin ( ring current)
gian yang menghadap Matahari (sisi siang), magnetosfer terkompresi. Garis-garis gaya kali jari-jari Bumi dari Bumi. Daerah di be-
magnetnya sekitar 10 kali jari-jari Bumi. Pada sisi malam Bumi, magnetosfer memben- lakang bow shock yang berisi angin surya
Arus cincin yang mengelilingi Bumi pada
tang hingga 100 kali jari-jari Bumi sehingga bentuknya seperi ekor komet (dinamakan yang sudah diperlambat, dipanaskan, dan
daerah ekuator terjadi akibat aliran par-
magnetotail). Magnetosfer laksana p erisai Bumi yang mampu meredam terjangan ra- turbulent dinamakan magnetosheath.
ikel bermuatan dengan arah imur-barat.
Jika terjadi rekoneksi pada bagian siang
diasi berbahaya dari parikel-parikel yang dipancarkan Matahari seperi parikel alfa,
Bumi dalam waktu yang singkat, maka
beta, dan elektron serta ion berenergi inggi.
arus cincin hanya akan terbentuk pada
elektron terperangkap
daerah yang mengalami rekoneksi terse-
Sabuk radiasi Van Allen
dalam sabuk radiasi
but. Jika perisiwa itu berlangsung lama
Sabuk Van Allen terdiri atas dua buah sabuk ra-
bagian luar.
maka arus cincin akan terbentuk sempur-
diasi berbentuk donat yang berisi parikel ber-
na. Akibatnya, rekoneksi arus cincin me-
muatan. Proton menempai sabuk dalam sedang
ngalami pertambahan parikel bermua-
elektron menempai sabuk dalam dan luar. Par-
tan sehingga menyebabkan penambahan
ikel dalam sabuk radiasi ini terperangkap mengi-
arus listrik yang akan mempengaruhi
tari garis-garis magnet Bumi di keinggian sekitar
komponen H medan magnet. Karena Dst
1000-60.000 km di atas permukaan Bumi. Seba-
( disturbance storm ime) dihitung ber-
gian sabuk dalam terletak lebih dekat dengan per-
dasarkan variasi komponen H sehingga
mukaan Bumi yang daerahnya disebut South At-
jika terjadi perubahan komponen H yang
lanic Anomaly (SAA). Satelit di orbit rendah yang
besar akan terlihat dari nilai Dst-nya. Pe-
melintasi SAA (saat ini pusatnya di atas Samudera perangkap dalam sabuk
elektron dan proton ter-
Arus cincin
nurunan nilai Dst ini mengindikasikan ter-
Atlanik di sebelah imur Brasil), dapat mengalami
radiasi bagian dalam.
jadinya badai geomagneik.
gangguan.
Geomagneically Induced Current (GIC) Fenomena GIC merupakan salah satu efek dari badai geomagneik. Keika terjadi badai geomagneik besar, akan imbul medan listrik di Bumi yang ke-
Badai Geomagnetik Badai Geomagnetik
mudian menghasilkan medan magnet
sekunder yang cukup besar sehingga
Tidak semua plasma dalam angin surya mampu ditahan oleh magnetos- menghasilkan arus listrik induksi di
permukaan Bumi. Arus listrik induksi
fer. IMF yang mengarah ke selatan dapat menyatu dengan medan magnet
inilah yang kemudian dikenal sebagai
Bumi yang mengarah ke utara (mengalami rekoneksi) dan membuka jalan
fenomena GIC. Adanya GIC dapat ber-
bagi masuknya plasma dalam angin surya ke magnetosfer. Jika terjadi
dampak negaif pada jaringan listrik,
dengan cukup kuat, perisiwa ini mampu melemahkan magnet Bumi telekomunikasi, dan jaringan pipa
bawah tanah. Trafo tegangan inggi
sehingga disebut badai geomagneik. Badai geomagneik menguatkan
pada jaringan listrik menerima beban
terjadinya aurora dan dapat menyebabkan gangguan pada teknologi di
Substorm
berlebih dari GIC yang mengakibat-
luar angkasa maupun di permukaan Bumi. Badai geomagnet bisa dipicu
merupakan fenomena yang mencakup pe-
kan kerusakan dan gangguan pada
oleh CME dan CIR namun idak oleh lare. ngumpulan energi (hasil interaksi magnetos-
keseluruhan jaringan listrik. Selain mengganggu jaringan listrik, GIC juga
fer dengan angin surya) di magnetotail dan
pelepasannya di zona aurora ionosfer (yang tampak sebagai aurora). Substorm terdiri
menyebabkan korosi jaringan pipa
bawah tanah secara elektrokimia, serta mempengaruhi jaringan teleko-
atas 3 fase, yaitu fase pertumbuhan, ekspan- si, dan pemulihan. Pada fase pertumbuhan,
munikasi. Kejadian ini banyak diamai di daerah-daerah lintang inggi. Ke-
IMF yang mengarah ke selatan mengakibat-
Rekoneksi antara IMF (mengarah ke selatan) dan
kan rekoneksi dengan magnetosfer sisi siang.
Rekoneksi antara sesama medan
jadian GIC pernah terjadi saat badai
medan magnet Bumi (mengarah ke utara)
magnet Bumi di sisi malam memicu
Perisiwa ini menimbulkan penimbunan
geomagneik sangat kuat pada tahun 1989, yaitu rusaknya pembangkit energi di magnetotail sehingga akhirnya
di sisi siang memicu terjadinya badai geomagnet
terjadinya ekspansi substorm.
tenaga listrik Quebec, Kanada. terjadi rekoneksi di sisi malam akibat berte- munya garis-garis medan magnet yang ber- Mungkinkah GIC terjadi di Indonesia? lawanan arah. Dari lokasi rekoneksi parikel
Selama ini fenomena GIC baru dia-
energeik disemburkan ke arah Bumi dan ke
mai di daerah-daerah lintang inggi
arah yang berlawanan. Semburan ini adalah
dan lintang menengah. Hal itu terjadi
tanda berlangsungnya fase ekspansi. Sete-
karena efek dari badai magneik lebih
lah energi substorm dilepaskan, fase pe-
mempengaruhi lintang-lintang terse-
mulihan terjadi, yaitu magnetosfer kembali
but. Akan tetapi, fenomena badai
ke kondisi semula secara perlahan.
merupakan kejadian global yang efeknya dirasakan pada semua lintang
meskipun dengan intensitas yang ber- beda. Karena itu, untuk menganisipa-
si kemungkinan terjadinya fenomena GIC di Indonesia maka LAPAN melaku- kan peneliian tentang fenomena GIC di Indonesia dengan monitoring in-
deks Dst.
15 Substorm fase ekspansi 16
Indeks AE
Indeks Kp dan K
Indeks AE digunakan untuk mengukur variasi Keadaan geomagnet dapat diindikasikan oleh indeks Kp dan K. Indeks K arus di ionosfer yang diimbulkan oleh substorm
mengindikasikan akiitas magnetosfer dalam lingkup lokal, sedangkan indeks (dinamakan elektrojet aurora) dan sebagai salah
Kp mengindikasikan akiitas magnetosfer global. Indeks Kp merupakan satu cara untuk melacak ingkat akivitas geo-
nilai rata-rata dari indeks K pada seluruh observatorium di lintang mene- magneik pada skala global. Indeks AE meru-
ngah. Data indeks Kp dihitung dalam interval waktu seiap 3 jam. Kedua pakan jumlah absolut indeks AU dan AL.
indeks ini dinyatakan dalam skala 0-9. Skala 0 untuk kondisi tenang, Indeks AU mengindikasikan arus elek-
sedangkan skala 9 untuk kondisi magnetosfer sangat terganggu. Data trojet maksimum pada arah imur, se-
indeks K untuk lokal Indonesia dapat diakses melalui situs LAPAN di dangkan indeks AL mengindikasikan
www.dirgantara-lapan.or.id.
arus elektrojet maksimum pada arah barat.
Indeks Dst Indeks Dst (disturbance storm ime) merupakan suatu indeks geo-
Aurora: pertunjukan cahaya di langit magneik yang menggambarkan kuat vektor geomagnet komponen Aurora terjadi karena interaksi par-
H (arah utara-selatan geomagnet). Saat terjadi badai geomagneik, ikel bermuatan dari magnetosfer indikasinya adalah penurunan atau pelemahan kuat medan magnet dengan atom dan molekul di dae- yang mengarah ke utara. Oleh karena itu, indeks Dst mengalami pe- rah kutub menghasilkan pendaran ca- nurunan saat badai geomagneik. Badai geomagnet kuat (Dst < -100) haya dalam beberapa warna di langit. dan sangat kuat (Dst < -300 nT) biasanya disebabkan oleh CME. CIR
Umumnya aurora hanya terlihat di seki- biasanya hanya menghasilkan badai geomagneik sedang dan lemah tar kutub. Aurora yang terjadi di sekitar (Dst > -100 nT) . Kadang didapai pula badai geomagneik yang dipicu kutub utara disebut Aurora Borealis se-
oleh CME yang disertai CIR. Beda dengan CME yang waktu badai geo- dangkan di kutub selatan disebut Aurora
magnetnya iregular, badai yang dipicu CIR sifatnya periodik dengan Australis. Dari Bumi, aurora hanya terli-
periode sekitar 27 hari.
hat di malam hari dan biasanya di sekitar bulan September-Oktober dan Maret-
Aurora dilihat dari luar angkasa
April seiap tahun. Dari luar angkasa, au- rora bisa terlihat seiap saat. Saat badai
Indeks Dst ini menunjuk-
geomagneik, transfer energi dari angin kan bahwa selama bulan surya ke magnetosfer bertambah besar. Nopember 2012 terjadi
badai sedang pada tang-
Akibatnya, efek substorm juga meningkat
gal 1 dan kuat pada tang- gal 14.
sehingga aurora bisa terlihat lebih me- nawan.
Pulsa geomagneik Kemunculan pulsa geomagneik berkore-
Klasiikasi
Perioda (detik)
lasi dengan IMF, angin surya, substorm, serta akiitas geomagnet lainnya. Menu-
Pc Pc1
rut IAGA, pulsa geomagneik diklasiikasi-
Pc2
kan menjadi dua, yaitu coninuous pul-
Pc3
saions (Pc) dan irregular pulsaions (Pi).
Pc4
Pulsa geomagneik Pc dan Pi ini dibagi
Pc5
kembali menjadi tujuh sub ipe berdasar- kan rentang periodenya. Klasiikasi pulsa
Pi Pi1
geomagneik ini dapat dilihat pada tabel
Pi2
Aurora Borealis yang terjadi di Alaska, 9 Oktober 2007
di samping.
Keinggian satelit
Mengamati Ionosfer
di atas 300 km
Pengamatan lapisan ionosfer selalu berkembang. Dahulu pengamatan di-
Ionosfer Ionosfer
lakukan dengan roket namun kini yang
umum adalah pemancaran gelombang radio. Misalnya, penggunaan radar
Selain cahaya tampak, Matahari juga memancarkan sinar
ionosfer atau ionosonda. Ionosonda
ultraviolet (UV) yang semakin banyak dengan kejadian lare.
memancarkan frekuensi 3 – 30 MHz
Radiasi UV inilah yang memunculkan proses fotoionisasi
ke ionosfer. Oleh ionosfer, frekuensi
(ionisasi oleh cahaya) di bagian atas atmosfer. Sinar UV akan
tertentu akan dipantulkan kembali ke
ionosonda. Oleh ionosonda, frekuensi
mengionisasi molekul-molekul di sana sehingga terbentuk-
lah bagian atmosfer yang berisi ion-ion posiif dan elektron. balik akan direkam. Bagian atmosfer inilah yang disebut ionosfer.
Variasi harian dan lapisan ion- Variasi musiman dan variasi ter- osfer Aurora hadap siklus Matahari
Dalam kondisi harian, ionosfer
Tidak hanya rotasi Bumi, ionosfer
terpengaruh oleh rotasi Bumi. juga dipengaruhi oleh pola musi-
Lapisan F ionosfer
Pada siang hari, saat pancaran
man dan siklus Matahari. Untuk
(>120 atau 140 km),
radiasi Matahari maksimum, pemantul gelombang pola musiman, lapisan D, E, dan
radio HF
terbentuk empat bagian lapisan
F1 mencapai kerapatan elektron
Ionosonda
ionosfer, yaitu lapisan F2, F1,
teringgi pada musim panas, se-
E, dan D yang masing-masing
dangkan lapisan F2 mencapai Cahaya malam
berurutan dalam keinggian.
Pada malam hari, dengan idak adanya Pada malam hari, rekombinasi,
kerapatan elektron teringgi
cahaya Matahari, ion-ion di lapisan ion- kebalikan proses ionisasi, lebih
pada musim dingin. Saat puncak
osfer bagian bawah cenderung kembali terjadi di lapisan bawah ion- elektron semua lapisan ionosfer
akivitas Matahari, kerapatan
membentuk molekul netral. Elektron- osfer (lapisan E dan D) serta
Termosfer
elektron akan menumbuk ion-ion lapisan F1 bergabung dengan ivitas Matahari menurun, kera-
meningkat. Sebaliknya, saat ak-
posiif yang kemudian membentuk
Lapisan E ionosfer
F2 sehingga hanya ada satu la- patan elektron semua lapisan molekul atau atom netral tak stabil.
(90-120 atau 140 km)
pisan ionosfer, yaitu lapisan F. ionosfer menurun.
Proses ini disebut rekombinasi. Seba- gian energi hasil reaksi rekombinasi dalam bentuk cahaya tampak yang
Aurora
lemah (merah atau hijau). Cahaya ini
disebut airglow yang warnanya me-
Lapisan D ionosfer
nunjukkan molekul penyusun suatu la-
(50-90 km)
pisan ionosfer dan keinggiannya.
Meteor terbakar
di mesosfer
Mesosfer
Ionosfer
Lapisan ozon di stratosfer
Statosfer
Pendaran cahaya hijau
Lapisan D
airglow menunjukkan hasil
menghilang
rekombinasi atom oksigen di lapisan D ionosfer
Lapisan F
Lapisan E
Troposfer
Lapisan F bergabung
19 hampir menghilang
saat malam
Ionosfer terdiri atas beberapa lapisan Adanya lapisan pemantul gelombang radio di atmosfer membuat para ilmuwan semakin
Sejarah Penelitian Sejarah Penelitian
penasaran ingin mengetahui lebih jauh la- pisan tersebut. Di antaranya adalah Edward Appleton yang pertama kali mengembang- kan ionosonda pada tahun 1924. Dari saat
Ionosfer Ionosfer
itulah, diketahui adanya ionosfer. Setahun
Kendai ionosfer memang dihasilkan dari atmosfer
setelah pengembangan ionosonda, Appleton
atas yang berinteraksi dengan sinar UV, namun pe- menemukan adanya lapisan pemantul yang
lain, yaitu lapisan F ionosfer.
neliian adanya ionosfer bukan berawal dari peneli- ian tentang ionisasi molekul atmosfer oleh sinar UV. Peneliian ionosfer diawali dengan ditemu- kannya teori dan perilaku gelombang elektro- magneik, serta komunikasi nirkabel dengan
gelombang radio.
Model 3-D ionosfer secara global
Atas jasanya, Appleton dianugerahi Nobel pada
Penemuan gelombang radio
tahun 1947
Pada tahun 1820, Hans Chrisian Oersted, seorang ilmuwan Denmark,
Ionosfer hari ini
Peneliian tentang ionosfer saat ini sangat
memperlihatkan jika seutas kawat dialiri
pening karena lapisan ini merupakan media magnet. Eksperimen Oersted membuki- perambatan bagi sinyal-sinyal komunikasi
arus listrik akan dapat menimbulkan medan
kan medan listrik menyebabkan medan mag-
Penemuan lapisan pemantul
satelit dan radio. Tidak hanya ionosonda, ra-
net. Tahun 1864, James Clerk Maxwell secara
Tertarik dengan apa yang dilakukan dar, roket, dan satelit sekarang digunakan
matemais mengemukakan teori radiasi elektro-
Marconi, Oliver Heaveside dan Arthur untuk mendukung peneliian ionosfer. Ini ka-
magneik dan adanya gelombang radio. 23 tahun
Kennelly melakukan peneliian lebih rena kondisinya selalu berubah atau dinamis.
kemudian, isikawan Jerman, Heinrich Hertz, mem-
lanjut tentang adanya lapisan peman- Radar ionosfer seperi riometer dan incoher- tul gelombang radio di atmosfer. Tahun ent scater radar berguna mengamai absorp-
Hans Chrisian Oersted
bukikan teori Maxwell. Hertz dapat mengaplikasikan teori Maxwell bagaimana menghasilkan dan menerima
1902, mereka membukikannya. Atas si, kerapatan, suhu, dan komposisi ionosfer.
jasa mereka, lapisan ini dinamakan Satelit digunakan untuk mengetahui struktur lapisan Kennely-Heaviside yang dike- dan dinamika ionosfer. Saat ini, ionosfer pun
gelombang radio serta perilakunya.
mudian hari dikenal sebagai lapisan E Komunikasi jarak jauh sudah dimodelkan dalam 3-D.
ionosfer. Temuan Hertz tentang gelombang radio kemudian di-
manfaatkan oleh Guglielmo Marconi, seorang Italia
Gelombang frekuensi sangat inggi keluar dari atmosfer
yang lahir 25 April 1874, untuk komunikasi tanpa kabel/
Sebelum dipantulkan
wireless). 12 Desember 1901, Marconi berhasil kembali, gelombang
nirkabel (
frekuensi inggi
memancarkan sinyal gelombang radio melintasi lautan
Gelombang frekuensi
melewai ionosfer
Atlanik dari Cornwall (Inggris) ke St. John’s, Newfound-
rendah dipantulkan
land (Kanada) yang berjarak 3380 km. Dari keberhasilan- kembali nya itu, Marconi membukikan bahwa sinyal gelombang “lom
Ionosfer patan ” Atas jasanya, Marconi dianugerahi
radio mengalami pemantulan melalui atmosfer terlebih
Nobel pada tahun 1909
dahulu sebelum diterima oleh penerima gelombang.
Airglow Imager Peralatan airglow imager yang kini di- operasikan di Kototabang merupakan hasil kerjasama LAPAN dengan Uni-
Penelitian Ionosfer di Indonesia Penelitian Ionosfer di Indonesia
versity of Kyoto, Jepang untuk menga-
Ionospheric Scinillaion Monitor (ISM)
mai perilaku atmosfer atas. Alat ini
Peneliian ionosfer dimulai LAPAN sejak tahun 1975 yang pada saat
ISM adalah peralatan pengamatan un-
termasuk alat pengamat atmosfer atas
itu masih berupa kajian. Selanjutnya, peneliian berkembang dengan
tuk peneliian sinilasi ionosfer. Peng-
secara opik. Hasil dari alat ini adalah
pengadaan alat pemantau ionosfer yang disebut ionosonda. Stasiun
amatan dan peneliian efek sinilasi
data gelombang gravitasi yang menun-
pertama didirikan di Pameungpeuk yang mengoperasikan ionosonda
ionosfer menggunakan ISM sangat ber-
jukkan adanya transfer energi di dae-
verikal dan ionosonda drit. Selain di Pameungpeuk, saat ini ionosonda
manfaat dalam studi geodinamik, sur-
rah atmosfer atas. Selain itu, alat ini
verikal juga telah dioperasikan di Biak, Ponianak, Menado, dan mengamai komposisi molekul-molekul Kototabang. di ionosfer bawah dengan menangkap
vei, pemetaan dan lain-lain.
cahaya-cahaya dari lapisan tersebut. Ionosonda
Terdapat iga jenis ionosonda yang dimi- CADI dioperasikan
CADI dioperasikan
CADI dioperasikan
di Ponianak (-0.03 °, 109.33°)
di Menado (1.48 °, 124.85°)
di Biak (-1.0°,136.0°)
liki oleh LAPAN, yaitu IPS-51, IPS-71, dan CADI. IPS-51 dan IPS-71 adalah ionosonda buatan Australia, sedangkan CADI (Cana- dian Advanced Digital Ionosonde) buatan Kanada. Keiga ionosonda beroperasi se- lama 24 jam dengan memancarkan gelom- bang HF (1–22,6 MHz) seiap 15 menit.
Jangkauan pancaran gelombang kedua ekuator ionosonda ini hingga keinggian 90-600 Airglow imager
dioperasikan di Kotota-
km.
bang (-0.3 °, 100.35°)
Radar MF (Medium Frequency) Peralatan MF-Radar bekerja pada frekuen- si 1,98 MHz ini digunakan untuk peneliian pola aliran udara atau angin netral pada lapisan mesosfer dan termosfer di keing- gian 60–100 Km (lapisan D dan E ionosfer) di atas ekuator. Radar ini digunakan untuk
studi dinamika atmosfer atas.
IPS-71 dioperasikan
IPS-51 dioperasikan
Saat ini, peralatan pengamatan ionosfer dioperasikan di
di Sumedang (-6.91 °, 107.83°)
di Pameungpeuk (-7.65 °, 107.96°)
berbagai stasiun pengamatan milik LAPAN
Radar VHF Sistem komunikasi radio HF
TEC Meter
Radar VHF LAPAN termasuk jenis
Sistem komunikasi radio HF digunakan
Total Electron Content (TEC) meter
radar MST (mesosfer-stratosfer-
untuk menguji keberhasilan perambat-
dioperasikan untuk mengetahui ka-
termosfer). Radar ini dapat dipakai
an gelombang radio melalui ionosfer.
rekterisik ionosfer memanfaatkan
untuk peneliian iregularitas atau
Ada dua hal pening yang ingin dicapai
teknologi GPS yang relaif lebih handal
keidakteraturan ionosfer pada la-
dengan sistem komunikasi radio HF
daripada radiosonda atau balon. Pe-
pisan E dan F seperi fenomena Es (E
ini, yaitu untuk menguji hasil prediksi
neliian TEC terkini sudah diaplikasikan
Sporadis) dan ESF ( Equatorial Spread
frekuensi dan digunakan sebagai sara-
ke dunia penerbangan, geodesi, dan
F ), serta peneliian VHF-TEP (Very
na pengiriman data hasil pengamatan
navigasi khususnya informasi koreksi
High Frequency-Trans Equatorial Pro-
peralatan yang terdapat di stasiun-sta-
posisi pengguna GPS.
pagaion) di daerah ekuator.
siun LAPAN ke Pussainsa, Bandung.
Mengamati Ionosfer Mengamati Ionosfer
Elektron-elektron di masing-masing lapisan ionosfer memilki frekuensi osilasi tertentu yang bergantung pada kerapatan elektronnya. Gelombang radio yang frekuensinya sama dengan frekuensi osilasi elektron di suatu lapisan ionosfer akan dipantulkan oleh elektron-elektron di lapisan
tersebut, sedangkan gelombang radio yang frekuensinya lebih rendah akan diserap dan gelombang radio yang frekuensinya lebih inggi akan diteruskan. Sifat lapisan ionosfer inilah yang kemudian digunakan oleh penelii ionosfer untuk memahami karakterisiknya.
Sinyal GPS Satelit GPS yang berguna untuk navigasi oleh penelii ionosfer
dapat dijadikan perangkat un- tuk memahami ionosfer. Sinyal gelombang radio satelit GPS akan me-ngalami pembiasan dan pe- rubahan intensitas keika mele-
wai ionosfer sebelum akhirnya diterima oleh penerima sinyal GPS di Bumi. Perubahan yang terjadi pada sinyal GPS inilah yang digu- nakan oleh penelii ionosfer untuk mempelajari kondisi ionosfer.
Total Electron Content (TEC) Perubahan yang terjadi pada sinyal GPS ke- ika melewai ionosfer mengandung informasi kondisi ionosfer. Informasi tersebut adalah jum- lah atau kandungan elektron yang ada di ion- osfer. Kandungan elektron di ionosfer disebut total electron content (TEC). Sinyal GPS akan mengalami delay ime dan perubahan fase saat
melalui ionosfer. Kedua hal ini dapat diketahui dengan menggunakan TEC. Secara kuanitaif, TEC berari jumlah elektron dalam kolom veri- kal berbentuk silinder dengan penampang selu-
as 1 m 2 sepanjang lintasan sinyal dalam lapisan ionosfer pada keinggian sekitar 350 km. 1 TEC
Unit (TECU) sama dengan 10 16 elektron/m 2 . Pada
umumnya TEC berkisar antara 1 sampai 200 TECU.
Ionogram Ionosonda merupakan radar ionosfer yang menggunakan gelombang radio HF, yaitu 2–20 MHZ. Ionosonda meman- carkan gelombang dengan
frekuensi pada range tersebut secara verikal ke atas menuju ionosfer. Gelombang yang frek- uensinya sama dengan freku- ensi osilasi di suatu lapisan
ionosfer akan dipantulkan balik ke Bumi. Oleh ionosonda, frek- uensi yang terpantul dari ionos- fer akan direkam menjadi jejak frekuensi osilasi dan keinggian ionosfer. Jejak frekuensi osi- lasi dan keinggian ionosfer ini disebut ionogram. Dari iono- gram, penelii akan memper- oleh gambaran kondisi lapisan
ionosfer. Memodelkan ionosfer
Berdasarkan data frekuensi ter- inggi yang masih dapat dipan- tulkan di lapisan F2 (foF2) dan TEC di Indonesia dan seluruh stasiun ionosonda di dunia, penelii ionosfer LAPAN memo- delkan ionosfer di atas Indone- sia dan sekitarnya. Model ion- osfer yang dikembangkan ini berupa model nilai foF2 near-real ime un- tuk seiap jam. Selain itu, penelii ionosfer
LAPAN juga mengembangkan model predik- si frekuensi radio HF antara Jakarta dan ibu-
kota seluruh provinsi di Indonesia. Model nilai TEC Indonesia juga dikembangkan di LAPAN. Sama dengan model foF2, model TEC merupakan model near-real ime iap jam. Semua model ini dapat dilihat di situs htp://www.dirgantara-lapan.or.id.
Lanjutkan membaca “Efek Ionosfer” di halaman 27
Ionogram pada siang hari
Ionogram pada malam hari
Jejak frekuensi lapisan ionosfer di keinggian 100 km. Lapisan ini berari lapisan E ionosfer.
Jejak frekuensi lapisan ionosfer di atas keinggian 400 km. Lapisan ini berari lapisan F2 ionosfer.
Frekuensi teringgi yang masih dapat dipantulkan lapisan F2. Frekuensi ini disebut frekuensi kriis lapisan F2 (foF2). Frekuensi gelombang radio di atas foF2 akan diteruskan.
Jejak frekuensi lapisan ionosfer di atas keinggian 200 km. Lapisan ini berari lapisan F.
1000 km
50 km
proil kerapatan
elektron
iik tembus di lapisan ionosfer
satelit
Luas penampang
silinder = 1 m 2
Pengukuran elektron menggunakan TEC
Jejak frekuensi lapisan ionosfer di keinggian 200-350 km. Lapisan ini berari lapisan F1 ionosfer.
Lapisan ionosfer
Pengamat
Frekuensi (MHz)
Frekuensi (MHz)
Dampak Ketidakteraturan Lapisan Ionosfer
Dampak Ketidakteraturan Lapisan Ionosfer
Flare dan CME dengan intensitas besar jika mengarah ke Bumi akan berdampak pada kondisi magnetosfer dan ionosfer. Dampaknya di magnetosfer adalah badai magneik yang dian- taranya dapat merusak jaringan listrik. Di ionosfer, dampaknya
adalah perubahan atau dinamika kelistrikan dan kerapatan elektron di sana. Akibat dari dinamika ionosfer ini adalah
gangguan sistem teknologi komunikasi dan navigasi. Feno- mena inilah yang disebut efek ionosfer pada aplikasi gelom- bang radio.
Komunikasi radio HF Komunikasi radio high frequency/HF (3–30MHZ) memanfaatkan ionosfer se- bagai media pemantul dalam propagasi (perambatan) gelombangnya. Meskipun komunikasi ini terlihat sederhana, komu- nikasi radio HF harus selalu ada dalam sistem komunikasi suatu negara. Ini ka- rena komunikasi radio HF dapat berper- an dalam keadaan darurat. Komunikasi ini idak membutuhkan infrastruktur